Secara umum, organisasi ekonomi ini memiliki karakteristika (ciri-ciri) sebagai berikut:
|
|
- Liani Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CIRI-CIRI UMUM Oleh : A. Henriques M.Sc Koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial, yang ditumbuhkan dan dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat dengan maksud meningkatkan kemampuan dan kepentingan ekonomi dan sosial para anggotanya, dan ada gilirannya para anggota masyarakat secara keseluruhan. Secara umum, organisasi ekonomi ini memiliki karakteristika (ciri-ciri) sebagai berikut: Ia didirikan oleh sekelompok orang (sekurang-kurangnya: 20 orang) yang saling membutuhkan karena memiliki sekurang-kurangnya satu kepentingan ekonomi yang sama. Tiap anggota perorangan berusaha secara bersama-sama dalam suatu perusahaan bersama memperbaiki dan meningkatkan keadaan/kondisi ekonomi dan sosial. Ia didirikan atas dasar keinginan bersama dari para pendiri untuk menolong dirinya sendiri dalam kebersamaan (solidaritas) dan tekat untuk saling menolong; ia terbuka bagi setiap orang yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan yang ingin turutserta bekerja secara sukarela (keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka). Ia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berpijak pada prinsip-prinsip demokrasi, kebebasan, kedaulatan, kebersamaan dan kesejahteraan. Ia berusaha memenuhi dan memajukan kepentingan ekonomi dan sosial para anggotanya melalui penyatuan sumber daya, peningkatan efisiensi pengelolaan dan kegiatan ekonomi yang semakin besar. dibentuk OLEH ANGGOTA UNTUK ANGGOTA Melalui penyatuan sumber daya DARI ANGGOTA Tekad untuk menolong diri sendiri dan untuk melakukan aksi bersama secara tertib dan terarah merupakan faktor penggerak motivasi utama bagi keberhasilan suatu koperasi.
2 Koperasi menyatukan berbagi kepentingan pribadi para anggotanya dengan kepentingan-kepentingan kelompoknya, sehingga menjadi kekuatan pendorong bagi aksi-aksi kelompok yang menghasilkan kemanfaatan-kemanfaatan bagi para anggota kelompok tersebut. Ungkapan berikut ini memperlihatkan, apa yang tepat/sesuai dan apa yang tidak tepat/tidak sesuai pada suatu koperasi. Koperasi BUKAN untuk melayani kepentingan karitas BUKAN untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya MELAINKAN untuk melayani kebutuhan anggotanya STRUKTUR SUATU ORGANISASI Sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, setiap organisasi koperasi terdiri dari 2 komponen utama, yaitu : sebagai kelompok koperasi, dan sekaligus sebagai perusahaan koperasi, seperti terlihat pada bagan 1 berikut ini. Kelompok Koperasi = kelompok para anggota perorangan yang bergabung secara sukarela dalam suatu koperasi (perkumpulan orang dan bukan perkumpulan modal) Perusahaan Koperasi = perusahaan bersama, yang dijadikan sebagai alat bagi kelompok koperasi itu untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa serta berbagai jasa pelayanan yang diinginkan oleh para anggotanya. Anggota-anggota dari Kelompok Koperasi sebagai perkumpulan orang adalah milik perusahaan Koperasi. Sekaligus, dalam perusahaan ini mereka berperan sebagai pelanggan dan/atau rekanan (pemasok) yang menggunakan perusahaan koperasi sebagai perusahaan bersama bagi kepentingan dan kemanfaatan ekonomi sosial kelompoknya. Berpegang teguh pada identitasnya sebagai pemilik dan sebagai pelanggan dan/atau rekanan terdapat dua jenis hubungan antara Kelompok Koperasi dan Perusahaan Koperasi:
3 1. Kontribusi para anggota kelompok koperasi sacara perorangan, sebagai pemilik dari perusahaan koperasi, diwujudkan melalui ketertiban dan pertisipasi aktif dalam peroses pengambilan keputusan (Rapat Anggota); dalam kesediaan mengemban tugas-tugas sebagai anggota pengurus, pengawas dan komisikomisi yang dibentuk oleh rapat anggota; dalam mengikut sertakan modal dan sumbangan keuangan yang ditetapkan Bagan 1. Hakekat Koperasiyang bersifat Ganda KELOMPOK PERUSAHAAN bersama, dalam merencanakan, melaksanakan serta mengawasi seluruh tata kehidupan koperasi; agar perusahaan bersama itu mampu berfungsi secara efektif melayani kebutuhan para anggotanya sebaik-baiknya (kontribusi anggota). 2. Penyediaan dan penawaran berbagai jenis pelayanan dalam memenuhi kebutuhan barang dan/atau jasa bagi para anggota kelompok koperasi, sebagai pemakai/pelanggan/rekanan dari perusahaan koperasinya. Pengadaan sarana produksi dan/atau barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga dan kualitas yang bersaing; Pemasaran hasil-hasil produksi anggota dengan persyaratan-persyaratan jual beli yang menguntungkan; Penyediaan kesempatan, kemudahan dan bimbingan di bidang organisasi dan manajemen bagi unit-unit usaha dan bagi rumah tangga para anggotanya; semuanya itu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para anggotanya (promosi anggota).
4 Hubungan antara para anggota Kelompok Koperasi dan Perusahaan Koperasi dapat dilihat pada bagan 2. BAGAIMANAKAH CARA BERUSAHA? Cara kerja Koperasi melaksanakan kegiatan usahanya dapat ditunjukan dengan bantuan sebuah contoh sederhana seperti dijelaskan berikut ini. Bagan 2. Hubungan antara Partisipasi Anggota (sebagai Kontribusi Anggota) dan Promosi Anggota (sebagai wujud Pelayanan dari Perusahaan Bersama) PARTISIPASI KELOMPOK PERUSAHAAN PELAYANAN Ambilah contoh sebuah Koperasi Pertanian yang mengusahakan pengadaan sarana produksi pertanian dan pemasaran hasil produksi pertanian; ia didirikan oleh 20 petani kecil di desa Curakrakal, Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti pada koperasi-koperasi yang lain, Koperasi Pertanian ini memiliki 2 komponen yang saling berkaitan yaitu:
5 1. Kelompok Koperasi = Perkumpulan Petani 2. Perusahaan Koperasi = Organisasi pengadaan dan pemasaran bersama dari dan untuk para petani. Dalam kasus ini, Perusahaan Koperasi berperan sebagai organisasi bisnis / ekonomi, yang berfungsi melakukan pengadaan sarana produksi pertanian dan pemasaran hasil-hasil produksi pertanian secara bersama-sama bagi unit-unit usaha dan / atau rumah tangga para anggota Perkumpulan Petani yang bersangkutan. Fungsi tersebut dilakukan dengan cara: - mengumpulkan hasil-hasil produksi para anggotanya (misalnya: pisang dan pepaya) dan memasarkannya (penawaran) dan - menyatukan seluruh kebutuhan (permintaan) para anggotanya dan membeli secara besarbesaran sarana produksi pertanian (misalnya: pupuk, obat-obatan, alat pembasmi hama, bibit, peralatan / perangkat kerja) dan barang-barang kebutuhan hidup para petani beserta anggota keluarganya (permintaan). BAGAN 3 : PENYATUAN PENAWARAN DALAM RANGKA MEMPERBESAR VOLUMA PENJUALAN UNTUK MEMPERKUAT POSISI TAWAR SEBAGAI PENJUAL. Petani hasil jumlah jumlah penjual produksi (kg) penjualan/penawaran Achmad pisang 100 Bejo pepaya 150 pisang 50 perusahaan koperasi Chairul pisang 200 Dadang pepaya 170 pisang 1125 kg Endang pepaya 300 pepaya 1120 kg Fachri pisang 550 pepaya 375 Gumarang pisang 225 Pepaya
6 Dengan mengumpulkan/menampung seluruh hasil panen pisang dan pepaya dari semua anggota kelompok koperasinya, Perusahaan Koperasi itu menjadi produsen besar pisang dan pepaya; dengan cara kerja seperti ini koperasi pertanian tersebut memiliki posisi tawar menawar yang lebih kuat, yang pada gilirannya mampu untuk menetapkan persyaratan-persyaratan penjualan di pasar pisang dan pepaya, ketimbang kedudukan dan kemampuan petani pisang dan pepaya secara perorangan. Tiap petani pisang dan papaya secara perorangan dapat menghemat waktu, tenaga, biaya pengangkutan dan sebagainya, jika pemasaran pepaya dan pisang itu dilakukan secara bersama oleh perusahaan koperasi sebagai perusahaan bersamanya. Pada saat yang sama, perusahaan koperasi itu dapat berperan sebagai konsumen besar pada perusahaan-perusahaan penghasil sarana produksi pertanian, karena membeli dalam jumlah besar seluruh kebutuhan sarana produksi pertanian bagi para anggotanya, seperti pupuk, obat-obatan, alat pembasmi hama, bibit, peralatan kerja, barang-barang kebutuhan hidup petani dan keluarganya. Dengan cara ini pula Koperasi dapat bertindak sebagai konsumen besar, yang memiliki posisi tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat memaksakan persyaratan pembelian yang lebih menguntungkan, ketimbang anggota secara perorangan (lihat bagian 4 berikut ini). Penyatuan seluruh kebutuhan para angggota kelompok koperasi menjadi satu permintaan perusahaan koperasi memperkuat posisi tawar menawar bagi setiap petani pisang dan pepaya dalam pengadaan sarana produksi pertanian dan barangbarang kebutuhan sehari-hari para petani dan keluarganya. Beberapa ungkapan yang sangat tepat menggambarkan aksi bersama di kalangan para anggota koperasi itu : - satu jari saja tidak akan kuat untuk mengangkat sesuatu. - anda dapat mematahkan sebatang korek api, namun anda tidak mudah mematahkan semua korek api dalam dos korek api sekaligus. - Anda dapat mematahkan sebatang lidi dengan mudah namun anda tidak mudah mematahkan satu sapu lidi;
7 BAGAN 4 : PENYATUAN PERMINTAAN DALAM MEMPERBESAR VOLUMA PEMBELIAN UNTUK MEMPERKUAT POSISI TAWAR MENAWAR SEBAGAI PEMBELI. Petani sarana jumlah jumlah pembelian (pembeli) produksi (satuan) /permintaan Ahmad bibit 10 NPK 20 Furadan 5 beras 50 Bejo bibit 15 UREA 50 NPK 10 beras 50 perusahaan kopi 15 koperasi Chairul pacul 20 bibit 10 UREA 30 bibit 207 kg NPK 15 NPK 135 kg gula 30 Furadan 35 kg Dadang bibit 7 UREA 330 kg Furadan 15 beras 275 kg NPK 15 kopi 40 kg beras 75 pacul 75 bh gula 100 gula 180 kg Endang bibit 30 pacul 3 beras 100 gula 50 kopi 25 Fachri bibit 125 NPK 75 UREA 250 Gumarang pacul 25 bibit 10 Furadan 15
8 Sebagai mahluk hidup, setiap orang akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Sebagai anggota masyarakat, ia memiliki berbagai kesamaan kebutuhan dan kepentingan ekonomi-sosial dengan anggota masyarakat yang lain. Dan, sebagai mahluk sosial, ia akan berusaha secara sukarela dengan sesamanya memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, karena ia menyadari bahwa sebagai orangperorangan ia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya dengan kekuatannya sendiri. Diantara sesama anggota masyarakat akan timbul keinginan untuk berusaha bersama secara sukarela dalam kelompok-kelompok (kelompok swadaya/kelompok koperasi) guna memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Upaya-upaya pemenuhan kebutuhan itu dilakukan melalui perusahaan bersama, yaitu perusahaan koperasi. Untuk mewujudkan upaya-upaya tersebut dalam rangka menunjang kegiatan para anggotanya (Promosi Anggota), perusahaan koperasi pada organisasi yang didirikan oleh para konsumen (koperasi konsumsi) memiliki cara kerja yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya dan dalam mencapai tujuantujuannya, dibandingkan dengan perusahaan koperasi pada organisasi simpan pinjam (koperasi kredit), organisasi pengadaan dan pemasaran (koperasi pembelian dan penjualan) atau organisasi pemilikan rumah (koperasi perumahan). Contoh-contoh berikut ini memperjelas uraian tersebut: Jenis koperasi KONSUMSI KREDIT PENGADAAN DAN PEMASARAN/ PEMBELIAN DAN PENJUALAN: Upaya peningkatan pelayanan dalam menunjang unit usaha dan/atau rumah tangga para anggotanya mengamankan daya beli yang terdapat dalam pendapatan para anggotanya menjamin persediaan kuantitas dan mutu barangbarang kebutuhan anggotanya. merangsang daya upaya pengerahan dan pemupukan simpanan (modal/dana) dan menawarkan kemungkinan-kemungkinan dan kemudahan-kemudahan dalam memperoleh pinjaman (dana/modal) serta pelayanan-pelayanan perbankan. memperkuat posisi tawar daripada anggotanya, baik sebagai produsen hasil-hasil produksinya maupun sebagai konsumen sarana produksi dan barang-barang kebutuhan hidupnya membuka dan mengamankan jaringan pengadaan barang modal dan barang konsumsi serta pasar pelemparan hasil produksi.
9 PERUMAHAN menyediakan rumah tinggal yang layak dengan harga atau sewa yang wajar agar para anggota yang memiliki pendapatan yang terendah juga mampu membayar dan memiliki rumah tinggal sendiri. Koperasi yang diorganisasi secara efektif dan dikelola secara efisien memungkinkan para anggotanya: - memperoleh kemanfaatan ekonomi, karena skala ekonomi (economies of scale) atau karena penghematan biaya (biaya pengangkutan, biaya penyimpanan dan sebagainya) - memperoleh kemanfaatan melalui penyatuan permintaan para anggota akan berbagai sarana produksi dan barang-barang kebutuhan hidupnya, karena pembelian yang dilakukan dalam jumlah besar, dapat memaksakan persyaratanpersyaratan pembelian yang menguntungkan, ketimbang pembelian dalam jumlah kecil (pembelian eceran) oleh para anggota secara sendiri-sendiri. KERJASAMA ANTARA SESAMA SECARA BERJENJANG- JENJANG DALAM RANGKA MEMPERKUAT POSISI TAWAR PARA ANGGOTA Di lingkungan Gerakan Koperasi, upaya-upaya untuk memperkuat posisi tawar (bargaining position) para anggota koperasi dilakukan secara bertahap dan berjenjang, dari bawah ke atas, dari pasar lokal sampai ke pasar internasional, sesuai dengan kebutuhan Gerakan Koperasi yang bersangkutan dalam rangka memenuhi kebutuhan barang dan jasa para anggotanya. Pada umumnya, penjenjangan organisasi (hirarkhi organisasi) dalam tubuh Gerakan Koperasi mengikuti pola sebagaimana disajikan dalam bagan 5 berikut ini. Orangperorangan bergabung dan menjadi anggota pada organisasi/lembaga koperasi ditingkat pertama, yang disebut Koperasi Primer (Disadur dari buku KOPERSI Gagasan Umum, Prinsip-Prinsip dan Praktek Koperasi di susun oleh A. Henriques M.Sc)Tahun 1992
Koperasi 1
1 Koperasi Outline Materi Materi 1: Fungsi dan Peran Koperasi Secara Umum Materi 2: Landasan Koperasi di Indonesia Materi 3: Fungsi Koperasi di Indonesia Materi 4: Prinsip Koperasi Menurut Rochdale Materi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengertian Koperasi Menurut Sri Edi Swasono dalam Sudarsono dan Edilius (2005) secara harfiah kata Koperasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciKONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan
KONSEP DASAR PERKOPERASIAN 1. Pendahaluan Selama ini diketahui bahwa perkembangan Koperasi dan peranannya dalam perekonomian nasional belum memenuhi harapan, khususnya dalam memenuhi harapan sebagai sokoguru
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan
Lebih terperinciMANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI
MANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI PENGANTAR Anggota koperasi adalah aset/kekayaan sumber daya manusia koperasi yang sangat penting. Identitas ganda anggota koperasi sebagai pemilik dan pelanggan akan menentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerjasama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan UU No 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Serta Proyeksinya 5.1.1.1 Produksi Produksi rata - rata ubi kayu di sampai dengan tahun 2009 mencapai
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Koperasi Pengertian Koperasi
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerjasama. Dalam ilmu ekonomi, koperasi adalah perkumpulan yang
Lebih terperinciJenis Sistem Ekonomi
Jenis Sistem Ekonomi 1. Sistem Ekonomi Pasar Perekonomian yang kegiatannya dikendalikan sepenuhnya oleh interaksi anatar pembeli dan penjual di pasar 2. Sistem Ekonomi Campuran Sistem Ekonomi pasar yang
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Kemitraan Definisi kemitraan diungkapkan oleh Hafsah (1999) yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. pegawai Pemerintah Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Wastukencana No.5
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada pelaksanaan kerja praktek yang penulis lakukan pada Koperasi pegawai Pemerintah Kota Bandung yang berlokasi di Jl. Wastukencana
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Koperasi dibentuk oleh kelompok-kelompok orang yang mengelola. keberhasilan koperasi tidak hanya cukup dengan
BAB TINJAUAN PUSTAKA II 2.1 Partisipasi dan Manfaat Koperasi Tujuan utama mendirikan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota khususnya dan masyarakat daerah sekitar pada umumnya.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan
TINJAUAN PUSTAKA Koperasi Unit Desa (KUD) Pembangunan masyarakat di perdesaan turut mempercepat tingkat kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan berdasarkan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian, kerja sama ini terjadi karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Mereka bersama sama mengusahakan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster
43 Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Klaster 44 Lampiran 1 Usahatani Jahe Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam Petani Non Klater 45 Lampiran 2. Output Karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dewasa ini banyak badan usaha yang berdiri di tengah-tengah pertumbuhan ekonomi, misalnya perusahaan negara, perusahaan swasta lainnya.
Lebih terperinciEkonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Koperasi Ttani Sari Ngaglik sebagai pusat pelayanan perekonomian untuk menyalurkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul
Lebih terperinciDASAR-DASAR KOPERASI
DASAR-DASAR KOPERASI Bab 1 dari Buku Dasar-Dasar Manajemen Koperasi Kredit (Credit Union) Disalin dan ditata letak oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan Pusat Koperasi Kredit Bali Artha Guna www.puskopditbag.org
Lebih terperinciSKRIPSI WINARSIH B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA JUMLAH ANGGOTA DAN JUMLAH PENJUALAN DENGAN PEROLEHAN SISA HASIL USAHA PADA PUSAT KOPERASI WARIS Disusun Oleh : SOFYAN ZAINUDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si
BAB. X. JARINGAN USAHA OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si SEBAGAI EKONOMI RAKYAT Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Kakao (P4MI) Wednesday, 04 June :07 - Last Updated Tuesday, 27 October :46
Penentuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.
Lebih terperinciVII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,
Lebih terperinciMASALAH POKOK ILMU EKONOMI
MASALAH POKOK ILMU EKONOMI Dalam kehidupan sehari-hari individu, perusahaan dan masyarakat menghadapi persoalan bersifat ekonomi-à bagaimana membuat keputusan tentang cara yang terbaik melakukan kegiatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 49/12/51/Th.III, 1 Desember 2009 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2009 NILAI TUKAR PETANI BALI MENINGKAT 0,29 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil ikan tangkapan, mereka lalu mencoba menjual sendiri kepada konsumen setempat melalui cara barter atau dengan nilai
Lebih terperinciBUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.
Lebih terperinciTATA CARA PENDIRIAN KOPERASI
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI PERSIAPAN PEMBENTUKAN Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN
Jenis Koperasi DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 KATA PENGANTAR Persoalan menyangkut tata kehidupan koperasi
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing
14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen
Lebih terperinciKOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc
KOMPONEN AGRIBISNIS Rikky Herdiyansyah SP., MSc KOMPONEN AGRIBISNIS Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa mengetahui tentang komponen agribisnis Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan pembahasan
Lebih terperinciUjian Akhir Nasional Tahun 2004 Ekonomi
Ujian Akhir Nasional Tahun 2004 Ekonomi UAN-SMA-04-01 Cahaya matahari, udara, sabun cuci, gula pasir adalah contoh kebutuhan manusia... A. menurut sifatnya B. menurut intensitasnya C. berdasarkan subjeknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan mata pencaharian pokok dan kunci pertumbuhan yang mantap untuk perekonomian secara keseluruhan bagi negara yang sedang berkembang. Pertanian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan 12 varietas yang akan dilakukan oleh 10 kabupaten yang sentra produksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Padi A. Varietas Padi Untuk meningkatkan produksi beras di Provinsi Sumatera Utara diperlukan benih yang unggul, untuk saat ini benih disosialisasikan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5355 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi menurut etimologi berasal dari bahasa Inggris, co yang berarti bersama dan operation yang berarti usaha, koperasi berarti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Usaha Koperasi 1. Pengertian dan Dasar Hukum Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal 1 Ayat 1, pengertian koperasi adalah badan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertanian sayur di Desa Nanggerang yang berkembang mulai tahun 1990- an memang tidak berlangsung lancar begitu saja, terdapat kendala-kendala yang dihadapi para petani
Lebih terperinciOleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung
APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA KOPERASI? (All about Cooperation) Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung KONSEP DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan itu disebabkan karena kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Hal
Lebih terperincia. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.
AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 melaksanakan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA
Lampiran 1 Questioner ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA 1. Pertanyaan dalam Kuisioner ini tujuannya hanya semata-mata untuk penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan Daerah Riau mengacu l<epada Lima Pilar. ekonomi kerakyatan akan difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan Daerah Riau mengacu l
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, terdapat beberapa bentuk badan usaha. Badan usaha sendiri dapat didefinisikan kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian tetap menjadi tumpuan harapan tidak hanya dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan
Lebih terperinciBAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN
BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang
Lebih terperinciKOPERASI. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Pertumbuhan manusia sekarang ini semakin bertambah bahkan
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan manusia sekarang ini semakin bertambah bahkan berkembang pesat, dan dengan kemajuan yang signifikan ini manusia membutuhkan banyak hal untuk menunjang
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM
BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1 Definisi hutan rakyat Definisi Hutan rakyat dapat berbeda-beda tergantung batasan yang diberikan. Hutan rakyat menurut Undang-undang No. 41 tahun 1999
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bauran Pemasaran 2.2. Unsur-Unsur Bauran Pemasaran Strategi Produk
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya
48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan
Lebih terperinciPerbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:
Overview Koperasi 1 Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 ayat
Lebih terperinciPUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M.
PUSTAKA ELEKTRONIK YAYASAN ENAMGE UNTUK PRAKTISI MANAJEMEN S.D.M. UU 25/1992 ttg PERKOPERASIAN Acuan Informasi Tanpa Tuntutan Dikinikan: 11 Juni 2004 IP Umum Rekrutmen K-3 PP-KKB-PK-Konvensi TK Wanita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis. Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 45/11/51/Th. IV, 5 Nopember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2010, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,33 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Oktober
Lebih terperinciKONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006
KONSTRUKSI KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2006 Ringkasan Eksekutif 1. Konstruksi dasar kebijakan subsidi pupuk tahun 2006 adalah sebagai berikut: a. Subsidi pupuk disalurkan sebagai subsidi gas untuk produksi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai
PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPendahuluan. Pengertian
Pendahuluan Pemerintah telah bertekad untuk melakukan langkah dan kebijaksanaan strategis, agar perekonomian nasional dapat semakin tumbuh dan berkembang secara wajar dan proporsional. Komitmen tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencarian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kehidupan koperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab bagi masyarakat Indonesia hidup berkoperasi berarti membangun perekonomiannya. Pemerintah merupakan
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN MENDASARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis LOUR var) MELALUI TENGKULAK (Studi Kasus Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan nasional diwujudkan dalam pembangunan di berbagai bidang dengan titik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Koperasi merupakan badan hukum sekaligus badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia, koperasi menjadi salah satu tulang punggung dan wadah perekonomian bagi rakyat. Asas kekeluargaan
Lebih terperinciUniversitas Gunadarma BAB I PENDAHULUAN. Pengantar Bisnis
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Usaha di definisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam mengelola faktor-faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Pengertian lain Badan usaha dalam
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan nasional pada saat ini dititikberatkan pada pembangunan ekonomi, karena bidang ekonomi merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dalam mendorong pembangunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini akan menjelaskan mengenai pengertianpengertian yang mendasar mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam, tinjauan pustaka ini penulis
Lebih terperinciVII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT
55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN PETANI DAN KOMODITAS PERTANIAN JAGUNG DAN KEDELAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 41 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN
Lebih terperinciOptimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional
Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional I. LATAR BELAKANG Wacana kemiskinan di Indonesia tetap menjadi wacana yang menarik untuk didiskusikan dan dicarikan solusi pemecahannya.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang
Lebih terperinciVI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA
VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas
Lebih terperinciUNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG USAHA KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu produk (barang, jasa dan lain-lainnya), merupakan kesempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan zaman kerap kali di ikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas yang di lakukan masyarakat pada berbagai segi kehidupan. Semakin meningkatnya jumlah kebutuhan
Lebih terperinci