GENETIKA KLINIK I. GENETIC TRANSFORMATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GENETIKA KLINIK I. GENETIC TRANSFORMATION"

Transkripsi

1 GENETIKA KLINIK I. GENETIC TRANSFORMATION (Penurunan-sifat Herediter). Gregor Johann Mendel. dr. Kamajaya,MSc,SpAnd. Bagian Biologi FK-USU, M e d a n.

2 1. GENETIKA PENURUNAN SIFAT HEREDITER. Gregor Mendel pertama kali meletakkan dasar-dasar penurunan sifat melalui pengamatannya thd tumbuhan sweat-pea (Pisum sativum) sekitar abad ke-xvi. Sifatsifat herediter yang diturunkan berdasarkan Hukumhukum Mendel disebut Inheritansi Mendel. Johanssen seorang ahli botani memberi nama Gene untuk faktor Mendel. Gen inilah yang berfungsi sebagai pembawa sifat herediter yang diturunkan kepada turunan. Ada 3 hal utama yang ditentukan dari 2 Hukum Mendel, yakni : 1. Inheritansi unit : sepasang sifat dapat dibawakan oleh pasangan faktor. Pasangan faktor yang sama disebut pasangan faktor homozigot, dan bila anggota pasangan faktor berbeda disebut heterozigot. 2. Segregasi : setiap individu akan membawa 2 faktor untuk setiap pasang sifat herediter. Hanya 1 faktor saja yang diturunkan pada turunan nya dalam tiap kali persilangan. 3. Free-assortment (ketergantungan-bebas) : Setiap pasangan faktor membawa sifat tertentu dan tidak dipengaruhi oleh efek herediter pasangan faktor lainnya.

3 PENURUNAN SIFAT HEREDITER. Penurunan sifat herediter (Genetika transformasi) adalah cabang genetika yang mempelajari cara-cara penurunan sifat/penyakit/cacat herediter. Penurunan sifat secara umum terbagi atas 2 bentuk, yakni : 1. Mendelian Inheritansi Monohiybrid inheritansi Dihybrid inheritansi Trihybrid inheritansi 1.4. Multihybrid inheritansi. 2. Non-Mendelian Inheritansi Inheritansi dominansi inkomplit Inheritansi intermedier Inheritansi gen-berganda Inheritansi epistasis Inheritansi alel-berganda 2.6. Inheritansi sehub. dgn perbedaan jenis kelamin Sex influenced characters Sex limited characters Sex-linked characters.

4 1. INHERITANSI MENDEL. A. Hipotesa Mendel Sepasang sifat dibawakan oleh sepasang faktor. Anggota pasangan faktor, satu dominan thd alel nya. Kedua anggota pasangan faktor terpisah dalam dua gamet yang berbeda. B. Kaidah Mendel. Kaidah Mendel-I. Bila dipersilangkan sepasang individu dgn sepasang sifat alternatif, maka pd turunan-i akan muncul sifat yg dominan, dan pd turunan-ii sifat yg dominan dan recesif diturunkan dlm perbandingan 3 : 1. Kaidah Mendel-II. Bila dipersilangkan sepasang individu dengan dua pasang sifat alternatif atau lebih, maka setiap pasang sifat diturunkan tidak tergantung satu dgn yang lain. Batasan / kriteria Mendel : 1. Setiap sifat herediter dibawakan oleh sepasang faktor. 2. Anggota pasangan faktor satu dominan thd alel nya. 3. Setiap ppasang sifat diturunkan tidak tergantung satu dgn lain nya (free assortment).

5 MENDELIAN INHERITANCES. A. Monohybrid. P. Black X White F2. BB bb G1. B b F1. Bb (Black) G2. B - b Black F2.ratio = Black : White = 3 : 1. B b B b BB Black Bb Bb Black Bb Whit e

6 B. Mendelian dihybrid P. Black-short X White-long BBSS bbss G1. BS bs F1. BbSs (Black-short) G2. BS Bs bs - bs F2. BS Bs bs bs BS BBSS BBSs BbSS BbSs Bs BBSs BBss BbSs Bbss bs BbSS BbSs bbss bbss bs BbSs Bbss bbss bbss F2. ratio = Bl-sh : Bl-Lg : Wh-sh : Wh-lg = 1 : 3 : 3 : 1.

7 PEDIGREE. 1 ST GENERATION 2ND GENERATION 3 RD GENERATION Propositus /proband Carrier heterozygote 4 RD GENERATION

8 PEDIGREE INHERITANSI MENDEL AUTOSOMAL DOMINAN

9 TRANSMISSION GENETICS. 1. Mendelian Genetics. Autosomal dominant. Contoh : porphyria, brachydactyly, osteogenesis imperfecta. Bentuk homozigot dan heterozigot akan defek. Suami defek homozigot, isteri normal Suami defek heterozigot, isteri normal Suami defek heterozigot, isteri defek heterozigot Defek homozigot Defek heterozigot Normal.

10 INHERITANSI DOMINAN AUTOSOMAL. Sifat yang manifest pd heterozigot. Umumnya terjadi krn mutasi kode-gen utk struktur protein diturunkan dominan dan akan diturunkan ke banyak generasi dlm keluarga. Misalnya : porphyria, brachydactyly, osteo-genesis imperfecta. Terkadang dimunculkan dalam bentuk transmisi vertikal. Resiko genetik : Anak dgn penyakit autosomal dominan akan menurunkan nya pd 50% turunan nya; dan setiap anak turunan ini mempunyai kemungkinan mendapatkan penyakit ini pd 50% turunannya. Kesimpulan : 1. Penderita dapat mempunyai genotip homozigot ataupun heterozigot. 2. Penurunan sifat tidak tergantung jenis kelamin 3. Penderita heterozigot menurunkan sifat ini kpd sebagian anak nya, dan penderita homozigot menurunkan sifat ini ke semua anak-anak nya. 4. Penderita dapat ditemui disetiap generasi.

11 Variasi penurunan sifat autosomal dominan. 1. Pleiotropy. Setiap gen hanya memberikan satu efek utama yi. Secara langsung dlm sintesa rantai polipeptida. Dari efek primer ini banyak hal yg terjadi multiple phenotype. Contoh : Tuberous sclerosis. 2. Penetrance dan Expressivity. Penetrance : gen yg menunjukkan fenotip nya. Expressivity : tingkatan bentuk fenotip. Secara klinik penyakit bermanifestasi ringan, sedang atau berat. 3. Variable Expressivity. Gambaran klinik yg bervariasi dari seorang ke orang lainnya. Contoh : Neurofibromatosis Type I. 4. Reduced Penetrance. Individu heterozigot yang mengalami mutasi gen dominan, namun tak terdeteksi secara klinis. 5. Forme Fruste. Ekspresi gambaran klinik yg tak sesuai (nonsignificant) dgn abnormalitas, penyakit dan sindroma. Contoh : Marfan s syndrome.

12 New mutation. Gambaran fenotip yg tak diperkirakan disebab kan oleh kesalahan transmisi gen. Turunan menderita penyakit herediter tertentu, dimana penyakit yg sama tak ditemui pd kedua parental. Contoh : achondroplasia. Bila mutasi tidak menyebabkan kelainan atau gangguan kesehatan penderita disebut polymorphism. Mutasi dpt terjadi akibat perobahan urutan-basa (base sequences) di bagian fungsional gen (exon); menyebabkan pembentukan protein dgn as.amino yg berbeda disbt nissence mutation. Ko-dominan dan Inheritansi intermedier. Ko-dominan : dua alel, yg kedua nya meng expresikan bentuk heterozigot. Misalnya : golongan darah ABO. Inheritansi intermedier : Gambaran klinik pd heterozigot berbeda dgn homozigot. Contoh : Sickle cell anemia.

13 INHERITANSI AUTOSOMAL RECESIF. Hanya manifest bila alel mutan dlm dosis ganda (homozigot). Turunan heterozigot tdk menunjukkan gejala, namun menjadi carrier. Resiko genetik : Turunan dari parental heterozigot mempunyai kemungkinan 1 : 4 (25%) homozigot penderita; 1 : 2 (50%) kemungkinan heterozigot (bukan penderita). Kesimpulan : Turunan akan menjadi penderita hanya bila homozigot. Penurunan sifat tak dipengaruhi perbedaan jenis kelamin. Hanya muncul pd tingkatan saudara kandung; tidak pd orang-tua, turunan mereka ataupun keluarga lain nya. Ratio : penderita : carrier : normal = 1 : 2 : 1. Resiko muncul nya dlm keluarga 1 dlm 4 kelahiran. Parental dari penderita, kemungkinan menikah sepupu.

14 TRANSMISSION GENETICS. 1. Mendelian Genetics. Autosomal recesive. Chance : 25% homozygous affected, 50% heterozygous unaffected, & 25% homozygous unaffected. Suami defek homozigote, isteri normal Suami normal heterozigot, isteri normal. Suami normal heterozigot, isteri normal heterozigot. Defek homozigot. Normal heterozigot. Normal.

15 Beberapa variasi penurunan sifat autosomal recesif. 1. Pseudodominance. Bila individu homozigot utk penyakit recesif autosomal yg menikah dgn wanita carrier utk penyakit yg sama. Turunan nya mempunyai kemungkinan menderita 1 : 2 (50%).. 2. Locus Heterogeneity. Penyakit yg diderita seorang anak disebabkan mutasi di lebih dari satu gen atau yg dikenal dgn nama locus heterogeneity. Contoh : Penyakit gangguan sensorineural pendengaran. 3. Mutational Heterogeneity. Heterogeneity juga dpt dlm tingkatan alleles. Individu dgn mutasi pd lokus yg sama (heterozigot berganda) Mutational Heterogeneity.

16 PROBABILITAS Probabilitas turunan : pria (a) : wanita (b) = 1 : 1 a = b =½ Pasangan suami-isteri dengan 5 anak : (a + b) 5 = a 5 +5 a 4 b +10 a 3 b a 2 b 3 + 5ab 4 + b 5

17 2. NON-MENDELIAN INHERITANSI. Bila penurunan sifat tidak menuruti salah-satu atau lebih kriteria Mendel, maka sifat tsb diturunkan Non-Mendel, a.l.: a. Tidak ada faktor dominan atau pun recesif. b. Sepasang sifat dibawakan oleh lebih dari sepasang faktor. c. Pasangan-pasangan sifat di turunkan saling mempengaruhi.

18 2. Non-Mendelian Inheritansi Inheritansi dominansi inkomplit Inheritansi intermedier Inheritansi gen-berganda Inheritansi epistasis Inheritansi alel-berganda 2.6. Inheritansi sehubungan dengan perbedaan jenis kelamin Sex influenced characters Sex limited characters Sex-linked characters.

19 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Dominansi inkomplit & 2.2. Inheritansi intermedier Red X White RR WW G1. R W F1. RW (Orange) F2. R W R RR RW W RW WW F2. ratio = Red : Orange : White = 1 : 2 : 1.

20 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Epistasis (Deaf-mutism). P. Normal X Normal DdMm G1. DM-Dm-dM-dm DdMm DM Dm dm dm D M DD MM DD Mm Dd MM Dd Mm F2. D m DD Mm DD mm Dd Mm Dd mm F2.ratio = Normal : Deaf-mute = 9 : 7. dm Dd MM Dd Mm dd MM dd Mm dm Dd Mm Dd mm dd Mm dd mm

21 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Multiple gene Inheritance. Lebih dari sepasang gen bekerjasama satu fenotip. Contoh : a. Tinggi-badan, b. Warna-kulit c. Hypertensi herediter. d. Diabetes-mellitus herediter. Faktor lingkungan sangat berpengaruh Phenotype = Genotype + Environment.

22 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Multiple alleles. a. ABO blood-groups. b. Rhesus-factor. ABO blood-groups P. A-Group het. X B-Group. Het. Phenotype Genotype I A I O I B I O G1. I A I O I B I O A I A I A -I A I O F1. B I B I B -I B I O I A I O AB I A I B O I O I O I B I A I B I B I O I O I A I O I O I O

23 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Multiple alleles. Gol.darah Rhesus : Rhesus positif dan Rhesus negatif. Frekwensi : - Ras Kaukasia Rh.+ = 85-87% - Ras Mongol Rh.+ = 98-99% Rhesus positif dominan thd Rhesus negatif.

24 Rhesus-factor. Rh.pos.,het. X Rh.pos.het. Rr G1. R r R - r F1. R r R RR Rr r Rr rr Rr F2-ratio : Rhesus pos. : Rhesus neg. = 3 : 1

25 Antigen Rhesus : Wiener. Genotype Antigen rhesus r - Ro Ro R R R R R1 Ro R R2 Ro R Rx Ro R R Ry R R

26 SEX-DETERMINATION. 22 ps A + XY 22 ps A + XX 22 A + X 22 A + Y 22 A + X 22 A + X 22 ps A + XY 22 ps A + XX

27 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Sex influenced characters. Membedakan secara fisik diantara pria dan wanita dewasa. Disebut juga secondary sex character. Dibawakan autosomal; perbedaan perkembangan diusia pubertas akibat perbedaan kadar hormon reproduksi.

28 TRANSMISSION GENETICS. 2. Non-Mendelian Inheritances Sex limited characters. Contoh : Baldness. Autosomal inheritances. Dominan pd pria, recesif pd wanita. Genotyp e BB Bb bb Sex & Phenotype. Baldness Baldness Baldness Normal Normal Normal

29 TRANSMISSION GENETICS Sex-linked Inheritances. Homoloog portion between X and Y or Non-homoloog portion X Y Homoloog portion diturunkan Incompletely sex- Linked Autosomal Inheritances. Non-homoloog portion Sex-Linked. Sex-Linked X-Linked dan Y-Linked. Y- Linked syn. Holandric.

30 SEX-LINKED INHERITANCE. Sex-linked inheritance bentuk penurunan sifat ditunjukkan oleh gen-gen yg berada di kedua kromosomsex (X dan Y krom-sex). Gen yg berada di krom-x diturunkan X-linked; dan gen-gen di krom-y disbt Y-linked inheritance (holandric). X-linked recessive inheritances. Diturunkan oleh wanita sehat heterozigot carrier pd anak laki-laki. Dan laki-laki penderita menurunkan pd anak wanita heterozigot carrier. Ini disebut juga sbg bentuk diagonal transmissi. Contoh : hemophilia, partial color blindness, DMP, G-6-P.D. Def., Adontia, dll. X-linked Dominant Inheritances. Keadaan ini jarang. Wanita heterozigot akan defek seperti juga pd pria. Mis. : Vitamin-D resistant rickets. Y-linked Inheritances (holandric). Hanya turunan pria yg defek. Contoh : Hairy ears, webbed toes.

31 X-linked dominant inheritances. Jarang ditemui, biasanya heterozigot baik pd pria ataupun wanita. Turunan wanita dg X-linked dominan 50% akan menderita penyakit yg sama. Pd X-linked dominan pria, semua anaknya akan menderita penyakit yg sama. Contoh : penyakit vitamin-d resistant rickets. Homozygotic father Heterozigotic mother

32 X-linked recessive. Diturunkan oleh wanita sehat heterozigot carrier pd anak laki-laki. Dan laki-laki penderita menurunkan pd anak wanita heterozigot carrier. Ini disebut juga sbg bentuk diagonal transmissi. Contoh : hemophilia, partial color blindness, DMP, G- 6-P.D. Def., Adontia, dll. defek N N defek N N het XY XX XY XX XY XX N N het N N het defek N het defek N het N N het defek N XY XX XY XX XY XX XY XX XY XX XY XX

33 Y-linked Inheritance (Holandric). Hanya diderita pria. Diturunkan pd semua anak laki-laki, tidak pd anak perempuan. Contoh : Hairy ears, Webbed toes. Mitochondrial Inheritance. Sel-sel yg membutuhkan energi banyak (brain & muscle) memerlukan lbh banyak mitochondrial DNA (mt-dna). Mitochondria diturunkan dari ibu melalui Oosit. mt-dna ber mutasi spontan sangat tinggi dibandingkan dg nuclear DNA. Akumulasi mutasi mt-dna menyebabkan berbagai efek somatik yg tampak pd orang tua. Cytoplasmic atau mitochondrial inheritances dpt terobservasi dlm beberapa penyakit yg jarang baik pd pria maupun wanita, tapi hanya diturunkan melalui ibu disbt maternal atau matrilineal inheritances. Gambaran mutasi mt-dna dpt dikenali pd penderita kelainan pd syaraf dan otot, misalnya penderita diabetes mellitus dan tuli. Mitochondria penting utk metabolisme selular, dg demikian organ sangat sensitif thd mutasi mt-dna mis. pd sel syaraf, otot dan jantung. Beberapa penyakit mis.: Leigh disease, mitochondrial encephalophaty, lactic acidosis, dan stroke-like syndrome (MELAS).

34

35 Dr. Kamajaya,MSc,SpAnd. Dept.Biologi FK-USU. M e d a n.

36 KROMOSOM MANUSIA. p-arm centromere q-arm Jumlah Kromosom Manusia = 46 Kromosom, terdiri atas : 44 Autosom + 2 Kromosom-sex ; 44 Autosom + XX (Krom-sex) 44 Autosom + XY (Krom-sex) Wanita ( ) Pria ( ). Setiap kromosom terdiri atas dua kromatid yang bertemu di satu penyempitan disbt centromere. Centromere membagi kromosom atas 2 buah lenganp (petit-arm) dan lengan-q/g (granded-arm). Secara morfologi, kromosom terdiri dari : 1. Kromosom metacentric (p-arm = q-arm), 2. Kromosom submetacentric (p-arm < q-arm), 3. Kromosom acrocentric (p-arm <<<). Kromosom acrocentric ada yang bercabang dilengan-p nya disebut satellite, yg merupakan nucleolus sewaktu interphase.

37 SEX-CHROMATIN. A. Barr-body.

38 Sex-chromatin. B. Drumb-stick.

39 FLUORESCENT-BODY.

40 LYON-HYPOTHESIS. krom-x, 1. Bila dlm sbh sel terdpt 2 buah/lbh Krom-X piknotik. 2. Krom. Piknotik inaktif secara genetik. 3. Krom. Inaktif mencegah dosis berganda 4. Jumlah Sex-chromatin P = (jlh krom-x) Krom-X yg piknotik terjadi random. 6. Antara induk dan anak sel, krom-x piknotik klon.

41 INDIKASI ANALISA SEX-CHROMATIN. 1. Prenatal : A. Ibu pernah melahirkan bayi abnormal genetik sebelum nya. B. Ibu hamil di usia > 35 tahun. 2. Natal : A. Abnormalitas multipel. B. Jenis kelamin diragukan. 3. Post-natal : A. Anak : Keterlambatan perkembangan mental, B. Pubertas : Gangguan perkembangan sistem reproduksi. C. Sesewaktu : Infertilitas, Hypogonad. Atlit wanita.

42 Chromosome-analysis. A. Cell-samples. 1. Lymphocytes. 2. Bone-marrow cells. 3. Fibroblast. 4. Amniotic fibroblast. 5. Throphoblast.

43 Chromosome-analysis. B. Lymphocyte culture. 1. Sampel : darah perifer. 2. Media : HAM F-10, TC-199, dll. 3. Stimulasi Mitosis : PHA, Concovalin-A. 4. Anti-kontaminasi bakteri dan jamur. 5. Kultur di inkubator suhu = 37 0 C,96%CO2 6. Lama kultur ± 67 jam. C. Harvest, preparation & staining. 1. Harvest : - Washing Buffer, - Bulging KCl 1%, - Fixation. 2. Preparation. 3. Staining : a. Normal Giemsa, b. Banding staining : - Trypsin-Giemsa banding. - Fluorescent-banding.

44 HUMAN KARYOTYPE

45 PATAU NORMAL HUMAN KARYOGRAM

46 Karyotype : Konstitusi kromosom seseorang disebut karyotype. Pria mempunyai kromosom 44 autosom + XY krom-sex, dan wanita mempunyai kromosom 44 autosom + XX krom-sex. Karyotype didapat dari kultur : a. limfosit darah perifer, b. sel fibroblast kulit, c. sel bone-marrow, d. sel fibroblast amnion, e. sel trofoblast plasenta. Chromosom banding : Teknik pewarnaan banding memungkinkan untuk melihat pita-pita kromosom (band). Teknik pewarnaan banding a.l : 1. G (Giemsa) banding, 2. Q (Quinacrine) banding, 3. R (Reverse) banding, 4. C (Centrometric heterochromatin) banding dan 5. High resolution banding. Analisa karyotip dimulai dengan menghitung jumlah kromosom (44 autosom + 2 krom-sex), kemudian memperhatikan secara teliti setiap band kromosom secara individual. Umumnya jumlah total kromosom yang diamati sel; dan 30 atau lebih sel bila disangkakan adanya mosaic.

47 Term p q cen del Dup Fra I inv ish r s Chromosome nomenklatur. Short-arm (p=arm) Long-arm (q-arm) Centromere (C). Deletion (del) Duplication (dup) Fragyl site (fra) Isochromosome (iso) Inversion (inv) In situ hybridation Ring Satellite Explanation. t Translocation / tran - (rep = reciprocal; rob = Robertsonian; tan = tandem). ter Terminal atau end. Mosaicism From to +OR Sometimes used after a chrom-arm in text to indicate gain or loss of part of that chromosome.

48 Chromosomal Abnormalities. 1. Numerical abnormalities. Terjadi sewaktu pembelahan sel : mitosis & meiosis. Dapat berupa fenomena non-disjunctions yang terjadi selama meiosis-i maupun meiosis-ii. Numerical abnormalities dapat berupa : 1.1. Aneuploidy, a.l. : Monosomy, Trisomy, Tetrasomy, 1.2. Polyploidy, a.l. : Triploidy, Tetraploidy, dll Chromosome non-disjunction. 2. Structural abnormalities. Lengan kromosom pecah di satu tempat atau lebih, dapat menyebabkkan : Deletion, Deficient chromosome, Duplication dan Translocation. Penyebab pecah nya lengan kromosom belum diketahui banyak, kemungkinan terjadi secara spontan, ionisasi radiasi, infeksi, chemical carcinogen, parental usia lanjut, atau adanya gen khusus. Chromosomal unbalanced (chromosomal rearrangement) jumlah dan struktur gen dari pasangan kromosom tidak sama.

49 Abnormal number of human chromosomes. Chromosome non-dysjunction. A. Sex chromosome non-dysjunction. B. Autosome non-dysjunction P. 22 A +X 22 ps A + XY 22 A + Y 22 ps A + XX 22 A 22 A + XX Klinefelter syndrome 2. Triplo-X female syndrome 3. No-name ; 4. Turner syndrome. 22 ps A + XXY 22 ps A +XXX 22 ps A + -Y 22 ps A + X

50 1. Klinefelter syndrome 1. Jenis kelamin pria. 2. Tinggi badan disproporsional. 3. Retardasi mental + / Dapat menikah (sex sekunder normal). 5. Hypogonad-hypergonadotropin. 6. Gynecomasty +/-. 7. Sex-chromatin : (+) satu atau lebih. 8. Karyogram : 47;XXY; 48;XXYY; 49;XXYYY

51 2. Triplo-X female syndrome. 1. Jenis kelamin wanita. 2. Inteligensi variatif. 3. Umumnya menikah, 4. Haid sangat tidak teratur. 5. Fertilitas subnormal. 6. Sex-chromatin = 2 atau lebih. 7. Karyogram : 47;XXX, 48;XXXX atau 49;XXXXX

52 4. Turner syndrome 1. Jenis kelamin umum nya wanita. 2. Tubuh pendek, khas dg webbing-neck. 3. Insuffisiency mental. 4. Disgenesis gonad. 5 primary amenorrhoe. 6. Male Turner syndrome = Noonan syndrome. 7. Sex-chromatin : negatif. 8. Karyogram : 45;XO, 46;XX/XY;45;XO.

53 Turner syndrome

54 B. Autosomal non-disjunction 1. Trisomy-21 syndrome. 2. Trisomy-18 syndrome. 3. Trisomy-13 syndrome. 4. Trisomy dll.

55 Trisomy-21. Synonim : Down-syndrome, Mongoloididiocy, Mongolism. Frekwensi : 1 dlm kelahiran bayi hidup. Tanda-tanda : Tubuh pendek, wajah : kecil, bulat dan rata. Hidung pesek. Telinga : letak rendah, kecil dan hipoplastis. Mata: epicanthic-fold, Brushfield spot. Tangan dan jari : pendek, simian crease, hipoplasia tulang kelingking. Otot-otot hipotonik dll.

56 Trisomy-21. Retardasi mental : IQ = (imbecil). Berat-badan lahir rendah, sering disertai CHD (40%), atresia duodenum,annular pancreas, Hirschprung disease, anus imperforata, tracheoesophageal fistula, leukemi limfoblastik akut, dll. Karyogram : 1. Klasik : 47;XX/XY; Translokasi : 46,XX/XY; D/G trans. /G/G trans 5% 3. Mosaik : 46;XX/XY-47;XX/XY;21+ 1 %.

57 Trisomy-21.

58 2.2. Trisomy-18. Tanda-tanda : = Kepala panjang, wajah : kecil, bulat, micronathia, telinga letak rendah, cutis laxa, horse-shoe kidney, syndactyly, hipertelorisme,, ptosis, dll. = Retardasi mental yang hebat, =Sitogenetika : Trisomi kromosom no.18.

59 Sindrom trisomy-18.

60 2.3. Trisomi-13. Tanda-tanda : = Microcephaly,Labiopalatoschizis, abnormal struktur CNS (arrhinencephaly), anophthalmia/ micropthalmia, coloboma-iris, CHD, cystic kidney, Meckel diverticulum, cryptorchismus, uterus bicornis, dll. = BB-lahir rendah, sering apnoe dan cyanosis, Frank-seizure (myoclonic attack) dan umumnya penderita meninggal hari-i atau sebulan. = Sitogenetika : Trisomi kromosom no.13. Dapat pula bentuk translokasi, atau mosaik.

61 Sindrom trisomy-13.

62 2.4. Trisomy-8. Tanda-tanda : = Sulit didiagnose sebab tanda-tandanya variatif, = Tubuh pendek, kepala relatif besar, bersudut dan cenderung bagian depan menonjol, telinga lebar dan malformasi, micronathia, ptosis, strabismus, cryptorchismus, hypospadia, hydronephrosis, atrio-ventricular septal defect, = IQ rendah, kurang dari 30, speech problem, dll. =Sitogenetik : sering dlm bentuk mosaik.

63 Trisomy-8.

64 CHROMOSOME-ABERRATION Translocation ada 2 bentuk : Reciprocal translocation. Pecahnya lengan di kedua anggo ta pasangan kromosom, dan terjadi pertukaran lengan diantara nya balanced translocation. Incidens di populasi 1 dalam 500. Resiko menjadi carrier melahir kan bayi abnormal 1 10% Robertsonian translocation. Pecahnya dua lengan panjang kromosom acrocentric berdekat an dengan centromere, disertai dengan perlekatan kedua ujung lengan kromosom Deletion Deficient chromosome 2.4. Inversion Duplication Ring chromosome Isochromosome. a b a b c d a b c d homoloog translocation duplication a b deletion c d deficient chromosome a b heteroloog translocation b a c d inversion

65 3. Mosaicism. Bila nondisjunction terjadi setelah beberapa kali mitosis normal pada sebuah zigot, terbentuk sel dengan lebih dari dua cell-lines dengan konstitusi genetik berbeda. Beberapa diantaranya mempunyai konstitusi kromosom normal namun yang lain diantaranya mempunyai komplemen kromosom yang tak normal. 1-2% penderita Sindrom Down adalah mosaicism. 4. Chimerism. Chimerism dlm bahasa Yunani berarti Monster yg mempunyai kepala singa, berbadan kambing dan berekor naga. Dalam hal ini maksud chimerism adalah satu individu mempunyai dua atau lebih cell-lines yang asalnya lebih dari satu zigot mempunyai asal genetik yang berbeda.

66 Deletion syndrome. ( 4p - ) syndrome. ( 5p - ) syndrome = Cri-du-Chat syndrome ( 13q - ) syndrome.

67 1. ( 4p-) syndrome. = Mental retardasi, hypotonic. = BB-lahir rendah, bone-age, TB, BB dan pertumbuhan motoris kurang berkembang. = Hypertelorisme, mata : anti mongoloid, epicantic fold, ptosis,strabismus. = Hypospadia, cryptorchismus. = CHD, dll.

68 ( 4p- ) syndrome.

69 2. ( 5p- ) syndrome. 2. Sindrom Le Cri-du-Chat (Sindrom-5p-). = Hipoplasia larynx tangisan mirip suara anak kucing = Retardasi mental (IQ<20). = Microcephaly, hypotonic, = Wajah bulat atau moon-face, antimongoloid, mulut lebar tak proportional, telinga lebar, = CHD, = Abnormalitas metacarpalia dan ibu-jari.

70 2. ( 5p- ) syndrome = Le Cri du Chat syndrome

71 3. ( 13q- ) syndrome. 3. Sindrom (13q-). = Fenotip bervariasi sesuai gen yang hilang. = Klasik : - Hypoplasia jari jempol, retardasi mental, abnormalitas otak, telinga lebar dan malformasi, hypospadia, scrotum bifida, dll.

72 ( 13q- ) syndrome.

73 GENETIKA KLINIK. Selain dari pengetahuan tentang cara penurunan sifat herediter, gambaran sitogenetika manusia, di klinik mahasiswa ataupun dokter seharusnya menguasai beberapa pengetahuan genetika yang diadaptasikan dalam penemuan-penemuan klinik serta bagaimana mendiagnosa nya. Hal-hal sifat herediter yang seharusnya dikuasai oleh praktisi-praktisi kedokteran diklinik a.l : Pharmacogenetics. Neonatal screening for Genetic Disorder. Inborn Error of Metabolism. Persfektif klinik Mental Retardasi. Malformasi Infant. Jenis Kelamin yang diragukan. Tubuh Pendek. Penyakit Neuromuscular. Penyakit Neurodegenerasi.

74

HUMAN GENETICS. DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U. MEDAN.

HUMAN GENETICS. DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U. MEDAN. HUMAN GENETICS DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U. MEDAN. G E N E T I C S DEFINISI. = Ilmu yang mempelajari tentang sifat, karakter, penyakit atau cacat yang diturunkan

Lebih terperinci

TRANSFORMATION GENETICS. BBC1-K9. dr. Kamajaya, MSc,SpAnd. Dept. Biologi FK USU, Medan

TRANSFORMATION GENETICS. BBC1-K9. dr. Kamajaya, MSc,SpAnd. Dept. Biologi FK USU, Medan TRANSFORMATION GENETICS. BBC1-K9 dr. Kamajaya, MSc,SpAnd. Dept. Biologi FK USU, Medan GENETIKA DEFINISI. Ilmu yang mempelajari tentang sifat, karakter, penyakit atau cacat yang di turunkan dari orang-tua

Lebih terperinci

DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U.

DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U. HUMAN GENETICS DR. KAMAJAYA, MSc.,SpAnd. BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN U.S.U. MEDAN. G E N E T I C S DEFINISI. = Ilmu yang mempelajari tentang sifat, karakter, penyakit atau cacat yang diturunkan

Lebih terperinci

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Setiap makhluk hidup/organisme menurunkan/mewariskan sifat-sifat khas kepada keturunannya Di mana terletak informasi pewarisan sifat? Bagaimana cara makhluk hidup

Lebih terperinci

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Hukum Mendel Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Gregory Mendel The father of genetics Mengajar di Brunn Modern School, Vienna, Austria Bagaimana pewarisan sifat itu bekerja? Apa yang sebenarnya diturunkan dari

Lebih terperinci

Pendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016

Pendahuluan. Kelainan dan penyakit genetika. Kariotipe kromosom. Deteksi Mutasi DNA. Teknik pengecatan pada kromosom 5/25/2016 Pendahuluan Kelainan dan penyakit genetika Anas Tamsuri Penyakit atau kelainan yang terjadi pada materi genetik akan diturunkan pada turunannya Penyakit atau kelainan genetik terbagi 2 Kelainan kromosom

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Imam Prabowo Karno Hartomo NIM : 13507123 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung,

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS KELAMIN

PENENTUAN JENIS KELAMIN PENENTUAN JENIS KELAMIN Reproduksi : Asex individu baru scr genetik = induk Sex muncul variasi individu baru Perbedaan jenis kelamin dipengaruhi oleh faktor : Lingkungan -- keadaan fisiologis (hormon),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan belajar, penyakit jantung, Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sindrom Down 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Sindrom Down adalah suatu kondisi dimana terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21 atau dikenal juga dengan istilah trisomi 21

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN ANALISA GENETIKA

MODUL PEMBELAJARAN ANALISA GENETIKA MODUL PEMBELAJARAN ANALISA GENETIKA Disusun untuk bahan pembelajaran Matakuliah Analisa Genetika Blok V/Semester 3 Program Studi S1 Kebidanan Penyusun Safrina Dewi R., MSi.Med. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia hmad Fauzul Yogiandra / 13513059 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE 07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih

Lebih terperinci

KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Variasi jumlah dan Struktur By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KROMOSOM Kromosom merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Kromosom berbentuk batang panjang

Lebih terperinci

Hereditas dan Lingkungan

Hereditas dan Lingkungan Hereditas dan Lingkungan Oleh : Santi E. Purnamasari, M.SI. Fak Psikologi UMBY 2012 Heredity and The Environment Kromosom dan gen --- genotype & phenotype Genotype : sekumpulan gen khusus yang dimiliki

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT Kelompok 1 Anggota Kelompok : Muhammad Andhika Nur B04120146 Desi Purwanti B04120108 Intan Anindita Suseno B04120114 Andi Ibrahim Risyad B04120177

Lebih terperinci

Sistem endokrin. Terdiri atas berbagai kelenjar yang menghasilkan dua jenis zat kimiawi. Neuropeptide Hormon

Sistem endokrin. Terdiri atas berbagai kelenjar yang menghasilkan dua jenis zat kimiawi. Neuropeptide Hormon Sistem endokrin Sistem biologis lain yang penting dalam proses pengaturan tubuh Terdiri atas berbagai kelenjar yang menghasilkan dua jenis zat kimiawi Neuropeptide Hormon Jenis kelenjar Pituitary: hormon

Lebih terperinci

Mendel & Ide tentang gen

Mendel & Ide tentang gen Mendel & Ide tentang gen Gregor Mendel Mendel melakukan pendekatan eksperimental & kuantitatif untuk genetika: sains sebagai proses Mendel memilih kacang ercis untuk percobaannya karena kacang ercis memiliki

Lebih terperinci

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA DAYA TAHAN TUBUH MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN SESI 2 Dra. Susi Iravati, Apt., PhD 1 Stimuli terhadap manusia Stimuli endogenous (di dl dalam

Lebih terperinci

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami tentang variasi sifat manusia

Lebih terperinci

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II)

PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II) PEWARISAN SIFAT (HUKUM MENDEL I DAN II) MENDELIAN INHERITANCE MENDELIAN INHERITANCE Mendel mempelajari pada kacang kapri (Pisum sativum) terutama pada variasi bentuk dan warna ditandai dengan hubungan

Lebih terperinci

Simbol untuk suatu gen

Simbol untuk suatu gen P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat

Lebih terperinci

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital atau kelainan kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktural maupun fungsional yang terdapat saat lahir dan berbeda dari keadaan normal.

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah: Prinsip hukum Mendel Hukum Mendel I (Mendel s Law of Segregation) Hukum Mendel II (Mendel s Law of Independent Assortment) Hukum Mendel - 2 Gregor Mendel adalah rahib dari Austria. Melakukan sejumlah eksperimen

Lebih terperinci

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah:

Prinsip hukum Mendel atau disebut sebagai Mendelian inheritance atau Mendelian genetic atau Mendelism adalah: Prinsip hukum Mendel Hukum Mendel I (Mendel s Law of Segregation) Hukum Mendel II (Mendel s Law of Independent Assortment) Hukum Mendel - 2 Gregor Mendel adalah rahib dari Austria. Melakukan sejumlah eksperimen

Lebih terperinci

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :

Lebih terperinci

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA ALEL Anggota dr spsng gen yg mmliki pengaruh berlawanan, dimana 2 gen tsb trletak pd lokus yg sama tingginya pd kromosom homolog adanya

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

KELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM

KELAINAN KROMOSOM. Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM KELAINAN KROMOSOM Oleh: E.Suryadi Fakultas kedokteran UGM Penyakit kromosom disebabkan oleh kelainan kromosom, baik yang terjadi pada autosom maupun pada kromosom kelamin. Kelainan kromosom sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anomali kongenital didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi dan mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat lahir. Kelainan

Lebih terperinci

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.

MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU. Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. MEMBENTUK KEHIDUPAN BARU Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. MENGANDUNG KEHIDUPAN BARU Bagaimana pembuahan normal terjadi? Apa yang menyebabkan kelahiran kembar? Pembuahan bersatunya sel telur

Lebih terperinci

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR ALEL GANDA Oleh ARNI AMIR ALEL GANDA Yaitu apabila sebuah lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa alel atau seri alel maka disebut alel ganda = Multiple Alleles. Konsep Alel Ganda 1. Warna

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

2 kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung.8 Hal ini dapat dipahami oleh karena kromosom Y mengandung lokus kr

2 kromosom Y diduga mempunyai pengaruh terhadap fenotip seks secara tidak langsung.8 Hal ini dapat dipahami oleh karena kromosom Y mengandung lokus kr BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas laki-laki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua

Lebih terperinci

PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM

PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH. Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM PERAN SITOGENETIK PADA KEGANASAN DARAH Ninik Sukartini Dept. Patologi Klinik FKUI / RSCM Yang dibicarakan... Sitogenetika dasar Kromosom Terminologi Prinsip pemeriksaan Kelainan jumlah dan struktur Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah,

BAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amenore adalah tidak terjadinya atau abnormalitas siklus menstruasi seorang wanita pada usia reproduktif. 1 Menstruasi merupakan tanda penting maturitas organ seksual

Lebih terperinci

IIA. MENDELIAN GENETICS

IIA. MENDELIAN GENETICS MK. GENETIKA (Biologi sem 4) IIA. MENDELIAN GENETICS Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email* : paramita@uny.ac.id 2 Introduction I. Monohybrid Cross II. Dihybrid Cross III. Trihybrid Cross

Lebih terperinci

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN

BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN BAB 7 KEMUNGKINAN 18 MARET 2010 BAMBANG IRAWAN PENGANTAR Salah satu sifat ilmiah adalah terukur Dalam genetika transmisi atau genetika Mendel pengukuran berkaitan dengan perbandingan fenotip dan perbandingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KELAHIRAN SINDROMA DOWN

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KELAHIRAN SINDROMA DOWN HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KELAHIRAN SINDROMA DOWN Ana Rahmawati Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang email : rahma_na@yahoo.com Telepon: 081233410909

Lebih terperinci

Catatan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Sifat-Ciri (Traits)

Catatan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Sifat-Ciri (Traits) UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pengantar iologi MPA-107, 3 (2-1) Catatan apak Genetika : Gregor Mendel Hukum Mendel I (Independent Assortment) : Diwariskannya satu (1) sifat tidak erpengaruh terhadap

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo

TINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo TINJAUAN GENETIKA BY Setyo Utomo PENGERTIAN : GENETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI KUNO :GENETIKOS ATAU GENETIS YANG BERARTI ASLI MERUPAKAN DISIPLIN ILMU BAGIAN BIOLOGI YANG MEMPELAJARI TENTANG SIFAT- SIFAT

Lebih terperinci

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si. ALEL GANDA Luisa Diana Handoyo, M.Si. ALEL GANDA Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel pada satu gen Pada umumnya satu gen memiliki dua alel alternatifnya Alel ganda dapat terjadi sebagai akibat

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana Kevin Alfianto Jangtjik / 13510043 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi. Konten pendidikan disediakan oleh

Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi. Konten pendidikan disediakan oleh Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi Konten pendidikan disediakan oleh Daftar isi Ikhtisar a 3 Kelainan kromosom 12 37 44 51 54 57 Panduan Konseling ini ditujukan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

17/02/2016. Mei Vita Cahya Ningsih. Chromosome 21

17/02/2016. Mei Vita Cahya Ningsih. Chromosome 21 Mei Vita Cahya Ningsih Chromosome 21 1 2 1/33 1/40 1/50 Risk 1/67 1/100 1/200 0 25 30 35 40 45 50 Mother's Age 3 Kelainan bawaan sejak lahir yg terjadi pada 1 diantara 700 bayi. Mongolisme (Down s Syndrome)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat i ii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul Distribusi Penderita Sindrom Down Berdasarkan Analisis Sitogenetika

Lebih terperinci

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian

Lebih terperinci

57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr

57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr 56 BAB 6 RINGKASAN Ambigus genitalia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas lakilaki atau perempuan, atau mempunyai gambaran kedua jenis kelamin. Kelainan

Lebih terperinci

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4.

PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK. 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4. PERUBAHAN TATANAN DAN STRUKTUR MATERI GENETIK 1. GenTerangkai (linkage gene) 2. Pindah Silang (crossing over) 3. Mutasi Gen 4. Mutasi Kromosom PENDAHULUAN Prinsip dasar Hukum II Mendel adalah adanya pengelompokan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom )

PENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom ) MUTASI Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA 2015 1 Pengertian kromosom ) PENDAHULUAN Pengertian: perubahan materi genetik menghasilkan perbedaan morfologi fisiologi antara parental dan filial genetik

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? GENETIKA Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? Bapak Burik, anaknya tentu Burik Pepatah yang kita jumpai di seluruh dunia. Secara tak sadar mengekspresikan penyebaran pengetahuan genetika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada organisme. Hubungan genetika dengan ilmu ortodonsia sangat erat dan telah diketahui sejak

Lebih terperinci

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP

Lebih terperinci

SINDROMA DOWN Deteksi dini, Intervensi dini dan Pemantauan

SINDROMA DOWN Deteksi dini, Intervensi dini dan Pemantauan SINDROMA DOWN Deteksi dini, Intervensi dini dan Pemantauan Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang / Ped. Sosial RS. Hermina / Depart. IKA FK-UII Yogyakarta SEKILAS WAJAH ANAK SINDROMA

Lebih terperinci

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT Suhardi, S.Pt.,MP Gene-tika Genetika: cabang biologi yg berurusan dgn hereditas dan vareasi. Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis

Lebih terperinci

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS Ns. Haryati 2015 Lingkup Pembelajaran 1. Sejarah Golongan Darah 2. Definisi Golongan Darah 3. Jenis Golongan Darah: ABO 4. Rhesus 5. Pewarisan Golongan Darah 6. Golongan

Lebih terperinci

Other Concepts in Genetics

Other Concepts in Genetics Other Concepts in Genetics Dan Penyimpangan Hukum Mendel Non-traditional inheritance involves alleles that are not dominant or recessive. Incomplete/partial dominance, co-dominance 1. Partial, or incomplete

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

TERJADI PERDARAHAN DESIDUA BASALIS, KANTUNG KEHAMILAN (GESTATIONAL).

TERJADI PERDARAHAN DESIDUA BASALIS, KANTUNG KEHAMILAN (GESTATIONAL). DEFINISI ABORTUS SPONTAN TERMINASI (BERAKHIRNYA) KEHAMILAN OLEH SEBAB APAPUN TANPA DIRENCANAKAN SEBELUM KEHAMALAN MENCAPAI UMUR 20 MGG / SEBELUM BERAT BADAN JANIN MENCAPAI 500 GRAM PATOLOGI OVUM EMBRIO

Lebih terperinci

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012 MK. GENETIKA (BIOLOGI SEM 4) Kuswandi* FMIPA UNY 2012 Email *: paramita@uny.ac.id 2 1. From Mendel to DNA 2. The double helix 3. Genomics 4. The impact of genetic engineering 5. Model organisms 6. The

Lebih terperinci

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si. MENDELISME Luisa Diana Handoyo, M.Si. MENDEL Bapak GENETIKA Pastor Austria yang melakukan percobaan perkawinan silang pertama kali pd tahun 1857 Percobaan pada tanaman ercis/kapri (Pisum sativum), dengan

Lebih terperinci

IIA. MENDELIAN GENETICS

IIA. MENDELIAN GENETICS MK. GENETIKA (Biologi sem 4) IIA. MENDELIAN GENETICS Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2015 Email* : paramita@uny.ac.id Introduction I. Monohybrid Cross II. Dihybrid Cross III. Trihybrid Cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas intelektual ditandai dengan gangguan fungsi kognitif secara signifikan dan termasuk komponen yang berkaitan dengan fungsi mental dan keterampilan fungsional

Lebih terperinci

GOLONGAN DARAH. Sejarah

GOLONGAN DARAH. Sejarah GOLONGAN DARAH Sejarah Tahun 1900 Landsteiner menemukan tiga dari Empat golongan darah yaitu A, B, O dgn cara Memeriksa gol. Darah teman sekerjanya. Tahun 1901 Von Decastelio dan Sturli menemu Kan gol.darah

Lebih terperinci

Pola Hereditas. Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu. Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks. Gen Letal

Pola Hereditas. Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu. Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks. Gen Letal POLA-POLA HEREDITAS Pola Hereditas Reproduksi Sel Hukum Mendel Penyimpangan Semu Hukum Mendel Intermediet gen berpautan Pindah Silang Gen Terpaut Seks Penentuan Jenis Kelamin Gen Letal Monohibrid Dihibrid

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik plikasi Teori Peluang Diskrit dalam nalisis Penurunan Penyakit Genetik den Rohmana NIM 13507114 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17114@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen

Lebih terperinci

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip prinsip Genetika Tanaman dan Hewan Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Mendel dan Penyimpangannya dalam Pewarisan Sifat TujuanPembelajaran

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA

Lebih terperinci

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS KROMOSOM PADA PENDERITA DENGAN ANOMALI KONGENITAL MULTIPEL DI LABORATORIUM CEBIOR LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1

Lebih terperinci

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan

Lebih terperinci

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel I. Tujuan Praktikum Setelah selesai melakukan praktikum alel majemuk, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengenali fenotip pada dirinya sendiri yang dikendalikan oleh gen yang terdiri dari alel majemuk. 2.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Fakultas / Program Studi : FMIPA / Biologi 2. Mata Kuliah / Kode : Genetika Molekuler / SBG 252 3. Jumlah SKS : Teori = 2

Lebih terperinci

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen - - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

ALEL OLEH : GIRI WIARTO ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI Hipoposphatasia merupakan penyakit herediter yang pertama kali ditemukan oleh Rathbun pada tahun 1948. 1,2,3 Penyakit ini dikarakteristikkan oleh gen autosomal resesif pada bentuk

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi Bab 5 Pewarisan Sifat Banyak sifat yang dimiliki makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi anak yang terlahir normal, para orang tua relatif mudah dalam mengasuh dan mendidik mereka. Akan tetapi, pada anak yang lahir dengan berkelainan sangat

Lebih terperinci

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Bab 5 Sumber: chromosome6.com Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Hasil yang harus kamu capai: memahami kelangsungan hidup makhluk hidup. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan konsep

Lebih terperinci

Genetika Mendel. (Lanjutan)

Genetika Mendel. (Lanjutan) 1 Genetika Mendel (Lanjutan) 2 Hukum Pemisahan bebas (Law of Independent Assortment) Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

The inheritance of Gender

The inheritance of Gender Penentuan Jenis Kelamin (SEKS) The inheritance of Gender INDUK Mother XX PEJANTAN Father XY Meiosis Sex cells X X X Y Fertilisation X Y X XX XY X XX XY Possible Offsprings 2007 Paul Billiet ODWS Chance

Lebih terperinci

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*

Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Sindroma Down Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Penderita sindroma Down atau yang sering disebut sebagai down s syndrom mampu tumbuh dan berkembang jika terdeteksi sejak dini, yakni sejak lahir

Lebih terperinci

Toksikologi lingkungan dan genetika

Toksikologi lingkungan dan genetika Toksikologi lingkungan dan genetika Darmono Profesor riset bidang Toksikologi Lingkungan disekitar kita sangat mempengaruhi kehidupan kita dan makhluk hidup lainnya (faktor biotik) yang berada dikawasan

Lebih terperinci

BAB IV PEWARISAN SIFAT

BAB IV PEWARISAN SIFAT BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang

Lebih terperinci

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci