DAFTAR PUSTAKA. Aminah, S 2007, Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Aminah, S 2007, Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan,"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku, Artikel dan Penelitian Anonim, Studi Pembentukan Angkutan Penumpang KA Jabotabek PT KA (Persero), Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sebagaimana disampaikan dalam presentasi di Menteri Negara BUMN pada tanggal 16 Maret 2009 Aminah, S 2007, Transportasi Publik dan Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan, dalam Junral Unair; Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Vol. 20 No. 1/ , diakses pada tanggal 17 April 2013 pada pukul Ardianto, N 2007, Good E-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui E-Government, Banyumedia, IKAPI Jatim Bappenas, Indikator Good Public Governance, diterbitkan oleh Sekretariat Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik Bappenas, 2000, Paper Public Good governance: Eksistensi Good governancedalam Berbagai Perspektif, Sekretariat Pengembangan Public Good governance Bappenas, Jakarta Bappenas 2000, Paper PublicGood Governance (1),Ed. Desember, Eksistensi Good governance dalam berbagai Perspektif Secretariat Pengembangan Public Good governance, Jakarta 109

2 Bastian, I 2002 Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi, Salemba 4, Jakarta Budiardjo, M 1986, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta Bungin, M. Burhan. 2008, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Kencana, Jakarta Denhardt V J, Denhardt B R 2003 The New Public Service Serving, Not Steering ME Sharpe Departemen Keuangan Republik Indonesia,2007, Direktorat Jenderal Anggaran, Public Service Obligation (PSO), Kesekretariatan Djuraid, M H 2013, Jonan & Evolusi Kereta Api Indonesia, BUMN Track, Jakarta DwijowinotoN,Rian 2003, Analisa Privatisasi BUMN di Indonesia, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol 6 No.3, Maret 2003 Dwiyanto, A 2010, Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif dan Kolaboratif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Habibullah, A 2009, Kebijakan Privatisasi BUMN Relasi State, Market dan Civil Society, Averroes Press, Malang Hanif H, Karim A G 2011, Negara: Formasi dan Perspektif Kajian dalammateri Perkuliahan Pengantar Studi Pemerintahan 1, Jurusan Politik Pemerintahan Fisipol UGM 110

3 Haryoto, E 2013, Transportasi Pro Rakyat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Ikhsanto A M, Djoharwinarlien, S 2013, Public Goods, Private Goods dan Fungsi Negara dalam Materi Kuliah Pelayanan Publik Jurusan Politik Pemerintahan Fisipol UGM Kementrian Hukum dan HAM RI, 2011, Privatisasi Perusahaan Milik Negara Ditinjau dari UUD 1945, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta Kementerian Perhubungan, 2011, Peraturan Menteri No. 9 Tentang Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api Kementerian Perhubungan, 2011, Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, Direkotorat Jenderal Perkeretaapian, Jakarta Kementerian Perhubungan 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Perhubungan Tahun 2013, Jakarta Kementerian Perhubungan 2015, Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2015, Jakarta Keterkaitan Akuntabilitas dan Transparansi dalam PencapaianGood Governance, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 15 No Kjaer M, Anne 2004, Key Concept Governance, Polity Press Kumorotomo, W 2005, Akuntabilitas Birokrasi Publik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 111

4 Komite Nasional Governance Indonesia, 2006, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Jakarta Kosim, E. 1988, Metode Sejarah: Asas dan Proses, Jurusan Sejarah UNPAD, Bandung (untuk kalangan sendiri) Krina, L L 2003, Indikator & Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi & Partisipasi, Sekretariat Good Public Bappenas, Jakarta Munshi, S, Abraham, P B 2004 Good Governance, Democratic Societies and Globalization, Sage Publication Moleong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung Nasution, S. 2003, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Tarsito, Bandung Nawawi, H 1992, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, GMU Press, Yogyakarta PT KAI Commuter Jabodetabek, Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek PT KAI (Persero) 2012, Company Profile Salam, F M 2003, Pemberdayaan BUMN di Indonesia, Penerbit Pusataka, Bandung Santoso, P 2010, Modul Pembelajaran Analisis Kebijakan Publik, Jurusan Politik Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 112

5 Sarantakos, S 1993, Social Research, South Melbourne: Mac Millan education Austarlia Pty Ltd Sudibya, 2007, Tesis: Pengembangan Restrukturisasi PT KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek, Universitas Diponegoro, Semarang Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, ALFABETA, Bandung Sumarto, H S 2004, Inovasi, Partisipasi dan Good governance 20 Prakarsa Inovatif Partisipatif di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Kereta Api Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Wibawa, S 2012, Mengelola Negara Panduan Untuk Bupati Gubernur dan Presiden Gava Media Yogyakarta Referensi Online Anggaran PSO Kereta Api Untuk 2015 Mencapai Rp 1,52 Triliun dalam mencapai-rp-152-triliun.html, diakses 13 Januari 2015 pukul 07:55 WIB C-News KA Commuter: Solusi Transportasi Perkotaan dalam diakses 31 Januari 2015 pukul 03:31 WIB 113

6 Dana Perawatan Rel Tak Jelas, Infrastruktur Kereta Api Terancam, dalam diakses Sabtu 7 Februari 2015, pukul 4.53 WIB Darmaningtyas 2014, Subsidi Bagi Penumpang Kereta Api, dimuat di harian sore Suara Pembaruan, Jumat 10 Oktober 2014 diakses Jumat, 10 april 2015, pukul WIB Kemenhub Bahas PP tentang PNBP, dalamhttp:// Menolak Rencana Kenaikan KRL, dalam 23 April 2013 pukul 01:40 WIB PT KAI (Persero): Evolusi Ala Jonan Kuatkan Keyakinan, Optimisme dan Hope dalam Majalah Global Review diakses 20 Januari 2015 pukul 05:37 WIB Sekilas KRL, dalam diakses 14 Januari 2015 pukul 2:25 WIB 114

7 Tarif Murah KRL Commuter Line Tingkatkan Jumlah Penumpang, dalam diakses 7 Februari 2015 pukul 08:11 WIB World Bank, Implementation Completion Report on a Loan in the amount of US$105.0 Million to the Indonesia for a Railway Efficiency Project, 29 Juni 2005, diunduh dalam diakses pada 26 Februari 2015 pukul 02:38 WIB World Bank, Railway Efficiency Project 1996, diunduh dalam diakses pada 26 Februari 2015 pukul 02:38 WIB Wawancara Wawancara dengan Bambang Drajat, Kepala Subdit Prasarana Wilayah 1, Direktorat Jenderal Perekeretaapian Kementerian Perhubungan, pada 27 September 2014, pukul

2016, No Pelayanan Kelas Ekonomi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Pelayanan Kelas Ekonomi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia No.1914, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pelayanan Publik Kelas Ekonomi. Angkutan Orang dengan KA. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 151 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65,

2016, No Mengingat-----:--1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.815, 2016 KEMENHUB. Angkutan Kota. Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi. Pelayanan Publik. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji. BUMN Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi). Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji. BUMN Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi). Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya DAFTAR PUSTAKA Buku Anoraga, Pandji. BUMN Swasta dan Koperasi (Tiga Pelaku Ekonomi). Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. 1995. Priambodo, Dibyo Soemantri. Perjalanan Panjang dan Berliku Refleksi BUMN 1993-2003

Lebih terperinci

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2007, 2015 KEMENHUB. Tarif. Angkutan. Orang dengan Kereta Api. Perhitungan. Penetapan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 196 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.714, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Komponen Biaya. Perhitungan. Angkutan. Pelayanan Publik. Perkeretaapian. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Implementasi kebijakan..., Ramdha Hari Nugraha, FISIP UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Implementasi kebijakan..., Ramdha Hari Nugraha, FISIP UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi nasional yang baik berperan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan sistem transportasi nasional yang baik maka arus komoditas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Peraturan Perundangan

DAFTAR PUSTAKA. Peraturan Perundangan 89 DAFTAR PUSTAKA Peraturan Perundangan Republik Indonesia, Instruksi Presiden No. 5 tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi tahun 2008-2009. Republik Indonesia, Keputusan Menteri Negara BUMN No.117/M-MBU/2002

Lebih terperinci

BAB IV. PT. KAI masih terdapat beberapa kendala. Sampai saat sekarang ini di Indonesia

BAB IV. PT. KAI masih terdapat beberapa kendala. Sampai saat sekarang ini di Indonesia 1 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan kontrak Public Service Obligation (PSO) antara Pemerintah dengan PT. KAI masih terdapat beberapa kendala. Sampai saat sekarang ini di Indonesia belum ada kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi secara umum adalah kegiatan memindahkan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi merupakan elemen penting dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK DAN SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS BIDANG PERKERETAAPIAN, BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK DAN SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS BIDANG PERKERETAAPIAN, BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA,

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.49, 2016 KEMENHUB. Biaya. Angkutan Perinstis. Perkeretaapian. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.197 TAHUN 2015 TENTANG KOMPONEN BIAYA YANG DAPAT

Lebih terperinci

2012, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran

2012, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK DAN SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS BIDANG PERKERETAAPIAN, BIAYA PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Prasarana. Perkeretaapian. Milik Negara. Biaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 62 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia (MetroTv News, 2013). Jumlah penduduk sekarang mencapai +9.604.329 jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi angkutan penumpang, angkutan barang, dan angkutan non barang.

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi angkutan penumpang, angkutan barang, dan angkutan non barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usada Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang transportasi untuk umum dalam negeri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Studi ini dilakukan untuk mendeskripsikan strategi yang dipakai oleh LSM

BAB I PENDAHULUAN. Studi ini dilakukan untuk mendeskripsikan strategi yang dipakai oleh LSM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi ini dilakukan untuk mendeskripsikan strategi yang dipakai oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Studi ini memfokuskan pada salah satu LSM yaitu ASPEKA (Asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan Infrastruktur transportasi dalam era otonomi daerah tidak dapat lagi dilakukan berdasarkan pendekatan sektoral, tapi harus dengan pendekatan kewilayahan.

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TATA CARA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API UNTUK PELAYANAN KELAS EKONOMI a. bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

1.2 Latar Belakang Penelitian Audit internal modern menyediakan jasa jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, dan tata

1.2 Latar Belakang Penelitian Audit internal modern menyediakan jasa jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, dan tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. KAI (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transportasi perkertaapian, mulai beroperasi sejak tahun 1867.Layanan produk yang diberikan

Lebih terperinci

MENnaUPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA

MENnaUPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA MENnaUPERHUBUNGAN REPUBUK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 29 TAHUN 2010 PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETA API KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2010

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik, sehingga transportasi menjadi urat nadi

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ( No.814, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pendelegasian Wewenang. Menteri Kepada Kepala BPTJ. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2016 TENTANG PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat. 1. Keterbukaan proses pelayanan publik pada pelayanan pengadaan

BAB VI PENUTUP. yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat. 1. Keterbukaan proses pelayanan publik pada pelayanan pengadaan BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

RPKPS ORGANISASI DAN MAJAMEN PEMERINTAHAN. Dra. Sri Djoharwinarlien, SU.

RPKPS ORGANISASI DAN MAJAMEN PEMERINTAHAN. Dra. Sri Djoharwinarlien, SU. RPKPS ORGANISASI DAN MAJAMEN PEMERINTAHAN Dra. Sri Djoharwinarlien, SU. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2011 1. NAMA MATA KULIAH : Organisasi dan Manajemen Pemerintahan 2. KODE/SKS : SPF 252 / 3

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Creswell, John W Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Creswell, John W Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Buku: Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Dwipayana, AAGN Ari dan Sutoro Eko, (eds). 2003. Membangun Good

Lebih terperinci

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) UNTUK MENYELENGGARAKAN PRASARANA DAN SARANA KERETA API BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011 MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik KOSKIP, KAJIAN RUTIN - Sejak lahir seorang manusia pasti berinteraksi dengan berbagai kegiatan pemerintahan hingga ia mati. Pemerintahan merupakan wujud

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Publik Kode Mata Kuliah/Blok : IN.453404 Jumlah SKS : 3 Semester : Genap Tahun Ajaran : 2016/2017 Oleh: Catur Wulandari S.SosM.Si PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ini diidentifikasi dari tahapan-tahapan dalam pembentukan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ini diidentifikasi dari tahapan-tahapan dalam pembentukan Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini melakukan pengkajian tentang partisipasi masyarakat dalam pembentukan Peraturan daerah di Kab. Lahat secara lebih mendalam. Partisipasi masyarakat ini

Lebih terperinci

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN A. KONDISI UMUM Hingga akhir tahun 2004, jumlah BUMN yang dimiliki Pemerintah tercatat sebanyak 158 BUMN. Dari keseluruhan BUMN tersebut

Lebih terperinci

kamar toilet, hingga penerapan teknologi informasi (TI), pembenahan mental karyawan dan penegakan disiplin dan GCG, dan memberikan contoh keteladanan

kamar toilet, hingga penerapan teknologi informasi (TI), pembenahan mental karyawan dan penegakan disiplin dan GCG, dan memberikan contoh keteladanan Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil analisis tekstual terhadap buku Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia menunjukkan bahwa pembingkaian yang dilakukan oleh Majalah BUMN Track melalui penulisnya

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero

BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO. A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero BAB III PRAKTEK PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PT. KERETA API INDONESIA PERSERO A. Tentang PT. Kereta Api Indonesia Persero 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia Persero Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Ina Kualitas Pelayanan KB dan Kepuasan Klien : Benarkah Keduanya Berhubungan Secara Langsung? Tesis: Kedokteran UGM

DAFTAR PUSTAKA. Agustina, Ina Kualitas Pelayanan KB dan Kepuasan Klien : Benarkah Keduanya Berhubungan Secara Langsung? Tesis: Kedokteran UGM DAFTAR PUSTAKA Agustina, Ina. 2011. Kualitas Pelayanan KB dan Kepuasan Klien : Benarkah Keduanya Berhubungan Secara Langsung? Tesis: Kedokteran UGM Bharata. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta :

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: PERAN NEGARA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL 1.1 Kegiatan Belajar 1: Negara dan Sistem Ekonomi Latihan... 1.

TINJAUAN MATA KULIAH... MODUL 1: PERAN NEGARA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL 1.1 Kegiatan Belajar 1: Negara dan Sistem Ekonomi Latihan... 1. Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH....... i MODUL 1: PERAN NEGARA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL 1.1 Negara dan Sistem Ekonomi... 1.3 Latihan... 1.12 Rangkuman 1.14 Tes Formatif 1 1.16 Usaha usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.887, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Angkutan Kereta Api. Prosedur Penggunaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa program privatisasi Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. perkeretaapian dan pelaksanaannya

BAB 4 PENUTUP. perkeretaapian dan pelaksanaannya 83 BAB 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah diuraikan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan apa yang menjadi jawaban atas permasalahan yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran utama yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional 2015-1019 serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD) BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Begitu pentingnya kinerja suatu organsasi dalam mencapai tujuanya maka perlu dilakukan penilaian kinerja. Tim Kerja Pemulihan Dieng (TKPD) merupakan

Lebih terperinci

PELAYANAN PUBLIK BAGI KAUM DIFABEL DI KOTA YOGYAKARTA. Peneliti Sugi Rahayu Utami Dewi Annisa Sari Utami Utami Rahajeng

PELAYANAN PUBLIK BAGI KAUM DIFABEL DI KOTA YOGYAKARTA. Peneliti Sugi Rahayu Utami Dewi Annisa Sari Utami Utami Rahajeng LAPORAN PENELITIAN PELAYANAN PUBLIK BAGI KAUM DIFABEL DI KOTA YOGYAKARTA Peneliti Sugi Rahayu Utami Dewi Annisa Sari Utami Utami Rahajeng PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA DAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2010 PENGUATAN FUNGSI LEGISLATIF DPRD KOTA BATU

LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA DAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2010 PENGUATAN FUNGSI LEGISLATIF DPRD KOTA BATU LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA DAN PERGURUAN TINGGI TAHUN ANGGARAN 2010 PENGUATAN FUNGSI LEGISLATIF DPRD KOTA BATU Oleh: 1. Ketua : Dr. Asfi Manzilati, SE. ME. 2. Anggota : Dr. Ir. Maftuch,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul, Hafiz Tunjung Akuntansi Pemerintah Daerah Konsep dan Aplikasi. Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung : ALFABETA

DAFTAR PUSTAKA. Abdul, Hafiz Tunjung Akuntansi Pemerintah Daerah Konsep dan Aplikasi. Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung : ALFABETA DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hafiz Tunjung. 2009. Akuntansi Pemerintah Daerah Konsep dan Aplikasi Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung : ALFABETA Afiah, Nunuy Nur. 2009. Akuntansi Pemerintahan : Implementasi

Lebih terperinci

BAB I KRL JABODETABEK SEBAGAI BENTUK PELAYANAN PUBLIK. Telah banyak dijumpai literatur dan kajian-kajian mengenai keterkaitan

BAB I KRL JABODETABEK SEBAGAI BENTUK PELAYANAN PUBLIK. Telah banyak dijumpai literatur dan kajian-kajian mengenai keterkaitan BAB I KRL JABODETABEK SEBAGAI BENTUK PELAYANAN PUBLIK A. Latar Belakang Telah banyak dijumpai literatur dan kajian-kajian mengenai keterkaitan pelayanan publik dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Banyaknya tempat wisata di sertai dengan suasana kota yang nyaman, membuat Yogyakarta menjadi salah

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN / MKPK 201/ 2 SKS Pertemuan ke 1 Pokok Bahasan Pengantar Perkuliahan Identitas (3) Sub Pokok Bahasan Sistem Perkuliahan Bahan Kajian Selama Perkuliahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 64 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM. 69 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 63, 2016 KEMENHUB. Badan Penelola Transportasi JABODETABEK. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 3 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition,

Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition, DAFTAR PUSTAKA Anderson, James E, 2003, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition, Boston: Houghton Mifflin Company Arikunto, Suharsimi,1996. "Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan & Praktek".

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. adalah salah satu perusahaan yang dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. adalah salah satu perusahaan yang dibentuk oleh Badan Usaha Milik Negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan Perusahaan Perseroan (Persero) merupakan suatu keadaaan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Perusahaan Perseroan adalah salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan transportasi pada era globalisasi seakan menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan masyarakat terkait dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Se-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Se- BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri Se- Kota Yogyakarta yang berjumlah 11 (sebelas) SMA Negeri mengenai profil calon presiden ideal

Lebih terperinci

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD AVIV KURNIAWAN L2D 302 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh: Muhammad Khoharrudin

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP Universitas Muhammadiyah Malang. Oleh: Muhammad Khoharrudin PERSEPSI PENGGUNA JASA TERHADAP PELAYANAN KERETA PENUMPANG PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) (Studi Pada Pengguna Jasa Kereta Api Tawang Alun Daerah Operasi 9 Jember) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. KAI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT. KAI Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L No.324, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Standar Pelayanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 19 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kereta api merupakan alat transportasi yang banyak diminati oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Seperti diketahui

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan pada bab terdahulu maka dalam penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Struktur organisasi

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PENYALURAN DANA DESA SEHUBUNGAN DENGAN TINGKAT AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN

EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PENYALURAN DANA DESA SEHUBUNGAN DENGAN TINGKAT AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN EVALUASI TERHADAP KEBIJAKAN PENYALURAN DANA DESA SEHUBUNGAN DENGAN TINGKAT AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus di Kelurahan Lowokwaru,Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang) Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jalan tol dengan asumsi biaya sekitar Rp miliar per km. Sedangkan lapangan kerja yang tercipta sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan infrastruktur jalan menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk membuka akses transportasi guna menggairahkan aktivitas perekonomian dan sebagai sarana pemerataan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adrianto, Nico. Good e-government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik. Melalui e-government. Malang: Bayumedia Publishing 2007.

DAFTAR PUSTAKA. Adrianto, Nico. Good e-government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik. Melalui e-government. Malang: Bayumedia Publishing 2007. DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Nico. Good e-government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-government. Malang: Bayumedia Publishing 2007. Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi

DAFTAR PUSTAKA. Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi DAFTAR PUSTAKA Buku : Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Indonesia, Jakarta: Erlangga. Bryant, Coralie dan Louise G. White, 1989, Manajemen Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bertens, K., Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisus, Budiardjo, Miriam, Masalah Kenegaraan, Jakarta: Gramedia, 1980.

DAFTAR PUSTAKA. Bertens, K., Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisus, Budiardjo, Miriam, Masalah Kenegaraan, Jakarta: Gramedia, 1980. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Ali, Achmad, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence), Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang berkembang saat ini. Di era perkembangan dan pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi.transportasi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Addin, A Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung : Puri

DAFTAR PUSTAKA. Addin, A Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung : Puri DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku: Addin, A. 2009. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung : Puri Delco. Dwiyanto, Agus (ed). 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta :

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Dwiyanto, Agus Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: PUsat. Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

Daftar Pustaka. Dwiyanto, Agus Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: PUsat. Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM Daftar Pustaka Dwiyanto, Agus. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: PUsat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini turut masuk ke Indonesia, menyebabkan berkembang pesatnya kemajuan teknologi dinegara kita.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan transportasi dengan baik akan menciptakan interkoneksi antar wilayah menjadi lebih cepat dan berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi regional maupun

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom No. 2008-2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Tarif. Angkutan Orang. Kereta Api. Kelas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MOR PM 198 TAHUN 2015 TENTANG ANGKUTAN ORANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mewajibkan Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE

MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE MODEL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (STUDI DI KOTA SALATIGA) PERIODE 2014-2019 Tesis Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

s r DIN c o*o#,]3il ffr Eiltl1' [:bo' EKoNoM I

s r DIN c o*o#,]3il ffr Eiltl1' [:bo' EKoNoM I MENTERI PERHTJBTJNGAN REPTIBTIK TI{DONESIA PERATUMN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 24 TAHUN 2006 TENTANG s r DIN c o*o#,]3il ffr Eiltl1' [:bo' EKoNoM I PENYELENGGARMNKEWAJ BANPF.LAYANANUMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat Abdul Halim. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Abdul Halim. 2012. Akuntansi Sektor Publik.

Lebih terperinci

VISI SISTEM PERKERETAAPIAN NASIONAL (Kajian Implementasi UU No 23 Tahun 2007)

VISI SISTEM PERKERETAAPIAN NASIONAL (Kajian Implementasi UU No 23 Tahun 2007) Universitas Gunadarma - Depok, 20-21 Oktober 2009 ISSN: 1858-2559 VISI SISTEM PERKERETAAPIAN NASIONAL (Kajian Implementasi UU No 23 Tahun 2007) 1 Mohammad Okki Hardian Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN KAUM DIFABEL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN KAUM DIFABEL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN KAUM DIFABEL DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ketua/Anggota Tim Ketua : Sugi Rahayu, M.Pd., M.Si (0007085405)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia menjadi salah satu faktor pemicu munculnya privatisasi di sejumlah BUMN di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA SUBSIDI ANGKUTAN PERINTIS ORANG DENGAN KERETA API a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 149 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjaganya kualitas kehidupan manusia kini dan nanti.

BAB I PENDAHULUAN. terjaganya kualitas kehidupan manusia kini dan nanti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan penerus generasi yang akan datang yang memiliki nilai krusial bagi keberlanjutan peradaban manusia. Segala upaya untuk melindungi dan memelihara keberadaan

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya

Lebih terperinci

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME LRT SEBAGAI SOLUSI EFEKTIF MENGATASI KEMACETAN JABODETABEK DISHUBTRANS DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 DISAMPAIKAN DALAM DIALOG PUBLIK DENGAN DTKJ 16 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan citacita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan Undang- Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO PERANAN INSTITUSI DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN WALI KOTA BUKITTINGGI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG STRATEGI DAERAH DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (SDPK) TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1552, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. PNBP. Ditjen Perkeretaapian. PNBP. Juklak. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 124 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengungkapan kinerja lingkungan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Pendahuluan Dengan berakhirnya era orde baru dan

Lebih terperinci

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation-PSO) sampai saat ini belum berjalan dengan baik. Secara umum permasalahan tersebut antara lain adalah belum adanya persepsi yang sama tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. milik pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. milik pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu perusahaan milik pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi. Dalam perjalanan sejarahnya,

Lebih terperinci