Yurmi Pranita Putri, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yurmi Pranita Putri, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK"

Transkripsi

1 EVALUASI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN Yurmi Pranita Putri, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh di KPP Pratama Jakarta Kemayoran pada tahun 2010 sampai dengan tahun Metode yang digunakan dalam mengevaluasi tingkat kepatuhan dengan metode riset lapangan. Dengan memperoleh data yang dilakukan dengan wawancara pada pihak yang berkaitan dan mengumpulkan dokumen dokumen yang terkait tentang kepatuhan Wajib Pajak. Menjelaskan teori teori tentang penyampaian SPT Tahunan berdasarkan Undang undang Tata Cara perpajakan yang berlaku di Indonesia dan berdasarkan peraturan Menteri Keuangan atau Direktorat Jenderal Pajak. Penelitan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran serta mengetahui prosedur yang dilakukan dalam penyampaian SPT. Menjelaskan kendala dan upaya yang dilakukan petugas pajak untuk meningkatkan kepatuhan dalam menyampaiakan SPT Tahunan. meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Dari evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa masih rendah nya kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan SPT. Dengan demikian petugas pajak harus menerapakan upaya agar dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Badan. Kata kunci : evaluasi tingkat kepatuhan badan

2 ABSTRAK The purpose of this research is to find out the level of compliance with the Corporate Taxpayers in conveying Annual Income tax return in Tax Office Pratama Jakarta Kemayoran on the year of 2010 until The method used in evaluating the level of compliance is by field research methods. The data obtained by interviewing the relevant parties and collect the documents that establish tax compliance. Explains theories about submitting Annual tax return based on the Act of procedures of taxation that applicable in Indonesia and based on regulation of finance minister or The Directorate General of Taxation. The Research conducted at the Tax Office Pratama Jakarta Kemayoran and to find out the procedures that conducted in submitting Tax Return. Describes the constraints and the efforts made by tax officer to improve the compliance in submitting Tax Return. To improve services to taxpayer. From the evaluation conducted shows that the taxpayer s awareness of submitting Tax Return is still low. Thus the tax officer must make an effort in order to improve the compliance of corporate taxpayer in the submitting Annual tax return. PENDAHULUAN Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu negara. Untuk melaksanakan dan membiayai seluruh pelaksanaan pembangunan serta pengeluaran rutin lainnya, maka negara membutuhkan sumber pendapatan. Dengan melihat dari sudut pandang tersebut, maka peranan pajak menjadi sangat penting karena bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar. Karena itu diperlukan peran aktif setiap warga Negara Indonesia, salah satunya dengan membayar pajak. Dan dengan adanya kesadaran dari Wajib Pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku maka penerimaan negara dari pajak diharapkan dapat meningkat. Salah satu kewajiban Wajib Pajak di bidang perpajakan adalah pemenuhan kewajiban pembayaran pajak beserta pelaporannya melalui SPT. Kewajiban pembayaran dan pelaporan tersebut adalah perwujudan dari sistem self assessment dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, membayar dan melaporkan pajak yang terutang, sedang kan fiskus hanya melakukan pengawasan, memberikan pelayanaan dan pembinaan kepada Wajib Pajak. Masalah yang sering timbul adalah banyak Wajib Pajak yang tidak atau terlambat melakukan pembayaran dan pelaporan SPT. Tingkat kepatuhan pembayaran dan pelaporan SPT merupakan salah satu tolak ukur dari kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode riset lapangan (field research method) untuk mendukung penelitian dalam penulisan skripsi dengan Observasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian pada perusahaan untuk memperoleh data, melakukan wawancara pada pihak yang berkepentingan dalam memberikan informasi yang berkaitan, dokumentasi dengan mengumpulkan bukti dan dokumen-dokumen yang terkait tentang kepatuhan Wajib Pajak. Dengan mencari informasi yang berkaitan erat dan memiliki referensi yang

3 relevan dengan topik skripsi dari buku-buku panduan yang berkaitan dengan kepatuhan Wajib Pajak mengisi dan menyampaikan SPT. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, didapat dari data primer dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran. HASIL DAN BAHASAN Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama kepada Wajib Pajak dalam membayar pajak agar dapat membantu pembangunan. Dalam membayar pajak Seksi Penagihan bertugas memproses atau penatausahaan jenis pajak yang masuk ke KPP Pratama Jakarta Kemayoran. Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun setiap tahun nya. Seksi Penagihan pada (KPP) Pratama Jakarta Kemoyaran juga dapat memberikan kontribusi bagi penerimaan kantor KPP Pratama Jakarta Kemayoran. Dan Seksi Pengolahan data dan Informasi juga memiliki tugas yaitu tata cara pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI serta rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak. PDI juga mencatat realisasi penerimaan pajak di KPP Kemayoran untuk setiap tahun nya dengan jenis jenis pajak baik Orang pribadi maupun badan dalam membayar PPh dan PPN. Dan pada KPP Kemayoran tersebut juga membuat\ rencana Penerimaan Pajak pada tahun 2010 sampai dengan tahun Berikut adalah target atau rencana yang ingin dicapai oleh KPP Kemayoran dan jumlah realisasi penerimaan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran pada tahun 2010, 2011, 2012 terhadap PPh dan PPN. Sebagai warga indonesia yang patuh akan pajak, maka harus melakukan kewajiban sebagai Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP untuk melaporkan dan menyampaiakan SPT Tahunan baik Badan maupun OP. Menurut Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE 89/PJ/2009 Tentang Tata Cara Penanganan Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Non Efektif Direktur Jenderal Pajak. Wajib Pajak efektif adalah wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya berupa memenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan atau Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan sebagaimana mestinya sedangkan, Wajib Pajak Non efektif adalah wajib pajak yang tidak melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya baik berupa pembayaran maupun penyampaian SPT Masa dan atau SPT Tahunan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan yang nantinya dapat diaktifkan kembali. wajib pajak non efektif adalah sebagai berikut : a) Selama dua tahun berturut- turut tidak pernah melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan baik berupa pembayaran pajak maupun penyampaian SPT Masa dan atau SPT Tahunan. b) Wajib pajak yang sudah meninggal dunia atau bubar tetapi belum ada keterangan : 1) Wajib pajak orang pribadi yang meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulias secara resmi dari ahli warisnya ( keterangan atau akte kematian belum dilampirkan) 2) Wajib pajak badan telah bubar tetapi belum ada akte pembubaran dari instansi yang berwenang atau belum ada penyelesaian likuidasi ( bagi badan yang sudah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman ) c) Tidak diketahui atau ditemukan lagi alamatnya,walaupun sudah dilakukan pencarian oleh petugas verifikasi atau petugas yang ditunjuk untuk itu. d) Wajib pajak secara nyata tidak menunjukan kegiatan usahanya.

4 Pengertian Surat pemberitahuan yang digunakan untuk menyampaikan SPT diatur dalam Pasal 1 ayat 11 Undang Undang Nomor 28 tahun SPT Tahunan merupakan SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan dan terdiri dari dua jenis yaitu SPT Tahunan PPh WP Badan, dan SPT Tahunan WP Orang Pribadi (OP). Untuk menghindari pengenaan sanksi administrasi atas keterlambatan pelaporan SPT Tahunan PPh WP OP sebesar Rp dan keterlambatan pelaporan SPT Tahunan PPh WP Badan dikenakan denda sebesar Rp , disarankan untuk melaporkan sebelum jatuh tempo. SPT Tahunan PPh Badan (Formulir 1771) disampaikan oleh Wajib Pajak paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya atau 3 bulan setelah akhir tahun pajak. SPT Tahunan Pasal 21 (Formulir 1721) disampaikan oleh Pemotong PPh Pasal 21 paling lambat 31 Maret tahun berikutnya atau 3 bulan setelah akhir tahun pajak. Wajib pajak pribadi yang melaporkan menggunakan formulir 1770 S atau 1770 SS dapat melaporkan SPT-nya secara online melalui aplikasi e-filing yang dapat diakses melalui situs Direktorat Jenderal Pajak Seksi Pengolahan data dan informasi menerima dan mengolah SPT tahunan PPh wajib pajak, melakukan pengecekan SPT serta menerbitkan SPT. Seksi Pemeriksaan melakukan penyelesaian SPT Tahunan pajak penghasilan yang lebih bayar.seksi Pelayanan bertugas untuk penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan PPh, dan SPT Masa, penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT, penerbitan surat teguran penyampaian SPT Tahunan PPh. Dan Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pemproses dokumen masuk dan penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT). SPT Tahunan baik Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi lebih sedikit dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar. Pada tahun 2010 Wajib Pajak Badan yang efektif sebanyak tapi untuk jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan nya lebih sedikit dari jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP tersebut, Wajib Pajak badan yaitu untuk yang menyampaikan SPT Tahunan nya. Pada tahun 2011 jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan untuk badan menjadi 2.802, walaupun mengalami kenaikan tetapi masih saja jumlah yang menyampaikan SPT Tahunan tersebut tidak sesuai dengan data Wajib Pajak yang terdaftar atau efektif. Dan untuk wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan SPT tahun 2010 dari wajib pajak yang terdaftar hanya Wajib Pajak OP yang menyampaikan SPT nya dan sebanyak dari untuk tahun 2011 Wajib pajak yang juga menyampaikan SPT. Dari tahun 2010 sampai dengan 2011 baik orang pribadi maupun badan terus mengalami kenaikan, tetapi masih saja tidak mencapai dari jumlah wajib pajak yang seharusnya. Dari jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP ini hanya sebagian wajib pajak badan maupun orang pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan atau melaporkan SPT nya pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran tersebut. Wajib Pajak yang terdaftar pada tahun 2012 di KPP Kemayoran ialah untuk Badan dan untuk OP, SPT Tahunan 2012 Wajib Pajak yang tercatat dalam menyampaikan SPT sebanyak untuk Wajib Pajak Badan dan untuk Wajib Pajak OP. Tetapi untuk Wajib Pajak Orang pribadi masih merupakan angka sementara dari KPP tersebut karena saat ini masih dalam proses pengadministrasian perkiraan sementara berapa jumlah wajib pajak efektif yang menyampaikan SPT Tahunan. Untuk wajib pajak Non Efektif pada KPP Kemayoran ini dikatakan tidak efektif apabila dalam dua (2) tahun berturut turut tidak melakukan kewajiban perpajakan baik berupa pembayaran maupun penyampaian SPT Masa dan SPT Tahunan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan. Atau Wajib Pajak tersebut telah meninggal dunia maupun Wajib Pajak sudah tidak ditemukan lagi alamatnya dan tidak memiliki penghasilan. Perlakuan Perpajakan dari fiskus bagi Wajib Pajak Non Efektif ialah menindak lanjuti wajib pajak tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah masih berstatus efektif atau berstatus NE / dihapus dari administari perpajakan. Petugas pajak melakukan penelitian dan pengamatan terhadapa wajib pajak tersebut, dengan melakukan pemeriksaan. Jika petugas pajak melakukan pemeriksaan dan Wajib Pajak tersebut masih efektif

5 atau berpotensi dalam membayar pajak, tapi tidak melakukan kewajibannya dalam melaporkan SPT maka dilakukan penagihan terhadap wajib pajak tersebut. Tetapi jika petugas pajak telah melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak terdaftar dan Wajib Pajak tersebut telah meninggal dunia ataupun mengalami kebangkrutan dan tidak menjalankan kegiatan usaha untuk mendapatkan penghasilan juga tidak diketahui atau ditemukan lagi alamatnya. Maka Wajib Pajak tersebut berstatus Non Efektif (NE) dan dihapus dari administrasi perpajakan. Surat Tagihan Pajak diterbitkan oleh KPP digunakan untuk penerapan sanksi administrasi yang merupakan salah satu tindak lanjut dari pengawasan penyampaian SPT Tahunan agar tingkat kepatuhan tidak menjadi rendah. Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa penerbitan STP kepada Wajib Pajak Badan tidak terlalu tinggi untuk dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang tidak melaporkan SPT nya ke Kantor Pajak mungkin saja mengalami ketidaktahuan tentang perpajakan tersebut atau mempunyai kendala kendala tersendiri kenapa tidak melaporkan SPT nya tersebut. Seharusnya jika Wajib Pajak tersebut sudah mempunyai NPWP serta mempunyai usaha atau berpenghasilan maka harus melakukan pengisian dan pelaporan SPT baik Orang Pribadi maupun Badan, sebagaimana mana dengan ketentuan Undang Undang yang berlaku tentang tata cara perpajakan yang ada di Indonesia. Menjadi Wajib Pajak yang patuh agar dapat meningkatkan pemasukan untuk negara dengan cara membayar pajak. Menjadi Wajib Pajak yang bertanggung jawab. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran juga harus meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak agar melakukan penyampaian SPT tepat pada waktu nya agar tidak mendapat Surat Tagihan Pajak beserta sanksi administrasi yang ditetapkan. Dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk menyampaikan SPT, petugas pajak pasti mengalami kendala kendala yang menyebabkan Wajib Pajak nya tidak patuh dan mencari upaya yang dapat membuat atau meningkatkan kepatuhan tersebut. kendala yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan antara lain adalah : 1. Dari pihak Wajib Pajak nya sendiri takut akan kata pajak yang berarti mengeluarkan biaya atau akan menambah biaya lain lain untuk keperluan kantor pajak. Jadi kesadaran Wajib Pajak untuk melaporkan SPT menjadi rendah, karena Wajib Pajak itu sendiri menganggap pajak sebagai beban bagi mereka. Dan juga takut akan mempengaruhi pendapatan penghasilan yang didapat. Terlebih lagi banyak kasus tentang pajak yang ada di media masa yang menggambarkan betapa buruk nya sistem perpajakan di Indonesia, banyak nya koruptor tentang pajak. Media terlalu banyak memberikan gambaran yang memberikan nilai negatif tentang pajak itu sendiri sehingga membuat Wajib Pajak menyimpulkan sendiri arti dan maksud dari pajak tersebut. 2. Wajib Pajak itu sendiri belum paham tentang arti pajak yang sebenarnya. Banyak Wajib Pajak yang tidak mengerti penting nya pajak untuk pembangunan dan membiayai keperluan negara. Sehingga Wajib Pajak tidak mengetahui kapan harus melaporkan SPT dan kegunaan serta fungsi dari pelaporan atau penyampaian tersebut. 3. Banyak Wajib Pajak Badan yang mendirikan usaha tetapi sudah tidak aktif lagi. Sehingga Wajib Pajak yang terdaftar cenderung lebih sedikit yang melaporkan SPT Tahunan nya, di karena kan usaha yang mereka punya sudah tidak digunakan atau tidak berpenghasilan. 4. Kendala yang dihadapi dalam tingkat kepatuhan ialah macam macam jenis Wajib Pajak itu sendiri. Contoh nya jika Wajib Pajak itu bekerja sebagai Pegawai biasa nya, mereka akan paham tentang kegunaan membayar pajak sehingga mereka melaporkan SPT Tahunan nya dan menyampaikan SPT nya tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelum jatuh tempo sehingga tidak mendapat sanksi dari petugas pajak. Dan yang membuka usaha sendiri dari usaha kecil biasa nya kurang paham dengan pengisian SPT, maka mereka perlu bantuan dari petugas pajak untuk menjelaskankan fungsi pajak dan cara pengisian serta penyampaian SPT sebelum jatuh tempo dengan baik.

6 5. Wajib Pajak yang tidak memberikan respon terhadap SPT yang diterbitkan. Dikarenakan Wajib Pajak tidak mengetahui tujuan dari penyampaian SPT tersebut dan manfaat dari penyamaian SPT. Dapat dilakukan pemeriksaan jika Wajib Pajak yang disampaikan tentang pelaporan SPT tapi tidak merespon atau tidak juga melakukan pelaporan, maka petugas pajak dapat mengeluarkan surat teguran dan melakukan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak nya. 6. Sistem yang mengalami eror dalam penyampaian SPT. Jika penyampaian SPT dilakukakan dengan menggunakan pos, maka petugas pajak perlu memeriksa kelengkapan dari SPT tersebut. 7. Jumlah Wajib Pajak yang terlalu banyak tetapi petugas pajak nya terbatas sehingga mengalami keterbatasan dalam melakukan pengawasan penyampaian SPT. Memerlukan petugas tambahan atau tim yang bertugas dalam pengawasan dan penyampaian SPT Wajib Pajak. Upaya yang dilakukan oleh petugas pajak antara lain adalah : 1. Membuat himbauan agar Wajib Pajak tepat waktu dalam melakukan Penyampaian SPT dengan memberi surat pemberitahuan tentang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan. Menyampaikan surat bila ada pemberitahuan peraturan baru tentang cara penyampaian SPT; 2. Mengirimkan dan menerbitkan surat teguran serta himbauan dan penerapan sanksi administrasi dalam bentuk STP untuk Wajib Pajak yang belum mengumpulkan SPT dalam tahun pajak ; 3. Jika Wajib Pajak sudah menerima surat pemberitahuan tapi, Wajib Pajak tersebut tidak merespon dengan baik maka petugas pajak mendatangi Wajib Pajak nya atau memanggil Wajib Pajak nya untuk segera melaporkan SPT sebelum batas akhir pelaporan. Petugas pajak juga dapat memeriksa kenapa tidak ada respon dari surat yang di kirim kan tersebut. Biasanya Wajib Pajak tidak merespon dikarenakan usah yang mereka miliki sudah tidak aktif atau tidak mempunyai penghasilan, sehingga Wajib Pajak tersebut mengabaikan Surat Pemberitahuan tersebut. 4. Petugas pajak mengadakan penyuluhan tentang fungsi pajak, cara penyampaian dan pengisian SPT. Serta menjelaskan maksud pajak bukan hanya dari sisi negatif nya saja tetapi kegunaan serta fungsi dan tujuan yang akan dicapai jika taat dalam membayar pajak. Agar Wajib Pajak bisa mengerti dengan baik manfaat dari pajak itu sendiri. Petugas pajak juga mengadakan penyuluhan bagi Wajib Pajak yang baru mendapat kan NPWP tentang cara pengisian SPT dan pelaporan; 5. Sarana media seharus nya memberikan contoh pajak bukan hanya dari sisi negatif yang sering terjadi. Media sebagai sarana yang dapat dipercaya masyarakat harus memberikan atau menampilkan pajak dari sisi positif nya juga sehingga dapat merubah pola pikir masyarakat tentang arti pajak dengan cara perlahan lahan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak : 6. Kurang nya media dan fasilitas yang digunakan dalam mengadakan penyuluhan. Serta memperbaiki sarana yang dimiliki oleh kantor pajak atau menambah sarana yang bisa digunakan sebagai penyampaian SPT dengan cara meningkatkan pelayanan di KPP agar menjadi lebih baik lagi; 7. Menerapakan sanksi administrasi bagi Wajib Pajak yang tidak atau telat dalam melaporkan SPT Tahunan nya dalam bentuk Surat Tagihan Pajak (STP) yang merupakan alat pembinaan bagi Wajib Pajak karena dengan menerbitkan STP jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Melalui penerapan sanksi administrasi diharapakan agar pelanggaran yang di lakukan Wajib Pajak tidak terulang lagi, mengingat sanksi yang dikenaka;.

7 8. Memberikan dorongan kepada Wajib Pajak untuk sadar dan peduli dalam melakukan kewajiban nya dengan cara membuat undangan untuk Wajib Pajak nya tentang penyuluhan perpajakan agar Wajib Pajak datang dan mengerti tentang pajak. Jika Wajib Pajak dengan sengaja atau tidak sengaja lupa menyampaikan SPT Tahunan nya atau terlambat dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh petugas pajak, maka Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan penerbitan STP, berikut denda administrasi untuk Wajib Pajak yang tidak patuh : a. Untuk SPT Tahunan 1. SPT Tahunan PPh Badan dikena kan sanksi sebesar Rp 1 juta 2. SPT Tahunan PPh Orang pribadi dikenakan sanksi sebesar Rp 100 ribu Jika Wajib Pajak badan mempunyai usaha yang masih aktif dan mempunyai penghasilan tetapi tidak menanggapi surat pemberitahuan tentang penyampaian SPT maka petugas pajak dapat melakukan pemeriksaan pada usaha yang dilakukan nya. Agar petugas pajak mempunyai jawaban kenapa Wajib Pajak nya tidak mau menyampaikan SPT atau telat lapor sesudah jatuh tempo. Pengaruh sanksi yang diberi kan petugas pajak ternyata tidak memberikan efek jera kepada Wajib Pajak nya. Wajib Pajak yang telat melakukan penyampaian SPT maka petugas memberikan surat himbauan untuk melakukan penyampaian SPT, baru Wajib Pajak melakukan kewajibanya. Dan untuk penyampaian SPT Tahunan berikut nya, banyak juga Wajib Pajak yang telat dalam melakukan pelaporan SPT walaupun sudah pernah menerima sanksi dari petugas pajak nya, di KPP Kemayoran untuk Wajib Pajak badan masih banyak yang diberikan sanksi karena telat lapor. Pada Pasal 3 ayat (3b) Undang Undang KUP memberikan kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk mengatur tentang tata cara pelaporan SPT Tahunan bagi Wajib Pajak badan dengan kriteria tertentu, yaitu : 1. Modal Wajib Pajak 100% (seratus persen) dimiliki oleh Warga Negara Indonesia; 2. Menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam tahun pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp ,00 (Sembilan ratus juta) Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan nya, dari pihak petugas pajak KPP Pratama Jakarta Kemayoran menyediakan fasilitas yang memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan kewajibannya dalam menyampaikan SPT. Menyediakan form pengisian SPT yang memudahkan Wajib Pajak dalam penyampaian. Menyediakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang diperlukan oleh Wajib Pajak. Fasilitas yang digunakan di KPP Pratama Jakarta Kemayoran sudah relatif baik dan bagus. Wajib Pajak dapat penyampaian SPT Tahunan nya melalui pelayanan umum atau lewat sistem yang ada di kantor pajak yang digunakan untuk meningkat kan kepatuhan Wajib Pajak yang beroperasi pada jam sampai dengan jam WIB. Sistem administrasi yang digunakan pada KPP Pratama Jakarta Kemayoran untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dengan menggunakan Sistem Informasi DJP (SI DJP). Yang aplikasi nya digunakan untuk mengetahui detail pelaporan Wajib Pajak yang terdaftar. Tingkat kepatuhan juga dapat dilihat dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar tetapi hanya sedikit atau jauh berbeda dari yang menyampaikan SPT Tahunannya mempengaruhi tingkat kepatuhan. Dalam mengoptimal kan kepatuhan Wajib Pajak, petugas KPP Pratama Jakarta menerapkan sistem AR ( account Representatvie). Dimana setiap Wajib Pajak mempunyai AR nya sendiri yang bertugas mengawasi pelaporan SPT Tahunan pada Wajib Pajak agar segera melaporkan SPT nya. Dalam menyampaikan SPT Tahunan Badan jatuh

8 tempo dari penyampaian tersebut paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak. Setiap AR mempunyai beberapa Wajib Pajak yang akan diawasi dalam semua kegiatan pelaporan SPT sehingga tepat pada waktunya. AR memegang beberapa Wajib Pajak tergantung dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kemayoran untuk mengawasi kepatuha, membimbing Wajib Pajak agar mengetahui fungsi dan manfaat dari penyampaian SPT. Agar Wajib Pajak sadar akan kewajibannya dalam melakukan penyampaian SPT sehingga tingkat kepatuhan terhadap SPT dalam mengalami peningkatan yang baik. AR juga berugas menyusun profil Wajib Pajak yang dipegang atau di awasi nya. Tugas dari AR itu sendiri di atur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK/01/2006. Untuk mengoptimalisasikan kualitas pelayanan pada Wajib Pajak maka disetiap Kantor Pelayanan Pajak dengan menetapkan tempat layanan terpadu sesuai dengan Keputusan Nomor Kep 27/Pj./2003 tentang Tempat Pelayanan Terpadu pada Kantor Pelayanan Pajak sehingga dapat memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak tanpa harus mendatangi masing masing seksi. Agar dapat memudahkan pengawasan terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak yang menyampaikan SPT. Wajib Pajak dalam penyampaian SPT menggunakan sistem Self Assessment System yang berarti petugas pajak memberikan wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang harus dibayar. Dengan tetap diawasi oleh setiap AR yang mendapat tanggung jawab untuk membimbing Wajib Pajak agar patuh terhadap pembayaran pajak. Untuk prosedur cara penyampaian SPT Tahunan Badan pada KPP Pratama Jakarta Kemayoran mengikuti ketetapan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2012 yang mengatur bagaimana cara wajib pajak (WP) menyampaikan SPT Tahunan. Baik penyampaian secara langsung ke KPP melalui layanan terpadu dapat juga melalui pos dengan bukti pengiriman tetapi pihak petugas pajak tetap memeriksa kelengkapan SPT yang disampaikan lewat pos. Dengan meningkatkan pelayanan di KPP agar memudahkan petugas pajak dalam melakukan kegiatan pajak, mengadakan penyuluhan, membuat surat undangan untuk Wajib Pajak serta memberi Surat Pemberitahuan. Wajib Pajak juga harus meningkatkan kesadaran untuk mulai melaporkan SPT sebelum jatuh tempo agar terjadi nya peningkatan kewajiban yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak. Petugas pajak dan Wajib Pajak harus bekerja sama agar tingkat kepatuhan dalam penyampaian SPT Badan di KPP Pratama Jakarta Kemayoran dapat terealisasi dengan baik. Untuk meningkatkan kepatuhan serta kesadaran dalam menyampaikan SPT Tahunan nya, Wajib Pajak harus banyak dibimbing serta diawasi oleh AR nya.

9 SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian pembahasan dan analisa data data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan tentang kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaiakan SPT Tahunan Badan. Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan di KPP Pratama Jakarta Kemayoran pada tahun pajak 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan rata rata sebesar 20%, ini menunjukkan bahwa masih rendahnya Wajib Pajak Badan yang memenuhi kewajiban perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT jika mencapai 100%, baru bisa dikatakan bahwa Wajib Pajak itu taat dalam membayar pajak dan melaporkannya tapi persentase kepatuhan Wajib Pajak bahkan tidak mencapai setengah nya. Sehingga perlu peningkatan lagi agar Wajib Pajak mau menyampaikan SPT Tahunan sebelum tanggal jatuh tempo, agar persentasenya dapat meningkat. Untuk mengukur tingkat kepatuhan Wajib Pajak dapat dilihat dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan Wajib Pajak yang menyampaikan SPT nya. Jika jumlah Wajib Pajak yang terdaftar lebih banyak dibandingkan dengan yang melapor, berarti tingkat kepatuhan Wajib Pajak tersebut masih belum baik. Salah satu penyebab tingkat kepatuhan Wajib Pajak itu rendah dikarenakan kurang nya kesadaran Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajibannya karena tidak mengatahui dengan baik manfaat dan fungsi pajak. Disamping itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran juga mengalami berbagai kendala untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Badan. Kendala kendala yang dihadapi oleh petugas pajak di KPP Pratama Jakarta Kemayoran : 1. Wajib Pajak tidak mengerti maksud dari pajak itu sendiri; 2. Kurang nya pengetahuan tentang perpajakan dan cara penyampaian SPT; 3. Banyaknya Wajib Pajak Badan yang usaha nya sudah tidak aktif; 4. Tidak melaporkan SPT tepat waktu; 5. Jumlah Wajib Pajak yang banyak atau meningkat tiap tahun dan petugas nya tidak sebanding dengan jumlah Wajib Pajak nya. Dengan adanya kendala yang membuat tingkat kepatuhan rendah, maka KPP Pratama Jakarta Kemayoran melakukan berbagai upaya agar dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT. : 1. Membuat himbauan dan penyuluhan tentang pengisian dan penyampaian SPT; 2. Menerbitkan Surat teguran dan menerapkan sanksi administrasi dalam bentuk STP; 3. Meningkatkan saranan media dan fasilitas yang digunakan; 4. Memberikan dorongan kepada Wajib Pajak agar peduli terhadap pajak;

10 5. Menambah petugas pajak yang mengawasi penerimaan SPT. 5.2 Saran Petugas pajak di KPP Pratama Kemayoran harus lebih giat dalam menerapkan upaya agar dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan nya. Dengan terus memberikan penyuluhan dan meningkatkan sarana yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar mengerti tentang pentingnya pajak. Petugas pajak harus secara berlahan lahan merubah pola pikir masyarakat tentang arti pajak, sehingga Wajib Pajak mau melakukan kewajibannya dan menerbitkan STP bagi Wajib Pajak yang lalai dalam memenuhi kewajiban penyampaian SPT. Memberikan pelayanan yang berkualitas agar Wajib Pajak merasa puas dalam melaporkan dan menyampaikan SPT. Terus memberikan Wajib Pajak motivasi untuk melaporkan SPT Tahunan sebelum tahun pajak berakhir atau sebelum jatuh tempo. Petugas pajak juga harus menerapkan sanksi yang tegas bagi Wajib Pajak yang lalai dalam menyampaikan SPT menurut undang undang yang berlaku.

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Untuk memaksimalkan pajak, negara melakukan sosialisasi pajak kepada masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu

Lebih terperinci

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK 1. orang pribadi atau badan sebagai: pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang Satu Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan self assessment system dicerminkan dari jumlah Pengusaha Kena Pajak terdaftar, perhitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai selama tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

mendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment.

mendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment. 2 mendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment. Dalam sistem self assessment, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan

Lebih terperinci

PERAN KASIH SAYANG DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PERAN KASIH SAYANG DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PERAN KASIH SAYANG DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Penulis A, Penulis B RSPI Abstract Tax societies should be well understood about tax regulations. Moreover a tax authority is expected to be able

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai 44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Data Jumlah Wajib Pajak di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar dan Efektif di KPP Pratama Semarang Gayamsari Tahun 2014 dan 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil pengamatan ini penulis akan menyampaikan mengenai Prosedur penghapusan sanksi administrasi atas pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGURANGAN DENDA ADMINISTRASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI MELALUI PENERAPAN E-FILING

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI MELALUI PENERAPAN E-FILING ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MELAPORKAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI MELALUI PENERAPAN E-FILING (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat) LAPORAN

Lebih terperinci

MENELISIK PERBEDAAN PEMBETULAN SPT DENGAN PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT

MENELISIK PERBEDAAN PEMBETULAN SPT DENGAN PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT MENELISIK PERBEDAAN PEMBETULAN SPT DENGAN PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT Oleh: Irwan Aribowo Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Abstract Tax societies should understand well about tax regulations. Moreover

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dari tahun ke tahun kontribusi pajak pada penerimaan negara terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dari tahun ke tahun kontribusi pajak pada penerimaan negara terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun kontribusi pajak pada penerimaan negara terus mengalami peningkatan. Kontribusi sektor perpajakan yang meningkat itu menunjukkan pemerintah tetap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 BAB IV PEMBAHASAN IV.I Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, pajak merupakan sumber terbesar pendapatan negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak menyumbang lebih dari separuh total pendapatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di

BAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di 94 BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada akhir penulisan hukum sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan yang kemudian dilakukan pembahasan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-69/PJ/2010 : 27 Mei 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG TARGET RASIO PEMBETULAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN BERBASIS PROFIL

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA HENDRY ALDARYANTO Jalan Kenangan 3 No. 85 Jakasampurna Bekasi Barat, 081297250365,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PAJAK 1. Pengertian Pajak Menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi BAB IV PEMBAHASAN Sunset Policy merupakan program pemerintah tahun 2008 dalam rangka peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Tentang Pajak Notoatmodjo (2010) berpandangan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Dampak Pelaksanaan Program Kebijakan Sunset Policy terhadap Jumlah Penyampaian SPT Tahunan pada KPP Pratama Tangerang Timur Program Kebijakan Sunset

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP)

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP) Bab IV PEMBAHASAN IV.1 Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP) Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak. Oleh karena itu dalam hal ini petugas

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara membutuhkan sumber pendanaan untuk melakukan Pembangunan Nasional yang dilakukan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpajakan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang dinamis. Dengan meningkatnya anggaran negara setiap tahunnya maka target penerimaan negara

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI. namun untuk kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya pajak tersebut

BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI. namun untuk kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya pajak tersebut BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI A. Saat Terutang Pajak Setiap wajib pajak diwajibkan untuk membayar hutang pajaknya dengan tidak menggantungkan dengan adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan,

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY 4.1 Pelaksanaan Sunset Policy di KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Berlakunya Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 sejak

Lebih terperinci

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume II, No. 1, Februari 2015, h. 11-20 PELAKSANAAN e-spt TAHUNAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEKAYU

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. 1. Apa yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak? Yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak harus mengetahui

HASIL WAWANCARA. 1. Apa yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak? Yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak harus mengetahui L-1 HASIL WAWANCARA 1. Apa yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak? Jawab: Yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak harus mengetahui hak dan kewajibannya terlebih dahulu. Kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

NPWP dan Pengukuhan PKP

NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA Riza Hardianti Binus University, Tanah Kusir II, Jl R/21, 085691235588, riyzha_cho2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PPA K RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh : 1. Ahmad Satria Very S 2. Bagus Arifianto PPAK KELAS MALAM RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian negara sama halnya dengan perekonomian rumah tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran. Pajak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang telah diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,

Lebih terperinci

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Lina Mariana Politeknik Informatika Nasional Email : linamariana90@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan: Pajak adalah kontribusi wajib

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Pratama Kemayoran mulai berdiri sejak tahun 1994 dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Untuk mengetahui dengan jelas pengertian pajak, berikut ini akandikemukakan definisi-definisi pajak yang diambil dari beberapa sumber.definisi pajak

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak. (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kemayoran Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Perbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak

Perbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak Lampiran 1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK... Jln... Telp....... Faks.... Homepage : http://www.pajak.go.id Nomor : S-...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya Indonesia mampu mewujudkan kemandirian bangsa dan Negara dalam. negeri yang cukup besar. Salahsatunya adalah Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya Indonesia mampu mewujudkan kemandirian bangsa dan Negara dalam. negeri yang cukup besar. Salahsatunya adalah Pajak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara yang memiliki potensi besar di mata dunia. Indonesia harusnya mampu menjadi Negara besar secara ekonomi, mengingat potensi SDA yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari : BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR A. Timbulnya Utang Pajak Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang mendasar dan telah terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan)

Lebih terperinci

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI

PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI PENERAPAN E-COMPLIANCE ATAS KEWAJIBAN PAJAK TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA KOSAMBI Atikah Aure Binus University, Jl.Akasia No 6 RT 03/03 Tajur Ciledug Tangerang 15152, 08984252570,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap Hukum Pajak Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap 2015-2016 Tujuan Pembelajaran Fakultas Hukum Mahasiswa memahami pemungutan pajak melalui sistem self assessment; Mahasiswa memahami berbagai

Lebih terperinci

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA Oleh : SYAFI I Universitas Bhayangkara Surabaya Abstraksi Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang utama. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat

Lebih terperinci

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN

NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Modul ke: NPWP (NOMOR POKOK WAJIB PAJAK), WAJIB PAJAK NON EFEKTIF, KODE AKUN PAJAK, SSP, JATUH TEMPO PEMBAYARAN Fakultas Ekonomi & Bisnis Disusun Oleh : Yenny Dwi Handayani Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Rafni Nistiari, Murtedjo. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, ,

Rafni Nistiari, Murtedjo. Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta 11480, , PERBANDINGAN KEPEMILIKAN NPWP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN TERHADAP JUMLAH PENINGKATAN PAJAK PENGHASILAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA TANGERANG Rafni Nistiari, Murtedjo Binus University,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa salah satu penopang pendapatan nasional yaitu berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik BAB III METODE PENULISAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik berikut: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara khususnya dalam melanjutkan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account Representative (AR) adalah pegawai yang diangkat pada setiap Seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Untuk mengkordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ITDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. untuk Tujuan Lain. Kedua bentuk pemeriksaan ini pada dasarnya merupakan

BAB V PENUTUP. untuk Tujuan Lain. Kedua bentuk pemeriksaan ini pada dasarnya merupakan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pelaksanaan pemeriksaan pajak terdiri dari 2 tujuan, yang pertama adalah pemeriksaan pajak yang bertujuan untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan dan yang Kedua

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan alat yang digunakan pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO Kepala Kantor Fungsional Penilai Fungsional Pemeriksaan Kepala Sub Bagian Umum Seksi Pelayanan Seksi PDI Seksi Waskon I Seksi Waskon II Seksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. Dengan demikian, kesejahteraan penduduknya akan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Untuk mensejahterakan

Lebih terperinci

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak BAGIAN 1 Sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan sebelumnya bahwa salah satu inti pengertian pajak adalah dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melaksanakan pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan,

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

Lebih terperinci