LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014"

Transkripsi

1 LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon

2 Kata Pengantar Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Cirebon Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon disusun dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan sumber daya maupun pelaksanaan pembangunan yang diwujudkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Akuntabilitas ini, diharapkan sebagai pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan memiliki legitimasi sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Harapan kami Pemerintah Kota Cirebon, dalam menghadapi berbagai tantangan kiranya mampu memanfaatkan potensi yang ada sehingga dapat melaksanakan perannya secara efektif dan efisien serta produktif dalam rangka meningkatkan kinerja birokrasi. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Amin. Cirebon, Maret 2014 WALIKOTA CIREBON, Drs. Nasrudin Azis, SH. i LAKIP KOTA CIREBON 2014

3 Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Penyusunan LAKIP Gambaran Pelaksanaan Urusan di Kota Cirebon Permasalahan Pembangunan Isu Strategis Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Pencapaian Indikator Per Masing-Masing Sasaran Hambatan dan Upaya Pencapaian Indikator Sasaran Evaluasi dan Analisis Anggaran BAB IV PENUTUP Kesimpulan Saran ii LAKIP KOTA CIREBON 2014

4 Daftar Tabel Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun Kota Cirebon... 8 Tabel Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon Tabel Jumlah Guru dan Murid jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon Tabel Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun Tabel Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Cirebon Tahun Tabel Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun Tabel Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu Di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun di Kota Cirebon Tabel Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dan Dukun Bayi Terlatih di Kota Cirebon Tahun Tabel Persentase Balita Gizi Baik Tahun Di Kota Cirebon.. 23 Tabel Jumlah Kematian Ibu Tahun Di Kota Cirebon Tabel Jumlah Kematian Bayi Tahun Di Kota Cirebon Tabel Perkembangan Kasus HIV AIDS di Kota Cirebon Tahun Tabel Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun Tabel Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan di Kota Cirebon Tahun Tabel Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun Tabel Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun Di Kota Cirebon Tabel Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun Tabel Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2011 Per Kecamatan Di Kota Cirebon Tabel Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun di Kota Cirebon Tabel Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon 40 Tabel Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon 41 iii LAKIP KOTA CIREBON 2014

5 Tabel Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon Tabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun Kota Cirebon Tabel Jumlah Anggota Linmas Tahun Di Kota Cirebon Tabel Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun Tabel Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun Kota Cirebon Tabel Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon Tahun Tabel Pengelola Arsip Terpadu di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun Tabel Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun iv LAKIP KOTA CIREBON 2014

6 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan. Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah mindset para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi pemerintah, dengan kata lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya. Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi 1 LAKIP KOTA CIREBON 2014

7 pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawabkan secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih. Dengan kata lain LAKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam persepektif yang lebih luas, LAKIP berfungsi sebagai media 2 LAKIP KOTA CIREBON 2014

8 pertanggungjawaban instansi pemerintah kepada publik. LAKIP diimplementasikan secara self assesment oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi. 1.2.Dasar Hukum Penyusunan LAKIP LAKIP Pemerintah Kota Cirebon sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan tahunan yang telah disusun dalam perjanjian kinerja dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. LAKIP kota cirebon tahun 2014 disusun berdasarkan beberapa landasan seperti: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3 LAKIP KOTA CIREBON 2014

9 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4689); 9. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 4 LAKIP KOTA CIREBON 2014

10 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 19); 12. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 20) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 36); 13. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas- Dinas Daerah Pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 21) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 13 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan 5 LAKIP KOTA CIREBON 2014

11 Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 13 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 37); 14. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 15 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 22) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 15 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2011 Nomor 14 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 38); 15. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Kelurahan pada Pemerintah Kota Cirebon (Lembaran Daerah Kota Cirebon Tahun 2008 Nomor 16 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kota Cirebon Nomor 23); 6 LAKIP KOTA CIREBON 2014

12 1.3.Gambaran Pelaksanaan Urusan di Kota Cirebon Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. a. Urusan Wajib. Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu: 1) Pendidikan. Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Angka Partisipasi Sekolah (APS). Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih 7 LAKIP KOTA CIREBON 2014

13 menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Penurunan dan kenaikan nilai Angka Partisipasi Sekolah sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun naiknya persentase jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah, sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan tahun Tabel Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 1.1 Jumlah murid SD usia 7-12 tahun Jumlah murid MI usia 7-12 tahun Jumlah murid SMP usia < 13 tahun Jumlah murid MTs usia < 13 tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun Angka Partisipasi Sekolah SD/MI 153,19 101,87 126,16 120,25 2. SMP/ MTS 2.1 Jumlah murid SMP usia tahun Jumlah murid MTs usia tahun 2.3 Jumlah murid SMA/SMK < 16 tahun Jumlah murid MA usia < 16 tahun Total LAKIP KOTA CIREBON 2014

14 No. Jenjang Pendidikan T a h u n Jumlah penduduk kelompok usia tahun Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS 200,94 97,98 122,46 120,14 3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah murid SMA/SMK usia tahun Jumlah murid MA usia tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia tahun Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA 160,95 100,66 95,19 105,43 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Secara umum, angka partisipasi sekolah di bawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota di mana yang bersangkutan bersekolah. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Selama kurun waktu rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan dasar mengalami kenaikan. Untuk jenjang SD pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 192 penduduk usia 7-12 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata setiap sekolah menampung 151 penduduk usia 7-12 tahun. 9 LAKIP KOTA CIREBON 2014

15 Sedangkan untuk jenjang SMP pada tahun 2011 rata-rata setiap sekolah menampung 324 penduduk usia tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang rata-rata menampung 201 penduduk usia tahun. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu bertambahnya jumlah sekolah SD/MI dan SMP/MTs atau tingginya angka putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar. Begitu pula dengan jenjang pendidikan menengah, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 355. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung 355 penduduk usia tahun. Tabel Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon No. Jenjang T a h u n Pendidikan SD/MI 1.1 Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia tahun 1.3 Rasio 1 : : : : SMP/MTS 2.1 Jumlah gedung sekolah 2.2 Jumlah penduduk kelompok usia tahun 2.3 Rasio 1 : : : : SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah gedung sekolah LAKIP KOTA CIREBON 2014

16 No. Jenjang T a h u n Pendidikan Jumlah penduduk kelompok usia tahun 3.3 Rasio 1 : : : : Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Rasio guru/murid. Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun Tabel Jumlah Guru dan Murid jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2008 s/d 2012 Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 1.1 Jumlah Guru Jumlah Murid R a s i o 1 : 20 1 : 19 1 : 19 1 : SMP/ MTS 2.1 Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 1 : 15 1 : 14 1 : 13 1 : SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah guru Jumlah murid Rasio 1 : 14 1 : 14 1 : 13 1 : 13 - Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Persentase Kondisi ruang kelas baik. 11 LAKIP KOTA CIREBON 2014

17 Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada tahun 2012 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 79,68 %. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun Tabel Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun No. Jenjang Pendidikan 1. SD/MI 1.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 1.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 1.3 Jumlah seluruh ruang kelas 1.4 % ruang kelas kondisi baik 1,5 % ruang kelas kondisi rusak 2. SMP/MTs 2.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 2.1 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 2.2 Jumlah seluruh ruang kelas 2.3 % ruang kelas kondisi baik 2.4 % ruang kelas kondisi rusak 3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik Tahun ,65 79,77 76,66 75,35 75,09 19,35 20,23 23,34 24,65 24, ,85 77,13 88,94 84,81 85,33 16,15 22,87 11,06 15,19 14, LAKIP KOTA CIREBON 2014

18 No. Jenjang Tahun Pendidikan Jumlah ruang kelas kondisi rusak 3.2 Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik 91,04 88,07 91,43 93,40 93, % ruang kelas kondisi rusak 8,96 11,93 8,57 6,60 6,91 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/tk. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi capaian PAUD/TK di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun Tabel Persentase Siswa Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini Di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah siswa TK/RA seluruhnya 2. Jumlah siswa TK/RA usia 5-6 tahun 3. Jumlah penduduk usia 5-6 tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

19 No. Uraian Tahun APK TK/RA - 106,29 73,38 107,38-5. APM TK/RA - 63,36 45,49 58,0 - Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Angka Putus Sekolah. Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,73 persen atau menurun sebesar 1,59 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,32 persen, kecuali pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun 2011 sebesar 4,48 persen atau mengalami penurunan sebesar 4,31 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 8,79 persen. Begitu pula untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA setiap tahunnya mengalami penurunan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2011 sebesar 38,11 persen atau menurun sebesar 2,32 persen dibandingkan kondisi tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

20 yang mencapai 40,43 persen. Untuk mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan Di Kota Cirebon Tahun No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 2,32 2,96 2,77 0,73 2. SMP/MTs 8,79 7,92 7,61 4,48 3. SMA/SMK/MA 40,43 39,32 38,64 38,11 Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun , BPS : ) Kesehatan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan di Posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan 15 LAKIP KOTA CIREBON 2014

21 memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 319 buah dan jumlah Balita sebanyak jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1 : 66. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di Kota Cirebon melayani 66 balita. Tabel berikut menggambarkan rasio Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode tahun Tabel Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio 1:75-1:73 1: 66 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada tahun 2011 dari 319 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan Posyandu Mandiri 71 buah. Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) per satuan penduduk. Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan dalam rangka meningkatkan 16 LAKIP KOTA CIREBON 2014

22 derajat kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah ketersediaannya, maka semakin memudahkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan. Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2011 mencapai 1 : 8.119,8, artinya setiap 1 Puskesmas/Puskesmas pembantu di Kota Cirebon pada tahun 2011 melayani sampai masyarakat Kota Cirebon. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun Tabel Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu Di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Puskesmas Jumlah Balai Pengobatan 3. Jumlah Pustu Jumlah 1 s/d Jumlah penduduk Rasio Puskesmas per 1 : 1 : 1 : 1 : satuan penduduk Rasio Balai Pengobatan per satuan penduduk Rasio Pustu per satuan penduduk Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Pustu per satuan penduduk , : 1 : : : 8.448,7 1 : : 7.799,7 1 : : 8.119,8 5. Jumlah kecamatan Jumlah kelurahan Rasio Puskesmas per kecamatan. 1 : 4,4 1 : 4,4 1 : 4,4 1 : 4,4 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

23 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan, asuhan keperawatan secara berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Semakin banyak jumlah ketersediaan rumah sakit akan semakin mudah bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Jumlah rumah sakit di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 10 unit yang dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum sebanyak 6 unit yang terdiri dari rumah sakit daerah 1 unit, rumah sakit tentara 1 unit dan rumah sakit swasta 4 unit. Sementara rumah sakit swasta sebanyak 4 unit, terdiri dari rumah sakit ibu dan anak 1 unit, rumah sakit bersalin 2 unit dan rumah sakit bedah 1 unit. Rasio pelayanan rumah sakit terhadap penduduk Kota Cirebon tahun 2011 mencapai 1: Hal ini berarti bahwa untuk 1 rumah sakit di Kota Cirebon melayani penduduk. Namun demikian, realitas di lapangan rumah sakit yang ada di Kota Cirebon tidak hanya memberikan layanan kesehatan kepada penduduk Kota Cirebon, akan tetapi juga memberikan layanan kesehatan kepada penduduk se wilayah Cirebon. Berikut gambaran rasio ketersediaan rumah sakit terhadap penduduk Kota Cirebon periode tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

24 Tabel Jumlah dan Rasio Rumah Sakit per Jumlah Penduduk Di Kota Cirebon Tahun No. Uraian 1. Jumlah seluruh rumah sakit (daerah, TNI, swasta dan rumah sakit khusus) Tahun Jumlah penduduk Rasio 1 : : : : Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun Rasio Dokter per satuan penduduk. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani penduduk. Jumlah dokter di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 588 orang dengan jumlah penduduk sebanyak orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter terhadap jumlah penduduk mencapai 1,96. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon tahun 2011 adalah 1 : 510,9, artinya rata-rata 1 orang dokter di Kota Cirebon memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang. Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

25 Tabel Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah dokter Jumlah penduduk 3. Rasio dokter per 0,91 0,81 0,11 1, penduduk 4. Rasio dokter terhadap penduduk 1 : : : : 510,9 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada saat proses persalinan. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat meminimalisir jumlah komplikasi/kematian ibu dan bayi. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Ibu maternal salah satunya adalah melalui persalinan yang sehat dan aman, yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan maupun dukun terlatih yang didampingi oleh tenaga kesehatan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 89,77%, angka ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 90,01%. Persentase tertinggi di Kelurahan/Puskesmas Kesambi sebesar 110% dan terendah di Kelurahan/Puskesmas Jagasatru sebesar 78,97%. Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan berkaitan langsung dengan kualitas pelayanan pada saat kunjungan ibu hamil 20 LAKIP KOTA CIREBON 2014

26 K4, di mana pada kunjungan tersebut ibu hamil mendapat layanan persiapan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dalam 4 (empat) tahun terakhir di Kota Cirebon dapat dilihat pada grafik berikut. Tabel Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Dan Dukun Bayi Terlatih di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan (%) 86,18 80,08 90,01 89,77 2. Persalinan ditolong dukun 1,25 0,93 1,24 2,08 terlatih (%) 3. K4 (%) 84,74 74,12 88,35 87,17 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon Tahun Grafik Perbandingan K4 dengan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes dan Dukun Terlatih di Kota Cirebon Tahun Nakes Dukun K LAKIP KOTA CIREBON 2014

27 Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk. Peranan ibu sangat penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik dan selanjutnya anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi bagi pembangunan bangsa masa depan. Cakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada tahun 2011 berdasarkan indeks BB/U diketahui Status Gizi sangat kurang/buruk sebanyak 241 kasus atau 1,15 % (pada balita laki-laki sebanyak 116 kasus atau 1,10 % dan pada balita perempuan sebanyak 125 kasus atau1,20 %). Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2008 dimana status balita gizi buruk mencapai 272 kasus. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah gizi buruk di Kota Cirebon, diantaranya melalui pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) yang diberikan selama 90 (sembilan puluh) hari dan dipantau berat badannya. Berikut digambarkan kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

28 Tabel Persentase Balita Gizi Baik Tahun Di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah Balita seluruhnya 2. Jumlah Balita gizi kurang 3. Jumlah Balita gizi buruk Persentase balita gizi 13,41 17,08 15,56 9,61 kurang 5. Persentase balita gizi buruk 1,15 1,17 1,5 1,15 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon Grafik Status Gizi Balita Kota Cirebon Menurut Indek BB/U Tahun BB sangat kurang BB kurang BB lebih Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan 23 LAKIP KOTA CIREBON 2014

29 kesehatan untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 3 orang atau sama dengan kondisi pada tahun 2010, namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada tahun 2010, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada tahun 2011 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis. Dari perubahan penyebab kematian pada tahun 2011 disebabkan karena penyakit tidak langsung dengan dominasi penyakit jantung, hal ini menggambarkan pemeriksaan fisik pada saat antenatal untuk deteksi penyakit yang memperberat kehamilan, persalinan dan nifas masih belum maksimal. Untuk itu selain memfokuskan intervensi mengatasi penyebab langsung, juga harus memfokuskan pada penyebab tidak langsung dari kematian ibu yang dilaksanakan melalui pemeriksaan oleh spesialis jantung di Puskesmas Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) dan peningkatan kualitas pelayanan antenatal care. 24 LAKIP KOTA CIREBON 2014

30 Tabel Jumlah Kematian Ibu Tahun Di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Jumlah kematian *) ibu Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) keadaan s/d bulan Oktober Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kondisi lingkungan sosial dan ekonomi. Kematian bayi di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 67 per lahir hidup atau mengalami kenaikan sebanyak 15 orang dari tahun 2010 yang mencapai 52 per lahir hidup. Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13 bayi, infeksi 12 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi. Berikut digambarkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon periode tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

31 Tabel Jumlah Kematian Bayi Tahun Di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah kematian bayi *) 2. Jumlah lahir hidup Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. *) sampai keadaan bulan Oktober Grafik Jumlah Kematian Bayi di Kota Cirebon Tahun Jumlah Kematian Bayi Jumlah Lahir Hidup 5,549 5,459 5,520 5,636 Column Dalam upaya menurunkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon, pemerintah daerah telah melakukan program akselerasi penurunan angka kematian bayi melalui penguatan Kampung Siaga dalam upaya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat serta penguatan jejaring Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) sebagai upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mendekatkan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak. 26 LAKIP KOTA CIREBON 2014

32 Kasus HIV AIDS. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan akibat turunnya/hilangnya daya tahan tubuh, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker dan lainlain. Perkembangan kasus HIV-AIDs di Kota Cirebon terus bertambah. Dengan prevalensi penyebarannya sangat bervariatif mulai dari pertukaran jarum suntik yang tidak steril yang digunakan secara bergantian, hubungan seksual dengan penderita HIV-AIDS, darah melalui tranfusi dari penderita HIV-AIDS dan dari ibu hamil positif HIV-AIDs kepada janinnya. Dalam rangka menciptakan manusia yang berkualitas maka diperlukan upaya peningkatan penanggulangan HIV-AIDS yang melibatkan semua komponen pemerintah, swasta dan masyarakat secara umum. Secara kumulatif dari tahun 2004 sampai dengan bulan Juni 2012 jumlah kasus HIV-AIDs di Kota Cirebon telah mencapai 518 kasus dan yang meninggal mencapai 54 orang. Untuk memutus mata rantai penyebaran kasus HIV-AIDs, pemerintah Kota Cirebon telah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan 27 LAKIP KOTA CIREBON 2014

33 HIV-AIDs di Kota Cirebon. Peraturan Daerah ini akan menjadi acuan bagi seluruh SKPD terkait dalam upaya mengurangi dan menekan penyebaran kasus HIV-AIDs. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya (1) melakukan sosialisasi tentang Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDs; (2) Sosialisasi tentang penyakit HIV-AIDs, malaria dan dan penyakit menular seksual; (3) pembentukan Warga Peduli Aids (WAPA) di kelurahan; (4) kampanye pola hidup bersih dan sehat; dan (5) bekerja sama dengan RSUD Gunung Jati dan Kepolisian Resort Cirebon Kota tentang Program Therapy-Rumatan-Methadone (PTRM). Tabel Perkembangan Kasus HIV AIDS di Kota Cirebon Tahun Tahun No. Sumber Data s/d Jumlah *) Dinas Kesehatan Serro Survey Penasun Puskesmas Harm Reduction LSM HR PKBI 2. Klinik Intan RSUD Gunung Jati 4. RS Swasta Institusi lain Total Sumber : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Cirebon Tahun *) keadaan sampai bulan Juni Keteragan : Yang meninggal sampai bulan Juni 2012 sebanyak 54 orang. 28 LAKIP KOTA CIREBON 2014

34 3) Kependudukan dan Catatan Sipil. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk di suatu daerah akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi, baik perpindahan keluar maupun dari luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat terjadi jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam keluar. Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada tahun 2011 adalah orang, naik sebanyak orang atau 0,48 % dibandingkan tahun 2008 sebanyak orang. Berikut digambarkan pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

35 Tabel Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki No. Tahun dan L P P Laki-laki Perempuan Perempuan , , , ,18 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun b. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Banyaknya jumlah penduduk yang dapat mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat menggambarkan tingkat kualitas sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini berkaitan erat dengan capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagaimana diuaraikan pada bagian terdahulu bahwa pada tahun 2011 Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kota Cirebon baru mencapai 10,86 tahun, artinya pada tahun 2011 penduduk Kota Cirebon rata-rata baru mengenyam pendidikan pada jenjang pendidikan SMA kelas I. Tabel berikut menggambarkan penduduk usia 10 tahun ke atas di Kota Cirebon yang telah menamatkan pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

36 Tabel Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Tidak/belum memiliki ijazah 2. SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat Akadmi/Diploma Perguruan Tinggi/Universitas J u m l a h Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun ) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk lebih berperan aktif di segala bidang kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta. 31 LAKIP KOTA CIREBON 2014

37 Tabel Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun No. Uraian 1. Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah Tahun Jumlah pekerja perempuan di lembaga legislatif 3. Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta Jumlah 1 s/d Jumlah angkatan kerja perempuan Persentase 9,65 9,60 10,49 10,29 Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon dan CDA Kota Cirebon : b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Kekerasan terhadap perempuan dan anak menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan baik secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran di dalam kehidupan rumah tangga. Kasus terhadap anak dan perempuan akan mengakibatkan trauma yang berkepanjangan, sehingga akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupannya. Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 20 kasus, menurun sebanyak 28 kasus dibandingkan tahun Sementara untuk kekerasan terhadap perempuan tahun 2011 sebanyak 51 kasus, menurun sebanyak 13 kasus dibandingkan tahun Sementara itu sampai dengan bulan Oktober 2012, kasus 32 LAKIP KOTA CIREBON 2014

38 kekerasan terhadap anak meningkat menjadi 25 kasus atau naik 5 (lima) kasus dibandingkan dengan tahun Gambaran lengkap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu 2009 bulan Oktober 2012 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun Di Kota Cirebon No. Uraian 1. Kekerasan terhadap anak 2. Kekerasan terhadap perempuan Tahun *) *) Jumlah *) Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun *) Data sampai bulan Oktober Grafik Perkembangan Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Kota Cirebon Tahun Kekerasan Terhadap Anak Kekerasan Terhadap Perempuan Jumlah LAKIP KOTA CIREBON 2014

39 5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif. Tujuan program Keluarga Berencana secara demografi adalah untuk menurunkan angka kelahiran dan secara filosofis adalah untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Jumah anak dalam keluarga yang dianjurkan oleh pemerintah adalah 2 (dua) anak cukup. Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif tahun 2011 sebanyak orang atau 78,05% merupakan persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak orang, meningkat sebanyak orang jika dibandingkan tahun 2008 yang mencapai orang. Tabel Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun T a h u n No. Uraian *) 1. Jumlah PUS Jumlah PUS peserta KB Aktif 3. Jumlah PUS tidak ikut KB Rata-rata jumlah anak 3,56 3,70 3,65 3,60 3,56 Per Keluarga Sumber : BPMPPKB Kota Cirebon Tahun *) keadaan sampai dengan bulan Oktober LAKIP KOTA CIREBON 2014

40 Grafik Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun ,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Jumlah PUS 43,888 45,237 44,609 44,472 43,162 Peserta KB Aktf 32,793 33,632 33,925 34,711 33,494 PUS tidak ikut KB 11,095 11,605 10,684 9,761 9,668 b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, setelah melahirkan atau pasc istirahat minimal 3 bulan. Jumlah PUS tahun 2011 sebanyak Cakupan peserta KB baru merupakan persentase KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu. Cakupan peserta KB baru tahun 2011 melampaui dari target yang ditetapkan sebesar yaitu sebesar atau 102,79%. Capaian target ini diperoleh melalui peningkatan keterampilan pemberian konseling dengan memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. 35 LAKIP KOTA CIREBON 2014

41 Tabel Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2011 Per Kecamatan Di Kota Cirebon MKJP Non MKJP MKJP No. Kecamatan Obat + Non IUD MOP MOW IMPLAN JUMLAH Suntik Pil Kondom Lainnya Jumlah Vagina MKJP 1. Harjamukti Lemahwungkuk Pekalipan Kesambi Kejaksan Kota Cirebon Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon Tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

42 6) Sosial. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pembangunan bidang kesejahteraan sosial pada hakikatnya adalah pembangunan manusia dengan fokus sasarannya diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia di bidang sosial secara terencana, terarah dan berkelanjutan serta menciptakan lingkungan sosial masyarakat yang sehat dan dinamis dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat. Upaya mewujudkan pembangunan kesejahteraan sosial tidak terlepas dari berbagai hambatan dan tantangan yang semakin luas dan kompleks. Sangat disadari bahwa sejalan dengan perkembangan kondisi sosial masyarakat saat ini, maka dalam perkembangannya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial turut berkembang baik secara kuantitas maupun kompleksitasnya. Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di masyarakat pada tahun 2011 relatif masih cukup besar. Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu tahun dapat dilihat pada tabel berikut. 37 LAKIP KOTA CIREBON 2014

43 Tabel Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Anak Balita Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Nakal a. Jumlah b. Ditangani Anak Jalanan a. Jumlah b. Ditangani Wanita Rawan Sosek a. Jumlah b. Ditangani Korban tindak kekerasan a. Jumlah b. Ditangani Lanjut usia terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang cacat a. Jumlah b. Ditangani Tuna susila a. Jumlah b. Ditangani Pengemis a. Jumlah b. Ditangani Gelandangan a. Jumlah b. Ditangani Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan a. Jumlah b. Ditangani Korban penyalahgunaan Narkoba (NAPZA) a. Jumlah b. Ditangani Keluarga fakir miskin a. Jumlah b. Ditangani LAKIP KOTA CIREBON 2014

44 No. Uraian Tahun Rumah tidak layak huni a. Jumlah b. Ditangani Keluarga bermasalah sosial psikologis a. Jumlah b. Ditangani Komunitas adat terpencil a. Jumlah b. Ditangani Korban bencana alam a. Jumlah b. Ditangani Pekerja imigran terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang HIV/AIDs a. Jumlah b. Ditangani Keluarga rentan a. Jumlah b. Ditangani Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon. b. Tempat Ibadah. Beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut merupakan wujud kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Beribadah sangat berguna dalam membentuk manusia seutuhnya. Untuk itu diperlukan sarana tempat ibadah dalam mewujudkan insan yang bertaqwa bagi masingmasing pemeluk agama. Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 234 buah, meningkat sebanyak 23 buah dibandingkan tahun 2008 sebanyak 211 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada tahun 2011sebanyak 28 buah atau meningkat sebanyak 6 buah dibandingkan tahun 2008 sebanyak 22 buah. 39 LAKIP KOTA CIREBON 2014

45 Tabel Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun 2011 No. Bangunan Tempat Tahun Ibadah Mesjid Gereja Pura Vihara Kelenteng Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun ) Investasi Berikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di Kota Cirebon perkembangan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebagai berikut: a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di provinsi dan kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon Tahun Uraian PMDN PMA Total Kenaikan (%) (1) (2) (3) (4) (5=3+4) 2008 Jumlah Investor Jumlah Investor Jumlah Investor Jumlah Investor Jumlah Investor Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah. Perkembangan investor melihat kepada perusahaan berskala nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah investor sejak tahun 2008 s/d 40 LAKIP KOTA CIREBON 2014

46 2012 menunjukkan perkembangan atau peningkatan jumlah dari menjadi Rata-rata kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon. Seiring dengan tela dikeluarkannya Perda no 8 tahun 2012 tentang RTRW diharapkan akan meningkatkan iklim investasi yang baik di Kota Cirebon. Jalan yang representatif dan bebas macet juga merupakan prasyarat utama daya tarik investor. Hal lain yang mendukung investasi adalah pelayanan perijinan terpadu yang saat ini telah diterapkan. b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon Realisasi Tahun Kenaikan Nilai Investasi (%) (s/d) triwulan III -35 Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon diolah. Nilai investasi yang diinvestasikan di Kota Cirebon sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 sebagaimana tabel di atas terus meningkat, dan terjadi 41 LAKIP KOTA CIREBON 2014

47 peningkatan yang signifikan pada tahun 2010 sebesar 26 % dan pada tahun 2011 sebesar 41 %. Untuk tahun 2012 didapat data sampai dengan triwulan III, baru mencapai 301,2 milyar, atau masih 35% dibawah tahun sebelumnya. Namun diyakini nilai investasi tahun 2012 akan surplus dibanding tahun sebelumnya. c. Rasio daya serap tenaga kerja Hasil analisis rasio daya serap tenaga kerja Kota Cirebon, dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut: Tabel Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2008 s.d 2012 Kota Cirebon No Uraian Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan PMA/PMDN Jumlah seluruh PMA/PMDN Rasio daya serap tenaga kerja (org) ,09 26,55 26,45 26,30 26,31 Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertrans Kota Cirebon diolah. Daya serap tenaga kerja sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 berkisar 26,09 sampai 26,55 orang per perusahaan. Daya serap tertinggi terjadi pada tahun Permasalahan daya serap tenaga kerja saat ini adalah sangat tergantung kepada perkembangan situasi perekonomian. Di satu sisi, tenaga kerja sangat membutuhkan kepastian jaminan kerja, namun di sisi lain perusahaan tidak mau atau tidak bisa menanggung beban lebih apabila terjadi penurunan perekonomian atau terjadi krisis ekonomi yang berdampak jangka panjang. 42 LAKIP KOTA CIREBON 2014

48 8) Ketenagakerjaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai berikut : Tabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun Kota Cirebon Tahun 2011 Tahun 2010 Tahun 2009 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kecamatan Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 75,84 36,41 56,1 Lemahwungkuk 74,94 40,45 57,93 Pekalipan 75,91 44,66 59,84 Kesambi 71,51 37,92 54,61 Kejaksan 74,05 40,27 56,52 Kota Cirebon 74,38 38,92 56,51 Kecamatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Laki-laki Perempuan Lakilaki+Permpuan Harjamukti 68,95 37,75 52,29 Lemahwungkuk 72,99 42,26 56,72 Pekalipan 69,47 44,66 55,96 Kesambi 64,77 38,64 50,93 Kejaksan 67,44 40,75 52,87 Kota Cirebon 68,47 39,9 53,18 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kecamatan Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 62,84 42,09 52,38 Lemahwungkuk 67,02 38,39 52,41 Pekalipan 58,38 40,88 49,25 43 LAKIP KOTA CIREBON 2014

49 Kesambi 64,71 41,69 52,39 Kejaksan 50,4 40,63 45,43 Kota Cirebon 61,41 40,91 50,87 Tahun 2008 Tingakat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kecamatan Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 64,84 37,06 50,89 Lemahwungkuk 66,34 36,12 50,35 Pekalipan 61,46 35,24 48,19 Kesambi 65,57 40,07 52,28 Kejaksan 56 36,97 46,23 Kota Cirebon 63,46 37,38 50,06 Sumber : BPS Kota Cirebon. 9) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagain berikut. a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk. Petugas perlindungan masyarakat (Linmas) merupakan satuan yang memiliki tugas umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Satuan ini memiliki peran penting dalam memelihara ketertiban masyarakat secara luas. Rasio jumlah Linmas dapat menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat serta mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratis, sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar rasio jumlah linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan 44 LAKIP KOTA CIREBON 2014

50 penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah dalam upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada tahun 2010 sebanyak orang dengan jumlah penduduk , sehingga rasio jumlah Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1:234,48 artinya bahwa setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 234 sampai 235 orang. Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui bahwa pada tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas. Tabel Jumlah Anggota Linmas Tahun Di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah Linmas Jumlah penduduk Jumlah Kelurahan Rasio anggota Linmas terhadap jumlah penduduk 1 : 213,57 1 : 240,63 1 : 234,48 5. Rasio anggota Linmas per kelurahan Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun : 63,64 1 : 57,45 1: 57,45 b. Rasio POS SIMKAMLING per Jumlah Kelurahan. Rasio Pos Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) per kelurahan dapat menggambarkan ketersediaan pos siskamling pada setiap kelurahan dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat. Semakin besar rasio jumlah pos siskamling akan semakin besar kapasitas pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga dan memelihara keamanan lingkungan serta 45 LAKIP KOTA CIREBON 2014

51 ketenteraman dan ketertiban masyarakat, sehingga akan tercipta suasana kehidupan masyarakat yang kondusif. Jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak 507 buah dengan jumlah kelurahan sebanyak 22 kelurahan. Dengan demikian rasio jumlah pos siskamling di Kota Cirebon pada tahun 2011 sebesar 1 : 23,05 artinya setiap kelurahan di Kota Cirebon rata-rata memiliki pos siskamling sebanyak 23 sampai 24 buah. 10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin. Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan, layanan kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan data PSED tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota Cirebon sebanyak Rumah Tangga. 46 LAKIP KOTA CIREBON 2014

52 Tabel Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010 Kode Nama Kelurahan Mendekati Miskin Miskin Sangat Miskin Jumlah ARGASUNYA KALIJAGA HARJAMUKTI KECAPI LARANGAN PEGAMBIRAN KESEPUHAN LEMAHWUNGKUK PANJUNAN JAGASATRU PULASAREN PEKALIPAN PEKALANGAN KARYAMULYA SUNYARAGI DRAJAT KESAMBI PEKIRINGAN KEJAKSAN KEBONBARU SUKAPURA KESENDEN Total Sumber : Hasil Pendataan PSED, ) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut: 47 LAKIP KOTA CIREBON 2014

53 a. Jumlah LSM yang Aktif. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang menitikberatkan kegiatannya secara swadaya. Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, banyaknya jumlah LSM juga menunjukkan ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan daerah. Jumlah LSM yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 jumlahnya tetap yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami kenaikan dari 111 pada tahun 2008 menjadi 196 ormas pada tahun LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu tahun Tabel Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun Kota Cirebon No. Tahun LSM/Yayasan Ormas Jumah Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

54 12) Kearsipan. Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pengelolaan Arsip Secara Baku. Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan peristiwa/kejadian/ kronologis penyelenggaraan pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon, pada tahun 2012 dari 70 SKPD di Kota Cirebon sebanyak 50 SKPD telah mengelola arsip secara baku, jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2008 yang hanya sebanyak 7 SKPD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah SKPD Jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku 3. Persentase SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun b. Peningkatan SDM Pengelola Arsip Terpadu. Dalam mengelola arsip diperlukan teknik/cara mengelola arsip secara baik, benar dan terpadu. Hal ini diperoleh melalui pelatihan pengelolaan arsip. Jumlah SDM yang diperlukan untuk mengelola arsip secara terpadu di Kota 49 LAKIP KOTA CIREBON 2014

55 Cirebon dalam kurun waktu lima tahun dari tahun sebanyak 400 orang. Dari jumlah tersebut, yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 350 orang, sehingga masih terdapat 50 orang pengelola arsip yang belum mendapat pelatihan pengelolaan arsip secara terpadu. Tabel Pengelola Arsip Terpadu di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah SDM pengelola arsip yang dibutuhkan Jumlah SDM pengelola arsip yang telah mengikuti pelatihan Persentase SDM pengelola arsip yang telah mengikuti pelatihan Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun ) Perpustakaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Perpustakaan. Perpustakaan merupakan wadah dimana didalamnya terdapat berbagai jenis dan kelompok bahan pustaka yang diperuntukkan bagi masyarakat luas yang disusun menurut sistem tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat serta sebagai penunjang kelangsungan pendidikan. Banyaknya jumlah perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan. 50 LAKIP KOTA CIREBON 2014

56 Selama kurun waktu tahun , Kota Cirebon hanya memiliki 1 (satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun jumlah perpustakaan lain seperti perpustakaan sekolah, pondok pesantren maupun perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada tahun 2012 berjumlah 256 perpustakaan. Tabel Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian 1. Jumlah perpustakaan milik Pemda 2. Jumlah perpustakaan milik non Pemda (sekolah, pontren, skpd) Tahun Total perpustakaan Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan. Indikator efektivitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat. Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota Cirebon pada tahun 2011 sebanyak orang meningkat dari tahun 2010 yang berjumlah orang. Namun pada tahun 2009 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah mengalami penurunan dari orang pada tahun 2008 menjadi orang tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

57 Tabel Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian 1. Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemda 2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda 3. Jumlah total pengunjung Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun Tahun c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada Perpustakaan. Ketersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Pada tahun 2012 jumlah buku yang tersedia di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon sebanyak buah dengan total judul buku sebanyak judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku sampai 3 buku. Tabel Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah judul buku Jumlah total buku Rata-rata jumlah judul buku 2,2 2,2 2,2 2,2 2,3 Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan. Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan kendaraan roda 4 (empat) yang berfungsi 52 LAKIP KOTA CIREBON 2014

58 sebagai perpustakaan keliling, namun jumlahnya sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 baru sebanyak 2 unit. Sementara kendaraan roda dua untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa ditembus oleh kendaraan roda empat belum tersedia. Dengan adanya kendaraan perpustakaan keliling diharapkan masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses perpustakaan sehingga budaya baca dapat melembaga dalam kehidupan masyarakat serta dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pengetahuan dan mewujudkan masyarakat Kota Cirebon yang cerdas, inovatif, berakhlak mulia dan berkepribadian. Tabel Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah mobil unit perpustakaan keliling (roda 4) 2. Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar) Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan di Kota Cirebon dijabarkan berdasarkan kondisi umum yang telah disampaikan dalam bab II serta perkembangan atau evaluasi atas target-target kinerja RPJMD sebelumnya. Permasalahan yang disampaikan merupakan pekerjaan rumah yang menjadi fokus pelaksanaan pembangunan periode LAKIP KOTA CIREBON 2014

59 1) Aspek Fisik dan Lingkungan. Kota Cirebon memiliki letak geografis yang sangat strategis. Berada di persimpangan jalur Jawa Barat dan Jawa Tengah, dilalui oleh jalur lintas nasional dan menjadi pusat pertemuan / titik simpul seluruh moda transportasi. Sebagai konsekuensi letak geografis tersebut kapasitas infrastruktur yang ada menjadi tidak sebanding dengan beban yang terjadi. Sehingga saat ini sudah terasa bertambahnya titik-titik kemacetan terutama di lintasan-lintasan sebidang jalur kereta api, selain itu jumlah jalan dengan kondisi rusak pun semakin bertambah. Fenomena commuter Cirebon Jakarta semakin hari semakin tinggi, hal ini dipicu dengan semakin membaiknya pelayanan dan infrastruktur jalur kereta api lintas pulau Jawa. Waktu tempuh pun semakin singkat, dan bukan tidak mungkin Kota Cirebon menjadi pilihan utama mereka yang bekerja di Jakarta untuk bertempat tinggal di Kota Cirebon. Sementara untuk transportasi massal masih mengandalkan moda angkutan kota yang jumlahnya cenderung tetap. Kota Cirebon merupakan merupakan kota pantai yang menjadi ujung sebagian aliran sungai-sungai di wilayah Cirebon. Sebagai kota pantai, kondisi kemiringan lereng sangat landai dan hal ini menyebabkan air larian cenderung lambat. Dengan bertambahnya fenomena pemanasan global dan terjadinya kerusakan di wilayah hulu terutama di sekitar Gunung Ciremai, banjir dan genangan hujan menjadi permasalahan yang kemudian muncul. Kondisi ini ditambah dengan berkurangnya 54 LAKIP KOTA CIREBON 2014

60 daerah resapan karena pesatnya pembangunan fisik serta keberadaan ruang terbuka hijau yang semakin hari semakin jarang. Terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai (sekitar Gunung Ciremai) serta berkurangnya daerah resapan ternyata berpengaruh pula pada tingginya sedimentasi di wilayah pantai Kota Cirebon. Di sisi lain fenomena ini menambah luas fisik wilayah kota tetapi pada sisi lain dijadikan tambahan lahan untuk pembangunan perumahan liar. Kondisi ini menyebabkan lingkungan di sekitar pantai cenderung tidak tertata, kumuh, dan merusak ekosistem pantai. Dampak yang kemudian terjadi adalah semakin jauhnya wilayah penangkapan ikan para nelayan Cirebon, hal ini disebabkan karena habitat ekologis tempat berkembang biak hewan laut menjadi hilang atau rusak. Kota Cirebon telah memiliki dokumen perencanaan tata ruang melalui Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon Peraturan daerah ini masih dalam tahap baru dan pada saat RPJMD ini disusun sedang dilakukan penyusunan Rencana Detil Tata Ruang. Yang kemudian menjadi permasalahan bahwa dokumen ini belum cukup dijadikan acuan karena masih ada beberapa peraturan perundangan sebagai tindak lanjut perda tersebut yang belum disusun, sebagai contoh terkait dengan aturan pengenaan sanksi administratif pelanggaran tata ruang dan pengenaan insentif dan disinsentif tata ruang. Selain itu dalam pelaksanaannya diperlukan konsistensi dan komitmen dalam penegakan hukum. Untuk 55 LAKIP KOTA CIREBON 2014

61 itu, diperlukan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dengan komunitas pemerhati penataan ruang yang didukung oleh transparansi informasi terkait penataan ruang. Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Propinsi Jawa Barat. Dengan kondisi ini salah satu permasalahan yang terkait ketersediaan lahan adalah keberadaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Kapasitas dan daya tampung fasilitas tersebut akan berakhir dan harus segera digantikan dengan fasilitas baru dengan sistem sanitary landfill. Sementara dengan perkembangan kegiatan kota yang sangat pesat dan jumlah penduduk yang bertambah maka volume sampah yang dihasilkan pun meningkat pula. Pola inovasi dan pengembangan pengelolaan sampah baru pernah dilakukan di beberapa lokasi misal dengan pencanangan zero waste di beberapa kantor instansi pemerintah dan di beberapa komunitas perumahan. Namun hal tersebut belum cukup karena program yang ada cenderung sporadis, belum masif dan belum menjadi prioritas. Dalam jangka waktu lima tahun ke depan diperkirakan keberadaan tempat pembuangan akhir sampah masih sangat dibutuhkan, namun karena Kota Cirebon tidak memiliki lahan yang mencukupi maka satu-satunya pilihan adalah dengan menggunakan lahan di wilayah kabupaten/kota lain di sekitar Kota Cirebon. Keberadaan Pelabuhan Cirebon dipandang sebagai salah satu fasilitas yang sangat strategis karena hanya satu-satunya di wilayah pantai Utara 56 LAKIP KOTA CIREBON 2014

62 khususnya Jawa Barat bagian timur. Sebelum transportasi darat berkembang pesat seperti saat ini, arus barang dan penumpang yang keluar masuk pelabuhan Cirebon termasuk cukup tinggi. Namun seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin maju, keberadaan pelabuhan cirebon sebagai moda transportasi barang dan penumpang sedikit demi sedikit mulai berkurang. Saat ini pelabuhan masih digunakan sebagai transit barang / kapal laut serta lebih diutamakan untuk pengangkutan batu bara sebagai bahan bakar industri di wilayah Bandung dan sekitarnya. Akibat perkembangan tersebut jalur transportasi Cirebon Bandung menjadi lebih cepat rusak karena dimuati oleh beban yang berlebih, belum dampak dari debu batubara yang mencemari lingkungan sekitar pelabuhan dan kawasan permukiman di wilayah tersebut. Waktu tempuh jalur Cirebon Bandung pun menjadi lebih lama. 2) Aspek Sosial Budaya Dari aspek pendidikan, Kota Cirebon sebenarnya berada di posisi teratas dibandingkan dengan wilayah lainnya di Cirebon. Angka ratarata lama sekolah Kota Cirebon hampir mencapai sepuluh (10) tahun. Anggaran pendidikan dalam APBD telah mencapai hampir 32 persen dari total belanja. Namun dalam perjalanan apa yang menjadi target (angka indeks pendidikan) belum dapat tercapai. Angka putus sekolah yang ditargetkan untuk nol atau tidak ada anak putus sekolah masih belum tercapai. Biaya operasional sekolah baru bisa ditanggulangi APBD hanya sampai tingkat SMP saja, sementara untuk tingkat SMA 57 LAKIP KOTA CIREBON 2014

63 belum dapat ditanggulangi oleh APBD. Akibatnya masih banyak anak putus sekolah di tingkat SMA. Selain itu permasalahan lainnya di bidang pendidikan adalah persoalan penerimaan siswa didik baru, pemerataan jumlah murid di sekolah-sekolah, sebaran fasilitas sekolah dan mutu guru. Di bidang kesehatan, Kota Cirebon memiliki indeks kesehatan yang paling tinggi di wilayah Cirebon. Anggaran kesehatan dalam APBD untuk kesehatan dasar dan rujukan sudah lebih dari 10 persen dari total belanja APBD. Fasilitas kesehatan pun menjadi rujukan di wilayah Cirebon bahkan hingga sebagian Jawa Tengah. Sebagai kota transit, sebenarnya Kota Cirebon rawan terhadap masalah kesehatan yang ditimbulkan dari perpindahan manusia dan barang. Kasus flu burung, demam berdarah, serta HIV AIDS yang semakin meningkat diantaranya adalah konsekuensi dari kota transit. Gizi buruk menjadi masalah di bidang kesehatan dasar yang diantaranya terjadi di kalangan keluarga miskin. Penanganan kesehatan keluarga miskin pun menjadi persoalan karena banyaknya warga yang menurut persepsi masyarakat tergolong miskin namun belum terdata sebagai keluarga miskin. Kota Cirebon telah menerbitkan Kartu Cirebon Menuju Sejahtera (KCMS) namun karena dianggap belum mengakomodir keinginan masyarakat untuk masuk dalam data maka program ini kemudian dianggap tidak berhasil. Persoalan lainnya di bidang kesehatan adalah soal layanan rumah sakit umum daerah yang seringkali mendapat komplain dari masyarakat. Keluhan dari keterlambatan dokter, penanganan di unit 58 LAKIP KOTA CIREBON 2014

64 gawat darurat, kekurangan fasilitas dan peralatan adalah sebagian dari persoalan pelayanan kesehatan rujukan. Secara data statistik proporsi keluarga miskin di Kota Cirebon sebenarnya cenderung turun. Namun hasil pendataan BPS ini belum dapat digunakan sepenuhnya untuk program-program penanggulangan kemiskinan. Hasil pendataan kemudian dianggap belum mewakili masyarakat miskin yang dipersepsikan sendiri oleh masyarakat. Usulan data keluarga miskin yang diminta untuk diverifikasi sudah mencapai angka hampir 30 ribu kepala keluarga. Sementara data KCMS sendiri berjumlah hampir 18 ribuan kepala keluarga. Persoalan yang kemudian terjadi terutama dalam pelayanan kesehatan keluarga miskin. Oleh karena itu masih terjadi dua alternatif penggunaan data yang berasal dari KCMS dan yang berasal dari SKTM (untuk yang belum terakomodir). Kecenderungan yang terjadi adalah rata-rata masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan meminta bantuan untuk memperoleh layanan kesehatan gratis. Sebagai kota yang menjadi pusat kegiatan di wilayah cirebon, investasi yang berkembang sangatlah tinggi. Hal ini berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal. Namun jika dilihat dari data Tingkat partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), yang meskipun semakin meningkat setiap tahunnya, tetapi masih menyisakan jumlah yang cukup besar yang tidak terserap atau tidak bisa bekerja. Angka TPAK terakhir tahun 2011 berjumlah 55,07 persen yang berarti masih ada sekitar 44,93 persen yang belum tersalurkan. 59 LAKIP KOTA CIREBON 2014

65 Kota Cirebon menjadi daya tarik utama penduduk di wilayah sekitarnya, sehingga penduduk commuter menjadi fenomena yang terjadi di Kota Cirebon. Meskipun belum ada data statistik yang pasti namun diperkirakan jumlah penduduk siang hari yang berada di Kota Cirebon hampir tiga kali lipat dari jumlah penduduk yang tinggal di Kota Cirebon. Yang kemudian menjadi persoalan adalah penduduk commuter yang bekerja di sektor informal atau mereka yang termasuk dalam golongan penyandang masalah sosial. Lazim sering terlihat banyak pengemis atau anak jalanan yang berada di perempatan atau lampu merah yang sebenarnya mereka berasal dari sekitar wilayah Kota Cirebon. Begitu pula dengan sektor informal. Berdasarkan data salah satu LSM di Kota Cirebon, terdapat sekitar 6000 PKL yang berjualan di Kota Cirebon dan 20 persen diantaranya berasal dari sekitar wilayah kota. Pertumbuhan sektor informal cukup pesat seiring dengan pertumbuhan investasi di Kota Cirebon. Keberadaan mall dan pusat perbelanjaan secara tidak langsung menarik sektor informal pula. Secara ekonomi sektor ini menjadi alternatif peluang mengatasi pengangguran sekaligus menjadi ruang ketahanan ekonomi saat masyarakat didera krisis keuangan. Namun dari sisi estetika, ruang kota keberadaan PKL yang memanfaatkan ruang publik tentunya menimbulkan konflik karena mereka yang memiliki hak menggunakan ruang publik menjadi terkurangi dengan keberadaan PKL tersebut. Sebagai Kota dengan peninggalan warisan budaya khas keraton yang masih ada di Propinsi Jawa Barat, Kota Cirebon tentunya kaya dengan 60 LAKIP KOTA CIREBON 2014

66 peninggalan budaya khas. Pelestarian budaya dan peninggalan masa lampau yang menjadi ciri khas Kota Cirebon membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Proporsi pendanaan untuk pelestarian masih minim dari APBD karena memang anggaran yang tersedia sangat terbatas. Sementara insentif dan disinsentif terkait dengan pelestarian budaya belum pernah di lakukan. Keterlibatan pihak di luar pemerintah dalam pelestarian budaya ini masih minim. Sebagai kota dengan karakteristik urban yang sangat kentara dan jalur lintas Jawa Barat dan Jawa Tengah, tingkat kriminalitas di Kota Cirebon cenderung mengalami peningkatan. Daya tarik kota dengan segala fasilitas di dalamnya dan masyarakat yang terkotak-kotak antara modern dan kumuh tidak pelak menimbulkan kecemburuan sosial. Di lain pihak sepertinya aspek gotong royong, kebersamaan, saling menghargai dan menghormati cenderung luntur lantaran masyarakat menjadi semakin individualis. Hal ini dapat dilihat dari gerakan siskamling yang semakin hari semakin diserahkan kepada petugas keamanan warga saja. Warga cukup membayar iuran bulanan saja dan menyerahkan sepenuhnya aspek keamanan kepada pihak tertentu saja. Sudah waktunya masyarakat berperan aktif dalam menjaga kondisi keamanan dan ketenteraman warga di sekitarnya. Kota Cirebon memiliki luas wilayah untuk pertanian dan perkebunan yang relatif kecil. Dari sisi produk domestik regional bruto, sektor pertanian menyumbang kontribusi kurang dari setengah persen. Namun begitu, nilai PDRB berdasarkan harga konstan cenderung 61 LAKIP KOTA CIREBON 2014

67 mengalami peningkatan. Ini berarti bahwa potensi Kota Cirebon dalam hal ketahanan pangan dinilai dapat memadai meskipun nilainya kecil. Permasalahan yang kemudian muncul dari aspek ketahanan pangan adalah alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan menjadi lahan terbangun. 3) Aspek Ekonomi Keuangan Kota Cirebon memiliki daya tarik investasi yang cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sisi nilai penanaman modal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sekitar tahun 2000 an Kota Cirebon pernah dinobatkan sebagai kota dengan tujuan investasi nomor 1 di Indonesia, namun seiring dengan perkembangan zaman, Kota Cirebon menempati ranking terakhir dalam data Transparansi Internasional Indonesia sebagai kota terkorup yang salah satu penilaiannya adalah dari iklim investasi. Selama tahun banyak investor mengeluhkan sulitnya perizinan penanaman modal di Kota Cirebon. Hal ini terjadi karena dokumen hukum yang menjadi dasar perizinan belum dapat disahkan. Dokumen tersebut (RTRW) akhirnya disahkan pada pertengahan tahun 2012 sehingga daftar investor yang menunggu kepastian izin dapat diproses. Meskipun begitu proses perizinan masih menghadapi tantangan seperti persoalan penyederhanaan perizinan, insentif dan disinsentif investasi, dan penerapan sanksi pelanggaran tata ruang. Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan 62 LAKIP KOTA CIREBON 2014

68 koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Permasalahan yang kemudian muncul dalam sektor usaha kecil menengah dan koperasi adalah kualitas SDM pengelola koperasi/umkm masih rendah, Inovasi dan adopsi teknologi, pengembangan disain produk, yang berdampak pada diversifikasi produk masih rendah, keterbatasan jaringan pasar industri kecil dan kemitraan, serta akses modal. 4) Aspek Pemerintahan Pelaksanaan Otonomi Daerah sejak tahun 2001 belum seperti yang diharapkan. Otonomi Daerah mengandung makna mengatur segala sesuatunya secara mandiri, baik pengelolaan pemerintahan maupun pembiayaannya. Namun pada kenyataannya Pemerintah Kota masih tergantung pada kebijakan-kebijakan pemerintah pusat terutama dalam hal pembiayaan pembangunan dan pengaturan sumber daya aparatur. Beberapa permasalahan yang kemudian terjadi pada aspek pemerintahan adalah : a. Potensi keuangan daerah belum tergali secara optimal; b. Pengadaan pegawai belum sesuai antara formasi riil dengan formasi pegawai yang ditetapkan Pemerintah; c. Kompetensi sebagian pegawai belum sesuai dengan kebutuhan riil; d. Penegakan hukum belum efektif; e. Produk hukum daerah masih banyak yang tidak sesuai dengan perkembangan keadaan; f. SKPD belum semua memiliki Standar Pelayanan Minimal dan Prosedur Standar Operasional; g. Pelayanan perijinan belum optimal; 63 LAKIP KOTA CIREBON 2014

69 h. Pelimpahan kewenangan kepada kecamatan belum optimal; i. Hasil-hasil pengawasan belum sepenuhnya menjadi input perencanaan pembangunan. j. Indeks persepsi Korupsi Kota Cirebon yang belum memenuhi standar. k. Penilaian BPK masih dalam taraf Wajar Dengan Pengecualian (WDP) l. Optimalisasi kerjasama antar daerah. m. Optimalisasi aset dan perusahaan daerah. n. Peningkatan kualitas hubungan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. 1.5.Isu Strategis Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. 1) Aspek Fisik dan Lingkungan a. Lingkungan Hidup Pembangunan harus menempatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai kriteria utama dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Beberapa isu dalam urusan Lingkungan Hidup yang harus menjadi perhatian adalah 64 LAKIP KOTA CIREBON 2014

70 1) Pengendalian pencemaran lingkungan meliputi pengendalian pencemaran air (air tanah dan air permukaan), serta pengendalian pencemaran udara dan kebisingan 2) Pengendalian kerusakan lingkungan meliputi : Pengendalian erosi, Abrasi dan akresi pantai, Pengendalian penurunan muka tanah (deplesi) dan intrusi air laut, 3) Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang memberikan dampak pada peningkatan kerentanan wilayah Kota Cirebon yang merupakan kota dengan kondisi topografi berupa dataran rendah dan pesisir. Selain itu, perubahan iklim akan meningkatkan potensi dan kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian iklim ekstrim dan bencana hidrometrologis seperti banjir rob. Dampak lain dari perubahan iklim juga akan mempengaruhi kondisi kehidupan masyarakat miskin perkotaan terutama yang tinggal di kawasan pesisir. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya adaptasi untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Dalam mewujudkan hal ini dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana meliputi peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat, pengembangan data dan informasi terkait dengan kondisi iklim dan rancang ulang seluruh aspek-aspek program 65 LAKIP KOTA CIREBON 2014

71 pembangunan sehingga bersifat adaptif dan responsif terhadap perubahan iklim. 4) Penanggulangan Bencana Berbagai potensi bencana hampir dapat dipastikan selalu mengancam Kota Cirebon. Berbagai potensi bencana tersebut antara lain banjir (termasuk rob dan genangan), tanah longsor,pohon tumbang dan kebakaran. Perlu upaya peningkatan mitigasi bencana khususnya bagi masyarakat untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materi yang lebih besar. 5) Pengelolaan Sampah Dalam sektor kebersihan, faktor-faktor yang menjadi isu antara lain: a. volume atau laju timbulan sampah yang setiap tahun meningkat b. pola pelayanan yang masih menggunakan pola lama yaitu kumpul, angkut, buang c. regulasi dan penegakan hukum yang masih lemah d. peran serta masyarakat yang masih harus ditingkatkan e. Keterbatasan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir (TPPA) Sampah. b. Pekerjaan Umum Infrastruktur wilayah termasuk jalan beserta saluran drainasenya dan jembatan, serta prasarana sumber daya air dan jaringannya yang cukup dan baik memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan peluang positif bagi pertumbuhan ekonomi maupun kehidupan sosial budaya suatu daerah. Pembangunan dan upaya peningkatan serta sektor pekerjaan umum sudah dilakukan selama ini, namun tetap menjadi perhatian 66 LAKIP KOTA CIREBON 2014

72 serius di masa mendatang. Pada tahap ini diperlukan upaya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait dengan urusan pekerjaan umum yang perlu mendapat perhatian diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Pengendalian banjir dan antisipasi pasang laut/rob Banjir, rob, dan genangan merupakan ancaman bencana yang menjadi isu yang harus diprioritaskan penanganannya. Bencana tersebut diakibatkan oleh banjir kiriman, hujan lokal, dan kenaikan muka air laut. Penanganannya masing-masing berbeda namun harus menjadi satu kesatuan strategi. 2) Tingginya tingkat kerusakan jalan, termasuk saluran drainase dan prasarana jalan 3) Masih terbatasnya prasarana jalan di Wilayah Selatan (Kelurahan Argasunya), perlu upaya untuk dapat memperlebar jembatan tol yang ada sehingga lebih representatif. 4) Masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur sumber daya air di wilayah selatan (kelurahan Argasunya), 5) Ketergantungan pada sumber air Paniis sebagai sumber air baku PDAM Kota Cirebon yang melayani kebutuhan air bersih skala Kota c. Penataan Ruang Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon LAKIP KOTA CIREBON 2014

73 2031 maka salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan dan mengoperasionalkan pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan ruang kota yang berkualitas. Penataan ruang yang sesuai dengan peruntukannya akan dapat berjalan baik bilamana aturan mainnya dapat ditegakkan secara konsisten dan terkendali dalam situasi pembangunan yang semakin menggeliat. Oleh karena itu, beberapa permasalahan terkait urusan penataan ruang yang perlu menjadi perhatian pada periode tahun diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Diperlukan peraturan daerah terkait aspek-aspek pengendalian ruang seperti rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi, perangkat hukum (sanksi), perizinan dan insentif-disinsentif yang dapat menjadi acuan dalam membangun ruang kota. 2) Diperlukan langkah strategis untuk memenuhi ketersediaan ruang terbuka hijau sebesar 30% per satuan luas wilayah yang secara ekologis berfungsi untuk meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara dan pengatur iklim mikro, selain fungsi sosial ekonomi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan landmark. untuk Pemanfaatan dan Pengendalian ruang masih belum optimal; d. Perumahan Perumahan dan permukiman yang baik seharusnya memiliki infrastruktur dasar yang baik agar tercipta lingkungan yang sehat 68 LAKIP KOTA CIREBON 2014

74 sebagai penunjang dalam aktivitas sosial dan ekonomi. Infrastruktur tersebut antara lain air bersih, sanitasi, jalan lingkungan, kelayakan kondisi rumah dan lingkungan permukimannya. Beberapa permasalahan terkait urusan perumahan yang perlu menjadi perhatian diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Perlunya peningkatan ketersediaan prasarana penunjang permukiman sehat seperti jalan lingkungan, saluran pembuangan air limbah dan air hujan, ketersediaan air bersih, dan ketersediaan ruang publik. 2) Masih terdapat beberapa wilayah yang masuk dalam kategori kumuh 3) Perlunya penataan dan pengembangan rumah susun sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah akibat keterbatasan lahan dan tingginya nilai lahan 4) Perlu optimalisasi penataan Tempat Pemakaman Umum. e. Perhubungan Permasalahan pembangunan urusan perhubungan pada periode tahun yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah. 1) kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh padatnya kendaraan juga prediksi kemacetan akan semakin meningkat seiring dengan berfungsinya duo double track kereta api yang melintasi Kota Cirebon 2) kondisi kuantitas dan kualitas angkutan umum yang memerlukan pembenahan,; 69 LAKIP KOTA CIREBON 2014

75 3) Tingkat keselamatan berlalu lintas yang harus ditingkatkan 4) perlunya moda transportasi massal yang nyaman dan representatif, 5) keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana perparkiran. f. Komunikasi dan Informasi Permasalahan pembangunan urusan komunikasi dan informasi pada periode tahun yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah: 1) Keterbukaan informasi publik 2) Perkembangan Teknologi Informatika (E-Gov dan E-city) g. Pertanahan Tertibnya administrasi pertanahan merupakan salah satu indikator kepastian kepemilikan lahan. Permasalahan yang masih perlu mendapatkan perhatian pada periode tahun untuk urusan pertanahan, sebagai berikut. 1) Belum tuntasnya penetapan batas wilayah dengan kabupaten. 2) Administrasi kepemilikan tanah termasuk asset tanah pemerintah daerah belum tertib. h. Energi dan Sumber daya Mineral Permasalahan terkait urusan Energi dan Sumberdaya Mineral yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya adalah sebagai berikut.: 1) Belum optimalnya pengawasan, penertiban dan penegakan hukum terhadap penambangan galian C liar 70 LAKIP KOTA CIREBON 2014

76 2) Belum optimalnya elektrifikasi rumah tangga. 3) Aspek Sosial Budaya a. Kesehatan Perubahan iklim global menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan guna lahan secara lokal yang berdampak terhadap menurunnya kualitas kesehatan lingkungan. Penyakit-penyakit yang terjadi akibat perubahan iklim cenderung meningkat dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Upaya preventif perlu dilakukan sejak sekarang dengan mengembalikan dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan sekitar diantaranya dengan meningkatkan standar kualitas sanitasi masyarakat. Dengan meningkatnya karakteristik urban yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan pusat-pusat perbelanjaan dan pusat aktifitas kota, akan mengakibatkan bertambahnya jam kerja seseorang. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap makanan yang siap saji atau makanan yang disajikan di luar rumah. Data yang ada menunjukkan kecenderungan meningkatnya penyakit tidak menular pada masyarakat kota termasuk Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan terjadi transisi penyakit epidemiologi dari penyakit menular ke tidak menular. Hal penting yang perlu dilakukan diantaranya dengan Upaya kesehatan masyarakat promotif dan preventif dengan menjalankan kuratif dan Rehabilitation 71 LAKIP KOTA CIREBON 2014

77 b. Pendidikan Sebagai daerah yang telah menganggarkan anggaran pendidikan lebih dari 20 persen, Kota Cirebon termasuk yang memiliki angka indeks pendidikan tertinggi se wilayah Ciayumajakuning. Rata-rata lama sekolah mendekati 10 (sepuluh) tahun, namun ini masih jauh dari target rata-rata lama sekolah Kota Cirebon yaitu 12 tahun. Angka putus sekolah terutama untuk tingkat SMA masih jauh dari harapan sementara untuk tingkat SD dan SMP sudah sesuai target. Salah satu aspek penting untuk menurunkan angka putus sekolah adalah dengan mengalokasikan biaya operasional sekolah hingga tingkat SMA. Untuk mengejar ketertinggalan dan mempertahankan rata-rata lama sekolah yang ada, maka perlu dicanangkan wajib belajar bukan hanya hingga 12 tahun tetapi hingga 15 tahun sehingga rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Kota Cirebon adalah setingkat SMA. Selain itu untuk membantu masyarakat Kota Cirebon yang akan melanjutkan jenjang pendidikan menengah ke pendidikan tinggi, pemerintah kota perlu mengalokasikan anggaran untuk beasiswa perguruan tinggi bagi warag kota yang akan melanjutkan pendidikan terutama untuk kalangan tidak mampu. Isu strategis lainnya di bidang pendidikan mencakup mutu tenaga pendidik yang diharapkan selama lima tahun ke depan 90 persen tenaga pendidik di Kota Cirebon telah bersertifikasi. 72 LAKIP KOTA CIREBON 2014

78 c. Sosial Salah satu isu strategis di bidang sosial adalah soal kemiskinan. Angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, pendataan yang masih belum seragam menjadi salah satu kendala dalam pengentasan kemiskinan terutama dalam pelayanan kesehatan keluarga miskin. Dengan diterapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional mulai tahun 2014 maka perlu ditingkatkan upaya-upaya untuk mendukung pemberlakuan program tersebut. Angka pengangguran yang cukup tinggi perlu upaya peningkatan keahlian dan keterampilan masyarakat, selain terkait pula dengan tingkat pendidikan. Peningkatan daya saing masyarakat Kota Cirebon perlu dilakukan mengingat pada tahun 2015 akan diterapkan Asean Free Trade. Sebagai salah satu kota dengan lahan yang minim pertanian dan perkebunan, maka aspek ketahanan pangan bagi Kota Cirebon menjadi penting. Oleh karena itu perlu diupayakan perlindungan terhadap kawasan-kawasan produktif pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi lahan non pertanian. d. Perlindungan anak dan perempuan Isu strategis dalam perlindungan anak dan perempuan adalah perlunya membangun pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak, serta pentingnya pemahaman pengarusutamaan gender, terutama dalam penanganan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. 73 LAKIP KOTA CIREBON 2014

79 Isu strategis lainnya dalam perlindungan anak dan perempuan adalah perlunya membangun kesadaran mulai dari tingkat bahwa terutama di tingkat RT atau RW. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya membuat kawasan percontohan RW ramah anak atau RT ramah anak. Selain itu di tempat-tempat yang merupakan fasilitas umum perlu diupayakan pula untuk menjadi ramah anak misalnya di terminal dan stasiun Kereta Api. 4) Aspek Ekonomi Keuangan Beberapa isu strategis dalam bidang ekonomi keuangan adalah : a. Perlunya penyederhanaan perizinan, insentif dan disinsentif investasi, dan penerapan sanksi pelanggaran tata ruang, hal ini terkait dengan investasi yang berkembang semakin pesat di Kota Cirebon. b. Peningkatan daya saing koperasi dan UMKM, terutama dengan melibatkan lingkungan alternatif misalnya pondok pesantren, mesjid, dan kelompok pemuda. c. Penanganan sektor informal terutama pedagang kaki lima dengan mengalokasikan ruang, baik yang sudah dimiliki atau membebaskan baru untuk keberadaan PKL dalam rangka pembinaan sektor informal menjadi formal. d. Pelestarian budaya dan aset wisata daerah terutama dengan banyaknya potensi wisata ziarah dan berbasis keislaman di Kota Cirebon. 5) Aspek Pemerintahan a. Dalam rangka mendukung kinerja Pelayanan Pemerintahan Kota Cirebon diperlukan iklim yang kondusif sehingga memungkinkan 74 LAKIP KOTA CIREBON 2014

80 semua elemen masyarakat dapat terlibat dan berperan serta secara optimal. Iklim kondusif hanya dapat dicapai bila suasana lingkungan terbebas dari berbagai gangguan keamanan dan konflik sosial yang berkepanjangan. Untuk itu, diperlukan penegakan hukum, pengendalian ketentraman dan ketertiban yang konsisten sehingga kondisi aman, tentram, tertib dan teratur. Selain itu, diperlukan juga strategi dan langkah-langkah antisipasi mitigasi bencana termasuk potensi terjadinya kebakaran. Kondisi yang tentram dan tertib dapat dicapai melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui penguatan kelembagaan, sumber daya manusia, infrastruktur dan tata laksana yang handal. b. Untuk mendukung kinerja Pemerintahan Kota Cirebon, diperlukan pembiayaan pembangunan yang signifikan. Walaupun dari tahun ke tahun APBD Kota Cirebon cenderung meningkat namun belum mampu membiayai pembangunan secara keseluruhan sesuai kebutuhan. Seiring dengan penerapan prinsip good governance, akuntabilitas keuangan daerah kondisinya semakin baik sehingga dimungkinkan untuk menggali potensi pembiayaan non-konvensional. Pembiayaan pembangunan non-konvensional dilakukan melalui peran serta masyarakat dan dunia usaha yang proporsional untuk mendukung pembiayaan pembangunan melalui penerbitan surat berharga (obligasi), skema Public Private Partnership (PPP), maupun Corporate Socil Responsibility (CSR), serta skema lainnya dengan memprioritaskan pembiyaaan pembangunan infrastruktur. Dalam pelaksanaannya, 75 LAKIP KOTA CIREBON 2014

81 diperlukan dukungan penguatan kelembagaan, sumber daya manusia dan tata laksana yang handal. c. Pemerintah wajib menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Untuk itu, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi dan memfokuskan pada aspek kelembagaan, aparatur, dan tata laksana dengan menerapkan prinsipprinsip good governance. Pengembangan reformasi birokrasi harus dilakukan bersamaan dengan reformasi pada bidang-bidang lain misalnya reformasi badan usaha daerah dan swasta serta lembagalembaga lainnya agar terjalin sinergi yang saling menguntungkan dan bermanfaat. d. Terkait dengan indeks persepsi korupsi yang masih belum memenuhi standar, maka diperlukan upaya konsisten untuk melaksanakan dokumen Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) yang telah disahkan melalui Peraturan Walikota Cirebon Nomor 56 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) Kota Cirebon Selain upaya untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan peraturan walikota tersebut. 76 LAKIP KOTA CIREBON 2014

82 1.6. Rencana Strategis Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 a. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Visi Visi Kota Cirebon sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cirebon tahun adalah: TERWUJUDNYA KOTA CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN Misi Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan. Misi Kota Cirebon tahun adalah sebagai berikut: 1. Misi Ke-1: Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius. 2. Misi Ke-2: Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN. 3. Misi Ke-3: Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum. 4. Misi Ke-4: Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat. 5. Misi Ke-5: Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. 77 LAKIP KOTA CIREBON 2014

83 6. Misi Ke-6: Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup. Tujuan Tujuan adalah penjabaran dari pernyataan misi, melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah sekaligus menjadi dasar dalam penyusunan pilihan-pilihan strategis pembangunan dan saran untuk mengevaluasi pilihan-pilihan tersebut. Tujuan juga dirumuskan sebagai sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan selain dinyatakan dalam bentuk kuantitatif juga menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan Pemerintah Kota Cirebon dalam Visi RPJMD dirumuskan sebagai berikut: 1. Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon yang religius. 1.1.Meningkatkan nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan. 1.2.Meningkatkan nilai-nilai luhur keagamaan di masyarakat. 2. Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN. 2.1.Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur daerah, pencapaian target pembangunan, serta transparansi dan akuntabilitas APBD. 78 LAKIP KOTA CIREBON 2014

84 2.2.Meningkatkan penataan struktur dan mekanisme kerja organisasi perangkat daerah agar berfungsi optimal. 2.3.Membangun suasana pemerintahan yang harmonis, mangayomi dan komunikatif. 2.4.Mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 3. Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum 3.1. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta bangsa dan tanah air Indonesia Meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran hukum masyarakat Menegakkan peraturan dan perundang-undangan Menegakkan peran serta masyarakat dalam aspek kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan Meningkatkan tertib lalu lintas dan perparkiran Meningkatkan penataan sektor informal untuk mendukung ketertiban dan keindahan kota Meningkatkan daya tanggap pemerintah dan masyarakat terhadap situasi bencana. 4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial untuk kesejahteraan masyarakat; 4.1. Mengoptimalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat; 79 LAKIP KOTA CIREBON 2014

85 4.2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 4.3. Meningkatkan olah raga prestasi; 4.4. Mewujudkan kota Cirebon sebagai kota pusaka; 4.5. Meningkatkan daya beli masyarakat; 4.6. Menurunkan jumlah keluarga miskin; 4.7. Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak; 4.8. Meningkatkan kualitas penanganan masalah kesejahteraan sosial; 4.9. Meningkatkan pengarusutamaan gender. 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan 5.1.Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan 6. Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup 6.1. Mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, nyaman dan berkelanjutan bagi warga Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan Meningkatkan keserasian pembangunan terhadap tata ruang kota 6.4. Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang perumahan rakyat dan perhubungan. 80 LAKIP KOTA CIREBON 2014

86 Sasaran Sasaran dirumuskan sebagai hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan seperti tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Keberhasilan pencapaian sasaran diukur lewat pencapaian indikator sasaran. Indikator sasaran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran memiliki rencana tingkat capaian (target) masing-masing yang diupayakan untuk dicapai dalam kurun waktu tahunan melalui pencapaian indikator kinerja utama. Misi 1: Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat kota Cirebon yang religius Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan nilai ketaqwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatkan nilai nilai luhur keagamaan di masyarakat Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketaqwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana prasarana keagamaan Terwujudnya prestasi Kota Cirebon dalam bidang keagamaan Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bantuan dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan seluruhnya. Prestasi lomba keagamaan 3 besar tingkat provinsi Tidak adanya kasus konflik yang bernuansa agama 81 LAKIP KOTA CIREBON 2014

87 Misi 2. Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih, dan bebas dari KKN Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur daerah, pencapaian target pembangunan, serta transparansi dan akuntabilitas APBD Meningkatkan penataan struktur dan mekanisme kerja organisasi perangkat daerah agar berfungsi optimal Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Terwujudnya Pelayanan Administrasi Kependudukan Terwujudnya kesesuaian struktur dan tatalaksana SKPD Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20 % per tahun Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100 % Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100 % Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi arsip Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di Kota Cirebon Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% Jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di LAKIP KOTA CIREBON 2014

88 Membangun suasana pemerintahan yang harmonis, mengayomi dan komunikatif Mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntable Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan Kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan sebesar 95 % Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100 % Tersedianya peraturanperaturan tentang e- goverment 100% Terpenuhinya infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Misi 3. Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta bangsa dan tanah air Indonesia Meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran hukum masyarakat Menegakkan peraturan dan perundang-undangan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam aspek kebersihan, keindahan, ketertiban dan keamanan Kota Cirebon Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka tunggal ika-an Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K-3 Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 Perda bisa ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50 % 83 LAKIP KOTA CIREBON 2014

89 Meningkatkan tertib lalu lintas dan perpakiran Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan Meningkatkan penataan sektor informal untuk mendukung ketertiban dan keindahan kota Meningkatkan daya tanggap pemerintah dan masyarakat terhadap situasi bencana Tertatanya sektor informal Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana Misi 4. Meningkatkan kualitas sumber daya Kota Cirebon dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Mengoptimalkan pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi masyarakat Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat Meningkatkan olah raga prestasi Mewujudkan Kota Cirebon sebagai Kota Pusaka Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat propinsi Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan Meningkatnya Lama Harapan Sekolah pada usia max 18 tahun Rata - rata lama sekolah (13 Tahun) Angka harapan hidup 71,1 tahun Meningkatnya Peserta KB Aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS Meraih posisi 5 besar tingkat propinsi di tahun 2018 Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

90 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 Jenis (72 bangunan cagar budaya di th 2012) Meningkatkan daya beli masyarakat Menurunkan jumlah keluarga miskin Meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak Meningkatkan kualitas penanganan masalah kesejahteraan sosial Meningkatkan pengarus utamaan gender Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Menurunnya jumlah KK miskin Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Terpenuhinya kesetaraan gender Indeks daya beli Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota Jumlah kasus Penurunan PMKS 5 % di tahun 2018 Rasio gender diatas 30% perempuan Misi 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Meningkatnya Proporsi Pembiayaan Pembangunan yang berasal dari Musrenbang Kecamatan Meningkatnya Nilai Swadaya Masyarakat dalam Stimulan / Bantuan RW Persentase kenaikan nilai Musrenbang Kecamatan yg diakomodir dalam APBD sebanyak 5 % sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase Swadaya Masyarakat sebesar 10 % terhadap jumlah bantuan RW 85 LAKIP KOTA CIREBON 2014

91 Misi 6. Meningkatkan kualitas keseimbangan dan pelestarian lingkungan hidup Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Mewujudkan lingkungan kota yang bersih, sehat, hijau, nyaman dan berkelanjutan bagi warga kota Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup luas ruang terbuka hijau publik menuju 10 % pada akhir tahun 2018 Jumlah Taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan : udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkutan persampahan sebanyak 80% Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur perkotaan Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim Rasio pengelolaan sampah berbasis RW Zero waste 20 % Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100 % Berkurangnya Titik Rawan Genangan Banjir dari 18 titik menjadi 10 titik 86 LAKIP KOTA CIREBON 2014

92 Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Cakupan pelayanan air limbah domestik Meningkatkan keserasian pembangunan terhadap Tata Ruang Kota Meningkatkan sarana prasarana penunjang perumahan rakyat dan perhubungan Tersedianya Sistem Pengelolaan Air Minum Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang Jumlah jamban dan septitank 76, 45 % ( Rumah Tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80 % Tingkat pelanggaran tata ruang menurun... Kasus berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20 % Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi rumah Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum 87 LAKIP KOTA CIREBON 2014

93 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dokumen Perencanaan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2014 disusun dengan berpedoman pada RPJMD Kota Cirebon tahun Tahun 2014 merupakan tahun perdana bagi pemerintah kota Cirebon untuk melaksanakan proses dan kegiatan pembangunan berdasarkan RPJMD yang baru setelah suksesi kepemimpinan dari walikota sebelumnya. Visi kota Cirebon sebagaimana tertuang dalam RPJMD kota Cirebon tahun yaitu Terwujudnya Kota Cirebon yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau Tahun 2018, diwujudkan ke dalam misi-misi yang secara berjenjang kemudian diejawantahkan menjadi program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh SKPD di lingkungan pemerintah Kota Cirebon. Sejumlah sasaran strategis yang termuat dalam RPJMD Kota Cirebon dapat dicapai melalui pencapaian target indikator program dan kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Tahun 2014, Pemerintah Kota Cirebon sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kota Cirebon tahun dan RKPD Kota Cirebon tahun 2014 melaksanakan 180 program prioritas. Adapun sasaran dan indikator sasaran serta indikasi program dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2014 meliputi: 88 LAKIP KOTA CIREBON 2014

94 PENETAPAN KINERJA KOTA CIREBON TAHUN 2014 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing INDIKATOR KINERJA Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama TARGET 75% 75% Peringkat 9 tingkat provinsi 0 kasus Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan 75% Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100% Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% 6 kasus/1000 PNS 100% WDP 100% 89 LAKIP KOTA CIREBON 2014

95 No. SASARAN STRATEGIS Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke- Bhineka Tunggal Ikaan INDIKATOR KINERJA Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018 Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95% Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Terwujudnya peraturan tentang E-Government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus TARGET 14/70 100% 75 poin PMA (250 M) PMDN (425 M) 80 poin 5% 80 poin 0 titik 84% (1 peraturan e- government) 34 sistem yang terbangun 0 kasus 90 LAKIP KOTA CIREBON 2014

96 No. SASARAN STRATEGIS Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Tertatanya sektor informal Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat INDIKATOR KINERJA Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) TARGET 24% 45 titik 10 kasus 10% 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 60% Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 13 tahun di tahun tahun 2011 Angka harapan hidup 71,1 69,8 tahun Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumla PUS Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun % 11 besar tingkat provinsi 91 LAKIP KOTA CIREBON 2014

97 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Menurunnya jumlah KK miskin Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial Terpenuhinya kesetaraan gender Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW INDIKATOR KINERJA Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota Jumlah kasus Penurunan PMKS 5% di tahun 2018 Rasio gender diatas 30% perempuan Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW TARGET 30% 72 jenis ,19% 28 kasus orang 32% 2,20% 4% 92 LAKIP KOTA CIREBON 2014

98 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim INDIKATOR KINERJA Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20% Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik TARGET 9,84% 64% 0,4 Ha Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi 72% 1% 96,80% 92% 17 titik 93 LAKIP KOTA CIREBON 2014

99 No. SASARAN STRATEGIS Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Tersedianya sistem pengelolaan air minum Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% ( rumah tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20% Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi rumah Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum TARGET 92% 67,29% 72% 28% rumah 82% 94 LAKIP KOTA CIREBON 2014

100 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Capaian kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2014, berdasarkan pada hasil pengukuran, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, yang mencakup penetapan kinerja tahun 2014, pengukuran pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran, kemudian dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran, kemudian dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis yang terkait dalam pencapaian visi dan misi kota cirebon. Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dari program dan kegiatan serta indikator makro yang diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu: = baik = cukup < 50 = kurang 95 LAKIP KOTA CIREBON 2014

101 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidaknya kinerja yang diharapkan. Perhitungan pencapaian indikator sasaran menggunakan asumsi I: Jika semakin tinggi realisasi, menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin rendah adalah: Prosentase pencapaian Rencana tingkat Capaian = Realisasi x 100% Rencana Sedangkan apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan sasaran kinerja semakin rendah/jelek atau sebaliknya realisasi semakin rendah pencapaian kinerja semakin baik menggunakan perumusan: Prosentase pencapaian Rencana tingkat Capaian = Rencana - (realisasi-rencana) x100% Rencana berikut: Adapun untuk pencapaian kinerja sepanjang tahun 2014 adalah sebagai 96 LAKIP KOTA CIREBON 2014

102 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Misi Ke-1 75% 0% 0% 75% 89,86% 119,81% Peringkat 9 tingkat provinsi Misi ke-2 9 besar 100% 0 kasus 0 kasus 100% 75% 63% 84% Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun 6 kasus/1000 PNS 6 kasus/1000 PNS 100% Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100% Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% 100% 100% 100% WDP WDP 100% 100% 100% 100% 97 LAKIP KOTA CIREBON 2014

103 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi arsip 14/70 16/70 114% 100 berkas 99 berkas 99% Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon 75 poin 77,79 poin 103,72% PMA (250 M) PMDN (425 M) PMA (250 M) PMDN (425 M) 100% Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalis asi pemanfaatan teknologi informasi Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95% Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Terwujudnya peraturan tentang E- Government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% 80 poin 79,8 poin 99,75% 5% 5% 100% 80 poin 80 poin 100% 0 titik 0 titik 100% 84% (1 peraturan e- government) 34 sistem yang terbangun 84% (1 peraturan e- government) n/a 100% n/a 98 LAKIP KOTA CIREBON 2014

104 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke- Bhineka Tunggal Ikaan Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Tertatanya sektor informal Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Angka harapan hidup 71,1 Misi ke-3 0 kasus 0 kasus 100% 24% n/a n/a 45 titik 35 titik 77,78% 10 kasus 9 kasus 110% 10% 10% 100% 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 100% 60% 50% 83,33% Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Misi ke-4 13 tahun di tahun 2011 Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 100% 14 tahun 100% 11 tahun tahun 100% 69,8 tahun ,97 tahun 99% 99 LAKIP KOTA CIREBON 2014

105 No. SASARAN STRATEGIS Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk INDIKATOR KINERJA Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS. TARGET % 63% 89% 141,27% Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun besar tingkat provinsi 10 besar tingkat provinsi 100% Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) 30% 31,03% 103,43% 72 jenis 72 jenis 100% Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Menurunnya jumlah KK miskin Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota n/a n/a Data tidak ada orang orang 159,58% 29,19% n/a Data belum tersedia Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Jumlah kasus 28 kasus 56 kasus 28% Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial Penurunan PMKS 5% di tahun orang orang 29,46% 100 LAKIP KOTA CIREBON 2014

106 No. SASARAN STRATEGIS Terpenuhinya kesetaraan gender INDIKATOR KINERJA Rasio gender diatas 30% perempuan TARGET % 32% n/a n/a Misi ke Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW 2,20% n/a n/a 4% n/a n/a Misi ke Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha 9,84% n/a n/a 64% n/a n/a 0,4 Ha n/a n/a Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi 100% 101 LAKIP KOTA CIREBON 2014

107 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA INDIKATOR KINERJA Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20% TARGET % 72% n/a n/a 1% n/a n/a Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Tersedianya sistem pengelolaan air minum Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% ( rumah tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 35 kasus menjadi 0 kasus. 96,80% 90% 92,97% 92% 98% 106,52% 17 titik 17 titik 100% 92% 92% 100% 67,29% n/a n/a 72% n/a n/a 10 Kasus 10 Kasus 100% 102 LAKIP KOTA CIREBON 2014

108 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni INDIKATOR KINERJA Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi rumah. TARGET % 28% 28% 100% rumah n/a n/a Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum 82% 60% 75% 103 LAKIP KOTA CIREBON 2014

109 3.2. Pencapaian Indikator Per Masing-Masing Sasaran Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% % % (kurang) Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan, dilakukan langkah strategi yaitu: pelaksanaan kegiatan keagamaan, pengawasan perilaku, sanksi dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas akhlak dan moral aparatur. Dengan arah kebijakan yaitu: mewajibkan instansi pemerintah untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, menyusun pedoman pemberian sanksi, operasi rutin PNS di tempat-tempat hiburan dan membuka kotak pengaduan masyarakat terhadap perilaku PNS. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah Program peningkatan kualitas religius aparatur. 104 LAKIP KOTA CIREBON 2014

110 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Program Peningkatan Kualitas Religius Aparatur Rp20,200,000.- Rp19,000, % Pencapaian sasaran Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan para aparatur pemerintahan tidak tercapai 0% berada dalam kategori kurang. Hal tersebut disebabkan oleh: Implementasi dari program peningkatan kualitas religius aparatur telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Fasilitasi kegiatan siraman rohani (sekretariat daerah); dan 2. Pembinaan rohani aparatur (kecamatan harjamukti). Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 hanya 2 SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin setiap bulan, dengan demikian belum seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon melaksanakan kegiatan rutin keagamaan setiap bulan. Saat ini kota Cirebon, dalam segi perencanaan, mengacu dan berpedoman kepada RPJMD Kota Cirebon Tahun , hal tersebut menandakan bahwa tahun 2014 merupakan tahun pertama dan tahun dasar bagi kota Cirebon dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 105 LAKIP KOTA CIREBON 2014

111 Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Kota Cirebon sebagai SKPD penanggung jawab berdasarkan LAKIP Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Tahun 2014 menyatakan indikator sasaran tersebut tidak dapat tercapai karena terbatasnya anggaran. Tidak ada koordinasi yang baik antara BK Diklat dan SKPD di lingkungan kota Cirebon dalam upaya mencapai sasaran ini, untuk itu dalam merencanakan kegiatan di tahun yang akan datang seluruh SKPD harus mampu merumuskan langkah konkret dalam upaya mencapai indikator tersebut atau perlu dievaluasi kembali indikator sasaran yang dimaksud sehingga kinerja pemerintah kota Cirebon dapat meningkat dan dicapai dengan baik Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan INDIKATOR KINERJA Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bantuan dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan seluruhnya TAHUN 2014 CAPAIAN SATUAN INDIKATOR TARGET SASARAN % 75 89,96 119,81% (baik) Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan pemberian bantuan kepada sarana peribadatan melalui hibah dan bansos serta kegiatan keagamaan. 106 LAKIP KOTA CIREBON 2014

112 Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan pemahaman pengurus mesjid atau RW terhadap mekanisme hibah bansos serta pelibatan pengurus mesjid dalam kegiatan perayaan hari-hari besar keagamaan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah Program peningkatan kualitas sarana peribadatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Program Kualitas Peribadatan Peningkatan Sarana Rp 246,714,600.- Rp 246,714, % Sebagai implementasi dari program peningkatan kualitas sarana peribadatan telah dilaksanakan kegiatan yaitu: 1. Monitoring dan evaluasi bantuan sarana peribadatan 2. Fasilitasi kegiatan tarhim romadhon 3. Sosialisasi mekanisme hibah bansos untuk sarana peribadatan. 107 LAKIP KOTA CIREBON 2014

113 1.2.2 Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi Peringkat 9 tingkat provinsi 9 tingkat provinsi 100% (baik) Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan, dilakukan langkah strategi yaitu: Pembinaan kepada generasi muda dalam lomba bidang keagamaan, pelaksanaan lomba. Dengan arah kebijakan yaitu: Pembinaan keagamaan kepada generasi muda dalam bentuk lomba dan festival keagamaan berjenjang dari tingkat kelurahan hingga kota. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan kualitas sarana peribadatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Peningkatan Kualitas Sarana Peribadatan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp246,714,600.- Rp246,714, % 108 LAKIP KOTA CIREBON 2014

114 Pencapaian sasaran Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan dapat terealisasi dengan baik (100%). Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya mencapai prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan diantaranya adalah; 1. mengirimkan kafilah kota Cirebon dalam MTQ dan STQ untuk mengikuti lomba tingkat provinsi Jawa barat. 2. Mengadakan lomba MTQ dan STQ tingkat kecamatan untuk menyaring bibit-bibit unggul agar dapat diikut sertakan dalam lomba MTQ tingkat provinsi Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing Kasus % (baik) Sebagai upaya mencapai sasaran Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan frekuensi dialog forum kerukunan umat beragama. 109 LAKIP KOTA CIREBON 2014

115 Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan frekuensi dialog dalam rangka evaluasi kerukunan umat beragama. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program kerukunan umat beragama. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Kerukunan Umat Beragama TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp1,155,626,900.- Rp1,045,584, % Pencapaian sasaran Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing berada dalam kategori baik (100%). Implementasi program kerukunan umat beragama maka kegiatankegiatan yang dilaksanakan di kota Cirebon adalah: 1. Peringatan hari-hari besar keagamaan; dan 2. Fasilitasi kegiatan tasyakuran pemerintah kota Cirebon. 3. Pelaksanaan kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah menampung dan berdiskusi antar pemuka agama tingkat kota Cirebon. 110 LAKIP KOTA CIREBON 2014

116 2.1.1 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100% % % (baik) Kasus 6 kasus/ 1000 PNS 6 kasus/1000 PNS 100% (baik) % % 100% (baik) Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional, dilakukan langkah strategi yaitu: Meningkatkan kompetensi aparatur pemerintah daerah Penerapan reward dan punishment dalam disiplin PNS. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan kompetensi aparatur melalui peningkatan keahlian dan keterampilan Mengembangkan sistem kesejahteraan PNS berdasarkan penilaian kinerja serta memenuhi kebutuhan aparatur baik fungsional dan non fungsional sesuai dengan standar kebutuhan. 111 LAKIP KOTA CIREBON 2014

117 Melakukan pembinaan disiplin PNS secara berkala, penerapan reward dan punishment, pengawasan disiplin dan kotak pengaduan masyarakat Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pendidikan kedinasan Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program pembinaan dan pengembangan aparatur. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pendidikan Kedinasan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp1,014,005,600.- Rp 923,621, % Rp1,792,638,400.- Rp1,679,145, % Rp2,945,515,530.- Rp2,543,366, % Pencapaian sasaran Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional dengan 3 indikator dapat tercapai dengan baik, sebagai upaya untuk mencapai sasaran dimaksud pemerintah kota Cirebon melalui badan kepegawaian dan pendidikan pelatihan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 112 LAKIP KOTA CIREBON 2014

118 1. Mengikutkan PNS yang belum mengikuti Diklat kepemimpinan sebagai syarat menduduki jantan struktural. 2. Mengikutkan PNS untuk mengikuti kegiatan Diklat fungsional. 3. Membangun dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian daerah sebagai database kepegawaian di kota Cirebon. 4. Melaksanakan kegiatan pembinaan disiplin PNS di kota Cirebon Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Opini WDP WDP 100% (baik) % % (baik) Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD, dilakukan langkah strategi yaitu: Optimalisasi pengelolaan aset daerah Optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel Optimalisasi pengawasan dan pengendalian keuangan daerah Pelaksanaan proses perencanaan tepat waktu sesuai dengan ketentuan Peningkatan kualitas dokumen perencanaan SKPD. 113 LAKIP KOTA CIREBON 2014

119 Peningkatan kualitas pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan penataan pengelolaan aset daerah dengan peningkatan kualitas kelembagaan aset, integrasi sistem dan pemanfaatan aset daerah dengan pihak ketiga Meningkatkan optimalisasi perencanaan, penganggaran, penatausahaan keuangan daerah Meningkatkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan optimalisasi Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP) Menyepakati jadwal waktu perencanaan dan penganggaran antara eksekutif dan legislatif serta mempublikasikannya Meningkatkan kapasitas dan kemampuan aparatur perencana di setiap SKPD Mengoptimalkan sistem perencanaan dan pembangunan daerah Publikasi hasil serta pembangunan sistem pengendalian dan evaluasi perencanaan daerah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 114 LAKIP KOTA CIREBON 2014

120 Program optimalisasi pengelolaan aset daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Program perencanaan pembangunan daerah Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan Program pengembangan data/informasi perencanaan Program pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 1,927,909,550.- Rp 1,456,261, % Rp 570,371,000.- Rp 433,982, % 115 LAKIP KOTA CIREBON 2014

121 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Pengembangan Data/Informasi Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Rp 2,211,933,100.- Rp 2,137,370, % Rp 306,983,400.- Rp 268,198, % Rp 2,293,289,200.- Rp 2,157,446, % Rp 299,600,000.- Rp 298,150, % Rp 160,829,500.- Rp 158,389, % Rp 1,767,221,500.- Rp 1,352,669, % Pencapaian sasaran Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD dengan 2 indikator dapat tercapai dengan baik. Pemerintah kota Cirebon saat ini tengah berupaya untuk mencapai penilaian wajar tanpa pengecualian atas opini BPK terhadap audit keuangan di kota Cirebon. Pemerintah kota Cirebon berusaha untuk tertib administrasi dan tertib anggaran sehingga diharapkan pada tahun 2016 dapat meraih opini wajar tanpa pengecualian dari BPK. sebagai bentuk dari tertib anggaran dan tertib administrasi Pemerintah Kota Cirebon telah melaksanakan kegiatan seperti: 1. Tersedianya buku kebijakan akuntansi pemerintah daerah. 2. Sosialisasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah 116 LAKIP KOTA CIREBON 2014

122 3. Tersedianya dokumen laporan bulanan penatausahaan keuangan daerah (jurnal, buku besar, daftar saldo buku besar, arus kas dan laporan realisasi keuangan) 4. Monitoring evaluasi keuangan di seluruh SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon 5. Pengelolaan dan pendampingan sistem informasi keuangan daerah. Dalam aspek perencanaan BAPPEDA sebagai pelaksana urusan perencanaan di kota Cirebon melaksanakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan seperti: 1. Penyusuan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2. Memberikan asistensi penyusunan rencana strategis SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon. 3. Menyusun RKPD kota cirebon Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi arsip SKPD 14/70 50/70 357% Berkas % Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan. 117 LAKIP KOTA CIREBON 2014

123 Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan pembinaan dan pemberian penghargaan kepada SKPD yang tertib arsip. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program perbaikan sistem administrasi kearsipan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 124,685,000.- Rp 98,385, % Pencapaian sasaran Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah dapat terealisasi dengan baik. Adapun kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator sasaran tersebut adalah: 1. Pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Dilakukan dengan mengadakan boks arsip besar dan boks arsip kecil. 2. Mengadakan fumigasi di depo bapusipda. 3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaporan kondisi situasi data, serta 4. Mengadakan sosialisasi kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta. 118 LAKIP KOTA CIREBON 2014

124 2.1.4 Terwujudnya pelayanan prima dalam perizinan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perizinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon Poin 75 77,79 103,72% Rp PMA 250 M PMDN 425 M PMA 250 M PMDN 425 M 100% Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya pelayanan prima dalam perizinan, dilakukan langkah strategi yaitu: Optimalisasi kelembagaan pelayanan perizinan yang dilaksanakan dengan mudah, murah dan cepat sesuai dengan Abas dan prinsip pelayanan Peningkatan iklim investasi yang kondusif. Dengan arah kebijakan yaitu: Penataan dan penguatan kelembagaan pelayanan perizinan, pembangunan sistem pelayanan perizinan Online dan penerapan insentif dan disinsentif informasi Meningkatkan kerja sama investasi Meningkatkan kebijakan perencanaan pengembangan penanaman modal. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program penataan dan pelayanan perizinan. 119 LAKIP KOTA CIREBON 2014

125 Program peningkatan promosi dan kerja sama investasi Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Penataan dan Pelayanan Perijinan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 1,452,135,800.- Rp 1,320,206, % Rp 718,395,850.- Rp 697,937, % Rp 126,000,000.- Rp 113,264, % Pencapaian sasaran Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing dapat terealisasi dengan baik. Sebagai upaya mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan pemerintah kota Cirebon melalui badan penanaman modal dan pelayanan perizinan telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan pelayanan dan penanaman modal. 2. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan investasi. 3. Koordinasi pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan perizinan. 4. Penanganan pengaduan perizinan, serta 120 LAKIP KOTA CIREBON 2014

126 5. Melaksanakan pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM). Adapun kegiatan dalam upaya meningkatkan nilai investasi di kota Cirebon dilaksanakan dengan kegiatan: 1. Menyelenggarakan pameran investasi. 2. Pengembangan potensi unggulan. 3. Melaksanakan kajian potensi sumber daya yang terkait dengan investasi Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks Kepuasan Masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% Poin 80 79,8 99,75% Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan, dilakukan langkah strategi yaitu: Optimalisasi pengembangan pelayanan administrasi kependudukan. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pendaftaran penduduk Program pelayanan pencatatan sipil. 121 LAKIP KOTA CIREBON 2014

127 Program sistem informasi administrasi kependudukan Program perencanaan kebijakan kependudukan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pendaftaran Penduduk Program Pelayanan Pencatatan Sipil Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Program Perencanaan Kebijakan Kependudukan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 593,698,000.- Rp 542,457, % Rp 341,680,000.- Rp 319,630, % Rp 622,489,000.- Rp 611,021, % Rp 595,347,800.- Rp 559,541, % Pencapaian sasaran Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan berada dalam kategori Baik (99,75%). Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mencapai indikator sasaran tersebut adalah: 1. Kegiatan implementasi sistem administrasi kependudukan (updating dan pemeliharaan). 2. Penyediaan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. 3. Pemutakhiran data kependudukan di masyarakat. 4. Penyiapan data pemilu. 122 LAKIP KOTA CIREBON 2014

128 2.2.1 Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi jabatan, ketatalaksanaan 100% di 2018 % % Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan struktur organisasi dan tata laksana yang akuntabel. Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan penataan kebutuhan organisasi dan sumber daya aparatur berdasarkan prinsip good governance. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program penataan kelembagaan Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: 123 LAKIP KOTA CIREBON 2014

129 PROGRAM Program penataan kelembagaan Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 807,763,900.- Rp 645,456, % Rp 50,000,000.- Rp 49,881, % Pencapaian sasaran Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD dapat terealisasi dengan baik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai indikator sasaran tersebut adalah: 1. Melaksanakan kegiatan analisis jabatan dan analisis beban kerja di lingkungan pemerintah kota Cirebon. 2. Melaksanakan kegiatan evaluasi kelembagaan. 3. Melaksanakan kegiatan ketatalaksanaan seperti sosialisasi standar operasional prosedur, sosialisasi standar pelayanan minimal Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Titik % (baik) 124 LAKIP KOTA CIREBON 2014

130 Sebagai upaya mencapai sasaran Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon, dilakukan langkah strategi yaitu: Pembangunan komunikasi dalam rangka penyelesaian batas daerah dengan kabupaten cirebon. Dengan arah kebijakan yaitu: Menyelesaikan penegasan batas daerah antara kota Cirebon dan kabupaten cirebon. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembinaan pemerintahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pembinaan Pemerintahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 437,867,500.- Rp 337,420, % Pencapaian sasaran Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon berada dalam kategori baik (100%). Sebagai upaya pencapaian indikator sasaran tersebut, pemerintah kota Cirebon telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan urusan administrasi kependudukan dan agraria. 125 LAKIP KOTA CIREBON 2014

131 2. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan urusan harmonisasi hubungan antar susunan pemerintahan. 3. Penyusunan LPPD Kota. 4. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan tugas kerja sama dan tugas pembantuan. 5. Penyusunan kebijakan, pemantauan dan evaluasi serta pembinaan administrasi urusan tata pemerintahan. 6. Penyusunan road map reformasi birokrasi. Dalam pelaksanaan program tersebut terdapat beberapa kegiatan yang kurang memiliki korelasi terhadap pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap indikator sasaran tersebut Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tersedianya peraturan-peraturan tentang e- government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% % 84% (1 peraturan e- government) Sistem yang terbangun 30 84% (1 peraturan e- government) 100% Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan 126 LAKIP KOTA CIREBON 2014

132 mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan dan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengelola infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan, membangun pustaka infrastruktur teknologi informasi, membangun pusat data (data Center) yang reintegrasi antar instansi, membangun sistem informasi sesuai dengan standar pengembangan dan penerapan e-government. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan infrastruktur teknologi informasi. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 1,297,879,550.- Rp 1,255,524, % 127 LAKIP KOTA CIREBON 2014

133 3.1.1 Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka Tunggal Ikaan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus Kasus % Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka Tunggal Ika-an, dilakukan langkah strategi yaitu: Penyediaan fasilitasi pemahaman wawasan kebangsaan. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan peran lembaga SKPD/kecamatan/kelurahan dalam sosialisasi wawasan kebangsaan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengembangan wawasan kebangsaan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 512,470,000.- Rp 347,929, % 128 LAKIP KOTA CIREBON 2014

134 Pencapaian sasaran Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke- Bhineka Tunggal Ika-an dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai kota yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan golongan, kota Cirebon memiliki dinamika sosial yang tinggi, namun tidak pernah ada gejolak sosial dan kriminalitas yang berkaitan dengan ras dan agama Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2013 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik % 24 n/a n/a Titik ,78% Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan peran serta dan kemitraan masyarakat dalam keamanan dan ketertiban masyarakat Peningkatan intensitas kegiatan kepemudaan di lokasi rawan ketertiban umum. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan jumlah kader masyarakat sadar hukum. 129 LAKIP KOTA CIREBON 2014

135 Mengintensifkan kegiatan siskamling serta memberikan reward kepada masyarakat dalam kegiatan siskamling Mengintensifkan patroli dan cegah tangkal gangguan kantrantibmas Pembinaan kerohanian bagi pemuda di lokasi rawan ketertiban umum Penyaluran minat dan bakat terhadap pemuda di lokasi rawan ketertiban umum. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program pembinaan pemuda di daerah rawan ketertiban umum Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: 130 LAKIP KOTA CIREBON 2014

136 PROGRAM Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program pembinaan pemuda di daerah rawan ketertiban umum Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda TAHUN 2014 % TARGET ANGGARAN Rp 93,475,000. Rp 88,702, % Rp 283,400,000.- Rp 227,122, % Rp 1,089,663,400.- Rp 914,022, % Pencapaian sasaran Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum dapat terealisasi dengan cukup baik (77,78%). 1 indikator yang berkaitan dengan rasio angka kriminalitas dibandingkan dengan jumlah penduduk tidak dapat terukur karena hal tersebut berkaitan dengan urusan yang dilaksanakan oleh kepolisian Resort kota Cirebon. Dalam upaya mengurangi lokasi rawan ketertiban umum, Pemerintah kota Cirebon telah melakukan upaya-upaya seperti: 1. Penguatan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan ketenteraman dan ketertiban dengan bentuk kegiatan siskamling di masing-masing RW. 131 LAKIP KOTA CIREBON 2014

137 2. Peningkatan peran serta aparatur linmas yang ada di RW di masingmasing kelurahan. 3. Pelaksanaan patroli rutin. 4. Pelaksanaan razia pekat (penyakit masyarakat) Menurunnya tingkat pelanggaran perda INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Kasus % Sebagai upaya mencapai sasaran Menurunnya tingkat pelanggaran perda, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan penanganan potensi pelanggaran perda. Dengan arah kebijakan yaitu: Pemberdayaan masyarakat dan aparatur dalam sosialisasi dan penerapan perda. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program penegakan peraturan daerah. 132 LAKIP KOTA CIREBON 2014

138 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program penegakan peraturan daerah TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp ,- Rp ,- 56,86% Pencapaian sasaran Menurunnya tingkat pelanggaran perda dapat terealisasi dengan baik (110%). Pemerintah kota Cirebon melalui satuan polisi pamong praja kota Cirebon terus berupaya dan berusaha sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai unsur penegak peraturan daerah dan peraturan kepala daerah dalam menegakkan peraturan daerah Terwujudnya RW K-3 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% % % Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya RW K-3, dilakukan langkah strategi yaitu: Penilaian K-3 tingkat RW. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan peran lembaga kelurahan dalam bermitra dengan masyarakat. 133 LAKIP KOTA CIREBON 2014

139 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program RW bersih. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program RW Bersih TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 309,396, Rp 297,962, % Pencapaian sasaran Terwujudnya RW K-3 dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai bentuk upaya pencapaian sasaran tersebut di atas, pemerintah kota Cirebon melaksanakan kegiatan berupa lomba-lomba RW K-3 di lingkungan kota Cirebon Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan daerah rawan kecelakaan Titik rawan kemacetan dan titik rawan kecelakaan 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 100% Sebagai upaya mencapai sasaran Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan, dilakukan langkah strategi yaitu: 134 LAKIP KOTA CIREBON 2014

140 Optimalisasi rekayasa, sosialisasi dan pengendalian lalu lintas dalam rangka mengurai titik rawan kemacetan dan kecelakaan Mengoptimalkan standar keselamatan lalu lintas Peningkatan keselamatan pelayaran Menata sistem perparkiran yang sudah ada serta menyediakan fasilitas parkir pada lokasi terpilih. Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan manajemen rekayasa lalu lintas, pengendalian dan pengamanan lalu lintas, serta rekayasa terhadap perlintasan sebidang Menerapkan standar pengujian kendaraan bermotor Melakukan pembinaan, sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait Meningkatkan keselamatan pelayaran Penerapan/perubahan geometris sistem parkir, penerapan sistem perparkiran terpadu, parkir di luar badan jalan (off street) serta menyediakan taman parkir di pusat-pusat kegiatan dan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka penyediaan fasilitas gedung parkir. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 135 LAKIP KOTA CIREBON 2014

141 Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor Melakukan pembinaan, sosialisasi dan koordinasi dengan instansi terkait Program peningkatan sarana dan prasarana keselamatan pelayaran Program peningkatan pelayanan perparkiran. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 3,217,322,500.- Rp 3,059,552, % Rp 50,000,000.- Rp 49,580, % Rp 205,000,000.- Rp 198,726, % Rp 1,400,000,000.- Rp 851,550, % 136 LAKIP KOTA CIREBON 2014

142 Kendaraan Bermotor Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Program Peningkatan Pelayanan Parkir Rp 123,666,000.- Rp 120,336, % Pencapaian sasaran Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan dapat terealisasi dengan baik (100%). Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat dinamika dan mobilitas penduduk yang tinggi, hal tersebut diperparah dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di jalan-jalan kota cirebon. Kota Cirebon adalah pusat kegiatan jasa se-wilayah III Cirebon (kuningan, Majalengka, Indramayu, kabupaten Cirebon) serta daerah perbatasan Jawa barat (Brebes, Tegal dan sekitarnya). Berdasarkan hal tersebut, mengakibatkan tingkat lalu lintas di kota Cirebon semakin tinggi. Dalam upaya mengurangi titik rawan kemacetan khususnya di ruas-ruas potensi macet, pemerintah kota Cirebon melalui dinas perhubungan, informatika dan komunikasi melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Pembenahan marka jalan yang sudah rusak. 2. Pembenahan APILL (alat pengatur isyarat lalu lintas). 3. Sosialisasi peraturan perundang-undangan. 4. Melaksanakan rehabilitasi terhadap marka jalan yang perlu di rehabilitasi. 5. Melaksanakan razia kendaraan. 137 LAKIP KOTA CIREBON 2014

143 3.6.1 Tertatanya sektor informal INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan dibagi/jumlah PKL seluruhnya % ,33% Sebagai upaya mencapai sasaran Tertatanya sektor informal, dilakukan langkah strategi yaitu: Melakukan pendataan identifikasi jumlah PKL Menata ruang peruntukan bagi PKL Melakukan pembinaan dan pendampingan usaha bagi PKL. Dengan arah kebijakan yaitu: Pendataan dan pendaftaran PKL Penggunaan aset pemerintahan sebagai lokasi PKL Membuat peraturan tentang penyediaan ruang bagi PKL pada kawasan perkantoran dan perdagangan Melakukan pemberdayaan PKL melalui pembinaan dan bimbingan teknis, fasilitasi akses permodalan, penguatan kelembagaan, peningkatan jaringan dan promosi pemasaran. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 138 LAKIP KOTA CIREBON 2014

144 Program pembinaan pedagang kaki lima. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pembinaan Pedagang Kaki lima dan Asongan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 120,070, Rp 119,000, % Pencapaian sasaran Tertatanya sektor informal dapat terealisasi dengan capaian prosentase 83,33% atau dalam kategori baik. Sektor informal merupakan salah satu masalah klasik di daerah-daerah perkotaan, begitu juga di kota Cirebon. Sebagai salah satu kota perdagangan yang menjadi pusat perdagangan di wilayah III Cirebon, sektor informal menjadi masalah yang memerlukan penanganan yang baik. Sesuai dengan visi dan misi kota Cirebon tahun sebagai kota RAMAH di dalam satu indikator sasaran yang menjadi tolok ukurnya adalah tertatanya sektor informal, terus berupaya dan berusaha untuk menata dan membina para pedagang kaki lima agar tercipta keindahan dan ketertiban namun tidak mengenyampingkan sisi kenyamanan serta kemudahan untuk berusaha di kota Cirebon. Saat ini sebagai dasar hukum penataan kaki lima, sudah disusun peraturan walikota Cirebon tentang penataan pedagang kaki lima. 139 LAKIP KOTA CIREBON 2014

145 3.7.1 Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tingkat waktu tanggap kejadian bencana dan waktu tanggap darurat bencana Tingkat waktu Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari Tingkat waktu tanggap kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 100% Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana, dilakukan langkah strategi yaitu: Penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan masyarakat terhadap darurat bencana Penyusunan kebijakan tanggap darurat bencana. Dengan arah kebijakan yaitu: Menyediakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana di lokasi rawan bencana Memberikan bimbingan teknis tanggap darurat bencana di tingkat kelurahan dan kecamatan Membuat regulasi irigasi bencana dan strategi ketahanan kota. 140 LAKIP KOTA CIREBON 2014

146 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Program perencanaan, pengendalian dan penanggulangan bencana. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: Program Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program perencanaan, pengendalian dan penanggulangan bencana TARGET TAHUN 2014 % Realisasi Anggaran Rp 1,792,638, Rp 1,679,145, % Rp 1,311,485, Rp 1,285,743, % Pencapaian sasaran Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana dapat terealisasi dengan baik (100%). Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33 o dan 6,41 o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, 141 LAKIP KOTA CIREBON 2014

147 dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Tahun 13 tahun di tahun % Tahun Sebagai upaya mencapai sasaran Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan, dilakukan langkah strategi yaitu: Pemberian kesempatan kepada usia sekolah mengikuti pendidikan sesuai jenjangnya. 142 LAKIP KOTA CIREBON 2014

148 Peningkatan mutu tenaga pendidik Pengembangan pendidikan non formal dan informal. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan 12 tahun melalui BOP, penyediaan buku mata pelajaran dan LKS serta sarana dan prasarana pendidikan dan beasiswa bagi siswa berprestasi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan luar sekolah Meningkatkan penyelenggaraan guru dan tenaga kependidikan pendidikan dasar dan menengah Mengembangkan kawasan percontohan pendidikan nonformal dan informal di tingkat RW Mengembangkan kawasan percontohan perpustakaan ke tingkat RW dan kelurahan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program manajemen pelayanan pendidikan Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Program pendidikan menengah Program pelayanan pendidikan SMK Program pendidikan non formal. 143 LAKIP KOTA CIREBON 2014

149 Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Program pendidikan anak usia dini Program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan Program perbaikan sistem administrasi kearsipan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program pelayanan pendidikan SMK Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Pengembangan Budaya Baca dan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 6,602,681,900.- Rp 6,385,036, % Rp 53,804,261,700.- Rp 52,651,007, % Rp 28,495,202,850.- Rp 30,680,534, % Rp 702,693,000.- Rp 687,307, % Rp 611,498,750.- Rp 573,011, % Rp 810,015,000.- Rp 808,871, % Rp 962,986,000.- Rp 933,829, % 144 LAKIP KOTA CIREBON 2014

150 Pembinaan Perpustakaan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Rp 124,685,000.- Rp 98,385, % Pencapaian sasaran Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan dapat terealisasi dengan baik (100%) Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Angka harapan hidup 71,1 Tahun 69,8 69,97 99% Pencapaian sasaran Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat dapat terealisasi dengan baik (99%). Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat, dilakukan langkah strategi yaitu: Pemberdayaan masyarakat berperilaku hidup sehat Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengembangkan kawasan percontohan perilaku hidup bersih dan sehat di semua tatanan kehidupan (rukun warga, sekolah, perkantoran, tempat-tempat umum). 145 LAKIP KOTA CIREBON 2014

151 Meningkatkan perilaku hidup bersih sehat di masyarakat Menyediakan jaminan pelayanan kesehatan dasar bagi seluruh warga kota cirebon Menyediakan biaya operasional pelayanan kesehatan rujukan Meningkatkan pelayanan kesehatan lanjutan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan khusus kelas III. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Program upaya kesehatan masyarakat Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Program pelayanan kesehatan lanjutan Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: 146 LAKIP KOTA CIREBON 2014

152 PROGRAM Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 285,251,250.- Rp 278,078, % Rp 18,442,809,380.- Rp 13,973,135, % Rp 1,523,661,250.- Rp 1,454,259, % Rp 19,807,842,200.- Rp 12,058,729, % Rp 136,539,008,895.- Rp 123,617,566, % Rp 15,744,031,950.- Rp 13,429,486, % Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk INDIKATOR KINERJA Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 % ,23% Pencapaian sasaran Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk dapat terealisasi dengan baik (141,23%). Sebagai upaya mencapai sasaran Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk, dilakukan langkah strategi yaitu: 147 LAKIP KOTA CIREBON 2014

153 Pengendalian kelahiran. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengendalikan kelahiran dan pendewasaan perkawinan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program keluarga berencana. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Keluarga Berencana TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 515,000,400.- Rp 503,834, % Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun 2018 Peringkat % Sebagai upaya mencapai sasaran Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi, dilakukan langkah strategi yaitu: Pembinaan atlet berprestasi Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana olah raga. 148 LAKIP KOTA CIREBON 2014

154 Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan pembinaan atlet berprestasi melalui pembibitan sejak dini dan pemberian penghargaan Mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana olah raga. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga Program peningkatan sarana dan prasaran olah raga. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: Program Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga TARGET TAHUN 2014 % Realisasi Anggaran Rp 3,048,844,500.- Rp 2,951,537, % Rp 100,000,000.- Rp 99,656, % Pencapaian sasaran Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi dengan 1 indikator dapat tercapai dengan baik. Kota Cirebon dalam upaya menumbuhkembangkan dan meningkatkan prestasi olah raga telah melakukan berbagai macam kegiatan seperti: 1. Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat dengan melakukan pembinaan terhadap 9 cabang olah raga (atletik, renang, panahan, silat, gulat, karate, taekwondo, tinju dan judo). 149 LAKIP KOTA CIREBON 2014

155 2. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga serta terpeliharanya sarana olahraga stadion madya. 3. Penyelenggaraan kompetisi olahraga. 4. Fasilitasi pekan olahraga pemerintah daerah. 5. Fasilitasi pekan olahraga dan seni daerah, yaitu pelaksanaan pekan olahraga dan seni daerah perbatasan KUNCI BERSAMA (kuningan, kota Cirebon, kabupaten Cirebon, Ciamis, Cilacap, Brebes, banjar dan pangandaran). 6. Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat. Serta 7. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengembangan olahraga Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) % 30 31,03 103,43% Jenis % Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan, dilakukan langkah strategi yaitu: Penetapan kalender budaya Penataan bangunan cagar budaya Revitalisasi pusaka cagar budaya. 150 LAKIP KOTA CIREBON 2014

156 Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan pembinaan aktivitas sanggar seni Meningkatkan even pagelaran budaya khas cirebon Melakukan penataan/revitalisasi bangunan cagar budaya Pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian pusaka cagar budaya Meningkatkan kerja sama dengan pemilik cagar budaya dalam pelestarian pusaka cagar budaya. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengelolaan keragaman budaya Program pengelolaan keragaman budaya Program pengelolaan kekayaan budaya Program pengelolaan kekayaan budaya. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 1,264,265,000.- Rp 1,213,355, % Rp 281,625,000.- Rp 281,275, % 151 LAKIP KOTA CIREBON 2014

157 Pencapaian sasaran Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan dengan 2 indikator sasaran dapat tercapai dengan baik. Pemerintah kota Cirebon melalui dinas pemuda, olahraga dan pariwisata dalam rangka pencapaian indikator dimaksud telah melaksanakan berbagai kegiatan yaitu: 1. Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah dengan memfasilitasi upacara tradisional daerah Cirebon seperti nadran, ngunjung, cap go meh, 1 muharram. 2. Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah, purbakala, museum dan peninggalan bawah air. 3. Pengembangan kesenian dan keragaman budaya yaitu terfasilitasinya even teater awal, puser langit, sekar pandan, kelapa jajar, SMKI pakung wati, sela pandan, sekar budaya, konser karawitan muda, festival pesisir, festival seni budaya dan lomba jogregan Meningkatnya indeks daya beli masyarakat INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Indeks daya beli masyarakat Indeks Data tidak ada Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 Orang ,58% Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya indeks daya beli masyarakat, dilakukan langkah strategi yaitu: 152 LAKIP KOTA CIREBON 2014

158 Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan Tribina (manusia, usaha, lingkungan) Peningkatan kualitas keterampilan tenaga kerja Peningkatan sistem distribusi, stabilisasi dan cadangan pangan Peningkatan promosi wisata. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan pembinaan teknis dan manajemen terhadap UMKM Meningkatkan fasilitasi permodalan antara UMKM/koperasi dengan lembaga keuangan Meningkatkan kompetensi BLK Melaksanakan pelatihan keterampilan kerja yang berorientasi pada penempatan langsung Mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengoptimalkan sumber daya yang dikuasai untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan Mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergi dan partisipatif. 153 LAKIP KOTA CIREBON 2014

159 Meningkatkan promosi wisata budaya khas Cirebon melalui pengembangan ekonomi kreatif. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Program peningkatan kesempatan kerja Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan Program peningkatan ketahanan pangan Program penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan Program rehabilitasi hutan dan lahan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi peternakan. 154 LAKIP KOTA CIREBON 2014

160 Program peningkatan produksi perikanan tangkap Program peningkatan produksi perikanan budidaya Program pengembangan destinasi pariwisata. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program peningkatan kesempatan kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, peternakan dan perikanan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 390,001,500.- Rp 259,497, % Rp 481,686,000.- Rp 302,685, % Rp 610,981,300.- Rp 536,179, % Rp 848,500,000.- Rp 839,431, % Rp 285,000,000.- Rp 262,112, % Rp 1,010,721,000.- Rp 987,557, % Rp 561,235,500.- Rp 532,897, % Rp 250,000,000.- Rp 246,191, % 155 LAKIP KOTA CIREBON 2014

161 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program pengembangan destinasi pariwisata Rp 463,790,000.- Rp 443,169, % Rp 859,030,000.- Rp 849,706, % Rp 162,898,000.- Rp 135,971, % Rp 421,404,000.- Rp 396,109, % Pencapaian sasaran Meningkatnya indeks daya beli masyarakat dengan 2 indikator sasaran, 1 indikator belum memiliki data yaitu indeks daya beli masyarakat, hal tersebut disebabkan karena penghitungan indeks daya beli masyarakat melibatkan Badan Pusat Statistik. Adapun upaya pencapaian sasaran Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 melampaui target. Pencapaian target tersebut dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata. 2. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata yaitu terlaksananya pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD). 3. Melaksanakan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri. 4. Pengembangan dan penguatan informasi dan database kepariwisataan. 5. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata dengan menjalin kerja sama antara keraton-keraton Cirebon pada even festival keraton nusantara. 156 LAKIP KOTA CIREBON 2014

162 4.6.1 Menurunnya jumlah KK miskin INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota % 29,12 n/a n/a Sebagai upaya mencapai sasaran Menurunnya jumlah KK miskin, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan ketepatan sasaran program penanggulangan kemiskinan Peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin Pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Dengan arah kebijakan yaitu: Menyediakan satu data keluarga miskin Meningkatkan pengendalian dan pengawasan terhadap program-program penanggulangan kemiskinan Menyediakan akses pelayanan pendidikan berupa beasiswa rawan DO Memberikan pendampingan pelayanan kesehatan rujukan Menyediakan akses pelayanan air bersih Menyediakan akses pelayanan air bersih. 157 LAKIP KOTA CIREBON 2014

163 Menyediakan akses pelayanan listrik Menyediakan perbaikan rumah tidak layak huni dengan program bedah rumah Menyediakan akses pelayanan pangan dan gizi Melaksanakan pelatihan, pembentukan kelembagaan ekonomi mikro berbasis masjid dan pendampingan usaha ekonomi keluarga miskin. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program satu data keluarga miskin Program pengendalian dan pengawasan penanggulangan kemiskinan Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin Program peningkatan akses pelayanan kesehatan, rujukan bagi keluarga miskin Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin Program penataan kawasan perumahan masyarakat miskin Program pelayanan akses pangan dan gizi bagi keluarga miskin. 158 LAKIP KOTA CIREBON 2014

164 Program pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis mesjid untuk keluarga miskin. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program satu data keluarga miskin TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan Program peningkatan akses pendidikan bagi keluarga miskin Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program peningkatan akses pelayanan air bersih, sanitasi dan listrik bagi keluarga miskin Program penataan kawasan perumahan masyarakat miskin Program pelayanan akses pangan dan gizi bagi keluarga miskin Program Pembentukan lembaga ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin Rp 142,479,000.- Rp 140,104, % Rp 19,807,842,200.- Rp 12,058,729, % Dilaksanakan dengan program gizi mayarakat Dilaksanakan dengan program gizi mayarakat Rp 1,687,052,500.- Rp 1,199,582, % Pencapaian sasaran Menurunnya jumlah KK miskin belum memiliki data. Perhitungan jumlah penduduk miskin melibatkan Badan Pusat Statisik. 159 LAKIP KOTA CIREBON 2014

165 4.7.1 Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Jumlah kasus Kasus % Pencapaian sasaran Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak dapat terealisasi 28%. Sebagai upaya mencapai sasaran Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengoptimalkan fungsi pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak Mengembangkan kawasan-kawasan percontohan rukun warga layak anak. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak Program RW layak anak. 160 LAKIP KOTA CIREBON 2014

166 Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program RW layak anak TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 150,000,000.- Rp 137,380, % Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Penurunan PMKS 5% di tahun 2018 Orang ,46 Sebagai upaya mencapai sasaran Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, dilakukan langkah strategi yaitu: Penanganan PMKS. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengoptimalkan fungsi panti-panti pelayanan sosial. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembinaan panti asuhan/panti jompo. 161 LAKIP KOTA CIREBON 2014

167 Program penguatan jejaring kemitraan dalam rangka penanganan PMKS Program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program pembinaan panti asuhan/panti jompo TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Program Penguatan Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Rp 75,250,000.- Rp 74,396, % Rp 914,792,100.- Rp 905,819, % Pencapaian sasaran Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial tidak dapat terealisasi. Berdasarkan data Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi diperoleh data bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) tahun 2013 adalah sebesar orang, dalam RPJMD pada tahun 2014 ditargetkan bahwa jumlah PMKS menurun menjadi orang, namun pada tahun 2014 jumlah PMKS membengkak menjadi orang. Jumlah PMKS tersebut tidak dapat tercapai hal tersebut dikarenakan masih menggunakan data dasar (tahun 2013) merupakan data lama yang belum pernah di up date secara keseluruhan, sedangkan data pada tahun 2014 merupakan data hasil pendataan di lapangan (kecuali fakir miskin) yang 162 LAKIP KOTA CIREBON 2014

168 dilakukan oleh para anggota tenaga kerja sosial kecamatan (TSKS), pekerja sosial masyarakat (PSM) dan karang taruna yang dihimpun dalam kegiatan sistem informasi sosial tenaga kerja dan transmigrasi tahun anggaran Selain itu, belum adanya kesinambungan koordinasi kegiatan pengentasan kemiskinan dengan unit kerja yang lain. Faktor lain adalah anggaran yang ada ditangani, selain tentu saja perubahan status PMKS memakan waktu yang lama, contohnya seseorang yang miskin menjadi tidak miskin membutuhkan proses dan waktu yang lama Terpenuhinya kesetaraan gender INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Rasio gender diatas 30% perempuan % 32 n/a n/a Pencapaian sasaran Terpenuhinya kesetaraan gender belum terdapat data karena dalam pelaksanaan pencapaian data tersebut melibatkan Badan Pusat Statistik. Sebagai upaya mencapai sasaran Terpenuhinya kesetaraan gender, dilakukan langkah strategi yaitu: Penyajian data terpilah. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan peran dan keterwakilan gender di setiap kegiatan pembangunan. 163 LAKIP KOTA CIREBON 2014

169 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 191,624,000.- Rp 186,559, % Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) % 2,2 n/a n/a Pencapaian sasaran Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan belum memiliki data, karena masih dalam perhitungan. 164 LAKIP KOTA CIREBON 2014

170 Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan kualitas hasil musrenbang kecamatan. Dengan arah kebijakan yaitu: Membentuk fasilitator musrenbang untuk tiap kelurahan dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan dan pengendalian hasil musrenbang. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan keberdayaan masyarakat kelurahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 1,668,110,500.- Rp 1,619,454, % 165 LAKIP KOTA CIREBON 2014

171 5.1.2 Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW % 4 Pencapaian sasaran Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan belum terdapat data karena masih dalam perhitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan, dilakukan langkah strategi yaitu: Memberikan reward terhadap partisipasi masyarakat. Dengan arah kebijakan yaitu: Melaksanakan kompetisi partisipasi masyarakat khususnya bantuan RW. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: 166 LAKIP KOTA CIREBON 2014

172 PROGRAM Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 519,400,000.- Rp 482,953, % Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun % 9,84 % 64 Pencapaian sasaran Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat belum memiliki data karena masih dalam perhitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan ruang terbuka hijau Peningkatan kualitas ruang terbuka publik dan privat dengan melibatkan peran serta masyarakat. Dengan arah kebijakan yaitu: Menambah RTH publik melalui pembebasan lahan baru atau memanfaatkan aset milik pemerintah, optimalisasi area 167 LAKIP KOTA CIREBON 2014

173 sempadan jalan, sungai dan laut serta ruang terbuka lainnya melalui penanaman pohon sebagai peneduh dan penguatan kelembagaan yang menangani aset fasos/fasum dalam rangka peningkatan RTH Membangun taman, taman interaktif melalui pembangunan/pengembangan taman kota sebagai ruang publik penyaluran kreativitas (creative public space) dan meningkatkan peran serta masyarakat, serta dengan menambah areal permakaman. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengadaan ruang terbuka hijau Program pengelolaan ruang terbuka hijau. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 2,000,000,000.- Rp 1,887,759, % Rp 2,596,851,500.- Rp 2,576,000, % 168 LAKIP KOTA CIREBON 2014

174 6.1.2 Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman INDIKATOR KINERJA Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha TAHUN 2014 SATUAN TARGET Ha 0,4 Capaian Kinerja Tahun 2014 Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman, dilakukan langkah strategi yaitu: Penataan dan penambahan luas pemakaman. Dengan arah kebijakan yaitu: Melakukan inventarisasi luas pemakaman dan kebutuhan pemakaman, menambah wilayah makam serta menata pemakaman dengan konsep ruang terbuka hijau. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN 169 LAKIP KOTA CIREBON 2014

175 6.1.3 Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Kualitas Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi 100% Pencapaian sasaran Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup tidak dapat terealisasi dengan baik (100%) Sebagai upaya mencapai sasaran Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup, dilakukan langkah strategi yaitu: Penerapan instrumen pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengendalikan pencemaran lingkungan melalui penerapan jin lingkungan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan, penerapan teknologi ramah lingkungan dan tepat guna, uji emisi dan kadar polusi, penyediaan informasi SDA dan lingkungan, konservasi dan pelestarian fungsi atmosfir Penanganan tanah timbul dan kerusakan ekosistem di wilayah pesisir dan laut. 170 LAKIP KOTA CIREBON 2014

176 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup Program peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Program pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 738,384,450.- Rp 639,113, % Rp 327,486,800.- Rp 278,354, % Rp 466,076,225.- Rp 424,698, % Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% % LAKIP KOTA CIREBON 2014

177 Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20% % 1 Pencapaian sasaran Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA belum memiliki data masih dalam proses penghitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan Penerapan konsep 3R. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan melalui peran serta masyarakat dan penyediaan sarana prasarana, kerja sama pelayanan persampahan serta penggalangan CSR, meningkatkan TPA kopi luhur menjadi sanitary landfill, meningkatkan koordinasi regional dalam rangka TPA regional Memanfaatkan sampah sebagai sumber daya mulai dari sumber/hulu melalui pembangunan sentra 3R/pusat daur ulang, pendampingan pembentukan bank sampah di tingkat kelurahan, pengembangan jejaring kerja bank sampah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 172 LAKIP KOTA CIREBON 2014

178 Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 8,966,576,213.- Rp 8,800,015, % Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% % 96,80 90% 92,97 % ,52% Pencapaian sasaran Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat dapat terealisasi dengan baik (92,97% dan 106,52%). Sebagai upaya mencapai sasaran Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan prasarana jalan dan jembatan. Dengan arah kebijakan yaitu: 173 LAKIP KOTA CIREBON 2014

179 Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan dan jembatan serta penyediaan sistem informasi data base jalan dan jembatan, mengembangkan infrastruktur jalan dan jembatan yang berwawasan lingkungan. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembangunan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Rehabilitasi/Pemeliha raan Jalan dan Jembatan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 4,138,450,350.- Rp 137,609, % Rp 30,350,447,000.- Rp 26,735,766, % Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik Titik % 174 LAKIP KOTA CIREBON 2014

180 Pencapaian sasaran Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai upaya mencapai sasaran Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan sarana dan prasarana drainase Pemeliharaan sarana dan prasarana drainase Konservasi sumber daya air. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase primer dan sekunder Menahan air permukaan selama mungkin di darat melalui pembangunan waduk/situ/cembung, tangkapan air di hulu/sumur resapan dan lubang biopori serta konservasi air tanah. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pembangunan saluran drainase primer dan sekunder. 175 LAKIP KOTA CIREBON 2014

181 Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase primer dan sekunder Program pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program pengendalian banjir. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program pembangunan saluran drainase primer dan sekunder Program Rehabilitasi/Pemeliha raan Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program pengembangan pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya Program Pengendalian Banjir TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 2,998,317,500.- Rp 2,975,640, % Rp 8,816,925,000.- Rp 8,091,640, % 176 LAKIP KOTA CIREBON 2014

182 6.2.3 Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% ( rumah tangga) % 92 92% 100% % 67,29 Pencapaian sasaran Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal belum dapat dihitung. Sebagai upaya mencapai sasaran Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat dan setempat. Dengan arah kebijakan yaitu: Meningkatkan cakupan layanan air limbah sistem terpusat melalui pembangunan perpipaan dan IPAL sistem terpusat serta mendorong pengelolaan air limbah domestik permukiman melalui pembangunan IPAL (sanitasi) komunal, sosialisasi penggunaan septic tank standar lingkungan hidup, dan melalui pembangunan/peningkatan IPAL sistem setempat. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: 177 LAKIP KOTA CIREBON 2014

183 Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Tersedianya sistem pengelolaan air minum INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% % 72 n/a n/a Pencapaian sasaran Tersedianya sistem pengelolaan air minum dalam proses penghitungan. Sebagai upaya mencapai sasaran Tersedianya sistem pengelolaan air minum, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan dan peningkatan sistem air minum dan non perpipaan. Dengan arah kebijakan yaitu: Mengembangkan sistem penyediaan air minum non perpipaan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas air baku dari 178 LAKIP KOTA CIREBON 2014

184 cipaniis kabupaten kuningan ke kota Cirebon serta sumber air baku lainnya. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus kasus % Pencapaian sasaran Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai upaya mencapai sasaran Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten, dilakukan langkah strategi yaitu: 179 LAKIP KOTA CIREBON 2014

185 Pengembangan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif. Dengan arah kebijakan yaitu: Mewujudkan sistem integritas dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan secara konsisten melalui pengawasan dan penindakan bagi pihak yang menyalahi dan melanggar aturan pemanfaatan ruang. Meningkatkan pengendalian terhadap upaya pemanfaatan ruang di wilayah selatan Pemberian akses seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengetahui perencanaan, pengendalian dan pemanfaatan ruang melalui sistem informasi, media cetak, media elektronik dan tempat-tempat lain yang mudah diketahui. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengendalian pemanfaatan ruang Program penyediaan sistem informasi pengendalian tata ruang. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: 180 LAKIP KOTA CIREBON 2014

186 PROGRAM Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program penyediaan sistem informasi pengendalian tata ruang TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 572,710,000.- Rp 436,921, % Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20% % 28 28% 100% Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dapat terealisasi dengan baik (100%). Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan, dilakukan langkah strategi yaitu: Penataan lingkungan kawasan permukiman perkotaan. Dengan arah kebijakan yaitu: Menata lingkungan permukiman, meningkatkan penyediaan fasilitas umum dan jalan alternatif ke kawasan pengembangan perumahan. 181 LAKIP KOTA CIREBON 2014

187 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program lingkungan sehat perumahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Lingkungan Sehat Perumahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 200,082,500.- Rp 173,245, % Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi rumah Rumah n/a n/a Sebagai upaya mencapai sasaran Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan, dilakukan langkah strategi yaitu: Pengembangan rumah sehat sederhana. Dengan arah kebijakan yaitu: Menyediakan rumah sehat sederhana yang layak huni dan superblok rumah susun sewa dan milih yang murah (untuk mendekatkan tempat tinggal dengan tempat kerja) pada lokasi pasar, sarana kesehatan lainnya. 182 LAKIP KOTA CIREBON 2014

188 Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program pengembangan perumahan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Program Pengembangan Perumahan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 218,190,000.- Rp 184,746, % Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2014 CAPAIAN INDIKATOR SASARAN Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum % 82 60% 75% Sebagai upaya mencapai sasaran Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang, dilakukan langkah strategi yaitu: Peningkatan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan. Dengan arah kebijakan yaitu: Optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana yang menggunakan teknologi tinggi dan tepat guna, membangun 183 LAKIP KOTA CIREBON 2014

189 sistem angkutan umum massal, meningkatkan kuantitas dan kualitas angkutan umum melalui peremajaan armada bus sedang, penambahan dan penataan trayek, penataan tempat pemberhentian angkutan umum serta pelayanan angkutan harihari besar Meningkatkan kualitas dan fasilitas terminal, bandara, jembatan timbang, JPO, pejalan kaki, penyandang viabilitas dan pemakai sepeda. Sebagai implementasi dari strategi dan arah kebijakan yang telah disusun, maka program yang dilaksanakan adalah: Program peningkatan pelayanan angkutan Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan. Berdasarkan hasil realisasi anggaran APBD Kota Cirebon Tahun 2014 diperoleh: PROGRAM Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan TARGET TAHUN 2014 % ANGGARAN Rp 707,820,000.- Rp 700,732, % Rp 348,410,000.- Rp 343,455, % 184 LAKIP KOTA CIREBON 2014

190 3.2. Hambatan dan Upaya Pencapaian Indikator Sasaran Pelaksanaan pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kota Cirebon tahun mengalami hambatan dan tantangan. Adapun hambatan dan tantangan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Hambatan Kurangnya tenaga sumber daya manusia baik secara kualitas dan kuantitas. Kurangnya kesadaran aparatur di setiap SKPD terhadap pentingnya pengelolaan arsip, sehingga untuk penarikan arsip mengalami hambatan, arsip-arsip dari setiap SKPD belum tertata dengan baik sehingga dalam penyerahan ke BAPUSIPDA masih dalam keadaan belum tertata. Upaya penanganan Melakukan sosialisasi/penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta serta melaksanakan kegiatan pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Strategi di masa mendatang Dalam bidang perpustakaan dengan merencanakan kembali peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan serta peningkatan jumlah anggota perpustakaan setiap tahunnya dengan meningkatkan/menambah koleksi bahan pustaka. 185 LAKIP KOTA CIREBON 2014

191 Dalam bidang kearsipan dengan menambah khasanah arsip serta menyediakan bahan informasi yang akurat dan mempermudah penemuan kembali arsip sehingga mencapai target yang diinginkan. 2. Dinas Kesehatan Hambatan Penyebaran tenaga kesehatan belum merata, penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensinya. Sarana pelayanan kesehatan belum semuanya terakreditasi. Sebagian pelayanan kesehatan masih ada yang belum memiliki SOP dan belum ada evaluasi pelaksanaannya. Sistem rujukan belum berjalan optimal berdasarkan jenjang dan regionalisasi rujukan. Fasilitas pelayanan kesehatan belum seluruhnya dilengkapi sarana pengolahan limbah. Belum semua penduduk miskin dalam data kepesertaan program jamkesmas atau penerima bantuan iuran (PBI). Belum optimalnya kemitraan dengan sektor lain dalam pendataan penduduk miskin. Kurangnya sumber daya baik dana maupun tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan dasar. Masih ada kebijakan yang kurang selaras antara pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam bidang kesehatan. Strategi yang dilaksanakan Peningkatan PHBS di semua tatanan. 186 LAKIP KOTA CIREBON 2014

192 Peningkatan upaya pembudayaan hidup bersih da sehat serta pencegahan penyakit berbasis masyarakat. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. Peningkatan status gizi masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui PHN (Public Health Nurdin), pokja siaga aktif dan RSBM. Peningkatan upaya pengendalian masalah kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan. Peningkatan perlindungan kepada masyarakat dari makanan tidak layak konsumsi/mengandung bahan berbahaya. 3. Satpol PP Hambatan Sumber daya manusia yang ada masih perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan teknisnya, guna meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satpol PP. Koordinasi antar bidang masih perlu ditingkatkan guna meningkatkan keselarasan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dalam mencapai tujuan. Belum adanya kesepakatan dan komitmen yang kuat dengan SKPD terkait yang memiliki perda dalam hal pengawasan pengendalian mengantisipasi munculnya pelanggaran perda serta upaya pembinaan pencegahan secara persuasif. 187 LAKIP KOTA CIREBON 2014

193 Jumlah personil satpol PP masih kurang memenuhi standar sesuai dengan pemendagri nomor 60 tahun 2012 tentang pedoman penetapan jumlah satuan polisi pamong praja. Strategi yang dilaksanakan Melaksanakan koordinasi antar SKPD dan antar bidang terkait dalam upaya meningkatkan penegakan peraturan daerah. Memotivasi pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai Mengikutsertakan pegawai dalam setiap program Diklat yang dilaksanakan BKD. Memanfaatkan seoptimal mungkin SDM serta sarana dan prasarana yang ada. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Hambatan Kurangnya SDM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (seperti PLKB, pelaksana di bidang-bidang. Belum maksimalnya koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral terkait. Terdapat beberapa program dan kegiatan yang belum memiliki standar pelayanan minimal yang dibakukan dari tingkat nasional maupun regional Belum ada SOP. 188 LAKIP KOTA CIREBON 2014

194 5. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Cirebon Hambatan Keterbatasan anggaran. Adanya peraturan tentang penyelenggaraan Diklat (perka LAN nomor 13 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan Diklat kepemimpinan tingkat IV) sehingga BK Diklat tidak bisa menyelenggarakan Diklatpim IV karena harus dilaksanakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang sudah terakreditasi dan menggunakan prasarana responsif gender. Masih adanya PNS yang melakukan tindakan indisipliner tapi belum dilakukan pembinaan atau belum dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan SKPD yang bersangkutan atau atasan langsungnya. 6. Inspektorat Hambatan Kurangnya SDM fungsional auditor. Kurangnya SDM pejabat pengawas urusan pemerintah daerah (P2UPD) yang memiliki sertifikat audit investigasi. Belum semua kegiatan pengawasan memiliki pedoman SOP (standar operasional prosedur). Strategi Mengusulkan tambahan SDM fungsional auditor kepada walikota. Mengikutsertakan beberapa orang P2UPD dalam Diklat audit investigasi. Mengadakan kegiatan penyusunan SOP. 189 LAKIP KOTA CIREBON 2014

195 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Hambatan Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam rangka pembuatan KTP, KK dan akta catatan sipil. Kondisi demikian sangat menghambat dalam proses pembuatan akta yang bersifat rutin. Pemberlakuan program SIAK dan KTP-EL, mengakibatkan beban kerja yang sangat berat, karena proses pembuatan dan penandatanganan KTP dan KK dilaksanakan bukan lagi di kecamatan melainkan di dinas. Koordinasi dengan instansi terkait masih kurang. Strategi Melaksanakan kegiatan sosialisasi kebijakan kependudukan, pencetakan leaflet dan poster yang dibagikan kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan kerja sama dengan rumah bersalin/bidan, camat, lurah, tokoh masyarakat serta media massa. Mengoptimalkan kinerja petugas KTP dan KK di tingkat kecamatan dan dinas dengan memberikan kendaraan dinas operasional dan melaksanakan pelayanan mobil KTP keliling. Pemantapan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait. Upaya yang dilakukan di masa mendatang Mengadakan operasi yustisi tahun 2015 Mengajukan anggaran untuk kegiatan penataan pelayanan kematian di tahun LAKIP KOTA CIREBON 2014

196 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Hambatan Kondisi bangunan kantor yang sudah tidak memadai. Dukungan anggaran dan SDM untuk prioritas program penataan dan pemberdayaan PKL masih belum optimal. Belum memiliki data dasar yang terkini tentang potensi perdagangan dan perindustrian. Dukungan anggaran dan program masih kurang. Dukungan peningkatan Diklat pegawai masih sangat minim. Penempatan pegawai dan rotasi jabatan yang kurang pas. 9. Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi Hambatan Terbatasnya kuantitas SDM dibandingkan dengan rasio keluasan tugastugas dan permasalahan yang dihadapi. Jumlah PMKS yang ditangani sangat banyak, sedangkan belum terintegrasinya program dan kegiatan dengan SKPD lain yang terkait serta belum kuatnya jaringan dengan stakeholder terkait, terutama dengan para potensi sumber kesejahteraan sosial. Terdapat kegiatan yang sama dengan APBN, padahal SDM pelaksana terbatas, sehingga tidak memadai untuk melaksanakan semua sup kegiatan. Strategi Mengusulkan penambahan pegawai baru sesuai dengan kebutuhan operasional dan beban kerja dinas. 191 LAKIP KOTA CIREBON 2014

197 Melaksanakan koordinasi dengan SKPD dan instansi lain maupun dengan badan usaha dalam integrasi program dan kegiatan, terutama yang menyangkut penanganan PMKS dan pelatihan tenaga kerja. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. 10. Dinas Pendidikan Hambatan Terbatasnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti di seksi kesiswaan pendidikan dasar, UPTD pendidikan kecamatan, UPTD SKB, seksi kesiswaan bidang pendidikan menengah. Terlambatnya realisasi anggaran keuangan sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Strategi Melaksanakan sosialisasi di tingkat satuan pendidikan bahwa portal NISN tingkat kota telah ditutup, sehingga pelayanannya ada di sekolah sepenuhnya, bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang membutuhkan layanan NISN yang terlanjur ke dinas pendidikan kota Cirebon diarahkan ke operator dapodik pada sekolah yang bersangkutan. Upaya yang telah dilakukan oleh seksi PAUD adalah mengusulkan PAUD untuk memperoleh NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), memberikan bantuan alat permainan edukatif bagi 96 lembaga PAUD. Mengikutsertakan guru dan SMP yang belum Diklat kurikulum LAKIP KOTA CIREBON 2014

198 3.3. Evaluasi dan Analisis Anggaran Kondisi umum belanja daerah Kota Cirebon Tahun 2014 berdasarkan laporan realisasi anggaran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cirebon adalah sebagai berikut: Rincian penggunaan APBD kota Cirebon adalah sebagai berikut: Pos Pendapatan a. Pendapatan Asli Daerah Rp ,- b. Pendapatan Transfer Rp ,- c. Lain-Lain pendapatan yang sah Rp ,- Pos Belanja a. Belanja Operasi Rp ,- b. Belanja Modal Rp ,- c. Belanja Tak Terduga Rp ,- Rekapitulasi Realisasi Anggaran Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintahan Daerah, Organisasi, Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 PROGRAM ANGGARAN % Program Pelayanan Rp 48,143,659, Rp 44,502,738, % Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Rp 68,542,858, Rp 56,382,067, % Program Peningkatan Rp 3,367,095, Rp 3,065,583, % Disiplin Aparatur Program Peningkatan Rp 1,792,638, Rp 1,679,145, % Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Rp 8,181,745, Rp 7,327,651, % 193 LAKIP KOTA CIREBON 2014

199 PROGRAM ANGGARAN % Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rp 810,015, Rp 808,871, % Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Rp 53,804,261, Rp 52,651,007, % Program Pendidikan Menengah Rp 28,495,202, Rp 30,680,534, % Program Pendidikan Rp 702,693, Rp 687,307, % Non Formal Program Peningkatan Rp 611,498, Rp 573,011, % Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Rp 6,602,681, Rp 6,385,036, % Pelayanan Pendidikan Program Penyelenggaraan Pengembangan Olahraga Sekolah Rp 2,192,214, Rp 2,476,090, % Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Rp 13,536,933, Rp 9,734,361, % Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rp 590,341, Rp 587,358, % Program Upaya Kesehatan Masyarakat Rp 18,442,809, Rp 13,973,135, % Program Promosi Rp 285,251, Rp 278,078, % Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Rp 1,616,718, Rp 1,614,969, % Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Rp 261,880, Rp 259,342, % Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan Rp 1,523,661, Rp 1,454,259, % Rp 495,084, Rp 490,873, % Rp 19,807,842, Rp 12,058,729, % Rp 289,960, Rp 288,942, % Rp 24,991, Rp 24,991, % Rp 120,700, Rp 119,560, % 194 LAKIP KOTA CIREBON 2014

200 PROGRAM ANGGARAN % Program Peningkatan Rp 124,367, Rp 123,891, % Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Rp 37,790, Rp 35,086, % Kualitas Tenaga Kesehatan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Rp 7,213,792, Rp 5,885,974, % Program Pengadaan, Rp 15,744,031, Rp 13,429,486, % Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru- Paru/Rumah Sakit Mata Program Pelayanan Kesehatan Lanjutan Rp 136,539,008, Rp 123,617,566, % Program Dana Bagi Rp 2,721,990, Rp 2,241,080, % Hasil Cukai Hasil Tembakau Bidang Kesehatan Program Bagi Hasil Rp 6,000,000, Rp 5,501,891, % Pajak Rokok Bidang Kesehatan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Rp 4,138,450, Rp 137,609, % Program Rehabilitasi/Pemelihara an Jalan dan Jembatan Rp 30,350,447, Rp 26,735,766, % Program Inspeksi Rp 532,600, Rp 523,568, % Kondisi Jalan dan Jembatan Program Pembangunan Rp 79,000, Rp 72,050, % Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Program Pengendalian Rp 8,816,925, Rp 8,091,640, % Banjir Program Pengaturan Rp 69,817, Rp 67,100, % Jasa Konstruksi Program Dana Alokasi Rp 2,900,461, Rp 2,769,678, % Khusus Bidang Jalan Program Dana Alokasi Rp 2,054,363, Rp 88,500, % Khusus Bidang Air Minum Program Dana Alokasi Rp 1,809,992, Rp 1,341,991, % Khusus Bidang Sanitasi Program Rp 2,998,317, Rp 2,975,640, % Rehabilitasi/Pemelihara an Saluran Drainase Primer dan Sekunder Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum Rp 850,356, Rp 794,720, % 195 LAKIP KOTA CIREBON 2014

201 PROGRAM ANGGARAN % Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan Rp 36,836,390, Rp 36,420,406, % Program Pengembangan Perumahan Rp 218,190, Rp 184,746, % Program Lingkungan Sehat Perumahan Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Program Pengembangan Data/Informasi Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Program Fasilitasi Penyusunan Dokumen Perencanaan SKPD Program Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Program Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP) Program Pengendalian dan Pengawasan Penanggulangan Kemiskinan Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor Rp 200,082, Rp 173,245, % Rp 5,730,141, Rp 5,669,367, % Rp 1,800,000, Rp 959,506, % Rp 572,710, Rp 436,921, % Rp 160,829, Rp 158,389, % Rp 299,600, Rp 298,150, % Rp 2,293,289, Rp 2,157,446, % Rp 491,392, Rp 477,477, % Rp 49,760, Rp 49,760, % Rp 1,767,221, Rp 1,352,669, % Rp 50,000, Rp 50,000, % Rp 164,040, Rp 153,752, % Rp 142,479, Rp 140,104, % Rp 348,410, Rp 343,455, % Rp 50,000, Rp 49,580, % Rp 707,820, Rp 700,732, % Rp 3,217,322, Rp 3,059,552, % Rp 1,400,000, Rp 851,550, % 196 LAKIP KOTA CIREBON 2014

202 PROGRAM ANGGARAN % Program Peningkatan Rp 205,000, Rp 198,726, % Sarana dan Prasarana Keselamatan Pelayaran Program Peningkatan Rp 1,426,000, Rp 1,372,808, % Pelayanan UPTD Program Peningkatan Rp 123,666, Rp 120,336, % Pelayanan Parkir Program Dana Alokasi Rp 874,683, Rp 843,692, % Khusus Bidang Transportasi Program Pengendalian Rp 738,384, Rp 639,113, % Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan Rp 84,662, Rp 83,557, % dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan Rp 327,486, Rp 278,354, % Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Dana Alokasi Rp 705,421, Rp 699,948, % Khusus Bidang Lingkungan Hidup Program Pengelolaan Rp 466,076, Rp 424,698, % Lingkungan Berbasis Masyarakat Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Rp 8,966,576, Rp 8,800,015, % Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Pengadaan Ruang Terbuka Hijau Program pembebasan lahan untuk fasilitas umum Program Pendaftaran Penduduk Program Pelayanan Pencatatan Sipil Program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Program Perencanaan Kebijakan Kependudukan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Rp 2,596,851, Rp 2,576,000, % Rp 2,000,000, Rp 1,887,759, % Rp 11,091,219, Rp 456,011, % Rp 593,698, Rp 542,457, % Rp 341,680, Rp 319,630, % Rp 622,489, Rp 611,021, % Rp 595,347, Rp 559,541, % Rp 150,000, Rp 137,380, % 197 LAKIP KOTA CIREBON 2014

203 PROGRAM ANGGARAN % Program Peningkatan Rp 191,624, Rp 186,559, % Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan Program Pemberdayaan Rp 176,999, Rp 174,724, % perempuan dan perlindungan anak Program Keluarga Rp 515,000, Rp 503,834, % Berencana Program Dana Alokasi Rp 836,860, Rp % Khusus Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program Pelayanan dan Rp 914,792, Rp 905,819, % Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Penguatan Rp 75,250, Rp 74,396, % Jejaring Kemitraan dalam Rangka Penanganan PMKS Program Peningkatan Rp 848,500, Rp 839,431, % Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Perlindungan Rp 285,000, Rp 262,112, % dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Rp 248,125, Rp 220,853, % Penempatan Tenaga Kerja Program Pelayanan Rp 338,550, Rp 300,645, % Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Rp 481,686, Rp 302,685, % Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pembentukan lembagan ekonomi mikro berbasis masjid untuk keluarga miskin Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Rp 390,001, Rp 259,497, % Rp 610,981, Rp 536,179, % Rp 1,687,052, Rp 1,199,582, % Rp 718,395, Rp 697,937, % 198 LAKIP KOTA CIREBON 2014

204 PROGRAM ANGGARAN % Program Peningkatan Rp 126,000, Rp 113,264, % Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Penataan dan Rp 1,452,135, Rp 1,320,206, % Pelayanan Perijinan Program Pengembangan Nilai Budaya Rp 220,802, Rp 212,005, % Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Rp 281,625, Rp 281,275, % Rp 1,264,265, Rp 1,213,355, % Rp 199,615, Rp 196,515, % Rp 496,004, Rp 487,099, % Rp 99,990, Rp 96,610, % Rp 3,048,844, Rp 2,951,537, % Rp 100,000, Rp 99,656, % Rp 61,763, Rp 57,308, % Rp 1,089,663, Rp 914,022, % Rp 283,400, Rp 227,122, % Rp 512,470, Rp 347,929, % Rp 200,000, Rp 161,967, % Rp 172,247, Rp 146,772, % Rp 525,297, Rp 332,176, % Rp 93,475, Rp 88,702, % 199 LAKIP KOTA CIREBON 2014

205 PROGRAM ANGGARAN Menjaga Ketertiban dan Keamanan % Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) Program Penataan Peraturan Perundangundangan Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota Program Pendidikan Kedinasan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program penataan kelembagaan Program Pembinaan Pemerintahan Rp 293,310, Rp 289,320, % Rp 1,779,324, Rp 1,133,942, % Rp 369,330, Rp 322,935, % Rp 2,211,933, Rp 2,137,370, % Rp 306,983, Rp 268,198, % Rp 223,555, Rp 95,942, % Rp 397,210, Rp 305,753, % Rp 6,557,170, Rp 5,445,180, % Rp 570,371, Rp 433,982, % Rp 49,340, Rp 49,340, % Rp 1,014,005, Rp 923,621, % Rp 1,332,547, Rp 1,272,922, % Rp 2,945,515, Rp 2,543,366, % Rp 807,763, Rp 645,456, % Rp 437,867, Rp 337,420, % 200 LAKIP KOTA CIREBON 2014

206 PROGRAM ANGGARAN % Program Pembinaan Rp 2,795,809, Rp 2,513,563, % pembangunan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat Program Pembinaan Rp 1,581,998, Rp 1,095,311, % Administrasi Umum Program Optimalisasi Rp 1,927,909, Rp 1,456,261, % Pengelolaan Aset Daerah Program Peningkatan Rp 20,200, Rp 19,000, % Kualitas Religius Aparatur Program Peningkatan Rp 246,714, Rp 246,714, % Kualitas Sarana Peribadatan Program Peningkatan Rp 1,635,310, Rp 1,511,215, % Kompetensi Keagamaan Program Kerukunan Rp 1,155,626, Rp 1,045,584, % Umat Beragama Program Pengelolaan Rp 94,071, Rp 46,705, % Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Program Peningkatan Rp 7,376,438, Rp 4,266,587, % Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Program Optimalisasi Rp 453,340, Rp 443,940, % Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Peningkatan Rp 4,380,074, Rp 3,924,301, % Pendapatan Asli Daerah Program Peningkatan Rp 3,484,862, Rp 3,058,065, % Kualitas Penganggaran dan Realisasi APBD Program Peningkatan Rp 919,839, Rp 868,453, % Akuntabilitas dan Transparansi APBD Program Peningkatan Rp 1,137,545, Rp 873,521, % Kualitas Opini BPK atas Laporan Keuangan Daerah Program peningkatan Rp 657,321, Rp 646,570, % Kualitas Pelaporan Pertanggungjawaban APBD Program Peningkatan Rp 1,311,485, Rp 1,285,743, % Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Rp 1,010,721, Rp 987,557, % 201 LAKIP KOTA CIREBON 2014

207 PROGRAM ANGGARAN % Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Rp 561,235, Rp 532,897, % Program Peningkatan Rp 1,668,110, Rp 1,619,454, % Keberdayaan Masyarakat Kelurahan Program Peningkatan Rp 519,400, Rp 482,953, % Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Kelurahan Program Peningkatan Rp 1,469,489, Rp 1,402,237, % Kapasitas Aparatur Pemerintah Kelurahan/Kecamatan Program Peningkatan Rp 4,130,009, Rp 3,885,289, % Kapasitas Kelembagaan Program RW Bersih Rp 309,396, Rp 297,962, % Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah Rp 323,065, Rp 293,500, % Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Peningkatan Infrastruktur Teknologi Informasi Rp 124,685, Rp 98,385, % Rp 345,167, Rp 313,422, % Rp 229,322, Rp 218,696, % Rp 244,335, Rp 197,455, % Rp 962,986, Rp 933,829, % Rp 1,504,181, Rp 1,260,028, % Rp 50,000, Rp 49,881, % Rp 200,095, Rp 199,975, % Rp 1,297,879, Rp 1,255,524, % 202 LAKIP KOTA CIREBON 2014

208 PROGRAM ANGGARAN % Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Rp 59,832, Rp 58,257, % Program Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pos dan Telekomunikasi Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Program Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan Perikanan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Rp 50,000, Rp 49,299, % Rp 463,790, Rp 443,169, % Rp 160,000, Rp 156,244, % Rp 859,030, Rp 849,706, % Rp 5,229,251, Rp 5,045,163, % Rp 250,000, Rp 246,191, % Rp 293,995, Rp 274,595, % Rp 545,995, Rp 541,875, % Rp 162,898, Rp 135,971, % Rp 421,404, Rp 396,109, % Rp 3,964,619, Rp 3,927,077, % Rp 824,996, Rp 714,597, % Rp 161,495, Rp 154,605, % Rp 463,700, Rp 418,205, % Rp 120,070, Rp 119,000, % Rp 2,607,512, Rp 1,640,931, % Rp 174,997, Rp 161,574, % 203 LAKIP KOTA CIREBON 2014

209 PROGRAM ANGGARAN % Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Rp 1,057,419, Rp 931,125, % Jumlah Rp 691,475,645, Rp 602,285,577, % 204 LAKIP KOTA CIREBON 2014

210 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam rangka pencapaian RPJMD selama tahun anggaran Laporan tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil analisis kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014 adalah sebagai berikut: No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan Misi Ke-1 Rasio SKPD yang melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100% Rasio sarana dan prasarana peribadatan yang memperoleh bandang dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan Prestasi lomba keagamaan 5 besar tingkat provinsi 75% 0% 0% 75% 89,86% 119,81% Peringkat 9 tingkat provinsi 9 besar 100% 205 LAKIP KOTA CIREBON 2014

211 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masingmasing Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki integritas dan profesional Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan Misi ke-2 0 kasus 0 kasus 100% 75% 63% 84% Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun 6 kasus/1000 PNS 6 kasus/1000 PNS 100% Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Terpenuhinya tenaga fungsional PNS 100% Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi arsip 100% 100% 100% WDP WDP 100% 100% 100% 100% 14/70 16/70 114% 100 berkas 99 berkas 99% Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% Meningkatnya nilai investasi di kota Cirebon 75 poin 77,79 poin 103,72% PMA (250 M) PMDN (425 M) PMA (250 M) PMDN (425 M) 100% 206 LAKIP KOTA CIREBON 2014

212 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Terwujudnya kesesuaian struktur dan tata laksana SKPD Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di poin 79,8 poin 99,75% 5% 5% 100% Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalis asi pemanfaatan teknologi informasi Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja perintah sebesar 95% Seluruh titik koordinat Pilar Batas Utama (PBU) disepakati 100% Terwujudnya peraturan tentang E- Government 100% Terpenuhinya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% 80 poin 80 poin 100% 0 titik 0 titik 100% 84% (1 peraturan e- government ) 34 sistem yang terbangun 84% (1 peraturan e- government) 100% Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke- Bhineka Tunggal Ikaan Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik Misi ke-3 0 kasus 0 kasus 100% 24% n/a n/a 45 titik 35 titik 77,78% 207 LAKIP KOTA CIREBON 2014

213 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Menurunnya tingkat pelanggaran perda Terwujudnya RW K Menurunnya titik rawan kemacetan dan kecelakaan Tingkat pelanggaran perda turun 20% dari 30 perda yang ditegakkan Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50% Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan 10 kasus 9 kasus 110% 10% 10% 100% 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 10 titik rawan kemacetan dan 5 titik rawan kecelakaan 100% Tertatanya sektor informal Meningkatnya daya tanggap terhadap bencana Terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun Rata-rata lama sekolah (13 tahun) Angka harapan hidup 71,1 Misi ke-4 60% 50% 83,33% Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 13 tahun di tahun tahun ,8 tahun 2011 Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 100% 14 tahun 100% 11 tahun 100% 69,97 tahun 99% Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk Meningkatnya peserta KB aktif 75% di tahun 2018 dari jumlah PUS. 63% 89% 141,27% Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi Meraih posisi 5 besar tingkat provinsi di tahun besar tingkat provinsi 10 besar tingkat provinsi 100% 208 LAKIP KOTA CIREBON 2014

214 No. SASARAN STRATEGIS Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan INDIKATOR KINERJA Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012 Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012) TARGET % 30% 31,03% 103,43% 72 jenis 72 jenis 100% Meningkatnya indeks daya beli masyarakat Indeks daya beli masyarakat Meningkatnya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun orang Data tidak ada orang 159,58% Menurunnya jumlah KK miskin Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota 29,19% n/a Data belum tersedia Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak Jumlah kasus 28 kasus 56 kasus 28% Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial Penurunan PMKS 5% di tahun orang orang 29,46% Terpenuhinya kesetaraan gender Rasio gender diatas 30% perempuan Misi ke-5 32% n/a n/a Meningkatnya proporsi pembiayaan pembangunan yang berasal dari musrenbang kecamatan Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai akhir tahun 2018 (kumulatif) 2,20% n/a n/a 209 LAKIP KOTA CIREBON 2014

215 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET % Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW Prosentase swadaya masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW 4% Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada akhir tahun 2018 Jumlah taman publik yang ditata 80% pada akhir tahun Misi ke-6 9,84% 64% Meningkatnya luasan cakupan pelayanan permakaman Luas wilayah permakaman bertambah 2 Ha 0,4 Ha Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan: udara 15 lokasi, air sungai 22 lokasi, air laut 7 lokasi Tercapainy a pengendalia n kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi Tercapainya pengendalian kualitas lingkungan udara 10 lokasi, air sungai 15 lokasi 100% Meningkatnya pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan lingkungan serta peningkatan kapasitas TPA Cakupan wilayah layanan kebersihan dan pengangkatan persampahan sebanyak 80% Rasio pengelolaan sampah berbasis RW zero waste 20% 72% 1% Tersedianya kualitas jaringan jalan dan jembatan yang mendukung akselerasi pergerakan masyarakat Proporsi jalan dalam kondisi baik 100% Proporsi jumlah jembatan kondisi baik 100% 96,80% 90% 92,97% 92% 98% 106,52% 210 LAKIP KOTA CIREBON 2014

216 No. SASARAN STRATEGIS Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal Tersedianya sistem pengelolaan air minum Terlaksananya pengendalian pemanfaatan ruang kota yang konsisten Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni Tersedianya sistem transportasi perkotaan yang terpadu dan memadai untuk melayani pergerakan orang dan barang INDIKATOR KINERJA Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik Cakupan pelayanan air limbah domestik Jumlah jamban dan septitank 76,45% ( rumah tangga) Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80% Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 35 kasus menjadi 0 kasus. Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 20%. Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni menjadi rumah. Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum TARGET % 17 titik 17 titik 100% 92% 92% 100% 67,29% n/a n/a 72% n/a n/a 10 Kasus 10 Kasus 100% 28% 28% 100% rumah 82% 60% 75% 211 LAKIP KOTA CIREBON 2014

217 Adapun hambatan dan upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan pencapaian indikator sasaran adalah sebagai berikut: 1. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Hambatan Kurangnya tenaga sumber daya manusia baik secara kualitas dan kuantitas. Kurangnya kesadaran aparatur di setiap SKPD terhadap pentingnya pengelolaan arsip, sehingga untuk penarikan arsip mengalami hambatan, arsip-arsip dari setiap SKPD belum tertata dengan baik sehingga dalam penyerahan ke BAPUSIPDA masih dalam keadaan belum tertata. Upaya penanganan Melakukan sosialisasi/penyuluhan kearsipan di lingkungan instansi pemerintah/swasta serta melaksanakan kegiatan pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah. Strategi di masa mendatang Dalam bidang perpustakaan dengan merencanakan kembali peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan serta peningkatan jumlah anggota perpustakaan setiap tahunnya dengan meningkatkan/menambah koleksi bahan pustaka. Dalam bidang kearsipan dengan menambah khasanah arsip serta menyediakan bahan informasi yang akurat dan mempermudah penemuan kembali arsip sehingga mencapai target yang diinginkan. 212 LAKIP KOTA CIREBON 2014

218 2. Dinas Kesehatan Hambatan Penyebaran tenaga kesehatan belum merata, penempatan pegawai belum sesuai dengan kompetensinya. Sarana pelayanan kesehatan belum semuanya terakreditasi. Sebagian pelayanan kesehatan masih ada yang belum memiliki SOP dan belum ada evaluasi pelaksanaannya. Sistem rujukan belum berjalan optimal berdasarkan jenjang dan regionalisasi rujukan. Fasilitas pelayanan kesehatan belum seluruhnya dilengkapi sarana pengolahan limbah. Belum semua penduduk miskin dalam data kepesertaan program jamkesmas atau penerima bantuan iuran (PBI). Belum optimalnya kemitraan dengan sektor lain dalam pendataan penduduk miskin. Kurangnya sumber daya baik dana maupun tenaga kesehatan yang ada di sarana pelayanan kesehatan dasar. Masih ada kebijakan yang kurang selaras antara pemerintah kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam bidang kesehatan. Strategi yang dilaksanakan Peningkatan PHBS di semua tatanan. Peningkatan upaya pembudayaan hidup bersih da sehat serta pencegahan penyakit berbasis masyarakat. Peningkatan upaya pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. 213 LAKIP KOTA CIREBON 2014

219 Peningkatan status gizi masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui PHN (Public Health Nurdin), pokja siaga aktif dan RSBM. Peningkatan upaya pengendalian masalah kesehatan. Pengembangan sistem informasi kesehatan. Peningkatan perlindungan kepada masyarakat dari makanan tidak layak konsumsi/mengandung bahan berbahaya. 3. Satpol PP Hambatan Sumber daya manusia yang ada masih perlu ditingkatkan pengetahuan dan kemampuan teknisnya, guna meningkatkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi satpol PP. Koordinasi antar bidang masih perlu ditingkatkan guna meningkatkan keselarasan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dalam mencapai tujuan. Belum adanya kesepakatan dan komitmen yang kuat dengan SKPD terkait yang memiliki perda dalam hal pengawasan pengendalian mengantisipasi munculnya pelanggaran perda serta upaya pembinaan pencegahan secara persuasif. Jumlah personil satpol PP masih kurang memenuhi standar sesuai dengan pemendagri nomor 60 tahun 2012 tentang pedoman penetapan jumlah satuan polisi pamong praja. 214 LAKIP KOTA CIREBON 2014

220 Strategi yang dilaksanakan Melaksanakan koordinasi antar SKPD dan antar bidang terkait dalam upaya meningkatkan penegakan peraturan daerah. Memotivasi pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai Mengikutsertakan pegawai dalam setiap program Diklat yang dilaksanakan BKD. Memanfaatkan seoptimal mungkin SDM serta sarana dan prasarana yang ada. 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Hambatan Kurangnya SDM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi (seperti PLKB, pelaksana di bidang-bidang. Belum maksimalnya koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektoral terkait. Terdapat beberapa program dan kegiatan yang belum memiliki standar pelayanan minimal yang dibakukan dari tingkat nasional maupun regional Belum ada SOP. 5. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kota Cirebon Hambatan Keterbatasan anggaran. Adanya peraturan tentang penyelenggaraan Diklat (perka LAN nomor 13 tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan Diklat kepemimpinan tingkat IV) sehingga BK Diklat tidak bisa menyelenggarakan Diklatpim 215 LAKIP KOTA CIREBON 2014

221 IV karena harus dilaksanakan oleh lembaga Diklat pemerintah yang sudah terakreditasi dan menggunakan prasarana responsif gender. Masih adanya PNS yang melakukan tindakan indisipliner tapi belum dilakukan pembinaan atau belum dijatuhi hukuman disiplin oleh pimpinan SKPD yang bersangkutan atau atasan langsungnya. 6. Inspektorat Hambatan Kurangnya SDM fungsional auditor. Kurangnya SDM pejabat pengawas urusan pemerintah daerah (P2UPD) yang memiliki sertifikat audit investigasi. Belum semua kegiatan pengawasan memiliki pedoman SOP (standar operasional prosedur). Strategi Mengusulkan tambahan SDM fungsional auditor kepada walikota. Mengikutsertakan beberapa orang P2UPD dalam Diklat audit investigasi. Mengadakan kegiatan penyusunan SOP. 7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Hambatan Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui prosedur dan persyaratan yang ditentukan dalam rangka pembuatan KTP, KK dan akta catatan sipil. Kondisi demikian sangat menghambat dalam proses pembuatan akta yang bersifat rutin. 216 LAKIP KOTA CIREBON 2014

222 Pemberlakuan program SIAK dan KTP-EL, mengakibatkan beban kerja yang sangat berat, karena proses pembuatan dan penandatanganan KTP dan KK dilaksanakan bukan lagi di kecamatan melainkan di dinas. Koordinasi dengan instansi terkait masih kurang. Strategi Melaksanakan kegiatan sosialisasi kebijakan kependudukan, pencetakan leaflet dan poster yang dibagikan kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan kerja sama dengan rumah bersalin/bidan, camat, lurah, tokoh masyarakat serta media massa. Mengoptimalkan kinerja petugas KTP dan KK di tingkat kecamatan dan dinas dengan memberikan kendaraan dinas operasional dan melaksanakan pelayanan mobil KTP keliling. Pemantapan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait. Upaya yang dilakukan di masa mendatang Mengadakan operasi yustisi tahun 2015 Mengajukan anggaran untuk kegiatan penataan pelayanan kematian di tahun Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Hambatan Kondisi bangunan kantor yang sudah tidak memadai. Dukungan anggaran dan SDM untuk prioritas program penataan dan pemberdayaan PKL masih belum optimal. 217 LAKIP KOTA CIREBON 2014

223 Belum memiliki data dasar yang terkini tentang potensi perdagangan dan perindustrian. Dukungan anggaran dan program masih kurang. Dukungan peningkatan Diklat pegawai masih sangat minim. Penempatan pegawai dan rotasi jabatan yang kurang pas. 9. Dinas sosial, tenaga kerja dan transmigrasi Hambatan Terbatasnya kuantitas SDM dibandingkan dengan rasio keluasan tugastugas dan permasalahan yang dihadapi. Jumlah PMKS yang ditangani sangat banyak, sedangkan belum terintegrasinya program dan kegiatan dengan SKPD lain yang terkait serta belum kuatnya jaringan dengan stakeholder terkait, terutama dengan para potensi sumber kesejahteraan sosial. Terdapat kegiatan yang sama dengan APBN, padahal SDM pelaksana terbatas, sehingga tidak memadai untuk melaksanakan semua sup kegiatan. Strategi Mengusulkan penambahan pegawai baru sesuai dengan kebutuhan operasional dan beban kerja dinas. Melaksanakan koordinasi dengan SKPD dan instansi lain maupun dengan badan usaha dalam integrasi program dan kegiatan, terutama yang menyangkut penanganan PMKS dan pelatihan tenaga kerja. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. 218 LAKIP KOTA CIREBON 2014

224 10. Dinas Pendidikan Hambatan Terbatasnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti di seksi kesiswaan pendidikan dasar, UPTD pendidikan kecamatan, UPTD SKB, seksi kesiswaan bidang pendidikan menengah. Terlambatnya realisasi anggaran keuangan sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan. Strategi Melaksanakan sosialisasi di tingkat satuan pendidikan bahwa portal NISN tingkat kota telah ditutup, sehingga pelayanannya ada di sekolah sepenuhnya, bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang membutuhkan layanan NISN yang terlanjur ke dinas pendidikan kota Cirebon diarahkan ke operator dapodik pada sekolah yang bersangkutan. Upaya yang telah dilakukan oleh seksi PAUD adalah mengusulkan PAUD untuk memperoleh NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional), memberikan bantuan alat permainan edukatif bagi 96 lembaga PAUD. Mengikutsertakan guru dan SMP yang belum Diklat kurikulum Saran Penyusunan LAKIP merupakan salah satu proses dari sebuah sistem yang bernama sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, sehingga ketika salah satu sub sistem tidak dapat berjalan dengan baik, maka akan mempengaruhi sub sistem yang lain. 219 LAKIP KOTA CIREBON 2014

225 Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) berangkat dari sebuah proses perencanaan yang terintegrasi dan komprehensif antar SKPD di lingkungan pemerintah kota Cirebon dalam rangka mencapai visi dan misi kota Cirebon. Jika dalam proses perencanaannya kurang baik, maka SAKIP akan menjadi kurang baik demikian pula jika dalam proses perencanaannya mampu mampu memberikan indikator kinerja yang SMART (spesific, measurable, reasonable, achieveable), maka diharapkan seluruh SKPD mampu mengejawantahkan setiap sasaran menjadi kinerjanya yang baik. Dalam LAKIP tahun 2014 ini, terdapat beberapa indikator sasaran yang belum dapat dihitung dan diketahui pencapaian realisasinya karena harus melibatkan berbagai pihak seperti Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menghitungnya. Oleh karena itu diharapkan dikemudian hari perlu dievaluasi dari masing-masing indikator sasaran sehingga dapat diperoleh indikator sasaran yang SMART. 220 LAKIP KOTA CIREBON 2014

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi Kota Cirebon terletak di bagian Timur

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN SUMEDANG DENGAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN 2015 Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 1 Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 125 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.3 Implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak Bidang Pelayanan Antenatal Care dan Nifas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Setiap kebijakan yang dibuat pasti

Lebih terperinci

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup. Selama enam tahun terakhir APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/Sederajat dan yang terendah di tingkat SMA/Sederajat. Hal ini menunjukkan partisipasi penduduk untuk menempuh pendidikan paling tinggi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 NO INDIKATOR KINERJA Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat Sasaran 1 : Meningkatnya Aksesibilitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan ibu akan melahirkan secara normal, dalam keadaan sehat baik ibu maupun bayinya, namun apabila

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup. 1. 2. 3. SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat 94,26 81,30 26,98 94,28 81,35 27,42 94,60 80,15 32,75 95,35 82,86 35,64 95,40 83,63 35,80 95,42 83,64 38,99 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung 2013 Selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan suatu bangsa di pengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak, kesejahteraan ibu dan anak di pengaruhi oleh proses kehamilan, persalinan, pasca salin (nifas),

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Lampiran Meningkatnya cakupan

Lampiran Meningkatnya cakupan Lampiran : Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor : Tahun 2017 Tanggal : 2017 I II Pemerintah Visi Kota Pagar Alam Terwujudnya Keseimbangan Masyarakat Pagar Alam Yang Sehat, Cerdas, Berakhlaq Mulia, Dan Didukung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DENGAN

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA - 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat : a. bahwa menurut hasil STHP 2006, epidemi HIV dan AIDS di Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAJUAN PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BIAYA YANG BERSUMBER DARI DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci