Pemerintah Kota Cirebon

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemerintah Kota Cirebon"

Transkripsi

1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kota Cirebon Aspek Geografi dan Demografi Kota Cirebon terletak di bagian Timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi 108,33 o dan 6,41 o Lintang Selatan pada Pantai Utara Pulau Jawa bagian Barat. Bentuk wilayah memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara topografis, sebagian besar wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dan sebagian kecil merupakan wilayah perbukitan yang berada di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir di beberapa tempat. Oleh karena itu di beberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut. Adapun luasan wilayah administrasi ± 37,35 km2 atau ± 3.735,8 hektar. Secara geografis, Kota Cirebon dibatasi oleh : - Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane - Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga - Sebelah Timur : Laut Jawa Sesuai dengan lokasi wilayah yang berada di tepi laut, Kota Cirebon termasuk daerah bertemperatur udara cukup tinggi berkisar antara 23,4 o C - 33,6 o C dengan curah hujan per tahun sebanyak mm, dan 116 hari hujan atau sebanyak 31,78 % per tahun. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -1

2 Pada umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai. Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk mengembangkan berbagai macam jenis vegetasi. Secara umum kondisi lingkungan di Kota Cirebon dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan yang masih baik yaitu memiliki indikator lingkungan di bawah ambang batas, dan kawasan yang kondisi lingkungannya telah berada di atas ambang batas kualitas lingkungan yang diperkenankan. Kawasan yang masih memiliki kualitas lingkungan di bawah ambang batas tersebar di seluruh wilayah kota, ditandai dengan masih adanya kawasan ruang terbuka hijau seperti di wilayah Argasunya, Harjamukti, wilayah Perumnas, dan lain sebagainya. Namun yang harus menjadi perhatian adalah kawasan-kawasan yang kondisi lingkungannya telah terjadi penurunan kualitas. Kawasan-kawasan tersebut diantaranya adalah kawasan bekas galian C Argasunya, kawasan-kawasan persimpangan jalan yang padat lalulintas yaitu di sekitar area Jl. Siliwangi, Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. Karanggetas, Jl. Pekiringan, Jl. Rajawali, Terminal Bus, danjl. Pemuda By Pass. Selain itu ada beberapa aliran sungai yang memiliki indikator lingkungan yang telah melampaui ambang batas (Amoniak, Deterjen, dan Pecal Coli) yaitu diantaranya di sungai Sipadu, Sukalila, Suradinaya, Sigujeg, dan Gang Sontong. Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan, serta merupakan bagian dari kawasan andalan yaitu Ciayumajakuning (Cirebon Indramayu Majalengka Kuningan) dengan sektor unggulan pertanian, industri, perikanan, dan pertambangan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun , struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota, yaitu : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -2

3 (1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan; (2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Pekiringan, Kesambi, Kesenden, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekiringan, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau. (3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi, Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan. (4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan hankam. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -3

4 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Cirebon Menurut hasil sensus penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk Kota Cirebon pada Tahun 2013 ini mencapai ribu jiwa, dengan komposisi orang laki-laki dan orang perempuan, Rasio jenis kelamin sebesar 100,55.Rasio jenis kelamin memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin 100,55 artinya jumlah penduduk laki-laki sebanding dengan penduduk perempuan Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -4

5 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiPerkembangan dan PertumbuhanPDRB Perkembangan ekonomi adalah persentase perubahan angka PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya. Angka perkembangan ekonomi memperlihatkan kemampuan suatudaerah secara nominal dalam berproduksi karena dipengaruhi oleh perubahan harga(inflasi) dan perubahan jumlah produksi (output). Sedangkan angka pertumbuhan ekonomimengindikasikan seberapa besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksikarena hanya dipengaruhi oleh perubahan ouput tanpa dipengaruhi besarnya perubahanharga. Namun pada dasarnya baik angka perkembangan maupun angka pertumbuhan,keduanya sama-sama menunjukkan kondisi perubahan. Secara riil PDRB berdasarkan harga berlaku untuk setiap lapangan usaha dapat dilihatpada tabelberikut : Tabel 2.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Sektor Ekonomi ) Tahun (Juta Rp) Lapangan Usaha 2011* 2012* 2013** 1 Pertanian , , Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan , , Listrik, Gas dan Air , , Bersih 5 Kontruksi , , Perdagangan, Hotel , , dan Restoran 7 Pengangkutan dan , , Komunikasi 8 Keuangan, Sewa, dan , , jasa perusahaan 9 Jasa-jasa lainnya , , Total PDRB Adapun perkembangan PDRB atas dasar harga konstan untuk setiap lapangan usahadapat dilihat pada tabel berikut : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -5

6 Tabel 2.2 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Sektor Ekonomi ) Tahun (Juta Rp) Lapangan Usaha 2011* 2012* 2013** 1 Pertanian , ,06 2 Pertambangan dan Penggalian I ndustri Pengolahan , , Listrik, Gas dan , Air Bersih 5 Kontruksi , Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Sewa, dan jasa perusahaan 9 Jasa-jasa lainnya Total PDRB Sumber : BPS kota Cirebon *Angka Sementara Perbandingan antara nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku antara Kota Cirebon dan Propinsi Jawa Barat Tahun dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut. TABEL 2.3 PERBANDINGAN NILAI PDRB REKAPITA ATAS DASAR HARGA BERLAKU ANTARA KOTA CIREBON DAN PROVINSI JAWA BARAT Tahun Cirebon (Juta Rupiah) Jawa barat (Juta Rupiah) Presentase PDRB Cirebon terhadap Jabar , ,07 1, , ,49 1, , ,76 1,53 Sumber : BPS Kota Cirebon *)Angka Sementara Laju Inflasi Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan, dipakai untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan di suatu daerah, secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan produksi yang terjadi di suatu daerah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -6

7 Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kota Cirebon Tahun No. Rincian Pertumbuhan Ekonomi 4,79 5,57 2. Inflasi 7,67 7,08 Pada Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kota Cirebon mulai mengalami penurunan yang cukup berarti dibanding tahun sebelumnya yakni Tahun Tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon sedikit mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, tetapi jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dua tahun sebelumnya di Kota Cirebon mengalami peningkatan Fokus Kesejahteraan Sosial Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan suatu kemajuan, akan tetapi harus diukur dari keberhasilan mengangkat harkat dan martabat rakyat ke tempat yang lebih baik dan manusiawi secara keseluruhan. Ini berarti pembangunan harus difokuskan pada manusia sebagai titik sentralnya sehingga akan tercipta kesejahteraan sosial bagi masyarakat.selama kurun waktu IPM Kota Cirebon mengalami kenaikan rata-rata pertahun sebesar 0,56 poin. Pada Tahun 2012 IPM Kota Cirebon sebesar 76,42 dan pada Tahun 2013 IPM Kota Cirebon sebesar 76,98. Dari IPM yang didapat Kota Cirebon tersebut menurut skala internasional pencapaian IPM, menunjukkan status pembangunan manusia di Kota Cirebon sebagai kategori menengah atas. Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -7

8 Tabel 2.5 IPM Kota Cirebon dan Komponennya Tahun No Indikator Komponen IPM Angka Harapan Hidup (AHH) 68,52 74,73 74,85 2 Angka Melek Huruf (AMH) 97,06 98,13 98,25 3 Rata-rata Lama Sekolah 9,75 72,67 73,00 4 Indeks Pendidikan 89,64 89,83 5 Daya Beli (ribu) 64,89 66,26 ANGKA IPM 76,42 76,98 Sumber : BPS Kota Cirebon Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Analisis seni budaya dan olah raga dilakukan terhadap indikator jumlah grup kesenian, jumlah klub olah raga dan jumlah gedung olah raga Aspek Pelayanan Umum Gambaran umum kondisi daerah aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan. a. Fokus Layanan Urusan Wajib. Layanan urusan wajib pemerintah daerah terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan yaitu : 1) Pendidikan Sektor pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakukan inovasi, kreatifitas serta memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur.gambaran umum kondisi daerah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -8

9 terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Angka Partisipasi Sekolah (APS) Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur partisipasi pendidikan murid diantaranya adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS). Indikator ini menunjukan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. Angka Partisipasi Sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per jumlah penduduk usia pendidikan dasar.berikut secara lengkap disajikan data mengenai Angka Partisipasi Sekolah di Kota Cirebon per jenjang pendidikan Tahun Tabel 2. 6 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan 1. SD/MI 1.1 Jumlah murid SD usia 7-12 Tahun 1.2 Jumlah murid MI usia 7-12 Tahun 1.3 Jumlah murid SMP usia < 13 Tahun 1.4 Jumlah murid MTs usia < 13 Tahun T a h u n Total Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 Tahun Angka Partisipasi Sekolah SD/MI NA ,25 107,61 2. SMP/ MTS 2.1 Jumlah murid SMP usia Tahun 2.2 Jumlah murid MTs usia Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -9

10 13-15 Tahun 2.3 Jumlah murid SMA/SMK < 16 Tahun 2.4 Jumlah murid MA usia < 16 Tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia Tahun Angka Partisipasi Sekolah SMP/ MTS NA ,14 111,72 3. SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah murid SMA/SMK usia Tahun 3.2 Jumlah murid MA usia Tahun Total Jumlah penduduk kelompok usia NA Tahun Angka Partisipasi Sekolah 105,43 112,82 SMA/SMK/MA Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/Profil Kota Cirebon 2014 (BPS) Secara umum, angka partisipasi sekolah dibawah nilai 100% kecuali di daerah perkotaan angka partisipasi sekolah bisa > 100%. Hal ini disebabkan karena adanya siswa yang berasal dari luar Kota Cirebon tetapi bersekolah di kota, sementara siswa tersebut masih terdaftar sebagai penduduk luar Kota Cirebon, bukan penduduk kota dimana yang bersangkutan bersekolah. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan per jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Begitu pula dengan jenjang pendidikan menengah, rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah mengalami kenaikan. Pada Tahun 2013 perbandingan ketersediaan sekolah menengah di Kota Cirebon adalah 1 : 107. Angka ini Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -10

11 menunjukan bahwa 1 sekolah SMA/SMK/MA rata-rata menampung 107 penduduk usia Tahun. Tabel 2.7 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 1.1 Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia NA Tahun 1.3 Rasio 1 : 192 1:34 2. SMP/MTS 2.1 Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia NA Tahun 2.3 Rasio 1 : 324 1: SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah gedung sekolah Jumlah penduduk kelompok usia NA Tahun 3.3 Rasio 1 : 355 1:107 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013/ Profil Kota Cirebon 2014 (BPS) Rasio guru/murid. Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan jenjang pendidikan per jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran. Berikut adalah gambaran secara lengkap mengenai kondisi ketersediaan guru/murid di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -11

12 Tabel 2.8 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun Kota Cirebon No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 1.1 Jumlah Guru Jumlah Murid R a s i o 1 : 20 1:20 2. SMP/ MTS 2.1 Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 1 : 15 1:15 S3. SMA/SMK/MA u 3.1 Jumlah guru m b 3.2 e Jumlah murid r : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun 2013 Persentase Kondisi ruang kelas baik. Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Cirebon. Pada Tahun 2013 ketersediaan jumlah ruang kelas baik untuk jenjang pendidikan SD/MI mencapai 77 %, SMP/MTs mencapai 88% sedangkan SMA/SMK/MA mencapai 96 %. Berikut adalah gambaran mengenai kondisi ruang kelas baik di Kota Cirebon per jenjang pendidikan selama kurun waktu Tahun Tabel 2.9 Kondisi Ruang Kelas Baik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun No. Jenjang Pendidikan Tahun SD/MI 1.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 1.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 1.3 Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik 75, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -12

13 1.5 % ruang kelas kondisi rusak 24, SMP/MTs 2.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik Jumlah ruang kelas kondisi rusak Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik 84, % ruang kelas kondisi rusak 15, SMA/SMK/MA 3.1 Jumlah ruang kelas kondisi baik 3.2 Jumlah ruang kelas kondisi rusak 3.3 Jumlah seluruh ruang kelas % ruang kelas kondisi baik 93, % ruang kelas kondisi rusak 6, Sumber : Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Tahun Profil Kota Cirebon 2014 (BPS) Persentase siswa jenjang pendidikan usia dini/tk. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekoah lagi atau tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. Data yang ada menunjukan bahwa jumlah siswa putus sekolah di Kota Cirebon mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada Tahun 2013 angka putus sekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,07 % atau menurun sebesar 0,68 % dibandingkan Tahun 2011 sebesar 0,73 %, kecuali pada Tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,40 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -13

14 % dibandingkan tahun sebelumnya. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada Tahun 2013 sebesar 6,22 % atau mengalami kenaikan sebesar 1,54 % dibandingkan dengan Tahun 2011 yang mencapai 4.48 %. Begitu pula untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA setiap Tahunnya mengalami penurunan tetapi di Tahun 2013 mengalami ada kenaikan. Angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada Tahun 2013 sebesar 39,16 % atau kenaikan sebesar 1,02 % dibandingkan kondisi Tahun 2011 yang mencapai 38,11 % mengetahui gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.10 Angka Putus Sekolah Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kota Cirebon Tahun No. Jenjang Pendidikan T a h u n SD/MI 0,73 0,33 0,07 2. SMP/MTs 4,48 5,91 6,22 3. SMA/SMK/MA 38,11 37,12 39,16 Sumber : Indikator Makro Kota Cirebon Tahun , BPS : ) Kesehatan Gambaran umum kondsi daerah terkait dengan urusan kesehatan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) per satuan balita. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak sejak usia dini merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi peningkatan status kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada ibu dan anak seperti itu dapat dilakukan di Posyandu.Jumlah Posyandu di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 330 buah dan jumlah Balita sebanyak Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -14

15 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu terhadap Balita mencapai 1 : 68. Hal ini berarti bahwa setiap 1 (satu) Posyandu di Kota Cirebon melayani 68 balita.berikut menggambarkan rasio Posyandu terhadap balita di Kota Cirebon periode Tahun Tabel 2.11 Jumlah Posyandu dan Balita di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon : Sementara itu apabila dilihat dari strata Posyandu, pada Tahun 2012 dari 325 Posyandu yang termasuk Posyandu Pratama sebanyak 9 buah, Madya 78 buah, Purnama 143 buah dan Posyandu Mandiri 71 buah. Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu (Pustu) per satuan penduduk. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun Tabel 2.12 Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantudi Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Puskesmas Jumlah Balai Pengobatan 3. Jumlah Pustu Jumlah 1 s/d Jumlah penduduk Rasio Puskesmas per 0,0072 0,0072 0,0069 satuan penduduk Rasio Balai Pengobatan per satuan penduduk 0,0036 0,0042 0,0047 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -15

16 Rasio Pustu per satuan 0,005 0,0049 0,0050 penduduk Rasio Puskesmas, Balai 0,0159 0,0164 0,0167 Pengobatan dan Pustu per satuan penduduk 5. Jumlah kecamatan Jumlah kelurahan Rasio Puskesmas per kecamatan Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2014 Rasio Dokter per satuan penduduk. Indikator ini dapat menggambarkan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan dengan standar sistem pelayanan terpadu, idealnya 1 orang dokter melayani penduduk. Jumlah dokter di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 224 orang dengan jumlah penduduk sebanyak orang. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio ketersediaan dokter terhadap jumlah penduduk mencapai 70,91. Rasio dokter terhadap jumlah penduduk Kota Cirebon Tahun 2014 adalah 1 : 510,9, artinya rata-rata 1 orang dokter di Kota Cirebon memberikan layanan kesehatan kepada 510 sampai 511 orang. Tabel berikut menggambarkan rasio dokter per satuan penduduk Kota Cirebon Tahun Tabel 2.13 Jumlah dan Rasio Dokter per Satuan Penduduk Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah dokter Jumlah penduduk Rasio dokter per , penduduk 4. Rasio dokter terhadap penduduk ,079 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -16

17 Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk Cakupan status gizi balita di Kota Cirebon pada Tahun 2014 berdasarkan indeks BB/U diketahui Status Gizi sangat kurang/buruk sebanyak 236 kasus atau 1,06. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan dengan Tahun 2013 dimana status balita gizi buruk sebanyak 225 kasus.berikut digambarkan kondisi balita status gizi sangat kurang/gizi buruk berdasarkan indeks BB/U di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun Tabel 2.14 Persentase Balita Gizi Baik Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah Balita seluruhnya 2. Jumlah Balita gizi kurang 3. Jumlah Balita gizi buruk 4. Persentase balita gizi 10,06 10,32 kurang 5. Persentase balita gizi buruk 1,03 1,02 1,06 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Angka Kematian Ibu (AKI) Jumlah kematian ibu di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 4 orang tidak sama dengan kondisi dari Tahun 2013, namun yang membedakan adalah penyebab kematian ibu. Pada Tahun 2012, kematian ibu disebabkan oleh faktor penyebab langsung, yaitu 1 orang karena eklamsia dan 2 orang mengalami pendarahan karena atonia uteri. Sedangkan pada Tahun 2013 disebabkan karena faktor tidak langsung, dimana 1 orang mengalami hipertensi kronis dan 2 orang karena decomp cordis. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -17

18 Tabel 2.15 Jumlah Kematian Ibu Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah kematian ibu Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 39 per lahir hidup atau mengalami penurunan sebanyak 13 orang dari Tahun 2010 yang mencapai 52 per lahir hidup. Penyebab kematian terbesar disebabkan asfiksia sebanyak 13 bayi, infeksi 24 bayi dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi pada Tahun Berikut digambarkan jumlah kematian bayi di Kota Cirebon periode Tahun Tabel 2.16 Jumlah Kematian Bayi Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah kematian bayi Jumlah lahir hidup Sumber : Dinas Kesehatan Kota Cirebon ) Kependudukan dan Catatan Sipil. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pertumbuhan Penduduk. Total jumlah penduduk di Kota Cirebon pada Tahun 2013 adalah orang, naik sebanyak 2593 orang dibandingkan Tahun 2012 sebanyak orang. Berikut digambarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -18

19 pertumbuhan penduduk Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun Tabel 2.17 Pertumbuhan Penduduk Kota Cirebon Tahun No. Tahun Jenis Kelamin Lakilaki Perempuan Jumlah Laki dan Perempuan L P P , , , , ,86 Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013, Hasil Proyeksi angka sementara 4) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Dalam rangka memberdayakan perempuan menuju kesetaraan gender perlu diberikan akses seluas-luasnya terhadap kaum perempuan untuk lebih berperan aktif di segala bidang kehidupan. Untuk mengetahui peran aktif kaum perempuan salah satunya dapat diukur dari partisipasi perempuan pada lembaga pemerintah/eksekutif, legislatif maupun swasta. Tabel 2.19 Persentase Pekerja Perempuan pada Lembaga Pemerintahan, Lembaga Legislatif dan Swasta Tahun No. Uraian Tahun Jumlah pekerja perempuan di lembaga pemerintah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -19

20 2. Jumlah pekerja perempuan di lembaga legislatif 3. Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta Jumlah 1 s/d Jumlah angkatan kerja perempuan Persentase 10,29 Sumber : Dinsosnakertrans Kota Cirebon, BK-Diklat Kota Cirebon dan CDA Kota Cirebon : 2013 b. Jumlah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Jumlah kejadian kekerasan terhadap anak di Kota Cirebon pada Tahun 2014 sebanyak 33 kasus, sama dengan Tahun 2012 sebanyak 33 kasus. Sementara untuk kekerasan terhadap perempuan Tahun 2014 sebanyak 8 kasus, menurun sebanyak 27 kasus dibandingkan Tahun Kasus kekerasan terhadap anak tidak menurun dibandingkan dengan Tahun Gambaran lengkap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Cirebon dalam kurun waktu dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Tabel 2.20 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Kekerasan terhadap anak 2. Kekerasan terhadap perempuan Jumlah Sumber : Profil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS 5) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Peserta Keluarga Berencana Aktif. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -20

21 Peserta KB Aktif adalah peserta KB baru dan peserta KB lama secara terus menerus memakai alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran dan mengakhiri kesuburan. Jumlah peserta KB aktif Tahun 2014 sebanyak orang atau 80 % merupakan Persentase peserta KB aktif terhadap total Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak orang, menurun sebanyak orang jika dibandingkan Tahun 2012 yang mencapai orang. Tabel 2.21 Pencapaian Peserta KB Aktif di Kota Cirebon Tahun No. Uraian T a h u n Jumlah PUS Jumlah PUS peserta KB Aktif Jumlah PUS tidak ikut KB Rata-rata jumlah anak Per Keluarga Sumber : Profil Kota Cirebon 2014/BPS b. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi. Peserta KB baru adalah Pasangan Usia Subur yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, setelah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan.jumlah PUS Tahun 2014 sebanyak Cakupan peserta KB baru merupakan Persentase KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja tertentu. Cakupan peserta KB baru Tahun 2014 melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Capaian target ini diperoleh melalui peningkatan ketrampilan pemberian konseling dengan memperhatikan pola kontrasepsi yang rasional agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul-betul efektif dan efisien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -21

22 6) Sosial Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Sosial, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Persentase Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Berbagai masalah kesejahteraan sosial yang berkembang di masyarakat pada Tahun 2014 relatif masih cukup besar. Persentase capaian kinerja dan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Cirebon dalam kurun waktu Tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.22 Capaian Kinerja dan Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Anak Balita Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Terlantar a. Jumlah b. Ditangani Anak Nakal a. Jumlah b. Ditangani Anak Jalanan a. Jumlah b. Ditangani Wanita Rawan Sosek a. Jumlah b. Ditangani Korban tindak kekerasan a. Jumlah b. Ditangani Lanjut usia terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang cacat a. Jumlah b. Ditangani Tuna susila Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -22

23 a. Jumlah b. Ditangani Pengemis a. Jumlah b. Ditangani Gelandangan a. Jumlah b. Ditangani Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan a. Jumlah b. Ditangani Korban penyalahgunaan Narkoba (NAPZA) a. Jumlah b. Ditangani Keluarga fakir miskin a. Jumlah b. Ditangani Rumah tidak layak huni a. Jumlah b. Ditangani Keluarga bermasalah sosial psikologis a. Jumlah b. Ditangani Komunitas adat terpencil a. Jumlah b. Ditangani Korban bencana alam a. Jumlah b. Ditangani Pekerja imigran terlantar a. Jumlah b. Ditangani Penyandang HIV/AIDs a. Jumlah b. Ditangani Keluarga rentan a. Jumlah b. Ditangani Sumber data : Profil Kota Cirebon 2014/BPS b. Tempat Ibadah. Jumlah mesjid di Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak 267 buah, meningkat sebanyak 3 buah dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 264 buah. Sementara itu, jumlah gereja pada Tahun 2013 sebanyak 22 buah meningkat sebanyak 2 buah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -23

24 dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 20 buah dan jumlah vihara pada Tahun 2013 sebanyak 5 buah meningkat sebanyak 1 buah dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 4 buah. Tabel Tempat Ibadah di Kota Cirebon Tahun No. Bangunan Tempat Ibadah Tahun Mesjid Gereja Pura Vihara Kelenteng Sumber : Kota Cirebon Dalam Angka Tahun 2013/profil kota cirebon 2014/BPS 7) Investasi Berikut ini disajikan jumlah Investor PMDN maupun PMA yang ada di Kota Cirebon perkembangan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 sebagai berikut: a. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil analisis jumlah investor PMDN/PMA di provinsi dan kabupaten/kota dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.24 Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun Kota Cirebon Tahun Uraian PMDN PMA Total Kenaikan (%) 2009 Jumlah Investor Jumlah Investor Jumlah Investor Jumlah Investor Sumber Data: BPMPP Kota Cirebon dan Dinsosnakertran Kota Cirebon diolah. Perkembangan investor melihat kepada perusahaan berskala nasional termasuk seluruh perusahaan yang ada perlu didata dan dihitung sebagai bagian penanaman modal dalam negeri. Jumlah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -24

25 investor sejak Tahun 2009 s/d 2012 menunjukan perkembangan atau peningkatan jumlah dari menjadi Rata-rata kenaikan sebesar 3,5 % setiap tahun. Kondisi investor perlu disediakan ruang berusaha yang nyaman dan peningkatan fasilitas Kota yang memadai, antara lain melalui penataan tata ruang kota yang baik, hal ini akan meningkatkan kepercayaan pengusaha yang mau menginvestasikan modalnya di Kota Cirebon. b. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Hasil investasi PMDN/PMA Kota Cirebon dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.25 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun Kota Cirebon No Tahun Jenis Penanam Modal PMDN PMA Sumber : Preofil Kota Cirebon Tahun 2014/BPS 8) Ketenagakerjaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan dapat digambarkan melalui perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja sebagai berikut : Tabel 2.27 Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun Kota Cirebon Tahun 2014 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kecamatan (TPAK) Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 78,66 46,68 62,42 Lemahwungkuk 86,68 53,66 70,69 Pekalipan 85,53 54,89 70,26 Kesambi 77,95 46,84 62,52 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -25

26 Kejaksan 79,08 51,26 64,02 Kota Cirebon 81,72 48,43 64,94 Tahun 2013 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kecamatan Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 97,35 43,67 61,25 Lemahwungkuk 87,44 50,20 69,36 Pekalipan 86,28 51,35 68,94 Kesambi 78,64 43,82 61,35 Kejaksan 79,78 47,95 62,82 Kota Cirebon 82,44 45,31 63,72 Tahun 2012 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kecamatan (TPAK) Lakilaki+Permpuan Laki-laki Perempuan Harjamukti 75,38 40,37 57,34 Lemahwungkuk 83,06 46,41 64,93 Pekalipan 81,96 47,47 64,54 Kesambi 74,70 40,51 57,43 Kejaksan 75,78 44,33 58,81 Kota Cirebon 77,36 42,76 59,65 Sumber : BPS Kota Cirebon/ Profil Kota Cirebon Tahun ) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Rasio Jumlah LINMAS per satuan penduduk. Jumlah Linmas di Kota Cirebon pada Tahun 2010 sebanyak orang dengan jumlah penduduk , sehingga rasio jumlah Linmas terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 234,48 artinya bahwa setiap 1 orang anggota Linmas di Kota Cirebon memiliki tugas dan tanggungjawab memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat sebanyak 234 sampai 235 orang. Apabila dibandingkan dengan kelurahan yang ada, maka diketahui bahwa pada Tahun 2010 di Kota Cirebon rata-rata per kelurahan memiliki 57 sampai 58 anggota satuan Linmas. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -26

27 Tabel 2.28 Jumlah Anggota Linmas Tahun 2009 dan 2010 di Kota Cirebon No. Uraian Tahun Jumlah Linmas Jumlah penduduk Jumlah Kelurahan Rasio anggota Linmas terhadap jumlah penduduk 1 : 240,63 5. Rasio anggota Linmas per kelurahan Kesbangpol dan Poldagri Tahun : 234,48 1 : 57,45 1: 57,45 10) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Persentase Rumah Tangga (RT) Miskin. Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan sosial dasar, yaitu layanan pendidikan, layanan kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan data PSED Tahun 2010, jumlah rumah tangga miskin di Kota Cirebon sebanyak Rumah Tangga. Tabel 2.29 Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kelurahan di Kota Cirebon Berdasarkan PSED Tahun 2010 Kode Nama Kelurahan Mendekati Miskin Miskin Sangat Miskin Jumlah ARGASUNYA KALIJAGA HARJAMUKTI KECAPI LARANGAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -27

28 PEGAMBIRAN KESEPUHAN LEMAHWUNGKUK PANJUNAN JAGASATRU PULASAREN PEKALIPAN PEKALANGAN KARYAMULYA SUNYARAGI DRAJAT KESAMBI PEKIRINGAN KEJAKSAN KEBONBARU SUKAPURA KESENDEN Total Sumber : Hasil Pendataan PSED, 2010.data terbaru belum ada 11) Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut : a. Jumlah LSM yang Aktif. Besarnya jumlah LSM yang aktif dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, banyaknya jumlah LSM juga menunjukan ketersediaan fasilitas penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan daerah.jumlah LSM yang terdaftar di Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kota Cirebon dari Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2014 jumlahnya tetap yaitu sebanyak 78 LSM, sementara jumlah Ormas mengalami kenaikan dari 111 pada Tahun 2008 menjadi 196 ormas pada Tahun LSM dan Ormas tersebut diantaranya bergerak dalam berbagai bidang kegiatan seperti bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Tabel berikut menggambarkan jumlah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -28

29 LSM/Yayasan dan Ormas di Kota Cirebon selama kurun waktu Tahun Tabel 2.30 Jumlah LSM/Yayasan dan Ormas Tahun Kota Cirebon No. Tahun LSM/Yayasan Ormas Jumah Sumber : Kantor Kesbangpol dan Poldagri Tahun ) Kearsipan. Gambaran kondisi umum daerah terkait urusan kearsipan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Pengelolaan Arsip Secara Baku. Arsip merupakan dokumen yang berisi data/informasi beberapa tahun ke belakang yang keberadaannya sangat penting untuk mengingatkan peristiwa/kejadian/kronologis penyelenggaraan pemerintahan, oleh karena itu memerlukan pengelolaan secara baku. Berdasarkan data dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Cirebon. 13) Perpustakaan. Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan perpustakaan, salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut. a. Jumlah Perpustakaan. Banyaknya jumlah perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas berupa bahan pustaka kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Selama kurun waktu Tahun , Kota Cirebon hanya memiliki 1 (satu) buah perpustakaan milik pemerintah daerah, namun Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -29

30 jumlah perpustakaan lain seperti perpustakaan sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus serta pondok pesantren maupun perpustakaan dinas/badan/kantor cukup banyak yaitu pada Tahun 2013 berjumlah 316 perpustakaan. No. Tabel 2.32 Jumlah Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun Uraian 1. Jumlah perpustakaan milik Pemda 2. Jumlah perpustakaan milik non Pemda (Sekolah,perguruan Tinggi, Khusus, pontren, skpd) Tahun Total perpustakaan Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun 2014 b. Jumlah Pengunjung Perpustakaan. Indikator efektifitas penyediaan pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari banyaknya jumlah pengunjung perpustakaan yang juga menggambarkan tingginya budaya baca masyarakat. Jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebanyak orang menurun dari Tahun 2011 yang berjumlah orang. Namun pada Tahun 2011 jumlah pengunjung perpustakaan milik pemerintah daerah mengalami Kenaikan dari Tahun 2010 sebanyak orang dan pada Tahun 2011 menjadi orang. Tabel2.33 Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah pengunjung perpustakaan milik Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -30

31 Pemda 2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik non Pemda Jumlah total pengunjung Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun c. Jumlah Ketersediaan Buku Pada Perpustakaan Ketersediaan buku pada perpustakaan dapat menggambarkan kapasitas yang dimiliki oleh daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan. Pada Tahun 2013 jumlah buku yang tersedia di perpustakaan milik Pemerintah Kota Cirebon sebanyak buah dengan total judul buku sebanyak judul dengan rata-rata jumlah buku per judul sebanyak 2 buku sampai 3 buku. Tabel 2.34 Jumlah Ketersediaan Buku pada Perpustakaan Daerah Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah judul buku Jumlah total buku Rata-rata jumlah judul buku 2,2 2,2 2,3 2,3 Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun d. Jumlah Kendaraan Perpustakaan. Dalam rangka memudahkan masyarakat untuk mengakses bahan pustaka yang ada di perpustakaan milik pemerintah Kota Cirebon, saat ini pemerintah Kota Cirebon telah menyediakan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 Unit dan Roda 2 (dua) sebanyak 2 Unit yang berfungsi sebagai perpustakaan keliling, namun jumlahnya sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2013 tidak ada penambahan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -31

32 Tabel 2.35 Jumlah Kendaraan Perpustakaan di Kota Cirebon Tahun No. Uraian Tahun Jumlah mobil unit perpustakaan keliling (roda 4) 2. Jumlah kendaraan roda 2 (motor pintar) Sumber : Bapusipda Kota Cirebon Tahun Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional atau internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. Indikator variabel aspek daya saing daerah terdiri dari : a. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani. Berikut ini disajikan beberapa indikator kinerja pada fokus kemampuan ekonomi daerah sebagai berikut: 1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (angka konsumsi RT per kapita), hasil analisis konsumsi RT perkapita, dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.36 Angka Konsumsi Rumah Tangga (RT) Tahun Kota Cirebon No Uraian Rata-Rata Total Pengeluaran RT Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -32

33 per Bulan 2. Jumlah RT Total Konsumsi (Rp) Kanaikan (%) Sumber: Data BPS diolah. Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga baik untuk makanan maupun non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada Tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 45 % dari Tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2010 sebesar 10 %, sedang pada Tahun 2011 dan 2012 kenaikan hanya sebesar 2 % dan 7 %. Kenaikan nilai konsumsi ini seiring dengan perubahan kondisi perekonomian yang menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tabel 2.37 Angka Konsumsi Makanan Rumah Tangga Tahun Kota Cirebon No Uraian Rata-Rata Total Pengeluaran untuk Makanan RT per Bulan 2. Jumlah RT 3. Total Konsumsi (Rp) Kanaikan (%) Sumber: Data BPS diolah. Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada Tahun 2010, yaitu kenaikan sebesar 40 % dari Tahun sebelumnya. Kondisi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -33

34 peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga dengan pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan. Tabel 2.38 Angka Konsumsi Non Makanan Rumah Tangga Tahun Kota Cirebon No Uraian Rata-Rata Total Pengeluaran Non Makanan RT per Bulan 2. Jumlah RT 3. Total Konsumsi (Rp) Kanaikan (%) Sumber: Data BPS diolah. Angka konsumsi rata-rata Rumah Tangga untuk non makanan, sesuai tabel diatas mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2009, yaitu kenaikan sebesar 60 % dari tahun sebelumnya. Kondisi peningkatan konsumsi ini terus meningkat pada Tahun 2011 sebesar 7 %, sedang pada Tahun 2012 kenaikan hanya sebesar 1 %. Kenaikan nilai konsumsi untuk makanan meningkat tajam sesuai perubahan kondisi perekonomian yang berbanding juga denganpertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan, sehingga menghendaki pengeluaran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan makanan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -34

35 2) Fokus Iklim Berinvestasi. Analisis kinerja atas iklim berinvestasi dilakukan terhadap indikator angka kriminalitas, jumlah demo, lama proses perijinan, jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah, jumlah perda yang mendukung iklim usaha. Dalam kesempatan ini dapat disajikan data angka kriminalitas dan jumlah demo, dimana secara praktis dapat menggambarkan iklim ketenangan lingkungan untuk berinvestasi. a. Angka kriminalitas. Untuk menghitung angka kriminalitas dapat disajikan dalam contoh tabel sebagai berikut : No Tabel 2.39 Angka Kriminalitasdi Kota Cirebon Jenis Kriminal Jumlah kasus narkoba Jumlah kasus pembunuhan Jumlah kejahatan seksual Jumlah kasus penganiayaan Jumlah kasus pencurian Jumlah kasus penipuan Jumlah kasus pemalsuan uang Jumlah tindak kriminal selama 1 Tahun Jumlah penduduk Angka kriminalitas (8)/(9) 21% 25% 18% 24% Sumber Data: Kesbangpol Kota Cirebon danpolresta Cirebon Kota diolah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Cirebon Tahun Anggaran 2016 II -35

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015

PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015 NO SKPD PEMERINTAH KOTA CIREBON REKAPITULASI PER DINAS LAPORAN REALISASI ANGGARAN PERIODE 1 Januari s.d 30 Juni 2015 BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL) BELANJA LANGSUNG (BL) TOTAL PROSENTASE ANGGARAN REALISASI

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA CIREBON TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum I-2 1.3. Hubungan Dokumen RPJMD dengan Dokumen Perencanaan I-5 Lainnya 1.4. Sistematika Penulisan I-8 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan

Lebih terperinci

LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014

LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014 LAKIP PEMERINTAH KOTA CIREBON TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon Kata Pengantar Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH

PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PEMERINTAH KOTA CIREBON BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH Alamat : Bappeda Kota Cirebon Jalan Brigjend Dharsono Bypass Cirebon 45131 Telp. (0231) 203588 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PENGUMUMAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Jembrana periode A 1. 1.1 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan Masyarakat dan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots) DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Tahun 2002-2011 Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 PEMERINTAH DAERAH KOTA CIREBON Jalan Siliwangi Nomor 84 Kota Cirebon KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja daerah adalah indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan Pemerintahan. Dalam hal ini, indikator kinerja daerah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak k G 1 Pi ( Qi 1) i 1 Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR KONDISI KINERJA PADA AWAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun = TATARAN PELAKSANA KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN DALAM RANGKA EKPPD TERHADAP LPPD TAHUN 2013 KABUPATEN : BANGGAI KEPULAUAN IKK RUMUS/PERSAMAAN KETERANGAN URUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran

FUNGSI Zone Pesisir dan Kelautan. Pelabuhan Perikanan. Perdagangan Jasa. Zone Perdagangan dan Jasa. Zone Permukiman. Zone Pertanian Campuran No. BWK / LUAS 1 BWK I Luas =346 ha LINGKUP ADMINISTRASI Kec. Kejaksan - Kel Kesenden - Kel Kebon Baru Kec. Lemahwungkuk - Kel. Lemahwungkuk - Kel. Panjunan - Kel. Kesepuhan - Kel. Pegambiran FUNGSI Zone

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 10 1.4. Sistematika

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON

BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON 110 BAB IV ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA CIREBON Pada Bab ini dilakukan analisis data-data yang telah diperoleh. Untuk mempermudah proses analisis secara keseluruhan, dapat

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja Kabupaten Parigi Moutong bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil

Lebih terperinci

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2010-2015 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

RKPD KOTA SURABAYA TAHUN 2018 DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii xv BAB I PENDAHULUAN... I 1 1.1 Latar Belakang... I 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I 1 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I 4 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL

DAFTAR TABEL DAFTAR - TABEL DAFTAR - TABEL DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kecamatan Kabupaten Aceh Tengah...II - 1 Tabel 2.2 Kemiringan Lahan, Bentuk dan Luas Wilayah Kabupaten Aceh Tengah...II - 3 Tabel 2.3

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH - 180 - BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Kepala dan Wakil Kepala pada akhir

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 1. Angka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PENGARUH KEMISKINAN, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN BELANJA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA CIREBON (PROVINSI JABAR) TAHUN

PENGARUH KEMISKINAN, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN BELANJA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA CIREBON (PROVINSI JABAR) TAHUN PENGARUH KEMISKINAN, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN BELANJA TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA CIREBON (PROVINSI JABAR) TAHUN 2007-2011 Oleh : Drs. H. MARDJOEKI MM. Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UNTAG

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9 i DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... 7 Hal BAB II EVALUASI

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN

TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN TATARAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN ASPEK TINGKAT PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB DAN URUSAN PILIHAN NO URUSAN INDIKATOR KINERJA KUNCI URUSAN WAJIB 1 Pendidikan Pendidikan Luar Biasa (PLB) jenjang SD/MI 1. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii xxi Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen I-6 1.4 Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Indikator-indikator yang ditetapkan dalam rangka melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan di Desa Jatilor dalam kurun tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : 9.1 Aspek

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah dicanangkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung masa jabatan. Indikator

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011

Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011 17. PENDIDIKAN 120 Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Barat 2010/2011 2010/2011 1 Di Bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan a. Jumlah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG 2014 i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... ii... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci