BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk yang semakin banyak dapat mempersempit lapangan pekerjaan sehingga mendorong manusia melakukan kegiatan usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup akan tetapi tidak sebanding dengan jumlah barang yang terbatas. Usaha yang dapat dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan bisa dari berbagai sektor usaha antara lain dari sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri; listrik, gas, dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan; dan jasa. Sempitnya lahan pertanian karena bertambahnya penduduk dan kurang mempunyai daya dukung lahan pertanian untuk berbagai jenis pertanian mengakibatkan sektor pertanian tidak mampu diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan manusia, perlu mencari tambahan pendapatan dari sumber lain salah satunya sektor industri. Studi International Labour Organization (ILO, 1960 dalam Edy, 2011) menyebutkan alasan penduduk melakukan usaha selain di sektor pertanian, kecuali bagi mereka yang memiliki tanah cukup karena dua hal pokok, yaitu: (1) pendapatan yang terlalu rendah di bidang pertanian, dan (2) tersedianya kesempatan kerja di luar sektor pertanian. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami kemajuan yang tergolong cepat. Hal ini tak lepas dari kebutuhan manusia yang banyak dan keuntungan dari sektor industri yang dinilai cukup besar. Perkembangan industri yang cepat merupakan akibat pertumbuhan penduduk dan 1

2 kebutuhan manusia yang semakin tinggi. Semakin padatnya kegiatan manusia sekarang ini menuntut segala sesuatu harus tersedia dengan cepat termasuk dalam hal konsumsi. Peran pemerintah penting untuk mengeluarkan kebijakan dalam mengatasi pengangguran salah satunya dengan menambah lapangan pekerjaan di sektor industri pedesaan. Industri yang berada di pedesaan penting mendapatkan perhatian karena dapat memperkecil angka pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan, dan mengurangi laju urbanisasi penduduk. Sektor industri yang berada di desa umumnya merupakan industri skala kecil baik dari segi modal, proses, alat yang digunakan, manajemen, dan pemasaran. Kondisi tersebut mendorong penduduk untuk melakukan aktifitas produksi di sektor industri. Kegiatan industri pedesaan bagi penduduk desa biasanya dianggap penting karena merupakan kegiatan yang diwariskan oleh keluarga sebelumnya dan kegiatan ini akan tetap terjaga dan beroperasi. Keberadaan industri memiliki peranan dalam membuka lapangan pekerjaan dan menambah perekonomian daerah, salah satunya industri makanan yaitu industri tahu. Kebutuhan manusia yang tinggi akan sumber pangan dari hasil pertanian berupa tahu untuk dikonsumsi mengakibatkan permintaan pasar meningkat sehingga diikuti perkembangan industri tahu yang meningkat pula. Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah berada di daerah dataran rendah. Lahan sawah yang lebih luas yaitu dengan luas 112 ha daripada lahan kering dengan luas 39,8 ha sehingga memungkinkan warga Desa Leses matapencahariannya mayoritas sebagai petani. Lahan pertanian yang luas tidak menjamin warga mengandalkan sektor pertanian 2

3 sebagai matapencharian utama untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Desakan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat menjadi faktor pendorong warga mencari pendapatan di sektor lain seperti industri tahu. Industri tahu menggunakan bahan baku dari hasil sektor pertanian berupa kedelai. Industri tahu yang berada di daerah tersebut mengolah bahan mentah berupa kedelai menjadi barang setengah jadi berupa tahu mentah. Aktifitas produksi industri tahu yang dilakukan warga bisa dijadikan sebagai pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota rumahtangga pengusaha industri tahu. Industri tahu menjadi matapencaharian utama dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumahtangga pengusaha sebab pengusaha tidak memiliki matapencharian lain. Industri tahu menjadi matapencaharian sampingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumahtangga pengusaha karena matapencaharian utama misalnya seperti pertanian yang memiliki lahan pertanian sendiri tapi kurang mampu diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari rumahtangga pengusaha industri tahu. Pendapataan yang didapat pengusaha dari indusri tahu ada yang bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari rumahtangga pengusaha dan ada juga yang kurang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari rumahtangga pengusaha. Pendapatan dari industri tahu akan berdampak pada kelangsungan industri. Industri tahu yang memiliki pendapatan cukup tinggi maka industri tersebut layak dioperasikan lagi, tetapi jika pendapatannya rendah maka industri tersebut tidak layak beroperasi lagi dan jika industri dioperasikan akan menambah beban pengusaha. 3

4 Latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya tentang pendapatan dari industri tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propnsi Jawa Tengah maka peneliti mengambil judul penelitian Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah Perumusan Masalah Industri tahu yang berada di Desa Leses Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten ada yang tergolong industri rumahtangga dengan tenaga kerja 1-4 orang dan ada juga yang tergolong industri kecil dengan tenaga kerja 5-19 orang. Industri tersebut merupakan salah satu kegiatan usaha yang dapat mengembangkan perekonomian daerah. Sektor industri tahu tersebut dapat menjadi matapencharian utama bagi pengusaha industri tahu. Hasil dari pendapatan industri tahu digunakan untuk pemenuhan pendapatan rumahtangga pengusaha dan untuk keberlangsungan industri tahu tersebut. Supaya industri tahu tetap berlangsung diperlukan ketekunan, kesabaran, dan pandai mengelola pendapatan produksi. Distribusi produk sampai ke konsumen memerlukan suatu sistem pemasaran. Produk berupa tahu merupakan barang industri yang tidak tahan lama sehingga barang harus sesegera mungkin terjual. Efisiensi waktu sangat diperlukan dalam memasarkan produk. Sistem pemasaran bisa dari produsen konsumen, produsen pedagang, dan produsen pedagang konsumen. Daerah tujuan pemasaran berada dilokasi yang banyak permintaan konsumen akan tahu, 4

5 yaitu bisa yang yang dekat dengan lokasi industri maupun yang jauh dengan lokasi industri. Kenaikan harga produk tahu dapat disebabkan dari faktor produksi antara lain modal, harga bahan baku, harga bahan pelengkap, tenaga kerja, energi, dan transportasi. Pengusaha menaikkan haraga tahu karena untuk menutupi biaya produksi supaya pengusha tidak mengalami kerugian. Industri tahu memiliki peranan penting bagi penduduk karena menambah pendapatan rumahtangga pengusaha, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memenuhi permintaan pasar terhadap tahu. Hasil dari penjualan tahu yang tinggi dapat memenuhi kebutuhan hidup serta menutupi biaya produksi dan tetap beroperasinya produksi tahu. Secara ekonomi dengan biaya yang minim dapat menghasilkan pendapatan yang besar. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, permasalahan penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik sosial-ekonomi rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? 2. Bagaimana sistem pemasaran dan daerah pemasaran produksi industri tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? 3. Berapa besar kontribusi pendapatan dari industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? 5

6 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian tentang Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah bertujuan : 1. Mengetahui karakteristik sosial-ekonomi pengusaha dan anggota rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah 2. Mengetahui sistem pemasaran dan daerah pemasaran produksi tahu yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah 3. Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : a. Memberikan saran atau masukan yang berguna bagi pengusaha industri tahu untuk mengembangkan industrinya b. Menambah pengetahuan tentang produksi tahu c. Sebagai referensi penelitian tentang industri tahu bagi yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut d. Dapat dijadikan referensi bagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan industri tahu 6

7 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti ini membandingkan dengan penelitian lain yang serupa. Ada 6 penelitian lain yang digunakan untuk membandingkan penelitian ini terkait dengan pendapatan dari sektor industri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lainnya terletak kerincian bahasan mengenai kontribusi pendapatan industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga dalam menentukan tercukupnya kebutuhan sehari-hari rumahtangga pengusaha dan keberlangsungan industri tahu. 7

8 Nama Judul Tujuan Metode Hasil Analisis Faktor-faktor Yang Mengetahui faktor-faktor Sampling Mempengaruhi Pertumbuhan yang dapat berpengaruh Industri Kecil Di terhadap pertumbuhan Wilayah Segitiga Industri Di industri Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) Karjadi Mintaroem (2003) Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya Faktor yang mempengaruhi indsutri yaitu ketersediaan bahan baku, pekerja, modal, dan keterampilan Ayu Mutiara (2010) Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Tempe di Kota Semarang (Kelurahan Krobokan) Pengaruh input bahan baku industri terhadap produksi tempe - Pengambilan sampel dengan cara Purposive sampling - Observasi = pengamatan secara langsung Bahan baku berpengaruh pada produksi tempe menandakan bahwa usaha tempe sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku yang tersedia Anastasia Ana Purdiana (2011) Peranan Industri Roti Terhadap Pendapatan Pengusaha Di Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta Mengetahui besar peranan industri roti pendapatan total pengusaha - Responden di Sensus - Pemilihan daerah penelitian dengan cara Purposive sampling Pendapatan industri roti 64%, pendapatan non industri roti 34%, dan 2% pendapatan dari sektor lain. Industri roti peranannya tinggi terhadap pendapatan pengusaha 8

9 Lanjutan tabel 1.1. Nama Judul Tujuan Metode Hasil Tingkat Sosial Ekonomi Petani - Observasi Pengusaha dan Persebaran - Wawancara Industri Gula Kelapa Di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Deffi Jauharnita (2010) Mulyaningsih (2003) Aktivitas Industri Tahu Di Pinggiran Kota Yogyakarta Dalam Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Mengetahui sumbangan pendapatan industri gula kelapa terhadap total pendapatan rumahtangga petani pengusaha industri gula kelapa di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo Mengetahui perbedaan industri tahu daerah pinggiran kota Yogyakarta dan pengaruh penggunaan bahan baku lokal terhadap jumlah pendapatan - Metode Survey - Responden di sensus Sumbangan pendapatan dari industri gula kelapa lebih tinggi dibanding pendapatan pertanian. Sumbangan industri gula kelapa sebesar 74,58%, sumbangan pendapatan pertanian sebesar 6,18%, sumbangan pendapatan lain-lain sebesar 19,24% Terdapat perbedaan pendapatan industri tahu di wilayah pinggiran kota Yogyakarta. Nuryanah (2011) Kontribusi Pendapatan Industri Tahu Di Desa Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul - Mengetahui karakteristik - Pemilihan sosial ekonomi pengusaha daerah industri tahu Desa Ngestiharjo penelitian - Mengetahui produktifitas dengan cara usaha industri tahu Desa Purposive Ngestiharjo sampling - Mengetahui sistem pemasaran - Responden di dan daerah pemasaran industri sensus tahu Desa Ngestiharjo - Tingkat pendidikan pengusaha rendah, lahan yang digunakan industri merupakan lahan pekarangan, 68,42% pengusaha melakukan usaha industri tahu > 15 tahun - Produktifitas usaha industri tahu rendah karena input besar akan tetapi output kecil 9

10 Lanjutan tabel 1.l. Nama Judul Tujuan Metode Hasil - Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu Desa Ngestiharjo Pemasaran dari produsen langsung ke konsumen Pendapatan dari industri tahu lebih besar dari pendapatan di sektor lain karena indsutri tahu merupakan pekerjaan utama bagi penduduk Farisa Afip Wiryatmo (2012) Kontribusi Pendapatan Usaha Industri Tahu Terhadap Pendapatan Rumahtangga Di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah - Mengetahui karakteristik sosial-ekonomi rumahtangga pengusaha industri tahu - Mengetahui sistem pemasaran dan daerah pemasaran produksi tahu - Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu terhadap total pendapatan rumahtangga pengusaha - Survey sensus - Wawancara responden menggunakan kuesioner 1a).Terdapat 24 (77,40%) pengusaha yang memiliki 1-4 orang anggota rumah tangga b). tingkat pendidikan pengusaha industri tahu didominasi tamat/lulus SD sebesar 9 (29,03%) pengusaha sedangkan pendidikan anggota rumahtangga didominasi tamat/lulus SMA sebesar 26 (27,96%) jiwa c). mayoritas usia pengusaha dan anggota rumahtangga termasuk dalam usia produktif yaitu antara tahun, untuk pengusaha terdapat 26 (83,87%) pengusaha dan untuk anggota rumahtangga terdapat 66 (70,97%) jiwa d). terdapat 16 (51,61%) pengusaha yang lama menjalankan usaha industri tahu tahun, dan 10

11 Lanjutan tabel 1.l. Nama Judul Tujuan Metode Hasil e). Mayoritas pekerjaan sampingan pengusaha sebagai petani yaitu sebanyak 3 (9,69%) pengusaha. Pekerjaan utama anggota rumahtangga mayoritas sebagai pelajar dan tenaga kerja yang masing-masing sebanyak 21 (20,79%) jiwa dan pekerjaan sampingan anggota rumahtangga di sektor industri tahu sebagai tenaga kerja sebanyak 26 (25,74%) jiwa. 2. Sistem pemasaran yang semua pengusaha industri tahu gunakan yaitu sistem produsen konsumen. Sistem yang menguntungkan dengan cara produsen pedagang konsumen yang dilakukan sebanyak 12 (38,71%) pengusaha industri tahu. Daerah tujuan pemasaran mayoritas pengusaha di pasar tradisional yang satu kecamatan dengan industri tahu 3. Mayoritas pengusaha yaitu terdapat 15 (48,39%) pengusaha yang berkontribusi pendapatan 30% - 60% terhadap pendapatan total rumahtangga. 11

12 1.6. Tinjauan Pustaka Pendekatan Dalam Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, baik secara fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1977). Studi geografi terdapat tiga pendekatan yaitu pendekatan spasial, pendekatan kompleks wilayah, dan pendekatan ekologi (Yunus, 2010). 1. Pendekatan Spasial Pendekatan spasial/keruangan adalah pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur keruangan (spatial structure), pola keruangan (spatial pattern), proses keruangan (spatial processess), interaksi keruangan (spatial interaction), sistem/organisasi keruangan (system/organization spatial), asosiasi keruangan (spatial association), komparasi keruangan (spatial comparison), kecenderungan keruangan (spatial tendency trend), sinergisme keruangan (spatial synergism) (Yunus, 2010). 2. Pendekatan Kompleks Wilayah Pendekatan kompleks wilayah mengkaji fenomena-fenomena perbedaan serta karakteristik fisik maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah 12

13 lainnya. Oleh karena itu pendekatan ini lebih menekankan pada perbedaan wilayah. 3. Pendekatan Ekologi Pendekatan ekologi mengkaji hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan sekitar. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan berupa sistem keruangan (system spatial). Pendekatan sistem keruangan pada penelitian ini terletak di sistem pemasaran dan hubungan yang saling mempengaruhi antara daerah industri tahu dengan daerah pemasaran Teori Geografi Industri dan Geografi Ekonomi Geografi Industri merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam untuk diolah pada sektor industri/manufaktur. Sumberdaya alam dalam proses produksi tahu berupa kedelai yang kemudian diolah menjadi tahu. Proses tersebut mengubah harga produk menjadi lebih bernilai. Geografi ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang aktifitas manusia dipermukaan bumi yang berkaitan dengan lingkungan meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi Karakteristik Sosial Ekonomi Pengusaha dan Anggota Rumahtangga Aspek karakteristik sosial ekonomi pengusaha industri mempengaruhi dalam perkembangan industri karena pengusaha yang menentukan dan mengambilkan keputusan dalam keberlangsungan industri. Aspek sosial ekonomi 13

14 anggota rumahtangga pengusaha juga mempenngaruhi dalam industri karena pengusaha industri harus memenuhi kebutuhan anggota rumahtangganya. Karakteristik sosial pengusaha dan anggota rumahtangga yang diteliti dalam penelitian ini antara lain tingkat pendidikan pengusaha dan anggota rumahtngga, umur pengusaha dan anggota rumahtngga, dan jumlah anggota rumahtangga. Karakteristik ekonomi pengusaha dan anggota rumahtangga yang diteliti dalam penelitian ini antara lain lama usaha industri, pendapatan sampingan pengusaha industri tahu, dan pendapatan anggota rumahtangga Industri Badan Pusat Statistik (2012) mendefinisikan industri sebagai suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan (UU No. 5 Tahun 1984), tentang perindustrian, disebutkan bahwa industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Sumaatmadja (1988) mengungkapkan industri dalam dua pengertian yaitu dalam pengertian luas dan sempit. Dalam arti luas industri adalah segala kegiatan manusia memanfaatkan sumber daya alam, sedangkan dalam arti sempit industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry). 14

15 Pengertian industri oleh peneliti-peneliti dapat disimpulkan bahwa industri adalah kegiatan yang mengubah bahan baku, barang mentah, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai lebih tinggi. Bahan baku dalam penelitian ini berupa kedelai dan barang yang dihasilkan berupa produk tahu. Industrialisasi adalah proses pertumbuhan produk barang industri yang dilaksanakan dengan pertumbuhan permintaan, baik berasal dari dalam maupun luar negeri (Boediono, 1986). A. Jenis-jenis industri berdasarkan tempat bahan baku : 1. Industri ekstraktif Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain. Industri tahu termasuk dalam jenis ini karena bahan bakunya langsung dari pertanian. 2. Industri non-ekstraktif Industri non-ekstraktif adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar. Industri yang bahan bakunya didapat dari hasil industri lain. Industri non ekstaktif adalah industri yang mengelola barang setengah jadi menjadi barang jadi, misalnya industri tas yang mengambil bahan baku kulit dari industri kulit. 3. Industri fasilitatif Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya. 15

16 B. Golongan/macam industri berdasarkan besar kecil modal 1. Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya. 2. Industri padat karya adalah industri yang lebih menitikberatkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya. C. Pembagian/penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi 1. Industri yang berorientasi pada bahan baku (Raw material oriented industry). Industri yang didirikan dekat dengan ketersediaan bahan baku sebagai bahan utama dalam penggerak industri. 2. Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry) Industri yang didirikan dekat dengan potensi pasar atau potensi manusia sebagai konsumen. Hal ini karena pengaruh barang/produk yang tidak tahan lama. 3. Industri yang berorientasi pada tenaga kerja/labour (Labour oriented industry) Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. D. Jenis-jenis/macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya (berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 dalam Rizky Selvasari 2012) 1. Industri kimia dasar, contohnya seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb 16

17 2. Industri mesin dan logam dasar, misalnya seperti industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil. 3. Industri kecil, contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah. 4. Aneka industri misal seperti industri pakaian, industri makanan dan minuman. E. Jenis-jenis/macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja (BPS, 2012) 1. Industri besar, tenaga kerjanya 100 orang 2. Industri sedang, tenaga kerjanya orang 3. Industri kecil, tenaga kerjanya 5-19 orang. 4. Industri rumahtangga, tenaga kerjanya 1-4 orang F. Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan 1. Industri primer Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan. 2. Industri sekunder Industri sekunder adalah industri yang mengolah barang-barang primer menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik. 3. Industri tersier Industri tersier adalah industri yang produk berupa layanan jasa. Contoh : telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan. 17

18 Faktor Produksi Faktor produksi adalah faktor yang terdapat pada suatu produksi yang berpengaruh terhadap produksi tersebut (Marsudi, 1992). Perkembangan industri akan menjadi lebih baik jika ada faktor-faktor seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, sumber tenaga kerja, transportasi dan pemasaran (Renner, 1957). Menurut Bale (1981), faktor produksi antara lain modal, lahan, tenaga kerja, kemampuan usaha, pemasaran, dan transportasi. Modal adalah semua milik pengusaha yang mempunyai nilai uang yang dipergunakan untuk menjalankan usahanya (Adiwilangga, 1975 dalam Ana Purdiana, 2011). Modal digolongkan menjadi modal yang nilainya berubahubah/uang dan modal tetap. Modal yang nilainya berubah-ubah/uang dalam usaha industri tahu seperti uang yang digunakan untuk membeli bahan bahan baku, bahan pelengkap, dan biaya lain yang diperlukan selama produksi tahu. Modal tetap seperti lahan untuk industri, alat-alat yang digunakan dalam produksi tahu. Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan dasar yang digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang setengah jadi atau barang jadi (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Bahan baku industri tahu yaitu dari hasil pertanian berupa kedelai yang diolah. Bahan baku dalam proses pengolahan tahu didatangkan dari luar daerah industri tahu melalui perantara/agen. Bahan pelengkap merupakan bahan tambahan yang digunakan pada bahan baku/dasar untuk menambah pendapatan. Bahan pelengkap dalam penelitian ini berupa ragi yang digunakan pada ampas tahu untuk pembuatan tempe gembus yang kemudian dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan pengusaha. 18

19 Energi/sumber tenaga berupa bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu. Bahan bakar dalam proses produksi berupa solar yang digunakan pada mesin penggilingan, kayu bakar, kawul, janggel, serbuk gergaji, dan sekam. Pengusaha mendapatkan sumber tenaga/energi ada yang mencari sendiri dan ada yang melalui perantara/agen. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada suatu usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang (tenaga kerja dibayar) maupun tenaga kerja pemilik dan/atau tenaga kerja keluarga yang bisasanya aktif dalam kegiatan usaha tetapi tidak dibayar (BPS). Menurut UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menurut BPS dikelompokan menjadi 3 antara lain : 1. usia belum produktif, usia 0-14 tahun 2. usia produktif, usia tahun 3. usia tidak produktif, > 64tahun Tenaga kerja pada industri tahu dalam penelitian ini berasal dari rumahtangga pengusaha dan warga sekitar yang digaji. Tenaga kerja yang dari rumahtangga sendiri umumnya tidak dibayar sedangkan tenaga kerja yang berasal dari luar rumahtangga pada umumnya digaji. Transportasi adalah kendaraan atau alat yang digunakan dalam perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain yang terpisah secara geografis. Penggunaan transportasi dalam penelitian ini untuk memasarkan produk ke pasar. Penggunaan alat transportasi pada kegiatan tersebut akan berpengaruh pada biaya 19

20 yang dikeluarkan pengusaha sehingga mengurangi pendapatan. Bahan baku yang didatangkan menggunakan transportasi dari penyedia bahan baku. Jadi biaya trasportasi dijadikan satu dengan biaya pembelian bahan bahan baku Pemasaran Pemasaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan benda produksi ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Sudarsin, 2004 dalam Eka Kurniawan, 2012). Sistem pemasaran adalah cara atau tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan benda-benda produksi ke tangan konnsumen secara langsung maupun tidak langsung (Basu Swastha, 1979 dalam Ana Purdiana, 2011). Sistem pemasaran atau cara memasarakan suatu produk yang dalam penelitian ini berupa tahu dilakukan oleh pengusaha antara lain dengan produsen konsumen maksudnya pemasaran yang dilakukan pengusaha langsung dijual ke konsumen, produsen pedagang maksudnya pengusaha yang menjual produk ke pedagang lain misalnya seperti rumah makan untuk diolah menjadi barang jadi, dan produsen pedagang konsumen maksudnya pengusaha menjual barangnya di pedagang seperti warung kemudian pedangan menjual lagi kepada konsumen. Daerah pemasaran adalah suatu area yang dijadikan tempat oleh pedagang atau pengusaha untuk memasarkan produk, dalam penelitian ini produknya berupa tahu. Pemasaran produk tahu untuk sampai ke konsumen dapat melalui pasar baik pasar kecil atau tradisional dan pasar besar atau modern. Industri skala rumahtangga dan kecil biasanya menyalurkan produk tahu melalui pasar kecil 20

21 atau tradisional karena karena tidak terlalu besar membayar retribusi penyewaan kios atau mudah mendapatkan tempat berjualan Pendapatan Pendapatan pada ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia. Pendapatan rumahtangga yaitu total pendapatan dari setiap anggota rumahtangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumahtangga atau sumber lain (Samuelson dan Nordhaus, 2002 dalam Situmorang, 2009). Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen 2004 dalam Silvania Eprilianta, 2011). Biaya dalam industri tahu seperti biaya pembelian bahan baku, bahan pelengkap, upah tenaga kerja, biaya transportasi. Pendapatan dari penjualan tahu harus mampu menutupi biaya produksi supaya memperoleh laba. Pendapatan dari hasil suatu penjualan masih dalam bentuk pendapatan kotor. Pendapatan bersih yang didapat pengusaha jika pendapatan kotor sudah dikurangi biaya-biaya produksi. Pendapatan bersih yang diperoleh pengusaha dapat memberikan kotribusi/sumbangan pendapatan rumahtangga Kerangka Pemikiran 21

22 Aktifitas ekonomi yang dilakukan pengusaha industri tahu pada penelitian ini ada di sektor industri tahu dan non-industri tahu. Aktifitas sosial ekonomi pengusaha industri tahu sebagian mempengaruhi dan sebagian dipengaruhi oleh jumlah anggota rumahtangga, tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, umur pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, lama usaha industri tahu, dan pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga. Jumlah anggota rumahtangga mempengaruhi pekerjaan anggota rumahtangga yang menghasilkan pendapatan dan mempengaruhi beban biaya kebutuhan sehari-hari rumahtangga yang ditanggung pengusaha. Tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga mempengaruhi jenis pekerjaan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga dan tingkat pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan pengusaha industri tahu membiayai pendidikan anggota rumahtangga. Lama menjalankan usaha industri tahu mempengaruhi pendapatan yang diperoleh pengusaha indsutri tahu. Lamanya usaha industri tahu yang sudah dijalankan pengusaha berarti pendapatan dari industri tahu mampu memenuhi kebutuhan rumahtangga pengusaha, umur pengusaha industri tahu dan anggota merupakan karakteristik sosial, pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga yang dijalankan mempengaruhi besar kecilnya kontribusi pendapatan pengusaha industri tahu dari sektor industri tahu. Rumahtangga pengusaha yang hanya bekerja di sektor industri tahu saja adalah pengusaha industri tahu, dalam proses produksi tahu menggunakan bahan baku berupa kedelai yang diolah menjadi tahu. Proses produksi tahu dipengaruhi 22

23 faktor produksi seperti modal, bahan baku, bahan pelengkap, energi, tenaga kerja, dan transportasi. Produk berupa tahu yang dihasilkan dari proses tersebut kemudian dipasarkan ke bebearapa daerah pemasaran dengan dua sistem pemasaran yaitu produsen konsumen, dan produsen pedagang konsumen. Hasil dari penjualan tahu yang diperoleh pengusaha masih dalam pendapatan kotor, pengusaha untuk memperoleh pendapatan bersih maka hasil penjualan tahu dikurangi dengan biaya produksi pembuatan tahu. Sebagian pengusaha dan anggota rumahtangga yang memiliki pekerjaan di sektor nonindustri tahu mendapatkan pendapatan dari pekerjaan tersebut. Pendapatan kotor dari sektor non-industri dikurangi biaya-biaya operasionalnya sehingga didapat pendapatan bersih. Pendapatan bersih yang diterima pengusaha dan anggota rumahtangga dari sektor industri tahu maupun non-industri tahu maka akan diketahui pendapatan total pendapatan rumahtangga pengusaha. Perbandingan antara pendapatan bersih dari hasil penjualan tahu dengan pendapatan total rumahtangga pengusaha digunakan untuk menghitung besar kontribusi pendapatan tahu terhadap pendapatan total rumahtangga pengusaha. Hasil perhitunngan kontribusi disajikan menggunakan presentase. Penjelasan tersebut disajikan dalam bentuk kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar

24 Aktifitas Ekonomi Karakteristik Sosial- Rumahtangga Pengusaha Tahu Ekonomi Rumahtangga Faktor Produksi - Modal - Bahan Baku - Bahan Pelengkap - Energi - Tenaga Kerja - Transportasi Industri Tahu Proses Pembuatan Tahu Produk (Tahu) Non Industri Tahu Pendapatan Non Indistri Tahu Pengusaha - Jumlah anggota rumahtangga - Tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga - Umur pengusaha industri tahu dan anggota anggota rumahtangga - Lama usaha industri tahu Pemasaran Sistem Pemasaran - produsen konsumen - Produsen pedagang - Produsen pedagang konsumen Daerah pemasaran - Pekerjaan utama dan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga Pendapatan Industri Tahu Pendapatan Total Rumahtangga Pengusaha Gambar 1.1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran 24

25 1.8. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu kesimpulan penelitian yang kebenarannya perlu diuji. Hipotesis digunakan untuk memperjelas keadaan yang masing-masing diragukan kebenarannya dan mengarahkan suatu tindakan yang akan dilakukan. Tabel 1.2. Hipotesis PERMASALAHAN TUJUAN PENELITIAN HIPOTESIS Bagaimana karakteristik sosial-ekonomi rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Mengetahui karakteristik sosial-ekonomi pengusaha dan anggota rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan 1.a. mayoritas rumahtangga pengusaha beranggotakan 3 orang anggota rumahtangga 1.b. Pendidikan pengusaha didominasi lulusan SD Manisrenggo, Kabupaten Manisrenggo, Kabupaten sedangkan pendidikan anggota Klaten, Propinsi Jawa Tengah? Klaten, Propinsi Jawa Tengah rumahtangga didominasi lulusan SMP 1.c. mayoritas usia pengusaha dan anggota rumahtangga termasuk dalam usia produktif 1.d. semua pengusaha sudah menjalankan industri tahu dengan lama usaha > 20 tahun, 1.e. pekerjaan sampingan pengusaha mayoritas sebagai petani, pekerjaan utama anggota rumahtangga mayoritas sebagai pelajar dan sampingannya mayoritas sebagai petani 25

26 Lanjutan tabel 1.2. PERMASALAHAN TUJUAN PENELITIAN HIPOTESIS Bagaimana sistem pemasaran dan daerah Mengetahui sistem pemasaran dan daerah Sistem pemasaran dengan cara produsen konsumen pemasaran produksi tahu pemasaran produksi tahu merupakan sistem yang yang berada di Desa Leses, Kecamatan yang berada di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, menguntungkan pengusaha dan daerah pemasaran tahu Manisrenggo, Kabupaten Kabupaten Klaten, Propinsi dilakukan dekat dengan lokasi Klaten, Propinsi Jawa Tengah? Jawa Tengah industri tahu yang berada di pasar tradisional Berapa besar kontribusi pendapatan dari industri tahu terhadap pendapatan rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah? Mengetahui kontribusi pendapatan industri tahu terhadap pendapatan rumahtangga pengusaha industri tahu di Desa Leses, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah Kontribusi pendapatan dari industri tahu terhadap pendapatan rumahtangga dilakukan oleh mayoritas pengusaha tahu di Desa Leses yang lebih dari 60% dari pendapatan pengusaha Batasan Operasional 1. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya (Departemen Perindustrian dan Perdagangan, UU No. 5 Tahun 1984). 2. Industri rumahtangga adalah usaha yang jumlah pekerjanya 1-4 orang (BPS). 3. Industri kecil adalah usaha kecil yang jumlah pekerjanya 5-19 orang (BPS). 26

27 4. Sentra industri yaitu suatu tempat yang terdapat banyak industri tertentu atau pusat dari suatu industri tertentu (Desperindagkop DIY, 2004). 5. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan pengubahan barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi atau yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk dijual (BPS, 2012). Industri tahu dalam penelitian ini mengolah dari bahan mentah yaitu yang masih berupa kedelai menjadi barang setengah jadi yang kemudian dijual ke pedagang maupun langsung ke konsumen. 6. Pengusaha industri tahu adalah seseorang yang memiliki usaha di bidang industri tahu. 7. Karaktristik Sosial-Ekonomi adalah indikator-indikator kehidupan manusia yang memiliki nilai sosial dan ekonomi. Karakteristik sosial dalam penelitian ini antara lain jumlah anggota rumahtangga, tingkat pendidikan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga, umur pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga. Karakteristik ekonomi dalam penelitian ini antara lain lama usaha industri tahu, pekerajaan sampingan pengusaha industri tahu dan anggota rumahtangga serta pekerjaan utama anggota rumahtangga. 8. Faktor produksi adalah faktor yang terdapat pada suatu produksi yang berpengaruh terhadap produksi tersebut (Marsudi, 1992). Faktor produksi pada kegiatan industri tahu dalam penelitian ini meliputi modal, bahan baku, bahan pelengkap, energi, tenaga kerja, dan transportasi. 27

28 9. Modal adalah semua milik pengusaha yang mempunyai nilai uang yang dipergunakan untuk menjalankan usahanya (Adiwilangga, 1975 dalam Ana Purdiana, 2011). Modal bisa dalam bentuk modal yang nilainya berubahubah/uang dan modal tetap. Modal yang nilainya berubah-ubah/uang dalam usaha industri tahu seperti uang yang digunakan untuk membeli bahan bahan baku, bahan pelengkap, dan biaya lain yang diperlukan selama produksi tahu. Modal tetap seperti lahan untuk industri, alat-alat yang digunakan dalam produksi tahu. 10. Bahan baku industri adalah bahan pokok yang digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang setengah jadi atau barang jadi (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Penelitian ini bahan baku pembuatan tahu dari hasil pertanian berupa kedelai yang didapat dari luar daerah industri melalui agen/perantara. 11. Bahan pelengkap bahan tambahan yang digunakan pada bahan baku/dasar untuk menambah pendapatan. Bahan pelengkap dalam penelitian ini berupa ragi yang digunakan pada ampas tahu untuk pembuatan tempe gembus yang kemudian dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan pengusaha. 12. Energi/sumber tenaga berupa bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu. Sumber tenaga/energi dalam penelitian ini berupa solar yang digunakan pada mesin penggilingan, kayu bakar, kawul, janggel, serbuk gergaji, dan sekam. Pengusaha mendapatkan sumber tenaga/energi ada yang mencari sendiri dan ada yang melalui perantara/agen. 13. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja pada suatu usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang (tenaga kerja dibayar) maupun 28

29 tenaga kerja pemilik dan/atau tenaga kerja keluarga yang bisasanya aktif dalam kegiatan usaha tetapi tidak dibayar (BPS). 14. Transportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis (Steenbrink, 1974). Transportasi dalam penelitian ini digunakan untuk membawa bahan baku dari agen ke tempat industri untuk diolah dan membawa produk tahu untuk dipasarkan. Transportasi masuk dalam beban biaya produksi karena biaya dikeluarkan untuk membeli bensin. 15. Produksi adalah penciptaan benda-benda yang secara langsung atau tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan manusia (Renner, 1957). Produk tahu pada penelitian ini merupakan hasil produksi dari industri tahu yang dilakukan pengusaha. 16. Pemasaran adalah tindakan yang dilakukan untuk menyampaikan benda produksi ke tangan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Sudarsin, 2004 dalam Eka Kurniawan, 2012). Peneltian ini yang dipasarkan berupa tahu. 17. Sistem pemasaran adalah cara atau tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan benda-benda produksi ke tangan konnsumen secara langsung maupun tidak langsung (Basu Swastha, 1979 dalam Ana Purdiana, 2011). Sistem pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha dalam memasarkan produk yaitu dari produsen konsumen, produsen pedagang, dan produsen pedagang konsumen. 29

30 18. Daerah pemasaran adalah suatu area yang dijadikan tempat oleh pedagang atau pengusaha untuk memasarkan produk, dalam penelitian ini produknya berupa tahu. 19. Pendapatan adalah hasil penjualan barang produksi kotor dikurangi semua biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam periode tertentu (Tri Djoko, 1981 dalam Eka Kurniawan, 2012). Pendapatan dalam penelitian ini berasal dari industri tahu dan non industri tahu. 20. Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah bahwa pembiayaan keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama (BPS) 21. Pendapatan rumahtangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumahtangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumahtangga atau sumber lain (Samuelson dan Nordhaus, 2002 dalam Rahana Situmorang, 2009). Pendapatan dalam penelitian ini dari industri tahu yang dilakukan pengusaha dan anggota rumahtangganya serta pendapatan dari sektor lain yang diterima anggota rumahtangga pengusaha industri tahu. 22. Kontribusi adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Penelitian ini kontribusi dapat berupa materi yaitu pendapatan dari usaha industri tahu terhadap pendapatan total rumahtangga. 30

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar KLASIFIKASI INDUSTRI Industri adalah suatu usaha atau kegiatan yang melakukan proses atau aktivitas yang mengubah dari sesuatu atau bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi berupa barang

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

PENGARUH HOME INDUSTRI TEMPE TERHADAP PENDAPATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA HAPESONG BARU KECAMATAN BATANGTORU KABUPATEN TAPANULI SELATAN

PENGARUH HOME INDUSTRI TEMPE TERHADAP PENDAPATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA HAPESONG BARU KECAMATAN BATANGTORU KABUPATEN TAPANULI SELATAN PENGARUH HOME INDUSTRI TEMPE TERHADAP PENDAPATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA HAPESONG BARU KECAMATAN BATANGTORU KABUPATEN TAPANULI SELATAN Oleh: Ade Khadijatul Z. Harahap ) Abstract This study was conducted

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI (Bagian 1) Rogayah, ST.,MMSI

PENGANTAR AKUNTANSI (Bagian 1) Rogayah, ST.,MMSI PENGANTAR AKUNTANSI (Bagian 1) Rogayah, ST.,MMSI Definisi Akuntansi Menurut AICPA (American Institute Of Certified Public Accountans) Akuntansi Adalah Suatu Seni Pencatatan, Pengelompokkan Dan Pengikhtisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, pertambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara yang sedang mengalami proses perkembangan perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan struktur ekonomi pada hal yang paling mendasar.

Lebih terperinci

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Industry *) Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geograf Indonesia (IGI) sepakat merumuskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi, yang bertujuan untuk menambah nilai

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk memberikan arah bagi penelitian atau landasan yang dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Tahun 2012 ruang lingkup penghitungan meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini akan menganalisis dampak dari injeksi pengeluaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada sektor komunikasi terhadap perekonomian secara agregat melalui sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan

BAB IV GAMBARAN UMUM. 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo. wilayah ini, diharapkan akan lebih mudah memahami tingkah laku dan BAB IV GAMBARAN UMUM 1. Letak Geografis Kabupaten Kulon Progo Untuk memahami kharakteristik sosial dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, perlu adanya deskripsi atau gambaran umum tentang Kabupaten

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha.

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. Seiring bertambahnya jumlah penduduk,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif. 5. RANGKUMAN HASIL Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirangkum beberapa poin penting sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Deviasi hasil estimasi total output dengan data aktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola perekonomian yang cenderung memperkuat terjadinya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang bermuara kepada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU 6.1. Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku Aktivitas atau kegiatan ekonomi suatu wilayah dikatakan mengalami kemajuan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk besar dan laju pertumbuhan tinggi. Pada SENSUS Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237,6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perindustrian Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja, serta penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam usaha memajukan perekonomian bangsa. Usaha yang dimaksud dalam bidang ini adalah penyediaan

Lebih terperinci

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN 1 Pola Kegiatan Perekonomian Definisi : Model/corak kegiatan suatu perekonomian suatu masyarakat/negara Pembahasannya meliputi : a. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi b. Pelaku

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN III-2017 Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan berlanjutnya ekspansi kegiatan usaha pada triwulan III-2017, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. Hal ini

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat demi mencapai kesejahteraan. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dalam seminar dan lokakarya yang diadakan tahun 1988 / 1989 di Semarang, para ahli geografi Indonesia sepakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah cara untuk mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN Adi Setiyanto PENDAHULUAN Tenaga kerja merupakan motor penggerak dalam pembangunan ekonomi. Tenaga kerja sebagai sumber daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi merupakan suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari suatu produk yang sudah ada. Peningkatan nilai jual dari produk tersebut

Lebih terperinci

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E. TRY OUT UJIAN NASIONAL 032 GEOGRAFI SMA/MA Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal! 2. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas anda pada Lembar Jawaban yang telah disediakan 3.

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia, yang notabene adalah negara agraris. Hal ini dikarenakan sektor pertanian menyumbang pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Industri Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua kegiatan produksi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

8.1. Keuangan Daerah APBD

8.1. Keuangan Daerah APBD S alah satu aspek pembangunan yang mendasar dan strategis adalah pembangunan aspek ekonomi, baik pembangunan ekonomi pada tatanan mikro maupun makro. Secara mikro, pembangunan ekonomi lebih menekankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Industri dapat menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN * KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN * Oleh: Kecuk Suhariyanto, Badan Pusat Statistik Email: kecuk@mailhost.bps.go.id 1. PENDAHULUAN Menjelang berakhirnya tahun 2007, 52

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 76/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada bulan Oktober Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Ada berbagai pendapat dari para ahli tentang hakikat profil. Profil menurut Mulyani (1983) adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok

Lebih terperinci