BAB I GARIS BESAR PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I GARIS BESAR PERDAGANGAN LUAR NEGERI"

Transkripsi

1 BAB I GARIS BESAR PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Garis Besar Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya Perdagangan Luar Negeri dengan benar Sifat Umum Perdagangan Luar Negeri Setiap negara di dunia memiliki karakteristik dan sumber daya yang berbeda-beda sesuai dengan letak geografisnya. Sehingga setiap negara akan memiliki Sumber Daya Alam, iklim, SDM/penduduk, keahlian penduduknya, sampai dengan kebiasaannya atau kebudayaan yang berbeda pula. Perbedan-perbedaan ini tentu saja akan berakibat pada keunggulan yang berbeda pula di setiap negara. Salah satunya adalah dalam hal memproduksi suatu barang, kualitas, maupun kuantitasnya. Karena adanya keunggulan yang berbeda-beda inilah setiap negara di dunia akan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena adanya komoditi yang hanya dapat diproduksi di daerah dan pada iklim tertentu, atau karena suatu negeri mempunyai kombinasi faktor-faktor produksi dan teknologi yang lebih baik dari negara lain, sehingga negara tersebut dapat menghasilkan komoditi yang lebih baik. Keunggulan tersebut terdiri dari dua jenis: Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Adalah keunggulan yang dimiliki suatu negara karena faktor alam. Sebagai contoh: Karet hanya tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia dan Malaysia. Maka dalam memproduksi karet alam, Indonesia dan Malaysia mempunyai keunggulan mutlak terhadap negara-negara lainnya. Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Adalah keunggulan yang dimiliki suatu negara karena mempunyai kombinasi faktor-faktor produksi yang lebih baik dan lebih murah, seperti: bahan baku, tenaga kerja, teknologi, dan modal yang lebih baik. Adanya keunggulan dari masing-masing negara tersebut itulah yang memicu lahirnya perdagangan antar negara di dunia, dan perdagangan dari negara yang satu dengan yang negara yang lain itulah yang disebut dengan Perdagangan Luar Negeri. Peranan Perdagangan Internasional Suatu negara: 1. Meningkatkan kesempatan kerja/lapangan kerja 2. Mendorong peningkatan efisiensi proses produksi 3. Mendorong kemajuan teknologi dan informasi 4. Meningkatkan jumlah devisa negara 1

2 1.2. Faktor Khusus Perdagangan Luar Negeri Dalam perdagangan luar negeri, sama halnya dengan perdagangan dalam negeri yaitu adanya transaksi jual-beli. Aktifitas jual disebut juga dengan ekspor dan aktifitas beli disebut juga Impor. Yang dimaksudkan dengan ekpor impor disini adalah dibatasi pada ekspor dan impor barang-barang yang dapat dilihat (visible goods). Tabel 1.1. Perdagangan Internasional Vs Perdagangan Dalam Negeri No Jenis Perdagangan Perdagangan Dalam Negeri Luar Negeri 1. Mata uang yang digunakan Mata uang Domestik Mata uang Asing (biasanya USD) 2. Transportasi yang Transportasi Domestik Transportasi antar negara digunakan 3. Pengiriman barang Masih dalam satu negara Melewati batas negara 4. Instansi yang terkait 5. Dokumen yang digunakan 6. Masalah yang dihadapi Lebih sederhana, hanya melibatkan pembeli, penjual, dan pengangkut Lebih sederhana, hanya menggunakan kontrak jual beli dan faktur Lebih sederhana Lebih banyak instansi yang terkait: melibatkan pembeli, penjual, Deperindag, Bea Cukai, Surveyor, Bank luar negeri, Asuransi, dll. Lebih kompleks, karena regulasi yang harus dipenuhi oleh para pelaku bisnis Lebih kompleks, seperti: Pemasaran, fluktuasi nilai kurs, keadaan persaingan, jarak, dll. Kegiatan perdagangan luar negeri (Ekspor dan Impor) memiliki tata cara yang sedikit lebih sulit dibandingkan dengan perdagangan domestik (dalam negeri) dikarenakan faktor-faktor sbb: 1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geopolitik). 2. Barang yang dijual atau dibeli harus diangkut dari negara yang satu ke negara tujuan harus melalui berbagai macam peraturan, seperti peraturan pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masingmasing pemerintah. 3. Terdapat perbedaan antara suatu negara dengan negara lain seperti: bahasa, mata uang, hukum dagang, pabean, dll. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam kegiatan ekspor impor adalah faktor hasil (proceeds) dan biaya (cost). Barang-barang yang akan dijual ke luar negeri adalah barang yang memiliki biaya produksinya relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatannya di luar negeri, dalam arti kata jika diekspor maka akan dapat dijual dengan menguntungkan. Sebaliknya, barang-barang yang akan diimpor adalah barang yang biaya produksinya di dalam negeri terlalu tinggi, atau yang sama sekali 2

3 belum bisa diproduksi. Oleh karena itu, komoditi yang boleh di ekspor atau diimpor biasanya telah diatur oleh pemerintah. Alasan dilakukannya perdagangan Internasional: BAGI PENJUAL / EKSPORTIR: 1. Dari awal memang ingin membuat produk yang akan dipasarkan diluar negeri 2. Memasarkan produksi yang tidak bisa dipasarkan di dalam negeri, tetapi laku di luar negeri 3. Memperluas pemasaran yang sudah ada 4. Meningkatkan citra perusahaan 5. Memanfaatkan hubungan bilateral antar negara yang sedang dibina oleh pemerintah BAGI PEMBELI / IMPORTIR: 1. Produk yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam negeri 2. Kualitas produk luar negeri lebih baik 3. Produk luar negeri lebih murah dibanding dengan produk yang ada di dalam negeri 4. Adanya perusahaan afiliasi (group) di luar negeri 5. Memanfaatkan hubungan bilateral antar negara yang sedang dibina oleh pemerintah. Permasalahan yang sering timbul dalam Perdagangan Internasional 1. Mata uang negara yang berbeda 2. Cara pembayaran 3. Sistem pemerintahan dan birokrasi yang berbeda 4. Perbedaan bahasa 5. Tempat yang berjauhan 6. Sistem ekonomi dan budaya yang berbeda 7. Masalah pemasaran 1.3. Pelaku Perdagangan Internasional Kalau kita mengamati sebuah transaksi, maka tampak jelas bahwa kegiatan ekspor impor bagaikan hubungan antara dua sisi dari satu mata uang. Dari kaca mata penjual, kegiatan itu dilihatnya sebagai suatu kegiatan ekspor, sedangkan transaksi yang sama, oleh pembeli dilihat sebagai suatu kegiatan impor. Sebagai contoh, seorang pengusaha sepatu kulit dari Cibaduyut Bandung menjual 10 lusin sepatu kepada pengusaha Cina di Singapura. Pengusaha Cibaduyut melihat transaksi itu sebagai transaksi ekspor, sebaliknya pengusaha Cina di Singapura menganggapnya sebagai transaksi impor. Dengan demikian dari satu transaksi kita dapat melihat langkah yang dilakukan oleh masing-masing pihak, penjual dan pembeli. Langkah yang diambil oleh masing-masing pihak inilah yang kita sebut sebagai Proses Perdagangan Internasional. Untuk menjual sepatu kepada pengusaha Cina di Singapura, seorang pengusaha Cibaduyut tidak dapat mengerjakan sendiri. Ia memerlukan bantuan banyak pengusaha lain. Untuk membiayai ekspornya ke Singapura, pengusaha Cibaduyut memerlukan keredit dari Bank. Untuk pengiriman melalui udara, dia membutuhkan 3

4 bantuan usaha jasa transportasi udara (freight forwarder), untuk menagih hasil penjualan dia membutuhkan bantuan bank. Untuk menghindari resiko rugi karena rusak dan hilang dalam perjalanan, dia membutuhkan bantuan perusahaan asuransi dll. Semua perusahaan yang terlibat dalam membantu perusahaan Cibaduyut ini kita sebut sebagai Para Pelaku Perdagangan Internasional. Pihak-pihak yang telibat dalam Ekspor Impor: 1. Eksportir : Orang yang melakukan penjualan suatu komoditi ke luar negeri. Seperti contoh di atas adalah PT. Cibaduyut 2. Produsen : PT. Cibaduyut mungkin saja hanyalah pedagang perantara dan bukan produsen sepatu. Karena itu dalam melakukan transaksi ekspornya, PT. Cibaduyut memerlukan bantuan perusahaan lain, dalam hal ini adalah Produsen sepatu. 3. Importir : Orang yang melakukan pembelian suatu komoditi ke luar negeri. 4. Perbankan : Lembaga yang akan memfasilitasi/perantara proses pembiayaan eksportir dan importir di luar negeri. 5. Perusahaan Asuransi 6. Bea Cukai / PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) 7. Freight Forwarder / Mediator / Brooker : Bila pembeli atau importir menginginkan harga barang atas dasar CIF (Cost Insurance Freight), maka eksportir wajib menutup asuransi atas barang tersebut. : Suatu badan yang mengatur lalu lintas kegiatan pemasukan barang ke dalam daerah pabean/impor dan mengeluarkan barang dari daerah pabean dg tujuan untuk memungut bea masuk/pemasukan negara. : Barang yang akan diekspor, sebelum dikirimkan, akan di pak khusus sesuai dengan ketentuan layak laut (Seaworthy packaging) dan diberi merk sesuai dengan permintaan pembeli (trade mark atau shipping mark) untuk memudahkan pembeli dalam mencari barang tersebut di pelabuhan tujuan (port of destination). Sebelum dikapalkan, barang biasanya disimpan dalam gudang pelabuhan atau terminal peti kemas (CY/Container Yard). Untuk mengurus pengepakan, memberi shipping marks, dan mencari gudang penyimpanan,eksportir biasanya menyerahkan kepada pihak Freight Forwarding. 8. Carrier / Transporter / EMKL : Suatu perusahaan yang mengurusi tentang pengiriman barang dari gudang ke pelabuhan, disebut juga Ekspedisi Muat Kapal Laut, Ex: Tucking atau kereta api. 4

5 9. Perusahaan Pelayaran / Pelabuhan 10. Kanwil Dept.Perindustrian & Perdagangan 11. Balai Pengujian & sertifikasi Mutu Barang : Dalam mengirimkan barangnya ke luar negeri, ekportir melakukannya dengan bantuan transportasi udara maupun laut. Namun angkutan udara/pesawat dinilai lebih mahal sehingga jarang digunakan. Yang sering digunakan adalah transportasi laut, yaitu melalui kapal laut. Sehingga pihak pelayaran sangat berperan penting dalam menunjang kegiatan ekspor impor. : Untuk mengurus kemudahan bea masuk bagi komoditas Indonesia yang diberikan oleh negara yang dituju, maka harus melampirkan SKA (Surat Keterangan Negara Asal) yang dikeluarkan oleh kanwil Deperindag setempat. : Untuk menjamin mutu komoditi yang akan di ekspor, terutama untuk menjaga kebonafitan perusahaan dan menghindari tuntutan ganti rugi dari pihak pembeli, diperlukan pemeriksaan mutu barang dari badan usaha khusus seperti Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang atau PT. Surveyor Indonesia. 12. Kedutaan Asing : Peraturan di negara pengimpor mewajibkan eksportir mengirimkan faktur resmi yang lazim dikenal dengan Consular Invoice yaitu faktur yang disahkan oleh kedutaan negara pengimpor. 13. Lembaga Promosi : Dalam memasarkan suatu komoditi ke luar negeri, eksportir biasanya membutuhkan bantuan lembagalembaga promosi untuk memperoleh informasi pasar. Diantara lembaga promosi tersebut adalah: 1. Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) 2. Indonesian Trade Promotion Center. 3. INA (Indonesian Netherland Association) 4. JETRO (Japan External Trade Organization) 5. Pusat Informasi Bisnis --- Deperindag 6. Atase Perdagangan di tiap KBRI 7. KOTRA (Korean Trade Agency) 8. AMCHAM (American Chamber of Commerce) 9. dll Catatan: Bank, Kadin, Asuransi, dan Kedutaan asing, kadangkala tidak terkait dalam perdagangan Ekspor Impor. Contohnya adalah jika ekportir melakukan penyerahan barang secara FOB atau C&F, maka eksportir tidak perlu menggunakan jasa asuransi, karena asuransi akan dibayarkan oleh Importir. 5

6 1.4. Proses Transaksi Ekspor Impor Tahapan Proses Terjadinya Transaksi Ekspor: Promosi Inquiry Offer Sheet Purchase Order Export Sales Contract PROMOSI EKSPOR Upaya penjual (eksportir) memperkenalkan, mengingatkan, menarik perhatian calon pembeli (importir) kepada komoditas yang akan di jual oleh eksportir. Cara melakukan promosi, antara lain: Mengirimkan Introduction Letter ke calon pembeli di luar negeri melalui Kadin setempat Mendatangi sendiri calon pembeli di luar negeri Menggunakan jasa konsultan pemasaran internasional Ikut serta dalam TRADE FAIRS INTERNATIONAL baik di dalam maupun di luar negeri Memasang iklan di media cetak, internet, televisi, radio, dll Mendaftarkan perusahaan dan komoditas ekspor kita ke BPEN dan ITPC di luar negeri Unsur Bauran Pemasaran Produk Ekspor = 4P + 2P 1. Product Komoditas yang dihasilkan 2. Price Harga penjualan yang kita tawarkan 3. Promotion Upaya untuk memperkenalkan komoditas 4. Place or distribution Wilayah sasaran ekspor 5. Power Bantuan pemerintah dalam mendorong ekspor 6. Public Support Kekuatan lobi legeslatif dalam mendorong ekspor INQUIRY Surat yang dibuat oleh calon pembeli (importer) yang ditujukan kepada penjual (eksportir) yang berisi permintaan harga dari barang yang diproduksi oleh eksportir itu. Isi Inquiry: Nama barang dan deskripsi barang Waktu penyerahan barang\ Jumlah barang Harga barang OFFER SHEET Pernyataan kesanggupan yang ditawarkan oleh penjual untuk memasok suatu komoditas kepada calon pembeli dengan syarat harga, waktu, penyerahan dan pembayaran yang ditentukan oleh penjual. Isi Offer Sheet Nama barang 6

7 Mutu barang seperti: Design, type, spesifikasi teknis, kegunaan barang Cara pengepakan barang Jumlah (kuantum) yang ditawarkan Harga jual dan tempat penyerahan Waktu pengapalan Cara pembayaran Contoh barang PURCHASE ORDER Surat pernyataan persetujuan (akseptasi) dari pembeli atas penawaran eksportir yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemesanan barang. EXPORT SALES CONTRACT Kesepakatan dari eksportir dan importir melakukan dagang barang sesuai dengan syarat-syarat yang sama-sama disepakati dan masing-masing pihak mengikat diri akan melaksanakan semua kewajiban yang sama-sama disepakati. Pihak yang ingkar janji akan dikenakan sangsi dengan membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Tiga landasan utama Export Sales Contract. Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara sukarela. Azas ini disebut dengan azas Konsensus Kesepakatan antara kedua pihak dimaksudkan akan mengikat kedua belah pihak dengan berjanji akan menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing yang dituangkan dalam kontrak dagang ekspor itu. Azas ini disebut dengan azas Obligasi Kedua belah pihak bersedia memberikan ganti rugi kepada phak lain, bila tidak dapat memenuhi janjinya dalam menjalankan kewajiban. Azas ini disebut dengan azas Penalty Posisi Export Sales Contract Export Sales Contract menempati posisi sebagai dokuemn INDUK dan induknya dari semua dokumen dalam perdagangan internasional. Semua persoalan dan semua dokumen lain akan merujuk pada Export Sales Contract ini. Dalam menyusun Export sales contract, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Uraian Barang (Description of Goods) Uraian tentang barang harus dibuat sejelas-jelasnya oleh kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual. Misalnya telah lulus sertifikasi mutu, atau menjelaskan pabrik pembuatnya, atau bisa juga dilengkapi dengan contoh. 2. Jumlah Barang (Quantity) Penetapan istilah mengenai jumlah barang harus jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang yang berbeda-beda. 3. Harga (Price) Dalam menetapkan harga jual beli, disamping jenis mata uangnya harus jelas; apakah menggunakan USD, Euro, atau mata uang lain, syarat-syarat penyerahannyapun harus tegas. 7

8 No Syarat-syarat penyerahan barang dapat berupa: a. Loco Price (Ex Work) - Syarat loco adalah harga barang dengan penyerahan ditempat barang itu disimpan dan dalam keadaan seperti aslinya - Ongkos pengepakan dan ongkos pengangkutan (baik darat maupun laut) menjadi beban pembeli. b. F O B (Free on Board) Semua biaya sampai barang selesai dimuat di atas kapal (ocean steamer) sudah termasuk ongkos pengepakan, pengangkutan ke pelabuhan, dan ongkos muat ke atas kapal. c. C & F (Cost and Freight) - Dalam hal ini sudah termasuk segala biaya seperti dalam FOB, ditambah dengan ongkos angkut laut (freight) dari pelabuhan muat (loading port) sampai ke pelabuhan tujuan barang (destination port). - Harga yang ditentukan meliputi harga barangnya sendiri, packing cost, ongkos pengangkutan dari gudang ke pelabuhan muat (forwarding fee), ongkos angkut laut (freight), dan ongkos-ongkos dokumen pengapalan (shipping charges). d. C I F (Cost Insurance and Freight) Dalam hal ini harga ditentukan seperti pada C&F tetapi ditambah dengan biaya asuransi. e. Frangko Gudang Pembeli Dalam hal ini sudah termasuk segala biaya sampai barang dibongkar di gudang pembeli. Jadi sudah termasuk bea-bea yang harus dibayar oleh pembeli, seperti: bea masuk, pajak masuk ditambah ongkos angkut dari pelabuhan ke gudang dan biaya bongkar digudang pembeli. Cara ini jarang sekali dipakai karena sulit memperkirakan biaya yang akan timbul dinegara tujuan. Term Local Handling Origin Freight Insurance Local Handling Destination 1. Ex-Work Importer Importer Importer Importer Collect 2. FOB Exporter Importer Importer Importer Collect Paid 3. C&F Exporter Exporter Importer Importer Prepaid 4. CIF Exporter Exporter Exporter Importer Prepaid 8

9 Factory Dalam Negeri Luar Negeri FOB C&F dan CIF 4. FOQ, FAS, FAR Free on Quay (FOQ) Harga hanya sampai barang diserahkan dipelabuhan muat. Free Alongside Ship (FAS) Harga hanya sampai barang diserahkan disamping kapal. Free Alongside Rail (FAR) Harga hanya sampai barang diserahkan di statasiun kereta api. 5. Syarat Penyerahan dan Biaya Syarat penyerahan seperti FOB, C&F, dll akan menimbulkan implikasi biaya bagi eksportir. Oleh karena itu harus benar-benar dihitung dan dibandingkan dengan keuntungan yang akan diterima dari hasil ekpor tersebut. 6. Tempat Penyerahan Barang (Place of Delivery) Dalam sales contract harus dijelaskan pula nama tempat dimana penyerahan barang secara fisik akan dilakukan. Penentuan nama tempat penyerahan barangbarang secara fisik ini penting untuk mengetahui batas tanggungjawab masingmasing pihak baik penjual maupun pembeli. 9

10 Contoh Export Sales Contract: SALES CONTRACT No. 212/SC-IM/VIII/2009 SELLER : SHANGHAI EXPORT AND IMPORT CO. LTD ROOM 2505 LIU LIN BUILDING NO. 1 HAI ROAD, SHANGHAI P.R. CHINA BUYER : POLITEKNIK POS INDONESIA JL. SARIASIH NO. 54 BANDUNG THIS CONTRACT IS MADE BY AND BETWEEN THE BUYER AND SELLER, WHERE BY THE BUYER AGREES TO BUY AND THE SELLER AGREE TO SELL THE UNDER MENTIONED COMMODITY ACCORDING TO THE TERMS AND CONDITION BELLOW: POLYESTER YARN TYPE QUANTITY TOTAL AMOUNT X ,00 Yards 1.000,00,- Y ,50 Yards 2.100,50,- ZZ 1.007,00 Yards 1.007,00,- TOTAL Yards USD 4.107,50,- TOTAL CIF JAKARTA (SAY TOTAL US DOLLARS FOUR THOUSAND ONE HUNDRED SEVEN AND FIFTY CENTS ONLY) 2. Time of Shipment : AUGUST 14, Port Of loading : Shanghai, China 4. Port Of Destination : Tg. Priok, Jakarta, Indonesia 5. Term of Payment : By LC 6. Shipping Document : B/L, Invoice, Pacing List, SKA 7. Insurance : To be covered by Shipper 8. Claim: Should the quality, quantity and/or specifications of the goods be found not in conformity with the stipulations of the contract, the seller agree to examine any claim, which shall be supported by a reputable surveyor approved by the seller. The seller is not responsible for claims against bad workmanship or faulty materials. 9. Force Majeure: The seller shall not be held responsible for the delay in shipment or nondelivery of the goods due to force mejeure. However, in such case, the seller shall submit to the buyer a certificate issued by the China Council for the Promotion of International Trade or competent organization as evidence thereof. 10

11 10. Arbitration : All disputes in connection with the execution of this contract shall be settled friendly through negotiations. In case no settlement can be reached, the case may then be submitted for arbitration. Either party shall then appoint one arbitrator and the arbitrators thus appointed shall nominate a third person as umpire, to form an arbitration committee shall be accepted as final by both parties. Arbitration fee, unless otherwise awarded, shall be paid by the losing party. The arbitrators and the umpire shall be f\confined to personnel of Chinese or nationality. 11. Remarks : The Seller: The Buyer: SHANGHAI EXPORT AND IMPORT CO. LTD POLITEKNIK POS INDONESIA NO. 1 HAI ROAD, SHANGHAI P.R. JL. SARIASIH NO. 54 CHINA BANDUNG DAFTAR PUSTAKA 1. Amir, MS Strategi Memasuki Pasar Ekspor. PPM. Jakarta. 2. Amir, MS Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 3. Amir, MS Ekspor Impor: Teori dan Penerapannya. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta EVALUASI 1. Sebutkan perbedaan antara Perdagangan Luar Negeri dengan Perdagangan Domestik? 2. Apa yang menjadi alasan bagi Eksportir dan Importir dalam melakukan Perdagangan Luar Negeri? 3. Pihak-pihak mana sajakah yang terlibat dalam Perdagangan Luar Negeri? 11

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Kekhususan Jual Beli Perusahaan JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang

BAB II LANDASAN TEORI. ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas ekspor ada beberapa tahapan - tahapan yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Rinaldy, 2000: 77). Dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010 Pertemuan ke-4 Incoterm 2010 INCOTERMS 2010 GROUP E DEPARTURE EXW EX WORKS GROUP F MAIN CARRIAGE UNPAID FCA FAS FOB FREE CARRIER FREE ALONGSIDE SHIP FREE ON BOARD GROUP C MAIN CARRIAGE PAID CFR CIF CPT

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1 Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi di dalam negeri kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3 Proses dan Prosedur Ekspor Pertemuan ke-3 PROSES PERDAGANGAN EKSPOR Kegiatan ekspor: Upaya seorang pengusaha dlm memasarkan komoditi yg dikuasainya ke negara lain atau bangsa asing, dg mendapatkan pembayaran

Lebih terperinci

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Proses Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses perdagangan

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin modern, dalam dunia internasional tiap-tiap Negara

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,

Lebih terperinci

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,

Lebih terperinci

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor Kalkulasi Harga Pokok Ekspor Pertemuan ke-8 Mata Kuliah Administrasi Ekspor Impor Kalkulasi Ekspor Tujuan menghitung HP ( Harga Pokok) sebagai dasar untuk hitung harga jual dan anggaran biaya produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang

Lebih terperinci

JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010

JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010 JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010 Oleh: Dr. Miftahul Huda, SH, LLM Disampaikan Dalam Kuliah HUKUM JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN Program S1 Reguler Fakultas Hukum - Universitas Indonesia Semester Genap

Lebih terperinci

KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010

KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010 KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010 Oleh: Surono Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstraksi: Incoterms 2010 merupakan produk ICC yang ditujukan untuk memudahkan transaksi

Lebih terperinci

MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT

MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT Disusun Oleh : Argo Fahma 201310180311117 Diony Yoko P 201310180311283 Putri Istika Sari 201410180311126 Triliana Bella Fatmawati 201410180311127 Erika Nur Aida 201410180311169

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ekspor Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor. Pertemuan ke-5

Kalkulasi Harga Pokok Ekspor. Pertemuan ke-5 Kalkulasi Harga Pokok Ekspor Pertemuan ke-5 KALKULASI EKSPOR Tujuan menghitung HP ( Harga Pokok) sebagai dasar untuk hitung harga jual dan anggaran biaya produksi Komponen biaya dlm kalkulasi / perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru dilaksanakan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru dilaksanakan dalam BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Produksi Proses produksi adalah merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru dilaksanakan dalam perusahaan (Agus Ahyari,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan digilib.uns.ac.id 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah memberi pengaruh yang besar dalam hubungan antar negara

Lebih terperinci

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-11

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-11 KALKULASI HARGA IMPOR Pertemuan ke-11 1. Kalkulasi impor (Import Calculation) 2. Harga Pokok Impor 3. PPh & PPN-BM 4. Bagan Perhitungan / Kalkulasi Impor KALKULASI HARGA IMPOR Adalah penjumlah dari seluruh

Lebih terperinci

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I EKONOMI. Barang. Pembayaran. Penyerahan. Ekspor. Impor (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 167) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat memerlukan adanya transportasi khususnya dibidang ekspor karena dapat memperlancar pengiriman barang sampai negara tujuan, barang-barang

Lebih terperinci

Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta BAB I PENDAHULUAN

Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta BAB I PENDAHULUAN Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta Oleh : Dian Setyorini.S F.3106025 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-9

KALKULASI HARGA IMPOR. Pertemuan ke-9 KALKULASI HARGA IMPOR Pertemuan ke-9 1. Kalkulasi impor (Import Calculation) 2. Harga Pokok Impor 3. PPh & PPN- BM 4. Bagan Perhitungan / Kalkulasi Impor KALKULASI HARGA IMPOR Adalah penjumlahan dari seluruh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data hasil observasi lapangan dan cara pengolahan data yang dilakukan oleh penulis. Secara garis besar, pengumpulan dan pengolahan data pada bab ini

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/211 Jenis Pajak : Bea Masuk; Tahun Pajak : 29; Pokok Sengketa : bahwa menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah penetapan nilai pabean atas

Lebih terperinci

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL 1. EXPORT 2. IMPORT 3. LICENCING 4. WARALABA 5. JOINT VENTURE 6 FOREIGN DIRECT 6. FOREIGN DIRECT INVESTMENT RISIKO YANG DIHADAPI SUATU NEGARA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan suatu barang atau komoditi dari daerah pabean, atau mengirim barang tersebut dari

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER [Type the document subtitle] PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER SURVEI EKSPOR DILUAR PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG (PEB) PERDAGANGAN LINTAS BATAS LAUT REPUBLIK INDONESIA 2015 DirektoratStatistikDistribusi BadanPusatStatistikRepublik

Lebih terperinci

DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW:

DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW: DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN Ps. 1347 BW: Syarat-syarat yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan, harus dianggap telah termasuk dalam persetujuan,

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 166 /BC/2003 TENTANG TATALAKSANAPEMBERIAN CUSTOMS ADVICE DAN VALUATION RULING. SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN

Lebih terperinci

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Prosedur Impor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan prosedur dan tata laksana impor di Indonesia

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) SEKO H NO MI KO LA SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP ) GGI ILMU TIN E SERANG Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Program Studi Kredit Semester Semester EKSPOR - IMPOR (EKSIM) EK11.D336 MANAJEMEN 3 SKS VI (ENAM) Tujuan

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

ISSN No Media Bina Ilmiah 31 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 31 ALAT PEMBAYARAN DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh: Ni Made Rai Sukmawati Dosen Jurusan Pariwisata di Politeknik Negeri Bali Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Modern (H-O) Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini diambil dari kedua pencetusnya yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V BILL OF LADING (B/L)

BAB V BILL OF LADING (B/L) BAB V BILL OF LADING (B/L) Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan, mahasiswa akan dapat menjelaskan fungsi Bill of Lading dalam pengiriman barang ke luar negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencapai nilai ekonomi suatu barang atau jasa. Pemasaran juga merupakan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan freight forwarding adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Sebagai penyedia jasa logistik pihak ketiga (third party logistics),freight

Lebih terperinci

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah? Oleh : Mohamad Jafar Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstrak Nilai transaksi adalah harga yang sebenarnya dibayar atau seharusnya

Lebih terperinci

BAB XII DAYA SAING KOMODITI EKSPOR

BAB XII DAYA SAING KOMODITI EKSPOR BAB XII DAYA SAING KOMODITI EKSPOR Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan, Mahasiswa akan dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat menjadi daya saing komoditi

Lebih terperinci

BAB X PELAKSANAAN EKSPOR I

BAB X PELAKSANAAN EKSPOR I BAB X PELAKSANAAN EKSPOR I Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Pelaksanaan Ekspor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses terjadinya transaksi perdagangan

Lebih terperinci

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Memberikan sedikit gambaran tentang Bea dan Cukai Indonesia di bawah Kementerian Keuangan RI Macam- macam Pemberitahuan Pabean Dalam rangka melayani pengurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa lebih serta memiliki sumber daya alam yang sangat besar, jelas membutuhkan transportasi yang

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-35310/PP/M.V/19/2011 Jenis Pajak : Bea Masuk; Tahun Pajak : 2009; Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Impor Ekspor dalam Kepabeanan KegiatanImpor Ekspor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian di negara kita.seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan dan pelayaran karena memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Lebih terperinci

Praktek Pengisian Dokumen Ekspor. Pertemuan ke-7

Praktek Pengisian Dokumen Ekspor. Pertemuan ke-7 Praktek Pengisian Dokumen Ekspor Pertemuan ke-7 I PETUNJUK PENGISIAN PEB PENGERTIAN Adalah Formulir isian tentang Pemberitahuan Ekspor Barang yang wajib diisi secara obyektif, lengkap dan jelas oleh seorang

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI I. TATALAKSANA EKSPOR 1. Kewenangan pemeriksaan barang-barang

Lebih terperinci

BAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2

BAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2 BAB XI PELAKSANAAN EKSPOR 2 Tujuan Instruksional Khusus : Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Pelaksanaan Ekspor, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses terjadinya transaksi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan

Lebih terperinci

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62478/PP/M.IXA/19/2015. Tahun Pajak : 2014

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62478/PP/M.IXA/19/2015. Tahun Pajak : 2014 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62478/PP/M.IXA/19/2015 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori keunggulan komparatif bahwa perdagangan luar negeri dapat terjadi apabila masing-masing

Lebih terperinci

PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM CFR ( COST AND FREIGHT ) PADA PT. AGILITY INTERNATIONAL DI SURAKARTA

PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM CFR ( COST AND FREIGHT ) PADA PT. AGILITY INTERNATIONAL DI SURAKARTA PROSES PENGIRIMAN BARANG EKSPOR DENGAN TERM CFR ( COST AND FREIGHT ) PADA PT. AGILITY INTERNATIONAL DI SURAKARTA Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu negara terjadi karena kebutuhan barang maupun jasa yang tidak terdapat pada suatu negara.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum

Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum Berdasarkan sumber KKP (2010), prosedur ekspor barang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Eksportir dan importir mengadakan korespondensi/negoisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kegiatan Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2009 yang didalamnya berisi Undang-undang Kepabeanan Nomor 17

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK I. PENDAHULUAN Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

PERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN

PERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN PERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN Bagian Hukum International Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara A. PENDAHULUAN.

Lebih terperinci

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT

PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT PERAN PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN (PPJK) DALAM PROSES IMPOR BARANG BESERTA DOKUMEN YANG TERKAIT Abstract Oleh: Yusi Rahmawati 1 dan Riana Uji Westi 2 (Akademi Pelayaran Niaga Indonesia) yusi@akpelni.ac.id

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PROSEDUR PENERBITAN DAN PENGISIAN SURAT KETERANGAN ASAL (SKA) FORM E SEBAGAI DOKUMEN EKSPOR OLEH DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI PROVINSI YOGYAKARTA Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH II. I. Dasar Hukum a. Peraturan Bank Indonesia 16/10/PBI/2014 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Utang Luar Negeri b. Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS Nama : Dinda Ningrum Gusliyati NPM : 52213554 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Sri Murtiasih LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50606/PP/M.VA/19/2014. Jenis Pajak : Bea Masuk. Tahun Pajak : 2012

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50606/PP/M.VA/19/2014. Jenis Pajak : Bea Masuk. Tahun Pajak : 2012 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50606/PP/M.VA/19/2014 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Penetapan Nilai

Lebih terperinci

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG

PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG PERMINTAAN KONTAINER UNTUK EKSPOR BARANG PADA PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE TBK CABANG SEMARANG Nadia Amanta Reisa, Karnowahadi, Paniya Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.

Lebih terperinci

STANDAR PENETAPAN HARGA INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1977 tanggal 26 April 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PENETAPAN HARGA INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1977 tanggal 26 April 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, STANDAR PENETAPAN HARGA INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1977 tanggal 26 April 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengaturan standar penetapan harga guna perhitungan bea

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSPOR BARANG

PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSPOR BARANG PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN EKSPOR BARANG Kurnia Nurhakim. F 1, Muhammad Satar 2 Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI Kegiatan ekspor adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor BAB I PENDAHULUAN Pengenalan transaksi ekspor impor Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada dasarnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan

Lebih terperinci

BAB VI ASURANSI ANGKUTAN LAUT DAN UDARA

BAB VI ASURANSI ANGKUTAN LAUT DAN UDARA BAB VI ASURANSI ANGKUTAN LAUT DAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan, mahasiswa akan dapat menjelaskan peranan asuransi dalam pengiriman barang ke

Lebih terperinci

HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Oleh : LUSIA NIA KURNIANTI SH, M.H

HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. Oleh : LUSIA NIA KURNIANTI SH, M.H HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL Oleh : LUSIA NIA KURNIANTI SH, M.H Hukum Dagang Internasional dalam Definisi dan Perkembangannya Bagaimanakah perkembangan di Indonesia? Ruang Lingkup? Hukum Bisnis Kesadaran

Lebih terperinci

KONTRAK DAGANG. Copyright by dhoni.yusra

KONTRAK DAGANG. Copyright by dhoni.yusra KONTRAK DAGANG Copyright by dhoni.yusra Kontrak Dagang Istilah kontrak dipakai dalam praktek bisnis, namun istilah lain yang lazim digunakan adalah perjanjian atau persetujuan Pasal 1313 KUHPerd : Persetujuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk. No.433, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C)

BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C) BAB IV LETTER OF CREDIT (L/C) Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Letter of Credit (L/C), mahasiswa akan dapat menjelaskan pentingnya L/C dalam suatu perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya integrasi pasar pasar diseluruh dunia dalam satu tempat

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya integrasi pasar pasar diseluruh dunia dalam satu tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman teh mulai dikenal di Indonesia hanya sebagai tanaman hias. Melihat potensi yang besar pada waktu itu Pemerintahan Hindia Belanda yang menjajah Indonesia tertarik

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mitra Kargo Indonesia merupakan salah satu forwarder besar di wilayah Semarang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Pembayaran Ekspor Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah tentang penetapan Nilai

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Tinjauan Singkat Perusahaan Dalam tinjauan singkat perusahaan ini penulis menjelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan uraian

Lebih terperinci

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor)

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN 2016 Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor) Investasi (Bersubsidi) : Rp. 4.000.000,- * Pendidikan Profesi Manajemen

Lebih terperinci

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36240/PP/M.X/19/2012 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah, penetapan nilai pabean oleh Terbanding

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985 LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985 I. TATALAKSANA EKSPOR Untuk memperlancar arus barang ekspor diambil langkah-langkah 1. Terhadap barang-barang ekspor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-DAG/PER/9/2009 TENTANG VERIFIKASI ATAU PENELUSURAN TEKNIS IMPOR KACA LEMBARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu negara sulit mencapai hasil yang optimum tanpa adanya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 35/07/61/Th. XVI, 1 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$105,49 JUTA Nilai ekspor Kalimantan Barat pada

Lebih terperinci