CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013
|
|
- Benny Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013 Pertemuan Anggota Pokja yang ke- 2 dilaksanakan pada Sabtu, 23 November 2013 di Bagus Agro Pelaga yang juga anggota Pokja DAS Ayung. Acara ini dihadiri oleh 10 anggota dari 12 anggota Pokja. Selain anggota Pokja pertemuan ini juga dihadiri oleh Ir. Made Adi Putra, MS (Ketua Forum DAS Badung); I Nyoman Darsa (Klian Dinas Banjar Tinggan sebagai pengawas pilot project Workshop); Putra Suardika (Ketua Janma) dan 2 orang PL Distanbunhut Badung. Pada sesi pertama dibuka oleh Pak Gde Suarja Selaku anggota Pokja dan Koordinator Program Janma. Dalam presentasinya, beliau menyampaikan program yang telah dilaksanakan. Sharing Dari semua program- program yang disampaikan fasilitator, tentu perlu masukan dan tanggapan dari anggota Pokja untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas program yang akan dilaksanakan. Berikut adalah masukan dan tanggapan yang disampaikan oleh anggota Pokja. Masukan: 1. Ibu Ambara Dewi (Distanbunhut Badung) Distanbunhut sangat mengapresiasi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Meskipun bukan dari pemerintahan tetapi peduli dengan lingkungan khususnya di daerah hulu. Semoga program dan kegiatan ini masih dapat berlanjut. Pada dasarnya Distanbunhut Badung akan selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. 2. Bapak Budiasa (KSDA- Bali) Dari penanaman yang telah dilakukan dan bibit yang dihasilkan dari kegiatan, apakah tanaman Langgung mempunyai nilai ekonomi yang dapat menjadi pemasukan bagi masyarakat? Banyak opsi untuk melakukan upaya penghijauan dengan tanaman kayu yang lain, seperti: Sengon, Kajimas, Jabon dan lain- lain. Tanaman buah juga dapat menjadi alternative penghijauan. Tanaman buah akan bermanfaat secara ekonomi yang bersifat kontinyu dari buah yang dihasilkan. Kelemahan tanaman kayu adalah masa panen yang lama dan panen yang dilakukan secara masal akan mengakibatkan penggundulan lahan yang besar.
2 3. Ibu Ambara Dewi (Distanbunhut Badung) Selain tanaman kayu, bamboo juga mempunyai banyak manfaat. Manfaat yang didapat dari bamboo antara lain: Menyaring air, apabila banyak tanaman bamboo maka sumber air yang dihasilkan akan lebih jernih Dapat menghambat dan mengurangi dampak angin putting beliung. Banyak digunakan untuk perlengkapan bahan upacara adat. Bu Ambara Dewi juga menyarankan untuk penanaman bamboo terkait dengan manfaat yang dihasilkan dari bamboo. 4. Bapak Adi Putra (Forum DAS) Forum DAS ingin untuk melakukan upaya penghijauan tetapi terkendala dana sehingga selama ini perencanaan Forum DAS untuk program- program yang berkaiatan dengan lingkungan belum jelas. Kegiatan yang positif yang telah dilakukan ini perlu adanya penguatan kelompok, monitoring, dan pengawasan yang baik sehingga menghasilkan bukti bagi semua pihak. Pak Adi Putra menyampaikan supaya kegiatan ini dapat dilanjutkan. 5. Bapak Subawa (Perwakilan Masyarakat Pelaga) Menanggapi program jamban sehat yang akan dilaksanakan, sebenarnya program tersebut merupakan program pemerintah tetapi program tersebut banyak diselimuti kepentingan politik sehingga banyak yang tidak tepat sasaran. Janma dan Aqua yang tidak ada kepentingan politik (netral) diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik pada masyarakat yang benar- benar membutuhkan. Maka perlu dilakukan survey secara langsung dan pencarian data yang akuran dari pihak- pihak terkait. Program ini diharapkan meluas yang dapat menyentuh Banjar atau Desa lain karena ada beberapa Banjar atau Desa lain yang memang sangat membutuhkan program tersebut. Pak Subawa bersedia untuk membantu dalam penjajakan ke banjar atau desa lain yang membutuhkan. Tanggapan: 1. Rasa terimakasih diucapkan kepada Ibu Ambara Dewi yang memberikan apresiasi dan dukungan untuk kedepannya. Tentu untuk memperkuat kegiatn yang dilaksanakan membutuhkan banyak dukungan baik dari pemerintah, swasta dan pribadi. Akan sangat positif apabila semua pihak dapat berkolaborasi dan mendukung kegiatan yang dilaksanakan. 2. Baik Janma maupun Aqua selalu melakukan Assessment (perkiraan) berdasarkan pendekatan pada masyarakat. Janma- Aqua tidak akan berprogram sesuai keinginan dan
3 pemikiran sendiri karena program tidak akan diterima semua masyarakat dan akan sia- sia. Dari assessment yang sudah dilakukan pada masyarakat, pohon langgung memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, pohon langgung juga sesuai dengan karakteristik tanah da iklim di daerah Pelaga (hulu) sendiri. Dibandingkan dengan pohon Sengon, Langgung mempunyai masa pertumbuhan yang sama cepat dan lebih tahan terhadap angin (pada musim angin Kara: sekitar bulan Agustus) dan gondok batang. Pohon Langgung dapat dipanen mulai umur 8-10 tahun, relative lebih cepat dibandingkan dengan pohon Kajimas yang dapat dipanen mulai umur 20 tahun. Memang banyak alternative lain untuk penanaman pohon agar dapat menambah keanekaragaman hayati tanaman di daerah hulu tetapi perlu kajian lebih lanjut apakah tanaman tersebut tahan terhadap iklim, tanah, dan angin. Kelemahan dari tanamah penghasil kayu adalah masa panen yang lama dan apabila panen yang dilakukan serentak akan mengakibatkan erosi tanah khususny di daerah miring, untuk itu perlu dilakukan pelatihan dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting konservasi. Alternative lain untuk penghijauan adalah tanaman buah. Keuntungan yang didapat adalah hasil buah yang kontinyu dan kemungkinan kecil pohon buah tersebut akan ditebang. Tetapi tanaman buah juga mempunyai kelemahan, antara lain: Untuk panen pertama, membutuhkan waktu yang cukup lama Tidak semua tanaman buah yang cocok ditanam di daerah hulu ini, beberapa tanaman dapat hidup tetapi tidak bisa berbuah dan akhirnya akan ditebang,, Membutuhkan pasar di daerah hulu yang dapat mewadahi hasil panen pohon buah tersebut. Beberapa keluhan masyarakat adalah mereka tidak memanen buah karena kesulitan untuk memasarkan. 3. Tanaman bamboo memang sangat baik untuk konservasi tanah dan air terkait dengan fungsi- fungsi yang disebutkan di atas. Perlu pengetahuan tentang zonasi tanaman pada daerah tebing supaya tanaman tidak tumpang tindih. Selain zonasi juga diperlukan sosialisasi pada masyarakat apakah bersedia untuk menanam bamboo. Masyarakat di daerah hulu sebagian besar masih mempunyai bamboo untuk kebutuhan upacara adat sehingga perlu dibuat inovasi manfaat bamboo secara ekonomi supaya masyarakat lebih semangat dalam menanam bamboo. 4. Kegiatan yang positif ini juga harapan dari setiap anggota Pokja sehingga dapat mewujudkan DAS Ayung Lestari. Meskipun Forum DAS terkendala dalam keterbatasan dana untuk penghijauan kita berharap untuk emberikan sumbangsi pemikiran dalam anggota Pokja ini. 5. Dalam program pembuatan jamban sehat, tim WASH- Janma dibantu oleh mahasiswa Poltekes Denpasar talah menjajaki setiap rumah di Banjar Bukian dan Kiadan sehingga dapat diketahui warga yang tidak memiliki jamban dan masih membuang air sembarangan. Hasil penjajakan di sampaikan kepada Klian Dinas tiap banjar untuk diberikan pengarahan dan
4 pemicuan tentang bahaya BAB sembarangan. Hasil penjajakan ini tidak ada kepentingan apapun selain untuk kesehatan dan kebersihan masyarakat. Kagiatan ini masih terbatas di Banjar Bukian dan Kiadan dan harapannya dapat meluas ke banjar- banjar yang lain. Acara dilanjutkan dengan presentasi oleh Bapak I Made Sudarma. Dalam presentasinya Pak Sudarma menyampaikan beberapa permasalahan Pokja DAS Ayung ini, terkait dengan: Peran Pokja dalam kegiatan Kelembagaan Pendanaan kegiatan Pokja Akulturalisasi Dalam Pokja DAS Ayung ini belum ada kepatian dan kejelasan sehingga belum ada program yang dirancang. Terkait dengan program, Pak Sudarma sudah mulai melakukan penjajakan ke beberapa banjar sehingga memudahkan dalam menjalankan program. Dari presentsi yang disampaikan, ada beberapa masukan yang dirangkum, antara lain: 1. Bapak Dr. Yusuf Soenardi PT. Tirta Investama akan berprogram sesuai dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan assessment yang dilakukan, semoga Pokja ini dapat bermanfaat bagi masyarakat melalui pemikiran dan kegiatan yang dilakukan. Pokja ini juga diharapkan dapat berlanjut untuk membantu masyarakat di daerah hulu ini. 2. Ibu Ida Ayu Pertiwi Sari Pada tahun 2014 PT. Tirta Investama masih berprogram tetapi khusus untuk Konservasi dan WASH yang akan diarahkan ke lokasi yang lebih hulu. Untuk pendanaan akan tidak banyak membantu dalam Pokja ini. Semoga dalam Pokja ini mempunyai inovasi dalam pendanaan dan program. 3. Ibu Ambara Dewi Sebaiknya Pokja DAS Ayung ini sudah merencanakan program tetapi fleksibel, artinya kita menyusun program dahulu mungkin nanti dapat diajukan ke salah satu stakeholder. Pemerintah belum bisa banyak membantu dalam hal ini karena keterbasan dana dan SDM sebagai pelaksana dan kontroling. Perlu adanya pihak ke- 3 untuk membantu Distanbunhut siap membantu bibit tanaman apabila dibutuhkan dalam program Pokja ini tetapi ada keterbatasan jumlah dan jenis bibit yang diberikan. Jenis bibit
5 kayu yang dapat dinerikan antara lain: Jati, Mahoni, Jabon, Jati putih, dan Sengon. Kelima tanaman ini merupakan produk Distanbunhut yang besertifikat. Pokja DAS Ayung ini jangan lepas dulu dari Aqua- Janma karena baru terbentu sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak. Tidak ada dukungan dari Aqua- Janma dimungkinkan Pokja ini dapat fakum dan tidak ada gerakan apapun lagi. Perlu untuk melakukan penjajakan ke stakeholder yang lain untuk mengadakan suatu kerja sama sehingga didapatkan pendanaan untuk kegiatan. Janma diharapkan dapat lebih banyak mencari dan melobi stakeholder terkait. 4. Bapak I Made Sudarma Pokja perlu untuk membuat rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk dapat sebagai pegangan. Pokja DAS Ayung ini belum mempunyai kekuatan yang kuat sehingga membutuhkan stakeholder yang kuat seperti dari pihak pemerintah untuk menjembatani, mengajak, dan mengadakan kerjasama dengan dinas terkait atau dengan stakeholder yang lain. 5. Ibu Ambara Dewi Distanbunhut siap menjadi fasilitator untuk mengundang atau menjembatani Pokja untuk mengadakan pertemuan atau mengadakan kerjasama dengan suatu stakeholder dengan cara bersurat ke Distanbunhut. Bu Amabara Dewi berharap agar pertemuan Pokja ini dilakukan pada hari aktif kerja sehingga dari pihak Distanbunhut dapat menghadiri pertemuan ini.
LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]
LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA 2013 Program Konservasi DAS Ayung Oleh Tim JANMA 2013 [TYPE THE COMPANY ADDRESS] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAS Ayung sebagai sungai terbesar
Lebih terperinciPeserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak
LAPORAN AKSI PENANAMAN POHON BERSAMA PARA PIHAK DI BANJAR BUKIAN, DESA PELAGA DAN BANJAR JEMPANANG DESA BELOK SIDAN 25 Nopember 2015 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kita yang
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014
LAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014 Latar Belakang Bahwa keberadaan POKJA Ayung Lestari, dari hasil Workshop Pengelolaan DAS Ayung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi yang tidak sehat dan buruk dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Penyakit
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KONSERVASI DAS AYUNG
LAPORAN AKHIR PROGRAM KONSERVASI DAS AYUNG Desa Pelaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung 2013 Oleh : I Gde Suarja (Koord. Program JANMA) Ali Dzulfikar (Field Officer Konservasi) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciNotulen Workshop Para Pihak Dalam Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu dan Berkelanjutan Pelaga, 26 Juli 2013
Notulen Workshop Para Pihak Dalam Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu dan Berkelanjutan Pelaga, 26 Juli 2013 I. Tujuan workshop Tujuan workshop adalah untuk membangun pemahaman bersama para pihak terkait
Lebih terperinciLaporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari. Latar belakang. Tujuan : Tempat dan Waktu
Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari Tanggal : 23 Desember 2015 Tempat : Aula Kantor Distanbunhut Badung Agenda : Membahas hasil Studi Pemetaan dan Assessmen wilayah hulu DAS Ayung ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciLaporan. Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA)
Laporan Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei 2014 I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA) @ Mei 2014 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Banjar Jempanang, secara administratif
Lebih terperinciI. PENDAHALUAN. 1.1.Latar Belakang
I. PENDAHALUAN 1.1.Latar Belakang Sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 2004, DAS adalah suatu wilayah daratan sebagai satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi untuk menampung,
Lebih terperinciLAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan
LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA @ 2014 Support By : 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air merupakan
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP DAN LAUNCHING POKJA AYUNG LESTARI BAGUS AGRO PELAGA, 8 AGUSTUS 2014 DISUSUN OLEH: I GDE SUARJA
LAPORAN WORKSHOP DAN LAUNCHING POKJA AYUNG LESTARI BAGUS AGRO PELAGA, 8 AGUSTUS 2014 DISUSUN OLEH: I GDE SUARJA DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1 1.2. Tujuan dan keluaran 1 1.3. Tempat
Lebih terperinciVI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan
VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan Berdasrkan Tim Studi PES RMI (2007) program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) DAS Brantas melibatkan beberapa
Lebih terperinciPembangunan Bambu di Kabupaten Bangli
BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan dan mengalirkannya menuju parit, sungai dan akhirnya bermuara kedanau atau laut. Dengan
Lebih terperinciMenengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry
Menengok kesuksesan Rehabilitasi Hutan di Hutan Organik Megamendung Bogor Melalui Pola Agroforestry Oleh : Binti Masruroh Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM AYUNG LESTARI DI DESA BELOK SIDAN & PLAGA KEC. PETANG, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 PT. TIRTA INVESTAMA- JANMA
PT. TIRTA INVESTAMA- JANMA LAPORAN AKHIR PROGRAM AYUNG LESTARI DI DESA BELOK SIDAN & PLAGA KEC. PETANG, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 OLEH : I GDE SUARJA JANMA-BALI @ Des 2015 1 DAFTAR ISI Daftar isi...
Lebih terperinciPeluang dan Tantangan bagi Pemilik Sumber Benih Bersertifikat (Pasca Ditetapkannya SK.707/Menhut-II/2013)
Peluang dan Tantangan bagi Pemilik Sumber Benih Bersertifikat (Pasca Ditetapkannya SK.707/Menhut-II/2013) Muhammad Satriadi, S.P. Pengendali Ekosistem Hutan Pertama BPTH Bali dan Nusa Tenggara Intisari
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT
Lebih terperinciBAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT
BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG, Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciDesa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul.
Oleh Mugi Riyanto Kelompok Serikat Petani Pembaharu (SPP) dan Gapoktan Desa Kawasan Konservasi Semoyo. Alamat : Dusun Salak Desa Semoyo, Pathuk Kab. Gunung Kidul Desa Semoyo merupakan salah satu desa di
Lebih terperinciPROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK
POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK Hutan rakyat sudah lama ada dan terus berkembang di masyarakat. Manfaat yang diperoleh dari hutan rakyat sangat dirasakan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Semarang, 11 September 2012 ABSTRACT
Persepsi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Rakyat di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Wakhidah Heny Suryaningsih 1, Hartuti Purnaweni 2, dan Muniffatul Izzati 3 1,2,3 Magister Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang mampu dan dapat diperbaharui. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang besar peranannya dalam berbagai aspek kehidupan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIOGAS UNTUK USAHA KEMANDIRIAN ENERGI RUMAH TANGGA SEKALIGUS IKUT SERTA DALAM UPAYA MENDUKUNG GERAKAN KONSERVASI LINGKUNGAN
PEMANFAATAN BIOGAS UNTUK USAHA KEMANDIRIAN ENERGI RUMAH TANGGA SEKALIGUS IKUT SERTA DALAM UPAYA MENDUKUNG GERAKAN KONSERVASI LINGKUNGAN -mitigasi berbasis lahan- (Juli 2016 Desember 2017) Lokasi : Desa
Lebih terperinciKELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi Hastuti Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas berada di Desa Gerbo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Untuk mencapai
Lebih terperinciRyke L.S. Siswari *)
SDSN CIBUBUR 11 PAGI Mengajarkan Cinta Menanam di Keriuhan Jakarta Ryke L.S. Siswari *) Tidak salah bila Sekolah Dasar Standar Nasional ( SDSN) Cibubur 11 Pagi, Jakarta ditetapkan sebagai terbaik tingkat
Lebih terperinciTabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015
2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi
Lebih terperinciPROGRAM WASH LAPORAN AKHIR (WATER ACCES SANITATION AND HYGIENE) DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG, BALI, 2013
LAPORAN AKHIR PROGRAM WASH (WATER ACCES SANITATION AND HYGIENE) DESA PELAGA, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG, BALI, 2013 Oleh: I Gde Suarja (Koord. Program JANMA) Gede Yasa Utama (FO WASH) i DAFTAR
Lebih terperinciJudul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)
Judul Pelaksana Fokus Area Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh) Mitigasi Berbasis Lahan Kerangka Presentasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain-lain merupakan sumber daya yang penting dalam menopang hidup manusia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam baik sumber daya alam terbaharukan maupun tidak. Udara, lahan, air, minyak bumi, hutan dan lain-lain merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Fungsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undangundang tersebut, hutan adalah suatu
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA JUNI 2013
LAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA 10 11 JUNI 2013 Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA KERJASAMA JANMA, PT. TIRTA INVESTAMA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan sebagai bagian dari sumber daya alam nasional memiliki arti dan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan lingkungan hidup. Hutan memiliki
Lebih terperinciGLOBAL BUSINESS OPPORTUNITY
GLOBAL BUSINESS OPPORTUNITY PT. GMN didirikan tahun 2005 dengan basis usaha teknologi telekomunikasi & informasi. FC Malang FC ACEH Cikarang Denpasar Bekasi Tangerang PT. GMN didirikan tahun 2005 dengan
Lebih terperinciBogor, November 2012 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan. Dr. Ir Kirsfianti L. Ginoga, M.Sc
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Prosiding Workshop MRV dalam rangka REDD+ di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Prosiding ini merupakan hasil dari workshop dengan judul yang sama yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI KKN-PPM merupakan media penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan masyarakat. KKN- PPM adalah upaya perwujudan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN-PPMdi Universitas Udayana. PPK
Lebih terperinciGerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah
Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Nama Inovasi Gerakan Rumah Pintar Petani Jawa Tengah Produk Inovasi Rumah Pintar Petani Mendukung Kedaulatan Pangan Penggagas Ir. Suryo Banendro, MP Kelompok Inovator
Lebih terperinciRantai Perdagangan Kehutanan
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924; Email:
Lebih terperinci[kode. kegiatan : I. 39]
[kode kegiatan : I. 39] KAJIAN POTENSI BEBERAPA SPESIES TANAMAN DI KEBUN RAYA PURWODADI TERHADAP KETERSEDIAAN AIR TANAH peneliti: Agung Sri Darmayanti, S.Tp Ir. Solikin, M.P Esti Endah Ariyanti,, M.Sc.
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR)
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI KELURAHAN SADAR BENCANA (KELURAHAN BANJAR-SERASAN KEC.PONTIANAK TIMUR) 1 Lab.Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/SKPD : Kelurahan Banjar-Serasan Kec.Pontianak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Konservasi No. 5 Tahun 1990, sumberdaya alam hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap sumber daya hutan. Eksploitasi hutan yang berlebihan juga mengakibatkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan tekanan yang semakin besar terhadap sumber daya hutan. Eksploitasi hutan yang berlebihan juga mengakibatkan menurunnya produktivitas
Lebih terperinciKARANGANYAR, Hutan Sehat, Desa Sehat Oleh : Endang Dwi Hastuti*
KARANGANYAR, Hutan Sehat, Desa Sehat Oleh : Endang Dwi Hastuti* Berjarak sekitar 7 kilometer dari ibu kota kabupaten, Desa Karanganyar berada di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
Lebih terperinciMENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta
MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta ABSTRAK : Arah kebijakan pembangunan hutan rakyat diarahkan pada wilayah-wilayah prioritas
Lebih terperinciBAB II. PERENCANAAN KINERJA
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciSINTESA HASIL PENELITIAN RPI AGROFORESTRI TAHUN
SINTESA HASIL PENELITIAN RPI AGROFORESTRI TAHUN 2012-2014 TUJUAN untuk merumuskan model agroforestry yang dapat diterapkan dengan mempertimbangkan aspek budidaya, lingkungan dan sosial ekonomi SASARAN
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENEBANGAN POHON DAN/ATAU PEMINDAHAN TAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011
PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011 1. PROFIL KABUPATEN BANTUL 1.1. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara
Lebih terperinciMemperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Indriani Fauzia, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan Indonesia merupakan salah satu hutan tropis di dunia dan ditempatkan pada urutan kedua dalam hal tingkat keanekaragaman hayatinya dan ditempatkan diurutan
Lebih terperinciVI. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT Sejarah Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat
73 VI. GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT 6.1. Sejarah Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Hutan sebagai asset dan modal pembangunan nasional memiliki potensi dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Waktu penelitian dari bulan Agustus - September 2014.
Lebih terperinciAKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR
AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian. Masyarakat Bali aktif berperan serta dalam pembangunan sektor pertanian. Menginjak tahun 1980
Lebih terperinciBAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1. Program Dengan pengidentifikasian dan memprioritaskan masalah maka munculah usaha pemecahan-pemecahan masalah. Usaha-usaha tersebut merupakan program-program yang
Lebih terperinci3.3.(1) Kawasan Pemberdayaan Desa Adat di
3.3.(1) Kawasan Pemberdayaan Desa Adat di Sanur, Bali Pantai Matahari Terbit Tipe kegiatan: Perencanaan kota dan koordinasi perencanaan kota. Inisiatip dalam manajemen perkotaan: Pelibatan seluruh stakeholders
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan
252 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Perairan Sagara Anakan memiliki potensi yang besar untuk dikelola, karena berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, lapangan kerja, transportasi,
Lebih terperinci3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.2 1. Tempat pelestarian hewan langka orang hutan di Tanjung Puting bertujuan agar Tidak merusak pertanian dan mampu berkembangbiak
Lebih terperinciKONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik
KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik Latar Belakang: Penghutan kembali atau reboisasi telah banyak dilakukan oleh multipihak untuk menyukseskan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK
Lebih terperinciBELANJA LANGSUNG DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DPA-SKPD 2.2 PEMERINTAH KOTA DENPASAR URUSAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAH KOTA DENPASAR DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DPASKPD. BELANJA LANGSUNG URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI :.0. PERTANIAN :.0.0. DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Lebih terperinciMemanen Air Hujan, Menyuburkan di Hulu, Mengendalikan Banjir di Hilir, Memakmurkan Masyarakat: Studi Kasus Banjir Sampang
Memanen Air Hujan, Menyuburkan di Hulu, Mengendalikan Banjir di Hilir, Memakmurkan Masyarakat: Studi Kasus Banjir Sampang Widya Utama, M. Syafiuddin, M. Singgih Purwanto, Melisa, Anik Hilyah Jurusan Teknik
Lebih terperinciDINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan Dan Kehutanan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
Lebih terperinciKisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata
Lampiran 1 Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata No Tujuan A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk B. membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Desa Kepuharjo salah satu desa yang berada di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Desa ini didominasi hutan rakyat. Awang (2001). mengemukakan bahwa, hutan rakyat
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciU R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00
Urusan Pemerintahan Organisasi : : 2.02 URUSAN PILIHAN Kehutanan 2.02.01 Dinas Kehutanan KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,200,000,000.00 00 00 1 2 Retribusi Daerah 3,200,000,000.00
Lebih terperinciII. PANITIA PELAKSANA KEGIATAN, MODERARTOR DAN NARASUMBER
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) GULARAYA TAHUN 2014-2023 DI KECAMATAN BUKE KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan
51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang
Lebih terperinciPengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
Geografi Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS
PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN KARANGASEM MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS Oleh Dosen Pembimbing : Kd. Ayu Novita Prahastha Dewi : Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang- Undang tersebut, hutan adalah
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 48 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA UNTUK KEGIATAN PENANAMAN MASSAL DALAM RANGKA PROGRAM GREEN SCHOOL
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN TEMATIK REVOLUSI MENTAL UNIVERSITAS UDAYANA TEMA: INDONESIA BERSIH, INDONESIA TERTIB, DAN INDONESIA MELAYANI
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN TEMATIK REVOLUSI MENTAL UNIVERSITAS UDAYANA TEMA: INDONESIA BERSIH, INDONESIA TERTIB, DAN INDONESIA MELAYANI JUDUL KEGIATAN: GERAKAN REVOLUSI MENTAL TANPA MENINGGALKAN
Lebih terperinciLampiran 1 Panduan wawancara untuk masyarakat a. Pertanyaan umum
LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1 Panduan wawancara untuk masyarakat a. Pertanyaan umum 1. Apakah mata pencaharian utama dan sampingan Bapak/Ibu saat ini? 2. Berapa jumlah tanggungan Bapak/Ibu? 3. Apakah pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 53 TAHUN 2001 T E N T A N G IJIN USAHA HUTAN TANAMAN (IHT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1. Definisi dan Batasan Hutan Rakyat Hutan menurut Undang-undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan diartikan sebagai suatu kesatuan ekosistem
Lebih terperinci2 Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.830, 2015 KEMEN LH-K. Hasil Hutan. Hutan Hak. Penatausahaan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/MenLHK-II/2015 TENTANG PENATAUSAHAAN
Lebih terperinciBAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL
BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL 1.1 Permasalahan Berdasarkan survey dan observasi lapangan serta wawancara yang telah dilakukan kepada perangkat Desa khususnya Kepala Desa dan warga sekitar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang
Lebih terperinciLAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility)
LAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility) Menuju Pelestarian Sumberdaya Air Nirmala Convention Center, Denpasar-Bali 2 Desember 2016 Oleh : FORUM DAS BADUNG DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang RI No. 41 tahun 1999, hutan rakyat adalah hutan yang
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Rakyat Dalam Undang-Undang RI No. 41 tahun 1999, hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh diatas tanah yang dibebani hak milik (Departeman Kehutanan dan Perkebunan, 1999).
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR TAHUN 2006
LAPORAN AKHIR TAHUN 2006 YAYASAN WISNU Januari Desember 2006 LATAR BELAKANG Yayasan Wisnu adalah organisasi non pemerintah, nirlaba yang didirikan di Bali pada tanggal 25 Mei 1993, bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PENGGUNAAN DANA PADA POS TAK TERSANGKA DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2006 BUPATI BADUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya hutan pada masa lalu banyak menimbulkan kerugian baik secara sosial, ekonomi, dan ekologi. Laju angka kerusakan hutan tropis Indonesia pada
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN STRATEGIS
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Program Pendampingan Keluarga (PPK) merupakan program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksanaan program KKN
Lebih terperinciPP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)
Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU. Mohammad Shoimus Sholeh
1 PENGARUH TINGKAT PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI SAWI (Brassica Juncea L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Mohammad Shoimus Sholeh Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN KULIT KAKAO MELALUI MESIN PENCACAH DAN PENGHANCUR, PADA SUBAK ABIAN DAN KELOMPOK TERNAK GUBUG
PEMANFAATAN KULIT KAKAO MELALUI MESIN PENCACAH DAN PENGHANCUR, PADA SUBAK ABIAN DAN KELOMPOK TERNAK GUBUG I Ketut Suherman, ST.,MT.; Achmad Wibolo, ST.,MT.; I Nengah Darma Susila, ST.,M.Erg. Jurusan Teknik
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN
105 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Penelitian ini memfokuskan kepada upaya untuk memahami persepsi dan strategi petani di dalam menjalankan usaha tanaman kayu rakyat. Pemahaman terhadap aspek-aspek
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN
POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN Suwarno Asisten Direktur Perum Perhutani Unit 2 PENDAHULUAN Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit 2 berdasar Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2010 mendapat
Lebih terperinci