BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.
|
|
- Leony Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian. Masyarakat Bali aktif berperan serta dalam pembangunan sektor pertanian. Menginjak tahun 1980 masyarakat Bali mulai beralih pada sektor pariwisata. Pembangunan sektor pariwisata berkembang dengan pesat. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sektor pariwisata, di antaranya menggali potensi masing-masing daerah, seperti keindahan alam, budaya dan agrowisata. Agrowisata menjadi salah satu daya tarik yang bisa dikembangkan untuk menjadi tujuan wisata para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.kebun salak merupakan salah satu agrowisata yang bisa menarik wisatawan. Salak Bali telah banyak dikenal wisatawan, khususnya domestik. Sebagai daya tarik wisata, kebun salak dapat memberi manfaat ekonomis bagi masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salak merupakan tanaman yang termasuk ke dalam suku Arecacea dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Snakes skin fruit, merupakan tanaman dengan batangnya yang tertutup rapat oleh plepah daun dan berduri pada pelepah dan tangkai daunnya. Salak mempunyai daging berwarna putih dan berbiji keras dan berwarna coklat kehitamhitaman(salacca edulis). Salak Bali berbeda dengan salak lainnya seperti salak pondoh, salak pondoh adalah salak yang berbuah kecil-kecil dengan rasanya gurih dan manis. 1 Tanaman salak dalam bahasa latinnya salacca edulis Reinw sinonim 1 ( diunduh tangggal 13 November 2014) 1
2 2 dari Sallaca Zalacca yang dibudidayakan di Bali, terutama di Kabupaten Karangasem sebagai varietas ambonensis (Sallaca Zalacca Var.Ambonensis) dan lebih dikenal sebagai salak Bali (Guntoro dkk.,1998:3). Masyarakat Bali disamping memanfaatkan buah salak untuk dikonsumsi dan bernilai ekonomi yang cukup tinggi, juga untuk pengembangan dan meningkatkan daya tarik wisata dan menjadi kegiatan agrowisata. Dengan demikian kebun salak sebagai daya tarik wisata memberikan kepada wisatawan untuk terlibat langsung bagaimana cara penanaman dan pemetikan buah salak dan dengan cara ini akan menambah ketertarikan dari para wisatawan untuk menikmati sajian yang ditawarkan destinasi yang termasuk paket kebun. Atraksi wisata lain yang bisa ditawarkan yaitu jasa kuliner, trekking, round village/keliling desa serta menikmati aktivitas masyarakat keseharian. Adapun aktivitas masyarakat, contohnya adalah berkebun, sosial budaya serta kegiatan keagamaan yang bisa dirangkum dalam satu paket wisata kebun.berdasarkan data yang diperoleh sekitar 81,120% atau hektar wilayah desa ini digunakan sebagai areal perkebunan salak 2 sebagai tanaman buah mempunyai daya tarik sendiri untuk dikembangkan dengan memanfaatkan kebun salak. Dalam Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mewajibkan Pemerintah Provinsi Bali untuk mengembangkan sumber daya produktif daerah. Dengan mengembangkan sumber daya produktif daerah, akan menambah destinasi yang akan dikunjungi oleh para wisatawan. Ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi Bali, disamping melihat dan menyaksikan seni budaya juga 2 Agro Kebun Salak Sibetan www. diunduh tanggal 10 Januari 2015
3 3 dapat menikmati wisata kebun. Melalui wisata kebun, petani buah salak tidak hanya memikirkan bagaimana pemasaran buah salak, karena pada saat panen raya mengalami penjualan dengan harga yang sangat rendah. Selain buah salak buah lokal Bali yang dikembangkan dan dibudidayakan di Bali seperti alpukat, mangga, rambutan, duku, jeruk, siem/keprok, belimbing, manggis, nangka, durian, jambu biji, jambu air, jambu bol, sawo, pepaya, pisang, nenas, anggur, sukun, sirsak dan melinjo juga mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai kebutuhan untuk konsumsi masyarakat juga untuk para wisatawan. Keragaman buah yang dimiliki Bali sebagai potensi untuk ditingkatkan juga menambah beragam bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan para wisatawan. Pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat disamping kegunaannya untuk konsumsi juga sebagai keperluan upacara keagamaan di Bali. Untuk para wisatawan pemenuhan kebutuhannya sangat bermanfaat sekali karena mengetahui dan merasakan buah lokal sebagai buah khas Bali salah satunya adalah salak. Buah salak Bali mempunyai rasa khas dan unik. Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota sebagaimana tertuang dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Dengan adanya Undang-undang Kepariwisataan maka usaha wisata dengan potensi buah lokal dapat dipakai sebagai daya tarik wisata. Potensi buah lokal yang dapat dikembangkan adalah kebun salak dan didalamnya termasuk berbagai kegiatan berkebun dari petani
4 4 salak mulai dari penanaman bibit sampai olahan buah. Selama ini dengan menjual buah salak pada saat musim raya harga sangat murah dan para petani penghasilannya menjadi kecil. Untuk pengembangan potensi buah lokal yang dimiliki Bali sebagai daya tarik wisata diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran tujuan kunjungan wisatawan. Dengan keunikan yang dimiliki dimana masyarakat Bali pada umumnya menggantungkan hidupnya dari pertanian, dapat memahami potensi yang dimiliki. Dengan mengetahui potensi yang dimiliki akan menjadi pemikiran positif untuk pengembangan buah lokal sebagai kegiatan atau usaha untuk menarik wisatawan untuk datang. Ternyata, buah lokal disamping memiliki keunikan juga memiliki keindahan, ini tercermin dari penggunaan buah lokal sebagai sarana upacara keagamaan di Bali. Kebutuhan buah lokal masyarakat Bali dan wisatawan sangat tinggi, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, produksi buah andalan Bali pada akhir 2012 untuk jeruk sebanyak ton, mangga ton, dan salak sebanyak ton. Data tersebut memperlihatkan buah lokal seperti jeruk, mangga, dan salak mempunyai potensi untuk memenuhi konsumsi buah lokal untuk masyarakat dan wisatawan. Dalam industri pariwisata mensyaratkan buah harus berkualitas dan memenuhi persyaratan tertentu menyebabkan penyerapan buah lokal rendah 3 dengan meningkatkan potensi kebun buah menjadi alternatif positip untuk sebagai strategi pemasaran. Untuk membuat 3 ( tanggal 5 Oktober 2014)
5 5 daya tarik wisata maka diperlukan upaya untuk mengetahui potensi yang dimiliki perkebunan buah di Bali. Dengan potensi geografis serta kepedulian masyarakat terhadap budi daya buah lokal yang dimilikinya maka diperlukandalam meningkatkan pengembangan kebun buah lokal sebagai daya tarik wisata. Pengembangan kebun buah lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah kebun salak, karena kebun salak merupakan hamparan kebun yang luas yang ada di Desa Sibetan memerlukan pengembangan untuk menjadi daya tarik wisata. Terkenalnya Bali sebagai daya tarik wisata di bidang seni budaya dan agama juga dari buah lokal yang dihasilkan seperti buah salak, para wisatawan manca negara maupun wisatawan nusantara begitu mendengar buah salak maka langsung menyebut Desa Sibetan sebagai pusat buah salak.desa Sibetan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem memiliki ketinggian sekitar meter di atas permukaan laut, merupakan daerah lahan kering beriklim basah dengan jenis tanah yang dominan laterit (Guntoro, dkk., 1998). Salak Sibetan sampai hari ini masih menjadi primadona walaupun salak telah berkembang di daerah-daerah sekitarnya dan beberapa kabupaten di luar Kabupaten Karangasem, seperti Gianyar, Bangli, Badung, Tabanan, dan Buleleng, namun kenyataannya salak Sibetan tetap merupakan primadona, karena rasa buahnya berbeda dengan buah salak daerah lainnya seperti salak pondoh yang ada di Yogyakarta.
6 6 Menurut sebuah sumber dari tokoh masyarakat Desa Sibetan I Nyoman Sepel Dyantara (45 tahun) menyebutkan Lontar peninggalan Ki Dukuh Sakti yang menyebutkan sejarah asal mula salak Bali terdapat dalam lontar yang tersimpan di Pura Penataran Desa Adat Sibetan, masyarakat sangat menghormatinya dan sampai sekarang kebun salak masih berkembang dan lestari di Desa Sibetan (wawancara 12 Januari 2015). Lontar yang tersimpan di Pura Penataran Desa Adat Sibetan menyebutkan lebih lanjut salak pertama kali ditanam di Desa Sibetan dari jenis-jenis salak liar, oleh seorang pertapa bernama Ki Dukuh Sakti, di Dusun Dukuh, ujung selatan Desa Sibetan. Dengan adanya sumber lontar tersebut kebun salak yang sebagian besar dimiliki masyarakat Desa Sibetan akan tetap bertahan dan berkelanjutan. Sesuai dengan perkembangan pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis, salak merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan daerah Bali. Pertanian dengan komoditas buah salak sebagai buah unggulan di daerah Bali sebagai potensi yang dapat dikembangkan. Selama ini buah salak hanya dikembangkan dalam pemasaran buah dan olahan buah, namun dengan perkembangan pariwisata Bali saat ini, sangat berpeluang untuk pengembangan kebun salak sebagai salah satu upaya menambah daya tarik destinasi wisata. Pengembangan kebun salak sebagai destinasi wisata sangat berpeluang besar. Kebun salak yang ada di Desa Sibetan sebagian besar dimiliki warga masyarakat setempat terlihat sebelah kanan dan kiri jalan terhampar kebun buah salak. 4 Dengan potensi kebun salak yang ada serta produksi salak dengan sedikitnya terdiri atas 15 jenis varietas buah salak. Dengan 15 jenis buah salak 4 (Kebun Salak. Pertiwi F., 2014, diunduh tanggal 4 Nopember 2014)
7 7 juga masing-masing yang ada saat ini seperti salak Gula Pasir memiliki keunggulan dengan harga 3 sampai 4 kali dari harga salak biasa. Potensi alam yang dimiliki Desa Sibetan tersebut belum dikembangkandengan baik sebagai daya tarik wisata. Upaya-upaya pengembangan kebun salak sebagai daya tarik wisata sudah dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat seperti Kelihan Adat dan pelaku wisata lokal Desa Sibetan sebagai pengelola agrowisata yang tergabung dalam satu kelompok Tani Dukuh Lestari. Potensi yang dimiliki Desa Sibetan dan telah dikembangkan sebagai agrowisata mulai awal tahun 1997 belum dikembangkan dengan baik, dengan pengembangan saat ini yang bergabung dengan Jaringan Ekowisata Desa (JED) mulai tahun 2002 sampai sekarang dapat meningkatkan kebun salak sebagai daya tarik wisata. Di samping itu kondisi lingkungan internal dan eksternal kebun salak di Desa Sibetan sangat berpengaruh dalam pengembangannya sebagai daya tarik wisata. Terlebih lagi kekuatan internal dengan adanya pararem yang dikeluarkan Parajuru Adat Desa Sibetan untuk pelestarian dan penggunaan buah lokal menjadikan kebun salak mempunyai perlindungan terhadap pelestariannya. Dengan adanya pararem masyarakat secara langsung akan mentaatinya. Keberadaan dari kebun salak secara internal sangat kuat untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Partisipasi masyarakat, lingkungan alam yang berbukit, pemandangan dengan view ke laut serta kondisi tanah yang subur dan pararem menjadi sebuah kekuatan internal yang dapat dikembangkan. Namun dari kekuatan internal yang dimiliki belum ada usaha-usaha untuk meningkatkan
8 8 kekuatan yang dimiliki. Bila kekuatan internal yang dimiliki terus dikembangkan maka Desa Sibetan akan menjadi sebuah destinasi daya tarik wisata yang cukup andal. Dengan mengetahui kondisi lingkungan internal menjadi sebuah kajian lebih mendalam untuk pengembangannnya sebagai daya tarik wisata. Lingkungan eksternal dari kebun salak yang menjadi ancaman adanya faktor-faktor yang berpengaruh kepada masyarakat terutama penyediaan akomodasi wisata dengan alih fungsi lahan. Dengan berkembangnya masyarakat serta kebutuhan lahan maka alih fungsi lahan dengan penyediaan akomodasi wisata menjadi ancaman yang perlu mendapatkan perhatian. Disamping kurangnya perhatian pemerintah terhadap pelestarian lingkungan kebun salak. Adanya alih fungsi lahan yang dimanfaatkan investor untuk usaha dan juga adanya pengembangan lahan menjadi rumah dan perumhan sebagai dampak dari perkembangan wilayah dan persebaran penduduk yang mulai mendapat pengaruh dari luar. Dengan perkembangan pariwisata yang sangat pesat saat ini dimana kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali dari tahun 2014 sekitar orang 5 berdasarkan data ini dapat dikatakan adanya potensi yang dapat dikembangkan seperti wisata kebun, dengan wisata kebun maka wisatawan akan diajak untuk melakoni sebagai petani kebun salak, memetik buah salak serta merasakan enaknya buah salak, disamping itu dengan program paket wisata kebun akan menjadikan kebun salak mempunyai daya tarik wisata untuk dikembangkan. Saat ini strategi yang diterapkan belum maksimal sehingga diperlukan strategi dan 5 ( id =11 diunduh tanggal 27 Maret 2015)
9 9 program yang relevan dalam pengembangan kebun buah salak menjadi daya tarik wisata. Dalam laporan akhir tahun 2013 Jaringan Ekowisata Desa yang dimiliki oleh masyarakat Kiadan Plaga, Dukuh Sibetan, Tenganan Pageringsingan, Nusa Ceningan dan sebuah yayasan lingkungan hidup yaitu Yayasan Wisnu, sebuah unit yang dimiliki bersama bergerak di bidang pariwisata berbasis masyarakat dan lingkungan. Dalam laporan akhir tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan di empat desa tersebut yang tergabung dalam Jaringan Ekowisata Desa (JED) sebanyak 464 orang tahun 2013, wisatawan yang berkunjung ke Desa Sibetan sebanyak 44 wisatawan. Sebagai perbandingan dalam laporan akhir tahun tersebut data kunjungan ke Desa Sibetan tahun 2011 sebanyak 35 wisatawan, tahun 2012 sebanyak 27 wisatawan dan tahun 2013 sebanyak 44 wisatawan dan tahun 2014 sebanyak 25 orang wisatawan (Laporan Akhir JED tahun 2014). Melihat data dari kunjungan wisatawan ke Desa Sibetan yang tidak ada kenaikan dalam perkembangannya memerlukan strategi dan program yang relevan menjadi sangat penting, karena dapat meningkatkan partisipasi serta keterlibatan masyarakat untuk mendukung pengembangan kebun buah salak menjadi daya tarik wisata di Desa Sibetan. Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Buah Lokal. Dengan adanya peraturan ini, adanya kepedulian Pemerintah Bali terhadap kawasan buah lokal. Buah salak sebagai salah satu monokultur yang terdapat di Desa Sibetan menjadi pertimbangan untuk terus dikembangkan. Dengan pengembangan yang
10 10 lebih mengarah kepada potensi serta meningkatkan peran serta masyarakat sehingga strategi dan program relevan akan dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun potensi yang dimiliki Desa Sibetan yaitu kebun salak belum berkembang dengan baik menjadi daya tarik wisata, kondisi lingkungan internal dan eksternal kebun salak dan strategi dan program yang relevan sebagai daya tarik wisata belum dapat dikembangkan dengan baik. Potensi yang dimiliki belum dikembangkan dengan baik tersebut perlu diadakan penelitian untuk pengembangan kebun salak dalam meningkatkan daya tarik wisata di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakondisi lingkungan internal kebun salak di Desa Sibetan untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata? 2. Bagaimana kondisi lingkungan eksternal kebun salak di Desa Sibetan untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata? 3. Bagaimana strategi dan program pengembangan yang relevan dalam pengembangan kebun salak menjadi daya tarik wisata di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan kedua pokok permasalahan tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai tersebut di bawah ini.
11 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dan program pengembangan kebun salak dalam meningkatkan daya tarik wisata di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasikondisi lingkungan internal kebun salak di Desa Sibetan untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata. 2. Mengidentifikasi kondisi lingkungan eksternal kebun salak di Desa Sibetan untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata. 3. Merumuskan strategi dan program yang relevan dalam pengembangan kebun salak menjadi daya tarik wisata di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Secara teoritis terpentingdalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam menambah wawasan pengetahuan tentang pengembangan kebun salak sebagai daya tarik wisata dan juga menambah pengetahuan tentang peran masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan (Community Based Tourism Development). 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan secara konseptual tentang keragaman produk wisata dengan memanfaatkan peran pemerintah, masyarakat/partisipasi masyarakat serta pelaku pariwisata dalam pengembangan kebun salak sebagai daya tarik wisata.
12 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menemukan produk wisata baru khususnya di Desa Sibetansehingga menambah keanekaragaman produk wisata atau diversifikasi daya tarik wisata di Kabupaten Karangasem. Keanekaragaman produk wisata atau diversifikasi daya tarik wisata bermanfaat bagi masyarakat Desa Sibetan. Hasil penelitian ini diharapkan juga menjadi bahan masukan bagi instansi terkait, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem dalam menentukan kebijakan mengembangkan kebun salak dalam meningkatkan daya tarik wisata di Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem.
dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terbaik yang ada di Indonesia bahkan dunia. Keindahan alam yang sangat beraneka ragam, mulai dari laut serta karangnya sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, sehingga keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tiga terbesar di dunia. Kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan bangsa yang dapat meningkatkan perekonomian.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali, merupakan barometer perkembangan pariwisata nasional. Pulau ini tidak hanya terkenal di dalam negeri tetapi juga di mancanegara. Sektor pariwisata menjadi
Lebih terperinciPerkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif
A. LATAR BELAKANG Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penman, yang antara lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia agribisnis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia umumnya merupakan suatu sistem pertanian rakyat dan hanya sedikit saja yang berupa sistem perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciagrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari
II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lumajang merupakan dataran yang sangat subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru (3.676 meter), Gunung Bromo (2.392 meter) dan Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian dan perkebunan memegang peranan penting di Indonesia. Hal ini didukung oleh faktor letak geografis Indonesia yang mendukung untuk sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pola Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2012
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang buah masyarakat mutlak akan mempengaruhi permintaan buah di Indonesia. Menurut Kementerian Pertanian (2011), terdapat tiga pola konsumsi buah terbesar di Indonesia,
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan
BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Profile Agrowisata Sutera Sari Segara Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Abiansemal di Kabupaten Badung dengan luas wilayah geografis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak sepet, tidak masam dan halus daging buahnya. (Gaertner) Voss yang telah lama dibudidayakan di Bali, terutama di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah salak adalah salah satu jenis buah-buahan asli Indonesia yang telah lama dibudidayakan. Seiring dengan meningkatnya produksi salak di Bali mengakibatkan jatuhnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Buah-buahan lokal merupakan buah yang varietas tanamannya asli dari Indonesia dan ditanam oleh petani Indonesia terlepas dari nama dan varietasnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian terfokus kepada peningkatan produksi, terutama pada peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khususnya pemerintah daerah dimana daya tarik wisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian tidak hanya mencakup kegiatan yang menghasilkan tanaman pangan saja, namun juga kegiatan yang bergerak dalam usaha untuk menghasilkan tanaman sayur-sayuran,
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor selama ini telah menunjukkan keberhasilan. Salah satu keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya pada sektor pariwisata. Pembangunan dibidang pariwisata
Lebih terperinciOleh : Slamet Heri Winarno
Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa sektor pariwisata merupakan penggerak perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Seiring dengan kebijakan otonomi daerah yang telah diterapkan sejak tahun 1999, masing-masing daerah harus bekerja keras untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Makro
Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu
Lebih terperinciPOTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP
POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP Ekowisata pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990) adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuan penyelenggaraan agrowisata adalah untuk memperluas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata adalah dunia yang universal, artinya siapapun akan menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dunia pariwisata adalah dunia yang universal, artinya siapapun akan menyatakan sama bahwa pariwisata itu adalah kebutuhan umat manusia di seluruh dunia, sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di negara beriklim tropis, memiliki tanah yang cukup subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa wilayah di Indonesia cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan bagi keluarga petani.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk dan sifat kegiatan yang ditawarkan. Perkembangan ini menuntut agar industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik, memiliki ruang lingkup, komponen dan proses pengelolaan tersendiri. Terkait dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Buah-buahan Lokal Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis buah-buahan yang diproduksi oleh negeri agraris ini. Melihat jumlah produksi yang cukup
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal
PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi alam yang sangat indah dan sangat memukau. Kesuburan tanahnya, keragaman flora dan faunanya, bahkan hingga
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor non migas merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat dibutuhkan Indonesia dalam mendukung perekonomian nasional. Selama beberapa tahun terakhir, sektor
Lebih terperinciLAPORAN SEMINAR TUGAS AKHIR Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Rendang, Karangasem BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dijelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian dari penulisan Laporan Seminar Tugas Akhir Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan
Lebih terperinci2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata bahari merupakan salah satu jenis wisata andalan yang dimiliki oleh Indonesia, karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bali tidak hanya dikenal dari sektor pariwisata juga dikenal dari sektor pertanian. Pertanian merupakan kegiatan menanami tanah dengan tanaman yang nantinya menghasilkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR
STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR Oleh: WISNU DWI ATMOKO L2D 004 358 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu aset yangstrategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang mewah. Kesadaran akan pentingnya berwisata sebagai upaya relaksasi dari kejenuhan rutinitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyata bagi kita semua bahwa masih adanya ciri khas yang ada pada setiap daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buah lokal dari berbagai pelosok daerah tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi kita semua bahwa masih adanya ciri khas yang ada pada setiap daerah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis dengan wilayah geografi dataran tinggi dan dataran rendah yang didalamnya mencakup keragaman iklim, memiiki peluang yang besar
Lebih terperinci2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun
2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sejumlah pulau (Joko Christanto, 2010: 1). Pulaupulau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri atas ribuan pulau, sehingga diberi gelar sebagai Negara Kepulauan. Jumlah pulau yang ada di Negara Indonesia sejumlah
Lebih terperinciKOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)
KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh
Lebih terperinciPENDAHULUAN. menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. berkembang, sebagian besar penduduknya hidup bergantung pada bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang bercorak agraris, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang, sebagian besar penduduknya
Lebih terperinciUPAYA PELESTARIAN SALAK GULA PASIR MELALUI PELATIHAN DAN PEMBINAAN PETANI DENGAN TEKNIK PENCANGKOKAN DI DESA SIBETAN
PKMM-1-12-1 UPAYA PELESTARIAN SALAK GULA PASIR MELALUI PELATIHAN DAN PEMBINAAN PETANI DENGAN TEKNIK PENCANGKOKAN DI DESA SIBETAN Ni Nyoman Sarmiati, Ni Wayan Suparmi, Ni Made Ari Trisnawati Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kepariwisataan dewasa ini merupakan salah satu industri yang sangat berkembang. Seperti halnya di Indonesia, sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan
Lebih terperinciLEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser
Lebih terperinciDATA JUMLAH POHON, POHON PANEN, PRODUKSI,PROVITAS DAN HARGA TANAMAN BUAH-BUAHAN TAHUNAN DI PACITAN TAHUN 2010
Komoditi : Adpokat 1 Donorojo 517 86 4 0.41 2,000 2 Punung 2,057 427 8 0.19 2,000 3 Pringkuku 49,947 0 0 0 4 Pacitan 406 150 5 0.35 2,000 5 Kebonagung 590 590 19 0.33 1,750 6 Arjosari 1,819 1,327 7 0.05
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO
ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ) AGROPOLITAN PONCOKUSUMO Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang Email: hamdani_af@ymail.com Abstrak Pertumbuhan wilayah suatu daerah ditentukan oleh pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada pariwisata minat khusus atau yang salah satunya dikenal dengan bila diterapkan di alam, merupakan sebuah peluang besar
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia tidak terlepas dari kegiatan rutin di tempat kerja, di rumah, maupun di tempat lain. Aktivitas rutin tersebut dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya mengalami perkembangan yang positif. Keselarasan antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lombok merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menjadi destinasi wisata. Daya tarik wisata yang dimiliki merupakan daya tarik wisata alam dan budaya. Kondisi daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah Republik Indonesia karena sektor ini merupakan penghasil devisa bagi negara. Walaupun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bobonaro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan banyaknya potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi buah buahan mempunyai keragaman dalam jenisnya serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan. Selain itu, buah buahan juga bersifat
Lebih terperinciPusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan kawasan dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Lebih terperinci