LAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014
|
|
- Widya Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN HASIL PERTEMUAN KOORDINASI III KELOMPOK KERJA (POKJA) AYUNG LESTARI Bongkasa Pertiwi, 22 Januari 2014 Latar Belakang Bahwa keberadaan POKJA Ayung Lestari, dari hasil Workshop Pengelolaan DAS Ayung Secara Terpadu pada 26 Juli 2013 telah membuat kegiatan aksi berupa Pilot Program di Banjar Tinggan, Desa Pelaga sebagai titik awal untuk mengembangkan model Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu dan Berkelanjutan. Kegiatan program yang telah dilakukan antara lain : (i) rehabilitasi bak/bendung air di sumber air Tinggan, (ii) aksi penanaman 500 pohon Langgung di Banjar Tinggan (iv) Aksi Penanaman 525 Pohon Manggis di Subak Buangga dan penanaman 100 pohon Kelapa Gading di Desa Bongkasa Pertiwi, (iv) Pengembangan Biopori dan Sumur Resapan di Tinggan. Hasil pertemuan koordinasi II yang diselenggarakan di Bagus Agro Pelaga, 23 November 2013, menetapkan bahwa kelembagaan POKJA belum perlu dijadikan institusi tersendiri agar tidak menjadi saingan Forum DAS Badung yang telah eksis, dan untuk sementara tetap menjadi bagian dari program JANMA dalam upaya memperkuat pengembangan program Ayung Lestari. Kegiatan program yang dilakukan oleh POKJA lebih lanjut, tetap dikoordinasikan oleh JANMA sebagai lembaga yang menginisiasi terbentukan POKJA ini Menyadari keberadaan POKJA ini sangat penting dalam mendukung program Ayung Lestari, terutama dalam upaya mengajak para pihak (stakeholder) yang ikut memanfaatkan air dari Sungai Ayung, maka diharapkan agar para pihak tersebut ikut peduli dan berkontribusi dalam pelestarian daerah hulu DAS Ayung. Untuk itu perlu disusun gagasan dan rencana program dan rencana aksi POKJA kedepan yang bisa ditawarkan dan melibatkan para pihak. Karena itu, pertemuan POKJA ini dilakukan untuk mendiskusikan gagasan tersebut. Selama ini POKJA menjadi bagian dari program JANMA untuk menjalankan program CSR dari Aqua Mambal, sehingga untuk pengembangan kegiatan lebih lanjut, POKJA masih tetap berada dan menjadi bagian dari salah satu kegiatan program JANMA-Aqua. 1
2 Tujuan dan Keluaran Tujuan pertemuan adalah untuk menyusun rencana pengembangan program yang akan dilakukan oleh POKJA dalam Pengelolaan DAS Ayung Keluaran yang ingin dicapai, antara lain: (i) Teridentifikasi gagasan rencana kegiatan program yang akan dikembangkan dalam pengelolaan DAS Ayung secara terpadu ke depan (2014). (ii) Teridentifikasi stakeholder yang bisa terlibat dan ikut berkontribusi dalam mendukung pengembangan program pengelolaan DAS Ayung dalam mendukung terwujudnya Ayung Lestari. Tempat dan Waktu Pertemuan Koordinasi tim Pokja Ayung Lestari yang ketiga ini, dilaksanakan di Kantor Desa Bongkasa Pertiwi, selama sehari pada 22 Januari Peserta dan fasilitator Peserta yang hadir dalam pertemuan adalah anggota tim POKJA sebanyak 11 orang (seperti dalam Tabel 1). Untuk memperlancar proses diskusi dan menggali gagasan aksi program lebih lanjut, selama proses diskusi difasilitasi oleh fasilitator (IB. Manu Deresta). Sedangkan sebagai Narasumber untuk memberikan penjelasan tentang berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pokja, adalah I Made Sudarma dan I Gde Suarja. Tabel 1. Daftar Nama Tim POKJA Ayung Lestari No Nama Instansi Telp 1 Dr. Ir. Made Sudarma, M.S PPLH Unud Forcy Tjandra (Kepala Pabrik) PT. Tirta Investama (Aqua) Ida Ayu Eka Pratiwi PT. Tirta Investama (Aqua) I G Bagus P PT. Bagus Agro Pelaga A.A. Ambara Dewi Distanbunhut Kab. Badung I. B Gde Wirawan Distanbunhut Kab. Badung
3 7 Made Budiasa BKSDA Sangeh I Md Suarjana Kades Bongkasa Pertiwi Wyn. Gede Subawa Tokoh Masy. Banjar Kiadan I Gde Suarja Janma Ir. Made Adi Putra, MS Ketua Forum DAS Badung Pelaksana Kegiatan pertemuan ini diselenggarakan dan difasilitasi bersama oleh JANMA dan PT Tirta Investama (AQUA Bali). Proses dan Hasil Pertemuan 1. Identifikasi Permasalahan DAS Ayung : Tahap awal pertemuan, diawali dengan refleksi kembali beberapa permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan DAS Ayung sebagaimana yang telah dibahas baik dalam Pra Workshop Pengeloalan DAS Ayung Terpadu pada 8 Juli 2013 maupun Workshop Pengelolaan DAS Ayung Secara Terpadu 26 Juli 2013, untuk dijadikan landasan untuk menyusun rencana kegiatan program tahun Beberapa permasalahan yang terjadi, antara lain : Berkurangnya penutupan vegetasi permanen di bagian tengah dan hulu DAS akibat perubahan tata guna lahan. Terjadinya kerusakan hutan di daerah hulu DAS Ayung. Budidaya tanaman yang tidak sesuai dengan kelas dan kemiringan lahan Tingginya tingkat erosi dan sedimentasi di bagian hulu DAS. Terjadinya pelanggaran sempadan sungai/jurang. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap kelestarian DAS. Rendahnya kemampuan masyarakat untuk melakukan usaha konservasi di hulu dan tengah DAS. Belum adanya internalitas pembiayaan untuk pengelolaan bersama DAS (cost sharing) Belum adanya KETERPADUAN pengelolaan DAS Ayung antar wilayah dan antar sektor (stakeholder) 3
4 Selain masalah tersebut di atas, dalam diskusi/tanya jawab anggota tim Pokja, ada beberapa isu yang dimunculkan yang juga perlu mendapat perhatian, antara lain : Jenis tanaman yang ditanam agar disesuaikan dengan kondisi iklim, ketinggian tempat dan keinginan masyarakat Perlu dipikirkan pengembangan tanaman konservasi yang lain seperti aneka jenis bambu Perlu dijembatani atau difasilitasi antara produksi petani dengan pemasaran (pasar) untuk membuka akses pasar produk pertanian yang dihasilkan masyarakat. Artinya kegiatan diperluas untuk memperkuat rantai pemasaran produk pertanian di Plaga, misalnya melakukan pasar bersama atau festival produk pertanian untuk mengundang buyer. Program yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Pengembangan kegiatan program sebaiknya diperluas pada banjar lainnya di daerah hulu Bentuk dukungan kegiatan program lain yang menyentuh kebutuhan masyarakat perlu dikembangkan seperti Jamban sehat, dll. Forum DAS Badung dan Dinas Pertanian Badung, perlu memfasilitasi kegiatan pertemuan dengan mengundang stakeholder/user lain yang ikut terlibat dalam memanfaatkan air dari sungai Ayung guna ikut memberikan kontribusi pendanaan, misalnya PDAM Badung dan Forum Rafting Ayung. 2. Identifikasi Stakeholder DAS Ayung Tahap kedua, direfleksikan dan dipaparkan stakeholder yang terlibat dalam memanfaatkan air dari DAS Ayung baik untuk keperluan irigasi, pariwisata maupun sumber air minum, baik yang diperoleh dari hasil penelusuran/transek yang dilakukan oleh JANMA maupun tambahan informasi dari anggota tim Pokja. Identifikasi para pihak (stakeholder) DAS Ayung ini penting untuk bisa dijajaki keterlibatanya oleh Pokja dalam memberikan kontribusi terhadap rencana kegiatan pengelolaan DAS Ayung secara terpadu tahun Beberapa nama stakeholder yang telah teridentifikasi antara lain adalah seperti terlihat pada Tabel 2 berikut. 4
5 Tabel 2. Nama-Nama Stakeholder yang Terdapat Dalam Wilayah DAS Ayung a. Stakeholder di daerah Hulu No Nama Instansi/ Yayasan/Perusahaan Bidang usaha/kegiatan yang dijalankan Lokasi Contact Person 1. Yayasan Wisnu Bergerak di pemberdayaan masyarakat pedesaan dengan konsep pengembangan eko wisata. Desa Belok Sidan Bu Denik / PT. Bagus Agro Pelaga (BTDC) Bergerak di bidang jasa akomodasi hotel dan restaurant Desa Pelaga Putu Suardana United Beverage Bali (UBB Wine) Pabrik produksi wine strawberry Br. Auman, Pelaga Prayoga Surya Dewata Rafting Jasa rafting, restaurant dan jasa akomodasi. Br. Pangsan, Petang Nym. Kitha BPP Petang Penyuluh kehutanan kecamatan petang Pelaga Nym. Suardana b. Stakeholder di daerah Tengah No Nama Instansi/ Yayasan/Perusahaan Bidang usaha/kegiatan yang dijalankan Lokasi Contact Person 1. Ayung River Rafting and Elephant Camp Bergerak di bidang jasa rafting, restaurant dan Carangsari Nym. Patra 5
6 wisata dengan fauna gajah. 2. Bahama Rafting Bergerak di bidang jasa rafting dan restaurant 3. Puri Rafting Bergerak di bidang jasa rafting dan restaurant Carangsari Carangsari Putu Yoga Kt. Artana Yasa Yayasan Kembali Ke Desa Yayasan yang mempelopori Gerakan Kembali Ke Desa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan alam Carangsari Nym. Patra c. Stakeholder di daerah Hilir No Nama Instansi/ Yayasan/Perusahaan Bidang usaha/kegiatan yang dijalankan Lokasi Contact Person 1. Dinas Pertanian, perkebunan dan kehutanan Kabupaten Badung Pengembangan program Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Puspem Badung IB Wirawan Forum DAS Badung Lembaga yang bergerak dalam pengelolaan kawasan Das Ayung 3. Yayasan Korpri Pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Badung Denpasar Md. Gakus Adiputra Pak Wisnu murti
7 4. Yayasan Tri Hita Karana & Paguyuban Hotel Se Bali Bergerak memobilisasi pihak- pihak yang menekuni dunia pariwisata untuk melakukan program- program pelestarian lingkungan Denpasar Pak Wisnu PPLH Bali Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan lingkungan 6. BP DAS Provinsi Bali Badan pemerintah yang menjalankan fungsinya dalam pengelolaan DAS di Bali Denpasar Tuban, Badung Bu Catur Ade Supriatna Disamping stakeholder yang disebutkan di atas, beberapa stakeholder lain yang perlu dijajaki agar program CSRnya bisa diarahkan untuk memberikan kontribusi terhadap pengelolaan dan pelestarian DAS Ayung, antara lain: Perusahaan Coca Cola di Sembung, PDAM Badung, dan berbagai hotel dan restaurant yang beroperasi di dalam Wilayah DAS Ayung, yang secara administratif masuk kedalam Wilayah Kabupaten Badung. Diharapkan Forum DAS dan Distanbunhut Badung bisa menjajaki dan memfasilitasi hal tersebut. 3. Rencana kegiatan Pokja Ayung Lestari 2014 Dari refleksi tentang berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh POKJA maupun oleh JANMA dalam pengembangan DAS Ayung 2013, serta identifikasi berbagai permasalahan yang masih terjadi dalam pengelolaan DAS Ayung, sesi berikutnya dilakukan diskusi tentang Rencana Kerja/Kegiatan yang bisa dikembangkan oleh Pokja Ayung Lestari pada tahun Rencana kerja ini diharapkan dapat dijadikan acuan/referensi baik oleh Pokja, JANMA, Aqua, Forum DAS Badung maupun dinas terkait untuk mengembangkan program Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu lebih lanjut. Rencana kerja ini, nantinya akan disodorkan kepada stakeholder yang ada dan ikut berperan dalam memanfaatkan air di Sungai Ayung. Diharapkan para stakeholder ini ikut serta terlibat dan memberikan dukungan dalam 7
8 berbagai bentuk terhadap kegiatan POKJA menuju pengelolaan DAS Ayung terpadu dan berkelanjutan. Adapun Rencana Kegiatan POKJA Ayung Leatari Tahun 2014 adalah seperti terlihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Rencana Kegiatan Pokja Ayung Lestari 2014 No Isu/Masalah utama Tujuan yg diharapkan 1 Ada Sebagian Masyarakat belum mendapat akses air bersih di hulu 2 Adanya alih fungsi lahan yg cukup tinggi (Adanya budidaya tanaman semusim pada lahan di hulu yg kesesuainnya tergolong tidak sesuai) Terpenuhi kebutuhan air bersih masyarakat (minimal di Desa Belok Sidan dan Pelaga) Tindakan/ kegiatan yg diperlukan - Pengadaan Sarana dan Prasarana Air bersih, distribusi dan perawatan/ pemeliharaan. - Sosialisasi/ edukasi kepada masyarakt - Pembuatan terasering Lokasi Desa Bilok Sidan (Jempanang); Ds Pelaga (Semanik) Desa Pelaga, Bilok Sidan Stakeholder yang bisa terlibat/ berkontribusi Aqua, PDAM Badung, Forum Rafting. BP DAS, Aqua, PDAM Badung, Distanbunhut, 3 Penggunaan bahan- bahan kimia (pupuk dan pestisida) u/ pertanian di hulu dan tengah 4 Masih rendahnya kemampuan masyarakat untuk melakukan usaha konservasi di hulu DAS - Sosialisasi tentang pertanian sehat/organik - Pembuatan SL dan demplot pertanian organik - Pemahaman ttg penggunaan pupuk yang berimbang - Pengembangan laboratorium PO - Gerakan penanaman pohon kayu, bambu dan buah yang bernilai ekonomi. Belok Sidan (Jempanang) dan Pelaga Mambal, Bongkasa Pertiwi Desa Belok Sidan (Bon, Penikit, Jempanang) dan Pelaga, Buangga Carangsari Distanbunhut, aqua, Distanbunhut Badung, Aqua 6 Tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi di bagian hulu dan tengah - Sosialisasi ttg pentingnya terasering dan penanaman Desa Pelaga, Belok Sidan, Kecamatan Petang Aqua, PDAM, Distanbunhut (PLA) 8
9 pohon penguat teras - Pembuatan terasering 7 Terjadinya pelanggaran sempadan sungai/jurang 8 Masih kurangnya kesadaran dan partisipasi masy terhadap kelestarian SDA - Sosialisasi ttg UU kehutanan dan KSDA, RTRW - Sosialiasi/edukasi ttg pelestarian SDA dan hutan - Pembuatan sumur resapan dan biopori Sepanjang DAS Ayung (khususnya di Gianyar) Desa Pelaga, Belok Sidan, Mambal, Kecamatan Petang BLH Gianyar, Bappeda Badung dan Gianyar BLH Badung, Distanbunhut, Aqua, 9 Belum adanya kerjasama dalam pembiayan pengelolaan bersama (cost sharing) untuk pelestarian konservasi di hulu - Merancang model cost sharing dalam pengelolaan DAS Ayung dan melibatkan peran serta stakeholder. DAS Ayung dari hulu- hilir POKJA 10 Pengelolaan sampah dan limbah ternak belum optimal - Sosialisasi pemilahan sampah - Pemicuan STBM terkait dg pengelolaan sampah RT - Pengolahan limbah ternak menjadi biogas Kecamatan Petang (Pelaga, Belok Sidan); Aqua, BLH, DKP, PPLH Bali 11 Pemasaran hasil (akses pasar) produk pertanian masyarakat (di hulu) masih terbatas - Mengembangkan pasar tani secara regular di hulu, tengah dan hilir - Mengadakan festival budaya pertanian setiap tahun. - Temu usaha - Pelatiha cara pengolahan Kecamatan Petang, Mambal, Puspem Bagus Agro Plaga, Aqua, Disperindagkop, Distanbunhut 9
10 12 Publikasi kegiatan POKJA produk pertanian untuk memberi nilai tambah - Membuat Website untuk program POKJA Ayung Bali Bagus Agro Plaga 4. Penutup Pelaksanaan kegiatan pertemuan koordinasi POKJA Ayung Lestari yang ketiga, telah berjalan lancar, walaupun ada 2 orang anggota Pokja yang tidak hadir. Selanjutnya hasil pertemuan ini terutama rencana kerja/kegiatan Pokja 2014 akan disampaikan kepada semua pihak untuk bisa dijadikan acuan. Penyebar luasan keberadaan Pokja Ayung Lestari dan rencana kerja tahun 2014 akan dilakukan melalui raod show sehingga kegiatan ini akan mendapat dukungan para pihak dalam menuju pengelolaan dan pelestarian DAS Ayung secara terpadu dan berkelanjutan. =====end- srj===== 10
CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013
CATATAN HASIL PERTEMUAN TIM POKJA DAS AYUNG Di Bagus Agro Pelaga, 23 Nopember 2013 Pertemuan Anggota Pokja yang ke- 2 dilaksanakan pada Sabtu, 23 November 2013 di Bagus Agro Pelaga yang juga anggota Pokja
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA Program Konservasi DAS Ayung. Oleh Tim JANMA [TYPE THE COMPANY ADDRESS]
LAPORAN KEGIATAN GERAKAN PENANAMAN POHON DI DESA PLAGA 2013 Program Konservasi DAS Ayung Oleh Tim JANMA 2013 [TYPE THE COMPANY ADDRESS] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DAS Ayung sebagai sungai terbesar
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KONSERVASI DAS AYUNG
LAPORAN AKHIR PROGRAM KONSERVASI DAS AYUNG Desa Pelaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung 2013 Oleh : I Gde Suarja (Koord. Program JANMA) Ali Dzulfikar (Field Officer Konservasi) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciNotulen Workshop Para Pihak Dalam Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu dan Berkelanjutan Pelaga, 26 Juli 2013
Notulen Workshop Para Pihak Dalam Pengelolaan DAS Ayung secara Terpadu dan Berkelanjutan Pelaga, 26 Juli 2013 I. Tujuan workshop Tujuan workshop adalah untuk membangun pemahaman bersama para pihak terkait
Lebih terperinciPeserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak
LAPORAN AKSI PENANAMAN POHON BERSAMA PARA PIHAK DI BANJAR BUKIAN, DESA PELAGA DAN BANJAR JEMPANANG DESA BELOK SIDAN 25 Nopember 2015 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kita yang
Lebih terperinciLAPORAN WORKSHOP DAN LAUNCHING POKJA AYUNG LESTARI BAGUS AGRO PELAGA, 8 AGUSTUS 2014 DISUSUN OLEH: I GDE SUARJA
LAPORAN WORKSHOP DAN LAUNCHING POKJA AYUNG LESTARI BAGUS AGRO PELAGA, 8 AGUSTUS 2014 DISUSUN OLEH: I GDE SUARJA DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1 1.2. Tujuan dan keluaran 1 1.3. Tempat
Lebih terperinciLaporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari. Latar belakang. Tujuan : Tempat dan Waktu
Laporan Pertemuan Koordinasi POKJA Ayung Lestari Tanggal : 23 Desember 2015 Tempat : Aula Kantor Distanbunhut Badung Agenda : Membahas hasil Studi Pemetaan dan Assessmen wilayah hulu DAS Ayung ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi yang tidak sehat dan buruk dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHALUAN. 1.1.Latar Belakang
I. PENDAHALUAN 1.1.Latar Belakang Sebagaimana diatur dalam UU No. 7 Tahun 2004, DAS adalah suatu wilayah daratan sebagai satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi untuk menampung,
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA AGUSTUS Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA
LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PEMBUATAN BIOPORI DI BANJAR BUKIAN DAN KIADAN, PLAGA PELAGA 22-23 AGUSTUS 2013 Oleh: I GDE SUARJA Koordinator JANMA @ 2013 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pelaga, salah
Lebih terperinciLaporan. Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA)
Laporan Pelatihan Pemetaan Partisipatif Wilayah Jempanang, Desa Belok Sidan, 9-10 Mei 2014 I Gde Suarja (Koordinator Program JANMA) @ Mei 2014 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Banjar Jempanang, secara administratif
Lebih terperinciLAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan
LAPORAN PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI KINCIR AIR Di Banjar Jempanang Desa Belok Sidan Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA @ 2014 Support By : 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Air merupakan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN KAWASAN DESA WISATA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa sektor pariwisata merupakan penggerak perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara
Lebih terperinciIX. ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN SUB DAS BATULANTEH
IX. ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN SUB DAS BATULANTEH Pengelolaan DAS terpadu merupakan upaya pengelolaan sumber daya yang menyangkut dan melibatkan banyak pihak dari hulu sampai hilir dengan kepentingan
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI AYUNG TERPADU. Oleh I Wayan Sandi Adnyana
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI AYUNG TERPADU Oleh I Wayan Sandi Adnyana PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 1 PENDAHULUAN Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) sebagai
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM AYUNG LESTARI DI DESA BELOK SIDAN & PLAGA KEC. PETANG, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 PT. TIRTA INVESTAMA- JANMA
PT. TIRTA INVESTAMA- JANMA LAPORAN AKHIR PROGRAM AYUNG LESTARI DI DESA BELOK SIDAN & PLAGA KEC. PETANG, KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 OLEH : I GDE SUARJA JANMA-BALI @ Des 2015 1 DAFTAR ISI Daftar isi...
Lebih terperinciRENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO
RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO Oleh: Firman Dermawan Yuda Kepala Sub Bidang Hutan dan Hasil Hutan Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH I. Gambaran Umum DAS Barito Daerah Aliran Sungai (DAS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Kabupaten Badung berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara.disebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan kabupaten Bangli, dan di sebelah selatan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi
BAB 5 PENUTUP Bab penutup ini akan memaparkan temuan-temuan studi yang selanjutnya akan ditarik kesimpulan dan dijadikan masukan dalam pemberian rekomendasi penataan ruang kawasan lindung dan resapan air
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa daerah aliran sungai
Lebih terperinciRencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar
Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober 2015 Jaringan Kerja Ecovillage Jabar OUTLINE APA ITU ECOVILLAGE PROSES DAN RESPON MASYARAKAT RENCANA
Lebih terperinciDr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013
Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan
Lebih terperinciPemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman 90 96 ISSN: 2085 1227 Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu Program Studi Geografi
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG LOKASI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU ( PPWT ) KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG LOKASI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU ( PPWT ) KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Program Jangka
Lebih terperinciFESTIVAL BUDAYA PERTANIAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016
FESTIVAL BUDAYA PERTANIAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 TUJUAN FESTIVAL Membangun Citra Badung Utara Menggali spirit budaya pertanian (Roh Pariwisata) Menciptakan market untuk terjadinya transaksi Menyiapkan
Lebih terperinciFESTIVAL BUDAYA PERTANIAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016
FESTIVAL BUDAYA PERTANIAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 TUJUAN FESTIVAL Membangun Citra Badung Utara Menggali spirit budaya pertanian (Roh Pariwisata) Menciptakan market untuk terjadinya transaksi Menyiapkan
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN STRATEGIS
BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto
WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang : a. bahwa Daerah
Lebih terperinciI. DESKRIPSI KEGIATAN
I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU
1 IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU Putu Aryastana 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa ABSTRAK Sempadan sungai merupakan suatu kawasan yang
Lebih terperinciBUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,
BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai sumber
Lebih terperinciLAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility)
LAPORAN Workshop Pengelolaan CSR (Corporate Social Responsibility) Menuju Pelestarian Sumberdaya Air Nirmala Convention Center, Denpasar-Bali 2 Desember 2016 Oleh : FORUM DAS BADUNG DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciPengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten 6.1. VISI DAN MISI 6.1.1 Visi Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kab. Melalui Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Product 6.1.2.
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)
DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT) DASAR HUKUM DAN ARAHAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DI PROV. NTT UUD 1945; Pasal 33 BUMI, AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA
Lebih terperinciPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH PROFIL WILAYAH SULAWESI SELATAN Luas Area : 46.083,94 Km2 Panjang Pesisir
Lebih terperinciRefleksi Forum Jatinangor (Catatan warga Pegiat di ForJat)
Refleksi Forum Jatinangor (Catatan warga Pegiat di ForJat) Nandang Suherman mantan Sekretaris Pokja Forjat Jatinangor era 2000-an Kawasan cepat tumbuh yang mengalami perubahan sangat cepat diberbagai aspek,
Lebih terperinciPenanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM
Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM DAS Bengawan Solo merupakan salah satu DAS yang memiliki posisi penting di Pulau Jawa serta sumber daya alam bagi kegiatan sosial-ekonomi
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( ) SEKRETARIAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 203 NAMA FORMULIR 2. Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Rincian Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial budaya, pendidikan serta hubungan-hubungan yang lain dalam usaha ikut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya dalam hubungan perekonomian nasional dan internasional, tetapi juga dalam bidang sosial budaya,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana
Lebih terperinciS A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN
Lebih terperinciPengembangan Sayuran Organik Tersertifikasi di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali 1) I Gusti Putu Ratna Adi 2)
Pengembangan Sayuran Organik Tersertifikasi di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali 1) I Gusti Putu Ratna Adi 2) 1) Program KKN PPM, Dosen Fakultas Pertanian UNUD e-mail : igp_ratnaadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciPemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM
Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu
Lebih terperinciMATRIKS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH
MATRIKS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG MATRIKS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH
Lebih terperinciSESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air. Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : WIB.
SESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : 08.00 12.00 WIB. Oleh : HARRY SANTOSO Kementerian Kehutanan -DAS adalah : Suatu
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program
Konsep Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu, dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) hutan masih dominant, (2) satwa masih baik, (3) lahan pertanian masih kecil, (4) belum ada pencatat hidrometri, dan (5)
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.62, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Daerah Aliran Sungai. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG
` BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa guna mendukung pelaksanaan pemerintahan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
SIDa.F.47 PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PARIWISATA & PERKEBUNAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU Ramos Hutapea, MEng BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012 LATAR BELAKANG Kab. Kapuas Hulu memiliki berbagai
Lebih terperinciU R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00
Urusan Pemerintahan Organisasi : : 2.02 URUSAN PILIHAN Kehutanan 2.02.01 Dinas Kehutanan KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,200,000,000.00 00 00 1 2 Retribusi Daerah 3,200,000,000.00
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA JUNI 2013
LAPORAN KEGIATAN Training of Trainer (TOT) Bagi Kader PHBS PERUBAHAN PRILAKU HIDUP SEHAT DENGAN 5 PILAR STBM PELAGA 10 11 JUNI 2013 Oleh: I GDE SUARJA GEDE YASA UTAMA KERJASAMA JANMA, PT. TIRTA INVESTAMA
Lebih terperinciABSTRAK Penampakan fisik Tukad Badung terlihat berwarna kecoklatan, air kotor, dan bau limbah dari rumah tangga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
ABSTRAK Penampakan fisik Tukad Badung terlihat berwarna kecoklatan, air kotor, dan bau limbah dari rumah tangga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah namun hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.
Lebih terperinciRENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017
RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Meningkatkan kualitas dan fungsi LH melalui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap pencemaran air dan udara Meningkatkan
Lebih terperinciWALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU KOTA BITUNG
WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU KOTA BITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BITUNG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang
1 BAB I PENDAHULUAN Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang sangat sering dihadapi dalam perencanaan keruangan di daerah pada saat ini, yaitu konversi kawasan lindung menjadi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Sungai Citarum
Lebih terperinciPENATAAN DESA WISATA BONGKASA PERTIWI, KECAMATAN ABIANSEMAL - BADUNG
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 PENATAAN DESA WISATA BONGKASA
Lebih terperinciOLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH
MANAJEMEN PENGELOLAAN HUTAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH OLEH: LALU ISKANDAR,SP KEPALA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH DISAMPAIKAN PADA LOKAKARYA REDD+ KOICA-FORDA-CIFOR SENGGIGI,
Lebih terperinciNOTULEN PERTEMUAN AWAL POKJA SANITASI KABUPATEN BANGLI
NOTULEN PERTEMUAN AWAL POKJA SANITASI KABUPATEN BANGLI Hari/Tanggal : Rabu / 19 Maret 2014 Tempat : Ruang Rapat Kantor Bappeda dan PM Kabupaten Bangli Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 26, Bangli Pimpinan rapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. transportasi, Wisata air, olah raga dan perdagangan. Karena kondisi lahan dengan
252 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Perairan Sagara Anakan memiliki potensi yang besar untuk dikelola, karena berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, lapangan kerja, transportasi,
Lebih terperinciDINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BADUNG
DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BADUNG LAKIP Mengakomodasi : RPJMD : Optimalisasi dan Pelestarian Sumber daya untuk kehidupan masa kini dan akan datang Renstra Distanbunhut Indikator
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DALAM PERSPEKTIF KESEJAHTERAAN SOSIAL
LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DALAM PERSPEKTIF KESEJAHTERAAN SOSIAL Tim Peneliti: Dinar Wahyuni, S.Sos., M.Si. Sri Nurhayati Qodriyatun, S.Sos., M.Si.
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD )
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPPA SKPD ) BIRO SUMBERDAYA ALAM TAHUN ANGGARAN 2013 DPPA SKPD DPPA SKPD 1 DPPA SKPD 2.1 DPPA SKPD 2.2 DPPA SKPD 2.2.1 DPPA SKPD 3.1 DPPA
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP INDIKATOR KINERJA PENJELASAN/FORMULASI PERHITUNGAN TARGET REALISASI
SEKRETARIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya tata kelola organisasi yang akuntabel dan profesional Prosentase pelayanan administrasi perkantoran
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi
Lebih terperinci3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.2 1. Tempat pelestarian hewan langka orang hutan di Tanjung Puting bertujuan agar Tidak merusak pertanian dan mampu berkembangbiak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang pengembangannya sangat besar
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 1 1.08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 1.08.02 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG KEADAAN BULAN : NOPEMBER 2016 Kegiatan Ket No Program Indikator Kinerja Satuan Capaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggungjawab sosial muncul dan berkembang sejalan dengan adanya interelasi antara pihak perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan dari berbagai dampak yang
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh ketersediaan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 67/Kpts-II/1991 tanggal 31 Januari 1991 tentang Rencana
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta dan menerima cukup banyak pengaruh dari aktivitas ibukota. Aktivitas pembangunan ibukota tidak lain memberikan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN UNTUK KONDISI TERTENTU OBJEK PAJAKPADA TANAH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDESA KERTA DAN DESA BUAHAN KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR, BALI
DESA KERTA DAN DESA BUAHAN KECAMATAN PAYANGAN KABUPATEN GIANYAR, BALI Oleh : Ni Wayan Siti KERJASAMA LPPM UNUD LPPM UNDWI PEMDA GIANYAR 1 1. PENDAHULUAN Kondisi eksisting Wilayah 1. Berlokasi di dataran
Lebih terperinci`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan
Lebih terperinci7. SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP
7. : BADAN LINGKUNGAN HIDUP No Daerah, dan Program/ Pagu A BELANJA TIDAK LANGSUNG JUMLAH (BELANJA TIDAK LANGSUNG) - - - - 0% - B BELANJA LANGSUNG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 1 Program Pelayanan Administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Bakas adalah salah satu dari 13 (tiga belas) Desa di kecamatan Banjarangkan. Desa sebagai subsistem kabupaten/kota merupakan pelaksana pemerintahan, pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI KKN-PPM merupakan media penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan masyarakat. KKN- PPM adalah upaya perwujudan
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang
Lebih terperinciBAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN 5.1. Rencana Program dan Kegiatan Program adalah Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 1 1.08 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 1.08.02 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BULELENG KEADAAN BULAN : OKTOBER 2016 s/d 1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.1 Penyediaan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. b. c. bahwa dengan Peraturan
Lebih terperinciKABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN
KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 206-202 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG 206 PROVINSI BALI BUPATI BADUNG KEPUTUSAN
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci