BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk"

Transkripsi

1 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk memudahkan dalam pengelompokan. Alat tersebut dirancang untuk dunia industri dengan menggunakan tenaga angin untuk pengelompokan benda pada vision. Perancangan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan kerja alat secara sekuensial serta proses pendeteksi benda dengan sistem vision secara real time. 3.1 Definisi Masalah Dari permasalahan yang telah disampaikan di BAB 1, maka perlu diangkat skripsi tentang Alat Pengangkat dan Pengelompokan Bentuk Benda dengan Menggunakan PLC dan Computer Vision. Hal ini karena terdapat beberapa permasalahan utama yaitu : Karena proses otomatisasi dan kecepatan produksi yang tinggi dalam dunia industri sehingga pengelompokan benda tidak dapat dilakukan secara manual. Adanya delay waktu untuk menggerakan benda, sehingga digunakan sistem pneumatik yang lebih cepat. Pemasalahan yang terjadi pada keterbatasan literature research tentang studi PLC mengenai berbagai macam jenis CCU (Central Control Unit) pada masing - masing perusahaan PLC. Karena pada saat melakukan studi internet dan juga kepustakaan di perpustakaan Universitas Bina Nusantara yang pada umumnya hanya

2 41 membahas PLC dari perusahaan OMRON dan jarang ditemukan pembahasan mengenai PLC dari perusahaan lainnya. Serta juga keterbatasan tentang studi vision berbagai jenis software image prosesing. Dari semua pencapaian skripsi yang telah dilakukan di Universitas Bina Nusantara dijadikan sebagai acuan / langkah awal dalam melakukan perancangan ini. Oleh karena itu perancangan yang dilakukan akan memperhatikan dan memanfaatkan hasil-hasil yang sudah diperoleh dari skripsi (Tjhang Suwandi et.al, 2004, David Sugianto et.al,2006 dan Antony Octavia et.al, 2008). Berdasarkan hal diatas, alat yang akan dirancang pada penelitian ini merupakan sebuah PLC dari perusahaan FESTO dengan jenis CCU nya tipe FC34. alat ini mempunyai 2 silinder single, 3 silinder double, 5 single valve dan webcam sebagai vision. Alat ini juga dapat memperlihatkan sifat sekuensial pada PLC dan intergrasi terhadap vision. Pada penelitian ini, sebelum membuat alat (secara fisik) terlebih dahulu di buat model 3D dengan memakai program google sketchup pro 7 untuk memastikan kerangka alat yang dibuat dapat bekerja dengan baik. Google sketchup merupakan software untuk perancangan alat dengan kelebihan yaitu kerangka yang dibuat hampir sama dengan aslinya. Untuk ukuran pada sketchup, bisa dibuat 2 atau 3 kali ukuran kerangka aslinya. Google sketchup dilakukan untuk mengantisipasi error pada kerangka alat. Apabila terjadi error, hanya mengubah desain kerangka pada sketchup sehingga tidak memakan biaya dan waktu yang lama untuk memperbaiki alat tersebut. Setelah kerangka alat di desain dengan baik, maka diterapkan pada alat sesungguhnya.

3 Pendekatan dan Metodologi Adapun pendekatan dan metodologi dalam menyelesaikan BAB 3 ini adalah: Pendekatan: Pada penelitian ini untuk rancangan alat menggunakan pendekatan konsep gerak sequensial pada PLC. Pada penelitian ini untuk deteksi objek berupa lingkaran menggunakan konsep Hough Circle. Pada penelitian ini untuk deteksi objek berupa segitiga, segiempat, segilima, segienam, segi delapan menggunakan konsep Chain code. Metodologi: Melakukan pembelajaran mengenai PLC dan software FST 4.10 melalui berbagai buku / artikel, journal, dan internet. Melakukan pembelajaran mengenai algoritma image processing dan software OpenCV untuk mendeteksi objek melalui berbagai buku / artikel, journal, dan internet. Permodelan perancangan alat. Membangun alat, meliputi mekanik, elektronik, dan perangkat lunak yang dibutuhkan. Melakukan perbandingan jalur output yang telah ditentukan untuk masing masing benda dengan data hasil percobaan. Melakukan evaluasi terhadap sistem

4 Perancangan Sistem Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda secara umum terdiri dari dua bagian yaitu vision dan bagian plc dan pneumatic sistem. Berikut ini berupa penjelasan bagian vision, PLC dan pneumatic system Bagian Vision Bagian Vision yaitu : Gambar 3.1 Bagian Vision Sistem terdiri dari : Bagian Input Bagian input merupakan bagian yang berfungsi untuk menangkap citra atau gambar dan kemudian dikirim ke computer melalui kabel USB. Kamera yang digunakan adalah webcam Logitech Communication Deluxe. Hasil foto dari webcam akan disimpan di memory PC.

5 44 Bagian Proses Hasil gambar dari bagian input akan diolah dengan menggunakan OpenCV yang dapat dibuka di Microsoft Visual Studio Program pada penelitian ini terdiri dari beberapa proses yaitu Mengambil data dari media penyimpanan Pheephole. Melakukan deteksi obyek dengan menggunakan teknik Threshold, Edge Detection, dll. Pengiriman logic melalui paralel port ke relay. Bagian Output Output vision berupa nilai logic yang dikirim melalui parallel port. Bila bendanya bulat, segienam, dan segidelapan maka kirimkan logic 1 ke rangkaian relay1 yang akan di lanjutkan menuju modul input plc. Dan kemudian di proses oleh CCU PLC. Dan apabila bendanya segitiga, segiempat, segilima maka kirimkan logic 1 ke rangkaian relay2 yang akan dilanjutkan menuju modul input PLC.

6 Bagian PLC Gambar 3.2 Bagian PLC Bagian PLC yaitu : Bagian Input Bagian input PLC berupa sensor, misalnya limit switch, sensor magnetic. Bagian input ini akan mengirimkan sinyal ke CCU untuk selanjutnya diproses. Bagian Proses Hasil sinyal dari input akan diproses CCU dan kemudian akan mengirimkan sinyal ke valve sesuai dengan coding yang di- burn ke PLC. Bagian Output Output PLC dapat berupa sinyal yang diberikan pada valve, sehingga valve akan menggerakkan silinder maju atau mundur.

7 Bagian Pneumatic System Bagian pneumatic merupakan bagian yang penting dari system ini karena merupakan jalur benda untuk menuju pada tempat untuk pengenalan benda dan mengelompokan benda. Bagaian pneumatik itu terdiri dari silinder pneumatic, katup pneumatic, fitting, sensor pneumatic serta beberapa komponen pendukung pneumatic lainnya. Hal yang mendasari jika benda ditembakkan tidak tepat pada pengangkatan benda, maka benda terjepit dan benda tidak berada pada silinder berikutnya. Oleh karena itu, untuk tidak terjadi yang diinginkan maka berhati-hati dalam menembakan benda-benda tersebut. 3.4 Perancangan Alat Alat penganngkat dan pengelompokan bentuk benda terdiri dari 2 sistem yaitu sistem pengumpan dan sistem pendeteksi benda. Sistem pengumpan merupakan yang mendorong benda sampai ke posisi vision (kamera). Sistem pendeteksi benda berupa tempat pengambilan image untuk proses vision dan dilakukan proses pengenalan objek. Ketika melakukan penelitian, dirancang sebuah alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda yang mempunyai gambaran bentuk alatnya seperti gambar di bawah ini yaitu :

8 47 Gambar 3.3 Bentuk Rancangan Alat I Bagian Depan Gambar 3.4 Bentuk Rancangan Alat I Bagian Atas Berdasarkan gambar 3.3 dan gambar 3.4 diatas, benda yang masuk menuju ke silinder A lalu setelah beberapa detik silinder A akan mendorong benda keatas menuju ke silinder B. Setelah sampai di silinder B, benda akan di dorong menuju ke tempat vision (tepat dibawah di webcam) setelah itu akan di proses sesuai masing-masing posisi benda tersebut. Setelah melakukan berbagai percobaan di bahan arkelik yang

9 48 sudah di tekuk (sesuai gambar 3.4), terjadi kesalahan error yang cukup besar karena pada saat setelah diproses secara vision, benda akan terkena posisi sisi siku dengan jalur yang akan di lalui. Oleh karena banyaknya error yang terjadi maka design gambar ini, maka desain alat diganti menjadi yaitu : Gambar 3.5 Bentuk Rancangan Alat II Bagian Depan Gambar 3.6 Bentuk Rancangan Alat II Bagian Atas

10 49 Berdasarkan gambar 3.3 dan 3.4, konsep cara kerja alat tersebut sedikit berbeda dengan gambar 3.5 dan gambar 3.6. Pada Gambar 3.5 dan gambar 3.6, perbedaan itu terletak pada jumlah silinder yang dipakai yaitu memakai 5 buah silinder. Sedangkan pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 memakai silinder 4 buah silinder. Serta ketika benda tepat di bawah posisi kamera, pada gambar 3.6, tidak lagi khawatir akan terjadi benturan terhadap sisi siku benda dengan jalan yang akan di lalui benda karena pada saat proses vision selesai, maka CCU akan mendapatkan logic yang mewakili posisi benda ke bawah atau ke samping. Untuk dapat menerima logic maka dibutuhkan relay 5V. Pada gambar 3.6, ketika benda menuju silinder A menggunakan silinder kerja tunggal, karena mempunyai panjang stroke yang lebih panjang untuk menggangkat benda tersebut sesuai dengan kerangka pneumatic yang telah dibuat dan dapat mengurangi penggunaan sensor. Lalu jika benda mendorong keatas menuju silinder B menggunakan silinder kerja ganda, karena menggunakan sensor magnetic. Setelah benda jatuh tepat dibawah vision pada silinder C menggunakan silinder kerja tunggal, karena mempunyai panjang stroke yang lebih pendek dan menggunakan sensor. Pada saat pengelompokan A atau B, jika benda masuk dalam kelompok A maka silinder D aktif yang menggunakan silinder kerja ganda, karena menggunakan sensor magnetic. Dan jika benda masuk dalam kelompok B maka silinder E aktif yang menggunakan silinder kerja ganda. Pada 5 buah silinder tersebut maka katup yang digunakan merupakan 5 buah katup tunggal. Hal yang mendasari dari sistem pneumatic ini

11 50 merupakan keterbatasan dana sehingga memanfaatkan fasilitas yang ada sebaik mungkin. 3.5 Perancangan Bentuk Benda Dalam system ini, penelitian menggunakan bentuk benda dengan 6 macam yang berbeda, yaitu segitiga, segiemapat, segilima, segienam, segidelapan dan lingkaran. Bentuk bentuk di atas dipilih karena bentuk ini dapat memrepresentasikan benda untuk proses proses industri. Benda berwarna putih dengan alas hitam. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi error pada vision yaitu bayangan di deteksi sebagai bagian dari benda. Bentuk benda yang akan digunakan dapat digambarkan yaitu : Gambar 3.7 Bentuk Benda

12 Perancangan Sistem Pengumpan Sistem pengumpan yang digunakan adalah system pneumatic yang diatur oleh PLC. Digunakannya PLC pada sistem pengumpan ini selain mudah untuk merubah program atau mudah dalam rancangan rangkaian kontrol dan merupakan suatu kontroler yang khusus dirancang untuk dapat beroperasi di dunia industri yang cukup berat. Sehingga PLC dapat bekerja dengan cukup aman, handal dan fleksibel. Sistem pengumpan yang digunakan terdiri dari komponen perangkat keras (hardware) dan komponen perangkat lunak (software) Perancangan Hardware Sistem Pengumpan System pneumatic ini dibentuk dalam aplikasi pengangkatan dan memindahkan benda dari silinder satu dengan silinder berikutnya. Dimana saat benda jatuh tepat dibawah kamera secara otomatis camera akan mengambil foto dengan waktu yang telah ditentukan. Setelah kamera difoto dan diproses silinder akan memisahkan benda yang telah ditentukan. Secara umum bentuk kerangka pneumatic dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu :

13 52 Gambar 3.8 Kerangka Pneumatic Berdasarkan gambar 3.8, dapat diketahui bahwa dengan kerangka tersebut satuan kesatuan antara penegak silinder dengan jalur benda yang dilewati sesuai dengan panjang stroke silinder saat memanjang ataupun memendek. Permukaan pertama untuk mendorong benda yang jatuh ke silinder kerja tunggal sebagai pengangkat benda dengan sensor limit switch untuk mendeteksi benda, apakah benda telah melewati pada permukaan pertama. Penggunaan Limit Switch untuk mendeteksi keberadaan benda dapat dilihat pada gambar 3.9, dan permukaan kedua benda jatuh dibawah kamera.

14 53 Gambar 3.9 Peletakan dan Pemanfaatan Limit Switch Komponen Pneumatik Komponen pneumatic menjadi sangat penting karena tempat jalurnya benda untuk mengangkat dan memindahkan benda dari silinder yang satu ke silinder berikutnya. Komponen pneumatik ini akan bertabrakan jika saat awal benda didorong oleh tembakan dan hasilnya tidak tepat pada posisi silinder pertama. Sehingga setelah mengetahui bagian yang terlemah, maka solusinya adalah berhati-hati dan dapat mengatur tekanan tembakan pada benda. Pada dasarnya komponen-komponen pneumatik yang digunakan pada peneletian merupakan komponen yang ada pada

15 54 penelitian sebelumnya karena keterbatasan dana sehingga penelitian ini menggunakan komponen-komponen yang sudah ada Komponen Silinder Pneumatic Silinder-silinder yang digunakan ada 5 buah silinder, yaitu 3 buah doubel acting dan 2 buah single acting sebagai dorongan pada benda. Silinder tersebut mempunyai karakteristik seperti: a. Memiliki speed control (optional), untuk membantu mengurangi gaya tahan silinder ketika piston memanjang atau memendek. b. Memiliki gaya tahan yang cukup. c. Memiliki panjang stroke yang sesuai dengan tinggi dan jarak pada benda Komponen Katup Pneumatic Katup yang digunakan ada 5 buah single valve yaitu 3 buah katup pneumatik 5/2 SNS tipe MVSC-260-4E1 dan 2 buah katup pneumatic 5/2 FESTO MEBH-5/2-1/8-L-B. Valve tersebut berfungsi sebagai pengatur udara yang masuk ke silinder. Untuk mengontrol keluaran angin pada valve maka menggunakan solenoid. Pada single velve hanya memiliki satu solenoid.

16 Komponen PLC Komponen-komponen yang telah disebutkan diatas tidak dapat dijalankan tanpa ada komponen PLC. PLC (Programmable Logic Controller) adalah suatu pengontrol secara digital yang diprogram berulang-ulang sesuai yang diinginkan. PLC disini digunakan sebagai berfungsi sebagai pengatur berbagai macam komponen-komponen pneumatic, seperti silinder pneumatik, katup pneumatik, dan sensor pneumatik. Selain komponen-komponen pneumatik tersebut, PLC dapat terima inputan logic dari kamera. System pneumatic ini menggunakan PLC FESTO dengan tipe FEC-FC34-FST. Karena keterbatasan dana, penelitian ini menggunakan PLC yang sudah ada pada skripsi sebelumnya yaitu MOBILE ROBOT UNTUK MENAIKI DAN MENURUNI TANGGA (Antony, dkk., 2008). Sehingga penelitian ini menggunakan komponenkomponen yang sudah ada. Karakteristik yang dimiliki oleh PLC ini adalah sebagai berikut: Memiliki 20 I/O (Input/Output), yang terbagi menjadi 12 input dan 8 output dengan konsumsi tegangan sebesar 24 Volt DC dengan arus sebesar 7mA. Dapat bekerja pada tegangan AC 110/230 Volt. Dengan dua pilihan tegangan AC maupun DC dapat mempermudah catu daya dari PLC ini. Memiliki 2 buah interface serial untuk menunjang kemampuan kerja PLC. Memiliki dimensi yang cukup kecil, yaitu sebesar 130 mm x 53 mm x 35 mm. Dapat diprogram menggunakan statement list maupun ladder diagram dengan pemrograman FST.

17 Komponen Sensor Pneumatik Sensor-sensor yang digunakan pada komponen ini adalah sensor magnetik dan sensor kapasitif. Namun karena keterbatasan dana penelitian ini menggantikan sensor kapasitif dengan limit switch. Dan limit switch bekerja untuk mendeteksi benda yang sudah melewati jalurnya. Pada sistem ini sensor magnetik yang digunakan berjumlah 3 buah, masingmasing tiga silinder yang akan dipasang 1 buah sensor magnetik. Sensor magnetik yang dipakai berjumlah 2 buah tipe SMEO-1-LED-24-SA dan 1 buah tipe SME-8 merupakan sensor yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Sensor magnetik ini berfungsi untuk mendeteksi posisi silinder dalam keadaan memanjang ataupun memendek. Pada sensor ini mempunyai perbedaaan dengan Tipe SME-8 mempunyai ukuran sebesar 32,4 mm x 5,1 mm x 6 mm dengan tahun pembuatan yang lebih baru dibandingkan tipe SMEO-1-LED-24-SA dan memiliki bentuk fisik yang berbeda dengan tipe SMEO-1-LED-24-SA berbentuk balok tebal, sedangkan tipe SME-8 berbentuk balok pipih dan tipis Perancangan Software Sistem Pengumpan Perancangan software untuk system pengumpan terdiri dari : pemrograman pada PLC. System ini pada PLC sebagai kontroler dalam komponen pneumatic yang diprogram menggunakan FST 4.10 menggunakan statetement list. Sebelum merancang system pneumtaik ini menggunakan step diagram yang akan memudahkan dalam melakukan memprogram PLC. Dimana step diagram tersebut yang menyatakan step-

18 57 step yang dilalui dalam sebuah program. Pada penelitian ini pemrograman PLC mempunyai tugas yang berbeda-beda secara bersamaan yang dinamakan multitasking. Pemrograman tersebut menggunakan program sekuensial yang lebih mudah diprogram menggunakan statement list dibandingkan dengan ladder diagram. Dalam perancangan progam PLC sekuensial perlu diperhatikan urutan kerja yang ada agar program tidak terjadi konflik. Program multitasking menggunakan komunikasi antara program master dan program slave. Pada program PLC memiliki 3 program, yaitu: Gambar 3.10 Bagan Multitasking PLC Berdasarkan gambar 3.10 dapat diketahui P0 merupakan awal program yang mengatur jalannya program slave 1 dan program slave 2. Program master akan menjalankan salah satu program slave sesuai inputan yang diterima. Diagram alir pada program master dapat dilihat sebagai berikut :

19 58 Gambar 3.11 Program Master Berdasarkan gambar 3.11, dapat diketahui bahwa saat start maka benda akan ditembakan hingga mengenai limit switch, maka silinder akan aktif dan benda akan mengangkat lalu benda terdorong hingga jatuh dibawah kamera dan kamera aktif. Kemudian program master akan terima inputan dari kamera, apakah program master akan menjalankan program slave 1 atau program slave 2. Diagram alir pada program slave 1 sebagai berikut :

20 59 Gambar 3.12 Program Slave 1 Berdasarkan gambar 3.12, dengan inputan dari kamera berupa saklar 1 aktif maka untuk benda segitiga, segiempat dan segilima masuk dalam pengelompokan A. Untuk diagram slave 2 sebagai berikut:

21 60 Gambar 3.13 Program Slave 2 Berdasarkan gambar 3.13 di atas merupakan program slave 2 dengan inputan dari kamera berupa saklar 2 aktif maka untuk benda lingkaran, segienam dan segidelapan masuk dalam pengelompokan B.

22 Perancangan Sistem Pendeteksi Objek Sistem pendeteksi objek yang digunakan terdiri dari komponen perangkat keras (hardware) dan komponen perangkat lunak (software) Perancangan Hardware System Pendeteksi Objek Gambar modul relay yaitu : Gambar 3.14 Modul Relay Skematik rangkaian relay yaitu Gambar 3.15 Skematik Modul Relay

23 62 Dalam sistem pendeteksi objek, digunakan 2 buah relay untuk tiap data pada paralell port. Pin com pada relay dimasukkan ke modul input PLC. Jika data komputer yang dikirimkan berlogic 1 maka transistor akan bekerja (kolektor dan emiter terhubung) maka pin 1 akan bernilai 0 Volt dan pin 2 akan bernilai 5 Volt. Relay akan bekerja bila terdapat beda tegangan antara pin 1 dan pin 2. Pin com yang dahulu terhubung ke NC akan berpindah ke NO dan pin com bernilai 0. Jika data komputer yang dikirimkan berlogic 0 maka transistor akan bekerja (kolektor dan emiter terhubung) maka pin 1 akan bernilai 5 Volt dan pin 2 akan bernilai 5 Volt. Tidak ada beda tegangan antara pin 1 dan pin 2. Pin com yang terhubung ke NC akan tetap di NC, dan pin com akan bernilai 24 Volt Perancangan Software System Pendeteksi Objek Flow Chart untuk Pendeteksi Object yaitu

24 Gambar 3.16 Flow Chart Detect Object 63

25 Perancangan Algoritma Vision Dalam pemilihan algoritma yang sesuai akan membantu dalam pendeteksian objek. Algoritma yang digunakan yaitu grayscale, threshold, canny, hough circle dan chain code. Grayscale untuk membuat gambar menjadi keabu-abuan. Ini dimaksudkan untuk menyederhanakan model citra. Greyscale atau Grayscale adalah sebuah teknik yang digunakan dalam pengolahan citra untuk menghasilkan sebuah citra yang memiliki nilai dari putih yang memiliki intensitas paling besar sampai hitam yang memiliki intensitas paling rendah seperti yang terlihat pada gambar berikut. Tiap nilai RGB pada image akan diubah menjadi grayscale dengan menghitung nilai RBG pada tiap pixel dan diubah menjadi warna yang sesuai dengan nilai intensitas pada grayscale. tingkat kecerahan yang merah (R), hijau (G) dan biru (B) komponen yang masing-masing diwakili sebagai angka desimal dari 0 sampai 255, atau biner Untuk setiap piksel di merah-hijau-biru (RGB) gambar grayscale, R = G = B. keringanan dari abu-abu adalah proporsional secara langsung ke nomor yang mewakili tingkat kecerahan warna utama. Hitam yang diwakili oleh R = G = B = 0 atau R = G = B = , dan putih yang diwakili oleh R = G = B = 255 atau R = G = B = Setelah proses grayscale dilakukan, dilanjutkan dengan threshold. Operasi threshold dimaksudkan untuk membuat gambar biner (hitam putih) serta membedakan mana yang objek dan mana yang latar belakang sehingga dapat meningkatkan beda

26 65 intesitas antara pixel pada benda dengan pixel pada latar. Threshold mempunyai parameter yang digunakan untuk memilah milah warna. Threshold yang digunakan pada skripsi ini yaitu threshold yang memiliki 2 parameter untuk menentukan tingkat intensitas yang akan dipisahkan dari pixel lain. Satu cara sederhana akan untuk memilih rata-rata atau nilai median, dasar pemikiran itu jika titik objek lebih terang dibandingkan latar belakang, maka titik objek juga harus lebih terang dari nilai rata-rata. Pada satu image dengan background dan nilai object yang seragam (uniform), rata-rata atau median akan bekerja dengan baik. Karena proses pencahayaan ruangan yang tidak merata, maka digunakan threshold dengan 2 parameter ini dilakukan untuk memisahkan objek dan latar belakang. Setelah proses threshold selesai, akan didapat gambar hitam dan putih. Setelah itu dilakukan proses canny. Metode canny digunakan untuk mendeteksi tepi dari objek. Metode canny dipilih karena metode ini yang paling detail dalam melakukan deteksi tepi, dibandingkan dengan sobel, dll. Karena benda yang digunakan sebagai objek mempunyai banyak sudut, agar vertek vertek terlihat dengan jelas, digunakanlah metode canny. Algoritma canny memiliki beberapa parameter yang bisa diatur, yang mana dapat mempengaruhi waktu komputasi dan keefektivitasannya. Gaussian untuk memperhalus image. Filter yang lebih kecil menyebabkan blur yang lebih sedikit dan memungkinan pendeteksian shape yang kecil dan tajam. Filter yang lebih besar menyebabkan hasil gambarnya lbh blur, mengacaukan nilai2 pixel yang diberikan pada area gambar yang lebih besar.

27 66 Setelah proses canny, didapatkan tepi dari objek. Untuk mendeteksi lingkaran, digunakan Hough Circle yang merupakan pengembangan dari hough transform. Algoritma Circular Hough Transformation yaitu pertama - tama, temukan semua tepi / edge pada image. Pada hough circle, lingkaran mempunyai 3 parameter yaitu a, b, dan r. Dimana a dan b adalah pusat lingkaran dalam x dan y dan r adalah radius. Parameter x dan y di dapat dari x = a + r cos (θ) dan y = b + r sin (θ). Jika bendanya segitiga, segiempat, segilima, segienam, dan segidelapan digunakan chain code. Chain code dipilih karena metode ini memudahkan dalam pengkodean bentuk dari suatu objek. Objek benda dapat digambarkan dengan arah kode rantai yaitu Gambar 3.17 Arah Kode Rantai Misalnya objek segiempat, dengan menggunakan arah kode rantai maka dapat direpresentasikan sebagai berikut yaitu :

28 67 Gambar 3.18 Representasi Segiempat Kode rantai gambar diatas yaitu Dari hasil kode rantai tersebut terdapat beda nilai. Untuk menentukan vertek, tinggal dihitung berapa banyak kelompok nilai pada kode rantai. Pada segiempat terdapat 4 kelompok nilai yaitu 6, 4, 2, 0. Pengelompokan nilai tersebut akan menentukan jumlah vertek pada objek berdasarkan kode rantai. Setelah menentukan algoritma yang akan dipakai untuk mendeteksi objek, barulah menentukan software yang akan digunakan untuk menerapkan algoritma tersebut. Software yang dipilih adalah OpenCV karena bersifat open source sehingga apabila suatu perusahaan ingin menggunakannya tidak perlu memikirkan lisensi.

29 68 Rancangan sistem ini menggunakan 3 software yaitu : Peephole Video Capture V3.0 Program ini merupakan program untuk menangkap citra / gambar dari kamera. Program ini sudah ada, dan penulis hanya menggunakannya saja. Kamera yang digunakan yaitu jenis webcam. Di dalam software peephole terdapat fungsi untuk mengambil citra dan menyimpannya dalam bentuk data di media penyimpanan. Dalam program peephole, proses pengambilan citra dilakukan secara otomatis oleh komputer selama selang waktu 2 detik. Citra yang telah diambil kemudian disimpan pada media penyimpanan komputer pada directory D:\Skripsi\ dengan nama file PH3 dengan format jpeg. Hasil gambar tiap 2 detik akan selalu diberi nama PH3, sehingga citra sebelumnya akan ditimpa dengan citra yang baru. Rancang List Program dengan OpenCV dan Microsoft Visual Studio 2005 Input Citra dan Pengolahan Citra Dalam program OpenCV, pengambilan citra menggunakan sintaks cvloadimage(tempat penyimpanan file dan nama file.jpg), kemudian citra akan diubah dalam bentuk grayscale (keabu-abuan) dengan sintaks cvcvtcolor(source, destination, CV_RGB2GRAY). Source merupakan image berwarna, dan gambar hasil dari grayscale akan disimpan di destination. Setelah itu, citra akan diubah dalam bentuk hitam dan putih dengan menggunakan sintaks cvthreshold(source, destination, var1, var2, CV_THRESH_BINARY). Var1 dan var2 merupakan nilai batas warna yang

30 69 ingin diambil. CV_THRESH_BINARY akan merubah image menjadi hitam dan putih sesuai dengan range nilai dari var1 dan var2. Tiap pixel pada image akan berubah menjadi putih jika intensitas warnanya bernilai antara nilai var1 dan var2, dan selain itu pixel akan berubah menjadi hitam. Proses threshold ini dapat mengurangi noise akibat pencahayaan. Untuk tahap pertama pengolahan citra adalah mencari garis tepi (edge detection) dengan metode canny. Metode canny adalah langkah pertama untuk melingkupi informasi di dalam citra. Tepi mencirikan batas-batas objek dan sangat berguna untuk proses segmentasi dan identifikasi objek di dalam citra. Metode Canny dapat meningkatkan penampakan garis batas suatu daerah atau objek di dalam citra. Setelah mendapatkan garis tepi tersebut, barulah digunakan metode chain code untuk mendeteksi line dan vertek. Metode chain code digunakan untuk mendeskripsikan bentuk / contour dari suatu object. Contoh hasil deteksi object segi delapan dapat dilihat pada gambar 3.19 di bawah ini. Gambar 3.19 Proses Deteksi Objek pada jarak 10 cm

31 Penggabungan Sistem Pertama tama dibuat dahulu desain alatnya dengan menggunakan Google Skechup untuk menghindari kemungkinana error pada alat. Error dapat berupa penempatan silinder yang tepat. Desain yang dibuat pada Sketchup membuat orang dapat memikirkan kemungkinan bila terjadi kesalahan dalam perancangan alat. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda yang dibuat merupakan wujud nyata dari desain sketchup dengan perbandingan 1:3. Misalnya 1 cm pada sketchup, 3 cm pada kenyataannya. Pada bagian desain tersebut, silinder yang digunakan adalah 2 silinder single dan 3 silinder double. Setelah desain selesai, mulai dibuat dan sipilih bahan bahan yang cocok untuk alat tersebut. Bahan yang dipilih untuk jalan adalah bahan arkelik karena sifatnya yang licin, sehingga mengurangi gesekan pada benda yang membuat benda bergerak lambat. Penyangga jalan arkeliknya yaitu besi. Besi digunakan agar benda tidak bergeser atau patah saat alat dipindahkan. Proses pembuatan alat bersamaan dengan pemasangan silinder dan valve. Setelah alat jadi, dipikirkan tentang step diagram untuk pergerakan silinder beserta coding PLC. Algoritma vision sudah dipikirkan ketika alat selesai dibuat, sehingga punya banyak waktu untuk implrmentasikan ke proramming pada OpenCV. Proses penerapan algoritma pada opencv, sedikit mengalami kendala karena opencv merupakan library baru yang diciptakan oleh Intel dan masih dalam proses pengembangan. OpenCV dibuat akhir tahun Program PLC langsung dicoba ke alat dengan melalui CCU. Output yang dihasilkan oleh CCU, sudah sesuai dengan prosedur alat atau belum, jika belum, dicek kembali programnya atau pemasangan valvenya. Ketika bagian vision dan PLC serta pneumatik selesai, barulah digabung

32 71 menjadi satu sistem. Proses penggabungan antara vision dan PLC dilakukan dengan menggunakan Modul Relay. Modul relay digunakan sebagai interface antara PC dengan PLC. Relay digunakan untuk mengubah 5Volt pada PC menjadi 24Volt. PLC aktif jika diberi 24V. Untuk mengaktifkan modul relay, digunakan pengiriman logic. Jika dikirim logic 1 pada PC, maka modul input CCU akan menerima logic 0. Jika program PC mengirim logic 0 maka modul input CCU menerima logic 1. Sistem keseluruhan dari Alat Pengangkat dan Pengelompokan Bentuk Benda dengan menggunakan PLC dan Computer Vision dapat dilihat pada gambar 3.20 dibawah ini. Gambar 3.20 Sistem Keseluruhan

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang memperlihatkan gerakan sekuensial yang terintergrasi dengan vision secara real time maka diperlukan analisis

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI. Oleh : Sri Maria Ulfa

ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI. Oleh : Sri Maria Ulfa ALAT PENGANGKAT DAN PENGELOMPOKAN BENTUK BENDA MENGGUNAKAN PLC DAN COMPUTER VISION SKRIPSI Oleh : Ricky 0900792354 Devy Angelia 0900821360 Sri Maria Ulfa 0900829003 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2009

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama dijadikan icon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Begitu juga dalam dunia industri, belumlah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot 40 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Perancangan Robot Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot yang baru-baru ini dirilis adalah robot berkaki tiga buatan NASA bernama

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan perusahaan terhadap suatu teknologi yang mampu menangani masalah teknis operasional berskala besar dan secara otomatis mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram

BAB III METODE PENELITIAN. pada blok diagram tersebut antara lain adalah webcam, PC, microcontroller dan. Gambar 3.1 Blok Diagram BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Pengerjaan Tugas Akhir ini dapat terlihat jelas dari blok diagram yang tampak pada gambar 3.1. Blok diagram tersebut menggambarkan proses dari capture gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pneumatik Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Dengan kata lain, Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51 Perkembangan industri saat ini menuntut pemrosesan pada sistem kontrol yang semakin dinamis dalam setiap tahapan perancangan, pengoperasian, maupun perawatan. Peralatan yang kompak, fleksibel namun handal

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi untuk mengatur kontras pada gambar secara otomatis. Dan dapat meningkatkan kualitas citra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Thiang, Handy Wicaksono, David Gunawan Sugiarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

PAINTING AIRBRUSH DESIGNED USING CANNY ADGE DETECTION METHOD

PAINTING AIRBRUSH DESIGNED USING CANNY ADGE DETECTION METHOD Muhammad, Perancangan Painting Air Brush 21 PERANCANGAN PAINTING AIR BRUSH MENGGUNAKAN METODE CANNY ADGE DETECTION Mar i Muhammad (1), Harianto (2), (1), (2) Program Studi S1 Sistem Komputer, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Arduino Uno Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source, Arduino Uno merupakan sebuah mikrokontroler dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Thiang, Edwin Sugiarta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: thiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Penjelasan Sistem Secara Umum Sistem sortir mur dan baut ini terdiri dari beberapa rangkaian sub sistem yang saling melengkapi. Di mana setiap sistem memberikan peran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 Aplikasi Sistem Pneumatik Pada Mobile Robot Untuk Menaiki Dan Menuruni Tangga Antony Octavia 0800736384

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap program mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari webcam, pengolahan citra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus meningkat dengan sangat

Lebih terperinci

PENYELEKSI UKURAN BUAH JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOBEL PADA PERALATAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL(PLC)

PENYELEKSI UKURAN BUAH JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOBEL PADA PERALATAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL(PLC) PENYELEKSI UKURAN BUAH JERUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOBEL PADA PERALATAN BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL(PLC) Harianto 1) Yan Mahendra Firmansyah 2) Abstract: At the time of buying oranges at the

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: IBM-PC UNIT SENSOR CAHAYA WEBCAM Gambar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bagian dari bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan sistem yang akan dibangun pada pengerjaan tugas akhir ini. Pembahasan analisa meliputi analisa

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian objek dalam suatu citra merupakan hal mendasar dalam banyak aplikasi analisis citra (image analysis). Manusia bisa langsung mengenali objek yang dilihatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu panca indra yang digunakan manusia untuk melihat. Namun mata manusia memiliki keterbatasan dalam menangkap sinyal elektromagnetik.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat. Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan teknologi dan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING

BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING 2.1 Pengantar Pembuatan lidah kucing secara konvensional terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pencampuran, pencetakan, pengovenan. Pada bagian pencampuran semua

Lebih terperinci

ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA

ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA ROBOT PENYUSUN BUKU PADA PERPUSTAKAAN DENGAN WEB CAMERA Firdaus Surya Pradana 1, Ali Husein A 2, Taufiqurrahman 2,Edy Satriyanto 2 1 Penulis,Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS-ITS 2 Dosen Pembimbing,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisis dan perancangan sistem. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah studi literatur, pembuatan program serta melakukan deteksi dan tracking obyek. Pada

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya digunakan pada suatu perusahaan. STIKOM memiliki Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. biasanya digunakan pada suatu perusahaan. STIKOM memiliki Laboratorium BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Programmable Logic Control (PLC) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah

BAB II DASAR TEORI. pemperbaiki kualitas citra agar mendapatkan hasil citra yang baik dan mudah BAB II DASAR TEORI 2.1 Visi Komputer (Computer Vision) Visi komputer merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali objek yang akan diamati/ diobservasi. Hal ini dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO

MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO MODEL SISTEM OTOMATISASI SORTASI BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN TCS3200 BERBASIS ARDUINO UNO Diah Puji Astuti, Tjut Awaliah Zuraiyah, Andi Chairunnas. Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pernyataan Keaslian. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan.

DAFTAR ISI. Halaman Judul. Lembar Pengesahan Pembimbing. Lembar Pernyataan Keaslian. Lembar Pengesahan Penguji. Halaman Persembahan. xi DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing Lembar Pernyataan Keaslian Lembar Pengesahan Penguji Halaman Persembahan Halaman Motto Kata Pengantar Abstraksi Daftar Isi Daftar Gambar Daftar

Lebih terperinci

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 ISSN: 1693-6930 85 PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 Agus Susila, Wahyu Sapto Aji, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR Thiang, Felix Pasila, Agus Widian Electrical Engineering Department, Petra Christian University 121-131 Siwalankerto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA Dirvi Eko Juliando Sudirman 1) 1) Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun Jl Serayu No. 84, Madiun,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Masalah 3.1.1. Deskripsi Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka makin meningkat pula kebutuhan seseorang akan informasi. Penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5 1 BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 5.1 Pengantar Pada aplikasi industri, banyak dibutuhkan implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai fungsi dari state, perubahan

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci