..INDONESIA" PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "..INDONESIA" PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK"

Transkripsi

1 ..INDONESIA" PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK

2 ,» >>>«& Q. 2~2>o8 >d C L < h o INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK I c\ 'b V FAK. HUK^ ^ ^

3 H A D IA H BAftl : ^... TOL. :... - J PERPLi^i AKAANFAk. litklmu-u Tanggal : ( f i t No. Siliiiah: J. A L j } PER PU STA K A A N P E R G U R U A N K EM. P. P. D A N K.

4 ..INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Tindjauan tentang kedudukan ekonomi dan sosial Bangsa Indonesia di Suriname oleh D R Y U S U F ISM A EL

5 D iterbitkan olch : Perpustakaan Perguruan Kementerian P.P. dan K. Djakarta, 1955 P ertjetakan : B alai P u stak a T ipografi: Bagian Layout B.P. No Hak pengarang dilindungi oleh Undang-undang Rp 38,

6 K epada Y oesca dan M a r y an t i

7 Isi Buku PEN D A H U LU A N... 7 B A G IA N I B A G IA N II G A M B A R A N S U S U N A N M A S JA R A R A T D l S U R IN A M E 1. R A P A T N JA P E N D U D U K P E M E N T JA R A N P E N D U D U K U N S U R -U N S U R P E N D U D U K S U S U N A N M A S JA R A K A T S U S U N A N E K O N O M I S U S U N A N P O L IT IK T E M P A T O R A N G IN D O N E S IA D ID A L A M M A S JA R A K A T S U R IN A M E BA B I II IC H TISA R SED JA RA H 1. S E B A B -S E B A B N JA IM IG R A SI P E R M U L A A N IM IG RA SI S U S U N A N N JA M E N U R U T D A E R A H -D A E R A H A L A S A N -A L A S A N U N T U K B E R E M IG R A S I D A RI D JA W A SED IK IT D E M O G R A FIE P E N D A H U L U A N B A N JA K N JA P E N D U D U K D A N P ER B A N D IN G A N D JE N IS K E L A M IN T A M B A H R A T A -R A T A P E N D U D U K S U S U N A N P E N D U D U K M E N U R U T U M U R N JA D JU M LA H R A T A -R A T A P E R K A W IN A N D JU M L A H R A T A -R A T A K E L A H IR A N D JU M L A H R A T A -R A T A K E M A T IA N K O E F IS IE N P E M B IA K A N

8 B A B III KEHIDUPAN SO SIA L A. H U B U N G A N D E N G A N G O L O N G A N L A I N - LA IN N 1A T E M P A T JA N G T E R A S IN G D ID A L A M M A SJARAKAT... Z 2. D ERA D JA T SO SIA L N JA JA N G R E N D A H... A. Asal-usulnja... ^ B. Bahasanja... ^ C. Deradjat pengetahuannja... ^3 D. Pemandangannja terhadap bangsa-bangsa lain E. Sikap penduduk lainnja F. Sikap pemerintah G. Pendirian politiknja H. Agamanja I. Tradisi kebudajaannja B. H U B U N G A N -H U B U N G A N S O S IA L D ID A L A M G O LO N G A N N JA SE N D IR I SUSUNAN SO SIALN JA 7 0 A. Tingkatan-Jtingkatan kemasjarakatannja 70 B. Masjarakat desa C. K e l u a r g a... 3 C. 1. Sifat keluarga Indonesia C. 2. Besarnja keluarga C. 3. Perkawinan dan kesetiaan dalam perkawinan a. Arti. perkawinan b. Tjara-tjara pernikahan c. Bentuk-bentuk perkawinan d. Perkaw inan tjampuran. C.4. Kesusilaan sexueel C. 5. Penggunaan nafkah a. Besarnja nafkah b. P em akaiann ja. C. 6. Pembagian kerdja IV KEHIDUPAN EKONOM IS 1. MATA PENTJAHARIAN A. Orang-orang Indonesia sebagai pekerdja dengan upah A. 1. Pada pemerintah A. 2. Pada madjikan-madjikan partikulir 131 4

9 BA B V B. Orang-orang Indonesia jang mempunjai Usaha sendiri B. 1. Sebagai petani ketjil B. 2. Sebagai pedagang... 1^1 2. BAGIAN GOLONGAN INDONESIA DALAM EKONOMI SURINAME PERBANDINGAN BAGIAN INI DENGAN GOLONGAN-GOLONGAN LAINNJA... H 8 4. TEMPAT-TEMPAT MENABUNG UANG SUATU PERBANDINGAN K EH ID U PA N KEA G A M A A N 1. AGAMA ISLAM AGAMA KERISTEN V I A R T I PER A JA A N -PE R A JA A N V II P ER H IM PU N A N -PER H IM PU N A N V III P EN G A D JA R A N DAN D E R A D JA T P E N G E T A H U A N O R A N G -O R A N G IN D O N ESIA 1. DERADJAT PENGETAHUAN ORANG-ORANG INDONESIA PEMBERANTASAN BUTA-HURUF BAHASA DAN KEBUTUHAN AKAN BATJAAN SEKOLAH-SEKOLAH BAGI ANAK INDONESIA 193 IX K ED U D U K A N PARA T E R P E L A D JA R D IKALA N G AN O R A N G -O R A N G IN D O N ESIA X M A SALA H U R B A N ISA SI X I P E R T JA M P U R A N K EBU D A JA A N X II K R IM IN A L IT E T D IKA LA N G A N O R A N G -O R A N G IN D O N ESIA X III KEADAAN K ESE H A TA N X IV P E N D A PA T T E N T A N G ORA N G IN D O N ESIA SEBA G A I IM IG RA N

10 BAB X V KEHIDUPAN PO LITIK 1. PEN D A H U LU A N ^ 2. O RIEN TA SI PO LIT IK... 2 ^ 3. K EPA RTA IA N... ' ' 4. APAKAH ARTI PERKUM PU LA N -PERKUM PU LA N 264 XVI PEMANDANGAN PEN U TU P 266 GAMBAR-GAMBAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

11 P endahuluan Su imi9 r a n - i r J ^Uran^ a<^a '^ ^ 0 orang Indonesia. Rombongan kearamaribo H* ^ rv * J an^ kira-kira 60 tahun jang Jampau datang di JUrnlah selu ^ ia * arta, sekarang telah mendjadi bagian penting dari arena buat fu penduduk ne9eri. Penambahan itu telah terdjadi baik dan kejebih911 njauf)un karena kodrat alam, masing-masing oleh imigrasi ^erbagai_^a 3 e^a^iran. Adanja golongan mereka itu menimbulkan keadaan so S a^ sos^~p ^tik dan sosial-kulturil. Pertama-tama ^ e a d a a n ma e k o n o m i P a r a imigran itu adalah djelek, jang dalam 0 ra ng_0ran 0 SJf rj Suriname boleh dikatakan tidak sehat. Ketjuali itu sekaji berbed rl nesia mempunjai kebudajaan sendiri, jang sama ha] ff-jj ^ a a ri P a d a kebudajaan disekelilingnja. Sudah barang tentu Oleh sebabus per^a^kan t>enar didalam rangka pertumbuhan negeri. tikan, kare ^ nasi^ 9 l ng3n orang Indonesia itu harus lebih diperhaakan bekp SatU bagian )an9 sakit, akan m enjebabkan bahwa seluruhnja U ntuk t a k s e m P u r n a - 1 q meraperbaiki keadaan jang tidak sehat ini ada dua kemungkinan: 2 ]u ran 9 - rang Indonesia itu dikembalikan ketanah air mereka, atau, a tetap di Suriname, dan keadaan penghidupan mereka di- Ik>, jang akan bermanfaat pula bagi perbaikan keadaan negeri umumnja. dapat d '3 klta t'nc^jau kemungkinan pertama. Maka dengan segera *ettipoh g^a ^a bahwa tindakan itu akan merugikan Suriname. Dalam kan nila ta^un ltu orarig-orang Indonesia di Suriname telah membuktii(;u sela^m^a ek nomi dan masjarakat disitu. Pertama karena mereka ^embuk* ^ erupakan tenaga jang murah bagi perusahaan-perusahaan dan bersih a utan"^utan sehingga mendjadi pekarangan-pekarangan jang karena / n.^^a Pemandangan dinegeri mendjadi lebih indah, Kedua di baaian 3 ama ereka tinggal di Suriname itu, sehingga telah mendjadan jano t a k ^ ^ u cjip is a h ' P isahican Ia9 dari masjarakat disana, itu berarti m em nf d,iepaskan- Mengembalikan orang-orang Indonesia *«kerd,a iebih s J d ^ d a ^ S,, Sehi," i SeI ruhn 'a al<an 7

12 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Kepergian para imigran itu tidak hanja akan berakibat buruk bagi Suriname sadja, jang akan merupakan suatu bentjana besar, tetapi bagi jang bersangkutan sendiri penjelesaian serupa itu tidak dapat diandjurkan. Sebabnja ialah karena Suriname dapat djuga memberikan kemungkinan-kemungkinan penghidupan jang lajak. Pertama karena Pemerintah Indonesia sedang menghadapi banjak kesulitan-kesulitan dilapangan ekonomi dan sosial berhubung dengan kelebihan penduduk pulau Djawa sehingga tak mungkin lagi memberikan perhatian kepada pemindahan kembali ketanah air dari orang-orang Indonesia di Suriname. Selandjutnja menurut pendapat kami orang-orang Indonesia itu akan sulit menjesuaikan diri lagi pada keadaan-keadaan baru di Indonesia, jang djauh berlainan dari pada keadaan 30 a 40 tahun jang lampau.ditambah pula bahwa pemindahan kembali imigran-imigran Indonesia itu akan meminta biaja jang tidak sedikit, maka dapatlah dipahamkan bahwa penjelesaian setjara demikian itu sementara tidak dapat dilaksanakan. Beberapa orang di Suriname mengharapkan sekali orang-orang Indonesia tetap tinggal di Suriname, jaitu dipandang dari perbaikan keturunan. Wanita-wanita Indonesia sangat disukai orang-orang Creool (peranakan Indo Sepanjol di Amerika Selatan) karena perawakannja dan tingkahlakunja jang sopan. Kata orang : Djika saja tidak sudah kawin, tentu saja mengambil isteri orang Djawa. Seorang Creool jang terkemuka berkata: Saja berani memastikan bahwa orang Creool dari orang-orang wanita, diantara mana ada wanita Indonesia, akan memilih wanita Indonesia itu. Oleh sebab-sebab inilah maka sebaiknja orang-orang Indonesia sementara tetap tinggal di Suriname. Tetapi adalah suatu keharusan bahwa penghidupan mereka diperbaiki, djika Pemerintah Suriname hendak mendapat manfaat jang sebesar-besarnja dari imigran-imigran itu. Tadi kami kemukakan bahwa kedudukan golongan Indonesia didalam masjarakat Suriname adalah tidak sehat, dan merupakan suatu penjakit. Untuk memperbaikinja, maka sjarat pertama ialah menentukan sifat penjakit itu, atau dengan perkataan lain : penghidupan para imigran itu harus diselidiki setjara sosiologis sedalam-dalamnja. Dari bahan-bahan penjelidikan itu akan dapat diambil tindakan-tindakan jang bersifat sosialpolitik dan sosial-kulturil, jang perlu untuk mengadakan perbaikan. Analisa itu akan mempunjai arti pula bagi orang-orang Indonesia itu sendiri. Prof. Wertheim pernah berkata : Siapa ada dalam kesulitan djiwa, akan mendapat pertolongan dari psycho-analyse. Pengertian jang lebih baik dari diri sendiri dan tempat dirinja didalam masjarakat atjapkali memberi pertolongan. Barangkali pertolongan demikian itu datang djuga dari psycho-analyse golongan. Arti penjelidikan histocis dan sosiologis sebagian besar terletak dalam daja pembersihannja. Pembebasan dari belenggu sedjarah dapat melahirkan kekuatan-kekuatan untuk menggalang hari kemudian jang baru. J ) Lihat tjatatan kaki hal. 9 5

13 PENDAHULUAN Tidak sadja bagi penjelesaian soal-soal praktis sosial dan ekonomi penjelidikan itu ada artinja. Pemindahan orang-orang Indonesia kelingkungan jang baik kulturil maupun anthropologisch berbeda sama sekali dari lingkungannja sendiri, merupakan suatu objek penjelidikan jang me^ narik sekali bagi seorang ethnoloog. Bukanlah golongan itu ditempatkan diantara golongan-golongan lain, jang masing-masing mempunjai tradisi kebudajaan sendiri-sendiri. keadaan mana menimbulkan matjam-matjam pertanjaan pada orang-orang jang melihat kedjadian itu dari sudut pertjampuran kebudajaan? Bagaimanakah kedjadian golongan itu ditindjau dari sudut kebudajaan? Betapakah perlawanan mereka terhadap pengaruh-pengaruh jang biasanja merusak dari kebudajaan-kebudajaan asing? Unsur-unsur manakah jang mereka masukkan kedalam kebudajaan mereka dan manakah jang mereka buang dari kebudajaannja sendiri? dsb. Kami merasa bersjukur bahwa diberi kesempatan mengadakan penjelidikan jang sedemikian itu cleh Jajasan Kerdjasama Kebudajaan di Amsterdam. Kami bermaksud mengerdjakan lebih landjut hasil-hasil penjelidikan ini dalam bentuk ilmu pengetahuan dan mengumumkannja. Oleh berbagai-bagai hal kami sementara terpaksa mengerdjakan hasilhasil jang telah tertjapai itu didalam bentuk suatu rentjana singkat dan menunda pekerdjaan selandjutnja sampai kemudian hari. Akan tetapi rentjana ini telah disusun selengkap mungkin, sehingga memberikan gambaran-gambaran djelas tentang keadaan-keadaan, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan tindakan-tindakan sosial dan kulturil. Sebelum meriwajatkan objek jang sesungguhnja, jaitu tempat orangorang Indonesia didalam masjarakat Suriname, kami memberikan ichtisar lebih dahulu tentang keadaan negeri pada umumnja. Bukankah pribadi seseorang itu hasil keturunan dan lingkungannja? Demikian djuga bagi golongan jang terdiri dari individu-individu jang terlihat mendiadi suatu kesatuan oleh ikatan-ikatan tertentu. Sesungguhnjalah masjarakat Suriname telah memberi pengaruh kepada golongan orang-orang Indonesia, dan adalah suatu keharusan untuk menjelidiki, bagaimana terdjadinja itu dan bagaimana pengaruh itu dimasa jang lampau dan sekarang. Kemudian tidak dapat dielakkan suatu ichtisar sedjarah, jang perlu sekali untuk memahami benar-benar tempat orang-orang Indonesia. Selandjutnja diberikan perhatian kepada dem ografie golongan tersebut, dalam batas-batas kemungkinan. Pada pembitjaraan mengenai tempat orang-orang Indonesia dalam masjarakat itu, jang kami sertai gambarangambaran tentang bermatjam-matjam segi penghidupannja, kami hubungkan suatu kesimpulan pendapat kaimi, didalam mana kami berikan beberapa pikiran tentang politik kebudajaan dan sosial jang kiranja dapat didjalankan. x) W.F. W E R T H E IM :,,Het Sociologisch karakter van de Indo-maatschappij Amsterdam hal 3. 9

14 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Kami rasa tidak akan berlcbihan djika kami berikan djuga gam baran tentang keadaan-keadaan dalam mana kami melakukan penjelidikan-penjelidikan kami, untuk memberitahukan tjara-tjara jang telah kami tempuh. Orang-orang Indonesia di Suriname politik terbagi dalam dua golongan jang satu sama lain sangat bertentangan. Disatu pihak berdiri Kaum Tani Persatuan Indonesia (K.T.P.I.), dan dilain pihak ada beberapa perkumpulan, diantaranja jang paling terkenal Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname (P. B. I. S.). Pada bab mengenai pergerakan politik hal ini akan kami kupas lebih landjut. Perpetjahan politik ini telah mempengaruhi djuga djalan penjelidikan kam i: dari pihak K.T.P.I. kami boleh dikatakan tidak mendapatkan bantuan. Kedudukan kami sebagai orang Indonesia dari luar rupa-rupanja merupakan suatu bahaja bagi kehidupan organisasi tersebut. Sudah dari sebelum kedatangan kami di Suriname ketua organisasi jang pada waktu K-M.B. di Den Haag peraw a- tannja oleh ketua delegasi R.I. tersebut diserahkan kepada kami, telah m e lakukan anti-propaganda terhadap kami dan selama kami berada dinegeri itu mengandjurkan kepada pengikut-pengikutnja supaja djangan pertjaja kepada kami. Bermatjam-matjam usaha telah didjalankan untuk memperbesar ketjurigaan itu. Benarlah kami telah beberapa kali diundang untuk menghadiri rapat-rapat jang mereka adakan, akan tetapi menurut bekas-bekas pengikut-pengikutnja maksudnja ialah tiada lain daripada untuk menundjukkan kepada anggota-anggotanja terhadap siapa m ereka itu harus berhati-hati. WaJaupun kami sendiri mempunjai dugaan dem i kian, diantaranja karena kenjataan bahwa didjaga benar-benar agar kami sedikit mungkin dapat berhubungan langsung dengan hadirin, namun kami tidak dapat menolak undangan-undangan itu untuk m enghindarkan sangkaan bahwa kami memihak pada salah satu pihak. Sungguhpun demikian sikap ini tidaklah mempengaruhi sedikit djuga usaha-usaha penjelidikan kami, walau ternjata bahwa mula-mula banjak anggota sukar didekati karena mereka beranggapan, bahwa kedatangan kami itu adalah untuk menghalang-halangi mereka kembali ketanah air, akan tetapi oleh banjak orang kami telah diterima dengan baik. Dari lurah desa didalam distrik Nickerie, jang tergabung pada perkumpulan tadi, kami telah menerima angka-angka jang berharga sekali. Kesulitan jang terbesar kami alami pada waktu mengumpulkan bahan-bahan angka-angka. D e - mikianlah kami telah menemui kesulitan-kesulitan dengan seorang lurah lainnja, jang djuga tergabung dalam K.T.P.I., ketika kami dengan kertas dan pinsil mengumpulkan keterangan-keterangan tentang susunan umur golongan itu. Mereka berkata, bahwa kami sedang membuat tja ta ta n - tjatatan bagi Pemerintah untuk menghalang-halangi mereka kem bali ke Indonesia. Tetapi dari golongan-golongan lain kami telah menerima bantuan 10

15 PENDAHULUAN sebesar-besarnja, sehingga mengimbangi seluruhnja kesulitan-kesulitan jang kami alami dari pimpinan K.T.P.I. Bantuan mereka jang kami terima, sungguh membesarkan hati. Oleh sebab inilah maka kami telah dapat mengumpulkan keterangan-keterangan sampai tentang hal-hal jang pelik-pelik. Perasaan persaudaraan mereka terhadap kami adalah suatu bukti bagi kami betapa mereka itu masih merasa terikat pada tanah air. Hal ini telah menimbulkan kesulitan-kesulitan djuga, walaupun sifatnja lain daripada jang kami alami dari pimpinan K.T.P.I. Jang kami maksud ialah terlampau banjaknja perhatian dari pihak objek penjelidikan jang sudah barang tentu menjulitkan pekerdjaan sipemeriksa. Tiap-tiap kesempatan dipergunakan untuk menemui kami. Ketjuali berarti terlampau banjaknja tamu jang datang, hal ini sering menjebabkan kami tidak dapat memperhatikan mereka itu dalam pekerdjaan mereka sehari-hari. Kalau kami tiba-tiba mengundjungi mereka, maka berhentilah mereka bekerdja, lalu berkumpullah disuatu tempat untuk menghormati kami. Dan hal ini biasanja berlangsung terus selama kami masih ada disitu. Makanan jang dihidangkan kepada kami biasanja lebih baik daripada jang biasanja mereka santap, sehingga makanannja sehari-hari tidak mudah diketahui. Untuk toh mengetahui hal ini, harus kami pergunakan pertolon3an oran9 'oran9 ian9 tiada begitu terlihat. Sebaliknja hal ini m enguntungkan djuga, karena kami dalam tempoh jang singkat dapat mengum pulkan lebih banjak k eterangan-k eteran gan d a r i p a d a djika tidak demikian. Ada satu hal jang menguntungkan kami diwdingkan dengan penjelidik-penjelidik lain. Karena kami menguasai bahasa orang-orancj ludonssici dan segera mendapatkan kepertjajaan mereka, dapatlah kami mem.pergunakan waktu jang kiranja diperlukan untuk itu, seluruhnja untuk penjelidikan jang sebenarnja, jang berarti penghematan waktu jang tidak sedikit. Bagian terbesar dari bahan-bahan itu kami ambil dari berita-berita jang bersangkutan sendiri. Dari pemberitaan-pemberitaan tentang kedjadiankedjadian dahulu dan sekarang dan dari pandangan mereka tentang beberapa keadaan dapatlah kami ambil kesimpulan, bagaimana orangorang Indonesia itu melihat tempatnja didalam masjarakat Suriname dan sebab-sebab apa jang mendjadikan demikian itu. Disamping itu kami telah banjak mempergunakan interpiu-interpiu chusus dan penindjauan-penindjauan jang konkrit. Sedikit mungkin kami mempergunakan kartukartu enquete, karena kami berpendapat bahwa pada umumnja nilai enquete~enqiiete itu tidak besar. Hanja untuk mengumpulkan angkaangka kami pergunakan alat ini, karena risikonja dalam hal ini tidak banjak. Oleh karena angka-angka resmi di Suriname ternjata tidak selalu dapat dipertjaja, maka untuk bahan angka-angka kami untuk sebahagian besar bergantung kepada penjelidikan sendiri. 11

16 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK Sedikit tentang penindjauan langsung ini. Perpetjahan dikalangan orang-orang Indonesia dan persaingan jang disebabkan oleh perpetjahan tadi, menjebabkan bahwa kami tidak selalu dapat melakukan penindjauan-penindjauan tiap-tiap hari dalam waktu jang pandjang berturutturut. Djika kami umpamanja disesuatu tempat menginap dirumah seorang anggota golongan jang satu, maka hal ini akan dianggap oleh jang lain sebagai suatu tanda bahwa kami telah memihak, dan sebaliknja. Berkemah diluar adalah berbahaja, oleh karena itu kami dinasihatkan djangan berbuat demikian. Hanja didistrik Nickerie dan didekat Moengo, dimana kami dapat bermalam ditempat jang netral, kami mempunjai kesempatan untuk mengadakan penindjauan selama tiga minggu berturut-turut. Tetapi kekurangan ini dapat ditolong oleh orang-orang Indonesia sendiri, karena kami selalu tepat pada waktunja diberitahu, djika akan ada kedjadian jang luar biasa. Dengan djalan demikian dapatlah djuga kami mengetahui kedjadian-kedjadian penting didalam penghidupan orang Indonesia. Ketjuali itu kami telah beruntung, bahwa pada perkundjungan-perkundjungan tiba-tiba kepada sesuatu desa kami lcebetulan turut menjaksikan kedjadian jang luar biasa. Sebab itu kami sebagai penjelidik Indonesia mempunjai segi-segi jang menguntungkan dan jang merugikan, jang tidak boleh diperketjil artinja. Kesulitan jang terbesar ialah, walau ada ketjurigaan jang diterbitkan dengan sengadja dan ditiup-tiup, untuk menghindari tiap sangkaan bahwa kami memihak salah satu pihak, jang sering hampir tidak mungkin. Djika kami untuk beberapa hal mengambil djalan tengah, maka ada bahajanja bahwa kami tidak mentjapai jang mendjadi tudjuan kami datang di Suriname. Hebatnja pertentangan antara kedua pihak sungguh mengchawatirkan, dan sudah barang tentu hal itu berpengaruh kepada seluruh masjarakat. Bahwa pada umumnja orang-orang di Suriname, dengan beberapa perketjualian, memandang soal kegelisahan dikalangan orang-orang Indonesia ini sebagai suatu soal ketjil, adalah sangat m enjedihkan dan tidaklah membaikkan nama Suriname, bahwa orang-orang Indonesia itu harus minta pertolongan Pemerintah Indonesia untuk mempergunakan pengaruhnja agar politik memetjah-belah jang didjalankan oleh beberapa orang dikekang. Bahwa kami toh dapat menjelesaikan penjelidikan kami dengan baik, adalah berkat bantuan jang kami terima dari orang-orang Indonesia jang terpeladjar di Suriname. Dari pihak pembesar-pembesar negara dan distrik telah kami terima pula bantuan dan banjak pengertian, atas bantuan mana kami sangat berterimakasih. Terimakasih kami sampaikan pula kepada semuanja di Suriname jang telah menerima kami dengan segala kesenangan dan kerelaan hati selama kami berada di Suriname. Zandvoort. M aret

17 Kata Penjusul L e b i h dari 25 bulan telah lalu sesudah kami mengachiri tulisan ini. Pemerintah Republik Indonesia telah menundjukkan perhatiannja terhadap kurang lebih warganegara Indonesia di Suriname dengan membuka sebuah Komisariat di Paramaribo. Akan tetapi dengan tindakan ini sesungguhnja keadaan orang-orang Indonesia belumlah berubah, seperti jang kami paparkan didalam tulisan ini, bagaimana giatnja pun Konsol Indonesia telah berdaja-upaja untuk mendjernihkan suasana dan memperbaiki keadaan orang Indonesia. Kesulitan-kesulitan jang kami' djumpai pada waktu kami mengadakan penjelidikan di Suriname, sekarang didjumpai oleh utusan resmi Pemerintah Indonesia. Keinginan untuk kembali ketanah air tidaklah berkurang, dan tjuriga-mentjurigai diantara orang-orang Indonesia masih tetap berkobar seperti sediakala. Keinginan untuk kembali ke Indonesia ini pada bagian besar telah mempunjai bentuk njata dalam pendirian sebuah Jajasan ke Tanah Air, jang bertudjuan mengumpulkan modal sekian banjaknja, sehingga anggota-anggotanja nanti di Indonesia dapat mendjalankan pertanian dengan alat-alat mesin atas dasar koperasi. Baru-baru ini Pemerintah Indonesia telah mengundang sebuah delegasi terdiri dari 8 orang Indonesia dari Suriname untuk menjaksikan keadaan di Indonesia. Pada kesempatan ini ternjata dengan djelasnja, bahwa satu-satunja tudjuan mereka masih bekerdja di Suriname ialah untuk memungkinkan kembalinja mereka ke Indonesia. Ditindjau dari sudut ini kedatangan delegasi itu tidaklah memberikan hasil apa-apa. Sekembalinja 8 utusan di Suriname timbul lagi dengan hebatnja pertikaian antara golongan-golongan. Pengalaman-pengalaman ini memperkuat pendirian kami bahwa dalam djangka pendek masalah orang-orang Indonesia di Suriname itu adalah masalah psychologisch, sedang selandjutnja masalah itu sesungguhnja adalah soal jang bersifat sociaal-paedagogisch. Didalam usaha kita mentjari penjelesaian untuk kesulitan-kesulitan itu, perlu kita mengingat hal ini. Salah pengertian tentang sebab-sebab pokok ini mungkin dapat mendatangkan bentjana bagi orang-orang Indonesia jang bersangkutan. Oleh sebab itu maka keputusan Pemerintah Indonesia untuk mengizinkan segolongan orang-orang Indonesia sedjumlah 1000 djiwa dari Suriname kembali ke Indonesia dan menetap didaerah Sumatra Barat guna mendjalankan usaha pertanian mekanis, adalah sangat bidjaksana. Langkah ini mengandung kemungkinan besar dapat diselesaikannja,.masalah Indonesia di Suriname jang bertahun-tahun itu. Untuk golongan jang tak pernah mau bekerdja sama dengan Perwakilan R.I. di Paramaribo untuk memperbaiki keadaan umat Indonesia disitu, langkah Pemerintah Indonesia berarti: W akil Indonesia memang berdaja untuk memulangkan orang-orang Indonesia, bertentangan de- 13

18 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK ngan dongengan sesuatu pihak bangsa Indonesia sendiri jang senantiasa mempropagandakan bahwa maksud W akil R.I. itu adalah menanam untuk selama-lamanja bangsa Indonesia di Suriname. Dan kenjataan itu dapat membuka mata golongan jang menentang usahausaha Perwakilan Indonesia itu, bahwa propaganda pemimpin-pemimpin mereka itu bersifat penipuan belaka. Dan hal ini dapatlah membawa kembali ketentraman jang sangat dibutuhkan oleh umat Indonesia di perantauan itu. Untuk rakjat dan Pemerintah Suriname langkah Pem e rintah itu berarti, bahwa Pemerintah Indonesia memang sungguh-sungguh memperhatikan nasib rakjatnja di Suriname. Dan pemulangan sebahagian dari golongan Indonesia di Suriname itu dapatlah mejakinkan rakjat dan Pemerintah Suriname bahwa Pemerintah Indonesia, djika kedudukan imigran-imigran Indonesia tidak diperbaiki, sanggup menerima mereka di Indonesia. Maka antjaman ini dapat mendorong mereka untuk agak berhati-hati dalam sikap mereka terhadap umat Indonesia dan berusaha untuk memperlakukannja tanpa diskriminasi. Kembalinja ketentraman antara bangsa Indonesia sendiri, dan lebih besarnja perhatian Pemerintah dan rakjat Suriname untuk nasib kaum imigran Indonesia, akan sangat menolong bangsa Indonesia didaerah ini dalam usahanja mentjari penghidupan jang agak baik. Djakarta, Mei 1953.

19 B A G IA N GAMBARAN SUSUNAN MASJARAKAT DI SURINAME

20 SURINAME Sungai-sungai: Tcmpat-tempat: D istrik-disicik; a. Corantijne 1. Paramaribo 9. Slootwijk I. C O R O N IE b. Nickerie 2. N w Nickerie 1 0. M on D esir II. N IC K E R IE c. Coppename 3. Coronie 1 1. M cengo III. S A R A M A C C A d. Saramacca 4. Groningen 1 2. Albina IV. S U R IN A M E e. Suriname 5. Lelydorp V. C O M M E W I J N E f. Commewijne 6. Domburg V I. M A R O W IJN E g- Tapanahoni 7. N w Amsterdam h. Marowijne 8. Nw M eerzorg Imigran2 Indonesia bertempat tinggal tersebar-sebar antara 6 distrikdistrik di Suriname. Bagian jang terbaik dari bumi Suriname ini adalah daerah pantai jang terdiri dari aluvium dan sangat subur. Dan didaerah inilah terdapat perkampungan-perkampungan imigran Indonesia.

21 Gambaran Susunan Masjarakat Suriname 1. RA PA TN JA PEN D U D U K Suriname adalah suatu daerah jang luasnja H2.882 km2, jaitu sedikit lebih luas dari pulau Djawa ( km2). Berlainan dengan pulau jang terachir ini, jang dengan djumlah penduduknja jang 50 djuta orang itu merupakan daerah pertanian jang terpadat penduduknja diseluruh dunia, Suriname sangat miskin akan penduduk. Menurut angkaangka resmi djumlah penduduknja pada tanggal 31 Desember 1949 adalah orang, djadi kira-kira 1,51 tiap-tiap km2. Djadi angka kepadatan penduduk adalah sangat rendah dan djika diperhitungkan pula betapa ketjilnja arti penduduk Negro dan Indian ditindjau dari sudut ekonomi bagi Suriname, maka angka-angka tersebut masih terlampau tinggi. Kekurangan penduduk inilah jang merupakan salah satu masalah sulit jang terbesar bagi Suriname. Suatu negara jang tidak mempunjai penduduk jang tjukup banjak, tentulah tidak dapat berkembang sebaiknja, walaupun rnechanisasi dapat menolong sebagian daripada kesulitan-kesulitan. Daerah-daerah subur jang luas sekarang terpaksa dibiarkan, perkebunan-perkebunan terpaksa mengurangi sebagian besar prodi.ksii.\ja atau menghentikannja sama sekali, sedang jang baru tidak dapat dibuka- Perkebunan tebu di Marienburg umpamanja, tidak dapat penuh bekerdja karena kekurangan tenaga pekerdja. Di Suriname orang belum mempunjai gambaran djelas, bagaimana akan menolong kekurangan penduduk itu. Imigrasi orang-orang baru dari India pada umumnja dipandang kurang baik. Tentang izin masuk bagi orang Jahudi, jang telah banjak diperbintjangkan, rupa-rupanja sampai saat terachir ini belum dapat dipetjahkan oleh Pemerintah. Tentang imigrasi orang-orang Peranakan Belanda dari Indonesia belum didapat kata sepakat. Kebanjakan orang berpendapat bahwa imigrasi baru dari Djawalah jang dapat mendatangkan manfaat jang paling besar. Djuga pendapat ini belumlah sampai mempunjai bentuk jang njata. Menurut berita jang kami terima dari pihak jang dapat dipertjaja, anggota-anggota Missie E. C. A. jang pada permulaan tahun jang lam- Indonesin pada pantai lautan Atlantik 2

22 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK pau mengundjungi Suriname, sangat berkeberatan atas imigrasi orangorang Asia ke Amerika Selatan. Hal ini bersesuaian benar dengan politik pembatasan imigrasi orang-orang Asia, jang selamanja dianut oleh negara-negara Amerika. Ada djuga aliran untuk menggiatkan pemasukan imigran-imigran dari Italia, berhubung dengan pengalaman-pengalaman jang baik dengan mereka itu dltempat-tempat lain. Untuk menutup kekurangan tenaga pekerdja pada perusahaan-perusahaan telah diambil pertjobaan imigrasi pekerdja-pekerdja dari pulaupulau Barbados dan St. Lucia dari Laut Caraibie, jang gagal karena kurang persiapan. Menurut pendapat kami harus diadakan penjelidikan sosiologis dipulau-pulau tersebut lebih dahulu, untuk menetapkan langkah-langkah jang perlu agar usaha imigrasi itu tidak akan sia-sia. Pertjobaan dengan pekerdja-pekerdja dari St. Lucia rupa-rupanja akan diulangi, untuk hal mana W eluaartsfonds (Dana Kesedjahteraan) telah menjediakan uangnja. Banjak orang keberatan atas imigrasi ini. Pertama orang berpendapat, bahwa orang-orang jang didatangkan harus mempunjai kebudajaan jang bernilai lebih tinggi daripada penduduk Suriname, sehingga berpengaruh mempertinggi deradjat kebudajaan Suriname. Dari penduduk St. Lucia hal itu rupanja tidak dapat diharapkan- Selandjutnja dikemukakan keberatan bahwa Pemerintah mendatangkan imigran-imigran baru dan mendirikan rumah-rumah bagi mereka serta mengadakan persediaan-persediaan lainnja, sedang dinegeri sendiri masih ada ratusan orang Indonesia jang tidak mempunjai pekerdjaan. M ereka bertanja :,,Mengapa uang itu tidak dipergunakan untuk memperbaiki keadaan didistrikrdistrik? Keberatan-keberatan ini dikemukakan baik oleh pihak orang-orang Indonesia maupun oleh pihak orang-orang Creool. 2. PEM EN TJA RA N PEN D U D U K Penduduk Suriname pada tanggal 31 Desember 1949 dibagi antara golongan-golongan bangsa sebagai berikut : Golongan2 bangsa Lakfl Percm puan Djum'.ah Creool India Indonesia Eropa Tionghoa Orang Aslng lainnja Negro ;_, Indian Dari djumlah ini lebih dari sepertiganja tinggal diibu kota Paramaribo, sehingga dapat dikatakan, seperti dikatakan oleh seorang anggota 18

23 GAMBARAN SUSUNAN MASJARAKAT SURINAME Dewan Perwakilan bangsa Hindu, bahwa Suriname adalah,,berat diatas". Kepada kota-kota diberikan perhatian jang tiada seimbang dengan kepentingan dibandingkan dengan distrik-distrik. Mudah dipahamkan, bahwa seorang pegawai, jang diangkat dari pegawai distrik mendjadi pegawai kota, menganggapnja sebagai promosi. Pcnduduk Paramaribo pada 31 Desember 1949 menurut angka-angka resmi tersusun sebagai berikut: Bangsa Laki2 Pctcm puan Djumlah Eropa Creool Indonesia India Tionghoa Lain-lain Dari daftar tersebut diatas ternjata bahwa penduduk Suriname bangsa Creool dan Eropa hampir semuanja tinggal di Paramaribo. Selebihnja tinggal dipusat-pusat pertambangan dan perkebunan-perkebunan didistrik-distrik. Selandjutnja ada djuga didistrik Coronie, dimana terdapat perusahaan-perusahaan kelapa, babi dan lebah. Bagian lainnja terpentjar dibeberapa distrik lainnja. Dari keterangan-keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bagian penduduk bagian bangsa Eropa dan Creool sebagian besar bekerdja diluar kalangan pertanian. Orang Creool sangat bentji kepada pertanian. Ia memandang pekerdjaan ini rendah dan inilah sebabnja bahwa banjak pada mondar-mandir sadja tiada berketen^ tuan didaerah pelabuhan dan kota. Hampir seluruh pertanian ada didalam tangan orang-orang India dan Indonesia, ketjuali perkebunan besar jang seluruhnja dimiliki orang Eropa. Orang-orang Tionghoa kebanjakan berdagang ; ada djuga beberapa jang menduduki djabatan-djabatan penting dalam pemerintahan. 3. U N SU R -U N SU R PEN D U D U K Masjarakat Suriname adalah tjontoh jang tepat tentang jang disebut Furnivall plural society (masjarakat madjemuk), tetapi jang disebut van Lier segm entarische m aatschappiji) (masjarakat tembereng) karena istilah ini lebih djelas melukiskan sifat-sifat masjarakat jang demikian itu. Sesungguhnjalah masjarakat ini terdiri atas beberapa golongan jang menurut bangsa. bahasa, agama dan tradisi kebudajaan satu sama lain sangat berbeda. Tiap golongan mempunjai tjiri-tjiri jang specifiek, jang membedakan mereka dengan tegas satu dengan lainnja. Dari daftar pada J ) R.A.J. V an Lier Ontwikkeling en karakter van de W est-indische M aatschappij" Leiden 1950 hal

24 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK halaman 18 ternjata bahwa penduduk Suriname terdiri atas orang-orang Eropa, Creool, Indonesia, India, Tionghoa, Negro dan Indian, jang merupakan tjampur aduk bangsa-bangsa. Dalam menindjau kehidupan sosial, bangsa Negro dan Indian tidak turut diperhitungkan, karena mereka tidak merupakan faktor penting. Orang-orang Creool merasa dirinja lebih daripada bangsa India dan Indonesia berhubung dengan kelebihan mereka ekonomis dan intelektuil. Mereka merasa dirinja berdekatan dengan golongan Eropa, lebih-lebih karena kebanjakan orang-orang Creool dapat berbitjara bahasa Belanda, sedang orang-orang India dan Indonesia djustru tidak. Orang-orang India sendiri memandang orang-orang Indonesia rendah, jang nanti akan dibuktikan dengan beberapa tjontoh. Orang-orang Eropa dan Creool kebanjakan beragama Keristen, Katolik atau Protestan. Hanja sedikit sekali dari golongan-golongan lainnja menganut agama ini. Orang-orang Indonesia sebagian besar beragama Islam, hanja bebelapa ratus orang beragama Keristen. Sebagian orang-orang India beragama Islam, bagian lainnja menganut agama Hindu. Orang-orang Tionghoa jang merupakan golongan jang tidak begitu kelihatan, menganut peladjaran Confucius. Tiap-tiap golongan selandjutnja mempunjai bahasanja sendiri-sendiri; bahasa persatuan sama sekali tidak ada. Bahasa resmi adalah bahasa Belanda; siapa memahaminja menandakan bahwa ia orang terpeladjar. Orang-orang Creool adalah golongan jang menguasai bahasa ini, seperti jang sudah kami katakan diatas. Orang India mempunjai bahasanja sendiri, Urdu dan Hindi. Orang Indonesia mempergunakan bahasa Djawa, sedang orang-orang T io n g hoa m e m p e r g u n a k a n bahasa Tionghoa. Bahasa umumnja (lingua fra n ca) adalah bahasa Inggeris-Negro, jang dipergunakan oleh semua golongan ketjuali bagian ketjil orang-orang Eropa. Kalau tiada bahasa ini tentulah pergaulan antara golongan-golongan tidak mungkin. Tetapi bahasa ini belumlah merupakan alat untuk mempersatukan, sehingga tertjapai asimilasi bangsa-bangsa jang ditjita-tjitakan. Karena walaupun umum mempergunakan bahasa ini, masing-masing tetap berpikir setjara kebiasaannja sendiri-sendiri. Menurut pendapat kami hanja pengadjaran dalam bahasa Belanda jang dapat mempersatukan berbaqai qolongan di Suriname itu. 4. SUSUNAN M ASJA RA KA T Didalam masjarakat ini telah tumbuh suatu gedjala tingkatan kemasjarakatan berdasarkan kebangsaan, kedudukan didalam masjarakat dan harta benda. Jang masuk golongan tertinggi ialah golongan bar.gsa 20

25 GAM BAH AN SUSUNAN MAS] ARARAT SURINAME Eropa dan sebagian besar orang-orang Creool. Golongan Eropa terdiri atas pegawai-pegawai tinggi dan pemimpin-pemimpin perusahaan-perusahaan bauxiet dan perkebunan. Orang-orang Creool, kebanjakan orangorang berwarna, tetapi djuga beberapa orang berkulit hitam dari golongan ini, mempunjai kedudukan-kedudukan penting didalam pemerintahan dan dunia perdagangan. Djuga sebagian ketjil orang-orang India dapat meningkat ketingkatan ini. Tingkatan tengah sebagian besar terdiri atas orang-orang Creool dan India jang dapat meningkat kesuatu tingkatan kemakmuran jang lumajan djuga, dan beberapa dari orang-orang Negro. Dalam golongan ini termasuk pegawai-pegawai rendah dan orang-orang dari dunia perusahaan ketjil ini. Dibawah sekali adalah orang-orang Indonesia beserta bagian terbesar orang-orang India dan Negro. Walaupun diantara orang-orang Indonesia ada jang dapat meningkat diatas lain-lainnja, baik oleh pengetahuannja maupun oleh kekajaannja jang sama tingginja dengan golongan atasan, namun mereka tidak dapat termasuk golongan ini. Hal ini disebabkan karena rasa persatuan mereka jang besar jang tetap mengikat mereka kepada golongannja sendiri, djuga karena dari pihak golongangolongan lainnja terdapat purbasangka terhadap golongan ini jang tetap berlaku terhadap orang-orangnja, sehingga sukarlah bagi orang Indonesia untuk mendapatkan kehormatan sosial. 5. SU SU N A N EK O N O M I Dasar sosial-ekonomi negeri ini adalah pertanian. Daerah pcsisir jang terdiri dari allivium jang subur, jang luasnja sampai djauh kedalam, tjukup memberikan tempat untuk menanam padi, sajuran dan buahbuahan. Hutan-hutan jang lebat memberi hasil balata (sematjam getah karet) dan kaju. Walaupun pertanian potentieel adalah sangat besar artinja bagi negara, dibandingkan dengan perhatian jang ditudjukan kepada kota-kota, kemadjuan daerah sangat diabaikan. Kctika melihat daerah-daerah jang digenangi air disuatu distrik beberapa anggota Panitia Dewan Perwakilan Rakjat, jang mengundjungi tempat Meerzorg menjatakan bahwa beberapa tahun lagi Suriname akan tidak dapat dipergunakan lagi djika tanah-tanah itu diabaikan terus-menerus. Kekurangan pengaliran air dan djalan-djalan jang baik sangat terasa dan merupakan rintangan jang besar bagi kemadjuan distrik-distrik. Walaupun Suriname oleh bentuk tanahnja sesungguhnja daerah pertanian, harga ekspor hasil-hasil pertanian hanja merupakan percentage ketjil dari seluruh harga ekspor barang-barang dari Suriname. Sebagian besar terdiri dari ekspor bauxiet, hasil terpenting negeri ini sebagai ternjata dari daftar ekspor tahun jang dapat dilihat pada halaman 22 disebelah ini. 21

26 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Barartg-barang H arga dalam S f 1948 H arga dalam S f 1949 H a rg a dala: Katjang2an Katjang tanah Sajuran Beras Djeruk Buah2an lainnja Minuman Gula Kulit (blnatang) Belata (getah) Kaju Bauxiet Emas, Barang2 lainnja Manisan lebah Kopi Djumlah Dari tabel tersebut njata sekali bahwa ekonomi Suriname semata-mata bersandarkan satu matjam bahan, bauxiet, jang menjebabkan negeri itu ekonomis sangat lemah. Kita muat sekarang harga barang-barang jang d^impor Barang jg. diimpor H arga dalam S j H arga dalam S f H a rg a dalam S f T ernak Bahan makanan dan minumati Bahan mentah/ setengah mentah Barang2 djadi Emas dan perak scrta uang emas dan perak Djumlah fT Dengan demikian maka neratja perdagangan Suriname adalah pasif. Didalam keadaan jang sekarang bagi Pemerintah adalah sukar untuk membuat neratja perdagangan jang seimbang. M asjarakat Suriname merupakan masjarakat liberal, dimana prinsip,,pertarungan bebas antara kekuatan-kekuatan masjarakat didahulukan. Pertjampuran tangan P e merintah dalam dunia ekonomi sangat ketjilnja. Didalam sistim jang mementingkan harta sendiri ini, dimana golongan-golongan itu sosial dan ekonomis berbeda-beda, terdapat pembagian harta benda jang sangat berselisihan. Perbedaan sikaja dan simiskin besar sekali. Hal ini tidak 22

27 GAMBARAN SUSUNAN MASJARAKAT SURINAME sadja dikalangan orang-orang partikulir, tetapi djuga dikalangan pegawai-pegawai pemerintah. Perbedaan gadji pegawai tertinggi dan terendah besar sekali, berlaman umpamanja dengan Demerara (Guyana Tnggeris), dimana perbedaan itu kira-kira seperdua lebih ketjil. 6. SU SU N A N P O LITIK Suriname sekarang dalam phase mentjapai otonomi, dan sambil menunggu peraturan jang terachir, berlaku sekarang peraturan peralihan, jang menetapkan perhubungan ketatanegaraan antara Nederland dan Suriname. Negeri ini mempunjai sistim pemerintahan jang demokratis dengan suatu Pemerintah jang bertanggung djawab kepada Dewan Perwakilan Rakjat. Pemerintahnja terdiri atas: n. Gubernur Suriname sebagai wakil Mahkota Belanda, jang bertindak sebagai kepala pemerintahan, dengan tidak bertanggung djawab kepada Dewan Perwakilan. b. Enam Menteri Negara jang masing-masing mengepalai sebuah departemen atau lebih. Dewan Menteri dibentuk menurut perimbangan kekuatan didalam Parlemen. Parlemen ini adalah Dewan Perwakilan Rakjat Suriname, jang terdiri atas 21 orang wakil, dan dipilih menurut prinsip suara terbanjak dan sistim persamaan hak memilih bagi semua orang dewasa laki-laki dan perempuan. Kehidupan politik mendapatkan bentuk dalam beberapa partai politik, jang menggambarkan sekali lagi perpisahan golongan-golongan menurut suku bangsa. Perkumpulan-perkumpulan ini ialah : 1. N.P.S. = N ationale Partij Suriname jang anggotanja sebagian besar terdiri atas orang-orang Creool, dan didirikan sebagai imbangan terhadap pengaruh politik lain jang bertjorak Roma Katolik, jaitu: 2. P.S.V. = P rogressieve Surinaam se V olkspartij; 3. V.H.P. = Vercnigde H indostaanse Partij, gabungan daripada partai-partai Hindu jang dahulu : M oslim-partij, H indostaans-javaanse Partij dan Hindu Partij. 4. K.T.P.I. = Kaum Tani Persatuan Indonesia, dan 5. P.B.I.S. = Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname, jang keduanja perkumpulan orang-orang Indonesia, sebagai ternjata dari namanamanja. Perkumpulan-perkumpulan ini bukanlah partai-partai politik dalam arti kata jang diberikan orang-orang Eropa Barat. Tidak ada diantaranja jang mempunjai isi politik ideologisch, jang biasanja membedakan partaipartai politik. Pemilihan Umum jang diadakan di Suriname dalam bulaai Mei 1949 telah memberikan hasil sebagai berikut: N.P.S. mendapat 13 kursi, sedang P.S.V. tidak mendapatkan satu kursipun, walaupun per- 23

28 INDONESIA PADA PANTAl LAUTAN A TLANTIK kumpulan ini sangat populer. V.H.P. mendapat 6 kursi, sedang K.T.P.I. mendapat 2 kursi dalam Dewan Perwakilan Rakjat. P.B.I.S. tidak m endapat satu kursipun. Dengan demikian maka golongan Creool raemperoleh kemenangan 13 kursi, orang-orang India 6, dan orang-orang Indonesia 2. Angka-angka ini tidak memberikan gambaran jang tepat tentang perbandingan angka-angka jang sesungguhnja dari ketiga golongan bangsa jang terbesar. Bagaimanakah umpamanja dapat diterangkan mengapa orang-orang Indonesia hanja mendapat 2 tempat didalam Dewan Perwakilan Rakjat. * Ketika Pemerintah Belanda memberikan hak pemilihan umum kepada Suriname, kepada negeri ini diberi kebebasan untuk melaksanakannja menurut keinginannja sendiri. Suriname memilih prinsip suara terbanjak, dan membagi negeri itu didalam beberapa daerah pemilihan, jang masingmasing mendapat djumlah kursi jang ditentukan. Daerah pemilihan P a ra maribo umpamanja mendapat sepuluh, sedang daerah-daerah lainnja mendapat dua atau satu. Di Paramaribo jang penduduknja sebagian terbesar terdiri atas orang-orang Creool dipilih 10 orang anggota N.P.S. Dipedalaman partai N.P.S. masih memperoleh 3 kursi lagi, sehingga seluruhnja partai ini mempunjai 13 kursi didalam Parlemen. Kursi-kursi lainnja dibagi antara orang-orang India dan Indonesia. O rang-orang Indonesia jang suaranja terbagi atas dua perkumpulan, hanja dapat mengirimkan dua orang wakil ke Parlemen. Njatalah bahwa sebab-sebab perbandingan angka-angka didalam Parlemen pertama-tama harus ditjari didalam sistim pemilihan jang berlaku. Hasil pemilihan tahun 1949 ialah bahwa golongan Creool mendapat kelebihan suara mutlak 5 kursi didalam Parlemen. Karena pemerintah harus dibentuk menurut perbandingan kekuatan didalam Parlemen, maka N.P.S. mendjadi partai pemerintah, sedang pemerintah itu merupakan pemerintahan satu partai. Tetapi sebagai akibat daripada suatu con flict antara pemerintah dan beberapa anggota Parlemen telah terdjadi perubahan didalam perbandingan kekuatan dalam Parlemen. W alaupun dcngan demikian kekuatan N.P.S. telah mendjadi berkurang, kelebihan suara orang-orang Creool tetaplah ada. Apakah kedjadian ini akan menimbulkan perubahan-perubahan jang tetap didalam perbandingan kekuatan dalam Parlemen, kami tidak berani meramalkan. 24

29 B A G IA N II TEM PAT ORANG INDONESIA DIDALAM MASJARAKAT SURINAME

30 B A B I Ichtisar Sedjarah 1. SEBA B -SE B A B N JA IM IG RA SI Mengikuti djedjak daerah-daerah pendjadjahan Inggeris dan Perantjis djuga di Suriname sebagai akibat suasana zaman waktu itu, untuk kepentingan negeri dan untuk nama baik Negeri Belanda, pada tahun 1863 perbudakan dihapuskan. Kedjadian ini bagi Suriname menimbulkan suatu masalah, jaitu bagaimana mentjukupi kebutuhan perkebunan-perkebunan, pada waktu itu bagi Suriname mata pentjaharian jang terpenting, akan tenaga-tenaga pekerdja jang diperlukan. Pemasukan budak belian dari Afrika tidak lagi diperkenankan, sedang berdasarkan pengalaman-pengalaman emansipasi di Gunaya Inggeris dan Guyana Perantjis dapat dipastikan bahwa sebagian besar budak-budak jang dimerdekakan itu akan meninggalkan perkebunan-perkebunan. Dengan mengingat kemungkinan ini maka Menteri Djadjahan pada waktu itu, Loudon, mengadjukan suatu rantjangan undang-undang untuk mendatangkan pekerdja-pekerdja dengan biaja Pemerintah. Perbudakan akan dihapuskan pada tanggal 1 Djuli 1863 akan tetapi bekasbekas budak itu akan diharuskan bekerdja terus selama 10 tahun lagi diperkebunan-perkebunan dibawah pengawasan Pemerintah. Sementara itu Pemerintah akan dapat mendatangkan pekerdja-pekerdja jang diperlukan, sehingga pada tanggal 1 Djuli 1873 budak-budak tadi sudah bebas sama sekali untuk menentukan nasibnja. Akan tetapi rantjangan ini ditolak oleh Tweede Kamer dengan menerima suatu amandemen seorang anggota liberal Van Bosse. Amandemen itu bermaksud untuk membatasi sekali pertjampuran tanqan Pemerintah dalam ha nmgras^ Pemerintah hanja diperbolehkan mernbantunia dengan d,alan memberikan premie, sedang M tiatief harus sama sekali didalam tangan orang-orang partikelir. Tetapi pemasukan pekerdja-pekerdja setjara ini gagal. Mula-mula didatangkan pekerdja-pekerdja dari pulau-pulau djadjahan Sepanjol dan Portugis di Samudera Atlantik dan dari negeri Tiongkok. Jang pertama njata tidak dapat bekerdja dilapangan pertanian, sedang orangorang Tionghoa lebih suka betdagang daripada bertjotjok tanam. Ketju- 27

31 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK ali itu, pemasukan tenaga-tenaga dari luar negeri itu dihalang^halangi oleh berbagai-bagai aturan sehingga achirnja tidak mungkin sama sekali. Menghadapi tanggal 1 Djuli 1873, hari berachirnja pengawasan pemerintah, atas permintaan Dewan Perwakilan Rakjat imigrasi itu diselenggarakan oleh Pemerintah sendiri. Dengan Pemerintah Inggeris diadakan pembitjaraan tentang pendaftaran pekerdja-pekerdja di India negara mana tertutup bagi pendaftaran pekerdja-pekerdja oleh pihak partikelir untuk dipekerdjakan diperkebunan-perkebunan di Suriname. Pembitjaraan-pembitjaraan ini menghasilkan suatu perdjandjian antara kedua pemerintah itu didalam tahun Nederland berhak mentjari tenagatenaga pekerdja di India untuk keperluan perkebunan-perkebunan di Suriname dengan sjarat-sjarat jang ditetapkan dalam perdjandjian tadi. Pada tanggal 4 Djuni 1873 datanglah rombongan pertama imigrasi-imigrasi dari Calcuta di Paramaribo dan dengan demikian dimulailah pemasukan-pemasukan tenaga-tenaga pekerdja dari India, jang berlangsung terus hingga tahun 1916, ketjuali suatu waktu akibat tindakan-tindakan Pemerintah Inggeris. Meskipun orang-orang India itu sebagai pekerdja diladang sangat memuaskan, mereka achirnja namun tidak mendatangkan perbaikan bagi daerah kolonisasi itu sebagai jang diharap-harapkan. Keadaan tetap buruk, berlainan dengan Demerara, dimana menurut pendapat beberapa orang dapat dilihat suatu tingkat kemakmuran jang tinggi. Sjarat-sjarat imigrasi dari Pemerintah Inggeris bagi orang-orangnja jang pergi ke Suriname sangat memberatkan dibandingkan dengan jang ke Demerara. Dalam keadaan jang demikian itu tidak dapat diharapkan hasil-hasil jang tetap bagi daerah kolonisasi itu. Umpamanja: Aturan bahwa para pembuat kontrak sesudah 5 tahun bekerdja diperkebunan-perkebunan, berhak untuk kembali dengan tjuma-tjuma dengan membawa seraua uang simpanannja banjak sekali dipergunakan. Karena itu senantiasa harus didatangkan pekerdja-pekerdja baru, jang meminta biaja jang tinggi. Untuk Demerara sjarat-sjaratnja lebih ringan. Sungguhpun pekerdja-pekerdja itu harus membuat perdjandjian untuk 5 tahun, haknja untuk kembali dengan tjuma-tjuma baru didapatnja sesudah 10 tahun tinggal didaerah kolonisasi. Akibatnja ialah bahwa banjak jang menetap disitu, sehingga timbullah penduduk tetap jang terdiri daripada imigranimigran itu dan jang sementara memenuhi kebutuhan perkebunan-perkebunan akan tenaga pekerdja. Selandjutnja sjarat-sjarat perumahan dan pemeliharaan kesehatan (rumah sakit) djauh lebih tinggi daripada untuk Demerara. Akibat keuangannja adalah terlampau berat bngi pengusaha-pengusaha perkebunan. Selandjutnja adanja seorang konsol Inggeris di Paramaribo, jang berkewadjiban mendjaga kepentingan-kepentingan dan hal-hal imigran-imigran India itu, selalu menjebabkan timbulnja kesulitan-kesulitan antara buruh dan madjikan. M engetahui bahwa 28

32 1CHTISAR SEDJARAH dalam suatu pertikaian dengan madjikan ia selalu dapat mengadu kepada suatu instansi, walaupun bertentangan dengan putusan pembesar Belanda jang tertinggi di Suriname, tidaklah memberi pengaruh baik terhadap dicipline para orang kontrak tadi. Perselisihan-perselisihan paham sering m enjebabkan pemberontakan. Jang dianggap membahajakan selandjutnja. j j ialah ivv.uuui.m, keadaan, Ljciii. bah imigran-imiaran» * \va w cl -imigran India itu, djuga sesudah mereka menetap di Suriname, tetap mendjadi warganegara Inggeris. Menurut hukum Inggeris anakanak dan tjutju-tjutjunjapun warganegara Inggeris; baru tjitjitnja adalah orang asing menurut hukum tersebut. Keturunan keempat itupun tidak mendjadi orang Belanda atau warganegara Belanda. Dengan demikian maka achirnja akan terdjadi bahwa daerah kolonisasi itu didiami oleh orang-orang jang oleh pemerintah Inggeris dianggap sebagai warganegaranja. Kesulitan jang disebabkan adanja konsol Inggeris kepada siapa orang-orang kontrak tersebut tiap kali ada perselisihan dapat mengadukan halnja, akan lebih besar lagi bagi pengusaha-pengusaha perkebunan. S elan d ju tn ja tidak ad a n ja kepastian tentang dapatnja pekerdja-pekerd ja. merupakan d ju g a hal jang san g at tidak menjenangkan. Karena te n a g a -te n a g a p ek erd ja jan g baik itu harus ditjari di India, maka ran g san g atlah tergantung k ep ad a pem erintah Inggeris. Menurut per jan jian tahun , In g g eris berhak untuk sew aktu-w aktu memutuskan per jan djian. D alam tahu n um pam anja atas perintahnja imigrasi jj1611*1" kan sem en tara. K ead aan inilah jang m enjebabkan orang lalu melihat ke Indonesia, dan umum memperhitungkan, bahw a Suriname e n g a n uru dari Indon esia den gan s ja ra t-s ja ra t jang menarik seperti jang 1 ja an ^ oleh P em erin tah In g geris untuk Demerara, keadaan jang Je e b erachir. O ra n g -o ra n q jang pernah m engundjungi per -e u n a n p bunan di Indonesia berpendapat bahw a pekerdja-pekerdja Indonesi san g at m em uaskan, dan pasti tidak kalah dengan imigran 1m g dari India., Sesudah diadakan pem bitjaraan-pem bitjaraan sanf5at achirnja kepada N ederlandse H andel M aatschappij diberi mn men jan 100 orang tenaga buruh di Djawa dalam tahun 1890 bag. perkebunanperkebunannja di Suriname. S2. P ER M U LA A N IM IG RA SI Pada tanggal 9 Agustus 1890 datanglah rombongan pertama imigran- migran Indonesia di Suriname untuk keperluan perkebunan Marienburg. Pengiriman pertama itu oleh pengusaha maupun o e pemerm a lang Qap sebagai suatu pertjobaan. Bagi jang pertama masi a a 'esangsian apakah pekerdja-pekerdja itu jang diperkebunan-perkeuunan Eropa di Indonesia memuaskan, akan memuaskan djuga di Suriname, dimana kendaannja sangat berlainan. Bagi pemerintah pertanjaannja ialah, 29

33 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK apakah bisa didapatkan tjukup orang jang bersedia meninggalkan tanah airnja untuk pergi kenegeri jang demikian djauhnja dan asingnja bagi mereka itu. Meskipun pertjobaan ini memuaskan djuga hasilnja, pemerintah belum berani mengambil kesimpulan, bahwa pekerdja-pekerdja Indonesia benar-benar sesuai untuk bekerdja diperkebunan di Su riname. Sebabnja ialah karena pertjobaan ini diambil dalam keadaan jang sangat baik, karena untuk mendjamin berhasilnja pertjobaan itu telah dikeluarkan uang sebanjak-banjaknja dan semua usaha didjalankan. Oleh karena itu, sebelum membebaskan pentjarian tenaga di Djaw a, pemerintah ingin menunggu hasil-hasil daripada imigrasi kedua. Ketika ini djuga berhasil baik, dimulailah dengan pengiriman-pengiriman jang tetap pekerdja-pekerdja dari Djawa ke Suriname. Didalam tahun-tahun jang lampau telah didatangkan imigran-imigran di Suriname sebagai berikut: Tahun LakC- Perem puan A nak- D jum lah ,

34 ICHTISAR SEDJARAH Imigran-imigran ini diharuskan mengadakan perdjandjian untuk 5 tahun, dalam waktu mana mereka tiap hari harus bekerdja 8 djam dikebun atau 10 djam dipabrik, tiap minggu 6 hari. Untuk pekerdjaan ini seorang laki-laki mendapat upah 60 sen sehari, seorang perempuan untuk waktu jang sama 40 sen. Selesai perdjandjiannja jang 5 tahun itu mereka berhak kembali ketempat asalnja dengan tjuma-tjuma. Dalam banjak hal aturan ini adalah teori belaka, karena soal apakah mereka dapat segera dikembalikan adalah tergantung daripada djumlah imigran-imigran jang datang. Demikianlah maka umpamanja pengembalian para imigran pertama itu baru terdjadi dalam tahun Sesudah tahun itu te a dikembalikan imigran-imigran ke Indonesia sebagai berikut. T almn L aki ' IS Perem puan Anak- Djumlah 8 2 IS / * Dalam tahun 1947 telah i ngan pasti, tetapi ditaksir ada 700 orang. bekerdja dibawah Sampai tahun 1930 pekerdja-pekerdja ^ didatangkan sebagai P oen ales an ctie. Sesudah tahun itu imigrani-irn g buruh-buruh merdeka. akan tetapi sjarat-sjarat J ini masih sama dengan sjarat-sjarat untuk pekerdja-pekerdja dibawah P oenale Sanctie. Kira-kira pada tahun tersebut dapat dilihat adanja suatu perubahan haluan dalam sifat imigrasi buruh. Selandjutnja a an lebih diutamakan kemadjuan kolonisasi dan tambahnja pen u u a mi en 31

35 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK dak ditjapai dengan mempermudah aturan-aturan menetap didaerah kolonisasi sehingga pertanian ketjil djuga dapat diperluas. Pada waktu itu, perkebunan-perkebunan besar mengalami kesukaran-kesukaran. Hal i'11 ternjata sekali djika dibandingkan djumlah harga penghasilan kedua djenis pertanian itu. Dalam prosenan angka-angka itu adalah: Tahun. Pcrkcbunan besar. Perkebunan ketjil. % % IS Disini ternjata bahwa pertanian ketjil lebih tahan udji terhadap Pe' ngaruh-pengaruh tahun-tahun krisis. Sebabnja ialah terletak didalam pembagian risiko jang lebih besar dan karena itu lebih tahan terhadap perubahan-perubahan keadaan. Ketjuali itu pertanian ketjil itu m en g h a- silkan beras, jang mempunjai pasaran tetap didalam negeri. Oleh s e b a b itu maka dikandung maksud memperkuat kolonisasi untuk pertanian ketjil- Sedjak tahun 1930 dimulailah dengan jang disebut,,sistim-kolonisasi" bebas," dengan sistim mana dipindahkan keluarga-keluarga dari D j a w a ke Suriname. 3. SUSUNANNJA M EN U RU T DAERAH-DAERAH Sebagian besar orang-orang Indonesia jang tinggal di Suriname, selain daripada jang dilahirkan disitu, berasal dari Djawa. Hanja seorang dua orang diantaranja lahir di Sumatera. Selama kami tinggal di Surinam e, dimana kami boleh dikatakan telah mengundjungi semua tempat d i m a n a orang-orang Indonesia bertempat tinggal, kami hanja mendjumpai 2 orang jang berasal dan Sumatera, jaitu seorang dari Minangkabau dan seorang dari Atjeh. Selandjutnja ada beberapa orang jang oleh berbagai-bagai hal biasanja karena bekerdja diperkebunan-perkebunan di Deli tinggal di Sumatera. tetapi tempat kelahirannja adalah di Djawa. Dari pulau ini Djawa Tengah memberikan djumlah jang paling banjak, sedang D jaw a ^awa arat djauh lebih kurang. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa golongan imigran Indonesia di Suriname seluruhnja terdiri atas orang-orang Djawa. Mengapa hanja sedikit orang-orang dari lain-lain kepulauan di Indonesia pergi ke Suriname, dapatlah diterangkan bahwa orang-orang di Sumatera umpamanja tjukup mempunjai mata pentjaharian ditempatnja sendiri, didalam lapangan pertanian atau perdagangan. Dapatlah dikatakan dengan pasti, bahwa orang Sumatera tidak ada jang suka mengikat diri kepada perkebunan Eropa sebagai buruh. Di Djawa sebaliknja disebabkan padatnja penduduk banjak kemiskinan. Oleh karena itu orang- 32

36 o r a n. 1C H T 1S A R S E D J A R A H K dav asuma\traa K e a d n r te? 9a pekerdja disini- lebih berhasil dari jjj mj! r seluruhnja terdiri dn 3 Wa oran9*oran9 Indonesia di Suriname.. nd/adi sebab ianci tifi oran9 'oran9 jang berasal dari Djawa, ladat antara merekn H ^ ^ ji19apa ada kesatuan bahasa dan adatdi Suriname adalah utulw dlkatakan bahwa masjarakat Indo- f^endjadi Orang-orano oranq ^ Djawa a 1 homo9 m?re^a een, boleh dikatakan semuanja sudah /nannja dari Djawn T e ej<a ltu oleh pergaulannja dengan teman- Ja, apan selalu memnpr6099 i memi^ki bahasa Djawa dan didalam perbp f lkan bahwa hampir ^ bahasa ini- Selandjutnja dapat kami den ^'ara da"» e Z r «^ berasai dari pisuncfan dapat u, 9an orang-oranq Dia«asa Indonesia; tidak demikianlah halnja asa Indonesia antara mereka ' ^ S0kali J3n9 dap3t memper9unakan ' T l j g c. i v c i ini, u rang_0rang Sunda diantara imigran-imigran dari Djawa n didalam dunia nerd e^3n^ peranan Penting. Mereka itu lebih aktif f la^ ara mereka fu ^ 9a" ffan mcrdut kbih han^ k b hasil Ban>ak arq ^>er^urnpuian-perkumpulaitie^an9 diabatan~djabatan pimpinan dida-, lmi9ras^k^s^lasan UNTUK I M I G R A S I DARI DJAWA ^ar* sudut Indonesia dapat dlpar>dang dari sudut Suriname maupun J ^usaha kebun Hi a9aimana kita ketahui keinginan pengusahan onesia adalah timk U7n anie untu^ mendapatkan tenaga-tenaga dari! akl i u. P e ra2 a «5 l. " m ka tidak P s < ^ = P l dm n9 lain politik. Imiarn*- ^UaS m> ada dua sebabnja: jang satu keuangan, Pe bagi para penau^nh S mata*mata orang India achirnja mendjaln.nduduk Suriname sebao^ Se^,n3 mereka itu tidak pula menambah bn,uran9r memuaskan hacr^f^ arapkan. Dari sudut politik imigrasi iffl. mi mereka sanqat terit ^ L.n~tUj n bun, karena untuk kebutuhan bn^ran' imigran dari In din 3 pada In9geris. Sebaliknja djika banjak Wa penduduknia untuk rn?netap Suriname, keberatannja ialah ^ ang asing, janq daoaf m 39ianJ an9 terbesar akan terdiri dari orang- f n9an mendatanqkan n Cn^a lbatkan hal-hal jang tidak diinginkan. a9ian besar akan d a n a M v 'j13?^ Indonesia kesulitan-kesulitan itu Aksan-alasaa ^ in g g a jjjg pujapakah au rx. dlhmdarkan Jan9 menjebabkan orang-orang Indonesia P 'r w l a S Z w T * - tidakjab ds «di'<^pkan * n g a. pastf.,u uk pulau Djawalah lun^m berpendapat bahwa kelebihan pen-, ae^ah lain untuk k e h i d u r a^uskan orang-orang mentjari daerahpc urinaine diharapkan ak!! ere a ^emindahan sebagian penduduknja Vendirian ini menurut P p e n dpat a n kami ^ T ^ be^ntangan ^ Perin9ana«sama bagi sekali pulau Djawa. dengan Indonesia pada pantai lautan Atlantik 33

37 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK kenjataannja seperti dapat dibuktikan dengan keterangan-keterangan jarig ada.!) Menurut pendapat kami bukan kelebihan penduduk jang mendjadi alasan untuk beremigrasi ke Suriname, melainkan kemelaratan jang sangat, jang diderita penduduk dibeberapa daerah di D jaw a pada satu pihak dan kepentingan perkebunan-perkebunan di Suriname pada lain pihak. Dapat kita bertanja, apakah pada waktu permulaan emigrasi ke Su riname, pulau Djawa sudah kelebihan penduduk? Sprenger van Eyk, Menteri Djadjahan keb'ka itu, berkata dalam He Kamer berhubung dengan pembitjaraan-pembitjaraan tentang anggaran belandja Suriname untuk tahun 1888, bahwa sebanjak-banjaknja dapat dikatakan adanja kelebihan penduduk setempat-setempat. Demikianlah beliau diantaranja dapat memberitahukan, bahwa orang-orang dari Djawa dan M adura tidak mau beremigrasi ke Suriname, karena mereka di D jaw a tjukup mendapat penghasilan. Pada tahun 1815 pulau ini sudah mempunjai perbedaan-perbedaan besar dalam kepadatan penduduk. Disamping tempattempat jang mempunjai angka kepadatan penduduk 9 tiap-tiap km2, ada pula daerah-daerah jang berpenduduk 880 orang tiap-tiap km2. Bagelen dan Kedu adalah daerah-daerah jang mempunjai kelebihan penduduk. Pernjataan-pernjataan tadi menundjukkan bahwa kelebihan penduduk pada umumnja tidak ada. Berhubung dengan surat edaran Gubernur Djenderal tertanggal 31 Desember 1887, oleh para residen di Djawa dan Madura dibuat lapuran tentang keadaan penduduk dipulau-pulau tersebut. Menurut lapuran itu daerah-daerah seperti Tjirebon, Krawang, Pekalongan, D jepara dan Besuki adalah daerah-daerah jang dapat dikatakan makmur. Akan tetapi istilah makmur adalah suatu istilah jang sangat relatief. Makmur buat seseorang, mungkin berarti miskin buat orang lain. Oleh karena itu peinjataan. tadi tidak dapat kita beri arti jang penting. Didalam M em orie over den toestan d in In die (T jatatan tentang keadaan di Indonesia) Brooshooft menulis pada halaman 9 mengenai kemakmuran jang disangka ada dibeberapa daerah di Djawa:,,Saja mengakui, bahwa dari tjontoh-tjontoh jang diberikan oleh residen-residen dan inspektur-inspektur, kita tidak dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan umura. Akan tetapi adalah suatu kenjataan bahwa pegawai-pegawai Pamong Pradja itu, dengan beberapa perketjualian, sedikit sekali mendalam dalam penindjauan, dan djarang dapat menindjau orang D jaw a dalam kesukarannja sehari-hari dilingkungan penghidupan rumah tangganja. Ketjuali kurang pengetahuan tentang keadaan rakjat sesungguhnja, dapat pula ditambahkan bahwa ukuran-ukuran jang dipergunakan untuk 1) J. Ismael : De immigratie van Indonesiers in Suriname. D issertasi Leiden 1949 hal

38 ICHTISAR SEDJARAH menindjau adalah dibawah ukuran-ukuran normal, sehingga mudah diambil kesimpulan-kesimpulan jang optimistis. Djelaslah bahwa tidak ada kelebihan penduduk dipulau Djawa. Dapatlah sekarang dikemukakan pertanjaan apakah memang ada kemiskinan? Lapuran para residen tersebut diatas memberitakan bahwa Priangan, Tegal, Semarang, Surabaja, Pasuruan, Probolinggo, Bagelen, Kedu, Kediri dan Wadura adalah dalam keadaan miskin. Keadaan didaerah-daerah tadi sangat mundur, karena tidak tjukup ada uang mengalir kedesa-desa, akibat daripada panen kopi jang kurang dan penghematan-penghematan jang hebat pada perusahaan-perusahaan kebun, sehingga penduduknja kebanjakan sukar sekali membajar padjaknja. Makin djelas kemiskinan itu dibuktikan oleh hasil penjelidikan padjak tanah jang diadakan oleh Sollewijn Gelpke dan pemberitaan seorang paderi bernama Poensen tentang keluarga orang Djawa. Didalam M em orie over de toestand in Indie jang sudah kita sebut diatas, Brooshooft mengutip pernjataan-pernjataan kedua penulis diatas dan beberapa orang pegawai Pamong Pradja untuk menarik perhatian dunia terhadap kemiskinan penduduk pulau Djawa. Dari penjelidikan jang dilakukan oleh aspirant-controleur G. H. Heyting tentang keadaan penduduk kabupaten Kutoardjo dikeresidenan Bagelen, ternjata bahwa penghasilan seorang tani jang tjukup berdjumlah 8Yz pikul, sedang dengan pendjualan buah-buahan dan dari usahausaha sampiran dari isterinja mempunjai penghasilan uang tunai Rp. 32,25. Sebaliknja pengeluaran untuk dirinja dan isterinja setahunnja kira-kira 6 pikul padi dan Rp. 36,, jaitu Rp. 16, untuk padjak Rp. 2, untuk pakaian, Rp. 3, untuk perbaikan rumah, Rp. 3, untuk pesta-pesta dan peralatan-peralatan dan Rp. 12, untuk keperluankeperluan lainnja jang ketjil-ketjil seperti garam, tembakau, lombok, dsb. Dengan demik.'an ia mempunjai kelebihan beras 2 */> pikul dan kekurangan uang Rp. 3,75. Didalam musim mahal (patjeklik), jaitu selama 4 bl. sebelum musim panen, ia dapat mendjual padinja dengan harga Rp. 5,- a Rp. 6, tiap pikul, sehingga tiap tahun ia mempunjai kelebihan penghasilan sedjumlah Rp. 10,. Seorang tani rata-rata mempunjai penghasilan 10 pikul padi, jang sebagian didapatnja dengan membantu memotong padi pada orang-orang lain. Penghasilannja jang berupa uang berdjumlah kira-kira Rp. 33,90, jaitu dari pendjualan kelapa dan buah-buahan, menumbuk padi, membatik, dan dari penghasilan kedai isterinja. Untuk dirinja, isterinja dan tiga orang anaknja tiap tahun ia memerlukan 12,80 pikul padi, sedang untuk padjak, pakaian, pesta-pesta dan peralatan-peralatan diperlukan Rp. 25,45. Perbaikan rumah dikerdjakan dengan tenaga sendiri. Dengan demikian ia kekurangan 2]/^ pikul padi, dan kelebihan uang Rp. 8,75. Dengan uang ini ia dapat membeli kekurangannja akan beras. Keluarganja biasanja dapat makan nasi dua kali sehari, tetapi dimtisim patjeklik sekali sehari haruslah tjukup. Bagi 35

39 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK petani jang melarat keadaannja tentulah lebih djelek. Didalam musim patjeklik keluarganja hanja sekali dua hari makan (nasi), dan sering mereka harus makan daun-daunan untuk mengisi perutnja. Berhubung dengan bahan-bahan tadi Brooshooft menulis:,,beberapa angka kadangkadang lebih djelas daripada buku-buku. Hati kita merasa terhimpit, hidupnja jang sudah demikian sedikitnja, jang nasibnja sebentar lagi sudah 80 tahun terletak dalam kekuasaan pemerintah kita dengan langsung, jang kerdja paksanja telah memberikan kekajaan kepada N ederland, bahwa orang itu untuk beberapa bulan tiap tahunnja tidak dapac mentjukupi makanan baginja dan bagi keluarganja! A ngka-angka diatas telah dibuktikan kebenarannja oleh penjelidikan padjak tanah dari Sollewijn Gelpke. Selandjutnja Brooshooft menulis:,,gampang sekali kita terpedaja. Kita lihat pasar penuh. Kita kagum melihat kesibukan didjalan-djalan, sehingga pikiran akan kemiskinan dirumah-rumah m ereka itu tidak akan timbul pada kita... Di Indonesia maja barangkali lebih memperdajakan kita daripada di E ro p a... Tetapi adalah suatu kenjataan, bahwa bagian terbcsar daripada penduduk daerah jang indah itu selama 4 a 5 bulan setahunnja hanja mendapat separoh dari makanan jang diperlukannja. Brooshooft, ketika itu hoofdredacteur,,de Locomotief, menulis tjatatan-tjatatan tadi berdasarkan pengalaman-pengalaman sendiri dan penjelidikan-penjelidikan orang-orang lain, seperti Sollewijn Gelpke, ketika itu residen Tjirebon. Berhubung dengan keadaan jang buruk dari penduduk pulau Djawa itu, beliau menulis surat terbuka kepada pemerintah Nederland jang turut ditandatangani oleh 1225 penduduk di Djawa. Keadaan materieel jang sangat buruk dari penduduk pulau D jaw a inilavi jang menjebabkan diadakannja M indere W elv a a rtso n d etz o e- kingen (Penjelidikan-penjelidikan Kemiskinan) jang dimulai kira-kira pada tahun Kemiskinan ini kian tahun kian bertambah. Banjak buku-buku diterbitkan mengenai soal ini. Penduduk bertambah dengan tjepatnja. Menurut tjatjah djiwa tahun 1905 pulau D jaw a mempunjai penduduk orang atau 35 orang tiap-tiap km2. Untuk tahun 1915 kepadatan penduduk ditaksir 250 tiap-tiap km2 sedang untuk tahun 1920 ditaksir 262. Menurut Van der W aerden * kepadatan penduduk pulau Djawa melebihi pusat-pusat perindustrian di Eropa jang terpadat penduduknja. Pada waktu itu angka-angka kepadatan untuk Rijnland dan Inggeris adalah masing2 264 dan 239. Dibenua Asia pulau D jaw a hanja disamai oleh Benggala dengan 224 orang penduduk tiap-tiap km2. Sebagai daerah pertanian pulau Djawa mempunjai angka kepadatan jang luar biasa tingginja. Djawa dapat membanggakan diri sebagai * Ir. J. van der W aerden : Industrialisatie voor Nederlandsch-Indie. H aagsch M aan d - blad, 1926, V I, hal

40 ICHTISAR SEDJARAH daerah jang terpadat penduduknja dari semua daerah sekeliling chatulistiwa. dan dengan demikian berada dalam keadaan jang istimewa. Tetapi dapatkah kita walaupun dengan pengetahuan ini, berkata bahwa pulau Djawa kelebihan penduduk, atau dengan perkataan lain, adakah kepadatan penduduk pulau Djawa demikian sehingga emigrasi merupakan suatu keharusan, bila hendak ditjapai perimbangan antara produksi dan konsumsi? Kelebihan penduduk, sebagai djuga kemakmuran, adalah suatu pengertian jang sangat relatief. Angka-angka kepadatan sadja tidak dapat memberikan pengertian jang sempurna. Suatu negeri dengan angka kepadatan penduduk 60 tiap-tiap km2 mungkin sudah kebanjakan penduduk, sedang negeri lain dengan angka kepadatan 250 tiap-tiap km2 masih djauh dari djumlah maximum kepadatan penduduk, jaitu masih dapat tjukup menghasilkan untuk memberi penghidupan kepada penduduknja. Apakah sesuatu negeri kelebihan penduduk atau tidak, adalah tergantung daripada susunan ekonominja. Suatu negeri jang agrarisch biasanja lebih tjepat sampai kepada kelebihan penduduk daripada negeri lain dimana dasar penghidupan ekonominja adalah perindustrian. D e ngan demikian, maka kelebihan penduduk tidaklah ditentukan oleh banjaknja penduduk dalam suatu daerah jang luasnja tertentu, atau oleh luas daerah pertanian jang dapat dipergunakan, melainkan seluruhnja ditetapkan oleh faktor-faktor kulturil seperti teknik produksi dan organisasi sosial. Djika kita adjukan pertanjaan apakah kepadatan penduduk pulau Djawa demikian, sehingga emigrasi adalah suatu keharusan, maka djawab kita dapatlah berbunji,,ja", tapi dapat djuga,,tidak". Djika diperhatikan luasnja tanah pertanian jang dapat dipergunakan dan sistim-produksi jang dipakai, haruslah kita mengambil kesimpulan, bahwa bilamana produksi' dan konsumsi tetap sama, kesempatan mendapatkan penghidupan bagi rakjat tidak mentjukupi lagi. Tetapi atas pertanjaan apakah emigrasi satu-satunja djalan untuk menghilangkan kekurangan kemakmuran itu, djawab kami adalah :,,tidak!" Untuk mendapatkan kembali keseimbangan antara produksi dan konsumpsi pada umumnja dapat ditempuh dua djalan : a. Mengurangi konsumsi, b. Menambah produksi. Pada tingkatan produksi jang tetap, pengurangan konsumsi dapat ditjapai dengan mengurangi djumlah konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan pembatasan kelahiran atau dengan emigrasi sebagian dari penduduk. Pembatasan kelahiran atau tindakan-tindakan koceksi buatan lainnja, selain dilarang oleh ukuran-ukuran peradaban, tidak dapat diandjurkan, oleh karena untuk mengolah tanah dengan sistim produksi jang dipakai, diperlukan banjak tenaga manusia. Kemudian dapat ditempuh djalan kedua : emigrasi, akan tetapi djika emigrasi itu dilakukan kedaerah-daerah jang keadaannja, ketjuali kepadatan penduduknja, seluruhnja sama dengan tanah asal, maka hal itu 37

41 INDONESIA PADA PANT AT LAUTAN A T L A N T IK hanja merupakan pemindahan kesulitan-kesulitan sadja. Sebab didaerah baru tadi tanahnja harus dikerdjakan dengan teknik produksi jang sama, jang memerlukan banjak tenaga. Lama kelamaan disini akan timbul masalah kelebihan penduduk, jang berarti bahwa emigrasi tadi hanja merupakan penjelesaian sementara. Dapat djuga perimbangan itu ditjapai kembali dengan menambah produksi, djika konsumsi tetap. Hal ini dapat ditjapai dengan perluasan daerah pertanian atau dengan memperbaiki teknik produksi. Akan tetapi perluasan tidak mungkin lagi, karena djustru kekurangan tanah untuk bertjotjok tanam jang menjebabkan perimbangan terganggu. Kesimpulannja ialah bahwa penambahan produksi hanja dapat tertjapai dengan perubahan teknik produksi dan organisasi masjarakat, djadi industrialisasi daerah itu. Djika kita tindjau keadaan pulau Djawa, maka ternjata bahwa tanah untuk bertjotjok tanam tidak tjukup lagi untuk memberi makan kepada semua penduduk. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa tidak ada mata pentjaharian lagi. Kesempatan itu masih tjukup banjak, hanja tidak dipergunakan, dan oleh karena itu timbullah golongan orang-orang melarat jang tidak mempunjai mata pentjaharian lagi. Oleh karena itu alasan utama emigrasi bukanlah kelebihan penduduk, melainkan kekurangan mata pentjaharian, jang ketjuali disebabkan kurangnja tanah untuk ber- ^ tjotjok tanam djuga dapat disebabkan faktor-faktor lain seperti tingginja padjak-padjak, turunnja harga hasil tanaman, pengambilan penghasilan tanah berupa uang untuk dipergunakan ditempat lain, dan lain-lain sebagainja. Djika ditindjau keadaan pada waktu itu, jaitu tanah jang dapat dipakai untuk bertjotjok tanam dan teknik produksi dan tidak diadakannja industrialisasi dipulau Djawa, maka pemindahan sebagian dari penduduk kedaerah lain adalah suatu keharusan. Maka sedjak tahun 1908 Pem e rintah berusaha mendirikan koloni-koloni orang-orang Djawa di Sumatera Selatan. Transmigrasi-transmigrasi ini seluruhnja diselenggarakan dan dibiajai oleh Pemerintah. Apakah emigrasi ke Suriname djuga disebabkan oleh kurangnja mata pentjaharian di pulau Djawa? Untuk sebagian memang demikian. Akan tetapi alasan ini kami kira tidak begitu kuat. Pada hemat kami alasan-alasan ini sadja tidak tjukup bagi para emigran untuk pergi ke Suriname. Pendapat ini menurut pandangan kami dapat dibuktikan oleh kenjataan-kenjataan jang berikut. Pendirian Pemerintah terhadap emigrasi ini tidak menundjukkan suatu pendirian jang menganggapnja sebagai suatu kebahagiaan bagi pulau Djawa. Hal ini tidak perlu berarti, bahwa pulau Djawa dengan emigrasi ini tidak djuga diringankan. Djika pemerintah mau mengeluarkan uang untuk memindahkan orang-orang dari Djawa kedaerah-daerah diluar Djawa (Buitengewesten) karena di Djawa mereka tidak mempunjai mata 38

42 ICHTISAR SEDJARAH pentjaharian lagi, mestinja Pemerintah harus menganggap emigrasi ke Suriname itu sebagai bantuan bagi usahanja. Akan tetapi sikap Pemerintah menundjukkan pendirian jang berlawanan. Pertama dapat dikemukakan kurang soepelnja tjara Pemerintah melepaskan emigrasi ke Suriname. Mula-mula Pemerintah malahan menolak diadakannja werving untuk Suriname, karena chawatir kekurangan tenaga sendiri di Indonesia. Ketika terdjadi peristiwa jang menjedihkan dengan kapal Voor\vaarts", jang kami sebutkan dalam Bab II, jang menimbulkan pertanjaan apakah emigrasi-emigrasi tadi akan dihentikan atau diteruskan, dipilihlah jang terachir karena dianggap amat penting bagi perusahaan-perusahaan perkebunan. Tidak ternjata disini suatu pikiran memperhatikan kepentingan pulau Djawa. Selandjutnja Pemerintah tidak pernah mengandjur-andjurkan emigrasi ini, berlainan dengan kolonisasi-kolonisasi di Indonesia sendiri jang seluruhnja diselenggarakan dan dibiajainja. Baru pada p h a se terachir dari emigrasi ke Suriname Pemerintah mau mempersiapkan kolonisasi orang-orang Indonesia kesana. Tiap-tiap emigrasi jang disebabkan oleh kelebihan penduduk mendatangkan keuntungan bagi kedua daerah jang bersangkutan. Untuk tanah asal hal ini berarti suatu keringanan tekanan djumlah penduduk, bagi tanah jang baru hal itu berarti penambahan penduduk, jang diperlukan untuk kemadjuan ekonominja. Dalam hal emigrasi ke Suriname ini njata sekali keuntungan didapat hanja oleh satu pihak. Bagi pulau Djawa emigrasi itu tidak mendatangkan keringanan jang berarti. Djumlah emigran-emigran terlampau sedikit untuk mempengaruhi keadaan, sedang sesudah beberapa tahun sebagian ada pula jang pulang. Untuk Suriname sendiri emigrasi dari Djawa itu memungkinkan ekonominja mendjadi kuat, jang tidak dapat ditjapai oleh penduduknja sendiri. Djadi kekurangan mata pentjaharian bukanlah alasan jang terpenting. Bagi para emigran ada faktor-faktor jang lebih penting jang menjebabkan mereka beremigrasi. Jang harus kita perhatikan ialah alasan-alasan perseorangan, jang tentunja bagi jang satu berbeda daripada jang lain. Orang-orang desa di Djawa jang masih sederhana pada umumnja segan pindah. Benar ada djuga jang atas kemauan sendiri pindah, akan tetapi biasanja ketempat-tempat jang tidak amat djauh dari tempat tinggalnja, dan selalu dengan maksud untuk kembali sesudah beberapa lamanja. Ferikatnja kepada keluarganja dan tanahnja adalah sebab-sebabnja. Hal-hal ini pulalah jang menjebabkan bahwa banjak orang-orang Indonesia jang sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di Suriname atau tempat lain dan mempunjai penghidupan jang baik, achirnja toh pulanq ke Djawa. Hanja suatu dorongan jang kuat sekali dapat menjebabkan orang-orang desa tadi untuk meninggalkan tempatnja untuk waktu jang lama. Kepastian akan mendapat mata pentjaharian jang lebih baik ditempat lain umumnja kurang merupakan dorongan jang tjukup kuat, 39

43 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK walau sekali-sekali terdjadi, bahwa orang beremigrasi semata-mata karena pertimbangan-pertimbangan ekonomis. Akan tetapi biasanja alasan ekonomis ini tidak berapa kuat, oleh karena upah harian sebanjak 33 sen sehari, jang didjandjikan kepada emigran-emigran buruh untuk Deli, tidaklah lebih tinggi daripada upah jang dapat diperoleh di Djawa. Memang benarlah pernah ada emigran-emigran pergi ke Suriname karena ingin mempunjai penghidupan jang lebih baik. Atas pertanjaan kami mengapa mereka pergi dari Djawa ke Suriname, sedang mereka sekarang mau pulang ke Djawa lagi, kami kadang-kadang menerima djawaban, bahwa tersiar kabar bahwa di Suriname upah harian 60 sen, jang sepintas lalu adalah dua kali lipat upah di Djawa. Tetapi selalu ada sebab-sebabnja jang lain. Tidak diketahui dimana letaknja Suriname. Itu nanti kita bereskan; ikut sadjalah, kata mereka jang mentjari tenaga-tenaga itu. Untuk menghilangkan sama sekali segala keraguraguan diberikanlah selandjutnja djandji-djandji jang muluk-muluk. Kami telah mendjumpai dua orang bekas w erek tadi, jang ada ditengah-tengah korban-korban mereka. Kami bertanja kepada salah seorang dari padanja, bagaimana ia sendiri sampai di Suriname. Ia mendjawab bahwa ia djatuh tjinta kepada seorang wanita jang didaftarkannja untuk Suriname. Bekas-bekas werek itu mentjeriterakan bahwa untuk tiap-tiap tenaga jang mereka daftarkan itu mereka menerima hadiah sebesar kurang lebih Rp Karena itu banjaklah alasan bagi mereka untuk sebanjak mungkin mendapatkan emigran-emigran. Bagaimana tjaranja tidaklah mendjadi soal. Semua orang Indonesia di Suriname dengan tiada ketjualinja mengatakan bahwa kepada mereka diberikan djandji-djandji jang tidak pernah dipenuhi di Suriname. Demikian umpamanja, rupa-rupanja didjandjikan bahwa mereka akan menerima seekor kerbau, alat-alat dsb. Selandjutnja sesudah kontrak mereka jang lima tahun selesai, mereka akan metiexima uang sedjumlah Rp j ansf dapat mereka anggap sebagai hadiah. Dengan djalan demikian emigrasi itu dibuat menarik bagi pekerdja-pekerdja itu. Sesungguhnja aturannja itu adalah berlainan. Sesudah kontraknja jang lima tahun itu selesai, para imigran itu dapat menerima sebidang tanah, dengan tidak usah melepaskan haknja untuk kembali dengan tjuma-tjuma. Djika mereka menerima uang Rp, 100. mereka akan kehilangan haknja untuk kembali dengan tjuma-tjuma. W erek-w erek itu telah meneruskan aturan-aturan itu berlainan. Ada alasan-alasan lain daripada alasan-alasan ekonomis, jang mempunjai pengaruh jang besar kepada emigrasi. Kejakinan bahwa mereka karena perbuatan-perbuatan tertentu sudah kehilangan nama didalam lingkungannja, adalah dorongan jang terbesar jang menjebabkan mereka beremigrasi. Ada beberapa peristiwa jang menjebabkan orang desa mendapatkan kejakinan itu. Jang terpenting ialah, djika ia berbuat semata- 40

44 ICHTISAR SEDJARAH mata hal jang menjebabkan ia malu terhadap orang-orang sekampungnj'a. Didalam penghidupan desa, jang sesungguhnja masih dalam tingkatan kuna, perasaan malu mempunjai funksi sosial jang penting. Karena hukum dalam arti jang moderen tidak mempunjai arti jang penting, didalam dunia, jang demikian itu, pendapat umum (communis opinio) mempunjai peranan jang sama dengan aturan-aturan dan larangan-larangan didalam dunia moderen, dengan hukuman-hukumannja jang ditetapkan oleh undang-undang. Hal ini adalah akibat perasaan persatuan kuat sekali jang mendjadi tanda jang sesungguhnja dari masjarakat desa. Bagi orang desa kehormatan adalah lebih berharga daripada keuntungan benda. Jang dipentingkan lebih dahulu ialah berusaha agar perhubungan dengan orang-orang disekeliiingnja selalu baik dengan mendjauhkan diri dari segala perbuatan jang dapat merusak nama baiknja. Keinginan untuk mendapatkan nama baik dalam masjarakat ini, didalam masjarakat moderen seperti diantara orang Indonesia jang terpeladjar masih terdapat djuga. Djika seorang orang desa melanggar sesuatu aturan sehingga pendapat umum dalam desa itu menentang dia, maka ia akan pergi ketempat lain dan menunggu disitu sampai kemarahan orang-orang kampungnja mendjadi reda. Sesudah beberapa tahun kembalilah ia, dan biasanja perbuatannja sudah dilupakan orang. Tidak djarang perasaan malu itu mempunjai akibat-akibat jang lebih berat. Kami ingat umpamanja, bahwa jang bersangkutan bunuh diri. Seorang anggota perkampungan orang Djawa di Sumatera Timur diserahi memegang keuangan perkumpulan koperasi ditempat tersebut. Ketika dibuat neratja keuangannja terdapat kekurangan Rp Tidak dapat diketahui apakah kekurangan itu disebabkan oleh ketjurangan ataukah oleh karena kelalaian Orang tersebut jang dikenal sebagai seorang jang djudjur dan sudah bertahun-tahun memegang kas tadi, beberapa hari kemudian telah bunuh diri dengan menggantung diri. Di Nickerie ada seorang orang telah bunuh diri karena merasa malu tidak dapat membajar hutangnja janq tidak seberapa besarnja. Adakalanja terdjadi bahwa orang pergi ketempat lainnja untuk melepaskan din dan pengawasan pemerintahan. Didalam memorie djawaban atas laporan sementara dari Madjelis Tinggi di Nederland mengenai aaiggaran belandja Indonesia tahun 1887 dapat dibatja bahwa seorang bernama M alang Yoeda telah mcninggalkan tempat tinggalnja karena sebab itu. Malang Yoeda ini berasal dari sebuah desa di Banjumas. Ia merasa tidak puas terhadap pamong pradja Indonesia dan Belanda disana, karena ia merasa dikurangi hak-haknja berkenaan dengan suatu perkara tanah-perdikan. Ditjobanja mendapatkan pengikut-pengikut dan mulai ia mengadakan kerusuhan. Ketika pihak polisi mulai tjampur tangan, Malang Yoeda segera melarikan diri. Biasanja orang lari ketempattempat lain di Djawa. Akan tetapi ada djuga kepulau lain diluar Djawa. 41

45 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Ada djuga ditjeritakan oleh seorang di Suriname kepada kami, bahwa ia karena malu tidak lulus udjian meninggalkan kampungnja dan mau dibudjuk werek-werek pergi ketempat lain. Seorang lain mentjeritakan bahwa ia telah melarikan diri karena keluarganja menganggap dia tidak baik untuk pekerdjaan apapun djuga dan mendaftarkan diri untuk emigrasi tidak perduli kemana sadja. Perasaan malu terhadap keluarganja sekarangpun masih demikian kuatnja, sehingga ia tidak mau kembali lagi ke Indonesia, karena ia sekarang masih tidak lebih daripada seorang petani biasa. Djuga bentjana Merapi tahun 1930 telah menjebabkan banjak orang beremigrasi. Di Suriname ada umpamanja beberapa orang militer jang telah m eninggalkan dinasnja karena gadjinja terlampau rendah. Mereka minta kepada kami djangan sekali-kali mentjeriterakan hal pelariannja itu kepada Pemerintah. Ada lagi jang pergi dari Djawa karena berkeras kepala, dan jany lain lagi semata-mata karena ingin mentjari keuntungan. D jika kita lihat susunan imigran-imigran jang datang di Suriname maka te rd ap at diantara mereka itu jang sebelumnja mendjadi tentera, agen polisi, pemain musik, pegawai sekretariat haminte, sersan angkatan laut, kelasi dsb. Mungkin sekali mereka itu tertarik oleh djandji jang muluk-muluk dari werek-werek bahwa mereka akan mendapatkan penghidupan jang lebih baik, dan tidak djarang mereka itu ketjewa karena di Suriname semuanja itu tidak terdjadi. Banjak djuga imigran-imigran di Suriname jang pergi dari negeri mereka hanja dengan maksud melihat dunia ini dari segala sudut-sudutnja. Tidak djarang pula alasan untuk beremigrasi itu sama sekali tidak ada. Dalam suatu karangan tentang ketjurangan-ketjurangan waktu mentjari buruh bagi daerah-daerah diluar D jaw a, M eyer R an n eft m entjeritakan perbuatan-perbuatan demikian itu seperti suapan, paksaan, penipuan, dsb. *) Kami ingat hal bagaimana orang-orang desa diperingatkan tentang adanja,,tjulik jang sedang bekerdja dikeliling desa. Sudah barang tentu hal-hal jang tidak diperbolehkan itu sering terdjadi ketika diadakan emigrasi ke Suriname, karena pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh agen-imigrasi itu djuga. Sering terdjadi umpamanja bahwa pemeriksaan didalam depot-depot sangat dipersulit, karena im igran-imigran itu memberikan nama-nama jang lain daripada apa jang tersebut dalam kontraknja. Dari kedjadian itu dapat kami ambil kesimpulan bahwa orang-orang itu dipaksa dimuka pegawai jang memeriksa mem berikan nama jang lain daripada namanja jang sesungguhnja, supaja tidak mungkin keluarganja mentjarinja. Sampai di Suriname penipuan itu dilupakan sadja dan mereka menjebutkan lagi nama sendiri. *) J. Ismael:,,De immigratie van Indonesiers in Surinam e". D issertasi Ler'den hal

46 ICHTISAR SEDJARAH Perbandingkanlah dalam hubungan ini karangan dalam de Indische Gids tahun 1904 jang sudah pernah kami kutip, dimana disebut tentang surat-surat keterangan bupati jang diberikan untuk kuli dan jang mudah diperdagangkan. Lebih-lebih orang-orang perempuan sering diangkut setjara jang tidak baik. Banjak orang-orang perempuan mentjeriterakan bagaimana mereka dibawa kekapal. Seorang orang perempuan mentjeritakan bahwa ia disuruh ibunja kepasar untuk berbelandja. Sedang ia berbelandja disebuah kedai datanglah seorang wanita kepadanja jang menjatakan bahwa ia teman bibinja dan berkata bahwa bibinja menunggu d'a. Ia dipersilakan naik kendaraan, supaja segera sampai kepada bibinja. Ia masih ingat bahwa perdjalanan tadi agak lama dan tidak kedjurusan rumah bibinja. Ketika ia bertanja mengapa kedjurusan itu. ia mendapat djawaban bahwa bibinja menunggu ditempat lain. Ia dibawa kesebuah bangsal; kemudian ia tidak ingat lagi sampai ia sedar kembali ketika ia sudah dikapal. T jeritera-tjeritera sematjam itu sering kami dengar. O rang-orang perempuan tadi biasanja masih muda ditjulik. Beberapa diantaranja berkata bahw a mereka sesungguhnja lebih muda daripada jang dinjatakan resmi. Dikatakan bahwa ia sudah delapanbelas tahun, sedangkan sesungguhnja ia baru berumur enambelas tahun atau lebih muda lagi. K eadaan-keadaan inilah jang menjebabkan bahwa orang-orang Indonesia tadi merasa ketjewa dan dengan berbagai-bagai tjara menjatakan kurang puasnja. Mereka merasa ditipu. Banjak diantara soal-soal jang berhubungan dengan adanja orang-orang Indonesia di Suriname sekarang berakar pada kedjadian-kedjadian dimasa lampau Dengan ini kami kira sudah djelas digambarkan dasar-dasar sedjarah jang perlu diketahui untuk dapat melihat kedudukan orang-oran g Indonesia sebaik-baiknja. 43

47 B A B II Sedikit demografie Pendahuluan : Angka-angka statistik asal dikumpulkan dengan teliti dapat memberikan bahan jang berharga bagi berbagai-bagai pengetahuan seperti sosiologi, ilmu kebudajaan, ilmu hajat dan ekonomi untuk mendapatkan djawaban atas beberapa masalah tertentu. Sebab dari angka-angka tadi kita dapat menetapkan harapan untuk waktu j.a.d. jang boleh dikatakan dapat dipastikan akan terdjadi, dengan djalan menganalise pertumbuhannja dari dahulu sampai sekarang. Bahan-bahan dem ografie umpamanja, djika dikumpulkan setjara teratur dan teliti, dipakai untuk mengetahui perubahan-perubahan dalam susunan penduduk. Untuk keperluan itu harus diketahui keterangan-keterangan tentang penduduknja pada suatu ketika diwaktu jang lampau dan sekarang. Dengan memperbandingkan analisa kedua keadaan tadi dapat ditetapkan perubahan-perubahan apa jang kiranja akan terdjadi. Untuk penjelidikan itu kita harus mempunjai keterangan-keterangan tentang : a. banjaknja penduduk dan perbandingan djenis kelamin ; b. tambah-kurang rata-rata penduduk tiap tahunnja ; c. susunan umur ; d. djumlah rata-rata perkawinan dan pertjeraian ; e. djumlah rata-rata kelahiran untuk tiap-tiap kelamin ; f. djumlah rata-rata kematian anak-anak dan orang-orang dew asa ; g. koefisien pembiakan. Sjarat-sjarat ini bagi orang-orang Indonesia di Suriname tidak dapat dipenuhi. Djustru statistik penduduk dinegeri ini rupanja tidak disusun dengan teliti. Jang terang ialah bahwa angka-angka jang diberikan oleh pihak resmi sangat disangsikan kebenarannja. Pengalaman kami sendiri mengenai beberapa angka-angka ialah bahwa angka-angka tadi tidak dapat dipertjaja djuga dan sampai dimana, belum dapat kami tetapkan. Berhubung dengan inilah maka kami toh mempergunakan angka-angka jang diberikan kepada kami, akan tetapi dengan pembatasan bahwa kebenaran daripada angka-angka tadi harus diperiksa dengan hasil-hasil perhitungan tjatjah djiwa di Suriname, jang kami harapkan memberikan bahan angka-angka jang lebih dapat dipertjaja. Barulah nanti akan ter- 44

48 SEDIKIT DEMOGRAFIE njata apakah kesimpulan-kesimpulan jang diambil berhubung dengan bahan-bahan jang ada sangat menjimpang daripada kesimpulan-kesimpulan jang bertalian dengan angka-angka perhitungan tjatjah djiwa, sehingga terdjadi pandangan jang pintjang sama sekali tentang keadaan jang sebenarnja. Selama belum terdjadi demikian, kami kira dapatlah angka-angka resmi tadi didjadikan tempat berpegang. Sedapat mungkin kami mengumpulkan angka-angka sendiri, seperti umpamanja untuk menetapkan koefisien pembiakan, terhadap angka-angka mana kami sendiri jang bertanggung djawab akan kebenarannja. 1. BA N JA KN JA PEN D U D U K DAN PERBA N D IN G A N D JE N IS KELAM IN Menurut angka-angka Kantor Pusat Statistik di Paramaribo djumlah penduduk bangsa Indonesia pada 31 Desember djiwa, jaitu laki-laki dan perempuan, jang dibagi diberbagai distrik sebagai berikut : Distrik. Laki- Perem puan. Djumlah. Commewijne Coronie Marowijne Nickerie Paramaribo Saram acca Suriname Djika kita selidiki tambahnja penduduk sesudah tahun 1945, maka ternjata bahwa djumlah itu rata-rata 475. Melihat hal itu maka djumlah oiaiiy inuuxicsid sekarang aapat kita taksir orang ledin seuiku. Djika kita lihat djumlah penduduk sesudah tahun 1939, maka nampak bahwa bagian golongan Indonesia dalam djumlah penduduk Suriname se uruhnja memperhhatkan garis naik. Untuk djelasnja dibawah ini kami benkan dartar djumlah penduduk dalam beberapa tahun, dalam djumlah mana djuna dinmat prosenan djumlah dua golongan p e n d u d u k jang b e - sar lainnja dalam djumlah seluruh penduduk Tahun Djumlah penduduk O rang Indonesia O rang India Creool seluruhnja % 29.47% % 32.17% % 32.53% % 32.91% % 32.90% % 32.96% 44.04% 44.59% 44.34% 44.22% % % Dalam angka-angka bagi bangsa N egro seluruh penduduk tidak lmtan dan Indian. dimasukkan 45

49 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N T IK Prosenan tahun 1948 akan lebih tinggi sekiranja pengembalian 700 orang Indonesia ketanah air tidak terdjadi. Karena sesudah tahun 1939 tidak ada imigrasi lagi dari Indonesia, maka tambahan tadi semata-mata disebabkan kelebihan kelahiran. Dari daftar pada halaman 45 ternjata bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan kurang baik. Dalam k eadaan biasa seharusnja ada kelebihan w'anita, seperti di Nederland. P e r bandingan jang pintjang ini disebabkan oleh keadaan diwaktu jang lalu, ketika umumnja orang laki-laki jang dibawa ke Suriname, sebagai ternjata dari daftar pada halaman 30. Karena ketjuali itu lebih banjak dilahirkan anak laki-laki daripada anak perempuan didalam tahun-tahun jang berikutnja, dan kematian wanita lebih banjak daripada golongan laki-laki, maka tidak pernah tertjapai perimbangan. 2. TAM BAH RA TA -RA TA PEN D U D U K Djumlah penduduk bangsa Indonesia pada 31 Desember 1939 adalah djiwa. Djadi tambah rata2 tiap tahun adalah djiwa. Tam bahan ini adalah hasil kelebihan kelahiran. Sedjak tahun 1945 kelebihan ini tiap tahunnja berdjumlah rata-rata 475. Dibawah ini kami muat daftar-daftar kelahiran dan kematian dalam 5 tahun jang terachir, dari daftar mana dapat dihitung kelebihan kelahiran tiap tahunnja : Tahun Kelahiran Kem atian Laki- W anita Djumlah Laki- W anita D jum l Maka kelebihan kelah'ran dalam lima tahun terachir tadi adalah ; Tahun Kelahiran - Kematian K eleb iha n * * Angka2 kematian dalam tahun 1948 dan 1949 oleh Kantor Statistik dalam hubungan lain dinjatakan lebih rendah, jaitu masing-masing 435 dan 444. D alam an gk a-an gka ini tidak dibagi-bagi djumlah untuk laki-laki dan perempuan, M engingat angka-angka dalam 3 tahun sebelumnja rasanja angka-angka j'ang terachir ini lebih dapat dipertjaja. 3. SUSUNAN PEN D U D U K M E N U R U T U M U R N JA Untuk menjusun susunan penduduk menurut umurnja seharusnja diketahui angka-angka jang pasti mengenai djumlah orang laki-laki dan perempuan dan golongan-golongan umurnja. Bahan-bahan ini sukar 46

50 SEDIKIT DEMOGRAF1E didapat di Suriname, karena untuk keperluan ini harus diperiksa daftardaftar dari Burgerlijke Stand, suatu hal jang sukar sekali dilakukan. Benar kami telah mengumpulkan umur-umur dari orang Indonesia, akan tetapi djumlah ini terlampau ketjil untuk dipakai sebagai dasar bagi seluruh penduduk. Untuk mendapatkan suatu pemandangan tentang susunan umur golongan penduduk bangsa Indonesia kami sadjikan disini susunan umur dari djiwa. Bahan2 itu kami dapat dengan bantuan pengurus beberapa tjabang dari P.B.I.S. Dari anggota-anggota tjabang-tjabangnja serta keluarga mereka, umurnja ditjatat dan diteruskan kepada kami. Kadang-kadang kami sendiri mengumpulkan angka-angka, sedang dari seorang lurah jang mendjadi anggota tjabang K.T.P.I. di Nickerie kami djuga mendapat bantuan. G olongan Laki~ Perem puan um ur Djumlah % Djumlah % ~ dst D JU M LA H R A TA -R A TA PER K A W IN A N Angka-angka tentang djumlah perkawinan jang kami terima dari kantor imigrasi di Paramaribo menurut pendapat kami tidak seluruhnja dapat dipertjaja. Demikian djuga halnja dengan angka-angka tentang djumlah rata pertjeraian. Beberapa orang Indonesia menjatakan, bahwa banjak perkawinan tidak didaftarkan. Seorang anggota Staten van Suriname bangsa Indonesia dapatlah berkata banjak orang Indonesia kehilangan anak-anaknja, jang maksudnja ialah karena banjak mereka tidak mendaftarkan perkawinannja, anak-anaknja, jang lahir dari perkawinan tadi tidak diakui sah sebagai anaknja. Memang seluruh peraturan perkawinan tidak memuaskan. Didalam pasal tentang tjara-tjara perkawinan hal ini akan kami kupas lebih landjut- 5. D JU M LA H R A T A -R A T A KELAH IRAN M A SIN G -M A SIN G KELAM IN Djumlah rata kelahiran bagi masing-masing djenis kelamin dapat dilihat dari daftar pada halaman 46. Berapa djumlah kelahiran untuk tiap- 47

51 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK tiap 100 orang diantara wanita tidak mungkin dihitung karena tidak dapat diketahui berapa diantara wanita dalam tabel-tabel tadi jang sudah dewasa atau kawin. Djika terdapat susunan umur jang lengkap tentu dapat dihitung. 6. DJUM LAH R A TA -R A TA K E M A T IA N K A N A K -K A N A K DAN O RAN G -O RANG D E W A SA Djumlah rata kematian kanak-kanak dan orang-orang dewasa dapat dihitung dari daftar berikut: Uraian L P L P L P L P L P Kurang dari 1 th th th ~ 14 th ~ 19 th th th th th th lebih 3, Tidak diketahui 1 '. K O E FISIEN PEM BIA K A N DAN P E R T U M B U H A N Perbedaan jang menjolok mata pada keluarga India dan Indom ialah, bahwa djumlah rata golongan pertama djauh lebih tinggi dari pada golongan kedua. Bagi penduduk India djumlah rata itu dapat ditetapkan 10, bagi orang-orang Indonesia djumlah itu paling tinggi 4. Oleh Lampe dalam tahun 1927 telah diadakan penjelidikan tentang daja pembiakan orang-orang perempuan dari ketiga golongan penduduk. Penjelidikan ini menundjukkan bahwa koefisien pembiakan penduduk golongan Creool jang tertinggi, jaitu 6,3. Bagi orang-orang p erem p u an India angka itu adalah 2,6, sedang bagi orang-orang perempuan Indonesia didapat angka 1,2. Oleh beberapa orang kebenaran angka-angka tad i amat disangsikan. Tentang hal ini kami tak dapat memberi p e n d a p a t kami, akan tetapi dari tjara Lampe mengadakan penjelidikan dan mengingat kenjataan-kenjataan dalam hal ini pada golongan penduduk bangsa Indonesia kami sendiri dapat mempertjajai a'ngka-angka jang diberikan oleh Lampe. Ia memeriksa perbandingan kelamin dari beberapa perkampungan jang semata-mata didiami oleh bangsa Creool, India dan Indonesia dan sedikitnja mempunjai djumlah penduduk 2000 orang dari masing-masing golongan. Ia mengadjukan pertanjaan-pertanjaan kepada 200 orang perempuan jang tidak dipilih lebih dahulu dari m a sin g -m a sin g 48

52 SEDIKIT DEMOGRAFIE golongan jang sudah balig. Dari pemberitaan ini kami tidak dapat mengetahui apakah orang-orang perempuan tadi sudah kawin dan berapa umurnja, faktor-faktor mana mempunjai arti jang penting. Kenjataan bahwa kelahiran pada orang-orang perempuan bangsa Indonesia memang sangat rendah, menurut pendapat kami adalah suatu bukti lagi bahwa hasil-hasil penjelidikan Lampe benar. Djika hal ini kita bandingkan dengan hasil-hasil penjelidikan kami sendiri tentang koefisien pembiakan, maka ternjatalah bahwa djumlah kelahiran banjak bertambah. Penjelidikan kami menurut tjara jang didjalankan oleh Lampe terhadap 500 orang perempuan bangsa Indonesia jang sudah kawin sekali atau beberapa kali memberikan hasil angka kelahiran untuk golongan ini 2.74 dan angka pertumbuhan 2.5. Koefisien kelahiran adalah djumlah anak jang dilahirkan oleh orangorang perempuan tadi. Djadi dari 500 orang perempuan tadi rata-rata dilahirkan 2.7 orang anak oleh tiap-tiap orang perempuan. Koefisien pertumbuhan adalah djumlah rata anak-anak tiap-tiap orang perempuan jang mentjapai umur 15 tahun atau pada waktu penjelidikan masih hidup. Bagi orang perempuan bangsa Indonesia ini berarti bahwa pada tiap-tiap 10 orang perempuan 25 orang anak mentjapai umur tadi. Dalam penjelidikannja itu djuga Lampe mentjapai angka koefisien pertumbuhan bagi orang-orang perempuan bangsa Indonesia 0.7, jaitu dari tiap-tiap 10 orang perempuan hanja ada 7 orang anak jang mentjapai umur 15 tahun atau jang pada waktu penjelidikan masih hidup. Njonja Verkade-Cartier van Dissel * telah mengadakan koreksi terhadap perhitungan Lampe. Menurut pendapatnja oleh suatu kesalahan ketjil dalam perhitungannja, Lampe telah mentjapai angka-angka tentang pertumbuhan tiap 1000 orang dewasa jang dua kali lebih besar. Menurut penjelidikan itu sesungguhnja djumlah pertumbuhan,,tiap-tiap 10 ^ orang dewasa... bagi orang-orang Indonesia adalah 278. Dibandingkan dengan hasil-hasil Lampe angka-angka tadi lebih menggembirakan. Dalam membitjarakan keluarga hal ini akan kami kupas lebih landjut. * R. E. V erkade. Cartier van Dissel: De mogelijkheid van landbouwkolonisatie voor Blanken in Suriname. D issertatie U trecht Indonesia pada pantai lautan Atlantik 4 ^

53 B A B I I I Kehidupn sosiaal D id a la m lapangan kehidupan sosial golongan penduduk bangsa Indonesia dapat kita lihat dari dua sudut. Golongan ini dapat : A. Kita lihat dalam hubungannja dengan golongan-golongan lainnja dinegeri itu ; B. Kita tindjau lebih mendalam hubungannja didalam golongan sendiri. A. H U BU N G A N D E N G A N G O L O N G A N L A IN -L A IN N JA Didalam hubungan bangsa Indonesia dengan penduduk lainnja dapat kita lihat dua peristiwa jang sangat menjolok mata, jaitu : 1. Tempatnja jang menjendiri (terasing) didalam masjarakat ; 2. Kedudukan sosialnja jang rendah. 1. T E M P A T JANG T E R A SIN G D ID A LA M M A SJA R A K A T Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun tinggal dinegeri itu, golongan bangsa Indonesia masih merupakan golongan jang tersendiri diantara golongan-golongan penduduk didalam masjarakat Suriname seluruhnja, jang oleh pemerintah kolonial Belanda dahulu dengan politik asimilasinja jang progresip jakni dalam prinsipnja dimaksudkan akan didjadikan satu masjarakat jang berbahasa dan berkebudajaan Belanda jang tak dapat dibagi-bagi. Politik ini, jang berlangsung hingga kira-kira tahun 1935, mengenai golongan bangsa Indonesia hanja memberi hasil jang sedikit sekali. Berlawanan dengan asimilasi jang ditjita-tjitakan, golongan ini dengan sifat-sifatnja jang tersendiri tetap berbeda dari golongan-golongan lainnja. Pergaulan dengan golongan lainnja boleh dikatakan tidak ada. Hanja diperkampungan-perkampungan dimana orang-orang Indonesia bersama-sama orang-orang India mempunjai pertanian ketjil ada pergaulan sedikit, walaupun disini djuga masih ada perpisahan, jaitu terhadap orang-orang India orang-orang Indonesia ekonomis menempati tempat jang dibawahnja. Adalah suatu hal jang biasa, bahwa pada musim menanam orang-orang Indonesia bekerdja pada orang-orang tani India untuk mengerdjakan tanahnja dengan upah S f 1,50 sehari. Keadaan sebaliknja, jaitu bahwa seorang India bekerdja pada orang Indonesia 50

54 KEHIDUPAN SOSIAL dengan upah boleh dikatakan tidak pernah terdjadi. Karena berbagaibagai hal jang kita sebutkan nanti, orang-orang Indonesia menganggap orang-orang India sebagai lintah-darat. Walaupun karena itu orangorang Indonesia agak menghina orang-orang India, djika ada pesta orang-orang India toh diundang, dan mereka itu dihormati djuga dengan sepantasnja. Pada pesta-pesta itu sering kali orang-orang Creool djuga diundang. Akan tetapi didalam kota, dimana semua golongan ada pergaulan sedemikian itu tidak ada. Orang-orang muda jang sudah mengenai pendidikan Barat, lebih gampang dipengaruhi oleh golongan Creool. Akan tetapi pergaulan antara orang-orang Indonesia jang terpeladjar ini dengan orang-orang Creool sekali-kali belum bersifat pergaulan golongan. Bagian terbesar tidak turut pergaulan umum. NIereka merasa dirinja bukan anggota masjajakat Suriname. Perkataan : Kami tidak butuh kemadjuan Suriname (wong Djowo ora mbutuhake kemadjuane negara Suriname) djelas sekali maksudnja. Didalam surat jang ditudjukan kepada kami, seorang orang Indonesia jang terkemuka, berhubung dengan pertjakapannja dengan seorang menteri tentang pendirian golongannja tentang pertentangan jang baru terdjadi didalam Dewan Perwakilan Suriname, menjatakan bahwa orang-orang Indonesia tidak mau turut tjampur suatu perselisihan jang bukan soalnja. Pada hal pertentangan jang kami maksud tadi telah menggerakkan hampir seluruh masjarakat. Pendirian orang Indonesia tersebut telah dinjatakan pula didalam suatu pengumuman jang dikeluarkan oleh P.B.I.S. dan dimuat didalam harian,,de W'est tanggal 1 Agustus Usaha-uasaha pemimpin-pemimpin Indonesia adalah semata-mata ditudjukan kepada tertjapainja kedudukan jang sebaik-baiknja bagi orang-orang Indonesia. Semangat tidak peduli terhadap kemadjuan negara ini djelas digambarkan oleh sikap orang-orang Indonesia terhadap pemilihan Dewan P erwakilan Suriname jang diadakan dalam tahun Golongan-golongan Islam tidak mau turut dengan suatu aksi jang semata-mata ditudjukan kepada kepentingan-kepentingan Suriname. Bukankah Dewan tadi suatu badan jang spesifik Suriname? Terhadap pergerakan autonomi orangorang Suriname mereka tidak mau turut tjampur. Atas pertanjaan kami apakah tidak sebaiknja tiap-tiap pergerakan kemerdekaan dimana sadja didunia diberi bantuan, didjawabnja bahwa mereka tentu mau membantu, akan tetapi dengan pernjataan sympathie, dan tidak dengan darah. Siapakah jang akan berkuasa didalam suatu Suriname jang autonoom? Orang-orang Creool, dan mereka bukan kawan-kawan kami. Kenjataan bahwa K.T.P.I. telah memilih dua wakil untuk,.staten kelihatannja sebagai suatu sangkalan terhadap pendapat kami tadi. Akan tetapi orang-orang Indonesia hanja memberikan suaranja, karena didjandjikan akan dikembalikan ke Indonesia. Maksud untuk membantu memadjukan negara tidak ada. 51

55 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANT1K 2, D ER A D JA T SO SIA LN JA JA N G R EN D A H - Djika diketjualikan orang-orang Negro Hutan dan Indian, jang didalam masjarakat ditepi laut tidak berarti sehingga dapat diabaikan oleh penjelidik masjarakat (sosioloog), maka dapat dikatakan bahwa orangorang Indonesia menduduki tempat jang terendah didalam masjarakat, tempat mana hanja didudukinja bersama-sama sebagian penduduk b angsa India dan Creool. Orang-orang Indonesia sendiri insjaf benar akan kedudukannja ini, dan menganggap hidupnja sebagai pen ggesan gan ingkang asor sanget (penghidupan jang sangat djelek). Golongan-golongan lainnja biasanja memandang rendah kepada orang-orang Indonesia, hal mana lebih memaksa mereka untuk m enjendiri dan menambah perasaannja bahwa mereka terasing. Beberapa faktor menjebabkan isolasi dan kedudukannja jang rendah in i: A. A sal-usulnja. B. Bahasanja. C. Deradjat pengetahuannja. D. Pemandangannja terh a dap bangsa-bangsa Iain. E. Sikap penduduk lainnja. F. Sikap pemerintah. G. Pendirian politiknja, H. Agamanja. I. Tradisi kebudajaannja. A. A s a l - U s u l n j a. Orang-orang Indonesia didatangkan di Suriname sebagai kuli kontrak. Mereka datang miskin dan sakit, dan memberikan pemandangan jang menimbulkan belas kasihan. Banjak o~ rang sekarang masih mempunjai gambaran tentang imigran-imigran tadi, jang dikumpulkan didepot-depot untuk diangkut keperkebunan-perkebunan. Asal-usul ini bagi banjak orang masih merupakan ukuran bagaimana menentukan sikapnja terhadap imigran-imigran Indonesia. B. B a h a s a n j a. Orang-orang sebagian besar berbahasa Djaw a, jang tidak dipergunakan oleh golongan-golongan lainnja. H anja sebagian ketjil sadja dapat berbahasa Belanda, jaitu mereka jang telah mendapat pengadjaran Barat. Karena itu tidak ada pergaulan sosial dengan lainlain golongan. Benar banjak dipergunakan bahasa Inggeris-N egro sebagai lingua franca Suriname, akan tetapi bahasa ini tidak mempunjai kekuatan mempersamakan dan tidak mendjadi perantara untuk mendatangkan asimilasi (pertjampuran) antara golongan-golongan sebagai jang ditjita-tijtakan. Batjaan dalam bahasa Inggeris-N egro umpamanja tidak ada, sehingga kemadjuan hanja didapat dengan perantaraan Bahasa Belanda. Karena tidak dapat berbahasa Belanda, jaitu bahasa resmi dan tanda orang terpeladjar, orang-orang Indonesia tidak dapat masuk kalangan-kalangan tertinggi sehingga menjulitkan mereka turut serta dalam pergaulan umum. Oleh karena itu mereka tidak mempunjai hasrat untuk bertjampur gaul dengan golongan-golongan lainnja, sedangkan golongan-golongan ini tidak pula memusingkan kepalanja akan hal itu. Perhubungan dengan pemerintah dilakukan dengan perantaraan dju- 52

56 KEHIDUPAN SOSIAL ru-djuru bahasa. Perhubungan dengan lain-lainnja hanja dalam lapangan ekonomi, dan untuk keperluan ini tjukuplah bahasa Inggeris-Negro. C. D e r a d j a t P e n g e t a h u a n n j a. Bagian terbesar penduduk bangsa Indonesia masih buta huruf dan hanja prosentase ketjil sadja dapat membatja dan menulis. Djika arti politik pengadjaran pemerintah kolonial jang dahulu, kita ukur dengan hasil-hasilnja jang dapat dilihat, kesimpulan kita ialah: Setengah abad politik asimilasi dengan kewadjiban beladjarnja, tak seberapa meninggikan deradjat pengetahuan penduduk bangsa Indonesia. Djumlah mereka jang tamat sekolah Ulo atau Mulo sekarang tak lebih dari 10 orang. Hampir tak seorangpun mendapat pendidikan jang lebih tinggi lagi. Dokter2 dan juris2 bangsa Indonesia tidak kita djumpai. Seorang-orang Indonesia mendjadi guru kepala sekolah, sedang beberapa orang lainnja mendjadi guru pembantu. Pada waktu ini seorang orang Indonesia sedang mengikuti kursus pada sekolah kehakiman. Seorang pembesar terkemuka pada Departemen Pengadjaran, jang kami adjak membitjarakan nasib kaum terpeladjar Indonesia, berkata bahwa ia tidak memberikan harapan banjak kepada hari kemudian orang-orang Indonesia. Hematnja diantara peladjar bangsa Indonesia tak seorangpun patut dibantu. Dalam keadaan jang demikian itu orang-crang Indonesia tidak dapat turut serta dalam penghidupan politik dan kulturil dinegara itu. Karena itu pula ia tidak dapat turut menentukan arah kemadjuan negara. Ia tidak mempunjai gambaran tentang masalah-masalah sosial dan masalahmasalah lainnja, dan lebih lcurang mentjarikan penjelesaiannja. Tidak perlu diterangkan lagi, bahwa kekurangan pengetahuan orangorang Indonesia itu merupakan suatu kerugian jang besar. Gampang sekali mereka itu dipergunakan orang-orang lain untuk mentjapai tudjuan-tudjuan ekonomi1 dan politik mereka. Kekurangan pengetahuan ini pula jang merupakan dinding pemisah antara mereka dan golongan-golongan lainnja. Untuk golongan-golongan ini soal ketinggalan orang-orang Indonesia dalam ilmu pengetahuan tidaklah disusah-susahkan. Mereka hanja menjaksikan hal itu dan hanja karena ingin mengetahui sadja, mentjoba mentjari sebab-sebabnja. Umumnja orang menjangka sebabnja terletak dalam kurang rukunnja orang-orang Indonesia sendiri, atau dalam tjara penghidupannja jang memboros. Pada bab mengenai pengadjaran hal ini akan kita bitjarakan lebih landjut. Faktor terbesar jang mengenai deradjat bangsa Indonesia di Suriname ialah pemerintahan kolonial jang ada disana. D. P e m a n d a n g a n n ja T e r h a d a p B a n g s a - B a n g s a L a i n. Didalam suatu masjarakat kolonial faktor kebangsaan mempengaruhi penetapan garis-garis perpisahan antara golongan-golongan. Perpisahan ini di- 53

57 KEHIDUPAN SOSIAL karena mereka mengetahui bahwa orang India banjak uangnja. Ia meneruskan berkata:,,saja pernah tinggal dirumah sakit berdekatan dengan orang India jang berkeluh kesah karena harus lebih lama tinggal dirumah sakit. Tidak karena ia sakit atau karena djemu tinggal dirumah sakit, melainkan karena dengan demikian ia harus membajar lebih banjak. Pada perdjalanan kami ke Nieuw Nickerie kami mendapat pengalaman berikut. Salah seorang teman perdjalanan adalah seorang India, jang kemudian ternjata seorang tuan tanah. Kami melihat bahwa selama tiga hari diatas kapal ketjil itu, tiap harinja hanja sekali makan roti dengan tidak memakai apa-apa. Kami katakan kepada pembantu kami jang turut pada perdjalanan kami untuk memberikan dia bekal kami sebagian. W a laupun ia berpendapat orang tidak perlu mempunjai belas. kasihan kepada orang-orang India, karena mereka biasanja orang-orang mampu, diberinja djuga orang tadi minuman dan diadjaknja pula bertjakap-tjakap. Kemudian ia kembali kepada kami. dan berkata bahwa dugaannja adalah benar.,,karena kikirnja ia hanja membawa roti jang sudah kering. Ia adalah jang empunja kebun X, dan ia berkata kepada saja, bahwa baru-baru ini ia telah menderita kerugian S f Uangnja tjukup banjak tetapi begitulah seorang kuli. Lebih baik mati kelaparan daripada menggunakan sedikit dari uangnja pembeli makanan jang lebih banjak. Djuga penduduk Negro dianggap oleh orang-orang Indonesia sebagai golongan jang hina. Tijang malata (Orang-orang Mulat) masih sangat biadab dan tidak tahu sopan santun. Kami masih bangsa Lurur (bangsa jang luhur) dengan bahasa dan adat sendiri dan kami berpakaian lebih bagus daripada orang-orang Suriname. Walaupun begitu mereka memandang rendah kepada kami. Djika kami bertanja, apakah mereka sedia mengawinkan anak-anak perempuan mereka dengan orang-orang dari golongan-golongan lain, mereka selalu mendjawab tidak.,,sampai sekarang orang-orang Indonesia masih marah kepada bapak saja bahwa ia telah mengawinkan anak-anaknja perempuan dengan orang-orang Suriname, berkata seorang wanita Indonesia muda jang telah kawin dengan seorang Creool. Orang jang dimaksud sudah dari tahun 1894 tinggal di Suriname, dan hubungan dengan tanah airnja boleh dikatakan telah putus. Akan tetapi djika kita tanjakan kepada orang-orang Indonesia dengan alasan-alasan apa mereka menolak perkawinan jang demikian itu, tidak pernah didjawab bahwa mereka menolak perkawinan demikian itu karena memandang rendah kepada golongan-golongan lain. Manusia tidak dititahkan Tuhan untuk kawin dalam berbagai-bagai golongan bangsa. Bangsa-bangsa tadi harus kawin dalam golongan-golongannja masing2, kata seorang. Tidak pantas, berkata jang lain, djadi sematjam axiom a. Jang lain lagi berpendapat, bahwa tidak senonoh mentjampurkan dua warna jang berlainan.

58 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Walaupun ada purbasangka-purbasangka ini, dalam prakteknja orangorang toll tolerant terhadap mereka jang telah kawin dengan golongan lain. Disesuatu tempat dekat Vigilantia dalam perdjalanan kami ke P aranam, kami diminta berhenti pada sebuah kedai seorang Tionghoa dan singgah sebentar. Dalam rombongan kami ada tiga orang Indonesia jang masih muda. Alasannja ialah bahwa isteri orang Tionghoa tadi ialah seorang Indonesia, saudara sepupu seorang diantara teman seperdjalanan kami. Didalam rumah itu tinggal djuga seorang wanita Indonesia lainnja, jang turut datang dari Djawa dengan salah seorang daripada schu tters (penembak-penembak) *. Teman-teman seperdjalanan kami tidak senang, bahwa demikian banjak wanita-wanita Indonesia jang tjantik-tjantik telah kawin dengan bukan orang Indonesia. Akan tetapi mereka tidak demikian segannja untuk tidak memenuhi permintaan pemilik kedai tadi turut makan dirumahnja. Pada perkawinan seorang wanita Indonesia lainnja dengan seorang Creool malahan beberapa pemuda Indonesia bertindak sebagai saksi, dan pesta perkawinannja dilakukan didalam gedung pertemuan Indonesia, dihadiri oleh banjak orang-orang Indonesia. Orang tadi adalah seorang ternama dikalangan orang-orang Indonesia. Diantara teman-teman kami di Suriname ada beberapa orang India jang beristerikan orang-orang Indonesia. Djuga dalam hal ini tidak nampak keseganan dari pihak orang-orang Indonesia, malahan tidak pernah disebut-sebut bahwa perkawinan-perkawinan demikian itu tidak senonoh. Akan tetapi orang-orang India ini banjak bergaul dengan orang-orang Indonesia. ' Bahwa perkawinan dengan anggota golongan lainnja pada hakekatnja toh dianggap tidak senonoh, dinjatakan oleh seorang wanita Indonesia jang telah kawin dengan seorang tukang potret Tionghoa jang hartawan, ketika kami tanja mengapa dia tidak pernah kami lihat dilingkungan o- rang-orang Indonesia, jang didjawabnja, bahwa ia merasa malu terhadap orang-orang sebangsanja karena ia adalah seorang g o e n d ik tjino. Ketika kami pada suatu petang disuatu tempat ditengah-tengah kota Paramaribo bertjakap-tjakap dengan beberapa pendjual katjang, liwatlah dua orang wanita berkendaraan sepeda jang baru. Dengan tiba-tiba seorang diantara orang-orang Indonesia berteriak dengan marahnja :,,Lihatlah, itu ada dua lagi! Ketika kami tanjakan apakah ada hal-hal jang aneh pada wanita-wanita tadi, didjawabnja :,,Itu tadi w ed o k d joiv o (wanita djawa) jang mendjual dirinja kepada bangsa lain. Kepada bangsanja sendiri mereka tidak mau tahu, akan tetapi orang-orang Creool dan Tionghoa mereka terima dengan senang hati. Perkawinan dengan orang Creool jang paling ditjela, karena katan ja, * Nama bagi mereka jang dalam perang dunia kedua turut dengan Belanda ke A ustralia sebagai anggota pasukan sukarela. 56

59 KEHIDUPAN SOSIAL i a. oran9 - rang jang kasar lagi biadab. Kemudian berikut perkawinan dengan orang India dan agak baik pandangannja ialah teradap perkawinan dengan orang Tionghoa..karena orang Tionghoa ^ P ^ dan warna kulitnja sama dengan orang Djawa. ada hemat kami pendirian jang baik ini adalah disebabkan tidak ada pertentangan sosial antara orang-orang Tionghoa dan Indonesia. Orangorang ionghoa merupakan golongan jang tidak begitu nampak di Suriname, dan mereka tidak mendjalankan politik menghisap terhadap oranqorang Indonesia. ^>f nde^ kata orang-orang Indonesia sebagai golongan selalu mengasing an diri dari,,orang-orang Suriname dan mereka merasa tidak ada u ungannja dengan penduduk lainnja, walaupun mereka adalah bagian ari pada penduduk. Boleh dikatakan tidak pernah orang Indonesia menamakan dirinja orang Suriname, berlainan dengan orang India. tvi? IKAP P ene,uduk L ainnja. Golongan-golongan lainnja umumnja a memandang tinggi kepada orang Indonesia, dan mereka hanja mempunjai satu gambaran daripada orang Djawa jang bodoh itu. agi mereka umpamanja seorang Djawa jang terpeladjar, pertama-tama a a ah orang Djawa, baru kemudian seorang jang terpeladjar. Bagi orang Creool orang Djawa adalah seorang jang pekerdjaannja mentjuri dan dinjatakan dalam : H em an, Jap an esi vevoeroe voroe, \ e, Kang orang Djawa mentjuri ajam). Menurut orang bangsa Creool semua wanita Indonesia adalah pelatjur-pelatjur.,,sekalipun baik kita terhadap seorang wanita Indonesia, kata mereka, djika ia berdekatan pada seorang lelaki bangsa Djawa, ia toh akan lari dengannja : Istilah " au lau Japanesi jang menghina itu sekarang djuga masih banjak terdengar. Perkawinan antara seorang wanita Creool dengan seorang elaki Indonesia tidak mungkin dapat terdjadi. lintuk orang India orang ndonesia adalah orang,,malahi, seorang jang bodoh dan baik dipergunakan untuk memberikan keuntungan ekonomis padanja. Kekasaran tijang tjem eng kata orang, sering dilahirkan dengan kataata jang kasar terhadap semuanja, tetapi kadang-kadang djuga dengan Perkelahian-perkelahian. Diwaktu jang lampau hal ini sering terdjadi. eorang pendjual es jang kami tanja tentang pendapatnja mengenai orang-orang Creool mendjawab bahwa mereka itu adalah orang-orang biadab. Ia berkata bahwa sering terdjadi, bahwa pemuda-pemuda bangsa reool mentjuri djualannja dan kemudian melarikan diri. Ketika kami apakab tidak minta perlindungan polisi, ia mendjawab bahwa ia tidak ada niat demikian. Jang mentjuri adalah orang-orang^ hitam, dan mereka kepada siapa saja harus mengadu djuga orang hitam. Ia mentjeriterakan pula bahwa ia pernah dipukuli seorang polisi berwarna hitam, arena didapatinja kulit katjang didekat gerobaknja, padahal kulit ka- 57

60 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tentufcan oleh golongan atau golongan-golongan, jang oleh kelebi'hannja dalam beberapa hal jang bersifat teknis atau ilmu pengetahuan menempatkan diri diatas golongan-golongan lainnja. Di Indonesia golongan ini adalah golongan ketjil Eropah, sebagian besar Belanda, seperti didjadjahan2 Inggeris golongan Inggeris. Di Suriname, dimana keadaan masih sedikit bersifat kolonial karena tiadanja revolusi sosial, golongan berkuasa terdiri dari orang-orang Eropa, dan selandjutnja dari orangorang Creool dan sebagian dari golongan India, jang merasa diri tinggi dari golongan lainnja karena pengetahuannja serta kekajaannja. Dalam menentukan garis berpisahan ini faktor-faktor kebangsaan djuga mempunjai pengaruhnja, walaupun tidak menjolok mata seperti d izaman ikolonial dahulu. Lebih-lebih dalam tahun-taihun terachir, chususnja dari pihak bangsa Creool telah timbul sikap tolerant (m enenggang). Sebagai akibat pergeseran kekuatan-kekuatan politik dal'am negeri, orang bersedia menghapuskan perpisahan antara golongan-golongan menurut garis-garis kebangsaan. Kesediaan ini njata lebih besar pada orang Creool daripada pada orang India. Partai politi k seperti N.P.S. atau P.S.V. terbuka bagi siapa sadja dengan tiada membeda-bedakan bangsa. W alaupun sudah ada kesediaan ini, dalam hal penghargaan golongan-golongan orang setjara tak sedar toh masih dipengaruhi oleh,,purbasangka golongan. Sebutan lau lau Japanesi bagi orang-orang Indonesia dari pihak orang Creool adalah suatu bukti, seperti halnja dengan perkataan,,kuli dimaks.udkan untuk menundjukkan deradjat terendah bagi suku bangsa India. Bagi orang-orang Indonesia sendiri faktor-faktor kebangsaan mempunjai arti jang lebih tinggi dalam menentukan sikapnja terhadap golongangolongan lain, dan lebih djelas kelihatan. Berdasarkan kebudajaannja serta adat kebiasaannja mereka merasa tinggi daripada golongan-golongan lainnja. Mereka agak memandang rendah kepada orang Creool dan India.,,Wralau bagaimanapun kuli-kuli itu telah mendapat kem a djuan, mereka itu toh tetap kuli.*) Bagi orang Indonesia, sebagaimana halnja bagi orang Creool, sifat-sifat kikir dan pemabuk adalah sifat-sifat jang inhaerent pada orang India. W aktu kami mengadakan perdjalanan dengan dua orang Indonesia, kami diminta seorang orang India muda jang membawa isterinja, apakah mereka boleh ikut, permintaan mana kami kabulkan. Ia mentjeriterakan bahwa ia telah membawa isterinja kepada dokter, dan ia mengeluh bahwa untuk in jeksi jang diberikan dokter kepada isterinja, ia harus membajar S f 7-50 jang menurut pendapatnja terlampau tinggi. Atas pertanjaan kami apakah dokter-dokter itu minta biaja jang tinggi, salah seorang diantara teman kepergian kami m endjawab bahwa biasanja orang-orang India disuruh dokter membajar b an jak. *) Perkataan kuli diberikan kepada imigran India. O rang2 India sendiri m enganggapnja sebagai penghinaan.

61 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tjang tersebut, dilem parkan oleh pem beli-pem belin ja disitu. Seorang lainnja mentjeriterakan bahwa dahulu tidaklah menjenangkan bertemu dengan tijang tjem eng djika kita membawa bungkusan. Selalu ditjobanja untuk merampas bungkusan tadi dari orang Indonesia. Lebih- 1 lebih dalam zaman perang Djepang mudah sekali orang mau memukul orang Indonesia. Kami sendiri sering mengalami perlakuan kasar dari orang-orang Creool. * Baru sesudah perang timbullah penghargaan terhadap orang-orang Indonesia. Dalam masa tadi orang-orang Indonesia telah mendjadi orangorang jang berada, sehingga mereka djuga mendjadi lebih kuat. Nam a-nama saudagar-saudagar seperti Riduwan dan Amsar di Mungo dan petani Kaulan di Nieuw-Nickerie disebut orang dengan perasaan kagum. Oleh karena itu orang-orang Indonesia makin mempunjai harga diri, lebih-lebih akibat kedjadian-kedjadian di Indonesia. Mereka lebih tegas dalam segala tindakan mereka dan djuga lebih agressif; tidak ada lagi sikapnja jang dahulu jang lemah itu tanda tabiat orang Indonesia. H al ini kami < lihat dari tjara seorang petani Indonesia mengadjar seorang sopir bangsa India. Hal ini kami lihat pula pada ketika pertengkaran hebat antara pendjual arang bangsa Indonesia dan tjalon pembelinja bangsa Creool Hal ini ternjata pula dari utjapan asisten kami bangsa Indonesia terh a dap sikap jang tidak senonoh dari seorang agen polisi bangsa Creool jang mendapat perintah dari komisaris distrik untuk menjeberangkan kami dengan kapal, bahwa tidak perlu orang takut kepada m ereka > Sikapnja terhadap orang-orang Indonesia memang demikian, akan tetapi sekarang kami tidak mau menerimanja lagi. Semendjak berdirinja K.T.P.I., kata seorang anggota, kami dihargai golongan-golongan lain (diadjen i bon gso lijo ). Mereka mendjadi sedar akan deradjat sosial mereka jang rendah dan merasa tidak puas akan hal itu. Oleh karena itu banjak orang-orang Indonesia jang terpeladjar merasa malu bahwa banjak diantara bangsanja bekerdja pada Djawatan Pekerdjaan Umum untuk membersihkan kakus-kakus dan riolering-riolering, suatu pekerdjaan jang tiada seoran g- ' pun dari golongan lain mau mengerdjakannja. Oleh karena itu merfeka mentjoba membudjuk mereka untuk menolak pekerdjaan demikian itu karena dirasanja sebagai suatu penghinaan bagi seluruh golongan. Didalam suatu pertemuan buruh bangsa Indonesia didalam gedung pertemuan di Billiton berkata seorang pembitjara, bahwa orang-orang Indonesia deradjatnja djauh lebih tinggi dari golongan-golongan lain n ja. Oleh karena itu harus diusahakan bersama untuk merebut kedudukan 1 jang tinggi didalam masjarakat, agar tidak lagi orang Indonesia disebut lau-lau Japanesi*). Seorang buruh tambang bangsa Creool jang tidak pandai bahasa Djawa dan hanja menangkap perkataan la u -la u -Ja p a n esi *) Orang Djawa gila. 58

62 KEHIDUPAN SOSIAL pergiimendekati kami dan bertanja apa jang dikatakan oleh pembitjara. oesudah kami terangkan apa jang dimaksud pembitjara ia menjerukan bahwa rupa-rupanja orang-orang Indonesia belum bersedia untuk mendeati golongannja,,,djurang jang dahulu ada harus dilewati, katanja. " i kami berusaha sekeras-kerasnja kearah itu. Orang-orang Indonesia djangan lagi marah mendengar nama sindiran itu, seperti kami tidak lagi marah mendengar nama blackm an (orang hitam). Orang India lebih memandang rendah orang Indonesia. Beberapa diantaranja telah mendjadi pemimpin atau penasihat untuk menguntungkan dirinja sendiri dengan kedok memberikan bantuan dan nasihat kepada,,golongan jang terkebelakang. Banjak orang-orang India telah dapat mempergunakan kebodohan orang-orang Indonesia untuk mendapatkan keuntungan. Pedagang-pedagang India dan Tionghoa memasang tanda-tanda K.T.P.I. dimuka tokonja untuk menarik orang-orang Indonesia anggota organisasi ini D en gan djalan demikian mereka dapat menarik keuntungan dari perpetjahan dikalangan orang-orang Indonesia. Sampai ada orang-orang India jang dengan maksud ini mendjadi anggota perkumpulan tadi. Orang-orang Indonesia jang hendak mendjual tanahnja untuk menunggu kedatangan kapal dikota mereka budjuk untuk mendjual hartanja kepadanja dengan harga murah.,,saja tidak dapat mendjandjikan, katanja,,,bahwa saja nanti akan mau membajar dengan harga jang sama. Petani-petani jang bodoh jang tidak mau ketinggalan djika kapal-kapal datang untuk m en djem pu t orang-orang Indonesia, lalu mendjual tanah mereka murah sekali. Menurut berita-berita orang-orang Indonesia, rupa-rupanja dahulu sering terdjadi bahwa kuli kontrak jang melarikan diri dari onderneming-onderneming mentjari perlindungan pada petani-petani bangsa India. M ereka ini bersedia memberikan perlindungan, akan tetapi disu- ruhnja orang-orang itu bekerdja ditanah mereka sendiri. D jika sudah panen, dipanggilnja scoutoe (agen polisi) dan disuruhnja menangkap mereka. Sekarang masih ada djuga beberapa djenis eksploitasi ekonomi. Orang Indonesia sukar mendapat pekerdjaan djika mau bekerdja diluar lingkungan pertanian. Didalam masa sebelum panen mereka sering terpaksa mentjari pekerdjaan tambahan untuk mendapatkan penghasilan. Umumnja hanja orang-orang India raampu dan mau memberikan pekerdjaan, akan tetapi hanja dengan upah jang mereka tetapkan sendiri, jang biasanja lebih rendah daripada ukuran biasa.,,kalau mau bekerdja dengan upah ini, boleh mulai, kalau tidak mau pergilah. Dan orang-orang Indonesia jang butuh uang, terpaksa bekerdja dengan upah jang rendah. Seperti orang-orang Tionghoa dan Arab di Indonesia, dulu orangorang India di Suriname memberikan uang muka kepada petani Indonesia, jang nanti harus dikembalikan dengan sebagian daripada panenannja, 59

63 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANT1K jang besarnja bergantung kepada besarnja uang muka tersebut. Adjaib sekali perbuatan-perbuatan orang-orang India serupa ini dianggap sebagai suatu kebahagiaan. Ketika kami terangkan, bahwa lintah-lintah darat tadi sesungguhnja sangat merugikan orang-orang tani, seperti halnja di Djawa, mereka berkata bahwa mereka sudah lama mati djika tidak ada orang-orang India. Dari mereka kami sedikit-dikitnja dapat memindjam uang. Mereka tidak sedar bahwa dengan demikian mereka makin lama makin banjak hutangnja. Didalam tahun-tahun jang terachir mereka telah berubah pikirannja. Ketjuali V olkscredietw ezen jang membuka kesempatan untuk mendapat uang muka untuk menanam, dibeberapa tempat orang-orang Indonesia telah mendirikan bank-bank crediet, walaupun kerdjanja masih belum sempurna. Karena hal-hal ini orang-orang Indonesia merasa tidak senang diantara penduduk jang mereka anggap bukan teman-teman mereka. Akan tetapi sebagai telah kami sebut diatas sekarang sudah ada penghargaan lain terhadap orang-orang Indonesia. Orang-orang Creool menghargai mereka lebih tinggi daripada orang-orang India, jang tjara penghidupannja agi mereka sangat tidak menarik. Oleh sebab itu sekarang ada tandatanda untuk melindungi orang-orang Indonesia. Dari pihak orang-orang ndia sendiri' telah ditjoba untuk menarik orang Indonesia didalam penganihnja dengan mengemukakan keturunan Asia dan agama jang sama. pierniataan"perniataan persahabatan ini ada tudjuan-tudjuan K rl l a okuasa dirumah sendiri, jang sesudah Atlantic Charter bernolitik^r^rl i mame>telah menjebabkan orang-orang India ikut t T a W ^ l t ^ SUati Suriname jan9 otonom orang-orang Creool lah serta berhubui! g dengan djumorang-orang India telah mentjoba acar n ^ 9olongan-9olongan sedikit djumlahnja itu, memilih nrt,, n9-orang Indonesia, jang tidak orang-orang Creool. Berdasarkan L t menandingi kekuatan Islam didirikanlah partai-nartai ^ w*! a jan9 sama serta agama..hindostaans l a v a a n s e p S S W ' 8?? 1 M Slim dan ngan mendirikannja partai tadi hania K \ j. wa orang-orang India denja terhadap golongan Creool ^Uan memperkuat kedudukan-..moeslim Party sebagai jang ^ P ^ b u h a n dalam Dalam pimpinan partai ini ketjualip kami> Seba9ai berikut. KetfbTv, A iakfk beradik, duduk hebera** m pendirinia. jaitu ketuanja Su hen,d?, dibe«tuk suatu deleqas? V ^ Indoi^ i a terkemuka. DaeralTd ^ K nperensi f i a R >'an9 aka» kill ds ^ ^ ^ Nederland dan -Menqana" ^"A311 men9esampinqkan 3 ^ telab mengusulkan ] orang-orang Indonesia (T Indonesia. tidak dikandidat- ^Lampiran V II). hh *

64 KEH1DUPALS o w. bahwa,,verenigde Seorang orang India jang terkenal me j j.jgjonkan seorang penga Hindostaanse P arty m en d jan d jik an akan petani: petan> tjara bangsa India jang m em p u n jai pen orang-orang Indonesia agi bangsa Indonesia, asal ia bersedia m e : rana telah menjetudjui adanja partai tadi. U saha tadi gagal. B3hwa menarik keuntungan dan ke- Pemilihan U m u m adalah karena en 3 Jebih-lebih jang terpe a ^' menangan djumlah. O rang-orang n on sebenarnja an m segera mengetahui maksud o ra n g -o ra n g reka tidak mau dipergunakan lagi. <>r.i.:a r; u sah a-u sah a untu O rang-orang Creool sebaliknja telah men J3 mbah itu Hal itu W a n kekuatan orang-orang India jang kian ^ kaffli sebut-sebut. ditjobanja dengan djalan p ro tectie sepe J dibeberapa daera^ P Hal ini dapat dibuktikan oleh kenjataan ba k P? tj Im ikian lihan ketika pemilihan Staten, N-P.S. ^ gambarkan d e m t o gota-anggota P.B.I.S. Keadaannja dapat k n golongan bahwa karena pertimbangan-per un ^ pemisah denga tinqgi. orang-orang bersedia menghilangkan g hargaan jang j e 1 orang Indonesia, sehingga terbit ^ p en garu h k e p a Ja P «Kemadjuan dalam lapangan ekononn d;uga I ^ i k a p ^ 'end* ubahan ini. Orang-orang ^ kart T e ^ a hadap u sah a-u sah a untuk men e positip bagi belum melihat keuntungan-keuntun punjai alasan F. S ikap P em er in ta h. Orang-orang I n ^ o n e s ^ ^ (La P/r arisan untuk perasaan tidak puas karena, sekarang a 3. Dalam hal ini mereka l u p a. bahwa keadaa ^ sekedjap Pemerintah dahulu jang tidak dapa tidaic ada perbedaan nom atau orang-orang Indonesia pada u u Apakah Suriname memberintahan jang dahulu dan s e a r f ^ (P em erin tah ), jan9. oalan tidak otononc baginja hanja a d a ^ FJang m endjadi p o k o ^ ^ rikan d jan d ji-d jan d ji jang tida tidak meffluas an', ^ ada dari saat bag in ja h anjalah kedudukan^ aragaan tidak puas mi dapat bahwa sekali m endapat perbaikan. P nranq Indonesia vpoentingan-ke- Perm ulaan m ereka d atang. 0 *an9' ic}ak mengindahkan malahan pem besar-pem besar pemerinta a. i ^ berkurang- 3 ' sebagai kuh pentingan m ereka, dan perndapa n j ndonesja ke gn diberbagaibertam bah. M ereka didatang ai,, jcall> dan dipeke J tu_ Didalam kontrak dalam keadaan jang menj i jian.perdjandjian sadja debagai ondememing dengan lingkungan jang asing tadi ngan, L a me dapa. terhadap P w k a n diri untuk rcna «u meloto kan d opseter-opseter kebun. B anjak a 9mereka tertangkap lagi m entjari perlindungan. K ebanja ^ ^

65 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK balikan, dimana mereka dengan tidak diperiksa lebih dahulu dipukuli atau dianiaja. Laporan-laporan Dewan Perwakilan dan berita'-berita tentang keadaan-keadaan dahulu, demikian pula tjerita-tjerita orang-orang tua adalah bukti-bukti jang membenarkan keluh kesah orang-orang Indonesia. Upah-upah biasanja lebih rendah daripada djumlah minimum jang ditetapkan oleh Pemerintah *) (Lampiran I). Pendidikannja diabaikan sadja. Kewadjiban beladjar tidak didjalankan semestinja dan berlainan dengan orang-orang India, jang selalu diawasi oleh konsol Inggris, orang-orang Indonesia tidak pernah dihukum djika mereka tidak menjuruh anak-anak mereka bersekolah. Seorang ahli ekonomi di Suriname berkata bahwa orang-orang Indonesia memang sengadja dibiarkan bodoh. Orang-orang Indonesia sendiri berpendapat bahwa w ong lon do ora m oeiti sekolahe wong djow o (pemerintah Belanda tidak berusaha m entjerdaskan orang-orang Indonesia). Menurut pendapatnja lanti tidak menepati djandji-djandjinja ; demikianlah umpamanja ada peraturan bahwa sesudah kontrak mereka habis, kuli-kuli kontrak dapat kembali ketanah air bagi mereka dan bagi keluarga mereka dengan tjuma-tjuma. Para imigran mengatakan bahwa dalam prakteknja mereka harus menunggu setahun atau lebih sebelum mereka dapat tempat dalam kapal jang mengangkut kembali imigran-imigran ke Indonesia. Oleh sebab itu banjak jang terpaksa menerima premie S f 100. sehingga mereka kehilangan hak mereka untuk pengangkutan dengan tjuma-tjuma ketanah asal mereka. Sudah dari dahulu mereka menjatakan ketidak puasan mereka, biasanja berupa kekerasan-kekerasan sebagai reaksi terhadap perlakuan sewenang-wenang dari opseter-opseter perkebunan. Ditjeriterakan bagaimana seorang pekerdja diperkebunan Marienburg membalas dendam kepada seorang opseter, jang telah memperlakukannja dengan sewenang-wenang. la melukai opseter tadi, sehingga dimasukkan pendjara. Sesudah dimerdekakan, diulanginjalah perbuatannja sehingga dimasukkan pendjara lagi. Ia berpendapat bahwa penghidupan didalam pendjara lebih baik daripada diperkebunan, Akan tetapi pernjataan-pernjataan dendam ini tidak b a njak terdjadi. Sedjak beberapa tahun orang-orang Indonesia mulai sedar akan kedudukannja jang rendah disebabkan kelalaian pemerintah. Hak-hak jang didjandjikan oleh pemerintah dahulu dituntutnja dari pemerintah sekarang. Oleh karena itu pula K.T.P.I. mendapat pengikut banjak, karena propagandanja mulih djow o lan nagih djandji (kembali ke Indonesia dan menuntut djandji). Djika dahulu pernjataan-pernjataan tidak puas itu keluar dari perseorangan, sekarang hal itu dilakukan bersama. Lebihlebih djurubahasa-djurubahasa sangat dibentji orang-orang Indonesia. *) Rapport over de financiele en economische toestand van de kolonie Surinam e, 1911, halaman

66 KEHIDUPAN SOSIAL (Lampiran III). Ketika kami tanjakan kepada beberapa anggota pengurus K.T.P.I. mengapa mereka mendirikan perkumpulan itu, didjawabnja bahwa alasannja ialah kedudukan orang-orang Indonesia jang tidak memuaskan itu.,,karena politik pemerintah dan pekerdjaan juru a asa djurubahasa, kami ketinggalan dalam dunia kemasjara atan. nggo a anggota perkumpulan lainnja berpendapat bahwa p iti 1S, (membeda-bedakan) dari pemerintah adalah sebab poko ari e u jang rendah dari crang-orang Indonesia. Seorang ain erpen, ap,.apakah gunanja bagi kami untuk menetap di Suriname, ami tetap melarat dan bodoh, karena pemerintah mendahulukan go, g golongan lain. D jika seorang orang Indonesia ^inta se 1 anf.., orana harus menunggu lama sebelum ada keputusan. ^ a* J ^ apianggota ter- India jang minta, ia akan segera mendapatnj. *al-at1 bahwa kemuka dari perkumpulan Islam Shababatul Islam tidak ada orang Indonesia jang betah rung Srinama se seqrang nam e). Pemerintah mendahulukan bangsa-bangsa am. u diabatan, orang Indonesia sekali mendapat kesempatan menerima s unsur ketiorang Surinam e tentu akan m endapat sepuluh M ungkm ^ a u n s u r d ak adilan d idalam p ern jataan -p ern jataan tidak puas pem erintah, jang baru sad ja memerintah dan lankan pemerintahan untuk dapat mentjapai riiokrirninasi bukan Seorang menteri berpendapat bahwa djika ia a an ^ orang-orang orang-orang Indonesia jang mendjadi kur ann jam ^ akgn India. O rang-orang Creool bentji a kemukakan beberapa selalu berusaha merintangi mereka. JS-e menjatakan dugaannja hal jang merugikan orang-orang Indonesia, ia me dilakukan polibahwa boleh djadi oleh pegawai-pegawai ren a berdjandji bahwa tik diskriminasi terhadap orang-orang In onesia., untuk memadewan menteri mempunjai hasrat jang sun99ukh' StU^uatnja. djukan golongan-golongan orang ^ndof s a :Sf<^hkan akan tetapi dasar Memang keluh kesah ini ada sedikit di e 1 ^wa orang-orang Indoalasannja memang ada. Ada jang berpen apa. sehingga mereka nesia sudah demikian bertjampur adat e nerangai orang-orang djuga lekas tidak puas, jang mereka apat. _kan tetapi hal ini tidak Creool. Faktor ini mungkin ada ^e"v!avnemerintah masih sedikit sekali meniadakan kenjataan bahwa dari pihak p ekali bagi orang-orang ada tindakan-tindakan positief jang berguna s ^ bahwa kesabaran Indonesia. Ketjuali itu dalam beberapa ha kemadjuan orangorang-orang Indonesia merupakan ka^an^an iku(;. Kami berdiri meliorang Indonesia. Kami melihat peristiwa jang e sebuah kantor pehat-lihat kesibukan dimuka loket-loket di a anl e^erapa orang Indonesia merintah di Paramaribo ; disitu antaranja a a ;ana diminta, akan dan India. Kami tidak mengetahui s e b e n a rn ja apa, y 63

67 INDONESIA PADA PARTAI LAUTAN ATLANTIK tetapi seorang orang Indonesia mendapat djawaban bahwa sebaiknja ia kembali sadja sekali lagi, dan oleh karena itu ia pergi. Seorang orang India jang mendapat djawaban jang sama tidak mau menerimanja begitu sadja. Kami tidak dapat mengetahui apa jang dikatakan semuanja, akan tetapi orang-orang sekelilingnja mengatakan, bahwa ia tidak dapat kembali sebab kekurangan waktu. Tuntutan itu diperkuat dengan utjapanutjapan jang tidak dapat kami tangkap artinja. Hasilnja ialah bahwa permintaannja dikabulkan. Seringkali orang Indonesia jang tenang dan sabar itu harus mengalah terhadap orang India jang agresief dan lekas naik darah. Suriname adalah suatu negara dimana orang tidak dapat madju dengan kesopanan sadja, berkata seorang orang Indonesia terkemuka, pendapat mana dibenarkan oleh banjak orang dinegeri ini. Perangai orang Indonesia ini adalah suatu halangan untuk dapat berpengaruh didalam masjarakat Suriname (Lampiran III). Bagaimanapun kepertjajaan kami terhadap kesungguhan usaha Pemerintah Suriname untuk memperbaiki keadaan orang-orang Indonesia, tidak dapat kami melupakan menundjukkan kepada tindakan atau kenjataan jang memperkuat pendapat orang-orang Indonesia, bahwa mereka hanjalah botjah kuwalon (anak tiri) didalam masjarakat. Seorang pegawai jang terkenal mentjeriterakan kepada kami betapa sukarnja baginja untuk mendapatkan pekerdjaan pada kantor distrik di Paramaribo bagi seorang orang Indonesia bekas anggota Staten. Ia sedianja akan menerima gadji jang sama dengan gadjinja waktu bekerdja pada Bauxiet Maatschappij. Pada Departemen Keuangan gadji ini ditetapkan sebagai dasar. Kemudian usul ini diteruskan kekomisariat distrik, dimana usul tadi didep oleh salah seorang sekretaris. Dua setengah tahun kemudian surat-surat tadi setjara kebetulan muntjul lagi. Ternjata bahwa disekretariat distrik orang keberatan terhadap pengangkatan orang Indonesia tadi, lebih-lebih karena maksud untuk mengangkatnja dengan gadji jang diusulkan. Orang Indonesia ini kemudian ternjata seorang tenaga jang baik sekali. Orang mengeluh djuga, bahwa orang-orang Creool jang lulus udjian kemudian daripada orang-orang Indonesia, lebih dahulu diangkat dikantor pemerintah. Pada suatu perajaan untuk memperingati penjerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia jang diadakan di Paramaribo, kami bertjakaptjakap dengan seorang kepala sekolah jang menasihatkan kami untuk berbitjara dengan menteri tentang kemungkinan pemberian beasiswa bagi orang-orang Indonesia.,,Dalam beberapa waktu lagi akan dibagikan beberapa beasiswa, katanja, dan belum pernah ada seorang orang Indonesia mendapatnja. Kami membitjarakan hal itu dengan menteri, jang mengatakan bahwa belum pernah ada orang Indonesia minta beasiswa untuk beladjar diluar negeri. Ketika ada kesempatan lagi untuk minta

68 KEH1DUPAN SOSIAL beasiswa, seorang orang Indonesia telah turut minta djuga- Permintaannja ditolak, sehingga ia berkata : Sudah saja kira lebih dahulu. Sekarang tuan melihat sendiri, orang Indonesia tidak akan menerima demikian. Seorang buruh di Paramaribo mengeluh, bahwa perusahaannja memberikan upah kepada orang-orang Indonesia jang hanja tjukup untuk hidup sadja. Orang Indonesia jang mendjadi anggota Pimpinan tidak ada. Pemimpin-pemimpin Creool dan India menarik orang-orangnja sendiri dahulu. Lihatlah si X (seorang orang Indonesia ternama). Berapa sadja jang sudah ia didik diperusahaan bauxiet, jang kemudian digadji lebih tinggi dari dia." Orang-orang Islam tidak puas tentang keadaan bahwa pemerintah tidak memberikan tundjangan kepada agamanja, walaupun menurut undangundang semua agama diperlakukan sama. Kami tidak menjelidiki bagaimana halnj'a jang sesungguhnja ; hanja kami menjatakan pendapat umum Sa; turan bahwa bila ada kelahiran harus diminta bantuan bidan telah nienimbulkan ketidakpuasan dikalangan umum. Soalnja ialah demikian. Beberapa bulan sebelum baji lahir bidan harus diberitahu, dengan pem-, aran 5 rupiah. Djika baji akan lahir bidan harus dipanggil, dengan mbajaran 5 rupiah lagi. pca j uran ini ditetapkan berhubung dengan banjaknja kematian pada haii lebih-lebih disekitar djalan Kwatta pada keluarga-keluarga i1" Rofri oranq-orang Indonesia aturan ini, bagaimana djuga baiknia In aturan, banjak menimbulkan kesukaran : se b ag a i < dgn masih sedikit sekali. Oleh karena itu seeing tecdjadi L D ju fflla^ adktu baji lahir tidak ada bidan. bahw a jang sedikit itu bidan-bidan tadi tidak sempat mela- 2. Karena * rang jang melahirkan dengan sebaik-baiknja ; seringkali jam o r jg tang Sekali untuk menggunting tembuninja. Sesudahnja ia ia hanja j atanq lagi dan pemiliharaan selandjutnja diserahkan ukun baji, jang hams dibajar lagi. kepaaa ^ sering mempunjai daerah jang luas. Karena djauhnja 3. Seorang ^ ^ sukarnja kendaraan daerah itu sering tidak dapat ^ra ^ Ambillah umpamanja dusun-dusun seperti Laarwijk atau Kuwarasan. Bidan untuk Laarwijk tinggal di Domburg. Ini berarti bahwa orang harus berdjalan dulu kesungai, kemudian setengah djam, nan untuk keseberang. Dan achirnja masih harus ditempuh d^artkerum ah bidan. Seorang petani berkata : Misalkan kelahiran itu terdjadi diwaktu malam sedang diluar hudjan turun dengan lebatnja. D jika kita toh pergi, tidak djarang kita mendapatkan pintu tertutup, karena bidannja sedang bekerdja ditempat lain. D jika tidak dipanggil bidan, kita dihukum. Bidan untuk Kuwarasan tinggal sepuluh kilometer dari tempat itu. Lebih baik kita memanggil dukun. Indonesia pada pantai lautan Atlantik 5 6 5

69 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Dan kami sekarang sudah limapuluh tahun dalam keadaan sehal wal afiat. Mengapa pemerintah selalu merintangi kami? kata seorang penduduk Kuwarasan. Kami toh membantu bertambahnja penduduk negeri, jang berarti suatu keuntungan? Pembajaran Sj\10. djuga dirasakan berat. Seorang penduduk K u warasan tidak mau membajar, ketika ia minta pertolongan bidan.,,saja anggap aturan itu tidak adil, katanja, dan djika kita terus membajarnja, hal itu akan diartikan bahwa kita menjetudjuinja. Saja akan mulai dengan tidak membajarnja, tentu lain-lainnja akan menjusul. Bajarannja terlampau tinggi. Karena tidak mau membajar itu pemerintah telah mensita buku keluarganja dan surat pcem annja, (surat keterangan bahwa ia telah mendjalani kontraknja) menjimpannja sampai ia mau m em bajar. Seorang komisaris distrik berpendapat bahwa biaja tadi tidaklah seberat dikatakan orang, karena biasanja diketahui bilamana kelahiran itu akan terdjadi, sehingga orang dapat mulai menjimpan. Akan tetapi orang-orang Indonesia berpendapat bahwa uangnja tidak boleh sia-sia dipergunakan. Dan menurut pendapatnja bantuan bidan adalah suatu kewadjiban jang dipaksakan dan tidak patut dihargai S f. 10. Pembesar-pembesar jang kami adjak membitjarakan kesulitan-kesulitan jang bertalian dengan peraturan itu bersedia memberi bantuan, diantaranja dengan mendidik gadis-gadis Indonesia mendjadi bidan pembantu. Tindakan-tindakan lainnja untuk meringankan beban keuangannja djuga telah dipikirkan. Orang-orang Indonesia mendapat kesan, bahwa pemerintah dalam beberapa hal dipengaruhi oleh kechawatiran akan akibat-akibat politiknja. Didalam membanteras penjakit-penjakit rakjat, dinas kesehatan di Kuwarasan mendjumpai kesulitan, karena sebagian dari penduduk tidak mau diobati untuk trachoom. Sebagai alasan dikemukakan bahwa obat tadi diberikan oleh anggota-anggota P.B.I.S. jang dianggap musuh oleh pengikut-pengikut K.T.P.I. Tersiar kabar bahwa mereka itu hendak membuatnja mendjadi buta, sehingga tidak mau diobati oleh mereka. Walaupun pemerintah berpendapat bahwa tuntutan itu tidak adil, pembantu jang netral digantikan oleh seorang anggota K.T.P.I. H anja untuk memenuhi tuntutan-tuntutan jang tidak adil dari sebagian penduduk Kuwarasan,,dan untuk tidak membahajakan pembanterasan penjakit trachoom," opas pembantu tadi, jang selalu mendjalankan pe~ kerdjaannja dengan sebaik-baiknja sehingga dipudji oleh pembesar-pembesarnja, harus pergi untuk orang lain jang tidak pernah menundjukkan ketjakapannja. Pergantian ini tidak membawa perbaikan, karena orangorang tetap tidak datang, akan tetapi opas baru tadi tetap menerima gadjinja. Perantaraan komisaris distrik dan opseter pamong pradja tidak memberikan hasil apa-apa. Pengaduan terhadap Sibopo dari beberapa pengikutnja tentang pema- 66

70 KEHIDUPAN SOSIAL kaian uang perkumpulan, jang mula-mula banjak dibitjarakan orang, tidak berhasil apa-apa. Walaupun ada keterangan-keterangan saksi jang memberatkan, perkaranja achirnja didiamkan djuga. Orang-orang Indonesia menjatakan keketjewaannja sebagai berikut:..pemerintah takut kalau-kalau orang-orang Indonesia akan berontak, djika Sibopo ditangkap. Mereka tidak mengharapkan pertolongan dari Pemerintah terhadap kegelisahan jang disebabkan oleh tindakan-tindakan beberapa orang. Oleh karena itu mereka minta pertolongan dari Pemerintah Indonesia. Menurut pendapat mereka orang-orang Indonesia tidak diadjak serta dalam penghidupan kulturil. Untuk orang-orang India umpamanja ada siaran-siaran radio tertentu. Seorang orang Indonesia terkemuka minta kepada kami untuk mempergunakan pengaruh kami kepada Pemerintah, agar bagi orang-orang Indonesia diadakan pula malam-mal'am penerangan.,,orang-orang Indonesia tidak membatja koran, sehingga tidak tahu apa jang terdjadi didunia. Oleh karena itu mereka tidak dapat turut serta dalam penghidupan kulturil di Suriname. Alangkah baiknja djika diadakan penerangan kepada dan tentang orang-orang Indonesia- Kami bertanja apakah siaran-siaran radio ada gunanja bagi orang-orang Indonesia karena mereka toh tidak punja radio.,,djika mereka tahu bahwa ada siaran-siaran untuk orang-orang Djawa, mereka tentu akan membeli radio. Dengan demikian akan diterbitkan kebutuhan baru. Selandjutnja mereka akan mempunjai kesenangan baru, sehingga kemungkinan berkurangnja pesta-pesta jang memboroskan akan bertambah besar. Dalam prinsipnja Pemerintah telah bersedia memberi kesempatan kepada orang-orang Indonesia untuk memberikan penerangan-penerangan kepada orang-orang senegerinja dalam rangka siaran-siaran V.I.P. Akan tetapi menteri jang bersangkutan takut bahwa djika ia mempertjajakan pekerdjaan itu kepada anggota sesuatu perkumpulan, perkumpulan lain akan mentjela dia karena memihak. Karena itu orang berkata,.lihatlah, pemerintah takut kepada K.T.P.I. Perhatian sedikit jang diberikan kepada perkampungan-perkampungan oleh Departemen Pekerdjaan Umum malahan menimbulkan perasaan tidak puas pada orang-orang tani. Karena tidak ada pengaliran air jang baik, pekarangan-pekarangan serta rumah-rumah boleh dikatakan terendam air sama sekali, djika ada hudjan lebat. Djalan-djalan perhubungan waktu demikian sudah tentu tak dapat dilalui. Siapa pernah melihat djalan W illem Crane di Lelydorp dimusim hudjan tentu dapat menggambarkannja. Pada suatu rapat orang-orang Indonesia, jang boleh kami kundjungi, berkata seorang pembitjara :..Pemerintah menganaktirikan kami, walaupun bagian kami dalam memadjukan negeri sangat besarnja. Misalnja djika tiap-tiap orang Indonesia membajar padjak S f. 1., maka penghasilan pemerintah berdjumlah S f Uang ini dipergunakan bagi penduduk jang tidak produktif, jaitu orang-orang Suriname. M e- 67

71 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK ngapa sebagian tidak dipergunakan untuk pekarangan-pekarangan orangorang Indonesia? Keluh kesah ditudjukan orang djuga terhadap kurangnja penerangan tentang pertanian. Konsulen-konsulen pertanian hanja datang untuk melihat apakah semuanja kelihatan bersih, kemudian memberikan setjarik surat. Akan tetapi penerangan tentang tjara-tjara menanam tidak diberikan. Haruslah diingat, bahwa orang-orang tadi sebagian besar tidak mempunjai dasar-dasar pengetahuan tentang pertanian. Orang bertanja : Mengapa tidak ada orang Indonesia duduk didalam panitia pertanian? Atas pertanjaan apakah ada orang Indonesia jang tjukup pengetahuannja untuk duduk didalam panitia jang demikian itu, disebut nama seorang eksportir djeruk. Kami sering diminta untuk membela kepentingan orang-orang Indo - nesia, agar beberapa keinginan tertentu dapat dikabulkan. Seorang orang Indonesia terkemuka berkata:,,djika Pemerintah Suriname sungguh-sungguh menghendaki agar orang-orang Indonesia tetap tinggal di Suriname, hal itu harus dinjatakan dengan tindakan-tindakan jang kon krit. Sudah lama kami minta perbaikan nasib kami, akan tetapi hingga sekarang sia-sia belaka. (Lampiran I) Kenjataan bahwa orang-orang Indonesia praktis kehilangan hak untuk dikembalikan ke Indonesia karena telah menerima premi S f 100. telah menimbulkan perasaan tidak puas dikalangan ramai.,,kami telah berdjasa besar terhadap negeri ini. Ketika orang-orang Indonesia datang di Suriname, negeri ini sebagian besar masih hutan. Dalam beberapa tahun kami telah dapat membuka tanah-tanah jang luas sehingga dapat didiami, dan bagian kami dalam memadjukan Suriname tidak boleh dipandang ketjil. Premi Sf 100.' jang kami ambil, tidak kami bawa keluar negeri, melainkan kami pergunakan untuk membuka tanah. O leh karena itu kami pandang tidak adil bahwa kami tidak boleh lagi pulang ke Indonesia. Dari tjontoh-tjontoh diatas dapatlah kita ketahui, sampai berapa djauhnja pemerintah mendjadi sebab perasaan tidak puas orang Indonesia tentang nasibnja dinegeri itu. Kedudukannja jang menjendiri adalah suatu sebab, jang tjukup penting untuk diperhatikan. G. P endirian P olitiknja. T jara-tjara orang Indonesia dipindahkan dari Djawa ke Suriname dan tjara-tjara bagaimana mereka harus bekerdja, ditambah pula dengan keadaannja jang tidak memuaskan didalam Suriname jang sekarang, adalah sebab-sebab mengapa mereka tetap memandang ke Indonesia. Perdjuangan kemerdekaan di Indonesia telah mengagumkan mereka, dan telah menerbitkan keinsjafan mereka, bahwa mereka adalah bagian daripada suatu bangsa jang lebih besar 68

72 KEH1DUPAN SOS1AL kepada siapa mereka selalu dapat kembali. Dengan Republik Indonesia selalu diadakan perhubungan. Tjontoh-tjontohnja ialah perhubungan surat men jurat dengan wakil Indonesia didalam Perserikatan Bangsabangsa, permintaan kepada Dr. Gani menteri Republik Indonesia supaja sesudah konperensi di Havana mengundjungi Suriname, kundjungan tuan Abikusno Tjokrosujoso kepada orang Indonesia di Suriname dsb. Akibatnja ialah bahwa mereka lalu mengasingkan diri daripada perkembangan-perkembangan di Suriname. Pada pembitjaraan tentang partai-partai politik hal ini akan kami uraikan lebih landjut. H. A gamanja. Orang-orang Indonesia sebagian besar menganut agama Islam, sedang golongan-golongan bangsa lainnja, ketjuali sebagian daripada orang-orang India, menganut agama lain. Oleh karena itu mereka mempunjai vooroordeel (purbasangka) terhadap wong kresten (orang-orang Keristen). Didalam pergaulan sehari-hari hal itu tidak begitu nampak. Oleh beberapa orang dikatakan bahwa menganut agama Keristen berarti bermusuhan dengan orang Islam. Seorang diantara mereka jang mendjemput kami dikapal, rupanja telah bertanja kepada jang lain, apa agama kami. Kemudian ia mendengar bahwa kami beragama lomsu (Roma Katolik), dan hal ini didjadikannja alasan untuk tidak datang kepada kami. Akan tetapi ia tetap sopan dan tidak menjingkiri kami. Salah sebuah alat anti-propaganda, jang dipakai pemimpinpemimpin K.T.P.I. untuk mentjemarkan nama P.B.I.S. ialah bahwa perkumpulan ini dipimpin oleh orang-orang Keristen, jang menipu bangsanja (w erek-w erek kresten). Pada kebanjakan orang Indonesia ada perasaan permusuhan terhadap agama Keristen, akan tetapi hal ini didalam pergaulan sehari-hari tidak nampak. Walaupun demikian pengaruh agama kelihatan djuga dalam pergaulan antara golongan-golongan. Karena agama jang dianut berbedabeda, maka mereka melakukan ibadatnja ditempat masing-masing sehingga agama mendjadi sebab djuga daripada perpisahan jang ada diantara golongan-golongan. I. T radisi K ebudajaannja. Orar.g Indonesia mempunjai tjara hidup sendiri, jang sangat berbeda daripada golongan-golongan bangsa lainnja. Mereka mempunjai adat-istiadat jang bagi orang-orang lain aneh dan tidak dapat dimengerti. Oleh karena itu sering timbul salah paham dan orang-orang luar suka lekas mentertawakan beberapa perbuatan orang-orang Indonesia. Sebaliknja tjara hidup golongan-golongan lain menimbulkan rasa bentji pada pihak orang-orang Indonesia. Dan dengan demikian maka didalam masjarakat ini terdapat alasan-alasan untuk perpisahan antara golongan-golongannja, disebabkan perbedaan pandangan hidup dan adat-istiadat. 69

73 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Hal-hal jang tersebut diatas adalah sebab-sebab keadaan orang-orang Indonesia di Suriname pada waktu ini. Kedudukannja jang terasing dan deradjatnja jang rendah didalam masjarakat Suriname mempunjai pengaruh jang kuat terhadap pendirian politiknja. B. H U B U N G A N -H U B U N G A N S O S IA L D ID A L A M G O LO N G A N N JA S E N D IR I 1. SU SUNAN SO SIA LN JA Golongan-golongan dalam masjarakat jang menentukan susunan sosial daerah adalah tingkatan-tingkatan kemasjarakatan, masjarakat setempat dan keluarga. Dalam pembitjaraan mengenai susunan m asjarakat Indonesia berturut-turut akan kami bitjarakan ketiga penggolongan ini. A. T ingkatan- tingkatan K emasjarakatannja. Sifat jang paling menarik perhatian daripada susunan masjarakat penduduk bangsa Indonesia di Suriname ialah tidak adanja sama sekali diferensiasi sosial- Kesatuan jang ditundjukkan terhadap golongan-golongan lain, terdapat djuga didalam golongannja sendiri. Disini' tidak terdapat golongan-golongan jang membeda-bedakan satu sama lain karena pandangan ekonomi, perbedaan sosial atau pendidikan politik serta adat-istiadat. Baik golongan-golongan jang mempunjai tjara hidup sendiri jang satu sama lainnja berbeda tinggi rendahnja, jang semuanja menentukan susunan masjarakat jang berkasta, maupun golongan-golongan jang satu sama lainnja berhadap-hadapan dan bertentangan, tidak terdapat didalam masjarakat orang-orang Indonesia. Benar ada pembagian horizontaal berdasarkan pekerdjaan, seperti golongan petani, buruh, pedagang dan pegawai negeri, akan tetapi golongan-golongan ini bukanlah golongangolongan dalam arti sosiologis. Orang-orang tani tidak merasa dirinja anggota sesuatu klasa petani jang mempunai ukuran-ukuran tertentu bagi anggota-anggotanja, demikian djuga buruh-buruhnja tidak meras3 dirinja bagian daripada suatu klasa ekonomi jang tertentu, jang memperdjuangkan kepentingan-kepentingannja dan mentjoba mengubah susunan masjarakat jang sekarang. Baik petani dan buruhnja maupun pedagang dan pegawainja merasa dirinja hanja bagian daripada seluruh golongan bangsa Indonesia, dan merasa dirinja hanja tijang d jaw i (orang Djawa). Sudah barang tentu ada orang-orang Indonesia jang kaja dan ada jang miskin, akan tetapi perbedaan antara sikaja dan simiskin, jang biasanja selalu menjebabkan ketegangan-ketegangan sosial, tidak ada. Disini tidak ada klasa hartawan jang berhadapan dengan klasa simiskin, tidak ada klasa madjikan jang mengexploiteer dan berhadapan dengan klasa buruh. Jang kaja tinggal dalam rumah jang matjamnja sama dengan jang miskin ; pakaian sikaja tidak berbeda daripada 70

74 KEHIDUPAN SOSIAL pakaian simiskin. Wanita-wanitanja ada jang mempunjai lebih banjak perhiasan daripada jang lain, akan tetapi semuanja kelihatan bagus pakaiannja. Kesatuan golongan ini tidak sadja kelihatan dari luar, melainkan hidup djuga didalam alam pikiran orang-orang Indonesia, jang lahirnja kelihatan pada beberapa peristiwa sosial tertentu, jaitu : 1. Saling bantu membantu ; 2. Budi bahasanja ; 3. Sukanja mendjamui orang ; 4. Funksi sosial daripada perasaan malu. Bantu membantu, sambatan, adalah salah satu pernjataan jang paling tepat bagi sifat gotong-rojong daripada masjar&kat desa di Djawa. Kebiasaan ini masih hidup terus di Suriname. Djika seseorang mau mendirikan rumah tarub, ia selalu dapat mengharapkan bantuan dari orangorang senegerinja. Beramai-ramai mereka masuk hutan untuk menebang kaju. W aktu mendirikan rumah semua membantu, masing-masing mempunjai bagiannja sendiri-sendiri. Jang memimpin pekerdjaan boleh dikatakan tidak ada. W aktu akan makan semuanja berkumpul dirumah tuan rumah untuk makan bersama-sama, jang disadjikan oleh sing nggadah darnel (tuan rumah). Pada sambatan ini tidak dipedulikan tempat tinggal atau agama. Oleh karena itu pernah terdjadi bahwa disuatu desa di Nickerie pada waktu mendirikan geredja djuga orang-orang Indonesia jang beragama Islam turut membantu. Djuga dari orang-orang dari luar desanja biasanja diterima bantuan pada waktu mendirikan rumah. Sampai sekarangpun kebiasaan ini tidak berkurang, walaupun ada perpetjahan didalam golongan akibat hasutan orang-orang Indonesia tertentu. Djika ada orang desa tidak mendapat bantuan jang tjukup karena dibekot orang-orang desanja, jang masuk partai jang memusuhinja, selalu ada teman-temannja jang datang dari djauh untuk memberi pertolongan. Djika tidak mungkin datang sendiri, dikirimlah bahan makanan untuk membantu djuga. Bentuk lain daripada mutual aid (saling bantu membantu) ini adalah fonds-fonds kematian. Djika ada orang, anggota sesuatu golongan, meninggal, maka anggota-anggota golongan ini memberikan bantuan berupa uang untuk menutup ongkos-ongkos pemakamannja. T ja ra bantuan ini diberikan, lambat laun dirasa kurang memuaskan, karena membuka kesempatan bagi pemimpin-pemimpinnja untuk menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi hal ini tidak mengurangi sedikit djuga arti daripada pokok dasar tindakan bersama itu, jaitu kurban jang diberikan perseorangan kepada seluruhnja bebas dari pada nafsu mentjari keuntungan. Banjak orang di Suriname sesungguhnja kurang sedar akan kenjataan bahwa beberapa orang Indonesia jang sangat memperhatikan nasib golongannja seluruhnja, selalu berusaha mentjapai perbaikan nasib seluruh 71

75 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK golongannja dengan tiada maksud keuntungan untuk diri sendiri dan sering dalam keadaan jang tidak mudah. Budi bahasa orang-orang Indonesia patut dipudji. D jika seorang orang Indonesia datang disebuah desa dan sebagai orang asing menanjakan djalan atau rumah seseorang, orang jang ditanja selalu mempersilahkan orang tadi untuk singgah kerumahnja dengan kulo aturi pin arak krihin. Akan tetapi bukan orang Indonesia, tidak akan diperlakukan demikian ketjuali djika ia seorang jang terkenal. Djika ada orang hendak melalui orang lain, selalu ia minta maaf dulu dengan utjapan am it nggih (maafkan). Djika seorang orang Indonesia berkundjung kepada orang Indonesia lainnja jang kaja, tentu ia memulai dengan berkata bahwa kedatangannja ialah pertama-tama untuk menghormati dia. Kemudian ia meminta supaja kesalahan-kesalahannja dimaafkan. Barulah ia menerangkan maksud sesungguhnja dari perkundjungannja. Tabiat suka menerima tamu adalah suatu kebadjikan. Orang Indonesia tidak usah susah-susah djika ia pergi kelain desa. Ia selalu diterima dengan baik. Ia tidak usah chawatir tidak akan mendapatkan penginapan atau makan. Hanja dikendaraan-kendaraan diperlukan membawa makanan dan minuman sendiri. Pada suatu hari datanglah beberapa orang Indonesia kepada kami, karena mereka mendengar bahwa kami dapat menolong mereka, karena mereka sudah lama mentjari pekerdjaan. Kami menerangkan kepada mereka, bahwa mereka itu barangkali telah tertipu oleh desas-desus, jang disiarkan orang tentang diri kami, karena kami sama sekali tidak dapat memberikan pekerdjaan. Kemudian ternjata, bahwa kami dilihat orang sedang memotret tanah-tanah, sehingga orang menjiarkan desas-desus tadi. Kami nasihatkan kepada tamu-tamu tadi supaja mereka pergi ke Marienburg, dimana mereka tentu ditrrima dengan segala senang hati. Karena beberapa mereka tidak mau, dan ketika kami bertanja bagaimana mereka mentjari nafkahnja mereka mendjawab, bahwa mereka akan terus berusaha mendapatkan pekerdjaan.,,dan selama kami belum mendapat pekerdjaan, makan tentu kami dapat. Orang Indonesia tidak akan lekas kelaparan diantara orang-orang senegerinja. Adanja perasaan satu dipulau Djawa, memperkuat pentingnja funksi sosial daripada perasaan malu. Di Suriname perasaan malu dari seluruh bangsa ini walaupun kurang kuat daripada di Djawa karena lebih lemahnja ikatan-ikatan diantara orang-orang Indonesia, masih ada pengaruhnja. Pada suatu ketika beberapa orang pekerdja meninggalkan perkebunan Marienburg, untuk mendapatkan mata pentjaharian jang lebih baik dikota. Banjak jang tidak mendapatkan apa jang mereka harap-harapkan. Mereka terpaksa hidup daripada penghasilannja mengerdjakan pekerdjaan-pekerdjaan borongan disana-sini, tidak dari pekerdjaan-pekerdjaan jang tetap jang semula mereka harapkan. Karena malu

76 KEHIDUPAN SOSIAL terhadap teman-temannja, mereka tidak kembali ketempatnja semu a. M ereka sudah kadon g isin (terlandjur malu). Dikatakan orang :,,Banjak anggota K.T.P.I. sudah ama me 9^ 3 hui bahwa mereka tertipu, akan tetapi mereka malu menga ui mereka telah sesat, karena telah terlandjur. Di Nickerie ada orang telah bunuh diri, karena malu mempunjai u- tang, jang sesungguhnja hanja sedikit. sebaqai D jika ada orang melanggar aturan-aturan, ten u j orang jang tidak tahu sopan santun (w ong kurang Prana an tetapi sebutan w on g kurang pranatan ini di Suriname tidak mempu j kekuatan seperti di Djawa.., _.\ j - Sanctie sosialn ja (hukuman-hukumannja dari masjara a s sini sebagian besar sudah tidak ada lagi. Oleh sebab itu ada beberapa orang, jang dalam perbuatan-perbuatannja terhadap go ong^ nq mau dipengaruhi oleh kemungkinan akan mendapat ma u er asaan orangnja sendiri. Bahwa walau demikian funksi sosia an pa malu ini masih ada, dapat dibuktikan bahwa orang-orang jang,, masih m entjoba membenarkan perbuatan-perbuatannja 1 u ^ pengikut-pengikutnja, sehingga timbul k e j a k i n a n bahwa per buatannja itu tidak bertentangan dengan adat-istiadat. nprqatuan Faktor-faktor adakah jang memelihara terus hi upnja ra^,. ] ^ dikalangan orang-orang Indonesia di Surinam.-1 a. Asal-usul jang sama. Sebagian besar arip ariqlah penting Indonesia berasal dari Djawa Tengah. K enjataanmi anah air) bagi mereka. Kenjataan bahwa mereka adala o menimbulkan suasana persahabatan. kontra'k* b. Perasaan senasib. M ereka datang di Suriname se a9a berat dan sesudah d iw erek (ditjulik) di Djawa. Peng i upa,. qojongankedjam diperkebunan-perkebunan, sikap Pej musu, cebaqai politik golongan lainnja, politik pemerintah jang irasa sedenanggungan. diskriminasi, telah menimbulkan perasaan sen Sedikitnja pec. Persamaan adat-istiadat karena persamaan asa us ydup terus. ngaruh dari pengadjaran barat, maka a at-is ia ^ ^ berpikir d. Bahasanja. Orang-orang Indonesia mas - setjara D jaw a, karena kurangnja pengetahuannja tentang bahasa e. Agamanja. Agama jang terbanjak dianut ada fhj a9ng ^ di merupakan tali ikatan jang kuat bagi ora g Surinam e. ke Indonesia jang f. Persamaan orientasi politik jang ditudj ditanah air achir-achir ini makin kuat karena kedjadian-kedjadian selama sepuluh tahun jang terachir., p rarnpr;- g. Singkatnja waktu tinggal di Suriname. Baru-baru 1

77 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK bo diadakan perajaan untuk memperingati peristiwa, bahwa 60 tahul1 jang lampau imigran-imigran Indonesia jang pertama tiba di S ^ " name. Djika kita ingat bahwa didalam masa tersebut, banj3^ perubahan didalam susunan golongan tadi disebabkan banjak ja 9 datang serta pergi, maka satu-satunja kesimpulan kita ialah bah^va tempoh tadi terlampau singkat untuk mendatangkan stratificatie- Mengingat singkatnja tempoh itu, maka timbullah pertanjaan, apakah dikemudian hari akan ada differensiasi sosial antara orang-orang Indo' nesia. Pertanjaan ini harus kita djawab : ja. Ketjepatan stratificatie tergantung daripada pertanjaan, apakah akan ada perubahan didalan1 keadaan orang-orang Indonesia didalam lapangan sosial dan politik. Berdasarkan apakah kami berani meramalkan akan adanja differen' siasi? Dari beberapa peristiwa kami dapat mengambil kesimpulan, bahv/a ikatan sosial diantara orang-orang Indonesia tidak lagi sekuat dahult-1 dan individualisme makin lama makin mendesak communalisme. Kenjataan bahwa agitasi beberapa orang segera dapat mempengaruhi orangf' orang Indonesia, sehingga timbul perpetjahan didalam golongan, adalah suatu tanda. Bahwa ada orang-orang Indonesia karena hasutan beberapa orang India dapat bermusuhan dengan orang-orang Indonesia lainnja, adalah suatu tanda jang lebih njata lagi. Pergeseran vertikal belum begitu nampak, oleh karena perhubunganperhubungan masih baik, akan tetapi djika diselidiki benar-benar, terdapat djuga tanda-tanda demikian. Diantara orang-orang Indonesia jangf lahir di Suriname dan sekedar mempunjai pengetahuan barat, ada nampak tanda-tanda keinginan membentuk golongan-golongan. Mereka mempunjai perkumpulan sepak-bola sendiri, krontjong-orkes sendiri, dan pergaulan jang erat didalam perkumpulan-perkumpulan ini mempertjepat terbentuknja golongan-golongan. Perhubungan dengan massa orangorang Indonesia benar belum lagi terputus, akan tetapi kekuatannja makin lama makin berkurang, dan makin djadi renggang. Sekarang masih sedikit orang-orang Indonesia jang mempunjai pekerdjaan intellektuil, dan djuga belum banjak jang mempunjai idjazah sekolah jang tertinggi di Suriname, akan tetapi djumlah mereka jang bersekolah makin banjak. Diantara mereka jang terpeladjar ini, lebihlebih anak perempuan, ada ketjenderungan untuk melepaskan diri dari masjarakat Indonesia. Sudah banjak jang kawin dengan anggota-anggota golongan-golongan lain oleh karena kami tidak menemukan kawan diantara pemuda-pemuda Indonesia jang sama pengetahuannja dengan kami. Dalam beberapa hal dasar-dasar gotong-rojong sudah tidak ada lagi dan dalam hal demikian itu sifat kerdja sama berubah mendjadi bekerdja untuk upah. Alasan untuk memberikan pekerdjaan kadang-kadang masih bersifat sosial. Madjikan-madjikan memberi pekerdjaan kepada orang 74

78 KEHIDUPAN SOSIAL tok0 UntUk nicn l n9 niereka jang dalam kesulitan. Ada pemilik-pemilik oran Jan9 karena pertimbangan-pertimbangan ini mempekerdjakan dari ^ rang Indonesia didalam tokonja, sedang sesungguhnja ditindjau antarsu uf ekonomis hal itu sama sekali tidak perlu. Sifat perhubungan bunq13 * Uru^ dan m adjikan sama sekali berbeda daripada perhuacja an antara buruh dan madjikan jang sesungguhnja. Memang masih a dan^erasaan sos*a^ -^kan tetapi dalam hal ini tidak dapat disangkal sek Pn n sip bekerdja dengan upah, karena orang toko tadi memberikan 0ran^lan dar* pekerdjaan jang dapat mereka lakukan sendiri kepada ^ 9 orang Iain dengan upah jan g berupa uang. Pert^ K*11 beberapa hal lain pemberian kerdja ini seluruhnja disebabkan Senin111 an^an"per*:iin^:,an9 an ekonomis. Banjak petani jang karena tidak Qra a^ a tau tidak mampu mengerdjakan tanahnja sendiri, menjewa tioib^ ran ^ senegerinja untuk mengerdjakannja. Dalam hal ini perp an 9 a n-pertim bangan sosial sama sekali tidak ada. 0rn e^ian djeruk dari petani-petani Indonesia oleh seorang eksportir ^sa Indonesia mempunjai dasar jang sama : Suatu perdjandjian keuntungan seka9ai tudjuan. Pembukaan-pembukaan toko-toko ( u boleh dipandang dari sudut ini djuga. Pada beberapa orang tela -sfraff- d!iwa berdsigang. Akan tetapi hal-hal ini belum lagi menimbulkan 0r ll lca.tie. Persatuan diantara golongan masih kuat karena faktor-fak- Jang sudah kami sebutkan diatas. ne ^'ka pertanjaan apakah dikemudian'hari diantara orang-orang IndobgSla a^an a da differensiasi dapat kita djawab dengan pasti, pertanjaan ^ g a im a n a ketjepatan differensiasi ini tidak mudah didjawab. Hanja kita katakan dengan pasti, bahwa tempo ini amat lambat, dji a k 3 j 3n~keadaan sekarang di Suriname masih terus berlangsung. D ji a epada golongan ini lebih banjak diberi perhatian, dan terutama Pell9e" a uannja dapat dipertinggi sekali, maka pergeseran vertikal akan le i jepat djalannja, dan differensiasi dapat diharapkan lebih tjepat datang nja daripada sekarang. M asjara kat D e s a. Orang-orang Indonesia di Suriname dapat ersam a-sam a dalam lima matjam : 1. dikampung-kampung didaa m kota (Com be, M aagd enstraat) ; 2. diperkebunan-perkebunan ( M a rienburg, A lliance) ; 3. diperkampungan-perkampungan partikulir (V igiantia, V reeland) ; 4. diperkampungan-perkampungan pemerintah (Saram acca-polder) ; 5. dihaminte-haminte desa (Kuwarasan, W onoredjo). ari kesatuan-kesatuan lokal ini akan kami bitjarakan haminte desa, Jan9 Palin9 banjak mempunjai sifat-sifat kesatuan sosial. ^ Surinam e biasanja orang mentjampur-adukkan istilah-istilah ha mnite desa dan persekutuan desa, untuk menjatakan satu pengertian. alam hal ini persekutuan desa adalah suatu persekutuan hukum. A kan 75

79 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tetapi ketjuali suatu istilah ilmu hukum, persekutuan desa dapat dj^q3, berupa istilah sosiologi, jaitu suatu persekutuan hidup. Dalam hal & 1 persekutuan ini adalah suatu persekutuan maknawi (geestelijk) antar j orang-orang desa jang tinggal bersama dan mempunjai persatuan sosi3 jang kuat. Disini tidak ada pemegang kekuasaan, oleh karena kekuasaa^1 (gezag) tidak mempunjai pribadi dan hanja bersandarkan kepada tradis1- Oleh karena istilah persekutuan desa adalah suatu pengertian sosio l ' gis, kami lebih suka menamakan persekutuan-persekutuan hukum di S'-1" riname itu haminte dusun atau desa. Haminte-haminte desa di Suriname adalah tjiptaan gubernur Kielstr3 ' Untuk memberikan daja penarik kepada penghidupan penduduk dan untuk memadjukan kolonisasi didaerah-daerah pedalaman, pada tangg3 22 Desember 1936 ia mengadjukan sebuah rantjangan peraturan tentan9 pendirian haminte-haminte desa. Dengan pembentukan organisasi k ' munal jang bersifat lokal ini ia berharap akan timbulnja suatu ikata*1 sosial antara orang-orang Indonesia, sehingga keinginan untuk k e k o t a dapat ditjegah dan mereka lebih suka tinggal dipedalaman. Pemerintah haminte desa akan terdiri dari seorang kepala desa (lurah), dibantn oleh orang-orang jang ditundjuk. Lurahnja akan diangkat oleh G ubernur sesudah minta pertimbangan dari orang-orang jang ahli dalam hal itu- Sebuah haminte desa diantara banjak desa-desa jang ada di Suriname akan kita bitjarakan lebih landjut, dan untuk keperluan ini kita pilih desa Kuwarasan. Haminte desa ini berdiri dalam tahun M enteri Djadjahan waktu itu, Welter, dan Gubernur Suriname, Kielstra, merantjangkan suatu plan kolonisasi, dengan tudjuan memadjukan pertanian ketjil. Untuk tudjuan itu selama 10 tahun akan dipindahkan 10 a 12 ribu orang-orang Indonesia ke Suriname. Untuk mendjaga, agar mereka merasa senang di Suriname, akan dipindahkan desa-desa selengkapnja. sehingga kolonis-kolonis tadi akan mendjumpai keadaan-keadaan jang sama seperti di Indonesia, sehingga mereka suka tinggal disitu. Untuk rombongan pertama kolonis-kolonis, sebagian daripada S a ra macca polder, sebuah perkampungan pemerintah, disebelah tenggara telah disiapkan. Tanah ini lalu dibagi-bagi dalam beberapa persil, jang akan disewakan S f 6. tiap setahun, seperti halnja diperkampunganperkampungan pemerintah. Didalam akte pendirian ditetapkan, bahwa haminte desa mempunjai hak evfpacht, dan mempunjai1hak menjewakan tanah kepada penduduk dengan tiada izin dahulu dari Gubernur. Akan tetapi kolonis-kolonis jang disediakan untuk desa tadi, tidak djadi dapat didatangkan oleh karena meletusnja perang. Oleh karena itu maka dimasukkannja sadja orang-orang jang sudah ada di Suriname, kebanjakan mereka jang datang dengan kapal api,,kota Gede dalam tahun Namanja dahulu Mon Plaisir oleh Menteri W elter, jang kagum akan desa jang tersusun baik itu, diubah mendjadi Kuwarasan. Lebih

80 KEHIDUPAN SOSIAL

81 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK dahulu kami buatkan suatu peta dari desa tadi : Tiap persil lebarnja 30 m dan pandjangnja 100 m. Tanah-tanah sawah terletak diluar perkampungan dan dibagi-bagi dalam bagian-bagian jang masing-masing 1 ha luasnja. Tiap-tiap persil mempunjai 1 ha sawah dan persil sawah disewakan S f 9. setahun. Djika ada penduduk desa jang ingin mempunjai lebih banjak sawah, dapat ia minta diluar bagian jang sudah dibagi-bagi. Disebelah lainnja dari daerah jang didiami ada hutannja, jang djuga mendjadi milik haminte desa. Pengurus terdiri dari : a. Seorang lurah sebagai ketua pemerintahan desa ; b. Seorang kamituwo ; c. Seorang tjarik (djurutulis) ; d. 3 orang kebajan, untuk tiap serie seorang ; e. Seorang kolektur, jang merangkap djadi guru desa. Selandjutnja masih ada seorang d jo g o b o jo (agen polisi) sebagai pendjabat haminte desa. Lurahnja tidak menerima gadji dari pemerintah, akan tetapi1 djika ia tinggal dalam rumah dinas untuk lurah, ia dibebaskan dari pembajaran sewa persil. Oleh karena lurah Kuwarasan telah memakai persilnja sendiri, ia diharuskan membajar padjak. Sebaliknja ia tiap tahun menerima gratificatie sebesar S f 100- setahun. Kamituwo, tjarik dan kebajan-kebajan djuga bebas dari padjak tanah ; ketjuali itu mereka menerima gratificatie sebanjak S f 12,50 setahun. Pegawai padjak menerima 10% dari uang padjak, dan sebagai guru desa ia djuga menerima gadji dari pemerintah. Dengan ini kami kira semua sifat-sifat lahir daripada desa sudah kami gambarkan. Bentuk-bentuk jang tersebut diatas ini adalah telah dibuat pemerintah dengan maksud mendjadikan desa tadi sebuah persekutuan desa. Marilah kita selidiki masjarakat didalam desa dan menetapkan sampai dimana tudjuannja, jaitu ikatan sosial dan bertambahnja orang bertempat tinggal dipedalaman, telah tertjapai. Penjelidikan jang seksama tentang penghidupan didalam desa segera menundjukkan bahwa maksud Welter-Kielstra sampai sekarang tidak berhasil. Djelas sekali bahwa desa otonom tadi tidak dapat kerdja sebagai suatu organisasi1komunal setempat seperti desa-desa di Djawa. Sebabnja ialah karena kurangnja atau tiadanja faktor-faktor jang mendjadi sjarat mutlak bagi terbentuknja suatu desa. Sifat-sifat kelahiran sadja sudah tidak membantu terbentuknja suatu ikatan sosial. Lukisan daripada desa ialah menundjukkan bahwa ia tidak disusun menurut bentuk-bentuknja di Djawa. Suatu pusat, jang dikelilingi oleh rumah-rumah dalam bentuk jang tertentu, tidak ada disini. Rumah kepala desa, jang seharusnja mendjadi tempat kediaman lurah, dan lapangan sepak bola didekatnja, letaknja sangat tidak baik. Oleh karena itu lurahnja 78

82 KEH1DUPAN SOSIAL tidak tinggal disitu. Oleh sebab itu tempat-tempat tadi tidak dipakai orang untuk berkumpul. Sebagai tempat untuk berkumpul dipakai langgarnja, akan tetapi karena letaknja djuga tidak baik, maka tempat ini ti a apat memenuhr segala sjarat-sjarat bagi suatu tempat pertemuan umum. Orangorang jang dikumpulkan di Kuwarasan sebelumnja ti a erasa ar atu persekutuan desa. Didalam desa itu tidak ada ikatan kedaerahan maupun kekeluargaan. Penduduk desa disitu tidak a a mempunjai sajang kepada tanahnja, seperti petani di Djawa ter^ a ap tana nj dalam segala pekerdjaan dan pikirannja orang tani: i uriname ip g ruhi oleh satu pikiran: Bahwa ia hidup ditanah asing (m o en ga pan p ija m b a k ), jang sekali harus :a tinggalkan. Kea aan jang, i muaskan dipersil-persil akibat kelalaian pihak perasaan tidak puas tadi. Bagi orang tani tanah tadi t i d a k Pad* faktor produksi belaka, leb h tidak. Di Laarwij umpamanja' Tionqtani Indonesia telah menerima sebidang tanah ari _feo^an^ Kemudian hoa untuk dikerdjakan. Dua tahun tanah tadi dikerdjakan. Kemudian orang Tionghoa tadi menjuruh dia pindah karena ia sedang ber ^ 9 dengan orang India, jang hendak mendirikan penggi mg, demi-..lalu dimana saja harus bertanam? bertanja petanr tadi.,vk a la ^ d m kia» mereka harus member! saja sebidang h 'a" a rasa meninggalkan tanahnja, a sa l sadja d.ben kampu g mesajang kepada tanahnja. sering terdjad membuat ladang nmggalkan kampungnja untuk membuk anq sukar sekali bagi baru ( m b ik a k bu st). Karena banjaknja tanah memang hnja. i ni orang Indonesia untuk mempunjai rasa *a, ^kali mendjual tanamanpulalah sebabnja maka petani-petani itu m pergi kelain tanamannja ja ig tumbuh diladang tanah tempat. Oleh karena itu tidak ada terdj P,. denqan memjang turun temurun. Orang-orang ^ dirailikinja dengan pak bajar sewa tiap tahun, akan tetapi tanah memunqkinkan temurun (erfp a ch t). Walaupun ada peraturan nfl * orang mendapatkan tanah dengan Pa ' peraturannja, sehingga tidak mau susah-susah untuk memenu 1J 5 9 pikirannja selalu ditudjarang sekali mereka minta demikian. sedikit sekali niatnja djukan kepada kembalinja ke Indonesia, ma ^ temurun. Di untuk mendapatkan tanah dengan hak mi i,. ticj ak begitu kuat, Nickerie, dimana keinginan untuk pulang <e n timbul dan dimana penghidupannja agak baik, am berhubungan rasa sajang kepada tanahnja. Bagaimana a kepada kami dengan dengan tanah diatur, tidak dapat orang e 9 bahwa ahli~waris menedjelas. Orang-orang Indonesia sendiri b d n tanahnja, mereka rima hartanja, akan tetapi bagaimana 1 J ^ lccpunjaan negara." tidak tahu.,,tanah ini bukan kepunjaan k 79

83 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Kami belum pernah mendjumpai kedjadian demikian, akan tetapi kar kira bahwa didalam prakteknja tanah tadi djatuh kepada para ahli-^3^ jang meneruskan sewanja. Karena banjaknja perubahan penduduk, maka kemungkinan terdj3 nja ikatan-ikatan kekeluargaan antara orang-orang desa, jang dap memperkuat ikatan komunal, ketjil sekali. Tidak terdapat disitu ikata11 tadi; orang merasa dirinja bukan anggota daripada desa jang merupak3** masjarakat satu-satunja, orang-orang desa merasa dirinja anggota selur masjarakat Indonesia di Suriname dan diluarnja. Karena tiada ikat31^ sosial tadi, maka tidak terdapat pula kekuasaan adat atau tradisi sebagai akibat daripada idee persatuan, jang mempunjai sancties jang keras d3n dapat mengenai semua anggota. Disini hanja ada gezag lurah. Dan biasanja hanja diakui setjara formil. Oleh karena itu sering terdj3 bahwa penduduk desa datang kepada pemerintah distrik untuk mem 11 supaja seseorang lurah dipetjat. Tolong-menolong tidak mempunjai funksi sosial. Gotong-rojong j 3*tu kerdja bersama orang-orang desa untuk seluruh masjarakat tidak ad Tiadanja ikatan dengan tanahnja adalah sebab mengapa tidak ada tun*" buh perasaan bersama terhadap desa sehingga tidak ada pula perasaan tanggung djawab bersama. Tanah tidak dianggap suatu milik bersama seperti umpamanja pada orang-orang Negro didistrik Para. OraT>9 merasa hanja bertanggung djawab terhadap pekarangannja sendiri, jan9 disewa, dan tidak ada keinginan untuk memperhatikan keselam atan se^ luruh desa. Oleh karena itu djarang sekali terdjadi bahwa o ra n g -o ra n g desa bersama-sama mengerdjakan sesuatu pekerdjaan untuk seluruh desa. Suatu tjontoh : Parit ditepi djalan jang menghubungkan Kuwarasan de" ngan djalan raja pada suatu ketika penuh dengan tum buh-tum buhan. Oleh sebab itu sukar sekali penduduk disitu mendapatkan air, sedang air tidak dapat djuga mengalir. Tetapi tidak seorangpun jang mempunj 1 ingatan untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan tadi, supaja p e rse d ia a n dan pembuangan air beres kembali. Kami bertanja kepada seorang diantara penduduk, siapa jang mestinja harus memeliharanja. Ia mendjawab-,,itu pekerdjaan desa, tetapi lurahnja tidak mau bertindak a p a -a p a. Ketika kami bertanja lebih landjut mengapa tidak dikerdjakan p en d u d u k sendiri, ia mendjawab : Uangnja ada, mengapa tidak dipergunakan? Oleh sebab inilah maka penduduk desa-desa selalu mengeluh tentang keadaan-keadaan jang djelek itu dipersil-persil dan melemparkan segala tanggung djawab kepada pemerintah. Tidak ada niat sama sekali pada mereka untuk seperti di Djawa, bersama-sama membuat irigasi-irigasi, parit-parit, djembatan-djembatan dsb. untuk kepentingan bersama. Seorang lurah dari salah satu desa mentjeriterakan jang dibawah ini ',.Ketika saja mendjadi lurah desa ini, ada empat buah djembatan (tretek) rusak, hal mana saja beritahukan kepada Komisaris. Kami te~ 80

84 KEHIDUPAN SOSIAL raxigkg t kepehia ja d es33t u an ^ dl> eiihara oieh pemerintah djeniluan ini harus didatanaka akan memperbaikinja. Untuk tan/a 1 " ", a ' d iadi untuk emdaf L. T. unlufc menganglait bak a «na epada rang-ora g dest l l j T " S f H - ' Saja ber' terlt! Sa^a Sendiri tidak A*^ * a* mereka mau m en gerdjakan n ja, Tun sedikit dan m inf P ' ^ Cteka ^ r p e n d a p a t bahw a upahnja terlv1 Komisaris menqancon Untuk, empat djembatan tadi S f 3 00 o mpau tinqgi karem " Up sekian untuk mengangkut sadja Z y C r e o o r i c h ^ " 3,^en latannja akan dikerdjakan oleh orangtin 9.an9kut balok dan m m< n9erdjakan orang-orang Creool untuk Men ' daripada janq hendtk^7 b ^,d, enjbatan dengan upah jang lebih ta m Pa 0ran ^ «n g Indonesia T h r- a n penghasilan? tjdak boleh m en ran^ g erd jakan ra^ n ja IndoneSia: sebag ai 9erd jakan s e s u a t u X L ^ T ^ ^.ini iajah bahwa orang tidak mau me- _ n ^an Pem bajaran iana ep^ntin9an sosial dengan tjuma-tjuma atau L,aj arai* dan k ad a, U ntuk tiap-tiap pekerc ijaan diminta t as d«a, janq sesunnn K dimin,a P ^ b a ja Z jang tinggi dari j e Punjai perasaan 99 Ja k ep un ;a a n mereka sendiri. Mereka tidak asi an desa. M ereka m " 1^ 9 djawab terhadap pem akaian uang pengu P e rtan g g Unqan <0;-,,, f, - PadJak m ereka, tetapi lebih daripada, ernak aian uanq oadinh-3 3ldak ada M ereka tidak bertan ja tentang eper]uan sosial knl^h ^, ant* JanSJ memegang uang. KeperJuanna itu di K u w a r«a T 9 kep ^ a^ P e r lu a n ekonomis. Oleh kare- la9a. O leh karena if-n'l-t ransf"oran9 jang m ata pentjahariannja berf-vi 1Se^Urub m asjarakat L I t 0ng''inenok )n9. m engerdjakan sesuatu unak ada. Bantu-m em ha t tanda chusus suatu persekutuan desa, Perluan individu-indivm Uj, erdja untuk memenuhi keperlu an-ke- ^Un99u h n ja tidak ada s e.a9ai suatu funksi sosial didalam desa se- W ga oran g-o ran a dar j suda^ karrnkatakan pada sambatan datang Kekuasaan otonn " desa memba"tu. *nermtah menquasai1^,, 3 dcs? tidak sempurna, dan oleh karena pe~ dja ada. Untuk memnerm?93!? a sesun99uhn;a hanja dalam teori saada izin dahulu d J r tr n an uan9 tadi bagi pem eliharaan desa harus seorang oranq Indnnt* 0m*saris Distrik. Peraturan ini m enjebabkan Quhnja h a n ja e to k e>t T *?,ernah ber^ata bahwa otonomi desa sesung- Lu«h ja n g 'm en t f 3 n ^ Sad/a ( Pura' P ^ ). m entjeriterakan s u a t i^ t^ 3 3n penstiwa empat buah d jem batan d iatas d e s a h a n ja formil Kol, )en^era ^a 9i untuk membuktikan bahwa otonomi -P a d a suatu hari s^ad/n ^ da,iam Prakteknia ^ ada. sup a ja s a ja datanq kenah^n0 9 9! tuan besar" (opseter pam ong pradja) ja. Ia minta izin kep ad a saja untuk m em - In d on esia p ada pantai lautan Atlantik 6 SI

85 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK buka sebagian daripada hutan desa untuk membuat tempat menggembala. Orang-orang desa akan dibolehkan mengambil kaju dengan tidak usah mendapat izin dan dengan tjuma-tjuma. Saja mufakat, akan tetapi dengan perdjandjian bahwa orang-orang desa dibolehkan bekerdja sebagai penghasilan tambahan. Pembukaan hutan dimulai dengan tiada pemberitahuan lebih dahulu kepada saja, jang tidak semestinja. Upah jang dibajarkan kepada orang-orang Indonesia, berdjumlah S f l,/5 sehari. Beberapa hari kemudian mereka minta kenaikan upah karena pekerdjaannja berat. Ketika permintaannja ditolak, mereka tidak mau bekerdja terus. Tuan besar lalu mengambil orang-orang India jang menerima S f 2,25 sehari. Saja datang kepadanja untuk mencjingatkr.n kepadanja, bahwa djika orang-orang desa tidak mau bekerdja terus, ia harus menjatakannja kepada saja agar saja tjari orang-orang lain. Dengan demikian maka ia tidak menepati djandjinja, dan orang-orang desa kehilangan kesempatan untuk mendapat mata pentjaharian tam bahan. Untuk soal ini saja harus beberapa kali datang kepada opseter pamong pradja (suatu djarak jang djauhnja kurang lebih 20 km pulang pergi). Saja kehilangan pengganti kerugian. Tjeritera ini, seperti halnja dengan pembetulan djembatan-djembatan tadi, jang tidak dapat kami periksa kebenarannja, bagi kami hanja mempunjai arti sebagai suatu tanda kurang puasnja orang-orang desa terhadap otonomi desa jang tidak sempurna. Karena perasaan tidak puas ini maka rasa persatuan hampir tidak ada. Diatas badan-badan didalam desa masih ada badan jang lebih tinggi, jang mempunjai kekusaan menentukan. Oleh karena itu perasaan tanggung djaw ab terhadap keselamatan desa sedikit sekali. Xuan W elter tentu tidak akan mengenal kembali Kuwarasan jang pernah beliau susun demikian baiknja. Ada faktor lain jang mempunjai pengaruh jang tidak baik terhadap terbentuknja ikatan sosial dialam desa, jaitu peranan kota didalam masjarakat Suriname. Didalam desa tidak ada kebulatan ekonomi ; penghidupan didesa sangat dipengaruhi oleh kota. Dikota ada tempat mendjual penghasilan tanah ; disitu orang dapat memenuhi segala keperluan hidupnja jang kian hari kian banjaknja itu. Toko-toko didesa diisi dari kota ; pusat pergerakan ada dikota, dari kota orang mendapatkan sebagian dari kesenangan-kesenangannja. Oleh sebab itu didesa sama sekali tidak terdapat ikatan sosial. Maksud W elter-k ielstra tidak tertjapai. Untuk mentjapai kehidupan sosial jang kuat dan langgeng, lebih banjak lagi sjarat-sjaratnja daripada bentuk-bentuk lahir sadja. Orang tidak suka tinggal dipedalaman karena keadaan jang tidak baik. Sebaliknja daripada ikatan sosial, telah nampak makin lama rasa perseorangan, lebih-lebih karena pengaruh pemimpin-pemimpin politik. Di Kuwarasan umpamanja sebagian penduduk melakukan bekot sosial dan 82

86 KEHIDUPAN SOSIAL ekonomi terhadap anggota-anggota golongan penduduk lainnja, jang sudah barang tentu melemahkan penghidupan sosial disitu. C. K eluarga. Satu-satunja kesatuan dikalangan orang-orang Indonesia jang dapat bekerdja baik sebagai kesatuan sosial ialah keluarga. Berturut-turut akan kami bitjarakan : 1. Sifat keluarga Indonesia. 2. Besarnja keluarga. 3. Perkawinan dan kesetiaan didalam perkawinan. 4. Kesusilaan sexu eel. 5. Penggunaan nafkah : a. besarnja nafkah ; b. pem akaiannja: 1. m akanannja, 2. pakaiannja, 3. perumahannja, 4. hiburan-hiburannja, 5. serba-serbi. 6. Pembagian keraja. C. 1. sifa t keluarga Indonesia. Antara keluarga dipedalaman dan dikota terdapat banjak sekali perbedaan, sehingga perlu diadakan pembitjaraan sendiri-sendiri. Keluarga dipedalaman mempunjai sifat dua : ada sifatnja jang archaistisch (kuno) ada sifatnja jang modern pula. Sifat kuno terdapat didalam kedudukan sosial orang laki-laki baik sebagai bapa maupun sebagai suami. Pendidikan anak-anak seluruhnja dipegang oleh bapa. Jang mendidik anak-anak didalam adat-istiadat menurut kebiasaan di Djawa adalah bapa. Jang mengadjarkan hukum-hukum agama kepada anak-anak adalah bapa. Dan anak-anak jang belum pernah melihat Indonesia, tunduk semuanja kepada kedudukan sosial dari bapanja itu. Lebih-lebih didaerahdaerah seperti Nickerie, dimana pengaruh kota' dan pengadjaran Barat hanja sedikit sekali, peristiwa ini dapat dilihat dengan djelas. Kami diundang disitu untuk menghadiri pertundjukan wajang, jang akan diadakan untuk menghormati kedatangan kami. Sebelum malam orangorang desa berkumpul dirumah lurah untuk menemui kami dan mendengarkan keterangan-keterangan tentang keadaan di Indonesia. Pertemuan itu diadakan dibawah sangkuap dimuka rumah lurah, dimana telah ada sebuah medja, beberapa kursi dan sebuah tikar. Kami lihat bahwa jang muda-muda agak tinggal dibelakang dalam suatu gerombolan, sedang jang tua-tua berkumpul agak dekat kepada kami. Djuga pada waktu pertanjaan keliling anak-anak muda tidak turut serta, dan hanja turut mendengarkan sadja. Sesudah pertemuan selesai, wajang-wajang harus dipasang untuk pertundjukan jang akan dimulai. Disini djuga kelihatan kurangnja kegiatan dari pada pemuda-pemuda. Jang memegang pimpinan adalah orang-orang tua, sedang jang muda-muda (antara 25 dan 30 tahun) mendjalankan segala perintah dengan kepatuhan jang luar biasa. Kami bertanja mengapa mereka tidak mengambil inisiatip untuk mema- 83

87 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK sang wajang-wajang tadi. Kami katakan bahwa di Indonesia sekarang djustru pemuda-pemuda jang merupakan pushing power" (tenaga Pel^ dorong), jang mendorong orang-orang tua jang biasanja kolot, arah. Djawabnja ialah : Kami belum pernah di Indonesia, dan mengetahui tentang adat-istiadat disana. Orang-orang tua kami perjia. disana, dan mengetahui benar segala toto kromo. Oleh karena itu kanl1 patuh kepada segala perintah mereka. ^ Pada suatu hari pembantu kami dan kami berkundjung kepada lnra suatu desa ; disitu ada dua orang tamu lainnja. Anak lurah, seorang pemuda berumur kira-kira 22 tahun, jang sudah kawin dan mempunjai se orang anak, dipanggil untuk membantu ajahnja mendjawab p e r t a n j a a n pertanjaan tentang perkawinannja. Ia masuk, lalu duduk disebuah tikar jang terletak dalam kamar sedikit berdjauhan dari medja tempat kam 1 berkumpul. Untuk mempermudah djalannja pembitjaraan, kami m inta supaja ia duduk berdekatan dengan kami. Akan tetapi ia m en o la dan dari seluruh sikapnja nampak sekali hormatnja kepada orang tu anj3 sebagaimana halnja di Djawa orang-orang muda terhadap orang tu anj3 ' terutama bapanja. Ajahnjapun tidak pula mengandjurkan k e p a d a n j3 untuk memenuhi permintaan kami, malahan berkata bahwa lebih baik ia duduk disana. Perhubungan bapa anak seperti ini lebih-lebih kelihatan pada a n a k ' anak perempuan. Rasa hormat terhadap orang-orang jang lebih tua ini djelas sekali nampak dari sikap orang-orang muda djika mereka bertemu orang-orang jang lebih tua didjalan. Djalan jang m en g h u b u n g k an desa-desa Waldeck dan Sidoredjo di Nickerie dengan djalan raja a d a la h sangat sempitnja, sehingga sebanjak-banjaknja hanja dua orang d a p a t berkendaraan sepeda bersama-sama. Dari rumah seorang penduduk desa kami melihat seorang orang muda turun dari sepedanja karena dari depannja datang pengendara sepeda jang lebih tua dari dia. Ia menunggu sampai orang tadi lalu, barulah ia naik sepedanja lagi. Kami b e r k a ta kepada tuan rumah kami bahwa sungguh-sungguh orang In d o n e s ia adalah orang-orang jang tahu sopan santun. Ia berkata : Memang de~ mikianlah keadaannja di Nickerie. Djika seorang orang muda disini melihat dimukanja datang sepuluh orang pengendara sepeda, jang berdjauhan djaraknja, ia akan turun dari sepedanja sekian kali s e b a n ja k pengendara sepeda. Arti daripada gezag orang tua njata sekali pada waktu pemilihan djodoh. Pengaruh bapa dalam hal ini sering sangat kuatnja. Perkaw inan karena tjinta tiada dengan izin dari orang tua dipedalaman ham pir tidak pernah terdjadi. Hampir tiap-tiap perkawinan terdjadi dengan perantaraan kedua belah orang tua atau bapa. Dari berita-berita jang kami terima dari beberapa orang Indonesia jang diberikan atas perm intaan kami tentang tjara bagaimana perkawinan mereka dan anak-anak m e- 84

88 KEHIDUPAN SOSIAL reka terdjadi, dari persiapan sampai kepada pemikahannja, njatalah 'epada kami bahwa perkawinan-perkawinan itu terdjadi dengan perantaraan orang tua kedua belah pihak. Seorang m entjeriterakan bahwa ia mentjarikan isteri buat anaknja aki-laki jang berumur sembilanbelas tahun. Anaknja tadi sudah pernah awin dengan tiada izin orang tuanja, setidak-tidaknja pernah hidup ersarna~sama dengan seorang perempuan. Setelah terdjadi konflik ^ntara bapa dan anak, achirnja anaknja mengalah dan meninggalkan 1sterinja serta kembali kerumah orang tuanja. Sekarang bapanja akan m entjarikan isteri buat anaknja. Pada suatu hari datanglah seorang nrang perempuan muda kekedainja untuk membeli bahan makanan. Si bapa segera berpendapat bahwa inilah jang ditjarinja untuk isteri anaknja. Ia bertanja siapa namanja, dimana rumahnja, sudah kawin atau belum dan siapa orang tuanja. Kemudian ia bertanjakan kian kemari mengenai gadis tadi, dan oleh karena semua berita sangat memuaskan. maka dimintakan kepada orang tua sigadis apakah mau bermenantukan anaknja. A ch irnja terdjadilah perkawinan antara kedua pemuda tadi. Seorang petani lainnja mentjeriterakan bahwa anaknja tiap hari harus bekerdja. D idjalanan ia sering digoda oleh anak-anak gadis. Untuk m endjaga djangan sampai godaan-godaan tadi mempunjai akibat bahwa ia pada suatu ketika terpaksa harus kawin dengan anak perempuan jang tidak disukainja, orang tadi lalu berhubungan dengan keluarga jang empunja gadis jang telah lama diinginkan sebagai menantunja. Pem bitjaraan-pem bitjaraan menghasilkan pula suatu perkawinan. Pengaruh bapa mempunjai peranan pula dibeberapa keluarga jang sudah madju. Sorang orang muda, jang baru sadja bertjerai dengan isterinja berkata, bahwa ia dahulu telah kawin atas desakan ajahnja. Isterinja bukanlah perempuan jang dikehendakinja.,,saja katakan kepada ajah saja, bahwa saja tidak mau memikul tanggung djawabnja djika perkawinan kami gagal. Tjontoh seperti ini mudah ditambah dengan beberapa lainnja. Seorang guru muda, jang kami tanjai mengapa adiknja perempuan demikian mudanja sudah kawin, dan sebelum kawin belum pernah melihat bakal suaminja, mendjawab bahwa adalah suatu tanda pendidikan jang baik,,,djika kami menuruti kehendak orang tua kami. Sifat kolot daripada keluarga dipedalaman ternjata pula daripada kekuasaan orang laki-laki terhadap isterinja. Pada peralatan-peralatan umpamanja orang-orang perempuan duduk berkumpul agak dibelakang. Tetapi perpisahan antara tamu-tamu laki-laki dan perempuan tidaklah seperti dahulu di D jaw a. Pada pertundjukan wajang kulit orang-orang laki-laki perempuan duduk bertjampur, baik dimuka maupun dibelakang kelir. Pada perkundjungan-perkundjungan kami kepada perkampunganperkampungan dibeberapa tempat selalu orang-orang perempuan duduk menjendiri, agak tersembunji. Seorang demi seorang mereka datang 8 5

89 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK untuk memberi salam kepada kami, tetapi segera kemudian mereka mengundurkan diri lagi. Dianggapnja tidak patut untuk makan bersama-sama orang2 laki-laki. Sampai pada keluarga-keluarga jang sudah madju menjimpang dari aturan ini dipandangnja tidak senonoh. O rangorang perempuan menjadjikan makanannja, akan tetapi selandjutnja mereka mendjauhkan diri dari tamu-tamu atau meninggalkan ruangan. Djika kami minta agar sekali-sekali diadakan perketjualian, orang-orang laki-laki berkata :,,Oh, biar sadjalah! Didalam suatu perdjalanan dengan kapal pada malam hari, kami tawarkan tempat tidur gantungan (dulah) kami kepada salah seorang perempuan. Penumpang-penumpang laki-laki berkata, walaupun dengan bersendagurau, bahwa tidaklah patut bagi seorang perempuan untuk tidur lebih tinggi daripada orang laki-laki. Akan tetapi oleh karena kami terus memaksa, orang perempuan tadi achirnja toh tidur dalam dulah. Banjak orang-orang perempuan didesa mempergunakan madio (bahasa Djawa halus pertengahan) terhadap suaminja. Bahasa D jaw a kromo hampir tidak dipakai. Pemakaian bahasa ini terhadap orang lakilaki jang memakai ngoko, menundjukkan dengan djelasnja pengakuan pihak perempuan akan kedudukan jang lebih tinggi daripada orang lakilaki. Sifat modern daripada keluarga pedalaman ternjata daripada tidak adanja rumahtangga tertutup. Keluarga sekarang tidak lagi merupakan suatu kesatuan productief, melainkan sebagian besar consu m ptief. Untuk sebagian ia masih memprodusir bahan makanannja sendiri, akan tetapi makin lama orang makin menggantungkan diri kepada orangorang lain. Banjak orang tidak lagi mengerdjakan tanahnja sendiri, melainkan minta bantuan orang-orang jang digadji, atau pekerdjaan tadi sama sekali diserahkan kepada orang-orang lain dengan pembajaran. Sebagian besar daripada makanannja sehari-hari dibelinja dari tokotoko. Anggota-anggota keluarga makin lama makin mentjari hiburannja diluar rumah. Anak-anak pergi kesekolah. Pakaian tidak lagi dibuat sendiri, oleh karena toko-toko dapat mendjual pakaian con fectie dengan harga murah dengan aturan menjitjil jang ringan. Meskipun kadangkadang bahannja sadja jang dibeli dari saudagar kain, pembuatannja mendjadi pakaian biasanja diserahkan kepada tukang-tukang djahit. Karena pengaruh kota dan pengadjaran Barat makin lama makin masuk desa, lambat laun sifat kolot daripada keluarga dipedalaman akan hilang. Anak-anak makin lama makin banjak bersekolah dan generasi jang tumbuh sekarang tentunja akan melepaskan diri dari prinsip,,perintah bapa harus ditaati, sebagaimana telah terdjadi dikota. Keluarga-keluarga dikota, termasuk keluarga-keluarga dipusat-pusat perindustrian Moengo dan Paranam, termasuk djenis keluarga modern. 86

90 KEHIDUPAN SOSIAL Berhubung dengan banjaknja matjam pekerdjaan orang-orang Indonesia ditempat-tempat ini, perlu sekali diadakan perbedaan antara golongan keluarga, jaitu : keluarga pegawai, pedagang dan buruh perkebunan atau industri. Ada beberapa sifat jang sama pada ketiga golongan ini. Djenis keluarga ini seluruhnja adalah kesatuan jang consumptief. Apa jang diperlukan sehari-hari, tidak dihasilkan sendiri, melainkan dibeli semuanja dari toko-toko. Oleh karena dikota dengan sendirinja tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan tanah, maka orang-orang Indonesia tidak dapat menanam bahan makanannja sendiri. Ketjuali itu biasanja orang su a sibuk sekali dengan pekerdjaannja sendiri, sehingga ti a a a wa lagi untuk bertjotjok tanam. Karena gadjinja biasanja sudah tjukup atau sedikitnja pendapatannja sehari-hari sudah terdjamm, maka tida - lah dirasakan sebagai suatu keharusan untuk disamping itu masi mengerdjakan pekerdjaan bertjotjok tanam. P atnarc a rsme a^am luarga boleh dikatakan sudah tidak ada lagi. Disim bapa tid aklag, - rupakan figuur jang menentukan dalam pendidikan dipedalaman, akan tetapi dalam hal ini ibu sedflatnja telah pengaruh jang sama, sedang bermatjam-matjam ba an e a p erj ambil bagian dalam pendidikan anak-anak. Anak-anak pegawa,^negen sebagian besar dari waktunja tidak lagi ada dibawa Peng5 ^, Anaknja. demikian djuga anak-anak dari keluarg^w uarga b u n i Anak anak saudagar malahan lebih lama lagi tidal.dalam orang tuanja. Suami isteri keduanja sudah sibuk dengan 1 * * > Didalam k ita anak-anak Indonesia, djuga jang sud; sudah agak besar dipengaruhi oleh S Z d'engl keluarganja, jaitu : oleh pengadjaran B W a s a lain. Oleh karena anak-anak dari golongan-golongan -a9 laill daripada anakitu sepak terdjang anak-anak dan kota / nivelleren) dari anak dari pedalaman. Pengaruh jang pada anak-anak kedua faktor tersebut diatas paling dj denaan pemudaperempuan. M ereka biasanja tidak suka pemuda Indonesia. Seorang diantaranja,. Kami sud pemuda Indonesia kami tidak mendapatkan tan mg biasanja tidak mendapat pendidikan disekolah. sedang orang la k.-la fa n a sa n p M ak Oleh karena itu bag, kami agak sukar dt L t a n g nesia ; bagaimana kami dapat bertjakap-tj P Hari Demusoal-soal jang penting. Disamping kekurangan peraudi. pemudi( da-pemuda Indonesia, demikian ini menurut p 9 / r,orr,>rf>) ; ar.n ada pula faktor-faktor lain jang merupakan ha nar1i<jmemisahkan pemuda-pemudi bangsa gadis mi menqinqini penghidupan jang senauy. p a* pemuda-pemudl Indonesia, menurut endapatnja, tidak dapat member,kannja. D an orang-orang Creool, jang lebih disukai mereka untuk bergaul dan lebih 87

91 JND ONES/A PADA PANT A J LAUTAN ATLANTIK kuat perelconomiannja, bisa didapat apa jang mereka idam-idamkan dalam perkawinan. Pada bab tentang acculturatie hal ini akan kami kupas. lebih landjut. Kerenggangan jang ada antara bapa dan anak dipedalaman, dikota boleh dikatakan tidak ada lagi. Karena pendidikan sekolahnja anak-ana*c dalam satu hal lebih madju dari pada bapanja, jaitu dalam hal kepandaiannja membatja dan menulis dan lain-lainnja lagi. Dan orang-orang tua jang dahulu sudah mendapat pendidikan sekolah, bersikap demokratis terhadap anak-anaknja dan tidak memaksakan kepada mereka pendidikan keluarga desa Djawa jang kolot. Oleh karena itu peristiw a bahwa anak-anak membantah atau mengoreksi orang-orang tuanja, dengan tiada bantahan dari orang tu a: Tutup mulut, kami orang tua lebih mengetahui, sering terdjadi. Hal ini umpamanja dapat digambarkan oleh kedjadian jang berikut, jang kami alami di Moengo. Kami sedang berkundjung kepada seorang bekas pegawai,,b a u x ie t-m a a t- schappij. Ia telah 30 tahun lamanja bekerdja pada perusahaan tadi dan menerima pensiun sederhana. Anaknja laki-laki berumur 29 tahun jang telah mendapat pendidikan disekolah membantu dia memelihara ternakn,a. Sesudah beberapa lamanja be.tjakap-tjakap tentang penghidupan d, Sunname. orang tadi lalu mentjeriterakan pengalamanpengalamannia waktu masih di Diawa To, i pengalamannja jang ditjampur d iu ial m? ^ enterakan p en g alam an - ia bertjeritera dengan tidak diganggu^qanqau BeberaJ a laman,a duduk bersama kami dan rupa-rupania tl a t saifp ai anakn)a> )ang berhenti si ajah mendongenq. Donapnn rl sa^ar lagi, berkata su p aja lagi didalam zaman sekaranq. Saia n l n9en9 seperti itu tidak sesuai lebih penting kepada tuan doktor " A^h*.ment'eriterakan hal-hal jang lahan dengan tersenjum mengikuti keh PU^ membantah, niamemulai pem bitjaraannja tentang soa^ ^. anakn)a- jang kemudian Pada suatu peristiwa lainnja kami d d t f 4 ' rempuan dan beberapa oranq laki-lav X j ersama-sama seorang penapan. Jang dibitjarakan ialah hal 1, m sebuah rumah pengidengan masuknja kesekolah. Lurah d 3 ~anak sekarang berhubung kami, mentjeriterakan hal kemadinan te,rse^ut* )ang djuga diantara Mulo. Ia berkata: Dahulu kami t i d a k anaknla Pada sekolah demikian tentulah kami akan sama mad' j sempatan- djika tidak lain. Satu-satunja pemuda janq ada J UI^a en9an golongan-golongan bahwa pemuda-pemuda sekaranq kami kemudian berkata, u u,,,kami telah mendapat pendidik^11 j Cn^an Pemuda-pemuda daami apat iritis terhadap donqenqan 'S ^ : leh karena itu nam jang keramat, hadji Soko, dsb 9ejn9an tentang meriam-mekami- Oleh karena itu didon9en3kan orang-orang h dikalangan kami. PU*a SlboP tidak mempunjai penga-

92 k e h id u p a n s o s ia l Ketika kami mengundjungi tam ang a ' masih muda-muda minta beberapa orang buruh, bangsa n empat, waktu untuk peruntuk kami potret. Ketika itu hampir j ^ Buat apa, kami toh gantian pekerdja. Beberapa diantaianja_ bantu kami berkata : W ong tidak pernah melihat potretnja, samp ^ /Qranq Djawa sekarang ti a^ D jo w o sa h ik i ora ngerti toto krom o, bandingkan dengan sikap tahu sopan santun). D jika hal ini bersedia membantu kami pemuda-pemuda dipedalaman, jang sen dielas sekali em an cipate dengan berbagai-bagai djalan, ma <a na ^ itu dapat pula terdja 1, pemuda kota dalam arti jang luas- V, tu perkumpulan jang angbahwa orang m u d a-m u d a duduk didalam suatu p gota-anqgotanja banjak orang tua. j a_:dada orang laki-laki ter a ap Kedudukan sosial jang lebih tinggi d percmpuan adalah orang perempuan sudah hampir i n masih ada djuga oran teman hidup jang sama deradjatnja w alau pun ^^, ^ ^ (al } laki-laki jang menganggap orang per n aj alah semata-mata un jang maksudnja ialah bahwa orang p ereip p endirian sematjam itu memberikan kesenangan kepada oran j jagj_ p endapat umum didalam kola boleh dikatakan ^ m e m b a n t u. DiUngkungialah bahwa laki-laki dan perempuan karena pendirian jang an keluarga pegawai hal ini : dilingkungan keluarga daripada orang laki-laki karena Pen j,ajankan bersama Pe sa a,. a pedagang oleh karena su am i-isten telah m enjebabkan Selandjutnja karena gezag bapa -anc, kuat. 1 na em a n c ip a te kaum ibu mendapat ba lingkungan ke 9 - Hiburan didapatnja untuk sebagian ^ uda-muda p e r k u m p ^ ^ Bagi orang-orang tua ada kino, a^* rkumpulan lainnja. Se an kumpulan sepakbola dan pe:rkumpu. orang-orang In ^ ^ U ^ q a n ada tajub, tempat-tempat xnenan d j o g e ^ muda-muda berdansa s e tja ra B a r waktu untuk berkumpu demikian maka tinggal sedikit se sama didalam lingkungan ke uarga. ^ ^ kumpulka C. 2. b e s a r n j a k e l u a r g a. Dari f ^ ' C a g a pembiakan orang untuk menetapkan Pen9^ dapat kami tetapkan r a ta -«a ^ ^! : r 2pT / z T ; " n tuk ^ ^ angka ini menundjukkan keadaan ^ ^ungkin dapat membuktikan sekarang. T ja tja h djiwa jang akan a apakah angka ini re p r e s e n t a t ie f. iang diberikan untuk masa D jika kita mengikuti angka-ang a *es akan mudah menarik ke ~ 1929 dan , maka aambaran sebenarnja dari simpulan bahwa angka ini tidak mem eri so

93 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK keadaan. Dibawah ini kami muatkan angka-angka tentang kelahiran, kematian dan kelebihan kelahiran dari kedua masa tadi. Disampmg itu kami berikan angka-angka bagi golongan-golongan lainnja mengenai masa jang sama untuk bahan perbandingan. Angka-angka masa pertama kami ambil dari angka-angka Lampe ; angka-angka masa kedua diberikan kepada kami oleh Menteri Kesehatan Suriname. PENDUDUK Bangsa Indonesia Jang dilahirkan hidup tiap penduduk Kematian tiap 1000 penduduk Kelebihan kelahiran tiap 1000 penduduk Bangsa India Jang dilahirkan hidup tiap penduduk Kematian tiap penduduk Kelebihan kelahiran tiap 1000 penduduk Bangsa Creool ]ang dilahirkan hidup tiap penduduk Kematian tiap 1000 penduduk Kelebihan kelahiran tiap 1000 penduduk PEN D UDUK Bangsa Indonesia Jang dilahirkan hidup tiap penduduk. Kematian tiap 1000 penduduk. Kelebihan kelahiran tiap penduduk. ]ang dilahirkan mati tiap penduduk. Kematian 0 1 tahun tiap kelahiran jang hidup Bangsa India Jang dilahirkan hidup tiap 1000 penduduk. Kematian tiap 1000 penduduk. Kelebihan kelahiran tiap 1000 penduduk. akirkan mati tiap 1000 penduduk * ema^ 0 ~ 1 tahun «3 > moo k «u, ran iang ) 4

94 KEHIDUPAN SOSIAL angsa Creool apn91 0» h,rl 30 -» ~ Kelebihan L-, u A 1L7, L n k c,ah 'ran tiap ^ng dihwtuk HJ 167 2iA 2I A 1000 ' hlrkan mati tiap Kematian0 n ^ ' JSJ000 Up Dari rata-rata^ a_an9^a ini dapat kiranja diambil kesimpulan bahwa djumlah rena an. ^ ota k elu a rg a sekarang lebih rendah daripada dahulu, katernjata l^k 3 kandingkan angka-angka dari kedua masa tadi, maka kedua aawa kelebihan kelahiran masa pertama lebih banjak dari jang SurinenUrU.f: Pei'bandingan memang diantara orang-orang Indonesia di anak H banjak terdapat keluarga-keluarga jang tidak mempunjai 1250 L-,n Pa lan9 mempunjai. Penjelidikan jang kami lakukan pada Sep e Uarga memberikan djumlah rata-rata 3 orang anak tiap keluarga, 1 ten ijata dari daftar dibawah ini : K eluarga-keluarga dengan Djumlah 0 anak anak anak anak anak anak anak 47 7 anak 32 8 anak 21 9 anak anak 7 11 anak anak 1 anak pun diar>tara 1250 keluarga ini keluarga-keluarga jang banjak acja ada dipedalaman dan jang sedikit anaknja atau tidak beranak ada? ta akan tetapi ticiak boleh kita mengambil kesimpulan bahwa oran ^ aan Pendirian jang prinsipiil tentang punja keturunan antara ksluar ia ^an oran9 pedalaman. Kami telah menjelidiki lebih banjak djuga ce^uar9a dipedalaman daripada dikota. Ketjuali itu dikota ada keluarq &Uar9a_keluar9,a jang sedikit anaknja. Dipedalaman lebih banjak a jang tidak punja anak daripada jang punja anak. Kekurangan 9/

95 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK anak ini tidak disebabkan oleh pendirian jang modern tentang penik3- tasan kelahiran, melainkan akibat daripada penggunaan p en tjegah -p en. tjegah kelahiran (anticonceptionele middelen). Sekarang hal itu tida ^ dipergunakan lagi. Dukun, jang dahulu dengan djalan mengurut dap31- membalik kandungan, sekarang tidak mempunjai penghasilan lagi dalan1 hal ini. Menurut bekas-bekas orang kontrak hampir tidak ada keluarga ja^g banjak anaknja. Kebenaran daripada pernjataan ini dapat dibulctik311 oleh kenjataan, bahwa keluarga orang-orang Indonesia jang sudah tu a - tu a biasanja tidak punja atau sedikit anaknja. Keluarga-keluarga jang banjak anaknja terdapat pada generasi muda jang lahir di Suriname. Kami telah bertanja kepada bekas-bekas orang kontrak tadi m e n g a p a mereka pada umumnja sedikit anaknja, berlainan dengan k e lu a rg a -k e ' luarga sekarang. Dari djawaban-djawabannja ternjata bahwa se b a b -se ' babnja biasanja bersifat ekonomis dan sosial. Suami isteri harus bekerdja disawah dari djam 7 pagi sampai djam malam atau lebih lama lagi. Mereka berkata :,,Djika kami pada malam hari datang, kami sudah terlampau letih, sehingga terus tidur sad ja - Bagaimana kami dapat memelihara anak-anak. Keadaan ini menurut pendapat kami djuga menjebabkan inan d u lnja orang-orang perempuan; djuga banjaknja kematian baji dan b an jak n ja baji jang dilahirkan mati menjebabkan djuga keluarga-keluarga s e d i k i t anaknja. Penghidupan diperkebunan biasanja sangat kedjamnja ; m a k a n an jang diberikan djauh daripada mentjukupi. Keadaan-keadaan im sangat mempengaruhi kesehatan wanita-wanita sehingga m enjebabkan berkurangnja tenaga pembiakan. Oleh karena itu djuga djumlah baji jang dilahirkan mati demikian banjaknja. Menurut Lampe djumlahnja dalam tahun 1925 adalah 121,5 tiap 1000 kelahiran. Kurangnja p em elih araan terhadap baji-baji, oleh karena orang-orang perempuan sehari-harian ada diluar rumah, menjebabkan banjaknja kematian diantara baji-baji. S e landjutnja buruknja keadaan perumahan-perumahan telah m en g u ran g i pula kesuburan kaum ibu, sedang kematian baji djuga mendjadi sebab- Kurangnja kesuburan kaum wanita ini tentu disebabkan djuga karena penggunaan pentjegah-pentjegah kelahiran (anticonceptionele m id d elen ), diantara jang paling banjak digunakan jaitu pengurutan oleh dukun perempuan, sehingga orang-orang perempuan mendjadi mandul. Alasan lain jang dikemukakan bagi kurangnja anak-anak orang-orang kontrak, ialah buruknja keadaan ekonominja. Kami hanja orang-orang miskin, bagaimana dapat mempunjai anak. Sebab lain ialah perbandingan jang tidak sepadan antara djumlah laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan suatu rintangan untuk terdjadinja keluarga setjara teratur. Sekarang rintangan-rintangan itu sebagian besar sudah tidak ada lagi.

96 k e h i d u p a n s o s i a l Keluarga-keluarga jang tidak mempunjai anak sekarang ingin masa mempunjai anak. A kan tetapi usaha-usaha pentjegah kelahiran g jang lalu telah didjalankan demikian serapurnanja, sehingga orang' Perempuan tadi untuk selam a-lam anja tidak dapat mempunjai ^ rang-orang perempuan jang bersangkutan, djika ditanja menga feka tidak m em punjai anak, tidak pernah mendjawab bahwa mere ^ hu*u diurut. U n tu k m endapatkan keterangan djuga tentang per a Perbuatan ini, sering kami berkata sambil bersenda gurau, -aj barang siapa tidak suka kepada anak-anak djuga tidak akan me P anak.,,k u lo n ggih tresn o jo g a, nanging m boten diparingi Tuhan * dan iel g c s a n g /' (T en tu kami suka kepada anak-anak, akan tetap t>dak m em berikannja). M ereka berkata : D jika kami tidak su ^ anak-kanak, sudah barang tentu kami tidak akan mengam 1 a,aan D i Surinam e m engam bil anak angkat ini ada a sua u jang, 1asa>i^ng menurut pendapat kami menundjukkan ikatan e u : aitu n9gar. M atjam adopsi (mupu) ini dapat dilihat ari ua s ryen gan dari pihak jang memupu dan dari pihak jang mem eri uou anak mengambil anak pupon (anak angkat) orang-orang jang, mereka tadi ingin mempunjai orang jang dapat memelihara mere 'a j anak sudah tua. P ern ah dju ga terdjadi bahw a orang laki-laki meng angkat untuk kemudian dikawini., ketidak D ari pihak jang memberikan anak jang mendja i a asan ia j uajg a- mampuan. Jang memberikan anak-anak itu biasanja a a a diarang keluarga jang tidak mampu akan tetapi banjak ana nja. 1 fiianqan terdjadi bahw a anak itu diminta kembali. Untuk mendjag J Sarnpai terdjadi demikian bapa angkat tadi melapur 'an epa kemudian liik e S ta n d bahw a isterinja telah melahirkan seorang an ak, jang ^ diam bilnja sebagai anak angkat. Sudah barang tentu ha ini u anak dilakukan djika sudah semufakat untuk memberikan dan mem p jan g akan dilahirkan. D engan djalan demikian maka anak J a ^ d itjatat dalam d a f t a r -d a f t a r B u rgerlijke S tan d sebagai anakj orangdari ibu bapa angkat, sehingga tidak mungkin terdjadi ban\ orang tua jan g seb en arn ja akan memintanja kembali. terdapat Sebagaim an a sudah kami katakan pada generasi mu a an berkeluarga-keluarga jang banjak anaknja. Penghidupan j an9 kajj untuk pengaruh b en ar kepada keadaan ini. T id ak ada alasan sa sekaranq membatasi kelahiran. Inilah sebabnja maka koefisien pem ia lebih tinggi dari dahulu (lihat halaman 91) C. 3. P E R K A W IN A N D A N K E S E T IA A N D A L A M P E R K A W IN A N a. A rti P erk aw in an,,, Sep erti dim ana-m ana djuga orang-orang Indonesia meman an p erk aw in an seb agai d a sa r m enjusun keluarga. D jik a d itan ja m e-

97 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK ngapa orang kawin, maka djawabnja selalu bahwa kawin adalah suatu kewadjiban, suatu keharusan alam. Akan tetapi djika kami kemukakan, bahwa hadjat tadi dapat djuga dipenuhi dengan tidak usah kawin. maka djawabnja dalam 9 antara 10 orang ialah :,,Akan tetapi didalam perkaw.nan suami isteri dapat bantu membantu dan membesarkan anak." Keinginan mempunjai keturunan, sebagai jang sudah kami katakan diatas, adalah besar sekali. Apa sebabnja maka mereka ingin mempunjai keturunan biasanja tidak dapat mereka mengatakannja. Ada jang mendjawab : Ja, itu adalah akibat perkawinan, atau Itu karunia T u an. kan tetapi tidak seorangpun mempunjai pengertian jang djelas tentang soal mengapa orang ingin mempunjai anak. Tiap-tiap baji jang a lr isam ut dengan gembira, dan orang tidak memusingkan kepalanja engan pertanjaan apa faedah anak-anak. Djika tidak mampu memeliaranja, tentu ada orang lain jang mau memupunja. Djika dapat memeliharanja sendiri, lebih baik. sil^h nh Un pertaniaajn'pertanjaan kami hanja sedikit memberikan ha- t e n t a n r a ^ r r auan W ada. diu9a memberikan pendjelasan 1 Baqi orann me.n9apa oran9 mgin mempunjai keturunan : dikalangan o v a la T anak' a,nak merupakan prestige sosia l Lebih-lebih Sekarang djelas sekdfba H nesia terpeladjar hal ini nampak sekali. tentanq bahasa RpI rl T oran9 ' oran9 Indonesia bahw a pengetahuan bagi ^ ^ ^ tnr bat,b m nulis meru"ak3n orang tua tidak mempuniai non l ^ 9 membenkan kemuliaan. Oranganak jang terpeladiar (biasa 3 'i ^ itu dan karena itu seorang M S dapat ^ S >a,anak lakwaki) miuk mau mengeluarkan biaja baniak Jf n9 untuk memandaikan anaknja anaknja dikota. Malahan ada. 0ran9"oran9 desa menjekolahkan anaknja ke Indonesia djika munok^93 m9in menjekolahkan anak- 2. Bagi orang tua anak-p i i_ ada jang akan memelihara mereka c rti bahwa pada hari tuanja terakan bahwa ditengah djalan ia W * * 9 m a n i umpa anja mentjeritano513, itepi diakn dekat Paslr d seor4 orang Interhani ^ r i n g diatas akan Ho -v-,ennja 0rang tadi uanr, j angat kelaparan. Ia sangat dapatdr klan^ U9a na*ib^saja dtn9 S e W a rn ia- *a berkata: Kelak -T a s u d a H - ^ Su 7 name- S a ja tidak m9 m 9 a t hal itu b a 3 a - a s a ja sebab toi orana " ^ 3 n ak = a» a k a» 9 k at 3- Anak^ X L T l i f " 9 tidak beranak Ja * * di In d n e s ia. O le h dan ada orana * ^ a sesudah m a r m en9 am bil a n a k a n g k a t. minta sepotonq ka9 3 en9ubur. Seorana " 9 tid ak a k an d ilu p ak an, punja anak jana Hm?U Untuk kam kaf j an9 perempuan tua hanja >» dapa, membetl saja * «d J J. ia mat,...saja tidak 94 ' Seorang orang perem -

98 k e h id u p a x s o s i a l rp,han anak. Siapa jang tidak diben Tuhan a puan lainnja berkata bahwa ia ^? c nranq saudagar akan memberi selamatan dji a gi ^arta benda. untuk mentjari 4. A nak-anak dapat kelak me ^ kemungkinan ^ >Untuk apa kaja bertanja kepada kami apa berdua. Ia e r'. saja ingin penghidupan di Indonesia bagi mereka ^ ^ karena saja harus berh em at. S a ja ti a ' nendapat orangke Indonesia.. rrvan sedikit tentang beberapa Baiklah sambil lalu kami. Kami bertanja P a fflcreka orang Indonesia mengenai ha mewarisi harta ben jang ada orang Indonesia siapa jang h arta benda ial ^ipekaranga. meninggal. ]ang dimaksud denga emuanja jang 3 eka tidak per' didalam dan duuar rumah, termasuk se b a h w a m e r e k ^ kanu ketjuali tanahnja. B eb erap a oran ^ mempunjai ap djawaban jafl9 nah memikirkan hal itu. dapat d ib e r d * * ^ ^ bertinggalkan kepada ahli-waris. D j * ( jm engapa buka tegas, djaw aban itu selalu : ana lagi< Oleh tanja kami. D jaw ab n ja :, i(j ak akan h1 menumpang e a. D jik a isteri sudah tua, * toh Ibunja dapat karena itu lebih baik untuk ana Dengan deim padanja.. Van segera kawm 1 9 tetapi anakb. D jika isteri masih muda, ia a memeliharanj3-. baik langsun kian ia akan mempunjai ora^9 J a itu hartanja anaknja akan terlantar. Oleh karena ^ ^ aka diberilcan kepada anak. mrlanc['undan9 & onahendaki Rern Djika kami berkata. bahwa undang^ ffle ghe mereka berkata, bahwa oleh se (peraturan) lain, seperti jang a p j avtra. diniuka b. T ja r a - t ja r a p e r n ik a h a n menurut dua ^ ^ Orang-orang Indonesia apa1 ^ Bnrget^ 27 Djandang-un' penghulu nikah atau dimukp 9 pad*lta ^ angan u»d^ a9kilan 1. D IM U K A P E N G H U L U i ^ buah ra Jp ewan Pe^ nerni. Gubernur Kielstra menga<dju Asia kepa katjau didala ma dang pernikahan bagi oran?' daan jang sang g mengan1 a affla dengan maksud mengachiri e orang' ng en9an, :ang kahan, ja itu : rantjangan A untuk rang ^ hir milah ) Hindu, dan rantjangan B Islam. Untuk o r a n g -o r a n g Ind dua kah, aka penting.. ditolak samp dengan o stuur Didalam Dewan r a n t ja n g a n m p e r a tu r a n ^ ^ g e l van B ^ Gubernur Kielstra m e n d ja la n a ^ A lgem*er\n40 no. l 49^ tusan, dan disahkan d e n g a n (G-B- (Peraturan Pemerintah). P e r a tu r a n p5

99 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATL.ANTIK kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk : pertama menges3^1^ _ semua perkawinan sebelum berlakunja peraturan tadi dengan me11^ tatkannja didalam daftar-daftar jang sudah ditentukan untuk keper*u itu sampai tahun 1942 ; kedua kawin setjara Islam dimuka pega'va* "^na gawai nikah (kaum) jang diangkat oleh Pemerintah, perkawinan ^ ^ kemudian harus dimasukkan didalam daftar-daftar perkawinan uotu mengesahkannja. _. ^ Didalam peraturan perkawinan tadi pertjeraian sementara (ta 'j, dimasukkan, sedang aturan tiga kali talak, diselingi oleh dua kali rudju masih dipertahankan. Pemutusan perkawinan jang ditjatat didalam da tar-daftar hanja dapat dilakukan oleh hakim, sedang sesudah pertjera*an sementara berlaku pasal-pasal 12 s/d 16 dari peraturan tersebut. S e^an, djutnja perkawinan dengan lebih dari seorang isteri bersama-sama diizinkan. Berapa perkawinan jang terdjadi sesudah berlakunja peraturan tadi, tidak dapat kami tentukan dengan pasti. Oleh karena usaha-usa untuk mengetahui djumlah jang sebenarnja dengan tjatatan pegav/al nikah mendjumpai banjak kesulitan, djuga karena rintangan-rintan9an dari pihak tertentu dikalangan orang-orang Indonesia, kami terpaks3 memakai angka-angka jang diberikan oleh instansi-instansi resmi kepa kami. Seorang pegawai kantor imigrasi di Paramaribo m enjangkal k e mungkinan bahwa pegawai-pegawai nikah tidak melapurkan pernikahaf1' pernikahan, oleh karena menurut pendapatnja dengan adanja sisti111 pemeriksaan tidak mungkin kaum-kaum tadi akan lalai melakukan kewa djibannja. Djika pernjataan ini benar, maka angka-angka jang d ib erik an menundjukkan kemadjuan jang pesat, jang dapat dilihat dari daftar jang berikut, jang memuat angka-angka dari masa antara 1930 l9 3 o dan antara Disampingnja kami muatkan djumlah penduduk didalam tahun-tahun tersebut: Tahun Djumlah penduduk Djumlah perkawinan Arti daripada angka-angka ini tidak dapat kami katakan dengan pasti. Akan tetapi kami mempunjai alasan untuk mempertjajai pernjataan p e gawai kantor imigrasi tersebut diatas tentang kebenaran angka-angka 96

100 KEHIDUPAN SOSIAL tadi. Ketika kami memeriksa daftar-daftar tempat kaum-kaum tadi mentja ta t perkawinan-perkawinan, ternjata bahwa ada diantaranja jang tidak m en tjatat beberapa perkawinan. Di Nickerie orang mentjeriterakan kepad a kam i, bahwa ada seorang kaum menikahkan lagi seorang, jang sudah kaw in dan belum lagi bertjerai dengan isterinja, dengan perem puan lain. Pemberita-pemberita kami, jang memandang aturan perkawinan tid a k memuaskan, berkata bahwa banjak lagi terdjadi hal-hal jang demikian itu. H al itu dapat terdjadi, karena tidak adanja koordinasi antara pekerdjaan-pekerdjaan pegawai-pegawai nikah. Bagi mereka itu tiaptiap perkawinan berarti tambahnja penghasilannja, jang tidak seberapa itu. B aran g k ali oleh kelalaian beberapa kaum itulah bahwa seorang angg o ta D ew an Perwakilan dapat berkata, bahwa banjak orang-orang Indon esia,,kehilangan anak. O rang-orang Indonesia lebih suka menikah menurut aturan-aturan agam a : ( a ) karena kebiasaan, (b) karena batas umur jang rendah, dan (c) k a re n a dengan aturan ini mereka lebih mudah dapat bertjerai. ( a ). Perkaw inan merupakan salah satu saat penting didalam penghidupan orang Indonesia. Peristiwa ini bagi mereka berarti, bahwa mereka telah m entjapai kedudukan sebagai anggota masjarakat jang sudah balig. Lebih-lebih dipedalaman perkawinan mempunjai kedudukan jang dihargai dan orang memberikan perhatian jang besar sekali kepadanja. Djuga bagian penduduk bangsa Indonesia jang tidak terpeladjar didalam kota m em andangnja sebagai kedjadian jang luar biasa, jang harus disertai dengan pesta. Berapa besarnja pesta-pesta ini tergantung daripada kek ajaan mereka jang n ggadah darnel (mempunjai hadjat). Seluruh upatja ra pernikahan, mulai dari persiapan-persiapan sampai perkawinannja s e n d i r i, tidak banjak berbeda daripada adat di Djawa. Hanja generasi m uda ja n g sudah mempunjai sedikit pengetahuan, tidak lagi menurutinja. ( b ). O rang-orang Indonesia biasanja kawin muda, lebih-lebih gadisg ad isn ja. Gadis jang berumur 20 tahun dan belum kawin disebut prawan k a s e p (peraw an kasip). Salah satu sebab mengapa gadis-gadis dikawinkan muda-muda ialah karena orang tuanja chawatir kalau-kalau mereka itu sesat djalannja. Seorang berkata : Gadis-gadis berumur 12 tahun se k a ra n g sudah bergaul dengan orang-orang laki-laki dewasa. Oleh karena itu lebih baik mereka itu kawin muda. Kawin paksa ini, dimana tid ak terd apat pilihan bebas, banjak terdjadi didaerah pedalaman. Ditempat lain telah kami tjeriterakan, bahwa seorang bapa jang chawatir bahw a anaknja akan kawin dengan salah seorang daripada gadis-gadis jan g selalu menggodanja, pergi kepada orang tua seorang gadis, jang diingininja sebagai menantu, untuk membitjarakan hal perkawinannja. W a la u p u n gadis tadi baru berumur 12 tahun, anak tadi toh dikawinkan. In d on esia pada pantai lautan Atlantik 7 97

101 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK akan tetapi dengan perdjandjian bahwa mereka tidak boleh berkumpul sebelum berumur 14 tahun (kawin gantung). Pernah djuga terdjadi, bahwa seorang bapa mengawinkan anaknja perempuan muda sekali, hanja untuk mempunjai alasan mengadakan tajub. Untuk mengadakan pesta ini diperlukan izin dari Komisaris. distrik. Lambat laun tajub ini mendjadi usaha jang semata-mata ditudjukan untuk mendapatkan keuntungan. Keinginan untuk mengawinkan gadis muda-muda menjebabkan bahwa orang-orang lebih suka kepada perkawinan agama daripada dimuka Burgerlijke Stand. Umur minimum jang ditetapkan oleh kitab undang-undang sipil adalah 18 tahun untuk laki-laki dan 15 tahun untuk perempuan. Dalam perkawinan menurut agama batas-batas ini rnasingmasing 15 dan 13 tahun. (c). Menurut pendapat kebanjakan orang di Suriname penghidupan keluarga pada orang-orang Indonesia adalah jang masih paling tertib. Dipandang dari sudut ini boleh dikatakan keadaannja masih baik. D jika dipandang tersendiri, maka kesimpulan kami ialah bahwa masih banjak kekurangan-kekurangannja pada penghidupan keluarga. Bahwa tali perkawinan ini tidak begitu kuat, dapat dibuktikan oleh banjaknja pertjeraian. Seorang berkata : Djika ada orang dapat tahan 2 tahun dengan satu perempuan tentu orang-orang heran. Berbagai-bagai keadaan menjebabkan banjaknja pertjeraian. Perbandingan jang pintjang antara laki-laki dan perempuan umpamanja telah menjebabkan bahwa sering terdjadi pertukaran" isteri. Djuga milieu di Suriname rupa-rupanja mempengaruhi djuga hal mudahnja terdjadi pertjeraian-pertjeraian. K e tika kami bertanja kepada seorang orang Indonesia terkemuka berhubung dengan suatu pertjeraian, apakah hal itu tidak menimbulkan amarah pada orang-orang Indonesia ia mendjawab :,,Oh, kami sudah biasa akan hal demikian. Lain daripada itu, demikian itu adalah sesuai dengan tjaratjara di Suriname. Tadi sudah kami katakan bahwa orang-orang Indonesia tidak puas akan aturan perkawinan jang ada. Seorang orang Indonesia berkata : Memang untuk pernikahan diadakan peraturan, akan tetapi pertjeraian tidak diatur. Ia selandjutnja berkata :,.Pernah terdjadi, bahwa suami isteri seminggu sesudah perkawinan dilakukan belum menerima serat kawin (surat kawin). Tidak lama kemudian mereka bertjerai dan dalam hal ini tidak dapat diperbuat apa-apa. Seorang orang lain bertanja : Mengapa permintaan bertjerai tidak diperiksa baik-bclik lebih dahulu? Seorang lain lagi berkata :,,Para kaum tidak akan mentjoba mendamaikan kedua pihak karena untuk tiap-tiap pertjeraian ia menerima uang. Dari pernjataan-pernjataan tadi kita dapat mengambil dua kesimpulan. Pertama bahwa peraturan tadi tidak memuaskan karena orang-orang Indonesia tidak memahaminja. Didalam peraturan tadi sesungguhnja ada aturan tentang pertjeraian. Memang mungkin terdjadi, bahwa ahli-ahli 98

102 A ' EH ID U PAN SOSIAL jang ditundjuk oleh hakim untuk memeriksa permintaan pertjeraian tidak mendjalankan tugasnja sebaik-baiknja. Djika kekurangan pengertian tentang maksud daripada peraturan jang mendjadi sebab ketidakpuasan tadi, maka hal ini disebabkan oleh kurangnja penerangan. Bagi orangorang Indonesia, jang hanja sedikit atau samasekali tidak mengetahui bahasa Belanda, susunan kata-katanja memang terlampau sulit. Kesimpulan lainnja ialah bahwa para kaum memang tidak mentjatat beberapa perkawinan, sehingga suatu pertjeraian, jang kemudian diikuti oleh suatu perkawinan jang lain dengan orang-orang lain dapat terdjadi. Djumlah pertjeraian dikalangan orang-orang Indonesia banjak djuga. Djika kita selidiki angka-angka jang diberikan tentang djumlah tentang pertjeraian maka akan djelas kepada kita bahwa prosentasenja dapat dikatakan tinggi. Dibawah ini kami muat djumlah-djumlah perkawinan dan pertjeraian didalam tahun : T ahun Djumlah perkawinan Djumlah pertjeraian % Djika angka-angka ini dibandingkan dengan djumlah perkawinan dan pertjeraian sebagai jang diberikan oleh kantor imigrasi di Paramaribo, maka ternjata bahwa prosentasenja dikota lebih tinggi daripada dipedalaman : Tahun Djumlah perkaw inan Djumlah pertjeraian % Untuk tahun 1949 ditjatat sebuah rudjuk. Haruslah diingat bahwa angka-angka tadi hanja mengenai pertjeraian menurut aturan-aturan agama Islam. Pertjeraian jang diputuskan oleh kitab undang-undang sipil bagi orang-orang India dan Indonesia dapat diberikan tersendiri. Apakah alasan-alasan orang untuk bertjerai? Kebanjakan oleh karena mereka saling tidak nienjukai lagi. Sering djuga karena suaminja mempunjai nafsu poligami, orang-orang perempuan mempunjai alasan untuk bertjerai. Achir-achir ini pertentangan politik djuga mendjadi sebab pertjeraian. Sering terdjadi, bahwa orang perempuan jang mendjadi anggota K.T.P.I. meninggalkan suaminja, dan sebaliknja. Kadang-kadang ada djuga paksaan. Di Nickerie kami diminta pertolongan oleh djuru- 99

103 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK bahasa untuk menggunakan pengaruh kami agar suatu tuntutan untuk bertjerai ditjabut kembali. Seorang jang mendjadi anggota K.T.P.I. telah memaksa anaknja perempuan jang telah kawin dengan seorang anggota P.B.I.S. untuk meninggalkan suaminja. Ia mengeluarkan antjaman-antjaman kepada menantunja, akan tetapi menantu tidak suka menuruti kehendak mertuanja. Peristiwa ini masih dapat didamaikan, akan tetapi orang mengatakan kepada kami bahwa pertjeraian karena pertentangan politik sering sekali terdjadi. 2. D 1M UKA P E G A W A I N IK A H. Kemungkinan bagi orang-orang Indonesia untuk kawin dimuka pegawai B ugcrlijke Stand sudah lama ada. Djika dahulu orang-orang boleh dikatakan tidak pernah mempergunakan kesempatan itu, sekarang lebih banjak, lebih-lebih orang-orang jang beragama Keristen. Akan tetapi bukan orang Keristen djuga berbuat demikian. Sebagai sudah kami katakan diatas angka-angka untuk orangorang Indonesia dan India didjadikan satu oleh Kantor Statistik. Bagi orang Keristen alasan untuk kawin dimuka Burgerlijke Stand ialah sudah barang tentu karena tidak ada kemungkinan lainnja. Bagi golongan ini :idak diadakan aturan tersendiri seperti bagi orang-orang Islam. Orangorang jang tidak beragama Keristen kawin menurut hukum sipil, supaja mempunjai kepastian hukum, jaitu supaja masuk peraturan-peraturan hukum warisan Suriname. Akan tetapi perkawinan sematjam itu tidak dianggap absah, tidak berlaku, dan oleh sebab itu perkawinan tadi selalu disusuli dengan perkawinan setjara agama. c. B entuk-bentuk perkaw inan Walaupun sebagian terbesar penduduk bangsa Indonesia menganut agama Islam, hampir tidak ada seorang laki-laki kawin dengan lebih dari seorang perempuan. Kami hanja mendjumpai sekali, bahwa seorang lakilaki mempunjai tiga orang isteri. Didalam pembitjaraan-pembitjaraan dengan orang-orang Islam bangsa Indonesia tentang kedudukan sosial daripada wanita, tiap kali disinggung soal perkawinan dengan lebih dari seorang perempuan. Ternjata bahwa mereka pada dasarnja tidak menolak, karena katanja, Kuran mengizinkan perkawinan dengan empat orang perempuan. Maka jang menghalang-halangi poligam i adalah faktor-faktor lain, 1. Perbandingan jang tidak sepadan antara djumlah laki-laki dan perempuan. Karena kelebihan laki-laki sukar sekali seorang laki-laki mempunjai lebih dari seorang isteri. 2. Tingkat penghidupan jang rendah daripada orang-orang Indonesia. Biaja penghidupan jang mahal di Suriname menjebabkan bahwa hampirlah tidak mungkin untuk memelihara lebih dari seorang isteri. 3. Pikiran-pikiran modern, sebagai akibat pengaruh milieu. Mempu- 100

104 KEHIDUPAN SOSIAL njai lebih dari seorang isteri dipandang sebagai immoreel, Tadi sudah kita lihat bahwa orang-orang perempuan minta tjerai, djika suaminja mengambil isteri lagi. 4. Hukum di Suriname hanja mengakui perkawinan m onogaam. d. P erkaw in an tjam puran Perkawinan antara orang-orang Indonesia dengan anggota-anggota golongan-golongan lain djarang sekali terdjadi. Djika ada, hal itu selalu mengenai perkawinan antara perempuan Indonesia dengan anggota golongan-golongan lain. Dipedalaman hampir tak ada perkawinan tjam puran ; hanja didalam kota ada wanita-wanita Indonesia jang kawin dengan orang-orang Creool, Tionghoa atau India. Jang kawin dengan orang-orang Creool biasanja gadis-gadis jang terpeladjar, jang mempunjai ilmu pengetahuan dan biasanja berasal dari keluarga-keluarga jang berada. Karena diantara orang-orang sebangsa mereka tidak mempunjai tandingnja, ditjarinjalah dikalangan jang lebih tinggi, dan dikalangan orang-orang Creool mereka merasa dirinja pada tempatnja. Pedagang-pedagang Tionghoa didekat desa-desa sering mempunjai isteri orang Indonesia, dan didalam kota ada beberapa orang India jang beristerikan orang Indonesia. Mengapa hanja wanita-wanita Indonesia kawin dengan anggota-anggota golongan-golongan lain? Sebagai sudah kami katakan wanitawanita Indonesia tjantik-tjantik dan sangat disukai orang-orang Suriname. Karena bagi wanita-wanita tadi perkawinan demikian berarti suatu kemadjuan m aterieel, maka mereka kawin diluar golongannja sendiri. Kami tidak dapat mengetahui berapa djumlah perkawinan antara orangorang Indonesia dengan anggota-anggota golongan-golongan lain. Lapuran-lapuran tahunan dari Bestuur en Staat hanja meinuat perkawinanperkawinan antara golongan-golongan, akan tetapi tidak meinuat angkaangka tersendiri bagi orang-orang Indonesia. Mereka dimasukkan dalam satu golongan, golongan para imigran, dengan orang-orang India. Akan tetapi dapat kami katakan dengan pasti bahwa djumlahnja sedikit sekali. Malahan perkawinan antara orang Indonesia dengan wanita dari golongan lain, menurut penjelidikan kami, sama sekali tidak ada. Faktor-faktor jang mempengaruhi ialah pandangan golongan-golongan lain terhadap orang-orang Indonesia dan deradjatnja jang rendah. Ketika membitjarakan kedudukan sosial daripada penduduk bangsa Indonesia telah kami kemukakan, bahwa pandangan golongan-golongan lain merupakan rintangan untuk perkawinan tjampuran. Pada umumnja orang Indonesia tidak mampu seperti umpamanja orang India atau C reool. Mereka ini merasa dirinja lebih tinggi daripada orang Indonesia dan oleh dua sebab ini maka orang-orang perempuan dari golongan-golongan lain menganggap perkawinan dengan orang Indonesia, rendah. 101

105 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK C. 4. KESUSILAAN SEXUEEL. Kesusilaan sexu eel dari golongan orangorang Indonesia boleh dikatakan tidak begitu tinggi. Pertjeraian banjak terdjadi, hubungan sexueel tanpa kawin dianggap lazim. Pada umumnja tingkat kesusilaan, sesuai dengan keadaan dimana-mana sadja. lebih tinggi didaerah-daerah pedalaman daripada dikota-kota. D ipedalaman ini hubungan sexueel sebelum kawin sangat ditjela. Berhubung dengan itulah maka banjak terlihat orang mengawinkan anak perempuannja sebelum tjukup umurnja. Pengawasan masjarakat terhadap gerak gerik individu dipedalaman itu demikian kuatnja, hingga lebih baik orang melindungi anak gadisnja jang telah mendjalankan hubungan sex u eel dengan seorang pemuda jang membawa akibat-akibat jang tidak disukai, daripada menghukum anak perempuannja itu, apalagi ditempat jang djauh letaknja dari kota-kota. Ditempat-tempat jang sudah terpengaruh sekali oleh kota atau dikota-kota sendiri, orang tidak begitu tunduk lagi pada hukum-hukum kawin. Hubungan sexu eel antara anggota-anggora dari kedua kelamin tentu senantiasa kurang dibenarkan, akan tetapi orang tuanja lebih melihat kesalahannja pada diri sendiri, karena mereka ternjata kurang waspada terhadap tindakan-tindakan anak gadis itu. Pada umumnja dikota djarang terdapat seorang pemuda kawin dengan seorang anak perempuan jang masih perawan, ketjuali djika perkawinan itu dilangsungkan semasa anak itu masih belum tjukup umur. Seorang orang Indonesia berpendapat bahwa sebab terutama dari kurang memuaskannja tingkat kesusilaan sexueel golongan Indonesia ini adalah milieu di Suriname itu. Hal itu sudah dimulai di M arienburg, katanja. Disitu orang-orang laki-laki ditjampurkan sadja dengan orang-orang perempuan dengan bermatjam-matjam perangai. D an djika diingatkan bahwa djumlah orang-orang perempuan djauh lebih kurang dari djumlah orang-orang laki-laki, maka dapatlah tuan mengerti bahwa keadaan sematjam itu mendjadi sumber jang subur bagi kedjadian-kedjadian jang tidak dapat dibenarkan. Semakin mendjadi longgarnja ikatan dengan Indonesia sebagai akibat dari dihentikannja imigrasi sedjak tahun 1940 hingga tak ada lagi datang darah baru, telah menjebabkan orang bersikap bebas terhadap ikatan tradisi dan adat dan mudah dipengaruhi oleh kebiasaan di Suriname, dimana sudah terkenal istilah kawin setjara Suriname. Artinja hidup bersama tanpa memperdulikan hukum kawin. Perlu dikemukakan disini, bahwa dikalangan orang-orang b eragama Keristen tingkat kesusilaan sexueel itu lebih tinggi dari jang kita ketemukan pada golongan-golongan lain. C. 5. PENGGUNAAN NAFKAH a. B esarnja nafkah Berapakah nafkah keluarga Indonesia? Pertanjaan sedemikian, selalu sukar didjawab. Sering orang pura-pura miskin walaupun ia tidak miskin. 102

106 KEHIDUPAN SOSIAL Dalam banjak hal ia lebih suka djika orang-orang lain menjangka ia miskin daripada memperlihatkan bahwa ia kaja. Banjak sebab-sebab jang dapat dikemukakan. Diantaranja ialah supaja pegawai padjak tidak mengetahuinja, akan tetapi ini tidaklah jang terpenting. Pada hemat kami sebabnja ialah terutama karena perasaannja kurang puas terhadap keadaan masjarakat di Suriname. Ia selalu berusaha untuk sebanjak mungkin memperbaiki kedudukan ekonominja dan kepada orang-orang lain dikatakannja bahwa nasibnja perlu sekali diperbaiki. Orang Indonesia di Suriname umpamanja selalu mengatakan tentang dirinja bahwa ia tijang m boten nggadah, (orang miskin). Ia berpendapat bahwa nasibnja di Suriname adalah djelek dan perlu sekali diperbaiki...bagaimana kami dapat ; kami hanja orang miskin, adalah utjapan jang sering kami dengar. Akan tetapi orang jang melihat wanitawanita Indonesia berdjalan-djalan memakai uang dollar emas didada dan sanggulnja, orang laki-laki dengan pakaiannja jang indah mengendarai sepedanja jang baru, atau suami isteri duduk ditempat-tempat jang paling mahal didalam kino, tentu akan mendapat kesimpulan bahwa pernjataan-pernjataan tentang keadaannja jang djelek tadi tidaklah beralasan. Akan tetapi menetapkan nafkah keluarga Indonesia tidaklah mudah karenanja. Untuk hal ini lebih banjak diperlukan dari pada ketjerdasan dan kemauan baik daripada penjelidik. Dalam beberapa hal dapat djuga usaha itu berhasil dengan bantuan madjikan-madjikan. Pada Surinaamse Bauxiet Maatschappij umpamanja penghasilan buruhnja dapat ditetapkan dengan pasti. Disini ia bekerdja tiap hari selama enam hari seminggu selama delapan djam atau lebih seharinja, sehingga ia tidak banjak tempoh lagi untuk mentjari tambahan nafkah. Dengan upahnja jang rata-rata berdjumlah 65 sen sedjam hal itu tidak djuga perlu. W a laupun demikian kita harus sedikit hati-hati djuga terhadap kemungkinan menetapkan besarnja nafkah jang saksama, karena ada kemungkinanj bahwa anggota-anggota keluarga lainnja turut memberikan bantuan, meskipun hal ini bukan keb^asaan. Bagaimana djuga, kita dapat menetapkan minimumnja. D jika disini kita dapat menghitung dengan pasti djumlah nafkah keluarga, ditempat lain, jaitu dipedalaman hal itu lebih sukar untuk ditetapkan. Orang-orang tani tidak mempunjai penghasilan jang tetap. Mereka bertjotjok tanam terutama untuk keperluan diri sendiri, sedang kelebihannja, jang tidak sama banjaknja, didjualnja. Demikian djuga halnja dengan mereka jang disamping bekerdja diperkebunan masih djuga bertjotjok tanam. Gadjinja dari perkebunan-perkebunan biasanja tidak tjukup untuk keperluan hidupnja, walaupun jang sesederhana-sederhananja. Perkebunan Marienburg membajar kepada buruhnja rata-rata S f 1,75 sehari. Perkebunan-perkebunan lainnja malahan lebih rendah lagi. Didalam kota keadaan tidak pula lebih baik. Dalam hal jang demikian 103

107 INDONESIA PADA PANTAI LALITAN AT LAN T IK itu mau tidak mau kebanjakan mereka terpaksa untuk disamping p e ^ ef djaannja jang pokok mengerdjakan pekerdjaan lain untuk mendapatk3 ^ penghasilan tambahan. Seorang pegawai di Paramaribo m en d ap at ta111 bahan penghasilan jang sangat ia perlukan dengan djalan mefflb11^ gambar-gambar disurat-surat kabar. Seorang inspektur pada dapat menutup kekurangan biaja penghidupannja sebulan-bulannja e ngan memberikan peladjaran kepada orang-orang Indonesia lain11)3 ' Seorang pegawai lainnja lagi didalam waktu-waktu jang terluang ^e ^ech dja sebagai dalang atau penabuh gamelan. Seorang pekerdja pada sal3 suatu Departemen berdjual kelintji dan binatang-binatang piaraan la in n ja untuk mendapatkan nafkah tambahan. Buruh-buruh didalam kota mern' buat kantong-kantong dari kertas untuk toko-toko, atau menganjam tikar jang didjualnja kerumah-rumah. Didesa beberapa orang membuat w 3 ' jang dari kulit sapi. Banjak tjorak matjamnja p ek erd jaan -p ek erd ja311 jang mempunjai maksud agar biaja penghidupan bagi keluarga se b u la n ' bulannja dapat ditjukupi., Untuk dapat mengetahui besarnja nafkah dan tjara bagaimana nafk^-1 ini dipergunakan, kepada 500 orang kepala keluarga telah kami b e rik a 11 buku belandja. Jang harus ditjatat ialah : besarnja keluarga, p e k e rd ja a n keluarga, umur anggota-anggota keluarga, pekerdjaan anggota-angg ta keluarga, besarnja pendapatan dan perintjian belandja tiap hari selam 3 satu bulan. Telah kami usahakan bahwa pemeriksaan ini mengenai s e b a - njak mungkin matjam golongan pekerdjaan. Dengan djalan d em ik ian telah dapat ditjapai suatu gambaran jang repsesentatief tentang m asingmasing golongan, oleh karena keadaannja bagi semua boleh dikatakan sama. Karena tingkat pengetahuan jang rendah sebagian besar oran g' orang Indonesia, maka tidaklah dapat diharapkan hasil jang memuaskan dari penjelidikan budget ini. Banjak faktor-faktor jang harus diperhatikan. Pertama-tama karena hanja sebagian ketjil orang-orang Indonesia dapat menulis. Biasanja hanja orang-orang laki-laki jang dapat menulis. Akan tetapi mereka bukanlah orang-orang jang membelandjakan uang. dan kadang-kadang terdjadi bahwa orang-orang perempuan tidak memberitahukan kepada suaminja apa jang mereka beli. Djika orang-orang laki-laki dapat memeriksa belandja sehari-hari, kami dapat menerima angka-angka jang terperintji. Maka masih mendingan djuga kami dapat menerima keterangan-keterangan dari lebih seratus lima puluh keluarga mengingat kesulitan-kesulitan tersebut diatas. Tetangga jang dapat menulis dan mengetahui maksudnja membantu mereka jang tidak dapat menulis. Selandjutnja banjak kami mengadakan interpiu, sedang pembesar-pembesar perusahaan-perusahaan bauxiet dapat memberikan k e te rangan-keterangan jang kami minta. Oleh karena diantara orang-orang Indonesia ada perasaan saling mempertjajai, kami berpendapat bahwa tidak ada alasan untuk tidak mempertjajai keterangan-keterangan jan g 104

108 k e h i d u p a n s o s i a l diberikan, Bahwa ada kalanja pengeluaran n^ebih^pendapa^ disebabkan tidak tetapnja penghasilan. m e m p e rg u n ak ari keterangan adalah globaal, jaitu na se Bauxiet Maatschappij interpiu. Dari daftar-daftar upah»surin. g berk dapat kami hitung upah orang-orang Indonesia, U n tu k M o e n g o a n g k a - a n g k a itu ia la h. B u ru h d en g a n up ah tahunan antara Djumlah f dan f dan f f dan f f dan f f dan f silan j 1, aftar-d aftar padjak tahun 1948 dapat kam i tetapkan pengha ka ittj3 s*ran dari 120 orang Indonesia didalam distrik Suriname. Meremad ik ran9"oran9 Jang menerima upah karena bekerdja tetap pada berkat a k" ^>e9awaii )an g memberikan daftar-daftar tadi kepada kami /a«q y.a a ta^siran-taksirannja adalah betul oleh karena orang-orang arus m em bajar padjak tadi telah membajar djumlah padjaknja. P e k e rd ja - d enga n upah tahunan antara Djumlah f sampai f ~ f dan f f 1251 dan f f dan f f dan f f dan selandjutnja 1 atac ^Shasilan berupa uang dari petan i, s e b a q a i telah kam i katakan di- keperl P e k a ran? an"pekarangan h te t3 p - tempat petani-petani bertjotjok tanam untuk sendiri kebanjakan adalah tanah sewaan. Kelebihannja jang hanja didjualnja untuk mendapatkan uang jang diperlukan. Dari lah Petani disuatu desa di N ickerie kami menerima djum lah-djum - iatl Jang berikut : P endapatan setahun ja n g berupa uang, dari Djum lah keluarga f sam pai f f sam pai f f sam pai f f sam pai f

109 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Dari beberapa orang petani dari Laarwijk dalam distrik Su ri»ai^ kami mendapatkan keterangan-keterangan jang berikut. Disampin9 orang-orang tani menanam djuga tjoklat, djeruk, pisang, kopi, Hasil panen padi tiap tahunnja ialah 10 sampai 13 karung beras. ' keperluannja sendiri dan isterinja disisikan 5 karung atau 500 kglebihannja didjual kepada orang-orang Tionghoa atau India. Harga j ai1^ ditetapkan Pemerintah ialah S f 18. tiap karung dengan tidak kwalitetnja. Pembeli-pembeli mau membajar 20 sampai 24 gulden untu beras jang baik. Pendapatnja berupa uang berdjumlah rata-rata S f 1/5-' 'Pohon-pohon djeruknja tiap tahunnja dalam dua panenan menghasilk31^ buah, jang didjualnja a 2 gulden tiap seratus buah. Djadi hasl pendjualannja berdjumlah S f Panen kopinja berdjumlah 85 kgtiap tahun, jang didjualnja a 95 sen tiap kg. Djadi pendjualan 77 gulde11' Selandjutnja pohon tjoklatnja menghasilkan 100 kg. buah tjoklat tiap tahun, jang kira-kira berharga 70 gulden. Dalam tahun itu didapatnj3 pula penghasilan berupa uang sebanjak 50 gulden dari pendjualan a ja 1T1 dan lembu. Djadi djumlah semua penghasilannja ialah 981 gulden. K e ' lapanja tidak didjual oleh karena pembeli-pembeli hanja mau m em bajar 10 sen tiap butir. Seorang petani lainnja, jang tidak menanam djeruk menerima 146 gulden dari pendjualan 5 karung beras, 15 kg. tjoklat- 15 tandan pisang dan 4 ekor ajam. Seorang orang Indonesia terpeladjar jang mendjadi pegawai n eg er l» menerima gadji dan tundjangan delapan orang anak sebesar S f Pendapatan tambahannja tiap bulan berdjumlah S f 90.. Seorang kepala keluarga lainnja. djuga pegawai negeri, menerim3 gadji dan tundjangan enam orang sedjumlah S f Seorang p egaw a1 S.M.S. (Scheepvaart Maatschappij Suriname) tiap bulan mempunjai gadji S f Dengan memberikan peladjaran tiap bulannja ia m endapat tambahan penghasilan S f 25.. Seorang buruh terdidik jang bekerdja pada Pekerdjaan Umum, mempunjai penghasilan mingguan sebesar Sf Kekurangan biaja penghidupan untuk sendiri dan isterinja harus ditutup dengan pendjualan binatang-binatang piaraan seperti kelintji atau ajam. Angka-angka tadi tentu memberikan kesan kepada penjelidik jang objectif, bahwa penghasilan keluarga-keluarga Indonesia, terutama dipedalaman dan diperusahaan-perusahaan bauxiet, pada umumnja tidak r e n dah. Disebuah desa dekat Onverdacht umpamanja ditjatat upah harian 3 sampai 5 gulden, di-tempat2 lain malahan hingga sampai 7.50 gulden. Diambil setjara globaal dapat kita tetapkan untuk suatu keluarga jan g terdiri dari lima orang anggota, penghasilan bulanan sebesar S f sampai S f 150,. Sampai dimana djumlah-djumlah ini representatif bagi seluruhnja tidak dapat kami tetapkan dengan pasti. Jang seorang tentu mempunjai penghasilan jang sedikit, sedang jang lain banjak. Untuk sua- 106

110 cu KEH1DUPAN SOSIAL sehari, s e d a n a ^ '^ d? n, oran9 umpainanja telah ditjatat upah S f 2,50 Pa^ jakn ;a - Uj j 1 6 yar9 a lainnja jang terdiri dari 2 orang membajar n9an tidal- C ldasarkan atas penghasilan S f setahun de- O ] ^ memprotes. bud g e t i^ f11 j " tj'ar^n,,'a,n9 kami usahakan dalam mengadakan penjelidikan ran9 Indonpc n f. i i * arena pada umumnja keadaan m aterieel orangf n9 k a -an o i^.ia 1 a banjak berselisih, kami sendiri berpendapat bahwa Indonesia fri taksir tadi tidaklah terlampau tinggi. Orang-orang tebih didis/ k me PunJai ruraah-rumah jang bagus dan besar, lebihllinum nja n (k etju ali N ickerie dan M oengo) perumahannja ^a n dan tk J1^ 0 akan tetapi hal itu disebabkan djuga oleh hal-hal P a r a n ja 1 3 j. sema<:a_rriata oleh ketidakmampuan. Seorang petani urnmak jano^^-u^t^'3^ pertaniaan kami mengapa ia tidak mendirikan ru~ P en jelicjjk ' Sar bahw a ia takut padjaknja jang tinggi. Indonesia d' )a n 9 memperhatikan penghidupan orang-orang e^onomis n - 1 -!]r^ arne tentu akan mengambil kesimpulan, bahwa keadaan Indonesia ^ rl 3 seburuk sebagai jang mereka katakan. Orang-orang Ijebih-le}-) h 3 urnumnia terkenal akan pakaiannja jang terpelihara. Pedagail * ^'anitanja kelihatan indah-indah. Tidak sadja isteri-isteri Wa seora ^>^.a 9ran9 jang dapat membeli perhiasan-perhiasan emas. Bah- Perhiasa lantara mereka pada suatu pesta lebaran m em akai perhiasanketeran U eillas Jan9 harganja hampir berdjumlah S/ (menurut ^ari ke nrija sendiri perhiasan-perhiasan itu hanjalah sebagian sadja Peristi\v^U?^aann-,a ) tentulah bukan kedjadian sehari-hari, akan tetapi tjin t jin ^ abw a seorang bakul datang kepada kami penuh berhiasan B a n ' dan tusuk konde dari em as, tidak djarang terdjadi. icetjij. ^ an 9 orang In d o n e sia jan g sed ik it mampu mendirikan rumah kemarn q Uj bu eratapkan cidiapxan seng, jan g dianggap sebagai suatu suau\ tanda ^m am puan. Seland ju tn ja ternjata bahwa banjak orang-orang Indonesi em punjai gigi-gigi palsu jan g m ahal-mahal. Baru-baru ini atas misia P B.I.S. d iadakan gerakan untuk menolong daerah-daerah jang iebih ^ Indonesia. H asiln ja ialah bahwa dapat dikirimkan 4 peti b e 1 d an 3 m 3 pakaian baru dan lam a ke Indonesia. D a n seorang p g _ D epartem en Sosia] kami mendengar bahwa sedikit sekali orang Indonesi mmta bantuan sosial. -r i, i,, r(>n, M iskin dan k a ja adalah istilah-istilah jang sangat re _ ahalah tu tidaklah benar m engatakan bahwa orang Indonesia di Siurm;ame ada a k aja, d jik a kita pakai ukuran-ukuran m asjarakat di un - begitu miskinkah ia? M ungkin djuga ada ukuran-ukuran umum untuk m enentukan bahwa seseorang miskin atau kaja. Bagi kami sendiri cu te- I'ium miskin ialah, djika orang hampir tidak dapat memenuhi keperluan hidupnja sehari-hari. Atau dengan perkataan lain, djika seseorang tidak dapat melampaui tingkat minimum penghidupannja, maka ia harus diang- 107

111 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK gap miskin, Pada umumnja tidak demikian halnja dengan o ra» 0 ' rajj^ Indonesia. Selama mereka masih dapat memiliki luxe jang tersebut ^ atas, banjak orang-orang Indonesia masih dapat beriri hati kepac^al1* Bagaimana djuga keadaan mereka djauh lebih baik daripada kea^3 a petani Indonesia sebelum perang dengan penghasilannja buat sekelua sebanjak 5 sen sehari jang sangat terkenal itu. b. Pemakaiannja Beberapa orang Indonesia di Suriname berkata tentang dirinja orang-orang Indonesia lainnja bahwa hidup mereka tidak teratur, ^ bahwa seluruh penghasilannja mereka belandjakan. Mereka djarafl9 menabung untuk hari tuanja. Seorang diantara mereka berkata. bahwa orang-orang Indonesia selalu mau lekas melihat hasil Pe ^ Cn djaannja. Pekerdjaan jang baru memberi hasil sesudah lima atau lebih tidak menarik bagi mereka. Seorang wakil direktur B a n k ^ u riname, bangsa Indonesia, jang kami tanja apakah ia dapat memberikan keterangan tentang uang simpanan orang-orang Indonesia, m endja^'3 bahwa,,tidak ada seorangpun diantara orang-orang Indonesia jang o16' nabung. Pernjataan bahwa orang-orang Indonesia adalah pemboros menurut mereka dapat dibuktikan bahwa rumah-rumah gadai b a n j a k didatangi oleh orang-orang Indonesia. Selandjutnja banjak orang'orang Indonesia membeli dengan kredit, suatu tanda bahwa mereka lebih banjak m em belandjakan daripada jang diterimanja. Bagaimana orang-orang Indonesia metnakai penghasilan mereka? P erta m a -ta m a untuk makanan, selandjutnja untuk pakaian, p eru n iah ' an, hiburan, dan lain-lain sebagainja. Hal ini akan berturut-turut kam i kupas lebih landjut. 1. M AKANANNJA. Orang Indonesia memperhatikan sekali m a k a nannja. Sebagian besar dan penghasilannja dipergunakan untuk keperluan itu. Keluarga seorang buruh pada Billiton-maatschappij di O n v e r d a c h t telah m em belandjakan Sf untuk bahan makanan dari penghasilan bulanannja sebesar S f H O.-, sebagai ternjata dari budget bulanannja. Seorang buruh lainnja di Paranam membelandjakan S f untuk bahan makanan dari upah mingguannja sebesar S f Oleh seorang pemilik toko bangsa In^ e s ia, te Patorang-orang Indonesia lainnja membeli barang-barang dengan kredit, kami diberi kesempatan memeriksa b e b e rapa bukubon. Djumlah pmdjaman-pmdjamannja ada diantara 8 sampai gulden atau lebih. Sebuah daftar diantaranja isinja sebagai berikut (untuk waktu satu minggu bagi keluarga buruh terdiri dari 5 o ra n g ): 15 kg beras S f pd. tambakau shag rainjak kelapa bungkus kertas sigaret leg bakkeljauw bl. sardines pd. garam bl. corncd beef

112 k e h i d u p a n s o s i a l I pd. b aw ang rntr.m S f k r' k W ' OJO 1 k0 kcntana g P m i l * f/s pd- pindakaas «*?!? S f f ' i S " bum bu 'J -3U,, u? K9 31Ula u Pt- sabun tjutji 1 pdn t o p i OAO I P oto n g sabun n» n d i D iadi dalam minggu itu keluarga tadi telah ^kelian-pembelian deuntuk m akanan. K etika kami bertanja apa enambah :,,Pantjen uripe niikian sering terd jad i, ia m endjaw ab ja, an hidup royal)- w o n g d jo iv o r o y a l b a n g et. (M em ang orang makan nasi tiga ka 1 p a d a u m u m n ja k e l u a r g a - k e l u a r g a d ip ed a giang dan s e h a ri, d ik o ta d a n d ip e rk e b u n a n -p e rk e b u n a n m a la m ; p a g i-p a g i m e re k a m a k a n ro ti. lih at d ari budget-budge- S u s u n a n m a k a n a n n ja s e h a ri-h a ri dapat, m en q an d u n g v ariasi. Data d i. P a d a u m u m n ja s u s u n a n n ja tid a k b an ) te rd a p a t bahan-bahan d a f t a r b e la n d ja s e o ra n g p e ta n i di L a a I > m in ja k k elap a, santan- m a k a n a n ja n g b e rik u t : b e r a s, ik an k e n g, f b bu d an gula- B u k u, ^ b a w a n g p u tih, b a w a n g m e ra h, tra s i, um barang-barang jang e land ja se o ra n g buruh di O n v e rd a ch. ^ s i, s a j u r a n, toti. t e t o t t w > b e ra s. g u la. ik an. s a r d in e, m injak kelapa. ^ ^ t)a d a g in g, h a v e r m o u t, b a w a n g, g a ra m, ken d - p a ra m aribo mem d a n u b i. B u k u b e la n d ja s e o ra n g p e g a w a i sela n d ju tn ja : ajam, m k e tju a li b a h a n -b a h a n m a k a n a n te rs e ut ^ te g a, b e le q u n tu k ro ti d an su su. rporescn tatief untu D a f t a r - d a f t a r terseb u t d i a t a s kami angg b e la n d ja mereka ti a > g o lo n g a n o ra n g -o ra n g In d on esia. B u u" a ^ a p etani jang le i n jak b e rb e d a isinja. S u d ah b aran g ten t sebaliknja tent hidupnja dar,pada orang dari pegawai-pegawai negeri jang le sebut diatas Akan tetapi setjara r ik a n g a m b a ra n jan g s e b e n a r n j a ten a lo n g an o ra n g -o ra n g Indonesia. d a f t a r - d a f t a r terse makanan ketiga go Oranq-orang dipe a am Sangat menarik perhatian ialah bahwa orang ^ gantin,a k a d ^ d ip e rk e b u n a n sed ik it sek ali m a k a n a 9 D ite m p a t-te m p a t itu e b ah w a kadang mereka makan daging aja - jjarang sekali ter I j. orang memelihara ajam. Oleh karena.tu djarang ^ K.» kami dipedalaman didjaim, makan T ldak" bertanja apakah mereka t i a p hari ma.fu Jjpelihara teru am mi d ja r a n g m e m o to n g a ja m. jam aj te lu rn ja jan g ak an didjual. hahw a orang, djuga e anj Ja n a m enarik p erh atian dju ga ialah y 1(19

113 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK dipedalaman, sedikit sekali makan sajur-sajuran. Daging ajam diberi banjak-banjak, akan tetapi sajuran kurang. Sebaliknja s e la lu a masakan kentang atau macaroni. Djuga susu sedikit sekali d im in u, ^-ajn tetapi sebaliknja keluarga dipedalaman banjak makan bermatjam'i113^ buah-buahan. Makanan orang kota dan buruh perkebunan lebih banjak variasi11' ^ sesuai dengan penghidupan jang lebih gecom pliceerd d i t e m p a t - t e H 1 P a itu. Orang makan daging dan ikan berganti-ganti, sajurannja b e r n ia t ja n matjam, dan mereka lebih banjak memakai susu, telur serta fflen te^a Sebaliknja mereka kurang makan buah-buahan... Beberapa banjak makanan orang Indonesia sehari? Dalam hal ^ banjak terdapat variasi. Keluarga jang satu makan lebih banjak darip3^ jang lain. Biasanja keluarga jang besar, makannja nasi kurang d a r i p a keluarga jang sedikit anaknja. Djarang sekali terdjadi bahwa ada orang Indonesia kelaparan. Tiap harinja orang Indonesia tidak kurang m aka nja dari 500 gram beras. Djumlah ini dibagi antara dua kali m a k a n, s e dang selandjutnja mereka makan ubi atau roti. Ada djuga orang'orai1^ Indonesia jang sehari makan 1000 gram beras, lebih-lebih k e l u a r g a ' k e - luarga ketjil dipedalaman. Rata-rata diperkebunan-perkebunan djuni a rata-rata 500 gram atau kurang sedikit, akan tetapi selalu d ita m b a h d e ngan roti atau ubi. Ketjuali nasi makanannja terdiri dari ikan k e r i n g atau basah, sajuran-sajuran termasuk lombok, bawang, minjak k e l a p a, ketjap dan bumbu-bumbu. Makanan seorang dewasa dipedalaman setiap hari sedikitnja terdiri atas : M atjam nja makanan dan banjaknja H arga K asiat m akan an n ja Beras 750 gram Ikan 250 gram Minjak kelapa 70 gram Sajuran 200 gram Macaroni 50 gram 15 sen sen 2250 cal ISO 3330 cal Didalam perhitungan ini tidak termasuk djumlah-djumlah u n tu k teh. gula, buah-buahan, bumbu-bumbu, minuman dan kue-kue. S e la n d j u tn ja tentang beratnja, ketjuali untuk beras, semuanja dikira-kira. B a r a n g - b a rang tadi disebut dalam buku-buku belandja tidak dengan beratnja m e lainkan dengan harganja. Dari harga-harga itu kami hitung b eratnja. Oleh sebab itu, djuga karena pemeriksaan sendiri, timbangan-timbangan tadi tidaklah djauh dari jang sesungguhnja. Makanan orang dewasa dikota dan buruh perkebunan sedikitnja terdiri atas: no

114 KEHIDUPAN SOSIAL D jcn is b a ra n g d a n b anja kn ja B e ra s g ram R o ti gram M e n te g a 2 gram K edju 1 0 g ram M in jak k e la p a 7 0 gram S a ju r2an gram Ik an grain H a cga 1 0 sen jo 5 5 sen K asiaf makanannja 1500 cal cal S e p makanan orang pedalaman, angka-angka ini dim akan ikn ' kalor adalah djumlah rata. Kadang-kadang jan g njak d ju oa t n 'rl 3 an 9 "kadan9 Paging, ada kalanja kedua-duanja. Ba- ^nhan-bgi Gr a^ia t te dan sering terdapat dalam buku-buku belandja 9 a ndum 3n m3 anan seperti sardines, havermout, corned beef dan Untuk Q p1 ^>a^ ^ ra^> ^e n ^a n 3 makanan ini kami muat djuga pengeluaran U ntuk in i*0 ^ ^ en Jan 9 sangat menambah kegembiraan hidup itu. hasilann'1 rp n ^ ndonesia djuga mengeluarkan sebagian besar dari pengdjaranq er^am a ^am a rokok. O ran g Indonesia jan g tidak merokok r k k, da r pa i; sampai w anita-wanitanja gem ar sekali m e- tiap ru ^ j! Pernah menolak kalau disuguh sigaret. D iatas medja tak itu^h,*peda^aman selalu ada kotak rokok jang tiada bertutup. Kodemikia t*'*8-1" tem bakau Bertas sigaret dan tjengkeh. Merokok setjara enak ^ et^ua^ lebih hemat menurut orang-orang Indonesia adalah lebih keh j^asanja djika rokok itu dibuatnja sendiri dengan memakai tjengdaripad^u^3 d^^a d*a bertandang ia lebih suka minum rokoknja sen d iri (R ale3 M Si,?aret dju ga selalu tersedia, akan tetapi rokok,,rali serfiat^ dan F o u r A ces dan jang lebih mahal lagi, Camel, hanja di- G UntUk tam u" tam u- (-jja ^ n o ^m ^ d e l lainnja jan g banjak dipakai ialah teh. Tiap buku belane a u m em uatnja. A kan tetapi kopi djarang sekali terdapat dalamnja. keras tidak term asuk keperluan rumah tan gga. K etju ali pada. 1 e aran orang-orang Indonesia sedikit sekali atau sama sekali tidak ra Urn inum an keras, dengan perketjualian beberapa orang dari genemuda terpeladjar. O leh karena itu dalam golongan ini tidak ada j^ ma uk- K etjuali mahal, agama merupakan djuga halangan kuat tentang k^t -an m inuman keras. M inuman-minuman manis sebaliknja banjak se a i dimxnum. D im ana sad ja kami datang, selalu ada banjak.,gandjeril cj. a ln9 er A le ), C oca-c ola dan Ceri Bouce (Cherry Bouquet) diatas me- Ii^a ' *a sa n ja jan g empunja rumah berkata, bahwa ia sendiri hanja seka- Se a s a d ja minum minuman-minuman itu, dan hanja karena ada tamu mem eli demikian b an jakn ja. A kan tetap i djika diingat bahw a toko-toko 111

115 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK dipusat-pusat tempat kediaman orang-orang Indonesia seperti T redjo, Koewarasan, Laarwijk, Wonoredjo dan lain-lain selalu menie kan minuman-minuman tadi dan pada waktu-waktu tertentu didatang ^ajj maka harus ditarik kesimpulan bahwa orang-orang Indonesia suka se akan Coca-Cola, Ginger Ale, Chery Bouquet, dsb., Orang-orang Indonesia, lebih-lebih jang dipedalaman, b a n ja k O1 3 a. buah-buahan. Disini, dipekarangan-pekarangan selalu terdapat pohon P1 sang, djeruk, kelapa, mangga, pepaja, nangka, nanas, dsb. Oleh karena itu pula belandja keluarga pedalaman tidak pernah terdapat perobe ia buah-buahan. 2. PAKAIANNJA. Djuga pakaiannja diperhatikan benar-benar. a suka kepada pakaian-pakaian bagus-bagus, dan lebih-lebih wanitanja ke i hatan tjantik-tjantik oleh pakaiannja jang indah. Tepat sekali orangorang Creool berkata bahwa pemandangan jang indah dari w anita wanita Indonesia sudah merupakan bagian jang tak dapat terpisahk lagi dari pemandangan kota Paramaribo. Orang kota pakaiannja berlainan dengan orang pedalaman. Petani Indonesia djauh lebih kurang x100' dern pakaiannja daripada pegawai atau pedagang. Ia suka b e r p a k a i a n seluar hitam, dibawah sampai betisnja, dan diatas diikat dengan tali atau ikat pinggang jang lebar. Dadanja ditutup dengan kaos kelek (badju kaos tidak berlengan) dan diatasnja dipakainja badju em pi dari kain. /Arefnja (destar) jang tradisionil itu sudah banjak terdesak oleh pitjimalahan oleh topi jang modern. Pakaian Djawa untuk o r a n g - o r a n g laki-laki tidak sehari-hari dapat dilihat. Beberapa orang jang b e r u n t u n g masih mempunjainja, menjimpannja baik-baik didalam almari, dan hanja sekali-kali sadja dipakainja. Jang sangat disukai orang-orang la k i - la k i ialah pakaian menurut model battle-dress Amerika jang d ib u at dari kain khaki. Dipedalaman sedikit sekali orang memakai sepatu Mengenai pakaiannja orang-orang perempuan lebih terikat k e p a d a tradisi daripada orang-orang lakmaki. Sarung dan kebaja masih merupakan, pakaian umum dipedalaman Dj,ka seorang wanita Indonesia pergi kekota selalu memaka, selendang jang dikenakannja diatas pundaknja. Orang-orang perempuan djuga tidak memakai sepatu Pakaian orang-orang kota tidak dapat lagi dibedakan daripada orangorang Creool dalam kota. Banjak orang-orang lak-iaki masih memakai pitji, akan tetapi banjak djuga jang memakai topi. Disini mereka ada memakai sepatu. Orang-orang perempuan didalam kota, jaitu dari orangorang Indonesia jang terpeladjar, hampir tiap hari memakai jap u n g (ja~ pon) dan mereka itu hampir tak dapat dibedakan dari wanita-w anita Creool. Hanja pada peristiwa-peristiwa penting mereka memakai kain dan kebaja. Wanita-wanita Indonesia jang tidak terpeladjar didalam kota memakai pakaian wanita Indonesia. Berlainan dengan w anita-wanita dipedalaman mereka disini ada memakai sepatu. 112

116 k e h i d u p a n s o s i a l S w t u hal jang m enarik perhatian ialah bahwa wanita Indonesia banjak» puniai J ej asan emas. Sam pai gadis-gadis ketjil s u d ^ memakamja. Jan g m iskin sekalipun sedikitnja mempunjai sebuah a au nenuh em as, atau tusuk konde dari emas. Lebih-lebih jang se l didalam ' S a n perhiasan. D ja rin ja kadang-kadang hampir tenggelam d.dalam tjm tjin -tjin tjin jang b esar-besar jang mereka pakai. Indonesia M a rila h k ita selidiki b erap a b agian dari penghasi an g ^ dipergunakan untuk pakaian. H al ini sesungguhnja su ar' * sukar hal dak tiap hari orang membeli pakaian. D ari buku-buku b e to d a ^ T-1 ^ itetap k an. U n tu k hal itu diperlukan ichtisar Pei^9e ndak mungd ikitnja selam a tig a bulan. D alam prakteknja hal mi em j m e r e k a km. D a la m b eb erap a interpiu diberitahukan kepa a m e m b e l i tiga atau em pat kali membeli pakaian baru. Kadang-ka<da g sepatu, lain kali k em ed ja baru atau dasi, atau tjita un u ^ sukar B agian dari penghasilannja jang dipergunakan un ^ I n d o n e s i a ditetapkan. U ntu k toh m engetahui sampai dimana S ' a ka dari m em perhatikan pakaiannja akan kami benkan beber p beberapa b elan d ja bulanan. anqqota Su atu keluarga buruh di W ederzorg, terdiri an l ian membejan g disam ping itu d ju g a b e rtjo tjo k tanam, dida am SU L bulan itu lan d jakan S f untuk makanan dan mmuman. Dalam bu d ju ga ia m em bajar S f 33,50 untuk pakaian baru. bekerdja Suatu keluarga lainnja, jang kepalanja ketjua i p ketjil didisseb ag ai buru h perkebunan dan selandjutnja mempunj untuk trik Com m ew ijne, m engeluarkan dalam suatu u, m akanan dan m inuman dan S f untuk pakaian baru? ^ S e o ra n g petani di L aarw ijk, jan g kelua g ) a n g g o ta, dalam suatu bulan telah mengeluarkan b j untuk belandja ketoko dan S f 27,05 untuk tukang djahit.,, atu ming- Suatu keluarga petani lainnja terdiri dan ua u n t u k p a k a i a n. gu m en gelu arkan S f 15,64 untuk makanan an J M aret telah D i C levia keluarga seorang pedagang ac?jn174 ia u n t u k pakaian m en gelu arkan S f 1 0 3,47 untuk makanan, dan b j - (term asu k perhiasan ). -il Ada u m p a m a n j a B e b e ra p a kelu arga membeli pakaian d en f n * ^ ta jang untuk suatu kelu arg a pegaw ai jan g terdiri dari 1=,rrr=> buruh di O nverhal ini tiap bulan m em bajar S/ gg^ ari qadjinja u n t u k m e m b a j a r d acht tiap-tiap bulan m emisahkans/ 32, 9 a n s u ra n h a r g a p ak aian jan g sudah dibe i. nprtam a-tam a tam pak 3. P E R U M A H A N N JA. M en g en ai perum ahaa ^ perbep e rb e d a a n a n ta r a p ed alam an dan k o ta -, perkebunan. R um ahd a a n a n ta r a ru m ah -ru m ah petani ketjil dan P -petani jang ru m a h p e ta n i b ia sa n ja dibuat dari b atan g pm a. H an ja petani p In d o n e sia p ad a pantai lau tan A tlantik

117 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLA N TIK sedikit mampu mempunjai rumah kaju. Di Nickerie umpamanja rumahrumah kebanjakan dari kaju. Djuga didesa W onoredjo dekat M oengo ada banjak rumah-rumah kaju. Akan tetapi didistrik-distrik lainnja. seperti di Saramaca dan Commewijne, rumah-rumah kebanjakan dari batanq pina, sedang disana-sini ada djuga rumah-rumah kaju. P etani-p e tani tinqqal disebuah rumah jang didirikan diatas pekarangannja. Batangbatanq pina jang diperlukan dapat diambilnja dari hutan-hutan dengan tiada membajar padjak. Kulitnja didjadikan dinding, daunnja untuk atap. Untuk rumah-rumah kaju, bahan-bahannja harus dibeli. Bahan-bahan itu ialah papan, dan djika atapnja dari seng, djuga seng. Banjak rumah kaju masing-masing beratapkan daun pina. Atap seng adalah tanda bahwa jang empunja rumah orang jang berada. Harga bahan-bahan untuk rumah-rumah kaju tergantung daripada besarnja. Di Blauwgrond umpamanja bahan-bahan untuk rumah dua orang petani masing-masing berharqa 300 dan 500 gulden. Bahan-bahan untuk rumah seorang petani di Laarwijk berharga 100 gulden. Di Nickerie sebaliknja ada rumahrumah seharga 2000 sampai 3000 gulden. Djika kita tindjau berbagai-bagai rumah dipedalaman, maka ternjatalah bahwa tidak ada kesamaan didalam bentuknja, sehingga sukar dikatakan bahwa ada bentuk jang umum. Memang ada kumpulan-kumpulan rumah jang berbentuk sama. Beberapa diantaranja akan kami lukiskan. Rumah-rumah dipedalaman, jang diperbuat dari kaju, biasanja b erbentuk seperti berikut (Gam bar I). T iang-tiang jang tingginja kira-kira 1 m memisahkan lantainja dari tanah. Dengan melalui sebuah djandjang kita sampai kesebuah beranda muka jang terbuka, jang dimukanja dibatasi oleh suatu balustrade. Sisinja terdiri atas dinding-dinding kaju atau balustrade. Ditengah-tengah dinding belakang ada pintu masuk keruang tengah. Didalam dinding sebelah kiri ruang tengah ada djendelanja, disebelah kanan ada dua buah pintu masuk kamar-kamar tidur. M asingmasing kamar tidur mempunjai djendela untuk memasukkan tjah aja dan udara kedalam kamar. Dibelakang ruang tengah ada ruangan dimana diantaranja terdapat dapur. Djalan keruang belakang ini melalui pintu dan djandjang. Didalam dapur ada pintu untuk keluar. Lantai ruang tengah dan beranda muka demikian djuga dari kamar-kamar tidur dibuat dari papan. Kakusnja terdapat diluar rumah, biasanja djauh dibelakang rumah agak kesamping. Dimuka rumah-rumah lurah biasanja ada pendopo, suatu ruangan jang hanja disebelah kiri dan kanan berdinding. Atapnja diperbuat dari daun pina. Pendopo-pendopo ini biasanja didirikan dimuka dan bergandengan dengan rumah, kadang-kadang djuga agak kesamping. Rumah-rumah dari batang pina berdiri ditanah. Dari luar kita tidak masuk dahulu keberanda muka tetapi langsung kedalam ruang tengah, jang biasanja dipergunakan djuga untuk ruang makan, sebagaimana 114

118 KEHIDUPAN SOSIAL djuga halnja dengan rumah-rumah dari kaju. Didalam dinding jang sebelah djuga ada djendelanja, dan disebelahnja lagi ada pintu kedapur. Dapur ini kadang-kadang berdiri lepas dari rumah disebelahnja. G atnbar /. Rumah kaju dipedalaman IV IV II b i 1 ' " 1 1 b o a - III a I = pendopo dimuka rumah lurah II = beranda muka III = ruang tengah IV = kamar2 tidur V = dapur V I = sumur a = djendela b = pintu c = tangga b b V - c V I Didalam dinding belakang ada dua atau tiga buah pintu masuk kekamar-kamar tidur. Kamar-kamar tidur ini ditutup dengan kain-kain pintu, dan tidak mempunjai djendela. Kebanjakan rumah-rumah jang diperbuat dari batang pina ini tidak mempunjai dinding batas ruang tengah dan ruang tidur. Dalam hal ini didalam ruang tengah terdapat balai-balai, tempat tidur kira-kira lima orang. Siang hari balai-balai ini dipakai du~ duk tamu-tamu djika kursinja tidak mentjukupi. Didalam ruang tengah ada medja dan kursi. Walaupun perlengkapan rumahnja sederhana, orang Indonesia ternjata pandai benar mengar turnja dan selalu mendjaga kebersihan. Baik didalam maupun diluar rumah lantainja tiap hari disapu bersih. Dinding-dindingnja dihiasi dengan gambar-gambar bintang film dan lain-lain. Dinding jang penuh gambar-gambar itu buat kami agak terlampau,,ramai, akan tetapi pada dasarnja sesungguhnja menundjukkan keinginan orang Indonesia untuk membuat rumahnja sebaik-baiknja dengan apa jang ada. Hal ini dibukti an djuga dengan adanja bunga kertas dalam gelas jang ditempatkan diatas medja ketjil didalam rumah. Hampir semua orang Indonesia tidur engan kelambu, lebih-lebih ditempat-tempat jang banjak njamuknja. iasanja mereka tidak mampu membeli kasur. Hanja jang paling kaja iantara merekwa tidur diatas kasur. Bantal ada terdapat dimana-mana. 115

119 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Rumah-rumah didalam perkebunan-perkebunan, jang semuanja diperbuat dari kaju ada dibuat menurut bentuk jang sama. Rumah-rumah itu bergandengan, sehingga dinding sisinja merupakan batas rumah djuga. Tiap rumah tjukup untuk keluarga jang sebanjak-banjaknja terdiri atas 5 orang anggota. Gam bar II. Rumah seorang petani diperkebunan Morgenstond a b a \ a = djendela d 1 d b = pintu HI c = medja d = bangku I = kandang ajam 1 II c! a II = dapur III = ruang tengah I IV = kamar tidur V = sumur i u h b IV IV IV IV V G a m b a r III. Rumah buruh perkebunan II b II b I b III a = djendela b = pintu c == kandang ajam, dan tempat duduk I = ruang tengah II = kamar tidur III = dapur jang terbuka sebelah, Djarak antara dinding2 sisi kira2 3 m, antara dinding muka dan be~ lakang kira2 5^/n m. Sebuah rumah diperkebunan dalam distrik Commewijne bentuknja adalah seperti diatas (Gambar III). Melalui pintu muka kita masuk 116

120 KEHIDUPAN SOSIAL ruang tengah. Dinding sebelah kiri atau kanan adalah dinding batas dengan rumah sebelahnja. Didalam dinding kanan atau kiri terdapat pintu-pintu kekamar tidur. Melalui sebuah pintu didinding belakang kita masuk dapur. Pada dinding muka, sebelah pintu, ada ruangan tertutup. Disini pada malam hari ajam-ajam dikandangkan, dan pada siang hari tempat itu jang tingginja kira-kira 1 m, dapat dipergunakan sebagai tempat duduk. Diatas bangku ini ada djendela. Didalam rumah biasanja terdapat medja kursi. Jang menarik perhatian ialah kurangnja djalan masuk untuk sinar matahari dan udara jang djernih, sehingga ventilatie sangat tidak mentjukupi. Kakusnja ada diluar rumah, ditempat-tempat jang tertentu. Pada waktu ini beberapa perkebunan telah mulai mendirikan rumah-rumah tersendiri untuk buruhnja, dan beberapa rumah kami lihat telah didiami. Tidak kami ketahui apakah rumah-rumah ini disediakan bagi orang-orang Indonesia. Jang sudah dipakai tidak diberikan kepada orang-orang Indonesia. Djuga rumah-rumah dipersil-persil perusahaan-perusahaan bauxiet mempunjai bentuk jang sama. Rumah ini lebih sehat daripada rumah-rumah diperkebunan-perkebunan. Djuga disini rumah-rumah itu didirikan bergandengan seperti diperkebunan-perkebunan (Gambar IV ). G am bar IV. Rumah kaum buruh di Mungo III II a = djendela b = pintu c tangga I = beranda muka II = ruang tengah dan tempat duduk III r kamar tidur V = kakus III IV! VJ Rumah-rumah itu berdiri diatas tonggak rendah atau batu sehingga tidak kena air hudjan dari tanah. H anja melalui sebuah djandjang kita 117

121 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK dapat masuk rumah. Beranda muka mempunjai balustrade. ding sisi merupakan suatu batas dengan rumah-rumah dikiri kan3rl j uj Didalam dinding belakang ada sebuah pintu dan sebuah djendela. ar pintu itu kita masuk keruang tengah, jang dipakai djuga untuk.^elamakan. Dibelakang ruang tengah ini terdapat ruang tidur, dan di kangnja lagi dapurnja, jang mempunjai pintu keluar. Djuga disi111 kusnja terdapat diluar rumah, dan djuga ditempat-tempat jang terte^ an Berlainan dengan rumah-rumah diperkebunan-perkebunan jang diber1^ ^ dengan tjuma-tjuma, untuk rumah-rumah ini dipungut sewa ± s _ sebulan. Tetapi diperkebunan persediaan air dan penerangan kurang kali. Haruslah ditjatat, bahwa beberapa pemimpin perkebunan, ^i311 j^i nja dari Marienburg, telah berusaha sekeras-kerasnja untuk memper keadaan jang buruk itu. Akan tetapi rumah-rumah ini, jang dipcr dari kaju dan beratapkan seng, tidak tjukup untuk k e l u a r g a - k e l n jang besar. Tjara seseorang bertempat tinggal adalah ukuran untuk m en eta^ a ri tingkatannja didalam masjarakat. Tingkatan sosial jang r e n d a h orang-orang Indonesia djelas sekali dibuktikan oleh keadaan perurnahan nja. Rumah-rumah besar dan indah laksana istana ditepi Grote Com weg, Sommeldijkse Straat, Kleine Combe dan Waterkant merupakan batas bagian kota dim ana terdiri gubug o ra n g -o ra n g In d o n e sia jang sangat berlainan dengan kelilingnja. Rumah-rumah jang h e b c it-h e b a t kepunjaan orang-orang Creool, Belanda dan India ditepi Prins H e n d r i k - straat, sangat berlawanan dengan rumah-rumah ditepi djalan jang s e d j a - djar jaitu Julianastraat, jang didiami oleh orang-orang Indonesia d ian taranja orang-orang terkemuka. Sampai anggota Dewan P e r w a k i l a n bangsa Indonesia tinggal dalam sebuah rumah jang sangat s e d e r h a n a ditepi Steenbakkersgracht. Rumah-rumah didalam kota semuanja diperbuat dari kaju. U m u m n j a rumah-rumah itu karena ukurannja jang ketjil itu kurang tjukup untuk keluarga-keluarga jang banjak anaknja. Suatu keluarga pegawai pem e rintah jang terdiri dari suami isteri dan 7 orang anak tinggal didalam sebuah rumah bertingkat dua diatas sebuah toko. Rumah itu terdiri atas 4 ruangan, dapur dan ruangan bubungan jang dipergunakan untuk ruangan tidur (Gambar V). Dinding muka diperbuat dari papan, dinding-dinding sisi dari batang pina. Dinding kamar tidur djuga dari papan. Atap dapur diperbuat dari daun pina. Atap bagian muka dari ruang tengah diperbuat dari alu m i nium. Bagian atas dari atap adalah dari seng, akan tetapi atap kam ar tidur djuga dari aluminium. Ditengah-tengah kamar ada medja dengan 3 buah kursi dan sebuah bangku. Diatas medja ada alas medja bergambar bunga-bunga. D iatas bangku ada tikarnja dari pandan. Pintu-pintu kamar-kamar tidur diberi IIS

122 KEHIDUPAN SOSIAL kain pintu. Tem pat-tem pat tidur berkelambu dan ada bantalnja. Diatas med ja ada lampu prim us jang terang tjahajanja. Dindingnja dihiasi pigu ra-pigura, gam bar-gam bar dari surat-surat berkala, wajang kulit, )ax^ mem beri sem angat Indonesia dalam perhiasan itu. Dikeliling rumah a a kebun jan g ditanam i keladi, ubi kaju, pisang, dan sajur-sajuran. D ja ra k antara dinding-dinding sisi ada kira-kira 6 m, dan antara m ding m uka dan belakang ada 5 m. G am b ar V. R um ah keluarga amtenar dari 9 orang I II III IV V V I k ain ar tidur tem p at duduk d apur gudang loteng untuk tem pat tidur k am ar tidur untuk oran g -tu a I a = djendela b = pintu c = tangga, dimana orang-orang dari lu ar d ap at masuk k e ru m a h d = tan gga menudju loteng ke 2 c = kam ar mandi f = sumur. seorang mandor bangsa Indonesia dipaberik gula,.w aterloo i istrik Nickerie. D jarak antara dinding-dinding sisi ada 5 m, antara in ing muka dan belakang diuqa 5 m. Dapurnja berukuran 2 X 1 m dem ikian djuga gudangnja. W alaupun seandainja kita hanja mengingat akan besarnja keluarganja, maka rumah itu sudah terlampau ketjil. Lebih-lebih djika kita ingat a an kedudukannja sebagai pegawai (jang tertinggi diantara pegawai2,a^ 9sa Indonesia diseluruh Suriname) didalam masjarakat dan keduu annja sebagai anggota terkemuka dari masjarakat Indonesia, maka perum ahan jan g sempit itu lebih m enjolok mata lagi. 119

123 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK Akan tetapi keadaannja masih baik djika dibandingkan dengan perumahan kebanjakan orang Indonesia didalam kota. M ereka itu tinggal berpusat disekeliling Maagdenstraat, Steenbakkersgracht, Combe, Dominestraat dan kampung-kampung lainnja, didalam rumah-rumah ketjil jang didirikan dipekarangan rumah-rumah jang lebih besar. Jang empunja rumah jang mempunjai pekarangan itu, biasanja orang Tionghoa atau India, kadang-kadang djuga orang Creool, adalah jang menjewakan rumahrumah ketjil tadi. Kebanjakan rumah-rumah tadi tidak tjukup 3 orang sadja. Pondok-pondok ditepi Dominestraat dan Saramaccastraat, seperti lainnja dari matjam rumah-rumah ini, hanja terdiri dari sebuah beranda muka jang ketjil, dimana isteri jang empunja rumah dapat masak, sebuah ruang tengah dan sebuah kamar tidur, keduanja ketjil-ketjil (Gam bar V I). Dimusim hudjan keadaannja menjedihkan sekali. Pekarangan-pekarangan itu digenangi air dan tanahnja berubah mendjadi lumpur tempat njamuk malaria bersarang. Tempat mandi dan kakus umum disini djuga diluar rumah. G am bar V I. Pondok ketjil dipekarangan-pekarangan rumah I a m b b 11 IV I = beranda muka II = dapur III = ruang tengah IV = kamar tidur a = djendela b = pintu a Seperti dipedalaman orang-orang Indonesia disini djuga suka akan kebersihan. Rumahnja dapat dibuat sebaik-baiknja dengan alat-alat jang sederhana. Jang pandai bertukang membuat sendiri perkakas rumahnja. Kain-kain medja dan gambar-gambar memberikan pemandangan jang baik kepada kamarnja. Perkarangan-perkarangan dimuka sudah barang tentu untuk umum, kurang terpelihara daripada dipedalaman. Disitu sudah barang tentu tidak ada pohon buah-buahan atau bunga. Beberapa orang Indonesia, karena berhemat, dapat membuat rumah sendiri jang lumajan djuga. Di Nickerie dan Moengo umpamanja rumah-rumah orang-orang Indonesia lebih bagus daripada didistrik-distrik lainnja. Berlainan dengan dipedalaman, rumah-rumah didalam kota hampir semuanja rumah sewa. 120

124 KEHIDUPAN SOSIAL ' J ^ ' Seperti semua orang didaerah-daerah panas tani Indonesia di Surinam e mempunjai pengertian lain tentang waktu daripada tani modern di Eropah. Sebagian besar dari seluruh tahun ia..menganggur. W aktu untuk mengerdjakan tanahnja tiap tahunnja seanja - anjaknja 5 bulan. Dalam bulan M aret dimulailah persiapan-persiapan untuk menanam padi jang berlangsung kira-kira 2&> bulan lamanja. Selama musim hudjan jang berikutnja tanamannja tinggal diladang sampai bulan Oktober jaitu waktu untuk menunai- Selama itu tidak banjak jang perlu dikerdjakan. Selama itu ia mempunjai kesempatan untuk memersihkan pekarangannja, memelihara ternaknja atau mendjual buahua an atau ajam kepasar. Jang terachir ini malahan sering tidak perlu ia 'er j akan karena pembeli-pembelinja datang sendiri kepadanja. jdakah ia selama,.musim menganggur ini tidak dapat mentjari peer jaan dengan memburuh pada orang lain? Kemungkinan untuk orang n onesia dilapangan itu sangat ketjil. Pada umumnja orang tidak gernar akan djasa-djasa buruh orang-orang Indonesia, ketjuali diperkeunan-perkebunan dan perusahaan-perusahaan bauxiet. Kata orang, a ulu adalah lebih mudah untuk mendapatkan pekerdjaan. Ketika itu jumlah perkebunan lebih banjak daripada sekarang : banjak pernangsi- Pe an 9 si (perkebunan-perkebunan) sekarang sudah ditutup. leh sebab itu orang tani tidak usah menghiraukan waktunja, dan arena itu pula kami selalu dapat mendjumpai mereka setiap waktu dirumah mereka. Seorang petani jang pada pagi hari enak-enak tidur didaam tempat tidur gantungannja, di Eropah umpamanja tentu merupakan suatu pem andangan jang asing, akan tetapi untuk petani Indonesia di uriname hal itu adalah hal jan g biasa sadja, sehingga tidak seorangpun jang akan marah melihatnja. Buruh pada perusahaan bauxiet djuga bekerdja selama 8 djam penuh sehari, k ad an g-k ad an g lebih, baik siang maupun malam. Orang kota jang ekerdja untuk upah bekerdja seperdua dari waktunja tiap-tiap hari. Kalau ia seorang pedagang sebagian besar dari waktunja pada siang dan malam hari ia sibuk dengan pekerdjaannja. Pada umumnja orang Indonesia memunjai banjak waktu terluang karena deradjat pengetahuannja jang rendah. Bagaimanakah ia mempergunakannja? Ia tidak bisa mendapatkan hiburan dengan umpamanja membatja mendengarkan concert, atau mendengarkan pidato jang penting. Didesa suami-isteri pada malam hari bertjakap-tjakap dibawah lampu sedang anak-anaknja tidur, sampai bagi mereka sendiri datang waktunja untuk tidur djuga. Hal ini biasanja tidak lebih lama dari djam 10. Orang lakilaki sering djuga bertamu pada teman-temannja dikampung, sedang isterinja tinggal dirumah. Rumah anggota pengurus perkumpulan sering mendjadi tempat pertemuan anggotanja. Karena kegelisahan akibat per- 121

125 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tentangan antara golongan-golongan, banjak waktu dipergunakan untuk pertemuan demikian, dan sering orang berdebat hingga djauh mala - Penggunaan waktu untuk menambah penghasilan bagi keluarga. nja tidak banjak terdjadi; didalam kota hal ini lebih banjak t e r d ja d i dar pada dipedalaman. Sebaliknja banjak orang berusaha mendapatkan mempertinggi pengetahuan, dan anehnja djustru pada mereka ja n g Pa ling sedikit pengetahuannja. Pada pembitjaraan mengenai p e n g a d j a r 11 hal ini akan kita tindjau lebih landjut. Beberapa orang dalam waktunj jang terluang membuat wajang dari kulit sapi. Sebagian besar daripada waktunja jang terluang dipergunakan u n tu mentjari hiburan; untuk keperluan ini orang Indonesia djuga meng Ju' nakan bagian besar daripada penghasilannja. Biasanja orang malu ngatakan bahwa mereka telah mengeluarkan uang untuk s e s u a tu h i buran. Bagaimana saja dapat; dari mana uangnja? Akan tetapi penjelidikan kami telah menundjukkan bahwa orangorang Indonesia banjak mempergunakan waktu dan uang untuk hiburan- Bagaimanakah bentuk-bentuk hiburan orang-orang Indonesia? Dahulu jang merupakan hampir satu-satunja bentuk hiburan diperkebunanperkebunan ialah berdjudi. Lebih-lebih perkebunan gula Marienburg dalam hal ini mengingatkan kuli-kuli kontrak kepada hal-hal jang tidak menjenangkan. Tidak perlu dikatakan lagi bahwa didalam p e r d ju d i a *1 itu banjak sekali uang hilang. Oleh kegiatan propaganda p e n g u r u s P.B.I.S. hal ini sekarang sudah sangat berkurang. Sekali-kali pada w a k t u perajaan memang masih ada orang main kartu, akan tetapi hal ini d i a n g - gapnja sebagai sport. Umumnja hal itu tidaklah membahajakan. Bentuk hiburan jang lain ialah dari dahulu tajub. Tajub adalah pesta tari-tarian, dimana seorang ledek (penari perempuan) menari dan bernjanji diiringi oleh gamelan. Ganti berganti orang-orang laki-laki menari dengan dia, dan tiap orang harus minum bols waktu menari. D ari mana-mana datang orang jang diundang, maupun jang tidak diundang, untuk turut berpesta dan memberikan,,sumbangan. Tamu-tamu terke~ muka diundang dengan tondjokan. Pemberian ini biasanja terdjadi atas sebotol bir, ajam dan sajur-sajuran. Siapa jang menerima tondjokan ini sukar sekali menolak undangan. Djika mereka toh berhalangan d a tang, maka dikirimnjalah sumbangan, dan memang inilah tudjuan p e rta ma dari jang mengundang. Djumlah sumbangan ini bagi orang-orang Indonesia jang terkemuka sedikitnja S f 5.. Untuk lain-lainnja djum - lahnja pada umumnja seringgit, kadang-kadang lebih banjak sedikit atau kurang. Ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran untuk kepergian dan makan tiap kali satu keluarga untuk tiap pesta tentu mengeluarkan uang S f 5.. Biasanja tiap bulannja mereka dua kali pergi kepesta t a ju b. Pertundjukan wajang masih merupakan hiburan jang disukai oran g. Akan tetapi pertundjukan wajang ini djauh lebih djarang diadakan d a n 122

126 KEHIDUPAN SOSIAL ian9 hampir tiap minggu diadakan. Di Tourtonnelaan di Pa- Inararibo umpam anja anggota-anggota K.T.P.I. tiap malam Minggu e^ 9 a d a k a n pesta demikian. ra n g In d o n e s ia g e m a r se k a li k e p a d a kino, pilem lebih-lebih djika ( t ^ U f r "Wild W est ja n g seram dan b a n ja k,,bedil-bed ilan n ja m ir ^ ^ ip e r k e b u n a n Ja g tlu s t d a n V ig ila n tia pem ilik-pej j 1 11 J a m em punjai gedung-gedung bioskop, di Moengo seorang orang ^ n e s ia sedang m endirikan sebuah gedung bioskop didesa W onore- JO. s e m u a n ja d itu d ju k a n k e p a d a pen on to n -p en on to n Indonesia. D iperu ^ a n M a r ie n b u r g d ire k sin ja m e n je d ia k a n sala h satu ru an gan p a b e r i k k n tu k P e rtu n d ju k a n p ilem b a g i b u ru h n ja o ra n g Indon esia. G ed u n g bios- P L u x o r kota selalu dikundjungi banjak penonton orang In d o n esia. O r a n g - o r a n g In d o n e s ia d ip ed a la m a n su k a sek ali p a d a h ari M inggu r g i naik o to k e k o ta. B e rsa m a -sa m a mereka menjewa bis atau taxi untuk e k t a p u la n g p e rg i. ^ r a n g - o r a n g In d o n e sia ja n g m asih m u d a-m uda su k a m ain sepak-bola- 1 S u rin a m e a d a b e b e ra p a p erk u m p u la n sep ak -b o la, ja n g an g gota-an g- S o t a n ja se m a ta -m a ta te rd iri d a ri o ra n g -o ra n g In d on esia. T ia p per e- u n a n d a n tiap p e rk a m p u n g a n o ra n g In d o n esia m em punjai perkuni ^ i, 3 *1 sepa ^ bola dan lapangan sepak-bola. Iurannja kira-kira S j s e u la n. D is a m p in g itu m asih a d a biaja-biaja untuk ala t-a la t sport, seper i SC^ f U' k e m e d ja, k au s k a k i, d sb. q r iib u r a n ja n g s e k a ra n g d ig em ari ialah d a n sa se tja ra B a ra t dan uri^ n a m e. P em u d a-p em u d a In d o n e sia te rp e la d ja r d alam h al ini tid a eting 9 a a n d a r ip a d a k o lle g a -k o lle g a m erek a b a n g sa Creool- 5. S E R B A -S E R B I. Ketjuali untuk makanan dan minuman, paaian, perumahan dan hiburan, sebagian daripada p e n g h a s i l a n dipergun an djuga untuk berm atjam -m atjam keperluan lainnja. erma ) ^ a tja m pengeluaran ini ialah misalnja untuk alat-alat rumah ta erhias, uang sekolah dan alat-alat peladjaran, iuran fonds-fon s tla n, upah pekerdja, pemberian berupa barang kepada orang-orang J a membantu pada sambatan, dsb. Djumlah pengeluaran untuk serd^ ini san gat berbeda-beda. Suatu keluarga petani diper e U/1^n um pam anja telah mengeluarkan uang S f 135. untuk mem e i P D idalam bulan itu djuga ia selandjutnja telah m em beliran seh arg a S f dan sepasang gelang emas seharga S f j buruh didalam kota dalam suatu buian telah membeli kerang seh arg a S f 9.50 dan alat-alat sepeda seharga S f bulan Seorang petani di Laarwijk mengatakan bahwa ia pa a sua u h an ja dapat membeli tempat air minum seharga 30 sen, an seorang n lainnja diperkebunan M on T resor hanja dapat membeli sebuah lontjeng sepeda sadja. Didalam bukus belandja disebut alat-alat berhias: sabun m andi, m injak w angi, bedak, Colgate dan sikat gigi- 123

127 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Iuran anggota-anggota K.T.P.I. berdjumlah 10 sen aebulan, bagi gota P.B.I.S. 37 sen setahun. Iuran untuk fonds-fonds kematian bef ^ djumlah antara 25 sampai 50 sen untuk tiap kematian. Iuran buruh pertambangan berdjumlah 58 sen seminggu. Beberapa orang Indo" nesia mengupah orang-orang Indonesia lainnja untuk bekerdja dipekar3' ngan atau sawah. Upahnja berbeda-beda. Seorang petani diperkebunan Mon Tresor membajar Sf 6, kepada dua orang pekerdja jang selama dua hari membersihkan djalan dipekarangannja. Pada waktu sambatan tuan rumah harus menjadjikan makanan da11' kue-kue untuk para pembantu. Seorang pegawai nikah jang telah fflillta bantuan 30 orang untuk mendirikan dapur telah mengeluarkan uang Sf 7,43 untuk bahan makanan dan minuman jaitu : 63 sen untuk sebung' kus teh, 80 sen untuk 2 bungkus tembakau, 1,50 gulden untuk ikan basah- 20 sen untuk kertas sigaret, 2,50 gulden untuk 25 pun beras, 1 guide11 untuk 20 bidji roti, dan satu kaleng ubi kaju seharga 80 sen. Disampi11^ itu sudah barang tentu masih ada pengeluaran lainnja jang tak tersangk3" sangka, jang toh tak dapat dihindarkan dalam keluarga. Berapa bagiankah masing-masing pengeluaran tadi daripada pengha' silan keluarga? Hal ini tidaklah mudah ditentukan, karena budget tad i dibuat untuk masa jang pendek. Umpamanja pengeluaran untuk p a k a ia n akan merupakan bagian jang besarnja tidak seimbang dengan p e n d a p a t - an, oleh karena pengeluaran tadi barangkali untuk 6 bulan sekali, bersamaan waktunja dengan pengeluaran-pengeluaran lainnja. Untuk m endapatkan gambaran tentang perbandingan itu dibawah ini kami b e rik a n beberapa tjontoh bagaimana penghasilan itu dipergunakan. 1. Budget seorang buruh jang terdidik didalam kota selama satu bulan " Penghasilan sebulan Untuk makanan Untuk minuman dll,, pakaian sewa rumah hiburan serba serbi f 58, f 164, % 2.03% 11.78% 7.62% % 22.87% 2. Budget seorang pegawai pemerintah di Paramaribo untuk masa jang sama : Penghasilan sebulan j 265. Untuk makanan f % minuman dll % pakaian % sewa rumah 18.^ 6.79% hiburan % serba serbi % 124

128 KEHIDUPAN SOSIAL ud g e t seorang buruh perusahaan bauxiet dalam satu bulan : ^nghasijan sebulan f Untuk makan f % minuman dll % " pakaian % sewa rumah % hiburan % serba-serbi % B u d g e t seorang petani diperkebunan M on Tresor : Mengatakan mempunjai penghasilan / dalam satu tahun : ntuk makan j % minuman dll % Pakaian % sewa rumah nihil (rumah sendiri) hiburan io._ 1.35% serba-serbi % c. pembagian kerdja. Didalam keluarga tidak terdapat pen1' bah*311 ^erdja jang tetap dan tertentu. Pada umumnja dapat dikatakan AVa Pentjari nafkah ialah suami, sedang isterinja memimpin rumah Di ^ masak dan mentjutji pakaian semua anggota keluarga. ke'^l ^an9 berbelandja ditoko bahan makanan. Orang laki-laki berur / a disawah, membersihkan halaman dan m e m p e r b a i k i k e r u s a k a n - k e - S a a n dirumah. Hal ini dapat kita saksikan dimana-mana. K a d a n g - k a - a^9 batas-batas ini dilampaui djuga. ipedalaman, di Nickerie dan ditempat-tempat lainnja, waktu musim enanam orang-orang perempuan disamping pekerdjaannja dirumah ia disawah, jaitu apabila ia tidak ada pekerdjaan memeliliar^ na -anaknja. Dalam hal ini ia tinggal dirumah, dan suaminja dibantu ole na -anaknja laki-laki jang sudah besar-besar atau t e n a g a - t e n a g a ian^ ^jar. Djika ia sudah tua, biasanja pekerdjaan disawah dilakukan o e 113 ^aki~^aki ja n 9 sudah besar. Menantunja perempuan jang s e r u m a antu isterinja dirumah dan pergi kepasar untuk berbelandja. rang perempuan jang tidak beranak membantu suaminja diwa tu musim menanam. Suaminja pagi-pagi benar berangkat dari rumah sesua niinum kopi panas. Isterinja jang bersama-sama dengan dia bangun, se ama ia bekerdja disawah, memasak dirumah. Kira-kira djam 7 isterinja menjusul kesawah membawa bungkusan makanan dan minuman untu*. mereka berdua. Kemudian mereka beristirahat dan b e r s a m a - s a m a mere a ma an pagi. Pekerdjaan jang berat seperti memotong, meluku, dsb. dikerdjakan oleh orang laki-laki. Waktu nggedjik widji ia membuat lubangubang ketjil didalam tanah dengan sebatang kaju, sedang isterinja m e - masukkan bidji-bidji padi didalamnja. Bibitnja jang sudah tumbuh dipinahkan bersama-sama kesawah. Waktu menuai suami isteri bekerdja 125

129 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK bersama, sehingga orang perempuan banjak sekali membantu o e k rr djaan suaminja. D juga diperkebunan-perkebunan pada umumnja orano laki mendjadi pentjari nafkah. Di Marienburg hanja orang-0rang Ia k n T l? jang bekerdja disawah dan orang-orang perempuan dirumah Ad Kl satu dua orang perempuan membantu mentjari nafkah M ' k ju9a djualan makanan, seperti buah-buahan, pisano oorpnrr' I- ^ 3 ltu b e r" Dari keluarga-keluarga jang tinggal dekat perkebunan dsb' perempuannja ada djuga jang bekerdja disitu, djika merek r j n9* ran 9 punjai anak. a dak m em- Perempuan-perempuan di Blauwgrond umpamanja me K bersihkan rumputan dan dahan-dahan diperkebunan Cl antu empungan-perkampungan dekat kota orang-orang perem Vla\ Diperlcambantu mentjari nafkah. Orang-orang laki-laki menana"311. 9a memdan buah-buahan didalam kebunnja, dan isterinja me d S,ajUr_saj uran Pagi-pagi benar, biasanja djam 4, suami isteri berancrk Ja dipasar bak keledainj'a penuh dengan hasil kebunnja. Isterin a 9an 9ero~ sedang suaminja mengerdjakan pekerdjaan lain didal^ dipasar djam 10 ia datang kembali kepasar untuk mendjemnuf11-3' K ira~kira djualannja jang tidak habis. Sedang jang laki-laki dengan dan buah-buahan untuk esok harinja, isterinja bekerdia d SajUr_sajuran Pada orang-orang pedagang suami isteri mempunia' h mahdalam pentjaharian nafkah. Djika mereka m em p u JJ f a9ian iang sama ganti berganti melajani pembeli-pembeli. Hal ini f ' suami isteri keluarganja tidak besar atau tidak mempunjai anak Diilr Sa la 9i djika sedang tidak bekerdja ditoko ia memasak. Pendiual ^ p e r e P U a n biasanja tinggal dua pertiga dari waktunja diluar r, dina * pagi suami isteri sudah siap melajani pembpl;, h D jam 6 n. sudah disiapkan pada malam hari sebelumnia? embeli- M a k a J? kepasar dalam bungkusan. Kira-kira djam3 L?n Pa9i~pagi dih^ ngadakan persiapan-persiapaa bagi keesofean pulang un kan barang-barang djnalannja, isterinja bekerdia rt tulan hampir senrna kefaarga j y kami t am,nia men,-, Setja ra l i b e l mentjari nafkah dengan berdjualan, ticlak m J a]l satu d an a golongan pedagang-pedagang ketjil, j aitu n J rppunfai a n a k. A d a K es atau buah-buahan dengan gerobak-gerobak kllifl9 m en d ia d ja k a n laki-laki berkelilmg dengan gerobaknja, sed 9. a ri o r a n 9 dirumah. Petang hari isterinja menqqantikn',, ri- ^, isterin ia' b e k e rd ja barang djualan seperti katjanq, dieruk ni' 13 m em b aw a bakul d e n g a n duk disimpang-simpang djalan jang ram ajsan9 9 re n 9 d an la in~lain, d u - bahwa r a n g X ^, akwafef ann ;a,9 memelihara Vaarus ' ^ elf d' ar oran9 berpendirian, 126

130 KEHIDUPAN SOSIAL D jadi jang lazim ialah bahwa dimana-mana orang perempuan mengurus rumah tangga, sedang orang laki-laki sebagian besar bekerdja diluar rumah. Pada keluarga-keluarga pegawai dan buruh bauxiet pembagian ini boleh dikatakan tegas sekali. Pada keluarga-keluarga jang tidak beranak dipedalaman kalau musim menanam keadaan itu berubah. Pada keluarga-keluarga pedagang orang perempuan djuga turut serta dalam usaha mentjari nafkah disamping pekerdjaannja dirumah. 127

131 BAB IV Kehidupan Ekonom is 1. M A TA PEN TJA H A RIA N Orang-orang Indonesia turut serta didalam segala lapangan penghidupan ekonomi Suriname. Djika dilapangan sosial boleh dikatakan tidak ada perhubungan dengan golongan-golongan lain, dalam lapangan ekonomi perhubungan ini erat sekali. Perhubungan dengan orang-orang Eropah terdapat didalam kedudukannja sebagai rendahan atasan didalam dinas negeri, atau sebagai buruh terhadap madjikan diperusahaanperusahaan partikulir seperti perkebunan-perkebunan dan perusahaanperusahaan bauxiet. Dalam dinas pemerintah, mereka disamping orang-orang Creool sebagai collega, atau dibawahnja sebagai rendahannja. D juga dalam dunia perdagangan terdapat perhubungan jang erat antara kedua golongan. Dengan pemilik-pemilik toko bangsa Tionghoa mereka mempunjai perhubungan sebagai pembeli. Achirnja dengan orang-orang India orangorang Indonesia mempunjai perhubungan sebagai collega atau rendahan dalam dinas negeri, atau sebagai buruh didalam perusahaan pertanian, Menurut pekerdjaannja golongan orang-orang Indonesia dapat dibagi dalam : a. Mereka jang bekerdja dengan upah : 1) pada pemerintah dan 2) pada perusahaan partikulir. b. Mereka jang mempunjai usaha sendiri : 1) sebagai petani dan 2) sebagai pedagang. A. O rang- orang Indonesia S ebagai P ek er d ja D engan U pah A. 1. pada pemerintah. Dalam hal ini mereka dapat menduduki djabatan jang memerlukan pengetahuan, atau sebagai buruh. Djumlah orang-orang Indonesia jang menduduki djabatan-djabatan,,intellektuil tidak sebanding dengan banjaknja dan pentingnja golongan ini di Su riname. Diantara orang Indonesia djumlah pegawai negeri kurang dari 25 orang. Didalam dinas pamong pradja terdapat 3 orang klerk distrik kelas 2, beberapa djurubahasa bahasa Djaw a dan seorang pembantu diurubahasa. Dalam perguruan bekerdja seorang tenaga pengadjar 128

132 KEHIDUPAN EKONOMIS dengan h oofd akte dan beberapa guru pembantu, sedang dinas Kesehatan mempunjai seorang pegawai bangsa Indonesia dengan pangkat opseter dan beberapa tenaga pembantu. Dinas-dinas pemerintah lainnja, seperti dinas accountant, ada djuga mempunjai beberapa orang pegawai bangsa Indonesia jang menduduki tempat-tempat jang rendah. Pada dinas kepolisian bekerdja beberapa agen kelas 2 dan rechercheur bangsa Indonesia. Kebanjakan tenaga-tenaga tadi belum mempunjai pengangkatan jang tetap. Pada umumnja orang-orang Indonesia merupakan tenaga-tenaga jang sangat dihargai, baik karena tingkah laku mereka maupun karena tjara mereka melakukan pekerdjaannja jang selalu tertib itu. Seorang komisaris distrik merasa beruntung mempunjai pegawai-pegawai bangsa Indonesia. Seorang lainnja menjesal bahwa ia tidak mempunjai lebih banjak tenagatenaga bangsa Indonesia. Orang-orang Indonesia sendiri tidak senang tentang kedudukan mereka jang tidak memberikan kepuasan kepada mereka. Lebih daripada ditempat-tempat lain disitu mereka merasa dirugikan karena sikap diskriminasi dari Pemerintah. Menurut pendapat mereka, Pemerinta berlaku tidak adil dalam hal membagi-bagikan djabatan-djabatan. M e reka merasa dianak-tirikan terhadap dua golongan lainnja. Seorang pegawai bangsa Indonesia mengatakan kepada kami bahwa hanja dengan susah pajah ia dapat pindah dari perusahaan partiku ir kedinas pamong pradja. (Bandingkan hal. 59). Ketika itu ditetap an bahwa ia akan diangkat dengan gadji jang didasarkan pada S^dii *an3 diterimanja diperusahaan partikulir. Anggota Dcwan Pemerinta at untuk Keuangan waktu itu, telah memberikan p e r s e t u d j u a n n j a a a sebuah nota, jang diteruskan ke Sekretariat. Disini surat ini i ep egi u sadja, dan tidak diperhatikan sama sekali. Dua tahun emu tan se jara kebetulan nota tadi djatuh ditangan pegawai jang bersangkutan, dan ternjata bahwa nota itu sama sekali tidak diperhatikan. ami 1 jaracan hal itu dengan sepnja jang tertinggi didalam distrik, jang er a a a wa beliau pernah mendengar tentang soal itu, akan tetapi se an j u nja tidak pernah melihat nota tadi. Beliau dapat mentjeritera an a wa memang ada banjak keberatan-keberatan dari pihak sekretariat distrik terhadap pengangkatan pegawai jang dimaksud. Seorang orang Indonesia lainnja dengan pendidikan u o penu an berdiploma surnumeraic, diangkat sebagai pegawai sementara pa a sebuah kantor distrik dengan gadji S f 30. ', sebulan. Da am ua a un ia bekerdja dikantor tersebut, tidak pernah ia menga ami per ai ^an kedudukannja, malahan sebaliknja harus melihat dengan ati men ong kol bagaimana orang-orang lain, baik orang-orang India maupun orang orang Creool, jang diangkat sesudah dia, malahan jang kemu ian ari dia mendapat idjazah Mulo, mendapat kedudukan jang lebi tinggi. Indonesia pada pantai lautan Atlantik 9 129

133 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Seorang pegawai Djawatan Kesehatan mempunjai alasan untuk tidak puas. Kenaikan gadji jang sudah didjandjikan kepadanja untuk anggaran belandja 1950 ditarik kembali karena sebab-sebab jang tidak dapat diketahuinja. Ketika kami bertanja kepadanja, apakah pembesar-pembesarnja mungkin tidak puas akan hasil pekerdjaannja, ia mendjawab, bahwa djika demikian halnja, ia tidak mengerti mengapa kepalanja jang dahulu ada memudji pekerdjaannja, selama ia bekerdja pada pembanterasan penjakit-penjakit rakjat selama 16 tahun.,,w aktu perang saja dapat menerima pekerdjaan lain, akan tetapi saja tetap bekerdja pada D jaw atan. Lagi pula saja sudah 16 tahun bekerdja, dan saja tidak mau tiap kali ganti pekerdjaan, karena tidak akan bermanfaat. Ketika Djawatan masih harus dibangun saja bekerdja keras. Demikianlah umpamanja opseter kepala jang dahulu dengan 18 orang opseternja dalam satu tahun hanja dapat membuat 16 buah pendendaan, sedang saja dalam waktu jang sama membuat 125 buah. Tanjakanlah sadja kepada si X (seorang pegawai lainnja pada Djawatan) djasa-djasa saja terhadap D jaw atan. M asih banjak lagi tjontoh-tjontoh dapat diberikan. Sebagai tjontoh akan kaimi kutip beberapa bagian daripada kata-kata, jang ditulis lebih dahulu, oleh seorang anggota pengurus P.B.I.S. jang ditudjukan kepada walinegara dahulu :,,Dan selandjutnja jang paling melukai perasaan orang-orang Djawa, lebih-lebih generasi muda, ialah sikap beberapa pegawai. O rangorang Djawa dianggap oleh mereka itu sebagai orang-orang asing jang hina, jang hanja baik untuk mendjadi petani dan karena itu harus tetap tinggal dilapangan pertanian. Dengan berbagai-bagai tjara orang-orang Djawa didjauhkan dari djabatan-djabatan Negeri dengan alasan jang dibuat-buatnja, bahwa diantara orang-orang Djawa tidak terdapat tenaga-tenaga jang terpeladjar dan baik. Mungkin hal ini benar, akan tetapi bagi mereka jang terpeladjar jang tidak banjak djumlahnja diantara orang Djawa itu (barangkali djumlah ini tidak sampai lima) toh tidak diusahakan apa-apa. Sebagai tjontoh umpamanja kami sebut sadja soal Radiman. Sesudah tammat sekolah Mulo baru sudah 16 tahun ia mendapat kesempatan merebut djabatan djurubahasa pembantu. Tjontoh jang kedua ialah mengenai tuan Sukarmin, jang tammat sekolah Mulo. Sesudah usahanja mendapatkan pekerdjaan pada Pemerintah gagal, achirnja ia mendapat pekerdjaan pada perkebunan Marienburg, dimana ia harus suka menerima upah S f 9. seminggu. Sekarang ia beruntung untuk mendapatkan pekerdjaan di Curasao. (Lampiran I). Salah seorang menteri jang kami adjak membitjarakan soal ini berkata bahwa ia jakin, bahwa dikalangan jang tertinggi tidak dianut politik diskriminasi. Akan tetapi ia tidak menjangkal kemungkinan bahwa dikalangan pegawai-pegawai rendahan ada ketjenderungan untuk mendahulukan beberapa golongan. Menteri tersebut malahan dapat memberikan djandji bahwa kabinet akan lebih memperhatikan golongan orang-orang 130

134 KEH1DUPAN EKONOMIS Indonesia. Orang-orang Indonesia sendiripun tidak pertjaja bahwa pengusaha-pengusaha menjukai diskriminasi, dan mereka mentjari kesalahannja pada pegawai-pegawai rendahan jang bertanggung djawab, jang dalam hal-hal jang demikian mungkin tidak mempunjai kuasa menentukan, akan tetapi toh mempunjai peranan jang penting. Ada golongan orang-orang Indonesia lainnja jang mempunjai djabatan didalam dinas pamong pradja, jaitu lurah-lurah haminte-haminte desa. Djuga golongan ini tidak puas akan kedudukannja. Lurah-lurah ini menginginkan bahwa djabatannja itu digadji oleh Pemerintah. Dalam keadaan jang sekarang mereka terpaksa melakukan pekerdjaan-pekerdjaan lain disamping pekerdjaannja pada pamong pradja, untuk dapat hidup. Salah seorang lurah menulis surat kepada kami, agar kami mempergunakan pengaruh kami pada pemerintah untuk memperbaiki nasibnja. Ia menulis bahwa ia sebagai lurah bekerdja 17 tahun pada Pemerintah. Tiap bulannja ia sekarang menerima uang sedjumlah S f 33,75 tundjangan S f 5,. Keluarganja terdiri dari 9 orang ; jang tertua ialah anak-anak laki-laki jang mengundjungi sekolah Mulo, dengan biaja S f 5. sebulan. Kepala kampung ini, jang mendapat tjatatan dari pembesar-pembesar distrik bahwa ia adalah seorang pegawai jang teliti dan bekerdja keras, menambahkan pada suratnja suatu daftar jang memuat tidak kurang dari 28 matjam pekerdjaan jang harus ia kerdjakan dalam kedudukannja sebagai lurah itu, dan sudah barang tentu ia berpendapat bahwa tundjangannja tidaklah sepadan dengan luas pekerdjaannja. Beberapa ratus orang Indonesia bekerdja sebagai buruh pada Pekerdjaan Umum. Disini mereka mengerdjakan pekerdjaan, jang seorangpun dari golongan-golongan lainnja tidak akan mau mengerdjakannja, jaitu membersihkan kakus-kakus dan riolering-riolering. Selandjutnja mereka bekerdja pada djalan-djalan umum dan djalan keretaapi. Kami bertanja kepada seorang kenalan kami bangsa Creool, bagaimana akan djadinja djika di Suriname tidak ada lagi orang-orang Indonesia untuk membersihkan kakus. Ia tidak dapat mendjawab. Orang-orang Indonesia lainnja merasa malu, bahwa bangsa mereka mau mengerdjakan pekerdjaan itu sehingga mereka memberikan aib kepada seluruh golongannja. A. 2- pada MAD]Ikan-madjikan partikulir. Banjak sekali orang-orang Indonesia mendapatkan mata pentjaharian dengan bekerdja pada perusahaan partikulir. Mereka dapat kita bagi dalam : a- Mereka jang disamping pertanian sendiri masih bekerdja pada perkebunan atau petani-petani bangsa India ; b. Mereka jang sepenuhnja bekerdja pada perusahaan-perusahaan partikulir. Untuk memadjukan kolonisasi orang-orang Indonesia dipedalaman. 131

135 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK oleh Pemerintah dibentuk perkampungan-perkampungan, dan oleh karena sjarat-sjarat untuk tinggal disitu sangat baiknja, maka banjak imigranimigran tertarik dari perkebunan-perkebunan. Tuan-tuan kebun, jang oleh berhentinja imigrasi selama perang dunia pertama sudah sangat dirugikan, menderita banjak kerugian lagi oleh kepergian im igran-im igran keperkampungan-perkampungan Pemerintah. Untuk mempertahankan buruh-buruh bagi perkebunan mereka lalu membentuk djuga pekarangan-pekarangan sebesar y* a 1 ha, jang dipindjamkan kepada buruhburuh mereka itu jang sudah selesai kontraknja. Persil-persil tadi dibuat diperkebunan-perkebunan atau didekatnja. Untuk dapat mendirikan rumah mereka diberi pindjaman dengan aturan membajar kembali jane ringan sekali ; uang pindjaman ini dimaksudkan djuga untuk memungkinkan penanaman pertama bahan-bahan makanan untuk sekeluarga. B e n tuk kolonisasi ini mula-mula menarik sekali bagi orang-orang Indonesia. Lebih-lebih waktu sesudah perang dunia dapat dilihat kemadjuan jang pesat sekali. Harga-harga rendah daripada hasil-hasil pertanian tidak menarik orang-orang tani untuk menetap sebagai tani bebas. Bagi pengusaha-pengusaha kebun sendiri bentuk kolonisasi sedemikian itu mempunjai arti jang penting, oleh karena mereka selalu terdja min kebutuhan akan tenaga buruh djika aiperlukan, dan diwaktu jang senggang tidak perlu mempekerdjakan buruh jang melebihi keperluan. Lama-kelamaan perkampungan-perkampungan diperkebunan-perkebunan ini tidak memuaskan. Orang-orang Indonesia tidak dapat dipaksa lagi bekerdja seperti waktu mereka masih bekerdja menurut aturan-aturan P oenale Sanctie. Selandjutnja makin lama makin sulit untuk mendapatkan penduduk bagi perkampungan-perkampungan itu, disebabkan makin banjaknja perkampungan sematjam itu. Ketjuali itu diperkampunganperkampungan Pemerintah orang-orang Indonesia dapat memiliki tanah dengan sjarat-sjarat jang lebih menguntungkan daripada diperkebunan. Bagi orang-orang Indonesia sendiri perkampungan-perkampungan diperkebunan itu lambat laun tidak menarik karena biasanja waktu menanam sendiri bersamaan dengan waktu memetik diperkebunan, sedang mereka hanja dapat melakukan satu pekerdjaan sekaligus. Oleh sebab itu mereka lebih suka memilih tanah-tanah Pemerintah, karena disitu tidak diharapkan tegenprestatie jang berarti dari mereka. Perkampungan-perkampungan perkebunan ini sekarang masih ada, lebih-lebih didistrik Commewijne. Orang-orang Indonesia boleh menanami persil-persil itu untuk keperluan sendiri, akan tetapi disamping itu mereka bekerdja diperkebunan dengan mendapat upah. Ditempat-tempat dimana ada petani-petani Indonesia dan India, sering kita lihat bahwa petani-petani Indonesia bekerdja pada orang-orang India dengan mendapat upah, lebih-lebih pada waktu persiapan-persiapan menanam padi. Keadaan sebaliknja, jaitu bahwa orang-orang India 132

136 KEHIDUPAN EKONOMIS bekerdja pada orang-orang Indonesia, tidak pernah terdjadi. Disamping persamaan sosial antara orang-orang Indonesia, dan India disini kita dapati kedudukan ekonomis jang dibawah dari orang-orang Indonesia terhadap orang-orang India, (lihat hal. 52). Bentuk perburuhan sematjam itu hanja terdapat dalam waktu jang pendek setiap tahun. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan djuga, bahwa ada orang-orang Indonesia jang bekerdja pada orang-orang Indonesia lainnja sebagai buruh untuk mempersiapkan tanah bagi penanaman padi. Orang-orang Indonesia jang sepenuhnja bekerdja pada perusahaanperusahaan pertikulir terdapat diperkebunan-perkebunan jang besar seperti Marienburg, Alliance, dsb. Perkebunan-perkebunan ini memberikan sebidang tanah kepada buruhnja, dimana mereka dapat menanam padi untuk diri mereka sendiri, akan tetapi pekerdjaan mereka jang pokok adalah diperkebunan. Pada perusahaan-perusahaan bauxiet di Moengo, Paranam dan Billiton ada ratusan orang-orang Indonesia jang mempunjai penghasilan pokok disitu. Berapa orang jang bekerdja pada perusahaan-perusahaan tadi tidak dapat ditetapkan dengan pasti. Disamping mereka jang mendjadi buruh tetap pada perusahaan-perusahaan tadi, masih banjak orang-orang Indonesia jang tinggal diluar em placem ent perusahaan-perusahaan dan bekerdja pada perusahaan-perusahaan itu. Kantor besar,,surinaamse Bauxiet Maatschappij memberitahukan kepada kami bahwa perusahaannja pada tanggal 31 Desember 1949 mempunjai 456 orang Indonesia sebagai pekerdja tetap. Mereka itu terbagi atas tiga tempat, jaitu Paramaribo, Moengo dan Paranam. Dikatakan kepada kami bahwa djumlahnja sekarang tidak banjak berbeda daripada djumlah tahun lalu. Didalam pegawai pimpinan tidak terdapat orang-orang Indonesia, akan tetapi didalam semua bagian lainnja dari perusahaan ada terdapat orang-orang Indonesia. Menurut bahan-bahan jang diberikan perusahaan itu mempunjai : Pegawai jang memeriksa. Angka-angka ini sekarang masih hampir sama. Diantara mereka terdapat beberapa tukang listrik, montir, tukang minjak, mandor, tukang besi pembantu tukang besi, schieters, akan tetapi jang terbanjak pekerdjaan didalam tambangtambang dan dipabrik, dan selandjutnja didjalan kcreta apidi M oengo di Paranam di Paramaribo Pegaw ai administrasi 1 4 Pegaw ai teknis Pekerdja Pekerdja-pekerdja jang sudah tua pada umumnja kurang suka bekerdja dengan mesin-mesin, barangkali oleh karena mereka dahulu lebih biasa akan pekerdjaan bertjotjok tanam. Seorang mandor berkata bahwa mereka memang tidak tjakap untuk bekerdja dengan mesin-mesin. Akan tetapi untuk tambang-tambang tidak ada jang dapat melawan mereka. 133

137 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLA N TIK Jang muda-muda lebih suka bekerdja dengan mesin dan oleh karena itu mereka lebih suka bekerdja dibagian-bagian mesin. Sjarat-sjarat bekerdja disini djauh lebih baik daripada diperkebunan. Upahnja sadja sudah djauh lebih tinggi daripada diperusahaan perkebunan-perkebunan. Upah minimum ialah 40 sen sedjam, jang diberikan kepada pekerdja-pekerdja baru dan untuk pelcerdjaan-pekerdjaan jang ringan. Bersama dengan petani-petani didistrik Nickerie buruh diperusahaan-perusahaan bauxiet adalah jang paling beruntung diantara orangorang Indonesia. Beberapa orang Indonesia adalah anggota perkumpulan,,25 tahun, jaitu suatu perkumpulan jang terdiri dari mereka jang sudah 25 tahun atau lebih bekerdja pada Surinaamse Bauxiet M aatschappij. Pada peristiwa tadi rpcreka menerima gratificatie dalam sampul tertutup ; djumlahnja bergantung pada besarnja gadji jang mereka terima. Selandjutnja mereka menerima sekedar pensiun. B. O rang- orang Indonesia J ang M em punjai U s a h a S endiri B. 1. sebagai petani k etjil. Bagian terbesar orang-orang Indonesia jang menetap disitu mempunjai mata pentjaharian dalam pertanian ketjil. Pada halaman 35 telah kami bentangkan arti daripada usaha ini bagi ekonomi Suriname. Perusahaan-perusahaan perkebunan telah bertahuntahun mengalami kesulitan di Suriname. Untuk memperbanjak produksi agraris, pertanian ketjil lalu diperluas dengan djalan memadjukan kolonisasi imigran-imigran kedaerah pedalaman. Pemasukan bekas buruh kontrak ketanah-tanah pemerintah atau partikulir dipermudah dengan djalan memperingan aturan-aturannja. Jang diubah diantaranja ialah umpamanja perdjandjian bahwa imigran-imigran hanja berhak mendapat premie terachir sebesar S f 100. djika mereka telah mengerdjakan tanah mereka sebaik-baiknja. Aturan ini diganti demikian bahwa djumlah itu diberikan kepada mereka jang menjatakan hendak mengerdjakan tanah. Lebih-lebih sesudah. tahun 1895 pertanian ketjil ini mengalami kemadjuan jang pesat. Mula-mula hanja orang-orang India jang mempergunakan kesempatan ini. Bagi kontraktan-kontraktan Indonesia jang pertama bebas, pada kirakira tahun 1900 didirikan sebuah desa dibekas perkebunan H ec h t en Sterk. Tiap-tiap kepala keluarga akan diberi persil, dimana ia dapat b ertjotjok tanam untuk keperluannja sendiri. Selama 6 tahun jang pertama ia akan dibebaskan dari pembajaran padjak. Akan tetapi tidak seorangpun jang mempergunakan kesempatan ini. Baru kemudian Pemerintah berhasil mendapatkan 40 orang imigran Indonesia untuk tinggal diperkampungan Johan en Margaretha, jang kemudian disusul oleh lainlainnja. Lebih-lebih sesudah penghapusan P oen ale S anctie banjak orang pergi keperkampungan-perkampungan Pemerintah. Keadaan jang djelek diperkebunan-perkebunan memberikan dorongan pula kearah ini. P e r- 134

138 KEHIDUPAN EKONOMIS tumbuhan pertanian ketjil ini djelas digambarkan oleh angka-angka dibawah ini mengenai djumlah petani-petani ketjil bangsa Indonesia: T ahun Djumlah T ahun Djumlah Pertanian ketjil dapat digambarkan sebagai suatu perusahaan, jang dilakukan diatas sebidang tanah ketjil oleh pengusaha sendiri dengan bantuan keluarganja dan jang memprodusir untuk perdagangan atau untuk diri sendiri. Usaha ini dapat dilakukan diperkampungan Pemerintah maupun tanah partikulir. Perkampungan-perkampungan Pemerintah biasanja adalah perkebunan-perkebunan jang sudah ditinggalkan, jang dibeli oleh Pemerintah dan kemudian dibagi-bagi lagi dalam persil-persil jang ketjil. Pemeliharaan pembuangan air dan djalan-djalan dilakukan oleh Pemerintah. Tanah-tanah ini tidak mungkin dibeli dengan hak milik atau pak temurun, akan tetapi hanja dapat dipindjam atau disewa. Diluar persil-persil ini Pemerintah masih menjediakan tanah, jaitu pold er-p old er, jang harus dikerdjakan dan dipelihara sendiri. Tanahtanah ini ada dapat diperoleh setjara pak temurun. Tanah-tanah partikulir adalah perkebunan-perkebunan jang sudah tidak dikerdjakan lagi atau jang masih dikerdjakan. Jang terachir ini hanja dapat diberikan dengan perdjandjian bahwa sipemakai diharuskan bekerdja diperkebunan (lihat hal. 134). Perkebunan-perkebunan jang tidak dikerdjakan lagi sebaliknja disewakan rupiah se-ha. setahun, atau didjual rupiah se-ha. Orang-orang Indonesia lebih suka tinggal diperkampungan-perkampungan Pemerintah, dan selandjutnja ditanah-tanah perkebunan. Hanja sedikit sekali mempunjai tanah dengan pak temurun, kebanjakan didistrik Nickerie. Pertanian ketjil orang-orang Indonesia mempunjai sifat tersendiri jang membedakannja dari perusahaan petani-petani ketjil lainnja : 1. Orang-orang Indonesia mempunjai banjak variasi (m atjam) dalam hasil-hasil kebunnja, berlainan dengan orang-orang India. T a - naman pokok biasanja padi, lebih-lebih ditanah-tanah jang baik sekali untuk bertanam padi. Di Nickerie malahan hanja padi jang ditanam, oleh karena keadaan tidak mengizinkan penanaman tanaman-tanaman tambahan. Akan tetapi didalam distrik-distrik lainnja petani-petani Inonesia biasanja masih menanam tanaman-tanaman lainnja disamping padi. Dibagian-bagian jang rendah ditanam tanaman-tanaman tambahan seperti buah-buahan dan sajur-sajuran. Sawah-sawah di Suriname adalah 135

139 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TI. A N T IK sawah tadah hudjan. Berlawanan dengan sawah-sawah di D jaw a, jang djuga diairi dengan djalan irigasi, sawah-sawah di Suriname hanja menerima air dari hudjan. Oleh sebab itu setahunnja hanja dapat dihasilkan satu panenan. Seorang ahli di Paramaribo berkata kepada kami bahwa ia oleh beberapa sebab tidak menjetudjui panenan jang lebih dari satu setahunnja. Mulai bulan April biasanja permulaan musim hudjan sampai Oktober tanahnja terlampau penuh ditanami. M enurut pendapatnja sebaiknjalah djika tanah itu selama 5 bulan berikutnja Nopember sampai April dapat istirahat. D jika sesudah panen terus ditanami lagi tanahnja terlampau penat, sehingga panen selandjutnja akan sedikit dan djelek. Ketjuali itu menanam padi dalam musim ini akan menarik walang sangit, sehingga tanamannja akan rusak sama sekali. Beberapa petani Indonesia berpendapat bahwa dua kali panen setahun adalah mungkin sekali. Disekitar Kuwarasan umpamanja seorang petani sudah beberapa kali mendapat dua kali panen. Ia berkata bahwa hal itu mungkin, oleh karena tiap-tiap titik air hudjan jang djatuh dari langit dipergunakan sebaik-baiknja. Ketika kami mengundjungi desanja ia memperlihatkan kepada kami sawahnja jang penuh dengan padi jang sedang berbunga. Ia berkata bahwa padi tadi tidak akan tumbuh terus oleh karena tidak ada hudjan. Ia harus menunggu sampai musim hudjan. Tanah ditepi laut di Suriname adalah sangat subur. Ketjuali di Nickerie, dimana orang tani mengerdjakan tanahnja sangat intensief, petani-petani Indonesia didistrik-distrik lainnnja tidak begitu memperdulikan tanahnja. Tanahnja dikerdjakannja dengan hampir tidak mempergunakan patjul, apalagi badjak. Rumput jang tinggi dipotong, kemudian tanahnja dibersihkan dan diratakan. Kemudian orang n ggedjik widji, jaitu menanam bidji padi didalam tanah. Dari bedi (persemaian) ini bibitnja lalu disebarkan keseluruh sawah. Sekarang orang menunggu datangnja hudjan. Dapat djuga diambil tjara jang lain. Diperkampungan Laarwijk orangorang tani mulai dengan merumputi sebagian dari sawah (m b a b a d ). Bidji-bidji padinja direndam 24 djam lamanja. D jika sudah petjah-petjah, bidji tadi disebarkan dibagian sawah jang sudah dibersihkan. Em pat minggu kemudian bagian lainnja dikerdjakan, jaitu rumputnja dipotong dan selama seminggu tanahnja digenangi dengan air sungai. A kar-akar rumput jang sudah busuk ditjabut. Selapan dinten (36 hari) sesudah mebenih, bibitnja dipindahkan kesawah dan selandjutnja orang tinggal menunggu musim hudjan. Besar hasil panen bergantung kepada suburnja dan luasnja sawah dan sudah barang tentu dari intensiteit orang mengerdjakan tanahnja. Beberapa petani, umpamanja Commissaris Simonpolder, di Laarwijk dan di Nickerie dapat menghasilkan 25 sampai 30 karung padi tiap 1 ha. Petani lainnja jang kurang intensief mengerdjakan tanahnja atau jang tanahnja lebih ketjil atau kurang subur, seperti petani-petani di 136

140 KEHIDUPAN EKONOMIS Meerzorg dan dibeberapa tempat didalam distrik Commewijne, tiap kali hanja mendapat hasil panen antara 12 sampai 18 karung tiap kali. Seorang petani bangsa Indonesia berkata, bahwa orang-orang Indonesia tentu akan mendapat hasil jang lebih banjak, djika tjaranja mengerdjakan tanah lebih baik dan lebih intensief. Ia membandingkan tjara mengerdjakan sawah jang kurang baik dari petani Indonesia dengan tjara jang lebih efficien t dari orang-orang India, jang oleh karena itu mendapat hasil-hasil panen jang lebih banjak. Sebaliknja petani-petani Indonesia menghasilkan djenis-djenis pa i jang lebih baik. Seorang pegawai jang terkemuka dari Departemen Kemakmuran bertanja kepada kami, apakah tidak mungkin kami me nasihatkan kepada orang-orang Indonesia supaja mereka lebih memen tingkan banjaknja hasil panennja daripada bagusnja djenis pa i jang dihasilkan. Pemerintah telah menetapkan harga padi jang i j ua ep danja. Dan dalam menetapkan harga ini tidak dilihat kwalitetnja me ain^ kan semata-mata kwantitetnja sadja. Untuk 100 kg. padi jang agus i jarnja harga jang sama untuk padi jang djelek. Dengan menetap an ga kesatuan sebanjak S f 18. tiap kg-, dengan mana petani P dapat mendjual padinja kepada Pemerintah, Pemerinta telah menolong petani-petani, oleh karena dengan dja an cmi I, ueajtu selalu dapat mendjual padinja. Orang-orang tani sen in i a. _ senang dengan aturan ini. Mereka berkata : Biaj'a pro u si kami bang dengan harga jang ditetapkan itu. Djika -aml jqq dengan harga S f 18. tiap kg., kami akan rugi ^ kena]ankg. O leh sebab itu mereka sering mendjual p J ^ untuk padi kenalan atau pemborong-pemborong, jang su^a 100 kg. Oleh orang-orang D jaw a itu S f hingga S f 2 >ap ^ duduk, karena negeri sering mengalami kekurangan nembeli. Politik orang-orang tani tidak perlu chawatir akan ke u*ansa pembeliannja Pemerintah hanja akan menarik bagi petani, ji a lainnja ialah didasarkan kepada kwalitet daripada beras. m? ^ anq mengindahkan orang tani mempertinggi produksinja dengan ur buat demiidan. kwalitetnja. Akan tetapi ia tidak dapat atau ti a imigran-imigran Pada pembitjaraan tentang pemandangan mengen Indonesia hal ini akan kami kupas lebih landjut. nanam tanam an-ta- Disamping padi orang-orang Indonesia masi ^ nbermatjam. matjam naman lainnja, sep erti: pisang, djeruk, tjoklat, p bahwa tiapsajuran, kelapa dan buah-buahan lainnja. Ini a tentu menanam tiap tani menanamnja semuanja, akan tetapi ia se i besar ditanamnja 3 atau 4 matjam. Tanaman-tanaman tadi s. ^ ^ L baw an ja kepasar, untuk keperluan sendiri. H anja sedikit sekali jang jaitu mereka jang mempunjai tanah didekat kota- baik untuk Petani-petani Indonesia jang tidak mempunjai 137

141 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLA N TIK menanam padi, seperti umpamanja disekitar Leonsberg dan dibeberapa tempat dekat Meerzorg, menanam buah-buahan dan sajur-sajuran untuk didjual. Diperkampungan Blauwgrond umpamanja orang-orang Indonesia menanam bermatjam-matjam sajur-sajuran dan buah-buahan: koitsebandjes, mentimun, mangga, pepaja, advocaat, dsb. Ditempat lain ubi kaju dan katjang tanah. Karena letaknja jang baik terhadap pasar di Paramaribo mereka menanam tanaman-tanaman tadi terutama untuk didjual. 2. Petani ketjil bangsa Indonesia bahagian besar memprodusir untuk keperluannja sendiri. Jang ditanam tidak banjak lebihnja daripada jang diperlukan untuk dirinja sendiri dan keluarganja. Apakah hal ini disebabkan oleh karena ia tidak mau menanam lebih banjak? Menurut pendapat kami tidak. Banjak orang Indonesia mengeluh kepada kami tentang kurangnja penghasilan tanah jang boleh mereka tanami. Keadaan Suriname adalah demikian, bahwa petani-petani itu lebih banjak memerlukan uang daripada di Djawa. Pengaruh kota sangat dirasakan dimanamana, dan hal itu menimbulkan kebutuhan-kebutuhan jang tidak dikenal didesa di Djawa. Djuga distrik seperti Nickerie, jang dalam banjak hal tidak dipengaruhi oleh kota, dalam soal-soal ekonomis masih djuga terpengaruh. Oleh karena itu sudah banjak petani jang memprodusir djauh lebih banjak daripada keperluannja sendiri. Di Nickerie sudah ada petani-petani Indonesia jang sudah mentjapai tingkatan perusahaan pertengahan. Dua orang tani Indonesia mempunjai tanah jang luasnja lebih dari 50 ha dan jang dikerdjakan dengan alat-alat bermesin seperti badjak dan traktor. Djuga ditempat-tempat lain, diantaranja di Kuw a rasan dan dikeliling Domburg, ada petani-petani jang mempunjai sawah jang luasnja lebih dari 1 ha. Di Serie A petani-petani disamping padi djuga menanam katjang tanah jang semata-mata disediakan untuk didjual. Di Meerzorg petanipetani menanam ubi kaju, jang sangat disukai oleh orang-orang Creool. Pada umumnja orang-orang tani bangsa Indonesia memang hanja m enanam untuk keperluannja sendiri, lebih-lebih ditempat-tempat jang letaknja djauh dari kota. Jang menarik perhatian ialah bahwa orang-orang Indonesia tidak membawa hasil tanamannja kepasar, ketjuali mereka jang tinggal dekat kota. Umumnja orang mengatakan bahwa hal ini disebabkan kurangnja econom isch inzicht. Untuk sebagian besar hal ini memang benar. Kebanjakan orang-orang Indonesia kurang sekali mempunjai semangat dagang. Seorang tani dengan tiada bimbang akan memberikan sekarung beras atau sekerandjang sajur-sajuran atau sepeti buah-buahan djika ia hendak menjenangkan hati seseorang jang ia hormati. Kami banjak mengalami hal demikian. Untuk dirinja sendiri ia tidak akan lekas memotong ajam, akan tetapi seorang tamu pasti didjamu daging ajam, dan djika tamu itu pergi tidak boleh dia pergi dengan tangan hampa. 138

142 KEHIDUPAN EKONOMIS karse ' a 9s S ' tidak 'me hdh" a,"dak, n,m mcndiual kelapanja oleh butir h M (a m tn e r ta a ^ T - T ' POlT W a p a ba"<ak- da" " >* «=P Seorang pemilik tokn h SCn ang har9anja dipasar 12 sen. barang-baranq denaan ' imana teman-teman sekampungnfa membeli ia kepada beberana 1 memindjam' mentjeriterakan kepada kami bahwa s.uatu ketika seornn memberikan pembebasan hutangnja. Pada ngatakan tidak m ai9 mcmpuni ai hutang 200 rupiah kepadanja, dan medagar tadi berkata bnh Dan selandiuf-n " %Va i ^ j hutan9n)a itu- Dengan mudahnja sauau ^ian tlda^ usah hutang tadi dibajar. ranq-barana rl ^ rang 1 masih diperkenankan djuga mengambil ba- dengan S k l T f Kc,ika P«in9 atkai kepadanja bahwa orana i-tnrr i 1 IT*eru9i^an P ^ r n i a g a a n n j a, ia mcndjawab bahwa dari Beb miskm sukar diminta uang. diantaranja ^cnar akan kekurangan-kekurangan itu. Seorang djalanan k em b a h rl en9a kami didalam sebuah kapal ketjil dalam perpatan itu ia be k- a n.per ampun9an lan9 djauh letaknja. Pada kesem- Indonesia r a a bahwa perasaan malu m enjebabkan orang-orang ini m e n u rn r^ n j m mta, Uan9 dari oran9' rang senegerinja. Pernjataan keniataan K f H 3^at agak berlebihan, akan tetapi adalah suatu oranq-ora 3 W 3 rnere^a lebih suka memberikan buah-buahan kepada pembeliann^ Se??^ eri'nja begitu sadja daripada minta sepuluh sen untuk sehprar,,n^ a i ereka merasa malu untuk meminta uang jang tidak seberapa ltu dari Mang menqaoa911^311 seman9at berdagangnja ini adalah salah satu sebab kepasar send0 ^"0130^ ^ndonesia tidak membawa hasil-hasil pertaniannja kebaniakscn ^ a^an tetapi rnendjualnja kepada pemborong-pemborong. tnendiu-il31!, ran9"oran9 India. Tidak djarang pula terdjadi bahwa ia penqusah ^ ^as^n^a lebih-lebih padi dan katjang tanah, kepada persiln' h ^?^gusa^a Perkebunan-perkebunan dimana atau dekat mana disekita ^ a t umpam anja didistrik Commewijne dan bahwa V m UC^' ^eoran9 tani dari perkebunan Boxel mentjeriterakan sekot Up en? USa^a'P en9 usa^a pada waktu menanam memberikan permend' l^3 a,. oran9~orang Indonesia. Sebagai gantinja mereka harus rintahua ^ k Padanja dengan harga jang ditetapkan cleh Pcmekepada3^ 3^1' ^a^wa djalan ini, jaitu dari produsen melalui pemborong orana onsu51en, djauh lebih kurang memberikan keuntungan kepada k e p a d ^ T 19 Indonesia daripada djika mereka mendjualnja langsung qamm nst,men. Disamping kekurangan semangat berdagang dan ku ranc^ 3.^ara Pendjtialan demikian itu, ada lagi sebab lain jang tidak hasilnia kentmgnja men3apa oran9 tani tidak membawa sendiri hasilbaik U fe^as,fr ^"a*tu ^etak perkampungan terhadap kota jang kurang desa seperti Tam anredjo umpamanja, Paramaribo sukar 139

143 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLANTIK pendudtiklf'n3*' Jo ^ 3 terdekat ia^a-1 Alkmaar, akan tetapi karena jana bera r ^ * 'u,ta ni tidak dapat merupakan tempat pendjualan sebab ^tu netn pertanian orang-orang Indonesia. Oleh diperlukan ^ ^ u mau menanam lebih banjak daripada jang silan berupa uanct h *1 ^91 keluar9anja> dan untuk mendapat penghadam dan Marienburg2 ^ ^ perkebunan'p erkebunan tebu di Backmerapunjai satu te^nt)-mpuij93n sepertl Kuwarasan dan Laarwijk hanja maribo. D a r a k n ia T 3t, p^ dj» aian hasil-hasil pertaniannja. jaitu Para- Perhubungannia majh 1 Sampai 20 km' D iika diin9at bahwa djam 10 sudah berachiru^ t 3** pa^af nja jang mulai pada djam 6 pada tidak mempunjai ke^n^lf 3 3 m_ aa dimengerti bahwa petani-petani sar. Ketjuali belum nasti Un mendjual sendiri hasil-hasilnja kepamenurut pendapat kami ^ 1 ^,mer^ka dapat lebih banjak memprodusir, tidak ada gunanja untuk eadaan j an9 demikian itu bagi mereka djumlah jang sedikit itu m elah it? banjak- La9J Pula pengangkutan memberikan keuntunqan ian Jarak jang demikian djauhnja tidaklah 3. Petani -vcuntungan - ucmiwan aiauhnia tidakian r - j. 9 n )an9 jang sepadan. be9 tu tergantung daripada kem ungkinan- f Sll"hasi1 kebunnja d arip a d a p e tan i-p eta n i Pertama-tama menanam untuk m endjual. kemunqkinan lainnja, oleh karena^ Oleh karena itu rl 3 * djelas dari apa ]anq ^udah k a ^ T d);jmlah"dj urnlah j an9 tetap- Hal inl 4. Oranq-orann T I kemukakan diatas. haminte desa, perka^ni^313 ebanjakan diam d ita n a h -ta n a h h am in tepungan-perkampunqan n e r k e h ^ c 1? Pem erintah dan perkam - an ka i kepada d istrik-d istrik ^ v perkundjungan-perkundjungmempunjai atau mau memduni^1 ^ Per«ah mendjumpai orang jang orang Indonesia tidak besar kp 1. ana. dengan pak temurun. O ran g - Mereka dihinggapi oleh nikir-m'?9l,nannja untuk memiliki tanah sendiri. sendin. Mereka selalu berpikir, avwa mereka tidak tinggal dinegerinja agitasi beberapa orang Indonesia^ P Tang ke Indonesia. Ketika karena nesia mulai mendjual tanah mereka l banjak orang-orang Indomem e mja. Orang-orang Indonesia Uj r.a^9"orang India jang hendak re a mempunjai persil lagi disamtv ^ berpendapat tiad a gunanja r5n)mmef V h *** * p S SUdah reka ^ ^ Masih ada ^tu hal lagi tentana 9 * D>awa Pula. S a,an9 menar!k perhatian. T a n a h ^? 3*1 ketjil orang-orang Indotanah t r7, 3k baik terhadap d ja W?, ran9'orang In d on esia le- macca nnm PUnj3an ran^ y 1 n besar' berlai»a» den9an - a n q d de^ Umpamanja dari ^ A dan S a ra - Hal ini ka3 n!* kemudian persil_n?^pai dahulu persil-persil mi i at djuga dekat Dombur r\ orans" rang Indonesia. j 9- ari djalan raja, sesudah

144 k e h id u p a n b k o n o w s K E H IU U W menjeberangi sungai, kita ^ ^ ^ ^ te rd a p a t persil-persil 9' ^ ab, orang-orang India, baru e orang-orang I?done? rang India, Indonesia. Kami bertanja P auulu ditempati orang-, j.e nja demikian. Tanah-tanah itu da du lalu mereka * * U n ^ tetapi kemudian ditinggalkan me. llhal u s a h a o r V pada orang-orang I * * India untuk selalu mend p Q Indonesia telah menqerdirinja sendiri. Sebaliknja ran9. atj( karena mereka m an;a( bahwa m ereka lebih s a b a r dan er Sebagai tjontoh u p,o r p _ djakan djuga tan ah -tan ah jang ^ eninggalkan tanah-tana^ Kemudian dahulu oran g-o ran g India te tumbuh apa' ^ diadi daerah jang dengan tiada pemupu ^an j j membuatnja j ndia untuk datang oran g-o ran g Indonesiai dan * l a _ ^ o r a» ^ 9 ^ telah jang sekarang ini. Sekarang a dibuktikan bahwa Indonesia. B a - kembali lagi ke Lelydorp. I" a sij dari o r a n g - o r a n g ^mereka. terdjadi mereka membeli Pers[ " p, j jang s a n g a t men b a n j a k kita rangkali Lelydorpplan merupa a ^ suatu hal lagi J ^ memeli' Achirnja masih perlu Sedikit djumpai pada petani-petani n o ^ (lt,k,? a_mula mereka hara ternak (sapi dan kambing) ebanjakan sapi- Djika sudah sekali jang memelihara kam mg. j^ara sampai e tingg1 membeli anak lembu jang me^e, a]nja dengan kar9a jaqi a n a k - a n a k tjukup besar lembu-lembu itu i uangnja dibel^j-k begitu besar, daripada harga peinbeliannja, Dar, biasallja tidak sapi. Keuntungannja jang j nnat keuntungan p sudah. Ka akan tetapi mereka sudah " S hara pula <* ^ rabuknja. Anak-anak sapi tadi P ( tadl ada la «dengan dem.- dang-kadang diantara anak-amak P oleh ka jang betina. Hal ini b erarti keim knja.,. sama, seperti kian dapat pula diharapkan ana - dengan maksu betina. Telur- Mereka m emelihara kambing dj $ djantan gudah besar djuga ajam. Mereka membeli anaknja tidak didjual atau dimakan akan ditetas*3 ' tidak memelihara laflian jang lalu didjual. Orang Indonesia ajam djarang sekali kita djumpa. w(>mdunjai mata t orang Indonesia m d g p ati. B. 2. SEBAGAI PEDAGANC. B a ^ a Diantara dipasar, pendjahit, Pentjaharian dengan ber ag endjual-pendjuf f pendjual es, pemipemilik restoran, pemilik to gunting ram > kaju, tukang pembuat petji, tukang sepatu. ^ lik taxi, tukang gergadji, mon J io dan oto. ^ 9djeruk. dsb. ain fflusik. «cp walaupun lahirnja membuat perahu, tukang arang.^ jnendjadi Beberapa diantara mere a

145 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tidak begitu nampak. Lebih-lebih selama dan sesudah perang dunia kedua keadaan ekonomis orang-orang Indonesia mengalami kemadjuan jang pesat. Orang-orang Amerika jang menduduki Suriname untuk menghalang-halangi orang-orang Djerman menduduki tambang-tambang bau xiet, membajar 3 rupiah sehari kepada buruh-buruhnja. Mula-mula me reka malahan membajar 6 sampai 7 rupiah sehari, akan tetapi karena protes pemimpin-pemimpin perkebunan jang sukar dapat berkonkurensi dengan orang-orang Amerika itu, upah sehari diturunkan sampai 3 rupiah Walaupun demikian, djumlah ini sudah tjukup menarik sehingga orang' orang Indonesia berdujun-dujun meninggalkan perkebunan-perkebunan untuk mentjari keuntungannja didalam kota. Walaupun dikatakan bahwa mereka tidak begitu perlu akan uang, upah jang dapat mereka terima diota adalah djauh lebih menarik daripada upah jang dibajarkan oleh perkebunan-perkebunan jang masih tetap berdjumlah 60 sen sehari. i a am masa itu harga-harga hasil pertanian naik tinggi sekali. See um perang harga beras ialah 6 atau 7 rupiah tiap 100 kg., akan tetapi b e rn s^ ^ l^ M, m" a sekaran9 rupiah, dan dipasar gelap harga petani neta 22 hi*gga 24 rupiah. Dalam p e p e r a n g a n im m e n q h S m dt T n9alami wak^ jang gemilang, dan tidaklah peperanqan ban!1 W me a. dalara hatinja tidak keberatan akan adanja nesia mulai bergerak didalc ^ mi ^ meniebabkan orang-orang Indotjukup mempunjai b a S ^ d perda9an9an- Beberapa d i a n t a r a n j a pertengahan Di Mo? mereka itu telah mentjapai tingkatc zaarnja dan Amsar H 9 Umpf mania nama-nama Riduwan dengan ba- Toko ini! jang didlika^n^tclkcl k0perasi dari P-B-I-S. sangat terkenalsebut di Moengo dalam tp & er3pa oran9 anggota perkumpulan ter' dakan modal permulaan sa^0 ta!lun sadja telah dapat melipatgantanja sekarang telah memh^1 Sep. ^ ka^inja. Duapuluh orang peser' R i-n a. dan " ah dekat «b an g bauxiet Wonoredjo dekat Moenqo ian mendinkan sebuah theater didesa reka mempergunakan kesempatan^' 3?lendekati penjelesaiannja. M e' untuk menerima pindjaman d e n a / l, ibn oleh Volksccedietbank pagandakan dengan giat oleh P g V c aik' baiknja. Id ee koperasi dipr ' buat golongan orang-orang Indonp ' S, 9ai suatu usaha untuk mem' djungi suatu rapat di Paramaribo *!?, 0nomis kuat. Kami mengunagai-bagai tjabang diadakan d 3iam r3pat mana dari pengurus?9!r, diu5ahakan «P * P e m b e s a r - J l r " >epada pengurus besarnja untuk mendirikan perusahaan-deni^1 d*str*k mau memberikan izi didalam distrik Nickerie beberapa a n ^, da9ai*g. Didesa W a ld e c k Penggihngan beras setjara koperahf perkumpulan telah mempunjai ungan, djuga oleh bantuan komisar;' banjak memberikan keunmacca-polder orang-orang Indonesia! rikl Di Serie A dalam Sara- )uga mempunjai hasrat jang besar 140

146 KEHIDUPAN i i k p e t a n i - p e t a n i telah untuk mendirikan penggilingan k^ a fg belum begiiu sempurna.mismendirikan sebuah ] beberapa orang trik Commewijne sudah ^,a k tatan W dan perusahaan dagang au telah berniat mendirikan penggil>n9 ng. 0rang hwa iat dasar koperasi. Perpetjahan lah! meni.brf.kan ^ J atl sebabkan oleh agitator-agita or p, rentjana tadi ip punjai tadi belum dapat dilaksanakan. Kexnudan ^ sia malahan mempu, lagi. Didesa Longmay di Nickene seorang penggilingan sendiri. dalah akibat ^ ^ d a k sem- Kesulitan-kesulitan jang diala umnja organisasi sa"9 a' q,0rang tenaga terpeladjar sehingga pa aarafflaribo ada tok 'd lan jang baik. purna. Dibeberapa tempat mempunjai pen J tauan kepu- Indonesia, jang walaupun ha )a, beberapa kedai ua umumnja Selandjutnja di Koningstraa. a te ^ _ u k o k e t,. i m P ^ memper. njaan orang-orang Indonesia. sekali bag' met, ika J apat mtotidak begitu menggembirakan. sudah senang. ) anq India, besar usaha, dan kebanjakan me eka» ^ ^ o r a n g - o ^ ^ pertahankan perniagaannja.,,-,1'ap it" terlamp^u.. ho]eh dikatakan Tionghoa dan Creool jang keadaannja. Dism. boleh Toko toko jang ada didesa lebih b aik kea T a,a») - lm tidak ada persaingan. P edagan9~phesar. Bahwa b e b e r a p,nesia> adalah tidak mempunjai perusahaan jang sahaan bangsa ^. g0longlebih madju daripada sebagian terbesar disebabkan o e ertentu jang. kota jang bai an-golongan orang-orang K-T.P-I- jang tertutup orang-orang Indonesia diluar l ^ keadaannja ialah restoran-restora J ^ ' t ko df ang terachir «t ang diantara 1 fflefflcrlukan dan pedagang-pedagang saju^ kat Blauwgrond, j a n ^ pedagang la»nmempunjai rumah jang mda hanllja sadja. biaja Sf untuk bahan-b didalam kota. kebanjakan nja telah dapat membeli r u m a t nasib janfl sa a tidak ampu Ketiga pengusaha taxi naeng paramanbo. «aan jang bes perusahaan-perusahaan taxi e untuk memberikan service jang a seperti pe rr- ^ang-tukang )a berubah-ubah. g kepada mesehingga pendapatan mereka san jk-distrik. Ian9 idak ada jang hit terdapat dibeberapa tempat. didwtfl orang orang reka hanjalah orang-orang lnd djunilahnja mempudatang kepada mereka. belum banja n-.a orang perg1 Montir-montir radio dan oto J begitu dikena. perlengkapannja. njai nama baik, akan a d» W>* b \ fta lik * ka? : kemontir-montir jang sudah j enbreestraat dap. j fflereka; mere Ditangga toko-toko medja dan kurs. tukang tjtikur bangsa Indon

147 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T LA N T IK itu melajani orang-orang dalam waktu bekerdjanja. Akan tetapi ada djuga tukang-tukang tjukur jang bekerdja dirumahnja atau datang kerumah-rumah. Di Nieuw-Nickerie hampir semua orang kenal barbir Siran, jang karena banjaknja langganannja sering harus menolak orang. Kawan-kawan sepekerdjaannja di Paramaribo tidak begitu laku, walaupun mereka terkenal baik pekerdjaannja. Suatu pemandangan jang sehari-hari dapat dilihat didjalan-djalan di Paramaribo ialah pendjual-pendjual bangsa Indonesia jang mendorong sebuah gerobak ketjil dan menawarkan djualannja dengan membunjikan lontjeng. Dalam gerobak ketjil itu mereka mendjual es pasrah dengan stroop, jang merupakan minuman jang digemari waktu hari panas. Ketjuali toko-tko berdjalan itu di Paramaribo banjak dikenal djuga orang-orang Indonesia, laki-laki dan perempuan, jang duduk ditepi atau disudut djalan-djalan jang ramai menghadapi bakulnja penuh dengan pisang goreng, djeruk manis atau katjang. Pedagang-pedagang ketjil ini penghidupannja djauh lebih sederhana daripada pemilik-pemilik toko dan restoran dan pedagang-pedagang dipasar. Tidaklah berkelebihan djika kami katakan bahwa mereka itu termasuk golongan jang termiskin didalam masjarakat. Penghasilan pendjualan katjang atau es adalah sangat tidak tentu. Musim hudjan merupakan rintangan besar bagi mereka ; dan ketika salah seorang diantara mereka mengatakan bahwa sukar sekali ia dapat mentjukupi kebutuhannja, kami segera pertjaja. Sebaliknja tukang-tukang arang mempunjai penghidupan jang lebih baik. Mereka mengambil kaju dari hutan jang mereka bakar hingga mendjadi arang. Kemudian karung-karung jang berisi arang mereka bawa kekota dengan perahu atau gerobak keledai. Ditepi kota harus dibajar bea lima sen untuk tiap karung. Sering harus ditempuh djarak-djarak jang djauh dengan melalui sungai-sungai besar sebelum sampai dikota. Slootwijk umpamanja letaknja djauh sekali dari Paramaribo- Tiap karung harganja dimusim panas 2 rupiah, dimusim hudjan 2 V2 rupiah. Satu-satunja eksportir djeruk jang kami djumpai menghitung dengan ribuan rupiah, dan kerugian sebesar 2000 rupiah sudah barang tentu tidaklah begita menjenangkan, akan tetapi tidak dapat dielakkan dalam dunia perdagangan ekspor, dan baginja tidak perlu mendjadi sebab untuk menutup perusahaannja. Sudah pasti beribu-ribu orang Indonesia akan tertjengang mendengar angka-angka itu. 2. BAGIAN GOLONGAN IN D O N ESIA D A LA M E K O N O M I SU RIN A M E Bagian orang-orang Indonesia dalam pendapatan nasional Suriname tidak dapat dilihat dengan segera. Oleh karena itu banjak orang Suriname tidak begitu menghargai bagian-bagian orang-orang Indonesia bagi pen

148 KEHIDUPAN EKONOMIS dapatan nasional Suriname. Bagian ini tidak dapat ditetapkan dengan angka-angka, akan tetapi kami jakin bahwa itu ada, malahan lebih besar daripada jang dikira-kirakan orang, karena tidak begitu diketahui. Orang-orang Indonesia memberikan bagiannja kepada ekonomi Suriname melalui perusahaan-perusahaan perkebunan dan bauxiet, pertanian ketjil dan sebagai konsumen. Sesudah penghapusan perbudakan dalam tahun 1863 perkebunan-perkebunan selalu dalam keadaan mundur. Djumlah perusahaan perkebunan sangat berkurang dari 121 dalam tahun 1873 mendjadi 61 dalam tahun 1925 akan tetapi karena adanja imigrasi buruh kekuatan produksinja dapat dipertahankan walaupun sedjak tahun 1873 perusahaan ini dalam lapangan teknik pertanian dibeberapa cultures tertentu telah mengalami empat kali krisis. Sesudah tahun 1895 makin lama makin banjak imigran-imigran bangsa India jang lari dari perkebunan-perkebunan, dan mulai berusaha dalam lapangan pertanian ketjil. Pertanian besar mulai waktu itu makin lama makin tergantung kepada pekerdjaan imigran-imigran bangsa Indonesia. Sekarang masih demikian halnja, malahan lebih besar daripada dahulu. Bagian terbesar perkebunan-perkebunan untuk seluruhnja diisi oleh orang-orang Indonesia. Perkebunan seperti Marienburg, Zorguliet, Maasstroom, Wederzorg, Nieuwgrond dsb. akan tidak dapat memprodusir dengan tiada buruh tadi. Memang benar bahwa djeruk, gula, kopi dan tjoklat tidak begitu penting bagi export, akan tetapi dengan harganja jang lebih dari S f 1,6 djuta barang-barang tadi toh masih merupakan bagian jang penting dari harga seluruhnja dalam tahun 1949 jang berdjumlah 34 djuta gulden. Bagaimana djuga, pabrik gula di Marienburg dapat memenuhi bagian besar kebutuhan setempat akan gula. Penanaman-penanaman baru seperti didekat Boxel dan didistrik Saramacca akan sukar dilaksanakan pada waktu ini dengan tiada bantuan orang-orang Indonesia. Sebagai petani ketjil sudah lama imigran-imigran Indonesia memberikan bagiannja kepada ekonomi Suriname. Pada halaman 135 kami telah menundjukkan pentingnja arti pertanian ketjil dibandingkan dengan perusahaan pertanian besar jang makin lama makin mundur itu. Karena elasticiteit jang besar daripada pertanian ketjil diwaktu krisislah, Suriname dapat melalui kesulitan-kesulitan ekonomi. Ketika kontraktan-kontraktan Indonesia untuk pertama kali mulai dengan pertanian ketjil, mereka masih mendjumpai hutan ditempat mereka harus mendirikan perusahaan mereka itu. Mengingat hal itu orang-orang Indonesia merasa bangga. Orang-orang desa di Moengo umpamanja berkata, bahwa ketika mereka datang disitu desa Wonoredjo belum ada. Semuanja masih hutan (w on o).,,lihatlah sekarang sekeliling tuan. Dengan tiadanja orang-orang Indonesia W onoredjo tidak akan ada. Indonesia pada pantai lautan Atlantik

149 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N T IK Sampai dimana kebenaran tjeritera-tjeritera ini tidak dapat kami ketahui, akan tetapi rupa-rupanja memang benar, bahwa orang-orang Indonesia banjak berdjasa dalam pembukaan tanah jang luas sehingga dapat didiami orang. Diatas telah kami tulis tentang kegiatan orang-orang Indonesia dalam pembukaan tempat-tempat seperti Laarwijk, Lelydorp dan tempat-tempat lainnja. Produksi pertanian ketjil orang-orang Indonesia tidak sampai demikian djumlahnja, sehingga dapat berarti bagi ekspor. K etjuali itu sebagian besar disediakan untuk dipakai sendiri, dan hanja kelebihanannja sadja didjual. Walaupun pada hakekatnja tidak begitu penting bagi pendapatan nasional, bagian dari produksi pertanian ketjil orang Indonesia toh tidak boleh dipandang ketjil. Dengan membawa barangbarang hasilnja kepasar baik langsung maupun melalui perantara ia mentjukupi sebagian daripada kebutuhan-kebutuhan setempat. Hal ini tidak sadja berakibat bahwa sebagian daripada impor dapat dihemat, akan tetapi djuga bahwa hasil-hasil petani-petani lainnja dapat disediakan untuk diekspor. Sampai berapa djauh produsen-produsen bangsa Indonesia dapat menghemat impor negara dan membebaskan barangbarang hasil bumi untuk ekspor, tidak dapat kami katakan. Produksi pertanian ketjil tidak diperintji menurut golongan-golongan bangsa. H a nja distrik Coronie dapat memberikan kepada kami angka-angka tentang hasil pertanian ketjil orang-orang Indonesia : Tahun Luas tanah Padi Ubi Katjang tanah D jagung Pisang tandan P isang b acoven tandan K elapa butic ,_ , ' Menteri Pertanian menerangkan kepada kami bahwa ang a-ang a jang dapat diberikan oleh Departemennja tentang hasil pertanian etji diperintji menurut golongan-golongan bangsa, akan memberi an 9a baran jang keliru tentang keadaan jang sebenarnja. D ari a-ang a itu akan ternjata. bahwa pertanian orang-orang India lebih banja memprodusir dari pada pertanian ketjil orang-orang Indonesia. Pada umum nja petani-petani India lebih banjak mendjual hasil bumi kepasar, a an tetapi tidak selamanja ia menghasilkan lebih banjak daripa a petanipetani Indonesia seperti jang kelihatan dari angka-angka. a a suatu kebiasaan bahwa orang-orang Indonesia pada permulaan musim menanam bekerdja sebagai buruh pada orang-orang India untuk menger ja an tanah. W aktu dan tenaga untuk pekerdjaan ini sudah tentu 1 ang agi 146

150 KEHIDUPAN EKONOMIS tanah orang-orang Indonesia sendiri. Maka keadaannja ialah bahwa jang menghasilkan tadi ialah tanah orang India akan tetapi dengan tenaga orang Indonesia. Berdasarkan ini bagian petani-petani ketjil bangsa Indonesia dapat kita taksir lebih tinggi daripada jang ternjata dari angka-angka. Seorang orang terkemuka pada perusahaan bauxiet di Mungo berkata kepada kami, bahwa untuk tambang-tambangnja buruh jang paling baik ialah orang-orang Indonesia. Djika kita ingat bahwa bauxiet adalahbahan ekspor jang terpenting bagi Suriname, dan jang hampir tiap tahun: berdjumlah 75% daripada djumlah harga ekspor barang-barang seluruhnja, maka pernjataan pembesar bauxiet tentang bagian orang-orang Indonesia dalam ekonomi Suriname tadi tidak perlu diberi pendjelasan lebih landjut. Pada kedua perusahaan bauxiet tadi bekerdja lebih dari 1500 buruh, tetap dan tidak tetap. Orang-orang Indonesia terkenal sebagai orang-orang jang tidak begitu suka menabung.,,kami datang di Suriname tidak untuk mentjari kesusahan, melainkan untuk hidup bersenang-senang, kata mereka. Hal itu berarti sebotol Coca-Cola dan bukan air, makan enak, pakaian bagus, sepeda baru dsb. Hal itu berarti pula bahwa mereka tidak akan berdjalan kaki 5 km djauhnja djika ada oto jang dapat membawa mereka walaupun dengan pembajaran. Seorang sopir bangsa India, jang kami adjak bertjakap-tjakap didekat djembatan penjeberangan di Meerzorg, berkata bahwa penghidupannja akan sangat sederhana djika tidak ada orang-orang Indonesia, oleh karena mereka itu jang merupakan langganan terbaik- Kurangnja semangat menabung ini menjebabkan bahwa orang-orang Indonesia selalu menghabiskan pendapatan mereka. Dengan demikian maka uang mereka selalu dalam peredaran, sehingga memperbesar perdagangan didalam negeri. Achirnja orang-orang Indonesia memberikan sumbangan mereka kepada penghasilan negara melalui padjak-padjak. Seorang orang Indonesia terkemuka menggambarkan sumbangan itu sebagai berikut:,.sekarang ini ada kira-kira orang Indonesia di Suriname. Tiap keluarga mempunjai rata-rata 4 orang, sehingga ada kira-kira kepala keluarga jang harus membajar padjak. Djika padjak ini kita taksir S f 8. untuk tiap kepala keluarga (didasarkan atas djumlah sewa persil), maka sumbangan golongan bangsa Indonesia kepada kas negara Suriname berdjumlah lebih dari S f Kami sebutkan sumbangan ini, oleh karena orang-orang Indonesia berpendapat bahwa pemerintah menerima uang itu dengan tiada memberikan guna kepada golongan bangsa Indonesia (Lihat hal. 67). 147

151 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T LA N T IK 3. PERBAN DIN GAN BAGIAN INI D E N G A N G OLONGAN-GOLONGAN LA IN N JA Seperti djuga kami tidak dapat menetapkan dengan angka-angka ba- gian golongan bangsa Indonesia kepada pendapatan nasional Suriname, demikian pula kami tidak dapat menetapkan perbandingan bagian itu dengan bagian dari penduduk lainnja dengan angka-angka. Perbandingan dengan golongan Creool sudah sukar sekali, oleh karena kedua golongan tadi memberikan sumbangannja masing-masing kepada ekonomi negara dengan matjam pekerdjaan jang sangat berbeda-beda. Orang-orang Creool sebagian besar ada diluar pertanian. Kita dapati mereka didalam dunia perdagangan, pertukangan dan pekerdjaan-pekerdjaan intellektuil. Orang-orang Indonesia sebaliknja sebagian besar mempunjai mata pentjahariannja dalam lapangan pertanian, baik sebagai petani merdeka, maupun sebagai buruh pada petani-petani lainnja. Oleh karena kami sama sekali tidak mempunjai angka-angka jang dapat kita ja i an pegangan untuk hanja mengadakan perkiraan jang kasar sadja tentang per an ingan itu, maka sebaiknja hal itu kita abaikan sadja. entang agian orang-orang India kami djuga tidak mempunjai angkaang a an o e arena itu kami akan tetap consequent, djika kami bersi ap sama tentang perbandingan bagian orang-orang Indonesia dengan agian orang orang ndia dalam ekonomi Suriname. Akan tetapi kedua j? aili 1 119r3n dar* Asia ini mempunjai sifat jang sama, jang tiada dimihki oleh golongan lainnja. Seperti orang orang India orang-orang Indonesia didatangkan dari Sia se agai imigran, an untuk sebagian besar mereka mempunjai matapen ja arian a am apangan pertanian. Dengan mengingat faktor-faktor ini a a juga man aatnja untuk mengadakan perbandingan walaupun ang a-angka tidak ada, oleh karena dalam hal ini kita menemui beberapa titik persamaan untuk membandingkan kedudukan kedua golongan di Suriname itu. 3 3 Indonf sia rang-orang India memberikan sumbangan epada kas negara melalui padjak. Kami tidak dapat mengetahui apakah sumbangan mi lebih besar atau lebih ketjil daripada sumbangan orang-orang Indonesia. Hasil pertanian ketjil orang-orang India, meskipun dengan tjatatan tentang pemakaian tenaga orang-orang Indonesia pada waktu menanam padi sebagai jang terurai diatas (halaman 146), adalah lebih besar dari pada hasil orang-orang Indonesia, Orang-orang India menghasilkan lebih banjak padi dan sajur-sajuran daripada orang-orang In donesia. Pertama oleh karena tanahnja lebih luas, kedua oleh karena tjara bekerdjanja lebih efficien t, dan selandjutnja oleh karena mereka sebagian besar memprodusir untuk perdagangan. 148

152 KEHIDUPAN EKONOMIS Berlainan dengan petani-petani Indonesia petani-petani India biasanja mempunjai tanah dengan pak temurun. Sudah lama imigran-imigran India meninggalkan perkebunan-perkebunan untuk berusaha dalam lapangan pertanian. Dalam hal ini mereka lebih suka mempunjai tanah sendiri daripada menjewa tanah. Oleh karena kekuatan ekonominja jang lebih besar mereka dapat membeli tanah jang lebih luas, sehingga mereka dapat menanam lebih banjak daripada orang-orang Indonesia, jang tidak mampu atau mau membeli tanah. Orang-orang India rupa-rupanja sudah. dapat menerima keadaan mereka, dipindahkan dari tanah air mereka ke Suriname, dimana mereka disuruh bekerdja dibawah Poenale Sanctie jang sangat menghina itu, dan mereka mengambil keputusan untuk mentjari penghidupan baru disitu. Orang-orang Indonesia sebaliknja tidak dapat menjesuaikan diri mereka kepada penghidupan baru ini. Mereka sesungguhnja pergi dari D jawa dengan maksud untuk achirnja kembali lagi. Sampai ketika mereka kehilangan hak mereka untuk kembali ke Indonesia dengan tjuma-tjuma karena menerima premi S f 100., dan mulai berusaha sendiri dalam lapangan pertanian, hanja sedikit sekali diantara mereka jang bermaksud untuk memutuskan hubungannja dengan tanah air. Mengingat hal itu tiada gunanja untuk mempunjai tanah dengan hak milik, meskipun dengan aturan-aturan jang sekarang orang-orang Indonesia dapat memiliki lebih daripada 1 ha sawah, jaitu diluar bagian jang sudah dibagi-bagi. Akan tetapi ia tidak dapat mengerdjakan tanah jang lebih luas dengan tiada bantuan tenaga-tenaga lainnja. Petani India lebih mementingkan kwantitet hasil tanahnja, dan tidak mementingkan kwalitetnja, dan dalam hal ini menurut hemat kami mereka benar, oleh karena harga pemerintah untuk beras jang baik dan jang djelek adalah sama. Oleh karena itu tjara bekerdjanja lebih efficient dari pada petani Indonesia, jang sesuai dengan bakatnja untuk kebersihan djuga sangat mementingkan kwalitet hasil pertaniannja. Oleh sebab itu ia dalam waktu jang sama dan dengan tenaga jang sama memprodusir djauh lebih sedikit. Kebersihan pada umumnja adalah suatu sifat jang baik, dan djika sifat ini dapat dibarengi dengan efficiency, ia tentu akan lebih madju daripada orang-orang India, oleh karena ia dapat memberikan baik kwalitet maupun kwantitet. Akan tetapi oleh karena ia telah mengorbankan kwantitetnja untuk kepentingan kwalitet jang toh tidak dihargai lebih tinggi oleh masjarakat, maka sifat suka akan kebersihan itu mendjadi sifat jang merugikan. Sesungguhnja ia ingin mendapat hasil jang lebih banjak dari tanahnja ; buktinja ia selalu mengeluh bahwa penghasilannja kurang. Akan tetapi ia tidak mampu untuk memakai tjara-tjara produksi jang lain daripada jang lama, jaitu jang biasa ia pakai. Apakah orang-orang India lebih pandai dalam soal-soal pertanian dari pada orang-orang Indonesia ketika mereka datang, tidak dapat kami 149

153 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T L A N T IK ketahui, akan tetapi sudah pasti pengetahuan orang-orang Indonesia tentang pertanian adalah sedikit sekali. Sekiranja orang-orang India seperti halnja dengan orang-orang Indonesia tidak pula mempunjai dasar-dasar ini, akan tetapi bagaimana djuga mereka telah beruntung mendapat perhatian dari pemerintah Inggeris selama 75 tahun sedjak permulaan imigrasi. D engan orang-orang Indonesia tidaklah demikian halnja. Memang benar beberapa waktu ada seorang landbouw consulent dari Indonesia bagi im igran-im igran Indonesia, jang dapat memberikan penerangan dan bimbingan. A kib atn ja diantaranja ialah bahwa orang mulai menanam tembakau, jang kemudian segera hilang kembali, oleh karena berhubung dengan perginja consilient tadi, jang katanja tidak senang lagi tinggal di Suriname, tidak dapat lagi diberikan penerangan-penerangan. M aka adanja ahli pertanian jang hanja sebentar itu tidaklah meninggalkan bekas-bekas jang tetap. Orang-orang Indonesia mengeluh karena tidak ada penerangan jang baik tentang penanaman tanam-tanaman. Mereka berkata :,,D jika opseter datang, ia hanja memeriksa apakah persil-persil ada dalam keadaan baik. P en eran g an bagaimana orang harus menanam untuk memperbesar hasilnja tidak diberikan olehnja- Beberapa dari surat-surat keterangan itu diperlihatkan kepada kami, jang telah diberikan oleh opseter pertanian, dan dimana diterangkan bahwa dipersil petani X semuanja bersih dan beres. Para petani Indonesia menganggap persil-persil dan sawah mereka hanja sebagai tempat mereka menumpang, dimana mereka dapat menanam untuk keperluan mereka sendiri atau lebih sedikit. Sebaliknja orang-orang India menanam sebanjak mungkin untuk dapat sebanjak mungkin djuga mendjual dipasar. Keperluan mereka sehari-hari sedikit sekali', sehingga hanja bagian ketjil sadja dari hasil tanamannja perlu mereka simpan. Oleh sebab itu mereka mempunjai kekuatan ekonomi jang lebih besar. Akan tetapi apakah bagian mereka dalam ekonomi negara pada hakekatnja benar-benar lebih besar daripada bagian orang-orang Indonesia? Diperkebunan mereka hampir tidak terdapat lagi sebagai buruh sehingga mereka sudah tidak memberikan sumbangannja melalui pertanian besar. Bagian mereka sebagian besar terdiri atas padi, sajur-sajuran dan susu. Oleh tjara hidupnja jang sangat hemat, jang dinamakan oleh orangorang Creool dan Indonesia kikir, akan tetapi jang bagi mereka sendiri berarti suatu sifat jang baik, selalu terdjadi pemindahan mililc kegolongan-golongan India, sehingga terdjadi pemusatan kekajaan, jang sekarang masih bertambah. Akan tetapi modal ini umumnja tidak begitu pvoductief. Benar orang-orang tani mempergunakannja untuk pembeli alat-alat produksi untuk menambah dan memperbaiki produksi pertaniannja, akan tetapi didalam kota tidak ada penanaman modal dalam perusahaan-perusahaan untuk memprodusir dalam negeri, jang hingga sekarang harus diimpor. 150

154 KEHIDUPAN EKONOMIS Oleh tjara hidupnja jang sangat hemat itu orang-orang India sedikit sekali m engeluarkan uang untuk barang-barang, sehingga mereka berlaw anan dengan orang-orang Indonesia, tidak banjak memberikan sumbangan kepada kemadjuan perdagangan dalam negeri. 4. T E M P A T -T E M P A T M EN ABU N G UANG Setelah diatas kami bentangkan tentang kemauan inenabung orangorang Indonesia, kiranja tidak perlu lagi ditanjakan apakah mereka suka menabung atau tidak. Orang Indonesia tentu dapat menabung, akan tetapi ia harus mempunjai tudjuan jang terang, mengapa ia harus menabung. Menabung untuk kelak kemudian hari biasanja ia tidak, oleh karena memikirkan,,hari tuanja buat dirinja adalah suatu hal jang terlampau djauh, dan ia tidak mau menambahkan kesukaran lagi pada kesukarankesukaran hidupnja sekarang jang sudah banjak itu. Akan tetapi djika ia mempunjai tudjuan jang lebih konkrit, jang hendak segera ia tjapai, maka ia dapat berhemat.-djika umpamanja ia bermaksud untuk mengadakan pesta jang besar buat perkawinan anaknja perempuan atau chitanan anaknja jang laki-laki, maka mulai saat itu ia menghemat apa sadja jang dapat dihemat. Seorang petani di Laarwijk umpamanja telah mengeluarkan biaja berupa uang tunai sebanjak S f 180., dengan tiada memindjam, untuk pesta waktu mengchitankan salah seorang anaknja laki-laki. Ketjuali itu ia telah memasak 300 kg. beras dan memotong 50 ekor ajam untuk djamuan tamu-tamunja. Bahan-bahan ini berharga S f 160., sehingga pesta tadi seluruhnja telah memakan biaja S f Alasan lain untuk menabung ialah tudji an untuk pulang ke Indonesia. Beberapa orang petani disekitar Domburg sudah bertahun-tahun hidup sederhana, walaupun hasil tanah mereka tjukup untuk hidup senang. Akan tetapi mereka mau mengumpulkan uang sebanjak-banjaknja supaja dapat pulang ke Indonesia. Demikian pula halnja dengan orang-orang Indonesia lainnja didalam kota, hanja dengan perbedaan bahwa mereka ini menjimpan setjara collectief. Di Paramaribo ada dua dana-dana tabungan Indonesia, jang didirikan dengan tudjuan pada waktu-waktu jang tertentu mengumpulkan uang sehingga pada waktunja anggota-anggotanja dapat dibiajai pulang ketanah air. Salah sebuah dari dana-dana tersebut terdiri atas uang iuran anggota-anggota perkumpulan Shahabatul Islam. Perkumpulan menabung jang lainnja terdiri atas orang-orang Indonesia, jang sambil menunggu waktunja untuk meninggalkan Suriname selama-lamanja, beladjar tehnik radio. Untuk keperluan itu pemimpinnja mengikuti kursus tertulis dari Nederland. Hal ini dapat oleh karena ia dapat berbitjara bahasa Belanda sedikit dan pandai membatja dan menulis. Pada malammalam jang tertentu peserta-pesertanja berkumpul dirumahnja untuk beladjar dari padanja. Pada ketika itu ia meneruskan pengetahuan jang 151

155 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T LA N T IK didapatinja tentang tehnik radio kepada pengikut-pengikutnja disana. Dikatakan kepada kami, bahwa pemimpinnja mempunjai tudjuan jang lain dengan dana tabungan tadi daripada jang dibajang an epa a pena bung-penabung. Apapun tudjuannja, hal itu tidak mengurangi enja a bahwa orang Indonesia dapat mempunjai minat untuk mena ung, ji ia mempunjai tudjuan tertentu, jang sangat memikat per atiannja. 5. SU A TU PERBA N D IN G A N Sebagai penutup pemandangan tentang peranan orang-orang Indonesia dalam ekonomi Suriname ini, kami hendak mendjawab pertanjaan jang tentu timbul pada tiap-tiap orang jang membandingkan kedudukan ran9 Indonesia dengan orang India, jaitu :,,Mengapa orang-orang In ia apa madju demikian, sedang orang-orang Indonesia dalam segala a etmg galan? Baik orang India maupun orang Indonesia berasal dari A sia bagian panas, jang pertama hampir sama djauhnja kesebelah U tara dengan jang kedua kesebelah Selatan chatulistiwa. Keduanja datang di Suriname sebagai kuli kontrak, dan bekerdja diperkebunan-perkebunan dibawa peraturan-peraturan jang sama. Keduanja ada dibawah undang-undang negara jang sama dan diantaranja ada dibawah undang-undang ewadjiban beladjar jang sama. Mengapa orang-orang India mempunjai rumah-rumah jang besar dan indah? Mengapa mereka mempunjai toko-toko besar? Mengapa mere <a mempunjai advocaat-advocaat dan dokter-dokter? M engapa mereka umumnja demikian madjunja sehingga merupakan antjam an bagi kedudukan orang-orang Creool? Mengapa sebaliknja orang-orang Indonesia demikian ketinggalan, sehingga mereka merupakan golongan jang terendah didalam m asjarakat? Semua ini dapat dipahamkan. Siapa sadja tentulah akan tertarik oleh keadaan, bahwa kedua golongan imigran mempunjai kedudukan jang sangat berlawanan. Banjak orang dapat djuga memberikan djawaban. M e reka berkata : Orang Indonesia telah mempunjai kesempatan jang sama dengan orang India. Oleh karena itu djika ia tidak madju, hal itu salahnja sendiri, bukan kesalahan kami. Memang ada inti kebenarannja dalam pikiran ini. Orang-orang India segera menerima nasibnja dan tidak berpangku tangan. Dengan demikian ia telah menundjukkan dapat segera menjesuaikan diri dan berbuat menurut keadaan. Ketjuali itu ia dapat hidup sederhana. T ja ra hidup jang demikian itu jang dalam pandangan orang lain dianggap kikir dan oleh karena itu tidak sym pathiek, toh telah membuat mereka kuat. Orang-orang Indonesia tidak mempunjai sifat dapat menjesuaikan diri itu. Mereka tidak pernah dapat menerima nasibnja dan mereka selalu berusaha supaja sekali dapat kembali ketempat asalnja. Penghidupan 152

156 KEHIDUPAN EKONOMIS diperkebunan tidak memberikan mereka apa jang telah didjandjikan kepada mereka dan keketjewaan tentang hal ini rupa-rupanja lebih kuat dari pada kekuatan untuk tunduk kepada keadaan. Oleh karena itu mereka tetap hidup dalam suasana seperti di Djawa. Oleh karena itu pula mereka tetap merupakan golongan jang terbelakang, jang berlawanan sekali dengan golongan lain imigran-imigran dari Asia. Mereka tidak mampu untuk mengumpulkan energie, jang diperlukan agar tidak tenggelam didalam perdjuangan hidup, akan tetapi sebaliknja supaja mentjapai kemenangan jang gilang-gemilang. Didalam pertanian mereka sangat tergantung kepada perubahan-perubahan alam, akan tetapi mereka tidak mentjoba sebanjak mungkin melenjapkan pengaruh alam itu. Mereka terlampau terpengaruh oleh pikiran bahwa mereka hidup ditanah asing jang harus mereka sewa dan untuk uang sewa itu mereka mengharapkan apa-apa dari Pemerintah- Pernah kami menanjakan kepada dua orang petani jang sedang berkumpul, mengapa orang-orang India dapat madju, sedang orang-orang Indonesia sangat ketinggalan. Djawabnja berbe a- beda. Jang seorang mentjari kesalahan pada diri sendiri. Ia berkata^,,itu salah kami sendiri ; keadaan kami jang djelek ini disebabkan o e penipuan, tajub, djudi dan penghidupan jang royal. Jang lain menjalahkan Pemerintah.,,Kami tidak mempunjai tjukup untuk hidup. Keti a saja belum berdagang, saja mempunjai tanah 2 ha. Jang seperlimanja sadja jang dapat ditanami. Jang 1000 m2 diisi pohon-pohon djeruk an kelapa, rumah dan ternak m2 disediakan untuk tanaman katjang tanah dan 4000 m2 untuk padi. Penghasilan saja setahun berdjumlah : S/ 2 4. dari pendjualan kelapa dari pendjualan 2500 butir djeruk dari pendjualan 20 karung katjang tanah dari pendjualan 20 karung padi. 2 0 l dari pendjualan ajam. Sf ~ Ketjuali 500 kg beras jang saja perlukan untuk keluarga s a j a jang terdiri dari 3 orang saja tiap hari harus mengeluarkan S f 1,50 untu a han-bahan makanan. Djadi untuk keperluan ini saja sudah memer u an uang S f Bagaimana saja dapat hidup dari tanah saja. em rintah hanja membiarkan kami sadja. Seorang petani lainnja, penduduk desa Kuwarasan dan pemimpin salah sebuah perkumpulan Islam sama pendiriannja dengan petani jang pertama. Ia berkata : Orang-orang Indonesia dapat hidup senang disini, asal mereka hidup lebih hemat. Saja sendiri mengalaminja. Pernah saja mendapat hampir S f dari pendjualan katjang tanah. Akan tetapi saja tidak lalu bekerdja terus dan menanam lebih banjak, melainkan berhenti bekerdja dan hidup sadja dari uang tadi. Djika dikaruniai Tuhan tentulah saja akan mendapat panen jang bagus lagi, pikir saja ketika 153

157 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK itu. Uang S f itu segera habis dan kesempatan itu tidak kembali lagi. Djika saja mendapat uang sebanjak itu lagi tentu saja tahu sekarang apa jang akan saja perbuat. Didalam perdagangan mereka kurang berani berspekulasi jang perlu sekali untuk mendapat succes. Djuga mereka kurang mempunjai pengertian ekonomis. Di Nickerie umpamanja peserta-peserta penggilingan beras koperatif telah memutuskan untuk membagi dana tjadangannja, jang disediakan untuk pada waktunja memperbaharui mesin-mesinnja, bertentangan dengan nasihat-nasihat Komisaris Distrik dan orang-orang Indonesia terkemuka. Selama mereka mempunjai tabiat hidup demikian, selama itu nasib mereka tidak akan berubah. Akan tetapi dengan ini pertanjaan-pertanjaan jang berhubungan dengan hal-hal tadi belum lagi terdjawab. Dasar pertanjaan sesungguhnja ialah :,.Mengapa orang-orang India dapat menjesuaikan diri kepada keadaan-keadaan di Suriname sedang orang-orang Indonesia tidak? Pertanjaan ini sukar didjawab, oleh karena bertalian dengan berbagaibagai faktor, jang tidak semua kami ketahui. Hal ini sering dilupakan oleh mereka jang mengira dapat segera mendjawabnja. Oleh sebab itu djika kami hendak mentjoba untuk mendapatkan djawaban tentang soal ini bagi kami sendiri, maka kami sendiri sedikitpun tidak berkejakinan bahwa kami telah memberikan djawaban jang memuaskan semua pihak. Mentalitet imigran-imigran jang bersangkutan dalam hal ini tentu ada pengaruhnja jang besar. Telah kami katakan bahwa orang India segera menjesuaikan diri, orang Indonesia tidak. Apa sebab perbedaan perangai ini tidak dapat kami tetapkan, akan tetapi pasti tabi'at jang dibawa oleh berbagai-bagai golongan dari tanah asalnja mempunjai pengaruh jang menentukan. Memang baik orang-orang India maupun orang-orang Indonesia berasal dari daerah tropik dan Asia, akan tetapi tempat tinggal jang pertama terletak 22 sebelah Utara, jang terachir 6 sebelah Selatan chatulistiwa. Rupa-rupanja orang-orang India berasal dari daerah jang sering ditimpa bentjana alam dan dimana tanahnja tidak sesubur di Djawa. Oleh karena keadaan-keadaan tadi mereka rupa-rupanja mendjadi kuat dan mereka beremigrasi dengan maksud untuk mendapatkan penghidupan jang lebih baik. Sebaliknja orang-orang Indonesia berasal dari daerah dimana tanahnja sangat suburnja. Memang benar orang-orangnja miskin dan sering mereka kekurangan makan, akan tetapi keadaannja tidak demikian buruknja, sehingga orang menganggap emigrasi sebagai penolong jang penting untuk keluar dari kesulitan. Suatu bukti ialah bahwa pemerintah Hindia Belanda mendjumpai banjak kesulitan dalam kolonisasi orangorang dari Djawa ke Sumatera Selatan. Bahwa orang-orang Indonesia hanja dengan djandji jang palsu dan penipuan dapat dipaksa beremigrasi 154

158 KEHIDUPAN EKONOMIS ke Suriname adalah suatu bukti bahwa mereka tidak suka meninggalkan kampung halamannja. Oleh sebab itu orang-orang Indonesia berlainan dengan orang-orang India, sukar dapat menerima keadaannja di Suriname, dan selalu mereka berpikir bahwa sekali mereka akan kembali ke Indonesia. Selandjutnja ketika itu India sudah mempunjai susunan ekonomi jang lebih berbelit-belit. India sudah lama mempunjai industri dan sudah melampaui tingkatan tjara-tjara produksi jang feodalagrasis, sedang penghidupan ekonomis dipedalaman djuga sudah melampaui tingkatan zelfvoorziening. Oleh karena itu orang-orang India mempunjai kelebihan daripada orang-orang Indonesia, jang ketika itu, dan sekarang djuga sebagian besar masih hidup didalam alam feodal. Akan tetapi djuga di Suriname ada perbedaan keadaan penghidupan antara orang-orang India dan Indonesia. Imigran-imigran pertama dari India datang pada tahun 1873, orang-orang Indonesia jang pertama baru pada tahun 1890 datang di Suriname. Djadi orang-orang India sudah hampir 20 tahun tinggal disana ketika orang-orang Indonesia datang. Oleh karena itu mereka lebih tahu keadaan negeri, dan sudah mukim disana ketika orang-orang Indonesia masih harus mulai. Orang-orang India mulai madju dalam waktu, ketika djuga orang-orang Creool masih rendah deradjat pengetahuannja. Oleh karena itu mereka dapat bersama madju dengan.orang-orang Creool, sehingga ketinggalan mereka tidak begitu besar. Akan tetapi kelebihan mereka daripada orang-orang Indonesia makin lama makin besar. Ada faktor-faktor lainnja, jang djuga turut menjebabkan timbulnja keadaan jang sekarang ini. Pertama-tama harus kita sebut adanja konsol Inggris di Paramaribo jang tidak boleh kita abaikan begitu sadja artinja. Konsol ini berkewadjiban mengamat-amati apakah para imigran dari India mendapat perlakuan jang baik. Hal ini adalah suatu djaminan bagi orang-orang India bahwa mereka mendapat perlindungan dari pemerintah Inggris. Bagi direktur-direktur perkebunan tjampur tangan konsol Inggris ini adalah sebagai suatu tanda peringatan jang selalu mengantjam mereka. Dalam tahun 1876/1878 pemerintah Inggris sudah pernah menghentikan imigrasi dari India, oleh sebab ada sangkaan bahwa para imigran diperlakukan kurang baik. Penghentian imigrasi ini akan merupakan suatu tikaman bagi perkebunan-perkebunan jang toh sudah tidak begitu madju. Oleh sebab itu terpaksa mereka harus mendjaga djangan sampai bentrokan dengan konsol itu, dan memperlakukan imigran-imigran itu lebih baik daripada jang mereka kehendaki. Imigranimigran mendapat perumahan jang baik, dan mendapat perawatan sakit jang lebih baik daripada imigran-imigran di Demerara. Kewadjiban beladjar didjalankan keras, hal jang menguntungkan anak-anak para imigran. Karena tahu bahwa didalam suatu perselisihan dengan madjikannja mereka dapat mengadu kepada suatu instansi, malahan sampai 155

159 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK mengenai putusan pembesar jang tertinggi di Suriname, maka orangorang India berani bersikap tegas terhadap direktur-direktur an opseter-opseter perkebunan. Sikap ini sering mendjelma sebagai perkelahian. jang atjapkali berachir dengan pembunuhan. Mentaliteit ini te a me nguntungkan orang-orang India dalam penghidupan mereka se an jutnja di Suriname. Meskipun karena itu ia dibentji orang banjak, bagi dirinja sendiri sikap itu mendatangkan banjak keuntungan. Orang-orang n o nesia tidak ada jang memperlindungi. Mereka diambil dari dunia mere a di Djawa jang mereka kenal, dan dipindah ke Suriname jang asing ag1 mereka, dan disini mereka diserahkan dengan tiada perlindungan epa a pengusaha-pengusaha kebun, jang hanja mempunjai tudjuan mengam 1 prestasi orang-orang Indonesia sebanjak-banjaknja dengan penge uaran beaja sedikit-sedikitnja. Jang pertama-tama mendjadi tudjuan pemerinta d e n g a n i m i g r a n - i m i g r a n i t u i a l a h k e p e n t i n g a n perkebunan ), s e a n g pentingan para imigran sendiri adalah soal kedua. Memang a a aturan aturan kerdja jang ditetapkan, akan tetapi pengawasan atas didja an an nja aturan-aturan tadi tidak ada. Orang-orang Indonesia mengeluh arena terlampau kurang upahnja, dan rapport Surinam e Studie Com m tsste menjebut djuga hal ini*). Kewadjiban beladjar tidak didjalankan dengan beres. Direktur-direktur perkebunan, jang tidak begitu mempunjai kepen - tingan pada ketjerdasan orang-orang Indonesia, tidak menjuruh imigranimigran untuk menjekolahkan anak-anak mereka, malahan melarangnja. Oleh sebab itu keinginan para kontrakan, jang toh sudah tidak begitu insaf akan manfaat sekolah, untuk menjekolahkan anak-anak mereka mendjadi lenjap sama sekali. Tidak ada orang tempat orang-orang Indonesia dapat mengadukan halnja. Djurubahasa-djurubahasa ternjata lebih pegawai daripada pembela-pembela orang Indonesia. Keadaan-keadaan inilah jang menjebabkan mereka itu m e n d ja d i takut-takut. Pada lahirnja orang-orang Indonesia saloat menerima segala perlakuan, akan tetapi sesunggutanja semuanja itu disimpannja didalam hati, dan sekali-sekali meletuslah semuanja jang tersimpan itu. ^ Halaman 86 lmm' 9ratle Van Ind nesiers in Suriname. Dissertatie. Leiden

160 B A B V K e h i d u p a n k e a g a m a a n O r a n g - o r a n g Indonesia di Suriname menganut agama Islam dan Keristen. 1. A G A M A ISL A M Bagian terbesar orang-orang Indonesia, jaitu 97 %, menganut agama Islam. Hal ini tidak boleh diartikan bahwa semuanja hidup menurut agama ini setjara sedar. Kebanjakan sesungguhnja hanja karena kebiasaan sadja mendjadi Islam. Agama Islam adalah agama orang-orang tuanja, nenek-neneknja dan nenek-mojangnja. Agama ini adalah agama jang diadjarkan oleh orang-orang tuanja, dan dari ketjilnja ia hidup didalamnja. Dapat dikatakan bahwa mereka mempunjai ikatan perasaan dan tradisionil dengan agama Islam. Agama adalah agama Islam dan mere a tidak akan suka disebut tijang kapiv. Makan daging babi dianggap nadjis demikian pula didjilat andjing. Oleh karena itu orang Indonesia djarang memelihara andjing. Makan daging ajam, jang tidak ^dipotong menurut agama Islam, jaitu dengan membatjakan,,donga (do a) juga haram. A kan tetapi tidak semuanja mengikuti aturan ini. Ikatan dengan agama Islam ini adalah demikian kuatnja, sehingga agama Keristen tidak mendapat kemadjuan dikalangan orang-orang n donesia. Akan tetapi mereka sangat tolerant terhadap orang-orang n o nesia jang menganut agama Keristen. Tidak ada sama sekali rasa per saingan antara penganut-penganut kedua agama tadi. Pada wa tu membitjarakan sifat gotong-rojong telah kami tjeritakan bahwa orang orang Indonesia beragama Islam djuga membantu pada waktu mendiri an geredja. T oleran tie ini ternjata djuga dari kenjataan bahwa bahkan orangorang Islam jang keras agamanja didalam suatu perkumpulan menga ui pimpinan orang-orang Keristen, dan orang-orang Islam minta perto ongan orang-orang Indonesia Keristen. Djika kita ingat bahwa mereka a a a. orang-orang jang masih bodoh, maka kenjataan-kenjataan inengenai toleran tie ini penting sekali artinja. Dari pihak tertentu memang ditjoba untuk menimbulkan pertentangan terhadap orang-orang Indonesia jang menganut agama Keristen. Salah satu alat untuk m entjapai tudjuan itu ialah mengatakan kepada pengikut- 157

161 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN A TLA N TIK pengikutnja, bahwa ada organisasi tertentu dipimpin oleh orang-orang Keristen (wong kresten), djadi sesungguhnja suatu organisasi Keristen, jang tidak boleh mereka masuki. Dengan demikian maka mereka mempergunakan ikatan jang ada antara orang-orang Indonesia dengan agama Islam. Akan tetapi hal ini sama sekali tidak menghapuskan tolerantie jang telah ada. Pertama-tama propaganda demikian itu datangnja hanja dari golongan (politik) tertentu, sedang perkumpulan-perkumpulan agama sendiri tidak mempergunakannja. Selandjutnja propaganda-propaganda diatas selalu disertai pengumuman-pengumuman bahwa organisasiorganisasi Keristen tadi djuga mendjadi pengandjur penerimaan kewarganegaraan Suriname oleh orang-orang Indonesia, sehingga karena itu akan berusaha menghalang-halangi kembalinja orang-orang Indonesia ketanah air mereka. Hanja karena dipergunakan djuga propaganda sematjam ini, mereka berhasil mempergunakan sentimen agam alslam. Akan tetapi djika hasutan ini sudah lampau, tolerantie terhadap penganutpenganut agama lain toh kembali lagi. Orang-orang Indonesia di Suriname jang beragama Islam menganut adjaran imam Sjafi i. Hal ini tentulah tidak mengherankan, djika diingat bahwa aliran ini adalah jang umum dianut di Indonesia. H anja beberapa orang sadja sedar akan hal in i; lainnja hanja tahu bahwa mereka orangorang Islam, dan selandjutnja mereka tidak tahu bedanja antara orang Islam jang satu dengan jang lain. Beberapa orang dapat djuga mengatakan bahwa orang-orang India menganut adjaran Imam Hambali, dan oleh karena itu orang-orang Indonesia tidak menganggap mereka sebagai sealiran dan sebaliknja. Umumnja orang-orang Indonesia tidak mempunjai pengetahuan tentang teori agama. Mereka sedikit sekali atau sama sekali tidak memperdulikannja dan hanja sedikit sekali jang dapat membatja dan mengerti isi Quran. Selama kami dinegeri itu hanja kami djumpai 4 orang Indonesia jang dapat demikian. Kebanjakan mendapat pengetahuannja tentang wet agami dari adjaran-adjaran orang-orang tua. Guru-guru agama tidak ada kami djumpai di Suriname. Ada djuga orang-orang jang memberikan peladjaran agama kepada anak-anak. Setahu kami tidak ada penghulu-penghulu jang saleh, jang sangat dihormati oleh orang-orang Islam. Orang-orang Islam bangsa Indonesia dapat kita bagi dalam dua golongan, jaitu mereka jang hidup tidak menurut adjaran agama itu, dan mereka jang sungguh-sungguh mendjalankannja. Golongan jang pertama kita dapati terutama didalam kota dan pusatpusat perindustrian, golongan kedua terutama dipedalaman. Orang-orang Indonesia jang sedikit banjak sudah terpengaruh oleh penghidupan dikota dalam penghidupannja sehari-hari umumnja mendjauhkan diri dari agama. Ikatannja dengan agama Islam hanja berupa,,tjap 158

162 KEHIDUPAN KEAGAMAAN orang Islam jang mereka punjai. Mereka tidak mempunjai pengetahuan tentang adjaran agamanja, bersalat merekapun tidak, dan mesdjid-mesdjid tentu tidak dibandjiri oleh,,orang-orang Islam ini. W alaupun demikian pada peristiwa-peristiwa tertentu mereka melakukan djuga peraturan-peraturan agama. Demikian umpamanja orang tidak akan lupa mengchitankan anaknja laki-laki jang sudah tjukup umurnja. Perkawinan jang tidak dilangsungkan dimuka kaum tidak sah. dan orang jang meninggal selalu dikubur menurut aturan-aturan agama Islam. Berlawanan dengan orang-orang Islam dikota ini adalah orang-orang jang kuat ibadatnja, jang dapat kita bagi lebih landjut dalam dua golongan, jaitu jang benar hidup menurut adjaran-adjaran agama, akan tetapi tidak dengan kesedaran, dan golongan jang dengan sedar hidup menurut adjaran N abi Muhammad s.a.w. Golongan pertama adalah jang terbesar di Suriname. Djika adat-istiadat sebelum agama Islam kita hitung djuga termasuk agama orangorang Indonesia, maka dapat kita katakan bahwa hidup ketuhanan mereka sangat kuat. Kekuasaan sing ndam el gesang (Tuhan) mereka rasakan tiap saat. Oleh karena itu orang gampang menjebut nama Tuhan untuk membuktikan bahwa apa jang dikatakannja adalah benar. Orang djarang menjebut nama Nabi ; jang disebut selalu nama Pangeran (Tuhan). M ereka tidak mempunjai pengetahuan tentang teori agama dan mereka djarang pula melakukan salat. Akan tetapi mereka patuh akan aturan-aturan dari Quran, walaupun aturan-aturan tadi tidak mereka anggap sebagai aturan-aturan agama Islam, melainkan sebagai adatistiadat orang-orang Indonesia. Makna daripada aturan-aturan tadi umumnja djuga tidak diketahui lagi. Golongan ini termasuk golongan jang kolot. Disamping aturan-aturan agama Islam, jang ditaati pada peristiwa-peristiwa tertentu, adat-istiadat pre-islam itisch djuga masih dihormati. Hampir ditiap rumah orang desa terdapat,,sadjen (kurban). Isinja matjam-matjam. Kebanjakan sadjen itu terdiri dari air segelas berisi bunga dan makanan sedikit. Untuk sadjen ini disediakan tempat ketjil didalam rumah. Sadjen ini diletakkan ditempat jang dapat dilihat oleh semua jang ada didalam kamar. Biasanja orang tidak mau mengatakan tentang maksud daripada sadjen itu : barangkali karena rasa hormat terhadap ruh-ruh jang diberi sadjen tadi, barangkali djuga karena tidak tahu akan maksudnja. Dan orang-orang lain jang bersedia memberikan keterangan kami mendapat pendjelasan jang berikut. Dahulu kala orang hidup hemat, dan oleh karena itu selalu disediakan makanan untuk keesokan harinja. Akan tetapi makanan itu tiap kali dihabiskan anak-anak, dan achirnja diminta nasihat kepada seorang paderi. Ia menasihatkan supaja minta bantuan ruh, jang dapat mendjaga makanan tadi. O rang lalu membakar kemenjan dan bersembahjang untuk 159

163 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANT1K sik 'us ruh jang gaib itu. Anak-anak mendjadi takut dan tidak rfler^aia tetap* lagi makanan itu. Kebiasaan ini hidup sampai sekarang, a ng. S e^a maksud untuk mendjaga makanan tidak ada lagi dikandung ^ Q rans rang orang mengira bahwa ruh itu selama waktu tidur berke ia en a Per^1 lalu bermimpi, bahwa ruh tadi mendjadi dahaga aan lapar j^a^a11311 kesana kemari itu. Oleh karena itu disediakan oranglah air, v l s^ iua untuk ruh-ruh tadi. Dengan djalan demikian diharapkan a jang ditjita-tjitakan akan tertjapai. tio a Sunatan (chitanan) dianggap perlu untuk tiap-tiap orang> o ta n<3 ^a~ seorangpun jang akan melampauinja. Akan tetapi tidak emv t c ^ j a 1 pat mengatakan mengapa chitanan itu perlu. Apakah a j_epada djika tuan tidak menjunatkan anak tuan? bertanja a jg^i-laki. seorang tani jang mengadakan pesta untuk chitanan ana y.an tetap1 Djawabnja ialah: Saja kira ia akan tetap hidup sunatan sunatan adalah diharuskan adat dan orang mengatakan aq rang tida adalah alat untuk membersihkan (kanggo ngresikake) slliaat" )arl9 ingat akan perkataan sunnah. Jang melakukan harus du un attl pesta harus tahu benar akan adjaran-adjaran agama Islam. Pa a jnuda dimana diadakan djuga pertundjukan wajang, dalangnja jang ^ sadjen, berkata kepada jang empunja rumah bahwa tidak usah dise 'a ^ an tetapi oleh karena tidak perlu. Tamu-tamu lainnja memperkuatnja, i-uga dawalaupun tuan rumah tadi djuga merasa bahwa tanpa sa an dekat pat, ia toh mendjalankannja dan meletakkan sadjen ma dalang. ran'-aturan Perkawinan dilakukan dimuka penghulu nikah menurut a u tiada agama Islam, akan tetapi kemudian dilakukan aturan-aturan )a sangkut-pautnja dengan agama Islam. ditetapkan Djuga diwaktu kematian disamping aturan-aturan jang.. agama Islam dilakukan djuga kebiasaan-kebiasaan pre-islam 1 sa- Pada waktu penanaman padi kelihatan djuga bahwa r.an?-dindahkan ngat menghargai kebiasaan-kebiasaan kuno. Sesudah bi it )ewi kesawah dan orang tinggal menunggu turunnja hudjan, < P sej-,agai Sri diberikan kurban, dan hal ini diulangi lagi pada waktu pa tanda terima kasih. atiara. D ji" Pada waktu mendirikan rumah djuga diadakan upatjara-up J diulangi ka hendak memasang atapnja diadakan selamatan, dan hal lagi djika rumah sudah selesai. kuat pada Kepertjajaan akan kekuatan-kekuatan gaib seseorang masin orang-orang Indonesia ini, walaupun tidak sekuat a u. ^ diantara itu dukun masih memegang peranan penting, wa aupun ^ukun tua mereka itu sekarang tidak mempunjai P ^ d ja a n lagu Uuku ^ masih dihormati sekali, dan orang mempertjakapkanme«fc, d 9 ^ ^ hormat. Seorang orang Islam jang sungguh mentjeriterakan P 160

164 KEHIDUPAN KEAGAM AAN ban ne Wa dekat perkebunan Johanna M argaretha ada seorang orang Indok tua ian & menimbulkan sesuatu pada orang-orang dengan djalan uatan gaib. Ia m entjeriterakan bahwa orang itu dahulu pernah dapat membunuh orang dengan djalan demikian. Selandjutnja ia dapat memakai gu na-guna terhadap orang-orang perempuan, sehingga orang-orang itu mau tidak mau djatuh tjinta kepada seseorang. Ia telah dapat djuga enolong orang dari hukuman hakim, dan membebaskan orang dari penja ra dengan tidak memakai kekerasan. Rupa-rupanja orang tadi djuga seorang,,dukun tombo (dukun obat) jang pandai. Kami telah mengundjungi orang itu. Ruangan tempat ia menerima kami mempunjai suasana keram at dengan bermatjam-matjam pinggan tempat kurbannja an tem pat m em bakar kem enjan. Ia tidak mau bertjeritera tentang perbuatan-perbuatannja dahulu. Ia san 9 at dihormati orang-orang sedesanja, dan pada waktu itu kami dapat r^enjaksikan sambatan pada waktu penanaman padi, suatu hal jang di Surinam e sudah mulai djarang. Ada seorang lagi di Suriname jang dalam hal i^i terkenal djuga. O ran g itu sekarang sudah masuk agama Keristen. ami sendiri belum pernah melihat dukun jang sedang melakukan pekerd jaan n ja. M ereka sendiri umumnja tidak mau mentjeriterakan hal perbuatan-perbuatannja. D ari orang-orang desa lainnja banjak kami dengar tentang pekerdjaan-pekerdjaan dukun-dukun itu. D jika ada orang sakit, m aka dipanggilnjalah dukun. Dukun itu lalu membakar dupa (kemen ja n ) dekat sisakit dan memanggil ruh orang tua atau nenek jang sudah m eninggal dan ruh-ruh jang baik untuk memberikan kew arasan (keseh a ta n ) kepada sisakit. Ada jang dapat memanggil hudjan. Seorang penduduk desa Kuw arasan m entjeriterakan kepada kami tjaranja. Umpama^ n ja ad a orang jang hendak mengadakan taju b dan untuk itu ia mengadakan pers apan-persiapan jang perlu. A kan tetapi pada pagi hari mulai hudjan. O leh karena dapat langsungnja tajub itu banjak tergantung darip ad an ja m aka dipanggilnjalah dukun. Dukun itu mulai membakar kemen jan. Kemudian beberapa potong pakaian orang jang empunja rumah dilem parkan keatap, dan dipekarangan ditegakkan sebuah sapu lidi dan didekatnja situ diletakkan lombok merah dan bawang. Sambil menjebutkan,,rapal (do a) ia membantar hudjan itu supaja berhenti. D jika u sahanja gagal, maka hal itu dipersalahkannja kepada pengaruh-pengaruh djelek pihak lain, jang harus ditjari dan dialahkan dahulu sebelum dapat dimulai lagi usaha untuk menghentikan hudjan. Sebaliknja djika dikehendaki hudjan, maka dukun tadi mula-mula berpuasa 24 djam lam anja. Pada hari ia melakukan pekerdjaannja itu ia hanja sekali sadja makan. Selandjutnja ia terus-menerus mengutjapkan,,donga (orangorang Indonesia sangat pertjaja akan do a ini). D j ka hudjan belum djuga turun, ia mengulangi puasanja sampai turun hudjan, tetapi tidak lebih dari seminggu. D jik a sudah seminggu belum djuga berhasil, kegagalan In d on esia pada pantai lautan A tlantik

165 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN A TLA N TIK ini dipersalahkan djuga kepada pengaruh-pengaruh djelek dari pihak lain. Djuga waktu ada baji lahir dukun b aji diminta bantuannja. Sek a rang hanja sedikit sekali orang minta bantuannja. Komisaris distrik Coronie telah membuat p ro ces-v erb aa l terhadap seorang dukun jang..bantuannja menjebabkan kematian ibu dan baji. Perempuan tadi sangat sukar melahirkan. Dukun jang diminta datang lalu berdiri diatas perut perempuan itu untuk membantu dia mengedjan. Baji jang sudah kelihatan sedikit ditjoba ditarik keluar dengan kekerasan. Ketika dukun belurn djuga berhasil, suami perempuan tadi harus bertelandjang tudjuh kali berkeliling rumah membawa obor untuk mengusir ruh djahat jang ada didekat rumah. Ibu dan baji keduanja meninggal akibat perbuatan dukun itu. Orang-orang Indonesia umumnja tidak begitu pertjaja kepada dokter dan kepada obat-obatan jang berasal dari ap oth eek. Ia lebih suka memakai obat-obatan jang dibuatnja sendiri, biasanja,,djamu jang dibuatnja dari umbi-umbian jang mereka namakan,,lempujang. Apa djuga sakitnja, jang diberikan obat inilah. Penduduk dipedalaman masih sangat pertjaja akan kekuatan gunaguna. Orang Indonesia jang terpeladjar mengatakan bahwa peristiwaperistiwa jang terdjadi' karenanja, disebabkan oleh,,su ggestie". Oleh suggestie tadi orang dapat berbuat hal-hal jang disuggestikan kepadanja Dikatakan bahwa orang jang,,arep nggunani w on g (mau melakukan guna-guna terhadap orang) mengisikan kemenjan didalam rokoknja. dan kemudian menghembuskan asapnja kearah orang atau rumah orang jang hendak,,diguna-gunakan itu. Untuk melindungi diri terhadap guna-guna ini orang minta tolong kepada seorang dukun ; untuk menolaknja dukun tadi membakar kemenjan sambil mengutjapkan do a-do a. Ada djuga terdapat pengaruh kepertjajaan orang-orang Creool pada orang-orang Indonesia. Didistrik Coronie kami pernah mengalami peristiwa jang berikut. Pada suatu malam kami kembali dengan oto dari suatu pertemuan orang Indonesia didesa Sumboredjo. Hari hudjan lebat, dan djalan sangat gelapnja. Diantara kami ada suami-isteri bangsa Indonesia. Tiba-tiba isterinja berteriak :,,A ku weruh geni. O m ahe sop o jo sing diduni asem a?" (Saja melihat api. Rumah siapa kiranja jang telah didatangi asema?). Kami bertanja kepadanja siapa atau apa asem a itu. Ia mendjawab bahwa asem a adalah ruh perempuan jang djahat. Ia selalu dapat diketahui akan tjahaja jang dipantjarkan olehnja. D jika tjahaja ia pantjarkan kepada sesuatu rumah, maka penghuni rumah itu akan mendapat ketjelakaan. Orang mengatakan bahwa a sem a itu seangsa lintah darah. Orang lain mengatakan bahwa asem a itu seorang orang Negro perempuan jang mendatangkan ketjelakaan kepada orangorang. Sepandjang dapat kami ketahui tjahaja tadi berasal dari lampu senter jang dipegang orang. Kami lihat dalam sinar oto tiga orang 162

166 KEHIDUPAN KEAGAMAAN berdjalan ditepi djalan, dan seorang diantaranja membawa lampu senter. Suatu tjontoh lagi tentang pengaruh kepertjajaan orang-orang Creool, ialah kepertjajaan akan adanja wiesie (penggawe = orang jang dapat mempengaruhi orang dengan guna-guna). Sering kali orang Creool jang sudah tua jang memakai kain leher merah atau membawa kain merah disangka seorang wiesie mang (tukang menggawe). Peristiwa-peristiwa ini menundjukkan dengan djelasnja bahwa rasa keagamaan orang-orang Indonesia sangat kuatnja, akan tetapi djuga bahwa agama Islamnja telah bertjampuran dengan anasir-anasir dari agama-agama lainnja. Berlawanan dengan golongan orang-orang Islam ini, orang-orang Islam jang kuat keagamaannja dan lebih moderen haluannja tidak lagi hidup didalam suasana pre-islam itisch. Mereka mengutuk perbuatan-perbuatan lama tadi dan pekerdjaan dukun disebutnja,,politik apusan (penipuan). Peringatan hari-hari kematian digambarkan oleh mereka sebagai,.penipuan orang jang mereka tidak mau turut-turut (politik ngakali wong). Pesta-pesta jang besar tidak pernah diadakan oleh golongan ini. Tajub mereka kutuki benar berdasarkan alasan-alasan ekonomis dan moreel. Mereka tidak mau berdjudi dan minum minuman keras. Pada waktu chitanan diadakan selamatan, dan semalam sebelumnja diadakan leklekan (semalam-malaman bertjakap-tjakap bersama-sama sambil minum teh dan makan kue-kue). Ada kalanja djuga, seperti di Commewijne, diadakan,,terbangan. Dari kelima rukun Islam,,zakat" tidak mereka lakukan. Akan tetap: pitrah ada mereka lakukan. Semua orang Indonesia bukan Keristen turut berpitrah. Hal ini dilakukannja untuk memungkinkan bahwa semua orang dapat turut serta merajakan hari raja Idulfitri. Padjak ini dibajarnja berupa bahan-bahan. Untuk toh dapat menerima uang jang hendak membajar pitrahnja, didjualnja beras. Beras tadi lalu dibajarkan kepada penghulu. Dengan djalan demikian maka penghulu dapat menerima banjak uang dari satu mangkuk beras sadja. Besarnja pitrah tergantung daripada djumlah orang jang harus dibajari pitrahnja. Hadji tidak dilakukan oleh orang-orang Indonesia di Suriname, hal mana mudah dipahamkan. Sebaliknja orang banjak jang melakukan puasa walaupun tidak oleh semua orang Islam. Selama bulan puasa tiap malam diadakan,,traweh disurau atau mesdjid, djuga oleh mereka jang tidak turut berpuasa dan oleh anak-anak. Salat dilakukan dengan setia, lima kali sehari pada waktu-waktu jang ditentukan, akan tetapi djuga tidak oleh semua orang. Orang-orang perempuan, jang memakai kain putih diatas kepala dalam hal ini biasanja lebih tjermat daripada orang-orang laki-laki. Orang-orang lakilaki banjak menjimpang dari aturan-aturan, tergantung daripada keadaan masing-masing. Djika orang umpamanja pada waktu salat tidak ada 163

167 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN A TLA N TIK dirumah, maka salat itu dilampaui sadja. D jika ada tamu pada waktu salat, maka ia djuga tidak bersalat. Salat pada hari Djum at djuga tidak selalu diadakan didalam mesdjid. Ini disebabkan oleh kurangnja mesdjid. Di Paramaribo umpamanja hanja ada satu mesdjid ketjil di W icherstraat. Di Moengo ada mesdjid jang agak besar, akan tetapi selandjutnja hanja ada,,langgar (surau) jang sangat ketjil dan sederhana, D jika dapat diadakan sembahjang Djum'at, jang biasanja tidak pernah ditjapai djumlah minimum orang jang diperlukan, jaitu 40 orang, chotbahnja, djika diadakan, diadakan dalam bahasa Djawa. Beberapa kali kami mengikuti sembahjang Djum'at, akan tetapi tidak pernah diadakan chotbah. Akan tetapi orang mengatakan kepada kami, bahwa bahasa jang dipergunakan pada waktu chotbah ialah bahasa D jaw a. Mengenai kiblat ada perbedaan benar diantara orang-orang Indonesia, Golongan jang satu berpendapat bahwa,,menghadap ketimur ( m adep wetan) jang benar, akan tetapi jang lain mengatakan,,menghadap kebarat (m adep kulon), sebagai jang biasa dilakukan di D jaw a, jang benar. Jang terachir ini biasanja masuk golongan kolot. M ereka sudah biasa di Djaw a bersembahjang dengan menghadap kebarat, dan berpendapat bahwa tidak ada alasan untuk tiba-tiba berubah kiblat. Penganutpenganut pendapat pertama, berpendirian bahwa orang bersembahjang selalu harus menghadap ke Mekah. Dan djurusan ini tergantung daripada letak tempat itu terhadap Mekah. Di Suriname djurusan ini baginja ialah Timur. Kedua golongan ini sangat bertentangan, dan menjebabkan bahwa suasana diantara orang-orang Islam tidaklah menjenangkan. Pertentangan-pertentangan ini belum hilang sama sekali, walaupun sudah b a njak berkurang disebabkan oleh pertentangan-pertentangan politik. Dari pihak penganut-penganut djurusan Barat sudah beberapa kali diusahakan untuk mengadakan perdamaian. Diantaranja telah diminta kepada seorang imam di Mesir untuk memberikan keputusan dalam perkara tadi. Walaupun djawabnja menundjukkan bahwa Mekah terhadap Suriname disebelak T im u r, sehingga pada waktu sembahjang orang harus menghadap ketimur, kebanjakan orang-orang Indonesia tidak mau tunduk kepada keputusan itu. Baru sadia dalam bulan Mei tahun ini (1950) permintaan kepada Masjumi di Indonesia untuk menentukan kiblat jang sebenarnja untuk bersembahjang telah didjawab bahwa satu-satunja kiblat ialah djurusan Timur. Mereka jang meminta keputusan itu ialah penganut-penganut pendirian m adep wetan, dan masih disangsikan apakah keputusan Masjumi tadi mengikat djuga mereka jang berpendirian lain. Menurut pendapat kami pertentangan ini tidak akan dapat segera dan tidak mudah diselesaikan. Pendirian-pendirian tadi sudah terlampau mendalam dalam golongan masing-masing, sehingga keputusan pembesar agama jang bagaimanapun tingginja tidak akan memheri penjelesaian. Pengertian bahwa perubahan tempat tinggal terhadap M ekah 164

168 KEHIDUPAN KEAGAMAAN otomatis djurusan kiblat bersembahjang djuga berubah, hanja dapat tertjapai sesudah melalui suatu proses jang meminta waktu bertahuntahun. Walaupun demikian perbedaan pendirian tidak mengakibatkan bahwa ada persaingan antara penganut-penganutnja. Dahulu memang demikian akan tetapi semendjak pertentangan-pertentangan politik mengalahkan pertentangan dalam soal agama ini, pertentangan kedua golongan itu tidak sekuat dahulu dan hanja terbatas kepada saling menamakan lawannja sebagai orang-orang bodoh. Pergaulan jang rapat tidak terdapat, akan tetapi ada tolerantie jang besar. Pada suatu hari kami didatangi orang dari Paranam. Kemudian datang djuga seorang pegawai nikah dari desa Kuwarasan. Walaupun kedua orang itu saling memberikan salam dengan baiknja, kelihatan djuga sedikit perasaan segan dipihak tamu pertama. Beberapa lama kemudian tamu jang kedua minta diri. Baru sadja ia keluar, tamu kami jang mas h tinggal berkata dengan mengedjek : N iku tijang madep wetan (Dia penganut djurusan Timur). Konklusi kami ialah bahwa ia penganut pendirian jang lain. Kami bertanja apa keberatannja terhadap djurusan Timur. Kami berkata bahwa djurusan itu satu-satunja jang benar di Suriname, dan mendjelaskan pendapat itu dengan gambar-gambar. Ia mendjawab bahwa ia tetap pada pendiriannja, oleh karena tiap orang mentjari kebenaran menurut tjaranja masing-masing. Bahwa orang-orang Indonesia dalam lapangan agama dalam keadaan jang demikian itu di Suriname djuga tidak merasa puas, tidak perlu kami djelaskan lagi. Djuga dalam hal ini mereka merasa ditinggalkan dan diabaikan oleh Pemerintah. Pertama-tama mereka tidak senang bahwa kepada penganut-penganut agama Islam tidak diberikan subsidi, berlainan dengan agama-agama lainnja. Ketjuali Huwelijksverordening tahun 1937 Pemerintah di Suriname tidak ada mengadakan peraturan-peraturan seperti pemerintah Hindia Belanda jang dalam hal ini telah mengadakan berbagai-bagai ordonansi. Umpamanja dalam lapangan pengadilan agama orang-orang Indonesia ingin sekali mempunjai suatu peraturan. Maka djelaslah bahwa dikalangan orang-orang Indonesia dalam lapangan keagamaan ada kekatjauan, jang menjebabkan bahwa beberapa orang tani di Nicherie minta kepada kami memperdjuangkan bagi mereka berlakunja,,wet tanah djawi (undang-undang jang berlaku di Djawa tentang pengadilan). Kami tidak dapat menetapkan masuk golongan jang mana di Indonesia orang-orang Islam jang moderen di Suriname itu. Hanja kami mengatakan ada golongan besar ingin mempunjai hubungan dengan Muhammadijah di Djawa. Oleh pengaruh seorang pokrol India beberapa pemuka K.T. P.I. telah mendirikan perkumpulan Ahmadijah, jang baru-baru ini mendapat pengakuan dari Pemerintah. Kami tidak berani menetapkan apakah 165

169 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK perkumpulan ini sungguh-sungguh suatu gerakan Ahmadijah. M alahan kami mempunjai alasan-alasan kuat untuk menjaksikannja. Pimpinannja sadja sudah terdiri dari orang-orang jang tidak begitu kuat rasa keagamaannja. Selandjutnja mereka tidak begitu menghargai dasar-dasar ethis jang mendjadi dasar daripada Ahmadijah. Dan lagi mereka adalah orang jang tidak berpendidikan, sehingga pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan principieel dilapangan agama tidak ada pada mereka. Di Djawa Ahmadijah hanja mempunjai penganut-penganutnja diantara orang-orang terpeladjar. Pendirian perkumpulan Ahmadijah itu menurut kami adalah karena pengaruh orang India tersebut, sebagai dapat dilihac djuga pengaruhnja dilapangan-lapangan lain kepada orang Indonesia. 2. AGAMA K E R IST E N Hanja 2!/2% dari penduduk bangsa Indonesia menganut agama K e risten. Missie Roma Katholiek dan Zending dari Moravische Broeders dalam hasilnja hampir mempunjai bagian jang sama. Adalah mengherankan sekali bahwa selama kami tinggal di Suriname hanja mendjumpai seorang Indonesia jang beragama Katholiek, berlainan dengan anggotaanggota Evangelische B roeder G em eente jang sering menemui kami dan dengan berbagai-bagai djalan memberikan bantuan kepada kami. Djika kita ingat bahwa usaha zending agama Keristen di Suriname jang ditudjukan kepada bangsa Indonesia sudah 30 tahun didjalankan, maka kesimpulan kami ialah bahwa agama Keristen disitu hanja mendapat kemadjuan jang sedikit sekali. Ada terdapat sikap menolak terhadap agama Keristen pada umumnja, baik terhadap agama Roma Katholiek maupun terhadap agama Keristen Protestan. M issionaris-m issionaris dan zendeling-zendeling dapat mentjeritakan dari pengalaman-pengalaman mereka dalam praktek betapa besarnja kesukaran-kesukaran jang harus mereka lampaui. Tentang hal ini zendeling Bielke mentjeritakan sebagai berikut :,,Ketika saja sebagai satu-satunja orang Eropah jang di Suriname dapat berbitjara bahasa Djawa datang kepada mereka, perhatian mereka adalah besar sekali. Orang-orang mengerumuni saja ketika mereka mendengar bahwa saja baru sadja kembali dari D jaw a.,,apakah tuan ada bertemu dengan ajah saja? Kenalkah tuan desa saja? Akan tetapi achirnja mereka bertanja :,,Dengan maksud apa tuan datang di Suriname? Djabatan apakah di Hindia Barat ini jang telah m enjebabkan tuan meninggalkan tanah Djawa? Akan tetapi segera perhatiannja berkurang, ketika saja mendjawab :,,Saja datang kepada tuan-tuan sebagai pendeta, zendeling, dengan membawa warta dari Djuru Kawiludjengan. Dengan tjepatnja seluruh distrik Commewijne dan seluruh daerah kolonisasi mengetahui :,,Pendeta Leliendaal mempunjai tjita-tjita jang mustahil, jaitu hendak mendjadikan kita, orang-orang D jaw a, orang Keristen. Harap awas terhadap dia! Kemudian datanglah perlawanan- 166

170 k e h i d u p a n k e a g a m a a n nja, jang sudah sering saja tjeriterakan, jaitu mereka selalu menjingkiri saja. Tidak mungkin saja bertemu dengan mereka. Dimana sadja zendeling datang seluruh perkebunan mendjadi,,beku, orang-orang bubar, dan pintu-pintu ditutup. Anak-anak tidak dikirim kesekolah.,,tuan pendeta memberi peladjaran agam a kepada anak-anak kita. O rang-orang sakit dirumah sakit dan tawanan dalam pendjara tidak mau mendengarkan dia. Pertjobaan untuk mengumpulkan orang-orang diperkebunan agar mereka mendengarkan piwulang (adjaran) gagal sama sekali. Sampai pesuruh-pesuruh tidak mau membawa surat-surat atau lain-lainnja kerumah orang jang djahat itu: Zendeling untuk orang- Djawa. ) T jeritera ini mungkin sedikit dilebih-lebihkan, akan tetapi menurut pendapat kami djelas menggambarkan kesulitan-kesulitan jang i a api tiap-tiap zendeling dan missionaris dalam pekerdjaannja. Seorang zen deling di Param aribo mentjeriterakan kepada kami bahwa ia pa a per mulaan pekerdjaannja djuga mendjumpai kesukaran-kesukaran jang serupa. T en tan g dasar strain tadi orang umumnja tidak dapat menge a huinja. Bielke memberikan keterangan sebagai berikut: Pertam a-tam a harus diketahui bahwa orang-orang D jaw a jang pindah itu a a a orang orang jang,,m enghargai benda, dan penuh dosa. N afsu-na su mere a mematikan segala kebutuhan rochani. M aterialis setulen-tu ennja. 1 a kah hidup kebanjakan mereka ditanah-airnja sudah demikian berdosa. sehingga umumnja mereka tidak mau mentjeriterakan riwajat mere a 1 u Sebagai alasan kedua dapat dikemukakan bahwa mere a itu a a a orang-orang Islam. W alaupun benar bahwa tidak seorangpun ari orang orang D jaw a jang beragam a Islam jang mempedulikan ru un s amnja... A kan tetapi, seperti dimana-mana, di Suriname terdjadi^ P «isj>wa jang aneh, jaitu bahwa orang-orang jang dalam pra te nja 1a a agam a itu, djika mereka mengetahui bahwa jang dihadapinja itu a a a propaganda agam a Keristen, maka tiba-tiba mereka itu men ja 1 orang Islam jang tulen....., i. Ketika membatja kalimat-kalimat pertama itu kami bertanja epa a kami sendiri, apakah tuan zendeling tadi sungguh-sunggu pertjaja s diri kepada apa jang ditulisnja. Dengan menamakan orang-orang n nesia orang-orang jang sangat materialistis, jang sega a e u u rochaninja sudah dimatikan oleh nafsu-nafsunja, ia menun ju an a w terhadapnja berlaku djuga tjelaan jang sering ditudjukan epa a e a njakan orang-orang zending dan missie. Jang kami ma su an kekurangannja akan persiapan-persiapan setjara ilmu pengeta uan, se hingga mereka dapat mengartikan sesuatu sikap kerochanian ) n9 D engan tiada pengetahuan jang benar tentang kultur jang hi up, ti a mungkin sesuatu usaha perubahan dalam bentuk apapun, dapat er asi. *) H. Bielke : Het begin van de arbeid onder de Javanen in Suriname. Ons Suriname 1929, hal

171 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK Akibat daripada kekurangan persiapan setjara ilmu pengetahuan ini ialah bahwa orang sering bertindak tidak bidjaksana, dan dengan bantuan pemerintah sering memaksakan beberapa hal, sebagai jan g dahulu sering terdjadi di Indonesia. Alasan kedua dari Bielke dapat kami terima. Baik p ara zen delin g m aupun para missionacis dapat mentjeriterakan bahw a jang m endjadi alangan jang besar ialah kuatnja perasaan oran g-orang Indonesia terh ad ap a g a ma Islam. Banjak orang Indonesia jang kami tanja apakah m ereka mau mendjadi orang Keristen, mendjawab bahw a mereka tidak mempunjai keinginan sama sekali...m engapa tidak? kami bertanja.,,kami orang Islam, dan agam a ami adalah satu-satunja jang benar, djaw abnja. Bielke selandjutnja er ata bahwa penjiaran agam a Keristen sesungguhnja sudah tidak mungkin. Tidak seorangpun jang mau mendengarkan ad jaran jang keliru itu. *) M akapada orang-orang Indonesia terdapat pula purbasangka terhadap agam a Keristen sebagaimana halnja di Indonesia. Purbasangka ini ketjuah oleh kesedaran bahwa mereka itu orang Islam, djuga disebabkan oleh kenjataan bahwa agama Keristen itu dibawa oleh ban gsa kulit putih. an an orang orang kulit putih orang tidak mempunjai pengalam an- pengalaman jang menjenangkan. Pertam a-tam a terdapat perbatasan an - tara pen ja ja an jang didjadjah jang dibuat oleh mereka jang m endjadjah, dan jang ukurannja adalah w arna kulit. Dalam perhubungan ini orang orang u it puti jang memegang pimpinan. Selandjutnja terdapat econom ise e ui (pemerasan ekonomi), jang mungkin oleh karena pendjadjahan politik. Dalam keadaan demikian tidak boleh tidak o ran g - orang u it puti ipandangnja sebagai musuh. Oleh sebab itu agam a Keristen lalu diassosiasikan dengan agam a orang-orang kulit putih dan usaha memasukkan agama Keristen dianggap sebagai suatu alat untuk m end,ad,ah penduduk. Pikiran ini masih hidup dikalangan orang Indonesia di ounname. M asih ada faktor-faktor lain jang memperkuat tentangan terhadap agama Keristen. Pertam a-tam a harus disebut sifat mengikat dan keras dari agam a Keristen, jang akan sangat dalam memasuki penghidupan masjarakat bumiputera. O rang-orang Indonesia masih sangat m enghargai kebiasaan-kebiasaan pre-islamitisch seperti penghormatan arw ah -arw ah nenek mojang, kepertjajaan akan sihir, dsb., jang dibiarkan oleh agam a s am. O rang-orang Islam jang muda lagi modernpun m embiarkannja, walaupun mereka sendiri tidak turut serta. A gam a Keristen m enentang kebiasaan-kebiasaan itu sekuat-kuatnja. Selandjutnja jang m endjadi sebab ialah turunnja prestige peradaban bangsa kulit putih disebabkan pe- ) H. Bielke : Het begin van de arbeid onder de Javanen in Suriname. Ons Suriname 1929, hal

172 KEHIDUPAN KEAGAMAAN rang jang terus-m enerus di Eropah, sedang persaingan antara zending dan m issie djuga memberikan kesan jang tidak baik kepada penduduk. B ahw a walaupun demikian agam a Keristen masih djuga mempunjai hasil-hasil sedikit adalah disebabkan usaha-usaha perikemanusiaan jang dilakukan oleh m issie dan zending. Umpamanja dilapangan pengadjaran dan kesehatan mereka telah banjak djasanja. Di Suriname Evangelische B roeder G em een te umpamanja telah banjak berdjasa untuk mentjerdaskan o ran g-o ran g Indonesia. Perum ahan kanak-kanak di Leliendaal menerima anak-anak jatim piatu dan anak-anak jang orang tuanja miskin, dimana mereka menerima didikan B arat. Bahwa masih ada kira-.ra sepuluh orang Indonesia jang mempunjai diploma Mulo sebagian besar adalah djasa H ernhutters itu. Sepandjang pengetahuan kami pemi i - pemilik idjazah M ulo, ketjuali kira-kira empat orang, semuanja berasal dari perum ahan kanak-kanak di Leliendaal. Diantara jang empat orang tadi terdapat seorang jang beragam a Roma Katholiek. Karena kegiatan agam a K eristen dalam mentjerdaskan para imigran itu dahulu zen e trig zendeling dan missionaris-missionaris ditolak oleh para pengusaha e uru Pekerdjaan m enobatkan oleh H ernhutters itu sekarang dilakukan o e orang Lerim ans (guru-guru) jang bekerdja pada Evangelische roe er G em een te. M ereka tersebar diseluruh Suriname dan bertempat tingga i Param aribo, M eerzorg, Leliendaal, Tam anredjo, Domburg, Groningen dan N ieuw -N ickerie. M engapa orang Indonesia mendjadi Keristen, djawabnja su ar 1 rikan. D jaw aban-djaw aban jang kami terima berkisar sekitar perasaan kagum akan penghidupan Jezus. Sebab-sebabnja sulit didje as an. e orang evangelist bangsa Indonesia di Paramaribo menulis surat epa kami, dalam m ana ia mendjelaskan mengapa ia beralih kea9 a a Didalam surat itu ia menerangkan bahwa orang-orang bo o 1 a a penghidupan m asjarakat memerlukan seorang pemimpin jang mereka untuk madju. Pemilihan pemimpin-pemimpin ini harus dilakukan dengan hati-hati sekali. T idak sembarang orang dapat dipihh melainkan hanja orang jang mempunjai rasa tanggung djawab dan pengur anan jang besar, lagi pandai. H anja orang jang bersifat demi ian apat m^n djadi pemimpin. A kan tetapi manusia djuga memerlukan pemimpin un u dunia achirat. Pemilihan pemimpin ini lebih sulit lagi, karena arus ipi 1 pemimpin jang ada akan tetapi jang tidak kelih.tan. M anus.a a a a berdosa dan ia perlu memilih orang jang tiada berdosa. 1 ^ ialah Kandjeng N abi Isa (N abi Isa ). M engapa ia memili a 1 sa. Pertam a karena perintah Tuhan. Selandjutnja oleh karena se uru Pen9 hidupan N abi Isa mengagumkan dia. Djika ia mentjari dosa 1 sa didalam Kitab Indjil, maka tidak akan terdapat hal itu, oleh karena Beliau tidak ada dosanja. Dahulu ia pertjaja akan omongan-omongan bahw a M ariam hidup berdosa, sehingga melahirkan Nabi Isa. Oleh 169

173 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLA N TIK perintah Tuhan ia telah bertukar pikiran, dan untuk pikiran-pikiran jang buruk itu ia telah meminta maaf. Kesaksiannja tentang N abi Isa ialah kesaksian tentang kesutjian, kehidupan jang keram at, kcrelaan, penjerahan diri kepada Tuhan dan adjaran jang keram at. Beliau telah bersedia menerima segala dosa orang-orang jang pertjaja kepada T u h an, tidak memandang kaja atau miskin, tua atau muda, tinggi atau rendah. Oleh karena itu ia telah mendjadi Keristen. Ia telah mendjadi evangelist tidak karena pitoew asnja (g ad ji), akan tetapi oleh karena djiw anja minta seorang pemimpin jang dapat membawa dia kepada kebahagiaan dari dunia sampai ach irat,' 170

174 B A B V I Arti perajaan-perajaan P e r a j a a n mempunjai arti jang penting didalam penghidupan orang-orang Indonesia. D jika istilah,,perajaan kita artikan luas sekali, dan kita masukkan dalam nja hal memperingati kedjadian-kedjadian tertentu dengan sesuatu upatjara, maka dapat kita katakan bahwa hidup seseorang dari lahirnja sam pai m atinja, malahan sesudahnja, adalah satu rangkaian perajaan. Pertama-tama kita sebutkan pesta-pesta jang diadakan berhubung dengan peristiw a penting didalam penghidupan orang Indonesia. M engenai hal ini kami tidak akan berpandjang-pandjang tentang berbagai-bagai upatjara itu, akan tetapi hanja menjebutkan kerapnja perajaanperajaan itu diadakan. P erajaan ini mempunjai arti keagamaan bagi orang Indonesia, sehingga sukar ia mendjauhkan dirinja dari padania. P erajaan pertam a sudah diadakan sesudah baji dilahirkan. Penanaman tembuni dilakukan dengan upatjara. Tembuni ini ditaruh didalam pinggan ketjil dan diletakkan didalam lubang dipekarangan, jang kemudian ditutup dengan periuk dari tanah. P ad a malam hari dipasang dian didekatnja sam pai tali pusat baji gugur. Tembuni baji tadi lalu diletakkan disebuah rakit ketjil dan dihanjutkan didalam sungai. U p atjara jang kedua diadakan sesudah tali pusat gugur. Sebelum itu tiap malam diadakan J e k - le k - a n dirumah djabang baji. Sesudah gugur tali pusat (p u p u tan ), biasanja sesudah 9 hari atau lebih dahulu, baji diberi nam a. P ad a peristiwa ini diadakan selamatan. Sesudah upatjara ini ad a lagi upatjara penting, jang disertai selamatan, jaitu selapanan (3 6 h ari). D jika baji itu laki-laki, ia pada waktu itu ditjukur. Ia diberi gelang law e (gelang dari benang putih) pada pergelangan tangannja jang kiri dan pergelangan kakinja jang kanan. G elang-gelang itu maksudnja ialah untuk m enolak pengaruh ruh-ruh jang djahat. Djika anak itu perempuan, ketjuali diberi gelang-gelang lawe, anak itu ditindik. Pada ketika itu anak tadi djuga dichitankan sekali. U p atjara terachir jang bertalian dengan kelahiran diadakan 7 bulan sesudah kelahiran, jaitu djika anak tadi untuk pertama kalinja dengan resmi turun kelantai (n gedu ke lem ah). Sudah barang tentu anak itu sudah lebih dahulu pernah turun kelantai. 171

175 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN A TLA N TIK Peristiwa penting didalam penghidupan orang ialah chitanan anak lakilaki, jang dilakukan antara umur 13 dan 15 tahun. O rang tuanj a menetapkan hari chitanan itu menurut perhitungan jang agak sulit jaitu dengan menghitungkan hari kelahiran dan,,rangkepan nja (hari pasarannja. Anak tadi umpamanja dilahirkan pada hari Selasa, dalam bahasa Djawa Slasa. Djika hari bertepatan dengan itu umpamanja Legi, hari lahirnja adalah Slasa Legi) hari dan djam jang paling baik bagi anak tadi. Ada kalanja chitanan itu dilakukan pada siang atau petang hari, akan tetapi biasanja pagi-pagi benar. Pada malam sebelum chitanan diberikan slametan dan diberitahukan bilamana (djam berapa) anak tadi akan dichitan an. Dua tiga djam sebelum dichitani ia dimandikan air dingin, kemudian diurut (lulur). Lulur ini dilakukan oleh dukun dengan mema ai atal (oker kuning) jang ditjampur air. Sesudah dilulur dikenakannja kain sarung diikat dengan ikat pinggang, badju dan kupiah. emu ian ia dibawa keorang tuanja untuk bersudjud kepadanja. Sesudah If-i \a *nem*n99u sampai bong (dukun sunat) memanggil dia. Chitannja j 3, Ur a^, lsuatu tempat dihalaman jang ditutup dengan kain putih agar e i atan orang. Hanja anggota-anggota keluarga dan beberapa orang tamu sadja jang boleh melihat. Sesudah selesai dichitani anak 3 p 1Sl\ap n3si e * unja- Lima hari kemudian diadakan slamatan lagi. emu a a 1 se arang sudah meningkat kekeadaan dewasa, dan boleh la kawm. Perkawinan adalah suatu peristiwa jang penting sekali dengan segala upatjaranja. Mula-mula perkenalan antara kedua keluarga. Kadang-katanf, n 9UT Pera^ a (tjongkok). akan tetapi biasanja perkenalan persesuar Paha" ' ia,u diadakan tjam-matjantbarang. Di S u r i n a i " T h ^ memberikan peningset Pertunanoan i-i? dlberikan djandji untuk berikan hadiah, terdiri dari b a ra V n a k a ta Sa' ins Kemudian ditjari tiga hari bert r,.,urut )ang baik untuk e a gsung. kan perkawman. Pada han pertama berk dkumah a laki-iaki, dan pada ketika.tu diadakan penjerahan taken (uang pembehan). Tukon,m t.dak selalu diberikan. Pada hari kedua diadakan pertemuan dirumah pengantin perempuan, dimana hadiah-hadiah untuk, Pr 9 h j Ked" a tia,0n Pen9 a tin kemudian menunggu turunnjab.dadan-b.dadari (ang akan memberikan m ereka kebahag.aan dan anak. Pada har, ketiga kedua pengantin dikenakan pakaian pengantmnja dan sekarang patjara pernikahan dilakukan. Pada upatjara pernikahan mi hadir : y ' a. Pengantin laki-laki. b. Pengantin perempuan. c. Penghulu. 172

176 ART1 PERAJAAN-PERAJAAN d. W ali (keluarga laki-laki jang terdekat dari pengantin perempuan jang bertindak untuknja). e. Dua orang saksi. Pada petang hari diadakan pawai (arak-arakan). Dengan naik sepeda atau berdjalan kaki pengantin perempuan didjemput oleh pengantin laki-laki. Keduanja berpakaian indah dan memakai boreh, Sesudah pawai, orang berhenti dirumah pengantin perempuan. Sesudah berbagai-bagai upatjara jang menggambarkan kelebihan laki-laki daripada isterinja, kedua pengantin dibawa kepadjangan (tempat tidur jang sudah dihias) dan didudukkan disitu. Sementara itu dan sesudahnja masih ada dilakukan berbagai upatjara, sebelum pengantin laki-laki dan perempuan dapat memulai penghidupannja sebagai suami isteri. Upatjara-upatjara terachir jang dilakukan bagi seseorang terdjadi pada waktu meninggalnja. Djika ada seseorang meninggal, maka hal itu diumumkan kepada penduduk lainnja didesa. Dahulu pemberitahuan itu dilakukan oleh kebajan (anggota pemerintah desa), akan tetapi sekarangoleh keluarganja jang terdekat atau teman-temannja. Kepada penduduk desa dan diluarnja diberitahukan hari dan djam pemakaman. Djenazah diletakkan diatas baleh-baleh (balai-balai), kepalanja disebelah utara. dan ditutup dengan djarik (kain pandjang). Disebelah kepalanja diletakkan tjerana besar dengan beras kuning dan bunga. Orang-orang laki jang datang mendjenguk memasukkan uang kedalam tjerana, dan orang-orang perempuan membawa beras, kelapa, telur, dsb. Pada hari pemakaman, sedikitnja tiga djam sebelum dimakamkan, djenazah dimandikan. Ada dua matjam kematian : a. M ati durung w ajahe (meninggal sebelum waktunja, umpamanja karena bunuh diri). b. M ati djalaran pestine Pangeran (kematian biasa, karena kehendak T u h an ). Untuk hal jang pertama tidak diadakan upatjara-upatjara. Untuk jang kedua pemandian dilakukan dibawah pimpinan seorang ahli. Biasanja dipakai tiga ember air. Jang pertama berisi banju bening (air djernih biasa), jang kedua banju londo (air merang), jang ketiga..banju sabun (air sabun). Dengan mengutjapkan doa djenazah berturut-turut dimandikan dengan ketiga matjam air, dan achirnja sekali lagi dengan air djernih biasa untuk menghilangkan sisa-sisa air merang dan sabun. Kemudian djenazah, djuga dengan dibatjakan doa, dibungkus (diulesi) dengan kain putih (potjon g) dan diikat pada tiga tempat, jaitu pada kaki, pinggang dan kepalanja. Sambil dibatjakan doa djenazah kemudian diletakkan diatas usungan. Sesudah anggota-anggota keluarga dan teman-teman memberikan penghormatan jang terachir, usungan diangkat ojeh empat orang dan dipikul ketempat pemakaman. Ditengah djalan jang memikul 173

177 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK berganti-ganti. Selama diperdjalanan kepekuburan seorang pemimpin membatjakan doa-doa, sebentar-sebentar diikuti oleh orang jang ikut dalam rombongan. Disebelah usungan ada orang jang memegang pajung diatas djenazah. Harus dibedakan pemakaman dikota dan didesa. i Paramaribo orang-orang Indonesia tidak mempunjai tempat pema aman sendiri, sehingga tidak dapat dilakukan upatjara-upatjara jang iasa dilakukan. Orang-orang Indonesia merasakan hal ini sebagai suatu e- kurangan, oleh karena pemakaman tidak dapat dilakukan menurut a at. Tanah jang didapat hanja tjukup untuk membuat lubang buat peti majat. Didistrik-distrik, dimana tjukup tanah, pemakaman dilakukan sepenu nja menurut aturan-aturan. Ditempat pemakaman digali lubang jang irakira 1.70 m pandjangnja dan sedepa dalamnja. Diaasar lubang dipasang papan, dan sambil mengutjapkan doa djenazah jang sudah diangkat ari usungan, diletakkan diatasnja. Pada penganut-penganut,,madep ku on kepalanja diletakkan disebelah Selatan, dengan mukanja kebarat. Pa a penganut-penganut madep wetan kepalanja diletakkan disebelah utara dan mukanja menghadap ketimur. Kadang-kadang diletakkan kepa an tanah (gelu) pada beberapa anggota badan jang tertentu, jaitu se ua pada udjung hidung, dua buah pada kedudukan dan dua buah pada kakinja. Kaum jang turun didalam lubang membatjakan doa. Kira-kira setengah meter dari tanah (setinggi orang duduk) dipasang papan-papan diatas djenazah jang ditutup dengan kaju-kaju ketjil. P a p a n -p a p a n jang dipasang setinggi orang duduk "diatas djenazah itu maksudnja untuk menjediakan suatu ruangan. Kepertjajaan orang ialah, bahwa jang m e- ninggal dunia, setelah orang-orang pergi semuanja, dipanggil oleh malaekat D jabrail dan sambil duduk harus mendjawab p e rta n ja a n -p e rta n ja a n. Sesudah kaumnja mengadakan chotbah anggota-anggota keluarga diberi kesempatan untuk melemparkan tanah kedalam lubang dengan memakai tjangkul atau tangan. Kemudian menjusul lain-lainnja, dan djika lubang sudah tertutup seluruhnja, dibatjakan oleh kaum doa jang penghabisai) (ditvatjakke telkin). Sesudah itu semuanja pergi ketempat tinggal orang jang dimakamkan tadi. Disini diadakan slamatan untuk mendiang itu. jang diulangi pada hari ke-7 (mitung dino), hari ke-40 (matang puluh dino), hari-100 (njatus dino), sesudah satu tahun (pendak), sesudah dua tahun (pendak pindo) dan pada hari ke-1000 (njew u). Upatjara-upatjara jang berhubungan dengan pembuatan rumah dan penanaman padi djuga mempunjai arti keagamaan (lihat halaman 160), seperti djuga halnja dengan perajaan-perajaan Islam didalam bulanbulan Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Redjep, Ruwah dan Besar. Bagi beberapa orang Islam, perajaan-perajaan ini tidak lagi mempunjai arti keagamaan melainkan merupakan suatu tradisi. Selandjutnja ada perajaan-perajaan jang tidak tentu seperti perajaan hari ulang tahun (lahir) dikeluarga orang-orang Indonesia jang muda- 174

178 ART1 PER A JAAN-PERA1A AN muda dan terpeladjar dan waktu menerima tamu-tamu agung. Achirachir ini diperingati djuga kedjadian-kedjadian jang berhubungan dengan kemerdekaan Republik Indonesia seperti proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus tiap-tiap tahun, dan hari lahir Presiden Sukarno dan W akil Presiden H atta. T jara peringatan-peringatan itu berbeda-beda, dan bergantung kepada pandangan hidup serta kemampuan jang bersangkutan. Jang umum ialah,,lek-lek-an, slamatan, krontjong, pertundjukan wajang dan tajub- Arti lek-lek-an sudah kami terangkan (lihat hal 171). Lek-lek-an ini biasanja didahului dengan slamatan sederhana. Ada pula slamatan jang lebih besar, jang bergantung kepada pentingnja perajaan itu serta kemampuan orang jang mengadakannja. Sebelum dimulai makan seorang membatjakan doa, jang tiap kali disambut oleh hadirin dengan utjapan,,amin! Sesudah slamatan selesai dan para tamu pulang mereka diberi,,berkat" untuk isterinja dirumah. Pertundjukan wajang diadakan karena tradisi, tetapi djuga dengan pertimbanganpertimbangan sosial. Maksud jang mengadakan pesta ialah agar semua orang sekampung dan setanah air diberbagai-bagai distrik dapat turut bersuka ria, sehingga pesta itu djadi lebih meriah. Wajang-wajang itu dibuat dari kulit sapi dengan pisau ketjil jang runtjing menurut tjontoh gambar-gambar jang terdapat didalam kotak-kotak sigaret. Permainan wajang ini diiringi oleh gamelan. Di Suriname kami djarang-djarang menemui dalang jang baik jang dapat memikat hati penonton dengan tjeriteranja. Sebelum dalang mulai, diadakan sekedar upatjara. Ia memulai dengan membakar kemenjan ; disampingnja diletakkan sadjen jang terdiri atas beberapa butir pisang, sebutir kelapa, bahan-bahan untuk makan sirih, sigaret, sisir, tjermin, kemenjan, tikar ketjil, setjarik kain putih serta benang dengan djarumnja. Maksudnja ialah agar segala maksudnja terkabul. Tajub adalah bentuk pesta jang kurang sopan. Pesta ini diadakan semata-mata untuk hiburan, dan oleh karena itu tidak disertai dengan sesuatu upatjara keagamaan atau tradisi. Masih ada segi jang penting harus dilihat berhubungan dengan bentuk-bentuk perajaan ini, jaitu segi ekonomisnja. Ketjuali segi keagamaan, tradisi dan sosial, perajaan-perajaan itu bagi orang-orang Indonesia masih mempunjai aspek jang penting, jaitu aspek ekonomis, jang masih perlu kita tindjau. Uang jang dikeluarkan untuk lek-lek-an dan slamatan. biasanja tidak demikian besarnja, hingga menimbulkan akibat-akibat jang djelek bagi jang bersangkutan. Biasanja temanteman dan orang-orang -sekampung turut memberikan sumbangan (jang boleh dikatakan selalu terdiri atas bahan-bahan mentah), sehingga pesta-pesta itu dapat dilangsungkan dengan biaja jang sedikit. 175

179 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK Pertundjukan wajang kulit (tjutjalan) minta biaja jang le h 1h ^ J a lartl akan tetapi pada umumnja jang empunja helat dapat berhati-1c di^e ' mengeluarkan biaja. Akan tetapi kadang-kadang terpaksa Ju b ah ^ 3 luarkan biaja jang besar. Pada halaman 151 telah kami kata 21 pesta seorang petani telah mengeluarkan uang tunai S f 180, - chitanan anaknja, dan selandjutnja memakai sedjumlah bera suatu seharga S f 160,. Akan tetapi pertundjukan wajang kulit se rhau bentuk perajaan djarang diadakan, sedang o r a n g - o r a n g p u n ajcimemindjam uang untuk itu. Oleh sebab itu pada umumnja ti a ^ tajub; bat-akibat jang buruk karena pesta-pesta itu. Lain halnja deng ^ di jang sudah kami bitjarakan pada halaman 122. Bentuk hibura Jjatu h Djawa telah menjebabkan bahwa banjak sekali orang2 tani te g juuasi melarat dan banjak mempunjai hutang jang tidak mungkin rqer satua lagi. Di Suriname tajub ini masih mempunjai a k i b a t - a k i b a t ^ j j adakan seperti dahulu, dan lebih-lebih karena tajub itu sering seka i ^gj-ysakdan biajanja sangat tinggi, jang mempunjai akibat-akibat jang uatu hi" Bagi orang-orang Indonesia tajub ini tidak lagi merupakan buran, akan tetapi semata-mata merupakan suatu lembaga eko ^erbadiadakan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan. gai-bagai alasan diadakan tajub dan diedarkan undangan. Jang j angan kan pesta memeriksa dengan teliti siapa-siapa jang memenuhi dan siapa-siapa jang tidak. Hal ini dilakukan berhubung dengan j^jika kinan diadakannja tajub oleh salah seorang jang diundang ke a sonl seseorang jang diundang tidak datang dan djuga tidak memberi tjdak bangannja dengan perantaraan pesuruh, maka sebagai b a l a s a n akan datang pada tajubnja. Oleh karena itu djika orang b e r m a agar gera mengadakan tajub, baik ia datang pada semua u n d a n g a n, tamu-tamunja nanti datang banjak-banjak. berapa Dari seorang pedagang Indonesia kami telah dapat melihat e -ang daftar jang berisi barang-barang jang dibeli padanja dari mere mengadakan tajub. Empat diantaranja kami muat dibawah ini : I I-4-' botol limun S / 9 0, - 3 peti bir S f botol sopi 26, 600 botol limun 6 0, 6 kg kentang 1, batang serutu 7 2, bungkus tembakau 5 0, - 2 karung beras 4 8, 1 bl biskwit Marie 14,25 2 bl minjak tanah 1 0, 1 bl biskwit Soda 5,50 1 bl minjak kelapa 18, butir kelapa 2 0, - 50 bungkus kertas sigaret 5, 2 bl minjak tanah 13,50 50 bungkus tembakau 2 5, 1 bl minjak kelapa 1 8,- 1 karung gula putih 14, 10 bungkus petasan 8, - 1 kerandjang kentang 1 0, 3 peti bir 3 6, - 5 kg bawang 4, 1 0 bungkus korek api 5, - 1 pd bawang putih 1,75 6 lozin kertas sigaret 7,20 1 pd bumbu2 1,75 176

180 ART1 PERAJAAN-PERAJAAN slo f s ig a re t bl m e n te g a b o to l panili * p eti gu la m erah kg gu la putih ** p o to n g d jae 1 k a ru n g b e ra s k g tep un g gan d u m e lo kain putih 500 k9 bawan9 ^ b a ta n g seru tu ^ b un gk u s tep u n g sabun 6 bungk u s teh 2 k g kopi bubuk 2 bl flit D ju m lah D ib a ja r S isa S f S f H i _ 5 P eti bir S f S 0 b o to l limun 2 slo f s ig a re t 1 slo f s ig a re t 4 b o to l c o g n a c 1 b o to l V e rm o u th 1 bl m injak tan ah elo d jam b on 2 k a ru n g sem en 2 5 h elai seng 3 tru ck p asir putih D ju m lah D ib a ja r S f ,80 1,25 2 4, 1,60 7, , , , , 8 5, , 14,25 6,7 5 3, , , , ,- S isa S f 127,. 3 pd terasi 1 0 pd g a ra m 3 b otol ketjap 6 b atan g sabun 4 bl m eritja 3 bungkus teh 7 sadjen 1 ons kemenjan 5 0 butir kelapa 2 kg kopi 6 slof sigaret 1 0 elo kain 3 botol cogn ac 1 bl biskwit M arie 1 sadjen ledek p akaian bantal 2,7 0 1,20 2, ,60 4, , , - 6, , , Djum lah S f 490,15 IV batang serutu S f botol limun 6 botol cogn ac 2 bl beras ^4 karung gula 3 bl minjak tanah 1 bl,, kelapa 4 kg b aw ang putih 1 peti kentang Vz kg baw ang m erah 1 pd bumbu2 6 pd garam 1 pd tjengkeh 1 1 kg tepung 5 botol ketjap 1 botol tjuka 3 bl tom at 6 0 bungkus tembakau 8 slof sigaret 2 5 elo kain 4 peti bir 4 bl m eritja 1 0 butir bidji sup 1 potong kelambu 4 bungkus korek api 1 bl biskwit soda 1 bungkus teh 1 0 bungkus kertas sigaret paka;an Djumlah Dibajr.r S f , - 3 9, , IS ,75 0, , ,14 1,20 30, 36, 17, ,60 0, , ,7? 150. o:sa S f In d o n e sia p a d a p an tai lau tan A tlan tik

181 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK Pemilik toko tadi mengatakan bahwa ada djuga djumlah-djumlah pembelian jang sampai hampir S f 1000,.. Dari tiga diantara daftar-daftar diatas ternjata bahwa barang-barang itu tidak selalu dibajar sekaligus. Jang mengadakan pesta selalu mengharap bahwa djumlah sumbangan dari para tamu akan melebihi pengeluaran. Biasanja memang demikian halnja, lebih-lebih kalau jang mempunjai helat itu seorang jang berpengaruh dan disegani orang. Akan tetapi sering djuga terdjadi bahwa orang mendapat rugi. Kami pernah beberapa kali melihat bahwa jang datang tidak banjak, sehingga djumlah uang sumbangan djauh lebih kurang daripada jang diharapkan. Sebabnja ialah bermatjam-matjam. Hudjan lebat pada hari tajub dapat menggagalkan semuanja. M aka djelaslah bahwa tajub ini, jang mula-mula merupakan suatu tjara untuk menghibur, telah berubah mendjadi usaha com m eccieel dengan spekulasi jang besar. Tidak djarang orang-orang jang mengadakannja mendjadi bankrut. Akan tetapi djuga bagi para tamu tajub ini merupakan kurban uang jang tidak sedikit. Banjak uang dikeluarkan untuk turut tajub. Seorang pemuda Indonesia mengatakan kepada kami bahwa ajah n ja dalam tempoh 2 tahun telah kehilangan S f 2.000, untuk sumbangan dsb. Untuk sedikit membatasi tajub ini oleh pemerintah distrik diadakan peraturan bahwa untuk mengadakan tajub diperlukan izin lebih dahulu. Walaupun demikian masih djuga banjak diadakan tajub. Akan tetapi propaganda jang baik dan penambahan pengetahuan telah mulai membuktikan hasil-hasil jang lebih baik. 178

182 BAB VII Pevhimpunan-pevhimpunan D idalam penghidupan orang Indonesia perkumpulan menduduki tempat jang penting. Tidak ada orang Indonesia jang,,netral dalam arti: Tidak bergabung dalam sesuatu perkumpulan. Orang-orang, jang seperti para imigran ini mempunjai dasar nasional jang sama, tentulah merasa saling memerlukan, djadi merasa harus bersatu. Perkumpulan pertama tempat orang-orang Indonesia menggabungkan diri ialah Perkumpulan Imigran, jang anggota-anggotanja terdiri djuga dari imigran-imigran bangsa India. Perkumpulan ini ternjata tidak memuaskan sehingga segera dibubarkan. Kemudian didirikan perkumpulan jang semata-mata terdiri dari orangorang Indonesia, jaitu Tjintoko Muljo. Walaupun perkumpulan ini resminja belum dibubarkan, ia tidak ada lagi menundjukkan tanda-tanda hidupnja. Pada umumnja pergerakan belum begitu madju. Pada penduduk jang belum tinggi tingkat pengetahuannja ini pemimpin-pemimpin, terpeladjar atau tidak, mempunjai pengaruh jang besar. Perasaan sympathie atau antipathie perseorangan banjak kali menentukan golongan mana orang akan masuk. Dan daripada keperibadian pemimpin-pemimpin inilah tergantung, apakah perkumpulan ini akan tumbuh sehat atau tidak. Sebagian besar pemuka-pemuka ini tjukup mempunjai energie dan intelligenc e untuk memimpin perkumpulan, akan tetapi tidak tjukup mempunjai pengetahuan dan pengertian jang tepat tentang arti daripada pembentukan golongan dan tindakan-tindakan kolektif untuk mentjapai sesuatu tudjuan. Umpamanja perkumpulan-perkumpulan agama karena itu kehidupannja agak ruwet. Di Suriname ada empat buah perkumpulan jang mempunjai dasar agama (Islam). Tiga diantaranja ada setjara resmi, akan tetapi jang keempat walaupun praktis ada, akan tetapi belum mempunjai nama. Jang tertua diantara organisasi-organisasi agama ini ialah Shahabatul Islam dan Perkumpulan Islam Indonesia (P.I.I.), jang keduanja didirikan pada tahun Antara perkumpulan-perkumpulan ini, dan sesungguhnja antara keempat perkumpulan tadi, tidak ada perbedaanperbedaan prinsipiil. Semuanja hanja terbuka untuk orang-orang Indonesia jang beragama Islam, sedang anggota-anggotanja termasuk go- 179

183 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK longan mereka jang berpendapat bahwa orang waktu solat harus menghadap ketimur. Tudjuannja ialah agar anggota-anggotanja sungguhsungguh mendjalankan semua perintah agama dan untuk menjiarkan agama Islam. Alasan satu-satunja untuk mengadakan bermatjam-matjam perkumpulan itu ialah tiadanja kerukunan antara orang-orang Indonesia, jang sudah lama timbul. Hal ini menimbulkan berbagai-bagai soal jang menjulitkan adanja kehidupan perkumpulan jang sehat. Iri hati dan rasa tjuriga-mentjurigai telah menimbulkan kekeruhan. Shahabatul Islam dan P.1.1, didirikan dengan tudjuan tersebut diatas, jaitu penjebaran agama Islam dan untuk memperhatikan kepentingankepentingan agama anggota-anggotanja. Pada mulanja terdapat kemadjuan, akan tetapi lambat laun alasan-alasan lain dan ';n keagamaan mulai turut berpengaruh. Pengaruh beberapa orang tertentu mulai terasa, sehingga terdjadilah beberapa,,aliran didalam masingmasing perkumpulan itu (orang-orang Indonesia sendiri menamakannja tjap ). Didalam kalangan P.1.1, umpamanja kita dapati tjap rasan, tjap Mungo, tjap Coronie dsb., berdasarkan pengaruh n-anaorang tertentu dari masing-masing tempat tersebut. Didalam organisasiorganisasi lainnja kita lihat keadaan jang sama. Dalam hal jang demikian itu sudah barang tentu tidak mungkin ada kehidupan pergerakan jang sehat. Golongan jang satu memburukkan nama jang lain, jang satu didakwa memakai uang perkumpulan tiada semestinja, jang lain didakwa melemahkan agama Islam, dsb. Tudjuan semula sama sekali t; JTk tertjapai. Oleh karena itu banjak orang Islam merasa tidak puas, lalu mendirikan organisasi-organisasi lainnja, dengan maksud memberikan bantuan jang rijata bagi penjebaran agama Islam dan untuk memadjukan agama pada umumnja. Didistrik Commewijne tahun jang lampau telah didirikan perkumpulan Islam Margo Utomo dibawah pimpinan seorang kaum. Kegiatan dan pengaruh perkumpulan ini sementara masih terbatas pada distrik ini. Disamping memperhatikan kepentingan-kepentingan keagamaan anggota-anggotanja, perkumpulan ini memperhatikan pula kepentingan-kepentingan sosialnja. Anggota-anggotanja telah membentuk dana dengan djalan membajar iuran tetap, jang dipergunakan untuk membantu anggota-anggotanja jang ada dalam kesukaran, umpamanja waktu sakit atati djika ada kematian, atau djika seseorang pada suatu ketika tidak mampu memikul sendiri sesuatu beban keuangan. Suatu perkumpulan lagi jang djuga didirikan karena keadaan jang tidak memuaskan berpusat didesa Kuwarasan. Tudjuannja sama dengan tudjuan Margo Utomo, akan tetapi tudjuannja jang terpenting ialah untuk mentjapai persesuaian paham antara pendirian-pendirian jang berbeda-beda dikalangan agama. Tudjuan ini hendak ditjapainja dengan djalan memperhatikan pemuda-pemuda dan hendak memadjukan perkumpulan dengan mendirikan sebuah gedung pertemuan. Pemerintah 180

184 PERHIMPUNAN-PERHIMPUNAN sedaiknja lebih banjak memberikan perhatian kepada usaha-usaha ini daripada jang sudah-sudah. Pemerintah distrik telah mendjandjikan bantuan jang diperlukan kepada perkumpulan ini. Hanja dengan djalan demikian dapat diberikan sumbangan jang njata untuk kemadjuan golongan ini. Disamping perkumpulan-perkumpulan agama ini di Suriname masih ada perkumpulan-perkumpulan untuk hiburan dan perkumpulan-perkumpulan jang memperhatikan kepentingan-kepentingan sosial dari anggotaanggotanja. Dalam golongan pertama termasuk perkumpulan-perkumpulan sepakbola, seperti Mata-Hari di Paramaribo, Driehoek di Paranam, Merdeka, sebuah perkumpulan sepakbola di Mungo, dan perkumpulanperkumpulan musik dan njanji. Jang bergerak dilapangan sosial sudah kami sebut kedua organisasi,.politik P.B.I.S. dan K.T.P.I. dengan tjabang-tjabang organisasinja P.R.I.S. (Pagar Rakjat Indonesia Suriname), Banteng Hitam, dsb. Dalam membitjarakan pergerakan politik organisasi-organisasi ini akan kami kupas lebih landjut. Disamping kedua perkumpulan ini diantara orang-orang Indonesia masih ada satu golongan lagi jang terkenal dengan nama,,golongan Idris. Perkumpulan-perkumpulan ini semuanja sangat berpedoman kepada Indonesia. Beberapa diantaranja, seperti P.B.I.S. dan P.1.1, telah menjatakan hal ini dalam namanja. Anggota-anggota Shahabatul Islam telah mendirikan suatu dana untuk membiajai kembalinja ke Indonesia,,,Golongan Idris mempunjai tudjuan jang sama. K.T.P.I. mendapatkan kekuatannja karena anggota-anggotanja beranggapan bahwa mereka berhak untuk dikembalikan ke Indonesia. 181

185 BAB VIII Pengadjaran dan deradjat pengetahuan orang-orang Indonesia 1. D ERA D JA T PEN G ETA H U A N O R A N G -O R A N G IN DONESIA Sedjak mula-mula masuk Suriname orang-orang Belanda berpendirian bahwa negeri itu adalah kolonie Belanda, jang penduduknja harus memiliki kebudajaan Belanda. Azas ini dipertahankan terus ketika budak-budak belian, jang tidak pandai berbahasa Belanda, mendapat hak-hak kewarganegaraan ; djuga ketika datang imigran-imigran dari Asia jang mempunjai kebudajaan sendiri, sehingga sifat penduduk mendjadi lebih heterogeen. Hukum jang berlaku, jang didasarkan atas hukum Eropah, diperlakukan terhadap seluruh penduduk, sedang kewadjiban beladjar, jang diadakan dalam tahun 1877, djuga dinjatakan berlaku terhadap imigran-imigran dari Asia itu. Djadi semua usaha didjalankan agar seluruh penduduk dilebur mendjadi suatu kesatuan bahasa dan kebudajaan Belanda jang utuh, sehingga sifat kebelandaannja tetap terpelihara. Politik assimilatie ini sekarang masih didjalankan. Benar azas kesatuan hukum ini dilapangan hukum perkawinan telah terputus dengan adanja peraturan-peraturan perkawinan bagi orang-orang Asia (G.B no. 149), sedang pembentukan haminte-haminte desa dimaksudkan sebagai permulaan differentiatie dalam hukum, akan tetapi didalam prakteknja perketjualian-perketjualian ini tidak mempunjai arti jang penting. Azas. kesatuan hukum ini berlaku terus sepenuhnja. Bagaimana hasil-hasil pemerintahan kolonial di Suriname dengan politik asamilasi dan pengadjaran pada orang-orang Indonesia sukar kami tetapkan. Didalam sedjarah imigrasi mungkin pernah terdjadi bahwa orang-orang Indonesia mendapatkan keuntungan daripada politik jang nampaknja progressif ini. Hal ini mungkin terdjadi. Buku-buku tentang imigrasi orang-orang Indonesia hanja sedikit sekali sehingga sukar sekali memberikan pemandangan jang tegas tentang hal itu. Untuk keperluan ini diperlukan keterangan-keterangan tentang orang-orang Indonesia jang telah mendapat kemadjuan dilapangan kemasjarakatan disebabkan politik pengadjaran jang didjalankan di Suriname. Akan tetapi djika hanja 182

186 PENGADJARAN DAN DERADJAT kita lihat hasil-hasil jang nampak sadja dan mendengarkan berita-berita dari orang-orang Creool jang sudah tua dan bekas buruh kontrak, kami pertjaja bahwa tidak banjak jang akan menjangkal djika kami katakan, bahwa 50 tahun kewadjiban beladjar ternjata tidak mampu untuk mentjerdaskan orang-orang Indonesia, sehingga mereka ditiap lapangan penghidupan dapat bersaingan dengan penduduk lainnja. Memang dapat dikemukakan bahwa sifat berubah-ubahnja susunan golongan ini diwaktu jang lampau telah berpengaruh akan keadaan itu. Sesungguhnjalah imigran-imigran itu selalu datang pergi, akan tetapi jang datang djauh lebih banjak daripada jang pergi. Disamping imigran-imigran jang didatangkan pada umur dewasa di Suriname telah timbul generasi baru jang terdiri dari mereka jang dilahirkan disana, jang sekarang sedang melahirkan generasi ketiga, dan jang pada umur kewadjiban beladjar pasti tiga perlimanja hidup dinegeri itu. Dan generasi ini masih banjak beranggotakan orang-orang jang butahuruf. Menurut pendapat kami susunan jang tiap kali berubah dari golongan orang-orang Indonesia ini tidak ada artinja untuk menentukan hasil-hasilnja. H a s il- h a s il jang njata adalah sebagai berikut. Bagian terbesar penduduk bangsa Indonesia adalah butahuruf. Kami tidak dapat mengatakan bagaimana perbandingan angka-angka mereka jang butahuruf dan jang tahu huruf, karena kami tidak mempunjai angka-angkanja. Kenjataan bahwa djabatan intelektuil jang tertinggi jang ditjapai oleh orang Indonesia adalah djabatan guru, menundjukkan dengan sedjelas-djelasnja betapa rendahnja deradjat pengetahuan golongan ini. Diantara orang Indonesia baru ada dua orang guru jang beridjazah ; seorang d ia n ta ra n ja bekerdja sebagai bestuursopzichter - djabatan jang tertinggi jang dipangku oleh orang Indonesia dalam pemerintahan ialah klerk distrrk kelas 2 (lihat hal 128), sedang djumlah orang-orang Indonesia jang mempunjai pekerdjaan intelektuil masih sedikit sekali. Di Suriname tidak ada terdapat dokter-dokter, advocaat-advocaat atau notarisnotaris bangsa Indonesia. Djika kita bandingkan keadaan orang-orang Indonesia dengan orangorang India, maka ternjata bahwa jang terachir adalah djauh lebih madju. Didalam keadaan jang djauh lebih baik orang-orang India telah dapat mempergunakan kesempatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebaik-baiknja (lihat hal 155). Apakah jang mendjadi sebab hasil jang sedikit ini dari kewadjiban beladjar bagi orang-orang Indonesia? Ada beberapa faktor jang njata, jang telah menjebabkan ketinggalan golongan ini, dan jang dapat kami kembalikan kepada dua faktor pokok, jaitu : 1. P e la k sa n a a n jang tidak konsekwen daripada kewadjiban beladjar. 2. Kurangnja perhatian orang-orang Indonesia terhadap pendidikan Barat. 183

187 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Sub 1 : Penjelidikan djalannja imigrasi di Suriname telah membuktikan bahwa pemindahan orang-orang Indonesia dari Djawa ke Suriname tidaklah pertama-tama karena kepentingan imigran-imigran jang bersangkutan. Dalam imigrasi massaal dari suatu negeri kenegeri lain ada tiga kepentingan jang bisa mendapat keuntungan : jaitu negeri dari mana diadakan imigrasi, negeri dimana diadakan imigrasi dan orang-orang jang berimigrasi. Bagi negeri jang pertama pemindahan penduduk itu dapat berarti suatu peringanan tekanan kelebihan penduduk jang kian hari kian mendesak. Negeri jang kedua dapat menerima tambahan penduduk jang sangat diharapkan karena negeri itu sendiri kekurangan penduduk. Dan bagi imigrannja sendiri ada kemungkinan untuk mendapatkan mata pentjaharian jang lebih baik ditempat kediamannja jang baru. Dalam hal imigrasi ke Suriname ini untuk bertahun-tahun lamanja njata-njata hanja satu pihak sadja jang beruntung, jaitu Suriname. Pertanian besar kekurangan sekali tenaga buruh. Untuk memenuhi kebutuhan ini didatangkan orang-orang Indonesia. Kemudian, untuk menjediakan tenaga buruh jang murah bagi perkebunan-perkebunan dan disamping itu djuga menambah djumlah penduduk Suriname, didjalankan politik kolonisasi, dan ssemendjak tahun 1930 didatangkan 3 rombongan imigran dari Indonesia, dalam hal mana kepentingan semua pihak diperhatikan. Akan tetapi sebelum itu hanja kepentingan pertanian besar di Suriname jang diperhatikan. Pembitjaraan-pembitjaraan dengan pemerintah Hindia Belanda mulamula tidak berdjalan lantjar, dan barulah sesudah surat-menjurat jang lama sekali antara pemerintah Belanda dan Suriname disatu pihak dan pemerintah Hindia Belanda dilain pihak, jang terachir ini memutuskan untuk membuka emigrasi ke Suriname. Untuk mentjari tenaga buruh tiap tahun harus diminta izin lebih dahulu dari pemerintah Hindia B e landa. Dari hal-hal tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Indonesia tidak begitu berkepentingan dalam imigrasi di Suriname itu dar pada Suriname sendiri. Para imigran sendiri dipikat dari D jaw a dengan djandji-djandji jang palsu dan tidak djarang dengan paksa ; bagaimanapun, perginja itu tidak dengan niatan untuk tidak akan kembali ke Djawa lagi. Djelaslah bahwa tudjuan pertama daripada imigrasi itu ialah untuk memenuhi kebutuhan perkebunan-perkebunan akan tenaga-tenaga buruh. Dalam keadaan jang demikian itu mudahlah dipahamkan bahwa orang tidak begitu memusingkan kepala akan kemadjuan ketjerdasan para imigran itu. Adalah kepentingan perkebunan-perkebunan djika buruhnja tetap bodoh, dan mau menerima upah jang rendah. Imigran-imigran jang tjerdas tidak dapat mereka pakai. Maka dapatlah dimengerti, bahwa mereka tidak sadja tidak mengandjurkan anak-anak buruhnja berseko- 184

188 PENGADJARAN DAN DERADJAT hal «? P malahan sedapat mungkin menghalang-halanginja (lihat ' ^ ^ e c.n ta h sendiri tidak memperdulikannja. Disamping kekurangan sekolah jang besar sekali, hal tidak masuk sekolah djuga tidak dihukum, jang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam perdjanajian. r J Kami mendapat kesan bahwa kewadjiban beladjar hanja sambil lalu sadja dmjatakan berlaku bagi imigran-imigran bangsa Asia. Hal ini njata-njata dibuktikan oleh kenjataan bahwa orang-orang Indonesia i unname jang terpeladjar adalah karena usaha zending dan missie. Sub 2 : I Pe^aksanaan kewadjiban beladjar jang tidak begitu giat didjalankan \ j* 3 J berwadjib tentulah tidak pula menggiatkan pekerdjape er ja ta i, jang toh sudah tidak begitu bersemangat terhadap pendia,n mengirimkan anak-anaknja kesekolah. Semangat jang kemi djuga disebabkan kurangnja pengertian tentang arti pendidikan an j uga arena keadaan penghidupan mereka jang menjedihkan. Kami epada beberapa bekas kontraktan mengapa mereka dahulu x ak menjekolahkan anak-anak mereka. Untuk apa akan kami sekolahj 1- a mereka tidak mendjadi orang Keristen, mereka toh tidak akan, ^a, 1 ly 3^1 atau djuru bahasa, kata seorang. Seorang lainnja er a a a wa tiada gunanja karena :,.sesudah bertahun-tahun beladjar mere a to hanja akan mendapat pekerdjaan dengan gadji' 25 gulden h! U on'13*' sadj a^ah si X, jang mempunjai idjazah Mulo. Ia hanja lr 9ulden dan ia sudah bekerdja dua tahun dikantor. Buruhuruh kontrak dan petani-petani ketjil ini tidak membutuhkan pengetauan untu penghidupannja sehari-hari dan tidak memusingkan kepalanja 3 u perhatiannja mereka perlukan untuk kebutuhannja e an ari. Cetjuali itu ternjata bahwa anak-anak mereka segera sesudah mere a meninggalkan bangku sekolah, segala jang mereka peladjari disel k I, me^eka lupakan semuanja. Kurangnja perhatian disebabkan djuga h ^ es^litan-kesulitan bahasa. Pengadjaran disekolah diberikan dalam a asa Belanda, sedang dirumah anak-anaknja berbahasa Djawa. a am eadaan jang demikian itu anak-anak itu walaupun sudah bera, yn ^a un beladjar hanja mendapat kemadjuan jang sedikit sekali, se ingga orang-orang tuanja sering segan untuk menarik anak-anaknja an usaha turut mentjari nafkah untuk seluruh keluarga. Keadaan ckonomis jang buruk djuga merupakan faktor penting mengapa mereka tidak egitu bersemangat terhadap pengadjaran. Keadaan ekonomis jang buruk a an bahwa anak-anak djuga harus turut membantu mentjari na a jika mereka tidak dapat bekerdja disawah, mereka harus mengamat-amati adik-adiknja, sedang ibu-bapanja pergi kesawah. Daam menim ang-nimbang faedah dan korban, jaitu masing-masing jang 185

189 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK dapat diharapkan dari pengadjaran dan jang harus diberikan untu^]ebih dipandangnja korban ini djauh lebih besar, dan oleh karena baik anak-anaknja disuruh tinggal dirumah. aka11 Bagaimanakah kebutuhan akan pengadjaran pada umumnja dan pengadjaran Barat chususnja? ene- Jang mendjadi korban sikap imigran-imigran jang tua ini ialah rasi kedua. Dahulu orang dapat hidup menjendiri diperkebunan-p bunan, jang merupakan dunia tersendiri, dan diluarnja tidak ada. ariah bagi mereka. Alasan untuk persaingan dalam mentjari matapentja nja tidak ada. Tidak ada sama sekali differensiasi. Orang-orang sc01 uarija sama miskinnja dan penghasilannja sama kurangnja. Mereka s ^nl, me, tidak berpengetahuan dan dapatlah dipahamkan bahwa orang tida lihat sesuatu manfaat dari pendidikan dan pengadjaran. Jcota Lambat laun keadaan ini berubah sama sekali. Sedjak pengaru^ _ermasuk sampai tempat-tempat jang djauh-djauh, dan desa-desa da kebunan-perkebunan tidak lagi merupakan masjarakat jang ter ^ berachirlah pengasingan orang-orang Indonesia ini. Mereka lalu me 9 - hui bahwa diluar masjarakat perkebunan masih ada dunia ^a'nn^a'(;an 3. djauh lebih berbelit-belit dan jang mereka djuga mendjadi a n g 9 Mereka mulai insaf bahwa didalam masjarakat jang berbelit-belit ngan banjak tjoraknja differensiasi, mereka harus berdjuang mat1' 111 ^ an untuk dapat tegak terus dan untuk memenuhi kebutuhannja j ar1^? hari kian bertambah. Dalam keadaan ini barulah mereka m engerti, mana akibat-akibatnja djika orang tidak mempunjai alat-alat untuk ^ bersaingan dengan lain-lain dengan hasil jang baik. Oleh karena mereka sangat menjesalkan bahwa mereka tidak mempunjai p. tahuan dan karena itu tidak mempunjai kesedaran ekonomis dan ) berfikir jang rasionil. Hal mi dengan djelas digambarkan oleh seorang buruh jang masih muda berumur 32 tahun, jang mengatakan kep kami bahwa ia dapat mengutuk bapanja karena dia karena p a n d a n g a n n ) jang sangat pitjik tidak menjekolahkannja, sehingga ia tidak mungkin mendapat tempat jang lebih baik didalam masjarakat. Dari perasaan tidak puas ini generasi ketigalah jang akan m e m e t i k buahnja. O l e h sebab itu kebutuhan akan pengadjaran dan c h u s u s n j a akan pengadjaran Barat sangat terasa oleh banjak orang Indonesia, tida sadja oleh jang muda-muda tetapi djuga oleh generasi tua. Untuk mereka jang sudah berumur 40 tahun atau lebih sudah barang tentu waktunja sudah terlambat untuk memulai dengan abc. Oleh karena itu djarang terdjadi bahwa golongan ini berusaha s u n g g u h - s u n g g u h untuk beladjar membatja dan menulis. Pada orang-orang Indonesia jang sudah tua ini kebutuhan akan pengadjaran terlihat daripada kesediaan mereka untuk memberikan kurban bagi keperluan pendidikan anak-anak mereka. Mudahlah dipahamkan, bahwa makin dirasakan keku- 186 ^ i

190 PENGADJARAN D A N D ERAD]AT ra il9 a n ilmu pengetahuan ini sebagai suatu rintangan bagi kemadjuann ia > m akin bertam bah besarlah kesediaan mereka itu. Lebih-lebih orang- ran 9 Indonesia jang tinggal dekat kota dan jang merasakan bahwa Persain gan disini lebih berat daripada dimana-mana, mengingmkan bagi ^n ak -a n a k n ja sekolah-sekolah jang terbaik jang dapat mereka tjapai. i-)alam hal ini m ereka tidak memandang berapa besar ur an jang ^ s re k a berikan dan hanja melihat manfaat jang dapat 1 eri an s e k o la h kepada anak-anaknja. H al ini dapat dilihat dari angka-angka Jang berikut. M enurut angka-angka jang diberikan oleh D jfk J iho J a r a n di Param aribo kepada kami pada sekolah-sekolah di Para ar d alam tahun 1949 ada 487 orang murid b an g sa Indonesia. Dalam tah u n 1945 djum lah itu adalah 275 orang. D jadi didalam hm a tahun djum lah murid bertambah 212 orang. ju m a muri te rd a fta r dallm sekolah-sekolah jang memungut pembajaran sekolah disebutkan dalam d aftar dihawavi ini T ah Un D ju m la h selu ru h p e n d u d u k S ek o la h - j g m em ungut u a n g sekolah Sekolah- jang bebas L a k i- P e r. D jum lah L aki2 P er. D jum lah % D ju m lah murid-murid Indonesia seluruhnja j a n g d i l i h a t lah -sek olah di Surinam e didalam tahun-tahun sebelumnja dapat dalam d aftar jan g berikut : T a h u n L a k i- P erem p u a n D jum lah D jum lah p e n du du k bangsa Indonesia % D a ri angka-angka ini ternjata b ah w a djum a uri, oenqadjaran selalu bertam b ah, ja n g membuktikan bahwa kebutu an a kedjaterus bertam bah djuga. T en tan g hal ini kami menga arm, orang d,a jang sangat menarik p e rh a tian.]pada suatu han b e b e r a p a ^ ^ p etan i dari L aarw ijk datang kepada kami dan b v. nernah berse k a ra n g lebih in saf akan apa artin ja djika seseorang i. ternpat sekolah A pakah jang telah terdjadi? D jika kami B ^ u n g. emp^ te rseb u t, kam i sering m embawa anak kami jang eru hanja ja n g sa n g a t d isajan g i oleh petani-petani disana. na tani dapat berbahasa Indonesia dan Belanda, sedangkan or 187

191 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK at) nja dapat berbahasa Djawa, sehingga mereka sering harus mendjav^ ^,,Mbah ora ngerti, ngger! (Nenek tidak mengerti, nak!). untuk dapat berbitjara dengan anak ketjil itu dan mengerti apa jan^lnja katakannja telah menimbulkan keinsafan pada mereka, betapa untun orang jang dapat berbahasa Belanda dan pernah bersekolah. t Anak-anak buruh dari Marienburg dan Backdam dan te m p a t12^an g disekelilingnja mengundjungi sekolah di Leliendaal. Djauhnja P1 pergi hampir 20 km, jang ditempuh anak-anak tadi dengan ber J kaki. Ketika kami mengundjungi perkebunan-perkebunan itu be e ^ lorrie lewat untuk mengangkat anak-anak tadi dari Backdam ke burg, sehingga mereka tidak perlu berdjalan kaki lagi.,,kalau hari masih dapat djuga, berkata mereka,,,akan tetapi sering hari hudjan ^ panas terik. Kami ingin sekali menjekolahkan an ak-anak kami ^ Seorang buruh di Paranam menjatakan kepada kami bahwa seme _at kundjungan A (seorang orang Indonesia terkemuka) sekolah» na itu mempunjai banjak murid-murid bangsa Indonesia. Ia berkata : anak sekarang suka sekali pergi kesekolah, akan tetapi kami sesun ^an nja lebih suka menjekolahkan mereka kekota. Akan tetapi hal itu terlampau mahal bagi kami untuk tiap hari menjewa mobil. Atas p^r tanjaan kami apakah Bauxiet Maatschappij tidak menjediakan ke raan, ia mendjawab bahwa memang demikian, akan tetapi bahwa anak-anak jang beladjar pada Mulo atau Ulo sadja jang boleh memper gunakannja. Suatu tjontoh bahwa orang sudah tahu akan gunanja m e m b e r i k a n Pe ngadjaran Barat kepada anak-anak, kami lihat djuga didesa K u w a r a s a n. Seorang dari desa itu jang s e d i k i t - s e d i k i t pandai bahasa Belanda, mengadjarkan bahasa itu dan beberapa matjam-peladjaran lain lagi kepada anak-anak dari desa tersebut. Ia memberikan peladjaran itu dengan tjuma-tjuma. Walaupun demikian angka tidak masuk sekolah masih banjak sekali, dan didalam distrik-distrik djumlah rata absen adalah besar sekali. Angka-angka absensi murid-murid bangsa Indonesia tidak dapat kami kumpulkan karena angka-angka jang kami terima tidak dibagi-bagi menurut kebangsaannja- Untuk distrik-distrik diberikan angka rata-rata 40% sampai 50%. Angka-angka ini mengenai absen murid-murid semua bangsa, akan tetapi terutama murid-murid bangsa India dan Indonesia. M e nurut berita Direktur Pengadjaran di Paramaribo dikota absensi djauh lebih kurang. Apakah jang mendjadi sebab absensi jang besar itu? Banjak faktor-faktor jang dahulu mendjadi rintangan untuk pergi kesekolah dengan teratur, sekarang masih ada. Kepertjajaan orang Indonesia akan manfaat pengadjaran memang bertambah, akan tetapi kesulitan-kesulitan bahasa, ekonomi dan lain-lain jang semuanja terletak diluar kekuasaannja, sekarang djuga masih tetap semuanja terletak diluar kekuasaannja, dan sekarang djuga masih tetap mempunjai pengaruhnja. 188

192 PENGADJARAN D AN DERADJAT P e «al memb f I?la ~tam a kelem ahan ekonomi. Beberapa orang tua hanja dapat keluare lkan satu Pasang pakaian bagi anak-anaknja, jang dapat dipakai banja k. ika Pakaian ini harus ditjutji, dan hal ini di Suriname karena tidak ctja k ud jan harus sering demikian, maka anak-anak itu sudah disaw- ^eluar rum ah- Ibu nja harus pula sering membantu ajahnja Jan 9 s9 Untuk turut m entjari nafkah. M aka mau tidak mau anak-anak adik agak besar, jan g m estinja harus bersekolah, mengamat-amati jj-a d ik n ja dirumah. ka r b a n ja k h u d jan d jalan-d jalan litjin dan berlumur, sehingga su- S ia p a 1-3^^' -Anak-anak dari V reeland harus bersekolah di Laarwijk. haru s kenal akan keadaan disitu tentulah tahu bahwa mereka itu Lebih j ? 11*1 d jarak jang djauh melalui djalan jang djelek sekali. mem h' dimusim hudjan. D ja la n n ja litjin dan berlumpur, dan sangat anak 3 a ^akan sehingga anak-anak sukar pergi kesekolah. Di Lelydorp cjgk a n a k dari keliling djalan W illem Crane jang dimusim hudjan hen- ;ee rnengundjungi sekolah harus berdjalan dalam lumpur, jang buat sa d ja sudah sangat berat. kesek ^rapa orang anak harus m enjeberangi sungai untuk dapat pergi lak ]< S u n g ai-su n g ai di Surinam e lebar-lebar dan pengangkutan disunga^n ^en 9 an sam Pa n - Tem poh-tem poh berbahaja sekali menjeberangi j3e^^ara^; j ang harus ditempuh anak-anak dari rumah kesekolah umumnja ra 3r tt 'ernpat"tem pat jang djaraknja 7 a 8 km dari sekolah tidak dja-,, * * udjan lebat dan m atahari janq terik sering mendjadi rintangan untuk p ergi kesekolah. tj j " a^- anak Indonesia tidak pandai bahasa Belanda, sehingga mereka naengerti guru-gurunja jang berbangsa Creool. Oleh karena itu cj ar^>^planj a anak-anak dari M arienburg dan sekelilingnja, sampai jang ada arnanredjo, pergi kesekolah jang ada di Leliendaal, karena disitu Ourunja bangsa Indonesia, sekalipun djarak antara tempat-tempat se kolah itu san g at besar., a faktor-fak tor lain jang menjebabkan banjaknja absen dalam dua 3 1^n *an ^ terachir ini. D ari pihak Indonesia tertentu diadakan propa- 9 anda untuk memboikot apa sadja jang berbau Belanda. Oleh karena ltu b agi m ereka adalah tjukup untuk mengatakan bahwa kami adalah ata~mata pemerintah Belanda jang datang di Suriname untuk menghaang-h alan gi kembali mereka ke Indonesia, untuk merintangi pekerdjaan ami. D ikalangan orang-orang Indonesia oleh golongan ini ditimbulkan h arap an, bahw a m ereka akan dikembal.kan ke Indonesia. Pemerintah B e lan d a sudah berach ir di Indonesia, sehingga menurut mereka bahasa B e landa tidak gunanja lagi bagi mereka. Kami bertjakap-tjakap dengan dua orang dari Kuw arasan tentang kebutuhan akan batjaan, dan bertanja k ep ad a m ereka buku-buku apa jang mereka sukai. T ern jata mereka lebih J 89

193 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK suka buku-buku dalam bahasa Inggeris dan Indonesia daripada bukubuku Belanda.,;Karena, kata mereka,,,sekali waktu kami akan kembali ke Indonesia dan disana bahasa Belanda tiada gunanja. Dalam keadaan jang demikian itu tidak djarang terdjadi bahwa anakanak tinggal sadja dirumah. Sebagai gantinja diadakan kursus-kursus dalam bahasa Djawa. 2. PEM BER A N TA SA N B U T A -H U R U F Kebutuhan akan pengadjaran dan pengetahuan terasa pula oleh generasi jang telah mendjadi kurban pandangan jang pitjik daripada kontraktan-kontraktan jang sudah tua-tua. Petani-petani muda di Nickerie didalam suatu pertemuan menjatakan penjesalannja kepada kami bahwa mereka tidak mempunjai orang jang dapat mengadakan kursus-kursus bagi orang-orang tani. Ada orang jang mau memberikan peladjaran kepada petani-petani itu dengan pembajaran, akan tetapi perbuatan-perbuatan orang Indonesia jang masih muda ini tidak disukai orang-orang sebangsanja oleh karena lebih merugikan daripada menguntungkan. Semestinja ia harus memberikan peladjaran jang sebaik-baiknja, akan tetapi sebaliknja peladjaran-peladjaran itu diberikannja dengan main-main, sehingga murid-muridnja jang selalu setia membajar uang sekolahnja segera mengetahui bahwa mereka ditipu. Pemuda-pemuda jang mempunjai kesempatan, mempergunakan waktunja jang terluang untuk menambah pengetahuannja. Sudah pernah kami sebut adanja sebuah gerombolan jang beladjar teknik radio dengan djalan kursus tertulis. Di Mungo buruh-buruh jang muda mengikuti kursuskursus jang diadakan dua malam tiap minggu dibawah pimpinan seorang guru bangsa Creool dan dengan bantuan pembesar-pembesar setempat. Maksud daripada kursus ini ialah untuk memberikan kesempatan kepada buruh-buruh dan orang-orang lain, jang memerlukannja, untuk memelihara dan menambah pengetahuan jang mereka dapat dari sekolah. Seorang pemuda di Paramaribo jang menganggap bahwa pengetahuannja jang diterimanja disekolah rendah masih kurang, pada malam hari mengikuti kursus pengetahuan umum. Sekarang setelah ia memetik buahnja, ia mengandjurkan kepada teman-temannja untuk mengikuti djedjaknja. Seorang pemuda Indonesia lainnja jang bekerdja pada sebuah kantor distrik sedang beladjar untuk mendjadi advocaat, dan seorang lainnja hendak memperbaiki nasibnja dengan mengikuti kursus pendidikan guru. Akan tetapi pada umumnja dikalangan orang-orang Indonesia terpeladjar terdapat suatu sifat sudah merasa senang. Orang sudah senang sekali dengan idjazah Mulo jang didapatnja. Memang m e rek a ingin djuga mendapat kedudukan jang lebih baik, akan tetapi mereka tidak berusaha untuk mentjapai tjita-tjita itu dengan djalan menambah ilmu pengetahuannja. Sebaliknja orang-orang jang lebih terpeladjar telah 190

194 PENGADJARAN DAN DERADJAT berdjasa dalam usaha-usaha pemberantasan butahuruf dikalangan orangorang Indonesia. Didalam gedung-gedung perkumpulan P.B.I.S. M aagdenstraat beberapa anggota selama 5 malam tiap minggu memberikan peladjaran kepada anggota-anggota organisasi. Kursus-kursus ini jang diberikan dengan tjuma-tjuma dikundjungi oleh pemuda-pemudi maupun oleh orang-orang tua. Jang diadjarkan ialah bahasa Belanda, bahasa Indonesia, berhitung, menulis, membatja ilmu bumi, sedjarah, dsb. Kursus-kursus itu dibagi tiga golongan, jaitu golongan I untuk mereka jang baru mulai, golongan II bagi mereka jang sudah tammat peladjaran golongan I, dan golongan III jang sudah tammat peladjaran golongan II. Pada tiap-tiap kenaikan golongan diberikan rapor. Dengan djalan demikian diharapkan orang-orang akan lebih banjak mengikuti kursus-kursus tadi. Kursus-kursus itu diberi nama Pemberantasan Buta Huruf. Pemuda-pemuda lainnja memberikan peladjaran njanji, membatja, menulis dsb. kepada anak-anak petani, walaupun dengan bajaran. Djuga oleh K.T.P.I. diadakan kursus-kursus sematjam itu. Karena dikalangan sendiri tidak ada tenaga-tenaga terpeladjar, maka jang diserahi mengadjar ialah orang-orang jang dibajar. Kami tidak mempunjai keterangan-keterangan tentang pekerdjaan organisasi ini dalam lapangan ini. Didistrik-distrik pemberantasan butahuruf kurang giat dikerdjakan berhubung dengan kekurangan tenaga. Sebaliknja oleh pemuda-pemuda Indonesia terpeladjar diadakan propaganda dikalangan petani untuk berpikir lebih rasionil dan mempergunakan sumber-sumber kekajaan lebih ekonomis, jang hasilnja ialah makin berkurangnja adanja tajub, hilangnja perdjudian dibeberapa tempat dan jang lebih positif lagi berdirinja badan-badan koperasi. W alaupun demikian disini djuga masih nampak kebutuhan akan pengadjaran. Pengadjaran diberikan dalam bahasa Indonesia. Salah satu mata-peladjaran ialah bahasa Indonesia, dimana ada tenaga jang pandai bahasa tersebut. Perlu kami sebutkan nama sekolah kepunjaan Danu-Sastro didesa Kampong Baru didistrik Sasamacca, dimana diberikan peladjaran kepada orang-orang tua dan anak-anak. Selandjutnja perlu disebut pula sekolah Musa di Accaribo didekat pusat bauxiet di Paranam- Seperti dilain-lain tempat disini peladjaran djuga diberikan dalam bahasa Djawa. Kegiatan serta semangat mereka jang membuat sekolah ini dengan alat-alat jang sederhana mendjadi suatu pusat pendidikan dan pengadjaran rakjat sangat menakdjubkan. Dengan djalan ini mereka telah memberikan sumbangan jang berharga bagi kemadjuan rakjat dan karena itu patut mendapat segala bantuan. Musa mengatakan kepada kami bahwa ia akan lebih tjepat mentjapai tjita-tjitanja djika alat-alatnja lebih lengkap. Ia minta bantuan kami untuk mendapatkan alat-alat bagi peladjaran-peladjaran dasar dalam bahasa Indonesia. 191

195 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN A TLA N TIK 3. SO A L BA H A SA DAN K E B U T U H A N A KAN B A T JA A N Orang-orang Indonesia di Suriname umumnja hanja berbahasa Djawa dan apa jang disebut Inggeris-Negro. Bahasa Belanda hanja dipakai oleh bagian ketjil, jaitu oleh orang muda-muda. Akan tetapi kebutuhan untuk mempeladjari bahasa Belanda sangat dirasakan. Sudah lama dirasakan bahwa pengetahuan bahasa Djawa dan Inggeris-Negro sadja tidak tjukup untuk mendapatkan kedudukan jang baik didalam masjarakat Suriname. Mereka merasa bahwa mereka tidak dapat turut serta sehingga tidak dapat masuk hitungan. Untuk berhubungan dengan dunia luar selalu diperlukan perantaraan dengan segala akibatnja jang tidak menjenangkan. Kenjataan umpamanja bahwa perhubungan dengan pemerintah hanja dapat dilakukan melalui djurubahasa- djurubahasa diwaktu jang lampau, telah banjak menimbulkan salah paham dan kesulitan-kesulitan. Sampai sekarang djurubahasa-djurubahasa itu tidak disukai oleh orang-orang Indonesia. Beberapa orang tani jang muda-muda berkata :,,Pengetahuan bahasa Belanda sangat perlu di Suriname, karena hanja dengan bahasa itu kita dapat madju dinegeri ini- Dengan demikian kita akan dapat membatja sendiri koran-koran dan buku-buku, dan dapat berbitjara sendiri dengan tuan besar dengan tiada perantaraan djurubahasa. Djika ada kesempatan untuk beladjar bahasa Belanda, tentulah kami akan mempergunakannja. Akan tetapi keinginan mempeladjari bahasa Belanda itu tidaklah untuk bahasa itu, umpamanja karena mereka kagum akan bahasa itu, melainkan semata-mata karena mereka akan mendapat manfaatnja jang praktis. Oleh karena itu disamping itu mereka menghendaki peladjaran bahasa Djawa dan Melaju disekolah-sekolah. Hal ini menundjukkan bahwa mereka menghargakan benar-benar kebudajaan sendiri. Hanja sedikit orang-orang Indonesia jang pandai bahasa Indonesia, jaitu mereka jang berasal dari tanah Pasundan. Sudah barang tentu ba hasa Indonesia hanja sedikit dipergunakan orang. Kebutuhan akan bahasa ini dipenuhi oleh pihak partikulir diluar sekolah. Baik oleh K.T.P.I. maupun oleh P.B.I.S. diberikan peladjaran dalam bahasa ini dengan alatalat jang ada. Batjaan di Suriname hanja sedikit sekali. Hal ini lebih-lebih terasa bagi orang-orang Indonesia jang hanja berbitjara bahasa D jaw a dan Inggeris-Negro. Batjaan jang tertulis dalam salah satu bahasa ini tidak ada disini. Oleh karena itu beberapa orang telah minta kepada kami untuk mengirimkan buku-buku atau gambar-gambar ke Suriname. Jang paling banjak dim'nta ialah buku-buku peladjaran bahasa Indonesia dan kamus Indonesia-Belanda. Selandjutnja diinginkan madjallah-madjallah bergambar dalam bahasa Indonesia. Oleh orang-orang Islam tertentu diinginkan buku-buku dalam bahasa Arab. Orang-orang Indonesia jang sudah lebih 192

196 PENGADJARAN D A N DERAD J A T tua menginginkan buku-buku seperti pakem-pakem (buku-buku wajang) dan tje rita-tje rita tentang pahlawan-pahlawan kuno. 4. S E K O L A H -S E K O L A H B A G I A N A K -A N A K IN D O N ESIA P engadjaran bagi anak-anak Indonesia sebelum Nopcmber 1948 hanja terdiri dari pengadjaran desa, pengadjaran rendah terbatas dan pada dua buah sekolah, djuga pengadjaran rendah biasa- Sekolah-sekolah desa didirikan pada waktu pemerintahan gubernur K ielstra. H al ini sesuai dengan politik diferensiasi jang dianut oleh M enteri D jadjahan pada waktu itu. W elter, dan wali negara untuk Suriname tersebut. D jelaslah bahwa dengan pendirian sekolah-sekolah ini, dimana oleh guru-guru bantu bangsa Djawa diberikan pengadjaran tidak lagi dalam bahasa Belanda melainkan dalam bahasa Djawa, djalan ke assimilasi golongan-golongan penduduk telah ditinggalkan. Akan tetapi sekolah-sekolah ini tidak memenuhi keinginan-keinginan, dan dari 5 buah sekolah desa jang ada pada tahun 1946 sekarang hanja tinggal dua buah di Suriname, jaitu sebuah didesa Koewarasan dan sebuah lagi dekait desa Kampong Baru didistrik Saramacca. Penduduk Koewarasan sudah - lama minta supaja sekolah ini dihapuskan. Anak-anak tidak mau lagi mengundjungi sekolah jang ditempatkan dalam sebuah gedung jang sudah hampir roboh, karena orang lebih suka menjekolahkan anak-anaknja kesekolah-sekolah jang memberikan pendidikan Barat. Karena sekolah jang terdekat ada di Leiding 8, jang letaknja 6 a 7 km dan Koewarasan, penduduk desa ini telah minta kepada pemerintah supaja diberi sekolah sendiri. M enteri Pengadjaran mengatakan kepada kami bahwa Koewarasan telah dimuat dalam daftar urgentie untuk mendapat gedung sekolah. Pengadjaran rendah terbatas jang mendjadi terkenal djelek sebagai B.L.O. (Beperkt Lager Onderwijs) itu diadakan didistrik-distrik dimasa pemerintah gubernur Rutgers untuk mengadakan penghematan. enga djaran ini berisi pengadjaran sederhana mengenai m em batfa, m enui*. berhitung, bahasa Belanda, pengetahuan tentang Suriname (dasar-dam sedjarah dan ilmu bumi) dan pekerdjaan tangan se er ana, anak perempua-n. Lama pel'adjarannja 6 tahun, a an e api ngadjaran adalah djauh kurang daripada pengadjaran p,... i kolah rendah biasa. Dikira bahwa pengadjaran jang terachir Km hagi anak-anak India dan Indonesia terlampau sukar. Selandjutnja jang turu mempengaruhi berdirinja B.L.O. ini ialah kurangnja tenaga Pengadjar, dan pendapat bahwa anak-anak dari pedalaman tju up i eri p an jang sederhana, karena mereka toh semuanja akan kelapangan pertanian. Distrik-distrik sendiri merasakan pembatasan ini sebagai suatu diskriminasi. dan sedjak diadakan tindakan-tindakan reorganisasi dalam bulan Nopember 1948 disekolah-sekolah distrik diadjarkan peladjaranpeladjaran jang sama seperti disekolah-sekolah didalam kota, Indonesia pada pantai lautan Atlantik

197 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Hasil-hasil sekolah-sekolah distrik ini sangat tidak memuaskan karena: a. Banjaknja absensi; b. Pendidikan gurunja jang tidak sempurna. Kira-kira 20% sama sekali tidak mempunjai pendidikan guru ; c. Methode jang tidak baik jang didjalankan untuk mengadjarkan bahasa Belanda kepada murid-murid. Akibatnja ialah bahwa anak-anak dari kelas satu tidak menerima peladjaran jang semestinja sehingga tidak dapat naik kelas. Mereka kadang-kadang dua atau tiga tahun duduk disatu kelas, dan akibatnja ialah bahwa mereka tidak dapat pada waktunja mentjapai kelas jang tertinggi. Umumnja anak-anak meninggalkan sekolah pada umur 12 tahun. Oleh karena itu banjak orang tua lebih suka menjekolahkan anaknja kekota. Untuk memperbaiki keadaan pengadjaran didistrik M enteri Pengadjaran telah membuat rantjangan untuk memperbaiki tingkat peladjaran. Jang dipakai sebagai dasar ialah laporan lengkap dari bekas Hoofdinspecteur Pengadjaran di Indonesia, W. H. M. d Haens. R antjangan itu terdiri atas : a. Perbaikan pendidikan guru-gurunja dengan pendirian sebuah S e kolah Guru ; b. Perbaikan methodiek jang sesuai untuk menghilangkan kesulitankesulitan ; c. Perluasan staf Inspektur, jang tidak sadja diserahi tugas memeriksa pekerdjaan guru-guru, tetapi djuga memberikan segala bantuan kepadanja. Sekolah Guru telah didirikan pada achir tahun Sudah barang tentu bagi pengadjaran untuk anak-anak Indonesia didistrik-distrik pertama-tama dipakai guru Indonesia. Diatas sudah kami katakan bahwa anak-anak dari Marienburg dan kelilingnja pergi kesekolah di Leliendaal, karena disitu ada guru bangsa Indonesia. Kesulitannja terletak didalam sjarat-sjarat penerimaan sekolah tersebut. Hanja sedikit sekali anakanak Indonesia jang beridjazah Mulo. Kebanjakan dari mereka sudah berkeluarga, sehingga sulit untuk beladjar lagi. Pada waktu ini ada 8 orang anak Indonesia jang duduk dikelas jang tertinggi pada Mulo, sehingga dalam tahun depan akan ada 8 orang Indonesia lagi jang mendapat idjazah Mulo. Umumnja mereka itu belum dapat memilih djurusan pendidikan mereka selandjutnja. Tingkatan pengetahuan murid-murid Indonesia sudah barang tentu lebih rendah daripada umpamanja anak-anak Creool dikota, jang disamping bahan peladjaran jang mereka terima disekolah, masih mempunjai orang-orang tua atau kakak-kakak jang terpeladjar, jang berpengaruh sekali kepada penambahan pengetahuan anak-anak. Anak-anak Indonesia sebaliknja hanja menerima pengadjaran disekolah sadja, sedang mereka diluar sedikit atau sama sekali tidak ada jang dapat menambah 194

198 PENGADJARAN DAN DERADJAT pengetahuannja. Oleh karena itu pula Menteri Pengadjaran jang dahulu, mengatakan kepada kami bahwa ia tidak mendjumpai seorangpun diantara murid-murid Indonesia jang patut dibantu terus. Walaupun demikian beberapa kali terdjadi bahwa murid-murid Indonesia telah membuktikan djauh lebih pandai daripada teman-teman sekelasnja. Pada sekolah Mulo di Moengo ada 7 orang murid Indonesia, dan mereka itu tidaklah mengetjewakan ; malahan sebaliknja. Seorang adalah jang nomor satu dikelasnja, seorang lainnja nomor dua, dan seorang lagi nomor tiga dalam kelasnja. Lima orang telah naik kelas, jang dua orang lainnja tidak naik. Anak-anak sekolah menerima pendidikan rendah biasa didistrik, djadinja distrik jang dalam prakteknja tidak banjak berbeda daripada B.L.O. jang dahulu. Didalam kota anak-anak mengikuti pengadjaran rendah biasa maupun pengadjaran rendah landjut (M U L O ). Didalam kota pengadjaran rendah biasa dibagi dalam G.L.O.-A dan G-L.O.-B (G.L.O. = singkatan dari Gewoon Lager Onderwijs = pengadjaran rendah biasa). Sekolah-sekolah untuk G.L.O.-A terbuka bagi murid jang berasal dari kalangan dimana bahasa Belanda merupakan bahasa penganiar. Sekolah untuk G.L.O.-B. diadakan untuk murid-murid jang bahasa pengantamja bukan bahasa Belanda. Bagi mereka ini diperlukan m ethodiek jang lain- Murid-murid dari sekolah-sekolah untuk G.L.O.-A, dimana dipungut uang sekolah, dapat masuk begitu sadja kesekolah untuk Mulo. Muridmurid dari sekolah-sekolah untuk G.L.O.rB dimana tidak dipungut uang sekolah, harus menempuh udjian lebih dahulu. Anak-anak Indonesia mengundjungi sekolah-sekolah rendah untuk G.L.O.-A maupun untuk G.L.O.-B. Kami telah menjuruh mengadakan pemeriksaan pada 39 buah sekolah di Paramaribo tentang djumlah murid pada sekolah-sekolah tersebut dan tentang pekerdjaan orang tuanja. Walaupun kami tidak berhasil untuk mendapatkan keterangan tentang pendapatan orang-orang tua murid itu, akan tetapi dari bahan-bahan tadi kami dapat menarik kesimpulan bahwa kebutuhan akan pengadjaran jang baik dirasakan sekali, djuga bahwa orang-orang tua sedia berkurban untuk keperluan tersebut. Hasil penjelidikan itu adalah sebagai berikut: P E K E R D JA A N O R A N G -O R A N G T U A M U R ID -M U R ID IN D O N ESIA D ISEK O LA H -SEK O LA H DID A LAM KOTA. 1. S e k o l a h E m m a. Dari 90 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 13 pembantu rumah ; 22 buruh ; 2 penebang kaju ; 5 pesuruh ; 17 petani ; 2 so p ir; 2 babu tju t ji; 8 pegawai perkebunan; 1 djurutulis, 3 tukang kaju ; 1 pendjaga malam ; 3 tukang pembuat djalan ; 4 pendjual katjang ; 1 djuragan k ap al; 3 pendjual; 5 tukang kebun ; 2 tukang t ja t ; 1 djurumasak ; 1 pembantu rumah sakit N egeri; 1 motorls 195

199 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK W aterland ; 1 brigadier K.N.I.L. ; 1 buruh g iliran; 1 buruh perhubungan ; 1 pembantu Scheepvaart Mij Suriname ; 1 kuli ; 1 pemilik toko ; 1 pembantu ; 1 serdadu ; 1 peminta sokongan. 2. S ekolah J uliana. Dari 7 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 2 pendjahit; 1 pedagang ; 1 guru ; 1 pembantu rumah ; 1 agen-polisi : 1 pendjual. 3. S ekolah B ea trix. Dari 20 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 wakil pemimpin perkebunan De Nieuwe Grond ; 1 djuru bahasa ; 2 pedagang ; 1 tukang pedati ; 1 montir kepala di Onverdacht ; 1 pembantu Electrische Centrale (Pusat Pembangkitan Tenaga Listrik) O.G.E.M. ; 2 petani ketjil ; 1 masinis diperkebunan Reynsdorp ; 1 pendjahit ; 1 buruh diperkebunan M a Retraite. 4. S ekolah B aru. Dari 8 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 2 sopir ; 1 tukang roti ; 1 djururawat; 1 petani ; 1 pedagang ; 1 mekanisien. 5. S ekolah S t. M argaretha. Dari 2 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai b erik u t: 1 pembantu kamar mesin di Paraman ; 1 djuru obat. 6. S ekolah H endrik. Dari 9 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 djururawat ; 1 pedagang ; 1 pedagang di Nickerie ; 3 petani ; 1 opseter dinas Pemberantasan Penjakit Rakjat dan Penjakit Menular ; 1 buruh dinas Pertanian Cultuurtuin. 7. S ekolah S t. G ertrudis. Dari 5 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 djuru bahasa; 1 petani; 1 pendjahit ; 1 buruh bengkel mesin di Paranam. 8. S ekolah P etrus D onder. Pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 nelajan ; 1 kuli ; 1 petani ; 1 tukang kebun ; 1 kelasi Scheepvaart Mij Suriname ; 1 pembantu Suriname Bauxiet Mij ; 1 pendjual ; 1 tukang kaju ; 1 babu tjutji ; 1 pendjaga Komisariat Combe. 196

200 9. S ek o la h O ran je. PENGADJARAN DAN DERADJAT Dari 28 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut: 13 buruh di Cultuurtuin ; 2 buruh Departemen Pekerdjaan Umum dan Perhubungan; 5 buruh tidak terdidik; 5 petani; 1 pendjual; 1 pem bantu tukang ; 1 tukang besi. 10. S ekolah T hemen. Pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut: 1 djurugambar Rumah Sakit Pemerintah untuk Penjakit Menular : 1 buruh djalan pada Pekerdjaan Umum ; 1 opsir rendahan pada Ss. Arawarra ; 2 pembantu rumah ; 1 pembantu pandai emas ; 1 pelajan : 1 tukang tja t; 1 petani; 1 buruh pabrik N.H.M. ; 1 tukang kaju : 1 buruh C.H.M. ; 1 buruh pabrik g a s; 1 pembantu gudang ; 1 pe~ dagang. 11. S ekolah F riedrich S tahelin. Dari 9 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut: 1 pegawai C.K.C. Radio Filmoperat; 1 kontrolir Djawatan Padjak ; 1 pegawai Scheepvaart Mij Suriname; 1 tukang listrik; 1 pegawai Paranam ; 1 djuru telepon ; 1 opseter perkebunan Zorgvliet; 1 tukang kaju ; 1 petani. 12. S ekolah K eristen ( g.l.o.-b ). Pekerdjaan orang tuanja ialah sebagai berikut : 3 petani ketjil ; 1 nelajan ; 1 pesuruh kantor. 13. S ekolah B ernhard. Dari 9 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 buruh tambang ; 1 montir; 2 petani; 2 buruh ; 1 pendjahit; 1 klerk toko ; 1 masinis lokomotip. 14. S ekolah C ombe. Dari 29 orang murid pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 3 pendjual ; 1 klerk distrik ; 2 djurumasak ; 1 tukang sepatu ; 3 buruh ; 1 opseter Dinas Kesehatan ; 1 pensiunan militer; 1 pendjahit; 2 evang elis; 1 masinis lokomotip. 15. S ekolah K oningin W ilhelmina. Pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut: 1 pendjaga ; 3 tukang tja tu t; 1 masinis ; 4 pembantu rumah ; 10 petani; 5 buruh ; 15 pendjual; 4 pembantu toko ; 1 tukang arlodji; 2 opas ; 8 pedagang ; 1 pandai emas ; 1 buruh ; 2 pesuruh kantor ; 1 tukang 197

201 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK batu ; 2 tukang tjukur ; 1 penari; 1 tukang sapu djalan ; 6 pedagang ; 1 agen polisi; 1 tukang kaju ; 1 tukang t j a t ; 2 pendjahit; 1 kuli ; 1 pedagang. 16. S ekolah C omenius. Pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut : 1 tukang anjam kursi; 1 pembantu toko ; 6 tidak mempunjai pekerdjaan. 17. S ekolah V an S ypesteyn. Pekerdjaan orang tuanja adalah sebagai berikut: 1 pendjualan ; 2 petani; 1 buruh tambang di Paranam. 18. S ekolah dr. h.d. B enjamin. Tukang gas ; petani; tukang batu ; tukang anjam ; pedagang ; buruh penggergadjian ; buruh dinas pembersihan kotoran ; buruh dinas pembersihan ; pembantu tukang ro ti; pendjual; pembantu rumah. 19. S ek o la h Laki-laki St. Jo zef. 1 tukang roti; 2 petani; 1 pendjual katjang; 2 tidak mempunjai pekerdjaan. 20. S ekolah K eristen (g.l.o.-a). 1 pedagang ; 1 babu tju tji; 1 pembantu stasiun Pertjobaan Pertanian ; 2 petani ketjil. 21. S ekolah G raaf V an Z inzendorf. 2 evangelis ; 1 buruh Cultuurtuin ; 2 tukang kaju ; 1 nachoda S.M.S. 22. S ekolah S t. E lisabeth. 1 p elajan; 1 tidak mempunjai pekerdjaan. 23. S ek o la h St. Rosa. 1 bankir,,piauw ; 1 pendjual; 1 pembantu toko ; 1 tidak mempunjai pekerdjaan; 1 buruh coca-cola. 24. S ekolah S t. C lemens. 6 petani. 25. S ekolah K eristen B aru. 1 petani; 1 djurutulis ; 1 buruh Pekerdjaan Umum. 198

202 PENGADJARAN DAN DERADJAT 26. S e k o l a h St. P e t r u s. 1 petani; 1 pelajan ; 1 tukang tjukur ; 5 tidak mempunjai pekerdjaan. 27. S e k o l a h St. W i l l i b r o r d u s. 1 petani; 1 pengusaha ketjil. 28. S e k o l a h St. L e o n a r d u s. Hanja seorang murid mengundjungi sekolah ini, dan orang tuanja tidak mempunjai pekerdjaan. 29. S e k o l a h S t. A n n a. 1 tukang kue ; 1 pegawai perkebunan ; 1 buruh Djawatan Pekerdjaan Umum dan Perhubungan ; 1 buruh Bauxiet Mij Paranam ; 1 pendjual sajur-sajuran ; 1 tukang tjukur; 1 petani; 1 djurumasak Rumah Sakit Negeri. 30. S ekolah S t. S tephanus. Orang tua satu-satunja murid mempunjai toko buah-buahan. 31. S ekolah R ichard V oullaire. 1 buruh tambang ; 1 motoris ; 2 tukang besi; 1 pandai emas ; 1 petani. 32. S ekolah S aron. 1 pembakar arang ; 1 pendjual katjang ; 1 buruh perkebunan ; 1 petani. 33. S ekolah W anica. 1 buruh Pekerdjaan Umum dan Perhubungan; 4 pendjual katjang. 34. S e k o la h St. A loysius. Bapa satu-satunja murid Indonesia adalah petani. 35. S ekolah R ust en V rede. 1 agen polisi luar biasa ; 1 pelajan Gubernur. 36. S e k o la h St. P au lu s. 2 p etan i; 1 opseter pemerintahan ; 1 djurubahasa. 37. S ekolah S t. C ornelius. petani; pegawai Dinas Kesehatan ; stoker ; laboran. 38. S e k o l a h Z u i d e r s t a d. 2 pedagang ; 2 petani. 199

203 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T I ANT IK 39. S ekolah G adis S t. J ozef. 1 pelukis ; 1 buruh. Murid-murid Indonesia di Surimane dibagi atas sekolah-sekolah negeri dan sekolah-sekolah golongan agama sebagai berikut : Djenis sekolah L. P. Djumlah L. P. D jum lah Negeri Roma Katholiek E. B. G Ged. Chr A. M. E. C Netral (Part) ? 7 Djumlah M

204 BAB IX Kedudukan para terpeladjar dikalangan orang-orang Indonesia O r a n g - o r a n g Indonesia jang terpeladjar mempunjai tempat jang i s 1 mewa didalam golongannja sendiri. Karena keinginan umum 1 a ang orang-orang Indonesia untuk dapat membatja dan menu is, ma a or g^ orang terpeladjar dihormati sekali. Mereka itu adalah pemimpinnja, em pat mereka minta pertolongan djika ada kesulitan, tempat er anja orang-orang jang membelanja terhadap pembesar-pembesar. Akan tetapi tidak semua orang Indonesia jang terpeladjar mem berikan waktu dan kegiatan bagi kemadjuan golongan dan per u ungan nja dengan massa hanjalah pada waktu-waktu tertentu sa ja. sedikit sadja mau berusaha untuk kemadjuan golongan orang orang donesia. Oleh karena itu mereka ini dipudja-pudja ole kut mereka, dan mereka itu mau mengakui benar e e 1 annja. sebab itu pula, mereka mau mengubah tjara hidup mere a arena ruh pemimpin-pemimpin mereka- Akibatnja ialah umpamanja orang-orang sekarang hidup lebih ekonomis (ati-ati lan gemij, mengadakan tajub dan tidak lagi berdjudi. Dari sudut penglihatan orang-orang luar orang-orang n peladjar tidak mempunjai kedudukan jang istimewa. ere a ka takan sadja dengan seluruh golongannja. Bagi orang-orang uar itu tidak lebih dari pada anggota biasa dari golongan jang ere: Suriname. Banjak orang Creool jang mau meng u ung an a orang Indonesia dengan pertanian, jang dinjata annja a an aiejsje..kan sang joe doe dja na foto, joe moe go nagrong voe plani aleis e (Kong, apalcah jang hendak kamu kerdjakan dida am a. pergi k esa w a h sadja untuk menanam padi). Oleh karena 1 u m ua menganggapnja sebagai penduduk jang sedera jat engan m a u ineiiuanuqapnja seuaejcii (jcnuuvu., > o - f-prhflsendiri, Oleh karena golongannja tidak dapat men,..sun kekua an^terha dap dunia luar, djuga karena adanja perpetjahan d,kf an3 orang-orang terpeladjar tidak mendapat kesempatan untuk beh'i-mb g karena selalu mereka dirintangi dari luar. Arti dan pada orang- 9 donesia di Suriname terletak pertama-tama tidak karena dapat,a d.palca, untuk pekerdjaan-pekerdjaan intellektueel. akan tetap, terutama karena 201

205 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK negara memerlukan sekali buruh dan petani. Paham..Indonesia sudah demikian dihubungkan dengan paham golongan petani jang terendah, sehingga orang-orang Indonesia jang terpeladjar selalu merasainja. Hal ini dapat kami gambarkan dengan tjontoh dokter-dokter jang tidak bersikap sopan terhadap pegawai bangsa Indonesia, jang karena djabatannja datang meminta pertolongan dengan tjuma-tjuma bagi anaknja perempuan jang sakit. Berhubung dengan keadaan ini kami sangat pessimistis terhadap hari kemudian orang-orang Indonesia jang terpeladjar. Diwaktu jang lampau sudah sering terdjadi, bahwa orang-orang Indonesia baru dapat merebut tempat disalah sebuah kantor negeri sesudah perdjuangan jang lama. Oleh karena itu dalam usaha-usaha untuk berbuat sesuatu bagi orang-orang Indonesia, kebanjakan orang hanja hendak memikirkan nasib bagian golongan orang-orang Indonesia jang masih bodoh sadja. Pendidikan gadis-gadis Indonesia untuk mendjadi bidan umpamanja adalah dimaksudkan untuk menolong orang-orang desa waktu melahirkan anak. Sedjauh jang dapat kami selidiki, bagi kemadjuan selandjutnja dari mereka jang sudah tammat sekolah itu belum diusahakan apa-apa Permintaan seorang murid sekolah kehakiman supaja dibebaskan dari pembajaran sekolah telah ditolak, karena orang tidak hendak mengadakan precedent. Menurut pendapat kami, pemerintah, djika memang sungguh-sungguh hendak memadjukan golongan jang dianaktirikan didalam masjarakat Suriname itu, berhubung dengan kedudukan jang istimewa dari golongan ini, seharusnja mengadakan perketjualian terhadap orang Indonesia tadi jang telah njata-njata menundjukkan mempunjai rasa tanggung djawab sosial jang besar dan berusaha sekeras-kerasnja untuk memadjukan orang-orang senegerinja. Suatu usaha untuk dengan djalan lain dapat meluluskan permintaan tadi djuga telah gagal, sehingga ia minta keluar sadja, dan tidak lagi mengikuti kursus tersebut. Permintaan seorang pegawai mengundjungi sekolah kehakiman supaja diberi beasiswa (studiebeurs) ke Nederland tidak dikabulkan. Permintaan seorang guru bantu bangsa Indonesia supaja diberi beasiswa untuk pendidikan guru jang lebih landjut tidak dikabulkan oleh karena ia beladjar pada sekolah normal dari Hernhutters. Djustru dengan membantu tenaga-tenaga tersebut jang mempunjai pengaruh jang besar terhadap orangorang senegerinja jang masih bodoh, akan dapat diberi sumbangan jang besar terhadap kemadjuan golongan itu jang diharapkan. Hal itu politis tentu akan mempunjai pengaruh jang baik bagi orang-orang Indonesia. Pendidikan bidan, suatu kebaikan dari pihak pemerintah, paling banjak hanja dapat menambah banjaknja penduduk, akan tetapi bagi kemadjuan penduduk hal itu tidak ada artinja. Barangkali pemerintah dalam mengambil keputusan-keputusannja mempunjai alasan-alasan jang kuat, jang tidak dapat diakui kebenarannja oleh orang-orang Indonesia. Dalam banjak hal kami tidak mengetahui 202

206 K E D U D U K A N P A R A T E R P E L A D JA R alasan-alasan, dan hanja dalam beberapa hal sadja tahu. Ketjuali rintangan-rintangan tersebut kebanjakan arahnja dari pihak pegawai-pegawai rendahan, dan oleh karena itu orang-orang Indonesia tidak hendak menja- Iahkan pembesar-pembesar jang tertinggi. Seorang pemuda umpamanja, jang menerima surat jang berisi bahwa permintaannja ditolak, bertanja pada dirinja sendiri apakah Menterinja sendiri sudah melihat surat per mohonannja. Peristiwa-peristiwa itu telah menjebabkan patah hatinja orang-orang Indonesia terpeladjar. Hal ini digambarkan oleh surat jang ditulis o e seorang pemuda kepada kami.,,dengan demikian kami hanjalah setapa^ demi setapak dapat madju. Pada waktu ini ada 8 orang murid jan9 ^ai kelas 3 pada sekolah-sekolah Mulo di Suriname, jang berarti a wa djika tidak ada halangan suatu apapun ada 8 orang Indonesia jang akan tammat sekolah M ulo. Kemanakah mereka akan pergi? Dimanakah mereka akan ditempatkan? Apakah mereka akan diberi kesempatan untu melandjutkan peladjarannja? Saja sangsi. Mereka akan tetap merana. Barangkali mereka sesudah lama menunggu mendapat tempat isaa sebuah kantor pemerintah dan untuk beberapa tahun menderita^ e u rangan. O leh karena itu sekarang orang-orang Indonesia tidak lagi ragu ragu kebangsaan apa jang akan mereka pilih, Belanda atau n onesia. M ereka semuanja berpendapat, bahwa orang tua mereka adala orang ^ orang D jaw a dan,,tangeh lamoen biso entoek kemadjuwan ing rinama (masih lama sekali mereka akan mendapat kemadjuan di Suriname). Kami sudah enampuluh tahun disini, akan tetapi belum menga ami e madjuan sama sekali. D jika negara mau tentulah kami sudah lebi ma ju daripada sekarang. Akan tetapi tidak seorangpun jang mau mem antu. M alahan sebaliknja, djika sekali-sekali ada orang jang hendak ma ju,,,diengel-ngel ' (dirintangi). S aja lihat bahwa orang-orang lain jang bersama-sama dengan saja tammat sekolah terus diangkat, dan se arang sudah mendjadi komis atau komis kepala. Kalau saja terlampau anja memikirkan hal ini, saja mendjadi marah, akan tetapi hanja dapat me nangis sadja. Umpamanja baru-baru ini ketika anak saja jang masi e J1 sakit. Ketika saja bawa kerumah sakit Roma Katolik untuk minta per o longan pertama, karena menelan tutup botol limun jang tinggal itenggo rokannja, saja diperlakukan sangat tidak patut, seolah-olah saja ini orang hina. Tidaklah sekali itu sadja saja diperlakukan demikian. pa a me reka tidak dapat mulai dengan bertindak sopan dahulu, dan aru ji a orangnja ternjata tidak patut dihormati, baru bersikap lain. Dari kutipan-kutipan surat tersebut diatas njata sekali perasaan ti a puas dikalangan orang-orang Indonesia terpeladjar tentang ke u u an nja. D juga bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa terhadap e i ingnja jang dianggapnja sebagai sesuatu jang selalu merintanginja aa am emadjuannja. Selama masih ada perpetjahan diantara orang-orang n onesia, 203

207 INDONESIA PADA PANTAI LA U TA N A TLA N TIK selama itu golongan itu tidak dapat menjusun kekuatan jang diperlukan untuk merebut tempat jang lebih baik didalam m asjarakat dan mendapatkan penghargaan jang lebih baik, jang hanja dapat ditjapai dengan kekuatan sendiri. Baru djika persatuan tertjapai dapatlah orang-orang Indonesia terpeladjar di Suriname mempunjai harapan untuk mendapat tempat jang lebih terhormat. 204

208 B A B X M a s a l a h,t U r b a n i s a s i,> P a d a h a l a m a n 82 telah kami tundjukkan pengaruh jang besar dari kota didalam masjarakat Suriname. Telah kita lihat pula bagaimana daerah pedalaman, ketjuali distrik-distrik,,tertutup Coronie dan Nickerie, telah dikuasai djuga oleh kota. Telah kami tundjukkan hal-hal ian9 menjebabkan mengapa pengaruh jang menjamaratakan dari kota te a merasuk kedalam distrik-distrik. Kegiatan perkumpulan-perkumpulan jang pusat-pusatnja terdapat didalam kota, bergantungnja ekonomi desa pada pasar di Paramaribo, kemungkinan-kemungkinan jang luas untu berkembang dalam kota, kesemuanja ini menjebabkan orang-orang desa tertarik oleh kota. Ketjuali itu keadaan jang tidak memuaskan didesa merupakan alasan pula untuk memilih kota daripada daerah pedalaman. Sifat masjarakat dipedalaman ditetapkan oleh alam. Keadaan iklim an suburnja tanah merupakan faktor-faktor penting didalam penghidupan orang dipedalaman. Terhadap iklim orang tani dapat dikatakan tida_" berdaja. Banjaknja hudjan menjebabkan bandjir ditempat-tempat dimana pembuangan air tidak diatur. Djalan-djalan jang menghubungkan pe a rangan-pekarangan satu sama lainnja dan dengan sawah atau ja an besar hampir tidak dapat dilalui. Rumah-rumah digenangi air, turn u tumbuhan dipekarangan mati, dsb. Keadaan ini menimbulkan rasa ti a puas pada orang-orang tani dan hal ini lebih lagi dirasakan olehnja a rena insaf bahwa semuanja itu harus dialaminja dinegeri jang u an kepunjaannja. Lebih-lebih didalam tahun-tahun sebelum perang unia kedua banjak orang Indonesia tidak dapat menahan keinginan mere a ^in tuk kekota. Kira-kira pada tahun 1940 banjak orang jang mulai pin a kekota. Dalam tahun itu 804 orang laki-laki, 1035 orang perempuan an 277 orang anak-anak telah pergi ke Paramaribo. Walaupun emi ian djumlah petani ketjil jang pergi tidak sebanjak orang jang pergi ari perkebunan-perkebunan. Kerusakan jang ditimbulkan oleh bandjir esa memang besar, akan tetapi hasil tanahnja tjukup untuk hidup. eti a selama perang dunia II harga-harga hasil-hasil pertanian sangat nai, dan petani-petani mengalami,,masa keemasan, tentulah tiada alasan untuk menukar pekerdjaan disawah dengan pekerdjaan didalam kota. 205

209 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Jan9 banjak pergi ialah orang-orang dari perkebunan"per,ke^ulaan' e v ^ n san9at djelek. Sampai waktu peperangan Per aq se*1 per e unan masih sadja membajar masing-masing 60 sen dan j j Sana P e n g h id u p a n ^ d a k se ari untuk pekerdja laki-laki dan perempuan. men jemukan, dan hiburan tidak banjak. Ketjuali itu orang-orarig ulaan senang ahwa isterinja diharuskan bekerdja diperkebunan. Pe erke~ peperangan bagi pekerdja-pekerdja diperkebunan, lebih-lebih f rena Unf n^'perkebunan kopi, merupakan waktu jang buruk. Oleh >auh 3 oran9'orang Amerika datang dan memberikan upah jang ncjan e 1 tinggi, banjak orang pergi dari perkebunan. Selama PePeJj,,]<;anmere a menikmati upah-upah jang tinggi dari pemerintah pen 11 kemagian jang terbesar tetap tinggal dikota, dan hanja sedikit seka 1 at a i eperkebunan, dan hal ini baru pula terdjadi setelah beberapa ^an ipenu i Seorang pegawai Departemen Umum dan Sosial menga sja epa a ami bahwa untuk mengusahakan agar orang-orang i ncran mau em ali keperkebunan-perkebunan, ia telah berhubungan e. ire tur perkebunan Marienburg, tuan Manschot, oleh karena _ a wa orang-orang Indonesia mau kembali djika sjarat-sjara berikut dipen uhi: Direksi perkebunan harus dapatmendjamin upah minimum Sf seminggu bagi buruhnja. rang-orang perempuan tidak diharuskan bekerdja., ire ur tersebut tidak mau menerima lagi pegawai D e p a r t e m e n terse karena usaha-usahanja itu. Sesudah Pemerintah b e rh u b u n g a n deng. r Pusat Nederlandse Handel Maatschappij, keharusan bekerdja n9 rang perempuan dihapuskan. Apakah sjarat pertama djuga ip kami hal? am' keta^ui- Direktur jang sekarang mengatakan kepa o Wa seoran9 huruh dengan mudah dapat m enerim a upah S f j a^* i. ran9-orar.g Indonesia sendiri mengatakan bahwa hal itu tida a!! I l TaS n; Seba9ai d^u9a Bering terdjadi sebelumnja. Oleh karena.. a ^^ghendaki supaja tja ra bekerdja borongan d igan ti dengan tjara bekerdja menurut waktu. Memang ada djuga orang-orang Indonesia jang kembali k e p e r k e b u n an-perkebunan, akan tetapi bagian terbesar tetap tinggal dikota atau pergi eperusahaan-perusahaan bauxiet. Orang bertanja menqapa orang-orang *etap tin99al dikota dan dimana mereka tinggal. a i o, ^ anu dari kantor Statistik, di Paramaribo pada tang- S i L ora"9 bdonesia, jaitu 1627 orang laki-,, ran9 Pc rempuan. Atas pertanjaan kami mengapa mereka pergi dari pedalaman. mereka mendjawab bahwa mereka ingin mendapat penghidupan jang lebih baik, atau karena sudah terlampau tua untuk bekerdja disawah. Kepada beberapa bekas buruh perkebunan pernah kami minta supaja mentjeriterakan pengalamannja diperkebunan. Tjeri- 206

210 M A SA LA H URBANISAS1 te ra n ja ham pir sem u anja sam a. Kam i berikan dibawah ini sebuah dfana ran ja. Seo ran g m entjeriterakan penghidupannja diperkebunan jang rnenjebab k an ia pindah kekota., ^ e il9hidupan diperkebunan sekarang tidak begitu djelek seperti ulu. D ik ota sekarang lebih sukar. D isini orang tergantung daripada lla d jik an, dan kesem patan m endapatkan pekerdjaan karena itu lebih cetjil daripada diperkebunan-perkebunan. O rang-orang dipedalaman da- Pat hidup dari p ad in ja sendiri dan dari hasil kebunnja. Disamping itu anii d apat b ek erd ja diperkebunan dan tiap hari Sabtu menerima upa, w alaupun sedikit. P ad a w aktu sa ja masih bekerdja diperkebunan kea a" a n n ja berbed a sekali. S a ja bekerd ja diperkebunan, mendapat perumahan dan P engobatan dengan tjum a-tjum a dan lain-lain sebagainja. A an tetapi Penghidupan sangat mendjemukan- Dikeliling rumah, saja menanam saju r-sa ju ra n, dan sa ja m em elihara ajam dan itik. Sesudah beker ja 'ira kira djam 5 sore sa ja pergi m en gaj ditepi selokan, dan mentjo a menang kap ikan kwie^kwie atau pataka. P ad a hari M inggu pagi-pagi b e n a r saja Pergi 4 a 5 km d jau h n ja untuk m engail, dan kira-kira djam 11 saja pulang den g an m em baw a ikan. H ari Sabtu saja dapat menerima lagi upah saja jan g sedikit itu. D em ikian penghidupan saja dari tahun ketahun. e e um perang dari upah itu sa ja masih dapat hidup, karena semuanja ketiica itu m urah sekali. K etika pada tahun 1940 mulai peperangan, ea aan m endjadi berubah. B a g i kebanjakan orang-orang Indonesia lebih-ie bagi m ereka jan g bekerd ja diperkebunan-perkebunan kopi, hal ltup* V rupakan m alapetaka. K etika mulai perang saja baru sa ja w aktu itu g ad ji s a ja h an ja S f 3. seminggu. Pada tahun 194 g J s a ja S f 6,5 0 seminggu, jang merupakan upah tetap. Untu P S f 6,5 0 itu sa ja harus m endjalankan mobil, memelihara dan m tu lkan n ja. D idalam paberik sa ja harus melakukan pekerdjaan-pekerdja pada m esin-m esin. D alam pada itu penghidupan saja s a ja, sesuai dengan penghasilan saja, m alahan dapat menjimpan se i lt-se l. tetapi hiburan ham pir tidak ada, dan satu-satunja hiburan jang kino di M arienbu rg jan g 5 km djauhnja. Sebelum itu saja turut bersepak bola, jang dilakukan dihampir tiap perkebunan. M u d a W a n dip aham kan bahw a kesem patan untuk b elad jar tida a a. a a at D esem bu r 1942 sa ja memutuskan untuk pergi kekota supaja meiidap p ekerd jaan jan g lebih baik. Pada tanggal 2 D januari 1943 saja^ pe^g kekota. S a ja m endapat pekerdjaan pada Departem en Pekerdjaan Um sebagai pem bantu montir. Sekarang saja m endjadi montir dan reparat mobil. D jik a sa ja lebih dahulu mendapat kesempatan untuk perg1 ke, tentu s a ja akan lebih m adju daripada sekarang. Baru se arang ada dikota, sa ja sedari bahw a dahulu tenaga saja saja jua epa kebunan dengan murah sekali., M erek a jang karena sudah landjut umurnja memnggalkan 2 0 7

211 pedalaman sekarang tinggal bersama dengan anak-anak mereka dikota. Masih ada sebab lain mengapa banjak orang meninggalkan daerah. Beberapa orang penghasut diantara orang-orang Indonesia telah menimbulkan keadaan genting diantara orang-orang Indonesia. Mereka mengatakan bahwa Republik Indonesia sesudah berdaulat akan segera mengirimkan kapal-kapal ke Suriname untuk mengangkut orang-orang Indonesia ke Indonesia. Supaja tidak ketinggalan djika kapal datang orang mendjual rumahnja dan apa sadja jang tumbuh dipekarangannja dan pergi kekota untuk menunggu kedatangan kapal. Mereka jang oleh sebab ini datang dikota berdjumlah ratusan. Oleh beberapa golongan politik tertentu adanja hal serupa ini tidak diakui. Nanti hal ini akan kami bitjarakan lagi. Apakah jang dikerdjakan orang Indonesia dikota? Waktu membitjarakan kedudukan orang-orang Indonesia didalam penghidupan ekonomi Suriname sudah kami sebut matjam-matjam pekerdjaan jang mendjadi mata pentjaharian orang-orang Indonesia. Mereka umumnja berdagang atau memburuh. Disamping itu banjak djuga orangorang Indonesia jang tidak mempunjai pekerdjaan. Seorang berkata : Perkebunan-perkebunan mengeluh karena kekurangan tenaga buruh dan mendatangkan tenaga dari St. Lucia, jang akan menerima upah S f 1,75 sehari. Akan tetapi beratus-ratus orang Indonesia mentjari pekerdjaan. Ketika kami katakan bahwa Marienburg akan menerima orang Indonesia dengan senang hati dengan upah jang sama, ia mendjawab bahwa tidak tentu upah itu akan dibajarkan kepada mereka. Politik,,pernangsi *) ialah selamanja, bahwa orang-orang Indonesia tidak pernah menerima upah jang melebihi sesuatu djumlah, bagaimanapun kerasnja mereka bekerdja. Djika dahulu mereka dalam sesuatu waktu menjelesaikan lebih banjak, maka pembajarannja untuk tiap borongan diturunkan. Bukankah tudjuan perkembangan-perkembangan itu untuk sebanjak mungkin mendapat keuntungan? Orang-orang Indonesia jang pada petang hari duduk-duduk ditangga g e d u n g -g e d u n g di Maagdenstraat untuk membitjarakan bab politik (soal-soal politik) sudah mendjadi suatu pemandangan sehari-hari. Orang-orang Indonesia jang sudah agak tua jang tidur ditangga gedung-gedung ditepi Waterkant djuga bukan suatu pemandangan jang asing lagi. Orang-orang ini tidak mempunjai rumah. Mereka hidup mengemis dan dari belas. kasihan orang senegerinja. Orang berkata :,,Orang Indonesia tidak akan lekas kelaparan diantara orang senegerinja. Mereka jang masih kuat, mendapat upah dengan,,ngeprak (mengangkut beban). Lainnja hidup dari berdjudi. Sport ini dibeberapa kampung tertentu masih dilakukan dengan giat. Pada waktu malam tajub sering orang berdjudi. Orang jang mempunjai mata pentjahariannja dari berdjudi disebut dengan nama edjakan,,bankier van het los-los-spel. *) perkebunan INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK 208

212 MASALAH URBANISASI W aktu membitjarakan kesusilaan sexueel kami telah menundjukkan akan peristiwa bahwa orang-orang perempuan bertindak sebagai pentjari nafkah. Orang-orang Indonesia sendiri menamakan pekerdjaan ini ngedol w e d o k (mendjual perempuan). Kedudukan ekonomis orang-orang Indonesia dikota umumnja, terketjuali beberapa orang sadja, lebih buruk daripada dipedalaman. Keadaannja sangat tergantung daripada mat jam-mat jam faktor-faktor. Tjatjad atau usia tinggi tidak memungkinkan orang memburuh. Tidak ada kerdja berarti tidak ada penghasilan. Mereka jang mentjari nafkah dengan berdjualan, seperti berdjual katjang atau es pasah, sangat tergantung daripada kemauan membeli orang. Hari hudjan berarti sedikit pembeli dan kurang penghasilan. Untuk suatu keluarga jang terdiri dari 4 orang didalam kota masih diperlukan S f 75,, walaupun hidup sederhana. Hanja mereka jang mempunjai penghasilan tetap, dapat bertahan terhadap kesulitan-kesulitan. Sebaliknja dipedalaman orang selalu terdjamin penghidupannja. Meskipun ada rintangan-rintangan jang disebabkan oleh hudjan lebat, petani-petani selalu mempunjai djaminan mendapat panen,-jang sedikitnja tjukup untuk dapat hidup. Sebaliknja kota memberikan matjam-matjam kesenangan, jang tidak dikenal dipedalaman. Dikota umpamanja ada penerangan listrik dan persediaan air tjukup. Disitu lebih banjak matjamnja hiburan. D jalan-djalan jang berlumpur tidak ada. Sebaliknja kota menimbulkan lebih banjak kebutuhan. Djika tidak dapat memenuhinja, mudah timbul rasa tidak puas. Perumahan lebih sukar daripada dipedalaman. Indonesia pada pantai lautan Atlantik

213 BAB XI PectJampuran kebudajaan Dimana ada dua ooln berbeda bertemu, d i s i t u ^ e n u f a mempllnjai kebudajaan jang kedua pihak, maupun d ada P^pindahan unsur-unsur, baik dari jaaonja. Di Suriname terd adl H ^ kuat kepihak ia»9 ^mah kebuda- Kebudajaan jang lebih kuit Hiv 93 f?? 8 Pertlampuran kebudajaan ini. jang berhaluan Barat, sedana Icpk'J kebudajaan orang-orang Creool jaan-kebudajaan India dan i L n daj??n Jan9 lemah terdiri dari kebudakebudajaan orang-oranq CreonU ^ ini tidak boieh diartikan bahwa dan Asia termasuk kebudaiaan 60 Kebudajaan imigran-imigran budajaan itu tidak dapat dinal ^ 9, didunia, akan tetapi kerena itu kebudajaan itu kalah rip * 3 masiarakat Suriname. O leh katradisi-tradisi itu dari orano f budajaan Barat jang miskin akan unsur-unsur kebudajaan ini se^ln99a lebih gampang kemasukan orang-orang Indonesia dan ^ kuat daripada kebudajaan unsur, terutama ditenjpat-tenidpf arena itu terdapat pertukaran unsurergau engan orang-oranq Inrl- Imana orang-orang Indonesia banjak Pertemuan kebudajaan-kebut orang Creool sudah 60 tahun l a m a * " Ewang Indonesia dan orang. nlara kedua bangsa itu tld. j Didalam masa tersebut pergaulan untuk memungkinkan pettja * f? akan tetapi,, kup lama a,ta,u,ebih *>>*: pe 90pPer ' ^ "d a ja a n. Pertjampuran kebudaorang Indonesia telah terd,adf d i l l T * " k huda a "' n g- a. Didalam pakaiannra; Pantjan-lapa ga Jang berikut : b. Didalam perangainja no.. ; c. Didalam musiknja; d. Didalam bahasania rl udnasanja; Di^alam'paka^m^a^rang-orang^ljld1^ fcan dan orang-orang Creool; febih f e h T 81* tidak dapat dl'bedasudah meninggalkan pakaiannja ian * ran9 'oran9 Wakinja dikota orang-orang makin lama makin suka L ^ Djuga dipedalaman kepada pakaian Barat. H anja sedi- 7 in

214 PERTJAM PU RAN K EBU D A JA A N lfc sekali jang masih memakai seluar dan destar ; kebanjakan sudah? e/nakai pakaian konfeksi jang dibelinja ditoko-toko di Param aribo. ebaliknja orang-orang perempuan dipedalaman m asih tetap memakai sarong dan kebaja, jang m enjebabkan orang-orang Creool m engatakan ah\va w anita-w anita Indonesia sangat tjantik. A kan tetapi didalam kota Pakaian B arat djuga sudah lebih banjak dipakai oleh orang-orang perem Puan. Lebih-lebih w anita-w anita jang masih muda serta terpeladjar tidak dapat dibedakan dari w anita-w anita Creool dalam ha] pakaiannja. W alau p u n demikian didalam kota masih b an jak orang perem puan jang tetap memakai sarong dan kebaja. A kan tetapi didalam tja ra memakai sarong itu kelihatan djuga pengaruh w anita-w anita Creool. Bentuk rok jang dipergunakan dalam tjara memakai sarong nampak benar pengaruh tjontoh pakaian kotom isi (w anita Suriname jang berasal dari golongan N eg ro). T ja ra beberapa wanita menghias. ram butnja, jaitu mem akai djambul jang dikeritingkan, memberikan kesan jang sama. Seorang dokter Surinam e jang ternama menamakan peristiwa itu suatu degenerasi dari w anita Indonesia. Kebudajaannjapun tidak lagi mempunjai1persamaan dengan jang kita dapati di D jaw a, ketjuali nam anja. Pengaruh japon B a ra t dapat kita lihat dalam w arna dan bahu jan g berdiri pada k eb aja. Pergaulan jang erat dengan orang-orang Creool, jang lebih kasar tab iatn ja, telah m enghilangkan sikap merendahkan diri dari orang-orang Indonesia terhadap orang asing. Dalam hal ini peniruan ini merupakan suatu kem adjuan oleh karena tabiat jan g sem atjam inilah jan g paling sesuai dengan m asjarakat disana. O leh sebab itu mereka lebih kuat menghad api golongan-golongan lain. Lebih-lebih pada oran g-orang muda dikota dan didaerah-daerah pertambangan perubahan tabiat ini djelas sekali kelihatan, akan tetapi djuga dipedalaman orang-orang sudah lebih berani. Sikap merendahkan diri terhadap pem besar-pem besar Indonesia ja n g dahulu itu dju ga sudah tidak ada pada kebanjakan orang. Seorang pembesar Bauxiet M aatschappij di M oengo berkata : Buruh jang muda-muda telah mengoper djuga sifat-sifat jang buruk dari orangorang Creool. Jang tua-tua masih dapat bekerdja terus- walaupun tidak diaw asi, akan tetapi djika pemuda-pemudanja dibiarkan sadja bekerdja sendiri, tentu m ereka b ek erd ja semau m aunja sad ja. IVIereka tidak dapat b ek erd ja dengan tidak diawasi. M usik orang-orang Indonesia di Surinam e umumnja disebut krontjo n g. K etju ali lagu dan nam anja, tidak banjak lagi (jang tinggal dari musik kerontjong jang kita kenal. Irama dan susunan orkes menu nd ju kkan dengan d jelas pengaruh A m erika Selatan. Penghiasan gedung-gedung waktu perajaanpun sudah tidak setjara dahulu lagi. D janur (daun kelapa) makin lama makin tidak dipakai dan terdesak oleh pita, bendera dan bunga dari kertas, jang dapat dibeli ditoko. Sam pai desa-desa didistrik N ickerie dalam hal ini tidak terketjuali

215 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Sesungguhnjalah orang-orang Indonesia sudah banjak kehilangan kebudajaan materieel mereka jang sudah tua. Gamelannja umpamanja hanja terdiri dari tiga atau empat buah alat, jaitu gender, ketoek, gong dan kendang. Alat pokok dari gamelan, jaitu gambang, di Suriname tidak terdapat. Djuga permainan-permainan jang populer di Indonesia seperti dakon dsb tidak ada. Permainan-permainan kanak-kanak jang kita kenal semuanja waktu masih ketjil, tidak dikenal oleh anak-anak di Suriname, setidak-tidaknja tidak dipeladjari lagi. Jang sangat menarik perhatian ialah pengaruhnja didalam soal bahasa. Djumlah kata-kata Inggeris-Negro jang masuk kekajaan bahasa orang orang Indonesia banjak sekali. Dengan tiada disedari orang memakai kata-kata asing didalam kalimat-kalimat Djawa. Demikianlah umpamanja dipakai,,wasi untuk senadjan (meskipun),,,moelik untuk,,angel (sukar),,,fadon untuk,,tiba (djatuh),,,sidon untuk,,loenggoeh (duduk),,,gwenti untuk _,,koelina (biasa),,,kostie untuk,,ragat (biaja), eksi untuk tigan (telur), dsb. Sering sekali orang-orang Indonesia saling memakai bahasa Inggeris-Negro, djuga dengan kami; baru kalau mereka sadar akan kekeliruannja mereka landjutkan pertjakapannja dalam bahasa Djawa. Pada pemuda-pemuda diantara orang-orang Indonesia, jaitu mereka jang tinggal dikota, proses acculturatie ini sudah jang paling djauh- P e ngetahuan jang mereka terima dari sekolah dalam hal ini mempunjai pengaruh jang besar. Lebih-lebih diantara pemudi-pemudi hal ini djelas sekali kelihatan. Banjak jang sudah merasa dirinja tidak lagi orang Indonesia, tetapi orang Creool. Ini pulalah jang menjebabkan mereka lebih suka bergaul dengan orang-orang Creool. 212

216 BAB XII Kriminalitet dikalangan orang-orang Indonesia O r a n g - o ra n g Indonesia di Suriname terkenal sebagai orang-orang jang paling baik kelakuannja dinegeri itu. Menurut komisaris distrik kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia umpamanja djauh lebih k u ran g daripada dikalangan orang-orang India, jang djauh lebih agresif. Ia berkata : Untuk tetek-bengek mereka datang mengadu, sedang orangorang Djawa hanja datang untuk hal-hal jang penting sadja, dan tidak pernah mereka datang beramai-ramai. Djuga menurut pendapat orangorang lain kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia adalah lebih rendah daripada dikalangan golongan-golongan lain. Pendapat tentang imigran-imigran ini lambat laun memang telah berubah. Menurut tjeritatjerita kontraktan-kontraktan jang tua-tua, dahulu ada terdapat matjammatjam kedjahatan. Hal itu disebabkan oleh berbagai-bagai keadaan jang bersifat sosial dan ekonomis. Lebih-lebih perkebunan Marienburg dalam hal ini tidak mempunjai nama jang baik. Keadaan materieel jang djelek menjebabkan terdjadinja pelanggaran-pelanggaran hak milik. Dahulu kala orang-orang Indonesia sering kedapatan mentjuri tanaman-tanaman bahan makanan. Gubernur jang dahulu karena hal itu, menganggap perlu untuk memasukkan hal ini dalam golongan pelanggaran jang istimewa dan memberikan hukuman-hukuman jang berat agar kedjahatan itu berkurang. Orang djahat adalah hasil pekerti dan milieu. Pendapat umum pada ahli-ahli sosiologi ialah bahwa faktor milieu jang lebih kuat. Keadaan sekarang adalah suatu bukti, bahwa faktor-faktor milieulah jang mendjadi sebab terutama dari banjaknja kedjahatan dikalangan orangorang Indonesia pada waktu Poenale Sanctie. Menurut pendapat kami kedjahatan itu tidak dapat dibanteras dengan hukuman-hukuman sadja. Kedjahatan itu telah dapat dikendalikan oleh karena sjarat-sjarat penghidupan telah berubah sehingga keadaan penghidupan orang-orang Indonesia mendjadi lebih menjenangkan. Harga-harga bahan makanan sesudah perang dunia pertama sangat meningkat, sedang upah-upah diperkebunan-perkebunan boleh dikatakan tetap sadja seperti pada tahun Satu-satunja perbaikan ialah kenaikan minimum-minimum upah. Upah-upah ini masing-masing untuk orang- 213

217 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK orang perempuan dan untuk orang-orang laki-laki dinaikkan dari 40 sen mendjadi 60 sen dan dari 60 sen mendjadi 80 sen. Karena seringnja terdjadi pentjurian, maka orang-orang Indonesia bagi orang-orang Creool terkenal sebagai orang jang dari mula suka mentjuri ajam. Utjapan-utjapan jang maksudnja sama sekarangpun masih dapat didengar. Penganiajaan, sampai pembunuhan, djuga sering terdjadi. Sebabsebabnja ialah terletak pada tjara-tjara bekerdja dibawah Poenale Santie. Perlakuan jang kedjam dari pihak opseter-opseter perkebunan terh a dap kontraktan-kontraktan, sering menimbulkan pembalasan dendam dari pihak orang-orang Indonesia. Banjak sekali terdjadi orang melarikan diri dari perkebunan-perkebunan oleh karena perlakuan jang kasar. Kebanjakan pelarian-pelarian itu tertangkap kembali dan hukuman-hukuman jang didjatuhkan kepada mereka rupa-rupanja berat sekali. Ada kalanja djuga orang mendjadi matagelap. Pembalasan dendam dilakukan tidak sadja terhadap direktur-direktur dan opseter-opseter perkebunan, tetapi djuga terhadap mandor-mandor bangsa Indonesia, jang kadang-kadang lebih kedjam daripada sep-sepnja. Mudah sekali mereka mempergunakan tangannja, dan upah jang disediakan untuk kontraktan-kontraktan sering mereka tahan. Seluruh suasana diperkebunan-perkebunan mempunjai pengaruh jang djelek dan menimbulkan mentalitet jang agresif. Perlakuan jang djelek menjebabkan pekerdja-pekerdja lekas naik darah. Keadaan sosial dan ekonomis menambah sulitnja masalah. Kekurangan wanita banjak sekali. Perzinaan, iri hati, dsb sering menimbulkan penganiajaan, malahan pembunuhan terhadap sesama buruh. Orang-orang Indonesia suka sekali berdjudi. Sering mereka memperdjudikan seluruh gadjinja. Keuntungan beberapa orang menimbulkan iri hati, dan akibatnja ialah perampokan dan pembunuhan, tidak sadja terhadap bangsanja sendiri, melainkan terhadap bangsa asing djuga. Bekas-bekas kontraktan mentjeriterakan bahwa sering terdjadi bahwa diketemukan majat ditepi djalan dengan luka parah, atau terapung disungai. Kedjahatan lainnja jang disebabkan oleh suasana diperkebunan-perkebunan itu ialah pelanggaran kesusilaan. Kurangnja djumlah perempuan daripada djumlah laki-laki tidaklah merupakan dasar jang kuat untuk penghidupan keluarga jang baik. Seorang orang Indonesia menulis kepada kam i:,,ketjuali itu penghidupan jang liar diperkebunan-perkebunan, dimana bertjampur gaul orang-orang dari bermatjam-matjam perangai, adat dan kebiasaan ^telah menjebabkan bahwa adat makin lama makin mendjadi renggang. Maksudnja ialah, bahwa sebagai akibat dari keadaan perumahan dan kesehatan jang djelek diperkebunan-perkebunan telah timbul demoralisasi sexueel. Ia selandjutnja menulis :,,Dalam hal ini boleh dikatakan tidak ada sanctie moreel lagi. Pada permulaan bab ini telah kami katakan bahwa orang-orang Indo 214

218 KRIMINALITET DIKALANGAN ORANG-ORANG INDONESIA nesia sekarang terkenal sebagai orang-orang jang paling baik kelakuannja didalam masjarakat. Keadaan sekarang adalah bukti jang njata bagi pendapat bahwa faktor-faktor milieu mempunjai peranan jang terpenting didalam pembentukan seseorang mendjadi pendjahat. Kita lihat umpamanja bagaimana kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia mendjadi kurang disebabkan keadaan jang sudah berubah. Kami dengan ini tidak memungkiri sekali-kali kemungkinan adanja praedispositie psychologis dan antluopologis. Di Suriname tidak ada statistik kedjahatan, jang dapat kita pergunakan untuk menentukan luas dan sifat kedjahatan itu. Walaupun demikian, berdasarkan bahan-bahan jang ada dan penjelidikan sendiri, kami dapat menentukan bahwa kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia adalah jang paling rendah. Beberapa orang tani didalam desa jang kami adjak bertjakap-tjakap berkata :,,Orang Indonesia tidak perlu mentjuri. Djika kami butuh sesuatu, jang orang Indonesia lainnja empunja, maka kami minta sadja. Orang Indonesia tidak akan lapar, selama ia masih mempunjai kawan. Memang dikalangan orang-orang Indonesia tidak atau sedikit sekali terdapat pentjurian. Di Paramaribo sering terdjadi pentjurian jang merupakan suatu gangguan sosial. Akan tetapi tidak pernah dikabarkan bahwa orang-orang Indonesia jang melakukannja, selalu orang-orang Creool. Kami kenal seorang orang Indonesia jang mengatakan bahwa ia dahulu seorang pentjuri jang ulung ; apa sadja jang dilihatnja hendak ditjurinja. Kami bertanja apa pekerdjaannja. Djawabnja ialah, bahwa dahulu ia hidup dari,,njolong (mentjuri), sehingga ia sering masuk pendjara.,,sekarang saja mempunjai pekerdjaan jang lebih sopan, katanja,,,oleh karena keharusan untuk.maling (mentjuri) tidak ada lagi. Tidak adanja pelanggaran-pelanggaran hak milik berhubungan erat dengan keadaan materieel jang djauh lebih baik, sebagai jang sudah kami katakan. Keharusan untuk mentjuri barang-barang orang lain sudah hilang sedjak permulaan perang. Djuga perkosaan dikalangan orangorang Indonesia sudah sangat berkurang. Sedjak penghapusan Poenale Sanctie penganiajaan dan pembunuhan djarang sekali terdjadi. Inspektur-kepala djawatan kepolisian di Paramaribo telah menjusun suatu statistik dari orang-orang jang dalam tahun 1949 ditahan oleh polisi di Paramaribo, jang kami muatkan dibawah in i: IC H T ISA R Djumlah orang-orang jang ditahan polisi di Paramaribo dalam tahun 1949 ada 578 orang, sebagai diuraikan dibawah ini. Diantaranja ada 25 orang perempuan, jang karena sedikitnja tidak disebut: A = orang2 India-; B = orang2 Indonesia; C = orang2 C reool; D = orang2 lainnja. 215

219 INDONESIA PADA PANTAI LA U TAN A TLA N TIK Djenis kedjahatan 1 Pelanggaran terhadap memerintah dan ketertiban umum 2 Pelanggaran terhadap kesusilaan. 3 Pelanggaran terhadap keselamatan orang-orang. 4 Pelanggaran ekonomis * ). 5 Pelanggaran kekasaran. 6 Pelanggaran lain-lainnja. a Penjelundupan devisen. b Tjandu dan ganja. 10 sjd sjd sjd ke atas A B C D A B C D A B C D , 4, 1 ( 8 ^ 31 ] 65 ^ 82 6 j ) Biasanja pentjurian tidak dimasukkan golongan pelanggaran ekonomis. D alam daftar, jang kami terima dari seorang pembesar polisi, hal ini dimasukkan pelanggaran ekonomis. Dari daftar tersebut ternjata bahwa djumlah pelanggaran /kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia adalah jang paling sedikit, dan terbatas pada pelanggaran-pelanggaran ekonomis. Menurut angka-angka jang kami terima dari Departemen Urusan Sosial tentang rumah perawatan ^anak-anak di Oosthuizen ternjata bahwa djumlah anak-anak In d o nesia jang ada diperumahan tersebut djauh lebih kurang dari djumlah anak-anak bangsa India dan Creool. Bahwa kedjahatan dikalangan orang-orang Indonesia jang paling sedikit, ternjata djuga dari lapuran Panitia penjelidikan kedjahatan anakana pada tahun Dalam lapuran tersebut Panitia mengatakan bahwa kedjahatan dikalangan anak-anak Indonesia adalah jang paling rendah. Suatu bentuk kedjahatan jang banjak terdapat dikalangan orang-orang Indonesia, ialah kedjahatan perhubungan kelamin (sexueel). Pertamatama pelatjuran. Wanita-wanita Indonesia sangat disukai orang-orang Creool karena perawakannja jang sangat menarik. Angka-angka jang terperintji (gedetailleerd) untuk menetapkan besar ketjilnja kedjahatan ini tidak ada pada kami. Oleh pemeriksaan sendiri dapat kami tetapkari bahwa kedjahatan ini banjak terdjadi. Sedjak dahulu banjak terdapat pelatjuran dikalangan wanita-wanita Indonesia diperkebunan-perkebun- 216

220 KRIMINAL1TET DIKALANGAN ORANG-ORANG INDONESIA an. Jang mendjadi sebab ialah keadaan sosial dan ekonomis jang djelek. Kekurangan orang wanita, upah jang rendah dsb. menjebabkan banjak perempuan memilih,,pekerdjaan ini. Djika dahulu pusat kegiatan perempuan-perempuan ini terdapat diperkebunan, sekarang bagian terbesar pelatjur terdapat dikota. Dipedalaman boleh dikatakan tidak ada pelatjuran lagi.,,perempuan-perempuan itu hanja terdapat dimana ada plenty d ollars', berkata seorang orang Indonesia kepada kami. Banjak orang bertanja, apa jang mendjadi sebab banjaknja pelatjuran dikalangan wanita-wanita Indonesia. Beberapa orang mengatakan bahwa jang mendjadi sebab ialah karena wanita-wanita Indonesia sangat tjantik dan menarik laki-laki dari golongan-golongan penduduk lainnja, djuga karena di Paramaribo lebih banjak perempuan dari pada laki-laki (hal 45). Faktor-faktor ini mungkin ada pengaruhnja djuga, walaupun kami berpendapat bahwa bukan itulah sebab jang pokok. Ketjuali itu dapat kami kemukakan, bahwa banjaknja perempuan dikota ialah karena banjak perempuan-perempuan pelatjur-pelatjur dari pedalaman pindah kekota. Djadi bukan karena lebih banjak perempuan daripada laki-laki bangsa Indonesia di Paramaribo dikalangan wanita Indonesia terdapat banjak pelatjuran, akan tetapi oleh karena banjak perempuan telah pergi kekota untuk melatjurkan diri jang menjebabkan di Paramaribo terdapat kelebihan perempuan dikalangan orang-orang Indonesia. Dengan ini hendak kami buktikan bahwa sebab-sebabnja harus ditjari dipedalaman. Ini terbukti dari hasil interview jang telah kami adakan dengan beberapa orang antara mereka di Paramaribo. Jang sering dimadjukan sebagai alasan adalah keadaan jang kurang menjenangkan dalam rumah tangga mereka dahulu dipedalaman. Pergaulan dengan keluarga tidak menjenangkan karena perselisihan pendirian atau pandangan. Kawin paksaan sering menimbulkan perpetjahan dalam keutuhan keluarga. Pekerdjaan dipedalaman sangat berat, tidak seimbang dengan upah jang diterima sebagai kompensasi. Uang itu tidak atau hampir tidak tjukup untuk membeli pakaian jang diperlukan. Keadaan-keadaan dipedalaman ini, ditambah dengan kebagusan jang telah mereka rasakan dikota itu, menimbulkan keinginan pada mereka untuk mengetjap kehidupan jang djauh lebih baik dari kehidupan mereka dipedalaman, materiil maupun bathin. Dikota terdapat kemerdekaan bathin jang tidak diketemukan dipedalaman berhubung dengan kuatnja pengawasan masjarakat disini. Dikota terdapat djuga alat-alat jang dapat menjenangkan kehidupan manusia, dan pendapatan djauh lebih tinggi pula dari jang mungkin ditjapai dipedalaman, hingga kehidupan materiil dapat djuga mendjadi lebih baik daripada dipedalaman. Segala-gala ini telah mendorong mereka itu meninggalkan tempat tinggal mereka dipedalaman menudju kekota. 217

221 BAB XIII Keadaan kesehatan K a ra n g a n Kesehatan rakjat di Suriname dari Dr. A. E. W olff jang dimuat dalam Lapuran panitia penjelidikan perubahan-perubahan pemerintahan di Suriname, (djilid I), memberikan gambaran jang tidak menggembirakan tentang keadaan kesehatan dalam negeri ini. Kami kutip beberapa utjapan :,,Tidak selamanja dan tidak dimana-mana peristiwa-peristiwa itu dapat dibuktikan dengan djelas, sehingga disangka bahwa keadaan kesehatan sangat memuaskan dan perbaikan-perbaikan tidak diperlukan. Akan tetapi karena sekarang sedang dirantjangkan rantjangan-rantjangan kesedjahteraan, maka hal ini adalah kesempatan jang baik untuk menundjukkan kekurangan-kekurangan ini. Kemudian, sesudah dengan tegas dikatakan, bahwa pernjataan tadi tidak bermaksud mengatakan bahwa sama sekali tidak ada usaha-usaha untuk perbaikan kesehatan rakjat, ia selandjutnja berkata :,,Pada umumnja keadaan kesehatan rakjat di Suriname masih mendingan djuga, akan tetapi djika diteliti benar-benar djauh daripada baik. Sebagai sudah atjapkali dikatakan keadaan kesehatan rakjat adalah labiel. Jang lebih perlu ialah, wa-- laupun dengan biaja jang tinggi, untuk mendjaga agar orang-orang tetap sehat, daripada sesudah terlambat, sebagai k ew a d jib a n m o re e l, m c n g e - luarkan lebih banjak lagi untuk memelihara orang-orang jang sudah invalule, Achirnja perlu kami ulangi lagi utjapan jang sudah sering diutjapkan, bahwa walaupun angka-angka kelahiran dan kematian penduduk Suriname sampai waktu jang achir-achir ini masih baik dibandingkan dengan angka-angka dari banjak negara-negara tetangga disini masih banjak jang perlu diperbaiki agar tertjapai kesehatan rakjat jang stabiel." Utjapan-utjapan ini dibenarkan oleh pemberitaan-pemberitaan seorang ahli dilapangan pemberantasan penjakit-penjakit rakjat. Ia berkata,,untuk sementara kami hanja dapat menjembuhkan penjakit-penjakit daripada mendjaga timbulnja. Dalam keadaan jang demikian itu mau tidak mau keadaan kesehatan orang-orang Indonesia tentu tidak memuaskan. Menurut Kepala Dinas Pemberantasan Penjakit-penjakit Rakjat keadaan kesehatan orang-orang Indonesia masih baik, jaitu djika dibandingkan dengan keadaan kesehatan golongan-golongan lainnja. 218

222 KEADAAN KESEHATAN Akan tetapi djika ditindjau tersendiri keadaan kesehatan orang-orang Indonesia djauh dari pada baik. Salah seorang dokter jang diserahi memberantas penjakit-penjakit rakjat mengatakan kepada kami bahwa keadaannja memang djelek. Diantara orang-orang Indonesia terutama banjak terdapat penjakit trachoom. Oleh karena itu Djawatan Kesehatan memeranginja dengan sekuat tenaga. Pegawai-pegawai dan bidan-bidan pergi kedistrik-distrik untuk memberikan tetes mata. Mengenai penjakitpenjakit jang sudah landjut kadang-kadang dilakukan operasi djuga. Menurut angka-angka dari Menteri Kesehatan ada 7649 orang Indonesia jang telah diperiksa. Dari 9199 orang jang tertjatat dan dipanggil 1550 orang tidak datang. Hasil pemeriksaan tadi, jang tidak hanja terbatas pada penjakit trachoom sadja, adalah sebagai berikut: Trachoom Frambocsia Scabics dan tropica Pyoderm ie Djumlah jang diperiksa Positif, jaitu 4 2 % 5 % 3% Djumlah peraw atan Sampai sekarang belum dapat ditetapkan mengapa banjak orang Indonesia mempunjai penjakit trachoom. Banjak malahan jang boleh dikatakan tidak dapat disembuhkan lagi. Sering kami berdjumpa dengan orangorang jang hampir buta. Lainnja jang mempunjai penjakit itu pada tingkat permulaan berlaku sangat tidak hati-hati. Saputangan atau handuk jang kotor dipergunakan untuk menghapus air jang keluar dari mata mereka jang sakit. Seorang dokter mengatakan bahwa mungkin jang menjebabkan menularnja atau timbulnja penjakit trachoom ialah banjaknja orang membakar kemenjan didalam rumah, dan pemakaian satu handuk untuk seluruh keluarga, dsb., akan tetapi ia mengaku bahwa ia tidak tahu akan sebabnja jang sebenarnja. Penerangan jang keliru dari pemimpin-pemimpin telah menjebabkan bahwa orang takut pergi keklinik, sehingga menjulitkan usaha pemberantasannja. Pada umumnja kita dapati perasaan takut kepada dokter dikalangan orang-orang Indonesia, sebagai djuga halnja dahulu di Djawa. Beberapa orang bekas kontraktan mengatakan bahwa perlakuan dari pihak dokter-dokter dan bidan-bidan tidak menjenangkan. Oleh karena itu orang selalu takut kepada apa sadja jang ada hubungannja dengan dokter. Djuga dokter-dokter jang sekarang, menurut mereka dalam tindakan mereka sangat tidak menjenangkan. Seorang buruh Bauxiet Maatschappij mengadu kepada dokter bahwa ia merasa sakit dalam dadanja dan bertanja apakah ia boleh mengaso selama masih merasa sakit. Dokter berkata bahwa hal itu tidak perlu, dan menurut seorang buruh lainnja sama sekali tidak mau memeriksa sisakit. Ketika 219

223 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK sakitnja tidak djuga berkurang, ia pergi sekali lagi kedokter, akan tetapi dokter tidak djuga mau memberi izin istirahat. Orang itu bekerdja terus, dan dua hari kemudian ia meninggal. Pernah kami pergi dengan seorang orang Indonesia kedokter kota untuk minta obat bagi penjakit kulitnja. Baru sesudah beberapa lamanja mendesak kami dapat menerima tanda tidak mampu dari Departemen Sosial bagi orang tersebut sehingga ia dapat pergi kedokter untuk pengobatan dengan tjuma-tjuma. Dokter membentak kepada kami supaja kami lebih dekat. Peristiwa tadi telah menjebabkan orang tadi berkata, bahwa oleh karena itu orang-orang Indonesia tidak suka pergi kedokter. Di Departemen Sosial orang mengatakan kepada kami, bahwa berlainan dengan orang-orang India sedikit sekali orang-orang Indonesia jang minta surat tanda tidak mampu. Oleh karena itu klinik-klinik penuh orangorang India. Seorang dokter berkata :,,Mereka datang sadja minta suntikan-suntikan, seolah-olah tiada harganja. Barangkali dengan djalan demikian mereka hendak mentjegah penjakit-penjakit. Orang-orang Indonesia hampir tidak ada kelihatan. Orang-orang Indonesia baru pergi kedokter kalau sakit pajah, dan biasanja baru sesudah berulang-ulang didesak. Kebanjakan masih lebih suka pergi kedukun. Kami sendiri mengalami peristiwa jang berikut. Bersama-sama dengan dua orang Indonesia kami berdjalan-djalan i om urg me a ui djalan ketjil ; kiri kanan djalan itu ada rumah-rumah orang n onesia. eorang petani jang tinggal disalah sebuah rumah itu minta epa a ami singgah sebentar melihat isterinja jang sudah beberapa lamanja sakit. Kami mengatakan bahwa kami bukan dokter, akan tetapi ia er a a 1 a mengapa. Kami masuk rumah dan melihat seorang perempuan jang sangat urusnja berbaring ditempat tidur. Perutnja sangat T " 4.an 1 3 ami taniakan apa penjakitnja ia mendjawab, bahwa t-u Z\c V mm99u la sa perut. Dari roman mukanja dan djuga karena t T be t a X 1 t T l nampak SekaIi ^ h w a * a sangat menderita- S u m oernah P. rnah n g g i l dokter. Ia berkata, bahwa kami akan merrm lan^ apnja tidak ada gunanja. Kami berkata rk e o a d a kamit T. 9P lkan d kter akan tetap* *a «dak mau, dan minta kepada ami apakah kami mau memberikan resep obat-obatan jang I m is S n T an I " Kami teran9kan bahwafaimi tidak berku T V A letrr engapa ia keberatan memeriksakan isterinja? ' f kalau dib k! perkataannja : Adjrih dibelek (S a ja takut ). ami mengatakan bahwa dokter membedah kalau sisa- T H T,t rus mend«a k ia mau menerima pertolongan dokter. Kami pergi, dan ketika kami waktu kembali singgah lagi sebentar, kami lihat bahwa sementara itu dukun telah datang. Ternjata bahwa ia telah 3 mmggu lamanja memberikan djamu, akan tetapi sia-sia. Keesokan harinja dokter datang dan memerintahkan supaja sisakit se- 220

224 KEADAAN KESEHATAN gera diangkut kerumah sakit. Sajang sekali penjakitnja ternjata tidak dapat diserabuhkan la g i; 14 hari kemudian perempuan tadi meninggal. Peristiwa jang berikut ditjeriterakan kepada kami oleh seorang pemuda. Ajahnja sudah beberapa lamanja sakit. Kemudian ternjata bahwa ia mempunjai tekanan darah jang terlampau tinggi dan dokter berkata supaja ia dieet (makan berpantang) agar sakitnja berkurang. Kalau dalam tempoh enam bulan tidak sembuh, sukar untuk menolong dia karena umurnja sudah landjut. Atas usul anaknja ia dibawa kerumah sakit. Ketika keluarganja mendengar hal itu orang tadi atas permintaan mereka dibawa pulang lagi, walaupun anaknja memprotes ; selandjutnja orang tadi dirawat oleh dukun. Rasa segan terhadap dokter inilah jang menurut pendapat kami menjebabkan bahwa tidak banjak orang-orang Indonesia jang sakit jang dirawat dirumah sakit. Menurut angka-angka dari Menteri Kesehatan djumlah orang-orang jang dirawat dalam tahun 1949 adalah : 3110 orang Creool (j.i. 39 pro mille) 1879 orang India (j.i. 29 pro mille) 428 orang Indonesia (j.i. 11 pro mille) Seorang orang Indonesia harus dirawat dirumah sakit karena sakit gindjal. Ia sangat terharu oleh perawatan jang baik dari dokter-dokter dan bidan-bidan, dan ketika ia boleh keluar sesudah sembuh penjakitnja ia berkata :,,Saja selandjutnja akan membuat propaganda diantara orangorang senegeri saja untuk melenjapkan segala pandangan jang salah tentang perawatan dirumah sakit. Ketjuali sakitnja, adalah menjenangkan untuk tinggal dirumah sakit. Perbandingan angka jang rendah bagi orang-orang Indonesia dari pasien-pasien jang dirawat dirumah sakit pemerintah mungkin djuga menundjukkan bahwa keadaan kesehatan golongan penduduk ini relatif lebih baik. Tabel jang berikut memuat hasil-hasil pemeriksaan tentang menularnja anchylostoom pada ketiga golongan penduduk, jang diadakan didalam tahun 1949 : Pemeriksaan pertama Hasil2nja G olongan penduduk Laki2 Perem p. Djumlah Dihinggapi A nchylostomen Tjatjing Bilharzia gelang2 O rang N egro ± O rang berwarna ± Orang India ± O rang Indonesia ± O rang lainnja ± )

225 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Pemeriksaan Ulangan Golongan penduduk Laki2 Perem p. Djumlah H asil2nja D ihinggapi A nchylostomen Tjatjing gelang- Bilharzia Orang Negro ± Orang Berwarna ± Orang India ± Orang Indonesia ± 89 7 Orang lainnja ± Dari angka-angka tersebut kita dapat mengambil dua kesimpulan tentang keadaan kesehatan orang-orang Indonesia. Djika kita lihat angkaangkanja jang mutlak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keadaan kesehatan orang-orang Indonesia lebih baik daripada golongan-golongan lainnja. Kenjataan bahwa hanja diadakan pemeriksaan terhadap sedjumlah ketjil orang Indonesia sadja, mungkin suatu tanda bahwa keadaan kesehatan mereka baik. Akan tetapi djika kita lihat presentase-presentasenja, maka angka-angka itu menundjukkan dengan djelas, bahwa keadaan kesehatannja djauh lebih buruk daripada golongan-golongan lainnja. Karena para dokter di Suriname semuanja dengan tiada ketjualinja berpendapat bahwa keadaan kesehatan orang-orang Indonesia di Suriname relatif baik, kami berpendapat bahwa angka-angka diatas harus diartikan menurut makna jang pertama. Keadaan kesehatan jang relatif baik itu ternjata djuga dari angkaangka tentang kematian dan kelahiran untuk ketiga golongan penduduk, jang kami muatkan dibawah ini. Angka-angka ini masing-masing mengenai tiap 1000 penduduk dan 1000 kelahiran: Kematian pada Orang Creool Orang India Orang Indonesia Kelahiran pada Orang Creool Orang India O rang Indonesia Djumlah filaria pada orang-orang Indonesia djuga sedikit sekali. D i Su riname kami tidak pernah mendjumpai jang berpenjakit filaria. Pembesar-pembesar Dinas Kesehatan R akjat menerangkan kepada kami, bahwa meskipun dari beberapa golongan tertentu ada rintangan, hasil pemberantasan penjakit setjara ambulant (bergerak) didistrik-dis- 222

226 KEADAAN KESEHATAN trik sangat memuaskan. Orang mempunjai harapan baik untuk waktu jang akan datang, oleh karena pemimpin-pemimpin K.T.P.I. djuga telah menjuruh pengikut-pengikutnja supaja ditetesi matanja untuk trachoom. Apakah jang mendjadi sebab keadaan kesehatan jang baik ini dari orang-orang Indonesia. Orang mengatakan bahwa sebab-sebabnja ialah: a. Keadaan jang sehat dipedalaman ; b. Pemeliharaan jang lebih baik dari rumah dan pekarangan ; c. Makanan jang lebih baik. Seperti dimana-mana keadaan diluar pusat-pusat tempat tinggal jang padat penduduknja, djauh lebih sehat. Ketjuali itu orang-orang Indonesia sangat mementingkan pemeliharaan rumah dan pekarangannja. Dalam hal ini orang-orang Indonesia lebih madju daripada orang-orang India. Sudah pernah kami katakan bahwa orang-orang Indonesia sangat mementingkan makanannja. Dalam tahun 1949 pernah diadakan pemeriksaan keadaan makanan pada 7649 orang Indonesia. Hasilnja adalah sebagai berikut : Kurang makan 102 = 1 c/o. Avitaminose A 169 = 2%. Avitaminose B 143 = 2%. Dari angka-angka itu dapat ditarik kesimpulan bahwa keadaan makanannja baik. Salah seorang dokter bagi pemberantasan penjakit jang bergerak mengatakan kepada kami bahwa terdapat djuga banjak avitaminose. Jang mendjadi sebab ialah makanannja jang tidak banjak variasinja itu. Pada hal 110 dst. kami telah menundjukkan betapa sedikitnja orang-orang Indonesia makan sajur-sajuran, daging, telur dan susu. Selandjutnja makanan orang-orang Indonesia barulah baik sesudah tahun 1940, ketika bagi mereka datang,,masa keemasan. Djika Kepala Dinas Pemberantasan Penjakit Rakjat puas akan hasilhasil pemberantasan trachoom dan filaria, sebaliknja ia sangat chawatir akan banjaknja penjakit kelamin. Chususnja didalam kota penjakit ini merupakan suatu bahaja. Menurut pendengaran kami ada niat jang sungguh-sungguh untuk memberantas pelatjuran, untuk mentjegah penjakit tadi. T jara jang hendak dipakai menurut pendapat kami kurang effektif. Pelatjuran harus dibanteras dari akarnja jaitu dengan mengadakan perbaikan keadaan sosial. Adalah sangat menarik perhatian bahwa meskipun keadaan kesehatan orang-orang Indonesia relatif lebih baik, kematian baji disini djauh lebih banjak daripada golongan lain, sebagai ternjata dari daftar jang berikut : Golongan2 penduduk K em atan dari 0 1 th. tiap 1000 kelahiran jang hidup Orang Creool Orang India Orang Indonesia

227 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANT1K Menurut pendapat kami angka kematian jang lebih tinggi pada orangorang Indonesia adalah akibat kurangnja pemeliharaan ibu-ibu terhadap bajinja. Orang-orang perempuan sering merupakan bantuan penting dalam perdagangan dan pertanian. Pemeliharaan anak-anak sering diserahkan kepada anak-anak jang lebih tua. Orang-orang India ada kemampuan untuk menjewa tenaga bagi pekerdjaan disawah. 224

228 BAB XIV Pendapat tentang orang Indonesia sebagai imigran D a l a m tulisan-tulisan mengenai imigrasi di Suriname, sering kali kita menemukan berbagai pendapat tentang sifat-sifat imigran dari Indonesia. Orang Djawa di Suriname bukanlah kolonis jang baik, kata antara lain Njonja Verkade-Cartier van Dissel J ).,,Ia tidak mempunjai perliatian sedikitpun terhadap kemadjuan ekonomis. Bekerdja untuk masa jang djauh didepannja dianggapnja tidak berguna. Hidup berhemat memang tidak dikenalnja sama sekali. Sebanjak-banjaknja ia memiliki sebidang kebun jang bagus, akan tetapi orang-orang Djawa jang benarbenar mampu tidak diketemukan di Suriname 2). Snellen mengemukakan pendapatnja dengan tjatatan jang hati-hati, bahwa apa jang di'katakannja mengenai petani Indonesia itu hanja berlaku untuk petani Indonesia di Suriname.,,Orang Djawa kelihatannja kurang menginginkan kebebasan dari pada orang India, dan sering kali ia lebih suka bekerdja pada perkebunan jang memberikan sjarat bekerdja jang menarik, dari pada mengerdjakan kebunnja sendiri; akan tetapi1 djika sudah sekali mentjurahkan tenaganja pada kebunnja sendiri itu, dalam kebersihan ia lebih unggul dari pada kedua golongan petani-petani ketjil lainnja di Suriname, dan ia memberi kesan seolah-olah menganggap pekerdjaan sebagai tudjuan dan bukan sebagai djalan sadja ; djika hasil kebunnja bertambah, ia akan mulai mendjual, akan tetapi dalam hal ini ia djauh lebih kurang spekulatif dari pada orang India, jang sering kali dengan segala kegembiraan memperdagangkan hasil-hasil kebun jang dibelinja pada orang-orang Djawa. 3) Selandjutnja kata Snellen itu :,,Bagaimanapun baiknja sifat-sifatnja itu, orang Djawa jang disini itu tidak dapat dianggap setingkat dengan orang India ; untuk itu ia sangat kekurangan hasxat untuk memiliki' harta benda. Ia sudah merasa puas dengan sedikit sadja ; sebagai buruh ia sangat menghargai perla- E. F. V erkade-c artier van Dissel:,,D c mogelijkheid van landbouwkolonisatie voor blanker! in Surinam e." Dissertapi Utrecht 1937, hal ) Idem, hal ) E. Snellen:,,D e aanuoer van arbeiders vocr de landbouw in Suriname. Dissertasi W ageningep, hal Indonesia pada pantai lautan Atlantik

229 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN ATLANTIIC kuan jang baik, lebih lagi dari pada upah jang tinggi akan tetapi dengan perlakuan jang keras ; ia tahu bagaimana menghargai kesenangan dan bersedia mengorbankan banjak untuk keperluan itu ; hasrat berspekulasinja lebih ditudjukannja kearah perdjudian dari pada kearah perusahaan jang memaksanja untuk bekerdja keras, dan ia tidak memberikan kesan ingin madju, dengan berhemat terhadap pengeluaran uang untuk hal jang tidak perlu ataupun dapat dihindarkan. *) Beck mengemukakan bahwa petani kolonis dari D jaw a sangat mernperhatikan keindahan, kebersihan dan kerapian jang lebih terpelihara pada mereka itu dari pada golongan-golongan petani lainnja. Ini' dapat terlihat pada rumah-rumah dan kebun-kebun mereka. Akan tetapi Beck djuga melihat kekurangan-kekurangan hasrat mereka terhadap kemadjuan ekonomis.,,orang D jaw a, katanja,,,sudahlah puas djika ia menerima apa jang dibajang-bajangkannja, terlepas dari apa jang kita namakan harga pasaran. Dalam hal-hal itu ia tentu mendjual dengan harga jang lebih rendah dari pada harga pasaran ; akan tetapi sebaliknja ia lebih ingin memakan seekor ajamnja sendiri dari pada mendjualnja dengan harga jang dianggapnja terlampau rendah. 2) Sifat-sifat petani ini terdapat djuga pada para buruh perkebunan. Berhubung dengan itu maka terhadap orang-orang kontrak, kata N jonja Verkade-Cartier van Dissel lagi,,,jang sedjak tahun 1897 didatangkan dari Djawa, terdapat banjak kekurangan-kekurangan. Namun orang-orang Djawa di' Suriname jang sekarang ini jang telah mendapatkan latihan diperkebunan-perkebunan, mempunjai nama baik sebagai tenaga buruh. Orang D jaw a itu bukanlah merupakan orang jang kuat, akan tetapi ia bekerdja dengan rapi dan teliti, tepat seperti apa jang telah didjelaskan padanja dan ia senantiasa menjelesaikan tugasnja dengan sangat teliti. Ia orang jang tenttam dan bersifat menurut dan sedia mengabdi, tidak menuntut upah jang tinggi ; akan tetapi ia tidak ingin bekerdja lebih lama dari pada jang dianggapnja perlu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tiap harinja. Orang D jaw a jang menabung djarang diketemukan ; djika ia setjara kebetulan sadja menerima sedjumlah uang jang besar, maka ia akan mengadakan perajaan ; akan tetapi tidak ada faedah baginja untuk mentjari uang tiap-tiap hari lebih banjak dari jang dibutuhkannja sehari-hari, ia tidak akan tahu tjara bagaimana mempergunakan uangnja itu. Oleh sebab itu maka djaranglah mereka dapat diadjak untuk bekerdja lembur dengan tambahan upah. 3) Dengan demikian dalam berbagai-bagai tjorak orang m en g em u k ak an 1) E. Snellen : D c aanvoer van arbeiders voor de landbom v in Surinam e. D issertasi W ageningen hal ) S. B e c k : Lezingen over Surinaam sche problcm en". Param aribo 1924, hal ) E. F. V erkade-c artier van Dissel :,,O e mogelijkheid van landbouw holonisatie voor blanken in Surinam e. ' D issertasi U trecht 1937, hal

230 PENDAPAT TENTANG ORANG INDONESIA pendapat-pendapatnja tentang orang imigran dari Indonesia pada para pembatja ada pendapat jang baik dan ada pula jang kurang baik. Singkatnja: imigran dari Indonesia lebih memperhatikan kebersihan dan kerapian dalam pekerdjaannja, akan tetapi tidak djarang ia mengorbankan effisiensi dari pekerdjaannja terhadap kebersihan itu. Oleh sebab itulah maka ia hanja menghasilkan tjukup untuk keperluannja sendiri sadja, hingga sulitlah ia dapat mendjadi makmur. Untuk para pengusaha perkebunan sifat si imigran ini memang menjenangkan dan menguntungkan. Ia bersifat menurut dan mengabdi serta bekerdja sangat teliti. Akan tetapi kurangnja hasrat untuk mentjapai kemadjuan ekonomis sangat menjulitkan bagi para pengusaha perkebunan itu, karena si buruh itu tidak mau bekerdja lebih lama dari pada jang dipandangnja perlu. Terutama dalam masa jang sangat sibuk, sifat imigran Indonesia itu amat menjulitkan. Ia lebih suka mempergunakan waktunja jang terluang untuk bergembira, terutama berdjudi dan berselamatan. Keluh kesah sematjam ini sering djuga terdengar dilain-lain tempat; di Indonesia sendiri pada perkebunan-perkebunan di Sumatra Timur, akan tetapi djuga diluar Indonesia seperti di Polynesia, India dan daerah-daerah panas lainnja. "T he Polynesians, kata Weckler, "have been the despair o f the alien plantation owners and traders who have never succeeded in getting them to accept the W estern idea that work for w ork s sake and o f the accumulation o f wealth is man s moral duty, i ) Ahli ekonomi India Mukerjee dalam bukunja " Foundations o f Indian Econom ics" mengutip sebuah pernjataan dari laporan "C hief Inspector o f M ines" tahun 1905, mengenai sedikitnja hasil jang ditjapai pada buruh-buruh pertambangan India dengan pemberian upah jang lebih tinggi. "Though they could easily cut two tubs a day, they are usually content with cutting one and they take frequent holidays. %). Pendapat-pendapat ini memang sering kali sesuai dengan kenjataan, akan tetapi djarang sekali kita menemukan usaha pada pihak mereka jang mengemukakannja, untuk mentjari keterangan mengenai sifat-sifat orang imigran Indonesia itu. Dengan tidak menetapkan kenjataan-kenjataan itu pada sesuatu latar belakang, sering kali orang akan memberi penilaian jang kurang menjenangkan terhadap petani dan buruh Indonesia. Sering kali ia itu disebut malas dan irasionil. Sikap petani itu sebenarnja tidak begitu mengherankan, terutama untuk mereka jang mempunjai pengetahuan jang sedikit lebih mendalam tentang keadaan-keadaan dipulau Djawa. Disini dan dipulau-pulau laiflnja di Indonesia, masarakat bersifat agraris. Kurang lebih 95% dari sejuruh 1 ) J. E. W eckler Jr: Polynesians, explorers of the P a c ifics m ith so n ia n Institute. January 13, 1943 no. V I, hal ) Radhakamal Mukerjee ; fo u n d a tio n s of Indian Econom ics. London hal

231 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLA N TIK penduduk berpusat didaerah pedalaman dan untuk sebagian besar hidup dari pertanian. Untuk kebutuhan-kebutuhan pertamanja, petani tergantung pada hasil kebunnja. Kebunnja ini merupakan dasar penghidupannja dan itulah jang dipeliharanja terlebih dahulu. Ini keadaan sekarang, dan ini djuga keadaan sedjak sediakala. Dengan datangnja bangsa-bangsa Barat di Indonesia ini, mulailah masuk uang dalam ekonomi desa. Perkenalan dengan kebudajaan asing ini, mentjipta kebutuhan-kebutuhan baru, jang sebelum itu tidak dikenal oleh petani. Sekarang ia harus mempunjai uang untuk memenuhi kewadjiban-kewadjiban padjaknja, serta untuk dapat membeli barang-barang guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan barunja. Dahulu kewadjiban padjaknja masih dapat dipenuhi dengan hasil-hasil buminja ataupun dengan djasa-djasanja. Kemudian dan masih sekarang djuga, padjaknja harus di'bajar dengan uang. Untuk mendapatkan uang ini, petani harus mendjual sebagian dari hasil kebunnja, sering kali pada pedagang-pedagang perantara. Untuk hasil-hasil buminja itu ia hanja mendapatkan harga jang rendah. Untuk mendapatkan uang lebih banjak lagi, terpaksalah ia mendjual lebih banjak dari hasil-hasil kebunnja, sampai ia hanja dapat mempergunakan sebagian ketjil sadja dari hasil usahanja itu untuk keperluan keluarganja sendiri, lebih ketjil dari apa jang diperlukannja sebenarnja. Karena tjara produksinja jang masih sederhana itu, tidak mungkin ia menghasilkan lebih banjak lagi. Maka tidaklah mengherankan, bahwa rakjat Indonesia dahulu mengalami kekurangan makan. Ketika penduduk mendjadi demikian padatnja, hingga tidak lagi tersedia tjukup tanah untuk melakukan pertanian sedangkan produksi mendjadi berkurang pula, petani menjewakan sebagian dari' waktunja pada perkebunan asing untuk mendapatkan uang. Untuk kebutuhan-kebutuhan hidupnja jang primair, ia masih dapat mempergunakan hasil-hasil kebunnja, dan berhubung dengan itu maka ia tidak akan bekerdja lebih lama dari pada jang dipandangnja perlu. D jika uang jang diperlukannja itu sudah terkumpul sesudah ia bekerdja dua hari, maka ia tidak akan meninggalkan desanja selama tiga hari. Ia akan kembali kedesanja dan mentjurahkan tenaganja selandjutnja pada kebunnja dan kegiatan-kegiatan jang menjenangkan baginja. Dengan pesatnja pertumbuhan penduduk, tanah jang tersedia untuk ditanami mendjadi lebih sempit lagi, demikan sempitnja kadang-kadang hingga banjak orang bahkan tidak mempunjai sebidang tanah lagi. Dengan demikian itu timbullah segolongan tani jang tidak mempunjai tanah, jang mendapatkan nafkahnja dengan membantu menggarab tanah keluarga atau kawan-kawannja, ataupun dengan djalan menjewakan tenaganja sebagai buruh upah pada perkebunanperkebunan dan dikota-kota. Mereka inipun tidak akan meninggalkan desa mereka lebih lama dari jang dipandang perlu. Djika mereka berpendapat bahwa mereka telah tjukup mengumpulkan uang, untuk dapat 228

232 PENDAPAT TENTANG ORANG INDONESIA memenuhi kewadjiban mereka terhadap pemerintah dan untuk membeli barang-barang guna keperluan-keperluan mereka sendiri, mereka akan kembali ketempat tinggal mereka masing-masing. Beberapa waktu sesudah itu mereka akan mentjari pekerdjaan lagi dikota-kota atau pada perkebunan-perkebunan. Jang termiskin antara mereka jang tidak sanggup lagi hidup dipulau Djawa, akan meninggalkan desa mereka setjara sukarela atau karena dipaksa, antara lain ke Suriname. Apa jang dikatakan terhadap petani dipulau Djawa, berlaku djuga untuk petani-petani Indonesia di Suriname dan sebaliknja. Keadaan ini tidak ada sangkut pautnja sama sekali dengan kemalasan, irasionalitet, kekurangan pengertian ekonomis dan lain-lain. Dipandang dari sudut ukuran-ukuran Barat memang petani-petani itu memberikan kesan seolaholah mereka malas, tidak rasionil dan tidak mempunjai pengertian ekonomis dan sebagainja. Akan tetapi dengan demikian itu orang mempergunakan ukuran-ukuran jang leb::h tepat dipergunakan dalam sesuatu kebudajaan lain. Apa jang berlaku untuk masarakat jang satu, belum tentu akan berlaku untuk masarakat lain. Bahkan dalam masarakat itu djuga, masa jang satu mempergunakan ukuran-ukuran jang lain dari pada masa jang lain, lebih lagi, tempat jang satu mempunjai ukuranukuran lain dari pada tempat-tempat lain pada masa jang sama. Misalnja, sang Merah Putih kita dimasa 20 tahun jang lampau hanja dapat dikibarkan dengan sembunji-sembunji. Sekarang ini' sang Merah Putih itu diberikan kehormatan oleh seluruh umat manusia didunia ini. Dalam suatu geredja Jahudi orang berkewadjiban untuk memakai topi, dalam suatu geredja Keristen sebaliknja orang tidak diperkenankan memakai topi'. Bukankah disamping ukuran-ukuran jang berlaku untuk seluruh masarakat, masih terdapat ukuran-ukuran segolongan, jang terutama menentukan tingkah laku orang dalam golongan itu. Oleh sebab itu maka ukuran-ukuran itu tidak dapait dipandang mutlak. Apa jang dipandang normal dalam masarakat jang satu, bahkan dapat dipandang sebagai suatu pelanggaran dalam masarakat jang lain. Dikalangan radja-radja dikepulauan Polynesia misalnja, perkawinan antara kakak adik diper-. kenankan 1), akan tetapi' dalam masarakat Barat perkawinan sematjam itu tidak dapat diizinkan. Perkawinan seorang lelaki dengan lebih dari satu wanita pada beberapa tempat di Indonesia ini masih dapat dibenarkan, akan tetapi bigami atau poltgami di Eropa akan dihukum. Oleh wanita Tionghoa kebiasaan mengikat tcguh kakinja sedjak waktu ketjilnja, hingga kaki tersebut tidak dapat tumbuh semestinja, dianggap sebagai suatu ukuran untuk kesopanan dan ketjantikan ; oleh bangsa lain kebiasaan itu dianggap bertentangan dengan perasaan perikemanusiaan dan berhubung dengan itu akan dilarang. Untuk pengusaha Barat petani dan buruh Indonesia tidak mempunjai hasrat untuk mentjapai 1) R. Linton: T h c study of man". Student s Edition N.Y. 1936, hal

233 INDONESIA PADA PANTAI LAU TA N A TLA N TIK kemadjuan ekonomis, hingga mereka tidak akan dapat makmur. V an den Bosch sudah mengatakan bahwa,,orang Indonesia bersedia untuk bekerdja sekian lamanja jang tjukup untuk mendjamin penghidupan keluarganja, bahkan ia bersedia mendjalankan herendiensten i) jang ditentukan oleh kebiasaan ; akan tetapi tidak ada sesuatu apapun jang dapat mendorongnja untuk bekerdja lebih banjak dan lebih keras, dan ia akan membiarkan sadja tanahnja, djika kebutuhannja sehari-hari tidak memerlukan ia mengerdjakan tanah itu 2). Mungkin sekali orang Indonesia itu akan berpendapat dan berpikir lain. Apakah itu kemakmuran? Apa jang dipandang kemakmuran oleh jang satu, dapat berarti kemi-3- kinan untuk orang lain. Orang Indonesia itu puas djika ia mendapatkan apa jang dibutuhkannja, si pengusaha sebaliknja akan terus mengumpulkan kekajaan dan keinginannja akan kekajaan itu jang rupanja tidak dapat berhenti. Untuk menentukan tingkat penghidupan sesuatu masarakat, Boeke mempergunakan formule..kemakmuran = produksi:penduduk. Petani Indonesia akan berusaha mempertahankan keseimbangan antara produksi ini dan perkembangan penduduk. D jika ia berhasil dalam usahanja itu, maka ia akan merasa puas. Sebaliknja si pengusaha perkebunan atau industri akan senantiasa berusaha memperbesar produksinja, sedangkan perkembangan penduduk akan dilambat-lambatkannja dengan djalan pembatasan kelahiran. Djika petani itu dengan bekerdjanja dapat mengumpulkan penghasilan jang tjukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsungnja, maka waktunja jang terluang akan dipergunakannja untuk bersenang hati. Sebaliknja si pengusaha Barat itu akan bekerdja terus menerus dengan tidak berhenti-hentinja, untuk menambah kekajaannja lagi...kelengahan dipandang sebagai suatu hal jang buruk dalam peradaban kita, kata Van Baal dalam karangannja mengenai proses akulturasi 3) dewasa ini,,,dan kita menjalahkan orang Indonesia, jang dapat duduk dimuka rumahnja berdjam-djam lamanja, dengan tidak berbuat apa-apa atau merasa lengah dirinja. Sudah semestinja tidak dapat kita memandang orang Indonesia itu salah, bahkan sebaliknja kita harus merasa tjemburu terhadapnja itu. 4) Untuk orang Barat bekerdja untuk keperluan bekerdja itu, merupakan suatu kewadjiban moril, sedangkan bekerdja untuk mengumpulkan kekajaan lebih banjak, dianggap sebagai suatu kegiatan jang normal 1), H erendiensten adalah kewadjiban rakjat untuk membajar padjak dalam bentuk ajasa-djasa dilapangan pembangunan. 2 ) Js van,den Eosch : D e N cderlandsche bezittingen in A zie, A m erika en A frika, 1818, II, hal ) Akulturasi adalah keadaan dimana dua atau lebih kebudajaan jang asing terhadap satu dan lain bertemu hingga terdapat tukar menukar anasir-anasir dari kebudajaan jang satu kekebudajaan jang lain dan sebaliknja. 4) I- van B aal ;,,D e V /esterse beschaving als constante [actor in het m oderne acculturatie-proces. Indonesia II, 1949 hal

234 PENDAPAT TENTANG ORANG INDONESIA sadja. Orang penduduk desa di Indonesia ini' lebih mengutamakan kebutuhan-kebutuhan sosial, sedangkan pertimbangan-pertimbangan ekonomis tidak memegang peranan jang penting. Djadi antara pengusaha Barat dan petani Indonesia terdapat suatu perbedaan sikap jang fundamentil terhadap pengertian kekajaan. Untuk petani desa itu kekajaan hanja merupakan alat untuk mendapatkan prestige atau penghargaan masarakat. Kehilangan prestige masarakat ini merupakan suatu bentjana jang lebih besar untuk mereka itu dari pada kehilangan kekajaan materiil, jang sering kali mereka berikan pada orang lain setjara sukarela, seperti misalnja pada perpestaan dan lain-lain. "In terms o f native economic id ea ls kata Keesing dalam bukunja, "the individualistic bustling e fficient, materialistic and philantropic W esterner is likely to be judged as anti-social, greedy, stinghy and misguidedly zealous, a kind o f bedeviled g o d or commercial lunatic". 1) Menurut ukuran-ukurannja sendiri, orang Indonesia itu bertindak rasionil sepenuhnja. Untuk orang Barat itu, ia sebaliknja bersikap tidak rasionil, oleh sebab orang Barat ini disamping untuk kebutuhan-kebutuhan sekarangnja, djuga bekerdja untuk kebutuhan-kebutuhan dikemudian harinja. Orang Indonesia itu, akan memandangnja kurang pintar. Maka segala hal-hal itu harus dipandang dengan latar belakang ukuran-ukuran kolektif, jang menentukan pandangan terhadap kekajaan dan pekerdjaan. "The motivations underlying work in terms o f the rewards men seek for the effort they put forth have been accorded much attention bi} economic theorists, kata Herskovits dalam bukunja T he econom ic life o f primitive peoples". "Here the hedonistic approach, defining a delicate balancing o f pleasures and pains, has largely figu red. In m ost econom ic discussions how ever, it has been implicitly accepted that labour is distasteful to men; that men do as little as possible, an d av oid as much as they can contrive to escape doing. C onversely it is taken fo r granted that to m ake men work, the rewards must be as great as possib le; and these rew ards usually envisaged as p e cuniary in nature must alivays be held before the worker like a carrot before the nose o f a donkey, so that he will endeavour to attain fo r the future what is not possible fo r him to enjoy at present. Allowing that men do not fin d pleasure in unremitting labour that taxes their strength unduly, and that they find no satisfaction in exertion for ends that are not clear to them, or fo r w hich they cannot envisage any return, we must nevertheless understand that the meaning o f labour, the concept o f hard work, an d the term s in w hich recom pen se can be defin ed can vary greatly. -) x) F. M. Keesing : T h e South Seas in the modern world. Institute of Pacific Relations N ew Y ork, 1941, hal ) Melville J. Herskovits : T h e economic life of primitive peoples." N ew Y ork 1940, hal

235 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Hal ini dapat djuga kita gambarkan dengan pengertian liburan atau vakansi. Pengertian waktu liburan ini sebenarnja tidak dikenal oleh petani' Indonesia, melainkan adalah typis bagi masarakat Barat d imana orang bekerdja terus menerus dengan tidak berhenti-henti. Untuk petani itu, pekerdjaan merupakan pekerdjaan, terlepas dari pertanjaan apakah pekerdjaan itu menjenangkan atau tidak. Sebaliknja waktu liburan merupakan benar-benar waktu liburan. Dalam waktu itu ia tidak akan bekerdja, melainkan ia akan bergembira ataupun menganggur sadja. Ini tidak dapat dinamakan kemalasan, karena para pengusaha sangat puas dengan pekerdjaan para buruh Indonesia. Mengenai penduduk Polynesia, Keesing mengatakan bahwa: The Polynesian islanders have probably the highest standard o f leisure in the w orld". 1) Kata W eckler : T hey have clung to this high standard in the fa c e o f all pressure from the busy alien intruders. W e must not m ake the m istake o f dism issing the Polynesian viewpoint by simply labeling them lazy. T h e islanders can and do work prodigiously when they see som e point in doin g so. T hey stl l[ Pref er to work in cooperative groups under the leadership o f a man f Prest^9e as they did in aboriginal days, to m ake a social occasion o f the task and to enliven it with friendly com petition am ong the w orkers. 1 ^ Sj 1C con^ io n s they work intensively an d continuously until the jo is one' then relax at a fea s t given in their honour. In com parison wit' t is socially satisfying way o f working, the routine job s o f the p antation o ffer no atti actions to the Polynesians. T heir m aterial needs are s ig t even though they now buy kerosene, cloth, m etal tools and utensis, soap and a few other items from the trader. T h e Polynesian ouse o er is willing to dry enough coconuts into copra to trade fo r such necessities and luxuries but is not willing to work at uncongenial tasks eyon at point. H e feels that to grub fo r m oney that will not buy any ing e rea V wants and yet will leave him little time fo r socially satisfying pursuits is a definite lowering o f his standard o f living. H e w orks to live, sees no point in living to w ork". 2) Apa jang dikemukakan oleh W eckler terhadap penduduk pulau-pulau Polynesia ini, berlaku djuga untuk para petani dan buruh-buruh perkeunan n onesia i uriname. Pelaksanaan perpestaan pada waktu-waktu A: se a9a* suatu kebiasaan masarakat, jang tidak dapat :e a an. Perajaan-perajaan seperti pada perkawinan, peng islaman dan am-lain merupakan suatu kewadjiban moril untuk mereka jang bersanqkutan. T h e pow er o f m ores, kata Ogburn dan Nimkoff, '7s so strong that Sumner gives one o f his chapters in 'Folkw ays the title: T h e M ores p ' Keesjn 3 : South Seas in the modern world. ' Institute of Pacific Relations. N ew York, 1941, hal. 120, 2) J. E. W eckler J r :..Polynesians, explorers of the P a cific: Smithsonian Institution January 13, 1943, V I hal

236 PENDAPAT TENTANG ORANG INDONESIA can m ake A nything Right and Prevent the Condemnation of A nything". 1) Kekuatan adat istiadat dalam masarakat-masarakat desa, dimana dasar timbal-balik masih sangat kuat, djauh lebih kuat daripada dalam masarakat-masarakat Barat jang modern, dimana individualitet lebih penting dari komunalitet. Perajaan-perajaan ini kadang-kadang, terutama dipulau Djawa, dapat membawa kerugian-kerugian besar pada jang mengadakannja, dan pada perdjudian jang pada lazimnja diadakan sering kali orang terpaksa mendjual harta bendanja. 2) Telah banjak usaha didjalankan untuk membasmi kebiasaan berdjudi setjara besar-besaran ini, antara lain dengan djalan menolak pemberian izin pada mereka jang kurang mampu untuk mengadakan pertundjukan wajang atau tajub, atau dengan djalan melarang segala permainan jang disertai dengan pertaruhan dan selandjutnja dengan mempersulit pemberian izin untuk mengadakan perpestaan 3). Sudah barang tentu segala usaha ini tidak memberikan hasil jang diharapkan. Sesuatu kebudajaan tidak pernah terdiri dari anasir-anasir jang terlepas satu sama lain, jang dapat dikeluarkan setjara begitu sadja, dengan tidak mengganti mereka dengan anasir-anasir lain jang dalam keseluruhan kebudajaan itu, dapat mendjalankan tugas jang dahulu didjalankan oleh anasir-anasir jang diganti itu. Orang-orang desa itu mengadakan perajaan sebagai suatu tradisi, dari generasi kegenerasi. Lalu lintas keuangan telah memperkenalkan mereka dengan kebutuhan-kebutuhan baru, dan untuk memenuhinja, orang desa itu memerlukan uang. Karena kebunnja tidak memberi penghasilan jang tjukup, ia berusaha untuk mendapatkan uang dengan djalan-djalan lain. Ia memindjam uang itu ataupun ia mentjari keuntungan dalam perdjudian. Pendjadjah sudah memperkenalkannja dengan alat-alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam dunia modern, dengan segala akibat-akibatnja. Akan tetapi pendjadjah itu tidak memberikan dengan sedjalan padanja alat-alat, jang dapat dipergunakannja untuk melindungi dirinja terhadap bahaja-bahaja fang mengantjam keselamatannja itu.,,kurangnja pengertian- ekonomis pada petani Indonesia menurut pendapat kami, untuk sebagian disebabkan djuga oleh sifat lingkungan alam. Kekajaan bumi, dan berhubung dengan itu mudahnja orang mendapatkan bahan makanan, tidak memaksakan orang mempergunakan tenaga dan waktunja setjara effisien. M e nabung untuk kemudian hari disesuatu negeri jang mempunjai kekajaan flo ra dan fau n a, tidak dipandang begitu perlu seperti halnja disesuatu negeri jang mengenai penggantian musim misalnja. 3) W illiam F. Ogburn and M eyer F. Nimkoff : A Handbook o[ Sociology". Lon-don, 1947 hal ) Tijdschrift van het Binnenlandsch Bestuur, 1904 djilid ke 26 hal ; O ver het geven van fecsten en bijdcagcn hicrfoe cn over daartegcn te treifen maatregelen". 3) Ibidem, hal

237 INDONESIA PADA PANTAI LA U TA N A TLA N TIK Sekarang dapatlah timbul pertanjaan, mengapa para imigran dari India mempunjai hasrat besar untuk mentjapai kemadjuan ekonomis, Kami tidak begitu mengetahui tentang keadaan didaerah jang mereka diami dahulu, dan berhubung dengan itu maka sulitlah kami dapat memberi keterangan jang memuaskan mengenai kenjataan itu. Suatu faktor jang sangat penting dalam hal ini ialah kepastian, bahwa India sudah kurang lebih 25 tahun terlebih dahulu mulai berkembang kearah kemerdekaan dari pada Indonesia. Negeri itu sudah lama mempunjai' industri. Kira-kira tahun 1800 India sudah mempunjai' tingkat ekonomi jang jauh lebih tinggi dari pada Indonesia. Negeri itu tidak lagi bersifat eodal-agraris dalam tjara produksinja, sedangkan djuga kehidupan ekonomis didalam negeri sudah agak madju. Orang tidak lagi hanja menghasilkan untuk keperluan kebutuhan sehari-hari sadja! ). Raffles djuga berpendapat bahwa struktur ekonomi dipulau Djawa ebih sederhana, hampir tidak mengenai pembagian pekerdjaan, dan hanja meng asjkan bahan-bahan pertanian untuk perdagangan 2). Mungkin juga ingkungan alam jang didiami para imigran India dahulu, merupakan a tor penting. Para imigran itu datang dari suatu daerah, jang sering kali menga ami entjana-bentjana alam, sedangkan tanahnjapun tidak begitu subur seperti dipulau Djawa. T apa Jan9 dikemukakan tentang petani dan buruh perkebunan irm neis i a " ^ran9nja Pengertian ekonomis, kurangnja effisiensi das^ka9a*nia>bukanlah sifat-sifat jang tetap dan tidak rlim K a T iir0 i3 a 1 a * ' at tersebut dapat dirobah, djika keadaan-keadaan tahan Vn1r> 3 i ^ jan9 dahulu tidak begitu diperhatikan oleh pemerinkan olp-h r>ma * ^ran^ dengan sepenuhnja dapat dan harus diperhatibudafaanpz Terutam a dilapangan politik kesifat petani datburuhpwkebunan ^ d^ erdjakan untuk merobah sifat' kemadjuan masarakat Indonesia melambat' Iambntkan 1 )..Indonesie II, 1949 no. 2, hal. 102: J. van B aal: D e W esterse beschaving a ls constante factor in het hedendaagse acculturatie-proces \ 2) J. Raffles: H istory of Java. I, 1830 hal

238 BAB XV K ehidupan politik 1. PEN D A H U LU A N Perhatian seorang sosioloog terhadap kehidupan politik suatu masjarakat tidaklah terutama ditudjukan terhadap azas-azas partai-partai politik itu sendiri, melainkan terhadap pertanjaan, apa jang mendjadi *ebab-sebab daripada peristiwa-peristiwa politik. Ia. menganalise kekuatan-kekuatan kemasjarakatan dan kulturil setjara sosiologis, untuk menentukan apa pengaruhnja terhadap kehidupan politik. Oleh karena itu tugas kami di Suriname terhadap aspek penghidupan golongan orang-orang Indonesia ini pertama-tama ialah menjelidiki tjita-tjita politiknja dan faktor-faktor apa jang mempunjai pengaruh terhadap tjita-tjita itu. Bukanlah masuk lapangan pekerdjaan kami, dan bukan pula tugas kami untuk mengadakan analise tentang sifat partaipartai politik itu sendiri dan memandangnja berdasarkan djasa-djasanja untuk achirnja sampai kepada suatu pendapat tentang nilainja. Djika prakteknja kami toh berbuat demikian, maka sebabnja ialah karena kami mengharapkan manfaat jang besar bagi praktek. Pengetahuan tentang sifat pertentangan-pertentangan ini tidak sadja akan berguna bagi orang-orang Indonesia jang bersangkutan sendiri, jang karena adanja perpetjahan selalu dalam keadaan gelisah, akan tetapi djuga bagi pemerintah Suriname jang dalam kebidjaksanaan politiknja harus memperhatikan aliran-aliran politik jang ada dinegeri itu, dan djuga bagi pemerintah Indonesia, kepada siapa sebagian dari penduduk bangsa Indonesia telah menjerahkan nasibnja, jang karena itu sangat memperhatikan pendapat-pendapat jang hidup dikalangan orang-orang Indonesia. Selandjutnja imigran-imigran ini merupakan suatu golongan jang karena kedudukannja jang istimewa itu perlu diperhatikan benar-benar. Pengetahuan tentang sifat pertentangan-pertentangan itu perlu sekali untuk menentukan, penghargaan apa jang harus diberikan kepada peristiwa-peristiwa tertentu. Sajang sekali kami telah dimasukkan kedalam salah satu golongan oleh seorang diantara orang-orang Indonesia, sehingga dengan demi- 235

239 ^ i. i z z i r * panta' lautan atlan X» U e p S, a de" 9a" ^ ^ " ^ ' " '^ ^ " - P e r.e n.a n g a n i^ a t m e JihakTe ar ".kda,n ka i <<ai m P e M a n ^ 31 dia" W ap " T,, ' suatu a n a ]ij P'l,ak' Akan tetap, k a 9an ka">'' dapat dituduh mau terbawa dan objectief lnsja^ benar akan harga jektief tentann t j perasaan untuk mo knsc.happelijk, m aka kam i tidak benar tenfl keadaan, sehingqa f an Pandangan ja n g subbahan selr 9 daan itu. Ketjuali it T er,ican gambaran jang tid a k Dala U" a SC9aIa sesuatunia da * tjukup mempunjai bahan. ruska embitjarakan kehid ^ dibukti^ n. golongan 1 J kan rustnksi (P ^ b T ta s a 0) ^ ran9~orang Indonesia hafaan politik k ^ t San9a belum sen? J3ltU ^ ehidupan p o litik p a d a -alahan t t a " bf n'kan ar«jang b f a T w V 3 di^ a kepada perka- Susunan kehidun dapat mengatakan h h rikan kepada istilah ini, Pamanja * Pan PO,i«k di Surinam^ W a ada kehidupan politik. ^dikit sekali I/ 9^ BeIa^ a atau d r ^ la in a n dengan urn- 2 3 ). Hanja pat maksud ini ^ kemadjuan a, j,a 9 mempunjai kesed aran antaran/a mendirikan nr 3. n9annja dan untuk m e n tja - pemerintahan! deno7311 " - w S t r 0 ' ' * " - Beb 8P a di' umum. Akan to, mentjaionkan.> 9 9 ung djawab dalam beleid Ind e ' a P; SJa» M a r ««uit J * " >ada Pem ilif.an-pen.ilil.an I n S V e ' r t l? 1 di«a«jang lebih mad iu n - i, nn)a dengan... susunan m asjarakat jang tentang kehidun^ 1 f mi mengenai 3 P h tik dinegeri-negeri kepada pe7kat P; n P litik- *aka h ^ T 9'0^ Indonesia berbit/ara t o f c ' V * * kami b rs n ^ p- ba^ a- bahw a» 'o 9.ST n o e Ticiicu. e t ' St,kh "» 1Jy pojitiic jang mempunjai i2 ' ORrEN TA SI POLITIK D id alam salah. sa tu t e r» n d r hat :5o"? ' D j " ' 8 d'b ' ' " am ek,etap " f 9 'k aka"- Z n Z T Z iso' ' antara golonoan^11? rupakan salah satu ^ a' ta a kita sebut pertenagama dan? ^-9? " gan dine9eri itu S.l ^ hatas'b ^ perpisahan lainnja. de n n. d,utn' a bahasa. babkan bahwa o ;at pen9etahuann/a 9an'9 0, ngan penduduk Penghidupan h h n?~c an9 Indonesia tidak rl 9 rendajl- jan^ m enjebahwa o r f Keadaan ini sudah k P3t turut Serta * n g a n golongan ] a 9 ~ ran c *ndonesia tidak dapat b a r 3 n 9 te n tu menjebabkan nja. Selandjutnja sikap g ^ L ' T * de 9an ffolongan- 2J5 9an-go]0ngan penduduk lain-

240 n jq dvf plslhhn danseri"9 KEHIDUPAN POLITIK if da" P " k S 9 ^a Pa n e s i (Kam ii T utjapan' utiapan seperti : Joe sakaka J U W g dja nan a datang k e m a r l T j a ^ ^ dan Kan9 san9 ju? ^ ' u nekie ' <KanS ketahuilah, b a h Ja b a h n Pendapatnia t ^ T " dilzherm u ), orang-orang Creool mea S o r a n a -o r a ^ T T 19 ran9 - ran9 Indonesia. Akibatnja iajah, In 9 d ian tara r, onesia m erasa tidak senang didalam negeri tif m a«n ja. M e rpi^an,s"0ran V an9, V dak mereka an 99aP sebag ai tem anerasa bahw a erasa diperlakukan sebagai anak tiri dan sangat Pam an ja d a r merek.a tldak Pada tempatnja disitu. Ha] ini ternjata umj e ra ng oranrr epada K om isaris D istrik Surinam e, dajam mana ari Pendanat 11 nesia terpeladjar mengemukakan perasaan-perasaan a 9 ia n -b a q ia,, ran 9 "oran9 senegerinja. Dari surat tersebut kami kutip ep ad a saia :» W a k tu perpisahan orang-orang bertanja ' vafc>, bah\va ' ^ 3 tuan tlc^ak akan m engikuti kam i T S aja m endja- ^ n 9 g a l disin'sa^a mempunja* tjita-tjita lain, jaitu sementara masih tetap jik a saja af U1j^.U rnernadjukan orang-orang senegeri saja. Karena, ra ng_0ra ita )a n 9 sed ik it terp elad jar djuga harus pergi, m aka tln9katan n ia ^awa d* Suriname akan selama-lamanja tinggal pada ^ isk in sadia ')an9 sekarang. H anja buruh dan petani jang bodoh lagi Durban pem )an^ a kan tinggal, jang sudah barang tentu akan mendjadi karnu toh ^!raf~pe m e r a s - M ereka berkata sam bil m entjem ooh :,,Ah, blikan kepy1 ^ akan mendjadi lebih daripada sekarang. Negeri ini dan kita ^jun-,aan kita, kita h an ja orang menumpang (wong nunut) rnenumpanqlpe r^u3*an sesuai dengan kedu du kan kita sebagai orang tem p at jancr 9f_oran9f D jaw a di Suriname tidak akan menduduki dip erlu k an b t ting9i daripada djurubahasa, dan djuga hanja karena men d a p a t n k D l Indonesfa orang seperti tuan akan gampang O ra n g_ o r a ^ 0 rdjaan (dikira keadaan di D jaw a masih seperti dahulu). jan g t u a - t u ^ 3 ^ 9 tertin99ri sekalipun (djurubahasa-djurubahasa tertolonq" M k tidak m3u berbuac a P a ~apa bagi kita agar kita dapat nan ja untuk, f f karena sekarang ada kesempatan untuk pergi. apa gu- T ja r a j lama 1391 ting9aj disini - (Lampiran III), datang d i ^ S ^ 3 dit)uiik dari D Jaw a, dan keketjewaan mereka ketika daklah ses Ur,name karena penghidupan d ip erkeb unan-perkebunan tin enam ba}i enan9 J3n9 di9ambarkan oleh werek-werek di Djawa telah tua kam i t i d ^ ^ l? " idak PUaS itu' Seoran9 berkata : Kalau orang Seoran q ]a 9 udjuk k e Surinam e, tentulah kam i tidak ada disini." telah m en ie b a h l : -K eadaan-keadaan jang digambarkan diatas tidak puas d k bahwa orang-orang Djawa lambat laun mendjadi neqeri itu M a\,ak diantara mereka jang ingin sekali meninggalkan anafc^anakn-n n tjemas akan hari k e ia ^ ia n m ereka dan hari kemudian U ari permulaan tahun 1946 mereka mendirikan organi- 237

241 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK sasi-organisasi jang tudjuannja kelak kembali ketanah air ^e ^ udjuan dan alat-alat jang bagaimanapun. Tudjuan ini mendapat per~ -sasi ini umum penduduk Djawa dari segala lapisan. Organisasi-orgaI^^ripa(ja bersembojan : Lebih baik mati kelaparan ditanah air sendiri mendjadi budak di Suriname. an jang Dari kutipan-kutipan ini dapat kita ketahui perasaan-peras tgrasing, meliputi pikiran orang-orang Indonesia. Kedudukannja jang j ajah sedan perasaannja jang tidak puas terhadap keadaan sekarang a n jn{ bab-sebab mengapa mereka merasa satu dengan Indonesia. 1 cr^ pulang didalam lahirnja mempunjai dua bentuk : 1. Rasa rindu untu j^asa ke Indonesia dan melepaskan penghidupannja di Suriname. ^ ^ e- satu dengan tanah air, tetapi dengan tiada maksud tertentu lepaskan penghidupannja di Suriname. Sub 1. mulai Banjak sekali jang dihinggapi suatu mentalitet lari. Deng jjjepergerakan De Kom x) mulailah timbul pikiran untuk setjara ^ j ^ u k a n njatakan keinginannja untuk kembali ketanah air, d i s e b a b k a n e. g r a n jang tidak memuaskan di Suriname. Sebelum itu diantara inng akan Indonesia memang telah ada keinginan untuk kembali ketana runan. tetapi keinginan itu berhubung dengan ikatan kedaerahan dan ^e ^ ia n g Keinginan itu tidak pula dinjatakan dengan hebatnja seperti s, aruan ini. Ketika itu selalu datang pergi imigran-imigran dan Peir\ ajr> sedarah ini berarti bahwa selalu ada perhubungan dengan tana untuk hingga ikatan dengan negerinja tidak dinjatakan dalam keingina kembali ke Indonesia. Ketjuali ini tidak ada golongan orang- ra j ap3t donesia jang politik sedar, jang dapat memberikan pimpinan. Jan a]^an demikian adalah mandor-mandor dan d j u r u b a h a s a - d j u r u b a h a s a, ^.e u n, tetapi jang pertama adalah djustru orang-orang jang mentjarika tungan sendiri dari kebodohan buruh, sedang jang kedua adalah Pe^. dan bukan orang-orang jang dapat melahirkan perasaan dan ^ ran orang-orang senegerinja jang masih bodoh. Perasaan tidak puas orang Indonesia memang ada dan sering dilahirkan dengan tin ^ tindakan kekerasan, akan tetapi semuanja itu adalah tindakan- m per-orangan dan biasanja hanja merupakan suatu reaksi terhadap ^ ^ lakuan jang kasar dari pihak opseter-opseter dan direktur-direktur a tidak karena keadaan-keadaan jang tidak memuaskan. Hal itu diangg biasa dan tidak berbeda daripada perasaan jang mereka tingga di Indonesia. Baru kemudian orang-orang mengadakan aksi bersam ^ untuk kembali ke Indonesia sebagai protes bersama terhadap kea aa keadaan jang tidak memuaskan itu. Ketika affaire De Kom a i 1) R.A.J. van Lier : S a m e n le v in g in een g cen sg eb ied. S o c ia a l-h is to c is c h e s t u d ie v a n m aatschappij in Surinam e. Dissertatie Leiden 1949, hal. 369, 377 dst. 238

242 b e l U m ^ KEH ID U PAN POLITIK apapd a S u b a ch ir'a ch ir ini hal itu J 1:3311 kep artaian h al ini akan kami kupas lebih landjut. a n n Ja ri tetan" cecapi tidak fvi i semua o n n r, r a k an rn e n 9 an tanah airnia it, j ** onesia menjatakan rasa persatun esia a ta Pentiahariannia di ^ en^an keinginan untuk mengurban- ^ g V a n 9 a t S ^ Detarmawm\ f a? m entjan' baru * Ind ~ Jan g t i ^ PU tid ak beg itu inain it l! i 7 t * j da tempat-tempat Iain ha] if. k begitu m amnn *<- e bah ke Indonesia daripada mereka kah U te rn jata dari d te w a h 31^ rat* D idistrik Nickerie umpamanja» n,etek a " s e ar d ' d' awaban ' a =*«= Pertanjaan kami ap i- tidak e ta PJ djuga tidak I K itu disini tidaklah lebih baik, ad a mau k a m i haru s, daripacia di D jaw a. Senang atau Ped Jan g sai«a sekali * karena sud& ada disini/' M alahan? a n 3 npam anl, Unt k k* Indonesia. Para te * e n d ak ffiem f S1 au raenunggu beberapa tahun lagi, sebe- ' e*a P i tte re k a t S n ban? ka" l,ntuk l e >ali ke Indonesia Akan kan se rta m erasa m em andan9 kearah tanah air dan tetap m enam a- <>, Sa dm nja ran g Indonesia. 3- K E p ARTAIAN Jeh karena o tau h a n ja s e tin n ^ o ra n J Indonesia diwaktu jang sudah-sudah tidak e a d a a n ja n q fiw^ir^>erse iani^an Jnen9 ada^an reaksi terhadap keadaan- ^ e re k a itu sebaoai memuaskan' maka b an ja k orang jang m enganggap t e r d iri d ari individ, f a golongan jang aworpa, tidak berbentuk dan k etju ali tiadania ^ ; mdlvidu ian? hidup sendiri. Jang benar ialah bahw a, ^ e n g a d u sehincroa ia ^311 xntelektlu{ orang-orang Indonesia tidak Jekas akuan ja n g tidak -i Jaran9 sekali mengadakan reaksi terhadap pera itu sebaqai KpwJ * corang orang Indonesia terpeladjar menjatakan ra ng. M ereka mp U i ra^ J"orang D jaw a tidak suka mengadukan d a k b aik. R W f ^ 3n bahwa perbuatan dem ikian itu menurut adat dan keadaan-kenh 9 suica m em bitjarakan kesukaran-kesukarannja e taah am i merel-;*3311 ^an9^ buruk itu dengan orang-orang jang dapat le s a ik a n, denaan k ^UPa^a bal-hal jang tidak menjenangkan dapat dise- P em eriksaan d^ja 13 3 per u, Pu^an9 balik, sebagaimana biasanja dengan S e d ja k tahu IQ P engadilan. (Lampiran I) 9 o lo n g a n oran a «keadaan itu mu]ai berubah. Sedjak saat itu timbul akan keadaan, Sia if ng P Iitik m e^djadi sadar, jang sadar didalam m a s ja r a k a t q memuaskan daripada orang-orang senegerinja In d o n esia da am ~ S,Ur!n e- M ereka muiai sadar bahwa orang-orang dan diperlakukan o i l 3 ketm^ a,ian da«golongan-golongan lainnja, an oleh golongan-golongan itu sesuai dengan keduduk

243 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK annja jang terbelakang itu. Dan orang-orang Indonesia jang politik telah mendjadi sedar ini mulai memberontak terhadap kedudukan jang djelek itu. Mereka mentjari ichtiar untuk mengadakan perbaikan. Ichtiar jang pertama ialah menghidupkan kesedaran golongan dengan djalan menundjukkan kepada orang-orang Indonesia akan persamaan nasibnja, jang menghasilkan timbulnja organisasi-organisasi jang mempunjai tudjuan politik. Tadi sudah kami katakan, bahwa reaksi-reaksi bersama terhadap keadaan-keadaan jang tidak memuaskan itu dapat dibagi dalam dua aliran, jaitu satu aliran jang hendak memperbaiki deradjat orang-orang Indonesia di Suriname, dengan masih mempertahankan ikatan kulturil dan politik dengan tanah air, dan satu aliran lagi jang hendak membiarkan sadja Suriname dan hendak memulai penghidupan baru di Indonesia. Aliran-aliran ini mempunjai bentuk didalam beberapa organisasi jang menamakan dirinja organisasi politik. Akan tetapi perkumpulan-perkumpulan itu bukanlah partai politik dalam arti perkumpulan,,jang mempunjai pendirian tertentu tentang negara dan masjarakat dan didalam penghidupan politik djuga berdjuang untuk mentjapai tjita-tjitanja. Arti politiknja didapatnja dari kenjataan bahwa mereka itu m engadakan aksi bersama untuk memperbaiki keadaan orang-orang Indonesia. Dari organisasi-organisasi jang ada di Suriname jang terpenting ialah P.B.I.S. dan K.T.P.I., jang akan kita periksa lebih landjut. D jika perlu perkumpulan-perkumpulan lainnja djuga akan kita bitjarakan. 1. Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname = P.B.I.S. Beberapa orang Indonesia terkemuka telah menundjukkan kepada orang-orang senegerinja betapa rendahnja kedudukan mereka dan menjatakan bahwa mereka harus mempertinggi kedudukan golon gan n ja dengan djalan memperbaiki keadaan mereka pada umumnja. Perdjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia di Indonesia memberikan pengaruh jang tidak sedikit. Dikatakan :,,Dalam keadaan jang begini kita memte n aib kepada bangsa kita. W aktu penandatanganan persetudjuan Linggadjati antara Indonesia dan Nederland oleh beberapa orang In d o nesia jang terpeladjar didirikan sebuah,,comite Republik Indonesia dengan maksud untuk menjatakan perasaan gembira dan sjukur tentang tertjapainja persetudjuan antara kedua partai dengan djalan m engadakan pertemuan. Pada tanggal 13 April orang-orang Indonesia pergi bersama-sama ketheater Bellevue dengan membawa gambar-gambar Presiden dan W akil Presiden, dan beberapa pemimpin revolusi jang terkemuka, dan bendera Merah-Putih, jang untuk pertama kalinja dibawa dimuka umum. Kesempatan itu dipergunakan pula untuk memberikan penerangan tentang keadaan di Indonesia, oleh karena berbagaibagai kabar angin orang mempunjai pengertian jang salah tentang ke adaan di Indonesia, sehingga timbul kegelisahan (Lampiran I I). 2 40

244 KEHIDUPAN POLITIK Dari komite ini timbul P.B.I.S. Orang-orang jang mengambil inisiatip telah merasa perlu untuk turut berusaha memperbaiki keadaan orangorang Indonesia dengan pekerdjaan-pekerdjaan jang konstruktif. Oleh karena mereka djuga insjaf akan harga daripada tindakan bersama, maka didirikanlah perkumpulan tadi. Tudjuan pemimpin-pemimpinnja ialah agar mereka mendjadi tempat bertanja orang-orang senegerinja, oleh karena pengalaman mereka ialah, bahwa orang-orang Indonesia tidak lekas mengadukan kesulitan-kesulitannja kepada pemerintah. Oleh karena itu maksud pemimpin-pemimpinnja ialah agar mereka mendjadi orang-orang kepertjajaan orang-orang Indonesia tempat mereka dapat mengadukan kesulitan-kesulitannja. Pengaduan-pengaduan dan keinginan-keinginan diperiksa dan diadjukan kepada pemerintah, dan djika perlu diminta pula agar diadakan tindakan-tindakan tertentu seperti sudah beberapa kali terdjadi. Menurut pemberitaan beberapa anggota pengurus segera beberapa ribu orang Indonesia mendaftarkan diri sebagai anggota. Perkumpulan itu telah tumbuh mendjadi suatu organisasi dengan pertanggungan djawab sosial. Pemimpin-pemimpinnja berusaha memadjukan orang-orang senegerinja dengan djalan penerangan dan pendidikan. Olehnja diadakan propaganda jang kuat untuk memberantas tajub dan perdjudian, dan disamping itu djuga diusahakan agar orang-orang Indonesia mulai menaruh perhatian terhadap soal-soal politik. Perkumpulan itu turut membantu pemberantasan butahuruf dengan djalan mengadakan kursuskursus. Sebagai salah satu usaha untuk memperkuat kedudukan ekonomis dipropagandakan tjita-tjita toko-toko koperasi. Jang mendjadi soal ialah kurangnja pemimpin-pemimpin jang berpengetahuan tjukup dan mempunjai perasaan tanggung djawab sosial. Kebanjakan dari mereka adalah pegawai pemerintah, sehingga mereka dalam kegiatannja itu harus mengingat akan hubungannja dengan pemerintah. Pem batasan kemerdekaan mereka untuk bergerak ini merupakan suatu rintangan jang mempengaruhi pekerdjaannja. Penindjauan jang teliti tentu sudah mengkonstateer suatu perubahan haluan dalam orientasi politik perkumpulan ini. Mula-mula ia masih mempunjai tudjuan untuk mentjapai perbaikan keadaan orang-orang Indonesia melalui turut sertanja dalam pemerintahan negara. Maksud ini ternjata dari turut sertanja perkumpulan ini dalam pemilihan umum untuk Dewan Perwakilan Suriname. Kedjadian-kedjadian sesudah pemilihan umum telah menjebabkan perubahan haluan. Karena perbuatanperbuatan beberapa orang telah timbul kegelisahan dikalangan orangorang Indonesia, jang akibatnja sangat merusak. Keadaan ini, jang nanti akan kami kupas lebih landjut, sekarang masih berlangsung terus. Anggotn-anggota P.B.I.S. berpendapat bahwa mereka kurang mendapat perhndungan dari pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan merusak dari Indonesia p ada pantai lautan A tlantik

245 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK orang-orang tersebut. Seorang berkata:,.beberapa orang anggota K.T. P.I. telah ngrojok seorang anggota Margo Utomo dekat perkebunan Mon Tresor- Sudah barang tentu kami mengadukan kedjadian itu, akan tetapi ketika itu djuga tidak diambil tindakan apa-apa. O leh karena menurut pendapat mereka dilapangan lain pemerintah djuga tidak tjukup memenuhi keinginan-keinginan mereka, mereka berpendapat bahwa dari pemerintah Suriname tidak dapat diharapkan apa-apa. A kibatnja ialah bahwa perkumpulan-perkumpulan itu tidak mau turut tjampur lagi dalam politik di Suriname dan hanja mengharapkan pertolongan dari pemerintah Indonesia. Ikatan politik dengan Indonesia dinjatakan dengan berbagai-bagai tjara. Terhadap kedua aksi militer terhadap Republik Indonesia dikirimkan telegram-telegram protes kepada pemerintah Belanda. Persetudjuan Linggadjati turut dirajakan, penjerahan kedaulatan diperingati dengan istimewa, proklamasi Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus tiap kali dirajakan, seperti djuga halnja dengan hari ulang tahun Presiden dan W akil Presiden dan peristiwa-peristiwa lainnja. P e rasaan satu dengan Indonesia dinjatakannja oleh keinginan mereka untuk mempunjai wakil pemerintah dari Indonesia di Suriname. Ada dikandung maksud untuk mengirimkan delegasi kepada pemerintah Indonesia untuk keperluan tadi. Walaupun pemimpin-pemimpinnja harus bekerdja dalam keadaan jang tidak menguntungkan, mereka toh telah mentjapai beberapa hasil, meskipun belum banjak. Dikalangan anggota-anggota dilarang mengadakan tajub. Perdjudian sudah djarang, sedang dilapangan ekonomi nampak kemadjuan jang pesat. 2. Kaum Tani Pecsatuan Indonesia = K.T.P.I. Aliran jang menjetudjui untuk segera kembali ke Indonesia beralasan keadaan jang tidak memuaskan dari orang-orang Indonesia. Akan tetapi alasan ini tidaklah mempunjai arti jang menentukan. Jang lebih penting ialah penerangan jang keliru jang diberikan tentang keadaan di Indonesia. Alasan untuk penerangan jang palsu ini ialah pertama-tama kurangnja pengetahuan mereka jang memberikan penerangan, dan selandjutnja serta jang terpenting ialah keinginan untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri. Pada permulaan tahun 1946 atas inisiatip Sibopo, Idrissumarno dan W^iro didirikan sebuah perkumpulan, jang dinamakan Persatuan Indonesia (P.I.). Tudjuan mereka jang mengambil inisiatip ialah,,nagih djandji lan mulih ndjowo (menuntut djandji dan kembali ke D jaw a). Dasar pikiran propaganda ini ialah : 1. Ketika diadakan pendaftaran kepada imigran-imigran didjandjikan tanah dan rumah, dua ekor kerbau dan uang S f 100, sebagai persen. Djandji-djandji ini tidak pernah ditepati. 242

246 KEHIDUPAN POLITIK 2. Uang penebusan hak untuk pulang dengan tjuma-tjuma mestinja bukan S f 100,. tetapi S f 350,. Djadi mereka jang tidak mempergunakan kesempatan pulang menerima kurang S f 250,. Uang ini mestinja masih harus dibajarkan kepada jang bersangkutan. Djika pemerintah tidak bersedia membajar djumlah tersebut, maka 3. Orang-orang Indonesia harus dikembalikan ke Indonesia. Organisasi itu akan berusaha agar tudjuan-tudjuan diatas tertjapai. Untuk keperluan itu harus diadakan pembagian pekerdjaan jang sebaikbaiknja. Jang satu diserahi tugas mengadakan perhubungan dengan luar negeri, jang lain mengurus keuangannja, dan jang lain lagi jang mengadakan propaganda. Perkumpulan itu segera mempunjai pengikut-pengikut banjak. Akan tetapi uang kontribusi dan sokongan-sokongan uang lainnja rupa-rupanja tidak dipergunakan untuk tudjuan jang dimaksudkan semula. Sebuah toko koperasi jang didirikan dengan uang perkumpulan bankrut karena salahnja orang-orang jang mengurusnja. Sibopo mengadakan perhubungan dengan luar negeri dengan surat-menjurat. Beberapa dari surat-surat tersebut, jang berisi tuduhan-4uduhan terhadap orang-orang Indonesia lainnja dan utjapan-utjapan jang tidak menjenangkan terhadap pemerintah dimuat dalam beberapa surat kabar diluar negeri (Lampiran IX ). Kegiatan ketiga orang sangat menarik perhatian pemerintah dan sifatnja ialah demikian sehingga pemerintah merasa perlu untuk menangkap ketiga orang Indonesia itu setahun sesudah pendirian perkumpulan itu. Sesudah dimerdekakan kembali ketiga orang tadi bertukar haluan. Mereka menjatakan tidak mau berurusan dengan pemerintah, djadi djuga tidak menurut lagi penepatan djandji-djandji atau pengembalian ke Indonesia. Organisasi itu akan langsung berhubungan dengan pemerintah Indonesia. Anggota-anggotanja harus memberi uang untuk mencharter kapal, jang dalam tempoh enam bulan akan datang. Untuk mendapatkan uang jang lebih banjak ketiga orang tadi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia hendak menerima potret-potret dari orang-orang Indonesia, supaja mengetahui siapa-siapa jang hendak pulang. Orang-orang tadi dalam gerombolangerombolan sebanjak 15 sampai 20 orang dipotret dengan pembajaran S f 1,25 seorang. Walaupun mereka suka memberikan uangnja jang mereka perdapat dengan susah pajah, seorangpun tidak ada jang pernah melihat potretnja. Ketika sesudah dua tahun menunggu belum djuga ada kapal datang dan djandji-djandji belum dipenuhi, timbullah kegelisahan dikalangan anggota-anggotanja. Djuga dikalangan pemimpin-pemimpinnja terdjadi pertentangan dan akibatnja ialah bahwa salah seorang mereka mentjari perhubungan dengan pengurus P.B.I.S. untuk membitjarakan kemungkinan kerdjasama antara kedua organisasi. Sesudah ia bersedia mengakui kesalahan-kesalahannja diputuskan untuk mengadakan pertemuan 243

247 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN A TLA N TIK silaturrachmi, jang diadakan dalam bulan M ei 1948 digedung Bellevue di Paramaribo. Semua jang hadir menjetudjui kerdjasama jang diusulkan, akan tetapi Sibopo tidak mau tunduk, antara lain djuga karena dipengaruhi oleh golongan-golongan Islam. Sebagai sudah pernah kami katakan waktu membitjarakan kehidupan agama, diantara mereka ada persaingan dan rasa tjuriga-mentjurigai, Orang saling mentjurigai maksud masing-masing dan sering mereka mementingkan pertimbangan-pertimbangan prestige. Dahulu keadaannja sama sadja. Lebih-lebih pemimpin-pemimpin P.B.I.S. jang sering m endjadi kurbannja. Umpamanja ketika mereka ini dalam pem bitjaraan dengan walinegara jang dahulu mengadjukan permintaan supaja kepada perkumpulan-perkumpulan Islam diberi subsidi, mereka dengan terangterangan didesavoueer. O rang-orang Islam menuduh pemimpin-pemimpin P.B.I.S. bahwa perkumpulan ini tidak memasukkan agama didalam programnja. Akan tetapi pemimpin-pemimpin P.B.I.S. berpendapat bahwa perkumpulannja bukanlah perkumpulan agama, karena dimaksudkan sebagai suatu gerakan jang terbuka bagi semua orang Indonesia dari semua kepertjajaan. Persaingan-persaingan dan pertentangan-pertentangan ini sering timbul. Pesta untuk merajakan penjerahan kedaulatan dalam bulan Djanuari 1950 umpamanja telah diboikot oleh Perkumpulan Islam Indonesia, karena organisator-organisatornja menolak memberikan sebagian dari pendapatannja kepada kas organisasi Islam tersebut. Suasana ini terdapat djuga selama pertemuan digedung Bellevue tersebut tadi. Undangan pertemuan ditandatangani oleh semua perkumpulan. D juga organisasi-organisasi Islam telah diminta untuk turut menandatangani undangan itu. Ketika mereka tidak segera memberi kabar, perkum pulan-perkum pulan lainnja berpendapat bahwa mereka dapat memasang nama Perkumpulan Islam dan Shahabatul Islam dibawah surat undangan. Undangan ditjetak, akan tetapi sebelum disiarkan penguruspengurus kedua perkumpulan itu datang dan m enjatakan keberatan mereka, bahwa nama-nama kedua perkumpulan itu dipasang dibawah surat undangan. Karena itu kedua nama itu ditjoret, dan kemudian undangan disiarkan. M ereka diantara orang-orang Islam jang tidak m engetahui djalannja peristiwa, lalu menjalahkan organisator-organisator pertemuan itu, bahwa golongan Islam dikeluarkan, karena nama-nama perkumpulan-perkumpulan Islam ditjoret! Beberapa pemimpin golongan Islam telah mempergunakan suasana jang tegang ini untuk mempengaruhi Sibopo supaja dia menentang usaha-usaha untuk mempersatukan perkumpulan-perkumpulan jang ada. Tentangan dari orang-orang Islam ini adalah disebabkan adanja persaingan antara organisasi-organisasi itu, dan ditudjukan kepada mereka jang mengorganisir pertemuan tadi. Seorang diantaranja, seorang pemimpin Persatuan Indonesia ( P.I.), diroyeer dari perkumpulan itu. Si

248 KEHIDUPAN POLITIK bopo menjerukan kepada semua orang Indonesia jang masih ingin pulang supaja berdiri dibelakangnja. Ia akan berusaha agar mereka, jang kehilangan haknja untuk dikembalikan ke Indonesia dengan tjuma-tjuma karena telah menerima premi S f 100,', mendapatkan kembaii hak itu. Dibawah pengaruh seorang adpokat India, jang dikalangan orang senegerinja sendiri tidak populer dan tidak berpengaruh, ia mendirikan perkumpulan baru, jang mula-mula mempunjai nama Belanda, tetapi kemudian dinamakan Kaum Tani Persatuan Indonesia (K.T.P.I.) jang mendjadi bagian dari Surinaamse Landbouwers Organisatie (Organisasi Petani-petani Suriname) dibawah pimpinan adpokat tersebut, jang menurut salah seorang pembantu-pembantunja jang terdekat sesungguhnja hanja namanja sadja jang ada. Dengan bermatjam-matjam daja-upaja orang-orang Indonesia ditarik ke K.T.P.I. Salah satu diantaranja ialah tjerita, bahwa sesudah Indonesia merdeka semua orang Belanda harus pergi dari negeri itu dengan meninggalkan rumah-rumah serta djabatan-djabatannja, jang akan diberikan kepada orang-orang Indonesia dari Suriname. Dengan memberikan gambaran jang palsu tentang keadaan jang sebenarnja ini diadakanlah propaganda untuk kembali ke Indonesia. Akan tetapi hanja mereka jang mempunjai kartu anggota jang hidjau dari K.T.P.I. sadja jang akan dianggap sebagai orang Indonesia tulen dan boleh kembali ke Indonesia. Sudah barang tentu bahwa dengan pengharapan-pengharapan jang menarik itu ribuan orang Indonesia berusaha mempunjai kartu hidjau itu. Djuga karena kegiatan dua orang propagandis bangsa India banjak orang bangsa Indonesia jang sebelumnja mendjadi anggota perkumpulan-perkumpulan lain seperti P.B.I.S. dan N.P.S. (ump. didistrik Nickerie), jang menggabungkan diri pada perkumpulan baru itu. Bagi mereka kartu hidjau itu berarti suatu kepastian, bahwa mereka itu akan melihat kembali tanah air mereka sesudah bertahun-tahun meninggalkannja. Inilah sedjarah terdjadinja perkumpulan-perkumpulan politik. Untuk menjusun tiap sedjarah orang harus mempunjai sumber-sumber, baik tulisan-tulisan maupun berita-berita lisan atau keduanja. Kebenaran sesuatu sedjarah jang sebaiknja diperiksa dengan sumber-sumber berita jang tertulis, sedang berita-berita lisan hanja dengan beberapa sjarat dapat diterima dan dapat dipertjaja. Tentang sedjarah terdjadinja perkumpulan-perkumpulan politik dikalangan orang-orang Indonesia kami hanja mempunjai pemberitaan-pemberitaan lisan, sehingga sebagai semua berita lisan dapat dikritik karena kebenarannja sangat relatif. Akan tetapi oleh karena pemberitaan-pemberitaan itu datangnja dari banjak orang, jang satu sama lain tidak mempunjai hubungan, baik orang Indonesia maupun bukan orang Indonesia, dan semua berisi hal jang sama, kami berpendapat tidak perlu ti- 245

249 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A T LA N TIK dak mempertjajai berita-berita itu. Sibopo sendiri dimuka umum menjangkal bahwa ia pernah memberikan djandji demikian. Ketika kami ada dinegeri itu telah terdjadi beberapa peristiwa, jang membenarkan berita-berita tadi, dan karena kami sendiri djuga pernah mengalami sendiri hal-hal serupa itu, kami jakin akan kebenaran b erita-b erita itu. Ketika Sibopo waktu K.M.B. antara Indonesia dan N ederland mengundjungi Den Haag ia membitjarakan dengan salah seorang anggota delegasi Indonesia, pada pembitjaraan mana kami djuga hadir, kemungkinan mengembalikan orang-orang Indonesia di Suriname ; kepadanja diberitakan, bahwa bukanlah waktunja untuk mengganggu delegasi Republik dengan permintaan-permintaan jang demikian itu. D ju g a w aktu kundjungannja ke Indonesia pada bulan Djanuari tahun 1950 ruparupanja ia telah membitjarakan hal jang sama dengan Presiden. Sebuah surat kabar Indonesia berhubung dengan suatu interview dengan Sibopo m enulis:,,tuan... menjatakan bahwa pertemuan dengan president bangsa Indonesia di Suriname kepada R.I.S. jang maksudnja keinginan untuk mendjadi warga-negara R.I.S. Permohonan untuk dipulangkan ke Indonesia dan supaja di Suriname ditempatkan perwakilan R.I.S., untuk mengurus soal-soal kebutuhan dan nasip dari ra k ja t Indonesia disana. (Lampiran IX ) Pada suatu rapat K.T.P.I. jang diadakan pada tanggal 5 M aret 1950 di Mungo, dimana kami djuga hadir, Sibopo mentjeriterakan tentang pertemuannja jang mengharukan dengan saudara perempuannja, jang tidak dilihatnja lebih dari 25 tahun, dan jang membudjuk dia supaja djangan kembali lagi ke Suriname. Karena ia mengalami sendiri apa artinja kembali ketanah air, maka ia dapat memahami betapa perasaan,,anak-anaknja sesudah mereka bertahun-tahun meninggalkan tanah tumpah darahnja. Ia menjangkal berita-berita bahwa keadaan di Indonesia djelek. Selama perdjalanannja ia tidak melihat orang-orang Indonesia jang berpakaian tjompang-tjamping, djuga ia tidak melihat djembatandjembatan jang putus dan rumah-rumah jang rusak. Ada, katanja, diladang ia melfhat orang-orang jang berpakaian djelek, akan tetapi itu adalah,,memedi manuk. Seorang pembantunja jang berbitjara kemudian memberikan pendjelasan tentang K.T.P.I. dan P.B.I.S. Menurut dia perkumpulan jang terachir ini berusaha untuk mendapatkan kewarganegaraan Suriname, sedang K.T.P.I. berusaha untuk kembali ke Indonesia. sibopo sendiri jang memiliki kewarganegaraan Belanda membenarkannja dengan menjatakan kepada pengikut-pengikutnja, bahwa ia berbuat demikian untuk dapat lebih mudah memperdjuangkan kembalinja orangorang Indonesia jang lahir di Suriname. Hal ini ternjata dari beberapa ke-* djadian. Dikapal, jang berlajar antara Nickerie dan Paramaribo, kami mendengarkan pertjakapan antara seorang lcelasi bangsa Indonesia dengan beberapa penumpang bangsa Indonesia. Seorang penumpang ber- 2 46

250 KEHIDUPAN POLITIK tanja kepada kelasi tersebut, seorang pengikut K.T.P.I., bagaimana pendapatnja tentang masuknja Sibopo mendjadi warganegara Belanda. Ia mendjawab : Apa salahnja, asal ia dengan djalan demikian dapat menolong kawan-kawannja? Kalau tidak mereka untuk selam a-lam anja harus tinggal dinegeri ini. Di Mungo kami bertjakap-tjakap dengan beberapa anggota pengurus K.T.P.I. tentang perpetjahan jang terdjadi dalam perkumpulan tersebut. Mereka iri hati kepada pemimpin kami. Mereka jang mestinja membantu dalam usahanja mentjapai tudjuannja bagi teman-temannja malahan merintanginja, kata seorang. Ketika kami bertanja apa jang hendak ditjapainja, ia mendjawab, bahwa ia berusaha mengembalikan pengikut-pengikutnja ke Indonesia. Dengan lurah Kuwarasan dan seorang lainnja dari desa tersebut, keduanja pengikut K.T.P.I., kami telah membitjarakan tentang kemungkinan pengiriman buku-buku ke Suriname. Ketika kami bertanja bahasabahasa apa jang mereka sukai, mereka mendjawab bahwa mereka menginginkan buku-buku Inggeris dan Indonesia, dan bukan buku-buku Belanda, oleh karena bahasa ini toh tidak ada paedahnja lagi bagi mereka, kalau mereka kelak di Indonesia lagi. Didalam kata pendahuluan kami telah mengemukakan, bahwa Sibopo telah memperingatkan kepada pengikut-pengikutnja, bahwa kami datang di Suriname itu adalah untuk merintangi kembalinja orang-orang Indonesia ke Indonesia. Oleh sebab itu kami disebut werek londo. Disertasi kami pada beberapa pertemuan dipakai sebagai corpus delicti, karena dalam buku tersebut kami menulis bahwa ada peraturan jang menjebabkan bahwa barang siapa telah menerima premi S f 100, untuk bertjotjok tanam, kehilangan haknja untuk kembali ke Indonesia dengan tjumatjuma. Di Tamanredjo, dahulu pusat kekuatan K.T.P.I., beberapa orang tani mengeluh, bahwa mereka atas andjuran anggota-anggota perkumpulan tersebut dua tahun lamanja tidak menanam karena mereka, katanja, akan segera dikembalikan ke Indonesia. Ketika kami bertanja mengapa mereka sebodoh itu untuk pertjaja kepada kabar angin, mereka menanjakan kembali apakah kami akan tidak pertjaja kepada perkataan-perkataan bapa, djika ia mendjandjikan kami tjelana baru dsb., Nanging disemadosi mbendjing-mbendjing mawon. (Akan tetapi djandji itu selalu diulur-ulur sadja). Suatu bukti jang njata menurut pendapat kami ialah apa jang ditulis didalam madjallah Kaum Tani Persatuan Indonesia hari Djum'at tg. 10 Desember tentang kembalinja orang-orang Indonesia ke Indonesia, jang kami muat dibelakang sebagai lampiran (Lampiran X I II). Hal-hal ini dan lain-lainnja lagi bagi kami adalah bukti-bukti jang njata tentang kebenaran berita-berita jang diberikan. Karena dari permulaan sudah njata pengembalian setjara jang digambarkan oleh pemuka K.T.P.I. tidak akan dapat terlaksana, maka timbullah pertanjaan : 247

251 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK 1. Mengapa ia tetap mempropagandakan pengembalian ke Indonesia dan mengapa adpokat India tadi membantu dia dalam hal itu, dan 2. Mengapa ia mempunjai banjak pengikut? Sub 1. Menurut pendapat kami keinginan akan kemewahan dan kesombongan adalah sebab-sebab jang terpenting untuk mengadakan propaganda jang palsu. Sudah kita lihat bahwa pada P.I. uang mempunjai peranan jang penting. Pada K.T.P.I. kita lihat peristiwa jang sama. Disamping iuran jang tetap dan uang pangkal, tiap kali diminta sokongan dari anggotaanggotanja untuk berbagai-bagai tudjuan, dengan alasan bahwa hal itu perlu untuk mentjapai tudjuannja. Ada diutjapkan tuduhan terang-terangan atau tersembunji tentang pemakaian uang perkumpulan oleh Sibopo untuk kepentingan sendiri, akan tetapi semua tuduhan itu tiada berhasil karena tidak ada bukti-buktinja. Orang-orang Indonesia mendapat kesan, bahwa ia lebih tjerdik daripada pengadilan di Suriname. Selandjutnja mereka mempunjai dugaan bahwa pemerintah takut akan terulangnja kedjadian-kedjadian disekitar kegiatan De Kom dalam tahun M e reka menundjukkan kepada kenjataan bahwa Sibopo hidup mewah dan mempergunakan uang perkumpulan setjara aneh (Lampiran X V ). Kesombongan, atau dalam perkataan-perkataan John Dewey the d e sire to b e im portant adalah sebab jang lain, jang kami dapati pada S i bopo maupun pada adpokat India tadi. Sibopo berkata bahwa dialah satu-satunja orang Indonesia diseluruh Suriname jang berani bertindak keras terhadap pemerintah. Didalam suatu rapat di Mungo ia berkata :,,Djika saja tidak ada lagi, tidak ada orang lagi jang dapat menolong kamu untuk mentjapai tjita-tjitamu. Ia menjebut dirinja bopo sampejan (bapak kamu), djika ia berbitjara kepada pengikut-pengikutnja. Gilirannja berbitjara dalam suatu rapat dianggapnja selalu sebagai climax (puntjaknja). Kebanjakan ia berbitjara leb:h dari satu kali dan djika perlu diadakan istirahataa menjuruh orang lain berbitjara, jang biasanja tidak begitu diperhatikan oleh rapat. Djika ia kembali dari luar negeri di Suriname, ia selalu minta didjemput oleh ratusan pengikut-pengikutnja dari lapangan terbang dengan berpuluh-puluh oto jang dihias. Di Nickerie ia didjemput dengan meriah oleh pengikut-pengikutnja dari kapal. Di Mungo kami melihat, bagaimana rombongannja dari Paramaribo, dalam rombongan mana kami djuga turut serta, disambut dengan bendera-bendera merah-putih dan lagu Indonesia Raya, dan kemudian diarak ketempat rapat melalui tengah-tengah kota. Adpokat India tadi terkenal sebagai orang jang sombong, jang suka membanggakan perbuatan-perbuatannja. Ia adalah anggota suatu keluarga jang kaja, akan tetapi jang tidak disukai orang. Ada orang jang mengatakan kepada kami bahwa ia adalah seorang jang akan merasa 248

252 KEHIDUPAN POLITIK dirinja tidak senang, djika ia tidak memegang peranan jang penting didalam masjarakat. Karena dikalangan orang-orang senegerinja ia tidak mempunjai pengaruh, maka ia mentjarinja dikalangan orang-orang Indonesia. Pertjobaannja jang pertama ialah waktu mendirikan Muslim Partij. Ketika itu pertjobaannja gagal, karena pemimpin-pemimpin Indonesia tidak mau diperalatkan olehnja, akan tetapi dari Sibopo, jang djuga mendapat keuntungan karenanja, ia mendapat bantuan sepenuhnja. Kepada kami ia berkata, bahwa ia masuk Dewan Perwakilan itu hanja atas desakan orang-orang Indonesia, untuk membantu mereka. Ia berkata: Saja tidak mengingini kursi dalam Dewan ; kalau mau saja sudah menerima tawaran V.H.P. *) Kepada saja telah ditawarkan satu tempat, djika saja mau melepaskan orang-orang Indonesia. Akan tetapi hal jang demikian itu saja anggap tidak baik, dan ketjuali itu saja anggap si L. bukan pemimpin jang sebenarnja, dan sajapun tidak mau dibawah orang jang berasal dari kasta jang lebih rendah daripada saja. Djuga padanja terdapat alasan-alasan ekonomis, walaupun sifatnja lain daripada Sibopo. Oleh karena dalam hal ini kami hanja mempunjai sangkaan-sangkaan, jang tidak dapat kami buktikan dengan peristiwa-peristiwa jang konkrit dan positif, hal ini tidak akan kami uraikan lebih landjut. Sub 2. Sibopo mempunjai pengikut banjak. Hal ini pertama-tama ternjata dari djumlah anggota K.T.P.I. Berapa djumlah anggota jang sebenarnja tidak dapat kami katakan. Kami berpendapat bahwa djumlah anggota jang disebutkan oleh masing-masing perkumpulan tidak boleh kita pertjajai begitu sadja. Memang dapat kami saksikan bahwa sebagian besar dari penduduk perkampungan-perkampungan jang kami kundjungi tergabung dalam perkumpulan Sibopo. Lebih-lebih didalam kota dan tempattempat sekelilingnja ia mempunjai pengaruh jang besar. Pengaruhnja ini tidak sadja ternjata dari djumlah penganutnja, tetapi djuga dari kepertjajaan jang penuh dari penganut-penganutnja terhadap dia. Kami mendengar, bahwa pengaruhnja itu demikian besarnja, sehingga anggota-anggota K.T.P.I. hanja mau bertindak djika ada perintah dari dia. Mereka tidak akan melakukan sesuatu tindakan politik sebelum m endapat izinnja. Apakah berita ini benar, kami tidak mengetahui, akan tetapi pengalaman-pengalaman kami memang membenarkannja. Ketika kami tiba di Suriname umpamanja, ternjata Sibopo ada di Indonesia. Pembantu-pembantunja jang terdekat menanjakan kepadanja dengan kawat, apakah mereka diperbolehkan berhubungan dengan kami. Baru ketika ia, djuga dengan kawat, mendjawab bahwa ia tidak berkeberatan, mereka mau berhubungan dengan kami. Sebuah tjontoh lainnja. Pada suatu rapat dari K.T.P.I. jang diadakan * ) Verenigde Hindostaanse Partij. 249

253 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK disalah sebuah perkampungan dan dimana kami djuga turut hadir kami berkata kepada ketuanja bahwa kami ingin bermalam dirumah si X (seorang orang Indonesia bukan anggota K.T.P.I.). Sibopo rupanja merasa perlu berkata kepada orang tersebut, bahwa ia tiada keberatan bahwa kami bermalam dirumah si X, oleh karena kami telah mengenai dia di Nederland, jang menjebabkan orang tadi tidak lagi segan-segan terhadap kami. Seringkali kami melihat bahwa anggota-anggota K.T.P.I. diperkampungan-perkampungan hanja mau pergi kepada kami, djika kami disertai anggota pengurus dari kota. Di Mungo seorang diantara mereka berkata, bahwa ia tidak mau pertjaja apa sadja, djika tidak berasal dari Sibopo. Ia menambahkan : Apa jang ditulis disurat-surat kabar mungkin tidak benar, karena kabar-kabar itu toh hanja ditulis oleh manusia sadja. Apakah jang mendjadi sebab Sibopo mempunjai penganut dan pengaruh jang banjak itu? Kegiatannja lebih banjak mempunjai segi-segi negatif daripada positif, dan oleh karena itu ada baiknja untuk menjelidiki apa jang mendjadi sebab pengaruhnja itu. Banjaknja anggota jang masuk pada permulaan kegiatannja, adalah disebabkan oleh karena dikalangan orang-orang Indonesia umumnja ada keinginan untuk pulang ketanah air. Kedudukan jang tidak memuaskan di Suriname menimbulkan dikalangan mereka suatu,,mentalitet lari dan mentalitet inilah jang dipergunakan sebaik-baiknja oleh Sibopo. Dikatakan kepada mereka, bahwa nasib mereka dinegeri itu djelek, dan mereka diperlakukan sebagai kuli kontrak. Keadaan di Indonesia digambarkan sebaik-baiknja. Mudahlah difahamkan, bahwa orang-orang Indonesia, jang karena kedudukannja jang tidak memuaskan itu sudah tjondong untuk membanggakan tanah airnja, berdujun-dujun memihak mereka jang dapat membawanja ketempat dimana mereka akan mendapat penghidupan jang lebih baik. Golongan-golongan lainnja jang hanja dapat mendjandjikan kemadjuan didalam negeri, tidak mendapat sukses- Djandji jang lebih njata tentang pengembalian ke Indonesia lebih dapat dimengerti dan lebih menarik orang daripada propaganda jang samar-samar tentang mana jang lebih baik di Suriname. Djuga karena itu pulalah Sibopo dan adpokat bangsa India tadi dapat merebut kursi di Dewan Perwakilan. Azas dari hak memilih untuk umum berarti bahwa pemilih-pemilih bebas dalam menentukan pemilihan mereka. Akan tetapi dasar kebebasan dan sukarela ini sesungguhnja dimana-mana hanja ada dalam teori. Biasanja tjalon-tjalon berusaha mempengaruhi kemauan bebas dari pemilih-pemilih dengan mempergunakan bermatjam-matjam daja-upaja : teknik mempengaruhi ini dapat sederhana, dapat pula berbelit-belit, dan hasilnja makin besar ditempat-tempat dimana penduduknja kurang berpengetahuan. Akan tetapi djuga dinegeri-negeri jang sudah sangat 250

254 KEHIDUPAN POLITIK madju, seperti umpamanja halnja di Amerika Serikat dengan teknik mempengaruhi jang sudah sempurna, dapat ditjapai hasil-hasil jang banjak. Memang benar dibeberapa negeri diadakan aturan-aturan jang sedjauh mungkin mendjamin adanja pemilihan jang bebas dan sukarela seperti adanja pemilihan-pemilihan jang rahasia, keharusan bagi tiap-tiap penduduk jang mempunjai hak memilih untuk memilih disuatu tempat dan waktu tertentu, dsb., akan tetapi aturan-aturan tadi effectnja tentulah terbatas. Beberapa tjontoh tjara-tjara untuk mempengaruhi ialah : 1. Penggunaan disiplin partai dan disiplin kepertjajaan. Alat pertama tentulah hanja dapat dipergunakan terhadap mereka jang tergabung dalam sesuatu partai. Jang kedua hanja mempunjai effect terhadap penganut-penganut sesuatu agama. 2. Mengumpulkan suara dengan reklame, propaganda dsb. 3. Menjuap pemilih-pemilih. 4. Melakukan paksaan terhadap pemilih-pemilih dsb. Seperti negeri-negeri bekas djadjahan lainnja Suriname tidak mempunjai tradisi demokrasi. Disitu belum terdapat kepandaian jang sudah tumbuh baik seperti halnja di Inggeris umpamanja. Partai'-partai jang ada tidak dapat dibeda-bedakan satu sama lainnja oleh perbedaan-perbedaan asas. Hak pemilihan umum baru diadakan dalam tahun Oleh karena itu penduduk belum begitu biasa dengan hukum-hukum demokrasi seperti umpamanja hak memilih, dan mereka masih terlampau kurang pengetahuannja untuk menginsjafi arti jang sebenarnja daripada hak-hak jang mereka miliki, dan untuk mempergunakannja sebaik-baiknja. Djika hal ini sudah dapat dikatakan mengenai orang-orang Creool, apa lagi bagi orang-orang Indonesia jang pengetahuannja djauh ketinggalan, hal itu tentulah lebih menjedihkan. Pemilih-pemilih memberikan suaranja kepada seseorang tidak sebagai pendukung sesuatu azas politik tertentu, akan tetapi kepada orang jang mereka kagumi, jang memberikan djandji-djandji jang paling bagus, jang paling mereka sukai, dsb. Pada pemilihan-pemilihan di Suriname ada dua golongan orang-orang Indonesia jang turut merebut kursi dalam Dewan Perwakilan, jaitu K.T. P.I. dan P.B.I.S. Tjalon-tjalon dari P.B.I.S. jang dibeberapa distrik mendapat bantuan dari N.P.S. tidak berhasil dengan propagandanja. T jitatjita tentang perbaikan nasib orang-orang Indonesia di Suriname, atau tentang perhubungan djembatan jang lebih baik antara kedua tepi sungai, rupa-rupanja tidak mempunjai daja penarik bagi orang-orang Indonesia. Oleh karena mereka, ketjuali akibat anti propaganda, jang akan kami kupas lebih landjut nanti, oleh kebanjakan orang-orang Indonesia dianggap sebagai pembantu Pemerintah dalam usahanja untuk menahan imigran-imigran didalam negeri, maka P.B.I.S. tidak berhasil mendapatkan kursi. K.T.P.I. mendapat dua kursi disebabkan banjaknja penganut-penganut 251

255 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Sibopo. Suara-suara ini ia beli dengan memberikan djandji-djandji jang konkrit seperti umpamanja pengembalian segera dari orang-orang Indonesia. Disiplin partai djuga dipergunakan. Ketika, sebagai akibat sesuatu peraturan pemerintah utusan K.T.P.I. bangsa India, tidak diperbolehkan masuk Dewan Perwakilan dan perlu diadakan pemilihan ulangan didistrik Commewijne, anggota-anggota K.T.P.I. mendapat perintah untuk memberikan suaranja kepada orang India tadi. Kepala karangan Lou Lichtveld tentang pemilihan umum di Suriname dalam harian H et P arool" jang berbunji Discipline overwon ongeletterdheid (Disiplin mengalahkan butahuruf) sungguh tepat djika ditudjukan kepada orang-orang Indonesia. Banjaknja anggota jang masuk adalah disebabkan penerimaan jang baik dari pihak orang-orang Indonesia terhadap djandji-djandji jang konkrit dan menarik jang diberikan oleh Sibopo kepadanja. Akan tetapi apakah sebabnja maka ia dapat mempertahankan pengaruhnja walaupun djandji-djandjinja hingga sekarang belum terpenuhi? M ereka jang mempergunakan bantuan orang ini dan mereka jang hanja memperhatikan lahirnja sadja, tentu mengatakan bahwa hal itu disebabkan sifatnja jang besar sebagai pimpinan rakjat. Jang pertama dengan djalan demikian hendak mensuggestikan bahwa ia ada mempunjai kemauan bebas dan kebidjaksanaan. Orang-orang lain tidak menjangsikan bakatnja sebagai pemimpin rakjat, akan tetapi berpendapat bahwa ia tidak mempunjai kapasitet untuk mendjalankan peranan itu. Ada dua faktor jang m enjebabkan suksesnja dalam lapangan politik : 1. Kepandaiannja berpidato, dan 2. Kebodohan pengikut-pengikutnja. Sibopo memang seorang jang mempunjai bakat untuk berpidato. Ia pandai mengikat pendengar-pendengarnja dengan pidato-pidatonja jang berapi-api dan meluapkan semangatnja dengan tjara-tjara jang sederhana, suatu sifat jang banjak kaum politisi akan iri hati kepadanja. Dengan tiada sedar barangkali akan adanja massa-psychologie dan dengan tiada mempergunakan methode-methode massa-psychologie ia mempergunakan sentimen jang ada didalam massa demikian sempurnanja jang tiada dapat diperbaiki oleh tukang pidato siapapun jang sudah mempunjai pendidikan tentang hal itu. Sifat inilah jang merupakan keunggulannja terhadap orang-orang Indonesia lainnja, jang karena tidak mempunjai sifat-sifat itu walaupun mereka berusaha lebih memberikan isi kepada perkataanperkataan, pada permulaannja tidak mendapatkan sukses pada orangorang senegerinja jang masih butahuruf. Pengaruhnja memang sebahagian besar disebabkan oleh sifat-sifatnja sebagai ahli pidato. Akan tetapi diluar itu ia sama sekali tidak mempunjai sifat-sifat jang diperlukan bagi seorang pemimpin rakjat jang besar. Pertama-tama ia tidak mempunjai pendidikan. Maka terdjadilah suatu kegandjilan bahwa diantara 252

256 KEHIDUPAN POLITIK anggota-anggota Dewan Perw akilan R akjat Suriname terdapat seorang jang karena butahuruf tidak mempunjai pengaruh sama sekali terhadao kebidjaksanaan pemerintahan. Ia sendiri pernah berkata kepada kami bahwa la bermaksud mengundurkan diri dari Dewan karena ia merasa tidak pada tempatnja. Ia mengatakan djuga kepada kami, bahwa ia beberapa kali m enm ggalkan rapat-rapat panitia dari Dewan oleh karena ia tidak dapat menangkap segala pembitjaraan. Karena kebodohannia ini lah,ang menjebabkan ia mendjadi alat orang-orang lain, jang ingin mendapat kehormatan dan keuntungan dengan bantuannja. Kami pernah melihat beberapa rapat, dimana Sibopo sering diperintah sadia X h orang-orang «u dengan.sibopo, kerdjakanlah ini atau Sibopo katakanlah bcgirn Semuanja perdebatan Sibopo dilakukan oleh n ^ rol bangsa India tadi dengan mempergunakan namanja, rentjana rentvana perdjalanan dan Demerra dan tempat-tempat lain dibuat oleh orana orang lam, pidato-pidatonja dalam Dewan janq diarann A; 9" dibuatkan dan dipikirkan oleh anggota fraksinja bangsa India Perka' taannja: Saja menjetudjui apa jang diutjapkan oleh pembitjara tad i dt' utjapkan sesudah pidato pembelaan orang India tadi, sudah mendjadi suatu kebiasaan, dan merupakan sasaran edjekan orang banjak di Suriname. Orang-orang Indonesia menjamakan dia dengan andjing jano terkenal,ang dengan perhatiannja mendengarkan H is M aster's Voice. Peranannja terhadap si adpokat digambarkan dengan djelasnja dalam hanan D e W est. Dalam hanan itu Sibopo digambarkan sedang menggendong anggota sefraksinja masuk gedung Dewan. Seoranq anqgota Dewan jang berdiri didepan pintu gedung bertanja apa jang mereka kerdjakan Si adpokat mendjawab dalam gambar itu bahwa kalau tidak dengan djalan demikian tidak dapat masuk Dewan Perwakilan Didalam gambar karikatur lainnja adpokat India dilukiskan sebaqai seorang butkspreker jang memangku boneka Sibopo dan suruh mengatakannja matjam-matjam hal tentang kekuasaan K.T.P.I Sibopo mempunjai sikap seorang dem agoog, akan tetapi tidak mempunjai keberanian untuk bersikap tegas terhadap mereka jang dianggapnja lebih tinggi. Oleh karena itu pidato-pidatonja semuanja kosong belaka, dan seluruhnja ditudjukan kepada sentimen nasional Indonesia dari pengikut-pengikutnja. Sentimen selalu ditiup-tiupnja dengan tiada djemu-djemunja pada tiap-tiap rapat. Apakah kita mempunjai kepentingan dalam kemadjuan Suriname? Peduli apa kita berpakaian tjompang-tjamping? Kita toh hanja ingin kemerdekaan Indonesia? Inilah atjara tiaptiap rapat jang kami kundjungi dan utjapan-utjapan ini disambut oleh orang-orang Indonesia dengan : Inggih! Inggih! Djarang sekali orang jang meninggalkan rapat dengan perasaan tidak puas, dan hanja mereka jang dapat kritis terhadap perkataan-perkataannja dapat mendudukkan perkaranja dalam batas-batas jang sesungguhnja

257 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLA N TIK orang Indonesia Jan 9. n jeb a b ^an su k ses S ib o p o ia la h k a re n a o ra n g - karena i,u dikak"» ereka njakan orana t j tid ak m em p u njai pengaruh. Karena k e b a - sangat berqa ntuna r f ' ^ ^ m em b ati a d a * m en u lis, m erek a D jik a m ereka ini m e ^ me a ja n 9 a d a m em p u n jai k e p a n d a ia n itu. orang Indonesia t a d ^ D - k ^ 1 r a s a t a n 9 9 ung d ja w a b, b a ik la h n a sib o ra n g - butahurufn^a ini me k Sebalikn^'a te n tu la h tje la k a m e rek a itu. Karena mustahil akan terdiad^ ^ Sa pai PertiaJa kepada tje r ite r a -tje r ite r a ja n g kapal lekas d ip ertjaiai nrit J1 ^ tentan9 se9era d a ta n g n ja k ap almudian tern jata tidak 9 -o ra n g ja n g sed e rh a n a ini, d an d jik a k e- mengapa k ap al-kap al ' itu ^ id ^ lt d a t1 bersed ia m enerim a a la s a n -a la sa n daian berpidato dari Sik^ "9 j 3in? Indonesia, butahurufnja dan kepanngaruhnjapitu.. f a k t o r jang menjebabkan"pepengaruh itu. e erapa hal lainnja jang menjebabkan oleh Karena telah menemui ^P Pr jsti9e d kalangan pengikut-pengikutnja djungannja kepada deleoa^; T^ ^ d s*-ananja di D ja k a rta dan kunlipun mereka tidak tahu s e l n ^ T? ^ Pada K 'M -B - Den Haag, seka^ nja dengan Pembesar-pembesar t nja tentan9 apa jang dibitjarakannesia dikalangan penqikut-npnrr'k11*. nesia itu- Sekembalinja dari Indodari pemerintah Republik In^ J" o ia mendapat nama sebagai wakil Ketjuali itu oranq-orana i ^ Sla Serikat. kan berita-berita tentang p e r n e r ^ Iin9kungan K.T.P.I. menjiarernjata tidak benar. O l e h V a. e n f, dalam K -T -P-I-> Jang kemudian terhadap dirinja makin kuat n l «J 7 kepertia)aan pengiku t-p engikutnja bahwa lawan-lawannja hanja henrf peristiwa tadi membuktikan Selandjutnja rupa-rupa ^ k^ ndak memburukkan namanja sadja. venorganisatie K-T.P.I ian^ Pada an9gota~anggota P R I S suatu ne' k e S - 3an9 df am tindak a n - t i n r k t nsudk,anu Seba9ai su atu k ep an d u an akan b a a t T ^ dibaia^ k a n bahw " ^ ^ P a i su atu o rg a n isa si benarannt 1 a,n9katan perang. B erita -b e ^ ^! n d o n esia a k a n m en d jad i setia k«> 9a ' an9 menqenai ho * rit.a i**1* t' d ak d ap at k am i u d ji k e ' seluruh ^ i3 bopo- T a nggunq dia k 1 m ereka telah bersum pah l".tt a sfc a T e beti' r e" S i^ ^ S" ahka" tahu b l 3*' Hal Jan 9 m eni eb ab k an p e n g a ru h n ja sasi d t ^ djadian bahw a m erek ^ am a ja n g b aik. K am i orann Jam akan dipukuli. D juqa h k ^ h en d ak k elu ar d ari o r g a n s Jaq; L akl' lakl> m a^ahan perem puan A* 9* kaii te rd j ad i b a h w a o ra n g " m e L S perkumpulannja. M ereka 9 1 dipukuli W n a tid a k ^ musuh terbesar dari nennil, f 9 keluar dari K.T.P.I. sekaranflf u P en g ik u tn ja ja n g m asih setia. 254

258 KEHIDUPAN POLITIK Djuga kami sendiri merupakan suatu alasan untuk menutupi maksudmaksudnja jang sebenarnja. Tidak datangnja kapal-kapal jang akan membawa orang-orang Indonesia ketanah air kembali dikatakannja karena kami jang menghalang-halanginja. Kami djuga jang dituduh menjebabkan urungnja kedatangan Menteri Luar Negeri Indonesia Mr. Rum ke Suriname untuk mengadakan penindjauan (Lampiran X III). Adakah kegiatan Sibopo bagi pengikut-pengikutnja hanja berisi halhal jang negatif sadja? Tidaklah benar djika kami mengatakan demikian. Pemberantasan butahuruf dilakukan dengan giat walaupun alat-alat sangat kurangnja. Dikota didalam gedung perkumpulan diadakan kursuskursus malam dimana guru-guru jang bevoegd memberikan peladjaran. Dibeberapa tempat di Paramaribo diadakan kursus-kursus bahasa Indonesia, djuga dibeberapa distrik lainnja. Djika perlu orang-orang Indonesia jang mempunjai perkara, mendapat bantuan ahli hukum. Hal ini besar artinja karena bantuan demikian biasanja mahal. Suatu hal jang penting lagi ialah bahwa orang-orang Indonesia dididik berdisiplin. Dalam P.R.I.S. dan beberapa mantelorganisasi lainnja seperti Banteng Hitam dan Ahmadijah orang-orang muda dilatih dalam disiplin. Instruktor-instruktornja biasanja bekas anggota tentara jang dalam perang dunia kedua pernah di Austalia atau tempat-tempat lain. Menurut pendapat kami dalam hal ini dapat ditjapai hasil-hasil jang baik, seperti jang djuga kami alami. Akan tetapi, sebagai telah kami katakan diatas, organisasi ini tidak mempunjai nama jang baik. Huruf-huruf singkatannja dapat diartikan matjam-matjam. Mereka jang bersangkutan sendiri tidak sama dalam menjebutkan nama jang sebenarnja. Jang seorang mengartikannja Pagar Rakjat Indonesia Suriname, jang lainnja,,penuntun Rakjat Indonesia Suriname, lagi Padvinderij Rakjat Indonesia Suriname. Bagi orang-orang Indonesia lainnja nama P.R.I.S. merupakan sasaran edjekannja. Penghianat Republik Indonesia Sarekat, berkata jang satu, atau Penipuan Rakjat Indonesia Surinama, berkata jang lain. Anggota-anggotanja berpakaian seragam dan seluruhnja nampaknja sebagai suatu organisasi kepanduan dengan tjita-tjitanja jang luhur. Semangat disiplin ini akan besar artinja bagi orang-orang Indonesia. Tugas P.R. I.S. didjelaskan oleh Sibopo sebagai berikut : P.R.I.S. didirikan untuk melindungi anggota-anggota K.T.P.I. terhadap orang-orang luar. Bagaimana tugas ini harus didjalankan rupa-rupanja tidak begitu djelas bagi kebanjakan dari pengikut-pengikutnja. Karena giatnja dan fanatiknja beberapa diantaranja telah merupakan gangguan bagi orang-orang senegerinja. Achir-achir ini djuga dilakukan pekerdjaan-pekerdjaan dilapangan lain, jaitu dilapangan kemadjuan ekonomi. Ada umpamanja rantjangan untuk mengadakan tambangan antara Nieuw-Amsterdam dan Leonsberg, jang 255

259 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK akan diselenggarakan oleh orang-orang Indonesia dari distrik Commewijne, rantjangan ini tidak dapat dilaksanakan. Telah diusahakan pula untuk mendapatkan voovschot dari Volkscredietbank bagi petani-petani. Akan tetapi dalam hal ini Sibopo terlampau tinggi menilaikan K.T.P.I., karena permintaannja pindjaman sebesar S f dengan djaminan perkumpulan itu tidak dikabulkan. Dengan tidak disengadja dengan kegiatan K.T.P.I. Sibopo telah memberikan faedah kepada masjarakat Indonesia, hal mana akan kami bitjarakan nanti. Bagi penindjau jang objektif tentulah tidak perlu diterangkan lagi a wa am at aun akan ada reaksi terhadap perbuatan-perbuatan Sik ki?' e a9aimana sudah kita lihat pengaruhnja sebagian besar disel- ual 2 0? an a*annja berpidato dan keinginan orang-orang untuk embah ketanah asalnja. Dengan pidato-pidatonja jang bernjala-njala HiVIpV a^ a e ^insa an mereka bahwa kedudukan mereka di Suriname iana Ipbi^K \ j a di Indonesia akan mendapat penghidupan bahwa a rl31 V 3 ^u9a apat menimbulkan kepertjajaan pada mereka b a w! H, 7 k l *, an anja lik3n mcreka dari Suriname. K arena insjaf 13 ah jang berkuasa demikian, mereka mempunjai rlirin ia co 3 0 v,13 enierupai kepertjajaan. M ereka m enjerahkan kpn_ j H^enn --^ a - ^ i3 3 PimPinannJa dan berdjandji setia dan patuh nennh «_!* a ia a an mengadakan rapat, maka tempat berapat itu. r^sa ' ran9-orang berdjalan sampai djauh untuk mengundjungi -, data-g. ia diterima dengan pesta-pesta. dan orangorang memperlakukannia denaan hnrmat t^_ *.. v tentang sifat-sifatnja janq i s ^ m ^ T Ka,rena kepertjajaan jang teguh dikatakan olehnja, mengurbankan mereka Pertjaja akan semua jang dan mengerdjakan apa janq dinerint jan9 diminta dari merekaapa jang disebut Max W eber caa epada mereka- Ia mempunjai mempunjai charisma ini, selama itu Se ran9 pemimpin. Selam a ia sifat-sifat tadi hilang atau kepertiai^ P dipatuhi' Akan teta Pl se9 era sifatnja jang istimewa itu lenian T pen9lkut"pengikutnja aka" sifatdia. Hal ini kita lihat djuga p ad a^ k Eema" 9at rakiat akan melawan pengikut terpeladjar jang mulai tju rfq ^ ^ an hanj 3 - Semuanja berlaku perlahan-lahan akan mend,auhkan din da^ dia' dia makin lama makin kuat. S bono send 9olon9an Jan9 melawan pengikutnja bahwa mereka janq tidak k mengatakan kepada pengikutpatitem patnja didalam Dewan Memana 1! T ' sedikit iri-hati, akan tetapi ini ditudiukanl 7 P? t tempatnja duduk didalam Dewan jaitu ad^nlf A ran9 JTai\g t : a p telah menjebut dirinja pembela q o C a n T a V9" jang,.....goiongan jang paling rendah penqetahuannja dari orang-orang senegeri." Orang-orang Indonesia sendiri berpendapat lain (Lampiran I V ). 2 56

260 KEHIDUPAN POLITIK W aktu pemilihan umum untuk Dewan Perwakilan Rakjat dalam tahun 1949 ia dengan Sibopo ditjalonkan dalam distrik pemilihan Commewijne, dimana penduduknja sebagian besar terdiri dari orang-orang Indonesia. Kandidat-kandidat lainnja dari perkumpulan itu ditjalonkan didaerah daerah dimana tidak ada harapan sama sekali untuk dipilih. Didalam distrik pemilihan ini K.T.P.I. mendapat dua kursi. Oleh karena kesulitankesulitan hukum orang India tadi tidak dapat dibolehkan masuk Dewan. Maka perlulah diadakan pemilihan ulangan. Adpokat India ini oleh Sibopo ditjalonkan lagi, dengan mengesampingkan tjalon-tjalon bangsa Indonesia. Karena sementara itu kesulitan-kesulitan hukum sudah dihapuskan, maka ia sesudah dipilih dapat masuk Dewan sebagai wakil K.T.P.I. Terhadap hal inilah, dimana orang asing didahulukan daripada orang-orang Indonesia sendiri jang tjukup dan lebih baik, anggotaanggota jang keluar itu mengarahkan dendamnja. Djika memang ada kelihatan sesuatu perasaan iri hati pada pihak orang-orang jang terpeladjar, hal ini tidak dapat dikatakan dari petanipetani jang masih butahuruf, jang karena djemu menunggu kedatangan kapal mengikuti djedjak golongan pertama dan meninggalkan Sibopo. Perlawanan terhadap Sibopo dimulai dengan suatu surat terbuka dari seorang bekas anggota pengurus K.T.P.I., dalam surat mana ia menuduh Sibopo tentang pemakaian uang perkumpulan jang tidak beres (Lampiran X V ). Kemudian menjusul suatu pengaduan beberapa bekas, penganut dari distrik Saramacca pada Djaksa Agung terhadap Sibopo. Semendjak itu djumlah mereka jang tidak puas makin bertambah, dan meskipun tidak dapat dikatakan tentang adanja suatu exodus, akan tetapi tumpukan kartu anggota hidjau jang diperlihatkan kepada kami oleh mandor pe* kebunan gula M arienburg dan ja n g b era sa l da ri a n g g o ta -a n g g o ta K.. P.I. dalam distrik Commewijne jang menjokong keperkumpulan lain, adalah sangat menakdjubkan. P e m b a n t u - p e m b a n t u n j a j a n g terpentmg dan propagandis-propagandisnja jang terkemuka tea meningga an dia dan mendirikan suatu organisasi baru jaitu Perhimpunan Kemadjuan Rakjat Indonesia (P.K.R.I.). jang erat hubungannja dan bekerdja sama dengan P.B.I.S. dan jang djuga bertudjuan kemadjuan umum di Suriname.,, Perkumpulan-perkumpulan Indonesia lainnja di Surmame, Shahabatul Islam, Perkumpulan Islam Indonesia dan Margo Utomo, dapat djuga dianggap sebagai organisasi politik. Dua organisasi jang pertama mulamula semata-mata berdasarkan agama, jaitu memadjukan ibadat dikalangan anggota-anggotanja. Ketika timbul kesedaran politik dikalangan orang-orang Indonesia, dan didirikan perkumpulan-perkumpulan politilc, organisasi-organisasi Islam tadi djuga turut memasukkan pengembalian ke Indonesia dalam tudjuannja. Margo Utomo bertudjuan kemadjuan sosial dan ekonomis pada umumnja dari orang-orang Indonesia. Indonesia pada pantai lautan Atlantik

261 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN A TLAN TIK Dari apa jang telah kami katakan diatas djelaslah bahwa ada persaingan besar antara golongan-golongan. Pertentangan jang paling besar ialah antara anggota-anggota K.T.P.I. dan P.B.I.S., akan tetapi perhubungan dengan golongan-golongan lain djuga djelek. Ketika membitjarakan kehidupan agama telah kami singgung adanja ketcgangan antara berbagai-bagai golongan agama. Akan tetapi ketegangan-ketegangan ini bagi orang-orang diluar orang-orang Indonesia tidak kelihatan. Sebaliknja ketegangan-ketegangan antara golongan-golongan politik adalah lebih hebat dan djelas kelihatan oleh penduduk lainnja...mengapakah orang-orang Indonesia tidak dapat rukun dan bersatu memperdjuangkan kepentingan-kepentingan mereka bersaina? bertanja orang-orang. Apakah jang mendjadi sebab ketegangan ini dan bagaimanakah tjorak pertentangan-pertentangan itu? Sibopo sendiri tidak bermaksud sama sekali untuk mengembalikan orang-orang Indonesia. Djika mula-mula ia akan bermaksud mengusahakan kembalinja imigran-imigran ketanah air, mereka maka amat segeralah ia melepaskan niatnja itu. Ketika mendirikan K.T.P.I. pikiran itu tidak ada lagi padanja. Si adpokat bangsa India pernah mengatakan kepada kami, bahwa ia tidak bermaksud mengembalikan orang-orang Indonesia, karena katanja,..tidaklah sesuai dengan kepentingan saja sebagai orang Suriname, djika orang-orang Djawa meninggalkan Suriname. Oleh karena itu saja akan berusaha, agar mereka sesudah dua tahun (berachirnja waktu optie) tidak lagi memikirkan hal pulangnja ke Indonesia. W aktu mengundjungi delegasi R.I. pada K.M.B. di Den Haag, Sibopo hanja sambil lalu menjinggung-njinggung ppngembalian orang-orang Indonesia dengan orang-orang jang terkemuka. Didalam da tar keinginan dan perasaan-perasaan tidak puas, jang ia berikan kepada ketua delegasi, tidak ada lagi terdapat soal mengenai pengembalian orang-orang Indonesia di Suriname. Sebaliknja daftar itu ada memuat permintaan untuk membuka konsulat di Suriname. Kemudian K.T.P.I. dalam suatu resolusi telah minta kepada delegasi di Den Haag supaja Sibopo diakui sebagai wakil dari pemerintah Indonesia di Suriname (Lampiran X I). Bahwa ia telah memilih kewarganegaraan Belanda, adalah djuga suatu bukti. Djadi maksudnja jang sebenarnja harus diselubungi. Dengan mudah ia bisa mendapat penganut-penganut dikalangan orang-orang Indonesia jang tidak berpengetahuan itu, akan tetapi hal ini mengandung kemungkinan bahwa penganut-penganutnja dengan mudahnja djuga menjeberang kepihak lawannja. Oleh karena itu ia telah berusaha djuga untuk mendjauhkan mereka dari lawan-lawannja dan dari mereka jang ia anggap berbahaja bagi kedudukannja, dengan mengatakan bahwa ia berdjuang untuk keselamatan pengikut-pengikutnja, dan dengan memburukkan nama-nama orang lain. 258

262 KEHIDUPAN POLITIK Ia sering mempergunakan sentimen nasionalisme orang-orang Indonesia. Dengan tiada djemu-djemunja ia menundjukkan bahwa mereka adalah anak-anak Indonesia. Bahwa mereka adalah warga suatu negara jang besar lagi kaja, jang telah merebut kemerdekaannja dari orang Belanda. Symbool-symbool nasionalisme diperkenalkan. Pekik Merdeka, jang memberikan semangat kepada orang-orang Indonesia didalam revolusi, dimasukkan di Suriname dan tiap-tiap rapat atau pidato dibuka atau dimulai dengan salam merdeka. Lagu kebangsaan Indo - nesia Raya dimasukkan sebagai suatu milik nasional. Tua muda harus mempeladjarinja. Bendera Merah-Putih berkibar pada tiap pesta ditiang dimuka atau diatas gedung tempat perajaan. Gambar-gambar Presiden dan W akil Presiden terdapat ditiap-tiap rumah orang Indonesia. Oleh karena itu orang-orang Indonesia mempunjai harga diri sendiri, jang sering dinjatakan dengan perasaan jang berlebih-lebih terhadap symbool-symbool nasional tadi. Pada hari kedua, sesudah kedatangan kami, kami mengadakan pertemuan dengan suatu utusan dari K.T.P.I. jang diadakan dirumah kami. Kemudian datang pula seorang orang India. Orang-orang Indonesia berdiri semua dan menjambutnja dengan salam merdeka, sekalipun orang itu bukan orang Indonesia. Lagu Indonesia Raya umpamanja tiap kali dinjanjikan, djuga pada waktu-waktu, dimana tidak semestinja dinjanjikan lagu kebangsaan. Pada pesta-pesta chitanan atau perkawinan sering lagu itu dinjanjikan oleh anak-anak, malahan oleh orang-orang tua pula. Kami sering melihat bahwa Sibopo disambut dengan lagu Indonesia Raya waktu ia mengundjungi perkumpulan-perkumpulan. Bendera Merah putih oleh banjak orang Indonesia dianggap sebagai suatu hak istimewa dari K.T.P.I., dan oleh karena itu orang-orang Indonesia jang tidak mendjadi anggota perkumpulan itu dilarang memakai bendera itu. Destar dibuat dengan dua warna itu. W aktu pergi berbelandja dipakailah tas atau karung jang merah putih warnanja. Banjak pemilik toko jang mengambil keuntungan dari perasaan orang-orang Indonesia terhadap warna merah putih ini. Bermatjam-matjam benda dibuat dengan dua warna ini dan diberi tanda..k.t.p.i-. Gambar Ir. Sukarno diperbanjak dan sangat laku dikalangan orang-orang Indonesia (Lampiran X ). Dengan sentimen nasional Indonesia ini sebagai dasar banjak orang Indonesia lainnja diburukkan namanja. Lebih-lebih anggota-anggota P.B.I.S. jang banjak mendjadi sasarannja. Dikatakan bahwa,,orang Indonesia jang bukan anggota K.T.P.I., bukanlah orang Indonesia sedjati. Sibopo mengatakan kepada pengikut-pengikutnja, bahwa pemimpin-pemimpin P.B.I.S. hanja memikirkan kepentingan diri sendiri, dan gila pangkat, dan oleh karena itu mau tetap tinggal dinegeri itu untuk mendjadi warganegara Suriname. Djuga dikatakan bahwa mereka berusaha menghalang-halangi kembalinja orang-orang Indonesia ke Indonesia. 259

263 INDONESIA PADA PANTAI LAUTA N A T L A N TIK Djuga anggota-anggota P.K.R.I. dianggapnja sebagai musuh orangorang Indonesia. Dikatakan olehnja bahwa mereka keluar dari K.T.P.I. karena iri hati, dan djuga hendak menerima kew argan eg araan Belanda. Antara K.T.P.I. dan perkumpulan-perkumpulan agama tidak begitu terdapat pertentangan jang njata- Sebaliknja dengan M argo Utomo ada terdapat pertentangan, jang sering menimbulkan perkelahian. Ketegangan antara P.B.I.S. dan perkumpulan-perkumpulan agam a djuga tidak begitu berarti. Ketegangan-ketegangan sosial ini terbukti dari berbagai-bagai perbuatan jang akan kami bitjarakan nanti. Kami sebut sadja umpamanja adanja sindiran-sidiran tentang K.T.P.I. Jang paling terkenal ialah sindiran tentang pengembalian ke Indonesia. Dipelabuhan Surinam e ada sebuah kapal jang setengah tenggelam ditengah-tengah sungai Suriname. Kapal itu telah ditenggelamkan oleh orang-orang D jerm an pada permulaan perang dunia kedua, ketiga pembesar-pembesar kepolisian memerintahkan kepada anak kapal itu untuk meninggalkan kapalnja.,,ambillah ember untuk menimba kapal Goslar itu sampai kosong ; nanti kamu dapat berlajar dengan kapal itu ke Indonesia, kata orang kepada orang-orang jang ingin pulang ke Indonesia dan mengira bahwa betulbetul akan ada datang kapal-kapal jang akan mengangkut mereka. Ada banjak sindiran-sindiran sematjam ini jang menundjukkan adanja ketegangan sosial. Suatu tjontoh lagi : O ra kojo wong tuwo mulih djaman saiki, Sing di-impi-impi mulih nang djowo, Saben dino dolan njang kuto, Kadung kesal turu nang pasar inggi, Ngenteni Guslar tangi. T jontoh lainnja : Getuk ketelo, Sibopo wis teken londo, Getuk gelali, Sibopo manggvj W on g kuli. *) Dalam pada itu ketegangan-ketegangan ini sudah mentjapai puntjaknja waktu satu tahun jang lampau dan sekarang makin berkurang. Sen timen nasional jang berlebih-lebihan sudah tidak ada. Pedagang-pedagang dapat mengetahui hal ini umpamanja, karena barang-barang jang dibuat dengan warna merah-putih, jang dahulu sangat disukai orangorang Indonesia, sekarang tidak laku lagi. Djumlah sopir-sopir India jang memasang bendera merah-putih pada taxinja dengan tanda-tanda K.T.P.I. untuk menarik orang Indonesia, sekarang sudah sangat berkurang. Banjak petani-petani sudah mulai menanam lagi seperti biasa. B e berapa anggota P.K.R.I. menulis kepada kami :,,Kami belum dapat *) T jatatan ke 4 260

264 KEHIDUPAN POLITIK mentjeriterakan banjak-banjak tentang hasil-hasil pekerdjaan perkumpulan kami. Sekarang baru satu hal jang telah kami tjapai. Anggotaanggota P.K.R.I. jang dahulu mendjadi anggota K.T.P.I- dan jang dahulu memusuhi anggota-anggota P.B.I.S. dan perkumpulan-perkumpulan lainnja, sekarang merasa aman dan hidup lagi seperti perkumpulan biasa, tidak seperti waktu mereka masih mendjadi anggota K.T.P.I.. Ketjuali adanja sindiran-sindiran itu, adanja ketegangan-ketegangan itu ternjata pula dari beberapa perbuatan, jang telah menimbulkan kegelisahan dikalangan orang-orang Indonesia. Sudah kami sebut umpamanja kekerasan-kekerasan jang disebabkan oleh ketegangan-ketegangan itu. Seorang pemuka P.R.I.S., jang telah memukul bekas pengikut Sibopo sehingga tanggal giginja, didjatuhi hukuman 14 hari pendjara. Hal itu adalah untuk pertama kalinja jang kami dengar tentang hukuman jang didjatuhkan terhadap sesuatu perbuatan kekerasan akibat ketegangan politik. Akan tetapi djumlah penganiajaan atau antjaman, malahan pembunuhan adalah banjak sekali. Lebih-lebih didistrik Commev/ijne dan didistrik Saramacca banjak terdjadi kekerasan. Salah seorang pemimpin P.B I.S. malahan dinjatakan vogelvtij, oleh karena ia melawan Sibopo. Jang lebih merugikan daripada perbuatan-perbuatan kekerasan ialah adanja bermatjam-matjam tindakan boikot dilapangan ekonomi dan sosial, jang merusak penghidupan kemasjarakatan orang-orang Indonesia. Anggota-anggota K.T.P.I. dilarang datang pada pesta jang diadakan oleh bukan anggota K.T.P.I., dan sebaliknja mereka tidak boleh mengundang bukan anggota K.T.P.I. kalau mengadakan pesta. Kalau ada anggota K.T.P.I. meninggal, anggota-anggota perkumpulanperkumpulan lain dilarang turut pada upatjara pemakaman. Sebaliknja anggota-anggota K.T.P.I. tidak boleh mengundjungi pemakaman orangorang Indonesia dari perkumpulan-perkumpulan lain jang meninggal dunia. Ketika djenazah seorang bekas djurubahasa dibawa ketempa! pemakaman penduduk Suriname banjak jang turut. Akan tetapi diantara mereka jang mengikuti djenazah tidak ada seorangpun anggota K.T.P.I. Anggota-anggota K.T.P.I. hanja mau mengakui lurah jang mendjadi anggota perkumpulannja, dan tidak mau mengakui lurah-lurah jang diangkat oleh pemerintah. Mereka hanja mau kawin dimuka kaum jang mendjadi anggota perkumpulan K.T.P.I. Seorang kaum didistrik Commewijne menulis kepada kami bahwa penghasilannja sangat berkurang akibat sikap anggota-anggota K.T.P.I. ini. Pemberantasan penjakit-penjakit rakjat pada suatu ketika mendjumpai kesulitan, oleh karena anggota-anggota K.T.P.I. tidak mau diobati oleh pegawai-pegawai djawatan itu, jang semuanja bukan anggota K.T.P-I. Ketjuali memang pada dasarnja orang-orang Indonesia sudah takut terhadap apa sadja jang berhubungan dengan soal-soal kedok- 261

265 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK teran, hal itu makin dipersukar oleh propaganda pemimpin-pemimpin K.T.P.I. termasuk pokrol India tadi jang tidak dapat dipertanggungdjawabkan, jang menambah ketakutan orang-orang Indonesia. D ikalangan orang-orang Indonesia tersiar tjeritera-tjeritera tentang orangorang jang bertopeng jang berkeliling membawa rudji sepeda jang tadjam untuk melumpuhkan orang-orang Indonesia atau membuat mereka mendjadi buta (Lampiran X V ). Oleh karena itu pegawai-pegawai tadi sia-sia mengadakan perdjalanan keperkampungan-perkampungan, malahan ada kemungkinan mereka itu diserang oleh penduduk, dan disamping itu penduduk tidak dapat menerima obat tetes mata untuk trachoom dan obat-obatan untuk penjakit-penjakit lainnja seperti filaria dsb. Anggota K.T.P.I. tidak mau menjapa orang-orang Indonesia jang dahulu sahabatnja jang karib. Orang-orang sekampung dimusuhinja. Orangorang tua tidak mau mengakui anak-anaknja oleh karena mereka ini tidak mau mendjadi anggota perkumpulannja. Pertunangan-pertunangan terpaksa diputuskan, malahan pertjeraian sering pula terdjadi. Di Nieuw Nickerie kami diminta djurubahasa disitu untuk mendjadi pemisah dalam perselisihan antara seorang laki-laki dengan mertuanja laki-laki. Orang tadi sudah dua tahun kawin dengan isterinja dan mempunjai seorang anak. Mertua tadi, anggota K.T.P.I., sudah sering mengantjam menantunja, supaja bertjerai. Akan tetapi ia dan isterinja sama sekali tidak berniat untuk bertjerai. Karena antjam an-antjam an itu makin sering terdjadi, dan makin lama makin membahajakan, orang tadi mengadjukan halnja itu kepada komisaris distrik, jang memberitahukan hal itu kepada kami. Hal-hal sematjam itu sering terdjadi, lebih-lebih waktu orang-orang masih diliputi oleh semangat,,mulih ndjowo (kembali ke Djawa). Boikot ekonomi, jang dilakukan oleh anggota-anggota K.T.P.I. terhadap orang-orang Indonesia lainnja, djuga tidak kurang membahajakan. Toko-toko kepunjaan anggota-anggota P.B.I.S. atau perkumpulan-perkumpulan lainnja, tidak dikundjungi oleh anggota-anggota K.T.P.I. Oleh karena bagian terbesar penduduk perkampungan biasanja terdiri dari anggota-anggota K.T.P.I., sikap itu menjebabkan toko-toko itu tidak mempunjai pembeli. Banjak jang telah terpaksa menutup tokonja atau mendjualnja, kebanjakan kepada orang-orang Tionghoa. Lebihlebih pedagang-pedagang inilah jang beruntung karena aksi boikot itu. Orang-orang Indonesia melalui sadja toko-toko orang-orang Indonesia dan masuk toko-toko kepunjaan orang Tionghoa dan berbelandja disana. Oleh karena itu banjak orang Tionghoa dan India jang tjerdik dan menuliskan dimuka tokonja huruf-huruf,,k.t.p.i. Seorang pendjual sajur-sajuran dekat Marienburg terpaksa pindali kekota, oleh karena djualannja tidak laku lagi dikalangan penduduk. 262

266 KEHIDUPAN POLITIK Anggota-anggota K.T.P.I. tidak mau berbelandja pada bukan anggota, dan sebaliknja mereka djuga tidak mau mendjual kepada anggota-anggota perkumpulan-perkumpulan lain. Kami pernah mengalami sendiri hal jang demikian itu. Dekat rumah kami ada djembatan batu. Dibawah djembatan ini banjak orang-orang Indonesia mendjual arang atau ajam dalam perahu mereka. Seorang kenalan kami, pegawai pemerintah distrik dan anggota pengurus P.B.I.S., bertanja apakah ia dapat membeli beberapa karung arang. Djawabnja dapat, dan ia minta supaja arangnja diantarkan kerumahnja, dan disana akan diberikan uangnja. Ketika ia sampai diruniahnja tidak dilihatnja arang ; maka kembalilah ia minta keterangan. Pendjual arang mendjawab, bahwa ia dapat mendjual arangnja disitu djuga. Sebentar kemudian ada seorang Creool membeli arang sekarung dan karung itu malahan diantarkan sampai kerumahnja. Karena kami dikalangan anggota K.T.P.I. dikabarkan sebagai seorang jang datang di Suriname untuk menghalangi-halangi kembalinja orang Indonesia ke Indonesia, maka tiap kali hendak membeli ajam kami harus menjuruh orang lain. Lambat laun hal itu berubah djuga. Hal-hal ini adalah akibat semangat memberontak jang sudah lama hidup dikalangan orang-orang Indonesia. Dahulu hal itu mempunjai bentuk-bentuk perbuatan-perbuatan individueel berupa pembalasanpembalasan terhadap opseter-opseter atau mandor-mandor. Pemberontakan terhadap pemerintah belum ada, oleh karena djarak pemandangan orang Indonesia belum melebihi kelilingnja. Bagi para kontraktan diluar perkebunannja tidak ada dunia. Perasaan-perasaan tidak puas mereka hanja ditudjukan kepada mereka jang langsung ada diatasnja. Bahwa semangat memberontak ini tidak lebih kerap lagi meletus, adalah disebabkan adanja beberapa rem. Pertama-tama kami sebut sifat orangorang Djawa jang lemah lembut itu, sehingga mereka itu sering mendjadi kurban opseter-opseter perkebunan-perkebunan jang gampang memukul itu. Kemudian kepastian bahwa mereka akan dihukum berat djika mereka lari dari perkebunan atau membalas dendam. Selandjutnja kesedaran, bahwa mereka sama sekali tergantung daripada opseter-opseter dan direktur-direktur perkebunan, karena berlainan dengan orangorang India bagi mereka tiada instansi dimana mereka dapat mengadukan hal mereka dengan pengharapan akan mendapat keadilan atau perlindungan. Rem-rem ini sekarang boleh dikatakan tidak ada lagi. Pergaulan selama berpuluh-puluh tahun dengan orang-orang Creool banjak sudah menghilangkan sifat-sifat lunak daripada orang-orang Indonesia Suriname. Mereka adalah anggota suatu perkumpulan jang kuat dan mempunjai pemimpin jang berkuasa, jang dapat mengembalikan mereka ke Indonesia. Ia anggota Dewan Perwakilan dan dalam kedudukannja itu ia dapat berusaha memperbaiki nasib orang-orang Indonesia. Ketakutan 263

267 INDONESIA PADA PANTAI LA U TA N A T LA N TIK akan hukuman sekarang tidak sebesar dahulu, djuga karena sekarang mereka merasa lebih kuat oleh karena tahu bahwa m ereka dilindungi. Maka sesudah rem-rem tadi hilang, meletuslah sem angat memberontaknja ini dengan sekuat-kuatnja. D jika dahulu perasaannja tidak puas itu hanja ditudjukan kepada opseter-opseter dan m andor-m andor perkebunan, sekarang perasaan tidak puas itu tertudju kepada seluruh masjarakat sekelilingnja, jang mereka anggap sebagai musuhnja. M a sja rakat sekelilingnja itu terdiri atas pemerintah,,,lanti, orang-orang India, orang-orang Creool dan lebih-lebih orang-orang Belanda. Demikianlah umpamanja kami disebut,,segawon landi (andjing belanda) dan Sibopo berkata tentang penganiajaan oleh agen-agen polisi B elan da (Lampiran IX ). Djika pemimpin-pemimpin K.T.P.I. menundjukkan perasaan tidak puas itu terhadap m asjarakat kelilingnja tadi, tentu permusuhan pengikut-pengikutnja terhadap orang-orang senegerinja akan tertudju pula terhadap m asjarakat tadi. Akan tetapi oleh karena Sibopo untuk maksudnja lebih takut kepada orang-orang Indonesia, jang lebih banjak bergaul dengan orang-orang senegerinja daripada dengan orangorang diluar golongannja, maka orang-orang senegerinja sendiri itu jang mungkin dapat membahajakan kedudukannja, digam barkan olehnja kepada pengikut-pengikutnja sebagai musuh mereka jang sebenarnja. Dan oleh karena itulah reaksi-reaksi jang hebat itu, jang dilahirkan dalam matjam-matjam bentuk, terhadap keadaan m ereka jang tidak memuaskan itu, ditudjukan kepada orang-orang senegerinja sendiri. 4. APAKAH A R T I P E R K U M P U L A N -P E R K U M P U L A N P O L IT IK BA G I O R A N G -O R A N G IN D O N E S IA C H U S U S N JA DAN BA G I M A SJA R A K A T S U R IN A M E U M U M N JA? Keuntungan jang terbesar jang didapat orang-orang Indonesia dari kepartaian ialah, bahwa mereka mempunjai perasaan harga diri. M e reka mulai sedar bahwa dengan adanja partai-partai itu, mereka tidak lagi berdiri sendiri akan tetapi dapat mentjapai tudjuannja dengan usaha bersama. Oleh karena itu mereka sekarang merasa lebih kuat, dan sesuai dengan kekuatan mereka, lebih dihargai oleh golongan lainnja. Bagi pemerintah Suriname baiklah pembentukan partai-partai dikalangan orang-orang Indonesia mendjadi suatu tanda bahwa mereka sekarang bersama-sama mengadakan reaksi terhadap keadaan mereka jang tidak memuaskan. Mudah-mudahan hal ini menimbulkan keinsjafan pada Pemerintah, bahwa orang-orang Indonesia sedia mengurbankan penghidupan mereka di Suriname untuk memulai kembali hidup baru ditanah air mereka sendiri. W alaupun tidak disengadja, Sibopo, dengan segala sifat-sifatnja jang kurang baik itu, bagaimana djuga telah berdjasa kepada orang-orang Indonesia. M ereka jang dahulu terkenal sebagai suatu golongan jang 264

268 KEHIDUPAN POLITIK tidak berkemauan sekarang ternjata dapat menimbulkan reaksi bersama meskipun dibawah pimpinan seorang jang karena tiada berpengetahuan tjukup, sesungguhnja tidak sewadjarnja mendjadi pemimpin. Kekurangan pengetahuan inilah, ditambah lagi dengan tidak adanja perasaan tanggung djawab sosial, jang menjebabkan Sibopo orang jang berbahaja, oleh karena perbuatannja tidak didukung oleh suatu azas jang tetap. Sampai sekarang reaksinja semata-mata timbul karena maksud mentjapai keuntungan dan kekuasaan, dan oleh karena itu mau tidak mau ia terpaksa opportunistis. Tiadanja sifat-sifat pemimpin menjebabkan ia mudah mendjadi alat-alat orang-orang lain. Apakah ia akan berbahaja atau berguna bagi sesamanja adalah tergantung daripada pertanjaan, apakah ia dipengaruhi oleh orang-orang jang individualistis dan tidak bertanggung djawab, jang hanja memikirkan keuntungan sendiri, ataukah dipimpin oleh orang-orang jang tjukup mempunjai tanggung djawab sosial. Oleh karena itu akan kelirulah djika dalam usaha memadjukan orang-orang Indonesia tenaganja tidak dipergunakan. Untuk beberapa lamanja lagi ia masih akan tjukup mempunjai pengikut dikalangan orang-orang Indonesia. Charisma pemimpinnja masih tjukup kuat, dan ketjuali itu orang-orang Indonesia tidak akan segera mengakui kekeliruannja (kadong isin). Apakah ia akan dapat mempertahankan kedudukannja sebagai pemimpin adalah tergantung dari pertanjaan, apakah ia mau mengakui kepada orang-orang Indonesia bahwa ia mempunjai tudjuan lain daripada jang dikatakan kepada mereka, dan apakah ia mau bekerdja untuk kebaikan orang-orang Indonesia. Jang pasti ialah bahwa ia akan mendapat tentangan dari mereka, jang bertahun-tahun ia burukkan namanja dan jang menderlta kesusahan dari dia. Kedudukan politik orang-orang Indonesia di Suriname jang sekarang ini adalah sulit. Pemilihan umum jang didjalankan bertentangan dengan kemauan P.B.I.S., karena menurut pendapatnja belum sesuai dengan orang-orang Indonesia jang masih buta huruf itu, ternjata merugikan orang-orang Indonesia. Didalam sistim perseorangan jang sekarang berlaku ini orang-orang Indonesia ketinggalan daripada orang-orang Creool dan India jang pandai dan ekonomis lebih kuat, dan tjara pembagian kursi antara daerah-daerah pemilihan sudah tidak memungkinkan kepada orang-orang Indonesia untuk mempengaruhi djalan pemerintahan negeri. Daerah pemilihan Paramaribo, jang penduduknja sebagian terbesar terdiri dari orang-orang Creool, diberi sepuluh kursi, sedang daerah pemilihan lainnja diberi sebelas kursi untuk semuanja. Dalam suatu sistim evenredige vertegenw oordiging tentu orang Indonesia akan lebih besar pengaruhnja terhadap keb:djaksanaan pemerintahan. Demokrasi sosial, jang dimaksudkan dengan adanja pemilihan umum itu, dengan demikian diasingkan lagi. 265

269 BAB XVI P e m a n d a n g a n p e n u t u p T u g a s k a m i di Suriname ialah menetapkan kedudukan golongan penduduk bangsa Indonesia didalam masjarakat Suriname, untuk dapat menentukan tempatnja diwaktu jang akan datang. Untuk keperluan itu didalam bab-bab diatas telah kami bentangkan semua segi penghidupannja dan dimana mungkin kami terangkan, supaja kita mendapat gambaran jang lengkap tentang keadaannja. Dari bahan-bahan tadi dapatlah ditetapkan suatu beleid politik sosial untuk waktu jang akan datang. Walaupun tugas penjelidik ilmu pengetahuan sesudah melukiskan keadaan serta memberikan pendjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial sudah selesai, akan tetapi dari padanja masih diharapkan bahwa ia akan menundjukkan djalan untuk memperbaiki keadaan. Oleh karena ia telah mempeladjari soalnja sedalam-dalamnja, ia dianggap mempunjai pandangan jang terdjelas tentang soal-soalnja. Sebagai seorang dokter jang sesudah menetapkan diagnosenja memberikan obatnja jang hampi: pasti akan dapat menjembuhkan penjakitnja, demikian pula seorang penjelidik ilmu pengetahuan seharusnja memberikan saran-saran untuk menjembuhkan penjakit masjarakat. Berlainan dengan seorang dokter jang sebagai dokter memberikan obat-obatan, seorang penjakit ilmu pengetahuan sudah berhenti mendjadi seorang penjelidik ilmu pengetahuan pada saat ia mulai memberikan saran-saran. Dengan memberikan saran-saran itu ia mulai mempengaruhi objek penjelidikannja dan mulailah ia mengindjak lapangan practische politiek. Memberikan saran-saran untuk suatu kebidjaksanaan politik sosial terhadap orang-orang Indonesia di Suriname hanja akan berarti, djika sudah pasti bahwa mereka akan tetap tinggal dinegeri itu. Akan tetapi hal ini belumlah begitu pasti, seperti dianggap umum. Meskipun sesudah tahun 1939 tidak ada lagi imigrasi, pemerintah kolonial di Suriname dan pemerintah Hindia Belanda tidak ada lagi, akan tetapi keadaannja belumlah berubah, peraturan-peraturan imigrasi dan emigrasi tetap berlaku, selama setjara resmi antara masing-masing pengganti hukum pemerintah tersebut belum diadakan perdjandjian jang mengachiri keadaan itu. 266

270 PEMANDANGAN PENUTUP Orang-orang Indonesia tidak atas kemauan mereka sendiri datang di Suriname, akan tetapi dipindahkan dari Djawa kenegeri itu sebagai kuli kontrak, dengan perdjandjian bahwa sesudah selesai kontraknja mereka akan dikembalikan ketanah asal mereka. Mereka merasa bukan anak negeri itu dan mereka selalu berkeinginan untuk kembali ketanah asal mereka. Meskipun banjak diantara mereka jang karena sudah menerima S f 100, kehilangan haknja untuk kembali dengan tjuma-tjuma dan karena itu praktis menutup sendiri djalan mereka kembali ke Indonesia, akan tetapi harapan mereka bahwa achirnja keinginan mereka akan terkabul tetap hidup. Ketjuali itu mereka berpendapat bahwa mereka masih berhak untuk dikembalikan dengan tjuma-tjuma berdasarkan perdjandjian-perdjandjian jang katanja telah diadakan antara mereka dan pembesar-pembesar imigrasi. Mereka mengatakan pertama bahwa premi S f 100, itu didjandjikan oleh werek-werek sebagai bonus sesudah selesainja waktu kontrak. Selandjutnja mereka mengatakan bahwa waktu menerima premi itu mereka mengadakan perdjandjian, bahwa imigran-imigran itu mendapatkan haknja kembali untuk dikembalikan dengan tjumatjuma djika mereka membajar kembali S f 150,', djumlah mana waktu pengembalian jang terachir dengan kapal Tabian pada tahun 1947 telah dinaikkan mendjadi S f 450,.. Sampai dimana kebenaran pernjataan ini tidak dapat kami selidiki. Adanja permufakatan sematjam itu dibenarkan oleh semua orang-orang Indonesia, akan tetapi disangkal oleh pembesar-pembesar jang bersangkutan. Sementara itu orang-orang Indonesia telah mengadjukan soal ini kepada pemerintah Indonesia dengan perantaraan tuan Abikusno T jo - krosujoso, jang dalam bulan Oktober 1949 atas perintah delegasi Republik pada K.M.B. di Den Haag mengundjungi orang-orang Indonesia di Suriname, dan minta perantaraannja dalam penjelesaian soal ini. Selandjutnja pemerintah Indonesia sering menerima surat jang berisi permintaan agar orang-orang Indonesia di Suriname dikembalikan ketanah airnja. Tentang hal ini pemerintah Indonesia belum menentukan sikapnja. Bagaimana ia sebagai pengganti pemerintah Hindia Belanda akan menunaikan pertanggungan djawabnja terhadap imigran-imgran jang diambil dari Djaw a itu, adalah semata-mata haknja. Djika tentang maksud-maksud pemerintah Indonesia kami belum mempunjai kepastian, bagi kami sendiri kami dapat menentukan djalan mana jang sebaiknja ditempuh bagi kepentingan orang-orang Indonesia. Dengan tiada mendahului tindakan-tindakan jang akan diambil pemerintah Indonesia dalam masalah ini, menurut pendapat kami baik bagi orang-orang Indonesia maupun bagi Suriname dan Indonesia didalam keadaan jang sekarang ini berdasarkan alasan-alasan sosial-ekonomis penjelesaian jang sebaik-baiknja ialah djika orang-orang Indonesia te- 267

271 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tap tinggal di Suriname. Hal ini sudah kami njatakan pada permulaan lapuran ini. Akan tetapi pendirian ini tidak boleh diartikan bahwa keadaan jang sekarang ini dapat dibiarkan sadja. Seorang Menteri menjatakan kepada kami, bahwa pemer'ntah Suriname akan sangat menghargai, djika orang-orang Indonesia tetap tinggal dinegeri itu, akan tetapi hal itu tidak mau dipaksakan kepada mereka. Sebaliknja banjak orang Indonesia mengatakan, bahwa dalam keadaan jang sekarang ini mereka tidak suka tetap tinggal di Suriname dan mereka mengharapkan bantuan dari pemerintah Indonesia. Dan pemerintah Indonesia telah bersedia memperhatikan nasib imigran-imigran Indonesia di Suriname. Usaha pertama dalam hal ini ialah kundjungan tuan Abikusno Tjokrosujoso ke Suriname jang sudah kami sebut diatas, dan selandjutnja perhatian ini ternjata dari pada Konperensi Medja Bundar jang diadakan antara Nederland dan Indonesia pada tahun Akan tetapi perhatian itu hanja akan bermanfaat, djika orang-orang Indonesia menjatukan diri dibawah kekuasaan hukum R e publik Indonesia. Persetudjuan dasar tersebut diatas tentang pemisahan kewarganegaraan mengatakan dalam pasal 4 : 1. Terketjuali jang ditetapkan dalam ajat dua pasal ini semua kaula Belanda bukan bangsa Belanda jang sudah dewasa dan sebelum pengesahan kedaulatan termasuk golongan penduduk asli, mendapatkan kcwarganegaraan Indonesia, akan tetapi djika mereka lahir diluar Indonesia dan tinggal di Nederland atau tinggal diluar anggota-anggota Uni, mereka berhak memilih kewarganegaraan Belanda dalam tempoh jang ditetapkan. 2. Kaula Belanda jang tersebut pada permulaan ajat diatas, jang tinggal di Suriname atau Antillen B e la n d a : a. Mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, djika mereka lahir diluar daerah Keradjaan, akan tetapi dalam tempoh jang ditetapkan mereka berhak memilih kewarganegaraan Belanda, djika mereka menghendakinja. b. Tetap memiliki kewarganegaraannja Belanda, djika mereka lahir dalam daerah Keradjaan, akan tetapi dalam tempoh jang ditetapkan mereka berhak memilih kewarganegaraan Indonesia. Waktu optie ini dalam pasal 13 ditetapkan dua tahun lamanja. Djadi orang-orang Indonesia mempunjai dua kemungkinan. Dalam waktu ini mereka harus menjatakan, apakah mereka hendak memilih kewargancgaraan Belanda atau Indonesia. Pemilihan ini sesungguhnja lebih sulit dari pada jang diduga semula. Baik pembesar-pembesar Suriname maupun orang-orang Indonesia tidak pernah menganggapnja sebagai suatu masalah. Bagi golongan orang-orang bukan orang Indonesia didalam negeri itu, tidaklah ada perbedaan kewarganegaraan mana jang akan dipilih oleh orang Indo 268

272 PEMANDANGAN PENUTUP nesia. Kebanjakan orang menganggap sudah selajaknja djika orangorang Indonesia memilih kewarganegaraan Belanda, oleh karena djika tidak demikian mereka akan dianggap sebagai orang asing. Dalam hal ini satu-satunja kesulitan jang harus dipetjahkan ialah bagaimana dapat memenuhi sjarat hukum, oleh karena akan ternjata bahwa tidak ada orang-orang Indonesia jang dapat menundjukkan bukti tertulis bahwa ia dilahirkan di Indonesia. Tuan Sibopo sendiri dalam hal ini telah mendjumpai kesulitan waktu ia minta mendjadi warganegara Belanda. Bagi kebanjakan orang Indonesia soal kewarganegaraan ini djuga tidak merupakan suatu masalah. Menurut pendapat mereka sudahlah sewadjarnja bahwa mereka tetap atau mendjadi warganegara Indonesia, oleh karena,,kami orang Djawa dan tetap orang Djawa, dan sekali kami akan kembali ketanah-air. Alasan-alasan pendirian mereka ini ialah : 1. Orang-orang Indonesia datang di Suriname tidak dengan kemauannja sendiri dan sekarang mereka terlepas dari tanah airnja. 2. Mereka dipaksa bekerdja diperkebunan-perkebunan dengan sjaratsjarat jang menghinakan dan mereka merasa ditipu oleh werekwerek. 3. M ereka tidak dapat merasa senang ditengah-tengah orang-orang jang sikapnja bermusuhan terhadap mereka. 4. Pemerintah tidak memperhatikan nasib mereka.. 5. W alaupun sudah 60 tahun di Suriname kedudukan mereka tidaklah lebih baik dari pada ketika mereka baru datang. 6. Orang-orang Indonesia terpeladjar berpendapat bahwa mereka tidak dapat mengharapkan apa-apa dari Suriname. 7. Djika mereka mendjadi warganegara Suriname, mereka akan lebih dipersukar lagi kembalinja ke Indonesia. Menurut pendapat kami masih ada faktor lain jang mempunjai peranan penting dalam mereka menentukan sikap mereka itu. Perdjuangan kemerdekaan Indonesia telah menimbulkan kesedaran pada mereka, bahwa mereka adalah bagian dari suatu bangsa, tempat mereka dapat kembali. Perdjuangan itu telah menerbitkan perasaan bangga pada mereka, dan menolak kewarganegaraan Indonesia mereka anggap sebagai suatu pengchianatan. Seperti halnja dengan pemilihan kewarganegaraan Belanda bagi bukan orang Indonesia bukan hal jang sudah sewadjarnja, demikian pula pemilihan kewarganegaraan Indonesia bukanlah hal jang sudah semestinja. Pemilihan itu psychologis dapat dipahamkan akan tetapi d e ngan pertimbangan-pertimbangan perasaan sadja orang-orang Indonesia tidak dapat memelihara kepentingan-kepentingannja. Ketjuali beberapa orang sadja tidak ada seorangpun jang menjedari apa konsekwensi-konsekwensi dari pada penolakan atau penerimaan kewarganegaraan Indo 269

273 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK nesia. Meskipun di Suriname sendiri orang belum mempunjai gambaran jang tegas tentang akibat-akibat dari pada pembentukan kewarganegaraan Suriname, akan tetapi pernjataan-pernjataan seperti,,suriname untuk orang-orang Suriname atau siapa jang tidak menerima kewarganegaraan Suriname akan dianggap orang asing dari mulut orang-orang terkemuka, patut mendapat perhatian. Tuan Sibopo sendiri terpaksa menerima kewarganegaraan Belanda, oleh karena djika tidak demikian ia tidak dapat tetap tinggal dalam Dewan Perwakilan. Akan kami kemukakan disini untung ruginja kedua altern atief ini : I. Pemilihan kewarganegaraan Suriname bagi orang-orang Indonesia berarti bahwa mereka tetap memiliki hak-hak kewarganegaraan Suriname jang sampai sekarang mereka punjai. Pertama-tama mereka dengan mempergunakan hak pemilihan mereka dapat turut menentukan djalannja pemerintahan dan dengan demikian memperbaiki nasib mereka. Selandjutnja mereka dapat terus dalam semua djabatan negeri, jang mendjadi hak chusus warganegara. Mereka akan tetap berhak mendapat obat-obatan dan pemeliharaan tabib dengan tjuma-tjuma djika mereka sakit atau menerima pertolongan sosial lainnja. Sebagai warganegara mereka berhak turut melamar untuk mendapatkan izin membuka toko. Mereka akan tetap berhak memiliki tanah dengan pak temurun atau menjewanja, dan menerima pengadjaran dengan tjuma-tjuma. II. Disamping keuntungan-keuntungan ini kewarganegaraan Suriname bagi orang-orang Indonesia dalam keadaan jang sekarang ini djuga mempunjai aspek-aspek jang tidak menjenangkan. Melandjutkan keadaan jang sekarang ini berarti pula melandjutkan kedudukan sosial dan ekonomis jang sekarang ini. Dalam kedudukan mereka ini orangorang Indonesia akan tetap menduduki tempat jang rendah didalam masjarakat. Tempo mereka dapat mentjerdaskan diri dibandingkan dengan kemadjuan golongan-golongan lainnja adalah terlampau lambat untuk dapat mengedjar ketinggalannja. Hanja dengan mempertjepat tempo ini ia akan dapat menjamai lain-lainnja. Ketjuali itu hak-haknja jang dapat mereka nikmati sampai sekarang tidaklah berarti. Hak pemilihan umum umpamanja, suatu peraturan demokrasi jang sebaikbaiknja, bagi orang-orang Indonesia tidak begitu mendatangkan manfaat, oleh karena sistim perseorangan jang sekarang berlaku menguntungkan golongan orang-orang Creool jang intelektuil dan menurut djumlahnja lebih kuat- Hak untuk dapat diangkat dalam semua djabatan negeri sampai sekarang dalam prakteknja tidak begitu berarti, dan akan tetap tidak berarti selama orang-orang Indonesia intelektuil tidak dapat meningkat. Hak-hak lainnja tidak banjak dipergunakan, dan hanja kesempatan untuk mendapatkan tanah dan menerima pendidikan dengan tjuma-tjuma berarti suatu keuntungan. Sebagai warganegara Suriname orang-orang Indonesia menurut hu- 270

274 PEMANDANGAN PENUTUP kum negara tidak mempunjai ikatan lagi dengan Indonesia. Untuk masuk tanah air mereka akan mendjumpai beberapa formalitet jang merintangi mereka, ketjuali djika mereka dapat membuktikan, bahwa mereka disitu tidak akan mendjadi beban sosial bagi Pemerintah. Mereka akan tidak mempunjai hak lagi atas perlindungan Pemerintah Indonesia dan tidak bertanggung djawab, jang menguntungkan dirinja dari pada kebodohan orang-orang Indonesia. III. Keuntungan kewarganegaraan Indonesia adalah pertama-tama bersifat psychologis. Rasa harga diri jang ia miliki sekarang ialah karena ia sadar, bahwa ia adalah anggota suatu bangsa jang besar jang dapat menerima mereka. Dari kesedaran ini timbul suatu mentalitet, jang sangat berharga dan lebih sesuai dengan masjarakat Suriname. Didalam waktu jang akan datang orang-orang Indonesia akan dapat menarik keuntungan dari mentalitet ini. Selandjutnja ia mendapat perlindungan dari pemerintah Indonesia, jang sebagai tiap-tiap pemerintah biasanja dapat berbuat lebih banjak dari pada orang-orang partikulir. la sewaktu-waktu dapat pergi ke Indonesia, jang harus menerima dia berdasarkan kewarganegaraannja. IV. Ada dju ga keberatan-keberatannja untuk memilih kewarganegaraan Indonesia. Pertama bagi orang-orang Indonesia sendiri. Menurut kalangan-kalangan di Suriname mereka akan dianggap sebagai orang-orang asing. Ini berarti bahwa hak-hak mereka akan dibatasi. Meskipun mengenai hak-hak warga ini dalam pasal 9 dari Undangundang Belanda tentang A lgem ene Bepalingan van W etgeving diizinkan persamaan hukum antara warganegara dan orang-orang asing, akan tetapi ada kemungkinan-kemungkinan diadakan perketjualian. Beberapa pasal dari Kitab Undang-undang tentang Tuntutan W arga berisi beberapa perketjualian itu seperti umpamanja penolakan izin kepada orangorang asing jang miskin jang hendak beperkara dengan tjuma-tjuma, dan aturan jang menentukan bahwa orang asing jang bertindak sebagai penuntut, memberikan djaminan untuk biaja-biaja perkara, dan lainainnja. Sebagai orang asing Indonesia hanja sebagai perketjualian sadja dapat mendjabat djabatan-djabatan kehakiman, administrasi dan militer. Lebih dari pada jang sudah-sudah ia selalu akan didahului oleh golongan-golongan lain. Ia akan kehilangan haknja untuk memilih dan dipilih bagi Dewan Perwakilan Rakjat. Sampai dimana ia dapat terus dibolehkan mendjabat beberapa djabatan tertentu, masih harus kita tunggu keputusannja. LIndang-undang Belanda mempunjai beberapa peraturan, jang menetapkan bahwa beberapa djabatan tertentu hanja dapat dipangku oleh orang-orang asing dengan membajar sedjumlah uang tertentu, malahan ada jang dilarang sama sekali, sekurang-kurangnja diperlukan izin dari Menteri Perekonomian. Pemerintah Suriname umpamanja dapat menetapkan bahwa orang-orang asing dilarang melakukan sen- 277

275 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK diri pertanian ketjil atau bahwa madjikan-madjikan partikulir hanja boleh mempekerdjakan orang-orang asing setelah ada izin dari Pemerintah. Akan tetapi kami sendiri berpendapat bahwa kemungkinan Pemerintah Suriname akan mengambil tindakan demikian sangat ketjil, oleh karena hal ini berarti, bahwa orang-orang Indonesia akan kehilangan matapentjahariannja jang terpenting. Hal itu berarti bahwa mereka tiada bermata pentjaharian dinegeri itu dan harus meninggalkan negeri itu, hal mana akan merugikan Suriname sendiri. Walaupun kami berpendapat bahwa Pemerintah tidak akan berbuat demikian, akan tetapi ada baiknja untuk memperhitungkan segala kemungkinan. Kemungkinan lainnja ialah bahwa orang-orang Indonesia diambil haknja untuk menjekolahkan anak-anak mereka dengan tjuma-tjuma, jang berarti suatu kerugian jang besar. Bagi Pemerintah Suriname penerimaan kewarganegaraan Indonesia oleh orang-orang Indonesia berarti adanja berpuluh ribu orang asing dinegeri itu. Dalam keadaan djumlah penduduk jang sekarang ini hal itu berarti bahwa seperlima dari penduduk Suriname akan terdiri dari orang-orang asing. Hal ini dapat menimbulkan berbagai-bagai kesulitan hukum antara bangsa, dan soal-soal minoritet selamanja adalah merupakan. soal-soal jang sulit. Di Suriname ada aliran untuk dalam hal jang demikian membebaskan diri dari segala pertanggungan djawab. Djika ini berarti bahwa mereka selandjutnja tidak mau menperdulikan lagi nasib para imigran itu, maka tiada gunanja bagi mereka ini untuk tetap tinggal dinegeri itu. Disamping itu ada djuga aliran jang lebih menjedari kesulitan-kesulitannja dan oleh karena itu mempunjai pandangan jang sehat tentang kedudukan golongan penduduk bangsa In donesia. Kedudukan orang Indonesia di Suriname, walaupun ia akan memilih kewarganegaraan Indonesia, bagaimanapun akan tetap berlainan dari pada orang asing biasa. Karena ia tidak atas kemauannja datang di Suriname dan telah 60 tahun lamanja berdjasa kepada negeri itu, tentulah ia boleh mengharapkan perlakuan jang lain dari pada orang-orang asing lainnja. Bagi Pemerintah Indonesia penerimaan kewarganegaraan Indonesia oleh orang-orang Indonesia di Suriname berarti bahwa mereka telah menjerahkan nasibnja kepadanja, sehingga pemerintah itu bertanggung djawab terhadap rakjat Indonesia di Amerika Selatan. Karena menurut pendapat kami bagi Indonesia lebih baik djika orang-orang Indonesia sementara tinggal di Suriname dahulu, sebaiknjalah djika Pemerintah Indonesia dalam perdjandjian-perdjandjian bilateraal dengan Pemerintah Suriname mengatur kedudukan rakjatnja dinegeri itu. Sampai dimana hal itu dalam prakteknja dapat dilaksanakan belum dapat kita pastikan. Djustru karena ketidakpastian ini pada hemat kami adalah bidjaksana djika orang-orang Indonesia melihat pemilihan itu tidak sebagai suatu 272

276 PEMANDANGAN PENUTUP hal jang sudah dikodratkan. Mereka seharusnja mempertimbangkan soal itu sebaik-baiknja dan djangan dipengaruhi oleh pertimbanganpertimbangan perasaan sadja. Walaupun kami sendiri tidak berpendapat bahwa akan ada perubahan-perubahan penting dalam kedudukan orang-orang Indonesia, akan tetapi sebaiknjalah djika orang-orang dalam hal ini tetap waspada. Kesimpulan kami ialah, bahwa kami meskipun kami tidak mau mendahului putusan-putusan pembesar-pembesar jang bersangkutan, atas pertimbangan-pertimbangan sosial ekonomi berpendapat, bahwa orangorang Indonesia lebih baik tinggal di Suriname. Dalam hubungan hukum ketatanegaraan apa mereka itu dengan negeri itu, tidak kami persoalkan. Akan tetapi jang sangat perlu ialah bahwa kedudukannja diperbaiki benar-benar. Berdasarkan pendirian ini kami berpendapat bahwa sudah pada tempatnjalah djika kami mengadakan suatu pemandangan tentang suatu beleid sosial jang baik didjalankan. Dengan pemandangan kami tentang tempat-tempat orang-orang Indonesia didalam masjarakat Suriname jang tersebut diatas, maka sukarlah bagi kami untuk mengandjurkan tindakan-tindakan untuk memperbaiki kedudukan orang-orang Indonesia. oleh karena dalam keadaan jang sekarang ini kami agak sceptis tentang m anfaat saran-saran sematjam itu. Djika kami toh berbuat demikian, ialah karena hal itu termasuk djuga dalam tugas kami. Menurut pendapat kami bagi Suriname adanja golongan orang-orang Indonesia itu tidak merupakan suatu masalah sosial. Orang-orang Indonesia merupakan suatu. golongan jang paling tidak menjusahkan, baik ba9i pemerintah maupun bagi penduduk lainnja. Departemen Sosial um- Pamanja tidak banjak menerima permintaan orang-orang Indonesia Untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu. Djumlah orang- rang Indonesia jang dirawat dirumah sakit menurut perbandingan adalah sedikit. Sifat gotong-rojong menjebabkan imigran ini djarang minta bantuan sosial kepada instansi-instansi pemerintah. Keadaan kesehatannja boleh dikatakan baik. Kedjahatan dalam golongan ini adalah sedikit. W anita-w anitanja sangat disukai, orang-orang laki-lakinja ternjata merupakan tenaga buruh perkebunan jang baik sekali. Mereka adalah petani-petani jang radjin jang senantiasa membajar padjak tanahnja. M ereka terkenal tidak segera memberontak. Pendek kata, orang-orang Indonesia merupakan suatu golongan jang sangat disukai, jang lebih baik bertambah dari pada berkurang. A danja mereka dinegeri itu sama sekali tidak dirasakan sebagai suatu beban sosial, dan oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa Kedudukannja sosial dan ekonomis tidak dianggap merugikan masjarakat, dan sesuai dengan itu tidak pula dirantjangkan sesuatu tindakan untuk mengubahnja. Pada kebanjakan politisi di Suriname kami tidak Indonesia pada pantai lautan Atlantik 1& 273

277 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK melihat banjak perhatian terhadap kedudukan sosial orang-orang In donesia. Akan tetapi sedjak dua tahun ini orang ada mulai merasakan adanja imigran-imigran itu sebagai suatu masalah, jaitu sebagai masalah politik, dimana mereka oleh pendirian mereka merugikan kepentingaivkepentingan bersama. Jang kami maksudkan ialah ketidak sediaan bagian besar golongan ini untuk membantu dalam pemberantasan penjakit-penjakit rakjat seperti filaria dan trachoom. Ketidak sediaan ini sebagian disebabkan karena mereka tidak mempunjai kepertjajaan terhadap gunanja ilmu pengetahuan kedokteran modern, akan tetapi djuga, malahan lebihlebih, oleh karena ketjurigaan terhadap maksud-maksud jang sebenarnja dari pada usaha-usaha tadi. Kurangnja kepertjajaan ini disebabkan oleh propaganda palsu, jang dilakukan oleh beberapa orang dengan maksud mendjaga djangan sampai orang-orang Indonesia dipengaruhi oleh lawan-lawan politik. Adalah sangat menandakan suasana negeri itu, bahwa beberapa pembesar, diantaranja seorang anggota Dewan Pemerintah, segera setelah kami datang mengharapkan dari kami bahwa adanja kami dinegeri itu akan menenteramkan suasana dikalangan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu pulalah seorang dokter telah minta bantuan kepada kami untuk melenjapkan rasa tjuriga orang-orang Indonesia terhadap maksud-maksud baik dari pada pembanterasan penjakit filaria. Kesulitan-kesulitan politik ini djuga nampak dari berkurangnja anak-anak jang pergi kesekolah. Oleh karena sikap ini tidak dirasakan merugikan masjarakat seperti umpamanja penolakan pengobatan penjakit trachoom, maka tidak banjak permintaan perantaraan mengenai soal ini. Sedjauh dapat kami selidiki tidak banjak didjalankan usaha-usaha untuk menghindarkan kesulitan-kesulitan dalam pembanterasan penjakitpenjakit rakjat. Jang kami ketahui hanjalah penggantian djururawat T. di Kuwarasan oleh S., penggantian mana tidak mendatangkan perbaikan. Sesungguhnja kesulitan-kesulitan itu lenjap dengan sendirinja, dengan berkurangnja pengaruh pemimpin-pemimpin K.T.P.I. M ereka ini sekarang malahan dengan giat berusaha dan berpropaganda untuk pembanterasan penjakit-penjakit rakjat. Djuga keseganan untuk menjekolahkan anak-anak oleh karena disekolah mereka harus beladjar bahasa Belanda untuk sebagian besar sudah tidak ada ; maka masalah ini bagi Suriname tidak merupakan masalah lagi. Menurut pendapat kami tidak atau kurang diperhatikan orang, bahwa kesulitan-kesulitan politik sangat merugikan masjarakat Indonesia sendiri. Kami berpendapat demikian, oleh karena sama sekali tidak diambil tindakan-tindakan untuk mengurangi ketegangan. Selandjutnja hal itu ternjata karena banjak pembesar dengan tiba-tiba mendjadi enthousiast terhadap pemimpin-pemimpin K.T.P.I. jang telah mengubah haluannja dan sekarang mempropagandakan kerdjasama dengan Pemerintah. Bahwa disamping itu masih dila- 274

278 PEMANDANGAN PENUTUP kukan hasutan-hasutan dan antjaman-antjaman diutjapkan terhadap orang-orang Indonesia lainnja, jang menghidupkan terus kegelisahan, tidaklah mereka ketahui. Oleh karena itu seorang komisaris distrik berkata bahwa P.B.I.S., jang pemimpin-pemimpinnja tidak suka rame-rame akan tetapi selalu melakukan pekerdjaan-pekerdjaan konstruktif, ada^ lah suatu gerakan jang lemah. Bahwa orang lebih menghargai arti politik orang-orang Indonesia dari pada memperhatikan kedudukan sosialnja, djuga ternjata dari kegembiraan seorang pembesar tinggi di Suriname, ketika kedua anggota fraksi K.T.P.I. dalam Dewan Perwakilan turut memihak pada koalisi. Beliau itu, jang sebelum itu mentjela perbuatan-perbuatan Sib.opo, tiba-tiba berpendapat bahwa kerdja sama dengan P.B.I.S., jang ketuanja menjetudjui pembubaran Dewan Perwakilan, selandjutnja tidak mungkin, djika perkumpulan itu tidak mengubah pendiriannja. Kesulitan-kesulitan politik dengan orang-orang Indonesia ini tiap kali dapat timbul. Dengan keadaan psychologis dan tingkatan pengetahuan serta ekonomi mereka sekarang ini, kemungkinan itu selalu ada. Masalah jang sekarang timbul dikalangan orang-orang Indonesia dan minta penjelesaian jang segera, sebagian besar bersifat psychologis. Disebabkan keadaan-keadaan jang sudah kami sebut dalam Bab III imigran-imigran Indonesia tidak dapat menjajangi tanahnja. Generasi muda merasakan kedudukannja menghinakan dan memberontak terhadap keadaan itu. Mereka sama sekali tidak pertjaja akan objektivitet Pemerintah dalam sikapnja terhadap masing-masing golongan penduduk, dan oleh karena mereka dalam hal itu merasa tidak berdaja, perlawanan mereka itu mempunjai sifat mendjauhkan diri. Massa orang-orang Indonesia jang masih bodoh, karena kurangnja pengetahuan, tidak dapat lepas dari suasana penghidupan mereka dahulu. Mereka dalam pikiran serta perasaannja masih tetap di Indonesia. Kedua golongan itu mempunjai persamaan bahwa mereka memalingkan mukanja dari Suriname dan selalu memandang ketanah airnja. Pada sebagian hal ini hanja terbatas pada keinginan untuk mempertahankan ikatan kenegaraan, pada sebagian lainnja hal itu dinjatakan dalam keinginannja untuk kembali ke Indonesia. Oleh karena itulah maka desas-desus tentang pengembalian ke Indonesia selalu segera dipertjajai. Dalam propagandanja tentang pengembalian ke Indonesia itu para propagandis telah membangkitkan rasa tjuriga orang-orang Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda, jang mereka pertanggung djawabkan tentang kedudukan mereka jang tidak memuaskan dan terhadap semuanja jang dianggap serta merintangi tertjapainja tjita-tjita mereka. Rasa tjuriga itu oleh propagandis-propagandis itu ditudjukan kepada anggota-anggota golongannja sendiri, jang dianggapnja berba- 275

279 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK haja bagi kedudukan mereka dikalangan penganut-penganut mereka. Inilah jang menimbulkan kesulitan-kesulitan jang sekarang antara orang-orang Indonesia sendiri, jang djika terus-menerus demikian akan tetap mendatangkan kerugian kepada golongan itu, dan oleh karena itu harus dilenjapkan. Baru sesudah kegelisahan dikalangan orangorang Indonesia ini, jang djauh lebih besar dari pada jang dapat dilihat oleh orang-orang luaran, dilenjapkan, imigran-imigran itu akan lebih terbuka bagi tindakan-tindakan jang dimaksudkan untuk memperbaiki kedudukan mereka pada umumnja dinegeri itu. Pada hemat kami tidak seorangpun di Suriname, baik Pemerintah maupun pemimpin-pemimpin Indonesia, jang dapat menenteramkan suasana. Pemerintah tidak, oleh karena kurangnja kepertjajaan terhadapnja adalah demikian besarnja sehingga hanja dengan tindakan-tindakan jang bagi Suriname bersifat revolusioner dan oleh karena itu mungkin tidak dapat didjalankan, dapat didatangkan perubahan. M eskipun pada sebagian dari pada pemuda-pemuda terpeladjar kesetiaan mereka kepada kewarganegaraan Indonesia itu disebabkan karena perasaan malu terhadap orang-orang Indonesia lainnja untuk mengingkari asal usulnja, akan tetapi perasaan malu itu toh mendorong mereka untuk memilih pihak mereka jang bersikap apathis terhadap m asjarakat. Pada sebagian terbesar dari pada orang-orang Indonesia malahan terdapat rasa tjuriga terhadap pemerintah. Benar jang mendjadi kurban adalah orang-orang golongannja sendiri, akan tetapi rasa tjuriga itu sesungguhnja tertudju kepada semua jang dianggap merintangi tertjapainja tjita-tjita mereka, termasuk pemerintah. Djuga Sibopo tidak akan dapat menjelesaikannja. Kedudukannja jang kuat dikalangan orang-orang Indonesia djustru berdasar atas kepertjajaan bahwa ia mempunjai kuasa mengembalikan pengikut-pengikutnja ke Indonesia. Djika ia berusaha menginsafkan pengikut-pengikutnja akan ha 1 sebaliknja, pengaruhnja akan lenjap. Dengan hilangnja prestigenja hilang pulalah mata pentjahariannja. Banjak orang Indonesia malahan bermaksud untuk menghantam dia habis-habisan. Oleh karena itu ia berusaha sekeras-kerasnja untuk mempertahankan prestigennja, dan djika ia achirnja toh akan menerangkan kepada pengikut-pengikutnja, bahwa ia tidak kuasa lagi untuk mengembalikan mereka ke Indonesia, ia akan mentjari akal untuk membersihkan diri. Salah satu usaha untuk maksud itu ialah dengan djalan menghidupkan rasa tjuriga penganut-penganutnja terhadap saingan-saingannja. sehingga terus ada kegelisahan. Hal ini mungkin berhasil karena kebodohan massa orangorang Indonesia di Suriname dan jang lekas pertjaja itu. Pemimpin-pemimpin lainnja djuga tidak akan dapat mendatangkan perdamaian, oleh karena pengaruh mereka umumnja hanja sampai kalangan penganut-penganutnja sendiri. Masing-masing beranggapan 276

280 PEMANDANGAN PENUTUP bahwa dialah jang benar, dan persaingan jang timbul karena itu dan rasa tjuriga mentjurigai antara mereka menjebabkan bahwa dengan kekuatan sendiri tidak akan tertjapai perdamaian jang sangat diperlukan itu. Pertentangan-pertentangan jang ada adalah demikian hebatnja, sehingga hanja pihak ketiga jang dipertjajai dan mempunjai gezag dapat menghilangkannja. Pihak ketiga ini adalah Pemerintah Indonesia. Orang-orang Indonesia sendiri telah meletakkan nasibnja dalam tangan Pemerintah Indonesia. Selama orang-orang Indonesia masih hidup dalam alam pikiran bahwa mereka akan dikembalikan ke Indonesia dan disana diterima dengan tangan terbuka, selama itu hanja Pemerintah Indonesialah jang dapat mengubah pikirannja itu. Oleh karena itu Pemerintah Suriname seharusnja minta perantaraan Pemerintah Indonesia untuk menenteramkan suasana. Menurut pendengaran kami telah ada kontak antara pembesar-pembesar Suriname dengan Komisaris Agung Indonesia di Nederland. Pemerintah Indonesia dapat memberikan pengaruhnja dengan mengirimkan seorang utusan ke Suriname. Akan tetapi utusan itu harus tinggal beberapa lamanja dinegeri itu supaja ketenteraman itu tidak hilang lagi setelah ia pergi. Missie Abikusno Tjokrosujoso dengan djelas sekali membuktikan, bahwa kundjungan jang singkat tidak dapat memberikan hasil jang diharapkan. Karena beliau menerangkan, bahwa untuk sementara pengembalian orang-orang Indonesia di Suriname ke Indonesia adalah tidak mungkin, maka segera setelah beliau berangkat dari Paramaribo disiarkan kabar bahwa beliau disuap oleh orang-orang Belanda supaja menghalang-halangi kemba-» linja orang-orang Indonesia. Dengan adanja perwakilan tetap di Paramaribo itu, dapatlah Pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah-langkah jang ditudjukan untuk meredakan ketegangan-ketegangan jang ada antara bangsa Indonesia disitu sendiri. Akan tetapi suatu perwakilan Pemerintah Indonesia di Suriname berarti bahwa orangorang Indonesia, chususnja mereka jang memilih kewarganegaraan Indonesia, ditempatkan dibawah jurisdictie Pemerintah Indonesia, atau dengan perkataan lain, bahwa mereka itu adalah orang-orang asing. Karena sifat ikatannja dengan negeri itu, maka mereka, seperti sudah kami katakan diatas, bukanlah orang-orang asing biasa. Apakah mereka akan kehilangan hak-haknja jang dahulu? Tentulah tidak adil. Baga5~ mana sikap jang akan diambil terhadap orang-orang India, jang baru dalam generasi pertama di Suriname, djadi masih orang asing? Setahu kami bagi mereka tidak ditetapkan optie. Menurut pendapat kami soal kewarganegaraan bagi Suriname pada waktu ini belum mempunjai arti jang reeel, dan hanja merupakan suatu pernjataan sentimen nasional belaka. Bagaimana djuga orang-orang Indonesia tidak boleh dipaksa supaja menerima kewarganegaraan Suriname dengan antjaman pentja

281 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLA N TIK butan bermatjam-matjam haknja, karena hal jang demikian akan tidak dapat mereka terima. Hanja dengan procedure seperti jang kami usulkan tadi krisis kepertjajaan itu dapat diatasi dan diachiri masalah-masalah politik. Dari pihak Pemerintah Suriname harus diusahakan untuk mendapatkan kepertjajaan kembali dengan mengambil beberapa tindakan tertentu. Djika kepada orang-orang Indonesia diterangkan bahwa Pemerintah Indonesia tidak dapat menerima mereka, mereka akan lebih suka kepada Suriname, dan mungkin sekali mereka dalam waktu jang singkat mau mendjadi warganegara Suriname. Achirnja memang lebih mudah untuk mendjadi warganegara Suriname karena toh sudah ada dinegeri itu, dari pada dari situ mendjadi warganegara Indonesia. Generasi orang2 Indonesia jang butahuruf masih banjak djumlahnja di Suriname, akan tetapi tiap-tiap generasi berikutnja makin lama makin biasa dengan negeri itu. Kesulitan-kesulitan politik jang sekarang ini telah merusak penghidupan kemasjarakatan dan ternjata telah memperlambat kemadjuan. Banjak orang Indonesia jang karena itu telah menderita untuk selamalamanja. Keadaan ini tidak dapat diachiri dengan menangkap pemimpin-pemimpin dan mendjatuhkan hukuman pendjara. Kesulitan-kesulitannja harus dilenjapkan dari akar-akarnja, dan ini terletak dalam keadaan jang tidak memuaskan dari orang-orang Indonesia. D jika Suriname hendak mempertahankan orang-orang Indonesia dan mendapatkan manfaat jang sebesar-besarnja dari pada mereka, maka pemerintah harus lebih memperhatikan kesulitan-kesulitan mereka dilapangan sosial dan ekonomis. Walaupun demikian sesungguhnja keadaan ekonomis mereka setjara mutlak tidaklah djelek. Meskipun mereka itu bukan hartawan, dan mereka tidak mempunjai rumah-rumah jang besar lagi indah, atau mobilmobil jang mengkilap, mereka djuga tidak dapat hidup mewah seperti banjak orang-orang India dan Creool, akan tetapi kami toh berpendapat bahwa mereka dipandang dari sudut ekonomis tidaklah perlu mempunjai alasan untuk mengeluh.,,saja tidak kekurangan disini, akan tetapi saja tidak dapat merasa senang dinegeri ini. Utjapan seorang tani ini memberikan gambaran jang tepat sekali tentang keadaan. Ketidakpuasan orang-orang Indonesia menurut pendapat kami sesungguhnja tidak disebabkan oleh keadaan ekonomis mereka, walaupun banjak orang menjangka demikian, akan tetapi oleh faktor-faktor lain. Pertama-tama kenjataan bahwa keadaan ekonomis mereka dibandingkan dengan golongan lainnja sangat djelek. Perbedaan antara sikaja dan simiskin, jang tidak dapat dihindarkan didalam suatu negara jang sistim pemerintahannja ekonomis liberalistis, sudah merupakan suatu sumber ketegangan sosial, apa lagi djika batas-batas perbedaan itu melalui garisgaris perbedaan suku bangsa, maka ketegangan itu akan memuntjak. 278

282 PEMANDANGAN PENUTUP Akan tetapi, lebih daripada perbedaan jang menjolok mata itu, jang mendjadi sumber perasaan tidak puas ialah kenjataan bahwa mereka selalu mendapatkan perhatian sedikit sekali dari pemerintah kolonial. Bahwa orang-orang Indonesia telah mentjapai tingkatannja jang sekarang ini, adalah seluruhnja karena usahanja sendiri. Oleh karena itu bukanlah soal apakah orang-orang Indonesia dinegeri itu mempunjai penghidupan jang baik jang menentukan politieke gezin dheid mereka, melainkan soal apakah jang sudah diusahakan pemerintah bagi mereka. Kurangnja perhatian dari pihak pemerintah inilah jang mendjadi sebab utama dari perasaan tidak puas. W alaupun demikian hal itu sendiri sesungguhnja tidak usah menjebabkan keinginan jang kuat sekali untuk kembali ketanah air, djika tidak ditimbulkan pikiran pada orang-orang Indonesia oleh propaganda jang tidak bertanggung djawab, bahwa di Indonesia mereka akan hidup lebih makmur dan bahwa mereka disana akan diterima dengan gembira. Djika keadaan ekonomis orang-orang Indonesia tidak mengetjewakan, keadaan sosialnja adalah sungguh djelek. Dalam penghidupan politik negeri mereka tidak mempunjai peranan jang berarti, dalam pergaulan sehari-hari mereka tidak dianggap sama oleh golongan-golongan lainnja, kesempatan untuk diangkat dalam djabatan-djabatan tertentu dalam prakteknja ketjil sekali, dsb. Jang menjakitkan hati dalam perhubungan sosial adalah perbedaan suku bangsa. Kenjataan bahwa mereka sebagai anggota-anggota suatu bangsa jang asing bagi Suriname diambil dari negerinja dan ditempatnja jang baru itu menduduki tempat jang paling rendah didalam masjarakat diantara golongan-golongan bangsa lainnja, dirasainja sebagai suatu hal jang menghinakan. Perasaan inilah jang menjebabkan mereka selalu ingin tetap mendjadi bagian dari pada bangsanja sendiri. Masalah jang kita hadapi mengenai penduduk bangsa Indonesia ini adalah pertama-tama suatu soal sosial paedagogis. Keadaan sosial dan ekonomis jang tidak memuaskan adalah pertama-tama disebabkan karena kurangnja pengetahuan umum. Karena kurangnja ilmu pengetahuan ini orang-orang Indonesia sebagian besar masih hidup dalam suasana desanja jang dahulu. Ia masih sangat menghargai tradisi, jang umumnja merupakan rintangan bagi perkembangan ekonomi jang sehat. Tradisi agraris mereka umumnja masih sangat kuatnja, sehingga mereka sukar untuk berpindah kelapangan perdagangan. Mereka baru sadja intensif mengenai pemakaian uang, dan oleh karena itu mereka masih kekurangan z akelijk inzicht untuk suatu ekonomi jang bertudjuan keuntungan. Oleh karena itu mereka tidak kapitaalkrachtig berlainan dengan umpamanja pedagang-pedagang perantara bangsa India, jang ada mempunjai modal, dan lebih tahu seluk-beluknja harga, jang menjebabkan orang-orang Indonesia sering tidak dapat melawannja. Ku- 279

283 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK rangnja pengetahuan ini menjebabkan orang-orang Indonesia tetap passif terhadap pengaruh kelilingnja jang berpendidikan Barat, tempat mereka bergaul. Oleh karena itu mereka tidak berusaha dengan sedar untuk perbaikan nasibnja, akan tetapi mentjari kompensasi bagi keadaannja jang tidak memuaskan itu dengan hendak kembali ketanah airnja. Kebanjakan pedagangnja kekurangan semangat dagang dan kekurangan pengetahuan tentang teknik perdagangan untuk mendapat hasil. Djuga kurangnja pengetahuan tentang memegang buku sering mendjadi rintangan bagi kemadjuan perusahaannja. Kelemahan ekonomis inilah diantaranja jang menentukan kedudukan sosial orang-orang Indonesia, akan tetapi faktor jang terpenting ialah kurangnja ilmu pengetahuan. Karena kekurangan ini mereka politik tidak berdaja, dan karena mudah dipengaruhi, mudah pula diperalatkan orang-orang lain. Golongan-golongan lainnja tidak menganggap mereka sebagai sesamanja dan mereka tidak dapat masuk lingkunganlingkungan tertentu. Oleh sebab itu untuk memperbaiki keadaan umumnja orang-orang Indonesia, deradjat pengetahuannja harus dipertinggi. Kegiatan dilapangan ekonomi harus dengan sedar dibangkitkan dan perhatian mereka terhadap penghidupan kulturil dinegeri itu harus dihidupkan. Hal ini dapat ditjapai dengan djalan : a. Memberikan pendidikan dan pengadjaran kepada anak-anaknja. Sudah barang tentu hasilnja baru dapat dilihat sesudah waktu jang lama. Sebagai sudah kami katakan, kundjungan anak-anak Indonesia kesekolah adalah memuaskan, dan makin lama orang-orang tua makin insjaf bahwa pengadjaran adalah sjarat mutlak untuk dapat mempertahankan diri didalam masjarakat. b. Memberantas butahuruf dikalangan orang-orang tua dan pemudapemuda jang sudah landjut umurnja jang masih butahuruf. Didalam bab tentang pengadjaran sudah kami katakan, bahwa dikalangan bagian terbesar orang-orang Indonesia dirasakan keperluan akan pengadjaran dan usaha-usaha apa jang telah didjalankan oleh berbagai-bagai organisasi. Pekerdjaan ini, jang dilakukan atas inisiatip sendiri dan dengan tiada bantuan, lajak dibantu oleh Pemerintah sepenuhnja. Jang pertamatama dan jang paling sedikit dapat diusahakan dalam hal ini ialah memberi alat-alat peladjaran seperti buku-buku dan alat-tulis menulis. D a lam menentukan matjam buku-buku apa jang dapat diberikan kepada orang-orang Indonesia, haruslah diperhatikan dua soal : 1. Apakah jang dapat memenuhi perhatiannja. 2. Apakah jang bermanfaat baginja. Perhatian orang-orang Indonesia sangat berbeda-beda. Golongan jang satu menghendaki buku-buku tjerita tentang kepahlawanan orang-orang zaman dahulu kala atau tjerita-tjerita Djawa dalam bahasa D jaw a. Go- 230

284 PEMANDANGAN PENUTUP longan jang lain minta buku-buku dengan huruf Djawa dan lainnja lagi menginginkan buku-buku dengan huruf Arab. Akan tetapi ada djuga jang menarik perhatian semua golongan jaitu bahasa Indonesia, jang ingin sekali mereka peladjari dan untuk kemadjuan di Indonesia. Banjak orang djuga menjesalkan bahwa mereka tidak tahu bahasa Belanda. Menurut pendapat kami sebaiknjalah djika diberikan buku-buku dalam bahasa Belanda dan Indonesia. Pengetahuan bahasa Belanda tidak sadja berfaedah, akan tetapi merupakan suatu keharusan didalam masjarakat Suriname. Bahasa Indonesia diperlukan oleh karena bahasa ini membangkitkan perhatian bagi batjaan. Berhubung dengan kebutuhan akan pengetahuan umum, maka buku-buku peladjaran jang praktis tentang ekonomi, pertanian, pengetahuan dagang, ilmu bumi dan bahasa Indonesia akan sangat besar faedahnja. Disamping itu kami andjurkan buku-buku jang populer tentang penghidupan bangsa-bangsa lain. Madjalah-madjalah bergambar tentang keadaan di Indonesia djuga akan berguna sekali. Kami sendiri telah mengalami betapa besarnja perhatian orang-orang terhadap lektur sematjam ini. Harus diusahakan djumlah jang tjukup supaja dapat disebar kepusat-pusat kediaman orangorang Indonesia jang terpenting. Rumah anggota pengurus tjabang ditempat-tempat tersebut dapat didjadikan taman batjaan, dimana orang-orang Indonesia pada waktu-waktu jang tertentu dapat melihatlihat madjallah-madjallah tersebut. Ini adalah suatu bentuk hiburan, jang lambat laun tidak sadja dapat membangkitkan kesukaan memba tja, akan tetapi jang dapat djuga menghilangkan hiburan-hiburan jang berbentuk ekonomis seperti berdjudi dan tajub. Perhatian adalah sjarat utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan jang berguna. c. Memberikan penerangan jang baik diberbagai-bagai lapangan Pertama-tama dalam lapangan ekonomi. Pemimpin-pemimpin Indonesia sendiri mempropagandakan idee koperasi, baik didalam perdagangan maupun dilapangan pertanian dan pemberian kredit. Selandjutnja penerangan tentang pertanian harus diperbaiki. Orang-orang Indonesia menggangap penerangan jang sekarang ini djauh dari pada memuaskan. Oleh karena itu sukar bagi mereka untuk mempertinggi produksinja. Umpamanja kepada orang-orang Indonesia harus diandjurkan supaja tidak sadja menanam bahan makanan, akan tetapi djuga bahan-bahan untuk perdagangan. Sebelum perang petani-petani Indonesia di Lelydorp diantaranja ada jang menanam tembakau. Dalam mentjerdaskan generasi muda harus diterbitkan perhatian terhadap pertanian. M ereka itu biasanja lalu tjenderung untuk menganggap pekerdjaan tani itu sebagai suatu pekerdjaan jang hina seperti halnja dengan orang-orang Creool dan mentjari pekerdjaan dilapangan intelektuil sadja. Hari kemudian orang-orang Indonesia di Suriname terutama terletak dilapangan pertanian dan selandjutnja dilapangan perdagangan. 281

285 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK tidak didalam djabatan-djabatan intelektuil. Oleh karena itu mereka harus dididik menjukai pertanian. Untuk mentjapai tudjuan ini harus diusahakan agar penghidupan didaerah pedalaman dapat menarik. Banjak dapat ditjapai dengan stelsel irigasi dan pembuangan air jang baik. Selandjutnja harus diusahakan agar djalan-djalan diperbaiki sehingga dimusim hudjan kesulitan-kesulitan perhubungan tidak didjumpai lagi. Djuga penerangan dilapangan kebudajaan harus diperhatikan. Kekurangan pengetahuan tentang adat-istiadat bermatjam-matjam golongan adalah sumber timbulnja purbasangka, jang merusak perhubungan jang baik antara golongan-golongan. Pengetahuan-pengetahuan tentang hal itu dapat menimbulkan pengertian. Sebuah cuuserie tentang beberapa kebiasaan orang-orang Indonesia jang kami adakan di M u ngo, telah menjebabkan seorang Inspektur Pengadjaran Umum berkata, bahwa dalam waktu seperempat djam sadja orang dapat beladjar banjak jang berguna bagi masjarakat. Sebelum itu belum pernah diadakan penerangan tentang orang-orang Indonesia. Sebagian dari pada waktu siaran V.I.P. *) hendaknja diberikan kepada orang-orang Indonesia, seperti djuga halnja dengan siaran bagi orang-orang India, untuk memberikan kesempatan mengadakan penerangan tentang dan kepada orang-orang Indonesia tentang soal-soal aktuil. Pada umumnja orang-orang Indonesia seharusnja disuruh serta didalam penghidupan kulturil negeri itu. Untuk permulaan kami andjurkan untuk mengangkat seorang Indonesia dalam pengurus C. C. S. **), seperti dulu pernah terdjadi dengan seorang India. Seniman-seniman jang didatangkan dari negeri Belanda ke Suriname tidak sampai kepada orang-orang Indonesia ; mereka itu semata-mata diperuntukkan golongan-golongan jang kaja dan terpeladjar. Seorang sutradara sandiwara, jang datang di Suriname untuk menjelidiki kemungkinan-kemungkinan sandiwara dikalangan rakjat, sepandjang pengetahuan kami tidak memperhatikan golongan orang-orang Indonesia, walaupun mula-mula ia ada menaruh perhatian. Bagi orang-orang Indonesia dapat umpamanja dikirim serombongan ketjil seniman-seniman Indonesia ke Suriname, saran mana djuga telah diberikan oleh ketua C.C.S. di Paramaribo. Dalam hubungan ini dapat diadjukan pertanjaan, kebudajaan mana jang harus dibawa ke Suriname, kebudajaan Indonesia atau Barat. W alaupun achirnja kebudajaan Barat harus djuga mendjadi milik orang-orang Indonesia, pada hemat kami tidaklah bidja^sana untuk memaksakannja kepada mereka. Bagi kebudajaan Barat ini sementara orang-orang sedikit atau tidak akan menaruh perhatian. Pada waktu sekarang ini untuk sementara harus didahulukan prinsip masing-masing kepunjaannja sendiri. Dan *) Voorlichting Informatie Propaganda **) Cultured Centrum Suriname 282

286 PEMANDANGAN PENUTUP jang masih harus diutamakan ialah menghilangkan perasaan dianaktirikan dari golongan ini. d. Memberikan kesempatan kepada pemuda-pemuda Indonesia untuk dididik diluar negeri dalam sesuatu vak, supaja mereka dapat menunaikan kew adjibannja terhadap orang-orang senegerinja. Orang-orang Indonesia kekurangan pemimpin-pemimpin jang pandai. Mereka jang sekarang ada memang ada tjukup mempunjai perasaan tanggung djawab sosial dan keradjinan jang patut dipudji, akan tetapi mereka tidak mempunjai pengetahuan umum dan tehnis jang diperlukan. Pengiriman beberapa pemuda dengan beasiswa keluar negeri untuk beladjar tidak sadja akan mempunjai pengaruh politik jang baik pada seluruh golongan, akan tetapi membuka kesempatan untuk mendapatkan pengalaman jang diperlukan bagi pekerdjaan mendidik. Tindakan-tindakan ini tentu akan turut membantu segera terdjadinja differentatie diantara orangorang Indonesia, sehingga ikatan diantara mereka akan terputus, dan seluruh golongan itu terbuka bagi pengaruh kebudajaan Barat jang akan mempertjepat assim ilatie. Lihat dalam hubungan ini hal Akan tetapi orang-orang Indonesia sendiri harus turut membantu mentjapai tingkatan sosial dan ekonomis jang lebih tinggi. Mereka tidak boleh berpikir bahwa kemadjuannja di Suriname tidak dimungkinkan oleh kelilingnja. Pikiran demikian akan menjebabkan mereka lekas tidak puas dan tidak mau memperdulikan kedjadian-kedjadian dinegeri itu. Orang kurang sedar, bahwa tidak boleh diharapkan jang orang lain akan memperdjoangkan kepentingan-kepentingannja, melainkan bahwa ia sendirilah jang harus merebut kedudukannja didalam masjarakat. Pada orang-orang Indonesia jang terpeladjar masih sedikit sekali kesedaran, bahwa berhenti beladjar berarti kemunduran, dan bahwa beladjar sendiri djuga ada m anfaatnja. M ereka harus melepaskan perasaan sudah puas ini dan tidak terus menerus membanggakan kemegahan jang lampau, oleh karena achirnja penghargaan seseorang ditentukan oleh tempatnja didalam m asjarakat pada waktu ini, dan tidak menurut tempat jang dahulu pernah didudukinja. Dalam hubungan ini kami hendak mengutip lagi utjapan Prof. Wertheim dalam pidato penerimaan djabatannja : Barang siapa dalam kesulitan psychologis, sering mendapat pertolongan dalam psyho-analyse. Pengertian jang lebih baik tentang diri sendiri dan tempatnja didalam masjarakat sering mendatangkan perasaan lega. Boleh djadi hal jang demikian itu dapat terdjadi pula dengan psycho-analyse suatu golongan. Harga dari pada suatu penjelidikan historis dan sosiologis untuk bagian terbesar terletak didalam daja pembersihannja. Pembebasan dari kungkungan lama dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan untuk mendirikan suatu hari kemudian jang baru." 283

287

288 GAMBAR-GAMBAR

289 778 ifcndoor. No. U.V>JNt N. A LG K V? ^ K N D D E L ISC H F.M IG R A T IE K A N T O O R. SU R IN A M F-B M IG R A.T 1R. <5r r-'roorr.- NV, t- 3chapj>ij >,R01T^^PAM GI IK frt/>t4->'. ho-r^nd or* *ti.tandjong P RiO K via bet SU E Z -K A N A A I. n u r PARAM ARIBO tc\crcr«vken oottrceks 0 \..... S w Ct l-'-i ID E N T IF IC A TVE - K A M it, vet«rekt voor <ier. Emigrant genaarod, - V&niSQ.feri afkomstjg uit dc de*a~. S ju ^ O a r.. afdeeling resident!* UNKERDUiM AFDRUK. _^ 'Tc ioex^ :?^Q «r^t Dalam keadaan demikianlah para imigran Indonesia dahulu datang di Suriname. 286

290 Rumah seorang petani Indonesia dipcrkampungan Laarwijck. Hal. 114 dsb. Rumah seorang bekas buruh kontrak Indonesia di Moengo. Hal. 114 dsb. 287

291 Rumah dari lurah Tidjan didistrik M oengo. H al. 114 dsb. Rumah-rumah untuk para buruh perkebunan pada salah satu perkebunan kopi di Commewijne. H al

292 Sebarisan rumah untuk para buruh Indonesia pada perusahaan bauxiet di Moengo. Hal. 117 Sebelah kanan terlihat sebaris rumah-rumah buruh Indonesia pada perusahaan bauxiet di Moengo. Hal

293 Buruh-buruh Indonesia pada pertambangan bauxiet di M oeiujo. H al

294 O rang2 Indonesia sangat dihargai sebagai buruh pertambangan bauxiet. _ Hal 133 Roeslan Karsoprawiro dan keluarganja. Ia ini adalah satu-nja orang Indonesia jang berkedudukan opseter pada sesuatu distrik. Hal. 130

295 W anita-w anita Indones:a sedang hcristirahat setclah bekerdja scgenan hari pada salah satu perkebunan didistrik Commewijne. Hal. 132 Serombongan buruh pertambangan bauxiet di Paranam. Rumah dibelakang adalah hasil usaha mereka sendiri. H al

296 Serombongan petani dari distrik Commewijne. H al. 132 Seorang petani Indonesia beserta isteri dan anaknja di Commewijne. H al

297 H i Membabat alang-alang sebagai persiapan untuk menanam padi. Penanam an ini tidak begitu memerlukan persiapan-persiapan jang banjak. H al. 136 Pemindahan bibit kesawah jang diairi dengan air sungai. H al

298 Barang-barang prabot rumah sematjam terlihat pada gambar ini didjualkan oleh orang Indonesia untuk si pengusaha. H al. 141 Sambil belandja orang-orang Indonesia mempergunakan bahasa taki-taki atau Inggeris-N egro. H al

299 296

300 Seorang saudagar Indonesia beserta isteri di P aramaribo. Hal. 141 Pem angkas'2 rarabut Indonesia sedang melakukan pekerdjaan mereka. H al. 141

301 Sebuah restoran fang dimiliki oleh seorang Indonesia, terletak dipusat kota Paramaribo. Hal. H I Toko dari pedagang Ridoewan seorang hartawan di Moengo. 1 lal < 298

302 Disebelah kiri dibawah djembatan terlihat beberapa orang Indonesia mcmpcrdagangkan arang mereka. Hal. H 2 Seorang Indonesia sedang memperdagangkan arangnja. Hal. H2 299

303 Rumah2 buruh pada perusahaan bauxiet Biliton M aatschappij di Paranam. Rumah2 tersebut didirikan dengan beaja dan tenaga sendiri. H al. 133 dsb. Gedung toko koperasi P.B.I.S. di Moengo jang dipimpin oleh Saudara A m sar. Hal. H2 300

304 301

305 Pemeliharaan anak-anak piatu Indonesia jang diselenggarakan oleh..evangelische Brooders Gemeente" di Leliendaal, untuk orang2 Indonesia. Hal

306 Pencjiuus dari partai..pergerakan Bangsa Indonesia Suriname" di Paramaribo. Hal. 240 Kundjungati Abikusno Tjokrosoejoso ke Suriname pada fichir tahun 1Q40. beliau bersam a dengan serombongan orang-orang Indonesia di Paramaribo. Hal. 267 dsb. 303

307 Rapat raksasa jang diselenggarakan oleh partai politik Kaum T an i P ersa tu a n Indonesia di Paramaribo. Hal. 242 dsh. W anita-wanita Indonesia merupakan pemandangan jang menjenangkan dalam masjarakat Suriname.

308 LAMPIRAN-LAMPIRAN

309

310 B I j L A G E I Excellentie, Namens het bes.tuur van de Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname, moge ik U in de eerste plaats dank zeggen voor dit door Uwe Excellentie toegestane onderhoud. In de tweede plaats acht ik het gewenst en zelf noodzakelijk mij, als voorzitter van de zo even genoemde Vereniging, persoonlijk aan Uwe E x cellentie voor te stellen en in de derde plaats wil ik echter van deze gelegenheld gebru:k maken om in het kort a. het een en ander omtrent de Javanen in Suriname naar voren te brengen. b. de wensen en verlangen van dezen kenbaar te maken en c. onze persoonlijke belangen, mede ini verband met het voorgaande, voor te dragen met de hoop bij Uwe Excellentie gehoor te zullen vinden. Excellentie, zoals U bekend is, werden de Javanen vanaf 1891 als contractkoeli aangevoerd. Velen zijn na expiratie van de contracttijd teruggekeerd naar hun vaderland, maar het grootste deel echter bleef achter. Bij de ene kwam dit eenvoudig omdat hij niet over de middelen daartoe beschikte. terwijl bij de andere dit toe te schrijven is aan de wil tot vestigen in het land. Het aantal van het hier gebleven deel is intussen gestegen en bedraagt thans ongeveer zielen, een aantal, dat evenwel in de derde rij kan worden geplaatst naast de andere grote bevolkingsgroepen en als productieve groep even belangrijk is als de Hindostanen. Dat de behandeling, die de Javanen op de plantages genoten, allesbehalve rooskleurig was, behoef ik hier niet uit te weiden. Hetzij genoeg, wanneer ik hierbij vermeld, dat de Javanen niet eens het voile, van datgene hadden mogen genieten, waarop zij volgens de contractvoorwaarde recht hadden. De gevolgen waren dan ook niet uit gebleven. Gebrek en armoede, veelvuldige desertie en diefstallen waren aan de orde van de dag. Excellentie, deze harde tijd van de Javanen behoort, gelukkig ook, reeds tot het verleden, maar de toestand is onder hen over het algemeen niet 307

311 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK beter geworden. Kort na de afschaffing van de poenale-sanctie, vestigde het overgrote deel der Javanen zich als zelfstandige kleinlandbouwers met de hoop in de landbouw een beter bestaan dan op de plantages te kunnen vinden. Doch het bleek dat dit hun tot heden toe geen noemenswaardige vooruitgang heeft kunnen verschaffen. Dit is m.i. te wijten aan het gemis van vele sociale voorzieningen, vooral in de aanvang, en het gebrek aan steun, voorlichting en aanmoediging. Onlangs bezochten de heren Abdoel Malik en Roemakoi Suriname en zij maakten op onze vraag de opmerking, dat, hoewel Indonesie thans door de oorlogstoestand in een zeer slechte staat verkeert, de Javanen in Suriname het toch niet beter hebben, zoals zij zich hadden voorgesteld. Zelfs heeft de heer Abdoel Malik tijdens de Rondetafel Conferentie, in verband met de vraag van Suriname aan Nederland om financiele steun, in zijn aantekening, een opmerking gemaakt, dat zulk een steun echter minder effectief en practisch zou zijn, als ze niet een vorm zou hebben, waardoor ze misschien meer levensvreugde, arbeidsvreugde, zelfvertrouwen en verantwoordelijkheidsgevoel geeft. En wat voorts de Javanen en vooral de jongere generatie het meest onaangenaam stemt, is het optreden van sommige ambtenaren. De Javanen werden door dezen beschouwd als minderwaardige vreemde indringers, die alleen voor de landbouw geschikt zijn en daarin dienen te blijven. Op allerlei wijze werden de Javanen uit Lands -en andere betrekkingen ge~ weerd, door te beweren, dat er onder de Javanen geen geschoolde en geschikte krachten zijn. Dit moge wel waar zijn, maar voor de weinige ontwikkelden, die er onder de Javanen te vinden zijn (dit is misschien no9 9een 5 in aantal) uit de 35000, heeft men toch niets willen doen. Om maar enkele voorbeelden te noemen, moge ik hier aanhalen het geval van Radiman. Nadat hij de ULOschool doorlop en had, heeft hij nu pas na 16 jaren de kans gekregen om een betrekking als hulp-tolk te bemachtigen. De tweede betreft de heer Soekarmin, die de M ULOschool met goed gevolg had doorlopen. Hij kwam, nadat hij zonder resultaat het Gouvernement had genaderd, terecht op plantage Marienburg, alwaar hij zich tevreden moest stellen met een loon van f. 9.' per week. Thans h eeft het geluk hem bediend om op Curasao te worden tewerkgesteld. Als derde geval noem ik thans de naam van het Statenlid, de heer Kariod'medjo. Nadat hij de M ULOschool met goed gevolg had doorlopen, liep hij dr.e maanden lang bijna alle Landskantoren af zonder enig resultaat. Hij kwam later terecht op de de koffieplantage W aterland. Thans is hij boekhoudcr op Paranam. Zo kan ik tal van voorbeelden op verschillend gebied noemen, die bewijzen, dat wij Javanen eenvoudigweg uit de betere betrekkingen worden geweerd, maar ik geloof, dat deze scnets voldoende is om een oordeel te kunnen vormen over wat voor behandeling de Javanen in Suriname in de loop der jaren hebben te incasse- 308

312 LAMPI RA N-LAMPI RAN ren. Evenzo is het elders gesteld en met name bij Openbare Werken en de Irrigatie-dienst werden de Javanen eenvoudig ter zijde geschoven om voor niet-javanen plaats te maken. Excellence. zoals ik al zei, is het niet mijn bedoeling om een uitvoerige beschrijving te geven van de minder goede toestanden op verschillend gebied. Alleen zou ik onder de aandacht van Uwe Excellentie willen brengen, dat de toestand der Javanen voor Suriname uiteraard nadelige gevolgen met zich mee kan brengen. De hiervoren geschetste toestanden hebben in de loop der jaren de Javaanse bevolkingsgroep ontevreden doen worden en velen verlangen niets liever dan het land te kunnen verlaten. Zij zien hun toekomst en die hunner kinderen zeer donker in. Van het begin van 1946 af werden organisaties in het leven geroepen met het doel vroeg of laat op welke wijze met welke middelen dan ook, naar hun vaderland terug te keren. Dit doel heeft algemene instemming onder alle lagen van de Javaanse bevolking. Deze organisaties hebben als motto :,,Liever van honger sterven in het eigen vaderland dan slaven te zijn in Suriname. Hun propaganda en hun optreden, welke ook in politie-rapporten zowel te Paramaribo als in de districten zijn vermeld, doen bij ons de vrees opkomen dat hiermee het land plotseling in moeilijkheden zal worden gebracht. Daarom hebben de meer ontwikkelden onder de Indonesiers de Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname opgericht, waarvan ik tot voorzitter gekozen w as. De organisatie stelt zich ten doel voor de belangen van de Indonesiers op te komen. Deze zouden hun grieven en verlangens, welke ze liever niet aan buitenstaanders kenbaar plegen te maken, tot de leiders der vereniging kunnen richten, die haar dan onderzoeken en zo nodig aan het bestuur doorgeven. Buiten onze verwachting sloten zich binnen anderhalf jaar reeds ongeveer leden aan. Zij juichen ons streven naar algemene vooruitgang van de Javanen in Suriname toe. Intussen moet de vereniging hard werken om het beoogde doel zoveel mogelijk te bereiken. Dit zal te gemakkelijker gaan, indien de overheid haar daarbij de nodige medev/erking verleent. Hierover spraken wij, bestuursleden van de vereniging, reeds uitvoerig met de voorzitter van het CAB, de Heer A. May doch hij scheen weinig belang in de kwestie te stellen. Zelfs opperde hij bezwaren tegen ons voorstel om twee Javanen tot opzichter bij het districtsbestuur te benoemen, omdat hij van mening was dat er onder de Indonesiers geen geschikte krachten waren voor dat ambt. W ij stelden hem voor daarvoor de Heer Roeslan Karsowidjojo te nemen, waarbij wij ons voor zijn bekwaamheid borg stelden. Na heel veel moeite kon deze tot bestuursopzichter worden benoemd. De Heer Kariodimedjo is boekhouder op Paranam. Hij ambieert een plaats als klerk op het districts-kantoor, doch schijnt ondanks de voor- 309

313 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK dracht van de D.C. van Suriname toch weinig kans op een benoeming te krijgen. Excellentie, tot slot zou ik U eerbiedig het verzoek willen doen om U w bemiddeling te verlenen opdat de Heer Kariodimedjo alsnog tot districts-klerk benoemd wordt. Weliswaar heeft U een deel van Uw benoemingsbevoegdheid aan het CAB overgedragen, doch wij zijn er van overtuigd, dat Uw invloed ten deze nog onverminderd is. Voorts moge ik Uwe Excellentie een lijst aanbieden van enkele wensen en verlangens van de Indonesiers in Suriname. Ik heb gezegd. EN K ELE W E N S E N EN V E R L A N G E N S V A N D E IN D O N E SIE R S IN SU R IN A M E aangeboden aan Zijne Excellentie de Gouverneur van Suriname. Bij verderingen op verschillende plaatsen in de districten heeft de P ergerakan Bangsa Indonesia Suriname verschillende klachten aangehoord. W ij laten hieronder enkele wensen en verlangens volgen : 1. Openbare BLO-scholen en poliklinieken aan de Commissaris Simons-polder, desa Koewarasan en Serie A in de Saramaccapolder in het district Suriname, en op de vestigingsplaatsen achter La Poule en Catharina Sophia ; 2. Verbetering van dammen, lozingstelsels en wegen op de vestigingsplaatsen ; 3. Betere regeling betreffende de perceelhuur in het algemeen ; 4. Aanstelling van meer vroedvrouwen in de districten ; 5. M eer intensieve bestrijding van trachoom en yaws ; 6. Aanstelling van een arbeidsinspecteur, waardoor controle kan worden uitgeoefend op de arbeidstoestanden, in het bijzonder op de plantages ; 7. Bezoldiging van alle dorpshoofden of afschaffing van alle dorpsgemeetlten en mandoers aan te stellen in de plaats van de desahoofden ; 8. Subsidiering van de Mohammedaanse geestelijken in de vorm van een vaste bezoldiging voor huwelijkssluiters en centralisatie van de huwelijkssluiting ; 9. Betere landbouwvoorlichting en irrigatie ; 10. Meer Javanen in te schakelen in het districts-bestuur of in andere takken van dienst, waarmee veel Javanen gemoeid zijn. 310 Paramaribo 3/11/1948 D e P ergerakan B angsa Indonesia Surinam e

314 Bl JLAGE II C O M IT E R E P U BLIK IN D O N ESIA LAMPIRAN-LAMPIRAN N u de Linggardjati-overeenkom st zowel door de Nederlandse regering, vertegenw oordigd door de Commissie Generaal, als door de regering van de Republik Indonesia officieel is getekend, wil ik hier een korte toelichting geven over het ontstaan van het C omite R epublik Indonesia en het doe], dat het daarbij voor ogen heeft. De gedachte die bij velen van ons Indonesiers in Suriname aan de vorming van het comite ten grondslag heeft gelegen is uiting te geven van gevoelens van vreugde en erkentelijkheid. Vreugde namelijk om het feit, dat het Indonesische volk, waartoe ook wij behoren, door het aanvaarden van deze overeenkomst van Linggardjati, een mijlpaal heeft bereikt op de lange moeilijke weg naar internationale erkenning van zijn onafhankelijkheid. Erkentelijkheid tegenover het vooruitstrevende deel van het Nederlandse volk, aan wien& houding het voor een groot deel te danken is dat de Indonesische kwestie is opgelost. Afgescheiden van het voorgaande heeft deze gebeurtenis voor ons Indonesiers in Suriname een te diepe betekenis, dan dat ze zo maar onopgemerkt voorbij zal gaan. W ant ongetwijfeld betekent deze stap voor alle Indonesiers en zij die zich met hen verwant voelen, tot welke politieke richting of geloof zij ook mogen behoren, het begin van de geestelijke emancipatie. Deze vreugde en dankbaarheid wil het C om ite R epublik Indonesia tot uitdrukking brengen in de vorm van een meeting, die op de 13de April in het theater Bellevue zal worden gehouden. Van deze gelegenheid zal tevens gebruik worden gemaakt om landgenoten voorlichting te geven betreffende de verhouding tussen Nederland en Indonesie en over de toestanden in Indonesie teneinde te voorkomen, dat selfmade berichten onder de Indonesiers worden verspreid, die een onjuiste voorstelling wekken en tot onrust aanleiding kunnen geven. B l JLAGE III S.M. H ardjo Aan de W eledelgestrenge Heer Paramaribo, 11/ Districts-Commissaris van PARAMARIBO. In opdracht van UEdelgestrenge om een nadere uitleg te geven over waarop ik in een artikel, gepubliceerd in De W est dd. 19 Februari j.i., gezinspeeld had betreffende de minder aangename sfeer onder een deel van de Javaanse bevolkingsgroep in Suriname, heb ik de eer hierbij 311

315 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK het volgende tc rapporteren. Zover ik kan nagaan gevoelen de Javanen in Suriname zich min of meer teleurgesteld over de behandeling, welke zij in het bijzonder van de Overheid hebben ondervonden. Buitenstaanders merken hier zeker niet veel van, omdat de Javaan uit vrees voor straf of te worden gebrandmerkt als ophitser er zich zo goed als nooit openlijk over heeft durven beklagen. Bovendien beschouwt de Javaan zelf het klagen als iets. ongepasts, zodat hij zich liever in zijn lot schikt, hetgeen hem dank zij de adat in het algemeen nogal gemakkelijk afgaat. Maar naar ik heb kunnen opmerken uit deze ingehouden ontevredenheid zich vooral gedurende de laatste tijd in een steeds sterker wordend verlangen om naar het land van herkomst terug te keren-. Voor dit doel heeft men zelfs reeds een vereniging opgericht onder leiding van de heren Idrissoemarno, Soemita en W iro, welke verenig ng zowel in als buiten Paramaribo vele aanhangers telt. Het zijn lieden die reeds afstand van het recht op kosteloos teruvervoer naar hun geboorteland hebben ge~ daan. Daarom rijst bij mij de vraag, hoe zij het willen aanleggen om naar Indonesie terug te kunnen gaan. Hieromtrent doen allerlei wilde geruchten de ronde, maar het ene wordt telkens. door het andere tegengesproken. Naar ik echter uit goede bron mag vernemen, stellen zij zich de verwezenlijking van het doel op de volgende wijze voor : le. Men zal de Gouverneur een request aanbieden met het verzoek om kwijtschelding van het bedrag van f. 100.', dat de Indonesier door het gouvernement was verstrekt als afkoopsom van het recht op kosteloos terugvervoer. Hiermee zou men dat recht terugkrijgen. Kan dat verzoek niet worden ingewilligd, dan zal men verzoeken nog een bedrag van f. 250.' te mogen ontvangen daar men meent dat het scheepsgeld eigenlijk f had moeten bedragen. 2e. M en zal zijn grieven betreffende de slechte behandeling in Suriname aan de te verwachten consul uit Indonesie kenbaar maken. Hoe grappig deze plannen ook moge zijn, dat de vereniging iets in deze richting beoogt en dat vooral ontevredenheid de drijfveer is, staat als een paal boven water. Enkele men sen die nog aan d? deugdelijkheid van het plan-idris twijfelen, vroegen mij het een en ander omtrent deze vereniging. Ik legde hun uit, hoe onzinnig en grappig het plan van Idris wel is. Om trent de te verwachten consul gaf ik hun te verstaan, dat al zou President Soekarno tien consuls, naar Suriname sturen, het voor de Javanen hier toch nog weinig zou betekenen. De consuls zijn immers geen goochelaars die arme Javanen ineens tot rijke lieden zullen kunnen omtoveren. Op deze wijze heb ik de wilde geruchten in de districten enigszins kunnen beteugelen. Enkele loerahs hebben reeds geklaagd dat de landbouwers door die ge- 312

316 LAMP1RAN-LAMPIRAN ruchten weinig lust begonnen te tonen om hun grond te bewerken. Anderen hebben zelfs tot hun nadeel hun :percelen verkocht etc. Overigens heb ik in de activiteit van de vereniging nog niets gezien dat zou kunnen le'den tot versloring van de orde en de rust in het land. Een tweede groep welke zich gevormd heeft, bestaat uit Javanen die met het s.s. K O T A -G E D E waren aangevoerd. Deze hebben nog geen afstand van hun recht op kosteloos terugvervoer gedaan maar wachten na het verstrijken van hun 5-jarige contract nog steeds op een gelegenheid om naar hun vaderland terug te keren. Als gevolg van de oorlogstoestand heeft repatriatie niet plaats kunnen vinden, maar nu menen de betrokkenen dat waar de verbinding met Indonesie hersteld is, zij aanspraak op dat recht kunnen doen gelden. De heer Soed jono Soerowisastro, d'e tot deze groep behoort, heeft onlangs bij request de Gouverneur gevraagd, wanneer deze lieden eindelijk zouden worden teruggezonden. Als antwcord hierop werd hij als tolk ongeschikt verklaard en van het Imm'- graiiekantoor overgeplaatst naar het Centraal Archief. Hoe verbitterd deze man door deze maatregel was, kunt UEdelgestrenge zich wel begrijpen. Naar ;k meen te weten zou zijn ongeschikt verklaring verband houden met zijn sympathieen voor Ir Soekarno. Naar mijn mening was die maatregel onbillijk. Het is mij wel bekend dat hij een vurig aanhanger is van President Soekarno, maar overigens heeft hij geen enkele bedoeling om moeilijkheden te veroorzaken of onrust onder de Javanen te verwekken, al hebben scmmigen uit persoonlijke haatgevoelens getracht het Gouvernement van het tegendeel te overtuigen. De Javanen zijn al gewend aan het Nederlandse bestuur in Suriname en kennen het verloop van de nat onale beweging in Indonesie maar nauwelijks, om beinvloed te kunnen worden door de toestand in dat land. Zij weten wel wat Ir Soekarno wil en voelen grote sympathie voor zijn streven, maar verder koesteren ze weinig belangstelling voor de strijd. Indien de Javaan minder goed te spreken is over de Nederlanders en het Nederlandse bestuur, dan is dat aan het bestuur zelf te wijten, dat door zijn verkeerd optreden daartoe aanleiding heeft gegeven. Onlangs vernam ik dat de vrouwen, die gehuwd zijn met gestrande Indonesische schepelingen, op kosten van de Nederlandse regering naar Indonesie zullen mogen gaan. Ik meen hiervoor het gouvernement te moeten waarschuwen, waartoe ik een artikel in De W est" heb gepubliceerd. Z o n maatregel zal licht aanleiding kunnen geven tot grotere ontevredenheid onder de Javanen, tenzij het gouvernement voornemens is om hen eveneens op kosten van den lande naar huti vaderland terug te voeren. Het artikel dat onder het hoofd,,die arme Javanen door de heer Marhaen in,,het Nieuws dd. 1 Maart j.l. was geplaatst, wijst hier wel op. Aldus een korte toelichting op mijn artikel in,,de W e st. 313

317 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Ik hoop UEdelgestrenge een beeld te hebben gegeven van de ware gang van zaken in verband met het wegzenden van met Indonesische schepelingen gehuwde vrouwen. Ik begrijp de positie van het Surinaamse gouvernement volkomen, dat ten deze slechts heeft uit te voeren hetgeen hem door het Ministerie van Overzeese Gebiedsdelen was opgedragen. Indien ik mij niet vergis, heeft de Minister zich in deze aangelegenheid door politieke overwegingen laten leiden. Mijn artikel is dan ook speciaal bedoeld om de Minister tijdig te waarschuwen voor de gevolgen die aan de uitvoering van de maatregel kunnen zijn verbonden. Het gaat hier toch immers. ook om Javanen. Ik acht het verder niet zonder belang om UEdelgestrenge het een en ander mede te delen omtrent de oorzaken van de ontevreden stemming onder de Indonesiers in Suriname. Zoals U bekend is vertrokken onlangs vijf Javanen op eigen gelegenheid uit Suriname. Men kan niet zeggen dat zij het slecht hebben gehad in dit land. Van al hun landgenoten hebben deze het nog het verst gebracht in Suriname. Dat niet alleen het verlangen om hun vaderland terug te zien de drijfveer tot hun vertrek was, moge uit het volgende blijken. Bij het afscheid vroegen betrokkenen mij :,,Denkt U ook niet ons later te volgen? Ik gaf ten antwoord, da ik een ander verlangen heb, namelijk dat ik hier voorlopig nog wil blijven, om mijn landgenoten vooruit te zien komen. W ant wanneer ik of wij, die een beetje geschoold zijn ook moeten wegtrekken, dan zullen de Javanen in Suriname voor altijd op hetzelfde niveau blijven. Alleen domme, arme landbouwers en arbeiders zullen achterblijven, die zeker geheel overgeleverd zullen worden aan de genade van uitbuiters. Zij zeiden toen minachtend :,,Ach, jullie worden toch nooit meer dan wat jullie zijn. Dit land is niet van ons, wij zijn maar buitenstaanders (wong noenoet) en wij worden ook dienovereenkomstig behandeld. Hogere posities dan die van tolk bereiken de Javanen in Suriname niet en het is ook alleen, omdat men jullie taal nodig heeft. In Indonesia kan zo iemand als U gemakkelijk aan een betrekking komen (men dacht waarschijnlijk aan vroegere toestanden op Java). Zelfs de hoogsten van ons hier (de oude tolken) willen niets voor ons doen, opdat wij geholpen kunnen worden. Nu ik kans zie om weg te gaan, wagrom ZOU ik nog langer moeten blijven? Het waren hun woorden, die ik onverfraaid weergeef. De heer Tomo haalde zelfs een geval op Marienburg aan, dat mij toevallig bekend is en waarop ik straks terugkom. Uit het voorgaande moge blijken, met welke gedachten de Javanen in het algemeen beheerst worden. Er zijn vele factoren als oorzaken hiervoor te noemen, maar naar mijn mening is de onbevredigende situatie voor een groot deel te v/ijten aan het G E B R E K AAN V O L D O E N D E 314

318 LAMPIRAN-LAMPIRAN C O N T A C T tussen het Bestuur en de Javaanse bevolkingsgroep, waarover ik reeds met de toenmalige Districts-Commissaris van Suriname, de heer Hagen, sprak. Toen het Immigratic-departement nog zelfstandig was en vooral toen de heer W estra als sub-agent-generaal optrad, waren de Javanen minder ontevreden. Hun noden en behoeften werden niet alleen door de instanties aangehoord en begrepen, doch men kwam ook zoveel mogelijk aan hun wensen tegemoet. Ook de tolken schenen in die tijd andere instructies te hebben. Hun optreden werd door de Javanen op hoge prijs gesteld en ze zagen in hen mannen, tot wie zij zich om raad en hulp konden wenden. Toen als gevolg van het geleidelijk vrijkomen der contractanten aan het zelfstandig bestaan van het Immigratie-departement een eind kwam, en door de afschaffing van de Poenale Sanctie de plantages in verval waren geraakt, kwam er verandering in de toestanden. De Javanen gingen zich meer en meer als klein-landbouwers vestigen en moesten thans een zelfstanding niet al te gemakkelijk bestaan leiden. Ze kregen meerdere behoeften dan ze als contract-arbeiders hadden, toen ze immers alleen met de plantage-beheerders te maken hadden, en moesten haar op een andere wijze bevredigen. Het bestuur heeft tot dusverre nog zeer weinig gedaan ter bevrediging van de behoeften, die in deze nieuwe toestand en in de nieuwe omgeving zijn geschapen. Personen of ambtenaren, die het contact tussen deze bevolkingsgroep en de Overheid onderhouden, bestaan niet. De tolken die voorheen als zodanig hadden gefungeerd, schijnen thans een andere instructie te hebben. Enkelen van hen worden meer en meer politie-spionnen door de Javanen beschouwd en worden om hun gebleken partijdigheid niet meer vertrouwd. De Javanen zijn mensen die niet graag anderen aanbrengen of tegen hen een klacht indienen. Zij vinden dit volgens de adat ongepast. Ze bespreken liever hun noden en de verkeerde toestanden met mensen die hen kunnen begrijpen, opdat onaangename gevallen in der minne geschikt zouden kunnen worden, zonder heen en weer te hoeven trekken, zoals dat bij verhoren bij een rechtszaak gebruikelijk is. Maar bij wie moet de Javaan daarvoor komen? De Districts-Commissaris is voor de Javaan een te hoge instantie, bij wie alleen formele klachten kunnen worden ingediend met behulp van tolken, die zijn gedachtegang en werkelijke bedoelingen verkeerd kunnen uitleggen waardoor die ook verkeerd begrepen en verkeerd beoordeeld worden. Bij de Bestuursopzichter is het al niet beter en zelfs erger. Deze schijnt zich meer bezig te houden met belastingaangelegenheden, terwijl hij en de Javaan elkaar bovendien niet zouden kunnen verstaan. Weliswaar zijn op vele plaatsen dorpsgemeenten ingesteld, maar deze beantwoorden niet aan het daarmee gestelde doel. Het gemeentebestuur bemoeit zich ook 315

319 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK hier meer met het innen van belastinggelden dan met iets anders. Bovendien behoren de gemeente-bestuursleden zelf tot degenen die teleurgesteld zijn. Aan hun voorstellen en rapporten wordt toch niet voldoende aandacht geschonken. Ik moge hier als voorbeeld aanhalen het geval van de desa-school te Koewarasan. De loerah heeft reeds verscheidene malen verzocht om het schoolgebouw en het er omheen gelegen terrein te herstellen, zonder dat het bestuur overging tot het doen verrichten van de nodige herstelwerkzaamheden. De desa-scholen verkeren in het algemeen in een deplorabele toestand en doen bij de Javanen een sterk gevoel van stiefkinderlijke behandeling en achteruitstelling door de Overheid ontstaan. Voorts moge ik hieronder enkele mij bekende gevallen aanhalen. welke als bewijs zouden kunnen dienen voor de mening, dat de Javanen door de Overheid worden achteruit gesteld. 1. Een zekere Randiman ook genaamd Kampret, zoon van Rakim, had de ULO-school doorlopen en werd geplaatst op het kantoor van het Immigratie-departement. Het heette dat hij als eerste Javaan die zo n school doorlopen had, opgeleid zou worden voor diensten welke meer met Javanen te maken zouden hebben. Intussen moest hij niets anders dan bode-werkzaamheden verrichten. Toen hij merkte dat hij op die wijze geen vorderingen zou kunnen maken en dat niets er op wees dat hij ergens voor opgeleid werd, terwijl bovendien de behandeling welke hij van het overige personeel ondervond allesbehalve aangenaam was, nam hij zijn ontslag om elders zijn geluk te beproeven. Hij ging als kwekelmg op een openbare school werken in de hoop later als ongegradueerde onderwijzer geplaatst te kunnen worden, welke hoop echter tenslotte niet in vervuling ging. Er brak een moeilijke periode voor hem aan en werd later speelbal van de opgelaaide schoolstrijd. M et zoete beloften werd hij er toe overgehaald om naar een Rooms-Katholieke school over te gaan en werd geheel onbewust betrokken in die schoolstrijd met haar allesbehalve beschaafde methoden. Het spreekt vanzelf dat deze gebeurtenissen hem danig deprimeerden. Enige tijd bleef hij verder met het ULO-diploma in zijn zak tevergeefs naar een betrekking zoeken. Zoals alle energieke jongemannen was ook hij bezield met de gedachte van vooruitgang en tenslotte is het hem door eigen kracht gelukt een goed bestaan te verwerven en in een zelfstandig beroep is hij meer geworden dan anderen van zijn landgenoten nog zijn. 2. Johannes, zoon van Kariodimedjo, Evangelist bij de Evangelische Broeder Gemeente, had de MULO-school met goed gevolg doorlopen. Met het diploma in zijn zak begon hij zijn tocht van het ene landskantoor naar het andere teneinde als. volontair te mogen werken. De Agent-Generaal W ong beloofde hem te zullen helpen, maar na 316

320 LAMPI RAN-LAMPIRAN enkele maanden moest Johannes vernemen, dat er toch geen plaats voor hem was. Teleurgesteld moest hij naar iets anders omzien. Nadat hij enige tijd op de plantage Waterland werkzaam was (op de koffieplantages schenen de Javanen meer geluk dan elders te hebben), gelukte het hem om op het Bauxietkantoor te Paranam geplaatst te worden, waar hij nu boekhouder is. Het was hem op het districtskantoor niet zozeer begonnen om de vijf gulden, welke hij er per maand zou kunnen verdienen, maar wel om als leerling van de toenmalige gouvernements-surnumerair-cursus te kunnen worden ingeschreven en verder te studeren. 3. Het geval op IVlarienburg, waarover de heer Tomo sprak, betrof de heer Ramin, zoon van Kasan, die door de heer Seljee was. grootgebracht. Hij zou voor onderwijzer worden opgeleid en werkte als kwekeling op een openbare school. Later werkte hij op het kantoor te Marienburg en weer later op de werkplaats, waar hij zou kunnen worden bevorderd tot veldopzichter. IVIaar met zijn Javanen-gezicht heeft hij hiertoe nimmer de kans gehad. W as er een vacature bij de onderneming, dan moest maar iemand anders worden opgeroepen om bij Ramin in de leer te komen en zich tot opzichter te bekwamen. Ramin zelf bleef wat hij was. 4. Ik wil UEdelgestrenge nog wijzen op het geval van Samioen Hardjo, agent van politie der tweede klasse. Drie a vier jaren terug slaagde hij als eerste Javaan voor het examen voor agent van politie der eerste klasse (brigadier), maar nu nog vraagt elke Javaan: Waar blijft zijn streep? Dat strafmaatregelen zijn bevordering hadden bemoeilijkt en dat hij met twee anderen was geschorst is mij bekend, maar het feit dat de ene reeds weer in zijn vorige positie hersteld is een dat Samioen Hardjo nog door twee anderen moest worden gepasseerd, heeft mij langzamerhand sterk doen hellen naar de mening van de Javaan, dat,,suriname niet van ons is. zou boekdelen kunnen schrijven over gevallen en toestanden, die een W eerlegging kunnen vormen van de beschuldiging, als zouden de Javanen zelf de schuld hebben aan hun achterlijke positie. Ik wil erkennen dat de Javanen hieraan schuld hebben, maar alien in zoverre dat zij niet willen klagen en er niet aan denken om te staken of het anderen moeilijk te maken. M aar dat kunnen zij niet helpen, want het is hun gewoonte niet om zulks. te doen. Als men hier in het land eerst moet schreeuwen of ruzie moet maken om datgene te krijgen wat hem toekomt, dan is de Jav aan voor altijd in het nadeel. Ik weet wel dat de Overheid zeer weinig of niets weet van wat er zo onder de Javanen gebeurt. Het gouvernement wordt in het algemeen onvoldoende of verkeerd ingelicht betreffende de toestanden onder deze bevolkingsgroep. In het algemeen maakt men veel misbruik van de zwijg- 317

321 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK zame aard van de Javaan en van het feit, dat hij zich gauw tevreden laat stellen. Hiermede hoop ik UEdelgestrenge voldoende te hebben ingelicht. Hoewel de brief in een allerslechste stijl is geschreven, meen ik toch dat ik er in geslaagd ben U een beeld te geven van de toestanden, die een demoraliserende invloed op de Javanen hebben. Bereids het bovenstaande te Uwer kennis te hebben gebracht verblijf ik met hoogachting, Uw dw. dr, B I J L A G E IV P oeniko djadjahan PL V igilasijah tg 4 M ei 1950 Prnangsi pon toewan Kramatali. Wetipoen langkoong sahe kijambak. Sak Srinama mbotn sing njameni. Poeniko prsil Vigilangsijah mbotn nanem haling Prnangsi. Sing ditanem Manoengso. Tgsi koelo njiwo kben. Ombo sak ket dowo 10 ket. Padjke f. 6 roepijah. Ladjng koela gadah jogo djalr 3 koelo rabekake. Ladjng tamtoe koelo damlakn grijo kijambak. Poeniko toenggil sak kbon. Woesona dipon tarik seewan kijambak malah larang. Ndalm jogo 1 dipon tarik padjak f. 1 roepijah sewoelan. 12 woelan ping 3 pintn? Soho koelo gadah saderek noenot mangen hoegi hinge dipon tank sewan kijambak. Sami mawon siwahe. Ladjng kapireng kbon sanoegal dipon nggeni tijang 4, koelo lan jogo koelo 3 lan saderek koelo 1. Hartane kagoenggong f. 6 roepijah lan 12 lan 12 lan 12 lan 12. Poeniko ndalm stahon hentn harto f. 54. Poeniko jen sakit hobat toembas kijambak. Jen tijang hestri gadah jogo tamtoe ngoendang susetr mbajar kijambak f, 10 roepijah. Poeniko namine noelong, tambah mntong, Gek kpripon bongso kito hangenipon madjoe. Namong poeniko hator koelo. BIJLAGE V Plantage Boxel 11 Mei Poeniko djadjahan Boxel sak derenge ditoembas landi tijang ngebon sampoon dangoe. Siwanipoon ndalem sak kebon 10 roepijah, ombo 21/2 keti, dowo 10 keti. Meniko rikolo koelie sing gadah. Doelgaram naminipoon. Woesono sahniki dipoon toembas landi, ladjeng kebonan d-ipoon bibrah. Grijo ken ngleeh. W ragate kebon lan grijo poon dangoe mbotn disoekani. Lan dipoon reh kerdjo prnangsi. Hananging padjek taseh podo mawon. Nek sakit obat ken toembas pijambak, jen tijang hestri gadah lare suster ken mbajar kijambak. 318

322 LAM PI RAN-LAM PI RAN Kang mongko djaman roemijin jen landi bikak prnangsi tamtoe didamelaken kampong. Woesono kok mbotn. Kerdjo di reh, homah kon nggawe diwi, padjek ditarik, obat ken golek diwi, doekoon kon mbajar diwi. Nopo nikoe sing dipoon harani sama-ratah sama-rasah? Hamoong nikoe hatoor koelo. Wasalam. B I J L A G E V I Simospoder 9 Mei Poeniko langkoong ngrkaos, hamong sahe mrgine mawon. Kpripoon tijang wontn sak lebte tojo, ken nanm nopo? Somo kawis sing dipoon tanem pdjah sadojo. Pintn-pintn klopo wohee mbotn wontn. Nanm pantoon sami mbdedeng ngisin-ngisini sing nandoor. Mbotn diprdoeli kalih nagari. Prtjoemah nagari sale njoekani opesiktr bstur, mbotn nate ningali. Sintn sing koelo sambati? Hampoon male simospoder kados dine Domeburg lan Laarkondree oegi sami mawon mbotn wagt mboetjal tojo. Ilenilene tojo mbotn dioeroos kalih bsare Vloei. Handine padjk mbotn kinging mangkir. Jen kirang dipoon dorwadr hake. Oedjaripoon koelo jogane negari. Jen koelo sakit hobat ken toembas, jen tijang hestri gadah lare sustr ken mbajar kijambak 5 perak. Gek kepripoon nikoe, rak nkok ngidk. Wasalam B I J L A G E V II Bilinton 2 Mei Poeniko Paranam lan Bilinton, kados dine Maskapee bikak krdjanan hananging mbotn sipat tijang ditampi krdjo. Oedjaripoen bikak krdjan, hananging sing dipoon toeloong tijang gadah. Jen mbotn gadah mbotn disoekani krdjan, sebab sing gadah wahoe bsl roemijin 30 hoetawi 25 pirak lan njangking koonenjah poenopo beer hoetowo hajam lan tigan. Jen mbotn gadah rak mbotn ktompo. Poeniko akale Mandor lan Sindr. Milo to bongso kito mbotn sagt soeboor dados gboenton dalan. Wiwit djaman roemijin doemoegi sahniki bongso kito tansah ngrkoso. Kados dine koelo nggen koelo bladjar. Nglampahke mesin hingge wagt, stok hingge wagt, timbrman hingge wagt, bootn makr hingge wagt. Hamoong bongso Djawi mbotn goeman papan gboenton dalan. Awit bongso mbotn wontn hingkang wontn ngdjng. Sah meniko rahosipoon langkoong ngrkoso. Hamoong meniko kagakijo! Wasalam. 319

323 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK B l J LAGE V III M A N IFEST Uitgegeven door de P ER G ER A K A N B A N G SA IN D O N E S IA S U R IN A M E (P. B. I. S.) Indonesiers, Hindostanen, Creolen, enz. Reeds geruime tijd bevindt zich in Suriname cen groep Indonesiers in de greep, van een klein groepje schaamteloze politieke agitators, dat onder het hoofd staat van M.A. Karamat Ali, een mislukte politieke ijveraar, die onder eigen Jand- en geloofsgenoten (Hindostanen) zelf geen aanhang vond en zelfs uit de kring van de Verenigde Hindostaanse Partij verstoten was. Genoemde groep Indonesiers, die, gebruikmakende van de onwetendheid en lichtgelovigheid van landgenoten, middels leugenachtige beloften en provocatie, anderen achter zich weet mee te slepen, wordt opgehitst tegen eigen landgenoten, die zich niet met de door de K.T.P.I. gepropageerde praatjes kunnen verenigen. Eerst geschiedde de agitatie heimelijk, doch later werd ze openlijk voortgezet en wel in de vergadering van de K.T.P.I. in het Theater,,Luxor, waar'n door Ramlakhan een motie werd voorgesteld om de heer J.W. Kariodimedjo, uit de Staten van Suriname weg te werken, die echter spaak liep. De mislukking van deze actie maakte deze kliek zeer woedend en begon een andere list uit te denken. Zo begon de K.T.P.I. kort daarna met de z.g. boycot-actie tegen en het provoceren van de niet bij deze vereniging aangesloten Indonesiers. Ook werden elke verzoeningspogingen van beide partijen telkens tegengewerkt. Dat deze politieke agitators de onwetende Indonesiers zo vast in hun greep hebben bewijst ook het feit, dat zelfs de goede raadgevingen van de Messias Rn. Ms. Abikusno Tjokrosujoso geen gehoor onder hen vonden. Velen zullen zich wellicht afvragen: wat is de oorzaak van de splitsing onder de anders zo rustige en eendrachtige Indonesiers in Suriname en waarom? Enkele weten wel een antwoord hierop te geven, doch heel vaag en soms verre van de werkelijkheid. De Raden Mas Abikusno verklaarde op Curasao, dat deze splitsing onstaan is vanwege de kwestie van Burgerschap. Maar in werkelijkheid ligt de oorzaak ergens anders en wel als volgt: Een troepje politieke sjacheraars vond onder eigen landgenoten geen aanhang en zag onder de Indonesiers een beter operatie-terrein waarin zij slechts met een handige list haar doel zeker zal kunnen bereiken. Eerst stuitte deze tegen een groep meer ontwikkelde Indonesiers, die zich niet zomaar liet beetnersen en gebruiken. Maar later onmoette deze kliek de 320

324 LAMPIRAN-LAMPIRAN man (I. Soem ita) die als een gewillig schaap zich liet vinden voor haar intrigues. Om haar ware bedoelingen zo lang te verbergen forceerde deze kliek een splitsing tussen de P.B.I.S., waarin meer ontwikkelde Indonesiers aangesloten zijn en de K.T.P.I. die de ontwikkelden met kracht dacht te weren. Aan de onwetende tracht deze wig (Karamat Ali-kliek) voor te houden, dat de P.B.I.S. onder de negers werkt en dat deze Partij het terugkeerstreven van de K.T.P.I. tegenwerkte, enz. Om meer leden te kunnen aanwerven werd later de boycot-actie ingesteld en alsof deze niet genoeg was werden de niet-leden geprovoceerd en dagelijks hun leven onaangenaam gemaakt. In dit manifeest is er echter geen plaats om alle handelingen van de K.T.P.I. te beschrijven. W ij willen dan hieronder kortheidshalve slechts datgene onder de loupe nemen dat ons meer aangaat en dan ook met in de eerste plaats tegen I. Soemita (poti) die gebruikt wordt, doch tegen degenen die hem gebruikt hebben. Hij schrijft o.m. :,,,., c. D e heer M.A K aram at A li, advocaat, is geen onbekende in de bunnaam se politik In 1946 richtte hij samen met anderen de eerste politieke P artij' in Surinam e op, en g a f daarm ee de eerste stoot aan de politieke n U vikkelin g in Surinam e.... Het zal voor de lezer van dit manifest zeker met oninteressant ajn iets omtrent doze eerste politieke Partij, die theoretisch wel een goed doel beoogde, doch praktisch enkel en alleen om het belang van de familie Karamat A li is te lczcn * i De genoemde politieke Partij was de Muslim Partij", opgericht door de familie K aram at A li. Behalve de Karamat All s zaten m het bestuur o.a. de heren M. Doelman, T je Mail en S.M. Hardjo. De aanhang onder de Hindostanse Moeslims zelf was niet noemenswaardig, doch, dank zij de Indonesische bestuursleden had deze Partij ± 400 Indonesiers als leden kunnen inschrijven. Er waren destijds nog geen 50 Hindostanen aangesloten. Dit kwam door het feit, dat de meeste Hindostanen deze Partij als Karamat Ali-kliekje beschouwden. Dit is dan ook voor ons later gebleken toen er candidaten door verschillende Partijen voor de Rondetafel-Conferentie gesteld moesten worden in W aar er in de Partij meer Indonesische leden waren, werd bij het stellen van genoemde candidaten geen enkele naam van een Indonesier genoemd, doch wel de gebroeders Karamat Ali werden als candidaten voorgesteld zonder eerst zowel Indonesische bestuurs-als de leden in kennis te stellen. V oor deze zaak bestonden de Indonesiers voor de Karamat Ali s dus niet, maar in Nederland gaf deze zelfde Partij op 4000 Indonesiers achter zich te hebben. Indonesia pada pantai lautan Atlantik

325 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Hierna traden de Indonesische bestuur- zowel de gewone leden uit de Moeslim Partij en sloten zich aan bij de P.B.I.S., die inmiddels. was opgericht. Zie daar, waarde lezers! Het bovenstaande toont aan in hoeverre de liefde van M.A. Karamat Ali voor de Indonesiers zich strekt. verder, schreef het m anifest, richtte (K aram at A li) in 1948, d e Surinaamse Landbouw ers O rganisatie op en later sam en m et d e h eer I. Soemita, de zuster-organisatie, de K.T.P.I., waarin hij gen erlei bestuurs~ functie bekleedt, doch waavvan hij louter adviseur is (cursivering van ons). Voor een ieder is thans het raadsel opgelost. M.A. Karamat Ali is als adviseur dus de man, die achter alle handelingen van de K.T.P.I. zat en nog zit. De boycot-actie tegen en het provoceren van landgenoten, die geen leden van de K.T.P.I. zijn alsmede de herhaaldelijk gedane beloften van terugkeer naar Indonesie en dat zeer spoedig schepen zullen komen en de rondgestrooide lasterpraatjes tegen de P.B.I.S. heeft deze adviseur dus op zijn geweten. Onlangs begon de K.T.P.I., in verband met Karamat Ali s candidaatstelling in de Commewijne, met het rondstrooien van z.g. injecties en maskerpraatjes om eventuele tegenpropaganda van de P.B.I.S. onmogelijk te maken. Het gemeenste van deze handige zet is, dat de onwetende Indonesiers hierdoor werden aangezet tot het plegen van een misdaad tegen bepaalde bes.tuursleden van de P.B.I.S. en het personeel van de medische dienst. Op Combe werden de studenten, die belast zijn met het opnemen van bloed voor Filariaonderzoek door leden van de K.T.P.I. met knuppels en stokken opgewacht. Als. de politie niet bijtijds was verwittigd dan zouden zeker onaangenaamheden gebeurd zijn, terwijl in alle districten de K.T.P.I.-ers gemunt hebben op het leven van de heer S.M. Hardjo en S. Pontjopawiro. Verder is de mislukking van de de zending van Rn. M s. Abikusno zeker te danken aan M.A. Karamat Ali, die vreesde, dat door saxnenwerking zi)n candidaatstelling zou mislukken, daar de P.B.I.S.-ers hem en zijn kliek minder goed gezind zijn. K.T.P.I. D O E L E N S T R E V E N D e K.T.P.I., de Organisatie van Indonesische L an dbouw ers, is in ruim acht maanden tijd uitgegroeid tot een hechte volksorganisatie, g e- steund en geschraagd door ruim Indonesiers uit alle delen d es lands. V oorw aar een m achtig lichaam... aldus het m an ifest. De schrijver draagt een bril en wordt door de Indonesiers zo hoog gedragen, dat hij alles daar beneden anders ziet dan de werkelijkheid. Als de aanhang van de K.T.P.I. waarlijk zo groot is waarom dan de vrees voor de P.B.I.S.? De boycot-actie en alle andere handelingen van de K.T.P.I. tegen de P.B.I.S. zijn niet anders dan uitingen van vrees. 322

326 LAMPIRAN-LAMPIRAN Z o wij toch willen aanemen dat de K.T.P.I. zo machtig is, dan vinden wij het wel heel jammer, dat het maar een voos lichaam is waarin een kleine ziel zich schuil houdt, verzwaard door minderwaardigheidscomplex. Een machtige organisatie, geleid door een troepje onbeheerste, baatzuchtige lieden, waar bekrompenheid en fanatisme hoogtij viert. Een machtige Partij onder een kliekje onverantwoordelijke woordbrekers. D E R O L V A N D E P.B.I.S. V oor en na d e w eder-candidaatstelling van de heer M.A. Karam at Ali d oor d e K.T.P.I. werden door de Pergerakan Bangsa Indonesia ettelijke pogingen gedaan, die candidatuur, door Indonesiers w eer ongedaan te m aken. D it kwam m o.a. tot uiting in kranten-artikelen, waarin zow el de K.T.P.I. als d e per soon van d e heer Karam at A li aan allerlei verdachtm akingen w erden blootg esteld Dit komt doordat wij de rol van de adviseur M.A. Karamat Ali reeds lang en zelfs voor de invoering van het algemeen kiesrecht hadden doorzien. Daarom was de P.B.I.S. tegen de directe invoering van het Algemeen kiesrecht, omdat zij weet, dat er wolven zijn, die de weerloze schapen beloeren. Deze waren dan ook o.m. de argumenten, die de heer S.M. Hardjo, tijdens de bespreking ter regeling van de wijze van toepassing van het Algemeen Kiesrecht in Den Haag, had aangevoerd. Zijn voorspelling kwam thans uit en dit bewijst temeer het goede inzicht van de Voorzitter van de P.B.I.S. inzake de Indonesiers in Suriname. D aarna volgde een do or de P.B.I.S. geleide hetze tegen bepaalde bes tu u r sleden en propagandisten van d e K.T.P.I., met het doel de verkiezingsactie van d e K.T.P.I. lam te slaan. G evolg van een en ander was o.a. het d oor d e Procureur-G eneraal uitgevaardigde verbod van toegang tot en kele districten aan de heren D jalil en Ram lakhan en de arrestatie van laatstgenoem de. W a ar dit incident met het Parket, thans als gesloten mag w orden beschouw d, kom t het ons niet dienstig voor, hierop verder in te gaan. M et deze zaken heeft de P.B.I.S. niets uit te staan. W ij weten dat er K.T.P.I.-ers zijn, die de ophitsingscampagne van Djalil en Ramlakhan hadden verklapt. En het kwam ons dan ook voor dat deze Ramlakhan meer weet omtrent de handelingen van de K.T.P.I.-ers in de laatste tijd. W an t de vaak ongegronde klachten van enkele leden van de K.T.P.I. onlangs tegen bestuursopzichters, dorpshoofden en mandoers, omdat ze geen leden zijn van deze Partij, geschiedde niet zonder dat Ramlakhan als begeleider optrad. Opmerkelijk is ook het feit, dat gedurende de opsluiting van deze man er onder de Indonesiers een zekere mate van rust kwam, doch na zijn invrijheidss.telling de gemoederen weer oplaaiden. Thans begint men met 323

327 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLAN TIK de z.g. masker-praatjes, die een zekere beroering onder de Indonesiers teweeg brengen. En nog opmerkelijker is echter, dat enkele dagen voor de maskerbeweging, I. Soemita, vergezeld van genoemde Ramlakhan, op het kantoor van de Geneeskundige Dienst verscheen om een klacht in te dienen tegen het personeel van de yawsen trachoombestrijdingsdienst in de districten, dat deze de dienst zouden hebben gebruikt voor politieke propaganda, enz. en dat daarom de Indonesiers zich niet willen laten behandelen door dit personeel. Deze dienst bestaat reeds, jaren en de Indonesiers lieten zich op enkele na gewillig behandelen. Thans wordt eveneens beweerd, dat zij onwillig zijn geworden terwijl niets daarvan gebleken is. Dit verzinsel is dus klaarblijkelijk gericht tegen Dr Raatgever en S. Pontjopawiro door vrees dat deze de verkiezingscampagne van Karamat Ali zou kunnen tegenwerken. Toen deze kliek zag, dat het niets gaf, begon de z.g. maskercampagne, die zo handig werd in elkaar gezet en de medische dienst in het gedrang sleepte. V olgde het bezoek van Rn. M s. A bikusno en d e w aarlijk g rootsch eep s aangelegde,,verzoeningsactie tussen d e P.B.I.S. en d e K.T.P.I., w elke echter spaak liep, toen de w erkelijke bedoeling aan den d a g kw am : n.l. een door het volk zelf onttroonde leider w eer aan het h o o fd van d atz elfd e vdlk te willen stellen... Het spijt ons zeer dat deze zaak ook hier werd aangeroerd. E r werden na het vertrek van Rn. Ms. Abikusno heel wat praatjes door de teleurgestelde K.T-.P.I.-ers rondgestrooid, die voorzeker niet pleiten voor de naam van Soemita en de K.T.P.I.-ers tegenover deze goed menende messias, doch wij hebben tot nu toe gezwegen om de vrede te bewaren, opdat de moeite van Rn. Ms. Abikusno eningszins beloond zal worden. M aar thans., waar er aanleiding hiertoe bestaat kunnen wij niet meer zwijgend toezien. De geruchten zijn, dat de groep Soemita o.m. te vertellen weet, dat Abikusno niet de persoon is, die de Indonesiers helpen kan in verband met de terugkeer-beweging. Hierdoor werd hij beschouwd als een man, omgekocht door de overheid, die de Indonesiers juist misleiden wil. Thans werd Rn. Ms. Abikusno volgens, het manifest verdacht alsof hij de ene partij (P.B.I.S.) bevoorrecht had. De heer Abikusno had nimmer en nergens beweerd, dat een der leiders (I. Soemita noch S.M. Hardjo) de R aad van samenwerking moest voorzitten. Hij zeide telkens in het Javaans niet meer en niet minder dan, dat deze R aad moet bestaan uit een gelijk aantal K.T.P I.-ers en P.B.I.S.-ers onder een om de ene maand afwisselende voorzitter. Billijker kan het dus niet. Bij het vertrek van Rn. Ms. Abikusno, heeft de heer Hardjo het initiatief 324

328 LAMPIRAN-LAMPIRAN betreffende de raad aan I. Soemita overgelaten. I. Soemita beloofde prompt, dat diezelfde week de leden van de raad door hem zouden worden bijeengeroepen. M aar... na 2 weken hoorden wij niets hieromtrent. Op 17 November hebben wij I. Soemita terzake weer schriftelijk er aan herinnerd, doch na meer dan 2 weken moeten wij nog steeds een afwachtende houding aannemen. Inmiddels werden merkwaardigerwijs. de K.T.P.I.-ers jurist opgestookt tegen de P.B.I.S.-ers. Haatzaaiende propaganda werd meer dan ooit ondernomen en de boycot-actie werd nog strenger toegepast. O f dit alles niet genoeg scheen, werd een manifest tegen de P.B.I.S. uitgegeven waarin allerlei leugens verkondigd werden. M aar trots dit alles bleef de P.B.I.S. zwijgen en nam deze keer het initiatief zelf over om de K.T.P.I.-ers uit te nodigen de Raadsvergadering toch bij te wonen. Daartoe nodigden wij een week van tevoren I. Soemita c.s. uit om de vergadering thans door ons. belegd alsnog te willen bijwonen. Op de veerboot Paramaribo-Meerzorg sprak de heer Hardjo zelfs persoonlijk tot de heer I. Soemita omtrent de vergadering waarop hij beloofde met de anderen te zullen komen. Om bepaalde redenen hebben wij een neutrale plaats gehuurd, n.l. het gebouw van de Chinese Vereniging,,Kwo Ming T ang, om deze vergadering te beleggen. Maar op de vergadering verscheen I. Soemita noch zijn kameraden. Zelfs vond hij niet eens nodig om ons van zijn verhindering in kennis te stellen. W ij vonden dit zeer jammer voor Soemita en de K.T.P.I., die over merdeka spreken, naar terugkeer naar Indonesie streven, de rood-witte vlag voeren, thans de raadgevingen van Rn. Ms. Abikusno, afgevaardigd door de Indonesische delegatie, negeren en tegen hem woordbreuk plegen. D e K.T.P.I. h eeft in het verleden ettelijke malen geprobeerd tot vriendschap en sam enw erking met de P.B.I.S. te komen. Z ij tiep daartoe zelfs d e bem iddeling van hoge instanties in. maar het was telkens w eer teverg eefs. Thans h eeft dit spelletje geen zin meer. D it is allesbehalve waarheid. W ij nodigen alien uit die opnoemen kunnen, waar en wanneer de K.T.P.I.,,geprobeerd heeft om te komen tot een samenwerking met de P.B.I.S. Het tegendeel is juist waar. In 1948 werd door bemiddeling van Idris Soemarno beide partijen (voorheen P.I.) verzoend. Doch slechts een dag na de verzoeningsvergadering in Bellevue pleegde Soemita woordbreuk. Na enkele weken richtte hij (of veranderde hij de naam van P.I.) de K.T.P.I. op en ageerde tegen de P.B.I.S. De boycot-actie werd ingezet, de niet-leden van de K.T.P.I. werden geprovoceerd en hun leven moeilijk gemaakt, die aanleiding gaven tot klachten. In de maand Augustus 1949 kwam hier met verlof uit Curasao de heer Soehirman aan. Tijdens zijn verblijf trachtte hij beide partijen te verzoe- 325

329 INDONESIA PADA PANTAI LAU TAN ATLA N TIK nen. Op zijn voorstel werd een vergadering van het Bestuur van beide partijen belegd. Op deze vergadering werd door I. Soemita de belofte afgelegd dat de samenwerking zeer spoedig tot stand zou komen. M aar na het vertrek van de heer Soehirman kwam er tot nu toe niets van. Dit was de tweede maal dat Soemita woordbreuk pleegde. In September van datzelfde jaar werd ten Parkette van de P.G. tussen Soemita, de heer W ijngaarde en een lid van de P.B.I.S. (zonder voorkennis van het Bestuur van de P.B.I.S.) de mogelijkheid voor een samenwerking tussen de beide partijen besproken. I. Soemita beloofde wederom deze te zullen bewerkstelligen. Doch alweer pleegde Soemita woordbreuk. V an hem werd niets meer hieromtrent vernomen. Toen volgde de grootscheepse verzoeningscampagne van Rn. M s. Abikusno, die ook, door Soemita gesaboteerd, weer spaak moest lopen. Dan durft hij thans nog te beweren, dat de K.T.P.I.,,ettelijke malen geprobeerd heeft samenwerking te zoeken met de P.B.I.S. Je reins.te fantasie! E E N P A R T IJ O P P A P IE R H oeveel leden telt de P.B.I.S.? N og geen 300. H o e groot is haar aanhang? N og niet eens een kwart procent van d e In don esische bevolkin g in Suriname. W ee m aken haar uit? E en g roepje tolken, bestuursopzichters, kterken en ziekenoppassers, d e m eesten gekersten d en b lijkbaar d o o r dit laatste geequippeerd met een schilletje W esterse beschavin g en wat gebrekkig N ederlands..." Aldus verder het m anifest. Ter orientatie kunnen wij hieromtrent het volgende mededelen : le. de P.B.I.S. telt momenteel 7 7 a 8000 vooruitstrepende, overtuigde en goed contribuerende leden, verpreid over geheel Suriname. Dit aantal groeit nog dagelijks aan wegens geleidelijke ontmaskering van K.T.P.I. s ware bedoelingen. 2e. Er is slechts een tolk, een bestuursopzichter, een ziekenoppasser en 2 klerken. De meesten behoren tot de groep klein-land-bouwers. 3e. De P.B.I.S. heeft met zijn gebrekkig gebit altijd getoond geen R O T - T E O N G E B R U IK T E advocaat nodig te hebben. Zij staat met haar gebrekkige kennis op haar eigen benen, omdat zij weet, dat een mens alleen door eigen wil en op eigen kracht vooruit kan gaan en daardoor zich tevens vrij van invloeden van buiten kan houden. 4e. V an de 8000 leden zijn er slechts 7 christen. Thans volgt tenslotte : D E M A SK E R -B E W E G IN G Enige weken geleden deed zich in de Com m ew ijne... G em askerde lieden dvongen op sommige plaatsen d e w oningen van K.T P.I.-ers binnen, onder het voorw endsel dat zij tot d e V olksg ezon d - 326

330 LAM PI RAN -LAMPI RAN heidsdienst behoorden, voor een ondetzoek, dat perse in de duisternis m oest plaats v in d en Dit kwam ons zeer dom en kinderachtig voor. Een onaannemelijk verzinsel, dat men reeds onmiddellijk bij het begin kan opmerken. Bij onderzoek heeft niemand beweerd dat er gemaskerde mannen waren. M en verklaarde slechts gehoord te hebben, doch niet gezien. Bovendien zouden de meestal geesten vrezende Indonesiers reeds bij de verschijning van een gemaskerde in de nacht, vooral de vrouwen, van schrik een gil geven waardoor in het huis een paniek zou intreden. Hoe zou de gemaskerde man dan kunnen verklaren, dat hij van de Volksgezondheidsdienst was enz. Kortheidshalve willen wij omtrent dit punt slechts zeggen, dat het anders niet is dan een samenkoppeling of een aanneenschakeling van L E U G E N S en handige IN T R IG U E S om een welgeslaagde verkiezingscampagne terwille van Karamat Ali te verzekeren. BIJLAGE IX Afschrift van een brief uit het in het, Indonesisch verschijnende blad CO R - R E S P O N D E N S I te San Francisco. Lari Bogk 1293 Golden Gate Ave Paramaribo 26/12/1947 San Francisco 15 Californie, U.S.A. Saudara jml.,... Diterangkan bahwa Rd. Iding Soemita atas nama bangsa Indonesia jang dianiaja Belanda di Paramaribo menulis surat kepada wakil-wakil Indonesia jang berkonperensi di Havanna.,,Atas permintaan bangsa Indonesia rakjat jang ada di Suriname, wakil N.R.I. sesudahnja perundingan di Havanna, sudilah mampir ke Suriname untuk mengurus keadaannja bangsa Indonesia jang setudju dengan N.R.I. dan setudju dengan Pengurusnja......,,Tindakan bangsa polisi Belanda mungkin sengit, sesudahnja ketiga saudara keluar dari tutupannja (hukumannja) polisi Belanda, akan tetapi kita tahan pertindasan sampai datang temponja wakil N.R.I. sampai di Suriname mengurus bangsa kita. H A R U S D JA G A P E N G C H IA N A T A N B A N G SA,.Adanja ketiga saudara Suriname ditahan (dihukum) polisi Belanda, karena kena pengchianatan bangsa jang gila K e p a n g k a t a n. Dengan su 327

331 INDONESIA PADA PANTA1 LAUTAN ATLANTIK rat-surat jl., saja sudah menerangkan, di Suriname banjak bangsa jang gila dengan kepangkatannja bangsa Belanda (djadi bonekanja bangsa B e landa), seperti jang sudah saja aturkan kepada saudara : Tj asal dari Tanah Djawa, pensiun tolk (djuru bahasa) Ming Doelman asal dari tanah Djaw a tolk Djojo asal dari tanah Djawa tolk Samingun Hardjo lahiran Suriname tolk Salikin Hardjo lahiran Suriname dan bekerdja dengan dokter Doel Hardjo asal dari tanah Djawa, penghulu tukang sumpah. Salikin sekarang djadi kandidat Statenlid. Mereka sekarang mengadakan comite P.B.I.S. Pergerakan Bangsa Indonesia Suriname, sebaliknja dengan nama P.B.I.S. melulu hendak menipu bangsa kita jang setudju dengan N.R.I. dan pengurusnja R.I., supaja kita tetap didjadjah bangsa Imperialis Belanda, sebenarnja dengan nama P.B.I.S. supaja kita kena ditjengkerem kembali dengan Imperialis B elanda, ditanah Djawa pun di Suriname, harus kita sekarang awas-awas pada pengchinatan bangsa tsb.; dan djika saudara terima surat-surat dari mereka atau saudara terima surat dari Suriname, tidak ada tandanja tangan saja, djangan saudara lekas balas surat itu, sudilah saudara minta keterangan dari saja, nanti saja terangkan jang lebih djelas Diterangkan oleh sdr. Iding Soemita bahwa beberapa orang pengchianat ini bertaruh leher bahwa Ir Soekarno tidak akan menang perdjuangannja melawan Imperialis Belanda jang hendak m endjadjah Indonesia kembali. Mas Soedijono Soerowisastro membudjuk 800 orang Indonesia berangkat ke Indonesia. Mereka sudah berangkat dengan kapal Tabian, akan tetapi sehingga sekarang belum lagi tahu apa kabarnja.... Salikin Hardjo, ketua dari P.B.I.S. pada bulan Djanuari tahun 1948 akan berangkat ketanah Belanda mengundjungi konperensi Belanda, bermaksud hendak meminta dari Belanda supaja dia didjadikan presiden dari bangsa Indonesia di Suriname.... Undang-undang immigratie mau diilangkan, menghidupkan B u r - g e r s r e c h t, djika kita ilang undang-undang kontrak (im m igratie) kita sudah tak kena mengantjam tanah air, siapa jang mengantjam N e g e ri R e- publik Indonesia mesti kena hukuman jang berat, dari itu sekarang pengchianatan tsb. mendjalankan berat politik-politik kita, supaja kita kena dipegang mereka, maka mereka mengadakan comite P.B.I.S. itu tjuma penipuan, p a d a h a l mereka djadi setan, iblis, bangsa kita. W a ssa la m R d. Iding S oem ita Paramaribo, S.A. 328

332 LAMPIRAN-LAMPIRAN B ekn op te v ertalin g : Raden Iding Soemita heeft namens de Indonesiers in Suriname de afgevaardigden van de Republik Indonesia, die een conferentie te Havanna bijwonen, verzocht na afloop van de conferentie naar Suriname te komen teneinde regelingen te treffen betreffende de positie van de Indonesiers, die achter de Republik Indonesia staan. In afw achting van hun komst zullen de Indonesiers de mishandelingen der N ederlan dse politie-agenten verdragen. Naar zijn mening is de in hechtenis neming van drie Indonesiers door de politie het gevolg van het verraad van landgenoten, die verzot zijn op hoge posities bij het gouvernement. De volgende personen zijn marionetten van de Hollanders: De tolken Tj , Ming Doelman en Djojopawiro, alien afkomstig uit Java, Samingun en Salikin Hardjo, beiden geboortig in Suriname, en Doel Hardjo, eedsafnemer. Zij hebben een organisatie opgericht, de P.B.I.S. met het doel de Indonesiers op Java zowel als die in Suriname in de greep te houden van de Nederlandse imperialisten. De heer Lari Bogk moet geen enkele brief beantwoorden, die niet van Soemita s handtekening is voorzien. De genoemde verklikkers hebben er hun hoofd onder verwed dat Ir. Soekarno zijn strijd voor de onafhankelijkheid zal verliezen en dat Indonesie weer gekoloniseerd zal worden door de Nederlanders. De heer Soedijono Soerowisastro heeft 800 Indonesiers er toe overgehaald om met de Tabian naar Indonesie te vertrekken, teneinde de Republik Indonesia omver te werpen. Tot nu toe is niets bekend van het lot van deze Indonesiers. Salikin Hardjo is ter bijwoning van een conferentie naar Nederland vertrokken, waar hij de Nederlandse regering zal verzoeken President van de Indonesiers in Suriname te mogen worden. De immigratie-besluiten zouden worden vernietigd, terwijl men het burgerschap w.'l invoeren. Indien deze besluiten vernietigd zijn, zullen we nimmer meer naar ons Vaderland terug kunnen keren. W ie met de Republik Indonesia sympathiseert wordt hier in Suriname zwaar gestraft eri' daarom bespionneren deze verlikkers ons in onze politieke werkzaamheden teneinde ons bij de Overheid te kunnen aanbrengen. Daarvoor heeft men de P.B.I.S. opgericht. Het zijn duilvels voor de landgenoten. B l JLAGE X (U it De W e s t dd. 2/10/1950) V E R K O O P V A N P R E SID E N SO EK A R N O -K A A R TEN M ijnheer de Redacteur, Verzoeke beleefd plaatsruimte in Uw veelgelezen blad voor het onderstaande waarvoor ik U bij voorbaat beleefd dank zeg. 329

333 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN A TLANTIK De groene kaarten van de K.T.P.I. die de leden bij zich moesten hebben, en die zg. toegang tot de R.I. zouden verlenen, worden thans door de besturen van de verschillende districten opgehaald. De leden moesten ongeveer 25 cent er voor betalen. Bij het ophalen van de groene kaarten wordt een ander liedje gezongen, namelijk: Deze groene kaarten worden vervangen door kaarten waarop de foto van President Sukarno voorkomt. Deze Sukarno-kaarten kosten 30 cent. Dus. een gezin met 5 leden zal dan 5 maal 30 cent betalen is W ant deze Sukarno-kaarten komen van uit Indonesie. W ie deze Sukarno-kaarten niet heeft, is geen volgeling van President Sukarno, en later ook geen toegang tot de Republik. Daar de meeste van mijn rasgenoten hier onontwikkeld zijn, en met de gedachte rondlopen dat ze werkelijk naar hun land van herkomst zullen terugkeren, wanneer zij in het bezit van die Sukarno-kaarten zijn, laten zij zich dit niet voor een tweede maal zeggen. Al hebben ze nog slechts hun laatste centen om te eten, dan kiezen ze toch eerder de Sukarnokaarten dan het eten. Vooral waar het hun gezegd is, dat die kaarten rechtstreeks van Indonesie komen. De Heer Soemita heeft een cliche van President Sukarno, en nu laat hij die kaarten drukken bij de Rooms-Katholieke drukkerij Leo V ictor aan de Gemene Landsweg die ongeveer 3 cent per stuk kosten. En de leden moeten nou voor die kaart 30 cent betalen. Dus een winst van ongeveer 27 cent dat is 900 procent op elke kaart. Bij wijze van proef heeft Soemita laatst 4000 stuks laten drukken, die hem ongeveer f gekost heeft. En die waren binnen een oogwenk op. Dus die 4000 kaarten hebben opgebracht 4000 maal 30 cent = f Een winst van f f = f '. Nu heeft hij weer 2000 stuks laten drukken, want hij heeft gezien dat dit een makkelijke manier is om aan geld te komen. W erkelijk, men moet maar durf hebben om zijn eigen rasgenoten zo te belazeren. Ik zal maar niet zeggen..rasgenoten maar exrasgenoten, want de heer Soemita is thans Nederlander. Is dat weer een manier om aan geld te komen ten koste van de domheld der Indonesiers? Ja heer Soemita, nu er een scheuring is in Uw partij, en de leden geen contributie meer willen betalen, nu moet maar een andere uitweg gezocht worden om aan geld te komen. Verleden week Zaterdag was het een Javaans dansfeest op plantage M a Retraite dat op naam stond van de P.R.I.S.-secretaris de heer Kamirin. Een week tevoren was het ook een Javans dansfeest op dezelfde plantage, maar dit stond op naam van de Voorzitter van Banteng Item de heer Saring (betekenis zwarte buffel), ook een afdeling van de K.T.P.I. die de leden in bedwang moet houden. En zo zal het voortgaan op namen van andere bestuursleden. H ier zie 330

334 LAMPIRAN-LAMPIRAN ik heer Soemita, dat U slechts een partij heeft om geld te verdienen in plaats. van hun belangen te behartigen. M aar vrees niet, heer Soemita. Eens zullen de ogen van mijn rasgenoten opengaan, en dan zal het voor U te laat zijn, om Uw zonde te biechten. W ant dan zou ik niet in Uw plaats willen zijn. Slaap rustig heer Soemita, en doe Uw ogen toe. T o t een volgende keer. So long! Jakin B l JLAGE X I Afschrift Kaum Tani Persatuan Indonesia Kantoor Zwartenhovenbrugstraat 76 Paramaribo Suriname. Op Zondag 2 October is doorde Perhimpunan Kaum Tani' Persatuan Indonesia een resolu tie aangenomen. R E S O L U T IE 1. D e (Indonesische) bevolkingsgroep iii Suriname heeft verklaard achter de Regering van de Negara Republik Indonesia te staan. 2. In afwachting van een regeling door een gedelegeerde van de Regering der Negara Republik Indonesia in Suriname, wordt nodig geacht om de toestand te onderzoeken en het besluit vast te stellen voor de (Indonesische) bevolkingsgroep en andere belangen voor deze bevolkingsgroep. 3. Deze bevolkingsgroep wenst een juiste regeling van de regering van de Negara Republik Indonesia en een vertegenwoordiger in Suriname van de Republik Indonesia. 4. Deze bevolkingsgroep handhaaft steeds haar wens, de Republikeinse nationaliteit te verkrijgen. 5. Indien de nationaliteit is verkregen, laat dan deze bevolkingsgroep gauw onderzoeken door de betrokken persoon van de Republik Indonesia, niet te laat regelen of zo maar laten liggen. 6. D eze bevolkingsgroep erkent om Staatsburger van de Republik Indonesia Serikat te worden. 7. D eze bevolkingsgroep vraagt om Soemita blijvend als vertegenwoordiger van de Republik Indonesia Serikat te laten fungeren. 8. Deze bevolkingsgroep verzoekt aan de President van de Republik Indonesia om een mandaat voor Soemita als vertegenwoordiger van de Republik Indonesia Serikat. 9. Het aantal leden boven de achttien jaar van de Perhimpunan Kaum Tani Persatuan Indonesia, die achter de regering van de Republik Indonesia staat, bedraagt reeds en beneden de achttien jaar ongeveer

335 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLAN TIK 10. Deze bevolkingsgroep vraagt steun van de vertegenwoordigers van de Republik Indonesia, die in het buitenland zijn, zij moeten de Staatsburgers van de Republik Indonesia Serikat (R.I.S.) in Suriname erkennen. 11. Regeling van de Staatsburgers van de Republik Indonesia, die terug willen naar hun vaderland en de regeling van hen die in Suriname blijven. 12. Deze bevolkingsgroep wacht op de beslissing en het antwoord op deze Resolutie van de Regering van de Republik Indonesia Serikat en een behoorlijke Overeenkomst. Voorzitter Secretaris get. Iding Soem ita get. K rom o B I J L A G E X II Kaum Tani Persatuan Indonesia. Kantoor Zwartenhovenbrugstraat No. 76. Paramaribo Suriname A fschrift Kepada Paduka Jang Mulia Secretaris Delegatie Republik Indonesia Hotel Kurhaus Kamer 23. Scheveningen Paramaribo, 11 October Nationalitet bangsa Indonesier s jang di Suriname, sudah mulai dibit jarakan didalam Gedung Umum (Staten), akan tetapi belum ada keputusan jang resmi. Sedikit hari lagi Delegatie Suriname sampai di Den Haag perlu membereskan aturan-aturan Interim regeling. Membitjarakan Nationaliteit Indonesier s belum terang. Di Staten sudah mentjoba menanjakan kepada saja (Sum ita), apakah Bangsa Indonesier s jang di Suriname : Nationaliteit Suriname? Nationaliteit Belanda? Nationaliteit Indonesie? Saja mentjoba mendjawab pertanjaan itu, 85 persent bangsa Indonesiers, jang merasa atau ingin Nationaliteit Indonesie (R.I.S.), akan tetapi belum putus. 332

336 LAMPIRAN-LAMPIRAN K ita m en u n ggu utusan dari' D elegatie R.I. dari Den Haag, bagaimanakah k ita m en d jaw ab p ertan jaan itu? M oga-m oga paduka-paduka JM sedikit lek as m em b alas p ertan jaan ini, banjak trima kasih. W a s s a la m ; Voorzitter; Id in g S u m ita w.g. I. S u m ita S e cre ta ris; K rom o w.g. K rom o B IJ L A G E XIII L E L A K O N B A B M O E L I H D J O W O (U it K aum T a n i P ersatu an Indonesia, dd. 10/11/1950, Iste jg. no. 15). In g k otjo teloe ing lajan g iki diandarahake bab moelih d)owo ' S o al k ep o elan g an k e Indonesia di oeraikan dengan pan jang e sa u d a ra L a ri B o g k. D ia m enerangkan bahwa keadaan di Indonesia: h d o e * beres la g i d an d ari itu, dia m e n a se h a ti soepaja anggota semoea lebih ba tin g g a l di sini d o elo e m enoenggoe sampai kita bisa datang deng iki sanadjan oeripe bongso ki.o, ing n= kene okeh b ondo kojo dene Amerika, kantone ora podo lali getihe lan m em peng koedoe moelih m arang negarane dewe dewe. Kepnj x ^nan kito in gk ang ono Surinam e?, M oenggoeh kito ing kene biso timbang karo oeripe bongso kito k g ono ing n eg o ro A m erik a, ora ono sah ampoet-ampoete. Ing Surma kabeh ing a ta se p an goep o djiwo, ing dalem sah dmo dinane 9 ^ em gelem m oeng koedoe babad matjoel kang pametoene ora soemb n gan sah oesoem., A, f ni u~ D ad i m oen ggoeh bongso kito ing Suriname kene ora pedot-pedo n g arep -arep k ap an bisane moelih menjang tanah Indonesia, ikoe ono Den ere, d jala ra n saking sangsaraning anggone golek sandang oetowo p 9 ono Surinam e kene tan sah asor banget karo wong lijo bongso, moenggoeh kang d iarep -arep karo bongso kito kabeh ikoe maoe ijo no M o en g k atjiw an e isih doeroeng biso dadi sidji, ikoe sing 5ra 3 e ro retjo k k aro sah podo bongso djowo kang ono Suriname. ja a^^l,spg? sebelah n d jaloek penghoeloe songko tanah Indonesia, nanging n d jaloek dioelihke njang tanah Indonesia. Lah ikoe sing rodo repot, ja laran son gk o k ak arep an ikoe m aoe o ra biso podo. Jen w on g lijo ndjaloek pangkat ono Suriname ikoe jo bener, hamergo em an -em an k aro p en gg aw ean e ing kene, lan wis okeh sing podo didoesi 333

337 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK karo den mas ono Nglendar ikoe sing marahi rodo roewet ono sah djeroning perkoempoelan bongso kito. Moenggoeh biso dadi sidji kekarepan temtoene ora soewe-soewe wis biso dioeroes karo pengoeroes songko Indonesia. Kaoedjoedan sing dadi naliko Mohamed Roem arep tilik menjang Suriname karo sekretarise Soedjono iku wae wis ditjegat karo oetoesan wong lijo golongan kang diarani Dr Ismael, wahoesoeno mbandjoer sido brene. Kamongko wis ono sah djeroning koran,,de W est lan jo matoer toewan Gramang Suriname kene jen bakal tilik kawoelane ono ing Surmame lan jo wis tompo remboegane Mas Soemita naliko teko menjang Indonesia, lan toewan Gramang Suriname kene wis nganti deleh neng sah djeroning serat kabar,,de W est soepojo diwotjo karo kawoelo kang podo biso motjo koran. N a- nging boso wis. rodo let seminggoe ono sah djeroning kabar jen dialangalangi karo Doktor Ismel. Ikoe sing marahake rodo menesel kang dadi pi~ kirane bongso kito kang ono Suriname kene. Pramilo sahiki jen bongso kito orah doeweni akal kang djero temtoene jo kangelan moenggoeh kang dadi arep-arep poeniko maoe. Jen sai'ki biso akal soepojo biso nandjahake menjang djer dewe lah ikoe mboeh menowo biso enggal kaleksanan opo kang ditoedjoe ikoe maoe. Djalaran ing kene kekarepane si K.T.P.I. ikoe maoe, tansah okeh ba~ nget kang alang-alangi, ora moeng lijo bongso kang alang-alangi, moeng sah kantjane dewe wae, amergo sing doewe bondo-bondo neng Suriname iku rodo eman ninggal karo Suriname, amergo jo ikoe kojo dene sing wis di andarake ono Bellevue naliko isih vergadering, jen doewe toto-2 lan bakal ngedekake kino barang ikoe temtoene jo wis bakal ora obah ora moesih djalaran menggoeh arep dimoesihke mbandjoer keprije, bondo sah mono okehe arep diwehke wong lijo jo wis ora klakon namoeng sahiki koedoe sing rodo prajitno, moenggoeh ono remboegan kang bakal nindes karo bongso ikoe odjo sambat kaningojo maneh, djalaran sahiki bongso Djowo wis podo ngerti dalan, ora bakal keno diapoesi kojo dene djaman kang wis kelak. muiungen weraen blootgesteld." 334

338 LAMPIRAN-LAMPIRAN D e K.T.P.I. heeft niramer op dit soort geschrijf gereageerd, en zal ook in de toekomst er nimmer op reageren. Daarna volgde een door de P.B.I.S. geleide hetze, tegen bepaalde bestuursleden en propagandisten van de K.T.P.I., met het doel de verkiezingsactie van de K.T.P.I. lam te slaan. Gevolg van een en ander was o.a. het door de Procureur Generaal uitgevaardigde verbod van toegang tot enkele districten aan de heren Djalil en Ramlakhan en de arrestatie van laatstgenoemde. W aar dit incident met het Parket, thans als gesloten mag worden beschouwd, komt het ons niet dienstig voor, hierop verder in te gaan. V o lg d e het bezoek van Raden Abikusno en de waarlijk grootscheeps aangelegde,,verzoenings -actie tussen de P.B.I.S. en de K.T.P.I., welke echter spaak liep, toen de werkelijke bedoeling aan den dag kwam : n 1. een door het volk zelf onttroonde leider weer aan het hoofd van datzelfde volk te willen stellen. Men kan een volk nu eenmaal geen leiders opdringen, - want die kiest het zelf. Vervallen grootheden zijn altijd pathetische figuren, doch dat verandert niets aan de reele kant van de zaak: Z e hebben afgedaan!. D e K T P T heeft in het verleden ettelijke malen geprobeerd tot vnendschap eii samenwerking met de P.B.I.S. te komen. Zij riep daartoe zelfs de bemiddeling van hoge instanties in, maar het was telkens weer teverg eefs. T h an s. h eeft dit spelletje geen zin e<^- Gedesillusioneerd en ten einde raad, zon de P.B.I.S op wraak, welke het te n s lo tte nam in de vorm van een zeer geraffmeerd verkiezmgscomp lot, de..m asker-bew eging. Doch voor wij deze jongste actie van de P.B.I.S. de kaak stellen, is het gewenst, deze partij" eerst even onder de! u Pe te nemen. E E N P A R T IJ O P P A P IE R Hoeveel leden telt de P.B.I.S.? Nog geen 300. Hoe groot is haar aanhang? Nog niet eens een kwart procent van de Indonesische bevolking in Suriname' W ie maken haar uit? Een groepje tolken, bestuursopzichters, klerken en ziekenoppassers, de meesten gekerstend - en blijkbaar door dit laatste geequippeerd met een schilletje Westerse beschaving en wat gebrekkig Nederlands. Een dun bovenlaagje van de Indonesische bevolkingsgroep dat door werkkring en geestesrichting, zo ver afstaat van de massa als de Noordpool tot de Zuidpool. Geen wonder dat dit groepje generlei invloed bezit of kan uitoefenen op de rasechte Indonesische bevolking van Suriname. D e machtige P.B.I.S. waarmede het bestuur van Suriname erg veel rekening schijnt te houden, en waarvan in een deel van de locale pers zoveel ophef wordt gemaakt, is slechts een partij op papier, roterend om de figuur van een verstoteling, speelbal van locale politici. 335

339 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Geen wonder ook dat ruim 99 procent van de Indonesische bevolking zich achter de K.T.P.I. heeft geschaard, welke partij niet minder dan ingeschreven en contribuerende leden telt onder eigen, Indonesische leiding, doelbewust een eigen weg opgaand. W at wel een wonder mag heten is, de wel erg onrealistische kijk op zaken, welke het Surinaams Bestuur in Indonesische aangelegenheden toont, door maar steeds op het Kompas van het P.B.I.-groepje te varen. De vraag is alleen maar, hoe lang het Bestuur nog op deze wij denkt voort te gaan. Totdat het de Indonesische bevolking geheel van zich heeft vervreemd? Reeds zijn er tekenen, dat de Indonesiers het Bestuur niet begrijpende, terwijl het Bestuur hen evenmin begrijpt, een weg opgaan, welke getuigt van volkomen apathie voor al wat Suriname betreft. Hoe kan het ook anders, als de schakel die men dacht te leggen tussen Bestuur en Indonesiers inderdaad een wig blijkt te zijn. Een wig, die langzamerhand gevaarlijk begint te worden, zowel voor de Indonesische bevolking zelf als voor het Landsbestuur. D E M A S K E R -B E W E G IN G : Enige weken geleden deed zich in de Commewijne een merkwaardig verschijnsel voor. Gemaskerde lieden drongen op sommige plaatsen de woningen van K.T.P.I.-ers binnen, onder het voorwendsel dat zij tot de Volksgezondheidsdienst behoren, voor een onderzoek, dat perse in de duisternis. moest plaatsvinden. 't Gerucht verspreidde zich van mond tot mond, zo zelfs dat de hele Indonesische bevolking door een angststemming werd aangegrepen, niet alleen in de Commewijne doch door het ganse land. Bij informatie bleek dat de Volksgezondheidsdienst geen nachtploegen in de Commewijne had. Bovendien werd bij de achtervolging van een der,.maskers op een bepaalde plaats in de Commewijne, een scherp gepunte spaak van een rijwiel gevonden, dat enigszins op een spuitje leek. D it instrument werd aan de Politie overhandigd. Uit alles bleek. dat wij hier te doen hadden met een bende schurken en politieke agitators, die vermomd als mensen van de Gezondheidsdienst onheil en verwarring onder de Indonesiers tachtten te stichten. Deze mening werd nog versterkt door het feit, dat de nachtelijke aanvallen slechts op K.T.P.I.-ers werden gericht en dat de actie zich uitsluitend onder de Indonesiers afspeelde, in de verkiezingstijd Dit was reeds aanleiding genoeg, om de maskerbeweging te onderkennen als een politieke actie, van zeer vernuftige aard, enkel en alleen gericht tegen de K.T.P.I., gelijk met de dag ook duidelijker is geworden! De wig (P.B.I.) was weer in actie. De deuren van de P.B.I. woningen vertoonden plotseling het (P.B.I.) Lidmaatschapskaartje en de P.B.I.-ers verspreidden de blijde boodschap onder de angstige bevolking dat slechts 336

340 LAMPIRAN-LAMPIRAN het lidmaatschap van de P.B.I. bevrijding brengen kon van het maskergevaar. Doch... hoe stond het inmiddels met de ploeg van de echte Volksgezondheidsdienst, in Commewijne? W ie maakten die ploeg uit? D r Raadgever, een der felste tegenstanders van de K.T.P.I. en een aantal zieken-oppassers en handlangers, alien van de P.B.I.S. N a al hetgeen hiervoren omtrent de rol die de P.B.I.S. speelt is gezegd, moet men toch verklaren dat de Volksgezondheidsdienst een zeer ongelukkige greep heeft gedaan. Deze dienst, die voor het welslagen van haar arbeid, zozeer aangewezen is op de hulp en medewerking van het volk, zendt een ploeg uit bestaande uit uitgesproken tegenstanders van het Javaanse volk. Mensen in wie het Indonesische volk tenenenmale geen vertrouwen schenkt, en die zij niet geloven ook al zouden zij een koe niet anders dan een koe noemen! Mensen die naast hun officiele taak nog een politieke taak op zich hebben genomen, en zulks dan ook onomwonden verklaren. E n hiermede is tevens de grote angst, de grote verwarring en het schijnbaar optreden der Indonesiers tegen de Volksgezondheidsdienst verklaard. Niemand zou graag een inspuiting van een geslagen vijand willen ontvangen, daarvoor bestaat er in zulk een geval te veel achterdocht. Hoe verwacht men dit wel van de Indonesiers ten opzichte van personen die hun vijandig gezind zijn? Hier is een typisch voorbeeld van averechtse politiek en van de Schakel, die in een wig ontaardde. D e K.T.P.I. reageerde snel en resoluut tegen de masker-beweging, tot grote spijt van haar tegenstanders. Doordrongen van het gevaar dat in deze beweging school, maande zij de Indonesiers aan rustig doch waakzaam te blijven. Indonesische families stelden een tijdelijke nachtwacht in niet door vreemden, doch door een of meer leden der familie zelf ter bewaking van eigen huis en haard. En binnen enkele dagen was geen spoor van de maskers meer te vinden zij wisten dat hun spelletje reeds doorzien was. D e reactie van de K.T.P.I. tegen de masker-beweging schijnt inmiddels door politieke tegenstanders te worden uitgebuit in een andere zin. Even geniepig als de masker-beweging was, is. de uitleg die politieke tegenstanders er aan trachten te geven, n.l. deze dat het de K.T.P.I. zelf is, die deze masker-beweging heeft ontketend, en wel met het doel terreur uit te oefenen op politiek-andersdenkenden. Zo schrijft Percy Wijngaarde, ook al een van de heren politici die zich van de aanvang af tegen de K.T.P.I. in het geweer hebben gesteld, in zijn blad, onder het hoofd,,terreur.,,w ie achter dit alles zit weten wij niet (W at een onnozelheid!)... m aar het is bekend dat het de K.T.P.I.-groep is die ongeoorloofde handelingen pleegt (Arm e K.T.P.I.!) W e zouden het op prijs stellen indien Indonesia pada pantai lautan Atlantik

341 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK de heer Wijngaarde ons en daarmede de ganse Surinaamse gemeenschap kon bewijzen dat de K.T.P.I. ongeoorloofde handelingen pleegt en welke deze handelingen zijn. Aan blote insinuaties hebben wij niets daar zijn wij van die zijde zo zoetjes aan reeds gewend geraakt. Het is een publiek geheim dat het de heren P. W ijngaarde, J. Raatgever en J. Lachmon zijn, op wier aanhoudend aandringen de beslissing tot niet-toelating van de heer Karamat Ali genomen is, waardoor het Land nodeloos in de kosten van een niewe verkiezing is gejaagd. Het is ditzelfde trio, doch vooral de eerstgenoemde, dat bij de befaamde,,verzoenings actie de hoofdrol heeft gespeeld (zie boven). Tenslotte is het ditzelfde trio, dat in het district Commewijne verschenen is, met een plan de campagne om de K.T.P.I. tegen te werken. Z e hebben (dat moet tot hun eer wel gezegd worden) hun uiterste best gedaan, en zowel elk afzonderlijk als in vereniging in de Commewijne geopereerd... en gefaald. t Is daarom helemaal niet denkbeeldig dat de heer P. W ijngaarde en zijn politiieke consorten meer van de,,masker--beweging weten dan wij alien tezamen. W elke w aarde de hierboven bedoelde verdachtm akingen hebben, blijkt wel uit de navolgende feiten : 1. Wanordelijkheden en geweld staan niet op het programma van de K.T.P.I. W ij hebben bewezen dat de verkiezingsstrijd in de Commewijne door ons. zonder terreur, zonder geweld, ja zelfs zonder enige merkbare propaganda gewonnen kan worden, en wij zullen dat op dezelfde manier weer doen (aldus de heer M.A. Karamat Ali in zijn rede op 2 October 1949 uitgesproken). Dat de K.T.P.I. woord heeft gehouden, blijkt wel uit het feit, dat gedurende de gehele verkiezingsactie door de K.T.P.I. niet eens een vergadering in de Commewijne is belegd. 2. Practisch 99 procent der Indonesische bevolking staat pal achter de K.T.P.I. De 1 procent of minder van de P.B.I. deert ons niet. Als de masker-beweging inderdaad door de K.T.P.I. in het leven zou zijn geroepen, dan zou die gericht moeten zijn tegen de in het district woonachtige Hindostani s en Creolen want alien onder die groepen hebben politieke tegenstanders van de K.T.P.I. nog enige kans. De /eiten wijzen echter uit dat de masker-beweging zich uitsluitend onder de Indonesiers heeft afgespeeld. Dit is het beste bewijs dat de aan ons adres gerichte verdachtmakingen kant noch wal raken. 338

342 LAMPIRAN-LAMPIRAN BIJLAGE X V IN G E Z O N D E N (buiten verantwoordelijkheid van de redactie) O P E N B R IE F A AN D E V O O R Z IT T E R VAN DE KAUM TANI P E R S A T U A N IN D O N ESIA (K.T.P.I.) M ijn h eer de Redacteur, V e rg u n mij een plaatsje voor het onderstaande in U\v veelgelezen bjad, w a a rv o o r ik U bij voorbaat dank zeg. G each te heer Voorzitter van de K.T.P.I., H et is niet mijn bedoeling U van Uw hoge post af te zetten, doch om U en Uwe trawanten een halt toe te roepen op de ingeslagen weg voort te gaan, aangezien U doende zijt ons volk te vernietigen. H et is waar dat de K.T.P.I. het grootste deel der Javanen omvat, doch U weet evengoed als ik, dat niet alien uit liefde toegetreden zijn. De middelen die voor-tijdens en na de verkiezingen gebruikt zijn, om hen die niet wensten toe te treden te dwingen, kunnen hier achterwege gelaten worden. Gouden bergen zijn de mensen beloofd en men zag in U de Mozes, die hen uit de verdrukking naar het beloofde land (Indonesie) zou terugvoeren. Z efs een Abikusno was niet bij machte hun van het tegendeel te overtuigen. O p elke vergad erin g, zowel in de stad als in de districten verklaarde U, d a t U de enige vertegenw oordiger in Suriname van de Indonesiers w as en d at alien bij U konden aanlopen indien zij klachten, wensen en v e rla n g e n s hadden, zodat U deze in de Staten zou kunnen behandelen. Arm e rasgenoten. ze weten het niet beter. En hieruit vloeit Uw durf voort. V an de tot de partij aangesloten leden van ongeveer zijn er nog geen 10 die de Nederlandse taal lezen en schrijven kunnen en hieraan dankt U Uw kracht. W ant zover ik weet heeft U vanaf Uwe intrede in de Staten tot heden alleen maar,,ja en Amen" gezegd en niets anders. Z e lf toen de kwestie van Uw helper Karamat Ali behandeld werd, en een ieder het meeste van U verwachtte, was het slechts,,wat zal ik zeggen. W a a r het hier betref een voor U zo gewichtige zaak n.l. het in de Staten brengen van een ruggegraat, en II toen niet wist wat te zeggen, hoe zal LI dan in staat zijn de vele grieven van Uw volk hier in Surinam e naar voren te brengen? Is het niet een schande dat een Surinam er, de heer Findlay het telkens en telkens weer voor ons moet opriemen, terwijl er een Javaan, voorzitter van de partij, in de Staten zit? M oeten wij alleen om de naam dat onze Voorzitter lid van de Staten is, onze zuur verdiende centen aan contributie opofferen? M oeten wij daarvoor zijn reizen in binnen- en buitenland bekostigen? O p de agenda van de j.l. gehouden vergadering stond o.a. vermeld: 339

343 INDONESIA PADA PANTAI LAUTAN ATLANTIK Voorziening in de vacature van Ondervoorzitter en Secretaris - ^ W ser eindelijk democratisch, want voor zover ik weet, was U de alleen e ^ in de partij. U was Voorzitter, P en n in g m e e ster, Secretaris enz. L>e Rakim en Karta werden respectievelijk ondervoorzitter en s e c r e t a r i s ^ noemd, doch dit alles was schijn om buitenstaanders zand in de 9 g strooien. In werkelijkheid hadden zij niets te vertellen en dienden als figuranten. Hebben deze thans genoeg er van om als schildkn p dienst te doen of zijn zij evenals ik tot de overtuiging gekomen da partij de Javanen meer na- dan voordelen brengt? O f zijn er a n d e re na ven die hun verwijdering uit het sch ijn b estu u r hebben veroorzaakt. ^ Kort na Uw terugkeer uit Nederland vertelde U ons immers op b ijeen g eroep en vergadering in Luxor dat de heren Rakim en K arta tro ^ en eerlijke medewerkers van de K.T.P.I. waren en nu worden n., redenen van hun aftreden niet eens uiteengezet. O f staan hun ontwi ling en eerlijke bedoelingen voor het welzijn van de leden van de K. 1 hun in de weg om tot 't partij bestuur te behoren? Op de agenda van Zondag 5 dezer stond voorts,,financieel v e rs 9 over 1949/1950. Je moet durf hebben. Het is waar heer V o o r z i t t e r, e brutalen hebben de wereld. Dit heeft Uw adviseur prachtig in elkaar gezet. Trouwens, hij moet toch ook wat doen voor de baan, hem b ezorg En waar een Javaan nu eenmaal geen Br. Indier is, die vragen gaat stellen is deze hele comedie dan ook voor buitenstaanders bestemd. De kranten hebben het grote nieuws de wereld ingezonden. R a m l a k h a n eertijds de pilaar van de K.T.P.I. heeft ruzie met de V o o r z itte r. ^ i e insiders Javanen zijn zullen opgeschrikt. dit bericht met een schouder ophalen gelezen h eb b en doc Ramlakhan, die eens in een openbare vergadering verklaarde liever dood dan de leden van de K.T.P.I. aan de willekeur van het G ouvem e' ment te laten, dezelfde Ramlakhan, welke U ons voorstelde als In d o- nesier en die volgens U zijn Hindoe broeders verlaten had om on ze langen te strijden, Uw schaduw en Uw tolk, thans ruzie. H et nieuv/sbla*-*..de W e s t noemt de mededelingen van Ramlakhan fantastisch. Dit komt omdat de geachte Redacteur geen idee heeft van w a t zich in de partij afspeelt. Feit is dat de heer Ramlakhan volkomen op de hoogte is van deze toestanden. En vandaar de vrees. Ramlakhan kan n.l. dingen loslaten die U, voorzitter en U w ad v iseu r slapeloze nachten kunnen bezorgen. Maandag en Dinsdag van d e a fg e lo - pen week zijn Uw herauten de districten afgelopen om de v e r s c h i l l e n d e districts besturen te verwittigen om alle opgehaalde en nog niet a f g e d r a g e n te gelden brengen. met bescheiden naar het kantoor aan de Zw artenhovenbrugstraat boekingen Het spook te Ramlakhan verrichten. heeft U avonden op het kantoor g eh o u d en om 340

344 L A M P IR A N -L A M P IR A N, '''Ta fla ^ de P r ^c bting van de partij hebt U het nimmer nodig geacht d e le d e n van de verrichtingen op de hoogte te stellen. e e n v a n on s w eet tot heden w at het resultaat van Uw reis naar e d e rla n d alsm ede Indonesie geweest is. Voordelen voor ons hebben ze a lth a n s n iei g eb rach t, alleen nadelen, want volgens mij is de kas uitgeput. U g o o ch eld e op de vergadering van Zondag met bedragen voor de a a n w e z ig e n. D e arm e mensen die niet hiervoor uit de districten naar P a ra m a rib o zijn toegestroom d hebben van dit vertoon niets begrepen. LI w e e t ook dat zij niets begrepen. LI weet ook dat het hun onverschillig la a t o f de kas nu f dan wel f telt. N'len is in..l u xor gekomen om het grote nieuws, U weet wel vvaarvoor U n aar Indonesie gegaan zijt. Toen U dan ook anders begon te p iep en van, dat ik jullie nooit terugzending naar Indonesie had beloofd, w a s d e teleu rstellin g duidelijk op de gezichten te lezen. U voelde nattigh e id en v erk laard e de aanwezigen dat het doel van de K.T.P.I. is, het v e r k r ijg e n van rechten voor Indonesiers in Suriname. Waarom had U h e tz e lfd e niet gezegd tijdens de oprichting van de K.T.P.I. W a n n e e r LI hun dit duidelijk had gemaakt en geen beloften die U n:ct in s ta a t z ijt te verw ezenlijken dan was hun veel rampspoed bewaard g e b le v e n. Im m ers velen hebben hun mooie percelen met huis en al hun hebben en h o u d en voor een p aar centen aan Br. Indiers verkocht en lopen nu rond in P a ra m a rib o. V in d t LI dit niet erg? M e n deed hun het verhaal van geen grote arealen te beplanten, want a ls s tra k s de boten d aar zijn, zij alles toch aan anderen moesten achterla te n. D it zijn s le c h ts enkele der vele daden aan het volk bewezen. E n nu over LIw financieel verslag van Zondag j.l. Op de algemene v e rg a d e rin g van 2 O cto b er 1949 in,.luxor deelde U de aanwezigen m ed e d at de vereniging contribuerende leden telde, U gaf op..in k o m sten 1949 f Uitgaven f (welke posten moesten d a a r g e b o e k t w orden?) In k o m ste n 1950 f en uitgaven f (weer de vraag, w elk e p osten?) E n d an m oet er w eer bij komen,,reiskosten van de heer Soemita naar In d o n e sie f (is het misschien voor familiebezoek weer als de v o rig e reis n aar N e d e rla n d? ). T 'e lt de vereniging inderdaad zoveel contribuerende leden, dan is Uw o p g a v e o n ju ist. Im m ers ter bekoming van de beruchte groene kaart moet men 25 cent b e t a l e n, dus X 25 cent is f Elk lid betaalt per jaar aan c o n t r i b u t i e f Contributie over 1949 en 1950 totaal f per lid, dus X f is f N e e m aan d at niet alle leden betaald hebben, maar zeker is dat meer 341

345 IN D O N E S IA P A D A P A N T A I L A U T A N A T L A N T IK dan de helft hun contributie over 1949 en 1950 geheel hebben bet3j ^ Ik weet bij ondervinding dat zo goed als al mijn land9en tej\ t plichten jegens de vereniging prompt nakomen, bang als ze zijn d a ^en ^ groene kaart, welke hun straks toegang tot de R.I.S. zal kunnen 9eV ontnomen wordt. Ik ben zelf Indonesier en weet dus precies wat er omga Wie niet betaalt, wordt geboycot en zijn kaart wordt hem ntnoi1^^e Hieruit zal het U duidelijk zijn mijnheer de Voorzitter, dat er toch en ke. Javanen zijn die Uw financieel verslag van Zondag'5 dezer in twlj.e trekken. U verklaarde ook dat U hen terugzending naar I n d o n e s ie nie beloofd had, doch straks rennen Uw herauten de districten af on\ de mensen te vertellen dat U niet alles in het openbaar kan m e d e d e l e n, daar er spionnen aanwezig kunen zijn die Uw plannen kunnen verklappe11' is het altijd gegaan en zo zal het blijven. Mijn volk is onverstandig en zij die enigszins verstandig zijn v e r l a t e n Uw gelederen. Ik wens geen leider te zijn van mijn volk daar ik de capaciteiten mis. Ik ben in mijn jeugd niet school gegaan, dus niet ontwikkeld. D ch W heb ik verstand van het spel dat U speelt, tezamen met die U o m r in g e n, en daarom roep ik U nu toe s t o p t e r m e e, h e t z i jn a l l e n o n z e B R O E D E R S. T tim o 342

346 UNIV ERSITAS INDONESIA PERPUSTAK AAN TGL. K E M B A L I T G L, K E M B A L I H 0 MAY '1 0 M W 'W 19

347 Pertjetakan: B a l a i P u s t a k a D ja k a r t a B P. No

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti

Lebih terperinci

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk mendjamin bagian jang lajak dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Status : Mendjadi UU No.3 Th.1951 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengawasi berlakunja Undang-undang

Lebih terperinci

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Kencana, No. 2 Hal. 6 Th I - 1958 Drs. Asrul Sani SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Tjatatan: Drs. Asrul Sani adalah terkenal sebagai seorang essays jang djuga termasuk salah seorang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 Berita Negara RI No... Tahun 1950 PENGADJARAN. Peraturan tentang dasar pendidikan dan pengadjaran disekolah. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:bahwa perlu ditetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar segala kegiatan jang akan menundjang pengembangan kepariwisataan jang merupakan faktor potensiil

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) NO. 7/1963 27 Pebruari 1963 No. : 6/DPRD-GR/1962,- Keputusan :Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat II Buleleng

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 3 / 1966 14 Desember 1966 No. 1/DPRD.GR./1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANGLI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 5 tahun 1969 27 Pebruari 1969 No. : 6/Kep/D.P.R.D.G.R./1968 Keputusan : Dewan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kabupaten Djembana Tanggal

Lebih terperinci

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1 III. I. ORDONANSI PADJAK PERSEROAN 1925. Stbl. 1925 No. 319; Stbl. 1927 No. 137; Stbl. 1930 No. 134; Stbl. 1931 No. 168; Stbl. 1932 No. 196 dan 634; Stbl. 1934 No. 106 dan 535; Stbl. 1938 No. 155 dan 319;

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 No. 5 Tahun 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa perlu diadakan peratuaran tentang penggunaan Lambang Negara

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 6 TAHUN 1954. Tentang TAMAN PEMAKAIAN PEMELIHARAAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND

HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND HUBUNGAN PELA DI MALUKU-TENGAH DAN DI NEDERLAND Suatu tindjauan singkat oleh Dr. Dieter Bartels Karangan ini adalah berdasarkan penelitian anthropologis jang dilaksanakan oleh penulis selama tahun 1974-75

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa berhubung dengan diadakannja Kementerian Peladjaran perlu menindjau kembali susunan dan lapangan pekerdjaan Kementerian Perhubungan.

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untukk memantapkan harga beras dan mentjukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, perlu menetapkan kebidjaksanaan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 9 TAHUN 1953 TENTANG PENDJUALAN MINUMAN KERAS DAN PEMUNGUTAN PADJAK ATAS IZIN PENDJUALAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Sebagai Berikut : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR TENTANG PADJAK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) Mengubah Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 Menimbang bahwa dianggap perlu untuk menindjau kembali Peraturan Uap jang ditetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 30/1963 5 Juli 1963 No : 2/DPR/1962 DEWAN PERWKAILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni 1954. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1954. Tentang PERIZINAN MEMBUAT REKLAME DAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa dalam penjelesaian Revolusi Indonesia

Lebih terperinci

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des.1952. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun 1952. TENTANG PEMADAM API DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 22/1968 18 Nopember 1968 No. 1/SK/DPRD-GR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN GIANYAR K E P U T U S A

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk

Lebih terperinci

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi Sumber : Aneka No. 25/VIII/1957 Berikut ini dihidangkan buat para pembatja Aneka sebuah naskah jang tadinja adalah prasarana jang di utjapkan oleh sdr. Asrul Sani dalam diskusi besar masalah sensor, diselenggarakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9 tahun 1969 24 Pebruari 1969 No. 1/DPRDGR/67. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 1 / 1966 14 Desember 1966 No. 8/D.P.R.D.G.R./1962 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 No.11/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa 1 Maka barang jang sudah ada daripada mulanja, barang jang telah kami dengar, barang jang telah kami tampak dengan mata kami, barang jang telah kami

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia, DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 40, 1955. BEA-MASUK DAN BEA-KELUAR-UMUM. PEMBEBASAN. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1955, tentang peraturan pembebasan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITEIT GADJAH MADA Peraturan tentang Universiteit Gadjah Mada. Menimbang : bahwa perlu mengadakan peraturan tentang Universitit Negeri

Lebih terperinci

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Menurut surat undangan jang diedarkan, maka tugas jang harus saja pikul hari ini, ialah: membitjarakan Kedudukan sastra dalam

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 10/1963 13 April 1963 No.5 /DPRDGR/1963. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Meretapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei. 1955 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 TENTANG KANTOR PERKREDITAN DAERAH. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG

PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMBAHARUAN BEBERAPA HAK ATAS TANAH SERTA PEDOMAN MENGENAI TATA-TJARA KERDJA BAGI PEDJABAT-PEDJABAT JANG BERSANGKUTAN Menimbang

Lebih terperinci

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 Harian Rakjat Djum at, 30 Oktober 1964 Para Sdr. Kuliah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, UNDANG-UNDANG REPUBLIK SERIKAT NOMOR 7 TAHUN 1950 TENTANG PERUBAHAN KONSTITUSI SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MENDJADI UNDANG- UNDANG DASAR SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 1/1968 20 Januari 1968 No. 2/D.P.R.D.G.R./1967. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN N o.135 TAHUN 1951. KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa dipandang perlu sekali Indonesia, sebagai anggauta "INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION UNION" (I. T. U.), ikut serta dalam "KONPERENSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannja

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 37/1968 31 Desember 1968 No. 4/D.P.R.D.-G R./1965 Pasal 1. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 5 / 1966 14 Desember 1966 No. 4/D.P.R.D.G.R./1964. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut :

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut : TJETAKAN KE II TANGGAL 1 MARET 1958 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke III tg. 1 2-1953. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1953. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 2 th. Ke IV tg. 1 April 1954 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1954, TENTANG SURAT MENGEMUDI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 16/1963 20 April 1963 No. 7/DPRD-GR/1963.- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Menetapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun 1969 16 Oktober 1969 No.6/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk daerah-daerah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 31/1968 31 Desember 1968 No. 5/DPRD.GR.//1968- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI k a m a r a l s ja h 1 "" r I t 1....-y. ; , ^ i * t ^ ' k. p^samo j t i r i * V L J " r i!> k /A - ^ TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI r f B. W O L

Lebih terperinci

ii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971

ii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971 kesimpulan : DISKUSI PANEL BUTAS Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971 STAKAAN ITBANG pekerjaan umum 25-75 ii----r. ~ DEPARTEM E N PEKERDJAAN UMUM D AN T ENAGA LISTRIK J ~ULlK

Lebih terperinci

SOSIOLOGI U N TU K MASJARAKAT INDONESIA

SOSIOLOGI U N TU K MASJARAKAT INDONESIA SOSIOLOGI U N TU K MASJARAKAT INDONESIA PUSTAKA S A R D JA N A N o. 8 r c n. B r. y ^ B A S S A N S H A D I L Y SOSIOLOGI UNTUK MASJARAKAT INDONESIA : 8. Feb 1958 N o. U r u j N. r t q i i Copyright by-jojosan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 95 TAHUN 1956. KAMI, PRESIDEN Menimbang : a. bahwa berhubung dengan terpilihnja Indonesia mendjadi Anggota E.C.O.S.O.C. mulai tahun 1956 untuk masa waktu 3 (tiga) tahun, maka diangap

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH PERALIHAN DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT. Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut:

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH PERALIHAN DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT. Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut: DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH PERALIHAN DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut: PERATURAN DAERAH, DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut : PERATURAN DAERAH TENTANG MENGADAKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I I Resolusi atas Lapiran Umum Setelah bersidang 5 hari lamanja dan mempertimbangkan setjara mendalam dan seksama Laporan Umum Pimpinan Pusat Lekra jang disampaikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kekuatan ekonomi potensiil jang dengan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. No.6/ 1959. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. (1) Dalam

Lebih terperinci

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI!

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF * UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! ersitas Indonesia nkultasssastra a jf Perpustakaamf 7 a :r p u xs t a k a.a n [ j^ J L T A S S A S T R \ jjfcpakxbmen

Lebih terperinci

M * H A m m A» H A T T a

M * H A m m A» H A T T a M * H A m m A» H A T T a y '1 " %. U sjl' JttMrr / p.t. p e m b a n g u n a n d j a k a r t a 1 >< m! n ML' P F ":' jj O! r=!i ;! K.M. I' ;,/'i j A.-:. D I; P L' i:.. MENINDJ AU KOOPERASI MASALAH I: 4>

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 159 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 159 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NO. 159 TAHUN 1957. KAMI, PRESIDEN Memperhatikan : a. surat undangan jang diterima dengan perantaraan Kedutaan Besar Kanada di Djakarta tanggal 14 Djuni 1956 No. 91, mengenai Kongres

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9/1968 19 April 1968 No. 3/P/DPRDGR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli. 1953 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBANTAIAN HEWAN, PEMERIKSAAN DAGING

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa perlu mengeluarkan petundjuk Pelaksanaan penjelenggaraan urusan hadji jang dimaksud dalam Keputusan

Lebih terperinci

SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA

SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA Presiden Soeharto :..djangan kita silau dengan kemenangan-kemenangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun 1969 28 Mei 1969 No. 6 a 1/DPRDGR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 8 TAHUN 1953 TENTANG TUGAS BELADJAR. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1968 DEPARTEMEN PENERANGAN R.I. S.A. 11 SERI AMANAT 11 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL

Lebih terperinci

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA Presiden Soeharto :...Jang penting adalah sikap kita. Kita harus

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A Oktober 1968 6 Peraturan Daerah Propinsi Djawa Timur Nomor 3 tahun 1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (Keputusan Pres. RIS 31 Djan. 1950 Nr. 48.(c) LN 50 3) (du. 6 Peb. 50) MUKADDIMAH Kami bangsa Indonesia semendjak berpuluh-puluh tahun lamanja bersatu-padu dalam perdjuangan-kemerdekaan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 25 tahun 1970 17 Djuli 1970 No. 43/PD/DPRDGR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan peraturan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. No. 164 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. No. 164 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 164 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN Menimbang : perlu dilakukan usaha-usaha untuk lebih menjesuaikan pendidikan teknik dengan keperluan pembangunan Negara dan Masjarakat ; Memperhatikan

Lebih terperinci

Kolose 1 Salam doa Utjapan sjukur karena iman sidang djumaat Doa rasul supaja sidang djumaat makin kenal kemuliaan Keristus

Kolose 1 Salam doa Utjapan sjukur karena iman sidang djumaat Doa rasul supaja sidang djumaat makin kenal kemuliaan Keristus Kolose 1 Salam doa 1 Daripada Paulus, rasul Keristus Jesus dengan kehendak Allah, beserta Timotius saudara kita, 2 kepada segala saudara jang sutji dan beriman didalam Keristus, jang di-kolose, turunlah

Lebih terperinci

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar Oleh: Shohib Masykur (Seorang diplomat muda sederhana jang memiliki tjita-tjita besar tentang Indonesia) Dalam tulisan ini saja ingin mengulas sebuah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1971 TENTANG TUNDJANGAN CHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA KEPADA PEGAWAI DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha peningkatan dan pengamanan

Lebih terperinci

SEGI-SEGI DJURNALISTIK D4KIPADA PERS

SEGI-SEGI DJURNALISTIK D4KIPADA PERS SEMINAR PERS KEDUA LEMBAGA PERS DAN PENDAPAT UMUM DJAKARTA HAL O FLAHERTY^ SEGI-SEGI DJURNALISTIK D4KIPADA PERS rchmbaga PERS DAN PENDAPAT UMUM DJAKARTA Perpustaiasn Soedirnan Kartohadiprodjo FHUI Buka

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PENIMBUNAN BARANG-BARANG (UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 17 TAHUN 1951) SEBAGAI UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHAESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 27 tahun 1970 17 Djuli 1970 Keputusan : Dewan Pewakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Propinsi Bali. Tanggal : 3 Djuli 1969. Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa struktur organisasi,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL PREISDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Program

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956 Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta Nomor 2 Tahun Ke VI Tanggal 1 Djuli 1956 Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1956 TENTANG PENJUALAN AIR SUSU DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

ASAS - ASAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

ASAS - ASAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL ASAS - ASAS HUKUM PERDATA INTERNASIONAL OLEH ' M r W/R/ONO PRODJODiKORO KETUA AGUNG D / j WDONES/A ^.rfita K A N jie D U A N. V. v/k G. C. f - VAN D or P & Co. 3JAKARTA - B A N D U *^ - s e m ARa n g.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 24 tahun 1970 17 Djuni 1970 Keputusan : Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kab. Gianyar Tanggal : 18 Nopember 1969 Nomer

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 32 tahun 1970 19 Agustus 1970 No. 3/PD/26/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KLUNGKUNG Menetapkan peraiuran

Lebih terperinci