SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 SERI AMANAT 50 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1971 REPUBLIK INDONESIA

2 Presiden Soeharto :..djangan kita silau dengan kemenangan-kemenangan dan djangan pula risau dengan kekalahankekalahan. Nasib Rakjat djauh lebih penting daripada menggundjingkan terus menerus hasil Pemilihan Umum itu. Bekerdja keras djauh lebih berguna daripada mengutik-ngutik hasil Pemilihan Umum jang sjah itu. Dan marilah kita dengan gembira berkata; jang menang dalam Pemilihan Umum ini sebenarnja seluruh Rakjat, jang menang adalah kita semuanja, jang menang adalah semangat demokrasi".

3 Presiden Republik Indonesia Djenderal Soeharto

4

5 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Saudara Ketua, Para Wakil dan para Anggota DPR-GR jang saja hormati; Apabila saat ini saja berbitjara dari mimbar ini pada pembukaan sidang DPR-GR, maka adalah jang ke-6 kalinja saja melaporkan perkembangan keadaan Negara kita selama satu tahun jang telah dilampaui. Seperti halnja pada tahun-tahun jang lalu saja djuga ingin menggunakan kesempatan ini untuk berbitjara langsung dengan seluruh Rakjat Indonesia. Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah Air; Besok pagi kita akan memperingati hari ulang tahun Kemerdekaan kita; usia Negara Republik Indonesia akan genap 26 tahun. Setiap peringatan 17 Agustus kita gunakan untuk membuat neratja perdjoangan: melihat posisi kita sekarang, menilai kemadjuan dan kemunduran setahun jang lewat. Kemudian kita melihat kemuka; dan menjusun program untuk membentuk masa depan jang harus lebih baik dari masa kini. Sekarang kita berada ditengah-tengah tahun Tahun ini mempunjai arti jang penting, karena dua hal. P e r t a m a : Dalam tahun ini dengan tidak terasa Orde Baru berusia 5 tahun. Dapat kita katakan, tahun ini ada- 5

6 lah Pantja Warsa Orde Baru. Lima tahun adallah djangka waktu jang tjukup pantas untuk menilai hasil sesuatu perdjoangan. Lebih-lebih bila diingat, bahwa lahirnja Orde Baru berarti kita membuka lembaran baru darfl perdjoangan Bangsa Indonesia. K e d u a : Dalam tahun ini, untuk kesekian kalinja, Orde Baru telah berhasil melaksanakan tugasnja jang panting; ialah melaksanakan Pemilihan Umum untuk llebih mengembangkan prinsip demokrasi berdasarkan Pantja Sila. Untuk semuanja itu, kita memandjatkan pudji sjukur jang setinggi-tingginja kehadirat Allah S.W.T. Pada awal tahun 1969 kita telah dapat mentjiptakan stabilisasi ekonomi dan stabiliisasi politik fang agak lumajan hingga dapat kita mulai melaksanakan Pembangunan Lima Tahun. Sekarang dua tahun kemudian, terbuka tantangan dan kesempatan bagi kita semua untuk mempertjepat djalannja pembangunan itu! Ja, saja katakan pembangunan harus kita pertjepat karena berbagai alasan pokok; baik karena bimbingan tjita-tjita maupun karena dorongan keadaan, baik karena aspirasi-aspirasi dalam negeri maupun tjita-tjita kita mengenai wadjah dunia fang damai. Ketika tahun 1945 kita menjatakan Kemerdekaan Indonesia, maka terbaj.ang kehidupan jang serba indah dari. Bangsa ini: terbentuknja Pemerintahan Nasional jang melindungi dan mendatangkan perasaan tenteram bagi segenap Bangsa Indonesia, kesedjahteraan umum jang madju, kehidupan Bangsa jang tjerdas; dan kita ikut membangun dunia jang tertib. Bajangan itulah jang ingin kita djadikan kenjataan. Sekarang, 26 tahun kemudian, bajangan itu makin djelas; dan bentuknja makin tampak. Memang, hasil-hasil itu agak lambat djuga kita tjapai. Seperti pernah saja katakan, sebagian karena keadaan jang belum memungkinkan, dan sebagian lagi karena kekeliruankekeliruan kita sendiri dimasa-masa lampau. Kemadjuan-kemadjuan jang kita rasakan sekarang ini tidak datang dengan sendirinja. Langkah demi langkah kemadjuan 6

7 jang kita tjapai walaupun kadang-kadang hanja merupakan langkah-langkah ketjil adalah berkat kemampuan kita meluruskan djalan jang kita tempuh, berkat ketabahan hati kita mengatasi kesulitan-kesulitan jang menghadang didepan kita, berkat kekuatan kita dalam menjingkirkan rintangan demi rintangan. Djalan itu adalah djalan pembangunan. Saat ini kita telah berada diudjung djalan jang benar; dan tampaknja djalan jang kita tempuh makin lurus dan rata. Langkah pembangunan harus kita pertjepat sebab Rakjat sudah ingin segera menikmati hasil Kemerdekaan ini; dan kebutuhan Rakjatpun makin banjak dan makin beraneka ragam. Langkah-langkah pembangunan ini harus kita pertjepat; sebab apabila tidak, hasil pembangunan itu akan disusul oleh bertambahnja djumlah penduduk, sehingga kemadjuan pembangunan itu akan tidak mempunjai arti sama sekali. Pembangunan harus dipertjepat, sebab kita djauh tertinggal dari banjak bangsa-bangsa jang lain. Saling hubungan ekonomi jang erat makin mendjadi tjiri jang menondjol dari perekonomian dunia sekarang. Kita baru akan dapat memanfaatkan hubungan tadi dalam kedudukan jang saling menguntungkan apabilla ada kekuatan ekonomi didalam negeri, sehingga kitapun nanti dapat berbittjara lebih banjak dan tidak tergantung pada perkembangan ekonomi dunia. Ini bukan hanja soal kehormatan atau harga diri. Ini adalah djuga soal tanggung djawab dan kewadjiban. Dengan dukungan kekuatan ekonomi didalam negeri, kita akan dapat berbuat lebih banjak dalam ikut mewudjudkan perdamaian dunia, serta dalam meningkatkan kesedjahteraan jang lebih merata didunia kita ini. Pertanjaan jang kita hadapi adalah : "Mungkinkah kita mempertjepat pelaksanaan pembangunan itu?" Djawabnja djelas: Ja! Pasti dapat, asal kita semua berusaha dan mau bekerdja untuk itu. Djawaban ini bukan chajalan tetapi berdasarkan gambaran dan faktor-faktor jang objektif. 7

8 Dalam lima tahun terachir ini dan chususnja tahun ini keadaan kita bertambah baik. Inilah gambaran keadaan kita sekarang : stabilisasi politik makin kuat; keadaan ekonomi makin mantap dan pembangunan terus meluas; aparatur Negara Makin tertib dan lebih mampu melaksanakan tugasnja, baik tugas-tugas rutin maupun tugas-tugas pembangunan; kekompakan ABRI makin mendalam dan kemampuannja tetap terpelihara untuk mendjamin keamanan; Rakjat makin gandrung kepada pembangunan, karena makin merasakan langsung hasil-hasil pembangunan itu; kepertjajaan luar negeri makin besar. Dan ini semua kita tjapai dalam waktu jang relatif singkat; dalam 5 tahun, seumur Orde Baru ini, jang lahir dengan mewarisi keadaan politik dan ekonomi jang serba katjau dan terbengkalai. Seperti taihun-tahun jang lalu saja tidak mengatakan bahwa keadaan sekarang ini sudah baik. Tetapi jang djelas keadaan sekarang lebih baik dari tahun jang lalu; dam, djauh lebih baik dari keadaan 5 tahun sebelum Marilah kita teliti lebih mendalam keadaan kita saat Kekuatan kita jang paling besar dalam menegakkan Orde Baru itu ialah kesetiaan kita kepada Pantja Sila. Ingat, 5 tahun jang lalu kekuatan Rakjat dimana-mama bangkit bersama-sama ABRI untuk menumpas pemberontakan G-30-S/PKI, djustru untuk mempertahankan Pantja Sila ini, karena Rakjat segera tahu, bahwa tudjuan achir pemberontakan ini adalah untuk mengganti Pantja Sila dengan dasar negara jang lain. Dan kita tidak mau Pantja Sila ini diganti dengan dasar negara jang lain. Kemudian kita djuga meruntuhkan Orde Lama, djustru karena terbukti Orde Lama telah menjimpangkan Pantja Sila dari kemurniannja. 8

9 Tanpa kejakinan kepada Pantja Sila itu tidak mungkin kita menumpas pemberontakan PKI, jang dahulu dikenal sebagai partai politik terkuat dan telah mendekati puntjak-puntjak kedjajaannja pada achir tahun 1965; dan barangkali kita djuga tidak mungkin meruntuhkan Orde Lama jang telah begitu lama memusatkan kekuasaan negara pada satu tangan. Ideologi Nasional jang njata-njata didukung dan berakar dalam djiwa Bangsa adalah modal jang paling berharga dan kekuatan jang paling besar terutama pada saat-saat Bangsa itu menghadapi suatu antjaman bahaja. Tetapi ideologi Nasional bukan hanja berguna dalam menghadapi bahaja, melainkan harus tetap merupakan pembimbing kita semua dalam mentjapai tjita-tjita Nasional. Itulah sebabnja berulang kali saja tegaskan, bahwa ideologi Nasional merupakan bagian jang penting daripada ketahanan Nasional disamping ketahanan dibidang-bidang politik, ekonomi, sosial dan Hankam. Ideologi Nasional kita itu sedang kita usahakan diterapkan dalam segala segi kehidupan kita sehari-hari : dalam pembangunan ekonomi, dalam pembangunan politik, dalam kehidupan ketata-negaraan, dalam melaksanakan politik luar negeri dan sebagainja. Ini sudah seharusnja; sebab kita memiliki ideologi Nasional memang untuk dirasakan dalam segala segi kehidupan Bangsa kita, bukan hanja mendjadi sembojan atau pemanis bibir sadja. Dengan menjatakan ini, tidak berarti bahwa sekarang ini Pantja Sila itu benar-benar telah tertjermin dalam segala segi kehidupan kita. Tetapi jang djelas adalah kita sedang bergerak kearah itu. Djustru karena Bangsa kita harus dan memang telah memiliki ideologi Nasional, maka saja tidak djemu-djemu mengandjurkan agar golongan-golongan dalam masjarakat atau partai-partai politik hendaknja djangan menjempitkan diri dengan ideologi golongannja :sendiri. Kesempitan ideologi golongan inilah jang sesungguhnja mendjadi sumber peruntjinganperuntjingan pertentangan pada masa-masa jang lampau, membatasi ruang gerak partai politik itu sendiri dalam membina masjarakat jang membangun. 9

10 Dengan ideologi Nasional sebagai landaisan kita bersama, kita bangun tata kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia Jang tertib dan dinamis. Pokok-pokok tata tertib itu telah ditegaskan dalam Undangundang Dasar 1945; ialah azas dan sendi: sistim konstitusionil, demokrasi dan tegaknja hukum. Azas dan sendi inilah jang kita laksanakan kembali sedjak berdirinja Orde Baru. Perkembangan selama setahun jang terachir ini menundjukkan bahwa pelaksanaan azas dan sendi tadi menundjukkan kemadjuan-kemadjuan, jang mentjapai salah satu puntjaknja, pada satu setengah bulan jang lalu, dengan telah terlaksananja Pemilihan Umum. Kota mengutjapkan sjukur alhamdullillah, bahwa pelaksanaan tugas Nasional besar jang berat itu telah selesai dengan tertib dan selamat. Hal ini berarti perdjoangan Orde Baru telah dapat memantjangkan lagi satu tonggak sedjarah jang sangat penting; chususnja dalam usaha kita semua untuk menegakkan kembali demokrasi. Kita selamanja tetap ingat, bahwa tegaknja demokrasi ini merupakan salah satu sasaran perdjoangan Orde Baru; dan sekarang, sasaran itu telah djuga kita tjapai. Orde Baru; berusaha mengusahakan terlaksananja kehendak Rakjat, langkah demi langkah, tahap demi tahap, sesuai prioritas dan kemampuan. Sedjak lahirnja Orde Baru, sedjak Sidang Umum ke-empat MPRS, pelaksanaan PEMILU ini merupakan sasaran dan keputusan Orde Baru. Pemerintah sebagaii pelaksana keputusan Rakjat itu telah melaksanakan keinginan Rakjat tadi dengan sebaik-baiknja. Berdasarkan Undang-undang PEMILU jang telah dibahas oleh DPR-GR dan Pemerintah setjara mendalam, melalui musjawarah-musjawarah jang pandjang dan memakan waktu 3 tahun djelas demokratis dan konstitusionil, Pemerintah berusaha melaksanakan PEMILU dengan setertibtertibnja, selantjar-lantjarnja dan dalam batas waktu jang ditetapkan oleh MPRS. 10

11 Dalam konsulitasi-konsultasi saja dengan Partai-partai Politik dan Golkar sebagai langkah persiapan PEMILU itu, semua fihak telah membulatkan ketetapan hatinja untuk melaksanakan PEMILU itu sesuai dengan keputusan Rakjat. Dalam hubungan ini, saja telah minta kepada Partai-partai Politik dan Golkar dan kepada seluruh Rakjat, agar dalam persiapan dan, pelaksanaan PEMILU itu tudjuan PEMILU itu sendiri djangan dikorbankan. Berulang kali saja telah mengadjak; agar dalam berusaha mentjari pengaruh dan suara Rakjat, djanganlah sampai mengorbankan Rakjat itu sendiri karena menjeret saling beradunja kekuatan-kekuatan Rakjat itu, djanganlah sampai mengorbankan kepentingan Rakjat dan djangan pula menghambat pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup Rakjat. Dalam Pemilihan Umum itu pendapat Rakjatlah jang ingin dikemukakan, keinginan Rakjatlah jang ingin disuarakan melalui Partai-partai Politik dan Golkar. Suara Rakjat itu memang telah diberikan pada tanggal 3 Djuli jang lalu. Pada hari itulah antara lain wadjah demokrasi kita menampakkan roman mukanja; sama sekali bukan wadjah jang suram atau tertekan, melainkan berseri-seri penuh harapan. Suasana waktu itu sungguh mengharukan. Rakjat berbondong-bondong menudju ke TPS-TPS: bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran; bukan hanja jang segar-bugar djasmaninja melainkan djuga jang djompo, jang sedang sakit, jang tjatjad djasmaninja, jang sedang bekerdja dikantor-kantor, jang sedang dalam perdjalanan. Malahan djuga sebahagian Rakjat ada jang memakai badjunja jang terbagus, seolah-olah hendak pergi ketempat-tempat pesta, atau ketempat-tempat upatjara jang dianggapnja penting. Memang, didepan kotak-kotak suara itulah salah satu pesta demokrasi jang besar, salah,satu upatjara menantjapkan tonggak demokrasi jang penting! 11

12 Sekali 1agi, saat-saat memasukkan kartu suara itulah salah satu wudjud demokrasi. Dihadapan kotak-kotak suara itu kedudukan semua warganegara adalah lama: kaum intelektuil maupun orang awam, pembesar maupun Rakjat biasa, orang kaja maupun orang jang kurang mampu, kaum tua maupun orang muda, laki-laki maupun wanita. Pada saat itu tidak ada satu kekuatan apapun jang dapat memaksa orang menentukan pilihannja, ketjuali keinginan pemilih sendiri. Disini terpantjar peladjaran moral jang tinggi nilainja. Pada saat-saat pungutan suara itu pemimpin-pemimpin Pemerintahan dan pemimpin-pemimpin Rakjat sadar, bahwa kepemimpinan mereka sesungguhnja atas dasar kepertjajaan atau mandat dari Rakjat itu. Ja, disinilah Rakjat jang berbitjara; Rakjat jang memang berdaulat! Dan dibilik-bilik kotak pungutan suara itu azas-azas Pemilihan Umum jang bebas, dan rahasia benar-benar telah dilaksanakan. Sekarang, kita telah mengetahui hasil Pemilihan Umum itu. Apabila kita harus berbitjara soal kalah atau menang, maka tentu sadja dalam setiap Pemilihan Umum ada fihak-fihak jang menang dan jang kalah: mustahil semua fihak harus menang atau semua fihak akan kalah. Orang boleh merasa puas atau tidak puas dengan hasil Pemilihan Umum jang baru lalu itu. Tetapi tidak satu orangpun, tidak satu golonganpun, djuga tidak Pemerintah, jang mempunjai wenang sjah untuk tidak mengakui putusan Rakjat pada tanggal 3 Djuli 1971 itu! Kepada fihak jang menang kita semuanja mengutjapkan selamat. Kemenangan ini bukan berarti mengalahkan fihak lain; akan tetapi lebih berarti kepertjajaan daripada Rakjat dan tanggung djawab untuk memimpin pembangunan masa depan. Tetapi, pembangunan Bangsa bukan hanja tanggung djawab salah satu golongan dalam masjarakat. Pembangunan Bangsa selamanja merupakan tanggung djawab dan hak seluruh Bang- 12

13 sa kita tanpa ketjuali. Beberapa waktu jang lalu saja pernah menegaskan, bahwa dalam Pemilihan Umum itu siapa jang menang belum merupakan soal jang penting. Jang paling penting adalah, bahwa dari hasil Pemilihan Umum ini Pantja Sila. dan Undang-undang Dasar 1945 dipertahankan dan dilaksanakan, demokrasi makin kita tegakkan, hidup rukun dan serasi dalam masjarakat kita perkuat, dan pembangunan kita perhebat. Sebab itu, dalam setiap Pemilihan Umum jang sekarang maupun selandjutnja nanti djangan kita silau dengan kemenangan-kemenangan dan djangan pula risau dengan kekalahankekalahan. Nasib Rakjat djauh lebih penting daripada menggundjingkan terus-menerus hasil Pemilihan Umum itu. Bekerdja keras djauh lebih berguna daripada mengutik-utik hasil Pemilihan Umum jang sjah itu. Dan marilah kita dengan gembira berkata: jang menang dalam Pemilihan Umum ini sebenarnja seluruh Rakjat, jang menang adalah kita semuanja, jang menang adalah semangat demokrasi! Sebab itu, saja ingin mengutjapkan selamat kepada seluruh Rakjat Indonesia. Pelaksanaan Pemilihan Umum jang baru lalu itu menundjukkan, bahwa Rakjat telah menghajati demokrasi; bukan hanja kulitnja sadja tetapi djiwanja demokrasi itu. Mari kita ingat kembali suasana beberapa bulan jang lalu. Betapapun hebat kampanje dilakukan, betapapun keras suara dikumandangkan; tetapi hari 3 Djuli tetap merupakan hari jang tenang, barangkali paling tenang selama ini. Malahan ada surat kabar jang mentjetak dengan huruf-huruf besar Pemilu jang paling tenang didunia. Dan memang itulah kenjataannja. Ini membuktikan bahwa kesadaran politik Rakjat makin dewasa dan Rakjat memang bersikap tertib. Kesadaran inipun tampak dari djumlah Rakjat jang telah memberikan suaranja. Dalam tahun ini 90% Rakjat jang berhak memilih telah memberikan suaranja; lebih besar daripada Pemilihan Umum tahun 1955 jang hanja mentjapai 80% sadja. Djumlah inipun djauh 13

14 lebih tinggi dari negara-negara lain jang dikatakan mempunjai tradisi demokrasi jang lebih lama. Ketertiban isuasana Pemilihan Umum itu disamping berkat kesadaran Rakjat pemilih, djuga berkat perentjanaan jang matang, ketekunan bekerdja :dan rasa tanggung djawab jang besar daripada badan-badan penjelenggara Pemilihan Umum dan semua aparatur Negara. Dalam kesempatan saja djuga menjampaikan penghargaan jang tinggi dan terima kasih jang sebesar-besarnja kepada Lembaga Pemilihan Umum Indonesia ditingkat atas sampai kepada petugas-petugas Kantor Pemungutan Suara dibawah; kepada semua aparatur Pemerintahan dan kepada seluruh slagorde Angkatan Bersendjata Republik Indonesia. Kepada seluruh Rakjat saja serukan terus bersatu padu. Djangan lagi dilsoalkan apakah tetangga-tetangga kita, temanteman kita, bawahan kita atau atasan kita, memilih tanda gambar jang berbeda-beda. Memilih dalam Pemilihan Umum adalah kesadaran dan hak demokrasi. Bersatu padu adalah kesadaran kita sebagai Bangsa jang ingin madju bersama-sama, bekerdja dalam pembangunan adalah kewadjiban kita dan menikmati hasil pembangunan adalah hak kita semuanja. Kepada pemimpin-pemimpin Rakjat saja adjak untuk melaksanakan adjaran bidjaksana jang sering kita dengar. Menang dalam Pemilihan Umum adalah tjita-tjita dan usaha politikus. Tetapi menang dalam melaksanakan pembangunan Bangsa adalah tjita-tjita dan usaha negarawan. Kemenangan dalam pembangunan inilah jang harus kita tjapai bersama, tanpa ketjuali. Sekarang Pemilihan Umum telah usai. Marilah kita landjutkan bekerdja agar pembangunan tidak terbengkalai. Dengan hasil Pemilihan Umum itu kits akan dapat membangun kehidupan demokratis dalam rangka pembangunan politik berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dan Pantja Sila. Dengan hasil Pemilihan Umum itu pula kita akan berkesempatan untuk memantapkan kestabilan politik dan ekonomi, membina ketertiban dan keamanan dalam masjarakat sebagai 14

15 landasan usaha menggiatkan pelaksanaan pembangunan dalam bidang ekonomi dan kesedjahteraan Rakjat. Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah Air; Ditengah-tengah kesibukan Bangsa mempersiapkan dan melaksanakan PEMILU, jang ternjata telah menghasilkan prestasi Bangsa jang besar, usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan kita dibidang ekonomi dan pembangunan djuga mentjapai suksessukses dan kemadjuan-kemadjuan jang mejakinkan. Pemilihan Umum ternjata tidak mengganggu kestabilan ekonomi dan pembangunan; malahan keadaan ekonomi makin stabil dan mantap serta pelaksanaan pembangunan berdjalan menurut rentjana dan menaikkan tingkat produksi. Kemadjuan-kemadjuan dan hasil-hasil itu dalam garis besarnja. dapat dikemukakan sebagai berikut: Pertama-tama mengenai stabilitas ekonomi. Dalam masalah ini, Bangsa Indonesia dapat dengan bangga menjatakan bahwa pada bulan Djuli tahun 1971 ini gedjala inflasi sudah tidak tampak lagi di Indonesia. Dalam semester pertama tahun 1971 ini tingkat perkembangan harga adalah 0%! Artinja harga-harga 62 matjam barang jang dipakai untuk mengukur ladju inflasi itu pada achir bulan Djuni tahun ini adalah sama.dengan harga-harga pada achir Desember tahun jang lalu, sedangkan pada permulaan bulan Agustus gedjala tersebut masih tetap. Sungguh ini suatu kemadjuan besar, walaupun sama sekali bukan keadjaiban. Prestasi ini mempunjai arti jang lebih mejakinkan apabila kita ingat bahwa dalam semester itu kita melampaui: masa-masa patjeklik jang memang musiman ; melalui masa pelaksanaan Pemilihan Umum jang diselubungi oleh berbagai ketegangan dan desas desus; dan dalam suasana terus bergeraknja roda-roda pembangunan, jang berarti mengalirnja uang kemasjarakat dalam djumlah jang sangat besar pula. 15

16 Kemantapan ekonomi ini makin djelas dapat kita lihat dari serangkaian kenjataan berikut: nilai rupiah terhadap valuta asing tetap bertahan tidak berubah, meskipun djumlah uang jang beredar makin besar. Deposito berdjangka masih terus bertambah sedangkan kredit perbankan naik, ekspor dan impor naik, jang berarti produksi ekspor naik dan memungkinkan produksi industri dan lain-lain meningkat. Dengan prestasi jang demikian itu, bertambah tebal kejakinan kita bahwa djalan jang ditempuh selama ini dibidang ekonomi telah berada pada arah jang benar. Prestasi iitu merupakan hasil daripada penggarisan kebidjaksanaan jang menjeluruh jang meliputi bidang-bidang: Anggaran Pendapatan dan Belandja Negara terutama dengan anggaran seimbang ; perpadjakan dan penjesuaian-penjesuaiian tarif serta intensifikasi dan penjempurnaan pemungutannja dan sebagainja; perkreditan dengan pengaturan kredit dan suku bunga jang selektif isesuai dengan prioritas; penjediaan dan penjaluran bahanbahan pokok dan bahan-bahan baku jang tjukup dan terkontrol; penjederhanaan dan pelantjaran prosedur ekspor dan impor dan lalu-lintas barang didalam negeri pada umumnja jang dilaksanakan setjara konsekwen. Malahan dalam usaha memperkuat stabilisasi ekonomi itu Presiden sendiri setjara langsung mengamati setiap perkembangan ekonomi dan segera mengambil keputusan-keputusan jang penting dalam Sidang-sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi, jang diadakan dalam setiap minggu. Ini berarti bahwa perkembangan keadaan ekonomi dalam setiap minggu diikuti setjara teliti. Ja, terus terang saja katakan, bahwa apabila harga beras naik atau turun sedikit sadja dari harga tertinggi atau harga terendah jang telah dlitentukan, keadaan jang demikian telah dapat membuat Sidang mendjadi geger. Dengan ini saja ingin mejakinkan Rakjat bahwa Pemerintah dengan penuh kesungguhan dan dengan segala kemampuannja berusaha untuk terus memperbaiki keadaan ekonomi, mentjiptakan keadaan ekonomi jang stabill, dan mantap jang mendorong usaha pembangunan. 16

17 Saudara-saudara sekalian; Prestasi dibidang ekonomi ini djelas bukan semata-mata hasil kerdja Pemerintah sendiri. Saja atas nama Pemerintah djustru menjampaikan terima kasih dan menjampaikan utjapan selamat kepada Rakjat Indonesia; sebab, tanpa pengertian Rakjat, tanpa bantuan Rakjat, tanpa tjutjuran keringat Rakjat, prestasi itu tidak akan tertjapai. Hanja Rakjat jang pertjaja kepada kemampuannja sendiri akan dapat membangun masa depannja. Dan Pemerintah berusaha mengembalikan kepertjajaan Rakjat kepada kemampuannja sendiri tadi; bukan dengan indoktrinasi, melainkan dengan membimbing mentjapai kemadjuan demi kemadjuan. Kepertjajaan masjarakat itu memang makin bertambah besar. Kemantapan harga-harga djuga tidak hanja berarti memberikan ketenangan hati Rakjat banjak, tetapi djuga telah menggerakkan mobillisasi modal jang kita perlukan untuk biaja pembangunan. Masjarakat jang mempunjai modal, tidak lagi mentjari-tjari djalan spekulasi untuk menjalurkan uangnja, melainkan dapat disalurkan setjara positif pada usaha-usaha jang produktif atau mendepositokan di Bank-bank. Saja djuga tahu, bahwa mereka jang berpenghasilan sedikit lebih walaupun bukan orang kaja raja banjak djuga jang memasukkan uangnja di Bank-bank dalam deposito berdjangka ini. Gedjala ini mempunjai arti jang penting baik ekonomis maupun kemadjuan sikap mental. Arti ekonomis seperti saja katakan tadi, berarti terkumpulnja dana-dana dari masjarakat sendiri. Kemadjuan sikap mental, artinja bangkitnja kesadaran dan gairah menabung, jang tentu djuga mendorong sikap hemat, tidak menghamburkan uang, untuk tudjuan jang kurang perlu. Pemerintah akan terus mendorong kemauan dan kemampuan menabung dari masjarakat. Untuk itu dalam bukan Agustus ini djuga Pemerintah mulai melantjarkan gerakan Tabungan 17

18 Pembangunan Nasional dan Tabungan Asuransi Berdjangka jang dilaksanakan oleh Bank-bank Pemerintah maupun Bankbank Swasta. Saja adjak seluruh masjarakat untuk ikut serta dalam gerakan menabung; saja serukan kepada para orang tua dan guru-guru untuk djuga mendidik anak-anak sekolah mengikuti gerakan ini. Gerakan menabung bukan hanja gerakan musim-musiman seperti masa-masa lampau; melainkan mudah-mudahan dapat mendjadi kebiasaan hidup kita selama kita ingin. terus membangun. Sungguh, kebiasaan berhemat dan menabung adalah sikap hidup manusia pembangunan! Sidang DPR-GR jang terhormat; Peningkatan pembangunan memerlukan devisa dalam djumlah jang besar untuk mendatangkan barang-barang modal dan bahan baku dari luar negerl jang belum dapat kita hasilkan sendiri. Untuk itu kegiatan ekspor dan impor memegang peranan jang panting. Perkembangan dibidang ekspor dan impor dalam tahun kedua REPELITA adalah sebagai berikut. Nilai ekspor kita mentjapai 1 miljar 214 djuta dollar; ini berarti naik hampir 17% djika dibanding dengan tahun pertama REPELITA. Seluruh impor mentjapai 1 miljar 207 djuta dollar; jang berarti naik dengan lebih dari 12% dibanding dengan tahun sebelumnja. Komposisi impor ini djuga menundjukkan perbaikan-perbaikan: impor bahan baku dan barang modal djauh diatas impor bahan-bahan konsumsi; dan prosentase impor bahan baku dan barang modal itupun lebih tinggi lagi djika dibanding dengan tahun sebelumnja. Gambaran dibidang ekspor dan impor ini menundjukkan bahwa ekonomi kita tetap tumbuh dengan baik. Produksi dan industri kita djelas berkembang, baik dlihat dari nailknja nilai ekspor maupun dari naiknja impor bahan baku dan barang modal tadi, Namun, kenjataan ini tidak boleh membuat kita 18

19 lengah. Sebab, perkembangan harga dunia dari barang ekspor jang kita punjai tidak selalu menundjukkan gambaran jang menguntungkan. Saudara Ketua jang terhormat; Keadaan jang makin mantap dibidang keuangan dan moneter, kemantapan harga-harga dan lain-lain perbaikan keadaan ekonomi tadi, tentu tidak ada artinja apabila tidak disertai dengan naiknja produksi dalam negeri dan berkembangnja industri pada umumnja. Dan bagaimana kenjataannja? Produksi kita memang telah naik dan industri djuga meluas. Dalam tahun kedua REPELITA (1970/1971) produksi beras mentjapai 11,9 djuta ton; jang berarti sasaran jang ditetapkan dapat kita lampaui. Kenjataan ini membesarkan hati. Dengan meneruskan usahausaha jang sekarang, Insja Allah, kita benar-benar dapat berswasembada pangan pada achir REPELITA jang pertama ini. Angka-angka kenaikan produksi beras tadi sebenarnja sudah berbitjara sendiri mengenai hasil pembangunan dibidang pertanian jang mendjadi pusat penggerak dan sasaran utama RE- PELITA jang sekarang. Tetapi, dibelakang angka-angka itu telah bergerak kegiatan jang djauh lebih luas serta memberikan harapan untuk dapat menghimpun kekuatan jang lebih besar, jang akan menggerakkan pembangunan dimasa depan dengan lebih tjepat. Seperti kita ketahui, untuk meningkatkan produksi padi, Pemerintah telah melantjarkan program Bimas dan Inmas dibidang pertanian setjara besar-besaran melailui Pantja Usaha, jang meliputi: penggunaan bibit unggul, pengairan jang baik, penggunaan pupuk, penggunaan obat-obatan pemberantas hama dan tjara bertanam jang tepat. Untuk melaksanakan Pantja Usaha ini perlu dihimpun dan disinkronisir sebagian besar kekuatan, kemampuan dan sjaratsjarat pembangunan : modal dan ketrampilan, idam-idaman dan 19

20 keuletan, perentjanaan dan pelaksanaan jang teliti, pragmatis dan tepat. Bukan dalam ukuran-ukuran ketjil-ketjilan, melainkan setjara Nasional. Bukan menjangkut puluhan orang, melainkan djutaan. Seluruh tubuh pemerintahan dan perekonomian Nasional bergerak dengan serentak: mulai dari Presiden dan Menteri-menteri sampai Kepala-kepala Desa, mulai dari sardjana-sardjana jang mengadakan penelitian jang tjermat dilaboratorium-laboratorium sampan petani jang tekun disawahsawah, mulai dari pembangunan bendungan jang besar-besar sampai pembuatan saluran-saluran kepetak-petak sawah, mulai dari importir dan pabrik-pabrik sampai kepengetjer-pengetjer, mulai dari Bank Sentral sampai Bank-bank keliling didesa-desa; dan masih banjak kegiatan lainnja. Program ini mula-mula mendapat kesulitan, baik dari petanipetani sendiri maupun tjemoohan orang-orang jang sebenarnja tidak memikirkan nasib petani. Tjara-tjara tradisionil dan sikap nrimo petani merupakan salah satu hambatannja: mereka enggan menggunakan pupuk karena belum jakin bahwa pupuk jang putih seperti tepung itu akan dapat menjuburkan kembali tanah sawahnja, tidak jakin bahwa bibit unggul jang telah diselidiki oleh para ahli pertanian itu akan menumbuhkan padi jang tahan terhadap penjakit dan menghasilkan djauh debih banjak butir-butir padi dan mereka belum mengerti bagaimana menggunakan alat penjemprot obat jang sederhana itu. Disamping itu apabila mereka sudah mengetahuinja, mereka tidak mampu mendapatkannja dengan wadjar. Saja dapat mengerti mengapa petani waktu itu belum tergerak hatinja, sebab pada masa Pemerintah jang dahulu hanja mampu menjuarakan slogan swasembada pangan; sarana-sarana menaikkan produksi tidak disediakan, sehingga hasilnjapun tidak ada. Dan petani mendjadi djera! Sekarang keadaan djauh berbeda. Berkat pelaksanaan Bimas dan Inmas jang sungguh-sungguh itu, petani sendiri merasakan hasilnja: produksi padinja naik, harga beras dilindungi oleh Pemerintah hdngga menguntungkan petani, penghasilan petani 20

21 naik. Sekarang petani pertjaja, bahwa dengan menggunakan tjara-tjara bekerdja jang lebih baik, masa depannja akan mendjadi lebih baik. Ini berarti bahwa sebagian terbesar Rakjat kita pertjaja bahwa masa depan memang dapat diperbaiki; dan kepertjajaan ini merupakan kekuatan jang besar untuk meneruskan pembangunan ini. Ini berarti pula bahwa Rakjat petani telah mulai berkesempatan mengenal dan memanfaatkan hasil teknologi, melepaskan tjara-tjara jang tradisionil. Hal ini sekaligus berarti tertanamnja salah satu sikap mental jang diperlukan bagi manusia pembangunan. Sikap mental itu, ialah penggunaan akal dan usaha untuk memanfaatkan keadaan alam; dan salah satu tjaranja ialah dengan mengenal dan menggunakan hasil teknologi setjara tepat bagi usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang. Perobahan sikap mental ini bukan hal jang remeh, sebab menjangkut pandangan hidup dan djalan hidup masa depan bagian jang terbesar dari Bangsa kita. Pembentukan sikap mental jang tjotjok untuk pembangunan ini harus terus didorong oieh Pemerintah, baik dengan adjakan kepada masjarakat maupun dengan mentjiptakan iklim jang mendorong pembentukan sikap mental ini. Dengan segala pengalaman dalam menaikkan produksi padi ini, kita harus terus berusaha menaikkan produksi peternakan, perikanan dan lain-lain usaha untuk memperbesar penghasilan petani pada umumnja. Kepada para petani, saja ingin menjampaikan utjapan selamat dan hormat saja atas usaha-usaha dan djerih pajahnja jang berhasil itu; bukan semata-mata untuk dirinja sendiri sekarang, tetapi terutama djuga untuk anak-anak tjutju dan hari depannja. Saja mengharapkan agar usaha-usaha jang berhasil itu dipelihara, diperluas dan dikembangkan dibidang-bidang jang lain. Saja djuga meminta dengan sangat agar sarana-sarana produksi jang telah diadakan dan berdjalan baik itu dipelihara: memelihara saluran-saluran air, bendungan-bendungan, djalandjalan dan djembatan disekitar desa, membajar kembali kredit tepat pada waktunja, mengembangkan kehidupan berkoperasi 21

22 dan sebagainja. Kepada para Gubernur sampai Kepala Desa saja sampaikan utjapan selamat dan seruan jang sama. Saja djuga minta agar para petani didorong untuk memenuhi kewadjibannja mengembalikan kredit jang telah diterima. Saudara-saudara sekalian; Dalam bidang pertanian jang lain diluar persawahan djuga terlihat adanja kemadjuan-kemadjuan. Hasil perkebunan menundjukkan kenaikan-kenaikan. Nilai ekspor dari perkebunan besar maupun dari perkebunan Rakjat djika dibanding dengan tahun sebelumnja; walaupun dipasaran dunia terdapat penurunan-penurunan harga dari barang-barang ekspor tradisionil kita. Kemadjuan ini menundjukkan bahwa Perusahaan-perusahaan Perkebunan Negara bertambah sehat dan usaha-usaha perkebunan Rakjat hidup. Berbagai faktor telah mendorong kemadjuan dibidang ini seperti iklim ekonomi jang bertambah baik, prasarana jang melantjarkan pengangkutan barang-barang ekspor kita, kredit jang disalurkan kepada usaha-usaha ini, kebidjaksanaan-kebidjaksanaan jang mendorong ekspor dan sebagainja. Pemerintah mengusahakan agar hasil-hasil ekspor dapat langsung sampai kenegara-negara konsumen, tanpa melalui negara perantara. Untuk ini mutu barang-barang ekspor kita harus diusahakan agar memenuhi kwalitas standar internasional, dengan mengadakan pengolahan produksi perkebunan itu didalam negeri sendiri. Langkah penting jang telah diambil dalam bidang ini antara lain ialah dibangunnja industri-industri jang menghasilkan crumb rubber ; jang djuga berarti adanja kemadjuan dengan digunakannja hasil teknologi. Namun, dalam bidang ini masih banjak usaha-usaha peningkatan jang harus kita lakukan, agar benar-benar mentjapai hasil-hasil jang tinggi, jang sepenuhnja menguntungkan ekonomi Nasional. Produksi kaju djati dan rimba dari pengusahaan hutan djuga naik; mentjapai lebih dari 8,8 djuta m3 atau 43% diatas produksi tahun jang lalu. Dengan adanja peningkatan kegiatan dalam bidang kehutanan ini bukan sadja penghasilan devisa 22

23 kita meningkat, tetapi djuga akan dapat menghidupkan kegiatan ekonomi didaerah-daerah jang bersangkutan. Tetapi sungguh disajangkan bahwa pengusahaan hutan ini penanaman modal asing atau dalam negeri masih belum berdjalan setjara semestinja, banjak para pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan) jang belum atau tidak memenuhi kewadjibannja, seperti jang ditentukan dalam idjinnja. Pemerintah telah dan akan mengambil langkah-langkah jang diperlukan untuk penertiban-penertiban, serta pengawasan perlu ditingkatkan dalam waktu jang akan datang, bukan sadja untuk mentjegah kerugian dalam bidang devisa, tetapi djuga untuk mengamankan rentjana produksi industri kita serta untuk pengamanan hutan itu sendiri. Dibidang pertambangan dalam tahun 1970/1971, produksi minjak bumi naik dengan 14%, timah naik dengan 6,7%, nikkel naik lebih dari 120%, bauksit naik dengan 33% djika dibanding dengan tahun sebelumnja. Jang menurun adalah produksi batubara, emas dan perak. Usaha-usaha pertambangan jang baru bertambah sebagian sedang dalam penjelesaian dan sebagian lainnja telah berproduksi perluasan-perluasan diadakan, sumber-sumber baru diketemukan; terutama minjak bumi. Tahun ini mulai diekspor pasir besi dari daerah Tjilatjap. Produksi dan ekspor timah dan bauksit naik. Tambang tembaga di Irian Barat sedang terus diselesaikan, dalam bentuk kontrak karya dengan fihak asing. Demikian djuga tambang nikkel, bauksit dan lain-lain didaerahdaerah lainnja. Perkembangan usaha ekstraktif jang terus meningkat ini, memberikan kemungkinan dan harus dapat kita manfaatkan dengan mengusahakan pengolahan bahan-bahan mentah tersebut mendjadi bahan baku dan seterusnja. Usaha-usaha itu harus kita lakukan dalam REPELITA-REPELITA jang akan datang. Bidang industri mengalami tingkat kemadjuan jang agak pesat. Dari 20 djenis produksi industri jang renting hampir 23

24 semuanja menundjlukkan peningkatan produksinja. Djika dibanding dengan tahun sebelumnja produksi tekstil dalam tahun kedua REPELITA 1970/1971 naik lebih dari 30% atau mentjapai lebih dari 590 djuta meter, benang tenun naik 23%, pupuk urea naik 17%, semen naik lebih dari 7%. Kenaikan-kenaikan lain djuga kita tjapai pada produksi-produksi kertas, ban mobil, accu, televisi, radio dan pelat-seng. Disamping naik dalam djumlah produksi, mutu barang-barang jang dihasilkanpun meningkat pula. Kemadjuan dan kenaikan produksi inipun tidak dapat dilepaskan daripada kondisi ekonomi dan politik jang terus bertambah baik serta kebidjaksanaan dibidang ekonomi jang merangsang usaha dibidang industri ini, termasuk kebidjaksanaan penanaman modal. Kenaikan produksi dan kondisi ekonomi ini akan bertambah madju lagi apabila dibarengi dengan kondisi mental masjarakat jang lebih positif. Saja serukan kepada masjarakat agar lebih banjak menggunakan barang-barang jang telah dapat kita produksi didalam negeri sendiri. Ja, marilah kita tumpahkan semangat Nasionalisme jang sehat djuga kepada bidang ekonomi. Kita memang tidak perlu bersikap pitjik, men-tabu-kan segala matjam barang-barang impor. Tetapi kita djuga tidak perlu merasa rendah diri djika kita menggunakan barang-barang produksi dalam negeri. Pemerintah akan terus mendorong agar produksi dalam negeri terus meningkatkan mutunja sehingga mampu bersaing dengan barang-barang impor. Pemerintah djuga terns mendorong agar pengusaha-pengusaha Nasional dan koperasi bertambah kuat; sehingga nanti benar-benar mendjadi tulang punggung ekonomi Nasional kita. Tentu usaha-usaha seperti ini memerlukan semangat kepengusahaan jang baik, efisiensi, penelitian jang tidak kenal lelah dan pemanfaatan teknologi jang tepat. Pemerintah djuga telah mulai membimbing industri dalam negeri agar mulai memandang djauh keluar pagar halaman sendiri. Harus tiba saatnja nanti walau memakan waktu kita djuga harus mengekspor barang-barang djadi; bukan hanja 24

25 bahan-bahan mentah dan lemah jang seringkali diombangambingkan oleh harga pasanan dunia. Sekarangpun kita telah mulai mengekspor barang-barang djadi itu. Kenaikan produksi dan kegairahan industri inipun tidak muntjul dengan sendirinja. Semuanja ini hasil daripada serangkaian pengarahan jang telah dirintis oleh Pemerintah dalam tahuntahun terachir ini. Kemantapan harga-harga dan nilai valuta asing telah memungkinkan unit-unit produksi bekerdja dengan lebih baik dan memiliki rasa kepastian usaha untuk djangka waktu jang pandjang. Keadaan ini dibarengi dengan kebidjaksanaan-kebidjaksanaan dibidang fiskali, perkreditan dan lainlain jang menundjang perkembangan kegiatan produksi dan penanaman modal. Sedjak achir tahun 1966 Pemerintah telah 6 kali menurunkan suku bunga Bank-bank Pemerintah; djuga disediakan kredit djangka menengah dan djangka pendek dengan suku bunga sebesar 12% setahun. Suku bunga ini djarh lebih rendah dibanding dengan waktu-waktu sebelumnja. Pemerintah tahu, bahwa fasilitas kredit hingga kini masih sukar didjangkau oleh setiap unit-unit produksi ketjil dan menengah. Mudah-mudahan, Lembaga Asuransi Djaminan Kredit jang telah kita adakan 5 bulan jang lalu dapat segera membantu keadaan. Pembaharuanpembaharuan kebidjaksanaan dibidang fiskal, penjempurnaanpenjempurnaan tarif bea masuk, rangsangan-rangsangan ekspor ternjata djuga telah mendorong kegiatan produksi dan industri ini. Dengan gembira saja dapat menjatakan, bahwa kenaikan produksi itu didorong pula oleh perubahan-perubahan dan penjesuaian struktur serta perbaikan management dan peningkatan efisiensi perusahaan milik Negara. Agar produksi terus meningkat, masih banjak lagi jang harus dilaknkan untuk lebih menertibkan dan meng-efisien-kan perusahaan-perusahaan Negara tersebut. Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat; Kemadjuan-kemadjuan produksi chususnja dan perbaikan ekonomi umumnja seperti' jang saja kemr,kakan tadi hanja dapat terwudjud dengan adanja perbaikan jang sangat berarti 25

26 dibidang prasarana: perbaikan djalan-djalan dan djembatan; perbaikan irigasi dan pengendalian bandjir; peningkatan penjediaan listrik; perbaikan angkutan didarat, dilaut dan udara; perbaikan telekomunikasi dan sebagainja. Sesuai dengan sasaran-sasaran jang telah ditetapkan dalam REPELITA, maka Pemerintah menjediakan prioritas biaja jang tinggi dibidang prasarana ini. Diukur dengan biaja jang tersedia dan sasaran-sasaran jang ditetapkan, maka hasil dibidang prasarana tjukup memuaskan. Pada kesempatan ini saja ingin menjampaikan penghargaan kepada pegawai-pegawai negeri dan teknisi-teknisi kita jang telah menundjukkan ketekunan bekerdja bukan hanja dibelakang medja, tetapi dilapangan, kadang-kadang djauh dari keramaian kota dan dihutan-hutan belukar -, sehingga projek demi projek dapat diselesaikan menurut rentjana. Sedjalan dengan perbaikan-perbaikan jang kita tjapai dalam bidang pengangkutan, komunikasi dan bertambah baiknja keamanan, usaha menarik wisatawan-wisatawan asing kita perbesar. Usaha ini penting untuk memperbesar penghasilan devisa jang sangat kita perlukan itu. Dalam hal ini usaha-usaha perhotelan, restoran dan fasilitas-fasilitas rekreasi lainnja telah banjak meningkat; meskipun masih banjak jang harus dilakukan. Masjarakat setempatpun dapat memanfaatkan meluasnja kegiiatan kepariwisiataan ini, terutama dengan pendjualan hasilhasil keradjinan Rakjat jang sangat menarik wisatawan itu. Oleh karena itu usaha-usaha masjarakat dibidang ini harus dibimbing dan dikembangkan. Untuk tahun 1970/1971 djumlah wisatawan asing jang berkundjung ke Indonesia adalah sebesar orang dan hal ini melebihi target semula sebanjak orang dengan angka pemasukan kotor sebesar lebih dari US $. 16 djuta, dan diharapkan dalam tahun-tahun jang akan datang akan terus meningkat. Dilain fihak, saja perlu mengingattkan, agar dalam mengembangkan kegiatan kepariwisataan itu, kita harus tetap 26

27 mendjaga kepentingan sosial-budaja Nasional dan keselamatan generasi-generasi jang akan datang. Kita perlu ikut serta dalam pergaulan kepariwisataan dunia; tetapi harus tetap didjaga agar djangan terdjadi praktek-praktek dan usaha-usaha jang dapat membawa dekadensi moral Bangsa. Saudara-saudara; Setelah kita menilai adanja kemadjuan-kemadjuan dibidang ekonomi, tentu timbul pertanjaan mengenai kemadjuan-kemadjuan dalam bidang kesedjahteraan Rakjat. Saja tidak ingin mengatakan bahwa kesedjahteraan sosial sudah baik. Beberapa bulan jang lalu, pada pembukaan Pasar Kiewer di Sala, saja telah mendjelaskan setjara pandjang lebar bahwa landasan bagi masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja Sila baru akan kita tjapai antara 20 sampai 25 tahun jang akan datang. Itupun harus disertai dengan bekerdja keras; lebih keras dari jang sekarang telah kita kerdjakan! Namun saja ingin menundjukkan, bahwa tingkat hidup Rakjat kita sekarang terang tidak makin merosot. Harga-harga kebutuhan pokok jang mantap telah merupakan perbaikan tersendiri. Penghasilan petani jang bertambah baik tani sawah, tani nelajan, tani kebun tentu djuga telah berarti perbaikan hidupnja. Ja, saja ingin mengambil tjontoh jang sederhana sadja. Dimana-mana orang makin banjak jang memiliki radioradio transistor, baik pedagang-pedagang kaki lima dikotakota maupun petani didesa-desa. Sepedapun makin banjak didesa-desa. Djustru karena suasana dan keinginan madju telah meluas, maka kebutuhan Rakjat banjakpun makin tahun makin berobah. Baru-baru ini telah diadakan penelitian oleh badan swasta jang dianggap netral dan objektif mengenai perasaan dan keadaan Rakjat, terutama didesa-desa. Hasilnja menundjukkan bahwa Rakjat menilai memang ada perbaikan-perbaikan keadaan hidupnja. Harga-harga jang mantap bukan merupakan hal jang baru lagi; sudah dianggap wadjar. Kebutuhan lain makin 27

28 dinasakan, terutama pendidikan untuk anak-anak dan pemeliharaan kesehatan. Memang tingkat kemadjuan kesedjahteraan sosial antara lain dapat diukur dengian banjaknja gedung sekolah jang kita bangun, rumah-rumah sakit, perumahan Rakjat jang sehat, air minum jang tjukup dan listrik jang terang, tempat-tempat rekreasi dan lapangan-lapangan olah raga, mesdjid-mesdjid dan geredja-geredja dan tempat-tempat ibadah lainnja. Apabila ukuran-ukuran itu jang kita gunakan, memang masih banjak jang harus kita kerdjakan. Selama ini, tahun demi tahun, kita telah banjak membangun sarana-sarana fisik untuk meningkatkan kesedjahteraan sosial tadi; walaupun djauh belum mentjukupi djika dibanding dengan kebutuhan masjarakat. Kita hendaknja ingat, pembangunan sarana-sarana fisik itu memerlukan biaja; dan biaja ini makin dapat kita kumpulkan apabila pembangunan dibidang ekonomi makin madju. Apabila kemadjuan dibidang sosial diukur dengan saranasarana fisik tampak lamban, kita tidak perlu berketjil hati. Sebab, kemadjuan mental telah tumbuh dengan hebat; jang djustru merupakan modal pembangunan. Masjarakat kita makin terbuka dan Iebih realistis. Pengenalan teknologi ternjata dapat diterima dan telah disadari perlunja oleh Rakjat sendiri; seperti misalnja dalam Pantja Usaha bidang pertanian. Rakjat didaerah-daerah pedesaanpun terutama dibeberapa daerah telah mau dengan kesadarannja sendiri melaksanakan program-program keluarga berentjana. Chusus dalam bidang keluarga berentjana ini, saja djuga ingin menjerukan agar pelaksanaannja ditingkatkan mulai sekarang djuga. Tidak berlebih-lebihan kiranja, apabila saja katakan, bahwa sukses tidaknja kegiatan keluarga berentjana ini merupakan tantangan bagi hari depan Bangsa Indonesia. Kita terus berusaha dan memang dapat menaikkan produksi pertanian, pertambangan dan industri. Tetapi, apabila kenaik- 28

29 an-kenaikan tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan penduduk jang terkendalikan, maka hasil produksi itu setjara Nasional tidak akan ada artinja. Sebaliknja, suksesnja keluarga berentjana ini bagi Bangsa Indonesia akan merupakan prestasi jang besar, berarti akan mempertjepat usaha peningkatan kesedjahteraan Rakjat jang merata, dan djuga berarti bahwa Bangsa Indonesia telah mampu berfikir dan bersikap lebih tertib, lebih rasionil dan lebih dinamis, sjarat-sjarat pokok bagi Bangsa jang ingin madju dan membangun. Disiplin dan rasa tertib dikalangan Rakjat sebenarnja tjukup besar; hal ini tampak djelas dari pelaksanaan Pemilihan Umum jang baru lalu. Toleransi antara ummat beragama jang berbeda-beda makin terasa. Semuanja itu merupakan prasjarat dan modal untuk meneruskan pembangunan. Ketertiban sosial dan kesadaran sebagai warga negara memang masih harus kita tingkatkan, baik dengan langkah-langkah jang diambil oleh aparatur Pemerintahan jang berwenang maupun dengan membangkitkan kesadaran masjarakat sendiri. Saudara-saudara; Hal lain jang menggembirakan adalah adanja kegairahan membangun jang terus terasa didaerah-daerah. Bagi Rakjat didaerah-daerah bekerdja untuk membangun adalah gampang dimengerti, jang mendjadi soal adalah bagaimana memperoleh dan mengerahkan dana sarananja. Dalam hal ini Pemerintah memberikan tanggapan jang riil. Bantuan kepada Desa dan Kabupaten jang telah diberikan dalam tahun-tahun terachir ini djelas menimbulkan gerak pembangunan pada seluruh Kabupaten-kabupaten sampai kedesa-desa. Masjarakat makin terdorong untuk membangun dan tanggung djawab pembangunan makin besar. Dengan bantuan-bantuan tadi kemadjuan-kemadjuan ekonomi djelas terasa; tetapi jang lebih penting lagi adalah se- 29

30 mangat, kegiatan dan tanggung djawab membangun dari masjarakat sendiri. Melihat pengalaman-pengalaman jang diperoleh selama ini dan untuk mendorong pembangunan jang lebih besar, maka untuk Tahun Anggaran jang akan datang Pemerintah akan meneruskan pemberian bantuan tersebut. Bahkan akan menaikkan lagi bantuan kepada Kabupaten, sehingga mendjadi Rp. 100,- untuk setiap djiwa penduduk dalam Tahun Anggaran jang akan datang. Saudara Ketua; Akan terlalu memakan waktu apabila saja melaporkan satupersatu pelaksanaan pembangunan dalam tahun kedua REPE- LITA ini. Seperti tahun jang lalu, idjinkan saja meminta kepada para Anggota Dewan jang terhormat, untuk nanti meneliti laporan tersebut jang saja sampaikan setjara tertulis sebagai lampiran Pidato Kenegaraan ini. Hasil-hasil jang dapat kita tjapai dibidang ekonomi dan pembangunan tadi sekaligus djuga mentjerminkan prestasi kerdja aparatur kita, baik aparatur Pemerintahan umum maupun aparatur perekonomian Negara, baik aparatur ditingkat Pusat maupun ditingkat Daerah, baik aparatur sipil maupun ABRI. Aparatur Negara memang belum sempurna, tetapi bukannja lumpuh; malahan djuga menundjukkan perbaikan-perbaikan jang berarti. Setjara Nasional dapat dikatakan, bahwa seluruh aparatur telah dapat di-"satu bahasa"-kan; tentu sadja dalam arti jang baik. Sesuai dengan garis pembangunan jang sekarang ditempuh oleh Bangsa kita, maka segala kegiatan aparaturpun, telah menudju kepada pelaksanaan pembangunan itu. Hal ini tampak djelas mulai dari tingkat Pusat sampai kedesa-lesa. Adanja kesatuan arah ini sungguh merupakan, kemadjuan tersendiri. Tidak mungkin kita melaksanakan pembangunan apabila aparatur Negara tidak djuga mengikatkan diri dan siap melaksanakan pembangunan itu. Walaupun 30

31 Undang-undang mengenai Otonomi Daerah jang baru belum djuga dapat diselesaikan, namun inisiatif Daerah terus didorong oleh Pemerintah, sekaligus dalam rangka menjiapkan otonomi jang riil dan luas serta mendewasakan Pemerintah Daerah. Kebidjaksanaan ini telah mendorong pembangunan didaerah-daerah, sebagai pelengkap pembangunan Nasional. Tertib Pemerintahan makin terasa, pembagian tugas dan wewenang antara instansi-instansi makin djeias. Dan untuk memelihara konsistensi, maka komunikasi dan koordinasi antara instansi-instansi itu setjara tehnis ditingkatkan. Dalam bidang Hankam dapat dikemukakan, bahwa pada tingkat sekarang ini pelaksanaan tugas pokok ABRI sebagai alat Hankam dipusatkan pada kemampuan untuk memelihara keamanan dalam negeri, dengan tetap melihat djauh kedepan menghadapi kemungkinan datangnja bahaja dari luar. Tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik. Integrasi dan konsolidasi ABRI jang telah dilakukan mulai tahun-tahun jang lalu, sekarang telah menundjukkan hasilnja. Kemampuan intelidjen tjukup baik, sehingga telah banjak dapat diambil langkahlangkah preventif : melumpuhkan kegiatan-kegiatan jang bersifat subversif dan destruktif, sebelum kegiatan-kegiatan seperti itu sempat mendjalar mengganggu ketenangan dan keamanan masjarakat. Unsur-unsur teritorial ABRI telah dapat bekerdja efektif, mulai dari tingkat pusat sampai eselon terendah didesa-desa. Kemampuan teritorial ini sekaligus dimanfaatkan untuk ikut menggerakkan pembangunan didesa-desa. Sistim komunikasi djuga meningkat kemampuannja, baik ketjepatannja maupun luas djaringan-djaringannja, baik dari Pusat kekesatuan-kesatuan dan kedaerah-daerah maupun sebaliknja. Dalam hal diperllukan, maka dalam waktu 3 X 24 djam unsur-unsur strategis pusat Hankam dapat tuba pada titik-titik terdjauh diwilajah Negara kita ini. Dalam waktu 1 X 24 djam unsur strategis wilajah jang terpusat dimasing-masing Komando Wilajah Pertahanan dapat dikirim ketitik-titik terdjauh dalam wilajahnja sendiri. Dengan kemampuan ini dapat didjamin keamanan Nasional sampai tingkat tertentu. 31

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar segala kegiatan jang akan menundjang pengembangan kepariwisataan jang merupakan faktor potensiil

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA PRESIDEN, Menimbang

Lebih terperinci

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1972 TENTANG PENJEMPURNAAN ORGANISASI PERTAHANAN SIPIL DAN ORGANISASI PERLAWANAN DAN KEAMANAN RAKJAT DALAM RANGKA PENERTIBAN PELAKSANAAN SISTIM HANKAMRATA

Lebih terperinci

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kekuatan ekonomi potensiil jang dengan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untukk memantapkan harga beras dan mentjukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, perlu menetapkan kebidjaksanaan

Lebih terperinci

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKJAT 16 AGUSTUS 1972

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKJAT 16 AGUSTUS 1972 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKJAT 16 AGUSTUS 1972 Presiden Soeharto :,,... pembangunan jang kita kerdjakan adalah pembangunan manusia

Lebih terperinci

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA Presiden Soeharto :...Jang penting adalah sikap kita. Kita harus

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan

Lebih terperinci

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Kencana, No. 2 Hal. 6 Th I - 1958 Drs. Asrul Sani SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA Tjatatan: Drs. Asrul Sani adalah terkenal sebagai seorang essays jang djuga termasuk salah seorang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa dalam penjelesaian Revolusi Indonesia

Lebih terperinci

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969 REPUBLIK INDONESIA

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969 REPUBLIK INDONESIA PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DI DEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1969 REPUBLIK INDONESIA Presiden Republik Indonesia Djenderal Soeharto PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Saudara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa struktur organisasi,

Lebih terperinci

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 30/1963 5 Juli 1963 No : 2/DPR/1962 DEWAN PERWKAILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan peraturan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPR-GR 16 AGUSTUS 1968 DEPARTEMEN PENERANGAN R.I. S.A. 11 SERI AMANAT 11 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 16/1963 20 April 1963 No. 7/DPRD-GR/1963.- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk mendjamin bagian jang lajak dari

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk kepentingan

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL PREISDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Program

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 1/1968 20 Januari 1968 No. 2/D.P.R.D.G.R./1967. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa perlu mengeluarkan petundjuk Pelaksanaan penjelenggaraan urusan hadji jang dimaksud dalam Keputusan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 10/1963 13 April 1963 No.5 /DPRDGR/1963. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Meretapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 5 / 1966 14 Desember 1966 No. 4/D.P.R.D.G.R./1964. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN Menimbang : bahwa berhubung dengan diadakannja Kementerian Peladjaran perlu menindjau kembali susunan dan lapangan pekerdjaan Kementerian Perhubungan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa untuk kepentingan kelantjaran pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 37/1968 31 Desember 1968 No. 4/D.P.R.D.-G R./1965 Pasal 1. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1969 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 1969 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAMBANGAN Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 15 TAHUN 1971 TENTANG TUNDJANGAN CHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA KEPADA PEGAWAI DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha peningkatan dan pengamanan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 6 TAHUN 1954. Tentang TAMAN PEMAKAIAN PEMELIHARAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) NO. 7/1963 27 Pebruari 1963 No. : 6/DPRD-GR/1962,- Keputusan :Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat II Buleleng

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954. Tjetakan ke 2 tgl. Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni 1954. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1954. Tentang PERIZINAN MEMBUAT REKLAME DAN PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 Berita Negara RI No... Tahun 1950 PENGADJARAN. Peraturan tentang dasar pendidikan dan pengadjaran disekolah. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:bahwa perlu ditetapkan

Lebih terperinci

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI!

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF * UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI! ersitas Indonesia nkultasssastra a jf Perpustakaamf 7 a :r p u xs t a k a.a n [ j^ J L T A S S A S T R \ jjfcpakxbmen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Sebagai Berikut : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR TENTANG PADJAK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 22/1968 18 Nopember 1968 No. 1/SK/DPRD-GR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN GIANYAR K E P U T U S A

Lebih terperinci

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964 Harian Rakjat Djum at, 30 Oktober 1964 Para Sdr. Kuliah

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1968 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NASIONAL (P.N. PERTAMINA) PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertegas struktur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 5 tahun 1969 27 Pebruari 1969 No. : 6/Kep/D.P.R.D.G.R./1968 Keputusan : Dewan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kabupaten Djembana Tanggal

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROPINSI DJAWA-TIMUR Seri A Oktober 1968 6 Peraturan Daerah Propinsi Djawa Timur Nomor 3 tahun 1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI DJAWA TIMUR Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 32 tahun 1970 19 Agustus 1970 No. 3/PD/26/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KLUNGKUNG Menetapkan peraiuran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I I Resolusi atas Lapiran Umum Setelah bersidang 5 hari lamanja dan mempertimbangkan setjara mendalam dan seksama Laporan Umum Pimpinan Pusat Lekra jang disampaikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannja

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DALAM LINGKUNGAN PROPINSI DJAWA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 12 TAHUN 1953, TENTANG AIR MINUM. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR

Lebih terperinci

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI

Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Aneka No. 31 Th. VIII/1958 MASAALAH KEDUDUKAN SASTRA DALAM FILM (I) ASRUL SANI Menurut surat undangan jang diedarkan, maka tugas jang harus saja pikul hari ini, ialah: membitjarakan Kedudukan sastra dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka usaha melaksanakan penertiban Aparatur dan Administrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9 tahun 1969 24 Pebruari 1969 No. 1/DPRDGR/67. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 9 TAHUN 1953 TENTANG PENDJUALAN MINUMAN KERAS DAN PEMUNGUTAN PADJAK ATAS IZIN PENDJUALAN

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953.

Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. Tambahan Lembaran Kota Besar Surakarta No. 6 th. ke III tgl. 1 Djuli. 1953 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 11 TAHUN 1953. TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBANTAIAN HEWAN, PEMERIKSAAN DAGING

Lebih terperinci

lvl AsiALAH EI(ONOIVII INDONESIA

lvl AsiALAH EI(ONOIVII INDONESIA ,1 r L( 1q ^-A) EMIL SALIM PEMBANGI'NAN lvl AsiALAH EI(ONOIVII INDONESIA JAJASAN BADAN PENERBIT FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS INDONESIA DJAKARTA l97t KATA PENGANTAR Lima tahun jang lalu keadaan ekonomi

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5 No. 5 Tahun 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1 III. I. ORDONANSI PADJAK PERSEROAN 1925. Stbl. 1925 No. 319; Stbl. 1927 No. 137; Stbl. 1930 No. 134; Stbl. 1931 No. 168; Stbl. 1932 No. 196 dan 634; Stbl. 1934 No. 106 dan 535; Stbl. 1938 No. 155 dan 319;

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei. 1955 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 TENTANG KANTOR PERKREDITAN DAERAH. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA

Lebih terperinci

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa 1 Maka barang jang sudah ada daripada mulanja, barang jang telah kami dengar, barang jang telah kami tampak dengan mata kami, barang jang telah kami

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerdja berhak mendapat

Lebih terperinci

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des.1952. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun 1952. TENTANG PEMADAM API DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN Menimbang : a. bahwa berhubung dengan keanggotaan Republik Indonesia pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, dianggap perlu untuk mengirimkan suatu Delegasi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16 TAHUN KAMI, PEDJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16 TAHUN KAMI, PEDJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR : 16 TAHUN 1968. KAMI, PEDJABAT PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memantapkan serta mendjamin berhasilnja pelaksanaan program-program Pemerintah jang penting pada tahap stabilisasi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1950 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN DI DJAWA TIMUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnja untuk membentuk daerah-daerah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut : PERATURAN DAERAH TENTANG MENGADAKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 24 tahun 1970 17 Djuni 1970 Keputusan : Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Kab. Gianyar Tanggal : 18 Nopember 1969 Nomer

Lebih terperinci

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi Sumber : Aneka No. 25/VIII/1957 Berikut ini dihidangkan buat para pembatja Aneka sebuah naskah jang tadinja adalah prasarana jang di utjapkan oleh sdr. Asrul Sani dalam diskusi besar masalah sensor, diselenggarakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930) Mengubah Peraturan Uap No. 342 tahun 1924 Menimbang bahwa dianggap perlu untuk menindjau kembali Peraturan Uap jang ditetapkan

Lebih terperinci

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 No.11/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun 1969 16 Oktober 1969 No.6/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 Peraturan Pemerintah 1950 No. 37 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITEIT GADJAH MADA Peraturan tentang Universiteit Gadjah Mada. Menimbang : bahwa perlu mengadakan peraturan tentang Universitit Negeri

Lebih terperinci

ii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971

ii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971 kesimpulan : DISKUSI PANEL BUTAS Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971 STAKAAN ITBANG pekerjaan umum 25-75 ii----r. ~ DEPARTEM E N PEKERDJAAN UMUM D AN T ENAGA LISTRIK J ~ULlK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

M * H A m m A» H A T T a

M * H A m m A» H A T T a M * H A m m A» H A T T a y '1 " %. U sjl' JttMrr / p.t. p e m b a n g u n a n d j a k a r t a 1 >< m! n ML' P F ":' jj O! r=!i ;! K.M. I' ;,/'i j A.-:. D I; P L' i:.. MENINDJ AU KOOPERASI MASALAH I: 4>

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 27 tahun 1970 17 Djuli 1970 Keputusan : Dewan Pewakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Propinsi Bali. Tanggal : 3 Djuli 1969. Nomor

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1968 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERTAMBANGAN MINJAK DAN GAS BUMI NASIONAL (P.N. PERTAMINA) Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut :

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA BESAR SURAKARTA Menetapkan peraturan daerah sebagai berikut : TJETAKAN KE II TANGGAL 1 MARET 1958 Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke III tg. 1 2-1953. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1953. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 63 tahun 1970 10 November 1970 No: 2/PD/DPRD-GR/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Status : Mendjadi UU No.3 Th.1951 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengawasi berlakunja Undang-undang

Lebih terperinci

1 SUMBER :

1 SUMBER : 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1990 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1990/1991 1 NOMOR: 1 TAHUN 1990 (1/1990) TANGGAL: 14 MARET 1990 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun 1969 28 Mei 1969 No. 6 a 1/DPRDGR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 31/1968 31 Desember 1968 No. 5/DPRD.GR.//1968- DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

Peranan Seni Tradisionil dalam Modernisasi dan Integrasi Nasional di Asia Tenggara

Peranan Seni Tradisionil dalam Modernisasi dan Integrasi Nasional di Asia Tenggara Pedoman 9 September 1971 Peranan Seni Tradisionil dalam Modernisasi dan Integrasi Nasional di Asia Tenggara Oleh: Umar Kayam IV Bila masjarakat-masjarakat tradisionil itu mulai bergeser menudju kebentuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG

PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMBAHARUAN BEBERAPA HAK ATAS TANAH SERTA PEDOMAN MENGENAI TATA-TJARA KERDJA BAGI PEDJABAT-PEDJABAT JANG BERSANGKUTAN Menimbang

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. No.6/ 1959. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. (1) Dalam

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REBPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 tahun 1971 TENTANG PERDJANDJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REBPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 tahun 1971 TENTANG PERDJANDJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REBPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 tahun 1971 TENTANG PERDJANDJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA TENTANG PENETAPAN GARIS BATAS LAUT WILAYAH KEDUA NEGARA DISELAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar Oleh: Shohib Masykur (Seorang diplomat muda sederhana jang memiliki tjita-tjita besar tentang Indonesia) Dalam tulisan ini saja ingin mengulas sebuah

Lebih terperinci

Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian

Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian Undang Undang No. 5 Tahun 1984 Tentang : Perindustrian Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 5 TAHUN 1984 (5/1984) Tanggal : 29 JUNI 1984 (JAKARTA) Sumber : LN 1984/22; TLN NO. 3274 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI k a m a r a l s ja h 1 "" r I t 1....-y. ; , ^ i * t ^ ' k. p^samo j t i r i * V L J " r i!> k /A - ^ TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI r f B. W O L

Lebih terperinci

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994 Copyright 2002 BPHN UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994 *8463 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 3 TAHUN 1993 (3/1993) Tanggal: 10

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN No. 95 TAHUN 1956. KAMI, PRESIDEN Menimbang : a. bahwa berhubung dengan terpilihnja Indonesia mendjadi Anggota E.C.O.S.O.C. mulai tahun 1956 untuk masa waktu 3 (tiga) tahun, maka diangap

Lebih terperinci