METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 16 METODOLOGI PENELITIAN Paradigma, Pendekatan, dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma kritis 6. Penggunaan paradigma kritis, dimaksudkan agar dapat menelusuri lebih dimensi struktur pengetahuan, kepemimpinan, dan kekuasaan jawara yang meyebabkan ketimpangan implementasi politik pembangunan pada suatu komunitas di pedesaan pesisir Tangerang. Harapan yang disemaikan ialah mendorong munculnya kesadaran kolektif (collective conscious-ness) tineliti untuk melakukan perubahan dan perbaikan terhadap posisi sosial dan ekonominya yang termarginalkan. Dalam penelitian ini hubungan peneliti-tineliti bersifat transaksional dalam arti terjalin interaksi dan dialog, realitas dan temuan diletakkan dalam kerangka pemikiran dunia peneliti dan tineliti. Perspektif dan pendekatan emik (kualitatif) lebih menonjol daripada etik/kuantitatif (Kaplan dan Manners, 1999). Namun demikian, kekuatan data kuantitatif tetap dibutuhkan sebagai instrumentasi melengkapi keterwakilan cara pandang, sikap, dan respon tineliti. Dari segi pendekatan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditopang oleh data kuantitatif. Sesuai dengan konsepsi paradigma kritis yang mengedepankan perspektif dan pendekatan emik (kualitatif) lebih menonjol daripada etik/kuantitatif, maka, botot kualiatif lebih besar dibanding kuantitatif. Pada penelitian ini pendekatan kuantitatif sederhana digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kepemimpinan jawara. Sementara itu, untuk menggali faktor munculnya kelembagaan dan kepemimpinan elit lokal jawara di di pedesaan pesisir Tangerang; varian; kondisi sosial, jaringan politik jawara di pedesaan pesisir Tangerang; kebijakan kepemimpinan, keberpihakan, dan pengaruhnya terhadap komunitas masyarakat pesisir digunakan pendekatan kualitatif, yang memfokuskan pada perwujudan satuan-satuan gejala atau polapola yang ada dalam subyek yang diteliti, dan peneliti akan terlibat dalam melakukan investasi data serta mengembangkan penafsiran-penafsiran terhadap informasi atau data yang ditemukan (Newman, 2001: 9-10). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah studi kasus 7. Metode studi kasus dipilih untuk mengungkap, mempelajari, menerangkan, 6 Secara ontologi, teori kritis memaknai realitas dibentuk oleh sejarah sosial, politik dan ekonomi. Epistimologi teori kritis memaknai hubungan peneliti-tineliti bersifat transaksional, termediasi nilai dan aksiologinya memandang ilmu tidak bebas nilai, etika dan pilihan moral menentukan pilihan penelitian. Dalam istilah Habermas, ilmu terkait dengan kepentingan, kepentingan berada dibalik dan memandu setiap sistem pengetahuan dan tugas ilmuan adalah mengungkapnya (Akhyar Lubis, 2004). 7 Yin (2002: 20) menjelaskan bahwa studi kasus merupakan salah satu metode atau strategi penelitian kualitatif yang muncul pada masa keemasan penelitian kualitatif yang bersifat spesifik, khusus dan berskala lokal, sehingga sangat pas dengan momentum post-modernisme yang menjadi acuan paradigma baru dalam penelitian kualitatif masa kini. Denzin dan Lincoln (2000) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dari studi kasus. Kelebihan studi kasus antara lain bisa mengungkap banyak hal yang amat mendetail, melihat hal-hal yang tidak bisa diungkap oleh

2 17 bahkan menginterpretasikan implementasi otonomi daerah melalui munculnya kepemimpinan elit politik lokal di pedesaan. Penggunaan studi kasus berlaku untuk bisa menjawab bagaimana (how) dan mengapa (why) mengenai seperangkat peristiwa masa kini yang tidak dapat atau hampir tidak dapat dijangkau oleh pengendalian peneliti (Yin, 2002:20). Lokasi, Waktu, dan Tahapan Periodeisasi Penelitian Penelitian dilakukan di desa pesisir Teluknaga, tepatnya Desa Tanjung Burung, Desa Tanjung Pasir, dan Desa Muara, Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang. Ketiga desa ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa: 1. Desa Tanjung Burung, Muara, dan Tanjung Pasir merupakan desa yang kaya potensi SDA-nya dan kelembagaan lokal jawaranya cukup kuat. Di tiga desa ini para pemimpinannya merupakan keturunan Jawara. 2. Desa Tanjung Burung mengalami marginalisasi aksesibilitas fisik dan pendidikan. Desa ini merupakan kantong masyarakat asli Teluk naga (nelayan dan petambak), China Benteng, dan Nelayan Jawa. Secara geografis desa ini berada di Muara Daerah Aliran Sungai Cisadane. 3. Desa Tanjung pasir, khususnya wilayah garapan mengalami marginalisasi di bidang ekonomi. Di desa ini hampir sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai buruh tambak. Desa ini merupakan kantong nelayan dan petambak yang masih menjaga kearifan lokalnya. 4. Desa Muara mengalami marginalisasi aksesibilitas fisik (baru masuk lampu akhir tahun 2009) dan politik. Partisipasi bidang politik dan pengikutsertaan masyarakat di desa ini sangat rendah. Desa ini merupakan basis nelayan dan petambak keturunan betawi yang mengalami marginalisasi. 5. Secara keseluruhan masyarakat pesisir Teluk Naga adalah orang Betawi Pesisir, yang posisinya terkontestasikan antara Jakarta dan Banten. Secara budaya berurat berakar betawi, tetapi secara kewilayahan berada di wilayah Banten paling Utara. Sementara itu, terkait dengan waktu penelitian, penelitian ini diawali pada bulan Oktober 2010 dan selesai pada Agustus 2012 melalui tiga tahap periodeisasi. Tahap pertama persiapan dan pemetaan sosial penelitian berlangsung pada bulan Oktober 2010 Juni Tahap pemetaan sosial digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi sosial, politik, ekonomi, potensi sumberdaya yang dimiliki di tiga desa, kebudayaan masyarakat, dan peta permasalahan umum masyarakat. Tahap kedua dilakukan pada bulan September Desember 2011, kegiatan penelitian difokuskan di tiga desa yakni Desa Tanjung Burung, Desa Tanjung Pasir, dan Desa Muara. Dalam rentang waktu September Desember 2011 kegiatan penelitian tidak dilakukan secara kontimun di lokasi, tetapi secara berkala setiap sabtu minggu. Tahap ketiga dilakukan pada bulan Januari Agustus Tahap ini merupakan pendalaman, pemaknaan, dan kritisisme atas metode lain, dan dapat menangkap makna yang ada di belakang kasus dalam kondisi objek secara natural.

3 18 fakta dan data untuk memahami kedalaman dan ketajaman analisa. Pada tahap ini juga dilakukan penulisan laporan dan bimbingan diintensifkan. Tahap keempat September 2012 Maret 2013 persiapan seminar dan Sidang Tesis. Peran Peneliti Pesisir Teluk Naga, Tangerang atau Banten secara umum, bukanlah wilayah yang asing bagi peneliti. Tempat tinggal peneliti masih dalam satu kecamatan dengan tiga desa yang diteliti. Kedekatan jarak dan sisi emosional tentunya menjadi faktor pendorong, sekaligus tantangan tersendiri dalam menghadirkan obyektivasi penelitian. Dari sisi studi, penulis pernah melakukan beberapa kali penelitian yang berkaitan dengan konteks masyarakat Tangerang dan Banten, seperti studi tentang upacara pesta laut antara tradisi dan komersialisasi budaya (studi kasus pada masyarakat Tanjung Pasir, Kec. Teluknaga) tahun 2005; sejarah kabupaten Tangerang (bersama Tim Peneliti Pasundan) tahun 2005; Tangerang dalam persimpangan: membaca arah transformasi pendidikan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri; sejarah sosial masyarat pesisir Tangerang, tahun bersama Persada Nusantara Institute; dan pembangunan pertanian di Banten era desentralisasi, tahun 2011 bersama Labsosio, FISIP UI. Dari beberapa penelitian tersebut, ada empat hal yang peneliti peroleh, yang memungkinkan penelitian ini menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Pertama adalah informasi tentang konteks sosial, budaya, dan kehidupan masyarakat pesisir Tangerang. Kedua, informasi tentang keberadaan entitas jawara dan jaringannya yang signifikan dalam ranah politik pedesaan pesisir Tangerang pasca Orde Baru. Ketiga, informasi tentang kuatnya tarik-menarik penetrasi Jakarta dan Banten dalam perebutan potensi SDA di pedesaan pesisir Tangerang. Keempat, kedekatan peneliti secara pribadi dengan akademisi (pakar jawara), organisasi mahasiswa, dan LSM yang aktif melakukan advokasi pendidikan. Beberapa dari aktifis mahasiswa tersebut membantu peneliti dalam mengumpulkan sharing informasi dan membangun relasi dengan informan. Sedangkan beberapa dari akademisi dan aktifis LSM menjadi informan dalam penelitian ini. Informan Penelitian Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive snowball sampling yang terdiri dari 27 orang. Kriteria dasar pemilihan informan adalah mereka yang menjadi bagian paling signifikan dan mengetahui masalah yang diteliti. Informan terpilih berasal dari latar belakang sosial yang beragam yaitu: (nelayan dan petambak, tokoh masyarakat kelompok nelayan dan petambak, LSM Pantura Tangerang dan Ormas Kaisar, pengamat jawara, jawara dan elit jawara, dan sejarawan. Banyaknya jumlah informan dapat dilihat pada tabel berikut:

4 19 Tabel 3.1 Informan Penelitian No. Kategori Jumlah Keterangan 1. Representasi tokoh Stakeholder masyarakat pesisir 10 orang masyarakat/ tokoh kunci di (Informan Kunci) tiga desa 2. nelayan dan petambak 30 orang Representasi 3 desa 3. Tokoh Masyarakat Kelompok Nelayan dan Petambak 2 orang Representatif 4. LSM Pantura Tangerang dan Keterwakilan pengurus 3 orang Ormas Kaisar LSM Pesisir 5. Pengamat Jawara 3 orang M. Hudaeri, Suhaedi, dan Andi Rahman Pengurus organisasi 6. Jawara dan Elit Jawara 5 orang kejawaraan dari tingkat daerah sampai desa; dan elit jawara desa 9. Sejarahwan 1 orang M. El-Hatta Kurdi (alm) Jumlah 54 orang Seperti disinggung di awal, bahwa penelitian ini ditopang oleh instrumentasi kuantitatif berupa survei persepsi masyarakat pesisir terhadap kepemimpinan jawara di pedesaan. Survei dilakukan untuk menunjang representasi persepsi masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu, sampling dalam penelitian ini adalah rumah tangga nelayan dan petambak, yang diambil di tiga desa setelah melalui tahapan prosedur penelitian dan ketentuan pengambilan sampel. Fokus Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Fokus penelitian ini mencakup konteks historis, sosial, dan jaringan jawara pedesaan pesisir, faktor dan mekanisme munculnya kepemimpinan jawara di pedesaan, pola kepemimpinan, relasi kekuasaan, dan kebijakannya. Selain itu, penelitian ini juga fokus untuk menganalisa dampak kebijakan dan persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan jawara, terakhir proyeksi kepemimpinan ideal. Masing-masing fokus dan cara pengumpulan datanya lihat tabel 3.2. Tabel 3.2 Kontekstualisasi Fokus Penelitian No. Fokus Indikator Sumber 1. Sketsa Geografis Kewilayahan dan Potensi Alam 1. Luas wilayah, letak geografis, keadaan jalan raya dan letak strategis, topografi tanah, iklim, dan cuaca. 2. Potensi alam (Pesisir/fokus utama, potensi laut, tambak, hutan mangrove, dan pariwisata). 3. Geopolitik Pesisir Tangerang dalam Penetrasi Jakarta dan Banten 1. Dokumen 2. Arsip 3. Monografi Desa 4. Pengamatan berperan serta 5. Wawancara

5 20 2. Konteks sosial dan budaya masyarakat pesisir 3. Konteks historis, sosial, dan jaringan jawara pedesaan pesisir 4. Faktor dan mekanisme munculnya kepemimpinan jawara di pedesaan 5. Gaya kepemimpinan, relasi kekuasaan, dan kebijakannya 6. Persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan jawara 7. Kepemimpinan Transformatif- Kolektif: Proyeksi Politik Pembangunan Tangerang 1. Jumlah Penduduk dan latar sosial masyarakat 2. Sarana Prasarana Umum (pendidikan, kesehatan, dll), tingkat Pendidikan, ragam mata pencaharian, kepemilikan lahan, dan SSE. 3. Ciri khas, ikatan sosial dan norma masyarakat, struktur masyarakat (perubahan fisik dan sosial/transformasi) 4. Kelembagaan adat (Kelompok adat/jawara, kiayi, santri, intelektual, dll) 5. Potensi kearifan lokal (local knowledge) 1. Sejarah keberadaan jawara di pesisir Tangerang; i cerita tokoh pendekar Cisadane Ayub dari Teluknaga 2. Geneologi, varian, dan daerah basis jawara pesisir Tangerang 3. Aliran silat yang berkembang 4. Posisi dan kondisi sosial jawara di pesisir 1. Kondisi tiga desa sebelum kepemimpinan jawara 2. Faktor pendorong munculnya kepemimpinan jawara 3. Sumber kekuasaan jawara 4. Ikatan dan Jaringan sosial kejawaraan dalam masyarakat pesisir 1. Pola kepemimpinan jawara di pesisir 2. Politik keluarga (cara-cara dalam melanggengkan kekuasaan) 3. Afiliasi politik elit jawara 4. Program kerja dan kebijakan pembangunan pedesaan 5. Keberpihakan pembangunan 1. Persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan jawara di pedesaan 2. Dampak-dampak kepemimpinan jawara (bidang politik, ekonomi, dan pendidikan) 1. Menyegarkan dan mengkaji ulang kepemimpinan jawara 2. Elaborasi ruang emansipasi politik pesisir dari tiga entitas, akademisi, kiaya, dan jawara. 3. Refleksi teoretis dan implikasi kebijakan 1. Susenas & monografi Desa 2. Dokumen 3. Pengamatan berperan serta 4. Wawancara 1. life history 2. Wawancara 3. FGD 1. life history 2. Wawancara 1. Wawancara 2. Dokumen dan kearsipan 1. Penyebaran kuesioner 2. Wawancara 3. FGD Teoretisasi dan Implikasi kajian: Catatan penutup

6 21 Prosedur Pengumpulan dan Analisa Data Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka, wawancara (indepth-interview), penyebaran kuesioner, wawancara kelompok (group- interview) berupa focus grup discussion (FGD), pengamatan berperan serta (participant observation), life history, studi arsip dan dokumen serta studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada informan/narasumber perorangan baik kepada elit jawara maupun informan/narasumber lainnya. Wawancara kelompok berupa FGD akan dilakukan dengan beberapa informan untuk memperoleh informasi yang lengkap, saling berbagi informasi, pengalaman antar sesama tokoh jawara dan elit lokal lainnya. Pengamatan berperan serta menunjuk kepada riset yang dicirikan adanya interaksi sosial yang intensif antara peneliti dengan masyarakat yang diteliti di dalam sebuah mileu masyarakat yang diteliti. Peneliti mencoba masuk dalam kehidupan masyarakat, bergaul dan menggunakan bahasa mereka, bergurau dengan mereka, menyatu dengan mereka, dan samasama terlibat dalam pengalaman yang sama. Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui dan menjaring persepsi masyarakat nelayan dan petambak terhadap kepemimpinan jawara. Dari kuesioner tersebut akan diketahui persepsi masyarakat atas kepemimpinan jawara di pedesaan pesisir Tangerang, Banten. Sementara itu, studi dokumentasi dan studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai berbagai hal yang terkait kebijakan otonomi daerah, kelembagaan lokal dan kepemimpinan jawara dalam dinamika pembangunan pedesaan di pesisir Tangerang. Bahan dokumen dan pustaka diperoleh dari arsip, hasil penelitian, buku-buku, berbagai penerbitan, jurnal ilmiah yang terkait dengan objek penelitian. Peneliti melakukan studi dokumentasi dan studi pustaka di DOKIIS Departemen SKPM, Perpustakaan IPB, Perpustakaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perpustakaan Nasional, Perpustakaan FISIP UI, Labsosio UNJ, dan Perpustakaan Somantri Brodjonegoro. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisa kualitatif memahami makna, kedalaman, dan kritik terhadap gejala sosial yang ada. Pemaknaan, kedalaman, dan kritik yang dihadirkan dibantu oleh adanya data kuantitatif sederhana. Sementara itu, data kualitatif dihimpun melalui dept interview atau wawancara, FGD, dan life story terhadap beberapa informan kunci dan narasumber di sejumlah lokasi penelitian. Analisis data kualitatif lebih dikenal sebagai analisis data model interaktif. Dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasinya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Pengkategorian data disesuaikan dengan rumusan pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini dan dimaksudkan untuk

7 22 memberikan kemudahan interpretasi, seleksi, dan penjelasan dalam bentuk deskripsi analisis. Strategi Validasi Temuan Penelitian Strategi validasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi (Neuman, 2001: ). Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sumber-sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang juga berbeda, yaitu wawancara, pengamatan, penelusuran dokumen, dan studi pustaka. Dengan cara demikian, data yang diperoleh diharapkan valid dan saling berkaitan secara sinergis.

LIMA KONSTRUKSI SOSIAL JAWARA KONTEMPORER MENURUT MASYARAKAT PESISIR TELUK NAGA TANGERANG

LIMA KONSTRUKSI SOSIAL JAWARA KONTEMPORER MENURUT MASYARAKAT PESISIR TELUK NAGA TANGERANG 80 Lampiran LIMA KONSTRUKSI SOSIAL JAWARA KONTEMPORER MENURUT MASYARAKAT PESISIR TELUK NAGA TANGERANG () Konstruksi Jawara Struktural/Bentukan Ada, karena diciptakan untuk menjaga stabilitas wilayah Centeng,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana strategi studi kasus dipilih dan bersifat multi metode. Strategi studi kasus ini dianggap memadai dengan tiga dasar pertimbangan:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi dan Kerangka Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman mengenai interaksi kelembagaan lokal dengan supra lokal dalam tata kelola

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 METODOLOGI PENELITIAN Metode Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pilihan strategi studi kasus. Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme 123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bertujuan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya eksperimen). Obyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan keyakinan dasar (basic Beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 25 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (lampiran satu). Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah Analisis Penelitian ini dilakukan pada beberapa wilayah kajian analisis. Kajian utama yang dilakukan adalah mencoba melihat bagaimana respon pesantren terhadap berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang terjadi pada tahun 1998 membuka keran baru dalam konteks ketatanegaraan dan pembangunan nasional di Indonesia. Pembangunan yang pada masa Orde Baru mengusung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan PAR. Dimana PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk memahami dan memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun masalah manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

Lebih terperinci

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian.

Gambar 4 Peta Lokasi Penelitian. BAB III METODA PENELITIAN 3.. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Agustus 20. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Luwu, di 7 (tujuh) kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Sinar Resmi, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode untuk penyusunan perencanaan partisipatif berbasis kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 3.1. Pendekatan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Kualitatif Penelitian ini akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Mengacu pada pendapat Newman (2003:16), Pendekatan ini dipandang tepat karena

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian

METODOLOGI KAJIAN Tempat dan Waktu Kajian Lokasi penelitian METODOLOGI KAJIAN 3.1. Tempat dan Waktu Kajian 3. 1.1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah Gampong Keude Simpang Jalan Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara (lihat lampiran 1). Komunitas

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 36 3.1 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek

Lebih terperinci

KAJIAN PERAN ORGANISASI PETANI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN

KAJIAN PERAN ORGANISASI PETANI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2014 KAJIAN PERAN ORGANISASI PETANI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN Oleh : Syahyuti Sri Wahyuni Rita Nur Suhaeti Amar Kadar Zakaria Tjetjep Nurasa PUSAT ANALISIS SOSIAL

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut kamus Oxford Advanced Leaner s Dictionary of Current English istilah research, yang berarti melakukan penyelidikan dalam aturan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian 23 METODE KAJIAN Proses dan Metode Kajian Tahap Proses Kajian. Kegiatan Kajian dilaksanakan melalui tiga tahap. Tahap pertama, Praktek Lapangan I dilaksanakan di Gampong Telaga Tujuh pada tanggal 26 Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

3. METODELOGI PENELITIAN

3. METODELOGI PENELITIAN 3. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan adalah paradigma konstruktivis. Salim (2001:41-42), paradigma konstruktivis secara ontologis menyatakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, peneliti memilih lokasi ini dikarenakan pertimbangan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam 34 3.1 Paradigma penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana pandangan tertentu bagaimana media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mendalam tentang strategi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Kota Surakarta, dimana di kota ini terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus. Alasan pemilihan studi kasus adalah dikarenakan fenomena yang terjadi bersifat kasuistik dan berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini mengunakan pendekatan naturalistis atau penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengungkapkan data deskriptif. Menurut Bogdan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Tipe kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah tipologi Kajian Deskripsi. Menurut Sitorus dan Agusta (2004) kajian deskripsi merupakan kajian yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak abad ke-18, pertumbuhan penduduk di dunia meningkat dengan tajam. Lahan lahan dengan potensi untuk dipergunakan sebagai tempat bermukim pun beragam. Besarnya

Lebih terperinci

3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Paradigma Penelitian

3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Paradigma Penelitian 3 METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu: 1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis memilih metode penelititan kualitatif karena ingin mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan proses yang dilakukan secara bertahap, yakni dari perencanaan dan perancangan penelitian, menentukan fokus penelitian, waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Pradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi dan metodelogi. Dalam pandangan filsafat, paradigma

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN ! III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kenagarian IV Koto Palembayan, Sumatera Barat. Kenagarian ini termasuk ke dalam tipe ke-2 yaitu satu nagari yang terpecah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk memetakan dan menganalisis kontruksi kemiskinan di Kampung Padajaya dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian di dalam kajian budaya selalu mengikuti polapola sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. setiap peneliti untuk mengungkap fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. setiap peneliti untuk mengungkap fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkap fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu: A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, penelitian ini menggunakan pendekatan interpretif. Pendekatan interpretif (interpretive) melihat kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang sudah dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program pengembangan Desa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan menguraikan lokasi penelitian, bentuk penelitian, teknik pengumpulan data, validasi data, analisis data dan prosedur penelitian. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan

METODE PENELITIAN. memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasar perwujudan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian mengenai kebahagiaan pada orang dengan epilepsi (ODE) ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang cenderung mengarah kepada metode penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat Banten terdapat dua tipe kepemimpinan tradisional yang samasama memiliki pengaruh, yaitu kepemimpinan kiai dan jawara. Kiai merupakan gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Halmahera Selatan, Penelitian ini menggunakan perspektif. pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Halmahera Selatan, Penelitian ini menggunakan perspektif. pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln (dalam BAB III METODE PENELITIAN III.1 LOKASI DAN JENIS PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar negeri Marikoko Desa Kakupang Kecamatan Kasiruta Kabupaten Halmahera Selatan, Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada komunitas Suku Duano dengan fokus pada perubahan lingkungan (sosiokultural dan ekologikal) dan aktivitas nafkah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dalam jenis penelitian yang menggunakan metode kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya, dalam situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif yang menggunakan

Lebih terperinci

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan C1 Penentuan Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan Dwi Putri Heritasari dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kali ini peneliti akan menggunakan paradigma postpositivistik. Yakni dengan mengungkapkan secara terperinci menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dipilih di Kabupaten Ponorogo karena Konflik antar dua perguruan pencak silat ini memang sering terjadi khususnya

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 29 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Kalimantan Selatan, yakni di wilayah Kabupaten Barito Kuala. Selain memiliki areal lahan rawa yang luas, pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Klaten terutama di tempattempat hiburan khusus tempat tongkrongan anak- anak lesbi. Peneliti mengambil lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENGALAMAN METODOLOGIS. 1. Pertanyaan tentang peta sosial dan kondisi sumber-sumber kehidupan komunitas petani pesisir dan pegunungan

BAB III PENGALAMAN METODOLOGIS. 1. Pertanyaan tentang peta sosial dan kondisi sumber-sumber kehidupan komunitas petani pesisir dan pegunungan BAB III PENGALAMAN METODOLOGIS 3.1. Hipotesa Pengarah Penelitian ini pada dasarnya menggunakan paradigma konstuktivisme dengan pendekatan kualitatif. Sehingga penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian berjudul Strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai Budaya Organisasi kepada Karyawan PT Monica

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Maret 2016. Lokasi penelitian adalah di Pantai Soge yang terletak di Dusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif mampu memberikan pemahaman secara mendalam tentang suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara kepulauan (17.508 pulau) dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Brasil.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. Tipe Kajian

METODE KAJIAN. Tipe Kajian METODE KAJIAN Tipe Kajian Tipe kajian dalam rancangan ini adalah Evaluasi sumatif yaitu menentukan efektivitas tindakan dan intervensi manusia (program, kebijakan, dan lain-lain); penilaian dan perumusan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 46 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi karena daerah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian. 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas mengacu kepada pengertian yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saprah Amal sebagai Sumber Keuangan Publik Islam dilaksanakan di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Saprah Amal sebagai Sumber Keuangan Publik Islam dilaksanakan di Jalan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Adapun studi empiris dari penelitian yang berjudul Reaktualisasi Konsep Saprah Amal sebagai Sumber Keuangan Publik Islam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Batasan Analisis Batasan analisis dalam penelitian ini adalah: Pertama, Pokok persoalan yang diangkat adalah persoalan keterbatasan lahan, tingkat kerentanan produk tembakau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TOR (TERM OF REFERENCE) KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS DPR RI DALAM RANGKA MENDAPAT MASUKAN UNTUK PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG DESA KE NEGARA BRAZIL

Lebih terperinci