BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat pada aktif periode, jadi suatu proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didapat pada aktif periode, jadi suatu proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proyek Proyek adalah unit terkecil dari aktivitas investasi dengan kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu pula, dalam mana biaya yang dikeluarkan pada awal periode dan hasil didapat pada aktif periode, jadi suatu proyek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Rahardjo, 2011: 1) : 1. Mempunyai titik awal dari akhir, jadi mempunyai umum tertentu. 2. Merupakan unit tersendiri, jadi merupakan satu kesa9tuan kegiatan yang dapat dinilai sendiri. 3. Memerlukan model investasi tersebdiri disamping biaya operasional dan pemeliharaan. 4. Biaya dan manfaat harus dapat di ukur dalam satuanyang benar, in money term (dengan uang). 5. Bukan kegiatan yang rutin / non repetities. B. Tujuan Evaluasi Proyek Evaluasi proyek bertujuan untuk mengalisi terhadap suatu proyek tertentu, baik proyek akan dilaksanakan, sedang berjalan atau sudah selesai di laksanakan, untuk bahan perbaikan dan penilaian perhitungan biaya dan manfaat dari berbagai alternatif investasi / dievaluasi untuk dibandingkan agar dapat di ketahui proyek mana

2 yang paling menguntungkan (Rahardjo, 2011: 1). Dengan demikian proyek perlu dianalisis /dievaluasi, karena : 1. Analisis dapat dipergunakan sebagai alat pencemaran dalam pengambilan keputusan baik untuk pimpinan pelaksanaan proyek pejabat pemberi bantuan kredit, donatur, pemegang otoritas, lembaga lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut (Rahardjo, 2011: 1). 2. Analisis dapat dipergunakan sebagai alat pengawas dan evaluasi (Rahardjo, 2011: 1). C. Pengertian Transportasi Transportasi didefinisikan sebagai suatu tindakan proses atau hal transportasi atau sesuatu yang ditransportasikan, dan dengan kata kerja to transport berarti memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain. Dengan kata lain transportasi berarti suatu proses pergerakan atau perpindahan orang dan atau barang dari suau tempat ke tempat lain dengan mempergunakan suatu sistem tertentu untuk maksud atau tujuan tertentu. Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya menyebabkan mereka perlu bergerak dan saling berhubungan dalam hal ini transportasi menjadi bagian integral dari suatu fungsi masyarakat yang menunjukan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi dari kegiatan yang produktif, barangbarang, dan pelayanan yang tersedia untuk dikonsumsi (Morlok, 1991: 44). D. Angkutan Umum Penumpang

3 Angkutan umum merupakan suatu kegiatan memindahkan manusia atau barang dari suatu tempat ketempat yang lain menggunakan sarana angkutan umum dengan membayarkan sejumlah biaya tertentu. Dalam hal perangkutan umum melibatkan beberapa pihak, yaitu operator sebagai penyedia pelayanan angkutan umum, masyarakat sebagai konsumen atau pengguna layanan jasa angkutan umum, dan pemerintah sebagai regulator atau pengatur dan penengah antara operator angkutan dan masyarakat (Warpani, 2002: 37). E. Biaya Operasional Kendaraan Variabel-variabel yang dianggap penting dalam menghitung Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah: 1. Biaya Tetap a. Upah Pengemudi Upah pengemudi didapat dari sisa pendapatan setiap hari setelah dikurangi setoran, biaya pemakaian bahan bakar dan biaya retribusi. b. Biaya Administrasi Biaya administrasi terdiri dari biaya PKB, KIR, Ijin Usaha, Ijin trayek. Besarnya berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan. c. Biaya PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atas kendaraan. d. Biaya Kir

4 Biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara teknis dapat layak atau tidak beroperasi di jalan raya. e. Biaya Ijin Usaha Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin dalam penguahaan kendaraan angkutan umum f. Biaya Ijin Trayek Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin pengoperasian kendaraan untuk melayani suatu trayek tertentu. g. Biaya Retribusi Biaya yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah setiap kali angkutan umum memasuki terminal. h. Biaya Tidak Terduga Biaya ini mencakup biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan pemilik atau pengemudi untuk hal-hal tak terduga tertentu, misalnya pungutanpungutan tambahan diluar ketentuan. i. Keuntungan Biaya ini adalah keuntungan bagi pemilik kendaraan. Biaya ini ditetapkan sebesar 10% per tahun dari harga kendaraan. 2. Biaya Variabel a. Biaya Bahan Bakar. b. Biaya minyak pelumas seperti oli mesin, oli transmisi, oli gardan, minyak rem, gemuk/vet. c. Biaya penggantian suku cadang dan penggantian ban.

5 d. Biaya pemeliharaan seperti servis dan overhaul. 3. Biaya Kepemilikan Aset a. Biaya Depresiasi Biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis kendaraan yang bersamaan dengan bertambahnya waktu. b. Biaya Bunga Modal dan Angsuran Pinjaman Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman dan bunga bank dengan asumsi bahwa pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan cara kredit dengan modal yang dipinjam dari bank. F. Pengertian Investasi Investasi mempunyai pengertian yang luas, terutama bila dikaitkan dengan kegiatan pasar modal yang sekarang. Setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi. Tetapi dalam kebiasaan umum, pembicaraan pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan asset kapital, misalnya pembelian sistem produksi dalam bentuk mesin-mesin dan peralatan, pabrik/gedung atau tanah untuk kebutuhan tersebut. (Rahardjo, 2011: 117). Klasifikasi investasi adalah sebagai berikut : 1. Investasi Baru Yaitu investasi bagi pembuatan sistem produksi baru, baik sebagai bagian dari usaha baru untuk produksi baru ataupun perluasan produksi; tetapi, harus menggunakan sistem produksi baru (Rahardjo, 2011: 117).

6 2. Investasi Peremajaan Investasi jenis ini umumnya hanya digunakan untuk mengganti barang-barang kapital lama dengan yang baru, tetapi masih dengan kapasitas produksi dan ongkos produksi yang sama dengan alat yang digunakannya (Rahardjo, 2011: 117). 3. Investasi Rasionalisasi Pada kelompok investasi ini peralatan lama diganti oleh yang baru tetapi dengan ongkos produksi yang lebih murah, walaupun kapasitas sama dengan yang digantikannya (Rahardjo, 2011: 118). 4. Investasi Perluasan Dalam kelompok investasi ini peralatannya baru sebagai pengganti yang lama, kapasitasnya lebih besar sedangkan ongkos produksi masih sama (Rahardjo, 2011: 118). 5. Investasi Modernisasi Investasi jenis ini digunakan untuk memproduksi barang baru yang memang prosesnya baru, atau memproduksi barang lama dengan proses yang baru (Rahardjo, 2011: 118). 6. Investasi Diversifikasi Investasi ini diperlukan untuk memperluas program produksi perusahaan tertentu, sesuai dengan program diversifikasi kegiatan usaha korporasi yang bersangkutan (Rahardjo, 2011: 118).

7 G. Subsidi Dalam pengertian umum, subsidi berarti bantuan yang diberikan dengan tujuan mengurangi beban. Dalam pengertian ekonomi, subsidi berarti pengeluaran pemerintah dalam bentuk transfer of payment, artinya pengeluaran yang tidak memperoleh imbalan. Sebagian subsidi diberikan oleh pemerintah kepada produsen atau distributor, atau pengelola dalam suatu industri untuk mencegah kejatuhan industri tersebut, atau peningkatan harga, atau untuk mendorong memperkerjakan lebih banyak buruh. Dalam kaitannya dengan peremajaan armada Batik Solo Trans, subsidi berarti bantuan dari pemerintah, khususnya Pemerintah Kota Surakarta dengan tujuan meringankan beban biaya yang ditanggung oleh Perum Damri dan Konsorsium untuk memenuhi kebutuhan operasional armada dan prasarana sehari-harinya. H. Teori dan Kriteria Kelayakan Usaha 1. Konsep Nilai Sekarang (Present Value) Dalam teori capital budgeting kita berhadapan dengan konsep nilai waktu dari uang (time value of money). Uang sebesar Rp. 100,00 saat ini lebih tinggi nilainya dibanding uang sejumlah sama jika diterima setahun kemudian. Uang yang kita miliki saat ini, jika diinvestasikan atau didepositoan di bank dengan tingkat bunga 10% per tahun akan menjadi Rp 110,00 pada akhir tahun pertama. Jika pada tahun kedua tingkat bunga tetap 10%, maka pada akhir tahun kedua investasi atau deposito tersebut akan bernilai Rp 121,00. Dengan demikian, uang yang diterima

8 sebesar Rp. 100,00 saat ini setara nilainya dengan Rp 110,00 jika uang tersebut diterima setahun kemudian atau Rp 121,00 jika diterima dua tahun kemudian (Zubir, 2005: 6). 2. Arus Kas Usaha (Cash Flow) Arus kas usaha terdiri dari arus kas keluar (cash outfow) dan arus kas masuk (cash inflow) antara keduanya disebut sebagai arus kas bersih (net cash flow). Dalam praktik dikenal dua macam arus kas, yaitu arus kas operasional dan arus kas proyek. Arus kas operasi merupakan penerimaan dan pengeluaran kas dalam operasi perusahaan sehari-hari. Arus kas operasional dinyatakan dalam laporan arus kas, baik dalam bentuk lansung (direct method), maupun tidak langsung (indirect method). Pada umumnya manajer keuangan lebih banyak menggunakan laporan arus kas dalam bentuk langsung karena berkaitan langsung dengan penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas setiap akhir periode. Laporan arus kas langsung menginformasikan besarnya kas yang tersedia pada akhir periode sedangkan arus kas tak langsung dapat kita jumpai pada laporan keuangan audit yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Laporan ini dimasukkan untuk menjelaskan penggunaan setiap rupiah uang perusahaan selama satu periode yang tercantum dalam neraca dan laporan rugi-laba perusahaan tersebut. Laporan arus kas tak langsung pada akhirnya akan memberikan besarnya perubahan kas selama satu periode (Zubir, 2005: 7). Arus kas kelayakan usaha merupakan proyeksi beberapa tahun ke depan yang terdiri dari arus kas keluar dan arus kas masuk. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar disebut arus kas bersih. Besarnya arus kas masuk suatu usaha

9 berasal dari laba operasi setelah dikurangi dengan pajak atas laba operasi tersebut setiap periode, kemudia ditambah dengan biaya penyusutan, nilai sisa harta tetap dan modal kerja bersih pada akhir periode proyeksi. Arus kas keluarnya adalah untuk pembelian barang modal (harta tetap) dan penambahan modal kerja setiap periode (incremental working capital). Dalam perhitungan arus kas usaha tersebut tidak dimasukkan pembayaran bunga, deviden, dan cicilan. Pembayaran bunga dan deviden tidak dimasukkan sebagai arus kas keluar karena keduanya merupakan imbalan atas modal patungan para pemilik proyek (investasi dan kreditur/bank). Demikian pula, pembayaran cicilan juga tidak diperhitungkan dalam arus kas keluar karena cicilan juga merupakan pengembalian terhadap modal dari kreditur/bank sebagai pemilik proyek itu sendiri (Zubir, 2005: 10). 3. Biaya Modal (Cost of Capital) Sumber daya yang digunakan oleh perusahaan, baik pinjaman maupun modal sendiri, menanggung beban yang disebut sebagai biaya modal (cost of capital). Biaya pinjaman disebut sebagai cost of debt dan biaya modal sendiri disebut cost of equity. Biaya usaha yang menggunakan modal pinjaman dan modal sendiri adalah rata-rata tertimbang dari cost of debt dan cost of equity dengan pembobotnya adalah porsi masing-masing sumber dana yang digunakan (Zubir, 2005: 21). I. Perhitungan Biaya

10 1. Modal Opportunity cost modal adalah benefit yang dapat diperoleh bila modal tersebut diinvestasikan dalam proyek marjinal. Shadow price modal adalah opportunity cost tiap-tiap unit modal tersebut yang besarnya sama dengan tingkat bunga sosial. 2. Tenaga kerja Menentukan biaya tenaga kerja ini perlu dibedakan tenaga kerja yang terdidik/terlatih (skilled labor) dan tenaga kerja yang tidak terdidik/terlatih (unskilled labor), sebab yang biasa dinilai dengan tingkat upah bayangan (shadow wage rate) adalah tenaga kerja yang tidak terdidik/terlatih. Banyak penilai proyek beranggapan bahwa shadow wage tenaga kerja tidak terdidik/terlatih adalah nol. Ini didasarkan asumsi bahwa proyek akan mengambil tenaga kerja tidak terdidik itu dari kelompok penganggur, jadi opportunity cost-nya sama dengan nol, atau walaupun di desa asal mereka dianggap bekerja, produktifitas marginal mereka di desa sama dengan nol. Namun apabila diasumsikan opportunity cost tenaga kerja tidak terdidik/terlatih tidak sama dengan nol maka pendapatan dan tingkat konsumsi mereka (tenaga kerja tidak terdidik/terlatih) akan bertambah. Pertambahan konsumsi ini akan mengurangi jumlah investasi masyarakat. dengan kata lain tenaga kerja tidak terdidik/terlatih yang dipekerjakan di proyek mempunyai social opportunity cost paling sedikit sama dengan benefit yang diperoleh seandainya pertambahan konsumsi mereka tersebut diinvestasikan. 3. Pelunasan utang dan bunga

11 Terdapat dua jenis pinjaman, pertama pinjaman dari dalam negeri dan pinjaman dari luar negeri melalui pool dana pemerintah yang penggunaanya dipengaruhi oleh pemerintah setempat termasuk bantuan luar negeri yang berasal dari sumber-sumber resmi, seperti Bank Dunia, atau melalui perjanjian bilateral. Dana semacam ini dapat digunakan untuk berbagai alternatif proyek. Jadi, penggunaan dana pinjaman untuk suatu proyek mempunyai beban sosial berupa social opportunity cost di berbagai alternatif lain. Oleh sebab itu pengeluaran dana dari pinjaman dianggap sebagai investasi, artinya bersifat biaya. Kedua, terdapat pinjaman dari luar negeri yang penggunaanya terikat pada suatu proyek tertentu. Artinya, bila proyek tersebut tidak jadi dilaksanakan maka pinjaman dibatalkan. Jadi, penggunaan dana pinjaman ini dalam proyek tersebut, dana pinjaman tersebut tidak menimbulkan social opportunity cost. Beban tersebut baru timbul pada saat pengembalian pinjaman dan pembayaran bunganya. Oleh karena itu, beban sosial pinjaman diperhitungkan pada saat investasi dilakukan, melainkan tiap-tiap tahun sepanjang pembayaran pinjaman beserta bunganya. Dalam hal ini pelunasan pinjaman beserta bunganya termasuk kedalam biaya proyek. 4. Penyusutan Penyusutan adalah bagian dari benefit proyek yang dicadangkan tiap-tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek sedemikian rupa sehingga merupakan dana yang mencerminkan jumlah biaya modal. 5. Sunk Cost

12 Sunk cost adalah biaya yang sudah tertanam / dikeluarkan yang menyangkut proyek, sebelum keputusan untuk menjalankan proyek tersebut diambil. 6. Salvage Values Salvage values adalah nilai sisa dari modal investasi yang tidak habis terpakai selama umur ekonomis proyek. J. Perhitungan Manfaat Pelaksanaan proyek bertujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil. Manfaat yang dihasilkan suatu proyek dapat dibagi dalam (Khotimah, 2012, 35) : 1. Manfaat langsung Adalah adanya kenaikan dalam nilai keluaran fisik dari kegiatan yang ditangani proyek. Manfaat ini berupa : a. Kenaikan dalam nilai hasil/output dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini: 1) Kenaikan dalam produksi fisik. 2) Perbaikan mutu produk (quality improvement). 3) Perubahan dalam lokasi dan waktu penjualan. 4) Perubahan dalam bentuk (grading and processing). b. Penurunan biaya dapat berupa : 1) Keuntungan dari mekanisasi 2) Penurunan biaya pengangkutan 3) Penurunan atau penghindaran kerugian 2. Manfaat tidak langsung atau manfaat sekunder

13 Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang timbul atau dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi sesuatu proyek. Ada tiga macam manfaat tidak langsung, yaitu : a. Manfaat yang disebabkan (induced) oleh adanya proyek yang biasanya disebut multiplier effect dari proyek. b. Manfaat yang disebabkan oleh adanya keunggulan skala besar (economics of scale). c. Manfaat yang ditimbulkan oleh adanya pengaruh sekunder dinamik (dynamic secondary effect). 3. Manfaat yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas (intangible benefits) adalah manfaat yang sulit dinilai dengan uang, seperti: a. Perbaikan lingkungan hidup b. Perbaikan pemandangan karena adanya taman yang indah c. Perbaikan distribusi pendapatan d. Integrasi nasional e. Pertahanan nasional, dan lain sebagainya. K. Permasalahan Transportasi Umum di Kota Surakarta dan Penyebabnya Transportasi umum di Kota Surakarta yang beroperasi setiap hari tidak terlepas dari berbagai masalah yang mengakibatkan operasional transportasi umum tersebut kurang optimal. Melalui Tabel 2.1., kita akan melihat masalah transportasi umum di Kota Surakarta dan penyebabnya.

14 Tabel 2.1. Tabel Permasalahan Angkutan Umum di Kota Surakarta dan Penyebabnya No. Masalah Penyebab 1 Sarana 1.Armada yang tidak layak pakai. 2.Jadwal yang belum teratur dan belum konsisten. 3.Kelebihan penumpang pada 1.Belum adanya peremajaan armada. 2.Penggunaan Time Table yang masih belum optimal. 3.Pengoperasian menyesuaikan dengan kebutuhan penumpang. saat jam sibuk, kekurangan penumpang pada jam tidak sibuk. 2 Prasarana Ketersediaan halte dan papan informasi rute perjalanan yang belum memadai. 3 Pengguna 1.Menurunnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum terutama bis. 2.Kedisiplinan penumpang kurang. 4 Regulator 1.Pengaturan angkutan umum di Halte yang berubah fungsi. Papan informasi belum tersedia secara mencukupi dan ideal. 1.Pelayanan angkutan umum yang kurang baik dalam melayani pengguna, khususnya angkutan umum kelas ekonomi. 2.Pemilikan sepeda motor dan mobil pribadi yang semakin meningkat, selain daya beli masyarakat yang meningkat dengan penghasilan yang bertambah. Pengawasan dan pengaturan angkutan

15 lapangan yang masih terjadi tumpang tindih. 2.Adanya rute angkutan umum yang tumpang tindih. 5 Operator 1.Sopir yang kurang disiplin dalam mengemudikan kendaraan. 2.Kurangnya kesadaran sopir akan pentingnya kelayakan kendaraan yang beroperasi. 3.Manajemen perusahaan yang masih belum optimal. yang belum optimal. 1.Pemberlakuan sistem setoran dan penggajian yang belum tepat. 2.Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. 3.Kurangnya dukungan dari pihak terkait. L. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berguna bagi penulis sebagai acuan untuk melakukan penelitian Analisis Benefit-Cost Peremajaan Armada Batik Solo Trans. Tabel 2.2. Tabel Penelitian Terdahulu No Peneliti Metode Hasil 1 Analisa Karakteristik Moda Transportasi Angkutan Umum Rute Manado- Tomohon dengan Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Moda transportasi angkutan antar kota rute Manado Tomohon perlu diremajakan dan moda transportasi yang tepat untuk digunakan adalah adalah bus sedang. Bus sedang memiliki biaya transportasi yang rendah karena dilihat dari

16 Metode Analisa Biaya Operasional Kendaraan (Palilangan, 2013) 2 Cost and Benefit Analysis for Optimized Signal Timing-Case Study : New Jersey Route 23 (Chien, 2006) 3 Integrating Travel Delays, Road Safety, Care, Vehicle Insurance and Cost-Benefit Analysis of Road Capacity Expansion in a United Framework (Rizzi, 2007) Benefit-Cost Analysis Benefit-Cost Analysis karakteristiknya, bus sedang memiliki ukuran yang lebih kecil dari bus besar, dari mobil penumpang sehingga secara keseluruhan, biaya operasionalnya lebih rendah. Pengurangan pengeluaran pengguna jalan adalah faktor manfaat yang paling berpengaruh dengan adanya peningkatan kinerja lampu lalu lintas di jalan yang diteliti ini. Berdasarkan hasil rata-rata yang dapat dihemat sebesar $ 6,694 per hari dan $ 1,747,049 per tahun, dan rasio biaya manfaat dari peningkatan kinerja lampu lalu lintas ini adalah 24 : 1. Dengan adanya pelebaran jalan dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi di jalan tersebut, manfaat lainnya yang dapat dihasilkan adalah pengurangan pengeluaran bahan bakar karena para pengguna jalan dapat memacu kendaraannya dengan kecepatan yang stabil sehingga kemacetan dapat dihindari, dan manfaat akhir yang dihasilkan adalah penghematan waktu dan peningkatan keamanan dalam melalui jalan yang sudah dilebarkan. Akan tetapi, kembali lagi kepada para pengguna jalan dalam memacu kendaraannya untuk memperhatikan keselamatan dalam berkendara, jika

17 4 Best Operational and Maintenance Practices for City Buses Fleets to Maximize Fuel Economy (Austin, 2011) 5 Willingness to Pay Pengguna Angkutan Umum Untuk Pelayanan Bus Rapid Transit (BRT) Koridor 1 di Kota Surakarta (Muharram, 2010) Benefit-Cost Analysis Analisis Willingness To Pay, Contingent Valuation diabaikan, maka manfaat dari adanya pelebaran jalan ini akan sia-sia. Untuk depot khas dengan 100 bus, biaya bulanan untuk melaksanakan semua langkah-langkah yang direkomendasikan diperkirakan US $ Dengan kisaran perkiraan peningkatan 4,8 persen pada bus baru menjadi 5,7 persen pada bus tua, bahan bakar sendiri akan berkisar US $ US $ per bulan masing-masing, membuat program yang sangat efektif, dengan rasio B/C dari 1,94-2,31. Ini tidak termasuk nilai manfaat yang terkait dengan emisi kendaraan berkurang dan keamanan. Dengan menggunakan asumsi jarak tempuh rata-rata sebesar 11,4 km (didapatkan dari survei), besaran biaya operasional kendaraan kendaraan (BOK) per penumpang adalah sebesar Rp ,5,- untuk BOK skenario 1 dan Rp ,4,- untuk BOK skenario 2. Kedua nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan BOK per penumpang hasil perhitungan DLLAJ yang besarnya Rp ,46,- untuk BOK skenario 1 dan Rp ,67,- untuk BOK skenario 2 (DLLAJ, 2007: VI-14 VI-15).

18 M. Kerangka Pemikiran Pengoperasian armada Batik Solo Trans sehari-hari menyebabkan meningkatnya tingkat kerusakan dalam setiap armada Batik Solo Trans sehingga membutuhkan perawatan berkala agar setiap armada dapat berfungsi secara normal dan tidak menimbulkan kerugian di masa depan. Dalam gambar 2. 1., dapat dilihat kerangka pemikiran sistematis dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan Peremajaan Armada Batik Solo Trans Dengan Peremajaan Tanpa Peremajaan Kondisi armada selalu terjaga Jadwal keberangkatan tetap teratur Kenyamanan dan kemanan penumpang meningkat Tingkat polusi rendah Minimum cost, maximum profit Kondisi armada tidak terjaga Jadwal keberangkatan kurang teratur Kenyamanan dan keamanan penumpang menurun Tingkat polusi tinggi Maximum cost, minimum profit Analisis NPV, IRR, BCA, dan PBP 8 Program Tidak Layak Dijalankan Program Layak Dijalankan Proyek Gambar Bagan kerangka pemikiran N. Hipotesis

19 1. Kelayakan usaha peremajaan transportasi Batik Solo Trans diduga secara finansial / ekonomis menguntungkan. 2. Usaha peremajaan Batik Solo Trans diduga dapat memberi manfaat langsung dan tidak langsung kepada masyarakat luas.

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan Bus DAMRI Trayek Blok M Bandara Soekarno-Hatta dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angkutan Undang undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mendefinisikan angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan bus BKTB route pantai indah kapuk (PIK)-monas dapat di lihat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kapasitas Kendaraan Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Hasil Survey Primer Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam menentukan tarif pada bus Mayasari Bakti patas 98A Trayek Pulogadung Kampung Rambutan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara data primer dan data sekunder. 4.1.1 Data - Data Primer Data primer adalah data-data yang didapat dengan

Lebih terperinci

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11 Ekonomi Transportasi AY 11 Latar Belakang Ketersediaan jasa transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Tingkat Pilihan Perjalanan dikaitkan dengan bd bidang

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Untuk menjawab pertanyaan dari studi ini banyak digunakan acuan teori keuangan. Teori yang digunakan untuk landasan perhitungan studi ini adalah teori proses bisnis, financial planning

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Transportasi merupakan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam pukul 1.-16. dan sore hari dilakukan pada pukul 16.-19.. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah tiap trayek, dan lintasan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK Pengoperasian angkutan umum di kotamadya Banjarmasin ke kota kota lain dipusatkan pada Terminal Induk km. 6 Banjarmasin, dimana terlihat secara visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Okupansi Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Tamin, 1997).

Lebih terperinci

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG Titi Kurniati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Padang adalah taksi, yang

Lebih terperinci

Nindyo Cahyo Kresnanto

Nindyo Cahyo Kresnanto Nindyo Cahyo Kresnanto Willingness to pay Ability to pay Kemacetan, Polusi, Ekonomi, dsb BOK (Biaya operasional Kendaraan) Keuntungan Tarif seragam/datar Tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengantar Dalam rangka penyusunan laporan Studi Kajian Jalur Angkutan Penyangga Kawasan Malioboro berbasis studi kelayakan/penelitian, perlu dilakukan tinjauan terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Untuk melakukan evaluasi kinerja dan tarif bus DAMRI trayek Bandara Soekarno Hatta Kampung Rambutan dan Bandara Soekarno Hatta Gambir dibuat langkah kerja

Lebih terperinci

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Transportasi diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat yang lain, di mana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Transportasi Secara umum transportasi adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pergerakan dan satu tempat ke tempat lain. Fungsi sistem itu sendiri adalah untuk

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dewi Handayani Dosen

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari

Grafik jumlah penumpang TransJakarta rata-rata perhari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Busway-TransJakarta 2.1.1. Pendahuluan TransJakarta atau yang biasa dipanggil Busway (kadang Tije) adalah sebuah system transportasi bus cepat di Jakarta Indonesia. Sistem ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup keseluruhan langkah pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah kerja

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah Kerja Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan terhadap kepuasaan pelanggan bus DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : Mulai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN Oleh : CITTO PACAMA FAJRINIA 3109100071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Putussibau, Kalimantan Barat. Objek penelitian yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : IMMANUEL A. SIRINGORINGO NPM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek (manusia atau barang) dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK. A, 6.1 dan B DR. MUNAJAT, S.P., M.Si

EVALUASI PROYEK. A, 6.1 dan B DR. MUNAJAT, S.P., M.Si EVALUASI PROYEK A, 6.1 dan B. 6.2 DR. MUNAJAT, S.P., M.Si PENGERTIAN DAN ASPEK-ASPEK ANALISIS PROYEK PROYEK : Suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber agar memperoleh manfaat (benefit),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Proyek Menurut UU No. 17 Tahun 2008, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai operator pelabuhan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap aset negara. Dalam

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. ALS adalah perusahaan jasa transfortasi darat yang kegiatan utamanya adalah mengantar penumpang sampai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan Keterangan: n = Jumlah stasiun kerja Ws Wi = Waktu stasiun kerja terbesar. = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja. i = 1,2,3,,n. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO Moses Ricco Tombokan Theo K. Sendow, Mecky R. E. Manoppo, Longdong Jefferson Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kota Semarang disamping sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, telah berkembang menjadi kota metropolitan. Dengan pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP)

BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) 35 BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) Dewa Ayu Nyoman Sriastuti 1), A. A. Rai Asmani, K. 1) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas

TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Pengertian transportasi menurut Morlok (1981) adalah memindahkan atau mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Sementara menurut Papacostas (1987), transportasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci