BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan PT. ALS adalah perusahaan jasa transfortasi darat yang kegiatan utamanya adalah mengantar penumpang sampai tujuan dengan selamat dan berusaha memberikan pelayanan sebaik mungkin selama dalam perjalanan dengan menggunakan kendaraan Mercedez benz. Motto perusahaan ini adalah pelayanan prima yang didirikan pada tahun 2006 oleh Bapak Sofyan Daulay, S.PI yang beralamat di Jl.Arengka II Pekanbaru dan trayeknya hanya Pekanbaru - Padangsidempuan. 4.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data berguna dalam mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sebagai bahan pemecahan masalah. Jenis-jenis yang berpengaruh terhadap penentuan umur ekonomis sutau aset adalah biaya-biaya yang sifatnya berubah, misalnya biaya-biaya yang naik sejalan dengan bertambahnya umur pemakaian suatu mobil dan hasil penjualan (pendapatan) perusahaan. adalah: Adapun data-data yang diperlukan dalam menentukan umur ekonomis ini 1. Data pemakaian bahan bakar (BBM) 2. Data biaya pemeliharaan 3. Data biaya awak mobil 4. Data biaya retribusi terminal 5. Data biaya asuransi 6. Data biaya administrasi 7. Data biaya oli (pelumas) 8. Data biaya bunga kredit 9. Data hasil penjualan (pendapatan) Sumber modal pembelian bus dapat dicapai dari beberapa alternatif. Ada beberapa alternatif yang dilakukan perusahaan untuk melakukan pembelian bus lintas provinsi, yaitu dengan cara mengikutsertakan bank dalam pembelian bus.

2 Karena saat ini intansi yang sedang bekerja sama dengan perusahaan adalah bank. Alternatif tersebut yaitu kerja sama dengan bank, dan membeli sendiri dengan cara pinjaman dari bank. Dalam penelitian ini alternatif yang dipilih yaitu membeli sendiri dengan melakukan pinjaman dari bank, karena dengan alternatif ini maka perusahaan dapat memiliki bus sendiri tanpa ada resiko bila melakukan kerja sama dengan bank. Contoh resikonya yaitu apabila perusahaan bekerja sama dengan bank dan pada suatu saat kerjasama itu putus, maka pihak bank akan menarik kembali aset yang sudah diberikan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap operator bahwa modal yang perlu dikeluarkan untuk pembelian bus yaitu sebesar Rp dan setelah diadakan penelitian nilai sisa dari Bus mercedesbenz setelah pemakaian selama 10 tahun diperkirakan sebesar Rp Dalam menentukan suku bunga, peneliti akan mengambil salah satu bank yang ada di pekanbaru sebagai acuan perhitungan. Nilai suku bunga akan dipakai pada penentuan nilai MARR (Minimum Atractive Rate of Return). Nilai MARR dapat diperoleh dari penjumlahan dari Suku bunga (i), biaya untuk memperoleh investasi (Cc) dan faktor resiko investasi (α). a. Suku Bunga Investasi (i) Suku bunga investasi diperoleh dari suku bunga pinjaman di Bank BRI sebesar 12 % per tahun. b. Faktor Resiko Investasi (α) Adapun faktor resiko yang dapat menyebabkan gagalnya investasi pada pengadaan bus yaitu kerusakan di jalan, kecelakaan, macet dan terbakar yang disebabkan kurangnya pengontrolan mesin dan listrik,dan lain sebagainya. Tetapi kemungkinan sangat kecil karena jika pengontrolan tiap bulan selalu dilakukan maka akan menghindari resiko gagalnya bisnis ini. Oleh karena itu, ditetapkan faktor resiko sebesar 3 % Maka diperoleh nilai MARR = i + Cc + α = = 15% IV - 2

3 1. Spesifikasi Bus ALS Dimana yang menjadi objek penelitian atau pengamatan dalam laporan ini adalah Bus ALS. Adapun spesifikasi dari Bus ALS adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Spesifikasi ALS Spesifikasi Bus Merek Mercedesbenz Kapasitas 50 orang Tahun pakai 2006 Jumlah 1 Buatan Jepang Taksiran umur pakai 10 tahun Harga tunai Rp Cicilan/bulan (4 thn) Rp Harga akhir Rp (Sumber: PT ALS ) Pemakaian bahan bakar dalam hal ini adalah solar.adapun data pemakaian bahan bakar solar untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.2 dibawah ini. IV - 3

4 Tabel 4.2 Data Pemakaian Bahan Bakar Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT.ALS, ) 2. Data Biaya Pemeliharaan Data biaya pemeliharaan merupakan jumlah biaya penggantian suku cadang mobil serta peralatan-peralatan lainnya yang bersangkutan dengan BusALS tersebut.adapun data jumlah biaya pemeliharaan setiap tahunnya untuk delapan unit bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3 Data Biaya PerawatanBus Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT. ALS, ) 3. Data Biaya Awak Biaya awak adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah tenaga kerja (supir, kernet, agen).adapun data jumlah biaya awak setiap tahunnya untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.4dibawah ini. Awak kendaraan terdiri atas sopir dan kernet.penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap dan tunjangan makan. Adapun rinciannya sebagai berikut: - Gaji supir = Rp Rp = Rp /bln IV - 4

5 Gaji per tahun = Rp x 12 Untuk 8 bus = Rp = Rp Tabel 4.4 Data Biaya Awak Bus Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT. ALS, ) 4. Data Biaya Retribusi Terminal Biaya retribusi terminal yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar uang masuk ke terminal dan biaya parkir. Adapun data jumlah biaya retribusi terminal yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5 Data Biaya Retribusi Terminal Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT. ALS, ) 5. Data Biaya Asuransi Biaya asuransi yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar asuransi Bus. Adapun data jumlah biaya asuransi yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.6 dibawah ini. IV - 5

6 6. Data Biaya Administrasi Tabel 4.6 Data Biaya Asuransi Bus Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT.ALS ) Biaya administrasi yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar pepanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK), biaya pemeriksaan kendaraan (KIR) dan surat izin trayek. Adapun data jumlah biaya administrasi yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.7 dibawah ini. 7. Data Biaya Oli (pelumas) Biaya oli (pelumas) Tabel 4.7 Data Biaya Administrasi Bus Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (Sumber: PT. ALS, ) yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menganti minyak oli (pelumas) yang sudah tidak layak.adapun data jumlah biaya oli (pelumas) yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk satu unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.8 dibawah ini. IV - 6

7 Tabel 4.8 Data Biaya Oli (pelumas) Bus Tahun Jumlah Biaya Pertahun (Sumber: PT.ALS, ) 8. Data Biaya Kredit Mobil 2007 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Biaya kredit mobil yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar kredit mobil setiap bulannya selama 4 tahun. Adapun data jumlah biaya kredit mobil yang dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya untuk delapan unit Bus ALS ini dapat di lihat pada tabel 4.9 dibawah ini. a. Angsuran Angsuran per bulan = Rp x12 = Rp Jadi, angsuran per tahunnya = Rp x 8 = Rp Tabel 4.9 Data Biaya Kredit Bus Tahun Jumlah Biaya Pertahun 2007 RP RP RP RP (Sumber: PT. ALS, ) 9. Pendapatan perusahaan Pendapatan perusahaan yakni total uang masuk hasil mobil pada saat beroperasi yang di terima oleh perusahaan. Adapun pendapatan uang masuk dari hasil pengoperasian mobil setiap tahunnya dapat di lihat pada tabel 4.10 dibawah ini. IV - 7

8 Tabel 4.10 Data Pendapatan Perusahaan Bus Tahun Jumlah Pendapatan Pertahun Penumpang (Orang) (Sumber: PT. ALS, ) 1.3 Pengolahan Data Hasil pengumpulan data yang diperoleh mengenai bus ALS dari PT. ALS adalah sebagai berikut: Depresiasi Menurut (Pujawan, 1995) depresiasi adalah nilai modal suatu investasi yang terjadi akibat bertambahnya umur benda tersebut, kecuali tanah tempat bangunan.depresiasi umumnya digunakan untuk keperluan pajak, dimana depresiasi merupakan sejumlah penerimaan yang tidak dikenakan pajak. Untuk menentukan besar biaya deperesiasi metode yang digunakan adalah: 1. Metode Jumlah Digit (Sum Of Years Digit) Pada metode ini depresiasi dibebankan lebih besar pada tahun-tahun pertama dan berangsur turun pada tahun ke-n dengan persamaan : D T N T 1 ( P S) SOYD Dimana: Dt = Depresiasi tahun ke-t N = Taksiran Umur Alat T = Tahun Ke SOYD =Jumlah Digit Tahun 1 Sampai N P = Harga Awal Mesin S = Harga nilai sisa mesin IV - 8

9 D T N T 1 ( P S) SOYD D 1 = ( ) D 1 ( ) 55 = 116,363, Tabel 4.19 Metode Sum of Years Digits Depreciation (SOYD) Tahun ke Nilai Aset SOYD Dep t 0 855,000, ,636, ,363, ,363, ,909, ,727, ,090, ,818,182 93,090, ,181, ,363,636 81,454, ,636, ,545,455 69,818, ,454, ,363,636 58,181, ,636, ,818,182 46,545, ,181, ,909,091 34,909, ,090, ,636,364 23,272, ,363, ,000,000 11,636,363,27 640,000,000 Disini terlihat bahwa semakin bertambahnya umur bus maka nilai sisa dari mesin akan semakin kecil, perhitungan penyusutan dengan metode SOYD ini biasanya dikenakan pada asset yang mempunyai keuntungan yang besar pada awal investasi dan mengecil sesuai dengan perjalanan umur investasi Perhitungan Biaya Operasional Analisis biaya Operasional menghendaki adanya pemisahan biaya berdasarkan perilakunya.biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan sesuai perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktifitas perusahaan.dalam analisis ini penulis menggunakan metode Total Cost yang terdiri dari 2 golongan biaya yaitu Fixed Cost (Biaya Tetap) dan Variable Cost (Biaya Variabel). IV - 9

10 Tabel 4.11Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2007 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli (pelumas) - Rp Kredit Mobil RP Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) Tabel 4.12Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2008 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli Mesin - Rp Kredit Mobil RP Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) IV - 10

11 Tabel 4.13Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2009 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli Mesin - Rp Kredit Mobil RP Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) Tabel 4.14Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2010 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli Mesin - Rp Kredit Mobil RP Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) IV - 11

12 Tabel 4.15Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2011 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli Mesin - Rp Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) Tabel 4.16Biaya Operasional Setelah Pemisahan Biaya Tetap Dan Biaya Variabel Bus ALS tahun 2012 Biaya-Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Bahan Bakar - Rp Awak - Rp Pemeliharaan - Rp Retribusi Terminal Rp Asuransi Rp Administrasi Rp Oli Mesin - Rp Jumlah Rp Rp Sumber PT. ALS (data diolah) Biaya operasional terdiri dari biaya perawatan (biaya penggantian pelumas dan biaya penggantian suku cadang), biaya tenaga kerja. Terjadinya perubahan biaya operasional dari tahun ke tahun disebabkan umur pakai dan kerusakan yang dialami mesin dimana untuk penggantian suku cadang diperlukan biaya yang besar dan di pengaruhi perubahan harga suku cadang dari tahun ke tahun. IV - 12

13 Tabel 4.17 Biaya Operasional untuk 8 Bus Tahun BiayaOperasional (Rp) Penumpang Tabel 4.18 Biaya Operasional untuk 1 Bus Tahun BiayaOperasional (Rp) Penumpang Perhitungan Umur Ekonomis Umur ekonomis mesin adalah dimana biaya pengembalian modal cenderung menurun, sementara biaya operasi dan perawatan cenderung naik sejalan dengan pertambahan umur mesin tersebut.dengan demikian umur ekonomis mesin dapat diartikan sebagai jangka waktu penggunaan ekonomis, dimana jangka waktu yang dicapai pada biaya rata-rata mempunyai harga terendah. Dengan metode ini dihitung total ekivalensi biaya tahunan. Setiap biaya dihitung ekivalensinya selama umur pemakaiannya. Dengan mempertimbangkan bunga uang, umur ekonomis dapat dicapai pada saat total ekivalensi biaya tahunan rata-rata minimum. Untuk menghitung total tahunan digunakan persamaan sebagai berikut : EUAC = Capital Recovery + Equivalent Annual Operating Cost EUAC = (P-L)(A/P, i, n%) + Li + FW (Operating Cost for N Year) (A/F, i, N) Atau IV - 13

14 EUAC = (P-L)(A/P, i, N) + Li + PW (Operating Cost for N Year) (A/P, i, N) Dimana ; EUAC = Equivalensi Uniform Annual Cost CR = Capital Recovery EAOC = Equivalent Annual Operating Cost FW = Future Worth PW = Present Worth Tabel 4.19 Perhitungan Depresiasi dan Nilai Sisa NO SOYD NILAI SISA OPERATIONAL ,000, ,236, ,363, ,636, ,876, ,727, ,909, ,942, ,090, ,818, ,950, ,454, ,363, ,041, ,818, ,545, ,300, ,181, ,363, ,273, ,545, ,818, ,240, ,909, ,909, ,206, ,272, ,636, ,172, (Sumber : Data hasil Pengolahan Microsoft Excel 2007, 2012) Contoh: EUAC 1 = Rp (A/P, 15 %, 1)+ 0 Rp ,64 ( A/F, 15%,1) = Rp ,36 IV - 14

15 Tabel 4.20 Perhitungan Umur Ekonomis Tahun investasi EUAC INVESTASI A/P 15 % I. (A/P * 15% *N) Operational ,000, ,250, ,876,000 EUAC OPERASIONAL A/G 15% OP.A/G* 15% *N) Nilai sisa EUAC NILAI SISA A/F 15 % Total S. (A/F* 15% *N) EUAC - 738,636, ,636, ,613, ,000, ,910, ,942, ,078, ,909, ,831, ,157, ,000, ,490, ,950, ,018, ,818, ,755, ,752, ,000, ,506, ,041, ,681, ,363, ,010, ,177, ,000, ,046, ,300, ,426, ,545, ,769, ,703, ,000, ,891, ,273, ,372, ,363, ,841, ,422, ,000, ,542, ,240, ,744, ,818, ,747, ,539, ,000, ,579, ,206, ,643, ,909, ,218, ,005, ,000, ,208,000 76,172, ,541, ,636, ,507, ,242, ,000, ,401,500 6,139, ,770, ,000, ,599, ,572,491 Dari tabel 4.20 dapat dilihat pada tahun 2016 yaitu tahun ke-10 merupakan umur dimana mesin masih dapat memberikan keuntungan dengan biaya-biaya yang masih minimum. Perhitungan umur ekonomis mesin di peroleh dari hasil perhitungan biaya total EUAC sebesar Rp.180,572, yaitu hasil penjumlahan dari biaya investasi dengan operasional di kurang dengan nilai sisa dimana akan di peroleh biaya total yang paling kecil atau paling minimum maka pada saat itulah umur ekonomis dari mesin Peramalan Peramalan dilakukan karena bus ALS di PT.ALS sampai tahun ke 6 pada 2012 masih ekonomis karena perusahaan masih memperoleh keuntungan. Untuk menentukan estimasi biaya operasional ini perlu di ketahui pola hubungan antara biaya operasional dengan metode yang tepat digunakan untuk peramalan. Peramalan beberapa tahun kedepan dilakukan terhadap nilai konstan biaya operasional (biaya variabel dan biaya tetap) dan pendapatan per tahunnya. Metode yang dipakai untuk peramalan biaya-biaya dan pendapatan tersebut adalah metode linier. IV - 15

16 Alasan pemilihan metode peramalan dengan menggunakan metode linier adalah karena dari data biaya operasional dan pendapatan bus ALS trayek Pekanbaru-Padangsidempuan di PT.ALS berbentuk garis lurus. Biaya Operasional yang diperoleh dari perusahaan hanya untuk enam tahun yaitu dari tahun 2007 sampai tahun 2012, sehingga untuk tahun yang akan datang perlu di ramalkan. Tabel 4.21Biaya Operasional BiayaOperasional Tahun (Rp) Tabel 4.22 Perhitungan Biaya Operasional dan Peramalan Tahun BiayaOperasional (Rp) (Y) X X 2 Y^2 XY ,041,888, ,420,634,604,544,000 5,041,888, ,063,008, ,634,050,008,064,000 10,126,016, ,591,540, ,265,319,571,600,000 16,774,620, ,127,600, ,037,081,760,000,000 16,510,400, ,080,335, ,488,463,712,225,000 15,401,675, ,602,400, ,772,485,760,000,000 15,614,400,000 jumlah 25,506,771, ,618,035,416,433,000,000 79,468,999,000 n b XY ( n X )( ( x) x XY) 6x x x91 (21) = = IV - 16

17 105 = n a XY ( n X )( ( x) x XY) x91 21x x91 (21) Y = = = = (X) Tabel 4.23 Hasil Peramalan Biaya Operasional Biaya Tahun Operasional ( Rp ) ,290,188, ,729,920, ,169,651, ,382, (Sumber : Data hasil Pengolahan Microsoft Excel 2007, 2012) 4.3.5Perhitungan Umur Operasi Optimum Kendaraan memerlukan beberapa biaya-biaya pendukung untuk dapat beroperasi, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya biaya dalam laporan ini didapat dengan cara survey langsung kelapangan, antara lain melakukan wawancara dengan karyawan atau supir bus. Adapun biaya-biaya yang ditimbulkan oleh bus ALS yaitu sebagai berikut: IV - 17

18 Tabel 4.24 Biaya Tetap bus ALS TAHUN PENYUSUTAN R.TERMINAL ASURANSI ADMIN ANGSURAN TOTAL ,363, ,488, ,680, ,200, ,744,000, ,917,731, ,727, ,608, ,680, ,400, ,744,000, ,907,415, ,090, ,800, ,680, ,600, ,744,000, ,897,170, ,454, ,720, ,680, ,800, ,744,000, ,886,654, ,818, ,000, ,680, ,200, ,698, ,000, ,600, ,680, ,600, ,880, ,000, ,216, ,080, ,800, ,096, ,000, ,944, ,480, ,400, ,824, ,000, ,280, ,280, ,400, ,402,960, ,000, ,760, ,880, ,200, ,681,840, (Sumber : Data hasil Pengolahan Microsoft Excel 2007, 2012) Pada tabel 4.24 menunjukkan biaya tetap PT. ALS yang terdiri atas biaya penyusutan, Retribusi terminal, biaya asuransi, biaya administrasi, dan biaya kredit mobil.disini dapat kita lihat bahwa jumlah biaya tetap pada PT. ALS dari tahun mengalami fluktuasi. Contoh: Pada tahun 2007 yaitu tahun ke-1 biaya tetap diperoleh dari penjumlahan Rp.116,363, Rp.20,488, Rp.23,680, Rp.13,200, Rp.3,744,000,000.00= Rp.3,917,731,636.36, IV - 18

19 Tabel 4.25 Biaya Variabel bus ALS BAHAN TAHUN BAKAR PEMELIHARAAN AWAK BUS OLI TOTAL ,400,000 62,040, ,000,000 94,080,000 1,240,520, ,320,000 57,000, ,000,000 97,000,000 1,260,320, ,200,000 69,360, ,800, ,000,000 1,287,360, ,400,000 79,600, ,600, ,800,000 1,322,400, ,000, ,560, ,800, ,200,000 1,419,560, ,200, ,960, ,200, ,080,000 1,467,440, ,361,520, ,520,000 3,430,400, ,160,000 7,997,600, ,196,640,000 1,089,000,000 6,302,800,000 1,166,240,000 14,754,680, ,850,960,000 2,121,000,000 12,041,600,000 2,235,480,000 28,249,040, ,150,720,000 4,172,640,000 23,516,400,000 4,370,960,000 55,210,720,000 (Sumber : Data hasil Pengolahan Microsoft Excel 2007, 2012) Pada tabel 4.25 menunjukkan biaya variabel PT.ALS yang terdiri atas biaya bahan bakar, biaya awak, biaya Pemeliharaan dan biaya oli mesin. Disini terlihat bahwa jumlah biaya variabel pada PT.ALS tahun mengalami peningkatan setiap tahunnya. Contoh: Pada tahun 2007 yaitu tahun ke-1jumlah biaya variabel diperoleh dari penjumlahan Rp.526,400, Rp.62,040, Rp.558,000, Rp.94,080,000.00= Rp 1,240,520,000.00, IV - 19

20 Tabel 4.26 Biaya Total Umur Optimum UMUR BIAYA TETAP BIAYA VARIABEL BIAYA TOTAL ,917,731, ,240,520, ,158,251, ,907,415, ,260,320, ,167,735, ,897,170, ,287,360, ,184,530, ,886,654, ,322,400, ,209,054, ,698, ,419,560, ,547,258, ,880, ,467,440, ,614,320, ,096, ,997,600, ,439,696, ,824, ,754,680, ,517,504, ,402,960, ,249,040, ,652,000, ,681,840, ,210,720, ,892,560, (Sumber : Data hasil Pengolahan Microsoft Excel 2007, 2012) Dari persamaan biaya operasional tetap dan variabel dapat di peroleh hasil umur yang optimum dari bus ALS adalah 5 tahun. Bentuk persamaannya adalah: Y = a +b.x Dimana : Y = Biaya operasional kendaraan a = intersep/konstanta b = koefisien regresi x = umur kendaraan IV - 20

21 Tabel 4.27 Analisa Regresi Biaya Tetap Tahun Biaya Tetap (Rp) (Y) X X 2 Y^2 XY ,917,731, ,348,621,174,564,500,000 3,917,731, ,907,415, ,267,894,113,542,300,000 7,814,830, ,897,170, ,187,941,094,664,500,000 11,691,512, ,886,654, ,106,083,555,702,500,000 15,546,618, ,698, ,306,825,639,669, ,490, ,880, ,573,734,400,000, ,280, ,096, ,448,873,216,000,000 3,094,672, ,824, ,900,454,976,000,000 6,102,592, ,402,960, ,968,296,761,600,000,000 12,626,640, ,681,840, ,192,265,785,600,000,000 26,818,400,000 total 21,173,270, ,886,332,373,905,500, ,132,768, B (331,154, ) A 3,938,675, Tabel 4.28 Regresi Biaya Tetap TAHUN BIAYA TETAP ,607,520, ,276,366, ,945,212, ,614,058, ,282,904, ,951,749, ,620,595, ,289,441, ,287, ,133, IV - 21

22 Tabel 4.29 Analisa Regresi Biaya variabel Tahun Biaya Tetap (Rp) (Y) X X 2 Y^2 XY ,240,520, ,538,889,870,400,000,000 1,240,520, ,260,320, ,588,406,502,400,000,000 2,520,640, ,287,360, ,657,295,769,600,000,000 3,862,080, ,322,400, ,748,741,760,000,000,000 5,289,600, ,419,560, ,015,150,593,600,000,000 7,097,800, ,467,440, ,153,380,153,600,000,000 8,804,640, ,997,600, ,961,605,760,000,000,000 55,983,200, ,754,680, ,700,581,902,400,000, ,037,440, ,249,040, ,008,260,921,600,000, ,241,360, ,210,720, ,048,223,602,918,400,000, ,107,200,000 total 114,209,640, ,138,595,916,152,000,000, ,009,184,480, B 4,618,563, A (13,981,133,333.33) Tabel 4.30 Regresi Biaya variabel TAHUN BIAYA VARIABEL (9,362,570,181.82) (4,744,007,030.30) (125,443,878.79) 4,493,119, ,111,682, ,730,245, ,348,808, ,967,371, ,585,935, ,204,498, IV - 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Pendahuluan - Melakukan pengamatan langsung - Melakukan wawancara Studi Literatur - Mencari teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ditemukan Rumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ekonomi Teknik Ekonomi teknik semakin berperan dalam bidang keteknikan sebagai tuntutan dari perkembangan ilmu dan teknologi. Seorang pengambil keputusan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Okupansi Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Tamin, 1997).

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kapasitas Kendaraan Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam menentukan tarif pada bus Mayasari Bakti patas 98A Trayek Pulogadung Kampung Rambutan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan Bus DAMRI Trayek Blok M Bandara Soekarno-Hatta dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan bus BKTB route pantai indah kapuk (PIK)-monas dapat di lihat

Lebih terperinci

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Ekonomi Teknik TIP FTP UB

Ekonomi Teknik TIP FTP UB * Ekonomi Teknik TIP FTP UB Ekivalensi Nilai Dari Suatu Alternatif Nilai suatu alternatif : Ongkos atau keuntungan, tergantung wujud dari alternatif tersebut. Dalam pilihan alternatif yang menyangkut pengadaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Kebijakan penetuan tarif angkutan penumpang umum harus dipertimbangkan sesuai dengan harga fluktuasi bahan bakar minyak yang setiap tahun berubah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Hasil Survey Primer Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara langsung kepada operator yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur. Metode wawancara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian III-1 Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Welding Menurut Welding Handbook yang dinyatakan oleh Daryanto (2011, p3), proses pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan secara

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST Alifudin Salim NRP : 0021003 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Uin Suska Riau Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau adalah suatu institusi pendidikan yang ada di pekanbaru. Uin suska memiliki

Lebih terperinci

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari bermacammacam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor,

Lebih terperinci

Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI

Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI Bab. 4. METODE PERBANDINGAN EKONOMI Dalam pelaksanaan kajian ekonomi terdapat dua situasi yang khusus yaitu: Pertama, menentukan apakah suatu investasi akan dilaksanakan. Kedua, harus membuat suatu pilihan

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan! LAMPIRAN 1 FORMULIR ISIAN SURVEI BIAYA OPERASI KENDARAAN Hari/Tanggal:Senin/23Mei2011 I. Karakteristik Kendaraan & Operasi a. Umum Kelas Kendaraan: Angkutan Penumpang 1. No Plat Kendaraan: D 1952 BM 2.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan September 2011. Studi literatur dan pengambilan data sekunder akan dilaksanakan di perpustakaan IPB

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Novianny (2009) menganalisis perbandingan efisiensi biaya alternatif sewa alat angkut dan alternatif beli

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam pukul 1.-16. dan sore hari dilakukan pada pukul 16.-19.. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah tiap trayek, dan lintasan

Lebih terperinci

MARR (sebelum pajak) = {MARR (Sesudah pajak)}/(1-t)

MARR (sebelum pajak) = {MARR (Sesudah pajak)}/(1-t) Menetapkan MARR (Minimum alternatif Rate of Return) Tingkat suku bunga sebagai dasar perhitungan, Bila IRR < MARR tidak layak. Cara menetapkan MARR : Tambahkan % tetap pada ongkos modal (cost of capital

Lebih terperinci

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Syafrianita Program Studi Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI EKONOMI TEKNIK Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI Investasi Kegiatan penting yg memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang thd kelanjutan usaha Kebutuhan : 1. Apakah investasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Langkah Kerja Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan terhadap kepuasaan pelanggan bus DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut : Mulai

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA PADA PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE TUGAS SARJANA

PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA PADA PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE TUGAS SARJANA PENENTUAN UMUR EKONOMIS MESIN EXTRUDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA PADA PT. BRIDGESTONE SUMATERA RUBBER ESTATE TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Meraih

Lebih terperinci

worth, disingkat EUAW), atau jumlah ekivalent kapital

worth, disingkat EUAW), atau jumlah ekivalent kapital Evaluasi biaya kapital/modal pada awal periode, atau jumlah nilai sekarang (Present Worth disingkat PW) atau nilai bersih pada awal periode (net present value disingkat NVP), atau nilai pada awal periode

Lebih terperinci

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN

PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN PAJAK PENDAPATAN = PENDAPATAN KENA PAJAK * TINGKAT PAJAK INCOME TAX = TAXABLE INCOME * TAX RATE PENDAPATAN KENA PAJAK = PENDAPATAN KOTOR BIAYA2 YANG DAPAT DIKURANGKAN TAXABLE INCOME = GROSS INCOME DEDUCTIBLE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB

EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI. Teknik Industri - UB EKONOMI TEKNIK- PEMILIHAN ALTERNATIF2 EKONOMI Teknik Industri - UB Prosedur Pengambilan keputusan pada Permasalahan-permasalahan teknik 1) Mendefinisikan sejumlah alternatif yang akan dianalisis 2) Mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi pada dasarnya adalah kegiatan perpindahan atau pemindahan manusia dan barang atau sumber daya lainnya dari satu tempat atau tempat asal kesuatu

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 15 Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Pendahuluan 2. Tujuan Analisis Penggantian 3. Karakteristik

Lebih terperinci

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK JUDUL PENELITIAN STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK Oleh : IRAWAN SUDARSONO Nrp. 3106 207 713 1 Latar Belakang Timbulan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengantar Dalam rangka penyusunan laporan Studi Kajian Jalur Angkutan Penyangga Kawasan Malioboro berbasis studi kelayakan/penelitian, perlu dilakukan tinjauan terhadap berbagai

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.3 Maret 2016 ( ) ISSN: TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA AKIBAT PERUBAHAN HARGA BBM (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA - MALALAYANG) Freyti Silvia Mawu T. K. Sendow, J.E Waani Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO Moses Ricco Tombokan Theo K. Sendow, Mecky R. E. Manoppo, Longdong Jefferson Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR

ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR ANALISIS EKONOMIS SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENGGANTIAN EXCAVATOR Deviana 1, Tommy Christian Yuwono 2, dan Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : dalam pengadaan alat berat untuk sebuah proyek konstruksi,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y. Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI USAHA PERSEWAAN CRAWLER TRACTOR DI KOTA Y Pingkan Ane Kristy Pratasis ABSTRAK Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi dengan

Lebih terperinci

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya

BIAYA PENYUSUTAN. Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya BIAYA PENYUSUTAN Biaya penyusutan: penurunan nilai modal suatu alat / mesin akibat perubahan umurnya Faktor penyebab penyusutan: Penyusutan Fisik (Deterioration): penyusutan akibat berkurangnya kemampuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG Titi Kurniati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Padang adalah taksi, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan suatu sistem tertentuuntuk

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG)

ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG) ANALISA KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA MANADO (STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA 45 MALALAYANG) Samuel A. R. Warouw T. K. Sendow, Longdong J. dan M. R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Sipil

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI. Rahayuningsih ABSTRAK ANALISIS PENENTUAN TARIF STANDAR ANGUTAN KOTA DI KABUPATEN BANYUWANGI Rahayuningsih ABSTRAK Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan persatuan berat atau penumpan per kilometer, penetapan

Lebih terperinci

JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015

JurnalSpektran Vol.3, No.1, Januari 2015 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANGKUTAN PARIWISATA DI PROPINSI BALI Cok Putra Wirasutama 1, P. Alit Suthanaya 2 dan D. M. Priyantha Wedagama 2 Abstrak :Pariwisata merupakan andalan Propinsi Bali dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA II - 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tarif Tol Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Menurut UU No.38 2004 tentang Jalan, tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11 Ekonomi Transportasi AY 11 Latar Belakang Ketersediaan jasa transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Tingkat Pilihan Perjalanan dikaitkan dengan bd bidang

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya Kompetensi Pokok Bahasan : Memahami konsep nilai uang terhadap perubahan waktu Memahami konsep bunga dan mampu menghitung bunga dengan metode-metode

Lebih terperinci

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #5 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK

TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #5 Genap 2015/2016 TIN205 EKONOMI TEKNIK TIN205 - Ekonomi Teknik Materi #5 TIN205 EKONOMI TEKNIK Annual Worth (AW) Analysis 2 Prinsip: Mengukur nilai investasi secara tahunan. Tujuan: Mencari konsistensi dari format laporan. Menentukan biaya

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : IMMANUEL A. SIRINGORINGO NPM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Untuk melakukan evaluasi kinerja dan tarif bus DAMRI trayek Bandara Soekarno Hatta Kampung Rambutan dan Bandara Soekarno Hatta Gambir dibuat langkah kerja

Lebih terperinci

Nindyo Cahyo Kresnanto

Nindyo Cahyo Kresnanto Nindyo Cahyo Kresnanto Willingness to pay Ability to pay Kemacetan, Polusi, Ekonomi, dsb BOK (Biaya operasional Kendaraan) Keuntungan Tarif seragam/datar Tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN UMUR EKONOMIS UNTUK REPLACEMENT MESIN BOILER MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA Di PTPN V PKS TERANTAM TUGAS AKHIR

ANALISIS PENENTUAN UMUR EKONOMIS UNTUK REPLACEMENT MESIN BOILER MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA Di PTPN V PKS TERANTAM TUGAS AKHIR ANALISIS PENENTUAN UMUR EKONOMIS UNTUK REPLACEMENT MESIN BOILER MENGGUNAKAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA-RATA Di PTPN V PKS TERANTAM TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kendaraan Bermotor Roda Dua (Sepeda Motor) Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penunjang kemajuan bangsa terutama BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Transportasi merupakan

Lebih terperinci

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T)

BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T) BIAYA POKOK ANGKUTAN BUS TRANS JOGJA PASCA KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (241T) Imam Basuki Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta Email: imbas2004@gmail.com

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008 RENCANA KENAIKAN TARIF ANGKUTAN KOTA SEBAGAI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008 D A S A R 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 16

Lebih terperinci

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS

Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS. Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi Teknik Industri - UMS Indah Pratiwi - Teknik Industri - UMS 1 1. Analisa Pemilihan Proyek 2 Latar Belakang Cara yang aman untuk menangani berbagai alternatif yang menyangkut investasi peralatan,

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani

Oleh : Debrina Puspita Andriani 7 Oleh : Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERMASALAHAN-PERMASALAHAN EKONOMI TEKNIK Mendefinisikan sejumlah alternatif

Lebih terperinci

penelitian salah satu dari alat produksi yang dimiliki perasahaan yaitu mesin

penelitian salah satu dari alat produksi yang dimiliki perasahaan yaitu mesin BAB III METODOLOGI PENELITIAN Ill.l Obyek penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan Mirasa Food Industri yang berada di dusun Ambartawang, Mungkit, Magelang, Jawa tengah, dengan obyek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sebuah keputusan tidak berguna kecuali ada dua atau lebih cara bertindak yang mungkin. Namun banyak keputusan yang dibuat dengan salah, meskipun banyak terdapat

Lebih terperinci

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS Mayang Hadi Ratnawati ABSTRAKSI ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN

Lebih terperinci

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya

Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya 3 Oleh : Debrina Puspita Andriani, ST., M.Eng Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id www.debrina.lecture.ub.ac.id 1. Nilai Uang Dari Waktu 2. Perhitungan Bunga 1. Bunga Sederhana

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal

BAB VI ASPEK KEUANGAN. 6.1 Tabel Sumber Pendanaan. Uraian Sumber Dana Jumlah. Bisnis yang dirancang oleh Andalucia Party Planner memerlukan modal awal 83 BAB VI ASPEK KEUANGAN 1.1 Kebutuhan Dana Andalucia Party Planner membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: 6.1 Tabel Sumber Pendanaan Uraian Sumber Dana Jumlah 1. Modal sendiri Rp. 15.150.000

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Moda Angkutan Umum Secara umum, ada 2 (dua) kemlompok moda transportasi, dalam hal ini yang dimaksud adalah moda angkutan penumpang yaitu : 1. Kendaraan pribadi (private transportation),

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF Macam-macam analisa Present Worth Capitalized Cost Annual Worth PERBANDINGAN ALTERNATIF Ekonomi Teknik bertujuan : membandingkan alternatif-alternatif dan memilih yang paling ekonomis

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

PENGGANTIAN. Sistem Perawatan

PENGGANTIAN. Sistem Perawatan 1 PENGGANTIAN Sistem Perawatan PENDAHULUAN 2 SETIAP PERALATAN MEMPUNYAI KETERBATASAN UMUR ATAU MASA PAKAI. APABILA PADA AKHIR MASA PAKAI, ALAT MASIH DIBUTUHKAN MAKA PERLU PENGGANTIAN. PERTIMBANGAN PENGGANTIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan:

Bab. 5. PENYUSUTAN Tujuan penyusutan dan jenis-jenisnya Tujuan memperhitungkan penyusutan : Jenis-jenis penyusutan: Bab.. PENYUSUTAN Penyusutan dalam pengertian ekonomi merupakan penurunan nilai suatu benda (aset) yang diakibatkan oleh ketuaan. kekunoan dan sebagainya yang timbul karena adanya penemuan - penemuan baru

Lebih terperinci

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG DI PULAU TAGULANDANG Ferry Yakob Theo K. Sendow, M. J. Paransa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: ferryyakob@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO

ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO JURNAL Rekayasa dan Manajemen Transportasi Journal of Transportation Management and Engineering ANALISA BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA DALAM PROPINSI RUTE PALU - POSO Rahmatang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 89 TAHUN 2002 TENTANG MEKANISME PENETAPAN TARIF DAN FORMULA PERHITUNGAN BIAYA POKOK ANGKUTAN PENUMPANG DENGAN MOBIL BUS UMUM ANTAR KOTA KELAS EKONOMI MENTERI PERHUBUNGAN,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Kuliah Manajemen TL

EKONOMI TEKNIK. Kuliah Manajemen TL EKONOMI TEKNIK Kuliah Manajemen TL Ekonomi Teknik Tujuan : Menentukan apakah suatu alternatif rancangan teknis atau rencana investasi yang memenuhi persyaratan teknis layak ekonomis Menentukan yang mana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Proyek Menurut UU No. 17 Tahun 2008, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai operator pelabuhan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap aset negara. Dalam

Lebih terperinci

Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN TULISAN ILMIAH ANALISA EKONOMI PROYEK Ir. SYAHRUL FAUZI SIREGAR, MT Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1. Pengertian Umum Diktat ini akan membahas konsep

Lebih terperinci

Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S.

Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-2 Ekonomi Teknik Biaya, Keuntungan, dan Aliran Kas (Cost, Benefit, dan Cashflow) Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

REPLACEMENT BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SUATU SELEKSI DARI PERALATAN YANG BARU DENGAN YANG SELAMA INI DIGUNAKAN.

REPLACEMENT BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SUATU SELEKSI DARI PERALATAN YANG BARU DENGAN YANG SELAMA INI DIGUNAKAN. REPLACEMENT REPLACEMENT BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SUATU SELEKSI DARI PERALATAN YANG BARU DENGAN YANG SELAMA INI DIGUNAKAN. Replacement dilakukan karena berbagai alasan, antara lain: 1. Adanya keuntungan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA. kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah/ nasional.

PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA. kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah/ nasional. PROPOSAL PENGEMBANGAN USAHA I PENDAHULUAN Usaha kecil merupakan pemain terbesar dalam perekonomian. Meskipun merupakan pemain yang terbesar namun usaha kecil beluim memberikan kontribusi yang besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Aliran Kas ( Cash Flow

BAB I PENDAHULUAN Aliran Kas ( Cash Flow BAB I PENDAHULUAN Analisia ekonomi teknik adalah beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif mana yang harus dipilih secara sistematis, sesuai dengan kondisikondisi tertentu.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID ABSTRAK Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan Tarif Perhitungan biaya untuk menetapkan tarif angkutan umum sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 687 / AJ. 206 / DRJD / 2002

Lebih terperinci