Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi"

Transkripsi

1 Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi ABSTRAK Oleh : Haryati haryatinafi65@gmail.com Mendasar hasil pengamatan sebelumnya diketahui bahwa hasil belajar IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi masih rendah. Nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,86, sedangkan ketuntasan belajar siswa baru mencapai 50%. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk mengetahui: 1) peningkatan proses pembelajaran IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 tahun pelajaran 201/2015; 2) peningkatan hasil belajar IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 tahun pelajaran 201/2015. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan tahapannya terdiri dari: (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksanakan tindakan (act), (3) pengamatan (observe), dan () refleksi (reflect). Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain: Hasil pada pratindak nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,86, sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa baru tercapai 50%, setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 69,29 dan ketuntasan belajarnya meningkat menjadi 71%, pada akhir perbaikan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 78,57 dan ketuntasan belajarnya naik secara siknifikan menjadi 86%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat: 1) meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 201/2015; 2) meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 201/2015. Hal ini terbukti telah terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara signifikan. Dengan demikian pembelajaran IPA materi mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas VI SDN Babadan 2 telah tercapai dengan baik. Kata Kunci: Proses pembelajaran; hasil belajar IPA; model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. A. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharap kan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

2 alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/ MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyara kat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuh kan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasi kannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekan kan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi paradigma pembelajaran di sekolah banyak mengalami perubahan, terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran dari yang bersifat behavioristik menjadi konstruktivistik, dari berpusat pada guru (teaching centered) menuju berpusat pada siswa (student centered). Konstruktivisme mengajarkan bahwa belajar adalah membangun pemahaman atau pengetahuan (constructing understanding or knowledge), yang dilakukan dengan cara mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru dengan pengetahuan yang telah ada dan sudah pernah dipelajari. Konsekuensi dari konsep belajar seperti itu adalah siswa dengan sungguh-sungguh membangun konsep pribadi (mind concept) dalam sudut pandang belajar bermakna dan bukan sekedar hafalan atau tiruan. Oleh karena itu, peranan guru tidak semata-mata hanya memberikan ceramah yang sifatnya teks book (book oriented) kepada siswa, melainkan guru harus mampu merangsang/ memotivasi siswa agar mampu membangun pengetahuan dalam pikirannya. Cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan membangun jaring-jaring komunikasi dan interaksi belajar yang bermakna melalui pemberian informasi yang sangat bermakna dan relevan dengan kebutuhan siswa. Upaya guru tersebut dilakukan dengan cara memberi kesempatan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

3 kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa untuk belajar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri. Implementasinya adalah setiap manusia memiliki gaya belajar yang unik, dan setiap manusia memiliki kekuatan sendiri dalam belajar. Dengan demikian peranan guru hanya terbatas pada pemberian rangsangan kepada siswa agar ia dapat mencapai tingkat tertinggi, namun harus diupayakan siswa sendiri yang mencapai tingkatan tertinggi itu dengan cara dan gayanya. Gambaran tersebut menujukkan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi di kelas dengan kondisi optimal yang diharapkan. Kesenjangan tersebut terjadi disebab kan oleh beberapa faktor, antara lain, dari sudut pandang siswa: rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPA yang bersifat teoritis, kurangnya kemampuan siswa merumus kan contoh-contoh implementasi konsep IPA dalam kehidupan, kurang nya persiapan/ motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. Sedangkan dari sudut pandang guru, belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan belajar siswa, kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas. Jika permasalahan tersebut di atas tidak segera dipecahkan akan memberikan dampak negatif terhadap kelancaran proses pembelajaran di kelas, antara lain: kesulitan dalam menghidupkan suasana kelas, karena kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPA, dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA kurang memuaskan. Berdasarkan hasil pengamatan sebelumnya diketahui bahwa, proses pembelajaran dan hasil belajar mata pelajaran IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi masih rendah. Hal tersebut yang terjadi pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 dimana nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,86, sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 50% atau sekitar 50% yang masih belum tuntas. Oleh karena itu, perlu dicari strategi baru untuk meningkatkan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi - komunikasi - sosialisasi karena JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

4 kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing (Suyatno, 2009:51). Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda. Salah satunya adalah tipe Jigsaw, dengan sintak sebagai berikut: pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya (Arends, 2008 : 13). Model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan model belajar kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai enam orang secara hiterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok adalah bertangggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok yang lainnya. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama anggota kelompok dalam suasana kooperatif dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan mening katkan keterampilan komunikasi. Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca, maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama. Usia siswa Kelas VI pada umumnya berkisar tahun. Menurut Piaget anak dalam rentang umur tersebut masuk dalam tahap operasional konkrit. Salah satu ciri dari anak yang masuk pada tahap tersebut adalah anak mulai menyukai hal-hal yang bersifat konkrit dan sifat egosentrisnya yang sudah mulai berkurang, sehingga anak lebih mudah dalam bekerja sama. Kelas VI termasuk dalam kelas tinggi, dimana anak pada kelas ini umumnya menyukai membentuk kelompokkelompok untuk bermain dengan teman sebayanya. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 201/2015. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah dalam peneliti an ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 201/2015? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPA dengan model pembel - ajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 201/2015? JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

5 Mendasar pada rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 201/ Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 tahun pelajaran 201/2015 dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. B. KAJIAN PUSTAKA Proses Belajar Pengertian proses belajar menurut Sunarya (1989), adalah suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau kelompok orang dapat terjadi. Untuk keperluan tersebut seorang guru seharusnya membuat suatu sistem lingkungan sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sementara menurut Sutomo (1993) Proses belajar adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mepertunjukkan tingkah laku tertentu, dalam kondisi khusus, atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Proses belajar juga diartikan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal 1 Ayat 20). Hasil Belajar Hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Sedangkan Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Menurut Winkel dalam Max Darsono (2000: 55) prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah suatu keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang atas usaha yang telah dikerjakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hakekat Mata Pelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

6 menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat ) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang Lingkup JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

7 Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana ) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. (KTSP, Depdikbud. 2006: 8-85). Model Pembelajaran Kooperatif Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning). Pembelajaran Kooperatif merupakan model pembelajaran dengan mengguna kan sistem pengelompokan /tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogin). Sistim penilaian dilakukan terhadap kelompok dan memperoleh pengharga an (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyarat kan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergan tungan positif. Ketergantungan semacam, itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok (Wina Sanjaya, 2006 : 20). Model pembelajaran kooperatif adalah sebagai pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata (Nurhadi dan Senduk, 2003: 60). Pembelajaran kooperatif merupa kan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpin an dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempat an kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar Metode JIGSAW a. Karakteristik Metode JIGSAW 1. Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya (Arends, 2008: 13). 2. Dalam metode Jigsaw para siswa dari suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 5 atau 6 orang secara heterogen. 3. Guru memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya.. Para anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi membahas topik yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topic tersebut. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

8 Kelompok semacam ini dalam metode Jigsaw disebut kelompok ahli (expert group). b. Sintaks Metode JIGSAW 1) Fase ke-1: Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5 6 orang siswa. 2) Fase ke-2: Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok. 3) Fase ke-3: Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru. ) Fase ke-: Kelompok ahli bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Fase ke-5 : Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing (home teams) untuk membantu kelompoknya. 6) Fase ke-6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual. METODE JIGSAW 1,1,1,1,1 2,2,2,2,2 1,2,3,,5 1,2,3,,5 1,2,3,,5 1,2,3,,5 3,3,3,3,3,,,, 5,5,5,5,5 1,2,3,,5 1,2,3,,5 1,2,3,,5 1,2,3,,5 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika pembelajaran IPA materi mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan pada siswa kelas VI SDN Babadan 2 dilaksanakan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw maka hasil belajar siswa akan meningkat. C. METODE PENELITIAN Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Babadan 2 yang beralamat di Desa Babadan Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama kurang lebih bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Juni Subjek Penelitian Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa Kelas VI JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

9 SDN Babadan 2 Kecamatan Kabupaten Ngawi Semester II tahun pelajaran 201/2015 dengan jumlah 1 siswa. Instrumen Penelitian Berdasarkan dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, maka yang bertindak sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang berupa, pedoman observasi, penugasan, dan catatan data lapangan. Sedangkan instrumen pendamping untuk memperlancar penelitian adalah (1) Silabus, (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 3 Lembar Observasi dan (3) Lembar Evaluasi. Hasil selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk paparan bahasa. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan Taggrart (dalam Wiriaatmadja, 2005:66-67) yang menjelaskan tahap-tahap peneliti an tindakan yang dimulai dari (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksana kan tindakan (act), (3) pengamatan (observe), dan () refleksi (reflect). Dengan demikian penelitian tindak an merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan penemuan fakta-fakta untuk melakukan refleksi. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Dalam pelaksanaan pembelajaran ren cana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilaksana kan secara kolaboratif antara peneliti dengan melibatkan rekan kerja/guru kelas lain untuk mengamati aktivitas guru dan siswa ketika pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

10 model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. d. Refleksi Pada akhir tindakan setiap tahap pembelajaran, dilakukan kegiatan refleksi dengan mengkaji hasil belajar IPA dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta dengan memperhatikan indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus kedua agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti bersama pengamat dan hasil evaluasi yang dilakukan siswa setiap siklus. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian adalah tes akhir yang dilakukan pada tiap siklus. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif berupa observasi tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Data Kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan dianalisis dengan teknik persentase, kemudian didistribusikan dalam bentuk tabel. Ketuntasan individual dan klasikal dihitung dengan rumus: Jml siswa tuntas Persentase = x100% Jml seluruh siswa (Rosadi, 2009: 50). Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap akhir siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan pembelajaran IPA di pra siklus kondisinya cukup memprihatinkan, terutama pada materi mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan Terdapat beberapa indikator yang sulit untuk dikuasai siswa. Indikatorindikator itu dikatakan sangat sulit, sebab siswa harus menguasai beberapa indikator sekaligus dalam waktu 3x35 menit. Sementara guru termasuk peneliti masih mengajar secara konvensional yang hanya menstranfer ilmu pada siswa. Guru atau peneliti tidak menyadari bahwa penggunaan metode pembelajaran yang menarik sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Tanpa didukung oleh metode atau model pembelajaran yang tepat, siswa akan pasif, kurang kreatif, dan mengalami kebosanan dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi awal tentang pembelajaran IPA pada Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

11 Ngrambe Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa: (1) rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPA yang bersifat teoritis, (2) Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh penerapan konsep IPA dalam kehidupan, (3) Kurangnya motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah, () Perhatian siswa kurang terfokus pada pembelajaran, (5) Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas. Proses pembelajaran yang monoton dan masih terpusat pada guru adalah masalah yang mendasar yang dialami siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi pada pelajaran IPA. Sehingga para siswa kurang bersemangat dalam belajar dan pada akhirnya menyebab kan nilai hasil belajar mereka juga menjadi rendah. Berdasarkan refleksi awal dengan KKM mata pelajaran IPA 70, diketahui dimana nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,86, sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 50%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pada prasiklus ini secara klasikal siswa dikatakan belum tuntas dalam belajar. karena siswa yang mencapai nilai di atas 70 hanya sebesar 50% lebih kecil dari ketuntasan belajar siswa yang diharapkan yaitu 85%. Hasil Penelitian Siklus I 1. Hasil Test Formatif Table 1 : Nilai Tes Formatif Siklus I No Nama Siswa Skor Ket. T TT 1. Widodo 50 V 2. Novita R. 70 V 3. Briansah S. 60 V. Riski Erwanto 80 V 5. Mardaniyati 70 V 6. Laela M. 50 V 7. Nur Jaelani 80 V 8. Priyo Sri W. 60 V 9. Danang G.P 70 V 10. Jeni Eka A. 80 V 11. Erlangga S.Hp. 70 V 12. Nisa Shafira 70 V 13. Firdha P.N. 90 V 1. Ariska A.S. 70 V Jumlah Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

12 Tabel 2 : Hasil Tes Formatif Siklus I No Indikator Ket. 1 Jumlah Nilai Nilai Rata-rata 69,29 3 Siswa tuntas belajar 10 Siswa tidak tuntas belajar 5 Prosentase ketuntasan belajar 71% 2. Hasil Pengamatan Tabel 3 : Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Pada Siklus I NO Aspek yang Dinilai SKB (1) KB(2 Penelitian ) CB(3) B() SB (5) 1. II Pendahuluan 1. Menjelaskan Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2. Menjelaskan prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. 3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5 atau orang siswa. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan siswa 2. Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok. 3. Membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. Membimbing kelompok ahli dalam bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Mengkondisikan anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing (home teams) untuk membantu kelompoknya. 6. Memberi kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

13 III 7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab. Penutup 1.Membimbing siswa membuat kesimpulan hasil diskusi 2.Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual. IV Pengelolaan waktu 3 V Suasana Kelas 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 2. Keaktifan Guru Nilai Pembelajaran 52 Skor maksimal 75 Presentase Proses Pembelajaran 72% 2 Keterangan: SB : Sangat Baik % B : Baik 66% - 85% CB : Cukup Baik 6% - 65% KB : Kurang Baik 26% - 5% SKB: Sangat Kurang Baik 0% - 25% Hasil Penelitian Siklus II 1. Hasil Test Formatif Table : Nilai Tes Formatif Siklus II No Nama Siswa Skor Ket. T TT 1. Widodo 60 V 2. Novita R. 80 V 3. Briansah S. 70 V. Riski Erwanto 90 V 5. Mardaniyati 80 V 6. Laela M. 60 V 7. Nur Jaelani 90 V 8. Priyo Sri W. 70 V 9. Danang G.P 90 V 10. Jeni Eka A. 90 V 11. Erlangga S.Hp. 70 V 12. Nisa Shafira 70 V 13. Firdha P.N. 100 V 1. Ariska A.S. 80 V Jumlah Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

14 Tabel 5 : Hasil Tes Formatif Siklus II No Indikator Ket 1 Jumlah Nilai Nilai Rata-rata 78,57 3 Siswa tuntas belajar 12 Siswa tidak tuntas belajar 2 5 Prosentase ketuntasan belajar 86% Tabel 6 : Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Pada Siklus II Penelitian NO Aspek yang Dinilai SK B (1) KB( 2) CB( 3) B( ) SB (5) 1. Pendahuluan 1. Menjelaskan Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai 2. Menjelaskan prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. 3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5 atau orang siswa. 5 5 II Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkahlangkah kegiatan siswa 2. Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok. 3. Membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. Membimbing kelompok ahli dalam bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Mengkondisikan anggota kelompok ahli kembali ke JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

15 kelompok asal masingmasing (home teams) untuk 3 III membantu kelompoknya. 6. Memberi kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi 3 7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab. Penutup 1.Membimbing siswa membuat kesimpulan hasil diskusi 2.Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual. IV Pengelolaan waktu 5 V Suasana Kelas 1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran 2. Keaktifan Guru 5 Total Nilai Keterangan: SB : Sangat Baik % B : Baik 66% - 85% CB : Cukup Baik 6% - 65% KB : Kurang Baik 26% - 5% SKB: Sangat Kurang Baik 0% - 25% PEMBAHASAN Berdasarkan Hasil penelitian Tindakan Kelas ini antara lain: Hasil pada pratindak Nilai rata-rata siswa baru mencapai 62,86, sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa baru tercapai 50%, setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I, nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 69,29 dan ketuntasan belajarnya meningkat menjadi 71%, atau ada 10 siswa dari 1 siswa yang sudah tuntas belajar. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I ini berarti dinyatakan belum berhasil karena berdasarkan indikator keberhasilan pada penelitian ini, dinyatakan berhasil apabila telah mencapai presentase sama atau lebih besar dari 85%. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

16 Sedangkan berdasarkan hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II nilai rata-rata mengalami peningkatan menjadi 78,57 dan ketuntasan belajarnya naik secara siknifikan menjadi 86% atau ada 12 siswa dari 1 siswa yang telah tuntas belajar. Berikut akan dipaparkan peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 201/2015. Tabel 7 : Ketercapaian Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Belajar pada Pra Tindak, Siklus I, dan Siklus II No uraian Rata-rata Ketuntasan 1 Pra Siklus 62,86 50% 2 Siklus I 69,29 71% 3 Siklus II 78,57 86% Pra Tindak Siklus I Siklus II Rata-rata Ketuntasan Gambar 1 Grafik Penyebaran Hasil Penelitian Pra Tindak, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I untuk kriteri menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar, dan setiap kelompok beranggotakan atau 5 orang siswa, guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok, Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual, keaktifan siswa dalam pembelajaran dan keaktifan guru sudah tercapai dengan kategori baik atau nilai dengan total nilai 2. Untuk kriteria menjelaskan prosedur Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW, mendisku sikan langkah-langkah kegiatan siswa, membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran Kooperatif Tipe JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

17 JIGSAW, membim bing kelompok ahli dalam bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya, mengkondisikan anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing (home teams) untuk membantu kelompok nya, membim bing siswa membuat kesimpulan hasil diskusi, dan pengelolaan waktu baru mencapai kategori cukup atau mendapat nilai 3 dengan total 2. Sedangkan untuk kriteria memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab masih mencapai kategori kurang atau mendapat nilai 2 dengan total 2. Total nilai proses pembelajaran mencapai 5 dengan kategori cukup baik. Dengan demikian untuk proses pembelajaran belum bisa berhasil. Dari data pengamatan yang dilakukan oleh pengamat diketahui bahwa Aktivitas siswa pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari pertemuan sebelumnya. Semua aspek yang dinilai sudah siswa laksanakan dengan baik. Hasilnya pun cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa yang meningkat pada setiap aspeknya. Begitu juga pada pertemuan kedua, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari pertemuan pertama. Peningkatanpeningkatan ini tidak lepas dari pemberian motivasi dari guru sehingga aspek yang pada siklus I masih rendah dapat ditingkatkan pada siklus II ini. Selain itu, siswa sudah terbiasa belajar dengan menggunakan modelpembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ini dan para siswa menyukainya sehingga aktivitasnya pun meningkat. Apalagi dengan adanya pemberian pengharga an membuat para siswa lebih termotivasi dan antusias dalam belajar. Pada siklus I akivitas siswa tampak menurun. Hal itu disebabkan karena konsentrasi siswa yang mulai menurun pada jam siang. Siswa yang semula pasif mulai berani mengeluarkan pendapatnya dan siswa yang semula kurang bisa bekerjasama dengan anggota kelompoknya sudah mau bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Cooperative learning adalah mengelompokkan siswa didalam kelas ke dalam kelompokkelompok kecil agar siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Hal yang perlu digaris bawahi adalah ketika siswa sudah terbiasa dan pada akhirnya siswa merasa senang serta antusias dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus II. Karena pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

18 rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinetraksikomunikasi-sosialisasi, karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing. Metode belajar yang menekankan belajar dalam kelompok heterogen saling membantu satu sama lain, bekerjasama menyelesaikan masalah, dan menyatukan pendapat untuk memperoleh keberhasilan yang optimal baik kelompok maupun individual (Suyatno, 2009: 51). Selain itu, model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Jadi, keaktifan siswa dapat ditingkatkan dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ini, sehingga dengan keaktifan tersebut mendorong siswa untuk menguasai materi pelajaran yang diberikan. Penguasaan materi pelajaran inilah yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa nantinya. Pada siklus II nilai proses pembelajaran meningkat secara signifikan menjadi 83% atau telah mencapai dengan kategori Sangat Baik. Dengan demikian pada siklus II ini proses pembelajaran telah berhasil dengan baik karena telam melampui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelunya yaitu proses pembelajaran dikategorikan berhasil apabila telah memperoleh kategori Sangat Baik. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat. 1) Meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 201/2015. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya proses pembelajaran dari pra siklus sampai dengan siklus II. 2) Meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 201/2015. Hal ini terbukti telah terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara signifikan. Nilai rata-rata pada pra tindak sebesar 62,86, pada siklus I menjadi 69,29 dan pada siklus II menjadi 78,57. Sedangkan ketuntas an belajar secara klasikal prosentase pada pra tindak sebesar 50% pada siklus I menjadi 71% dan pada siklus II meningkat menjadi 86%. Dengan demikian pembelajaran IPA materi mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

19 bulan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas VI SDN Babadan 2 dapat berhasil dengan baik. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang disarankan untuk dilakukan oleh guru, antara lain sebagai berikut: Guru hendaknya dalam melaksa nakan pembelajaran selalu berupaya menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Guru harus berusaha meningkatkan kemam puannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta mengelola kelas, sehingga prestasi pembelajaran yang dilaksanakan meningkat. Guru hendaknya menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Penggunaan media yang menarik dan mutakhir juga membangkitkan perhati an dan rasa ingin tahu siswa. Kegiatan membuat penelitian maupun karya ilmiah harus ditingkatkan untuk melatih kemampuan ilmiah guru dalam meneliti, menganalisis dan mencari solusi dalam menghadapi permasalah an pembelajaran. Agar proses belajar mengajar IPA materi mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi dan revolusi bulan dapat dapat berhasil dengan baik maka sebaiknya dilaksanakan dengan model pembelajar an kooperatif tipe Jigsaw. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard I Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Jakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Kelas VI. Jakarta: Depdiknas. Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Sunaryo Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Malang: IKIP Malang. Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. (online) ( wordpress.com/2015/01/06/penge rtian-prestasi-belajar/. Diunduh 19 Maret 2015) Sutomo Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya. Usaha Nasional. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

20 Whina Sanjaya, Strategi Pembela jaran Berorientasi standart Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana. Wiriaatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

Oleh : Retno Giyanti

Oleh : Retno Giyanti Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh : Retno Giyanti Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Melalui Metode Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SDN Giriharjo 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Rini Subekti

Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Rini Subekti Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 Kasreman Oleh : Rini Subekti ABSTRAK Pada studi pendahuluan, diketahui prestasi hasil belajar siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia pendidikan mengalami banyak perubahan. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Erlinda Guru SDN 018 Rantau Sialang erlinda916@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu yang termasuk mata pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar. Terdapat berbagai aspek dalam ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada kelas VIII-A cenderung text book oriented dan teacher oriented. Hal ini terlihat dari hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat yang merupakan tempat penelitian, sebagian besar siswa belum mampu menguasai atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional 1. Latar Belakang Masalah Usia Madrasah Ibtidaiyah merupakan masa awal kehidupan untuk memperoleh pendidikan yang sangat berguna sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI Oskar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Permendikbud No 67 Th 2013 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU Saatima

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Siti Hairunnisa dan Fitri Hilmiyati 135 Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Oleh: Siti Hairunnisa 1 dan Fitri Hilmiyati 2 Abstrak Studi ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD, menurut undangundang Permendiknas No.22 Tahun 2007 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

NICO SATYA YUNANDA A54F100019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran pada hakikatnya adalah kegiatan pokok yang dilakukan guru atau pendidik yang ditujukan kepada siswa dengan jalan melakukan kegiatan mendidik, mengajar,

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD. Oleh : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MENGENAL BAGIAN-BAGIAN HEWAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SISWA KELAS II SDN REJOMULYO KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOMPETENSI DASAR MENUNJUKKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-C SEMESTER 2 (STUDI KASUS PADA : SMA NEGERI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program

Lebih terperinci

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN CACAH.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN CACAH. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN CACAH Oleh: Sakdiah ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS FISIKA SEKOLAH 1 FI 132 2 SKS Latar Belakang Standar Isi UU RI No. 20/2003 tentang S P N PP RI No 19/2005 tentang S N P PERMENDIKNAS No.22/2006 tentang Standar ISI IPA berkaitan dengan cara mencari tahu

Lebih terperinci

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya Fartati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli Ronawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Materi Pelaku Ekonomi Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 3 Ngrambe

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Materi Pelaku Ekonomi Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 3 Ngrambe Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Materi Pelaku Ekonomi Melalui Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 3 Ngrambe Oleh : SARIJAN, S.Pd. SMP Negeri 3 Ngrambe Kabupaten Ngawi ABSTRAK. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang baik akan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu

Lebih terperinci

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti

PENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 SD Negeri Lemahabang 01 Tanjung Brebes Abstrak Hasil belajar siswa tentang pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun ajaran 2012/2013 menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom

III. METODE PENELITIAN. ganjil tahun ajaran 2012/2013 menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII G SMP N 1 Sidomulyo Lampung Selatan semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 menggunakan prosedur penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas yakni tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Lebih terperinci

Rukmia. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rukmia. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana Di Kelas V SDN No. 1 Balukang II Rukmia Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci