BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini akan diperoleh siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran. Pencapaian hasil belajar siswa dapat diketahui setelah siswa melaksanakan tes dalam suatu proses pembelajaran. Hamalik (2006: 30) mengatakan, hasil belajar adalah apabila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Soedjioarto mengatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.pencapaian itu di dasarkan atas tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah siswa itu melakukan kegiatan pembelajaran. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui setelah siswa itu melakukan tes dalam proses pembelajaran ataupun sudah mencapai tujuan dari pembelajaran yang dilakukan Pembelajaran IPA Kelas V Kata sains atau Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata natural science. Natural berarti alamiah dan science berarti ilmu pengetahuan. Jadi sains disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam yang mempelajari peritiwaperistiwa yang terjadi di alam. Dalam KTSP (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri 6

2 7 dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dalam kehidupan seharihari IPA diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memecahkan masalah sehari-hari. Menurut Suyoso ( dalam Sri Giarti) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti serta diperoleh melalui metode yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal. Wahyana dalam Trianto (2012) mengatakan IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum dan terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembenganya tidak hanya ditandai adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam dan berasal dari kegiatan manusia di sekitar. Biasanya IPA akan mengarah pada pemahaman yang mengarah pada penemuan-penemuan sehingga di dalam IPA ini yang dibahas bukan hanya pengetahuan saja tetapi juga pengetahuan yang berupa fakta, konsep ataupun prinsip dan juga IPA diperoleh melalui metode yang teratur, sistematis, dan berlaku secara universal. Mata Pelajaran IPA di SD menurut KTSP Standar Isi 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

3 8 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang lingkup pembelajaran IPA dalam kurikulum 2006 bahan kajian untuk mata pelajaran IPA SD adalah sebagai berikut: 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi: cair, padat dan gas 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA kelas V Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Di dalam KTSP ini terdapat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada KTSP kelas V SD semester II sebagai berikut:

4 9 Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model Bumi dan Alam Semesta 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat Cahaya 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb) Dalam penelitian ini peneliti mengambil SK dan KD sebagai berikut: Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam Kompetensi Dasar : 7. 6 mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Pengertian Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Isjoni dalam (dalam Tukiran Taniredja dkk, 2011) tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang

5 10 menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Menurut Slavin (dalam Sri Wahyuni dan Heribertus) pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar yang terdiri dari empat anggota dari berbagai level, jenis kelamin,dan etnik. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat lima komponen utama yaitu: 1) prestasi belajar; 2) belajar kelompok; 3) kuis; 4) peningkatan individu; 5) penghargaan kelompok. Menurut Mohamad STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heterogenitas kelas ditinjau dari kinerja, suku dan jenis kelamin. STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Division merupakan model pembelajaran yang menekankan keaktifan dan interaksi siswa didalam sebuah kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda-beda, mulai dari jenis kelamin, etnik, dan prestasi yang dimiliki masing-masing siswa Langkah-langkah Student Teams Achievement Division (STAD) Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division (Rusman, 2013:215) adalah sebagai berikut: 1) Penyampaian tujuan dan motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memotivasi siswa agar semangat belajar. 2) Pembagian kelompok Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang berbeda prestasi, jenis kelamin, etnik. 3) Presentasi dari guru Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari terlebih dahulu.

6 11 4) Kegiatan belajar dalam tim Siswa belajar didalam kelompok yhng sudah dibentuk. Siswa diberi lembar kerja yang harus dikerjakan. Guru juga membimbing siswa yang sulit mengerjakan tugas. 5) Kuis (evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar dengan cara pemberian kuis tentang materi yang dipelajari. 6) Penghargaan prestasi tim Guru memberikan apresiasi untuk kelompok yang mendapat nilai paling baik. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase menurut (Triyanto,2007) adalah sebagai berikut: Fase ke-1 :menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar. Fase ke-2 :menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melaluia bahan bacaan. Fase ke-3 :menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar Fase ke-4 :membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja. Fase ke-5 :mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok Fase ke-6 :guru memberikan penghargaan kepada siswa baik sebagai individu maupun kelompok, karena usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang mereka capai. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan memotivasi siswa ahar semangat dan aktif dalam belajar. 2) Guru menyampaikan materi ajar kepada siswa.

7 12 3) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompoknya terdiri atas 4-5 siswa. 4) Guru membimbing setiap kelompok. 5) Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. 6) Guru memberikan penghargaan kepada siswa ataupun kelompok yang memperoleh prestasi yang paling baik Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: Tabel 2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kegiatan Guru 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas 3. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dan memilih ketua kelompoknya. 4. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 5. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya 6. Guru memberikan reward bagi kelompok yang lebih unggul Tahapan pelaksanaan Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan siswa 1. Siswa memperhatikan guru, sehingga mempunyai rasa ingin tahu mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan Penyajian materi 2. Siswa memperhatikan guru, sehingga mempunyai rasa ingin tahu menenai materi yang disampaikan Pembentukan kelompok 3. Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, dan dipilih 1 orang menjadi ketua kelompok Berdiskusi 4. Siswa mengemukakan pendapatnya di dalam kelompok mengenai pembelajaran Evaluasi hasil 5. Siswa membacakan / belajar mempresentasikan hasil kerja kelompoknya Pemberian reward 6. Siswa yang mendapat nilai bagus akan diberi reward oleh guru

8 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Pengertian Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Isjoni (2010) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang, siswa belajar dan bekerja secara kolaboratif dengan sruktur kelompok yang heterogen. Numbered Heads Together (NHT) dalam Lia LM dan Wahyudi (2013:11-24) sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas adalah guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Menurut Trianto (2009) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan cara guru memberikan nomor pada setiap anggota kelompok tersebut langkah-langkah model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menurut Trianto (2009) adalah sebagai berikut: Fase ke-1 : Penomoran Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri sari 3-5 orang yang masing-masing anggota kelompok diberi nomor. Fase ke-2 : Mengajukan pertanyaan

9 14 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Setiap pertanyaan yang diberikan masing-masing bervariasi. Fase ke-3 : Berpikir bersama Siswa menyatukan jawaban masing-masing anggota dan meyakinkan setiap anggota kelompok terhadap pendapat jawabannya. Fase ke-4 : Menjawab Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaannya. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Lia LM dan Wahyudi (2013:11-24) adalah sebagai berikut: 1) Penomoran 2) Mengajukan pertanyaan 3) Berpikir bersama 4) Menjawab pertanyaan Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bawah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: 1) Penomoran Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan memberikan nomor kepada masing-masing anggota kelompok 2) Mengajukan pertanyaan Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan materi. 3) Berpikir bersama Siswa bersama dengan kelompoknya memdiskusikan pertanyaan yang diberikan guru. 4) Menjawab pertanyaan Guru memanggil salah satu nomor dan nomor yang sama harus menyiapkan jawabannya yang kemudian dibahas bersama.

10 penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah sebagai berikut: Tabel 3 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Kegiatan Guru 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran Numbered Heads Together. 3. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dan masing-masing siswa diberi nomor. 4. Guru membagikan materi pelajaran kepada setiap kelompok. 5. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok 6. Guru membimbing siswa pada saat siswa melakukan diskusi dengan kelompoknya. 7. Guru memanggil siswa sesiau dengan nomor yang disebutkan Tahapan Pelaksanaan Penomoran mengajukan pertanyaan Berpikir bersama Menjawab pertanyaan Kegiatan Siswa a. siswa menyimak langkah-langkah model penbelajaran Numbered Heads Together yang disampaikan oleh guru. b. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. d. Siswa menerima materi yang diberikan guru e. Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru f. Siswa berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan yang diberikan g. Siswa yang nomornya dipanggil harus maju kedepan dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomornya 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Natanael Dwi Kristiyanto (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

11 16 Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas 4 SD Negeri Sugihan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2012/2013 dapat dilihat nilai pretest untuk kelas control adalah 67,78 dan untuk kelas eksperimen 69, 21. Kemudian dilihat dari hasil posttest, rata-rata nilai posttest untuk kelas control adalah 70,56 sedangkan untuk kelas eksperimen sebesar 78,95. Lila (2013) dalam penelitiannya yang berjudul efektifitas penerapan model pembelajaran Cooperative tipe NHT (Numbered Heads Together) terhadap hasil belajar Mata Pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Penggunaan model NHT ini ternyata juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA di SD Dukuh 03 kelas 5 Salatiga. Novita Sari (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar IPA kelas IV SDN Kesongo 01 dikelas eksperimen untuk dibandingkan dengan konvensional metode ceramah dikelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Kesongo 01 yaitu kelas IVA sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembalajaran kooperatif tipe STAD dan kelas IVB sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian Quasi Eksperimental Design. Hasil posttest pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,22 sedangkan kelompok eksperimen 76. Berdasarkan hail analisis uji beda nilai rata-rata posttest kelompok kontrol dan eksperimen menunjukkan hasil sig (2-tailed) sebesar 0, 002 < 0, 05 atau berdasarkan kriteria penguji t hitung < t tabel (-3,315 < -1,688), maka Ho ditolak, berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai nilai posttest kelas eksperimen. Iknasius (2012) Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement division). hasil penelitian menunjukkan analisis data hasil dari uji t-tes diketahui nilai t adalah 3,940 dengan probabilitas signifikan 0.00<0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional. Perbedaaan rata-rata berkisar antara

12 17 5,87494 sampai 18,17813 dengan perbedaan rata-rata Dilihat skor ratarata hitung prestasi belajar, siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai skor rata-rata hitung 83,49 siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional mempunyai rata-rata hitung 71,46 dari hasil uji t-test disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Semester II Tahun Pelajaran 2011/ Kerangka Berpikir Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari guru sebagai salah satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangat penting, guru harus lebih menguasai materi pelajaran ataupun bahan ajar. Guru juga harus mempunyai banyak referensi untuk menjaga agar guru mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang materi yang diajarkannya. Proses belajar mengajar juga sangat mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar siswa. Seorang guru harus menggunakan model yang tepat agar pencapaian hasil belajar siswa bisa mencapai KKM. Dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran STAD dan NHT untuk diteliti. Model pembelajaran yang menekankan pada siswa dalam kelompok untuk berdiskusi. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan NHT ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran STAD dan NHT ini siswa akan lebuh mudah memahami pelajaran IPA. Siswa lebih antusia untuk mengikuti pembelajaran dan motivasi siswa juga akan lebih meningkat lagi, siswa terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga suasana kelasnya menjadi lebih menyenangkan untuk belajar. Dengan diterapkannya kedua model ini siswa tidak akan menjadi bosan di dalam kelas. Model pembelajaran STAD mempunyai beberapa langkah yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Uraian langkah tersebut yang pertama adalah menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

13 18 memotivasi siswa untuk aktif belajar. Pada tahap ini diharapkan siswa itu menjadi tertarik untuk belajar dan bersemangat. Tahap yang kedua adalah menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melelui bahan bacaan. Pada tahap ini diharapkan siswa itu mempunyai rasa ingin tahu terhadap pelajaran yang sedang dilaksanakan. Tahap ketiga adalah menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar. Pada tahap ini diharapkan siswa tidak saling memilih dalam membentu kelompok dan siswa dapat termotivasi dalam pelajaran. Tahap ke empat adalah membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja. Pada tahap ini, diharapkan siswa itu dapat toleransi kepada temannya dan saling bekerjasama dalam satu tim. Tahap kelima adalah mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing-masing kelompok. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu menjawab pentanyaan yang diberikan. Tahap keenam adalah guru memberikan penghargaan kepada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok, karena usaha yang telah merelka lakukan maupun karena hasil yang telah mereka capai. Pada tahap ini diharapkan siswa mendapat nilai yang baik dan guru memberikan penghargaan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar, Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Berikut adalah uraian dari masing-masing pembelajaran: tahap pertama, penomoran. Pada tahap ini siswa dibagikan nomor dan diharapkan terdapat rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu yang ada pada diri siswa. Tahap kedua, mengajukan pertanyaan. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, diharapkan siswa dapat berpikir dan mencari tahu tentang pertanyaan yang diajukan guru. Tahap ketiga adalah berdiskusi bersama. Pada tahap ini diharapkan peserta didik itu dapat mengajukkan pendapatnya kepada temannya dan menghormati pendapat orang lain. Pada tahap ini juga diharapkan peserta didik itu mampu untuk bekerjasama bersama dengan temantemannya. Tahap keempat/yang terakhir adalah menjawab. Pada tahap ini diharapkan siswa itu dapat memahami dan mengembangkan jawaban dari

14 19 temannya dan di tahap ini siswa dilatih untuk percaya diri saling bekerjasama serta toleran. Berdasarkan kedua dari langkah-langkah model pembelajaran STAD dan NHT ini diharapakan siswa itu menjadi lebih semangat untuk belajar Oleh karena siswa berpartisipasi secara aktif dalam menjalani setiap tahap/sintak dari model pembelajaran tersebut, maka pada akhirnya diharapkan siswa mampu membangun sendiri pengetahuaannya dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Muara dari penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa, sehingga kedua model tersebut dapat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA.

15 20 Menyampaikan tujuan pembelajaran Minat siswa muncul Mampu menyebutkan peristiwa- Menyampai kan materi Rasa ingin tahu peristiwa alam Mampu Membentuk kelompok Membimbing kelompok Evaluasi hasil belajar Memberikan penghargaan Disiplin dan toleransi Tanggung jawab Kerjasama Tanggung jawab Memotivasi menjelaskan terjadinya bencana alam Mampu menjelaskan akibat yang ditimbulkan bencana alam Mampu mempraktikkan tindakan yang dapat dilakukan Hasil belajar saat bencana alam Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran Kooperatf Tipe STAD

16 21 Penomoran Minat siswa Mampu menyebutkan peristiwaperistiwa alam Mengajukan pertanyaan Berpikir Rasa ingin tahu Tanggung jawab Mampu menjelaskan penyebab terjadinya bencana alam Hasil belajar bersama Menjawab Kerjasama Komunikatif Mampu menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari peristiwa alam Mampu mempraktikan tindakan yang dapat dilakukan saat bencana alam Gambar 2 Bagan Kerangka Pikir Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

17 Hipotesis Hipotesis meupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pentayaan. Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dirumuskan suatu hipotesis yaitu: H o Ha :Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada siswa kelas V SD Negeri Dadapayam 02. :Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada siswa kelas V SD Negeri Dadapayam 02.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

materi yang ada dalam suatu pengajaran. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Tipe STAD 2.1.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Mohamad Nur (2011:1) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Namun masalah pendidikan menjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan ilmiah. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau apresiasi ( penerimaan

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua subjek penelitian yang berbeda, yaitu di SD Negeri Sidorejo Lor 04 Salatiga dan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan di Indonesia peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah, merupakan lembaga tempat diselenggarakannya pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA SD Kajian teori dalam pembelajaran IPA di SD, membahas tentang hakikat IPA, tujuan pembelajaran IPA, dan ruang lingkup. 2.1.1.1. Hakikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

Lebih terperinci

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang 45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian suatu kajian teori sangat diperlukan, suatu kajian teori ini akan sangat membantu dalam penelitian. Dimana teori ini dijadikan suatu dasar atau patokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 2.1.1.1 Pengertian Model Menurut Salma(2009:33), istilah model diartikan sebagai design grafis, prosedur kerja yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tujuan tertentu (Hamdu dan Agustina, 2011: 2). Motivasi belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tujuan tertentu (Hamdu dan Agustina, 2011: 2). Motivasi belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Motivasi Belajar Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 57. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu yang termasuk mata pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar. Terdapat berbagai aspek dalam ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris scince, Trianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar guru dalam membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya (Julianto, 2011). Guru hanya bertugas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SDN Dukuh 02 Kota Salatiga berjumlah 34 dan SDN Dukuh 05 Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas daya manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (2008) mendefinisikan belajar sebagai proses bahwa tingkah laku yang ada pada diri seseorang ditimbulkan atau diubah karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Roger dkk 1992 dalam Huda (2012:29) menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ADI SUNGKAWA A54B090021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Fatima Batubara dan Karya Sinulingga Program Studi Pendidikan FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban :

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 40 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2013 Pendidik dan Kependidikan berkewajiban : 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci