Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan. Anggota : Pembimbing I Dr. Asrin, M.Pd Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan. Anggota : Pembimbing I Dr. Asrin, M.Pd Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd."

Transkripsi

1 KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA MEDIA PEMBELAJARAN DI SDN SE KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh: MELWAN ISMAIL NIM: Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan Anggota : Pembimbing I Dr. Asrin, M.Pd Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd. MPd

2 ABSTRAK Melwan Ismail: Kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan Pembimbing I Dr Asrin MPd dan Pembimbing II Warni Tune Sumar SPd. MPd Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran yang riil mengenai: Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran, Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran, Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, Kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif sampel penelitian berjumlah 30 guru. Tehnik pengumpulan data yaitu observasi dan angket. Data dalam penelitian dianalisis dengan rumus persentase (%). Hasil penelitian menujukan bahwa Kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Meliputi: (1) Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori sesuai dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Perlu ditingkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mendesain media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. (2) Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dalam proses pembelajaran. Perlu ditingkatkan kreaktivitas guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran. (3) Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Perlu ditingkatkan guna mengoptimalkan pencapaian kompetensi pembelajaran secara utuh. (4) Kompetensi guru dalam menilai media pembelajaran berada pada kategori sangat sesuai. Penelitian ini disarankan kepada: (1) Untuk Kepala Cabang Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dapat lebih meningkatkan kemampuan guru dalam mengelolah media pembelajaran. (2) Untuk kepala sekolah sebagai bahan masukan dapat mengembangkan kempetensi guru melalui pelatihan-pelatihan dalam merancang media pembelajaran. (3) Untuk guru selaku pelaksanaan pembelajaran perlu berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran di kelas sehingga dapat memperkaya perbendaharaan media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan dapat memudahkan pemahaman siswa. (4) Untuk peneliti dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian lebih lanjut. Kata Kunci: Kompetensi Guru, mengelola media pembelajaran

3 PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia apalagi pada era globalisasi yang menuntut kesiapan setiap bangsa untuk bersaing secara bebas. Oleh karena itu, sudah semestinya kalau pembangunan sektor pendidikan yang merupakan tujuan utama menjadi prioritas yang harus dilakukan pemerintah. Dalam sistem pendidikan secara keseluruhan guru adalah komponen paling menentukan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Dimana guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus, mengingat tugas dan tanggung jawab yang begitu kompleks. Untuk itu, seorang guru perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi agar dapat dan mampu mengarahkan siswa pada tujuan akhir pendidikan yakni terbentuknya manusia yang utuh. Menurut Undang-Undang tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 pendidik adalah tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagai tenaga profesional mengadung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Usaha meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dapat terlaksana dan mencapai hasil yang optimal bila proses pembelajaran berlangsung dalam suasana kelas yang kondusif serta dibina dan dibimbing oleh guru yang profesional. Melalui pendidikan diharapkan dapat tercipta manusia berkualitas yang mampu membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Hal ini guru dapat membantu siswa yaitu melalui kegiatan belajar yang efektif, karena proses pembelajaran yang efektif dapat membawa hasil belajar yang efektif pula dimana guru sebagai pengelolah proses pembelajaran dikelas. Sagala (2011:21) mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertangung jawab terhadap pendidikan siswa-siswanya baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Ini berarti seorang guru perlu memiliki dasardasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Guru sebagai pengelolah interaksi dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam kelas dengan mengontrol dan mengarahkan kreaktivitas belajar siswa. Sebelum guru menyajikan program, guru harus terlebih dahulu menyusun program persiapan kegiatan pembelajaran secara detail dan profesional. Langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, menyusun sajian dengan logis, dan menetapkan langkah-langkah tertentu dalam kegiatan pembelajaran.

4 Menurut Asyhar (2012:87) adapun startegi yang dapat dilakukan dalam mengelolah media pembelajaran yaitu diawali dengan kegiatan perencanaan pembelajaran penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) sasaran belajar yaitu media yang dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa baik secara fisik maupun psikologis, (2) tingkat kejelasan media apakah media tersebut memenuhi syarat-syarat tehnik seperti gambarnya dan lain sebagainya, (3) situasi dan kondisi seperti ruangan. Selanjutnya kegiatan perencanan perlu ditindaklanjuti dengan pengorganisasian dalam tahapan ini memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) jenis media, (2) manfaat media, (3) tingkat kemampuan guru, (4) strategi untuk menggunakanya, (5) waktu yang tersedia. Strategi dalam pengawasan dilakukan dengan cara: (1) melakukan pengawasan secara berkelanjutan, (2) menginventaris seluruh peralatan media, (3) secara persuasif. Sebagai langkah terakhir adalah penilaian tingkat efektifitas penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) menilai efektifitas perencanaan, pengorganisasian, pemanfaatan terhadap media, (2) menilai strategi yang dikembangkan oleh guru dalam keterampilan proses, (3) menilai tingkat keefektifan pencapai tujuan pembelajaran, (4) menilai antusiasme, keaktifan siswa. Langkah proaktif yang dapat dilakukan guru agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu melalui sistem penyampaian yang menggunakan media pembelajaran dalam setiap membahas topik pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Guru dituntut mampu mendesain media sesuai dengan karakteristik mata pelajaran sehingga media yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran dapat menarik kesiswa sehingga pembelajaran dapat terkesan dan menyenangkan. Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Sumiyati dan Asra 2009:160) mengatakan pentingnya media pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Kerumitan materi yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat diwakili apa yang kurang mampu guru ucapakan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian siswa lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Kegiatan mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa dalam bentuk materi pelajaran, memerlukan kecakapan dan kemampuan tertentu dari guru. Dengan adanya kecakapan dan kemampuan yang dimiliki oleh guru, maka akan menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan pada materi yang diajarkan. Dalam rangka mewujudkan hal ini salah satu alternatif yang ditempuh adalah

5 menggunakan media sebagai sarana yang dapat membantu proses komunikasi dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bentuk perantara yang dipakai guru dalam proses pembelajaran untuk penyebaran ide, materi pelajaran sehingga gagasan dapat diterima oleh siswa, dengan lebih efektif, praktis, mudah dipahami dan dicerna. Oleh karena itu dalam pemanfaatan media pembelajaran harus diintegrasikan dengan tujuan dan isi, pembelajaran yang telah dituangkan dalam perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan maksud agar terjadi interaksi dalam kegiatan pembelajaran. Kegunaan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa terutama materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi pada satu sisi ada materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi dilain pihak ada materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Manfaat penggunaan media bagi siswa sekolah dasar adalah sangat penting, hal ini meningat secara psikologis bahwa siswa yang duduk di sekolah dasar umumnya lebih dominan memiliki karakteristik berfikir kongkrit yang bersifat fakta dan belum mampu berfikir secara abstrak. Kehadiran media dalam kegiatan pembelajaran sangat membantu siswa dalam memahami konsep tertentu, dalam materi pembelajaran yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Ketidakjelasan guru menjelaskan sesuatu materi itulah, dapat diwakili oleh peranan media pembelajaran, maka nilai praktis media pembelajaran terlihat manfaatnya bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan sebab tanpa media siswa dapat mengalami kesulitan bahkan cenderung menyebabkan terjadinya verbalisme dalam diri siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat membuka cakrawala dan wawasan berpikir siswa sehingga siswa dapat memahami keseluruhan konsep miniatur yang terjadi dalam media pembelajaran. Optimalnya penggunaan media pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelolah media pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam mengelolah media pembelajaran perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan pengelolaan. Melalui pengelolaan media pembelajaran yang dikelolah secara profesional dan dimanfaatkan sesuai dengan pola manajerial yang telah ditetapkan diyakini dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru serta memudahkan untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dikembangkan sikap peduli terhadap pengelolaan media pembelajaran khususnya di sekolah dasar.

6 Namun demikian meskipun berbagai usaha yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran, namun realita menujukan bahwa kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran belum begitu optimal. Sesuai dengan hasil observasi peneliti khususnya di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mengondow Selatan terkait dengan kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran menujukan bahwa kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran belum dilakukan secara optimal dan memadai, pada hal setiap sekolah dasar telah diberikan bantuan media pembelajaran seperti ada globe, peta ada kit IPA dan sebagainya oleh pemerintah. Tetapi secara umum, penggunaan media belum optimal sesuai dengan makna dan fungsi dari media pembelajaran tersebut. Karena guru selalu menoton dengan penggunaan metode ceramah bahkan pada proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Salah satu indikasi dalam hal menyiapkan media yang akan digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran belum mantap sehingga penggunaan media tidak sesuai dengan karakteristik dari materi pelajaran, guru belum maksimal mendesain media sesuai dengan karakteristik materi, bahkan ada media yang telah disediakan oleh pemerintah tetapi guru tidak menggunakannya sehingga media tersebut bukan rusak digunakan tetapi rusak tersimpan. Sebagaian guru dalam menyajikan program pengajaran kurang memiliki persiapan yang memadai seperti tidak mempersiapkan rencana pembelajaran yang optimal. Berbagai realita yang terungkap dalam kegiatan observasi awal di atas merupakan indikasi belum optimalnya kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran. Maka peneliti melakukan penelitian secara ilmiah dan tertarik mengkaji permasalahan dengan formulasi judul. Kompetensi Guru Dalam Mengelola Media Pembelajaran di SDN Se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mengondow Selatan. Istilah kompetensi merupakan terjemahan dari Competence (kemampuan). Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kempetensi adalah kemampuan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sagala (2011:23) mengatakan bahwa kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata. Kemampuan dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.

7 Terkait dengan kompetensi guru, Raka Joni (dalam Masaong 2011:138) mengemukakan 10 kompetensi guru yaitu: (1) menguasai bahan ajar, (2) menguasai landasan pendidikan, (3) menyusun program pembelajaran, (4) melaksanakan program pembelajaran, (5) menilai proses dan hasil belajar, (6) menyelenggarakan program bimbingan dan penyeluhan, (7) menyelenggarakan administrasi sekolah, (8) mengembangkan keperibadian, (9) berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat, (10) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar. Ibarhim dan Syaodih (2003:112) mengemukakan bahwa media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Menurut Djamarah dan Zain (2002:136) bahwa media pembelajaran adalah penyalur informasi belajar atau pesan dari guru kepada siswa. Selanjutnya pendapat Masaong (2011:224) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran meruapakan sarana atau alat bantu yang digunakan guru dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi disajikan dalam proses interaksi pembelajaran. Dalam pembelajaran media mempunyai peran signifikan dalam memberi makna konsep yang diterima oleh siswa. Secara etimologis media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara (between) yaitu antara sumber (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena media dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Encyclopedia of the social science (dalam Manullang 1996:1) menjelaskan bahwa pengelolaan atau manajemen adalah suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Handoko (2000:10) mendefinisikan manajemen (pengelolaan) sebagai usaha untuk bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia dan kepegawaian

8 Sedangkan Siagian (dalam Atmodirio 2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan seseorang untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain. Arif (1994:15) mendefinisikan manajemen sebagai tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang dingini dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus. Haimann (dalam Manullang 1996:1) mendefinisikan manajemen sebagai fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usahausaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Mencermati uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan atau manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses yang dimanifestasikan dalam bentuk kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membuat perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan evaluasi atas kegiatan yang dilakukan melalui sistem kerjasama yang kooperatif dengan memperhatikan secara seksama. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 2) untuk mengetahui kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 3) untuk mengetahui kompetensi guru dalam memanfaatan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan. 4) untuk mengetahui kompetensi guru dalam menilai kefektifan media pembelajaran di sekolah dasar negeri se kecamatan posigadan kabupaten bolaang mongondow selatan METODE PENULISAN Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di sekolah dasar negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Penelitian ini bertujuan untuki mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan Kompetensi Guru Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (Empat) bulan, terhitung dari bulan April sampai Juli Dengan tahapan penelitian sebagai berikut: (1) observasi awal, (2) pengumpulan data, (3) pengolahan data, (4) penulisan skripsi Tahapan Kegiatan Dan Waktu Penelitian Kegiatan Pelaksanaan No. Waktu Penyusunan Skripsi 1 Observasi Awal Minggu 1 sampai Minggu 4 Maret Pengumpulan Data 3 Uji Coba Instrumen Minggu I sampai Minggu 4 April Pelaksanaan Penelitian Minggu 1 sampai minggu 2 Mei Pengelolaan Data Minggu ke 3 sampai minggu ke 4 bulan

9 Mei 6 Penyusunan Hasil Penelitian Minggu 1 sampai Minggu 4 Juni Penulisan Skripsi Mulai Juni 2013 sampai bulan Juli 2013 Jumlah 4 Bulan Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan analisis persentase dan jenis penelitian ini bersifat deskriptif, tentang Kompetensi Guru Dalam Mengelola Media Pembelajaran di Sekolah Dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengelolah media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 120 orang. Dengan ukuran sampel penelitian didasarkan pada pendapat Arikunto (1999:120) bahwa apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka dapat diambil semuannya untuk dijadikan sampel dan penelitian disebut penelitian populasi, sedangkan bila jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil antara 10-15% atau 15-20% atau lebih dari itu disesuaikan dengan kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan biaya, oleh sebab itu penetapan sampel dalam penelitian ini sebesar 25% dari anggota populasi atau 25% x 120 = 30 Orang. Keadaan Populasi Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendiidkan Jumlah SLTA/SPG/PGA 20 Diploma II 60 Sarjana 40 Jumlah 120 Sumber Data Sekunder Dinas Cabang Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Tabel tersebut menggambarkan keadaan responden menurut tingkat pendidikan menujukan bahwa dari jumlah populasi 120 maka yang menjadi jumlah responden adan 30 responden dalam penelitian dlihat dari tingkat pendidikan 48% yang memiliki tingkat pendidikan Strata I. Sampel atau sebagian atau wakil populasi yang diteliti, maka sampel dalam penelitian Kompetensi Guru dalam Mengelolah Media Pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berjumlah 30 orang. Variabel penelitian yaitu kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah merupakan

10 gambaran aktivitas guru dalam mengembangkan kompetensi yang dilakukan oleh guru terkait dengan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah sebagai berikut: kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran, kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran, kompetensi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran, kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (b) ketepatan informasi, (c) kondisi siswa, (d) fasilitas pendukung, (e) tepat penggunaannya. 2) kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) menentukan jenis media, (b) karakterisrik media, (c) keefektifan media, (d) ketepatan warna, (e) visualisasi media. 3) kompetensi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) mendukung pembelajaran, (b) menciptakan situasi kelas, (c) memperbaiki pemahaman siswa, (d) mempertimbangkan fungsi media, (e) meletakan siswa berpikir konkrit. 4) kompetensi siswa dalam penilaian media pembelajaran dapat dilihat dari aspek sebagai berikut: (a) kualitas tehnik media, (b) memberi konstribusi, (c) tingkat efektivitas, (d) tingkat ketercapaian. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan pengumpulan angket. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif persentase dengan analisis statistik deskriptif yaitu analisis data yang menggunkan rumus persentase (%) dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut dengan formulasi: Pr = F/N x 100 ( Sugiyono, 2005: 107) Dimana: P : Presentase F : Frekuensi jawaban responden n : Jumlah jawaban responden 100% : Bilangan tetap Untuk mendeskripsikan variabel yang diteliti sehubungan dengan indikator kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran dilihat dari kreaktifitas guru dalam pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Digunakan tehnik analisis dengan formulasi: Sr-S min P = x 100% ( Sugiyono, 2005: 111) r Keterangan: P = Persentase Sr = Skor Indikator/ Responden S.Min = Skor minimal yang mungkin dicapai r = Selisih antara skor maksimal dengan skor minimal

11 Hasil analisis data selanjutnya diolah dalam penelitian mengenai kompetensi guru dalam pengelolaan media pembelajaran di sekolah dasar se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Di buat dalam bentuk tabel, untuk mendeskripsikan fenomena yang terkait dengan dengan klasifikasi sebagai berikut: Skor Persentase Kriteria Keberhasilan 81% - 100% = Sangat Baik 61% - 80% = Baik 41% - 60% = Kurang Baik 21%-40% = Tidak Baik 0% - 20% = Sangat Tidak Baik HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel kesimpulan kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan NO Indikator Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran Kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran Sumber: Olahan data primer 2013 Persentase (%) Klasifikasi Penilaian 78,33 Baik 74,07 Baik 77,33 Baik 80,83 Sangat Baik Jumlah 310,57 - Rata-Rata 77,64 Baik 1. Kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran Data hasil penelitian menujukan bahwa tingkat kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori sesuai dengan persentase 78,33%, namum masih perlu dioptimalkan, mengingat belum seluruh guru memiliki kompetensi dalam mendesain media pembelajaran. Kecenderungan ini masih terindikasi bahwa masih sebagaian guru belum memiliki kompetensi yang sesuai dalam mendesain media pembelajaran itu terlihat masih 21,67% guru belum mampu mendesain media pembelajaran. Namun demikian guru cenderung dalam mendesain media ini disebabkan keterbatasan alat yang tersedia, serta kurangnya pengetahuan guru dan kreativitas guru dalam merancang media

12 pembelajaran yang dapat mengaktualisasikan kedalam konsep dan tujuan pembelajaran tersebut. 2. Kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dengan persentase 74,07%. Temuan hasil penelitian menujukan bahwa dalam mengorganisasikan media pembelajaran guru cenderung menempatkan dirinya sebagai fasilitator yang pasif dengan pertimbangan bahwa siswa sudah memahami dengan apa yang sudah di ajarkan. Dengan kegiatan pengorganisasian media belum menujukan hasil yang positif itu terlihat masih 25,93% guru belum menujukan kompetensinya dalam mengorganisasikan media pembelajaran sebagai alat bantu dimana guru kurang memperhatikan pencapaian kompetensi siswa setelah mengikuti pelajaran karena yang penting bagi guru menggunakan media tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 3. Kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sesuai dengan persentase 77,33%. Kondisi ini menujukan tingkat guru dalam memanfaatkan media pembelajaran belum dilaksanakan secara kontinu. Dalam konteks ini guru hanya memandang bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sudah menggunakan media pembelajaran sehingga tidak perlu mencapai kompetensi yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran, temuan dalam penelitian sebagaian media ditemukan rusak tetapi bukan rusak digunakan dalam proses pembelajaran tetapi rusak karena tidak digunakan bahkan sebagaian sudah hilang itu terlihat masih sebagaian tertutup dengan plastik dan bersegel tetapi sebagaian sudah tidak ada. Dan terlihat masih 22,67% guru belum optimal memanfaatkan media pembelajaran didalam kegiatan belajar mengajar perlu ditingkatkan sehingga media dapat dikatakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 4. Kompetensi guru dalam penilaian media pembelajaran Hasil pengolahan data untuk indikator kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori yang sangat sesuai dengan persentase 80,83%. Hal ini menujukan bahwa kompetensi guru dalam penilaian pembelajaran sudah optimal namun perlu ditingkatan karena masih sebagaian guru belum mampu melakukan penilaian media pembelajaran itu terllihat masih 19,17% guru belum mampu melakukan kemampuan dalam penilaian media pembelajaran. Temuam dalam penelitian menujukan masih sebagaian guru belum memiliki format penilaian yang jelas dan akurat dalam menilai penggunaan media. Belum adanya format yang jelas tersebut menyebabkan tingkat keefektifan penggunaan media pembelajaran belum optimal.

13 Terkait dengan hasil temuan di atas maka secara umum tingkat kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran berada pada ketegori sesuai dengan persentase 77,64%.mencermati hal tersebut perlu diperbaiki terhadap aspek-aspek tertentu sehingga terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran sehingga media dikatakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam mengelola media pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri se Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan berada pada kategori yang sesuai. Perolehan persentase ini merupakan akumulasi dari: 1) kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mendesain media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. 2) kompetensi guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan kreaktivitas guru dalam mengorganisasikan media pembelajaran. 3) kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berada pada kategori baik. perlu ditingkatkan guna mengoptimalkan pencapaian kompetensi pembelajaran secara utuh. 4) kompetensi guru dalam menilai media pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Adapun saran dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk Kepala Cabang Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan dalam mengelolah media pembelajaran. 2) Untuk kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam mengembangkan kempetensi guru dalam merancang dan memanfaatkan media pembelajaran. 3) Untuk guru selaku pelaksanaan pembelajaran perlu berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran di kelas sehingga dapat memperkaya perbendaharaan media pembelajaran yang tersedia di sekolah dan dapat memudahkan pemahaman siswa. 4) Untuk peneliti dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian lebih lanjut. DAFTAR RUJUKAN Arif, dkk Media Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada Arikunto Suharsimin Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta Asyhar, Rayandra 2012 Kreaktifitas Mengembangkan Media Pembelajaran Referensi Jakarta Atmodiwirio, Soebagio Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta. Adadizya Jaya

14 Djamarah dan Zain strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta Handoko Hani Manajemen Edisi 2 Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Ibrahim R dan Syaodih Nana 2003 Perencanaan Pengajaran Jakarta Rineka Cipta Manullang. M Dasar-Dasar Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia Masaong, Abd. Kadim Supervisi Pendidikan. Gorontalo : Sentra Media Mulyasa, E Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Sagala, Syaiful Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sagala, Syaiful Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta Sugiyono, Mendesain Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta Sumiati dan Asra Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima

oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK

oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar

Lebih terperinci

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M. KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN Sofyan Kasiaradja,Ansar,Asrin ¹ Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Studi S1, Manajemen Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Septyaningsih ahbabuna, Ansar*, Warni sumar** Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNG

MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Septyaningsih ahbabuna, Ansar*, Warni sumar** Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNG MANAJEMEN KESISWAAN DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Septyaningsih ahbabuna, Ansar*, Warni sumar** Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan UNG ABSTRAC Setya Ningsi Ahbabuba. 2015. Manajemen Kesiswaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh : Asna Patilima*Nina Lamatenggo**Warni T Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Oleh: Sutarno Mohi Dr. Asrin, M.Pd* dan Besse Marhawaty, S.Pd, M.Pd**

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang kinerja pengawas Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan. Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. tentang kinerja pengawas Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan. Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Alasan dipilihnya lokasi tersebut

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi Vol 1 No 1 (2017) 27-33 Indonesian Journal of Primary Education Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca Acep Saepul Rahmat Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta acepsaepulrahmat@yahoo.com

Lebih terperinci

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3. KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3. Universitas Negeri Gorontalo Fakultas lmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ENERGI DAN MANFAATNYA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 1 WAKAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ENERGI DAN MANFAATNYA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 1 WAKAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ENERGI DAN MANFAATNYA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 1 WAKAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Yulandasari Goma, Sarson W,Dj Pomalato, Meylan Saleh 1

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur 1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA LONCAT KATAK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PAWYATAN DAHA 2 KEDIRI PADA MATERI POLA BILANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI MTs MUHAMMADIYAH 7 HASAHATAN JULU Muhammad Darwis Dosen Pendidikan Biologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MELALUI SUPERVISI AKADEMIK. Elly Indriati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SD Negeri Pesarean 01 Adiwerna Tegal Abstrak Penelitian tindakan kelas ini di latarbelakangi

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Drs. Amiruddin. A 9 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mencakup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya Biologi, merupakan salah satu pengetahuan teoritis yang disusun atau diperoleh dengan cara yang khusus atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. yakni dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013. 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian adalah di SDN 2 Tapa Kabupaten Bone Bolango, Tahun Ajaran 2012/2013 dan waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk membuktikannya membutuhkan adanya upaya perbaikan di semua sektor yang mendukung dunia pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA Thin Ratulangi 1, Nurdin Arsyad 2.Djadir 3 1 Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung 16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin pesat seperti tiada henti. Dapat dilihat dari alat-alat teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat ini dinamika perubahannya sangatlah cepat. Berbagai info dapat dengan mudah didapatkan tanpa melihat jarak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Risni m. lateka 1, Hamzah Yunus 2, Fitri Hadi Yulia Akib

Lebih terperinci

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supervisi akademik pendidikan agama Islam sangat penting dilakukan untuk menjamin berjalannya proses pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi semua manusia. Pendidikan digerakkan oleh suatu kekuatan bersama pemerintah, masyarakat, orang tua, komponen persekolahan dan anak

Lebih terperinci

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR Yanti Oktavia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Kreativitas meliputi hasil yang baru, baik sama

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

BAB I PENDAHULUAN. tertuju kepada guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia pada pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Reflina Suak, Irwan Said, dan Yunus Kendek Paluin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif BAB V PEMBAHASAN A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Pengujian yang dilakukan pada hasil penelitian, menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata-semata bertujuan untuk mencerdaskan. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok-sosok

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan dasar dalam membentuk seorang anak agar lebih dapat mengenal tentang pembelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Pada proses belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Deskriptif Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deksriptif. Jenis penelitian seperti ini dipilih untuk

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU ARNIS Guru SD Negeri 113 Pekanbaru arrnis6@gmail.com ABSTRAK Hasil observasi penulis di SDN 113

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG Dian Nurta Sari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan penulis di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa yang sedang berkembang, yang sedang membangun negaranya. Pembangunan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PROBLEMATIKA CALON GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI I DARUL KAMAL ACEH BESAR Nurasiah Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1 PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR A s m a w i y a h 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar dapat tercapai jika di adakan reformasi pendidikan secara menyeluruh atas berbagai dimensi dan berbagai komponen

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Agreistin E. Peole, Vanny Maria Agustina, dan Lestari Alibasyah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI DENGAN TEKNIK KUNJUNGAN ANTAR KELAS DI SDN HABAU KECAMATAN BANUA LAWAS Muryadi Sekolah Dasar Negeri Habau Banua Lawas

Lebih terperinci

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili Sulastri, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah: BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Model Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluasi dengan model CIPP. Komponen evaluasi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Konteks (context)

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MEDIA LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SDN 2 PUSIAN KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh: Rusni Manggopa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER

ISSN E-ISSN Volume 11 Nomor 2 (2017) UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 13 UPAYA PENINGKATAN KOMPETESI PROFESIONALISME GURU IPS KABUPATEN JEMBER DI Fahrudi Ahwan Ikhsan, Fahmi Arif Kurnianto,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR IRVIN NOVITA ARIFIN Dosen di Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh Budi Nurdin, Dosen P1, Dosen P2

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh Budi Nurdin, Dosen P1, Dosen P2 RINGKASAN SKRIPSI PENERAPAN MEDIA KARTU DOMINO PADA MATERI PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB SDN 1 BAGIK POLAK BARAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Budi Nurdin, Dosen P1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Untuk mewujudkannya pemerintah mengupayakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswanya. Hal itu dapat diartikan bahwa guru yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau Email: yazman@gmail.com Abstract Based on the observations

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Melalui produk model pembelajaran yang dikembangkan dari hasil Research and Development (R & D), telah memberikan implikasi praktis dan teoritis bagi pengembangan kurikulum/pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI JENIS-JENIS TANAH MELALUI MEDIA KONKRIT PADA SISWA KELAS V MI MA ARIF NU 01 PETAHUNAN KECAMATAN PEKUNCEN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd * dan Anantakie Sulistiawati.A** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO OLEH OLA HENDRIK Pembimbing I: Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd M.Pd Pembimbing II: Dra. Ratnarti Pahrun,

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA Nila Purnama Sari 1 1, Email : nilapurnama90@gmail.com Abstrak MAN 01 Semarang is a high school with

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ruslan Siregar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan siregarruslan972@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

( Word Converter - Unregistered )

( Word Converter - Unregistered ) PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP PROFESIONALITAS MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PKn di SMPN KOTA MALANG Wika Leny Setyowati, Drs. Edi Suhartono, S.H. M.Pd, Siti Awaliyah, S.Pd, M.Hum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, maka kurikulum pendidikan harus mampu mengadopsi, mengakomodir,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DIKNAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GORONTALO ABSTRAK

HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DIKNAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GORONTALO ABSTRAK HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI DIKNAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN GORONTALO ABSTRAK Nurmaningsih Usman, 2015 Hubungan Etos Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai pada

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 29 SAOK LAWEH KEC. KUBUNG KAB. SOLOK Peningkatan Hasil Belajar Pkn Melalui Metode Simulasi Dikelas VI Sekolah Dasar Negeri 29 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE SIMULASI DIKELAS VI SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN NO. 55 KECAMATAN DUMBO RAYA Oleh : SUMIATI DAUD Pembimbing

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Guru-guru PKn SMP Negeri Sekecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen) Oleh : KARTIKA MEGA

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU DI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU DI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU DI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR Swino Manik 1*, Sulaiman 2, Mislinawati 3 1, 2, 3, universitas syiah kuala *Swino.manik@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Junira Hilumalo 911409106 Yulianto Kadji Irawati Abdul S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan,

Lebih terperinci