PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Transkripsi

1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION Oleh : Drs. M. Ramli, M.Pd * dan Anantakie Sulistiawati.A** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan aktivitas belajar peserta didik pada saat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan (2) peningkatan hasil belajar ekonomi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Metode yang digunakan peneliti adalah menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 24 peserta didik kelas X3. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas peserta didik menjadi lebih aktif, hal ini terlihat dari siklus I peserta didik yang mencapai skor 45 terdapat 20 peserta didik, sedangkan pada siklus II yang mencapai skor 45 terdapat 23 peserta didik. (2) Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hasil tes pada siklus I secara individual yang mendapat nilai 76 terdapat 17 peserta didik, sedangkan secara klasikal mencapai 70,83%. Dan pada hasil tes siklus II secara individual yang mendapat nilai 76 terdapat 23 peserta didik, sedangkan secara klasikal mencapai 95,83%. Kata Kunci : Group Investigation, Sekolah, Hasil, Belajar, Ekonomi PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya untuk berfungsi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif bertujuan untu mengembangkan potensi diri peserta didik dan memperoleh hasil belajar secara optimal. Sudjana (2006:22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Patmodewo (2005:102) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya dan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Di dalam pendidikan tidak terlepas dari berbagai permasalahanpermasalahan yang dapat menurunkan prestasi belajar peserta didik. Seperti faktor guru, faktor peserta didik, faktor metode atau media pembelajaran dan faktor-faktor yang ada di lingkungan sekitar. Anantakie Sulistiawati.A** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya 53

2 Djamarah (2005:37) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dapat berupa kesehatan, psikologis, IQ dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri individu biasanya faktor lingkungan seperti guru, orang tua, sarana dan prasarana sekolah, metode mengajar dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan perbaikan sistem pendidikan di Indonesia, misalnya perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum membuat pihak sekolah, seperti kepala sekolah dan guru kebingungan untuk menerapkan metode, model, teknik dan media pembelajaran yang akan digunakan. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa dan kemajuan suatu negara. Salah satu bentuk pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik adalah Ilmu Ekonomi. Albert L. Meyers (Dadang Supardan, 2011:366) Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya diperoleh informasi bahwa peserta didik kelas X3 kesulitan dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya cenderung hanya pasif yaitu peserta didik tidak terlalu aktif dalam proses pembelajaran dan takut untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan serta gagasan yang mereka miliki khususnya dalam pembelajaran ekonomi sehingga proses pembelajaran tersebut menjadi satu arah yaitu hanya guru yang aktif sedangkan peserta didik kurang aktif. Peneliti mendapatkan Informasi yang diberikan oleh Guru mata pelajaran Ekonomi kelas X3, dari jumlah keseluruhan 24 peserta didik ketika dilakukan penilaian oleh pendidik mata pelajaran ekonomi hasil peserta didik yaitu 40% yang mencapai ketuntasan. Sedangkan 60% mendapat nilai dibawah KKM dimana hanya terdapat 15 peserta didik. KKM yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran ekonomi adalah 76. Alternatif penyelesaian yang dilakukan peneliti agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Hans (Isjoni, 2009:15) mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Tukiran Taniredja, dkk (2014:74) menyatakan bahwa secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif Group Investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Alasan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe group investigation karena peneliti ingin berinovasi untuk memberikan materi dengan model yang belum pernah dilakukan oleh guru mata pelajaran dan Anantakie Sulistiawati.A** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya 54

3 berharap dengan menggunakan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan permasalahan yang terjadi peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas peserta didik pada proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar ekonomi peserta didik dengan menerapkan model Investigation. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus, yang direncanakan dan didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refleksi dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas agar lebih baik. Kunandar (2012:46), mengemukakan bahwa penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmuah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. PTK dilaksanakan dengan strategi siklus yang berangkat dari identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak hanya hadir pada saat jadwal mengajar melakinkan selalu aktif memantau atau meneliti peserta didik sekalipun di luar jam pelajaran guna memaksimalkan hasil penelitian. Dengan menggunakan pendekatan PTK, kedudukan peneliti dalam penelitian ini merupakan faktor yang sangat menentukan. Oleh sebab itu peneliti bertindak secara langsung sebagai pendidik dalam proses pengumpulan data. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya. Dimana subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas X3 pada tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 24 peserta didik yang terdiri atas 15 perempuan dan 9 Laki-laki. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Aktivitas peserta didik dianggap berhasil, jika setiap peserta didik mendapat skor 45 dengan kriteria baik. 2. Hasil belajar peserta didik dianggap tuntas, apabila memperoleh 76. Sedangkan secara klasikal peserta didik minimal 85% mendapat skor 76. Anantakie Sulistiawati.A** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya 55

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik berdasarkan pengamatan kedua observer yaitu guru mata pelajaran ekonomi dan teman sejawat setiap siklus diperoleh sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Persiklus Jumlah Peserta Didik Yang Memperoleh Skor Peserta Didik I 23 Peserta Didik II Skor aktivitas belajar peserta didik pada siklus I secara individual terdapat 20 peserta didik yang mendapatkan skor 45 dan 4 peserta didik yang mendapatkan skor 45, sehingga aktivitas peserta didik pada siklus I belum bisa dikatakan baik. Skor aktivitas peserta didik pada siklus II secara individual terdapat 23 peserta didik yang mendapatkan skor 45 dan 1 peserta didik yang mendapatkan skor 45, sehingga aktivitas peserta didik pada siklus II sudah dikatakan baik atau telah mencapai indikator keberhasilan. Peningkatan hasil belajar berdasarkan pelaksanaan pada siklus I dan II apakah ada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X3 SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya dengan menggunakan model Investigation akan diuraikan pada tabel berikut: Tabel 2 Peningkatan Klasikal Peserta Didik Persiklus Jenis Persentase Ketuntasan Klasikal Tes Pre Test 20,83% Post Test I Post Test II 70,83% 95,83% Pada awal pembelajaran ( Pre Test) sebelum menerapkan model Investigation hasil belajar peserta didik masih rendah, hanya terdapat 5 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM atau 76 dan 19 peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Namun, setelah peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siklus I ( Post Test I) hasil belajar peserta didik mencapai 70,83% atau terdapat 17 peserta didik yang mendapat nilai 76 dan pada siklus II ( Post Test II) hasil belajar peserta didik mencapai 95,83% atau terdapat 23 peserta didik yang mendapatkan nilai 76. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Aktivitas peserta didik lebih baik dengan menggunakan model Investigation. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan peserta didik pada siklus I yang memperoleh skor 45 dengan kriteria baik terdapat 20 peserta didik, sedangkan pada siklus II yang memperoleh skor 45 dengan kriteria baik terdapat 23 peserta didik. Anantakie Sulistiawati.A** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya 56

5 2. Ada peningkatan hasil belajar Ekonomi pada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada tes awal ( Pre Test) dari 24 peserta didik yang memperoleh nilai 76 mencapai 20,83% (5 peserta didik) dengan nilai rata-rata 53,95, pada siklus I hasil Post Test yang memperoleh nilai 76 mencapai 70,83% (17 peserta didik) dengan nilai rata-rata 83,54 dan pada siklus II hasil Post Test yang memperoleh nilai 76 mencapai 95,83% (23 Peserta didik) dengan nilai rata-rata 92,50. DAFTAR PUSTAKA Dadang Supardan. (2011). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Komunikasi Antara Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kunandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Patmodewo. (2005). Pendidikan Anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana. (2006). Penelitian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tukiran Taniredja, dkk. (2014). Modelmodel Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. Anantakie Sulistiawati.A** Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi UM Palangkaraya 57