BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal kepada guru dengan berujung pada guru pula. 1 Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi sosial dan spiritual secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi yang profesionalisme. 2 Kompetensi menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 yang teradapat pada pasal 1 ayat 10 bahwa Kompetensi adalah 1 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008 ), hlm Ibid, hlm. 26.

2 2 seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 3 Peran kompetensi pedagogik guru dalam mengajar adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar dan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan tidak membosankan. Apalagi pelajaran agama Islam kurang mendapat perhatian dari peserta didik, guru harus mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan yang harus mereka capai. 4 Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena peserta didik subjek utama dalam belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntutan seperti yang disebutkan di atas disebut sebagai guru yang memiliki kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Mulyasa mengemukakan akan pentingnya kompetensi pedagogik dalam penentu keberhasilan proses belajar. Terlebih lagi bagi seorang guru pendidikan agama Islam, ia harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru pendidikan agama Islam 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm Ibid., hlm

3 3 tidak hanya mentransfer ilmu secara teori saja, tetapi ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak, menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru pendidikan agama Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mengajar guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar-mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses belajar mengajar. 5 Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan hasil pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaian prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. 5 Cece Wijaya & A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Mengajar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 2.

4 4 Salah satu bidang studi pendidikan agama Islam yang diajarkan di MTs Gondang Wonopringgo adalah fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. MTs Gondang Wonopringgo adalah madrasah percontohan di Kabupaten Pekalongan. Hal ini dikarenakan MTs Gondang Wonopringgo mengeluarkan lulusan-lulusan dengan prestasi belajar terbaik selama lima tahun berturut-turut. Perlu kita sadari bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah guru. Apakah Guru mengajar dengan bervariasi atau terlalu monoton?, baik itu dari cara mengajar, penggunaan metode, atau kurangnya media yang mendukung pembelajaran. Apabila seorang guru melaksanakan pembelajaran disertai dengan perencanaan sebelumnya, niscaya akan menghasilkan lulusan-lulusan dengan prestasi yang baik dan berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. Mata pelajaran Fiqih sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, misalnya thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah, jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga mampu memotivasi dan meningkatkan

5 5 prestasi belajar siswa. Selain itu dengan pengelolaan pembelajaran yang baik diharapkan siswa merasa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan salah satu mata pelajaran yang menuntut seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik yang baik dan kreatif dalam menyampaikan materi. Mata Pelajaran tersebut adalah fiqih. Peneliti akan meneliti lebih jauh tentang Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII Mts Gondang Wonopringgo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru fiqih di MTs Gondang Wonopringgo? 2. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo? 3. Bagaimana korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo? C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru fiqih di MTs Gondang Wonopringgo.

6 6 2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. 3. Untuk mendeskripsikan korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis a. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada, khususnya yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru fiqih dengan prestasi belajar siswa. b. Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru fiqih dengan prestasi belajar siswa pada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya: a. Bagi Kepala MTs Gondang Wonopringgo. b. Bagi guru di MTs Gondang Wonopringgo. c. Bagi Pengurus Yayasan Badan Wakaf Masjid Dan Madrasah Gondang.

7 7 E. Kajian Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang relevan Moh. Uzer Usman dalam buku yang berjudul Menjadi Guru Profesional mengemukakan bahwa kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. 6 Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 7 Dalam buku yang berjudul Perencanaaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru karya Abdul Majid mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen (kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan bertindak) penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. 8 Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yakni, sebagaimana tercantum dalam bab I ketentuan umum pasal 1 6 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit. hlm.4. 8 Abdul Majid, Perencanaaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.5.

8 8 ayat (1) sebagai berikut, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 9 Dalam buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karangan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, mengemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan ilmu yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. 10 Madya Eko Susilo, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. 11 Samsul Nizar mengatakan secara umum pendidik (Guru) adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus pendidik (Guru) dalam perspektif Islam adalah orang yang 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit. hlm Syaiful Bahri Djamarah dan Aswann Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.50.

9 9 bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 12 Di dalam pasal 10 ayat (1) UU guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 13 Dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 14 Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 15 Zakiah Dradjat mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru dalam mengelola kelas. Seorang guru diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengajar. 16 Hamzah B. Uno, dalam bukunya Teori Motivasi dan 12 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendidikan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press), hlm Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit., hlm Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm Zakiah Dradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 264.

10 10 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan mendefinisikan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya. 17 Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar, prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan guru berupa rapor yang merupakan hasil dari bidang studi telah dipelajari peserta didik. 18 Anik Susanti dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Comal yang menjelaskan bahwa kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2 Comal yaitu menguasai landasan pendidikan, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran. Sedangkan potret kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam terdiri dari pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. 19 Nur Aini Riskiyah dalam skripsinya yang berjudul Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni. menunjukkan bahwa terdapat korelasi 17 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya:Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm diakses tanggal 01 Februari Anik Susanti, Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Comal, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2011), NIM: , hlm

11 11 positif yang signifikan antara Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni. 20 Berbeda dalam penelitian sebelumnya, kali ini penulis dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo, langsung terjun ke lapangan, menggunakan jenis kuantitatif. Untuk melihat bagaimana Pengaruh kompetensi pedagogik guru fiqih terhadap prestasi belajar siswa. 2. Kerangka Berfikir Dalam kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan anatara variabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan. 21 Sebagai seorang guru yang profesional, selain harus memenuhi standar kualifikasi pendidik, memiliki sertifikat pendidik, guru harus memiliki kompetensi yang menunjukkan keprofesionalannya sebagai seorang guru. Seorang guru yang professional paling tidak memiliki empat kompetensi antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Jika guru tidak memiliki kompetensi yang baik, maka guru tersebut tidak akan mampu merealisasikan fungsi dan peran sebagai seorang guru 20 Nur Aini Riskiyah, Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), NIM: , hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D) (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 60.

12 12 dalam proses belajar mengajar. Dengan memiliki kompetensi yang baik, guru dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Jadi kompetensi penting adanya dimiliki oleh seorang guru, jika guru tidak memiliki kompetensi maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari guru pada saat mengikuti proses belajar mengajar. Guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu guru harus meningkatkan penguasaan berbagai hal sebagai kompetensi dalam melaksanakan tugas. Dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kompetensi itu antara lain dapat dilakukan dengan cara memilih dan memanfaatkan metode dan media belajar mengajar yang tepat. Salah satunya yaitu dengan merancang dan menciptakan program pembelajaran yang menyenangkan yang dapat merangsang keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan materi yang disampaikan oleh guru mampu diserap oleh siswa dengan baik sehingga nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. 3. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara terhadap penelitian yang masih harus dibuktikkan dengan pembuktian yang benar. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Purwanto bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis diajukan

13 13 sebagai dugaan untuk kepentingan memberikan informasi kebenaran sementara. 22 Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan judul yang penulis angkat maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah adanya korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. a. Pendekatan Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan analisisnya pada bentuk angka-angka/ bilangan. 23 Pendekatan ini digunakan karena penulis akan menggali, mengumpulkan dan menganalisis data-data berupa angka tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. 22 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008), hlm Ibid., hlm. 15.

14 14 b. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan jenis penelitian yang bertujuan memecahkan masalahmasalah praktis dalam masyarakat Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. 25 Dengan memahami variabel dan kemampuan menganalisis serta mengidentifikasi setiap variabel akan memudahkan bagi seorang peneliti dalam memahami dengan jelas permasalahan yang ia teliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel X adalah variabel bebas /independent. Variabel X dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru. TABEL 1 Indikator Variabel X Kompetensi Pedagogik Guru No Variabel Sub Variabel Indikator Item Soal 1. Kompetensi a. Merencanakan 1. Mendeskripsikan 1 Pedagogik Pembelajaran tujuan pembelajaran Mardaus, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 28. Chalib Narbuka, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 118.

15 15 Guru 2. Memilih materi/ Tema 2 b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 1. Mampu menyampaikan materi secara jelas 2. Mampu menyampaikan materi secara sistematis 3. Mampu menggunakan metode pembelajaran 4. Mampu memilih media yang sesuai dengan materi 5. Mampu menggunakan sumber bahan ajar yang sesuai 6. Berinteraksi dendan baik 7. Tanya Jawab 8. Mampu menyimpulkan materi 9. Mampu menggunakan waktu c. Mengevaluasi 1. Memilih teknik 12,

16 16 hasil belajar evaluasi 2. Cara penilaian siswa 3. Kesesuaian bentuk soal dengan materi 4. Kemampuan dalam membuat soal 5. mengadakan program remidial 6. Reward 13, , Variabel (Y) terikat/dependent. Variabel Y dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII, indikatornya meliputi nilai rapor mata pelajaran fiqih secara acak dari semua kelas. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. 26 Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek. 27 hlm Moh Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1984), Sugiyono, Op. Cit., hlm. 117.

17 17 Adapun yang menjadi populasi adalah adalah siswa kelas VIII MTs Gondang Kedungwuni tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah sebanyak 191 siswa. b. Sampel Sampel adalah pengambilan sebagian objek untuk diselidiki yang akan mewakili populasi. 28 Agar penelitian ini tidak bias, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Teknik Random Sampling. Random Sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Untuk menentukan sampel Suharsini Arikunto memberikan gambaran apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar bisa diambil 10% - 15% atau 20% - 25%. 29 Dari populasi yang berjumlah 191 diambil sampel 15% dengan demikian jumlah sampelnya adalah 29 siswa. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 28 Ibid, hlm Suharsini Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm

18 18 a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti. 30 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan melihat proses kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. b. Metode Angket Angket adalah suatu daftar pertanyaan tentang topik tertentu yang akan diberikan kepada objek/ baik secara individu atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. 31 Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang kompetensi pedagogik guru dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. 5. Teknik analiasis data Analisa data adalah proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. 32 Analisis penelitian ini diperlukan langkah serta proses pengujian statistik yang diambil dalam bentuk angka-angka. Teknik ini adalah pengumpulan, menyusun, memberi, deskripsi menganalisis data kuantitatif. 30 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian dalam Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm Ibid, hlm Suharsini Arikunto, Op. Cit., hlm. 243.

19 19 Dalam hal ini meliputi tiga tahap, yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. a. Analisis Pendahuluan Pada tahap analisis pendahuluan yang dilakukan oleh penulis adalah mengolah data kuantitatif dengan memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan kuantitatif jawabannya. Adapun langkah penilaiannya sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban a dengan skor 5 2) Alternatif jawaban b dengan skor 4 3) Alternatif jawaban c dengan skor 3 4) Alternatif jawaban d dengan skor 2 5) Alternatif jawaban e dengan skor 1 b. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada analisis ini dilaksanakan perhitungan melalui tabel distribusi dari analisis pendahuluan. Adapun analisis uji hipotesis dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut: N. xy ( x) ( y) r xy = {(N. x 2 )-( x) 2 }{(N. y 2 )- ( y 2 )} Keterangan : r xy : Koefisisen korelasi antara variabel X dan variabel Y

20 20 XY : Perkalian antara variable X dan Y X : Variabel X Y : Variabel Y N : Jumlah responden penelitian xy = jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y x = jumlah seluruh sekor X y = Jumlah seluruh sekor Y 33 c. Analisis Lanjut Didalam analisis ini penulis menginterprestasikan hasil yang telah diperolehnya, yang selanjutnya akan dapat diketahui bagaimanakah korelasi antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. Jika r o lebih atau sama dengan r t berarti signifikan, artinya rumusan hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dan jika r o lebih kecil dari r t, maka berarti non signifikan, artinya rumusan hipotesis yang diajukan ditolak. G. Sistematika Penulisan Didalam penulisan skripsi ini, penulis mengadakan pembagian secara sistematis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian sebagai berikut: hlm Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997),

21 21 Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan teori berisi tentang Kompetensi Pedagogik Guru dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih terdiri dari tiga bab, pertama, kompetensi pedagogik guru dengan sub bahasan pengertian kompetensi pedagogik guru, ruang lingkup kompetensi pedagogik guru. kedua, prestasi belajar sub bahasannya meliputi pengertian prestasi belajar, macam-macam prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, teknik-teknik pengukuran prestasi belajar. Ketiga, mata pelajaran fiqih meliputi pengertian mata pelajaran fiqih, tujuan pembelajaran fiqih, ruang lingkup mata pelajaran fiqih, dan indikator hasil belajar. Bab III Kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo, dengan pokok bahasan yang pertama adalah gambaran umum MTs Gondang Wonopringgo meliputi sejarah berdirinya, profil madrasah, visi misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru peserta didik dan karyawannya, serta keadaan sarana dan prasarana. Kemudian sub bahasan kedua adalah data hasil angket tentang kompetensi pedagogik guru dan sub bahasan yang ketiga adalah data hasil prestasi belajar siswa kelas VIII dan tabelnya. Bab IV Analisis Hasil Penelitian yaitu Korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo yang meliputi: Analisis kompetensi pedagogik guru

22 22 fiqih di MTs Gondang Wonopringgo, analisis prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo, analisis korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran serta bagian terakhir atau pelengkap memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang belajar dan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kegiatan belajar mengajar guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi merupakan salahsatu kualifikasi pendidikan yang terpenting. Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik adalah menguasai bidang studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya untuk mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan dengan cara mengembangkan prestasi yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 menyatakan, Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk pembangunan nasional dalam bidang pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat terlihat dari tujuan nasional pendidikan bangsa

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Pendahuluan Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan unsur manusia dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia yang merupakan sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN bebas. Adapun variabel dalam penelitian yang berjudul Studi korelasi antara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini riset lapangan (field Research) dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada

Lebih terperinci

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik. 69 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal BAB III METODE PENELITIAN Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian akan banyak dipengaruhi dan ditentukan

Lebih terperinci

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur 1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA Hari Amanto, Amat Mukhadis & Mardji, Pemetaan Kompetensi... 49 PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus menerus

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa profesionalisme guru Bahasa Arab di MTs Al Fithrah Surabaya berada pada kualifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya dalam sistem pendidikan harus ada tata tertib pada masing-masing sekolah, Karena kedisiplinan diperlukan dalam semua aspek kehidupan termasuk didalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan pendidikan, yang berkaitan erat dengan peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar (PBM)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yeng terpercaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk hidup, sehingga manusia lebih terhormat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Warkintin STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang Email: warkintin@hotmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, guru merupakan sentral pelaksanaan kurikulum. Guru yang harus lebih mengenal, memahami,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu agenda utama pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang bisamemiliki tanggung jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan bagi setiap lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari sejarah perkembangan manusia mulai zaman dahulu hingga sekarang, pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Untuk mewujudkannya pemerintah mengupayakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dirasakan saat ini kian canggih dan up to date. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan masalah yang kompleks karena setiap individu yang belajar melibatkan aspek kepribadiannya, baik fisik maupun mental sehingga akan terjadi perubahan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Manajemen Mutu Kehumasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA Penelitian ini merupakan Field Research, yaitu suatu penelitian yang langsung dilakukan dikancah/medan terjadinya gejala-gejala. 1 Tujuan utamanya adalah untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu unsur penting dari proses pendidikan adalah guru. Oleh karena itu guru mempunyai tanggung jawab mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru merupakan salah satu cara dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah tempat belajar dan berlatih siswa dalam berbagai hal yang nantinya pasti akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan nyata di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar yang merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan beberapa hal tentang: (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar dan hipotesis, (5) kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan 80 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapatkan hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar memperoleh data yang valid dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN 2008-2011 JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN Dedi Handriyanto Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si Yuni Astuti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. 1 Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu : Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar siswa pada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variable Menurut Sumadi Suryabrata, variabel sering diartikan gejala yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan ini digunakan karena peneliti akan mengukur hasil dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sutau proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, memengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara didunia ini menangani secara langsung masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan keterampilan. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bahkan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dewasa ini pendidikan

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. menjawab permasalahan penelitian pada BAB 1 yaitu: - Hubungan antara kualifikasi akademik dengan penguasaan kompetensi

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. menjawab permasalahan penelitian pada BAB 1 yaitu: - Hubungan antara kualifikasi akademik dengan penguasaan kompetensi BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil penelitian yang telah diperoleh saat peneliti melakukan penelitian di lapangan sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian menjawab permasalahan penelitian

Lebih terperinci