DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp"

Transkripsi

1 DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp PANDUAN TERTULIS UNTUK EVALUASI REAGENSIA BAB I. Definisi Evaluasi reagensia adalah kegiatan dalam melakukan pengendalian reagen meliputi penerimaan, penyimpanan dan kontrol kadaluarsa reagen. Laboratorium adalah unit yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan BAB. II Tujuan A Tujuan Umum Untuk mengawasi operasional laboratorium agar mendapatkan hasil yang optimal dan berkualitas B Tujuan Khusus 1 Untuk mengevaluasi penerimaan reagensia 2 Untuk mengevaluasi penyimpanan reagensia 3 Untuk mengevaluasi kontrol kadaluwarsa reagen 4 Untuk mengevaluasi pemesanan reagensia BAB. III Ruang Lingkup 1 Penerimaan reagensia 2 Penyimpanan reagensia 3 Kontrol kadaluwarsa reagen 4 Pemesanan reagensia 5 Uji Kualitas Reagen BAB. IV Tata Laksana No. Proses Uraian 1. Penerimaan Reagen 1 Petugas Laboratorium memeriksa daftar reagen yang datang. 2 Memeriksa keadaan pembungkus reagen.

2 2 Penyimpanan Reagen Pembungkus reagen dalam keadan tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek. 3 Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluarsa. 1. Reagen yang datang di periksa tanggal kadaluarsa dan disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera dalam kemasan reagen. 2. Kulkas tempat penyimpanan reagen harus selalu di periksa suhunya agar sesuai dengan syarat penyimpanan reagen dengan cara : a. Letakkan termometer dalam kulkas. b. Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagen. c. Usahakan agar kulkas selalu dalam keadaan hidup. d. Catat suhu setiap pergantian shift dalam Check List Pemantauan Suhu. e. Bersihkan kulkas setiap dua bulan. 3. Reagen yang sudah di buka bisa bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila di simpan pada suhu (2-8) 0 C. 4 Jika suhu penyimpanan di lemari pendingin di luar (2-8) 0 C, maka reagen yang belum terbuka dapat bertahan 1 minggu, sedangkan reagen yang sudah di buka dapat bertahan 3 hari. 3. Kontrol Kadaluarsa Reagen 4. Pemesanan Reagen 1 Reagen yang baru datang di periksa masa kadaluarsanya. 2. Bila mendekati masa kadaluarsanya (tiga bulan) maka segera dilaporkan ke bagian pengadaan untuk dikembalikan ke supplier. 1. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20 test). 2. Reagen yang akan habis di catat dan dilaporkan kepada kepala laboratorium. 3. Kepala laboratorium memeriksa kembali laporan yang diberikan. 4. Kemudian mengajukan pemesanan reagen ke bagian pengadaan 5 Uji Kualitas Reagen A. Uji Kualitas Reagen harus dilakukan :

3 1. Setiap kali batch larutan kerja ( working solution ) dibuat 2. Setiap minggu ( sangat penting untuk larutan Ziehl Neelsen) 3. Bila sudah mendekati masa kadaluarsa 4. Bila ditemukan/terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan warna,timbul endapan) 5. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan B. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan : 1. Melakukan pemeriksaa bahan kontrol assayed yang telah diketahui nilainya dengan menggunakan reagen tersebut. 2. Menggunakan strain kuman. C. Uji Ketelitian Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkay akurasi dan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol assayed atau unassayed. Kegiatan yang harus dilakukan dalam pengujian ini adalah : 1. Periode Pendahuluan Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk pemeiksaan kimia klinik, hematologi, imunoserologi maupun kimia lingkungan. Cara ; a. Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja. b. Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode pendahuluan pada kolom x c. Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar deviasi (SD). Koefisien variasi (Cv), batas peringatan (mean+- 2 SD) dan batas kontrol(mean+-3 SD). d. Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean +- 3SD. Bila ada, maka nilai tersebut dihilangkan.hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean +-2 dan mean +- 3SD. e. Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan periode kontrol. 2. Periode Kontrol Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia adalah sebagai berikut : a. Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa. b. Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol. c. Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S (Standar Deviasi Index) dengan rumus: Xi mean

4 Satuan SD =...Sd d. Satuan S yang diperoleh di plot pada grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedang sumu Y menunjukkan satuan S 3. Evaluasi Hasil 1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x+- 3 S 2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x+2 S atau x-2s. R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2 S, lainnya dibawah -2 S 4 1 S: Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol apabila 4 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik x+s maupun x-s. 10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10 kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah. Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau gangguan ketepatan (kesalahan sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10x, 1 3S. 4. Uji Ketepatan Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya (assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dinilai apakah terletak di dalam atau di luar rentang nilai kontrol menurut periode pemeriksaan yang sama.bila terletak di dalam rentang nilai kontrol,maka dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat. BAB. V Dokumentasi Lampiran Laporan pemakaian dan kadaluarsa reagen LAPORAN PEMAKAIAN DAN KADALUARSA REAGEN NO. NAMA REAGEN JUMLAH STOK PEMAKAIAN TANGGAL KADALUARS A

5

6

7

8

9

10

11

12

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur 43284 Telp. 0263 2323683 PANDUAN TERTULIS UNTUK EVALUASI REAGENSIA BAB I. Definisi Evaluasi reagensia adalah

Lebih terperinci

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta ANALISIS PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DI INSTALASI LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Renny Wulanndari 1, Sutiyami 2, Eni kurniati 3 INTISARI

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat menegakkan

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 Nama Informan : Umur : Pendidikan : Jabatan : Masa Kerja :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dimulai dengan penambahan sarana dan prasarana, peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi sistem informasi saat ini berkembang di semua bidang, dan salah satunya di bidang pelayanan kesehatan. Suatu sistem terkomputerisasi adalah sistem yang dapat

Lebih terperinci

Elemen Penilaian BAB VIII

Elemen Penilaian BAB VIII Elemen Penilaian BAB VIII 8. 1. 1 EP 1 SK Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium SOP Pemeriksaan Laboratorium Brosur Pelayanan Laboratorium Panduan Pemeriksaan Laboratorium 8. 1. 1 EP 2 Pola Ketenagaan Persyaratan

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MUARA AMAN Nomor : TENTANG PERMINTAAN, PEMERIKSAAN,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI 114 PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI EFFECT OF SAMPLE AND REAGENT VOLUMES HALF IN CHECKING

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, Menimbang : a. bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal pengelolaan di Puskesmas

Lebih terperinci

TENTANG IZIN LABORATORIUM KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR,

TENTANG IZIN LABORATORIUM KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR, TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 NOMOR 22 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LABORATORIUM KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH DATAR,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program imunisasi merupakan program yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1316, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Laboratorium. Pemeriksaaan. Ibu Hamil. Bersalin, dan Nifas. Penyelenggaraaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis Pelayanan Laboratorium Standar 8.1. Pelayanan Laboratorium Tersedia Tepat Waktu untuk Memenuhi Kebutuhan Pengkajian Pasien, serta Mematuhi Standar, Hukum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

Lebih terperinci

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a) Etiket/label wadah

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a) Etiket/label wadah Uji kualitas reagen Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan ada yang sudah jadi/komersial. Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang komersial mempunyai persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan laboratorium adalah untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 110 Lampiran 2 111 112 Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA PETUGAS TB (TUBERCULOSIS) DI RUMAH SAKIT YANG TELAH DILATIH PROGRAM HDL (HOSPITAL DOTS LINGKAGE)

Lebih terperinci

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal 1 (2), 2015, 54-60 Medical Laboratory Technology Journal Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id PEMANFAATAN POOL SERUM SEBAGAI BAHAN KONTROL KETELITIAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH Muhammad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Glukosa Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat komplek. Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium Leprae. Masalah yang dimaksud

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan Pendahuluan Malaria merupakan salah satu penyakit parasit paling umum di dunia dan menempati urutan ke 3 dalam tingkat mortalitas diantara prnyakit infeksi utama lainnya. Parasit protozoa penyebab malaria

Lebih terperinci

2. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada. V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana

2. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada. V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana 1. Menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium sebagai anggota; (Angka Kredit 0.07) Lihat penjelasan butir kegiatan romawi V huruf F nomor

Lebih terperinci

SOP PEMESANAN OBAT. Prosedur SOP Penerimaan Barang Dari PBF

SOP PEMESANAN OBAT. Prosedur SOP Penerimaan Barang Dari PBF SOP PEMESANAN OBAT a. Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi b. Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar yang asli diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA Ratih Hardisari 1, Binti Koiriyah 2* 1,2 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran MJ III/62

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laboratorium klinik atau laboratorium medis adalah laboratorium dimana berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang

Lebih terperinci

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum.

1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. Contoh Prosedur Peminjaman Alat/Laboratorium 1. Setiap penggunaan alat dan laboratorium harus diketahui teknisi/laboran atas izin kepala lab atau penanggung jawab praktikum. 2. Setiap mahasiswa yang melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT

PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT SOP No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : 20 januari 2016 Halaman : KABUPATEN SINJAI 1. Pengertian merupakan proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis menentukan jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian Kota Solok merupakan salah satu kota dari 19 kabupaten kota yang ada di Provinsi Sumatera barat. Kota Solok memiliki

Lebih terperinci

PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA LABORATORIUM DI PUSKESMAS NUSA PENIDA I

PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA LABORATORIUM DI PUSKESMAS NUSA PENIDA I PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI REAGENSIA LABORATORIUM DI PUSKESMAS NUSA PENIDA I UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I SOP No. Dokumen : 61/SOP/Lab-NPI/2016 No. Revisi : 01 Tgl. Terbit : 01 April 2016 Halaman : 1-3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 Januari 2012 melalui wawancara mendalam atau indepth interview kepada informan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia Kinik. system manajemen yang dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia Kinik. system manajemen yang dirancang untuk mengawasi kegiatan-kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemantapan Mutu 1. Pengertian Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia Kinik. Pemantapan mutu laboratorium merupakan suatu peralatan mutu yang digunakan untuk melakukan pengawasan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 55/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS Tenaga Kesehatan di Lapangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 8-15 Maret 2016 Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan Pekan Imunisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli 66 Lampiran 1. Jadwal Penelitian Jenis kegiatan Pelaksanaan seminar proposal 1 penelitian Pengurusan surat pengantar penelitian dari jurusan Farmasi UII Pengurusan surat perijinan penelitian ke 3 Dinas

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Jalan Raya Sungai Kakap Telp. (0561) 743574 Kecamatan Sungai Kakap Kode Pos 78381 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SUNGAI KAKAP Nomor : 445/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini banyak berdampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu keuntungan dari kemajuan teknologi yaitu dapat mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang

Lebih terperinci

SOP PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL LAB SOP PELAYANAN LABORATURIUM DILUAR JAM KERJA SK DAN SOP PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

SOP PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL LAB SOP PELAYANAN LABORATURIUM DILUAR JAM KERJA SK DAN SOP PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA CHECK LIST DOKUMEN AKREDITASI BAB 8 KRITERIA EP JENIS DOKUMEN Kriteria 8.1.1 EP 8.1.1 SK TENTANG JENISJENIS PEMERIKSAAN LAB YG TERSEDIA Kriteria 8.1.1 EP 8.1.1 SOP PEMERIKSAAN LAB Kriteria 8.1.1 EP 8.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa semakin kompleks penyakitpenyakit yang kita jumpai seiring dengan perubahan zaman dari waktu ke waktu. Terlebih lagi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM ISS CETAK. 2443-115X ISS ELEKTROIK. 2477-1821 UJI KUALITAS SERUM SIMPAA TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMEKES KALTIM Supri Hartini, Maria Eka Suryani Politeknik Kesehatan Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. diakses dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial.

Lebih terperinci

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi INSTRUMEN Pengertian Instrumen (1) Alat yg dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (spt alat yg dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia); perkakas; (2) Sarana penelitian (berupa

Lebih terperinci

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan

Lebih terperinci

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) NO MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian AP.1 1 Pelaksanaan asesmen informasi dan informasi yang harus tersedia untuk pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebutuhan dan kesediaan masyarakat luas untuk deteksi dini kesehatan di era modern sekarang ini semakin berkembang seiring majunya pemahaman bahwa tidak ada yang tahu

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2009 Tanggal : 6 April 2009 PERSYARATAN TAMBAHAN LABORATORIUM LINGKUNGAN Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarya secara penuh untuk membuahkan hasil yang optimal. Kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. berkarya secara penuh untuk membuahkan hasil yang optimal. Kehadiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanpa kesehatan yang prima, kita sebagai manusia tidak dapat berkarya secara penuh

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI LABORATOR1UM KESEHATAN

GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI LABORATOR1UM KESEHATAN GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI LABORATOR1UM KESEHATAN GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

BANTUAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TRANSPORTASI SPESIMEN

BANTUAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TRANSPORTASI SPESIMEN BANTUAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TRANSPORTASI SPESIMEN Yayasan KNCV Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang didukung dan dibiayai oleh Global

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia BAB VIII KRITERIA SK SOP DOKUMEN LAINNYA 8.1.1 1. SK jenis-jenis pemeriksaan lab yang 1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia 3. Pola ketenagaan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SML No.Terbit: 01 Halaman: 1 / 5 PEMANTAUAN SML-2.451.00-00 Disiapkan oleh Jabatan: Sekretaris ISO Diperiksa oleh Jabatan: Manajer Disetujui oleh Jabatan: Wakil Manajemen TERKENDALI STATUS DOKUMEN (beri tanda

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya kemajuan teknologi serta meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II PELAYANAN IMUNISASI No. Kode : Terbitan : No. Revisi : PEMERINTAH KAB. BANJARNEGARA PANDUAN Tgl. : MulaiBerlaku Halaman : / Tanda tangan UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1 Ditetapkan oleh : Kepala Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STATISTIKA dan PROBABILITAS (MI) KODE / SKS : KK /2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STATISTIKA dan PROBABILITAS (MI) KODE / SKS : KK /2 SKS Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 1. Tehnik Penarikan Sampling pengertian kegunaan sampling, tehnik yang dapat digunakan serta pemahaman terhadap keempat tehnik tersebut. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kesehatan Bidang Analis Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRAK... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari pembangunan nasional dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku dan penggerak dari pembangunan nasional. Masyarakat yang sehat merupakan salah satu kunci suksesnya pembangunan. Atas dasar itu, maka dilaksanakanlah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

FORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN

FORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN 17 Formulir 1 FORMULIR PENCATATAN LAPORAN KEWASPADAAN KERACUNAN PANGAN Nama pelapor No Telp. Alamat :... :........ :... Melaporkan pada hari...tanggal...jam... (korban pertama sakit) terdapat kejadian

Lebih terperinci

Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis Pelayanan Laboratorium Standar: 8.1. Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pengkajian pasien, serta mematuhi standar, hukum dan

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari

Lebih terperinci