1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta"

Transkripsi

1 ANALISIS PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DI INSTALASI LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Renny Wulanndari 1, Sutiyami 2, Eni kurniati 3 INTISARI Instalasi Patologi Klinik RS A Wahab Sjahranie Samarinda merupakan salah satu unit operasional dalam pelayanan kesehatan yang melayani berbagai macam pemeriksaan yang menunjang sistem di RS A Wahab Sjahranie. Pemeriksaan Glukosa Darah merupakan salah satu uji laboratorium untuk evaluasi Diabetes Mellitus, permintaan pemeriksaan glukosa darah bisa mencapai perbulan. Permasalahan hasil pemeriksaan glukosa darah yang tidak sesuai dengan klinis pasien setiap bulannya, melakukan pemeriksaan, serta pelaksanaan kontrol kualitas harian yang belum optimal mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk diketahui ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan Glukosa Darah serta diketahui faktor-faktor yang terkait dengan mutu hasil pemeriksaan Glukosa Darah di Instalasi Laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda. Metode penelitian pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif observasi. Penelitian dilakukan di Instalasi Patologi Klinik RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda bulan Desember Subyek penelitian adalah petugas yang berhubungan langsung dengan pemeriksaan glukosa darah, dan observasi. Hasil Pemantapan Mutu internal Pemeriksaan Glukosa Darah di Instalasi Laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda pada tahap pra analitik mencapai 91.2% tergolong kriteria baik. Pada tahap analitik tergolong kriteria baik dengan pencapaian 94,9% sedangkan pada tahap pasca analitik tergolong kriteria baik dengan pencapaian 93,5%. Uji ketepatan 1,07% yang berarti tingkat tinggi dan Uji Ketelitian 1,64% juga mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Evaluasi kontrol melanggar aturan 10x wesgard rules dimana sepuluh kontrol terdapat pada satu level dalam rerata yang menunjukkan kesalahan sistematik. Setelah dianalisis Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan glukosa darah di Instalasi Laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie Samarinda pada tahap pra hingga pasca pra analitik tergolong kriteria baik. Uji ketepatan baik dan uji ketelitian baik walaupun terjadi pelanggaran wesgardrule aturan 10x yaitu pada pelayanan instrumen bisa digunakan tetapi kalibrasi harus dijalankan secara teratur dan faktor-faktor yang terkait dengan mutu pemeriksaan glukosa darah dari tahap pra analitik, analitik dan pasca pra analitik secara keseluruhan sudah dilaksanakan dengan baik. Kata Kunci : Analisis, kontrol kualitas, ketepatan dan ketelitian, glukosa darah 1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

2 Pendaluhuan Rumah Sakit A Wahab Sjahranie adalah rumah sakit type B pendidikan milik pemerintah provinsi Kalimantan Timur dan berstatus sebagai rujukan puncak (Top Referensi) di Provinsi Kaltim juga sebagai pusat kegiatan penelitian, pengembangan serta diklat. 1 Laboratorium klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan atau perorangan dan masyarakat. RSUD A wahab Sjahranie memiliki Instalasi Laboratorium di bidang Patologi Klinik meliputi pelayanan Hematologi Klinik, Imunologi, Urinalisa, Mikrobiologi dan Kimia Klinik, yang merupakan salah satu unit operasional dalam pelayanan kesehatan Undang-Undang No. 36 Tahun 2006 tenttang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Kepmenkes No. 289 tentang pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan dan Pemenkes No. 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik merupakan penjabaran dari undang-undang tersebut dalam menjamin mutu pelayanan laboratorium kesehatan bagi masyarakat. 2 Permintaan pemeriksaan glukosa darah di instalasi Patologi Klinik RSUD A Wahab Sjahranie cukup tinggi, yaitu mencapai sampel pada bulan Januari- Juli 2012 dengan rata-rata jumlah pemeriksaan setiap bulannya adalah sampel. Hasil pemeriksaan glukosa darah sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan-keputusan klinis bagi keselamatan pasien. Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium harus terjamin mutunya. 3 Pemantapan mutu internal glukosa darah dilakukan secara mandiri oleh laboratorium klinik dengan memonitor prosedur pemeriksaan yang merupakan indikator kinerja laboratorium sehingga mutu akurasi (ketepatan) dan presisi (ketelitian) hasil laboratorium dapat terus ditingkatkan. 4 Untuk dapat memberikan jaminan mutu tersebut, maka perlu dilakukan upaya yang sistematis yang dinamakan kontrol kualitas (Quality Control). Evaluasi hasil kontrol dapat dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan wesgard (Wesgard rules). Upaya pemantapan mutu internal di Instalasi Laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie samarinda telah dilaksanakan diantaranya dengan kontrol kualitas dibidang kimia klinik termasuk kontrol kualitas glukosa darah. Namun untuk mendapatkan validitas hasil pemeriksaan pemantapan glukosa darah maka perlu adanya pelaksanaan pemantapan mutu internal dari tahap pra analitik dan pasca analitik, agar hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah di instalasi laboratorium RSUD A Wahab Sjahranie samarinda.

3 Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan glukosa darah di Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum A wahab sjahranie yang dilaksanakan pada bulan Desember 2012 serta faktor-faktor yang terkait dengan mutu hasil pemeriksaan glukosa darah. Subyek dalam penelitian ini adalah petugas yang berhubungan langsung dengan proses pemeriksaan glukosa darah. Narasumber ditetapkan secara purposive karena mempertimbangkan kekayaan informasi sehingga diharapkan peneliti akan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah. Narasumber sendiri berjumlah 10 orang., terdiri dari 1 orang kepala instalasi, orang penanggung jawab quality kontrol dan petugas plebotomi dan tujuh orang analisis pelaksana. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode observasi yakni melakukan observasi langsung dengan bantuan checklist tentang kegiatan pemantapan mutu internal mulai dari tahap pra analitik dan pasca pra analitik, metode wawancara yakni melakukan wawancara kepada petugas perihal pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal dan pengumpulan dokumen, yakni mengambil data kontrol kualitas pemeriksaan glukosa darah pada bulan Desember 2012 sebagai periode kontrol untuk menentukan bias (d%), ketelitian (CV%). 5 Hasil Penelitian Karakteristik Narasumber Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang lebih dalam tentang pelaksanaan mutu internal. Wawancara dilakukan terhadap 10 orang responden, yaitu satu dokter sebagai kepal instalasi dengan masa dinas 9 tahun, satu penanggung jawab quality control dengan masa dinas empat belas tahun, dan petugas plebotomi serta tujuh petugas analisis. 1. Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa darah Hasil Observasi Observasi kepada petugas laboratorium dilaksanakan selama 20 hari kerja. Observasi dilakukan langsung dengan menggunakan check list sebagai paduan dalam observasi tentang pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah mulai tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. A. Tahap Pra Analitik Aspek yang dinilai pada tahap pra analitik adalah identifikasi pasien dan specimen, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan specimen, penanganan specimen dan uji kualitas reagen. Data pelaksanaan spemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah tahap pra analitik menunjukkan psesentase pelaksanaan sebanyak 91,2%. Semua aspek

4 kegiatan pada tahap ini termasuk kriteria baik yaitu aspek identifikasi pasien dan specimen, persiapan pasien, pengambilan dan penerimaan specimen dan uji kualitas reagen. B. Tahap analitik Aspek yang dinilai pada tahap analitik adalah perawatan dan kalibrasi alat, uji kontrol ketepatan dan ketelitian, dan pelaksanaan pemeriksaan. Data pelaksanaan pemantapan mutu internal Pemeriksaan Glukosa Darah tahap analitik menunjukkan presentase pelaksanaan sebanyak 94,3%, termasuk kriteria baik. Pada tahap innni semua aspek kegiatan termasuk kriteria baik yaitu perawatan dan kalibrasi alat, uji ketepatan dan ketelitian pelaksanaan pemeriksaan. C. Tahap Pasca Analitik Aspek yang dinilai pada tahap pasca analitik adalah interprestasi, vertifikasi, validasi hasil, pencatatan dan pelaporan hasil. Data pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah tahap pasca analitik menunjukkan presentase pelaksanaan sebanyak 93,5%, termasuk kriteria baik seluruh kegiatan pada tahap ini termasuk kriteria baik. Pemeriksaan serum kontrol Glukosa darah di Instalasi laboratorium RSUD A wahab Sjahranie sudah dilakukan setiap hari oleh petugas shift pagi antara pukul sebelum pemeriksaan sampel dilaksanakan. Serum kontrol untuk pemeriksaan glukosa darah hanya memakai satu level yaitu kontrol normal. Hail Analisa Ketepatan dan ketelitian pemeriksaan glukosa darah disajikan dalam tabel berikut : No Kriteria Hasil Standar 1. Bias (d%) 1,07 2,2 2. Coevisien Variensi 1,64 2,9 (CV%) 3. Wesgardrules Ada pelanggaran terhadap aturan 10 x. sepuluh nilai berurutan berada pada sisi yang sama terhadap rerata dalam satu level kontrol. Tidak ada pelanggaran aturan 1 2S 1 13S. 2 2S. R 4S. 4 1S. dan aturan 10 x Jika didapatkan nilai bias dan CV rendah maka hanya membutuhkan prosedur QC minimal, tapi bila tetap didapatkan nilai bias tinggi, maka membutuhkan lebih banyak prosedur QC. Pada hasil analisis faktor-faktor yang terkait dengan pemeriksaan glukosa darah, yaitu :

5 a) Pra Analitik 1. Kelengkapan formulir yang belum lengkap Petugas melengkapi formulir yang tidak lengkap dengan menanyakan lagi pada pasien rawat jalan atau rawat inap. 2. Persiapan Pasien Dalam pengamatan petugas memberikan informasi persiapan pasien sebelum pengambilan 00specimen selebihnya pasien sudah memahami sendiri. 3. Pengambilan Specimen dilakukan petugas yang terampil dengan cara yang benar Petugas sudah melakukan sesuai SOP dan teramppil. 4. Mengecek specimen setelah pengolahan/sentrifuge untuk melihat kondisi specimen hemolisis atau tidak. Petugas mengecek ada lisis atau tidak specimen setelah dicentrifuge, bila ada sampel lisis yang tidak dilanjutkan untuk pemeriksaan 5. Selalu mengecek tanggal kadaluwarsa reagensia sebelum digunakan Petugas mengecek setiap penggantian reagen baru selalu dilakukan pengecekan tanggal kadaluwarsa reagen yang ada di kotak list. 6. Pengelolaan sampel pada waktu dibawa sampai ke laboratorium Setelah dilakukan sampling specimen dituang ke botol atau tabung yang sudah siap kemudian dibawa dengan box supaya aman. b) 1. Kalibrasi alat Kalibrasi alat rutin dilakukan petugas setiap menyalakan alat dan sebelum dilakukan pemeriksaan. 2. Melakukan kontrol serum pada setiap pemeriksaan specimen Sebelum melakukan pemeriksaan petugas rutin melakukan kontrol kualitas setiap pagi hari. 3. Ada SOP Sudah ada SOPPP di setiap sub/seksi terutama ruang kimia klinik. 4. Evaluasi hasil kontrol kualitas Evaluasi belum rutin dilaksanakan hanya berdasarkan masuk tidaknya nilai kontrol dalam range yang dikeluarkan pabrik dan diulang bila tidak masuk range. 5. Pemeliharaan suhu almari es dan ruangan Petugas melakukan pemantauan terhadap suhu lemari es tempat penyimpanan control dan reagen secara rutin. c) Pasca Analitik 1. Mencatat hasil pemeriksaan pada register pemeriksaan. Petugas selalu mencatat setiap hasil yang keluar pada register pemeriksaan untuk dituliskan ke blangko hasil

6 2. Mengecek parameter pemeriksaan sudah sesuai permintaan Petugas mengecek setiap hari hasil yang keluar untuk menghindari kurangnya parameter yang tertinggal. 3. Penyerahan hasil ke pasien Hasil diserahkan pada pasien datang dengan mengambil sendiri 4. Hasil dikonsultasikan kepada penanggung kjawab jika hasil meragukan. Setiap hasil yang meragukan dilaporkan pada dokter penanggung jawab untuk dicari permasalahannya. Pembahasan Dari hasil observasi yang diolah dengan statistik deskriptif berdasarkan scoring, diperoleh hasil seperti pada tabel. Penentuan kriteria dibagi menjadi tiga kelompppok sebagai berikut : kriteria baik dengan presentase pencapaian %; kriteria kurang baik dengan presentase pencapaian 60-74,9%; kriteria tidak baik dengan presentase pencapaian 0-58,9%. 7 a. Tahap Pra Analitik 1. Aspek identifikasi pasien dan specimen tergolong kriteria baik dengan pencapaian 90,0%. Kegiatan menolak specimen dengan identitas yang tidak lengkap terdapat 65% termasuk kriteria kurang baik. Hal ini menunjukkan petugas kurang menyadari pentingnya identitas specimen, dimana identitas specimen merupakan salah satu hal utama yang utama untuk mencegah kemungkinan tertukarnya specimen laboratorium. Petugas harus lebih memperhatikan identitas sebelum menerima specimen. 2. Aspek persiapan pasien dengan pencapaian 86,4% tergolong kriteria baik. Semua kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh petugas. 3. Aspek pengambilan dan penerimaan specimen dengan pencapaian 94,3% tergolong kriteria baik. Semua kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh petugas. 4. Aspek penanganan specimen tergolong kriteria baik dengan pencapaian 95.0%. Semua aspek penanganan specimen sudah dilaksanakan dengan baik oleh petugas 5. Aspek uji kualitas reagen tergolong kriteria baik dengan pencapaian 90,5%. Semua aspek uji kualitas reagen sudah dilaksanakan dengan baik oleh petugas. b. Tahap analitik 1. Aspek perawatan dan kalibrasi peralatan tergolong kriteria baik dengan pencapaian 96,1%. Semua kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh petugas. 2. Aspek pengujian kontrol ketepatan dan ketelitian dengan pencapaian 90,5% tergolong kriteria baik. Pada kegiatan evaluasi hasil kontrol harian pada kartu

7 kontrol terdapat 60% dengan kriteria tidak baik, hal ini disebabkan tidak rutinnya mengevaluasi hasil kontrol harian dan hanya satu petugas yang melakukannya. Petugas harus melakukan evaluasi hasil setiap hari karena evaluasi hasil ketelitian dan ketepatan dapat menentukan apakah ada penyimpangan atau tidak pada hari tersebut. 3. Aspek pelaksanaan pemeriksaan dijalankan dengan baik dengan pencapaian 96,4%. c. Tahap pasca analitik 1. Aspek interpretasi, verifikasi dan validasi dilaksanakan dengan baik dengan pencapaian 98,%. Petugas sudah melakukan pengecekan ulang kesesuaian hasil pemeriksaan, memastikan semua prosedur sudah diakui dengan benar/tidak terjadi kesalahan dari tahap pra analitik sampai hasil siap dilaporkan. 2. Aspek pencatatan hasil pemeriksaan tergolong baik dengan pencapaian 84,3%. 3. Aspek pelaporan hasil pemeriksaan tergolong baik dengan pencapaian 98,3%. Yang perlu ditingkatkan adalah penyerahan hasil kepada pasien memakai buku ekspedisi. Analisis Pelaksanaan Uji ketepatan dan Ketelitian Berdsarkan hasil observasi terhadap pemeriksaan bahan kontrol selama 20 hari, pelaksanaan uji ketepatan pemeriksaan di instalasi laboratorium Klinik RSUD A wahab Sjahranie Samarinda untuk pemeriksaan glukosa darah mempunyai ketepatan yang tinggi. Karena semakin kecil bias, semakin tinggi akurasi pemeriksaan kita. 4 Tingkat ketelitian pemeriksaan glukosa darah juga mempunyai ketelitian yang tinggi, dari hasil analisis ketepatan dan ketelitian berdasarkan wesgardrule dalam grafik Levey Jenning hasil yang didapatkan kontrol dapat diterima semua tetapi sepuluh nilai berurutan berada pada sisi yang sama terhadap rerata dalam satu level kontrol, pada aturan ini terjadi pelanggaran yang mengidentifikasikan pada kesalahan sistematik. Kesalahan sistematik ini dapat diminimalkan dengan mematuhi : 1. Kalibrasi instrumen analitik dan non analitik secara berkala. 2. Penggunaan metode kalibrasi yang tepat. 3. Penggunaan metode pemeriksaan yang direkomendasikan 4. Pemeliharaan alat secara berkala 5. Penyimpanan bahan kontrol, standar, dan kalibrator yang tepat.

8 Hasil Analisis Faktor-faktor yang terkait dengan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa Darah Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang terkait dengan mutu pemeriksaan glukosa darah dari tahap pra analitik, dan pasca analitik sudah dilakukan oleh semua petugas laboratorium secara benar dan sesuai dengan SOP yang ada, serta pelaksanaannya sudah dilakukan secara teratur. Kesimpulan Pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah bulan Desember 2012 di Instalasi Laboratorium RSUD A wahab sjahranie Samarinda secara keseluruhan sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik, dikarenakan petugas yang sudah mematuhi prosedur tetap (SOP) yang ada dan sudah sesuai dengan pedoman Good Laboratory Pracitice. Masih memerlukan perbaikan yaitu pada tahap pra analitik aspek identifikasi pasien dan specimen, pada tahap analitik aspek uji kontrol ketepatan dan ketelitian, yaitu hanya melakukan kontrol setiap hari dan tidak melakukan evaluasi secara rutin. Hasil pelaksanaan uji ketelitian pemeriksaan glukosa darah bulan Desember 2012 di instalasi RSUD A wahab sjahranie Samarinda mempunyai tingkat akurasii yang baik dengan nilai KV (%) sebesar 1,64% dengan nilai spesifikasi 2,9% yang menunjukkan tidak adanya kesalahan acak. Hasil pada pelaksanaan uji ketepatan dan ketelitian untuk pemeriksaan glukosa darah didapatkan nilai biasnya d (%) sebesar 1,07% dengan nilai spesifikasi 2,2% yang menunjukkan semakin kecil biasnya, semakin tinggi akurasinya, dan pada analisis ketepatan dan ketelitian dalam grafik Levey Jennings hasil yang didapatkan kontrol dapat diterima tetapi terdapat pelanggaran 10x yaitu sepuluh nilai berurutan berada pada sisi yang sama terhadap rerata dalam satu level kontrol yang sama, hal ini menunjukkan adanya kesalahan sistematik, tetap bisa menggunakan instrumen untuk pelayanan pasien, tetapi maintenance atau kalibrasi harus tetap dijalankan. Pada pemantapan mutu internal juga terdapat faktor yang terkait dengan mutu hasil pemeriksaan glukosa darah di Instalasi aboratorium Klinik RSUD A wahab sjahranie Samarinda yang sudah dilaksanakan sesuai dengan standar Prosedur Operasional, yang belum dilaksanakan adalah pelaksanaan uji ketepatan dan ketelitian di evaluasi dengan penelitian terhadap grafik Levey Jenning atau analisis wesgardrule untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan analitik.

9 Pada pemantapan mutu internal juga terdapat faktor-faktor yang terkait dengan mutu hasil pemeriksaan glukosa darah di Instalasi laboratorium klinik RSUD A wahab sjahranie Samarinda dari latar belakang pendidikan dan pengalaman serta tentang pelaksanaan pemantapan mutu internal pemeriksaan glukosa darah di Laboratorium RSUD A wahab sjahranie Samarinda dari tahap pra analitik, tahap analitik, dan tahap pasca analitik secara keseluruhan sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah ada SOP sebagai pedoman pelaksanan tetapi belum semua benar dan tertur sesuai standar (Good Laboratory Pracitice) yang menjadi pedoman kerja di Laboratorium. Saran 1. Pada tahap pra analitik a. Ketelitian petugas dalam identifikasi pasien dan specimen dalam form permintaan pemeriksaan laboratorium perlu dilengkapi dan petugas poliklinik/dokter pengguna jasa laboratorium secara lengkap karena kelengkapan identitas merupakan bagian dari mutu pemeriksaan. b. Kepatuhan petugas sampling terhadap prosedur tetap/standar persiapan pasien pemeriksaan glukosa darah lebih ditingkatkan guna meningkatkan mutu pemeriksaan. 2. Pada tahap analitik a. Petugas laboratorium perlu melakukan perawatan dan pemeliharaan secara berkala dalam 3 bulan sekali agar diperoleh kondisi yang optimal, karena alat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.] b. Perlu adanya sosialisasi untuk petugas laboratorium dalam evaluasi wesgardrule secara rutin, karena uji ketepatan dan ketelitian dalam kontrol serum parameter pemeriksaan merupakan salah satu pedoman yang dapat digunakan laboratorium dalam kebijakan suatu mutu hasil pemeriksaan. c. Memberikan pelatihan atau pengetahuan kepada petugas laboratorium untuk dapat melakukan evaluasi pemantapan mutu internal laboratorium klinik. 3. Tahap pasca analitik a. Dilakukan evaluasi / audit internal yaitu menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan pemantapan mutu internal yang belum sesuai dengan standar (Good Laboratory Pracitice) sehingga mutu pemeriksaan laboratorium selalu terjaga. b. Perlu sosialisasi tentang pentingnya LIS (Laboratory Information System) dan pengajuan kepada Rumah sakit untuk dapat melaksanakan sistem tersebut guna meminimalisir tingkat identifikasi, pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

10 Daftar Pustaka 1. Http//rsudaws.com. Profil RSUD A wahab sjahranie Samarinda 2. Depkes RI Produk Hukum. Diunduh tanggal 08 September 2012 dari 3. Depkes RI Pedoman Praktek laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3 Jakarta. 4. Sukorini, U, Nugroho, D. K., riski, M., Hendriawan P. J., B Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik. Kanalmedika dan Alfamedia Citra. Yogyakarta. 5. Depkes RI Standar pelayanan Rumah Sakit-Instrumen Penilaian Akreditasi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat menegakkan

Lebih terperinci

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya kemajuan teknologi serta meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur 43284 Telp. 0263 2323683 PANDUAN TERTULIS UNTUK EVALUASI REAGENSIA BAB I. Definisi Evaluasi reagensia adalah

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur 43284 Telp. 0263 2323683 PANDUAN TERTULIS UNTUK EVALUASI REAGENSIA BAB I. Definisi Evaluasi reagensia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan kemajuan pelayanan Rumah Sakit berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dimulai dengan penambahan sarana dan prasarana, peralatan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA Laboratorium Rs Royal Progress Page 1 1. PENDAHULUAN Citra rumah sakit yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data

BAB III METODE PENELITIAN. di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas pembina di Indonesia. Universitas Gadjah Mada yang berlokasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas pembina di Indonesia. Universitas Gadjah Mada yang berlokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Universitas yang tertua di Indonesia Universitas Gadjah Mada bersifat nasional yang berperan sebagai pengemban Pancasila dan sebagai Universitas pembina di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan desain studi kasus terhadap implementasi pathway appendicitis akut

Lebih terperinci

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP) NO MATERI DOKUMEN NILAI KETERANGAN Elemen Penilaian AP.1 1 Pelaksanaan asesmen informasi dan informasi yang harus tersedia untuk pasien

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium Patologi Klinik yang didirikan tahun 1957, merupakan Unit Pelayanan Fungsional (UPF) dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI 114 PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI EFFECT OF SAMPLE AND REAGENT VOLUMES HALF IN CHECKING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sigma metrics merupakan suatu metode penilaian kualitas dan program pengembangan yang digunakan dalam industri dan diterapkan pada laboratorium. Sigma metrics merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1316, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Laboratorium. Pemeriksaaan. Ibu Hamil. Bersalin, dan Nifas. Penyelenggaraaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) RSI PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN Sesuai dengan misi RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, untuk dapat memberikan pelayanan bermutu dengan

Lebih terperinci

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014 Oleh : Erna Haryati A.A Istri Agung Trisnawati

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1249, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Sel Punca. Klinis. Laboratorium. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL HARTONO KAHAR Kongres Nasional HKKI XIV Himpunan Kimia Klinik Indonesia 21-24 April 2016 Hotel Bumi-Surabaya PEMANTAPAN/ PENGENDALIAN MUTU EKSTERNAL (EQA) EQA

Lebih terperinci

Medical Laboratory Technology Journal

Medical Laboratory Technology Journal 1 (2), 2015, 54-60 Medical Laboratory Technology Journal Available online at : http://ejurnal-analiskesehatan.web.id PEMANFAATAN POOL SERUM SEBAGAI BAHAN KONTROL KETELITIAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan, sentral suplai/permintaan laboratorium,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehataan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, baik itu yang dimiliki oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian non eksperimental ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian survei. Data yang dipelajari semata-mata

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:826), memiliki pengertian : Perihal atau cara untuk melayani / kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pelayanan prima rumah sakit di Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan tidak dapat dilepaskan dari sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG TESIS Disusun untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis jaminan mutu pengujian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di 31 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif pemeriksaan laboratoris. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010 MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010 HARTONO KAHAR Clincal Pathology Update on SURAMADE 1 Hotel Singgasana Surabaya 13-16 Juli 2011 PENDAHULUAN Pergeseran peran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Sumber : Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit Departement Kesehatan RI Dirjen Pelayanan Medik Tahun 2004

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Sumber : Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit Departement Kesehatan RI Dirjen Pelayanan Medik Tahun 2004 BAB III METODE PENELITIAN A. Alur penelitian Pengambilan Penimbangan Pemilihan Pencucian Penggantian linen kotor Penyimpanan Pengelolaan linen Gambar 3.1 Sumber : Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel

Lebih terperinci

2. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada. V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana

2. Menyusun kebutuhan peralatan kategori 1 pada kegiatan pengabdian kepada. V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana V. UNSUR PENGELOLAAN LABORATORIUM A. PLP Terampil Pelaksana 1. Menyusun program tahunan pengelolaan laboratorium sebagai anggota; (Angka Kredit 0.07) Lihat penjelasan butir kegiatan romawi V huruf F nomor

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan BA B VII STANDAR 1. Proses Pendaftaran Pasien. Proses pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung oleh sarana dan lingkungan yang memadai. KRITE RIA JUMLA H EP 1 7 1. SOP pendaftaran 2.

Lebih terperinci

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM ISS CETAK. 2443-115X ISS ELEKTROIK. 2477-1821 UJI KUALITAS SERUM SIMPAA TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMEKES KALTIM Supri Hartini, Maria Eka Suryani Politeknik Kesehatan Kemenkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia selama menjalankan kehidupan menghendaki dirinya selalu dalam kondisi sehat. Sehat bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam Undang-undang Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis (RM) bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia BAB VIII KRITERIA SK SOP DOKUMEN LAINNYA 8.1.1 1. SK jenis-jenis pemeriksaan lab yang 1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia 3. Pola ketenagaan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data pasien

Lebih terperinci

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011 Draft INDIKATOR Draft INDIKATOR RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011 LATAR BELAKANG 1. Kep Men Kes No. 04/Menkes/SK/I/2002 tentang Laboratorium Swasta 2. Kep Men Kes No. 364/Menkes/SK/III/2003 tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dimana peneliti mempelajari suatu deskripsi mengenai fakta atau masalah yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang dalam mendiagnosis suatu penyakit. Salah satu pelayanan laboratorium adalah pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Elemen Penilaian BAB VIII

Elemen Penilaian BAB VIII Elemen Penilaian BAB VIII 8. 1. 1 EP 1 SK Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium SOP Pemeriksaan Laboratorium Brosur Pelayanan Laboratorium Panduan Pemeriksaan Laboratorium 8. 1. 1 EP 2 Pola Ketenagaan Persyaratan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411.

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411. PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK Jalan Dokter Soetomo Nomor 62 Telepon. (0358) 321818, 326474, 326652, 328429 Faximile. (0358) 325003 NGANJUK 64415 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan kepada masyarakat, baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia bertujuan untuk mencapai masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keadaan yang sehat baik secara jesmani maupun

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN UNIT PENDAFTARAN NO 1 Terdapat prosedur pendaftaran 2 Tersedia alur pendaftaran 3 Petugas memahami dan melaksanakan prosedur pendaftaran 4 Tersedia SOP Penilaian kepuasan pelangggan 5 Tersedia form penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil secara consecutive sampling dari data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, untuk mewujudkan peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Berdasarkan Undang-Undang No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Jl. Wates KM 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294 Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727 i SURAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950. Pada awalnya, laboratorum ini merupakan Laboratorium Assaineering DIY yang berada di bawah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.867, 2015 KEMENKES. Praktik. Ahli Teknologi. Labotarium Medik. Penyelenggaraan. Izin. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP PANDUAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP BAB I DEFINISI Pelayanan pendaftaran adalah mencatat data sosial/mendaftar pasien utkmendapatkan pelayanan kesehatan yg dibutuhkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian berjudul Profil Penerapan Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah di Pulau Bangka merupakan penelitian noneksperimental. Metode dalam

Lebih terperinci

No Dokumen 04.J Tanggal Terbit. 16 Maret 2016

No Dokumen 04.J Tanggal Terbit. 16 Maret 2016 1 / 5 Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan periatal dangan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimana yang akan datang

Lebih terperinci

Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp

Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp Jl. Peutua Banta No. 7 Meunasah Blang, Bireuen Telp. 0644-324433 email: telaga_bunda@ymail.com KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKITTELAGA BUNDA NOMOR : 001/ RSTB/AKR-KPS/VII/2015 TENTANG PENETAPAN STAF KLINIS

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017 PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang perekonomian, politik, maupun ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang perekonomian, politik, maupun ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi telah merambah dengan cepat ke berbagai negara maju yang sangat merasakan arti pentingnya teknologi informasi dalam menunjang pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pasien penerima bantuan iuran. secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pasien penerima bantuan iuran. secara langsung maupun tidak langsung di Rumah sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PASIEN PENERIMA BANTUAN IURAN 2.1.1.Pengertian pasien penerima bantuan iuran Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit menyebutkan bahwa pasien

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan cairan tubuh lain. Disamping itu pemeriksaan laboratorium juga berperan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fungsi pemeriksaan laboratorium adalah menganalisis secara kuantitatif atau kualitatif beberapa bahan, seperti darah, sumsum tulang, serum, tinja, air kemih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan LAMPIRAN 57 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Selatan 58 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Bangka Tengah 59 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian RSUD Depati Hamzah 60 Lampiran 4. Surat Ijin

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kesehatan Bidang Analis Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikeluarkan oleh USAID untuk fasilitas layanan primer, dengan cara telusur

BAB III METODE PENELITIAN. dikeluarkan oleh USAID untuk fasilitas layanan primer, dengan cara telusur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini dilakukan penilaian instrumen ICAT yang

Lebih terperinci

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan I. Latar Belakang Beberapa pertimbangan dikeluarkannya Permenkes ini diantaranya, bahwa penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap Desy Riyantika 1 1 STIKes Surya Mitra Husada Kediri Email : desyriyantika28@gmail.com Received 21 April

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207

LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207 LAPORAN VALIDASI INDIKATOR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA PERIODE JANUARI-MARET 207 I. Pendahuluan Berdasarkan Visi Rumah Sakit Graha Husada, menjadi rumah sakit Tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER Muarrifa Muflihati, Elsye Maria Rosa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN BAHAN KONTROL BUATAN SENDIRI UNTUK HEMATOLOGY ANALYZER

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN BAHAN KONTROL BUATAN SENDIRI UNTUK HEMATOLOGY ANALYZER GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN BAHAN KONTROL BUATAN SENDIRI UNTUK HEMATOLOGY ANALYZER KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2016 KESEHATAN DAERAH MILITER III / SILIWANGI RUMAH SAKIT TK. II 3.5.1 DUSTIRA LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 216 Jl. Dr. Dustira No.1 Cimahi Telp. 665227 Faks. 665217 email : rsdustira@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit

BAB IV PEMBAHASAN. sakit yang berbeda. Hasil karakteristik dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Nama Rumah Sakit dan Tingkatan Rumah Sakit BAB IV PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian ini bertujuan untuk Rumah Sakit Umum Daerah Lombok untuk melihat gambaran Penerapan Farmasi Klinik rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

SKPD : RSUD CILEUNGSI

SKPD : RSUD CILEUNGSI : RSUD CILEUNGSI Kode Program/ Keluaran 1 URUSAN WAJIB 1 02 BIDANG URUSAN KESEHATAN 1 02 01 Program Pelayanan Peningkatan Peningkatan Terpenuhinya 100 % - - 7,236,903,000 7,236,903,000 8,684,283,600 Administrasi

Lebih terperinci

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. UPTD PUSKESMAS BELOPA PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No. Revisi : 00 SOP Tanggal terbit : 02 Januari 2016 Halaman

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci