PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA"

Transkripsi

1 PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Anastasia Jawa De Ornay ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh: Anastasia Jawa De Ornay ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3 ii

4 iii

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Serahkan kuatirmu pada TUHAN, maka ia akan memelihara Engkau! (Mzm 55:23) Dengan penuh syukur kupersembahkan karyaku kepada: Tuhan, leluhurku, serta para kudus yang selalu menuntun setiap langkahku Bapak dan Mama tercinta Cinona, Deddy, Dominggo, Diana, dan Gradil Terima kasih atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini. iv

6 v

7 vi

8 ABSTRAK Anastasia Jawa De Ornay PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Kata Kunci: Pemahaman, Miskonsepsi, Gerak, Gaya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya, (2) terjadinya miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya, (3) penyebab miskonsepsi pada pemahaman konsep mekanika oleh siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mengunakan CRI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016 dan 15 Agustus 2016 dengan mengambil sampel seluruh siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena yang berjumlah 10 orang. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes tertulis untuk melihat pemahaman dan miskonsepsi siswa tentang konsep gerak dan gaya dan soal wawancara untuk memperkuat hasil tes tertulis serta mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Tingkat pemahaman tertinggi tentang konsep gerak dan gaya hanya mencapai 50% dengan pemahaman bahwa agar sebuah benda yang bergerak tetap bergerak maka harus diberi gaya dari luar. (2) Tingkat miskonsepsi tertinggi mencapai 80% dengan miskonsepsi bahwa benda dengan massa yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian yang sama, maka benda dengan massa yang lebih besar akan lebih dahulu mencapai tanah. (3) Penyebab miskonsepsi tidak dapat diketahui secara jelas, namun ada kemungkinan salah satu penyebabnya adalah siswa tidak membaca buku teks dengan lengkap dan benar sehingga siswa perlu dilatih oleh guru cara membaca buku teks secara lengkap dan jelas. vii

9 ABSTRACT Anastasia Jawa De Ornay THE UNDERSTANDING AND MISCONCEPTION ABOUT THE CONCEPT OF MOTION AND FORCE IN CLASS XI IPA SMAN I TITEHENA. Thesis, Physical Education Study Program, Departement of Mathematic and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Keyword: Understanding, Misconception, Motion, Force This study aims to determine: (1) The level of understanding of class XI IPA SMAN I Titehena about the concept of motion and force, (2) the misconception and understanding of class XI IPA SMAN I Titehena about the concept of motion and force, and (3) the cause of misconception and understanding of class XI IPA SMAN I Titehena about the concept of motion and force for the academic year 2016/2017. Data were analyzed quantitatively and qualitatively. For quantitative data were analyzed using CRI. This study was conducted on August 8, 2016 and Agustus 15, 2016 by taking sample of all students in grade XI IPA SMAN I Titehena, total 10 students. Instruments used are a matter of written test to determine student s understanding and misconception about the concept of motion and force; and interview to reinforce the result of written test and find out the cause of misconception. The result of this study are: (1) The highest level of understanding of concept of motion and force by 50% with the understanding that in order for a moving object to keep moving then it should be given the force from the outside. (2) The highest level of mosconception of concept of motion and force by 80% with the misconception that object with different masses dropped from the same height and the same time then that will be up first on the ground is an object with a mass greater. (3) Misconception cause can not be clearly known. But it is possible one of the causes is students do not read textbooks properly. Therefore need to be trained by teachers how to read textbooks properly. viii

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pemahaman dan Miskonsepsi tentang Konsep Gerak dan Gaya pada Siswa Kelas XI IPA SMAN I Titehena. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini ada begitu banyak pihak yang telah berkontribusi besar dalam proses pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, SJ. M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu membimbing, memberikan arahan dan sumbangan pikiran kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Konrardus Kudarto, S.Pd., selaku kepala SMAN I Titehena yang telah memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 3. Ibu Yustina Tuti Lein, S.Pd., selaku guru Fisika SMAN I Titehena yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti di kelas yang beliau ampu. 4. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si., selaku validator instrumen yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Teman-teman kelas XI IPA SMAN I Titehena atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung. 6. Bapak Dalu Bernadus, S.Pd., Mama Ignasia Pola Da Silva, S.Pd., adik Cinona, Deddy, Dominggo, Diana dan Gradil yang selalu memberikan ix

11 semangat, kasih sayang, doa kepada peneliti, serta membantu persiapan penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Dominikus Emanuel yang selalu mengingatkanku sehingga dapat segera menyelesaikan skripsi ini 8. Agnes Plewan Bine Jawan selaku partner skripsi yang senantiasa mengingatkan, menyemangati, dan membantu peneliti selama proses penyusunan skripsi. 9. Theresia Emilia Woghe yang telah membantu menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Segenap dosen program studi pendidikan Fisika yang telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, dan pengalaman kepada peneliti selama belajar di Universitas Sanata Dharma. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah mendoakan dan membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih baik. Penulis x

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 6 BAB II. LANDASAN TEORI... 7 A. Konsep... 7 B. Pemahaman Konsep... 7 C. Miskonsepsi... 8 D. Penyebab Miskonsepsi xi

13 E. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi F. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika G. Konsep Gerak dan Gaya BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat C. Desain penelitian D. Partisipan E. Instrumen F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen G. Metode Analisis Data BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian B. Hasil dan Analisis Data C. Pembahasan D. Keterbatasan Penelitian BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Penelitian Tentang Miskonsepsi pada Bidang Mekanika pada Level SMA Tabel 3.1. Keyakinan Jawaban Siswa Berdasarkan CRI Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Tabel 3.3. Kisi-Kisi Wawancara Tabel 3.4. Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Soal Tabel 3.6. Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang Diberikan dengan CRI Tabel 3.7. Format Analisis Data Tes Tertulis untuk Seluruh Siswa Tabel 3.8. Kategori Pemahaman siswa Tabel 4.1. Persentase Tingkat Pemahaman Siswa untuk Setiap Soal Tabel 4.2. Persentase Miskonsepsi Siswa untuk Setiap Soal Tabel 4.3. Jumlah dan Persentase Pemahaman dan Miskonsepsi untuk Seluruh Soal pada Setiap Partisipan Tabel 4.4. Persentase Pemahaman Berdasakan Sub Topik Tabel 4.5. Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Topik Tabel 4.6. Bentuk Pemahaman Siswa Berdasarkan Sub Topiknya Tabel 4.7. Bentuk Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Sub Topiknya Tabel 4.8 Kiat Mengatasi Miskonsepsi xiii

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 3. Surat Keterangan Validasi Instrumen Soal Tes Lampiran 4. Soal Tes Tertulis Lampiran 5. Soal Wawancara Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Tertulis Lampiran 7. Sampel Lembar Jawaban Lampiran 8. Data Hasil Tes Tertulis Lampiran 9. Transkrip Wawancara Lampiran 10. Rangkuman Transkrip Wawancara Lampiran 11. Transkrip Jawaban dan Alasan Partisipan Lampiran 12. Rangkuman Transkrip Jawaban dan Alasan Partisipan Lampiran 13. Data Bentuk Pemahaman dan Miskonsepsi Lampiran 14. Foto-Foto Pelaksanaan Penelitian xiv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir setiap kegiatan manusia di dunia ini berkaitan langsung dengan konsep fisika. Salah satu contoh dari konsep fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah memanaskan air yang merupakan peristiwa perpindahan kalor. Ilmu fisika merupakan ilmu yang sebenarnya sudah kita dapatkan dari peristiwa-peristiwa fisika di sekitar kita. Peristiwa-peristiwa fisika ini kemudian dipelajari kembali dalam pelajaran fisika di sekolah. Menurut Van Den Berg (1991) siswa tidak mengikuti pelajaran fisika dengan kepala kosong yang dapat diisi dengan pengetahuan fisika. Tetapi sebaliknya kepala siswa sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran yang diajarkan. Pengalaman-pengalaman tersebut membentuk intuisi dan teori siswa mengenai peristiwa-peristiwa fisika dalam lingkungan sehari-hari. Intuisi dan teori yang dibuat belum tentu benar atau sesuai dengan konsep fisika yang sudah ditemukan oleh ahli sebelumnya. Pada beberapa penelitian dalam lingkup pendidikan fisika tentang miskonsepsi ditemukan banyak siswa secara tidak sengaja mengembangkan konsep yang salah secara terus menerus. Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalahpahaman tentang sebuah konsep atau pemahaman konsep yang tidak sesuai yang mungkin terjadi 1

17 2 selama proses belajar mengajar. Van Den Berg (1991) menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah pola berfikir yang konsisten pada suatu situasi atau masalah yang berbeda-beda tetapi pola berfikir itu salah, atau dengan kata lain konsep siswa bertentangan dengan konsep fisikawan, biasanya menyangkut hubungan antar konsep, sedangkan menurut psikologi kognitif timbulnya miskonsepsi disebabkan adanya asimilasi dan akomodasi pada otak manusia dalam menanggapi dan memahami informasi yang baru diterimanya. Menurut Piaget dalam Robert E. Slavin (2008), pengertian asimilasi adalah proses memahami suatu objek atau peristiwa baru dari skema yang ada, sedangkan akomodasi adalah proses mengubah skema yang ada agar sesuai dengan situasi baru. Proses perubahan perkembangan dari asimilasi ke akomodasi ini, yang dapat menyebabkan miskonsepsi pada suatu konsep. Miskonsepsi disebabkan oleh berbagai hal misalnya; siswa, guru, sumber belajar, pengalaman kehidupan dan sebagainya. Dalam pembelajaran miskonsepsi terjadi apabila guru tidak memperhatikan miskonsepsi yang sudah terjadi sebelum pelajaran dimulai, ataupun tidak mampu menanamkan konsep yang benar dalam kegiatan pembelajaran tersebut, maka miskonsepsi tersebut akan berlanjut dan digunakan oleh siswa sampai ke sekolah tinggi. Hal ini berlanjut, dikarenakan konsep-konsep fisika selalu berhubungan satu sama lain sehingga, jika terjadi miskonsepsi pada konsep sebelumnya kemungkinan mempengaruhi pembelajaran konsep selanjutnya yang berhubungan dengan konsep tersebut.

18 3 Miskonsepsi banyak terjadi dalam pembelajaran fisika. Dalam artikel Research on Alternative Conceptions in Science (Wandersee, Minzes, dan Novak 1994 dalam Suparno 2005), menjelaskan bahwa konsep alternatif terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif bidang fisika, dan 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas; optika dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai fisika modern. Dalam artikel ini dapat dilihat bahwa bidang mekanika berada pada tingkat yang pertama yang banyak mengalami miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Martina yang berjudul Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat Sekolah Menengah Atas Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukan bahwa masih banyak terjadi miskonsepsi pada konsep gaya. Dalam penelitian ini miskonsepsi terjadi pada konsep kinematika, Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton, Prinsip Superposisi, dan macam-macam gaya. Dalam Tesis Cicilia Saw (1990 dalam Van den Berg 1990) yang meneliti miskonsepsi siswa mengenai gaya pada benda rihat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa miskonsepsi gaya pada benda diam, menentukan gaya normal dalam suatu sistem, Hukum Newton I, Hukum Newton III. Miskonsepsi juga terjadi dalam materi gerak, misalnya dua benda yang mempunyai massa yang berbeda dijatuhkan dalam waktu dengan ketinggian yang sama. Banyak sekali siswa yang menjawab bahwa benda yang mempunyai massa yang lebih berat akan menyentuh lantai terlebih dahulu

19 4 sedangkan dalam konsep fisika massa tidak berpengaruh pada benda yang mengalami peristiwa gerak jatuh bebas, dan masih banyak sekali miskonsepsi yang terjadi dalam materi gerak. Beberapa hasil penelitian di atas menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian tentang miskonsepsi yang berhubungan dengan konsep Gerak dan Gaya. Penelitian ini akan dilakukan di sekolah yaitu pada SMAN I Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilakukan di tempat ini, karena pada SMAN I Titehena, ini belum pernah dilakukan penelitian yang berhubungan dengan miskonsepsi. Selain itu, jumlah siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena termasuk sedikit yaitu berjumlah 10 orang. Jika jumlah siswa sedikit maka kemungkinan guru bisa mengajar dengan baik, dan siswa akan lebih diperhatikan selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti dapat mengetahui apakah dengan demikian akan lebih banyak siswa yang paham akan materi pembelajaran. Jumlah siswa yang sedikit juga mempermudah peneliti dalam menggali bentuk pemahaman dan miskonsepsi siswa tentang konsep gerak dan gaya, serta penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI, karena kelas ini sudah mendapatkan materi gerak dan gaya saat berada di kelas X, sehingga mempermudah peneliti untuk mendeteksi miskonsepsi yang terjadi pada materi tersebut.

20 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka pembatasan dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya? 2. Apakah terjadi miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 mengenai konsep gerak dan gaya? 3. Apa penyebab terjadi miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 mengenai konsep gerak dan gaya? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya. 2. Terjadinya miskonsepsi pada pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya. 3. Penyebab miskonsepsi pada pemahaman konsep mekanika oleh siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017.

21 6 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru: Mengetahui hasil belajar siswa tentang konsep gerak dan gaya. Mengatasi terjadinya miskonsepsi dalam pembelajaran fisika khususnya konsep gerak dan gaya. 2. Bagi siswa: Mengetahui seberapa jauh pemahamannya terhadap konsep gerak dan gaya. Mengatasi miskonsepsi yang mereka miliki.

22 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali konsep yang terbentuk dalam otak. Ketika berpikir bahwa meja berbentuk bulat dan bukan benda hidup, maka konsep tersebut akan tetap melekat di kepala, sampai melihat meja yang lain yang mungkin berbentuk panjang, persegi dan lain sebagainya. Konsep yang akan melekat di kepala tentang meja adalah meja berbentuk bulat, persegi, panjang, dan bukan benda hidup. Contoh lainnya adalah manusia. Manusia merupakan mahkluk hidup yang mempunyai ciri-ciri seperti bisa bernapas. Kemudian dengan melihat perbedaan ciri-ciri antara manusia dan meja, otak akan dapat membedakan konsep meja dan konsep manusia. Menurut Van de Breg (1991), konsep merupakan benda-benda, kejadiankejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas data yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Konsep juga merupakan abstraksi dari ciri-ciri suatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. Tafsiran setiap orang terhadap konsep berbeda-beda sehingga kadang-kadang penafsiran yang salah terhadap konsep tersebut menyebabkan miskonsepsi. B. Pemahaman Konsep Ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak terlepas dari konsep. Ilmu pengetahuan terdiri dari banyak konsep yang terus dikembangkan untuk kepentingan manusia. Ketika belajar tentang ilmu pengetahuan, secara tidak 7

23 8 langsung yang dipelajari adalah sebuah konsep. Konsep tersebut kemudian berkembang sejalan dengan tingkat pendidikan. Setiap konsep berhubungan dengan konsep lainnya, misalnya konsep percepatan yang konstan terdapat dalam konsep gerak lurus berubah beraturan. Dalam mempelajari hubungan antara dua konsep biasanya terjadi salah tafsiran. Menurut Van de Breg (1991), seringkali para pelajar hanya menghafalkan definisi konsep tanpa memperhatikan hubungan antara konsep dengan konsep-konsep lainnya. Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan konsep yang telah ada dalam kepala siswa, tetapi konsep tersebut berdiri sendiri tanpa hubungan dengan konsep lainnya, maka konsep tersebut tidak bisa digunakan dan tidak ada artinya sehingga miskonsepsipun terjadi ketika konsep tersebut tetap dipertahankan. C. Miskonsepsi Miskonsepsi (Suparno, 2005) adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Beberapa peneliti lebih suka mengunakan istilah konsep alternatif, karena dengan istilah itu menunjukan keaktifan dan peran siswa mengontruksikan pengetahuan mereka. Selain itu, konsep yang dianggap salah tersebut dalam banyak hal dapat membantu dalam memecahkan persoalan hidup mereka. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu, misalnya siswa berpendapat bahwa pada saat seseorang mendorong mobil dan mobil belum bergerak. Kemudian konsep ini diasumsikan tidak ada gaya yang bekerja pada

24 9 mobil tersebut. Konsep ini merupakan konsep yang salah meskipun mobil tidak bergerak, tetapi pada mobil bekerja gaya dorong yang terjadi akibat dorongan orang tersebut. Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika, kimia, biologi dan bumi antariksa. Dalam bidang fisika, semua sub bidang juga mengalami miskonsepsi seperti mekanika, termodinamika, bunyi dan gelombang, optika, listrik dan magnet, dan fisika modern. Miskonsepsi ada yang mudah dibetulkan, tetapi ada yang sangat sulit, terlebih bila konsep itu memang berguna dalam kehidupan yang nyata. Miskonsepsi terjadi di semua jejang pendidikan, dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, bahkan juga terjadi pada guru atau dosen. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif. Novak (1984, dalam Suparno, 2005), mendefinisikan miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak diterima. Brown (1989;1992, dalam Suparno, 2005), menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima. Feldsine (1987, dalam Suparno, 2005), menemukan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan tidak benar antara konsep-konsep. Hanya Fowler (1987, dalam Suparno, 2005), menjelaskan dengan rinci arti miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, pengunaan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

25 10 Miskonsepsi sendiri terbentuk karena adanya konsep yang salah dipahami, atau salah diartikan. Van Den Berg (1991) menjelaskan perkembangan konsep menurut psikologi kognitif, para ahli menyatakan bahwa manusia tidak lahir dengan kepala kosong seperti tape kaset yang dapat diisi, tetapi bahwa waktu lahir pun bayi sudah punya isi otak yang memungkinkan untuk belajar dari lingkungan. Bayi tidak belajar secara pasif dengan menyerap stimulus (informasi) apa saja dari lingkungannya, tetapi otaknya sudah selektif dengan memilih informasi apa yang masuk dan dengan mencari hubungan antara unsur-unsur yang berlainan. Rupanya ada struktur otak yang sejak semula sudah mengatur lalu lintas informasi di dalamnya dan lalu lintas informasi dengan dunia luar. Struktur itupun tidak tetap, tetapi berkembang dengan pengalaman dan umur. Sekitar 70 tahun Piaget sudah mulai menerangkan konsep kognitif tersebut dengan istilah dari biologi, yaitu asimilasi (assimilation) dan akomodasi (accommodation). Dengan asimilasi informasi yang masuk otak jadi diubah sampai cocok dengan struktur otak sendiri, misalnya seorang anak kecil sudah mengenal konsep kucing sebagai sesuatu yang bergerak dengan 4 kaki dan ekor. Jika anak tersebut melihat seekor kucing, tidak usah setiap kucing diberi nama sendiri. Ciri-ciri umum kucing diperhatikan sedangkan cirri-ciri khas setiap individu kucing diabaikan. Pengamatan disesuaikan dengan struktur konsep kucing dalam otak. Dengan proses asimalasi lalu lintas informasi dalam otak bisa lebih efesien. Tetapi asimilasi dapat menyebabkan kekeliruan, misalnya kalau anak kecil tadi melihat seekor anjing dan berkata

26 11 kepada ibunya itu kucing. Hasil pengamatan jadi diubah dan disesuaikan dengan konsep yang sudah ada. Akomodasi (accommodation) adalah bahwa struktur otak sendiri menyesuaikan dengan hasil pengamatan, misalnya pada suatu saat anak kecil akan membedakan antara kucing dan anjing. Struktur otak berubah sampai ada dua konsep, jika kucing dan anjing dibedakan berdasarkan cirinya. Sebelum terjadi perubahan konsep anak tersebut mungkin melihat perbedaan kucing dan anjing dengan matanya sendiri, tetapi tidak menyadari bahwa pengamatan tentang perbedaan tersebut tidak masuk ke otak. Sejak lahir manusia sudah berpengalaman dengan peristiwa fisika. Anak kecil melihat gerak ataupun membuat gerakan dengan melemparkan permainannya. Anak mengamati air yang mengalir, hujan yang jatuh. Anak merasakan berat benda, anak menjajaki lingkungannya secara aktif termasuk peristiwa-peristiwa fisika. Otakpun terus-menerus berkembang melalui proses asimilasi dan akomodasi, dengan isi otak semula dan perkembangannya sejak lahir dalam otak manusia prakonsepsi (preconception) atau sejenis teori anak mengenai peristiwa-peristiwa fisika. Banyak peneliti menemukan bahwa siswa telah mempunyai miskonsepsi atau konsep alternatif sebelum mereka memperoleh pelajaran formal. Menurut Clement (1987, dalam Suparno, 2005), jenis miskonsepsi yang terjadi adalah bukan pengertian yang sama selama proses belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa siswa ke kelas formal. Dari sini tampak pengalaman siswa dengan konsep-konsep itu sebelum pembelajaran

27 12 formal dikelas, sangat mewarnai miskonsepsi yang dipunyai. Hal ini juga berarti, siswa sebenarnya sejak awal, bahkan sejak kecil, sudah mengkontruksi konsep-konsep lewat pengalaman hidup mereka. Semenjak kecil, siswa sudah belajar untuk mengetahui sesuatu, bukan hanya sejak sekolah formal. Menurut banyak peneliti (Suparno, 2005), miskonsepsi ternyata terdapat dalam semua bidang sains, seperti fisika (Comins, 1987; Gilbert dkk., 1982; Mohapatra, 1998), biologi (Marek dkk., 1994), kimia (Pendley dan Brets, 1994), dan astronomi (Comins, 1993 dalam Wandersee, Mintzes, dan Novak, 1994). Miskonsepsi dalam fisika pun meliputi banyak subbidang seperti mekanika, termodinamika, optika, bunyi, dan gelombang, listrik dan magnet, dan fisika modern. Dari pengalaman, miskonsepsi sulit dibenahi atau dibetulkan terlebih bila miskonsepsi itu dapat membantu memecahkan persoalan tertentu. Misalnya, kesalahan mengerti massa dengan berat, agak sulit dipecahkan karena pengertian yang salah tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari. Miskonsepsi itu juga tidak hilang dengan metode mengajar klasik, yaitu ceramah (Clements, 1987, dalam Suparno, 2005), maka mereka menganjurkan untuk menggunakan cara mengajar baru, yang lebih menantang pengertian siswa, menimbulkan keraguan dalam pikirannya, dan kebingungan terhadap konsep awal yang dipegangnya. Beberapa ahli menyarankan menggunakan peristiwa anomali, yaitu peristiwa yang bertentangan dengan konsep yang dibawa siswa.

28 13 Miskonsepsi juga menghinggapi semua level siswa, mulai dari siswa sekolah dasar sampai dengan mahasiswa (Gill-Perez, 1990; Brown, 1989, dalam Suparno, 2005). Bahkan, dari beberapa penelitian, miskonsepsi banyak terjadi pada guru-guru, sehingga menyebabkan miskonsepsi pada siswa lebih besar. Miskonsepsi juga terdapat pada buku fisika yang dijual di pasaran. Akibatnya, baik guru dan siswa yang menggunakan buku itu akan mengalami miskonsepsi juga. Oleh sebab itu, pembetulan miskonsepsi perlu dilakukan di semua level dan sasaran tersebut. Inilah tantangan dunia pendidikan fisika. D. Penyebab Miskonsepsi Menurut para peneliti miskonsepsi adalah salah konsep yang sebabkan oleh berbagai hal, yang tidak sesuai dengan konsep yang telah ditemukan oleh ahli sebelumnya. Banyak terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran fisika karena berbagai peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan fisika sudah didapatkan terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendorong meja, memasak air, bersepeda dan lain sebagainya. Ketika suatu konsep yang tidak tepat telah terbentuk di kepala maka di sini peran guru dibutuhkan untuk membantu membetulkan miskonsepsi yang terjadi dengan memberikan konsep baru yang sesuai dengan konsep para ahli fisika. Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar, penyebab miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok yaitu: siswa, guru, buku teks, pengalaman kehidupan, dan metode mengajar. Penyebab yang berasal dari siswa dapat terdiri dari berbagai hal, seperti prakonsepsi awal, kemampuan,

29 14 tahap perkembangan, minat, cara berpikir, dan teman lain. Penyebab kesalahan dari guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurangnya penguasaan bahan, cara mengajar tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Konteks seperti budaya, agama, dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa, sedangkan metode mengajar yang hanya menekankan kebenaran satu segi sering memunculkan salah pengertian pada siswa. Penyebab-penyebab itu berdiri sendiri, tetapi kadang-kadang saling berkaitan satu sama lain, sehingga salah pengertiannya menjadi kompleks. Hal ini menyebabkan semakin tidak mudah untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi mereka. Penyebab-penyebab tersebut, kemudian dijabarkan sebagai berikut : 1. Siswa Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri. Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain: Prakonsepsi atau konsep awal siswa Banyak siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal dibawah bimbingan guru. Konsep awal ini sering kali mengandung miskonsepsi. Salah konsep awal ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti pelajaran fisika berikutnya, sampai

30 15 kesalahan diperbaiki. Miskonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. Pemikiran asosiatif siswa Asosiasi siswa terhadap istilah sehari-hari kadang juga membuat miskonsepsi (Arons, 1981; Gilbert, Watts, Osborne, 1982; Marioni, 1989, dalam Suparno, 2005). Contohnya, siswa mengasosiasikan gaya dengan aksi atau gerakan. Gaya oleh banyak siswa dianggap selalu menyebabkan gerakan, maka jika siswa tidak melihat suatu benda bergerak, maka mereka memastikan tidak ada gaya yang bekerja. Padahal dalam fisika sebuah benda yang diam bukan berarti tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut, contohnya saja buku diletakan diatas meja, ada gaya normal dan gaya gravitasi yang bekerja pada buku tersebut. Pemikiran humanistik Siswa kerap kali memandang semua benda dari pandangan manusiawi (Gilbert, Watss, Osborne, 1982 dalam Suparno 2005). Benda-benda dan situasi dipikirkan dalam konteks pengalaman orang dan secara manuasiawi. Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok. Contohnya adalah miskonsepsi siswa akan kekekalan energi. Sebagai manusia, bila bekerja terus atau bermain terus akan menjadi lelah dan lapar. Dari pengalaman sebagai manusia yang menjadi lapar dan kehabisan energi

31 16 bila terus bekerja, siswa beranggapan bahwa kekekalan energi itu tidak mungkin terjadi. Energi yang ada pasti berkurang dan lenyap. Reasoning yang tidak lengkap/salah Menurut Comins (1993 dalam Suparno, 2005), miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap, atau salah. Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang didapatkan tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan secara salah dan ini menyebabkan timbulnya miskonsepsi siswa. Pengamatan yang tidak lengkap dan telitipun dapat menyebabkan kesimpulan yang salah dan mengakibatkan miskonsepsi. Intuisi yang salah Intuisi yang salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti. Pemikiran atau pengertian akan benda atau kejadian yang terus-menerus, akhirnya secara spontan bila menghadapi persoalan tertentu yang muncul dalam benak siswa adalah pengertian spontan. Tahap perkembangan kognitif Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Siswa yang belum sempurna perkembangan kognitifnya secara formal akan mengalami kesulitan dalam merumuskan dan memahami konsep

32 17 yang abstrak. Miskonsepsi ini kadang muncul apabila guru terburuburu merumuskan konsep fisika dengan rumusan formal atau matematis tanpa disertai dengan contoh kejadian sehari-hari (Suparno, 2005 dalam Nanda, 2015). Kemampuan siswa Menurut Suparno siswa dapat mengalami miskonsepsi karena siswa kurang berbakat di bidang fisika. Siswa yang mengalami kesulitan menangkap konsep fisika dalam proses pembelajaran, dapat mempunyai miskonsepsi walaupun sudah dijelaskan secara perlahan dan berulang-ulang oleh gurunya. Siswa yang IQ-nya rendah dengan mudah melakukan miskonsepsi karena mereka sulit untuk mengkontruksi pengetahuan fisika secara lengkap dan utuh. Minat belajar Berbagai studi menunjukan bahwa minat siswa terhadap fisika juga berpengaruh dalam miskonsepsi. Secara umum dapat dikatakan siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika. Siswa yang tidak tertarik atau benci pada fisika, biasanya kurang bisa memperhatikan penjelasan guru mengenai pengertian fisika yang baru. Mereka bahkan tidak mau mendengarkan gurunya menjelaskan bahan fisika. Mereka juga tidak mau mempelajari sendiri bahan-bahan fisika dari buku dengan sungguh-sungguh. Akibatnya, mereka akan lebih mudah salah menangkap dan membentuk miskonsepsi.

33 18 2. Guru atau pengajar Miskonsepsi selain dapat terjadi karena siswa, juga terjadi karena guru atau pengajar. Miskonsepsi ini terjadi karena guru kurang menguasai materi, kurang berkompeten, atau bukan lulusan dari pendidikan fisika, akibatnya mereka mengajarkan secara keliru pada siswa. 3. Buku teks Pengunaan buku sebagai media pembelajaran juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Penyebab miskonsepsi ini adalah bahasa yang sulit dipahami, penjelasan yang kurang benar, penggunaan gambar dan tabel yang kurang tepat membuat siswa menjadi salah mengerti sehingga terjadi miskonsepsi (Suparno, 2005). 4. Pengalaman kehidupan Miskonsepsi bisa terjadi karena pengalaman, bahasa sehari-hari, teman lain, keyakinan dan ajaran agama (Suparno, 2005). Miskonsepsi yang disebabkan oleh pengalaman contohnya dalam kehidupan sehari-hari siswa mengalami, bahwa mereka merasa lelah setelah bekerja keras. Motor akan mengalami kehabisan bahan bakar bila dipakai terlalu lama. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini siswa berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian yang terbatas dan tidak dalam pengertian luas (Stavy, 1991 dalam Suparno, 2005). Miskonsepsi yang datang dari pengunaan bahasa sehari-hari misalnya, dalam bahasa seharihari siswa mengerti dan mengunakan istilah berat dengan satuan kg, tetapi dalam fisika berat adalah suatu gaya, dan satuanya adalah newton.

34 19 Teman lain atau teman dalam kelaspun dapat memicu terjadinya miskonsepsi. Misalnya ketika belajar temannya menjelaskan suatu konsep fisika yang sebenarnya salah, tapi karena dijelaskan dengan sangat meyakinkan, teman-teman yang lain tidak kritis untuk membantah atau membenahi konsep tersebut, sehingga konsep tersebut akan diyakini sebagai konsep yang benar. Miskonsepsi dapat disebabkan oleh keyakinan dan agama. Menurut kitab suci ada beberapa hal yang berbeda dengan konsep para ahli sehingga terjadi miskonsepsi. 5. Metode pengajaran Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Guru perlu kritis dalam menggunakan metode pembelajaran, dengan tidak membatasi pengunaan metode pembelajaran dengan satu metode saja. E. Mendeteksi dan Mengatasi Miskonsepsi Sebelum mengatasi miskonsepsi, sebaiknya dideteksi dulu penyebab dari miskonsepsi tersebut (Suparno, 2005). Salah satu cara yang digunakan adalah tes multiple choice dengan reasoning terbuka. Menurut Amir dkk (1987, dalam Supano, 2005), tes ini merupakan tes pilihan ganda (multiple choice) dengan pertanyaan terbuka, dimana siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu. Treatgust (1987, dalam Suparno, 2005), menggunakan pilihan ganda dengan alasan (reasoning). Dalam bagian

35 20 alasan, siswa harus menulis mengapa ia memilih jawaban tersebut. Beberapa peneliti juga mengunakan tes wawancara untuk mengetahui miskonsepsi. Tujuan dari wawancara adalah untuk meneliti bagaimana siswa berpikir, dan mengapa mereka berpikir seperti itu (Suparno, 2005). Setelah mendeteksi miskonsepsi yang terjadi, dilanjutkan dengan mencari berbagai cara untuk mengatasinya. Menurut Suparno (2005), banyak penelitian telah dilakukan oleh para ahli pendidikan fisika, biologi, kimia dan astronomi yang mengungkapkan bermacam-macam kiat untuk membantu siswa memecahkan persoalan miskonsepsi. Untuk mengetahui lebih lanjut miskonsepsi yang terjadi di dalam pembelajaran fisika, guru perlu mencari tahu penyebab yang terjadi kemudian mengatasinya, misalnya miskonsepsi terjadi karena penyampaian materi oleh guru yang belum jelas karena menggunakan metode pengajaran yang belum tepat, maka guru perlu mengganti metode pengajaran yang digunakan. Selanjutnya untuk menemukan penyebab ataupun asal miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru bisa dengan memberikan wawancara kemudian memberikan tes secara tertulis ataupun lebih banyak memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi ataupun memberikan pendapat (Suparno, 2005). F. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes, dan Novak (1994, dalam Suparno, 2005), dalam artikel mengenai Research on alternative conceptions in science, menjelaskan bahwa konsep alternatif terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif

36 21 bidang fisika, ada 300 yang meneliti miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai fisika modern. Dari daftar diatas terlihat jelas bahwa mekanika berada diurutan teratas dari bidang-bidang fisika lainya yang mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi terjadi pada bidang mekanika yaitu gerak, vektor, Gaya, Massa dan Berat, Hukum Newton, Mekanika Fluida dan Kerja, Kekekalan Energi dan Momentum. Kebanyakan soal mekanika dapat dipecahkam dengan tiga hukum saja, yaitu Hukum Newton I, II, III dan Hukum Gravitasi Newton (Van de Berg, 1990). Bidang mekanika sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Ketika belajar mekanika kepala siswa sudah dipenuhi oleh segala prakonsep ataupun pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan bidang tersebut. Prakonsep atau intuisi tersebut justru sering menganggu dari pada membantu siswa mempelajari mekanika. Dalam tabel 2.1 dibawah ini ditunjukan beberapa miskonsepsi yang terjadi dalam bidang mekanika (Van de Berg, 1990). Tabel 2.1 Penelitian Tentang Miskonsepsi pada Bidang Mekanika pada Level SMA No Miskonsepsi 1 Benda diam, maka tidak ada gaya yang bekerja pada benda. 2 Gaya normal adalah sama dengan arah berlawan dengan gaya gravitasi pada benda di bidang miring. 3 Benda didorong dan tidak bergerak maka gaya gesekan dianggap lebih besar daripada gaya dorong atau tidak ada. 4 Kedua benda yang massanya berbeda kemudian dijatuhkan dari ketinggan yang sama, dengan waktu yang sama dan gesekan dengan udara diabaikan,

37 22 maka benda yang akan menyentuh lantai dahulu adalah benda yang massanya lebih besar. 5 Panjang lintasan tidak berpengaruh pada gerak vertikal dan horizontal, dan variabel tertentu di abaikan dalam peristiwa ini. 6 Perbedaan jarak dan perpindahan 7 Benda yang mempunyai kedudukan yang sama dengan benda lainya akan mempunyai kecepatan yang sama pula. 8 Gaya-gaya yang bekerja pada bola yang lemparkan secara vertikal ke atas. 9 Gerak semula tidak berpengaruh lagi ketika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda. 10 Mengambarkan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal pada benda yang melingkar dengan besar masingmasing sama. G. Konsep Gerak dan Gaya 1. Gerak lurus, perpindahan, dan jarak Suatu benda dikatakan bergerak jika posisinya selalu berubah terhadap suatu acuan. Misalnya, bus yang sedang bergerak meninggalkan terminal (acuan). Gerak lurus adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus. Posisi (besaran vektor) adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu (Kanginan, 2002). Jarak (besaran skalar) adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu (Kanginan, 2002). Perpindahan (besaran vektor) merupakan perubahan posisi suatu benda dalam selang waktu tertentu (Kanginan, 2002). Perpindahan adalah vektor, yang ekornya berimpit dengan posisi awal dan kepalanya berimpit dengan posisi akhir benda. Perhatikan gambar 2.1 berikut. Kereta I bergerak dari A ke B, sedangkan kereta II bergerak dari B ke A. Misalnya panjang lintasan AB

38 23 adalah 100 m. Kereta I dan kereta II menempuh jarak yang sama yaitu 100 m, namun arah perpindahannya berbeda. Kereta I berpindah 100 m ke arah kanan sedangkan kereta II berpindah 100 m ke arah kiri. Hal ini menunjukkan bahwa jarak tidak bergantung pada arah sehingga termasuk besaran skalar. Sedangkan perpindahan bergantung pada arah sehingga termasuk besaran vektor. Kanginan (2002) mengatakan apabila kereta I bergerak dari A ke B dan kembali lagi ke A maka perpindahan ( x = 0), tetapi jaraknya tidak nol (Jarak = AB + BA). Gambar 2.1 Konsep Jarak dan perpindahan 2. Kecepatan, kecepatan rata-rata, dan kecepatan sesaat Setiap benda yang bergerak pasti mempunyai kecepatan. Kecepatan merupakan besaran vektor (memiliki arah). Ada dua pengertian kecepatan, yaitu: kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Bila suatu benda memerlukan waktu ( t) untuk mengalami perpindahan ( s), maka termasuk kecepatan rata-rata. Untuk kecepatan rata-rata berlaku persamaan sebagai berikut (Kanginan, 2002): Kecepatan rata-rata = perpindahan = s = S 2 S 1 (1) waktu yang diperlukan t t 2 t 1

39 24 Arah kecepatan searah dengan perpindahan ( s). Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata apabila selang waktu mendekati nol. Secara matematis ditulis sebagai berikut (Kanginan, 2002): Kecepatan sesaat = lim t 0 s t (2) 3. Kelajuan Menurut Kanginan (2002), kecepatan berbeda dengan kelajuan. Kelajuan merupakan besaran skalar atau tidak bergantung pada arah. Kelajuan adalah besarnya kecepatan suatu benda yang bergerak, atau jarak yang ditempuh benda tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: Kelajuan rata-rata = jarak total yang ditempuh = s waktu yang diperlukan t (3) Satuan kecepatan dan kelajuan adalah satuan jarak dibagi satuan waktu, yang sering digunakan adalah satuan: m/s dan km/jam. 4. Percepatan Percepatan adalah besaran vektor. Suatu benda yang kecepatannya berubah terhadap waktu dikatakan mengalami percepatan. Karena kecepatan adalah besaran vektor, maka kecepatan dapat berubah melalui dua cara, yaitu berubah besarnya (bertambah atau berkurang) dan berubah arahnya. Jika sebuah benda mengalami perubahan kecepatan ( v) dalam selang waktu ( t); maka percepatan rata-ratanya (a ) adalah (Kanginan, 2002):

40 25 a = v t = V 2 V 1 t 2 t 1, (4) dengan V 2 adalah kecepatan pada saat t = t 2 dan V 1 adalah kecepatan pada saat t = t 1. Sedangkan persamaan percepatan sesaat (a sesaat ) (Giancoli, 2001): a sesaat = lim t 0 v t = dv dt (5) 5. Gerak lurus beraturan (GLB) Ketika suatu benda menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama, maka benda tersebut dikatakan melakukan gerak beraturan. Jika gerak tersebut terjadi pada garis lurus atau dalam suatu lintasan lurus, maka disebut gerak lurus beraturan. Dengan kata lain gerak lurus beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap atau percepatan nol (Kanginan, 2002). Dalam grafik dapat digambarkan pada gambar 2.2 berikut: Gambar 2.2 Grafik kecepatan terhadap waktu benda GLB GLB dapat dinyatakan dengan persamaan (Kanginan, 2002):

41 26 ( s = v. t atau s = s 0 + v. t) (6) Keterangan: s= perpindahan; s= posisi akhir benda terhadap titik acuan; s 0 = posisi awal benda terhadap titik acuan; dan v = kecepatan yang besar dan arahnya konstan. Secara umum dituliskan (Kanginan, 2002): v = s t atau s = vt (7) Keterangan: v = kecepatan (m/s); s = jarak (m) dan t = waktu (s) 6. Gerak lurus dengan percepatan tetap (GLBB) Sebuah benda yang bergerak, akan mempunyai percepatan jika kecepatannya berubah. Jika perubahan kecepatan benda terjadi secara teratur dan lintasan benda tersebut lurus, maka gerak benda tersebut dinamakan gerak lurus berubah beraturan. Dengan kata lain gerak lurus berubah beraturan adalah gerak pada lintasan lurus dengan percepatan tetap (Kanginan, 2002). Hal ini berarti, percepatan sesaat dan percepatan rata-rata gerak ini mempunyai nilai yang sama. Andaikan sebuah benda bergerak dengan percepatan (a) tetap, kecepatan awal (v 0 ), maka setelah selang waktu (t) kecepatannya menjadi (Kanginan, 2002): v t = v o + at (8) dengan kecepatan awal (v 0 ), kecepatan akhir (v t ) dan selang waktu (t); jarak tempuh benda tersebut dapat dihitung dengan (Kanginan, 2002):

42 27 s = v o t at2 ; (9) Selain itu pada GLBB juga berlaku persamaan 10. Persamaan ini digunakan untuk mengetahui kecepatan akhir dari sebuah benda yang mengalami percepatan tetap pada jarak tertentu dari posisi awalnya tanpa mempersoalkan selang waktu (Kanginan, 2002): v t 2 = v as (10) Ada dua macam GLBB, yaitu gerak lurus dipercepat beraturan (a berharga positif) dan gerak lurus diperlambat beraturan (a berharga negatif). Menurut Kanginan (2002), GLBB dipercepat beraturan terjadi pada benda yang mengalami pertambahan kecepatan yang sama dalam selang waktu yang sama. GLBB bisa dimulai dari benda diam (v 0 = 0), seperti pada gambar 2.3 berikut: Gambar 2.3 Grafik kecepatan terhadap waktu benda mulai GLBB dari keadaan diam dipercepat

43 28 Bisa juga dimulai dari kecepatan tertentu (v 0 0) seperti pada gambar 2.4 berikut: Gambar 2.4 Grafik kecepatan terhadap waktu benda mulai GLBB dari keadaan bergerak GLBB diperlambat beraturan terjadi pada benda yang mengawali gerakan suatu kecepatan tertentu dan selanjutnya selalu mengalami pengurangan kecepatan. Situasi ini dapat digambarkan dalam grafik pada gambar 2.5 berikut: Gambar 2.5 Grafik kecepatan terhadap waktu benda mulai GLBB dari kecepatan tertentu diperlambat

44 29 7. Gerak jatuh bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak suatu benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu tanpa kecepatan awal (v 0 = 0). Pada peristiwa benda jatuh secara bebas, banyak yang menganggap bahwa benda dengan massa yang lebih besar akan jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda yang mempunyai massa lebih kecil. Untuk kasus ini Galileo Galilei mendalilkan bahwa semua benda akan jatuh dengan percepatan konstan yang sama jika tidak ada udara atau hambatan lainnya. Untuk benda dengan massa besar udara tidak menjadi penghambat. Sedangkan untuk benda dengan massa yang lebih kecil dan luas permukaan yang lebih besar, udara akan menjadi penghambat. Pada keadaan biasa udara hambatan udara bisa diabaikan. Sumbangan yang diberikan Galileo terhadap pemahaman kita mengenai gerak benda jatuh dapat dirangkum sebagai berikut (Giancoli, 2001): Pada suatu lokasi tertentu di Bumi dan dengan tidak adanya hambatan udara, semua benda jatuh dengan percepatan konstan. Percepatan ini, yang kita sebut dengan percepatan yang disebabkan oleh gravitasi pada bumi, dengan memberinya simbol g. Besarnya kira-kira g = 9,8 m/s 2. Ketika membahas benda-benda yang jatuh bebas kita dapat menggunakan persamaan pada GLBB, misalnya persamaan jarak: s = s 0 + v 0 t at2 (11)

45 30 di mana untuk a kita gunakan nilai g yang diberikan di atas. Selain itu, karena gerak tersebut verikal, kita akan mengganti s dengan h, dan menempatkan h 0 di tempat s 0 (Giancoli, 2001). Sehingga persamaan ketinggian untuk gerak jatuh bebas adalah: h = h 0 + v 0 t gt2 (12) 8. Gerak parabola Gerak parabola adalah gerak dengan lintasan berupa parabola. Gerak parabola terjadi pada benda ketika berada di udara. Walaupun hambatan udara seringkali penting, efeknya pada banyak kasus bisa diabaikan dan kita akan akan mengabaikannya pada analisis berikut. Kita hanya memandang geraknya setelah dilempar dan bergerak bebas di udara dengan pengaruh gravitasi semata. Dengan demikian percepatan benda tersebut disebabkan oleh gravitasi, yang mempunyai arah ke bawah dengan besar g = 9,80 m s 2, dan kita anggap konstan (khusus untuk jarak tempuh dan ketinggian maksimumnya di atas Bumi adalah kecil, bila dibandingkan dengan radius bumi 6400 km). Galileo adalah yang pertama kali mendeskripsikan gerak peluru secara akurat. Ia menunjukan bahwa gerak tersebut bisa dipahami dengan menganalisa komponen-komponen horizontal dan vertikal gerak tersebut secara terpisah. Untuk mudahnya, kita anggap bahwa gerak dimulai pada waktu t = 0 pada titik awal dari sistem koordinat xy (berarti x 0 = y 0 = 0).

46 31 Sebagai contoh kita akan menganalisis kasus peluru yang ditembakkan dari sudut atas (lihat gambar 2.6). Vektor kecepatan v pada setiap saat searah dengan gerak bola pada saat itu. Dengan mengikuti gagasan Galileo kita tangani komponen verikal dan horisontal kecepatan (v x dan v y ) secara terpisah, dan kita bisa menerapkan persamaan (Giancoli, 2001): v = v 0 + at [a = konstan] (13) x = x 0 + v 0 t at2 [a = konstan] (14) v 2 = v a(x x 0 ) [a = konstan] (15) v = v+v 0 2 [a = konstan] (16) Pertama kita lihat komponen vertikal (y) dari gerak tersebut. Begitu peluru ditembakkan (pada t = 0), peluru mengalami percepatan vertikal ke bawah (g) percepatan yang disebabkan oleh gravitasi. Oleh karena itu, v y terus berkurang sampai peluru mencapai titik tertinggi pada jalurnya. Setelah mencapai titik puncak peluru akan mengalami pertambahan v y dengan arah ke bawah (sampai peluru mengenai lantai). Jika kita menganggap y positif ke atas, berarti a y = g, dan dari persamaan 13 kita bisa menuliskan v y = gt karena kecepatan awal dalam arah vertikal (v y0 ) adalah nol. Perpindahan vertikal (y), dinyatakan dengan persamaan y = 1 2 gt2, jika kita tentukan y 0 = 0. Sedangkan v x konstan karena

47 32 tidak ada percepatan pada arah horisontal (Giancoli, 2001). Kita perlu menganalisis komponen kecepatan awal secara vertikal (v 0x ) dan kecepatan secara horisontal (v oy ). Untuk kecepatan awal secara vertikal berlaku v 0y = v 0 sin θ. Untuk kecepatan awal secara horisontal berlaku v 0x = v 0 cos θ. Gambar 2.6 Lintasan sebuah peluru yang ditembakan dengan kecepatan awal V 0 dengan sudut θ terhadap garis horisontal 9. Gerak melingkar Gerak melingkar adalah gerak dengan lintasan berupa lingkaran. Gerak melingkar dibedakan menjadi dua, yaitu gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan. Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan kelajuan yang konstan. Gerak melingkar dengan laju konstan terjadi jika gaya total pada benda yang diberikan menuju pusat lingkaran. Kecepatannya tidak konstan, karena arah kecepatan selalu berubah-ubah dengan teratur. Nilai kecepatannya konstan namun arah kecepatan terus berubah sementara

48 33 benda bergerak dalam lingkaran tersebut seperti pada gambar 2.7 berikut (Giancoli, 2001): Gambar 2.7 Sebuah benda kecil bergerak membentuk lingkaran Sedangkan gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak melingkar dengan percepatan sudut atau percepatan anguler (α) konstan. Pada gerak melingkar bekerja gaya total. Jika gaya total tidak diarahkan menuju titik pusat melainkan sudut tertentu, gaya tersebut mempunyai dua komponen (lihat gambar 2.8). Komponen yang diarahkan menuju pusat lingkaran (F R ), menyebabkan percepatan sentripetal (a R ) dan mempertahankan gerak benda dalam lingkaran. Komponen tangent terhadap lingkaran tersebut (F tan ) bekerja untuk menaikan atau menurunkan laju, dan dengan demikian menghasilkan komponen percepatan yang merupakan tangent terhadap lingkaran (a tan ). Ketika laju berubah, komponen tangensial dari gaya akan bekerja (Giancoli,2001).

49 34 Gambar 2.8 Gaya dan komponennya pada gerak melingkar berubah beraturan Komponen tangensial dari percepatan (a tan ) sama dengan perubahan besar kecepatan benda: a tan = v t (17) Percepatan radial (sentripetal) muncul dari perubahan arah kecepatan dinyatakan dengan: a R = v2 r (18) Persamaan (18) menunjukan bahwa percepatan bergantung pada υ dan r. Untuk laju yang lebih besar maka semakin cepat pula kecepatan berubah arah; dan semakin besar radius semakin lambat kecepatan berubah arah. Vektor percepatan selalu menuju ke arah pusat lingkaran. Tetapi vektor kecepatan selalu menuju ke arah gerakan. Dengan demikian vektor kecepatan dan percepatan selalu tegak lurus satu sama lain pada setiap titik

50 35 dijalurnya untuk melingkar beraturan yang ditunjukan dengan gambar 2.9 berikut (Giancoli, 2001): Gambar 2.9 Arah sentripetal pada GMB Percepatan tangensial selalu menuju ke arah tangen dari lingkaran, dan merupakan arah gerak (parallel terhadap v) jika laju bertambah (lihat gambar 2.10). Jika laju berkurang (a tan ) menunjukan arah yang antiparalel terhadap v. Dalam kedua kasus tersebut a tan dan a R selalu tegak lurus satu sama lain; dan arah keduanya terus berubah sementara benda bergerak sepanjang jalur melingkarnya. Percepatan vektor totalnya (a) adalah merupakan jumlah keduanya (Giancoli, 2001): a = a tan + a R (19) Karena a R dan a tan selalu tegak lurus satu sama lain, besar a pada setiap saat adalah: 2 2 a = a tan + a R (20)

51 36 Gambar 2.10 Vektor percepatan dan komponennya 10. Kecepatan linier dan kecepatan sudut Besarnya sudut θ yang ditempuh dalam selang waktu t disebut kecepatan sudut (ω) gerak melingkar beraturan. Kecepatan sudut disebut juga kecepatan anguler. Kelajuan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan yang ditempuh dengan selang waktu tempuhnya. Rumus kecepatan sudut seperti berikut (Kanginan, 2002): ω = θ t = 2π T = 2πf (21) v = s t = 2πR T = 2πRf (22) dengan: ω =kecepatan sudut (rad/s); f =frekuensi(hz) T = periode (s); R = jari-jari (m); v = kelajuan linier (m/s) Hubungan v dan ω adalah: v = ωr atau ω = v R (23)

52 Hukum I Newton Hukum I Newton menyatakan bahwa: setiap benda akan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja padanya bernilai nol (Giancoli, 2001). Ini artinya percepatan benda sama dengan nol jika gaya total (resultan gaya) yang bekerja padanya sama dengan nol. Secara matematis: F = 0 (Kanginan, 2002). Setiap benda mempunyai sifat mempertahankan keadaannya (Giancoli, 2001). Benda yang sedang bergerak cenderung akan terus bergerak, demikian juga benda yang diam cenderung akan mempertahankan keadaan diamnya. Sifat tersebut dinamakan inersia atau kelembaman, dan hukum I Newton juga disebut sebagai hukum kelembaman (Giancoli, 2002). 12. Hukum II Newton Hukum II Newton menyatakan bahwa: percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan besar gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda, arah percepatan sama dengan arah resultan gaya (Giancoli, 2001). Secara matematis: a = F m atau F = ma (24) dimana: [a =percepatan benda (m/s 2 ); m = massa benda (kg) dan F = resultan gaya yang bekerja pada benda (N)].

53 Massa dan berat Dalam fisika massa dan berat adalah dua besaran yang berbeda. Massa: banyaknya zat yang dimiliki oleh suatu benda. Massa merupakan ukuran inersia benda (Giancoli, 2001), artinya massa suatu benda menunjukkan seberapa besar kecenderungan benda itu untuk mempertahankan keadaannya. Kita dapat mengatakan bahwa lebih sulit menggerakkan benda yang bermassa besar daripada menggerakkan benda yang bermassa kecil. Atau dapat juga dikatakan bahwa lebih sulit menghentikan gerak benda bermassa besar daripada menghentikan gerak benda bermassa kecil jika kelajuannya sama. Istilah sulit di sini maksudnya adalah memerlukan gaya yang lebih besar. Sedangkan berat atau gaya berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda yang berada di dekat permukaan bumi (Kanginan, 2002). Jadi berat benda tergantung pada besarnya gravitasi bumi. Massa dinyatakan dengan simbol (m), sedang berat (w) dan keduanya memenuhi persamaan: w = mg dengan w = berat (N); m= massa (kg); g= percepatan gravitasi. 14. Hukum III Newton Hukum III Newton menyatakan bahwa: setiap ada gaya aksi selalu timbul gaya reaksi dalam garis kerja yang sama. Gaya aksi sama besar dengan gaya reaksi, tetapi arahnya berlawanan (Kanginan, 2002). Dituliskan: F aksi = F reaksi. Hukum III Newton ini menunjukkan bahwa tak ada gaya reaksi tanpa didahului oleh gaya aksi, dan tak ada gaya aksi yang tak diikuti gaya reaksi. Pasangan gaya aksi-reaksi selalu bekerja pada

54 (Tipler, 39 dua benda yang berbeda, sehingga gaya-gaya tersebut tidak saling menghilangkan atau menghasilkan keseimbangan. 15. Gaya gesek Kita dapat berjalan dan berlari karena adanya gesekan. Pada waktu kita berjalan, kita memberikan gaya pada lantai. Gesekan pada lantai memungkinkan lantai memberikan gaya reaksi pada kaki, sehingga kita dapat bergerak maju. Gerakan sepeda motor atau mobil dapat dihentikan karena adanya gesekan. Rem karet pada sepeda akan menghambat gerak putaran roda sepeda motor, sehingga sepeda motor dapat berhenti. Besarnya gaya gesekan dipengaruhi oleh sifat permukaan sentuh, makin kasar permukaan sentuh, makin besar gaya gesek yang mungkin terjadi. Sifat permukaan sentuh dinyatakan dalam bentuk angka karakteristik, yang disebut koefisien gesek yang dilambangkan dengan (μ). Nilai koefisien gesek tersebut berkisar antara nol dan 1 ( 0 μ 1 ). Ada dua jenis koefisien gesek, yaitu koefisien gesek statis (μ s ) dan koefisien gesek kinetis (μ k ) dimana μ k < μ s R 1991). Ada dua macam gaya gesek, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis adalah gaya gesek antara dua buah benda yang berada dalam keadaan diam sampai siap bergerak. Sedang gaya gesek kinetis adalah gaya gesek antara dua buah benda yang berada dalam keadaan bergerak (Tipler, 1991). Gambar (2.11a), (2.11b), dan (2.11c) di bawah ini adalah gambar sebuah balok yang diletakkan di atas lantai. Gaya yang bekerja pada balok

55 40 adalah gaya berat (w) dan gaya normal (N). Balok akan memberi tekanan ke lantai sebesar (w) dan permukaan lantai akan memberi gaya pada permukaan balok sebesar (N). Jika gaya luar yang diberikan lebih kecil dari gaya gesek (F < f s ) maka benda diam (lihat gambar 2.11a). Jika gaya luar yang diberikan sama dengan gaya gesek (F = f s ) maka benda masih tetap diam (lihat gambar 2.11b). Gaya gesek yang melawan gaya luar (F) sehingga menghambat benda untuk bergerak, disebut gaya gesek statis (fs). Secara matematis dapat ditulis: (f s μ s N); N = gaya normal (Tipler, 1991). Gambar 2.11a Benda dengan F < f s Gambar 2.11b Benda dengan F = f s Jika gaya luar yang diberikan lebih besar dari gaya gesek (F > f s ) maka benda begerak dengan percepatan (a), dan gaya gesek yang bekerja

56 41 adalah gaya gesek kinetis (f k ). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: (f k μ k N). Gambar 2.11c Benda dengan F > fs

57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif (quantitative research). Dalam penelitian kuantitatif data yang diperoleh berupa angka. Sedangkan pada penelitian kualitatif deskriptif data yang diperoleh berupa keterangan atau data kualitatif. Gabungan kedua jenis penelitian ini akan saling memperjelas satu sama lain. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan dianalisis untuk menjelaskan tingkat pemahaman, terjadinya miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi pada siswa kelas XI IPA SMA mengenai konsep gaya dan gerak. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan soal-soal mengenai konsep gaya dan gerak. Hasil tes pada siswa akan dianalisis untuk mengetahui apakah terjadi miskonsepsi pada konsep gaya dan gerak. Berdasarkan hasil tes dilakukan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui secara lebih detail mengenai penyebab terjadinya miskonsepsi. B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian : 8 Agustus dan 15 Agustus 2016 Tempat penelitian : SMAN I Titehena Lewolaga, Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. 42

58 43 C. Desain Penelitian Penelitian ini dimulai dengan memberikan tes pilihan ganda yang disertai dengan CRI kepada siswa. Namun skala CRI hanya mengandalkan kejujuran siswa. Bisa saja yang siswa tuliskan tidak sesuai dengan kenyataan. Oleh karena itu, setelah tes tertulis serta analisis data mengenai tes selesai maka perlu dilakukan wawancara kepada partisipan untuk menggali informasi lain yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini. Tes tertulis yang berupa pilihan ganda dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai konsep gerak dan gaya. Siswa diharapkan untuk menyelesaikan tes tersebut berdasarkan kemampuan siswa mengenai kosep gerak dan gaya. Kemudian skala CRI digunakan untuk mengetahui apakah siswa yakin dengan jawabannya atau hanya sekedar menerka jawaban. Untuk mengetahui apakah siswa dalam menjawab soal sesuai pemahaman mereka atau menerka maka untuk setiap soal siswa diminta untuk mengisi CRI dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.1 Keyakinan Jawaban Siswa Berdasarkan CRI Skala Keterangan 1 Jawaban menerka dengan mempertimbangkan pengetahuan yang dimiliki 2 Jawaban dengan menggunakan pengetahuan dan pikiran tetapi tidak yakin akan kebenaran jawaban 3 Jawaban dengan menggunakan pengetahuan dan pikiran serta yakin akan kebenaran jawaban

59 44 Untuk memperoleh informasi lebih mengenai penelitian maka dilakukan wawancara kepada partisipan secara individu dan dalam waktu yang berbeda. Sebelum wawancara dilakukan peneliti merancang pertanyaan-pertanyaan wawancara. Wawancara dilakukan setelah analisis data tes tertulis selesai sehingga peneliti memiliki data mengenai tingkat pemahaman dan miskonsepsi pasa siswa kelas XI IPA di SMAN I Titehena tersebut. Wawancara antara peneliti dan partisipan direkam agar memudahkan peneliti dalam merekap data hasil wawancara. D. Partisipan Partisipan penelitian diambil dari kelas XI IPA SMAN I Titehena, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Alasan pemilihan partisipan adalah karena mereka telah mempelajari materi gaya dan gerak pada kelas X SMA. Partisipan diharapkan memahami materi mengenai gaya dan gerak. E. Instrumen Data dikumpulkan dengan dua cara, yaitu: 1. Tes Pilihan Ganda Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan soal pilihan ganda. Pilihan dari soal pilihan ganda harus memiliki pengaruh terhadap siswa dalam memilih jawaban. Oleh karena itu, pilihan jawaban dalam soal ini harus terdiri dari jawaban benar dan jawaban pengecoh. Yang dimaksudkan dengan jawaban pengecoh adalah jawaban yang mungkin akan dipilih siswa jika tidak menguasai materinya. Tujuan dari penggunaan soal pilihan ganda adalah agar mudah dalam melakukan

60 45 analisis data. Selain itu soal pilihan ganda merupakan salah satu tes yang mampu mengukur seluruh bagian dari materi yang akan diujikan. Jumlah soal tes dalam penelitian ini adalah 25 butir soal mengenai konsep gerak dan gaya. Dalam penelitian ini soal disusun berdasarkan kisikisi materi dan data miskonsepsi mengenai setiap sub materi yang biasanya terjadi pada siswa. Bentuk tes tertulis ini adalah soal pilihan ganda yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index). Pada CRI siswa diminta untuk menentukan tingkat keyakinan siswa dalam menggunakan konsep-konsep untuk menyelesaikan soal tes tersebut. Hal ini akan menunjukan apakah terjadi miskonsepsi atau tidak dalam materi tersebut. Kisi-kisi soal yang digunakan dalam penyusunan soal untuk penelitian ini terdapat pada tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis No. Indikator Keterangan Jumlah 1. Gerak jatuh bebas 1 dan Perpindahan Gerak vertikal ke atas Gerak lurus dan gaya Arah kecepatan linier Gerak parabola 9 dan Gaya-gaya dalam gerak melingkar Gaya sentripetal Resultan gaya pada benda di bidang 11 1 datar 10. Resultan gaya dan gaya gesek Hukum Newton III 13 dan Gaya gesek pada benda diam 15 1

61 46 No. Indikator Keterangan Jumlah 13. Gaya normal 16 dan Hukum Newton I Perlambatan dan gaya gesek 19 dan Gaya-gaya ketika benda di udara 21 dan Gaya gesek pada benda bergerak Gaya aksi reaksi 24 dan 25 2 Melalui CRI dapat diketahui apakah siswa menyelesaikan soal karena menerka atau karena sungguh-sungguh paham pada materi tersebut. Selain itu, dapat juga diketahui apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak dalam konsep gerak dan gaya. Jika skala CRI rendah dapat diketahui bahwa siswa kurang memahami konsep gerak dan gaya. Jika skala CRI tinggi maka diketahui siswa benar-benar yakin akan jawaban tersebut. Dengan menggunakan diagram penghubung antara jawaban siswa dan nilai CRI yang dipilih siswa dapat diketahui apakah siswa benar-benar memahami materi, atau apakah siswa telah mengalami miksonsepsi mengenai materi gerak dan gaya. Misalnya pada kisi-kisi nomor 2 yaitu mengenai perpindahan. Pada materi perpindahan, biasanya siswa memiliki pemahaman bahwa perpindahan selalu sama dengan jarak, sehingga dapat dibuat soal sebagai berikut: Seorang anak berjalan sejauh 4 m ke arah timur, kemudian bergerak ke utara sejauh 3 m. Setelah itu, anak tersebut berjalan ke barat sejauh 7 m dan ke selatan sejauh 7 m. Berapa perpindahan anak tersebut?

62 47 a. 21 m b. 5 m c. 26 m d. 3 m e. 7 m Pada lembar jawaban telah diberi CRI dengan format lembar jawaban sebagai berikut: Lembar Jawaban Nama: Kelas : Perhatikan! Tulislah pilihan jawaban yang menurut anda benar dengan menggunakan huruf kapital! Berikan skala keyakinan anda dalam memilih jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu dari skala keyakinan! 1. Keterangan Tidak yakin Ragu-ragu Yakin Skala Alasan:

63 48 2. Wawancara Berdasarkan hasil tes tersebut kemudian dilakukan wawancara pada beberapa siswa untuk mengetahui lebih jelas penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa terhadap konsep gerak dan gaya. Wawancara dilakukan pada partisipan yang memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Partisipan tersebut terdiri dari siswa dengan tingkat pemahaman tinggi dan siswa dengan tingkat pemahaman kurang. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari miskonsepsi serta data lain yang diperlukan untuk memperkaya hasil penelitian mengenai miskonsepsi pada gerak dan gaya ini. Wawancara dilakukan langsung kepada 6 orang partisipan dari 10 partisipan tes tertulis. Pada rencana awal peneliti hanya ingin mewawancarai 4 partisipan yang terdiri dari 2 partisipan dengan tingkat pemahaman rendah dan 2 partisipan dengan tingkat pemahaman tinggi. Namun, setelah mengetahui bahwa siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena hanya berjumlah 10 orang maka peneliti memutuskan untuk mewawancarai 10 orang partisipan tersebut. Pada jadwal wawancara ternyata partisipan yang hadir hanya 6 orang karena ada kegiatan pramuka. Oleh karena itu, peneliti hanya mewawancarai 6 orang partisipan tersebut. Wawancara dilakukan secara individu dengan waktu yang berbeda untuk setiap partisipan. Wawancara dilakukan setelah dilakukan analisis data mengenai tes tertulis.

64 49 Kisi-kisi yang digunakan dalam penyusunan pertanyaan wawancara untuk penelitian ini sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara No Indikator Keterangan Jumlah 1 Minat Belajar Fisika 1, Pengunaan metode belajar 3, 4 2 fisika 3 Pengertian Gerak dan Gaya Jarak dan Perpindahan 6, Gerak Jatuh Bebas 7, Gerak benda Gaya-gaya yang bekerja pada 10, 15 2 sebuah benda. 8 Gaya gesek 11, Gerak vertikal ke atas 13 1 Jumlah 15 Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan seperti berikut: 1. Apakah anda senang belajar fisika? 2. Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? 3. Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisikamu saat mengajar di depan kelas? 4. Apakah dengan metode tersebut, anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru mu? 5. Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X. Bisakah anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? Apakah anda yakin dengan jawaban tersebut? Sebutkan alasan anda!

65 50 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Validitas menentukan atau mengukur apakah tes sungguh-sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan khususnya pemahaman siswa tetang konsep gerak dan gaya. Validitas menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Suatu instrumen disebut valid apabila memang mengukur yang mau diukur. Untuk menjamin instrumen valid, dilakukan validasi. Validasi instrumen dilakukan minimal dengan dua cara, yaitu: a. Dengan meminta penilaian ahli, apakah memang tes itu sungguh sesuai dengan isi yang mau dites. b. Dengan menggunakan kisi-kisi yang menunjukan bahwa instrumen itu memang memuat semua isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukan konsistensi internal dari alat ukur sepanjang waktu. Reliabilitas sering disebut sebagai konsistensi skor yang diperoleh untuk setiap individu. Misalnya seorang siswa yang dites pada hari pertama mendapat skor tinggi, juga mendapat skor tinggi pada tes kedua tentang hal itu.

66 51 G. Metode Analisis Data 1. Analisis Tes Pilihan Ganda Data miskonsepsi diperoleh dari hasil pemberian tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang telah dilengkapi dengan skor CRI. Pada instrumen dijelaskan keterangan keyakinan partisipan dalam mengerjakan soal. Pilihan tingkat keyakinan berfungsi untuk mengetahui apakah partisipan mengerjakan soal tersebut berdasarkan pemahaman konsep atau menerka. Untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang terjadi pada konsep gerak dan gaya, digunakan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI No. Kriteria Yakin Ragu-ragu Tidak yakin Jawaban 1. Benar Paham Tidak paham Tidak paham 2. Salah Miskonsepsi Tidak paham Tidak paham Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes CRI, jawaban siswa dinilai dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Soal Bentuk Soal Nilai Keterangan 1 Jika jawaban benar Pilihan Ganda 0 Jika jawaban salah

67 52 Jawaban siswa dianalisis dengan metode CRI. Bentuk jawaban siswa dan pengkategorian adalah sebagai berikut (lihat tabel 3.6): Tabel 3.6 Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang Diberikan dengan CRI No. Kriteria Kriteria CRI Keterangan Jawaban Tidak Yakin Ragu-ragu Yakin 1. A (Benar) Tidak paham B (Salah) Tidak paham 2. A (Salah) Tidak paham C (Benar) Tidak paham 3. B (Benar) Paham D (salah) Miskonsepsi Berdasarkan pengkategorian tersebut maka dapat diketahui jumlah miskonsepsi untuk setiap nomor soal pada seluruh siswa yang mengikuti tes tertulis. Untuk mengetahui jumlah digunakan format sebagai berikut: No Soal 1 2 dst. Tabel 3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis untuk Seluruh Siswa Kode A dst. M P siswa J CRI K J CRI K Dengan keterangan sebagai berikut: J K M : Kriteria jawaban : Keterangan : Miskonsepsi

68 53 P : Paham 1 : Tidak yakin 2 : Ragu-ragu 3 : Yakin Berdasarkan hasil analisa diatas dapat diketahui jumlah miskonsepsi dari setiap soal maupun setiap sub topik. Untuk memperoleh tingkat miskonsepsi dalam persen dapat digunakan persamaan sebagai berikut: Persentase untuk setiap soal: X = M siswa 100% (1) Persentase untuk setiap sub topik: X = M spt siswa 100% (2) Keterangan: X M Spt : persentase : miskonsepsi : jumlah : soal per topik Setelah menghitung tingkat persentase, maka ditentukan kategori tingkat pemahaman dan miskonsepsi siswa mengenai materi yang diujikan yakni dengan menggunakan statistika distribusi frekuensi grup (interval). Berdasarkan data persentase tingkat pemahaman dan miskonsepsi siswa

69 54 mengenai konsep gerak dan gaya, maka kita akan membagi dalam tiga kategori diantaranya kategori tinggi, sedang dan rendah. Pertama harus ditentukan dulu rangenya yaitu dengan rumus (Suparno, 2011): Range = Nilai tertinggi Nilai terendah (3) Setelah itu kita akan menetukan lebar interval, yaitu dengan rumus (Suparno, 2011): Lebar Interval = Range/3 (4) Misalnya, untuk data tingkat pemahaman terbanyak, nilai terendah 0, nilai teringgi 50 maka Range = 50 0 = 50. Setelah itu, lebar interval diketahui dari 50 dibagi tiga = 16,6, dapat dibulatkan menjadi 17. Maka kategori dapat dibagi seperti pada tabel berikut: Tabel 3.8 Kategori Pemahaman siswa Nilai Keterangan Tinggi Sedang 0-16 Rendah 2. Analisis Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan alasan jawaban siswa pada tes tertulis. Data wawancara berupa rekaman suara selama wawancara kepada seluruh partisipan. Dari rekaman wawancara tersebut, dibuat transkrip hasil wawancara. Transkrip data tersebut dibaca ulang dengan sangat teliti dan diberi tanda/kode (coding). Sedangkan pada tes

70 55 tertulis, siswa memberikan alasan mengapa siswa memilih jawaban tersebut. Dari alasan tersebut, kemudian diberi tanda/kode (coding) seperti pada transkrip wawancara. Coding diwujudkan dalam suatu kata yang menunjukan isi dari bagian data tertentu. Data-data yang sama kodenya disatukan sehingga kita tahu pola yang sering muncul dari jawaban partisipan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Pola yang sama tersebut kemudian diberi nama dengan konsep tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian kita. Dengan coding kita dapat mengetahui miskonsepsi seperti apa yang dialami siswa terhadap topik tersebut; seperti apa pemahaman siswa terhadap topik tersebut; serta alasan siswa mengalami miskonsepsi.

71 BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN I Titehena, Flores Timur, NTT pada tanggal 8 Agustus dan 15 Agustus Sekolah ini terletak di desa Lewolaga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini merupakan sekolah yang belum lama dibuka. Di sekolah ini terdapat satu guru fisika yang mengajar di kelas X, kelas XI IPA dan kelas XII IPA. Jumlah kelas XI IPA tahun ajaran 2016/2017 di sekolah ini hanya ada satu dengan jumlah siswa 10 siswa. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA. Oleh karena itu, jumlah partisipan dalam penelitian ini hanya 10 orang. SMAN I Titehena juga belum dilengkapi dengan laboratorium IPA. Ketika peneliti melakukan penelitian, di sekolah ini sedang ada pembangunan gedung baru untuk keperluan kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, lingkungan sekolah termasuk tempat yang kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dapat dikatakan demikian karena hampir tidak ada aktivitas di lingkungan sekolah yang mengganggu pembelajaran. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data tes tertulis dan tes wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan treatment apapun sehingga peneliti tidak mempengaruhi hasil tes tertulis maupun tes wawancara yang diperoleh. Peneliti terlebih dahulu mengambil data untuk tes tertulis kemudian baru melakukan wawancara. Pada saat pengambilan data tes tertulis 56

72 57 seluruh siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2016/2017 SMAN I Titehena hadir. Tes tertulis dilakukan dalam satu hari dengan jumlah 25 soal selama 90 menit. Setelah tes tertulis, dilakukan wawancara. Dalam rencana peneliti melakukan wawancara terhadap seluruh partisipan karena partisipan hanya berjumlah 10 siswa. Namun, pada saat pelaksanaan wawancara, ternyata tidak semua siswa hadir karena pada tanggal 15 Agustus 2016 seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pramuka diliburkan. Oleh karena itu, hanya 6 orang partisipan yang bisa diwawancara. 1. Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh peneliti, yaitu perizinan serta persiapan instrumen yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Untuk mendapatkan izin melakukan penelitian di SMAN I Titehena, peneliti terlebih dahulu membuat surat perizinan ke sekolah. Peneliti menghubungi kepala SMAN I Titehena melalui telepon untuk meminta izin penelitian di sekolah. Peneliti diminta untuk membuat surat izin kepada Dinas Pendidikan kabupaten Flores Timur. Setelah menyelesaikan perizinan di Dinas Pendidikan kabupaten Flores Timur, peneliti mengantar surat izin dan proposal penelitian ke sekolah. Setelah mendapat izin dari sekolah, peneliti kemudian berkonsultasi dengan guru mata pelajaran Fisika mengenai jadwal penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen tersebut

73 58 kemudian divalidasi oleh seorang dosen Fisika. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid atau benar-benar mengukur yang mau diukur. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 8 Agustus 2016, peneliti melakukan tes tertulis terhadap seluruh siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017. Pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 15 Agustus 2015, peneliti melakukan wawancara terhadap 6 orang partisipan karena hanya ada 6 siswa yang hadir pada saat itu. B. Hasil dan Analisis 1. Tes Tertulis Setelah melakukan tes tertulis, peneliti kemudian memeriksa jawaban partisipan berdasarkan kriteria yang telah dibuat dalam bab III. Peneliti memeriksa jawaban partisipan dengan menggunakan format tabel (3.7) yang terdapat pada bab III. Data hasil penelitian tersebut ada pada lampiran 8. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam tes tertulis yang terdapat pada lampiran 8, dapat diketahui jumlah partisipan yang memahami konsep tersebut serta jumlah partisipan yang mengalami miskonsepsi untuk setiap soal yang diberikan. Dari jumlah tersebut dapat diperoleh persentase partisipan yang paham dan miskonsepsi dari setiap soal. Cara untuk mengetahui persentase pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI

74 59 IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 dari setiap soal digunakan perhitungan dengan menggunakan persamaan (1) dan Persamaan (2) seperti pada yang telah dijelaskan pada bab III. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh persentase pemahaman dan miskonsepsi untuk setiap soal seperti yang disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Persentase dan Kategori Tingkat Pemahaman Partisipan untuk Setiap Soal Nomor Soal Kategori Tingkat Pemahaman Jumlah Partisipan Persentase Paham (%) Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Rendah Rendah Rendah

75 60 Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 25 butir soal persentase tingkat pemahaman tertinggi sebesar 50% dari sepuluh partisipan, yaitu pada butir soal nomor 4 dan 9. Sedangkan persentase pemahaman terendah adalah 0% yaitu pada soal nomor 1, 10, 17, 20, dan 24. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada soal yang benar-benar dipahami oleh seluruh partisipan. Hanya setengah dari seluruh siswa di kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 yang benar-benar memahami konsep yang diujikan pada soal nomor 4 dan 9 yaitu konsep gerak lurus dan gaya; serta gerak parabola. Selain itu tidak ada partisipan yang memahami konsep yang diujikan pada soal nomor 1, 10, 17, 20, dan 24 mengenai konsep gerak jatuh bebas; gerak parabola; gaya normal; perlambatan dan gaya gesek; serta gaya aksi reaksi. Pada butir soal yang lain terlihat bahwa ada partisipan yang memahami konsep yang diujikan. Namun, tingkat pemahaman partisipan untuk konsep pada setiap soal yang diujikan hanya berkisar diantara 10% - 40% saja dari sepuluh partisipan. Tabel 4.2 berikut merupakan tabel persentase miskonsepsi partisipan untuk setiap soal. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa partisipan paling banyak mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1 dan 13 dengan persentase sebesar 80%. Sedangkan partisipan paling sedikit mengalami miskonsepsi pada soal nomor 2 dan 8 dengan persentase sebesar 10%. Hal ini menunjukan bahwa untuk setiap soal ada partisipan yang mengalami miskonsepsi.

76 61 Tabel 4.2 Persentase Miskonsepsi Partisipan untuk Setiap Soal Nomor Soal Kategori Tingkat Miskonsepsi Jumlah Persentase Miskonsepsi (%) Tinggi Rendah Sedang Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Berdasarkan tabel 4.3 berikut dapat diketahui bahwa partisipan yang memiliki jumlah pemahaman tertinggi yakni 5 atau setara dengan 20% adalah partisipan E. Sementara partisipan yang memiliki jumlah miskonsespi tertinggi yakni 17 atau setara dengan 68% adalah partisipan D dan E. Sedangkan partisipan yang memiliki jumlah pemahaman terendah yakni 1 atau setara dengan 4% adalah partisipan A. Sementara partisipan

77 62 yang memiliki jumlah miskonsepsi terendah yakni 1 atau setara denga 4% adalah partsipan J. Tabel 4.3 Jumlah dan Persentase Pemahaman dan Miskonsepsi untuk Seluruh Soal pada Setiap Partisipan. Kode Partisipan Jumlah Pemahaman Persentase Pemahaman (%) Jumlah Miskonsepsi Persentase Miskonsepsi (%) A B C D E F G H I J Pada tabel 4.4 digambarkan data urutan persentase tingkat pemahaman partisipan berdasarkan sub topik yang diuji dalam penelitian ini dari yang paling banyak tingkat pemahamannya. Tabel 4.4 menunjukan bahwa yang termasuk kategori pemahaman tinggi adalah topik gerak lurus dan gaya; serta gaya-gaya ketika benda di udara. Hanya ada tiga topik yang termasuk kategori pemahaman sedang yaitu topik perpindahan, gaya gesek pada benda diam dan gaya setripetal. Sedangkan topik yang lain termasuk kategori tingkat pemahaman rendah diantaranya terdapat topik yang paling sedikit dipahami partisipan yaitu resultan gaya dan gaya gesek serta gerak parabola dengan persentase sebesar 0%.

78 63 Tabel 4.4 Persentase Pemahaman Berdasakan Sub Topik No. Jumlah Partisipan Paham (%) Kategori Tingkat Pemahaman Nomor Topik Soal 1. Gerak lurus dan gaya 4 dan Tinggi Gaya-gaya ketika benda di 21 dan Tinggi 2. udara Perpindahan Sedang Gaya gesek pada benda diam Sedang Gaya sentripetal Sedang Gaya normal 16 dan Rendah Gerak vertikal ke atas Rendah Arah kecepatan linier Rendah Hukum Newton I Rendah Perlambatan dan gaya gesek 19 dan Rendah Gaya gesek pada benda 23 Rendah bergerak 1 10 Gaya-gaya dalam gerak 7 Rendah melingkar Resultan gaya pada benda di Rendah bidang datar Gerak jatuh bebas 1 dan Rendah Hukum Newton III 13 dan Rendah Gaya aksi reaksi 24 dan Rendah Resultan gaya dan gaya gesek Rendah Gerak parabola Rendah Dari tabel 4.5 ditunjukan bahwa ada topik yang termasuk kategori miskonsepsi tinggi. Siswa paling banyak mengalami miskonsepsi pada topik Hukum Newton III dengan persentase miskonsepsi sebesar 70%. Sedangkan siswa paling sedikit mengalami miskonsepsi pada topik perpindahan dan gaya sentripetal dengan persentase sebesar 10%.

79 64 Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Topik No Topik Nomor Soal Jumlah Miskonsepsi (%) Kategori Tingkat Miskonsepsi 1. Hukum Newton III 13 dan Tinggi 2. Gerak jatuh bebas 1 dan Tinggi Gerak parabola Tinggi 3. Gerak vertikal ke atas Tinggi Arah kecepatan linier Tinggi Resultan gaya dan gaya 12 Tinggi gesek 5 50 Hukum Newton I Tinggi Perlambatan dan gaya 19 dan 20 Tinggi gesek Gaya gesek pada benda 15 Tinggi diam 5 50 Gaya gesek pada benda 23 Sedang bergerak Gaya aksi reaksi 24 dan Sedang 6. Gaya-gaya dalam gerak 7 Sedang melingkar 3 30 Resultan gaya pada benda Sedang di bidang datar Gaya normal 16 dan Sedang Gaya-gaya ketika benda di 21 dan 22 Sedang udara Gerak lurus dan gaya 4 dan Rendah 8. Perpindahan Rendah Gaya sentripetal Rendah Pada tabel 4.6 digambarkan tentang bentuk pemahaman partisipan mengenai konsep-konsep gerak dan gaya. Tabel 4.6 Bentuk Pemahaman Partisipan Berdasarkan Sub Topiknya No. Topik Pemahaman 1 Gerak lurus dan gaya Sebuah meja yang didorong akan terus bergerak jika diberi gaya luar terhadap meja atau didorong terus menerus. Pada peristiwa bola yang ditendang, bola tersebut akan tetap bergerak jika diberi gaya luar. 2 Gaya-gaya ketika benda Gaya yang bekerja pada bola tenis yang melambung di udara

80 65 No. Topik Pemahaman di udara adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya yang bekerja pada peluru yang berada di udara adalah gaya yang bekerja adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. 3 Gaya gesek pada benda diam Pada peristiwa Riano mendorong lemari yang berada di atas lantai kasar dan leari tersebut tidak bergerak disebabkan oleh F gesek = F riano. 4 Perpindahan Perpindahan yang dilakukan Rena sejauh 25 Km. 5 Gerak parabola (Tidak ada partisipan yang paham konsep ini) 6 Hukum Newton III Meja yang didorong anak tidak bergerak karena gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. 7 Gaya normal Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. 8 Gerak vertikal ke atas Gaya yang bekerja pada bola yang dilempar ke atas dan kemudian jatuh lagi ke bawah adalah gaya dari tangan, gaya berat, serta gaya gesek dengan udara 9 Arah kecepatan linier Bola yang diikatkan pada tali kemudian diputar dan tali tersebut putus maka bola akan bergerak ke arah (B) karena ketika benda yang dililit tali kemudian diputar, akan bergerak tegak lurus tali jika tali tersebut tiba-tiba putus. 10 Hukum Newton I Pada peristiwa kotak cokelat yang diam di atas meja maka pernyataan yang salah adalah kotak cokelat 11 Perlambatan dan gaya gesek tersebut tidak mengalami gaya apapun. Mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan tibatiba diberhentikan maka mobil tersebut melambat dan akhirnya berhenti. 12 Gaya gesek pada benda bergerak Pernyataan yang salah mengenai gaya gesek adalah gaya gesek searah dengan gerak benda. 13 Gaya aksi reaksi Pasangan aksi reaksi adalah T 1 dan T 3 berarti pada benda yang berbeda dan memiliki arah yang berlawanan. 14 Gaya-gaya dalam gerak melingkar Benda yang bergerak melingkar memiliki kecepatan sudut dan laju yang konstan. 15 Resultan gaya pada Gaya gravitasi sama besarnya dengan gaya normal. benda di bidang datar 16 Gaya sentripetal Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. 17 Gerak jatuh bebas Pernyataan salah mengenai benda jatuh dari ketinggian tertentu adalah massa benda mempengaruhi percepatan. 18 Resultan gaya dan gaya gesek (Tidak ada partisipan yang paham konsep ini)

81 66 Pada tabel 4.7 digambarkan tentang bentuk miskonsepsi partisipan mengenai konsep-konsep gerak dan gaya. Tabel 4.7 Bentuk Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Sub Topiknya No. Topik Miskonsepsi 1 Gerak jatuh bebas Benda yang lebih berat pasti menyentuh lantai lebih dahulu meskipun dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Ketika benda jatuh dari ketinggian tertentu maka: kecepatan benda tidak berubah-ubah atau tetap. Gerak jatuh benda tidak dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Kecepatan awal benda tidak sama dengan nol. 2 Hukum Newton III Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Gaya yang diberikan anak terhadap meja adalah 0 N sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Jika gaya yang diberikan kecil maka besarnya gaya sama dengan nol. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya sebesar 0 N. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan gaya gesek. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek. 3 Gerak vertikal ke atas Ada gaya normal yang bekerja pada benda yang dilemparkan keatas dan jatuh kembali kebawah. 4 Arah kecepatan linier Ketika bola diikatkan pada tali kemudian tali tibatiba terputus maka: Bola bergerak ke arah (A) karena bisa bergerak ke segala arah; bola mengikuti arah putarannya; dan pasti bergerak ke atas lebih dahulu ketika tali pengikatnya terputus. Bola bergerak ke arah (E) karena benda akan bergerak tegak lurus titik pusat. 5 Resultan gaya dan gaya Pada buku yang diletakan pada meja yang gesek dimiringkan tetap diam gaya geseknya sejajar dengan bidang dan arahnya ke bawah. Pada buku yang terletak pada meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gaya normal. Pada buku yang terletak pada meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gravitasi bumi 6 Hukum Newton I kotak cokelat yang diam diatas meja tidak

82 67 No. Topik Miskonsepsi mengalami gaya gesek yang sangat besar. kotak cokelat yang diam diatas meja tidak mengalami gaya berat. 7 Perlambatan dan gaya gesek Mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan dan diberhentikan secara tiba-tiba akan langsung berhenti seketika. Mobil yang mengalami perubahan kecepatan pasti mengalami kecepatan berubah beraturan. 8 Gerak parabola Bom yang dijatuhkan akan membentuk setengah parabola dan arahnya berlawanan dengan gerak pesawat. Bom yang dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak akan tegak lurus permukaan tanah. 9 Gaya gesek pada benda diam 10 Gaya gesek pada benda bergerak Jika lemari yang didorong diatas lantai kasar tidak bergerak maka: F Riano < F gesek. F gesek = 0. Jika gaya yang diberikan lebih sedikit maka besarnya gaya sama dengan nol. Gaya gesek tidak menyebabkan benda berhenti bergerak. Gaya gesek memiliki nilai maksimum ketika benda bergerak. 11 Gaya aksi reaksi F A dan F bearti pasangan aksi reaksi adalah gaya dari benda yang berbeda dan searah. W A dan N A berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. W B dan N B berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. T 1 dan T 2 berarti pasangan aksi reaksi adalah pasangan gaya yang memiliki arah yang sama. T 4 dan T 1 12 Gaya-gaya dalam gerak melingkar 13 Resultan gaya pada benda di bidang datar Ketika benda bergerak melingkar maka kecepatannya konstan, serta percepatannya konstan. Besar gaya gravitasi bumi pada balok sama dengan nol. Besar percepatan gravitasi sama dengan berat balok. Gaya normal balok sama dengan nol 14 Gaya normal Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. Gaya normal memiliki besar yang sama dengan gaya gesek. Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. 15 Gaya-gaya ketika benda di udara Gaya dorong dari bola dan racket juga merupakan gaya yang bekerja pada bola yang melambung di udara. Adanya gaya dorong dari penembak merupakan salah satu gaya yang bekerja pada peluru di udara. 16 Gerak lurus dan gaya Hal yang harus dilakukan agar bola yang ditendang tetap bergerak adalah dengan mengurangi gaya gesek tanah, gaya gesek bola, serta gaya gesek.

83 68 No. Topik Miskonsepsi Untuk menjaga agar meja yang didorong tetap bergerak maka yang harus dilakukan adalah mengurangi gaya gesek lantai dan gaya gesek meja. 17 Perpindahan Yang merupakan perpindahan adalah jumlah garis yang sejajar dengan titik A dan H. Partisipan tersebut menjelaskan bahwa perpindahan merupakan jarak dari A ke B ditambah jarak dari G ke H. 18 Gaya sentripetal Arah gaya sentripetal mengikuti lintasan. 2. Wawancara Transkrip wawancara dan rangkuman dari transkrip wawancara dilampirkan pada lampiran nomor 9 dan lampiran nomor 10. Berdasarkan rangkuman transkrip wawancara ditemukan beberapa miskonsepsi yang tidak ditemukan dalam tes tertulis. Pertama, mengenai besarnya gaya gesek yaitu gaya gesek pada bidang kasar lebih kecil dari gaya gesek pada bidang licin. Kedua, ada miskonsepsi lain yang ditemukan yaitu partisipan masih sering berpikir bahwa gravitasi merupakan salah satu contoh gaya. Ketiga, partrisipan beranggapan bahwa F = 0 berbeda dengan tidak ada gaya yang bekerja. Dari wawancara ditemukan juga satu hal yang menguatkan hasil tes tertulis, yaitu miskonsepsi mengenai dua benda dengan massa berbeda yang dijatuhkan dari ketinggian dan waktu yang sama. Menurut hasil wawancara partisipan menganggap bahwa benda yang lebih berat akan sampai ke lantai terlebih dahulu. C. Pembahasan Berdasarkan hasil tes tertulis tentang konsep gerak dan gaya ditemukan bahwa pemahaman partisipan mengenai konsep tersebut kurang. Dikatakan

84 69 kurang karena ada topik tertentu yang tidak dipahami sama sekali dengan persentase pemahaman 0%, sedangkan persentase pemahaman tertinggi hanya mencapai 50% dari 10 partisipan. Ketika ditinjau dari persentase miskonsepsi untuk setiap sub topik, persentase tertinggi miskonsepsi mencapai 70% sedangkan miskonsepsi terendah sebesar 10%. Tidak ada sub topik yang luput dari partisipan yang mengalami miskonsepsi. Jika ditinjau dari kategori tingkat pemahaman dan kategori tingkat miskonsepsi partisipan, dapat diketahui bahwa ada banyak topik yang termasuk kategori tinggi miskonsepsi dan hanya sedikit topik yang termasuk kategori pemahaman tinggi. Rata-rata topik yang termasuk kategori miskonsepsi tinggi termasuk pada kategori pemahaman rendah. Namun, tidak dapat dikatakan bahwa topik dengan persentase miskonsepsi paling tinggi termasuk dalam topik dengan tingkat pemahaman terendah. Topik dengan tingkat pemahaman tinggi, ada yang termasuk dalam topik dengan miskonsepsi sedang dan ada juga yang termasuk kategori miskonsepsi rendah. 1. Pemahaman dan Miskonsepsi Siswa tentang Konsep Gerak dan Gaya. Berdasarkan Tabel 4.4 dan tabel 4.5 juga dapat diketahui ada dua topik yang termasuk kategori pemahaman tinggi yaitu gerak lurus dan gaya; serta gaya-gaya ketika benda di udara. Topik tersebut juga termasuk dalam topik dengan kategori miskonsepsi sedang. Hal ini menunjukan bahwa meskipun banyak siswa yang memahami topik tersebut dengan baik tetapi ada juga siswa dalam kelas XI IPA SMAN I Titehena yang mengalami miskonsepsi pada topik tersebut.

85 70 Tabel 4.4 dan tabel 4.5 juga menunjukan ada beberapa topik yang termasuk dalam kategori pemahaman rendah. Namun tidak semua topik dengan kategori pemahaman rendah tersebut masuk dalam kategori miskonsepsi tinggi. Hal ini menunjukan bahwa jika kebanyakan siswa dalam kelas tidak memahami dengan baik suatu topik, belum tentu siswa tersebut mengalami miskonsepsi. Mungkin siswa tersebut hanya belum memahami materi pada topik tersebut. Topik-topik yang termasuk dalam kategori miskonsepsi tinggi tersebut diantaranya adalah hukum Newton III; gerak jatuh bebas; gerak parabola; gerak vertikal ke atas; arah kecepatan linier; resultan gaya dan gaya gesek; hukum Newton I; perlambatan dan gaya gesek; serta gaya gesek pada benda diam. Dalam laporan ini peneliti hanya akan membahas bentuk pemahaman dan miskonsepsi partisipan pada topik dengan kategori tingkat pemahaman rendah dan topik dengan kategori tingkat miskonsepsi tinggi. Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat diketahui bentuk pemahaman dan bentuk miskonsepsi yang dialami partisipan pada topik tertentu dalam konsep gerak dan gaya. Pertama, pada topik gerak jatuh bebas terdapat dua soal yaitu soal nomor 1 dan 5. Pada soal nomor satu yaitu mengenai kasus benda dengan massa yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian sama diketahui tidak ada siswa yang memahami konsep tersebut dan 80% dari 10 partisipan mengalami miskonsepsi. Partisipan tersebut berpikir bahwa benda ketika benda dengan massa yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan

86 71 pada saat yang bersamaan maka benda dengan massa yang lebih besar akan menyentuh lantai terlebih dahulu. Pada soal nomor 5 yaitu tentang pernyataan yang benar mengenai benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Ada partisipan yang memahami bahwa massa benda tidak mempengaruhi percepatan. Namun cukup banyak partisipan yang mengalami miskonsepsi. Partisipan tersebut berpikir bahwa ketika benda dijatuhkan kecepatan benda tidak berubahubah atau tetap; gerak jatuh benda tidak dipengaruhi oleh percepatan gravitasi; serta kecepatan awal benda tidak sama dengan nol. Kedua, mengenai Hukum Newton III yang diujikan dalam soal tes dengan nomor soal 13 dan 14. Pada soal nomor 13 terdapat kasus meja yang didorong tetapi meja tidak bergerak. Partisipan diminta menjelaskan peristiwa tersebut dalam fisika. Ada partisipan yang memahami bahwa meja yang didorong anak tidak bergerak karena gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. Namun, ada lebih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi yaitu mereka menganggap bahwa meja tidak bergerak karena gaya yang diberikan meja lebih besar dan gaya yang diberikan anak sebesar 0 N. Pada soal nomor 14 terdapat kasus mobil yang menabrak tembok tetapi tembok tidak bergerak sama sekali. Partisipan diminta memberikan alasan kenapa tembok tidak bergerak. Pada soal ini tidak ada partisipan memahami konsep ini. Sedangkan cukup banyak partisipan mengalami

87 72 miskonsepsi. Mereka berpikir bahwa tembok tidak bergerak karena mobil memberikan gaya sebesar 0 N; mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan dengan gaya gesek; mobil memberikan gaya yang lebih besar serta searah dengan gaya gesek. Ketiga, mengenai topik gerak vertikal ke atas yang terdapat soal nomor 3 dalam tes tertulis. Pada bola yang dilempar ke atas kemudian jatuh ke bawah maka gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut. Ada partisipan yang memahami bahwa gaya yang bekerja adalah gaya dari tangan, gaya berat, serta gaya gesek dengan udara. Ada juga partisipan yang mengalami miskonsepsi. Mereka berpikir bahwa ada gaya normal yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas kemudian jatuh ke bawah. Keempat, mengenai arah kecepatan linier yang diujikan dalam soal nomor 6. Pada soal ini terdapat kasus benda yang diikatkan pada tali kemudian diputar. Jika tali tiba-tiba terputus maka kemanakah arah benda berdasarkan gambar 1. Ada partisipan yang memahami bahwa benda akan bergerak kearah (B) yang tegak lurus dengan tali. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa bola akan bergerak ke arah Gambar 4.1. Ilustrasi benda yang diikatkan pada tali

88 73 (A) karena bisa bergerak ke segala arah. Selain itu ada yang berpikir bahwa benda akan bergerak ke arah (E) karena benda akan bergerak dengan arah tegak lurus titik pusat, mungkin karena partisipan tersebut berpikir bahwa yang merupakan titik pusat adalah titik hitam yang besar. Kelima, topik resultan gaya dan gaya gesek yang dalam soal tes diujikan pada soal nomor 12. Kasus pada soal ini adalah sebuah buku diletakan diatas meja kemudian meja tersebut dimiringkan tetapi buku tersebut tetap diam. Pada kasus ini tidak ada partisipan yang paham. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa gaya geseknya sejajar dengan bidang dan arahnya kebawah; gaya gesek sama dengan gaya normal; serta gaya geseknya sama dengan gravitasi bumi. Keenam, topik Hukum Newton I yang diujikan pada soal nomor 18 mengenai penyebab benda tetap diam ketika diletakan di atas meja. Ada partisipan yang memahami bahwa tidak benar jika tidak ada yang bekerja pada benda tersebut. Sedangkan menurut partisipan yang mengalami miskonsepsi benda tersebut tetap diam karena tidak mengalami gaya gesek yang sangat besar serta tidak mengalami gaya berat. Ketujuh, topik perlambatan dan gaya gesek yang diujikan dalam soal nomor 19 dan 20. Pada soal nomor 19 ada kasus mobil mainan yang digerakan dengan gaya konstan, sehingga mobil bergerak dengan kecepatan kostan. Tiba-tiba dihentikan, maka yang apa yang terjadi pada mobil tersebut? Ada partisipan yang memahami bahwa mobil tersebut

89 74 akan melambat dan akhirnya berhenti bergerak. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa mobil akan berhenti seketika. Pada soal 20 yang ditanyakan adalah peristiwa apa yang cocok dengan kasus bus yang bergerak selama 2 detik sejauh 10 m dan pada menit ketiga bergerak sejauh 12 m. Tidak ada partisipan yang memahami konsep tersebut. namun ada yang mengalami miskonsepsi. Partispan yang mengalami miskonsepsi berpikir bahwa mobil yang mengalami perubahan kecepatan pasti mengalami kecepatan berubah beraturan. Kedelapan, topik gerak parabola yang diujikan pada soal nomor 10. Gambar 4.2. Ilustrasi bom yang dijatuhkan dari pesawat Kasus pada soal ini adalah sebuah bom yang dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak maka kemanakah arah jatuhnya bom. Tidak ada partisipan yang memahami konsep tersebut. Namun, ada partisipan yang megalami miskonsespsi. Mereka berpikir bahwa bom akan jatuh membentuk setengah parabola dengan arah berlawanan dengan gerak pesawat (D). Ada juga yang berpikir bahwa bom akan jatuh tegak lurus dengan permukaan tanah (B). Kesembilan, topik gaya gesek pada benda diam yang diujikan pada soal nomor 15. Kasusnya adalah lemari yang didorong di atas lantai kasar

90 75 tetapi tidak bergerak. Ada partisipan yang memahami bahwa lemari tidak bergerak karena gaya gesek sama besar dengan gaya yang diberikan oleh pendorong. Sedangkan menurut yang mengalami miskonsepsi lemari tersebut tidak bergerak karena gaya pendorong lebih kecil dari gaya gesek. Ada juga yang berpikir karena gaya gesek sama dengan nol maka lemari tidak bergerak. Selain itu ada miskonsepsi lain yaitu partisipan mengganggap bahwa jika gaya yang diberikan lebih sedikit maka besarnya gaya sama dengan nol. 2. Penyebab Miskonsepsi Penyebab terjadinya miskonsepsi pada partisipan tidak dapat diketahui secara jelas karena keterbatasan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Secara garis besar penyebab terjadi miskonsepsi dapat diringkas dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, pengalaman kehidupan dan metode mengajar (Suparno, 2005). Dari lima kelompok tersebut, yang paling banyak menjadi penyebab miskonsepsi adalah siswa sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti selama melakukan penelitian serta dikaitkan dengan pendapat ahli maka ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab miskonsepsi diantaranya: 1) Pemahaman awal (prakonsepsi) siswa sebelum memperoleh pembelajaran di sekolah. 2) Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara tidak sempurna. Hal ini ditunjukan dari wawancara yang mengatakan bahwa mereka memahami

91 76 konsep gerak dan gaya, namun ternyata mereka tidak memahami dengan benar konsep gerak dan gaya. 3) Kemampuan siswa dalam membaca buku teks yang digunakan. Siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena diminta mempelajari terlebih dahulu buku teks sebelum guru menjelaskan materi. Siswa mungkin saja tidak membaca dengan baik buku teks sehingga inti dari materi bisa saja tidak ditangkap dengan baik. 4) Penggunaan bahasa sehari-hari. Siswa di SMAN I Titehena berbahasa Indonesia di sekolah. Meskipun menggunakan bahasa Indonesia, dalam fisika kerap istilah yang digunakan memiliki makna yang berbeda dengan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 5) Teman lain bisa menjadi penyebab miskonsepsi karena siswa lebih cenderung belajar bersama teman-teman yang mungkin juga mengalami miskonsepsi sehingga siswa yang bertanya ikut mengalami miskonsepsi. 6) Belum tersedianya laboratorium Fisika sehingga tidak memungkinkan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar berbasis eksperimen. Padahal metode praktikum sangat membantu dalam proses pemahaman meskipun metode ini juga bisa menimbulkan miskonsepsi. Setiap penyebab miskonsepsi membutuhkan cara untuk mengatasi miskonsepsi tersendiri. Oleh karena itu, berdasarkan kemungkinan penyebab miskonsepsi tentang konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017, disarankan kiat-kiat

92 77 mengatasi miskonsepsi tersebut seperti yang ditunjukan dalam tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Kiat Mengatasi Miskonsepsi Penyebab Miskonsepsi Prakonsepsi Siswa tidak membaca dengan buku teks secara lengkap dan benar Bahasa sehari-hari berbeda dengan istilah dalam Fisika Teman lain yang mungkin mengalami miskonsepsi tanpa disadari Tidak tersedianya laboratorium di sekolah Kiat Mengatasi Guru sebaiknya mengecek terlebih dahulu apakah siswa memiliki pemahaman awal yang keliru Dilatih oleh guru cara membaca buku teks secara lengkap dan jelas Dijelaskan perbedaannya beserta contoh. Siswa diminta untuk bertanya pada guru jika siswa tidak memahami materi dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami miskonsepsi karena teman yang mengalami miskonsepsi juga Disediakan laboratorium D. Keterbatasan Penelitian Selama melakukan penelitian terdapat beberapa permasalahan yang membatasi penelitian ini. Keterbatasan dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Keterbatasan waktu Pada penelitian ini peneliti mengalami kendala dalam menentukan waktu penelitian karena sekolah sedang melakukan beberapa kegiatan. Akibatnya

93 78 peneliti mengalami kekurangan waktu penelitian. Ada juga beberapa partisipan yang harus meninggalkan tes selama mengikuti tes tertulis karena harus mengikuti latihan untuk kegiatan HUT RI ke Keterbatasan soal tes Terdapat beberapa kesalahan pengetikan pada soal yang digunakan sebagai instrumen tes tertulis. Contohnya pada soal nomor 3 yaitu mengenai gaya yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas. Seharusnya menggunakan kata benda namun pada kelanjutan soalnya digunakan kata bola. Selain itu, jumlah soal untuk setiap topik terlalu sedikit sehingga tidak bisa mengukur dengan jelas pemahaman dan miskonsepsi siswa mengenai topik tersebut. 3. Keterbatasan peneliti Peneliti tidak mampu menggali lebih dalam mengenai penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada saat melakukan wawancara. 4. Metode CRI Tingkat keyakinan siswa dalam instrumen yang digunakan peneliti tidak efektif. Peneliti menggunakan pilihan tingkat keyakinan yakin, ragu-ragu, dan tidak yakin sehingga membingungkan ketika peneliti menganalisis data tes tertulis. 5. Alasan jawaban siswa tidak dipertimbangkan sebagai penentu apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak.

94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pemahaman dan miskonsepsi tentang konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XII IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pemahaman siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya termasuk kurang karena persentase pemahaman tertinggi hanya mencapai 50% dan persentase pemahaman terendah 0% jika dilihat berdasarkan topik yang diujikan dalam materi tersebut. Topik dengan persentase pemahaman tertinggi adalah gerak lurus dan gaya; serta perpindahan. Rata-rata siswa memahami bahwa agar sebuah benda yang bergerak tetap bergerak maka harus diberi gaya dari luar. Siswa juga memahami bahwa gaya yang bekerja pada benda ketika di udara adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. 2. Tingkat Miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya termasuk tinggi karena persentase miskonsepsi tertinggi sebesar 70% dan persentase miskonsepsi terendah sebesar 10% jika dilihat berdasarkan topik yang diujikan dalam materi tersebut. Miskonsepsi yang paling sering dialami siswa adalah konsep mengenai benda dengan massa yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian yang sama. Rata-rata siswa berpikir bahwa benda dengan 79

95 80 massa yang lebih besar akan jatuh lebih dahulu ke tanah. Selain itu, pada kasus meja yang didorong dan tidak bergerak, siswa berpikir bahwa jika gaya yang diberikan kecil maka besar gaya sama dengan 0 N. Pada topik gerak parabola khususnya pada kasus bom yang dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak, siswa berpikir bahwa bom akan jatuh membentuk lintasan parabola namun arahnya berlawanan arah gerak pesawat. 3. Penyebab dari miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 tentang konsep gerak dan gaya tidak dapat diketahui secara jelas namun terdapat beberapa kemungkinan dari penyebab miskonsepsi berdasarkan hasil pengamatan yang dicocokan dengan pendapat ahli. Penyebab tersebut terdiri dari siswa tidak membaca buku teks dengan lengkap dan benar sehingga siswa perlu dilatih oleh guru cara membaca buku teks secara lengkap dan jelas; serta penggunaan bahasa sehari-hari yang berbeda dengan istilah-istilah yang digunakan dalam Fisika sehingga perlu dijelaskan perbedaan beserta contohnya. B. Saran Berdasarkan penemuan dalam penelitian maka dapat disarankan bahwa: 1. Perlu dilakukan upaya meningkatkan pemahaman siswa serta usaha mengatasi miskonsepsi siswa mengenai konsep gerak dan gaya pada siswa kelas XI SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017. Salah satu cara untuk mengatasi miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman berdasarkan penyebab miskonsepsi adalah dengan melatih siswa untuk membaca buku teks dengan benar serta menjelaskan perbedaan istilah yang digunakan

96 81 sehari-hari dengan istilah-istilah yang digunakan dalam pembelajaran Fisika. 2. Perlu dilakukan penelitian mendalam dengan tujuan untuk mengetahui penyebab dari miskonsepsi yang dialami oleh siswa sehingga siswa dapat dibantu dengan tindakan yang tepat sesuai dengan penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas XI SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/ Perlu dilakukan tindakan untuk mengatasi miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas XI SMAN I Titehena tahun ajaran 2016/2017 berdasarkan penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Dalam penelitian terdapat beberapa kekurangan sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk penelitian selanjutnya yaitu: 1. Melakukan pemeriksaan kembali pada soal tes yang akan digunakan. 2. Membuat kisi-kisi wawancara yang sesuai dengan tujuan dilakukan wawancara. 3. Memastikan pertanyaan pada wawancara mampu mengukur yang mau diukur. Misalnya wawancara dilakukan untuk mengetahui secara jelas penyebab miskonsepsi maka harus dipastikan pertanyaan wawancara memang bisa menunjukan penyebab miskonsepsi. 4. Pilihan untuk tingkat keyakinan untuk jawaban siswa dalam menjawab soal harusnya menggunakan dua tingkat keyakinan saja yaitu yakin dan tidak yakin, sehingga tidak membingungkan.

97 82 5. Peneliti sebaiknya menggunakan alasan sebagai salah satu penentu tingkat pemahaman dan miskonsepsi siswa. 6. Memastikan jumlah partisipan sebelum melakukan penelitian jika ingin melakukan penelitian dalam skala besar.

98 DAFTAR PUSTAKA Berg, E.V.D Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Yogyakarta: Universitas Kristen Satya Wacana. Giancoli, Doglan C Fisika 1 edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Iksan Miskonsepsi gerak. Diunduh: 12 Mei 2015, 03:54. Kanginan, Marthen Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Latumaerissa, Daniel Gaya dorongan atau tarikan. Diunduh: 12 Desember 2017, 1:44. Monks, F.J. & Knoer, A.M.P. & Haditono, S Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. NN Miskonsepsi pada Hukum Newton. /2014/11/miskonsepsi-pada-hukumnewton.html?m=1. Diunduh: 9 mei 2016, 5:11. Norika, Martina Tania Pemahaman Miskonsepsi Konsep Gaya pada Siswa di Empat Sekolah Menegah Atas Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 83

99 84 Suparno, Paul Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Gramedia Widiasrana Indonesia. Suparno, Paul Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, Paul Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suwarna. Iwan, Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Matapelajaran Fisika melalui CRI Termodifikasi. Tipler, Paul Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga. Widisudharta Metodologi penelitian. Diunduh: 26 Mei 2016, 4:02.

100 LAMPIRAN 85

101 86 Lampiran 1: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

102 87 Lampiran 2: Surat Permohonan Izin Penelitian

103 88 Lampiran 3: Surat Keterangan Validasi Instrumen Soal Tes

104 89

105 90

106 91

107 92

108 93

109 94

110 95

111 96

112 97 Lampiran 4: Soal Tes Tertulis EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP GERAK DAN GAYA Petunjuk Umum: 1. Bacalah tiap butir soal dengan teliti! 2. Pilihlah jawaban benar, kemudian tulislah pilihan jawaban Anda pada lembar jawaban dengan huruf kapital! 3. Tulislah alasan Anda memilih jawaban tersebut pada tempat yang telah disediakan dalam lembar jawaban! 4. Berilah tingkat keyakinan Anda dalam menjawab semua pertanyaan dengan member tanda silang (X) pada pilihan keyakinan dalam lembar jawaban yang telah disediakan! Selamat Bekerja Kejujuran Anda Sangat Membantu Terima Kasih

113 98 1. Ada dua bola yaitu bola besi dan bola plastik, kedua bola tersebut dijatuhkan dari tinggi yang sama, jika berat bola besi 2 kali berat bola plastik maka bola yang akan jatuh dan lebih dahulu menyentuh lantai adalah A. Bola Plastik akan jatuh menyentuh lantaiterlebih dahulu. B. Bola Besi akan jatuh menyentuh lantai terlebih dahulu. C. Kedua bola akan jatuh menyentuh lantai secara bersamaan. D. Bola besi menyentuh lantai terlebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat dari pada bola plastik. E. Bola plastik menyentuh lantai terlebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat dari pada bola besi. 2. Perhatikan Denah dibawah ini! A 5 Km B G 8 Km H 10 Km E 4 Km F 5 Km C 8 Km D Jika Rumah Rena berada di titik A, kemudian Rena ingin mengunjungi temannya di titik H, berapakah perpindahan yang di lakukan rena? A. 17 Km B. 13 Km C. 25 Km D. 20 Km E. 44 Km

114 99 3. Jika sebuah benda dilemparkan ke atas, kemudian mencapai titik tertinggi dan jatuh kembali ke tanah,seperti gambar dibawah ini, gaya yang bekerja pada bola tersebut adalah A. Gaya berat dan gaya normal. B. Gaya dari tangan, gaya berat dan gaya normal. C. Gaya berat,gaya gesek dengan udara. D. Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, gaya normal. E. Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara. 4. Nina mendorong sebuah meja di atas lantai. Meja bergerak lurus ke kanan menjauhi Nina.Agar meja tersebut tetap bergerak ke kanan maka yang harus dilakukan Nina adalah A. Mengurangi gaya gesek lantai. B. Memberi gaya luar terhadap meja (didorong). C. Memperkecil gaya gesek meja. D. Mengurangi gaya gesek udara. E. Mengurangi semua gaya yang bekerja pada benda. 5. Maria menjatuhkan sebuah benda dari ketinggian tertentu tanpa melemparkan kebawah, pernyataan yang benar tentang peristiwa ini kecuali A. Gerak jatuh benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. B. Percepatan yang dimiliki benda adalah konstan. C. Kecepatan awal benda adalah sama dengan nol. D. Kecepatan benda tersebut berubah-ubah. E. Massa benda mempengaruhi percepatan.

115 Sebuah benda diikatkan dengan tali dan diputar dengan ujung tali sebagai pusat lingkaran. Tiba-tiba tali putus dan benda terlempar. Arah gerak bola setelah tali terputus adalah A. (A) B. (B) C. (C) D. (D) E. (E) 7. Bagi sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan, maka: a) Kecepatan Konstan b) Kecapatan Sudutnya konstan c) Percepatan konstan d) Lanjunya konstan Pernyataan yang benar adalah A. a), b) dan c D. d) saja B. a) dan b) E. a), b), c), dan d) C. b) dan d)

116 Perhatikan gambar! Sebuah benda diputar sehingga bergerak mengelilingi suatu titik. Dari pernyataan dibawah ini, pernyataan yang benar tentang gaya sentripetal adalah A. Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan kea rah luar. B. Arah gaya sentripental ke segala arah. C. Arah gaya sentripental tegak lurus lintasan ke titik pusat. D. Arah gaya sentripetal mengikuti lintasan. E. Semua jawaban salah. 9. Anton menendang sebuah bola sehingga bola tersebut mengelinding di atas permukaan tanah, agar bola tersebut terus bergerak, apakah yang harus dilakukan A. Bola tersebut diberikan gaya dari luar B. Mengurangi gaya gesek tanah C. Mengurangi gaya gesek bola D. Mengurangi gaya gesek bola, gaya gesek dan gaya gesek tanah E. Mengurangi gaya gesek udara

117 Sebuah bom dijatuhkan dari atas pesawat tempur yang terbang mendatar seperti gambar dibawah ini Seperti pada gambar lintasan yang menunjukan gerakan jatuhnya bola diamati oleh orang dipermukaan bumi adalah A. (A) B. (B) C. (C) D. (D) E. (E) 11. Sebuah buku diletakan di atas meja,pernyataan yang benar dari peristiwa tersebut A. Gaya gravitasi sama besar dengan gaya normal. B. Gaya gravitasi arahnya sama dengan gaya normal. C. Gaya normal balok = 0. D. Besar percepatan gravitasi = berat balok. E. Besar gaya gravitasi bumi pada balok = Pada peristiwa nomor 11, jika mejanya dimiringkan ke kanan dan balok tetap dalam keadaan diam, maka pernyataan yang tepat adalah A. Gaya gesek arah kanan balok. B. Gaya gesek sama dengan gaya normal. C. Gaya gesek sama dengan gaya gravitasi bumi. D. Gaya gesek sejajar bidang arah ke atas. E. Gaya gesek sejajar dengan bidang arah ke bawah

118 Seorang anak berusaha mendorong sebuah meja. Meja tersebut tidak bergerak. Bagaimana peristiwa ini bisa dijelaskan dalam fisika? A. Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N. B. Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak. C. Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih kecil dari gaya yang diberikan meja terhadap anak. D. Gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. E. Gaya yang diberikan meja terhadap anak adalah 0 N. 14. Sebuah mobil menabrak sebuah tembok, namun tembok tersebut tidak bergeser sedikitpun. Hal ini terjadi karena A. Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta searah dengan gaya gesek. B. Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek. C. Mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek. D. Mobil memberikan gaya yang sama besar serta berlawanan arah gaya gesek. E. Mobil memberikan gaya sebesar 0 N. 15. Riano berusaha mendorong sebuah lemari yang berada pada sebidang lantai kasar. Lemari tersebut tidak bergerak sama sekali. Hal yang menyebabkan peristiwa tersebut terjadi adalah: A. F Riano < F gesek B. F Riano = 0 C. F Riano > F gesek D. F gesek = F riano E. F gesek = 0

119 Manakah pernyataan yang benar mengenai gaya normal? A. Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. B. Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. C. Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. D. Gaya normal selalu memiliki besar yang sama dengan gaya berat. E. Gaya normal dan gaya berat selalu saling menghilangkan. 17. Manakah pernyataan yang benar mengenai gaya normal yang bekerja pada bidang miring? A. Sama besar dengan berat benda. B. Lebih besar dari berat benda. C. Lebih kecil dari berat benda. D. Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. E. Gaya normal mempunyai besar yg sama dengan gaya gesek. 18. Sebuah kotak berisi cokelat terletak di atas meja. Benda tersebut diam. Apa yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut? Kecuali.. A. Karena kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun. B. Karena kotak cokelat mengalami gaya gesek yang sangat besar. C. Karena kotak cokelat mengalami gaya berat. D. Karena kotak cokelat mengalami gaya normal. E. Karena kotak cokelat mengalami gaya berat namun tidak mengalami gaya tarik atau dorong dari luar. 19. Tommy menarik sebuh mobil mainan dengan gaya konstan sehingga kotak tersebut bergerak kearah mendatar dengan kecepatan konstan. Jika tiba tiba tommy menghentikan gaya yang diberikan pada mobil mainan, maka mobil mainan tersbut akan A. Langsung berhenti seketika. B. Melambat dan akhirnya berhenti. C. Melambat lalu mengingkat dan akhirnya berhenti. D. Bergerak dengan kecepatan konstan E. Bergerak dengan kecepatan yang meningkat sesaat kemudian melambat dan akhirnya berhenti.

120 Sebuah bus pariwisata bergerak selama 2 detik sejauh 10 meter. Pada menit ketiga mobil tersebut telah bergerak sejauh 12 m. Peristiwa manakah dari pernyataan berikut yang sesuai dengan kejadian tersebut? A. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan konstan. B. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. C. Bus pariwisata mengalami percepatan. D. Bus pariwisata mengalami percepatan negatif. E. Bus pariwisata mengalami percepatan konstan. 21. Perhatikan gaya gaya berikut: (1) Gaya tarik bumi (2) Gaya gesek udara (3) Gaya dorong dari racket (4) Gaya gesek dari bola dan racket Seorang pemain tenis memukul bola sehingga bola tenis tersebut melambung ke udara. Ketika bola berada di udara, gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? A. (1) dan (4) B. (1), (2), dan (4) C. (1), (3), dan (4) D. (1) dan (2) E. (1), (2), dan (3)

121 Ketika sebuah peluru ditembakan ke udara, ada beberapa gaya yang mempengaruhi peluru tersebut ketika berada diudara. Perhatikan gaya-gaya berikut! (1) Gaya tarik bumi (2) Gaya dorong dari penembak (3) Gaya gesek udara Diantara beberapa gaya berikut, manakah yang benar-benar mempengaruhi peluru tersebut? A. (1) B. (2) dan (3) C. (1) dan (3) D. (2) E. (1), (2), dan (3) 23. Pernyataan yang benar mengenai gaya gesek pada benda yang bergerak pada bidang yang kasar, Kecuali A. Gaya gesek searah dengan arah gerak benda. B. Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gerak benda. C. Gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak. D. Gaya gesek menyebabkan terjadi perubahan kecepatan. E. Gaya gesek memiliki nilai minimum ketika benda hendak bergerak.

122 Berdasarkan gambar berikut, manakah yang merupakan pasangan aksi dan reaksi: N B N A B F A F B A F Ket : W B W A N B = Gaya normal oleh balok B N A = Gaya normal oleh balok A F A = Gaya dorong dari balok A W B = Gaya berat oleh balok B W A = Gaya berat oleh balok A F B = Gaya dorong dari balok B F = gaya luar yang diberikan ke balok A A. W A dan N A B. W B dan N B C. F A dan F B D. F A dan F E. N A dan N B

123 Dua benda yang masaanya sama digantungkan pada sebuah katrol seperti gambar dibawah, jika sistem dalam keadaan setimbang, Maka pasangan aksi reaksi adalah.. A. T 1 dan T 2 T 4 T 3 B. T 1 dan T 3 T 2 T 1 C. T 2 dan T 3 D. T 3 dan T 4 E. T 4 dan T 1

124 109 Lampiran 5: Soal Wawancara Instrumen Penelitian WAWANCARA Peneliti membuka wawancara dengan memberikan salam dan menanyakan kabar. 1. Apakah Anda senang belajar fisika? 2. Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? 3. Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? 4. Apakah dengan metode tersebut, Anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru Anda? 5. Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? Apakah Anda yakin dengan jawaban tersebut? Sebutkan alasan Anda? 6. Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda? 7. Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan anda! 8. Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola

125 110 mana yang akan menyentuh tanah? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda? 9. Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! 10. Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! 11. Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! 12. Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! 13. Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan anda! 14. Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda!

126 Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda!

127 112 Lampiran 6: Kunci Jawaban Tes Tertulis Kunci Jawaban Tes Tertulis 1. C 6. B 11. A 16. B 21. D 2. C 7. C 12. D 17. C 22. C 3. E 8. C 13. D 18. A 23. A 4. B 9. A 14. D 19. B 24. C 5. E 10. D 15. D 20. D 25. B

128 113 Lampiran 7: Sampel Lembar Jawaban

129 114

130 115

131 116

132 117

133 118

134 119

135 120

136 121

137 122

138 123

139 124

140 125

141 126

142 127

143 128

144 129

145 130

146 131

147 132

148 133

149 134

150 135

151 136

152 137

153 138 Lampiran 8: Data Hasil Tes Tertulis Keterangan simbol pada tabel: J K M P TP B S : kriteria jawaban : keterangan : miskonsepsi : paham : tidak paham : benar : salah 1 : tidak yakin 2 : ragu-ragu 3 : yakin

154 Data Tes Tertulis mengenai Pemahaman dan miskonsepsi tentang Gerak dan Gaya pada Kelas XI IPA SMAN I Titehena No soal Kode Siswa J A B C D E CRI CRI CRI CRI CRI K J K J K J K J S M S M S M S M S M 2 B TP B P B P S TP B P 3 S TP B P S M S M S M 4 S TP B P S M B P S M 5 S TP S M S M S M B P 6 S M S TP S M S M B P 7 S TP S M S TP S M B P 8 S TP B TP B TP B TP S M 9 B TP B P S TP B P S M 10 S M B TP S TP S M S M 11 B TP S TP S M B P S M 12 S M B TP S TP S M S M 13 S M S M S M S M S M 14 S TP S M S TP S M S M 15 B P S M S M S TP S TP 16 S TP S TP S M S M S M 17 S TP S TP S M S M S TP 18 B TP B P S M S M S M 19 B TP B P B P S M S TP 20 S TP S M S TP S M S M K 139

155 No soal Kode Siswa J A B C D E CRI CRI CRI CRI CRI K J K J K J K J B TP B P S M S M S M 22 S TP B P S M S M B P 23 S TP S TP B P S M S M 24 S TP S M S TP S TP S M 25 S TP S TP B TP S TP S M Jumlah Paham Jumlah Miskonsepsi K Kode Siswa F G H I J P M No CRI CRI CRI CRI soal K J K J K J K J K J S M S M S TP S M S TP S TP S M S TP S TP B TP S TP B TP S M S M S TP B TP S TP B P B P B P S TP S TP S M S TP S TP S TP S M S TP S M S TP S TP S M S TP S TP S TP S TP S TP B P B P S TP S M B TP B P B P B P

156 No soal Kode Siswa F G H I J P M CRI CRI CRI CRI K J K J K J K J K J S M S TP S M S M S TP S TP S TP S M B TP S TP S TP S TP S M S M S TP S M B P S M S M S TP S TP S M S M S M S TP S M B P S M S M S TP B P B TP B P B P S TP S TP S TP S M S TP S TP B TP S TP S M S M S TP S M S TP S M S M S TP S TP S M S M S M S TP B TP B P B P B TP B P B P S TP S B TP S TP S M S M B S TP B TP B TP S M S S M S M S TP S M S B P 1 3 Jumlah Paham Jumlah Miskonsepsi

157 142 Tabel Jumlah dan Persentase Pemahaman dan Miskonsepsi untuk Seluruh Soal pada Setiap Partisipan. Kode Partisipan Jumlah Pemahaman Persentase Pemahaman (%) Jumlah Miskonsepsi Persentase Miskonsepsi (%) A B C D E F G H I J Tabel jumlah pemahaman dan miskonsepsi setiap soal Nomor Soal Jumlah Pemahaman Kategori Tingkat Pemahaman Jumlah Miskonsepsi Kategori Tingkat Miskonsepsi 1 0 Rendah 8 Tinggi 2 3 Sedang 1 Rendah 3 1 Rendah 5 Sedang 4 5 Tinggi 2 Rendah 5 1 Rendah 4 Sedang 6 1 Rendah 5 Sedang 7 1 Rendah 3 Sedang 8 2 Sedang 1 Rendah 9 5 Tinggi 2 Rendah 10 0 Rendah 6 Tinggi 11 1 Rendah 3 Sedang 12 0 Rendah 5 Sedang 13 1 Rendah 8 Tinggi 14 0 Rendah 6 Tinggi 15 2 Sedang 5 Sedang 16 3 Sedang 3 Sedang 17 0 Rendah 3 Sedang 18 1 Rendah 5 Sedang 19 2 Sedang 4 Sedang 20 0 Rendah 6 Tinggi 21 3 Sedang 3 Sedang 22 4 Tinggi 2 Rendah 23 1 Rendah 4 Sedang

158 143 Nomor Soal Kategori Tingkat Pemahaman Kategori Tingkat Miskonsepsi Jumlah Pemahaman Jumlah Miskonsepsi 24 0 Rendah 4 Sedang 25 1 Rendah 3 Sedang Urutan miskonsepsi terbanyak Nomor Soal Jumlah Miskonsepsi Persentase (%)

159 144 Urutan tingkat paham dari terbanyak Nomor Soal Jumlah siswa Paham Persentase (%)

160 145 Persentase Pemahaman Berdasakan Sub Topik No. Jumlah Partisipan Paham (%) Kategori Tingkat Pemahaman Nomor Topik Soal 1. Gerak lurus dan gaya 4 dan Tinggi Gaya-gaya ketika benda di 21 dan 22 Tinggi 2. udara Perpindahan Sedang 4. Gaya gesek pada benda diam Sedang Gaya sentripetal Sedang 5. Gaya normal 16 dan Rendah Gerak vertikal ke atas Rendah Arah kecepatan linier Rendah Hukum Newton I Rendah Perlambatan dan gaya gesek 19 dan Rendah Gaya gesek pada benda 23 Rendah bergerak 1 10 Gaya-gaya dalam gerak 7 Rendah melingkar Resultan gaya pada benda di Rendah bidang datar Gerak jatuh bebas 1 dan Rendah Hukum Newton III 13 dan Rendah Gaya aksi reaksi 24 dan Rendah 8. Resultan gaya dan gaya gesek Rendah Gerak parabola Rendah Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Topik No Topik Nomor Soal Jumlah Miskonsepsi (%) Kategori Tingkat Miskonsepsi 1. Hukum Newton III 13 dan Tinggi 2. Gerak jatuh bebas 1 dan Tinggi Gerak parabola Tinggi 3. Gerak vertikal ke atas Tinggi Arah kecepatan linier Tinggi Resultan gaya dan gaya 12 Tinggi gesek 5 50 Hukum Newton I Tinggi Perlambatan dan gaya 19 dan 20 Tinggi gesek Gaya gesek pada benda Tinggi

161 146 No diam Topik Nomor Soal Jumlah Miskonsepsi (%) Kategori Tingkat Miskonsepsi Gaya gesek pada benda 23 Sedang bergerak Gaya aksi reaksi 24 dan Sedang 6. Gaya-gaya dalam gerak 7 Sedang melingkar 3 30 Resultan gaya pada benda Sedang di bidang datar Gaya normal 16 dan Sedang Gaya-gaya ketika benda di 21 dan 22 Sedang udara Gerak lurus dan gaya 4 dan Rendah 8. Perpindahan Rendah Gaya sentripetal Rendah

162 147 Lampiran 9: Transkrip Wawancara TRANSKRIP DATA WAWANCARA PENELITIAN PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI TENTANG KONSEP GERAK DAN GAYA PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN I TITEHENA 1. Partisipan A P : Selamat pagi. Fatima Medo Hayon ya? N : Ia Ibu. P : Bisa saya mulai? N : Ia Ibu P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Ya senang P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Lumayan menyenangkan P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Mengajar sambil memberikan soal dan kita disuruh untuk menyelesaikan soal P : Apakah dengan metode tersebut, Anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru Anda? N : Ya

163 148 P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? N : Gaya adalah sesuatu yang kita berikan. Gerak Gerak itu apa? Gerak adalah sesuatu yang Tidak bisa. P : Tidak bisa? N : Tidak bisa ibu. P : Yakin dengan jawaban mengenai gaya? N : Ragu-ragu Ibu. P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Jarak dan perpindahan. Perpindahan adalah suatu benda yang berada disini dan berpindah ke depan. P : tempat tertentu? N : Ia ibu. Kalau jarak berarti jarak antara si A dan si B. P :Yakin? N : Yakin P : Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya gravitasi, dan gaya P : Tidak tahu lagi? N : Ia Ibu. P : Yakin?

164 149 N : Yakin. P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah? N : Bola besi. P : Kenapa? N : Karena bola besi lebih berat daripada bola plastik. P : Jadi kalau benda dengan massa yang lebih berat, akan jatuh lebih dahulu ke tanah daripada benda dengan massa yang lebih kecil? N : Ya bu P : Yakin? N : Yakin P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. N : Benar Bu. P : Yakin? N : Yakin P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar P : Yakin? N : Yakin.

165 150 P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Karena gaya yang kita berikan dengan dari tembok sama. P : Gaya yang kita berikan dengan gaya yang diberikan tembok sama? N : Ya ibu. P : Yakin? N : Yakin. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? N : Gaya gesek lebih besar dari gaya gesek di lantai yang licin. P : Yakin? N : Yakin. P : Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Ke atas dan ke bawah. P : Arah kecepatan dan percepatannya sama? N : Sama ibu. P : Yakin? N : Yakin. P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia

166 151 mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? N : Menggunakan perahu mesin. Tidak pakai dayung. P : Mengapa tidak pakai perahu dayung? N : Karena arus deras. P : Yakin? N : Yakin. P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Ia benar. P : Yakin? N : Yakin. P : Terima Kasih N : Sama-sama Ibu.

167 Partisipan D P : Karolina Bakang Mukin N : Ia Ibu. P : Orang mana? N : Orang Gerong Ibu. P : Saya bisa mulai sekarang? N : Ia Ibu. P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Senang Ibu P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Lumayan P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Menjelaskan materi, setelah itu memberi contoh dan tugas. P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? N : Gerak adalah gaya yang diberikan. Kita memberikan sebuah gerakan terhadap suatu benda. Gaya adalah suatu gerakan yang kita berikan terhadap suatu benda. P : Oke, apakah anda yakin dengan jawaban tersebut? N : Yakin

168 153 P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Jarak antara benda dengan kita. Kalau perpindahan, kita memindahkan suatu benda atau mendorong suatu benda. P : Apakah anda yakin dengan jawaban anda? N : Kurang yakin Bu. P : Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya gerak jatuh ke bawah, gaya dorong. P : Yakin? N : Yakin. P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah? N : Bola besi. P : Apakah anda yakin dengan jawaban tersebut? N : Yakin. P : Kenapa? N : Karena bola besi lebih berat dari bola plastik P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. N : Benar.

169 154 P :Yakin? N : Yakin. P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P : Yakin? N : Yakin P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Karena tidak ada gaya. P :Yakin? N : Yakin. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? N : Gaya geseknya kecil. P : Yakin? N : Yakin. P : Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Arahnya ke atas terus ke bawah. P : Yakin? N : Yakin.

170 155 P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? N : Harus mendayung dengan kecepatan. Perahu akan ikut arus sehingga susah sampai di titik yang ditentukan P : Yakin? N : Yakin. P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P : Yakin? N : Yakin. P : Terima kasih N : Sama-sama Ibu.

171 Partisipan E P : Selamat pagi. Selviana D Hoar? N : Ia ibu P : Orang mana? N : Orang Belu ibu. P : Jauh-jauh sekolah di sini? N : Ia ibu P : Disini tinggal dimana? N : Di Bokang ibu. P : Di Bokang. Ada keluarga di Bokang? N : Tidak. Bapak ada kerja batu merah bu. P : Jauh-jauh dari sana sekolah disini? N : Ikut bapak. Kalau tidak sekolah di Kupang. P : Saya bisa mulai sekarang? N : Ia ibu. P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Senang ibu P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Ya menyenangkan ibu. P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Menjelaskan sebuah materi kemudian mendiskusikannya, dan mempresentasikan di depan.

172 157 P : Apa maksud dari mendiskusikan materi? Dalam diskusi apakah dibagi perkelompok? N : Mendiskusikan materi yang sulit. Dalam diskusi dibagi perkelompok. P : Apakah dengan metode tersebut, Anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru Anda? N : Ya ibu P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? Tidak usah takut salah. Sebutkan alasan Anda? N : Pengertian gerak dan gaya. Gerak adalah sebuah benda yang, contohnya seperti meja. Digeser maka ia akan bergerak. Kalau tidak dia kan mati. Kalau gaya kalau gaya Gaya adalah Gaya contohnya seperti kita memberikan gaya gesek begitu ibu. P : Yakin dengn jawaban anda? N : Yakin bu. P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Kalau jarak Jarak Aduh.. P : tidak apa-apa kalau tidak tahu bilang saja. N : Kalau perpindahan seperti apa e? Perpindahan seperti, seperti kita memindahkan sebuah meja. Jarak contohnya seperti jarak antara meja dan lemari. (Sambil melihat lemari yang letaknya di belakang meja siswa. Kalau perpindahan.. kalau perpindahan hehe.. tidak tahu ibu

173 158 P : Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda mengenai jarak? N : Yakin P : Oke kita lanjutkan, Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya, Ibu? P : Ia N : Kalau menurut saya, gaya bebas dan gaya vertikal ke bawah P : Apakah anda yakin dengan jawaban anda? N : Yakin P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah? N : Bola besi ibu. P : Kenapa? N : karena bola besi mempunyai dua berat. Karena bola besi mempunyai dua karena bola besi mempunyai berat dua kali berat dari bola plastik. P : Misalnya kalau bola besi dan bola plastik massanya sama? Kira-kira apa yang lebih dahulu jatuh ke tanah? N : Bola besi Ibu. P : Yakin? N : Yakin P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh

174 159 jarak yang sama. Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! N : Benar Ibu. P : Yakin? N : Yakin P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? Jadi benda diletakan di atas meja dan benda tersebut diam di atas meja. Sehingga percepatannya sama dengan nol. Apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar bu. P : Yakin? N : Yakin. P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Karena gaya yang diberikan Gaya yang diberikan.. Saya memberikan gaya kepada tembok itu sama dengan gaya temboknya, gaya F-nya. Berlawanan dengan gaya temboknya. P : Berlawanan tapi besarnya sama? N : Besarnya sama Ibu. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? Jadi, lantainya kasar. Bendanya bergerak diatas lantai yang kasar. Gaya geseknya besar atau kecil? Arahnya bagaimana?

175 160 N : Arahnya lurus Ibu. Benar Ibu. Agak ragu-ragu sih Ibu. P : Maksudnya gaya geseknya besar atau kecil? N : Besar Ibu. P : Oke berikutnya, Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Arahnya lurus ke atas. P : Yakin? N : Yakin. P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? N : (Diam beberapa saat) Bagaimana e? Arus barat kah ibu? P : Dia dari selatan menuju ke sisi utara. Tapi arus deras dari timur menuju ke barat. (sambil menggambar di kertas) N : Dia menggunakan.. dia berangkat melewati arus barat. Karena arusnya kan menurun ibu. Karena menggunakan arus kan tidak bisa to ibu? Jadi harus ikut arus to ibu? P : Maksudnya mengikuti arus agar sampai di titik manapun diseberang? N : Ia Ibu. P : Yakin?

176 161 N : Yakin Ibu. P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? Apakah Anda yakin dengan jawaban Anda? Sebutkan alasan Anda! N : Benar Ibu. P : Yakin? N : Yakin Ibu. P : Oke, terima kasih N : Sama-sama Ibu.

177 Partisipan G P : Selamat pagi N : Pagi Ibu. P : Bagus ya namanya? Merigrace E. K. Nathan. Orang mana? N : Orang Kanada Ibu. P : O orang Kanada. Kanada di Amerika? Saya bisa mulai? N : Hehehe. Ia Bu. P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Ya P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Ya P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Guru memberikan penjelasan tentang materi yang mau dibahas, diberi contoh soalnya, kemudian dikerjakan bersama-sama, terus kalau sudah dimengerti oleh siswa diberikan tugas tambahan. P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya?

178 163 N : Gaya adalah faktor penyebab benda bergerak. Sedangkan gerak, itu perpindahan benda. P : Yakin? N : Yakin. P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Jarak adalah arah yang ditempuh. Perpindahan adalah perubahan posisi dari benda. P : Yakin? N : Yakin. P : Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya dari tangan, gaya gesek dari udara, dan gaya gravitasi bumi. P : Yakin? N : Yakin. P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah? N : Keduanya.

179 164 P : Kenapa? N : Karena, gaya gesek dengan udara diabaikan sehingga keadaanya seperti dalam ruang hampa. Gaya gravitasi tidak berlaku. Sehingga kedua bola tetap jatuh bersamaan. P : misalnya kedua bola punya massa yang berbeda. Yang satu massanya lebih besar, yang satu massanya lebih kecil. Mana yang akan lebih dahulu sampai ke tanah? N : keduanya Ibu. P : Yakin? N : Yakin. P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. N : Tidak. P : Kenapa? N : Karena, tidak diketahui kecepatan dari masing-masing benda tersebut. P : Yakin? N : Yakin.

180 165 P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P :Yakin? N : Yakin. P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Karena mungkin gaya yang kita berikan sama dengan nol. P : Misalnya tembok didorong sekuat tenaga, berarti ada gaya dong yang diberikan. Tapi tembok tetap bergerak N : Karena mungkin gaya yang kita berikan lebih kecil daripada gaya gesek yang diberikan oleh tembok. P :Yakin? N : Yakin. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? N : Gaya geseknya kecil

181 166 P : Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Arah menuju ke atas dan kecepatannya bertambah. Arah kecepatannya ke bawah. Arah percepatannya ke atas. P :Yakin? N : Yakin. P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? N : Mendayung perahu dengan arah berlawanan dengan arus. P : Yakin? N : Yakin. P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar.

182 167 P : Yakin? N : Yakin. P : Oke, Terima Kasih 5. Partisipan H P : Selamat pagi. Dengan Maria Imaculata Fonho? N : Ia Ibu. P : Kalau boleh tahu asalnya dari mana? N : Lewolaga Ibu. P : Saya bisa mulai? N : Ia ibu. P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Ya senang P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Lumayan menyenangkan P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Menjelaskan, memberi soal, menjawab pertanyaan yang diberikan. P : Apakah dengan metode tersebut, Anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru Anda? N : Tergantung bu. Kalau materinya mudah, maka bisa dipahami. Kalau susah yah butuh proses bu. P : kalau untuk materi gerak dan gaya kira-kira berapa persen?

183 168 N : Kalau untuk materi gerak dan gaya kira-kira 50% paham. P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? N : Gerak adalah suatu faktor yang dilakukan untuk menyebabkan benda bergerak. Gaya adalah faktor yang menyebabkan benda bergerak P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Jarak adalah panjang lintasan sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi benda. P : Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya gravitasi bumi, gaya dari bola dan tangan (gaya dorong). P : Gravitasi termasuk gaya atau bukan? N : Bukan bu. P : Yakin? N : Tidak Bu. P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah lebih dahulu.? N : Bola besi. P : Yakin? N : Ia. Kan gesekan udara diabaikan ibu?

184 169 P : Ia. Kenapa bola besi lebih dahulu? N : Karena, punya massa yang lebih berat. P : Misalnya bola memiliki massa yang sama. Yang satu bola besi, dan yang lain bola plastik, maka yang mana yang akan jatuh lebih dahulu? N : Bola plastik eh besi. P : Yakin? N : Tidak yakin. P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. N : Tidak. P : Alasanya? N : Eh benar ibu. P : Yakin? N : Yakin. P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P : kenapa? N : Karena tidak ada gaya yang diberikan untuk benda tersebut berpindah. P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Gaya yang kita berikan sama dengan nol.

185 170 P : Kalau didorong keras-keras tapi tidak berpindah, apakah berarti gaya sama dengan nol? N : Tidak Ibu. Tidak ada gaya yang bekerja. P : Yakin? N : Yakin. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? N : Berpindah secara perlahan-lahan. P : gaya geseknya bagaimana? Besar atau kecil? N : Gaya gesek kecil. P : Yakin? N : Tidak yakin. P : Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Kecepatannya besar. Atau bagaimana ibu? P : Arahnya kemana? N : Arahnya verikal ke atas kemudian ke bawah. P : Yakin? N :Tidak yakin. P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia

186 171 mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang? N : Mendayung perahu. P : Yakin? N :Tidak yakin P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P : alasanya? N : Benda tersebut tidak bergerak karena gaya yang diberikan sama dengan nol. P : Terima kasih.

187 Partisipan J P : Selamat pagi, namanya Agnes Indah De Ornay ya? N : Ia Ibu. P : Bagaimana kabarnya? N : baik Ibu. P : Apakah Anda senang belajar fisika? N : Senang. P : Bagaimana pembelajaran fisika di kelas? Apakah menyenangkan? N : Kadang menyenangkan. Kadang tidak. P : Metode belajar seperti apa yang digunakan guru fisika Anda saat mengajar di depan kelas? N : Guru menjelaskan, siswa mendengarkan dan guru memberikan contoh soal pada siswa. Kemudian ada yang ditunjuk untuk maju mengerjakan di depan kelas. Menyelesaikan bersama. P : Apakah dengan metode tersebut, Anda dapat memahami materi yang diberikan oleh guru Anda? N : Tergantung materinya. Kalau sulit berarti susah dimengerti. P : Anda pernah mempelajari materi gerak dan gaya saat duduk di bangku kelas X, bisakah Anda memberikan pengertian gerak dan pengertian gaya? N : Gerak adalah perpindahan. Gaya adalah gerak jatuhnya suatu benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. P : Yakin?

188 173 N : Tidak yakin. P : Dalam gerak lurus, kita mengenal jarak dan perpindahan. Apa perbedaan jarak dan perpidahan dalam konsep gerak lurus? N : Tidak tahu ibu. P : Ketika sebuah bola saya jatuhkan dari lantai 2, menurut Anda gaya apa saja yang bekerja pada bola tersebut? N : Gaya gravitasi, gaya gesek udara, dan gaya dorong. P : Jika saya menjatuhkan bola plastik dan bola besi dengan ketinggian dan waktu yang sama. Dalam peristiwa ini gesekan udara diabaikan, menurut Anda bola mana yang akan menyentuh tanah? N : Bola besi. P : Yakin? N : Yakin. P : Menurut Anda apakah pernyataan ini benar? Dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. N : Tidak. P : alasannya? N : Karena tergantung dari bendanya. Berat bendanya P : Yakin? N : Ragu-ragu. P : Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar?

189 174 N : Benar. Karena benda itu diam. P : Mengapa saat kita mendorong tembok dengan gaya sebesar F, tembok tidak berpindah? N : Mungkin karena gaya dorong kita lebih kecil dari tembok. Atau tembok memberikan gaya balik yang lebih besar. P : yakin? N : Ragu-ragu. P : Bagaimana kerja gaya gesek dari sebuah benda yang bergerak di atas lantai kasar? N : Gaya geseknya kecil. P : Yakin? N :Ragu-ragu. P : Ketika sebuah bola dilemparkan keatas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali pada ketinggian awal, bagaimana arah dari kecepatan dan percepatan? N : Kecepatan dan percepatan naik ke atas. P : Yakin? N : Ragu-ragu P : Seseorang di perahu dayung sedang mencoba menyeberangi sungai yang mengalir kebarat dengan arus yang deras, orang tersebut berangkat dari sisi selatan dan mencoba mencapai sisi utara persis di seberang tempat ia mulai. Apa yang harus dilakukan orang tersebut agar sampai keseberang?

190 175 N : Tidak tahu. P : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Menurut Anda apakah pernyataan tersebut benar? N : Benar. P : Alasannya? N : Karena benda diam maka gaya nol dan percepatan juga nol. P : Yakin? N : Kurang yakin. P : Terima kasih.

191 176 Lampiran 10: Rangkuman Transkrip Wawancara Rangkuman Transkrip Wawancara Dari 6 partisipan yang mengikuti wawancara semuanya mengatakan bahwa mereka suka belajar fisika. Dua orang partisipan yaitu partisipan E dan G mengatakan pembelajaran fisika di kelasnya menyenangkan. Tiga orang yaitu partisipan A, D, dan H mengatakan lumayan menyenangkan. Sedangkan partisipan J mengatakan kadang senang, kadang tidak. Ketika ditanya mengenai metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran semua partisipan mengatakan beberapa metode pembelajaran diantaranya metode ceramah (guru menjelaskan) kemudian siswa diberi soal serta tugas. Namun ada satu partisipan yaitu partisipan E mengatakan bahwa ada metode lain yang digunakan yaitu diskusi kemudian mempresentasikannya. Dengan metode tersebut ada partisipan yang mengaku bisa memahami materi yaitu partisipan E dan A. Namun partisipan H dan J mengatakan tergantung materinya. Jika materinya mudah maka akan dengan mudah dipahami. Jika materinya sulit maka akan lebih susah dimengerti. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa partisipan rata-rata suka belajar fisika. Mengenai pembelajaran di kelas, rata-rata partisipan mengatakan lumayan menyenangkan. Hanya ada 2 partisipan yang benar-benar bisa memahami materi yang dipelajari menggunakan metode pembelajaran tersebut, sedangkan rata-rata partisipan mengatakan materi akan mudah dipahami jika memang materi yang dipelajari mudah. Namun, jika materi yang dipelajari sulit maka tidak mudah bagi mereka untuk memahami materi yang dipelajari.

192 177 Ada beberapa pengertian gerak dan gaya menurut mereka. Menurut partisipan A gaya merupakan sesuatu yang kita berikan. Sedangkan ia tidak bisa memberikan pengertian gerak. Menurut partisipan D gaya adalah suatu gerakan yang diberikan terhadap suatu benda. Sedangkan gerak adalah gaya yang diberikan. Partisipan E hanya memberikan contoh dari gerak dan gaya. Contoh gerak menurutnya adalah sebuah meja yang didorong sehingga bergerak. Contoh gaya menurutnya adalah gaya gesek. Menurut partisipan G gaya adalah faktor penyebab benda bergerak. Sedangkan gerak adalah perpindahan benda. Menurut partisipan H gerak adalah faktor yang dilakukan untuk benda bergerak. Begitupun dengan pengertian gaya. Ia mengatakan gaya adalah faktor yang menyebabkan benda bergerak. Sehingga secara tidak langsung ia mengatakan bahwa gerak dan gaya merupakan hal yang tidak berbeda. Partisipan J mengatakan hal yang sama dengan partisipan G mengenai gerak menurutnya gerak adalah perpindahan. Sedangkan gaya menurutnya adalah gerak jatuhnya suatu benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Partisipan A, D, dan E menggambarkan pengertian jarak dengan memberi contoh jarak antara suatu benda dengan benda lainnya. Partisipan G mengatakan bahwa jarak adalah arah yang ditempuh. Partisipan H mengatakan bahwa jarak adalah panjang lintasan. Sedangkan ada pengertian yang berbeda-beda mengenai perpindahan. Menurut partisipan A perpindahan adalah suatu benda yang berpindah. Menurut D perpindahan adalah memindahkan suatu benda atau mendorong suatu benda. Partisipan E tidak bisa memberikan pengertian perpindahan. Menurut partisipan G perpindahan adalah perubahan posisi dari

193 178 benda. Ada juga siswa yang tidak mengetahui apa itu perpindahan dan jarak, yaitu partisipan J. Berikut merupakan pemahaman siswa mengenai gaya-gaya yang bekerja pada bola yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Partisipan A mengatakan gaya yang bekerja pada bola tersebut adalah gaya gravitasi. Partisipan D dengan yakin mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada bola tersebut adalah gaya gerak jatuh ke bawah dan gaya dorong. Partisipan E mengatakan ada gaya bebas dan gaya vertikal ke bawah. Partisipan G mengatakan gaya yang bekerja pada bola tersebut adalah gaya dari tangan, gaya gesek dari udara, dan gaya gravitasi bumi. Menurut partisipan H gaya yang bekerja pada bola tersebut adalah gaya gravitasi serta gaya dorong dari bola dan tangan. Sedangkan partisipan J mengatakan bahwa gaya yang bekerja adalah gaya gravitasi, gaya gesek dan dorong. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut terdapat beberapa orang partisipan yaitu partisipan A, G, H dan J mengatakan ada gaya gravitasi yang bekerja pada bola. Hal ini menunjukan bahwa partisipan masih sering beranggapan bahwa percepatan gravitasi merupakan salah satu contoh gaya. Untuk bola besi dan plastik yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu di waktu yang bersamaan, menurut partisipan A, D, E, H, dan J bola besi akan jatuh lebih dahulu. Partisipan A, D, dan H memberi alasan kenapa bola besi jatuh lebih dahulu. Alasannya karena bola besi lebih berat dari bola plastik. Dengan kata lain, mereka memahami bahwa benda dengan massa yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu meskipun dijatuhkan dari ketinggian dan waktu yang sama. Sedangkan partisipan J tidak memberikan alasan. Menurut partisipan G kedua bola akan jatuh

194 179 sama-sama karena gaya gesek dengan udara diabaikan sehingga keadaan seperti dalam ruang hampa yaitu tidak adanya gaya gravitasi. Berikut merupakan pendapat partisipan mengenai pernyataan, dua benda bergerak dalam waktu yang sama dengan percepatannya yang sama akan menempuh jarak yang sama. Partisipan A, D, E, H dan J mengatakan pernyataan tersebut benar. Sedangkan partisipan G mengatakan pernyataan tersebut salah karena tidak diketahui percepatan masing-masing benda tersebut. Mengenai pernyataan, Sebuah balok diletakan diatas meja, maka percepatan dari balok akan sama dengan nol, semua partisipan yaitu partisipan A, D, E G, H, dan J mengatakan pernyataan ini benar. Hanya dua partisipan yang memberikan alasan yaitu partisipan H dan J. Menurut partisipan H pernyataan tersebut benar karena tidak ada gaya yang diberikan untuk benda tersebut. Menurut partisipan J alasannya adalah karena benda tersebut diam. Dalam kasus tembok yang didorong namun tidak bergeser, tanggapan partisipan bermacam-macam. Partisipan A dan E mengatakan bahwa tembok tidak bergeser karena gaya yang kita berikan sama dengan gaya yang diberikan tembok. Partisipan G mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena gaya yang kita berikan sama dengan nol. Partisipan D mengatakan karena tidak ada gaya. Partisipan H mengatakan hal yang sama dengan partisipan G, namun partisipan H secara tidak langsung mengatakan gaya sama dengan nol berbeda dengan tidak ada gaya yang bekerja. Hal ini ditunjukan dengan ketika ditanya, kalau didorong sekuat tenaga namun tidak bergerak, apakah gaya sama dengan nol? ia menjawab bukan, tetapi

195 180 tidak ada gaya yang bekerja. Partisipan J memberi alasan bahwa tembok tidak bergerak karena gaya yang kita berikan lebih kecil dari gaya yang diberikan tembok, atau tembok memberikan gaya balik yang lebih besar. Ada dua pendapat yang berbeda mengenai besarnya gaya gesek di lantai yang kasar dibandingkan lantai yang licin. Partisipan A dan E mengatakan bahwa gaya gesek di lantai yang kasar lebih besar dari lantai yang licin. Sedangkan partisipan D, G, H, dan J mengatakan bahwa gaya gesek di lantai kasar lebih kecil. Ketika sebuah bola dilemparkan ke atas dari ketinggian tertentu, mencapai titik tinggi maksimum dan kembali ke titik awal. Berikut merupakan pendapat mereka mengenai arah kecepatan dan percepatan bola tersebut. Menurut partisipan A, arah percepatan dan kecepatannya sama yaitu ke atas dan ke bawah. Menurut partisipan D dan H, arah kecepatan dan percepatan ke atas kemudian ke bawah. Menurut E, arah percepatan dan kecepatan lurus ke atas. Menurut G arah percepatan ke atas, arah percepatan ke bawah, dan kecepatannya bertambah. Menurut J, arah kecepatan dan percepatan naik ke atas. Dalam kasus mendayung perahu dari selatan ke utara dengan arus deras dari timur ke barat, agar bisa mencapai titik di utara yang letak lurus dari tempat ia berada sekarang, partisipan memberikan macam-macam saran, diantaranya, partisipan A mengusulkan mengganti perahu dayung dengan perahu mesin. partisipan D mengusulkan mendayung perahu dengan kecepatan. Partisipan E mengusulkan untuk mengikuti aarah arus. Partisipan G mengusulkan mendayung

196 181 perahu dengan arah berlawanan dengan arah arus. Partisipan H hanya mengusulkan untuk mendayung perahu. Partisipan J mengaku tidak tahu bagaimana caranya. Berikut adalah tanggapan partisipan mengenai pernyataan, jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol maka benda tidak akan dipercepat, benda selalu diam, dan perubahan kecepatan sama dengan nol. Partisipan A, D, E, G, H, dan J mengatakan bahwa pernyataan tersebut benar. Partisipan H mengatakan alasan jawabannya adalah benda tersebut tidak bergerak karena gaya yang diberikan sama dengan nol. Partisipan J memberi alasan bahwa karena benda diam maka gaya sama dengan nol dan percepatannya juga sama dengan nol.

197 182 Lampiran 11: Transkrip Jawaban dan Alasan Partisipan Transkrip Alasan Jawaban Partisipan Nomor Soal Kode Partisipan Alasan 1 A Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena bola besi lebih berat dua kali daripada bola plastik B Bola besi menyentuh lantai terlebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat daripada bola plastik. Hal ini disebabkan massa bola besi lebih besar daripada massa bola plastik. C Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena percepatan gravitasi terbesar terjadi pada bola besi sehingga bola besi yang akan jatuh terlebih dahulu menyentuh lantai. Sedangkan bola plastik ringan jadi akan lebih lambat menyentuh lantai. D Bola besi menyentuh lantai terlebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat daripada bola plastik. Karena berat bola plastik lebih ringan dibandingkan dengan berat bola besi yang beratnya dua kali berat bola plastik. E Bola besi menyentuh lantai terlebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat daripada bola plastik.

198 183 Nomor Soal Kode Partisipan F G H I J Alasan Karena bola besi mempunyai berat dua kali berat bola plastik sehingga yang akan menyentuh tanah terlebih dahulu yaitu bola besi. Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena bola besi lebih berat daripada bola plastik sehingga bola besi terlebih dahulu jatuh menyentuh lantai daripada bola plastik. Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena telah diketahui dalam soal bahwa berat dari bola besi dua kali berat bola plastik, maka yang bola besi yang akan menyentuh lantai terlebih dahulu. Bola besi akan jatuh menyentuh lantai terlebih dahulu. Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena berat bola besi lebih cepat sehingga bola besi yang terlebih dahulu sampai ke lantai Bola besi akan jatuh menyentuh lantai lebih dahulu karena benda yang lebih berat akan jatuh lebih dahulu. 2 A 25 Km. B C D 25 Km. 25 Km. 13 Km. Saya ragu karena saya bingung dengan obsennya.

199 184 Nomor Soal Kode Partisipan E F G H I J Alasan 25 Km. Karena dari rumah Rena menuju rumah titik H membutuhkan beberapa kilometer. Karena itu, dari titik A menuju titik H membutuhkan 25 Km. Menurut saya. 20 Km. Karena jumlah seluruh jarak tempuhnya dibagi dua. 13 Km karena perpindahan Rena dihitung dari titik A ke titik H saja. Jadi yang dihitung 5 Km + 8 Km = 13 Km. 17 Km. 20 Km. 25 Km. 3 A Gaya berat dan normal karena benda yang dilemparkan dari tangan dan jatuh ke permukaan bumi. B C Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara. Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, gaya normal. Karena setiap benda yang dilemparkan keatas selalu mempunyai gaya misalnya gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, gaya normal. D Gaya berat dan gaya normal karena gaya yang bekerja pada bola ada tersebut adalah gaya berat dan gaya normal. E Gaya berat dan gaya normal karena dengan melempar suatu benda ke atas kita membutuhkan gaya yang bekerja

200 185 Nomor Soal Kode Partisipan F G H I J Alasan pada bola yaitu gaya berat dan normal. Ia kita juga menggunakan gaya gesek tangan tetapi yang dibutuhkan gaya gesek dan berat menurut saya Gaya berat dan gaya normal karena gaya berat pada benda tersebut dapat jatuh kembali ke tanah. Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara karena menurut pemahaman saya semua gaya itu memengaruhi gerak bola jatuh itu. Gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, gaya normal karena benda bergerak sesuai dengan gaya yang beraturan, yaitu gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, gaya normal. Gaya dari tangan, gaya berat, dan gaya normal. Gaya berat, dan gaya normal karena gaya gerak dan normal selalu bekerja sama sehingga arah benda kembali jatuh. 4 A Mengurangi gaya gesek lantai karena meja yang didorong. Nina harus mengurangi gaya gesek lantai karena bisa mempengaruhi gaya gesek lantai karena bisa mempengaruhi meja untuk bergerak lurus. B Memberi gaya luar pada meja (didorong). Agar benda

201 186 Nomor Soal Kode Partisipan C D E F G H Alasan tetap bergerak maka harus diberikan gaya secara terus menerus untuk menghalangi gaya gesek. Memperkecil gaya gesek meja agar meja tersebut tetap bergerak ke kanan. Memberi gaya luar pada meja (didorong). Agar meja tersebut tetap bergerak ke kanan maka kita harus memberi gaya luar terhadap meja tersebut. Mengurangi gaya gesek lantai karena dengan mendorong sebuah meja kita menggunakan gaya gesek lantai. Tetapi dengan mendorong meja dengan bergerak lurus maka yang harus dilakukan adalah mengurangi gaya gesek lantai. Memberi gaya luar pada meja (didorong). Jika meja tersebut bergerak ke kanan maka kita harus memberi gaya dorong terhadap meja tersebut. Mengurangi gaya gesek lantai karena jika gaya gesek lantai dikurangi maka lantai menjadi licin dan meja semakin mudah bergerak ke kanan. Memberi gaya luar pada meja (didorong). Dengan memberi gaya luar terhadap meja (didorong) maka meja akan tetap bergerak ke kanan.

202 187 Nomor Soal Kode Partisipan I J Alasan Memberi gaya luar pada meja (didorong). Karena agar meja bergerak lurus menjauhi Nina yang harus dilakukan Nina adalah memberikan gaya luar terhadap meja (didorong). Memberi gaya luar pada meja (didorong). Karena suatu benda akan bergerak apabila ada manusia yang menggerakannya. 5 A Kecepatan awal benda adalah sama dengan nol karena percepatan awal benda itu diberikan oleh orang yang menjatuhkan, namun Ia hanya menjatuhkan saja. Ia tidak melempar. B C Kecepatan benda tersebut berubah-ubah. Gerak jatuh benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi karena jatuhnya benda daru ketinggian tertentu dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. D E Kecepatan benda tersebut berubah-ubah. Massa benda mempengaruhi percepatan karena dengan menjatuhkan sebuah benda dari ketinggian tertentu, yang akan digunakan adalah gerak dan kecepatan. Menurut saya. F Kecepatan awal benda adalah sama dengan nol karena

203 188 Nomor Soal Kode Partisipan G H Alasan benda tersebut jatuh diberi gaya dengan menjatuhkannya. Kecepatan benda tersebut berubah-ubah karena benda itu dijatuhkan saja tanpa dilempar sehingga kecepatan awalnya sama dengan nol. Jika saja bola itu dilempar dan mendapatkan gaya dari udara maka kecepatan bola itu akan berubah-ubah. Kecepatan awal benda adalah sama dengan nol. Jika kecepatan awal benda sama dengan nol maka benda tersebut tidak dapat jatuh dari ketinggian. I Kecepatan awal benda adalah sama dengan nol. J Kecepatan benda tersebut berubah-ubah karena benda tersebut memiliki kecepatan konstan. 6 A A karena arah gerak benda bisa saja berubah-ubah ke segala arah. B C E. Arah gerak benda selalu tegak lurus dengan titik pusat. A karena arah gerak bola yang diikatkan dengan tali D E. selalu berputar ke arah kiri melingkari jadi bolanya jatuh mengikuti arah yang diputarnya. E B. Jika kita mengikat sebuah benda dan lilit dengan ujung tali maka yang terlempar oleh talinya terputus arah gerak

204 189 Nomor Soal Kode Partisipan Alasan benda tersebut adalah gerak lurus. F A. G A karena benda itu diputar melingkar maka arah bola setelah tali terputus adalah searah dengan arah putaran, tidak berlawanan arah. H D karena bola bergerak berubah beraturan. I A. J A karena tali terputus otomatis arah gerak bola keatas terlebih dahulu. 7 A Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, percepatan konstan, dan lajunya konstan karena dinyatakan benda bergerak melingkar B Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, dan percepatan konstan. C Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, percepatan konstan, dan lajunya konstan. D Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, dan percepatan konstan. E Kecepatan sudut konstan dan lajunya konstan karena sebuah benda yang bergerak melingkar kita menggunakan kecepatan dan laju konstan.

205 190 Nomor Soal Kode Partisipan F G H I J Alasan Kecepatan sudut konstan dan lajunya konstan karena sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan mempunyai kecepatan konstan dan percepatan konstan. Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, percepatan konstan, dan lajunya konstan karena semua komponen tersebut sangat memengaruhi gaya melingkar sehingga selalu searah. Kecepatan konstan dan kecepatan sudut konstan. Kecepatan konstan, kecepatan sudut konstan, dan percepatan konstan. Lajunya konstan karena gerak dalam sebuah lingkaran tidak memiliki sudut. 8 A Arah gaya sentripetal mengikuti lintasan karena dari gambar menyatakan gaya sentripetal bergerak mengikuti lintasan. B C D Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Arah gaya sentripetal ke segala arah. Saya ragu dengan jawaban saya karena saya tidak tahu apa itu gaya sentripetal. E Arah gaya sentripetal mengikuti lintasan karena benda

206 191 Nomor Soal Kode Partisipan F G H I J Alasan yang diputar adalah mengelilingi suatu titik dan arah gaya benda tersebut adalah arah gaya sentripetal. Arah gaya sentripetal ke segala arah karena arah dari gaya sentripetal bergerak ke segala arah. Arah gaya sentripetal ke segala arah. Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Arah gaya sentripetal ke segala arah sehingga berbentuk lingkaran dan kembali pada titik awal gerak. 9 A Bola tersebut diberi gaya dari luar. Agar bola tetap bergerak maka yang harus dilakukan kita memberikan gaya dari luar dengan cara menendang bola tersebut. B C Bola tersebut diberi gaya dari luar. Mengurangi gaya gesek tanah. Bila bola it uterus bergerak menggelinding di atas permukaan tanah, maka kita harus mengurangi gaya gesek tanah. D E Bola tersebut diberi gaya dari luar. Mengurangi gaya gesek tanah karena dengan menendang bola sehingga menggelinding diatas permukaan tanah. Kita menggunakan gaya gesek bola dan gerak lurus dan mengurangi gaya gesek tanah.

207 192 Nomor Soal Kode Partisipan F G H I J Alasan Mengurangi gaya gesek bola, gaya gesek dan gaya gesek tanah. Dengan demikian bola tersebut bergerak. Bola tersebut diberi gaya dari luar karena jika bola diberikan gaya dari luar dengan cara ditendang maka bola tersebut akan terus bergerak. Bola tersebut diberi gaya dari luar agar bola tersebut bergerak. Bola tersebut diberi gaya dari luar agar bola tersebut terus bergerak. Bola tersebut diberi gaya dari luar. Agar bola tersebut terus bergerak, maka Anton harus menendangnya. 10 A A karena benda dijatuhkan dari pesawat yang sedang mendarat sehingga jatuhnya bom tidak lurus. B D. C A. D B. E B. F B karena jatuhnya bola selalu lurus dan tegak lurus dan G C. ada gravitasi bumi yang menarik bola itu jatuh tegak lurus ke bawah.

208 193 Nomor Soal Kode Partisipan H I J Alasan B karena gerak arah gravitasi bumi. B, jatuhnya bola tersebut lurus ke bawah karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. B karena setiap benda akan jatuh jika ada gaya gravitasi dan arah jatuhnya benda selalu lurus ke bawah. 11 A Gaya gravitasi sama besar dengan gaya normal karena buku diletakan di atas meja berarti buku itu mempunyai gaya gravitasi yang sama besar dengan gaya normal. B C Gaya gravitasi arahnya sama dengan gaya normal. Besar gaya gravitasi bumi pada balok = 0 karena gaya gravitasi bumi tidak terjadi pada benda diam seperti buku diletakan di atas meja. Kecuali, buku dijatuhkan ke lantai. D E F Gaya gravitasi sama besar dengan gaya normal. Besar percepatan gravitasi sama dengan berat balok. Gaya normal balok = 0 karena buku yang diletakan diatas meja tidak melakukan perpindahan sehingga gaya normalnya sama dengan 0 G Gaya normal balok sama dengan 0 karena balok tidak diberi gaya sehingga balok tetap diam. H Gaya normal balok sama dengan 0. Buku tidak diberi gaya sama sekali, hanya diletakan diatas meja jadi buku

209 194 Nomor Soal Kode Partisipan I J Alasan hanya mempunyai gaya normal sama dengan 0. Gaya gravitasi sama besar dengan gaya normal. Gaya normal balok = 0 sehingga balok tidak mengalami gaya apapun atau perubahan serta perpindahan. 12 A Gaya gesek sejajar dengan bidang arah ke bawah karena buku diletakan diatas meja dan meja tersebut dimiringkan kekanan pasti terjadi gaya gesek sejajar kebawah. B C D E F G H I Gaya gesek sejajar bidang arah ke atas. Gaya gesek sama dengan gaya normal karena pada saat meja dimiringkan ke kanan buku yang di atas meja tidak jatuh maka tidak terjadi gaya gravitasi dan pada saat itu gaya gesek sama dengan gaya normal. Gaya gesek sama dengan gaya gravitasi bumi. Gaya gesek arah kanan balok. Gaya gesek sejajar dengan bidang arah ke bawah karena gaya gesek pada meja sejajar dengan bidang arah ke bawah yang menyebabkan balok tetap diam. Gaya gesek sejajar dengan bidang arah ke bawah karena gaya geseknya tidak sejajar maka balok tersebut akan bergerak. Gaya gesek arah kanan balok. Jika mejanya dimiringkan ke kanan balok dalam keadaan diam maka antara meja dan balok terjadi gaya gesek kea rah kanan Gaya gesek sama denga gaya normal sehingga balok tetap

210 195 Nomor Soal Kode Partisipan Alasan diam. J Gaya gesek sama denga gaya normal. Gaya gesek dan gaya normal dari balok dan meja sam sehingga tidak terjadi pergerakan dari balok itu. 13 A Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih kecil dari gaya yang diberikan meja terhadap anak, karena anak yang mendorong meja lebih kecil daripada meja yang mau didorong. B Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N. C Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih kecil dari gaya yang diberikan meja terhadap anak karena meja tersebut akan terdorong jika gaya yang diberikan anak terhadap meja itu lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak itu. D Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih kecil dari gaya yang diberikan meja terhadap anak. E Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih kecil dari gaya yang diberikan meja terhadap anak. F Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N karena gaya yang diberikan anak itu kecil atau kurang sehingga mejanya tidak bergerak. G Gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. Jika kedua gaya yang diberikan sama besar maka tidak memungkinkan meja itu bergerak, tetapi jika salah satu gaya tersebut lebih besar naka meja itu akan bergerak.

211 196 Nomor Soal Kode Partisipan Alasan H Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N sehingga mengakibatkan meja tersebut tidak dapat bergerak. I Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N sehingga meja tersebut tidak bergerak. J Gaya yang diberikan anak tersebut terhadap meja adalah sebesar 0 N karena tidak ada gaya yang diberikan oleh anak itu sehingga meja itu pun tidak bergerak. 14 A Mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek karena mobil dan tembok tersebut mempunyai kekuatan yang sama besar. B Mobil memberikan gaya sebesar 0 N. C Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek karena gaya yang diberikan mobil kepada tembok tersebut lebih kecil dan berlawanan arah gaya gesek akan memperlambat kecepatan mobil. D Mobil memberikan gaya sebesar 0 N. E F G H Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek. Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta searah dengan gaya gesek karena tembok lebih kuat dan berdiri kokoh dan mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta searah dengan gaya gesek Mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek. Mobil memberikan gaya sebesar 0 N sehingga tembok tersebut tidak bergerak.

212 197 Nomor Soal Kode Partisipan Alasan I Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek. J Mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek. 15 A F gesek = F riano karena gaya yang diberikan Riano dan gaya gesek lemari sama besar. B F Riano < F gesek. C D E F G F Riano < F gesek karena benda itu tidak akan bergerak jika gaya yang diberikan lebih kecil dari gaya gesek. F Riano = 0. Saya ragu dengan jawaban saya karena saya kurang mengerti dengan obsennya. F gesek = 0 karena gaya yang harus diperlukan adalah gaya gesek lemari dan mengurangi gaya gesek lantai. F Riano = 0 karena gaya yang diberikan Riano sedikit dan kecil sehingga lemari tersebut tidak dapat bergerak. F gesek = F riano. H F gesek = 0 sehingga lemari tersebut tidak bergerak sama sekali. I F Riano < F gesek karena gaya yang diberikan Riano lebih kecil dari gaya gesek sehingga lemari tersebut tidak bergerak sama sekali. J F Riano < F gesek karena gaya yang diberikan Riano terlalu kecil. 16 A Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. B C Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat.

213 198 Nomor Soal Kode Partisipan D E F G H I Alasan Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. J Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat sehingga gaya gravitasi selalu jatuh ke bawah. 17. A Gaya normal mempunyai besar yang sama dengan gaya gesek karena gaya normal dan gaya gesek mempunyai besar yang sama. B Gaya normal mempunyai besar yang sama dengan gaya gesek. C Gaya normal mempunyai besar yang sama dengan gaya gesek. D Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. E Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat karena gaya normal yang bekerja pada bidang miring menggunakan gaya berat dan normal. F Gaya normal yang bekerja pada bidang lebih besar dari berat benda. G Gaya normal mempunyai besar yang sama dengan gaya gesek. H Gaya normal yang bekerja pada bidang miring dipengaruhi oleh gaya berat.

214 199 Nomor Soal Kode Partisipan I Alasan Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. J Gaya normal sama besar dengan berat benda sehingga benda ataupun gaya selalu memiliki persamaan. 18 A Karena kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun karena kotak coklat harus mempunyai gaya yaitu gaya gesek sehingga benda tersebut bisa berada di meja. B Karena kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun. C Karena kotak cokelat mengalami gaya gesek yang sangat besar. Kotak coklat akan tetap diam jika tidak disentuh, didorong, tidak mengalami gaya apapun atau kotak coklat mengalami gaya berat dan gaya normal. D Karena kotak cokelat mengalami gaya gesek yang sangat besar. E Karena kotak cokelat mengalami gaya normal. F G H I J Karena kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun. Kotak coklat tidak diberi gaya sehingga kotak coklat diam, tidak bergerak. Karena kotak cokelat mengalami gaya berat. Jika kota itu mengalami gaya berat maka kotak akan jatuh. Karena kotak cokelat mengalami gaya gesek yang sangat besar. Benda tersebut akan bergerak jika mengalami gaya gesek yang sangat besar. Karena kotak cokelat mengalami gaya berat. Karena kotak cokelat mengalami gaya gesek yang sangat besar. Jika gaya gesek terjadi maka suatu bendapun akan ikut bergerak.

215 200 Nomor Soal Kode Partisipan Alasan 19 A Melambat dan akhirnya berhenti. Karena mobil mainan kalau ditarik dandiberikan gaya dan berhenti seketika pasti ia perlahan dan berhenti. B Melambat dan akhirnya berhenti. C D E F G H I Benda yang diberi gaya konstan akan melambat dan akhirnya berhenti karena percepatan dan kecepatannya tetap. Langsung berhenti seketika. Langsung berhenti seketika karena sebuah mobil mainan bergerak dengan konstan jadi harus kita butuhkan adalah kecepatan. Langsung berhenti seketika karena tidak ada lagi gaya yang bekerja pada mobil tersebut sehingga mobil mainan tersebut langsung berhenti seketika. Bergerak dengan kecepatan yang meningkat sesaat kemudian melambat dan akhirnya berhenti karena peristiwa ini sesuai dengan Hukum II Newton, maka mobil yang dihentikan secara tiba-tiba akan mengalami hal tersebut. Langsung berhenti seketika. Langsung berhenti seketika. J Langsung berhenti seketika. Benda akan berhenti jika manusia yang menghentikannya dan suatu benda tidak dapat bergerak atau berhenti tanpa bantuan dari manusia. 20. A Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan karena kecepatan bus bisa saja berubah, karena

216 201 Nomor Soal Kode Partisipan B C D E F Alasan kadang cepat dan terkadang lambat. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan karena dari detik ke menit itu selalu berbeda. Jadi dari 2 detik bergerak sejauh 10 m dan pada menit ke 3 bergerak sejauh 12 m. Hal ini yang menyebabkan benda bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Bus pariwisata mengalami percepatan G Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. H Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. I Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. J Bus pariwisata bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Benda tersebut mengalami perpindahan sejauh 2m dalam beberapa menit. 21 A Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara karena ketika bola berada di udara pasti ada gaya tarik bumi, gaya gesek udara. B Gaya tarik bumi dan gesek udara. C Gaya tarik bumi, gaya gesek udara dan gaya dorong dari

217 202 Nomor Soal Kode Partisipan D E F G H I Alasan racket karena pada saat bola tenis dipukul melambung diudara pada saat itu juga bola tersebut diberi gaya tarik bumi, gaya gesek udara dan gaya dorong dari racket. Gaya tarik bumi, gaya gesek udara dan gaya dorong dari racket. Gaya tarik bumi, gaya gesek udara dan gaya gesek dari bola dan racket. Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Ketika bola berada di udara, gaya yang bekerja pada bola tersebut ialah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara yang membuat bola tersebut jatuh ke bawah. Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. J Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Jika bola di udara maka akan terjadi pergesekan antara bola dan udara dan secara langsung pula aka nada gaya gravitasi. 22 A Gaya tarik bumi, gaya dorong dari penembak, dan gaya gesek udara karena ketika peluru dilemparkan pasti ada gaya dorong manusia dan ketika berada di udara ada gaya gesek udara. B Gaya tarik bumi, dan gaya gesek udara. C Gaya dorong dari penembak, dan gaya gesek udara karena pada saat peluru ditembakkan ke udara aka nada gaya yang mempengaruhinya seperti gaya dorong dari penembak dan gaya gesek udara.

218 203 Nomor Soal Kode Partisipan D E F G H I Alasan Gaya dorong dari penembak. Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya tarik bumi, dan gaya gesek udara sangat mempengaruhi peluru pada saat di udara. Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya dorong dari penembak. Ketiga gaya tersebut mempengaruhi peluru ketika berada diudara namun yang benar-benar terpengaruh adalah gaya doromg dari penembak. Gaya dorong dari penembak, dan gaya gesek udara. J Gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya dorong dari penembak terjadi sebelum pelurur tersebut berada di udara. 23 A Gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak karena pada bidang yang kasar gaya gesek bisa mempengaruhi benda bergerak menjadi diam. B Gaya gesek menyebabkan terjadi perubahan kecepatan. C D E F G H Gaya gesek searah dengan arah gerak benda. Gaya gesek memiliki nilai minimum ketika benda hendak bergerak. Gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak. Gaya gesek menyebabkan terjadi perubahan kecepatan. Gaya gesek memiliki nilai minimum ketika benda hendak bergerak. Gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak. Gaya

219 204 Nomor Soal Kode Partisipan I J Alasan tidak gesek menyebabkan benda berhenti bergerak. Gaya gesek searah dengan arah gerak benda. Gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gerak benda karena benda yang kasar selalu memberikan gaya yang berlawanan. 24 A W A dan N A. B F A dan F. C W A dan N A. D W A dan N A. saya ragu dengan jawaban saya karena saya kurang mengerti dengan pernyataan nomor 24 E W A dan N A. F F A dan F B karena F A berbeda dengan F B. Kedua gaya tersebut menunjukan gaya dorong dari setiap bendanya. G F A dan F B. H F A dan F. Kedua benda tersebut mengalami aksi-reaksi. I F A dan F. J W B dan N B. 25 A T 1 dan T 2. B T 2 dan T 3. C T 1 dan T 3. D T 3 dan T 4. Saya ragu dengan jawaban saya karena saya kurang mengerti dengan pernyataanya. E T 1 dan T 2.

220 205 Nomor Soal Kode Partisipan F Alasan T 1 dan T 2 karena sistem katrol dalam keadaan setimbang G T 3 dan T 4. H T 4 dan T 1 dalam keadaan setimbang pasangan aksi-reaksi yang adalah T 4 dan T 1. I T 4 dan T 1. J T 1 dan T 3 karena arahnya berlawanan.

221 206 Lampiran 12: Rangkuman Transkrip Jawaban dan Alasan Partisipan Rangkuman Transkrip alasan jawaban siswa Nomor Yang siswa pahami Soal 1 Tujuh partisipan, yaitu partsispan A, C, F, G, H, I, dan J mengatakan bahwa bola besi akan lebih dahulu menyentuh lantai daripada bola plastik, dengan alasan yang berbeda-beda. Partisipan A dan G mengatakan karena bola besi lebih berat dua kali dari bola plastik. Partisipan C mengatakan karena percepatan gravitasi terbesar terjadi pada bola besi, sedangkan bola plastiknya lebih ringan. Partisipan F, I, dan J mengatakan karena bola besi lebih berat dari bola plastik sehingga bola besi akan lebih dahulu menyentuh lantai. Sedangkan menurut partisipan B, D, dan E bola besi jatuh lebih dahulu karena waktu yang diperlukan dua kali lebih cepat dari bola plastik. Hal ini disebabkan oleh massa bola besi yang dua kali lebih besar dari bola plastik. Berdasarkan hasil tes partisipan A, B, C, D, E, F, G, dan I mengalami miskonsepsi. Sedangkan partisipan yang lain tidak paham mengenai konsep tersebut. Dengan demikian dapat diketahui miskonsepsi yang dialami partisipan adalah partisipan mengganggap benda yang lebih berat pasti menyentuh lantai lebih dahulu meskipun dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang bersamaan.

222 207 Nomor Yang siswa pahami Soal 2 Partisipan A, B, C, E, dan J mengatakan perpindahan Rena sejauh 25 Km, namun mereka tidak mengemukakan alasannya. Dari kelima partisipan tersebut hanya tiga partisipan diantaranya B, C, dan E dapat dikatakan memahami materi tersebut karena menjawab benar serta yakin. Sedangkan partisipan F memiliki pemahaman bahwa, jumlah seluruh jarak tempuhnya dibagi dua. Partisipan G mengalami miskonsepsi. Partisipan tersebut mengatakan bahwa yang merupakan perpindahan adalah jumlah garis yang sejajar dengan titik A dan H. Partisipan tersebut menjelaskan bahwa perpindahan merupakan jarak dari A ke B ditambah jarak dari G ke H. Partisipan lain menjawab salah dan tanpa alasan serta tidak yakin. 3 Mengenai gaya-gaya yang bekerja pada bola yang dilempar ke atas dan jatuh kembali ke bawah, lima partisipan yaitu A, D, E, F, dan J mengatakan hanya ada dua gaya yang bekerja yaitu gaya berat dan gaya normal. Dua partisipan yaitu B dan G mengatakan ada gaya dari tangan, gaya berat serta gaya gesek dengan udara. Satu partisipan yaitu I mengatakan ada gaya dari tangan, gaya berat, dan gaya normal. Dua partisipan yaitu C dan H mengatakan ada gaya dari tangan, gaya berat, gaya gesek dengan udara, dan gaya normal. Miskonsepsi dialami oleh partisipan C, D, E, H, dan I. Mereka mengatakan bahwa ada gaya normal yang bekerja pada benda yang dilemparkan ke atas dan jatuh

223 208 Nomor Yang siswa pahami Soal kembali ke bawah. selain itu ada beberapa yang mengatakan tidak adanya gaya dari tangan yang bekerja pada benda tersebut. Sedangkan partisipan yang paham adalah partisipan B yang mengatakan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah gaya dari tangan, gaya berat, serta gaya gesek dengan udara. 4 Untuk menjaga agar meja yang didorong tetap bergerak di atas lantai, ada lima partisipan yaitu B, D, F, H, I, dan J mengatakan bahwa harus diberi gaya luar terhadap meja (didorong) terus menerus. Partisipan B mengatakan perlu diberi haya terus menerus agar menghalangi gaya gesek. Partisipan J mengatakan alasannya adalah benda akan bergerak apabila ada manusia yang menggerakannya. Partisipan A, E, dan G yang mengatakan bahwa yang harus dilakukan adalah mengurangi gaya gesek lantai karena bisa membuat meja terus bergerak. Partisipan E mengatakan untuk mendorong meja kita menggunakan gaya gesek lantai maka harus mengurangi gaya gesek lantai. Partisipan G mengatakan jika gaya gesek lantai dikurangi maka lantai menjadi licin sehingga meja semakin mudah bergerak. Partisipan C mengatakan bahwa harus mengurangi gaya gesek meja. Partsipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan C dan E. Miskonsepsi yang dialami adalah mengatakan bahwa harus mengurangi gaya gesek lantai dan gaya gesek meja. Partisipan yang memahami konsep ini adalah

224 209 Nomor Yang siswa pahami Soal partisipan B, D, H, I, dan J. 5 Berikut merupakan pernyataan yang salah dari opsi jawaban mengenai peristiwa benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu tanpa dilemparkan ke bawah menururt para partisipan. Empat partisipan yaitu partisipan B, D, G, dan J mengatakan kecepatan benda tersebut berubah-ubah. Empat partisipan yaitu A, F, H, dan I mengatakan kecepatan awal benda sama dengan nol. Satu partisipan yaitu partisipan C mengatakan gerak jatuh benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Sedangkan satu partisipan lainnya yaitu E mengatakan bahwa pernyataan salah adalah massa benda mempengaruhi percepatan. Dari sepuluh partisipan hanya satu yang benar-benar paham yaitu partisipan E. Sedangkan 4 partisipan yaitu partisipan B, C, D, dan H mengalami miskonsepsi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa miskonsepsi yang dialami partisipan adalah ketika benda jatuh dari ketinggian tertentu maka: Kecepatan benda tidak beruba-ubah atau tetap. Gerak jatuh benda tidak dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Kecepatan awal benda tidak sama dengan nol. 6 Berikut merupakan pendapat partisipan mengenai peristiwa bola yang diikat tali kemudian diputar dan tali tersebut putus secara tiba-tiba. Partisipan A, C, F, G, I, dan J mengatakan bahwa bola akan bergerak

225 210 Nomor Yang siswa pahami Soal ke arah (A). Partisipan B dan D mengatakan bola akan bergerak ke arah (E). Partisipan E mengatakan bola akan bergerak ke arah (B) karena ketika benda yang dililit tali kemudian diputar, akan bergerak tegak lurus tali jika tali tersebut tiba-tiba putus. Partisipan yang memahami materi ini adalah partisipan E. Sedangkan partisipan H mengatakan bola akan terlempar ke arah (D). Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan A, C, D, G, dan I. miskonsepsi yang dialami adalah: Ketika bola yang diikatkan pada tali dan diputar kemudian tali tibatiba terputus maka: Bola bergerak ke arah (A) karena bisa bergerak ke segala arah; bola mengikuti arah putarannya; dan pasti bergerak ke atas lebih dahulu ketika tali pengikatnya terputus. Bola bergerak ke arah (E) karena benda akan bergerak tegak lurus titik pusat. 7 Partisipan A, C, dan G mengatakan bahwa bagi sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan maka kecepatannya konstan, kecepatan sudutnya konstan, percepatannya konstan, serta lajunya konstan. Partisipan B, D, dan I mengatakan bahwa benda tesebut memiliki kecepatan yang konstan, kecepatan sudut yang konstan serta percepatan yang konstan. Partisipan E dan F mengatakan bahwa

226 211 Nomor Yang siswa pahami Soal kecepatan sudut serta lajunya yang konstan. Partisipan H mengatakan bahwa kecepatan konstan serta kecepatan sudutnya konstan. Sedangkan menurut partisipan J lajunya yang konstan. Partispan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan B, D, dan G. Sedangkan yang memahami materi ini adalah partisipan E. Miskonsepsi yang dialami partisipan tersebut adalah mereka mengatakan bahwa ketika benda bergerak melingkar maka kecepatannya konstan, serta percepatannya konstan. Hanya satu partisipan yang memahami bahwa benda yang bergerak melingkar memiliki kecepatan sudut dan laju yang konstan. 8 Menurut partispan A dan E arah gaya sentripetal mengikuti lintasan, karena ketika suatu benda diputar, arah putaran benda tersebut merupakan arah sentripetal. Menurut partisipan B, C, H, dan I arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Partisipan D, F, G, dan J mengatakan bahwa arah gaya sentripetal ke segala arah. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan E. Miskonsepsinya adalah berpikir bahwa arah gaya sentripetal mengikuti lintasan. Partisipan yang paham adalah partisipan H dan I. Pemahamannya adalah arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. 9 Partisipan A, B,D, G, H, I, dan J mengatakan bahwa harus diberi gaya

227 212 Nomor Yang siswa pahami Soal luar. Partisipan C dan E mengatakan bahwa perlu mengurangi gaya gesek tanah. Sedangkan partisipan F mengatakan harus mengurangi gaya gesek bola, gaya gesek, dan gaya gesek tanah. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan D, H, I, dan J. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan E dan F. Miskonsepsi yang dialami adalah hal yang harus dilakukan agar bola yang ditendang tetap bergerak adalah dengan mengurangi gaya gesek tanah, gaya gesek bola, serta gaya gesek. 10 Partisipan B mengatakan bahwa jika sebuah bom dijatuhkan dari atas pesawat yang sedang bergerak ke depan maka arah jatuhnya bom tersebut adalah mengikuti garis D pada gambar, yaitu membentuk setengah parabola dan arahnya menuju kedepan pesawat. Partisipan A dan C mengatakan bom tersebut mengikuti gambar A, yaitu membentuk parabola dan bergerak ke arah belakang pesawat. Partisipan D, E, F, H, I, dan J mengatakan bahwa bom bergerak mengikuti gambar B, yaitu tegak lurus dengan permukaan tanah. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan A, D, E, F, dan I. Miskonsepsi yang terjadi adalah: Bom yang dijatuhkan akan membentuk parabola dan arahnya berlawanan dengan gerak pesawat. Bom yang dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak akan tegak

228 213 Nomor Yang siswa pahami Soal lurus permukaan tanah. 11 Partisipan A, D, dan I mengatakan bahwa gaya gravitasi sama dengan gaya normal. Partisipan B mengatakan bahwa gaya gravitasi arahnya sama dengan gaya normal. Partisipan C mengatakan bahwa besar gaya gravitasi bumi pada balok sama dengan nol. Partisipan E mengatakan besar percepatan gravitasi sama dengan berat balok. Partisipan F, G, H, dan J mengatakan gaya normal balok sama dengan nol.partisipan yang paham konsep in adalah partisipan D. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan C, E, dan H. Miskonsepsi yang terjadi antara lain: Besar gaya gravitasi bumi pada balok sama dengan nol. Besar percepatan gravitasi sama dengan berat balok. Gaya normal balok sama dengan nol. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan D. 12 Partisipan A, F, dan G mengatakan bahwa pernyataan yang benar mengenai peristiwa meja dimiringkan dan buku yang berada di atas meja tetap diam adalah gaya gesek sejajar dengan bidang arah ke bawah. Partisipan B mengatakan bahwa gaya gesek sejajar bidang arah ke atas. Partisipan C, I, dan J mengatakan bahwa gaya gesek sama dengan gaya normal. Partisipan D mengatakan bahwa gaya gesek sama dengan gravitasi bumi. Partisipan E dan H mengatakan gaya gesek

229 214 Nomor Yang siswa pahami Soal arah kanan balok. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan A, D, E, H, dan I. Sedangkan tidak ada yang paham konsep tersebut. Miskonsepsi yang dialami antara lain: Pada buku yang diletakan di atas meja yang dimiringkan dan tetap diam gaya geseknya sejajar dengan bidang dan arahnya ke bawah. Pada buku yang terletak di atas meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gaya normal. Pada buku yang terletak di atas meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gravitasi bumi. 13 Berikut merupakan alasan dan penjelasan partisipan dalam fisika tentang peristiwa ketika meja didorong dan meja tersebut tidak bergerak. Partisipan A, C, D, dan E mengatakan gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak. Partisipan B, F, H, I, dan J mengatakan gaya yang diberikan anak terhadap meja adalah sebesar 0 N, dengan alasan gaya yang diberikan terlalu kecil sehingga meja tidak terdorong. Berdasarkan alasannya partisipan menganggap bahwa jika gaya yang diberikan kecil maka besarnya gaya sama dengan nol. Partisipan G mengatakan gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. Partisipan yang paham konsep ini adalah partisipan G. Partisipan yang mengalami miskonsepsi pada

230 215 Nomor Yang siswa pahami Soal konsep ini diantaranya partisipan A, B, C, D, E, F, H, dan I. Miskonsepsi yang dialami adalah: Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Gaya yang diberikan anak terhadap meja adalah 0 N sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Jika gaya yang diberikan kecil maka besarnya gaya sama dengan nol. 14 Pada peristiwa mobil yang menabrak tembok namun tembok tidak bergeser sedikitpun, partisipan A dan G mengatakan bahwa mobil memberikan gaya sama besar serta searah dengan gaya gesek. Partisipan B, D, dan H mengatakan bahwa mobil memberikan gaya sebesar 0 N. Partisipan C, E, I, dan J mengatakan bahwa mobil memberikan gaya lebih kecil serta berlawanan arah gaya gesek. Partisipan F mengatakan mobil memberikan gaya lebih kecil serta searah dengan gaya gesek. Tidak ada partisipan yang paham mengenai konsep ini. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi antara lain partisipan B, D, E, G, H, dan I. Miskonsepsi yang dialami antara lain: Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil

231 216 Nomor Yang siswa pahami Soal memberikan gaya sebesar 0 N. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan gaya gesek. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek. 15 Berikut merupakan jawaban dan alasan partisipan mengenai peristiwa lemari yang didorong Riano di atas lantai kasar dan lemari tersebut tidak bergerak. Partisipan A dan G mengatakan bahwa F gesek = F riano. Partisipan B, C, I, dan J mengatakan bahwa F Riano < F gesek. Partisipan D dan F mengatakan bahwa F Riano = 0. Ada partisipan yang melontarkan alasan bahwa gaya yang diberikan Riano lebih sedikit. Hal ini menunjukan bahwa partisipan tersebut menganggap bahwa jika gaya yang diberikan lebih sedikit maka besarnya gaya sama dengan nol. Partisipan E dan H mengatakan bahwa F gesek = 0. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan A dan G sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan B, C, F, H, dan I. Miskonsepsi yang dialami adalah: Jika lemari yang didorong diatas lantai kasar tidak bergerak maka: F Riano < F gesek. F gesek = 0.

232 217 Nomor Yang siswa pahami Soal Jika gaya yang diberikan lebih sedikit maka besarnya gaya sama dengan nol. 16 Partisipan A dan E mengatakan bahwa gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. Partisipan B, C, D, dan J mengatakan bahwa gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Partisipan J mengatakan gaya gravitasi selalu jatuh ke bawah. Partisipan F, G, H, dan I mengatakan gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan F, H, dan I. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan C, D, dan E. Konsep yang benar adalah gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Sedangkan salah konsep yang dialami partisipan antara lain: Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. 17 Berikut merupakan pernyataan partisipan mengenai gaya normal yang bekerja pada bidang miring: Partisipan A, B, C,dan G mengatakan bahwa gaya normal memiliki besar yang sama dengan gaya gesek. Partsipan D, E, H, dan I mengatakan bahwa gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. Partisipan F mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada bidang lebih besar dari berat benda. Tidak ada partisipan yang memahami konsep ini. Ada 3 partisipan yaitu partisipan C, D, dan H mengalami

233 218 Nomor Yang siswa pahami Soal miskonsepsi. Konsep yang benar adalah gaya normal yang bekerja pada bidang miring lebih kecil dari berat benda. Miskonsepsi yang terjadi adalah: Gaya normal memiliki besar yang sama dengan gaya gesek. Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. 18 Berikut adalah pernyataan yang salah menurut partisipan mengenai peristiwa kotak cokelat yang diam diatas meja: Partisipan A, B, dan F mengatakan bahwa kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun. Partsipan C, D, H, dan J mengatakan bahwa kotak cokelat tersebut mengalami gaya gesek yang sangat besar. Partispan E mengatakan kotak cokelat mengalami gaya normal. Partispan G dan I mengatakan bahwa kotak cokelat mengalami gaya berat. Partisipan yang memahami konsep ini hanya ada satu partisipan yaitu partisipan B. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan C, D, H,dan I. Konsep yang benar mengenai materi ini adalah: Benda yang diam di atas meja mengalami gaya gesek yang sangat besar, mengalami gaya berat, mengalami gaya normal, namun tidak mengalami gaya tarikan atau dorongan. Miskonsepsi yang terjadi adalah:

234 219 Nomor Yang siswa pahami Soal Kotak cokelat yang diam di atas meja tidak mengalami gaya gesek yang sangat besar. Kotak cokelat yang diam diatas meja tidak mengalami gaya berat. 19 Pada peristiwa mobil mainan dengan gaya konstan sehingga bergerak mendatar dengan kecepatan konstan, tiba-tiba diberhentikan maka: Partisipan A, B, dan C mengatakan bahwa mobil tersebut melambat dan akhirnya berhenti. Partisipan D, E, F, H, I, dan J mengatakan akan langsung berhenti seketika. Partisipan G mengatakan kecepatan mobil tesebut meningkat sesaat, melambat dan akhirnya berhenti. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partispan B dan C. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan D, F, H, dan I. Konsep yang benar adalah: Mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan tiba-tiba diberhentikan maka mobil tersebut melambat dan akhirnya berhenti. Miskonsepsi yang terjadi adalah mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan dan diberhentikan secara tiba-tiba akan langsung berhenti seketika. 20 Semua partisipan mengatakan bahwa mobil bergerak selama 2 detik sejauh 10 m kemudian pada menit ketiga bergerak sejauh 12 m bergerak dengan kecepatan berubah beraturan. Partisipan yang

235 220 Nomor Yang siswa pahami Soal mengalami miskonsepsi pada materi tersebut ada enam partisipan, diantaranya partisipan B, D, E, G, H, dan I. Konsep yang benar adalah bus pariwisata mengalami percepatan negatif karena selama 2 detik kecepatan mobil adalah 10/2 m/s 2 atau 5m/s 2. Sedangkan pada menit ketiga sejauh 12 m berarti selama 1 menit bergerak sejauh 2 m, sehingga kecepatan mobil adalah 2/60 m/s 2 atau 0,03 m/s 2. Sehingga dapat diketahui bahwa mobil mengalami perubahan kecepatan atau perlambatan atau dengan kata lain mengalami percepatan negatif. Miskonsepsi yang terjadi adalah: Mobil yang mengalami perubahan kecepatan pasti mengalami kecepatan berubah beraturan. 21 Berikut merupakan gaya-gaya yang bekerja pada bola tenis yang dipukul dan melambung ke udara menurut para partisipan: Partisipan A, B, F, G, H, dan J mengatakan gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Partisipan C dan D mengatakan bahwa ada gaya tarik bumi, gaya gesek udara, dan gaya dorong dari racket. Partisipan E mengatakan ada gaya tarik bumi, gaya gesek udara, serta gaya gesek dari bola dan racket. Ada tiga partisipan yang memahami konsep ini yaitu partisipan B, G, dan H. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan C, D, dan E.

236 221 Nomor Yang siswa pahami Soal Konsep yang benar adalah: Gaya yang bekerja pada bola yang melambung ke udara adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Miskonsepsi yang terjadi adalah: Gaya dorong dari bola dan racket juga merupakan gaya yang bekerja pada bola yang melambung di udara. 22 Partisipan A mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada peluru di udara adalah gaya tarik bumi, gaya dorong dari penembak, dan gaya gesek udara. Partisipan B, E, F, G, dan J mengatakan bahwa gaya yang bekerja adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Partisipan D dan H mengatakan bahwa gaya yang bekerja adala gaya dorong dari penembak. Partisipan C dan I mengatakan bahwa gaya yang bekerja adalah gaya dorong dari penembak dan gaya gesek udara. Partisipan yang memahami konsep ini ada empat orang yaitu partisipan B, E, F dan G. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah C dan D. Konsep yang benar adalah gaya yang bekerja pada peluru di udara adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Konsep yang salah adalah mengatakan adanya gaya dorong dari penembak merupakan salah satu gaya yang bekerja pada peluru di udara. 23 Partisipan A, E, dan H mengatakan gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak. Partisipan B dan F mengatakan gaya gesek

237 222 Nomor Yang siswa pahami Soal menyebabkan terjadi perubahan kecepatan. Partisipan C dan I mengatakan gaya gesek searah dengan gerak benda. Partsipan D dan G, mengatakan bahwa gaya gesek memiliki nilai minimum ketika benda hendak bergerak. Partisipan J mengatakan gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gerak benda. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan C. Partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan D, E, G, dan H. Miskonsepsi yang terjadi adalah: gaya gesek tidak menyebabkan benda berhenti bergerak gaya gesek memiliki nilai maksimum ketika benda bergerak. Konsep yang benar adalah: gaya gesek selalu berlawanan arah dengan gerak benda gaya gesek menyebabkan benda berhenti bergerak gaya gesek menyebabkan terjadi perubahan kecepatan gaya gesek memiliki nilai maksimum ketika benda hendak bergerak. 24 Partisipan A, C, D, dan E mengatakan bahwa yang merupakan pasangan aksi reaksi adalah W A dan N A. Partisipan B, H, dan I mengatakan bahwa yang merupakan pasangan aksi reaksi adalah F A dan F. Partisipan F dan G mengatakan bahwa yang merupakan pasanagan aksi reasi adalah F A dan F B. sedangkan partisipan J

238 223 Nomor Yang siswa pahami Soal mengatakan yang merupakan pasangan aksi reaksi adalah W B dan N B. Tidak ada partisipan yang memahami konsep tersebut. Sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah pastisipan B, E, H, dan J. Miskonsepsi yang dialami adalah: F A dan F berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya dari benda yang berbeda dan searah. W A dan N A berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. W B dan N B berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. 25 Partisipan A, E, dan F mengatakan pasangan aksi reaksi adalah T 1 dan T 2. Partisipan B mengatakan pasangan aksi reaksi adalah T 2 dan T 3. Partisipan C dan J mengatakan bahwa pasangan aksi reaksi adalah T 1 dan T 3. Partisipan D dan G mengatakan bahwa pasangan aksi reaksi adalah T 3 dan T 4. Partisipan H dan I mengatakan T 4 dan T 1. Partisipan yang memahami konsep ini adalah partisipan J sedangkan partisipan yang mengalami miskonsepsi adalah partisipan E, F, dan H. Miskonsepsi yang dialami adalah: T 1 dan T 2 berarti pasangan aksi reaksi adalah pasangan gaya yang memiliki arah yang sama. T 4 dan T 1

239 Lampiran 13: Data Bentuk Pemahaman dan Miskonsepsi Tabel Bentuk Pemahaman dan Miskonsepsi untuk Setiap Topik No. Topik Pemahaman Miskonsepsi 1 Gerak lurus dan gaya Sebuah meja yang didorong akan terus bergerak jika diberi gaya luar terhadap meja atau didorong terus menerus. Pada peristiwa bola yang ditendang, bola tersebut akan tetap bergerak jika diberi gaya luar 2 Gaya-gaya ketika benda di udara Gaya yang bekerja pada bola tenis yang melambung di udara adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. Gaya yang bekerja pada peluru yang berada di udara adalah gaya yang bekerja adalah gaya tarik bumi dan gaya gesek udara. 3 Gaya gesek pada benda diam Pada peristiwa Riano mendorong lemari yang berada di atas lantai kasar dan leari tersebut tidak bergerak disebabkan oleh F gesek = F riano. Hal yang harus dilakukan agar bola yang ditendang tetap bergerak adalah dengan mengurangi gaya gesek tanah, gaya gesek bola, serta gaya gesek. Untuk menjaga agar meja yang didorong tetap bergerak maka yang harus dilakukan adalah mengurangi gaya gesek lantai dan gaya gesek meja. Gaya dorong dari bola dan racket juga merupakan gaya yang bekerja pada bola yang melambung di udara. Adanya gaya dorong dari penembak merupakan salah satu gaya yang bekerja pada peluru di udara. Jika lemari yang disorong diatas lantai kasar tidak bergerak maka: F Riano < F gesek. F gesek = 0. Jika gaya yang diberikan lebih sedikit maka besarnya gaya sama dengan nol. 4 Perpindahan Perpindahan yang dilakukan Rena sejauh 25 Km. Yang merupakan perpindahan adalah jumlah garis yang sejajar dengan titik A dan H. Partisipan tersebut menjelaskan bahwa perpindahan merupakan jarak dari A ke B ditambah jarak dari G ke H. 5 Gerak parabola (Tidak ada partisipan yang paham konsep ini) Boom yang dijatuhkan akan membentuk parabola dan arahnya berlawanan dengan gerak pesawat. Boom yang dijatuhkan dari pesawat yang sedang bergerak akan tegak lurus permukaan tanah. 224

240 No. Topik Pemahaman Miskonsepsi 6 Hukum Newton III Meja yang didorong anak tidak bergerak karena gaya yang diberikan anak terhadap meja sama besar dengan gaya yang diberikan meja terhadap anak. Gaya yang diberikan anak terhadap meja lebih besar dari gaya yang diberikan meja terhadap anak sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Gaya yang diberika anak terhadap meja adalah 0 N sehingga meja yang didorong tidak bergerak. Jika gaya yang diberikan kecil maka besarnya gaya sama dengan nol. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya sebesar 0 N. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang lebih kecil serta berlawanan gaya gesek. Tembok tidak bergerak setelah ditabrak mobil karena mobil memberikan gaya yang sama besar serta searah gaya gesek. 7 Gaya normal Gaya normal selalu tegak lurus bidang datar. Gaya normal selalu tegak lurus dengan gaya berat. Gaya normal selalu berlawanan dengan gaya berat. Gaya normal memiliki besar yang sama dengan gaya gesek. Gaya normal dipengaruhi oleh gaya berat. 8 Gerak vertikal ke atas Gaya yang bekerja pada bola yang dilempar keatas dan kemudian jatuh lagi kebawah adalah gaya dari tangan, gaya berat, serta gaya gesek dengan udara 9 Arah kecepatan linier Bola yang diikatkan pada tali kemudian diputar dan tali tersebut putus maka bola akan bergerak ke arah (B) karena ketika benda yang dililit tali kemudian diputar, akan bergerak tegak lurus tali jika tali tersebut tiba-tiba putus. Ada gaya normal yang bekerja pada benda yang dilemparkan keatas dan jatuh kembali kebawah. Ketika bola diikatkan pada tali kemudian tali tiba-tiba terputus maka: Bola bergerak ke arah (A) karena bisa bergerak ke segala arah; bola mengikuti arah putarannya; dan pasti bergerak ke atas lebih dahulu ketika tali pengikatnya terputus. Bola bergerak ke arah (E) karena benda akan bergerak 225

241 No. Topik Pemahaman Miskonsepsi 10 Hukum Newton I Pada peristiwa kotak cokelat yang diam di atas meja maka pernyataan yang salah adalah kotak cokelat tersebut tidak mengalami gaya apapun. 11 Perlambatan dan gaya gesek Mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan tiba-tiba diberhentikan maka mobil tersebut melambat dan akhirnya berhenti. 12 Gaya gesek pada benda bergerak Pernyataan yang salah mengenai gaya gesek adalah gaya gesek searah dengan gerak benda. 13 Gaya aksi reaksi Pasangan aksi reaksi adalah T 1 dan T 3 berarti pada benda yang berbeda dan memiliki arah yang berlawanan. 14 Gaya-gaya dalam gerak melingkar 15 Resultan gaya pada benda di bidang datar Benda yang bergerak melingkar memiliki kecepatan sudut dan laju yang konstan. Gaya gravitasi sama besarnya dengan gaya normal. tegak lurus titik pusat. kotak cokelat yang diam diatas meja tidak mengalami gaya gesek yang sangat besar. kotak cokelat yang diam diatas meja tidak mengalami gaya berat. Mobil yang bergerak dengan kecepatan konstan dan diberhentikan secara tiba-tiba akan langsung berhenti seketika. Mobil yang mengalami perubahan kecepatan pasti mengalami kecepatan berubah beraturan. gaya gesek tidak menyebabkan benda berhenti bergerak. gaya gesek memiliki nilai maksimum ketika benda bergerak. F A dan F bearti pasangan aksi reaksi adalah gaya dari benda yang berbeda dan searah. W A dan N A berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. W B dan N B berarti pasangan aksi reaksi adalah gaya yang berlawanan pada benda yang sama. T 1 dan T 2 berarti pasangan aksi reaksi adalah pasangan gaya yang memiliki arah yang sama. T 4 dan T 1 Ketika benda bergerak melingkar maka kecepatannya konstan, serta percepatannya konstan. Besar gaya gravitasi bumi pada balok sama dengan nol. Besar percepatan gravitasi sama dengan berat balok. Gaya normal balok sama dengan nol 16 Gaya sentripetal Arah gaya sentripetal tegak lurus lintasan ke titik pusat. Arah gaya sentripetal mengikuti lintasan. 17 Gerak jatuh bebas Pernyataan salah mengenai benda jatuh dari Benda yang lebih berat pasti menyentuh lantai lebih dahulu meskipun dijatuhkan dari ketinggian yang sama 226

242 No. Topik Pemahaman Miskonsepsi 18 Resultan gaya dan gaya gesek ketinggian tertentu adalah massa benda mempengaruhi percepatan. (Tidak ada partisipan yang paham konsep ini) dan dalam waktu yang bersamaan. Ketika benda jatuh dari ketinggian tertentu maka: kecepatan benda tidak berubah-ubah atau tetap. Gerak jatuh benda tidak dipengaruhi oleh percepatan gravitasi. Kecepatan awal benda tidak sama dengan nol Pada buku yang diletakan pada meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sejajar dengan bidang dan arahnya ke bawah. Pada buku yang terletak pada meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gaya normal. Pada buku yang terletak pada meja yang dimiringkan tetap diam gaya geseknya sama dengan gravitasi bumi 227

243 228 Lampiran 14: Foto-Foto Pelaksanaan Penelitian Pengambilan Data (Senin, 8 Agustus 2016)

244 229 Setelah Pengambilan Data Wawancara (Senin, 15 Agustus 2016)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Euwe Van Den Berg (1991: 5) menjelaskan bahwa manusia sejak lahir sudah berpengalaman dengan peristiwa Fisika. Anak kecil yang melemparkan

Lebih terperinci

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS K-13 Kelas X FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Menguasai konsep gerak, jarak, dan perpindahan.. Menguasai konsep kelajuan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA 1 LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata

Lebih terperinci

STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG

STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG STUDI URUTAN KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA (TEACHING-LEARNING SEQUENCE) & MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK GAYA DI SMA NEGERI 3 KUPANG Imelda Paulina Soko, 1303054 Pendahuluan FISIKA Ilmu tentang konsep

Lebih terperinci

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika

Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika Upaya Mengungkap Miskonsepsi pada Konsep Mekanika dan Termofisika Dr. Johar Maknun, M.Si 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id Miskonsepsi/salah konsep Suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola BAB 6. Gerak Parabola Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari hari,banyak aktivitas maupun kegiatan kita tertuang dalam fisika. Salah satu materi yang sering berkaitan adalah penerapan hukum newton, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Iqbal, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mohammad Iqbal, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara fisika tak lepas kaitannya dengan cabang ilmu sains, yang kerap bersinggungan dengan kehidupan manusia. Karena jika dilihat sifatnya fisika sendiri

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal 19 NOMOR BUTIR SOAL BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 a. Indicator Tabel 2. Saran Perbaikan asi SARAN PERBAIKAN VALIDASI b. Kalimat soal 2 a. indicator b. kalimat soal 3 a. Indicator b. Grafik diperbaiki

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Gerak dalam satu dimensi Posisi dan Perpindahan Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi Gerak dalam Satu Dimensi

Lebih terperinci

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA) A. Pengertian Gerak Peluru GERAK PELURU (GERAK PARABOLA) Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Fisika. Agnes Plewan Bine Jawan

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Fisika. Agnes Plewan Bine Jawan LAGIAT MERUAKAN TINDAKAN TIDAK TERUJI EMAHAMAN DAN MISKONSESI TENTANG KONSE GERAK DAN GAYA ADA SISWA KELAS XI IA SMAK FRATERAN MAUMERE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Besaran Dasar Gerak Lurus

Besaran Dasar Gerak Lurus Oleh : Zose Wirawan Besaran Dasar Gerak Lurus Pendahuluan Gerak Lurus adalah suatu gerak benda yang lintasannya berupa garis lurus. Ini adalah jenis gerak paling sederhana yang ada didalam kehidupan seharihari.

Lebih terperinci

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan BAB 5 GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN A. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan B. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada

Lebih terperinci

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik BAB 5 USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu menganalisis, menginterpretasikan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan konsep usaha,

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI A. Miskonsepsi 1. Definisi Miskonsepsi Sebelum siswa masuk atau mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan

Lebih terperinci

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa.

diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. 2 diketahui. Jika hasil belajar siswa jelek maka guru memberikan umpan balik yang sesuai dengan masalah yang ditemukan pada siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti pada Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menentukan solusi persamaan gerak jatuh bebas berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar GERAK PARABOLA Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Mata Pelajaran : Fisika Semester/ tahun Ajaran : Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Petunjuk Belajar 1. Baca buku-buku Fisika kelas XI SMA semester

Lebih terperinci

Bab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Bab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan Bab 3 Sumber: www.google-images.com Pengaturan kecepatan yang tepat pada sebuah kereta api akan mengefektifkan waktu tempuh yang diharapkan. Gerak Lurus Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep dan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika

Lebih terperinci

A. Pendahuluan dan Pengertian

A. Pendahuluan dan Pengertian Pernahkah Anda melihat atau mengamati pesawat terbang yang mendarat di landasannya? Berapakah jarak tempuh hingga pesawat tersebut berhenti? Ketika Anda menjatuhkan sebuah batu dari ketinggian tertentu,

Lebih terperinci

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

BAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

BAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB III GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA PROBLEM SET KINEMATIKA PERKULIAHAN FISIKA DOSEN : Dede Trie Kurniawan, S.Si., M.Pd MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA Fisika_dHeTik_16 Page 1 Fisika_dHeTik_16 Page 2 GERAK LURUS Suatu benda melakukan gerak,

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.

Lebih terperinci

Kinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1

Kinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1 Kinematika Hoga saragih hogasaragih.wordpress.com 1 BAB II Penggambaran Gerak Kinematika Dalam Satu Dimensi Mempelajari tentang gerak benda, konsep-konsep gaya dan energi yang berhubungan serta membentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan pemikiran dasar yang diperoleh dari fakta peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar yang sangat penting

Lebih terperinci

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

Doc. Name: XPFIS0201 Version : Xpedia Fisika Soal Mekanika - Kinematika Doc. Name: XPFIS0201 Version : 2017-02 halaman 1 01. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar? (A) perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran

Lebih terperinci

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel). BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel). B. INDIKATOR : 1. Mendefinisikan pengertian gerak 2. Membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang akan memiliki pengalaman dari hasil fenomena yang diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki itu kemudian menjadi

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS 1

KINEMATIKA GERAK LURUS 1 KINEMATIKA GERAK LURUS 1 Gerak Perhatikan kedudukan benda-benda di sekitarmu yang selalu berubah. Misalnya, teman-temanmu yang hilir mudik di halaman sekolah, mobil atau motor yang melaju di jalan raya,

Lebih terperinci

Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS

Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. GERAK LURUS GERAK LURUS Kendaraan yang bergerak membentuk lintasan lurus. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Setiap benda yang bergerak akan membentuk lintasan tertentu. Perhatikan gambar kendaraan yang sedang bergerak

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 2) Gerak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Kerangka Acuan & Sistem Koordinat Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan GLB dan GLBB Gerak Jatuh Bebas Mekanika

Lebih terperinci

GERAK LURUS Kedudukan

GERAK LURUS Kedudukan GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap

Lebih terperinci

2.2 kinematika Translasi

2.2 kinematika Translasi II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA POKOK BAHASA GERAK DA GAYA Wirawan Rusli 1, Abdul Haris, Ahmad Yani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Kampus UNM Parangtambung

Lebih terperinci

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN Mata Kuliah Dosen Pengampu : FISIKA TEKNIK : Ari Dwi Nur Indriawan M.Pd. Di Susun Oleh : Nama : Edi Susanto NIM : 5202415018 Rombel : 01 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS KINEMATIKA GERAK LURUS Mata Pelajaran Kelas Nomor Modul : Fisika : I (Satu) : Fis.X.0 Penulis: Drs. Setia Gunawan Penyunting Materi: Drs. I Made Astra, M.Si Penyunting Media: Dr. Nurdin Ibrahim, M.Pd.

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno

Lebih terperinci

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO i FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO Departemen Fisika Universitas Airlangga, Surabaya E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com Puji

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Yustina Jaziroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Yustina Jaziroh, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang memiliki hakikat sebagai produk, sikap, dan proses. Hakikat fisika sebagai produk berupa pengetahuan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi) Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan Kecepatan Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi) Gerak Linier (Satu Dimensi) Dinamika Bagian dari fisika

Lebih terperinci

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5

MEKANIKA. Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA. Pertemuan 5 MEKANIKA Oleh WORO SRI HASTUTI DIBERIKAN PADA PERKULIAHAN KONSEP DASAR IPA Pertemuan 5 KINEMATIKA DAN DINAMIKA Sub topik: PARTIKEL Kinematika Dinamika KINEMATIKA mempelajari gerakan benda dengan mengabaikan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB Soal dan GLB dan GLBB Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), materi fisika kelas 10 (X) SMA. Mencakup penggunaan rumusrumus GLBB/GLB dan membaca grafik

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. KINEMATIKA LAJU: Besaran Skalar. Bila benda memerlukan waktu t untuk menempuh jarak d, maka laju rata-rata adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com Tabel tersebut mendeskripsikan besarnya jarak dan waktu yang diperlukan sepeda untuk bergerak. Dengan menggunakan rumus kelajuan dan percepatan, hitunglah: a. kelajuan sepeda pada detik ke 2, b. kelajuan

Lebih terperinci

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL

TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL TRAINING CENTER OLIMPIADE INTERNASIONAL 7 th International Junior Science Olympiad (IJSO) 11 th Initational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC) MODUL FISIKA GERAK (Sumber: College Physics,

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda

NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda NAMA : NO PRESENSI/ KELAS : SOAL ULANGAN HARIAN IPA Gerak pada Benda I. Pilihan ganda Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang menurutmu tepat. Setiap nomor yang benar menghasilkan poin 1. Berdoalah

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi) Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi) Gerak Linier (Satu Dimensi) Gerak Animasi benda bergerak Bagaimana menyatakan bahwa benda bergerak?

Lebih terperinci

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif ) Gerak Lurus 21 GERAK LURUS Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik asalnya ( titik acuan ). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XVII Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM :

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI. Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI SMA SEMESTER 1 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 USAHA DAN ENERGI Disusun Oleh : Nama : Muhammad Rahfiqa Zainal NIM : 1201437 Prodi : Pendidikan Fisika (R) JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanika merupakan bagian dari fisika yang membicarakan hubungan antara gaya, materi, dan gerak. Metode matematika yang dapat

Lebih terperinci

KISI KISI UJI COBA SOAL

KISI KISI UJI COBA SOAL KISI KISI UJI COBA SOAL Materi Indikator Soal Alat Evaluasi (soal) Gerak Lurus Disajikan 1. Perhatikan gambar dibawah ini! dengan gambar diagram S R O P Q T Kecepatan cartesius, Siswa dan -6-5 -4-3 -2-1

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika

Lebih terperinci

Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik

Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik Bab II Kinematika dan Dinamika Benda Titik Sumber : www.wallpaper.box.com Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu titik acuan tertentu. Seorang pembalap sepeda

Lebih terperinci

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB soal dan pembahasan : GLBB dan GLB Posted on November 7, 2010. Filed under: contoh soal Contoh Soal dan tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB), materi fisika kelas

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 SMA Kelas 0 A. Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda Dinamika adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya. Buah kelapa jatuh dan pohon kelapa dan bola menggelinding di atas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 016/017 1. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K )

GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K ) APRIYAN ARDHITYA P (K ) GERAK PARABOLA DAN GERAK MELINGKAR ABDUL AZIZ N.R (K2310001) APRIYAN ARDHITYA P (K2310011) KOMPETENSI INTI : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah.

BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI. berarti keliru, kekhilafan, sesuatu yang salah, perbuatan salah. BAB II KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL MATERI USAHA DAN ENERGI A. Kesalahan Siswa Menurut Poerwadarminta (2003 : 1012) salah berarti tidak sebagaimana mestinya, tidak betul, tidak benar, keliru, sedangkan

Lebih terperinci

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini! Gambarlah resultan gaya pada ketiga balok di atas! 2 Perhatikan gambar di bawah ini! a. Berapakah jarak yang ditempuh

Lebih terperinci

Home» fisika» Momentum dan Impuls - Materi Fisika Dasar MOMENTUM DAN IMPULS - MATERI FISIKA DASAR

Home» fisika» Momentum dan Impuls - Materi Fisika Dasar MOMENTUM DAN IMPULS - MATERI FISIKA DASAR Home Biologi Fisika Kimia Geografi Matematika Makalah Berita Ilmuan Home» fisika» Momentum dan Impuls - Materi Fisika Dasar MOMENTUM DAN IMPULS - MATERI FISIKA DASAR faisal 2 Comments fisika Rabu, 26 Agustus

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika MISKONSEPSI TERHADAP KONSEP GERAK DAN GAYA DALAM HUKUM-HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS 1 SMA DI KECAMATAN LANGKE REMBONG, KABUPATEN MANGGARAI, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Amy Mukaromatun L K

SKRIPSI. Oleh: Amy Mukaromatun L K PENERAPAN MODEL KREATIF-PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS X MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL Andi Desy Yuliana Mukti 1), Trustho Raharjo 2), Edy Wiyono 2) 1). Alumnus Prodi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNS 2). Dosen

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA Menguasai Konsep Gerak dan Gaya MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com website://arafahtgb.wordpress.com GERAK DAN GAYA Benda disebut bergerak jika posisinya

Lebih terperinci

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 NAMA : KELAS : SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 1. Sebuah partikel mula-mula dmemiliki posisi Kemudian, partikel berpindah menempati posisi partikel tersebut adalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika sebagai bagian dari IPA, merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa SMA. Berdasarkan Permendikbud No. 64 Tahun 2013, salah satu pertimbangan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Teori Belajar Belajar bukan suatu kegiatan untuk menghafal ataupun mengingat. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

Lebih terperinci