SKRIPSI. Oleh. Tony Prihatmoko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh. Tony Prihatmoko"

Transkripsi

1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Kelahragaan Universitas Negeri Ygyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tny Prihatmk PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2013

2 PERSETUJUAI\T Skripsi yang berjudul '?erbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasrnani Senam Ianfai Guling B lakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Prihahk, NIM i leh pembimbing untuk diujikan. rl Ivttret 2013 flsen Penrbimbimg Drs. F. Suharjana M.Pd, NIP VO t ffiz

3 PENGESAHAN Skripsi yang berjudul'ferbedaan llasil B lajar Pendidikan Jasmani Sffam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VItr antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta" ymg disus-un leh Tny Prihahk, NIM: MW4 ini telah dipertahankan di depan fbwan Penguji pada tanggal 25 lvtarct 2013 dan dinyffikan lulus. Nema Drs. F- Dr. Sri Tanggal.r./.e.-.)1..?...l...:. qlrr -.) l/q -t) Universibs Negeri Yryakarh 6yS3r\ April2013 IvLs. I 002 lv

4 ST]RAT PERIYYATAAI\I Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau dit rbitkan rang lain kecuali sebagai acuan atau lnrtipan dengan mengikuti penulisan karya ikaiah-yang telah lazim. Tanda tangan dsen penguji yang tertera dalam halaman pengesdran adalatr asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditmda yudisium pada peride berikutnya. : YgyakartaltMarct 2013 Yang menyatakan Tny Prihatmk NIM MW4 rll

5 MOTTO Ilmu tanpa amal bagaikan phn tanpa buah. Tegarlah dalam menghadapi cbaan, bagai karang di laut yang tetap berdiri kkh walau mabak dan badai datang menerjang. Keberhasilan adalah perjungan tanpa batas. Allah akan mengangkat derajat rang-rang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. AL Mujaadillah: 11) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: Ayahanda Suprihn, Ibunda Sudarti tercinta yang tanpa henti-hentinya selalu memberikan Ananda drngan dan danya Kakakku Edi Sudarmn dan adik-adikku, Atika Evi Kurniawati, Rchman Kurniawan tercinta yang selalu menjadi inspirasi. Kekasihku Resita Arum Fitria penyemangatku trimakasih atas dukungan, bantuan dan nasehatnya.. vi

7 PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Oleh Tny Prihatmk NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pkk materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian kmparatif. Ppulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah sampel kelas akselerasi 20 respden dan kelas reguler 20 respnden. Masing-masing kelas terdiri dari 10 respnden laki-laki dan 10 respnden perempuan. Untuk teknik pengambilan sampel kelas akselerasi adalah sampel jenuh dan untuk kelas reguler menggunakan teknik prprsinal randm sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar bservasi yang berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale) untuk penilaian hasil belajar psikmtr senam lantai guling belakang. Teknik pengujian instrumen adalah uji validasi dsen ahli kemudian uji validasi dan uji reabilitas siswa. Teknik analisis data adalah uji persyaratan dan uji hiptesis. Uji pesyaratan menggunakan uji nrmalitas dan uji hmgenitas sedangkan uji hiptesis menggunakan uji t (t-test) dan uji anva, ini digunakan untuk menguji hiptesis kmparatif dua sampel independen dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar psikmtr senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperleh nilai = 2,859 lebih besar dari pada = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga lebih besar dari dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka H ditlak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas maka dapat di lihat bahwa kelas regular memiliki hasil belajar psikmtr senam lantai guling belakang yang lebih baik dibandingkan dengan kelas akselerasi. Kata kunci: hasil belajar, senam lantai, guling belakang vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmat-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Terselesaikanya skripsi ini tidak lepas berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ungkapan penghargaan dan terima kasih penulis persembahkan kepada: 1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudark, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kelahragaan Universitas Negeri Ygyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Drs. Amat Kmari, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Ygyakarta yang telah menyetujui penelitian ini. 3. Bapak Drs. F. Suharjana, M.Pd. selaku dsen pembimbing yang telah memberikan mtivasi, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Suhadi, M. Pd. selaku dsen Penasehat Akademik terima kasih atas bantuan yang diberikan. 5. Ibu Hj. Nilawati Isdwantari, S.Pd. selaku Kepala Seklah SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 6. Ibu Dra. Ismiyati selaku guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan. viii

9 7. Semua keluargaku yang selalu mendakan, membimbing dan memberi semangat di setiap langkahku. 8. Sahabat dan teman-temanku lainnya serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan karya ini. Mungkin tidak cukup sekedar rangkaian kalimat terima kasih untuk membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Harapan dan da semga amal baik kita mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Sang Pemberi Nikmat. Tiada gading yang tak retak, sungguh karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semga karya ini bermanfaat. Ygyakarta, Maret 2013 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii iii iv v vi vii viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii xiv xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teri 1. Hakikat Belajar Pengertian Hasil Belajar Pengertian Pendidikan Jasmani Karakter Anak Usia Seklah Menengah Pertama (SMP) Siswa Kelas Akselerasi Siswa Kelas Reguler x

11 7. Pembelajaran Senam Lantai Pembelajaran Guling Belakang B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Berpikir D. Hiptesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Ppulasi dan Sampel Penelitian D. Desain Operasinal Variabel Penelitian E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Peneltian B. Analisis Data C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi Tabel 6. Hasil Uji Nrmalitas Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Tabel 7. Hasil Uji Hmgenitas Ketiga Variabel Tabel 8. Hasil Uji Hiptesis Perbedaan Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi xii

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring Gambar 2. Rangkaian Guling Belakang Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan Awalan Berdiri Gambar 4. Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Regular Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikmtrik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1. Surat Pembimbing TAS LAMPIRAN 2. Lembar Pengesahan TAS LAMPIRAN 3. Surat Permhnan Ijin Observasi LAMPIRAN 4. LAMPIRAN 5. Hasil Obsevasi dan Wawancara dengan Guru Penjas SMP Muhammadyah 2 Ygyakarta Daftar Nama Siswa Kelas VIII Akselerasi dan Reguler SMP Muhammadyah 2 Ygyakarta Tahun Pelajaran 2012/ LAMPIRAN 6. Surat Permhnan dan Pernyataan Validasi Dsen Ahli LAMPIRAN 7. Data Uji Cba Validasi Siswa LAMPIRAN 8. Uji Validasi dan Reabilitas Siswa LAMPIRAN 9. Lembar Penilaian Hasil Belajar Psikmtr Senam Lantai Guling Belakang LAMPIRAN10. Surat Permhnan Ijin Penelitian dari Dekan FIK-UNY.. 82 LAMPIRAN 11. Surat Permhnan Ijin Penelitian dari Pengurus Daerah Muhammadyah LAMPIRAN 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN 13. Data Mentah Hasil Penelitian LAMPIRAN 14. Deskripsi Statistika LAMPIRAN 15. Tabel Distribusi Frekuensi LAMPIRAN 16. Uji Nrmalitas xiv

15 LAMPIRAN 17. Uji Hmgenitas LAMPIRAN 18. Uji Hiptesis LAMPIRAN 14. Dkumentasi Penelitian xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu prses pendidikan seserang sebagai perserangan maupun anggta masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengellaan yang tepat, maka pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rhani dan ssial peserta didik tidak pernah diragukan. Menurut Nixn dan Czen (dalam Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktivitas kekuatan tt untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Bidang-bidang lain yang erat kaitannya dengan pendidikan jasmani dan lahraga adalah pendidikan kesehatan, rekreasi dan tari. Pendidkan kesehatan mungkin paling erat dengan pendidikan jasmani dan lahraga. Membahas kesehatan sering kali selalu mencangkup kesegaran ttal individu, yakni: kesegaran fisikal, mental, ssial dan emsinal (Abu Kadir Ateng, 1989: 3). Pendidikan kesehatan dititik beratkan pada pencapaian keadaan sehat melalui usaha sendiri yang didahului dengan timbulnya minat, kebutuhan seserang untuk memperbaiki keadaan 1

17 hidupnya dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar seklah dan berlangsung seumur hidup (M. Ichsan, 1988: 169). Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera rhani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rhani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah prses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan hlistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emsinal. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk ttal, dari pada hanya menganggapnya sebagai serang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seserang atau keseluruhan pribadi seserang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik prikmtrik, kqnitif, maupun afektif (Abu Kadir Ateng, 1989: 2). Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi generasi penerus bangsa Indnesia. Pendidikan memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan eknmi melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, menguasai teknlgi, dan mempunyai keahlian dan keterampilan, seperti dikemukakan leh Maryn (2010: 3), untuk memperbaiki kualitas pendidikan disusunlah Undang-Undang Sistem 2

18 Pendidikan Nasinal, diikuti dengan peraturan-peraturan pendukungnya melalui PP, Permen, Kapmen dan lain-lain. Di antara kebijakan-kebijakan tersebut adalah pembentukan Rintisan Seklah Bertaraf Internasinal (RSBI), Seklah Bertaraf Internasinal (SBI), Seklah Imersi, Seklah Akselerasi, Seklah Bilingual. Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), prgram akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Diharapkan prgram akselerasi ini dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang berbeda bagi mereka yang terglng gifted. Penyelenggaraan prgram akselerasi yang benar menuntut sejumlah hal yang patut diperhatikan dengan sungguh-sungguh leh pihak seklah. Prgram akselerasi memberikan keuntungan bagi anak berbakat akademik, namun juga beberapa kelemahan yang perlu diantisipasi dengan baik-baik sebelum prgram ini ditawarkan kepada publik. Berdasarkan hasil bservasi dan infrmasi dari guru pendidikan jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta menyatakan bahwa minat dan mtivasi siswa untuk belajar pendidikan jasmani masih sangat kurang sehingga akan berdampak pada hasil belajarnya. SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta mempunyai 1 kelas berbasis Kelas Akselerasi ditiap masing-masing tingkatan. Kelas akselerasi adalah kelas yang memperleh knten materi dengan irama yang lebih dipercepat. Siswa yang mengikuti kelas akselerasi ini hanya menempuh pendidikan selama 2 tahun saja untuk jenjang Seklah Menengah Pertama. Setiap jenjang kelas terdapat 2 Kelas Unggulan, 3 Kelas Regular, 3

19 2 Kelas RSBI dan 1 Kelas Akselerasi. Kelas VIII dirasa sebagai kelas yang bisa dijadikan sebagai sampel penelitian karena sudah menjalani aktivitas yang sama selama satu tahun. Kelas VIII akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta merupakan siswa yang sama, keduanya mempunyai karakteristik yang sama sebagai remaja yang sedang berkembang menjadi individu yang bugar dan sehat. Siswa kelas akselerasi dan reguler ini memiliki kesempatan yang sama di seklah untuk beraktivitas fisik. Penjasrkes yang diberikan kepada keduanya terbilang sama dilihat dari frekuensi materi maupun intensitasnya. Penjasrkes diberikan 1 kali seminggu dilakukan selama 2 jam pelajaran. Materi yang diberikan pun sama mengacu pada kurikulum yang ada kelas akselerasi dan reguler bleh mengikuti ekstrakulikuler lahraga di seklah. Melihat dari kesempatan yang dimiliki keduanya memungkinkan mereka memiliki tingkat hasil pendidikan jasmani yang sama. Melalui lahraga kebanyakan dari siswa kelas reguler menyalurkan bakatnya. Selain itu anak-anak kelas regular juga lebih sering mengikuti perlmbaan-perlmbaan yang khususnya perlmbaan dibidang lahraga. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti ekstrakulikuler lahraga. Anak-anak kelas akselarasi lebih suka yang mengikuti ekstrakulikuler dibidang akademik seperti limpiade sains, limpiade matematika, English club dan KIR. Melihat dari fenmena ini muncul keinginan untuk meneliti tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada pkk materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas 4

20 akselerasi dengan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Adapun alasan peneliti hanya membatasi pada hasil belajar pkk materi senam lantai guling belakang dan tidak memilih hasil belajar pendidikan jasmani secara keseluruhan karena peneliti ingin fkus pada hasil belajar psikmtr tiap individu siswa. Dalam penilian senam hanya berfkus pada gerakan siswa secara individu saja, berbeda dengan pendidikan jasmani yang dapat dilakukan secara individu, berpasangan maupun beregu (kelmpk) sehingga penilaian yang bagus tidak hanya berpusat pada skill individu saja namun juga harus mampu untuk berkerjasama dalam regu atau kelmpk. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya minat dan mtivasi siswa kelas VIII akselerasi untuk aktivitas lahraga di seklah karena lebih fkus kepada hal-hal akademis saja. 2. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti ekstrakulikuler lahraga. Selain itu siswa regular juga lebih banyak yang mengikuti perlmbaan-perlmbaan dibidang lahraga. 3. Siswa kelas VIII reguler lebih berhasil dibidang lahraga dan dalam menjalani aktivitasnya di seklah, hal ini dapat dilihat karena siswa kelas reguler lebih berantusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. 5

21 4. Belum diketahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada pkk materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta antara kelas akselerasi dan reguler tahun pelajaran 2012/2013. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fkus. Penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pkk materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas Akselerasi dan Reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tahun pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: Adakah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tahun Pelajaran 2012/

22 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diajukan kepada setiap insan pendidikan untuk memberikan pandangan atau gambaran mengenai prgram akselerasi juga harus memperhatikan aspek-aspek lain yang diperlukan siswa, salah satunya adalah hasil belajar siswa terhadap pendidikan jasmani khususnya senam lantai guling belakang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat territis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan baru sebagai bekal masa depan yang lebih baik. b. Bagi Lembaga Pendidikan 1) Dapat memberikan gambaran mengenai prgram akselerasi melalui aspek lain seperti hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada pkk materi senam lantai guling belakang. 2) Memberikan pengetahuan dan masukan bagi seklah-seklah khususnya SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dengan reguler pada tahun pelajaran 2012/

23 A. Deskripsi Teri BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan keharusan bagi siapapun selama manusia itu masih hidup pasti membutuhkan belajar, karena dengan belajar rang tidak mengerti bahwa menjadi tahu, rang yang tidak mengerti berubah menjadi mengerti. Nasutin M.A. (1988:23), pembelajaran adalah menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar dalam pembelajar ke arah belajar seumur hidup. Belajar adalah suatu prses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi prses belajar (http//blg Achive.b htpl.2010). Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai belajar diantaranya adalah W, S. Winkel (1991: 36), dalam bukunya yang berjudul Psiklgi Pengajaran. Menurutnya pengertian belajar adalah suatu aktifitas mental / psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif kstan dan berbekas. Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu prses atau kegiatan yang di lakukan secara sadar dan berlangsung di dalam diri untuk tujuan mengubah 8

24 tingkah laku, cara berfikir, aktivitas yang bertujuan, bersifat integratif dan berbuat sesuai dengan kaidah dan aturan yang tidak menyimpang dari prses pembelajaran. Dalam prses belajar bagi anak nrmal tentunya ada wujud nyata yaitu keberhasilan dari prses pembelajaran tersebut. Sama halnya dengan prses belajar bagi anak yang mengalami gangguan mental dimana salah satu tujuan dalam prses belajar yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui hasil belajar. Menurut Gagne (http/blg-indnesia.cm.) belajar didefinisikan sebagai berikut: a. Suatu prses untuk memperleh mtivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan serta tingkah laku. b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperleh dari institusi. Jadi bisa disimpulkan teri belajar disebut juga teri perkembangan mental yang pada prinsipnya berisi tentang apa yang terjadi dan apa yang akan diharapkan terjadi pada mental anak didik yang dapat dilakukan pada usia tertentu. Jadi kesiapan anak didik untuk bisa belajar, sedangkan teri mengajar adalah uraian tentang petunjuk bagaimana semestinya mengajar anak didik pada usia siap untuk menerima pelajaran. 9

25 Nasutin M.A. (1982: 3), tujuan belajar yang utama ialah bawa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar. Transfer serupa inilah yang menjadi inti dalam prses belajar. Transfer serupa ini membuka kemungkinan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan seserang berdasarkan prinsip-prinsip umum. 2. Pengertian Hasil Belajar Dalam literatur hasil selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu seperti dikemukakan leh Rbert M. Gagne yang dikutip leh W.S. Winkel (1983: 48), bahwa dalam setiap prses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seserang. Menurut Lanawati dikutip leh Reni Akbar (2006: 168), hasil belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap prses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksinal yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kgnitif, psikmtr dan afektif yang dinyatakan dalam prses belajar-mengajar melalui pengukuran penilaian pendapat Blm yang dikutip leh Syaifudin Anwar (1987:58), tes hasil belajar secara luas mencakup 3 kelmpk yakni: 10

26 a. Afektif tentang nilai dan sikap. b. Kgnitif mencakup tentang intelektual. c. Pesikmtr mencakup tentang keterampilan. Jadi hasil belajar bisa diartikan sebagai tingkat kemampuan intelektual yang diukur dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam belajar sebagai hasil dari prses belajar mengajar. Hasil belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indnesia 2007: 895) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan leh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau angka nilai diberikan leh guru. Pendapat lain mengatakan bahwa hasil dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap rang tua terhadap anaknya. Hasil yang baik tentu akan didapat dengan prses belajar yang baik juga. Belajar merupakan prses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa dari perilaku lama keperilaku yang baru dari pemahaman lama kepemahaman baru. Dalam prses belajar hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada sehingga terjadi reaksi yang muncul dari anak. Reaksi yang dilakukan anak merupakan usaha untuk menciptakan keinginan belajar sekaligus menyelesaikanya sehingga nantinya anak akan mendapat hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal yang baru serta menambah pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan kegiatan penting baik untuk anak-anak bahkan rang dewasa sekalipun. 11

27 Hasil belajar ditentukan leh interaksi berbagai faktr. Peranan faktr itu tidak selalu sama dan tetap besarnya kntribusi, salah satu faktr akan ditentukan leh kehadiran faktr lain dan sangat bersifat situasinal yang tidak dapat diprediksikan dengan cermat akibat keterlibatan faktr lain yang sangat variatif. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emsinal dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu dalam prses pendidikan hasil dapat juga diartikan sebagai hasil dari prses belajar mengajar yakni penguasaan materi, perubahan emsinal atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tententu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dari ranah psikmtr. Menurut Blm dalam Depdiknas (2008: 2), berpendapat bahwa ranah psikmtr berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan tt dan kekuatan fisik. Singer dalam Depdiknas (2008: 2) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikmtr adalah mata pelajaran yang lebih berrientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seserang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikmtr, ada dua hal yang perlu dilakukan leh pendidik, yaitu 12

28 membuat sal dan membuat perangkat atau instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Sal untuk hasil belajar ranah psikmtr dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa lembar bservasi atau prtfli (Depdiknas, 2008: 6). Dalam penelitiana ini instrument yang digunakan untuk menilai hasil belajar psikmtr adalah berupa lembar bservasi. Lembar bservasi adalah lembar yang digunakan untuk mengbservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar bservasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 5 (Depdiknas, 2008: 6). Pengukuran hasil belajar ranah psikmtr menggunakan tes unjuk kerja atau tes perbuatan. Kriteria atau rubrik adalah pedman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai hasil yang dapat dicapai peserta didik, dan peserta didik pun akan terdrng untuk mencapai hasil sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas. Rubrik terdiri atas dua 13

29 hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skr dan hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skr itu. Banyak sedikitnya gradasi skr (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai (Depdiknas, 2008: 9) Menurut W.S. Winkel (1983: 54), pembelajaran psikmtrik akan berjalan secara efisien dan efektif dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Mengadakan analisis terhadap keseluruhan gerak-gerik: urutan, krdinasi, prsedur; keterampilan-bagian (sub-skills) yang dibutuhkan; pengetahuan dan pengertian yang diperlukan. b. Memberikan penjelasan verbal tentang keseluruhan gerak-gerik, dengan menggunakan gambar-gambar dan memberikan demnstrasi. Siswa dituntut untuk membahasakan sendiri semua penjelasan supaya dapat diingat dengan baik; bahkan siswa dapat dituntut menjalankan rangkaian gerak-gerik secara mental (latihan mental). c. Menyuruh siswa untuk berlatih. Kadang-kadang perlu siswa berlatih keterampilan-bagian lebih dahulu sebelum menjalankan keseluruhan latihan. Perlu disediakan waktu secukupnya untuk latihan-latihan ini. Demnstrasi masih sering dilakukan pula. d. Memberikan umpan balik mengenai hasil dalam berlatih itu: gerakan mana yang sudah baik, mana yang salah. Umpan balik diberikan baik selama langkah-langkah dalam berlatih maupun sesudah keseluruhan 14

30 rangkaian telah selesai. Pemberian infrmasi ini lain dan infrmasi yang diperleh leh siswa sendiri dari reaksi tt dan urat dalam tubuh. Banyak faktr yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Miranda, Winkel, dan Santrck (Reni Akbar, 2006: ), menyatakan bahwa hasil belajar siswa ditentukan leh faktr-faktr berikut. a. Faktr-faktr yang ada pada siswa 1) Taraf intelegensi 2) Bakat khusus 3) Taraf pengetahuan yang dimiliki 4) Taraf kemampuan berbahasa 5) Taraf rganisasi kgnitif 6) Mtivasi 7) Kepribadian 8) Perasaan 9) Sikap 10) Minat 11) Knsep diri 12) Kndisi fisik dan psikis (termasuk cara fisik dan kelima psiklgis) 15

31 b. Faktr-faktr yang ada pada lingkungan seklah 1) Hubungan antar rang tua. 2) Hubungan rang tua anak. 3) Jenis pla asuh. c. Faktr-faktr yang ada di lingkungan seklah 1) Guru: Kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar. 2) Kurikulum. 3) Organisasi seklah. 4) Sistem ssial di seklah. 5) Keadaan fisik seklah dan fasilitas pendidikan. 6) Hubungan seklah dengan rang tua. 7) Lkasi seklah. d. Faktr-faktr pada lingkungan ssial yang lebih luas 1) Keadaan ssial, plitik, dan eknmi. 2) Keadaan fisik: cuaca dan iklim. Menurut Matindas (Reni Akbar, 2006: 168), menyebutkan bahwa faktr-faktr diatas sebagai kenyataan internal (yang ada pada diri siswa dan kenyataan eksternal (yang ada di luar diri siswa). Jadi, selain kenyataan yang ada, keberhasilan yang dapat dicapai seserang juga ditentukan leh ambisi (suatu yang diinginkan) dan usaha (sesuatu yang dilakukan leh individu untuk mencapai ambisinya dan mengatasi kenyataan yang ada). 16

32 3. Pengertian Pendidikan Jasmani J.B. Nase (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari preses pendidikan keseluruhan yang menggunakan drngan aktivitas untuk mengembangkan fitnes, rganik, kntrl, neur-muscular, kekuatan intelektual dan kntrl emsi. William, Brwnell dan Vernier (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih dapat membentuk sikap yang berguna bagi perilaku. Nixn dan Czen (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktif kekuatan tt untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Baley dan Field (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai prses yang menguntungkan dalam penyesuaian dan belajar rganik, neur-muscular, intelektual, ssial, kebudayaan, emsinal dan etika sebagai akibat dan timbul melalui pilihan dan aktifitas kekuatan tt yang agak baik. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah sebuah prses atau kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan belajar rganik, neur-muscular, intelektual, 17

33 ssial, kebudayaan, emsinal dan etika sebagai akibat dan timbul melalui pilihan dan aktifitas kekuatan tt yang agak baik. b. Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani Menurut Arma Abdellah (1988: 11), tujuan umum dari pendidikan jasmani menentukan ranahnya (dmain) dalam rumusan umum. Secara tradisinal tujuan-tujuan umum itu adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan rganik: unsur-unsur kesegaran jasmani seperti kekuatan, daya ledak, daya tahan, dan daya tahan kardivaskuler. 2) Perkembangan neur-muscular: krdinasi, unjuk-kerja gerak, keterampilan lahraga, aktifitas gerak lain. 3) Perkembangan persnal-ssial: sikap psitif, jiwa sprtif, kepemimpinan, dan perilaku demkratis. 4) Perkembangan kemampuan menalar: pengetahuan, strategi, dan pemahaman. 4. Faktr-Faktr yang Mempengaruhi Hasil Belajar Gerak Pencapaian suatu keterampilan gerak dipengaruhi leh banyak faktr. Adapun faktr faktr tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama, yaitu: (1) faktr prses belajar mengajar, (2) faktr pribadi, dan (3) factr situasinal (lingkungan). Ketiga faktr ini yang diyakini telah menjadi penentu utama untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari keterampilan gerak. Untuk memperleh gambaran yang lebih kmprehensif dan jelas tentang faktr-faktr yang mempengaruhi pencapaian keterampilan gerak maka dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini: 18

34 Keterampilan Bimbingan guru, kesesuaian kelmpk, kndisi pembelajaran, lingkungan, perubahan Mtivasi Keadaan latihan, cita-cita Pengaruh budaya, keluarga, rekan sebaya Pengalaman masa lalu, keterampilan spesifik Pengalaman masa kecil, yang bersifat umum Pengaruh budaya, keluarga, rekan sebaya Faktr keturunan: Ciri fisik, kemampuan gerak & kgnitif Gambar 1: Beberapa Faktr yang Mempengaruhi Keterampilan Gerak Sumber: Singer (Depdiknas, 2000: 74) 5. Karakteristik Anak Usia Seklah Menengah Pertama (SMP) Anak usia Seklah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategrikan sebagai usia remaja. Masa remaja tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan rang dewasa (Desmita, 2010: 37). Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara ptimal dan sesuai dengan ptensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan 19

35 dan perkembangan yang ada pada mereka. Pada waktu remaja terdapat 2 masa perkembangan dan pertumbuhan yang cepat umur tahun untuk putri dan tahun untuk putra. Aktifitas gerak yang ptimal dapat secara efektif akan mendukung tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dimasa remaja itu. Karakteristik masa usia SMP menurut Desmita (2010: 36), ada 8 diantaranya: 1. Terjadinya ketidak seimbangan prprsi tinggi dan berat badan. 2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder. 3. Kecenderungan ambivalas, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dminasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari rang tua. 4. Serta membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau nrma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan rang dewasa. 5. Mulai memperhatikan secara skeptik mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan. 6. Reaksi dan emsi masih labil. 7. Mulai mengembangakan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri sesuai dengan dunia ssial. 8. Kecenderungan minat dan pilihan relatif sudah lebih jelas. 20

36 Menurut Sri Rumini yang dikutip leh Sundy (2010:19), karakteristik remaja awal usia sekitar 12/13-17/18 tahun adalah: a. Keadaan perasaan dan emsi Keadaan perasaan dan emsinya sangat peka sehingga tidak stabil. b. Keadaan mental Keadaan mental khususnya kemampuan pikirannya mulai sempurna atau kritis dan dapat melakukan abstraksi. c. Keadaan kemauan Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan mencba segala hal yang dilakukan rang lain atau rang dewasa. d. Keadaan mral Pada awal remaja drngan seks cenderung memperleh pemuasan sehingga mulai berani menunjukan sikap-sikap agar menarik perhatian (sex appeal). Anak usia SMP memiliki karakteristik fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik. Ptensi yang dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan. Melalui aktivitas fisik yang prfesinal dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia remaja yang ptimal. Perubahan yang terjadi dimasa remaja diperlukan halhal yang menyenangkan, penuh tantangan dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang rgan tubuhnya agar berkembang secara baik. Dalam prses ini akan terbentuk tingkat kesegaran tubuh seserang yang akan berguna untuk melaksanakan kehidupanya dimasa mendatang. 21

37 Anak akan menghabiskan waktunya berada dilingkungan seklah, hal itu harus dimaanfatkan dengan baik dengan mengptimalkan aktifitas geraknya dengan baik. Menurut R.A Dewi Sekar Mlati (2007: 25), aktivitas yang sering dilakukan anak di seklah adalah: a. Aktifitas fisik yang cukup, yang merupakan penggunaan tt tt besar, misalnya tt kaki, lengan dan bahu. b. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit, pengrganisasian yang sederhana, dan tidak terlalu lama untuk setiap macam permainan atau segera beralih pada permainan yang lain setelah beberapa saat. c. Kesempatan mencba-mencba berbuat sesuatu dan meniru gerakangerakan. d. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temen-temennya. e. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbakai ukuran mula-mula memainkan bjek yang agak besar kemudian semakin kecil. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik anak usia SMP adalah : a. Keadaan emsi yang kurang stabil. b. Terjadi pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang cepat. c. Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan mencba segala hal yang dilakukan rang lain atau dewasa. d. Lebih suka berkelmpk dengan teman sebaya. e. Memiliki rasa keingintahuan yang besar dan bersifat praktis. 22

38 6. Siswa Kelas Akselerasi Menurut Maryn (2010: 41-42), dalam PP Nmr 28 tahun 1990 tenteng Pendidikan dasar dan Kep. Mendikbud Nmr 0487/U/1992 untuk Seklah dasar, SMP dan SMA. Dalam Kepmendikbud tersebut pasal 15 ayat 2 menyatakan bahwa pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat melalui jalur pendidikan seklah dengan menyelenggarakan prgram percepatan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SD sekurang-kurangnya lima tahun. Siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan prgram belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SMP sekurang-kurangnya dua tahun dan mengikuti pendidikan SMA sekurang-kurangnya dua tahun. Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), prgram akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau prgram berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki seserang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelmpk khusus atau seklah khusus, dalam waktu tertentu (Cnny Semiawan, 1995: 119). Menurut United States Office f Educatin (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 35), anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasikan leh rangrang yang berkualitas prfessinal memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berpresasi. Menurut Depdiknas (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34), pengertian tentang anak berbakat sangat luas sehingga masing-masing rang 23

39 sangat berbeda. Untuk itu pengertian anak berbakat dalam prgram percepatan dalam belajar yang dikembangkan leh pemerintah dibatasi leh dua hal yaitu mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau IQ diatas 140 dan mereka yang leh psiklg dan atau guru diidentifikasikan sebagai peserta didik yang telah mencapai hasil yang memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan keterikatan terhadap tugas yang terglng baik serta kreativitas yang memadai. Definisi anak berbakat di atas membawa knsekuensi pada caln akselerasi. Mereka yang direkmendasikan untuk ikut dalam prgram pencepatan belajar haruslah siswa yang memiliki hasil yang memuaskan. Dalam Pedman Penyelenggaraan Prgram Percepatan (Depdiknas 2001b) indikatr dari hal itu diperleh dari tiga sumber, yaitu: NEM, Tes Kemampuan Akademis, dan Raprt. Idealnya persyaratan nilai caln siswa akselerasi yang diminta untuk nilai rata-rata bidang studi IPA, Matematika, dan Bahasa di Raprt ataupun Tes Kemampuan Akademis tidak kurang dari 8.0, tanpa adanya nilai 6.0 dalam bidang studi lain ( Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34). Menandakan semakin tinggi kelas semakin berat beban yang dipikul siswa. Penekanan pada kmpetensi kgnitif dirasa wajib dimiliki leh setiap siswa. Akibat yang ditimbulkan mereka hanya fkus pada mata pelajaran yang mempunyai bbt pemikiran yang tinggi atau sering disebut hard scinces seperti Matematika, Fisika, Bilgi dan lain-lain. Melihat dari sisi 24

40 tersebut jelas berakibat pada jenis aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari dalam kehidupannya. Aktivitas mereka hanya diisi dengan belajar dan belajar. Kemungkinan besar untuk melakukan aktivitas gerak sangat kurang baik di seklah maupaun di rumah. Kecenderungan rang pintar adalah rang yang hanya pasif diam dan belajar. Mereka malas melakukan aktifitas yang dianggap tidak berguna bagi bertambahnya kemampuan ilmu pengetahuan mereka. Salah satu aktifitas yang biasanya mereka kesampingkan adalah lahraga dan bermain. Padahal pada pertumbuhan seperti mereka diperlukan gerak yang cukup untuk bisa membuat tt dan tulang mereka tumbuh dengan baik. Hal ini kemungkinan berdampak pada pla hidup yang diterapkan. 7. Siswa Kelas Reguler Setiawan Adi Nugrh (2010: 30), kelas reguler atau biasa adalah dimana kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu mennjl atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang berseklah di kelas biasa dan tidak ada jamjam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya tidak diistimewakan. Sre harinya siswa kelas ini dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Dengan demikian dapat dilihat waktu istirahat yang diperleh kelas reguler lebih banyak dari pada kelas akselerasi dan penggunaan waktu istirahat itupun dapat dipilih mereka sesuka selera. Kebanyakan dari mereka banyak melakukan aktivitas bermain di seklah. 25

41 Kegiatan-kegiatan di seklah jarang mereka ikuti, mereka hanya mengikuti ekstrakurikuler dalam bentuk praktek. Kebanyakan setelah pulang seklah mereka langsung pulang dan dengan segera dihadapkan dengan rutinitas baru lingkungan rumah mereka. 8. Pembelajaran Senam Lantai Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan dalam senam merangsang perkembangan kmpnen kebugaran jasmani seperti, kekuatan, daya tahan tt dari seluruh bagian tubuh, selain itu senam juga berptensi mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penguasaan keterampilan teknik suatu cabang lahraga. Selain itu banyak manfaat yang bisa diperleh dari senam (gymnastik) seperti yang dikemukakan leh, Newtn C. Lken dan Rbert J Willughby (1986:14-16), bahwa dengan senam (gymnastik) gerakan gerakan membangun kekuatan dan tenaga, mengembangkan tt-tt pundak, lengan, dada serta perut. Mengembangkan kualitas-kualitas seperti keberanian, ketepatan dan kesiapsiagaan, mengembangkan kebiasaan-kebiasaan membuat keputusan yang cepat dan tepat. Mengembangkan pemahaman mengenai simetri, kntiunitas, krdinasi, keseimbangan, penentuan waktu selain itu manfaat yang diperleh adalah kegembiraan dan kesenangan yang muncul dari keterlibatan mereka dalam kegiatan itu. Kata senam berasal dari bahasa Yunani yaitu gymnastik (gymns yang berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa memakai busana). 26

42 senam atau gymnastik merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh Sayuti Sahara (2002: 14). Menurut Peter Hwerner yang dikutip leh Agus Mahendara (2001: 3), senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, kerdinasi, serta kntrl tubuh Selain itu Imam Hidayat (1982: 2), mengemukakan senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencan, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmnis. Maka dari beberapa pendapat mengenai pengertian senam di atas dapat disimpulkan bahwa senam yaitu suatu bentuk latihan tubuh yang dipilih dan diknstruk dengan sengaja yang disusun secara sistematis dan dalam gerakan mencakup atau mengandung unsur kekuatan, keseimbangan, kelentukan, dan keterampilan yang dilaksanakan secara berirama. Senam lantai merupakan gerakan senam yang gerakan atau bentuk latihanya dilakukan di lantai atau beralasan matras. Menurut Agus Mahendra (2001: 133), senam lantai merupakan suatu bentuk latihan tubuh terutama di lantai. Umumnya ditandai gerakan gerakan berjenis tumbing dan akrbatik. Tumbing gerakan yang bercirikan cepat dan meledak, sementara akrbatik bercirikan dengan gerakan yang banyak memanfatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan. 27

43 Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik. Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainya. Luas lantai yang digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 X 12 meter persegi dengan menambah 1 meter di setiap sisinya sebagai pengaman (Muhajir, 2007: 69). Selain itu K. Mahmud Shleh (1991: 46), mengemukakan bahwa senam lantai adalah merupakan satu rumpun dari senam, sesuai dengan istilah lantai maka gerakan-gerakan atau bentuk latihanya di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Dari beberapa pengertian senam lantai di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa senam lantai adalah suatu latihan tubuh yang umumnya gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat, meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Manfaat yang bisa diperleh dengan latihan senam lantai diantaranya; senam lantai mengembangkan kemampuan menentukan waktu/kesempatan, ketangkasan dan kelentukan tt. Dengan latihan keseimbangan, kita akan dapat mengembangkan kemampuan krdinasi dan keseimbangan. Meningkatkan kekuatan tt dan ketahanan, khususnya untuk tubuh bagian atas, tuntutan kreatifitas mendrng mempercepat pengembangan imajinasi dan ekspresi yang tidak ditemukan dalam senam-senam lain, (Newtn C. Lken dan Rbert JK Willughby, 1986: 89). 28

44 Berdasarkan teri-teri di atas, penelitian ini hanya membatasi materi tentang senam lantai guling belakang, sesuai dengan standar kmpetensi dan kmpetensi dasar yang digunakan di SMP/MTs adalah sebagai berikut: Standar Kmpetensi: 10. Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya Kmpetensi Dasar: 10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab 9. Pembelajaran Guling Belakang Dimulai dengan sikap jnggk, telapak tangan menghadap ke atas, jari menuju ke belakang, ibu jari tangan menyentuh kepala di atas telinga. Sentuhkan dagu ke dada, gerakan gerakan pinggul ke belakang, untuk mulai berguling. Menurut Muhajir (2007: 70), guling ke belakang adalah mengguling badan ke belakang dengan psisi badan tetap membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditunduhkan sampai dagu melekat di dada. Pada saat berguling ke belakang, jaga agar badan tetap tertekuk, dengan kedua tangan menekan matras. 29

45 Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring sumber: (Muhajir, 2007: 71) Usahakan lutut menyentuh matras dan akhirilah sikap guling ke belakang ini dengann sikap jngkk, (Jhn dan Mary Jean Traetta 1985: 12) Gambar 2. Rangkaian Guling Belakang sumber: (Jhn dan Mary Jean Traetta, 1985:12) 30

46 Sedangkan definisi guling ke belakang menurut Satri Ahmad Y (2007: 15), adalah berguling ke belakang merupakan kebalikan dari guling ke depan. Gerakan dimulai dari sikap jngkk, telapak tangan ke atas, jari menuju ke belakang. Bergulinglah ke belakang dengan cara menggelinding kedua kaki luruskan ke belakang. Jaga agar badan tetap bertekut dengan kedua tangan menekan matras. Sedangkan menurut Rji (2004: 116) berguling ke belakang ialah gerakan badan berguling ke arah belakang melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung dan tengkuk. Teknik melakukan gerak berguling ke belakang dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan awalan berdiri sumber : Rji (2007: 115) Beberapa faktr pendukung bagi keberhasilan penguasaan keterampilan senam. Dalam keterampilan senam untuk dapat berhasil dalam penguasan gerakan setidaknya kamu memiliki dua faktr pendukung Agus Mahendara (1999: 30-43), yaitu: 31

47 a. Kualitas fisik, yang meliputi kelentukan, kekuatan, pwer, dan daya tahan. 1) Kelentukan sangat penting dalam senam berkenaan dengan a) Jarak yang luas dari kelentukan penting untuk keindahan, irama dan keanggunan gerak. b) Banyak ketrampilan senam memerlukan kelentukan derajat tinggi sebelum dapat ditampilkan. c) Kelentukan yang baik menurunkan kemungkinan terjadinya cidera dan memperbaiki kesehatan tubuh. 2) Kekuatan Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan leh suatu tt ketika tt itu berkntraksi. Dalam penampilan senam kekuatan mempunyai manfaat langsung: a) Keselamatan: Pesenam yang lebih kuat akan mampu mencegah terjadinya cidera. b) Ketrampilan: Banyak ketrampilan senam tidak ditampilkan tanpa kekuatan lebih. c) Mendukung kemampuan lain: kemampuan seperti kecepatan, daya tahan, pwer, dalam batas tertentu tergantung pada kekuatan. 32

48 b. Kualitas mtrik, yang meliputi, keseimbangan, rintasi ruang: 1) Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan seserang untuk mempertahankan titik berat dekat dengan tubuh/memperkecil sudut bidang tumpu. Dalam hal ini unsur keseimbangan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam senam. 2) Orientasi ruang Orientasi ruang adalah kemampuan seserang untuk bisa merasakan dan berfungsi dalam situasi-situasi seperti; psisi tubuh terbalik, berputar, pada ketinggian, dan psisi tubuh pada saat melayang. B. Penelitian Relevan 1. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah di lakukan leh Zainal Arifin yang berisi tentang perbedaan prestsi akademik antara kelas umum dengan kelas lahraga pada kelas X SMA Negeri 5 Magelang. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas umum dan kelas lahraga pada kelas SMA Negeri 5 Magelang. Dari hasil analisis statistik diperleh t hitung = 2,615 dan t tabel = 2,00 dengan db = 70 kelas umum memiliki nilai rata-rata 67,92 dan kelas lahraga memiliki nilai rata-rata 66,05 2. Penelitian yang dilakukan leh Kadarsih (2010) dengan judul Perbedaan Hasil Akademik Kelas 8 Cerdas Dan Kelas Olahraga Di SMP 2 Imgiri Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian diketahui 33

49 bahwa ada perbedaan yang nyata hasil akademik kelas 8 cerdas dan kelas 8 lahraga di SMP 2 Imgiri, Bantul tahun ajaran 2009/2010. Dengan hasil perhitungan data hasil akademik siswa diperleh nilai t hitung = 4,441 dan P =0,000 < 0,05, dengan demikian H ditlak dan H a diterima. 3. Penelitian yang dilakukan leh Eka Prasetiya (2009) dengan judul Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII RSBI dengan Kelas Reguler di SMP Negeri 1 Bantul. Dengan ppulasi siswa kelas VIII SMP N 1 Bantul. Hasil perhitungan diperleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas reguler lebih baik dari pada siswa kelas RSBI di SMP Negeri 1 Bantul. 4. Penelitian yang dilakukan leh Muhammad Wahid (2010) dengan judul Perbedaan Mtivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VII Bilingual Dengan Kelas VII Reguler di SMP Negeri 1 Sleman. Hasil Penelitian diketahui bahwa adanya perbedaan mtivasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dan siswa kelas reguler. Rerata mtivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas bilingual adalah 84,70 sedangkan rerata mtivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas reguler adalah 94,26, ternyata besarnya rerata mtivasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dengan kelas reguler lebih baik siswa dari kelas reguler. 34

50 C. Kerangka Berpikir Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan walaupun istilah ini masih umum dan luas penggunaannya. Istilah hasil belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang hasil ptimal suatu aktifitas belajar sehingga arti hasil belajar berkaitan erat dengan pengertian belajar. Pendidikan jasmani adalah sebuah prses atau kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan aktifitas kekuatan tt yang agak baik. Senam lantai guling belakang umumnya dilakukan dengan gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat, meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada senam lantai guling belakang lebih menekankan pada hasil belajar yang berkaitan dengan ranah psikmtr, yaitu hasil belajar yang lebih berrientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi reaksi fisik. Prgram akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau prgram berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki seserang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelmpk khusus atau seklah khusus, dalam waktu tertentu. Kelas reguler merupakan kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu mennjl atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa 35

51 kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang berseklah di kelas biasa dan tidak ada jam-jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya tidak diistimewakan Karakter siswa kelas akselerasi yang cenderung pendiam dan malas untuk beraktifitas serta fkus knsentrasi mereka yang tertujuh kepada mata pelajaran yang diwajibkan atau diutamakan dari pihak seklah membuat minat belajar siswa akselerasi tesebut terhadap pelajaran pendidikan jasmani yang ditunjukkan siswa kelas reguler yang cenderung aktif serta rasa antusias yang tinggi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di seklah. Berdasrkan hasil bservasi dan wawancara dengan guru pendidikan jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta hasil belajar yang tinggi siswa kelas akselerasi lebih ditujukkan terhadap mata pelajaran yang diwajibkan dan diutamakan di kelas akselerasi seperti mata pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa sehingga minat belajar mereka terhadap pendidikan jasmani sangat rendah dibandingkan siswa kelas reguler yang lebih terminat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani diseklah. Dalam pkk materi senam khususnya senam lantai guling belakang siswa kelas akselerasi masih kurang percaya diri untuk mencba gerakan. Dengan pendapat di atas, diduga ada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa kelas VIII akselerasi dan kelas reguler khususnya pada pkk materi senam lantai guling belakang. 36

52 D. Hiptesis Berdasarkan kajian teri. Penelitian yang relevan dan kerangka berfikir maka dapat disusun hiptesis sebagai berikut: H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikmtr pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikmtr pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler 37

53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kmparatif, yaitu penelitian kelmpk yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan variabel tertentu pada kelmpk yang berbeda-beda (Sumadi Suryabrata, 1983: 23). Adapun variabel yang ini diteliti adalah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pkk bahasan senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Metde yang digunakan adalah survey dengan menggunakan lembar bservasi. Lembar bservasi yang digunakan berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang diambil adalah hasil belajar psikmtr. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta pada tahun 2012/2013. Adapun waktu yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini adalah pada bulan Februari C. Ppulasi dan Sampel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunt (2010: 173), ppulasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Ppulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah ppulasi sebanyak 133 siswa. Klasifikasinya perkelas ada 1 kelas akselerasi dan 3 kelas reguler. Ppulasi penelitian yang diambil adalah kelas VIII 38

54 didasarkan pada karakteristik siswa yang sama dan telah menjalani aktivitas atau pla hidup yang sama di seklah selama satu tahun setelah mereka masuk ke jenjang SMP. Ppulasi siswa kelas VIII akselerasi adalah 20 siswa dengan jumlah siswa perempuan 10 dan laki-laki 10. Untuk ppulasi untuk kelas VIII reguler adalah 113 siswa dengan jumlah per kelas sekitar 38 siswa. Dalam pengambilan data untuk diambil sampel penelitian pada kelas akselerasi adalah menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel apabila semua ppulasi digunakan sebagai sampel Sugiyn (2007: 85) keseluruhan ppulasi kelas VIII untuk kelas akselerasi diambil menjadi sampel penelitian karena jumlah siswa kurang dari 100 rang. Sedangkan teknik pengambilan sampel kelas reguler digunakan teknik prprsinal randm sampling. Menurut Sumadi Suryabrata (2009: 36) prprsinal randm sampling adalah teknik pengambilan sampel secara rambang atau acak dengan mengambil sampel yang sebanding dengan besarnya kelmpk dari kelmpk-kelmpk lain yang tersedia. Prprsinal randm sampling juga dapat diartikan suatu metde pengambilan sampel dengan mencari prprsi sampel dari jumlah ppulasi dan kemudian dilakukan pengambilan secara acak. Menurut Suharsimi Arikunt (2006 : 134), apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian ppulasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini hanya diambi 20 siswa dari 39

55 keseluruhan kelas reguler. Adapun cara untuk menentukan besarnya presentasi pengambilan sampel kelas reguler dapat menggunakan rumus menurut Suhasimi Arikunt (2010: 54), sebagai berikut: jumlahskr presentase(%) x100% skrmaksimal maka diperleh besarnya presentase sampel yang diambil dari kelas regular adalah sebagai berikut ini: x100% 17,69% 18% Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler N Sampel Terpilih Perempuan 15, 19, 25, 34, 41, 42, 52, 79, 88, 110 N Sampel Terpilih Laki-laki 4, 9, 36, 55, 58, 66, 74, 93, 105, 109 D. Definisi Operasinal Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunt (2010: 161), yang dimaksud dengan variabel adalah bjek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar senam lantai guling belakang. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kgnitif, psikmtr dan afektif yang dinyatakan dalam prses belajar-mengajar melalui pengukuran atau penilaian. Hasil belajar senam lantai guling belakang yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah psikmtr. Adapun penilian hasil belajar ini 40

56 meliputi geraka awal, gerakan pelaksanaan dan gerakan akhir dalam melakukan senam lantai guling belakang. E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian yang menggunakan suatu metde (Suharsimi Arikunt, 2010: 192). Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan leh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan lembar bservasi. Lembar bservasi yang digunakan berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang diambil adalah hasil belajar psikmtr. Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Kisi Kisi Instrumen N Aspek yang diukur Gerakan Awal Gerakan Pelaksanaan Gerakan akhir Indikatr a. Psisi lutut dan kaki waktu jngkk rapat b. Psisi lengan ditekuk membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga c. Psisi dagu menempel di dada a. Gerakan pinggul sangat kuat sehingga psisi mengguling menjadi bulat b. Psisi kedua lutut deket dengan badan c. Psisi dagu menempel di dada d. Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil Jumlah butir

57 2. Analisis Uji Cba Instrumen a. Uji Validitas Instrumen yang digunakan dalam penelitian dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu validitas sebuah instrumen juga dapat diketahui apabila instrumen tersebut benar-benar dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui ketepatan data tersebut diperlukan teknik uji validitas. Instrumen dalam penelitian ini divalidasi secara lgis dan teritis leh para ahli (judgment expert) yaitu dsen pembimbing dari prgram studi pendidikan jasmani. Hasil validasi tersebut adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. b. Uji Reliabilitas Instrumen tes yang telah diuji judgment expert kemudian dilakukan uji validasi dan reabilitas siswa. Indikatr yang diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 8 dengan 38 jumlah validatr siswa dari kelas IX E. Analisis indikatr penilaian yang digunakan adalah prgram SPSS. Kriteria kefisien reliabilitas ditentukan dengan nilai alpha crnbach, maka ukuran kemantapan alpha dapat dinyatakan sebagai berikut: 42

58 Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha. Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 sd. 0,20 Kurang reliabel >0,20 s.d.0,40 Agak Reliabel >0,40 s.d. 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s.d. 0,80 Reliabel >0,80 s.d. 1,00 Sangat Reliabel Sumber: Tritn (2006: 248) c. Teknik Pengumpulan Data Prses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur kemampuan hasil belajar psikmtr pendidikan jasmani senam lantai guling belakang dengan menggunakan lembar bservasi penilaian psikmtr antara siswa kelas VIII akselerasi dan reguler. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menentukan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. 1. Uji Persyaratan Analisis Pengujian prasyarat dilakukan sebagai syarat data yang diperleh dapat ditindaklanjuti untuk diuji hiptesisnya. Uji prasyarat analisis meliputi uji nrmalitas dan uji hmgenitas. a. Uji Nrmalitas Tes parametrik akan lebih valid apabila datanya memiliki distribusi nrmal. Distribusi nrmal merupakan suatu distribusi atau peresebaran yang simetris sempurna dari skr rata-rata. Uji 43

59 nrmalitas data dilakukan dengan uji satu sampel Klmgrv- Smirnv (One Sample Klmgrv-Smirnv). Pedman dalam pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika nilai sig > 0,05 berarti data berasal dari ppulasi-ppulasi yang berdistribusi nrmal. b. Uji Hmgenitas Jika skr-skr paling mudah untuk dikmparasikan secara parametris apabila varian atau sebarannya pada kedua kelmpk adalah sama. Pengujian hmgenitas dilakukan dengan bantuan prgram SPSS 16. Kriteria ketentuan yang diambil jika nilai sig > 0,05 maka sampel berasal dari ppulasi yang hmgen. 2. Pengujian Hiptesis Setelah persyaratan analisis terpenuhi (uji nrmalitas dan uji hmgenitas) langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hiptesis. Uji yang digunakan untuk menguji hiptesis yaitu uji t. Uji t digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang berarti dari dua hasil pengukuran suatu variabel atau dua variable yang diteliti. Pengujian hiptesis menggunakan uji t. Sampel independent (Independent-Sample-t-Test), selanjutnya untuk mengetahui efektivitasnya dilakukan dengan cara membandingkan rata-ratanya. 44

60 Hiptesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikmtr pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikmtr pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler 45

61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Untuk mendeskripsikan dan menguji perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi dalam penelitian ini, maka sebelumnya akan disajikan diskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperleh dari lapangan. Deskripsi data penelitian yang diperleh masing-masing variabel secara rinci di uraian sebagai berikut: 1. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler yang terdiri dari 20 siswa diperleh nilai maksimal = 24, nilai minimal =17, rata-rata (mean) = 20,35, median = 20, mdus sebesar = 20; standar deviasi = 2,153. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan interval kelas adalah : a. Menurut Sturges (Sugiyn, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas interval menggunakan rumus sebagai berikut: K 1 3,3lg n 1 3,3lg 20 5,

62 b. Menurut Sugiyn, 2010: 36 cara menentukan interval kelas menggunakan rumus sebagai berikut: renge i = 1,4 dibulatkan ke atas = 2, jumlahkelas 5 jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 2, sehingga deskripsi hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler Interval Kelas Frekuensi Persen ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% Ttal % (Sugiyn, 2010: 39) Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat skr sebanyak 3 siswa atau 15%, pada interval skr antara sebanyak 4 siswa atau 20%, pada interval skr sebanyak 7 siswa atau 35%, dan untuk interval skr antara sebanyak 4 siswa atau sebesar 20%, serta untuk interval skr sebanyak 2 siswa atau 10%. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : 47

63 Frekuensi (%) 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 35.00% 20.00% 20.00% 10.00% % Interval Kelas Gambar 4. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler 2. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi yang terdiri dari 20 siswa diperleh nilai maksimal = 22, nilai minimal = 11, rata-rata (mean) deviasi =2,911. = 17,55, median = 17,25, mdus sebesar = 20; standar Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan interval kelas adalah : c. Menurut Sturges (Sugiyn, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas interval menggunakan rumus sebagai berikut: K 1 3,3lg n 1 3,3lg 20 5,29 5 d. Menurut Sugiyn, 2010: 36 cara menentukan interval kelas menggunakann rumus sebagai berikut: rengee i jumlahke elas = 2,2 dibulatkan keatas =

64 jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 3, sehingga hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi Interval Kelas Frekuensi Persen ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% Ttal % (Sugiyn, 2010: 39) Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat skr sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skr antara sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skr sebanyak 8 siswa atau 40%, dan untuk interval skr antara sebanyak 3 siswa atau sebesar 15%, serta untuk interval skr sebanyak 1 siswa atau 5%. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut : Frekuensi (%) 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 40.00% 30.00% 15.00% 5.00% 10.00% Interval Kelas 49

65 Gambar 5. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi B. Analisis Data Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji nrmalitas dan uji hmgenitas. Penggunaan uji nrmalitas untuk mengetahui nrmal dan tidaknya distribusi data yang diperleh, sedangkan penggunaan uji hmgenitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari ppulasi yang bersifat hmgen. Hasil uji prasyarat analisis disajikan sebagai berikut: 1. Uji Nrmalitas Uji nrmalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler, dan kelas akselerasi. Uji nrmalitas dilakukan menggunakan uji Klmgrv-Smirnv-Z. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui nrmal dan tidaknya suatu sebaran adalah taraf signifikansi yang digunakan 5% sehingga bila nilai sig ( ). lebih besar dari 0,05 maka distribusi datanya dianggap nrmal. Hasil uji nrmalitas dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini: Tabel 6. Hasil Uji Nrmalitas Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Variabel KSZ Sig. Keterangan Kelas Reguler 0,736 0,651 Nrmal Kelas Akselerasi 0,447 0,988 Nrmal 50

66 Dari hasil diatas diperleh nilai sig. masing-masing variabel lebih besar dari 0,05, sehingga disimpulkan semua data dinyatakan nrmal. 2. Uji Hmgenitas Uji hmgenitas menggunakan uji F dalam penelitian ini akan menguji (H) bahwa varians dari variabel-variabel tersebut sama. Untuk menerima atau menlak hiptesis dengan membandingkan harga F hitung dengan F tabel pada taraf signifikansi 5 % dan dk yang dipakai atau membandingkan nilai p dengan 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila Sig > 0,5 berarti varian sampel tersebut hmgen. Hasil uji hmgenitas dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Uji Hmgenitas Ketiga Variabel F hitung df1 Df2 F tabel Sig keterangan 11, ,17 0,220 Hmgen Dari perhitungan diatas diperleh harga Sig. sebesar 0,220, harga pada taraf signifikansi 5 % nilai Sig. 0,956 > 0,05. Karena nilai Sig. 0,220 > 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hiptesis yang menyatakan varians dari ketiga variabel yang ada sama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians ppulasi hmgen. 3. Uji Hiptesis Hasil perhitungan uji nrmalitas dan hmgenitas menunjukakn bahwa sebarannya nrmal dan variansnya hmgen, sehingga data dianalisis lebih lanjut dengan statistik parametrik. Berikut adalah hiptesis yang akan diuji 51

67 H : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Ha : Ada perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Untuk menerima dan menlak hiptesis adalah dengan membandingkan harga t hitung dengan t tabel atau membandingkan nilai p dengan 0,05 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis uji-t dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Hasil Uji Hiptesis Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi Variable N rerata t hitung t table (0,05)(38) P (sig.) Kelas Reguler 20 20,35 2,859 2,021 0,001 Kelas Akselerasi 20 17,55 Dari hasil tersebut dapat diketahui t hitung =2,859 lebih besar dari pada t tabel = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga t hitung lebih besar dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau p <0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hiptesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta diterima. Dengan demikian Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang 52

68 signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Besarnya rerata yang diperleh dari masing-masing variabel adalah sebesar 20,35 untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan 17,55 untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi. Sedangkan perbedaan rata-rata keduanya sebesar 2,8 dengan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler lebih banyak. C. Pembahasan Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar psikmtrik pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan Kelas Akselerasi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Dalam pengujian hiptesis pada penelitian yang dilkakukan di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta untuk hasil belajar psikmtrik senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi diperleh t hitung > t tabel dan p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 % dan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Dilihat dari faktr-faktr yang mempengaruhi hasil belajar gerak perbedaan hasil belajar pendidkan jasmani senam lantai guling belakang yaitu: 53

69 1. Keterampilan a. Gerakan awal, siswa kelas akselerasi masih banyak yang psisi lutut dan kaki saat jngkk membuka, telapak tangan berada di atas telinga selain itu psisi dagu juga tidak menempel dada. Sedangkan untuk siswa kelas reguler rata-rata melakukan gerakan awalan dengan benar b. Gerakan pelaksanaan, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler ratarata gerakan pinggul kurang kuat mendrng ke atas, psisi lutut juga agak jauh dari badan, psisi kepala tidak menempel dada. Namun siswa dari kelas akselerasi ada beberapa yang gerakan pinggulnya tidak mendrng sehingga gerakan saat mengguling menjadi miring ke samping c. Gerakan akhir, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-rata saat psisi mendarat kedua kaki kurang stabil, tetapi untuk kelas akselerasi masih banyak yang psisi mendaranya menggunakan lutut 2. Bimbingan guru dan kndisi pembelajaran Dalam memberikan bimbingan guru tidak memberikan perbedakan antara kelas akselerasi dan keas reguler. Namun karena kelas akserasi adalah prgram percepatan maka guru lebih memadatkan dalam membe rikan materi untuk kelas akserasi dibandingkan dengan kelas reguler. Ujian semester dilakukan tiap 4 bulan sekali untuk kelas akserasi sedangkan kelas reguler dilakukan 6 bulan sekali. 54

70 3. Mtivasi Siswa kelas akserasi rata-rata terglng pendiam sehingga saat kndisi pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kurang berminat dan termtivasi. 4. Keadaan latihan Siswa kelas akserasi lebih takut untuk mencba melakukan gerakan senam lantai guling belakang dibandingkan dengan siswa kelas reguler sehingga kedaan latihan siswa kelas akselerasi lebih rendah disbanding kelas reguler. Untuk faktr-faktr yang lain seperti pengalaman masa lalu, faktr keturunan dan faktr lingkungan tidak dapat dijelaskan leh peneliti karena keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang yang dimiliki leh siswa kelas regular lebih baik dibanding dengan kelas akselerasi, karena kelas regular lebih aktif dalam bergerak dan lebih senang untuk mengikuti pelajaran penjas dibadingkan kelas akselerasi. Kelas akselerasi lebih cenderung terpacu pada pelajaran dibidang akademik saja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi guru terutama guru penjas agar anak-anak yang berada dalam kelas akselerasi juga memiliki hasil belajar. 55

71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis menggunakan prgram SPSS versi 19.0 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar psikmtr senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta. Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperleh nilai t hitung =2,859 lebih besar dari pada t tabel = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga t hitung lebih besar dari t tabel dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka H ditlak dan Ha diterima. B. Keterbatasan Penelitian Meskipun dalam penelitian ini telah diusahakan dengan sebaikbaiknya, namun tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan yang ada, diantaranya : 1. Siswa kurang kndusif dalam mengikuti pembelajaran. 2. Keterbatasan pengamatan bserver dalam memberikan penilaian gerakan siswa yang melakukan guling belakang karena gerakannya cepat. 56

72 3. Keterbatasan peneliti hanya membandingkan hasil belajar psikmtr senam lantai guling belakang. Peneliti tidak mencari tingkat hasil belajar dari ranah kgnitif dan afektif. 4. Keterbatasan peneliti dalam menentukan teknik pengambilan sampel lemah sehingga peneliti kurang fkus dalam pengambilan data. C. Saran a. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta hendaknya lebih tegas dalam menyikapi siswa yang bercanda saat melakukan pembelajaran senam lantai guling belakang. b. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta hendanya lebih memtivasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk berani melakukan guling belakang. 57

73 DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Ateng Pengantar Asas-Asas dan Landasarn Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktrat Jendral Pendidikan Tinggi, Pryek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Agus Mahendra Senam. Jakarta: Depdikbud. Arma Abdellah Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktrat Jendral Pendidikan Tinggi, Pryek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Cnny Semiawan Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktrat Jenderal Pendidikan Tinggi Pryek Pendidikan Tenaga Guru. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas Pengembangan Perangkat Penilaian Psikmtr. Jakarta: Direktrat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktrat Pembinaan Seklah Menengah Atas. Depdiknas Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Seklah. Jakarta: Disdakmen Desmita, M.Si Psiklgi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rsdakarya. Farida Mulyaningsih dkk Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas IV SD / MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasinal. Imam Hidayat Senam dan Metdik. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktrat Jendral Pendidikan. Jhn & Traetta Mary Dasar-Dasar Senam. Bandung: Penerbit Angkasa Kadarsih Perbedaan Prestasi Akademik Kelas VIII Cerdas dan Kelas VIII Olahraga di SMP N 2 Imgiri Tahun Ajaran 2009/2010. Ygyakarta: FIK UNY. Diakses 5 Desember 2012 K. Mahmudi Shleh Olahraga Pilihan Senam. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktrat jendral Pendidikan Tinggi Prtek Pembinaan Tenaga Kependidikan Lken, Newtn C & Willughby. Rber J Petunjuk Langkah Gimnastik. Semarang: Effar Offset Semarang. 58

74 Maryn Menakar Kebijakan RSBI Analisis Kritik Studi Implementasi. Ygyakarta: Magnum Pustaka. M. Ichsan Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktrat Jendral Pendidikan Tinggi, Pryek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Muhajir Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Nana Sudjana Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Bandung Nasutin M. A Berbagai Pendekatan dalam Prestasi Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. RA. Dewi Sekar Melati Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan Dan Kelas Biasa SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blra Kabupaten Blra Tahun Semarang: Skripsi. Diakses 9 Oktber Reni Akbar dan Hawadi Akselerasi; A_Z Infrmasi Prgram Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indnesia Rji Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Sayuti Sahara Senam Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Setiawa Adi Nugrh Perbedaan Tinkat Kesegaran Jasmani Siswa kelas VIII Bilingual dengan Reguler di SMP N 3 Gdean Tahun Pelajaran 2010/2011. Ygyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 8 Oktber Sugihartn dkk Psiklgi Pendidikan. Ygyakarta: UNY Press Sugiyn Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung Suharsimi Arikunt Prsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunt Prsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata Metde Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafind Persada. 59

75 Sundy Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Seklah Dasar Negeri Kepatihan Di Daerah Perktaan Dengan Siswa Kelas V Seklah Dasar Benw Di Daerah Benw Di Daerah Pegunungan Di Kabupaten Purwrej. Ygyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 13 Desember 2012 Syaifuddin Azwar Gramedia. Metde-Metde Penelitian Masyarakat. Jakarta: W.S. Winkel S.J Psiklgi pengajaran. Ygyakarta: Media Abadil. W.S. Winkel S.J Psiklgi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Yusuf Adisasmita Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani: Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktrat Jendral Pendidikan Tinggi, Pryek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. 60

76 Lampiran 1: Surat Pembimbing Prpsal TAS KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN TINIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA Alamat : Jl. Clmb N. l, ygyakarta Telp. SrcAg2 Nmr : 288/PORD(I120L2 Lamp. : I bendel Hal : Pembimbing prpsal TAS I Nvember 2012 Kepada: Yth. Drs. F- Suharjana, M.pd. Fakultas Ilrnu Kelahragaan Universitas Negeri ygyakarta Diberitahukan dengan hrmat, bahwa dalam rangka membantu TAS untuk persyaratan ujian TAS, climhn kesediaan pembimbing penulisan TAS saudara : mahasiswa dalam rnenyusun BapaMbu untuk menjadi Nama ;.Tnyprihatmk NIM : Judul Skripsi 2 Perbetlaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani "Senam Lantai Guling Belakang" Sisrva Kelas VIII Antara Kelas Akselerasi dan Regurer tli SMP Muhammadiyah 2 y gyakarta. Bersama ini pula kami lampirkan prpsal penulisan TAS yang telah dibuat leh mahasiswa yang bersangkutan' tpil/judul tidaklah mutlak. Sekiranya kurang sesuai, mhn kiranya diadakan pembenahan sehingga tidak mengurangi makna iari masalah yang diajukan. Atas perhatian dan kesecriaan Bapak/rbu disampaikan rerima kasih. POR, NIP. t I 001 File. : Pemb. TAShnyelctc/ I 2 61 ffi@

77 Lampiran 2:Lembar Pengesahan TAS LEMBAR PENGESAIHN Prsal penelitian tentang :.?ERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GIJLING BELAKA}IG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MTJIIAMMADTYAH 2 YOGYAKARTA.' Nama NtrtzI Prgram Studi : pjkr : TONY PRIIIA'TMOKO : O A04 Telah diperiksa dan dikatakan layakuntuk ditetiti : Ygyakarta, 23 J anuai 2013 Dsen Pembimbing NIP r Dm. F. Suharjana M.Pd NrP A3 t OO2 Kasubag Pendidikan FIK Uhl-Y Sutiyun, S.Si NrP s22 t t 62

78 Lampiran 3: Surat Permhnan Ijin Obsevasi KEMENTRIAN PEIYDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN I]NTVERSITAS IVEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAIIRAGAANT Alamat: JI. KlmbN. I Ygyakart4 Telp, (0274) psw255 Website : ( humas_fik@uny.ac.id) Nmr : 2293/llN.34.l6nP/2013 Lam:- Hal : Permhnan Ijin Observasi Ygyakarta" 17 Desernber 2Al2 Kepada Yth Kepala SMP Muhammadiyah2 Ygyakarta di Ygyakarta Dengan hrmat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi dengan judul "Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas RSBI dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta" kami mhn Bapakllbu berkenan memberikan ijin bsevasi mahasiawa FIK Universitas Negeri Ygyakarta : Nama Mahasiswa : Tny Prihatmk NmrMatrasiswa : 096A Prgram Studi : PJKR Pelaksanaan Observasi : Wakhl : 14 Januari 2013 Tempat/Seklah : SMPMuhammadiyah2 Ygyakarta Demikian atas bantuan dun lji" yang diberikan, karri mengucapkan banyak terima kasih. Dsen Pembimbing, Drs. F. Suharjana" M.Pd. NrP I 63

79 Lampiran 4: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru Penjas - HASIL OBSERVASI DAI\T WAWAI\ICARA DENGAN GT]RU MATA PELAJARAN PEIYDIDIKAI\I JASMAM Seklah Nama Guru Alamat Tanggal SMP Muharnmadyah 2 Ygyakarta Dra.Ismiyati Jl. Kapas IIN. 7A, Kec. Umbulharj, Ygyakarta. l5 Januari 2013 Daftar Pertanyaan Wawancara l. Bagaimana pembelajaran perfas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannya dengan kelas reguler? 2. Bagaimana minat dan mtivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selama mengikuti pembelajaran penjas? 3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikuti ekshakulikuler? 4. Siswa yang lebih sering mengikuti perlmbaan khususnya dibidang lahraga antara kelf akselerasi dengan reguler, lebih dminan yang mana? 5' Bagaimana jumlah KKM untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atau berbeda? 6. Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas pada materi senam lantai guling belakang? 7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melalrukan guling belakang? Jawaban Wawancara Dengan Guru Mata pelajaran l. Bagaimana pembelajaran penjas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannya dengan kelas reguler? Jawaban: Pelaiaran penias diberikan I kali seminngu dilakukan selama 2 jam pelajaran untuk masing-msing kelas tersebut. Materi penjas yang diberikan kepada keduanya sama namun untuk kelas akselerast lebih diperpadat karena kelas akselerssi merupakn kelas percepatan yang hanya menempuh pendidilmn selama 2 tahun. 2. Bagaimana minat dan mtivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selama mengikuti pembelajaran penjas?.iawaban: Minat dan mtivasi siswa dari kelas akselerasi memang lebih rendah dibanding kelas regulqr karena lebih ffus kcpada hal-hal akdemis saja. Namun mereka sadar balwa penias membuat tubuh mereka bergerak dan penting untuk menduhtng mere ka dalam berahivits.

80 3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikuti ekstzkulikuler? Jawaban: Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyakyang menyalurkan bakat lahraga dengan mengihtti ekstralatlihtler lahraga sedangkan siswa ketas alrselerasi lebih suka mengilwti ekstrafulihtler dibidang akademik seperti KIR, PMR" English Club dan lain-lain. 4. Siswa yang lebih sering mengikuti perlmbaan khususnya dibidang lahraga antarakelas akselerasi dengan reguler, lebih dminan yang mana? Jawaban: Siswa dari kelas regular juga lebih perlmbaan dibidang lahraga knrena banyakwahu berlatih. banyak yang mengilaii perlmbaansiswa kelas regular lebih mempunyai 5. Bagaimana nilai KJ<M untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atau berbeda? Jawaban':. Untuk nilai KKM antara kelas akserasi dan kelas regular itu berbeda. Nilai KKM untuk kelas alxelerasi 76 sedangkan untuk kelas regular 7I Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas pada materi senam lantai guling belakang? Jawab: Pembelajaran penias pada materi senam lanti guling belakang latrang begitu diminati leh sisw. Materi yang lebih diminati leh siswa adalah materi permainan seperti sepak bla, futsal dan basket. 7. Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melakukan guling belakang? Jawab: Kesuliatan-kesulitan yang sering dialarni leh siswa dalam melakukan guling belakang adalah swalan dan tumpuhan tangan kttrang kuat sehingga mengakibatlran gerakan berguling tidak sempurna. Selatn itu rasa percrya diri siswa juga sangat kurang dikarenakan ketalutan sebelum mencba. yati Ygyakarta" l3 Februari 2013 ru NrM A04 65

81 LAMPIRAN 5: Daftar Nama Kelas VIII Akaselerasi dan Reguler DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 N Nama Jenis Kelamin 1 ARR P 2 AA L 3 AWP L 4 AND L 5 ARM L 6 ADBC P 7 DS P 8 DAY P 9 DRP L 10 ETP L 11 EFH L 12 FAR L 13 FAFNJ L 14 FHO L 15 FEA P 16 FNF L 17 GAW L 18 HIP L 19 LRA P 20 MGW L 21 MM L 22 MW P 23 MYN P 24 MAPU P 25 MD P 26 MBR L 27 MIW L 28 MRAP L 29 MRP L 30 MRN L 31 NA P 32 RF P 33 RFH L 34 RN P 35 RANE P 36 RAP L 37 SA L 38 SR P 66

82 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 N Nama Jenis Kelamin 1 ASS L 2 AN L 3 ARK P 4 AH P 5 ASH L 6 CR P 7 EPP L 8 FAG L 9 FAW L 10 GAM P 11 GKW L 12 HH P 13 KDP P 14 LAS P 15 LNP P 16 MBRB L 17 MRZ L 18 ML P 19 MHA L 20 MBA L 21 MDS L 22 MFRI L 23 MFSA L 24 MRA L 25 MS L 26 NDN P 27 NH P 28 NRSW L 29 RADH P 30 SLM P 31 SMM P 32 SC L 33 SR L 34 VDH L 35 VTH P 36 WIF L 37 YNF L 38 YBS L 39 ZRP L 67

83 DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII E SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 N Nama Jenis Kelamin 1 ABYU L 2 ABS P 3 AMM L 4 AFBM P 5 AL P 6 AF P 7 ADS P 8 AVWM P 9 APS L 10 BPA L 11 DSK P 12 EDA P 13 FAK L 14 FP P 15 GMCH L 16 IRS L 17 JWP L 18 JDPP L 19 KA L 20 KNMNS L 21 MWIP L 22 MHA L 23 MRS L 24 MHCM P 25 NK P 26 NIS P 27 PK P 28 RBS L 29 RDN L 30 RFRM L 31 RYP L 32 RA L 33 RNLA P 34 SAZS P 35 VSS L 36 YJS L 68

84 DAFTAR NAMA SISWA KELAS AKSELERASI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 N Nama Jenis Kelamin 1 AR P 2 AS L 3 AR L 4 ARR L 5 ADL P 6 ARFB L 7 CSPP P 8 DPW P 9 DIZ L 10 EE P 11 ERP L 12 FBM L 13 FMKQ P 14 HW P 15 MNZR L 16 NAP P 17 NRA P 18 PAC P 19 REH L 20 VI L 69

85 Lampiran 6: Surat Permhnan dan Pernyataan Validasi Dsen Ahli STIRAT PARMOHONAN Dengan hrmat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akliir Skripsi kami mhn kepada Ibu Farida MulyaningsitL M.Kes. bersdia untuk memberikan penilaian dan masukan pada Lembar Penilaian Presrasi Belajar Psikmtr *Senam Lantai Guling Belakang' yang disusun leh : : Tny Prihatmk NIM : A4 hgrarn Studi : " PJKR Demikian, atas bantuan yang diberikan kami mengucapkan banyak terima kasih Ygyakarta I 6 Januari Dsen Pembimbing Drs. F. Suharjan4 M-Pd. NrP I 002 "2",, f-y rny nih#rk NIM /;004 70

86 PERIYYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Pekerjaan : Dsen : Farida Mulyaningsih, M.Kes. : FIKUNY Menyatalcan bahwah saya telah memberikan penilaian dan masukan pada LembarPenilaian hestasi Belajar Psikmtr Senarn Lantai Guling Belakang-yang disusun leh : Nama NIM -': A960?44AA4 I Prgram Sturdi, PJKR I&rapan sayq masukan yang saya berikan dapat digunakan mhrk menyempuraakan lapran Tugas Akhir rnahasiswa yang ber,sangkutan. Ygyakat4 2l Januari 2013 Farida Mulyanine$h M.Kes. NIP. l96307rit l9e8t l

87 ST}RAT PERMOHONAN Dengan hrrnat, disampaikan bahrva untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi kami mhn kepada lbu Sri Winarni, M-Pd. bersedia untuk memberikan penilaian dan masukan pada Lembar Penilaian Prcstasi Belajar Psikmtr "Senam Lantai Guling Belakang" yang disusun leh : Nama Tny Prihatmk NIM 0960t24400,4 Prgram Studi. : PJKR Demikian, atas banttun yang diberikan kami mengucapkan banyak lerirna kasih Ygyakarra, l6 Januari 2013 Dsen Pembimbing Drs. F. Suharjan4 M.Pd. NIP I 002 Tny Prihatmk NIM W4 72

88 PERI\TYATAAN Saya yang b rtanda tangan di barvah ini: Nama Pekerjaan : Dsen Instasi : Dr. Sri Winarni,M.Pd. : EIKLJNY Menyatakan bahwatr saya telah memberikan penilaian dan rnasukan pada Lembar Penilaian Prestasi BelajarPsikmtr 'Senam Lailtai Guling Belakang"yang disusun leh : Nama,.-: TnyPrihafink NIM '.', A04 hgram Studi : FJKR Ilaapan seya rlrasukan )@g saya beriken dapat digunakan untuk n nyempurnakan lapran Tuga* Akhir mahasiswa yang bersangkutan. Ygyakarta, 23 Januari 2013 Validatr Dr. Sri Winarni, M.Pd. NIP v3

89 d J4 (l 9 al k -4 'a -- c{} k d -td < e{l c) FA 60 -tr J ọ H 9 cf O c\ L C\' GI Fg.l.E Ed s h l< cl CAd q M d c.l 4 c.r.lh =c ca b9\ g!i E! lif =O 5ca Z, \O 3.Fg HrV sf t\ z V pq FI z d rjd z - e ;) i- z fel z :: :,: :\: - e./. :i :.J- -: I :\: -l :.1 : : 5: : e.: :,ss '. r'- :a: ::.\t'. : ": :{:. -t-f : -T: :: G! J d c{, F d) U, --.1 ka At< -;5 Gi (t, q= E.E '6 '5 g; _v th t, a-4) L x '5 cd' q) = FE: *td =bc E* 8E -t?q E Y= &.E,H '; 4 a Z H; EE J=c.:t'>, p F t s e.c-4l)/. E h X X -(U19.* {n Ae-1 JF Fr'--:, U ik- A.i..i lj

90 - 4 u I cd A - u h efl O c\t L c'{ = cl lal. c.9 C\d^ ct= Ed -v. <c id ^> >' h : E".r Jc -\f,.2, 'Fe H Crrr ' 'tr.'z)r- -\ 'H FR n Az a e F J GI a) pa 0 d J /h \J Z3:zEJ :-\rr 60 p g d J F F c) U) :d h6j 9ls O d Fcs rr) -51 ut 6 6 n a) L U') 'a :.!vu ;=l< ;PC H-d 4i:- =ra ET.i=-l-r1:i '=u J A^')\) b EJZ? q' 9< s * F.=' AE :l c =..3*= <rl:u:rr Z, d /ir,- -O iixsd a7j-.lf! i -j tr,..i \-) i. F*

91 LAMPIRAN 7: Data Uji Cba Validasi Instrumen DATA UJI COBA VALIDASI INSTRUMEN N Butir Ttal

92 tr Ōr X() 6Z Ai tt \4?l! i{ jfa He?B Frh AY 9? z3 { FIzz tr1 f-l A3 & Fq 1=l a frl Fl s t t) 6l (()>g"r s,- -9!5 c 6S -rt c6 c.{ '5.g 'i-ul -'E 3f;! E S& _d- u F{Cr''=.i.qa(D a-g E TF}4A ; 3-54 l-. a.) - Gt b 6. C).h E.!a (/) cl b d L 4) c).!4 t(g bt) 0) c$! C) (t t c) P b (l >' cl g E(D.S C(l (d A 6d bl) tr c) E cl at c) (n CI hl E J4 d ct A al -zi ral c)t l..r I l ct Pl all -cl cll Ll l cnl a) 42 ) d 6l tr c) A L a &,! a C{ 9 6 ( ).s I q- ca\ cj 6l c, <F.. L sr c s( s.e 6l ct,aa = =c) z cl acl 5 6l E{.g 19 F.d.Uts Eg J cli -d _g 5a -v ;3 'd g x Es J{ GI F *d )1 * FE AJtr c) 5tr e6 :36 f.i =.rl * 6-Y,dX!1 'A q# P d F.g Hd 9?.- (g- Jd ct ti.i (l)(\l 5 ll GI -v (rt.l1 celg Ex He- E*r -at '6}4 '6 g --vcrl =.- Gt O. Gl Eg._ J1 s.8 s g F rhrd F*l.q tr:.qs 3 uq SAE d Hi(g '.= rd b -v it ct 5bXbn x tr.9 q.ij J i> d).9 E i' FE.9 h0 I li.91 idj4 e,grx' tr (^ ;EFE '=trbd a.tss.!4 69Ec) c't c t\l c4 ctl! -rd c, 1q-' 6Rl:Ycd-dX 'A S5. P-E S PE g ad - '.= c d.e (t^c\l- SE (\l *g *H.c 9p Ese$ #r*9 $* E's 06),XE.r, ;AnE '=EU0d A 69Eci, ts$}4 t- r-

93 cl : \ g \0 q) u, g) & (r c.l c\ + { \ ta { cc' c.l \ t\ EI 6t ct (D P'( 5 f.,cl il.}a a s.d -qs E8 J c) -!l d F, ((I Y.:l Gt e..= V E h -: q ut -\1, E X #se { c! -3 ' O-.<.* "c' '(J J4 Kt \t = (g=c c)i-.- PO. cl() Jtr EH EE g*!e (l ss M. c). c) q) b d..2d 6rl d A b c cl }4 CI -sd 'dx?i Pd =ct 'ep Ss cp dx GIY rdo OE E P A4 Gl.= ep* E gg $ 't/l(d ccc =llh $e:a 'E prr 6 O t\l= 3 b s.d -f, E tr'-v I Hsg Eg' F$ 3E b0 cl, H H.E c S^:- E SE Ff'r ae (ll! a at cl (D J4.2F Qi O.5 c.) (tl 3 6l J1 (\l t) cr, I 3 d 3 E: rd Gt r '69 a'e (Jd A=t c.l e.t 6l trl c{ ca Ed! E_9 Ebn A3=a 'XbO-6d g h E bl5 8.4* "E E It) J4 (t) 13 3 Ex.e" EE BE cdd 5.E' EGI (r). J :a s" atr fi z c r+ rn \ g ct cl GI Fr gb #a!v@ E*. E E$ 'sh 5 'Ct bc 6t cl A FV!l clx^ E = F ggs G'.9E Eg

94 q) a (D & \.t- J cl ct.13 bd- 'ti b0 l: c.e' $g a.seee t H P6 SE g H _L er{*e c.=id RlJtrct 3 (l) cl= E 8 PF ves-v GI h ctr (DKt 's CtAg se FE?A g * E btr _g'# E E * E S: geeg att).= E ES ct((l -= dj EE al (B* cl tr) ge ct -u,.y (lt '6t :r -ves $ -q's b H I d= LJ '; S.N 6E F debe

95 il F e O* XO 6z 0. dx f-h F]lq He r{z?d ae?3 13 FIzz F{ FI1 P.i? & FA ia F] Fl ct 6 5 c c(,e ) dl 6.P L6 _ll 6>\ 6'\ c{.< 6.t a 6 S 6 _s : T a- lll tz GI h g",.l -w 9 -.ri' a8-'f d- cg A ffrsgd ; u J l{ c.), (g bi) ag - (l) th t< (a CS 60 (\l L c) & d a) $ r5 () q, t< n GI c3 tr 0) al Gll.l ((ll ctl cl (l)l.l "l cdl l)l cl (l)l :l cdl 5t 6l c)l 6l l cl Rll 1l tst l l lll *7 j4 ) C) (9 tr ct GI t. Q) n q, E 0 c, P.l-) :* uill.dx -t tr5e q cl- J(r' Cg (tl O -.sa cl O. -=d ES a) J4 d'(,.i s g af :5s S d GIJ= SE g -'jf (l)e bt! :g; $ F 8.8,8 S d v k --}l a k tarlxd-d.v. -ve (t!f ct 'E! c) bll x;es" +{ H.g g ^lj.v i; c).ee: fls E:E Eg $ cst; c),x ii ut ;EFE f; E gj ti 'A S -E" g',-h S r-(l)!dcl H-99?.*) *g!i. cl e9p tt: *EE&.=J U c) ild=p EE S *t E'F AA F E '=trb0d - 69g ES-:4

96 vr \ \ d. vr.t ra l/l CA v t^ \ : t(\ c) c, {t & s( 0^ \ <.\ \ \ se{ \ \ I tr gll 6t q) F{ t &.L (n a c{ \ ({- s( \ al, c{ \ V cl \ ( N \ tn c{ cl a( r{ \ c).sa -Ud pbb de '5 c- cl H cl V E.- ({t.h E Q.<.-E Kl q) B EE B-E e cl BS M E q) tr it) q) tr a0 GI.2 ct rt) Tt d i 0 cl J CI *E eftl * (B"c' ct=tr (l);i- tu=.- eq. JF =sl.=blr S.? gtrcp dx TE () OE E gp J4 (\l.= * = E3 $ (t.h C) cle 3 at.- ss a 'E Seta E E SE -f,9 tr-v,g Bgg tsbn =c.x= s* 3E bii(, 9p'r E.8. AE d rs^.- E ry rs.!i 'F bl6 3E k sl E ct a cl. (D J.45 8 tr{- cc J4 db GI E 'it C -s '6. a'e 96t Or c\t (O c..l ca a.l c d) J. ) t' al cl (!, jl (l)-.9 Bb r 86 c) l< *F "ii 9p eid 3d bdtr cl Gl.dg 'q Fx d E e 5 geg!tr E-d.gs EE F.l tl b0 -P al cl a.{ 'a3e-v '# 0 -ll EE g.e ec) ct -\a r:_ S0 c Fl 3=6 E $e $ f; v 0.'d - tr 3rO EEsee z ca + i \.98 (ll 8B r'j4 tr a6, cl F{ f,h #B 8E

97 q, 0g (D & q d \ \ (t.' *-! \ \ l/^ \ sr Cf\ \ Cl. $ \ \ cl vr \ \ co ccl \ s\ el \ \ 6 al i* e{ \., c( \ \ - 6t0.i'r Jt $E ]N l* t,\e $8ryi b0 0..?- s( ([ c{ \ cl \ \ c/ c{ c.t tr c ct q) tr A{,la fr E & ct 'ad GI C')fr p..-.- clo ea. *E H ZE C)v EE Gl.-.il ss V {D q) q) h cl.2ar alt d OF Ard Jz CI \' ct ta hd c Kl id.\lh 8.t ttl - 6R cttr Etr a!.) ME ct at 19 ED- 'jf 0!: c-=e (ltdp $E gpj]? s=ee EE!e = T H P6 tse E H L ET E E c- - d) ed* clj4 g d 3 (l) (\l= g hx EEEg d u0 str (l trv'9 'lt * E btr g F s"g tt tr Sc )U geeg J ql J hi) g GI ES *a +a O)!I' Et (rt Eg -!: alt c a cal- P5 s EH Gt Ct E! 6-!4 E!GI EJ4. Gl C= EE L &a a.l co (\t c.t l an!el ql6! +3.E,aa EE= Ft l{ Gl.Y -v(tcl= $ -q'p (5-vg.E z r- 9 cl= L! bi) k.a 'as S FE 6 dese ql PO- '5 ES L rt) {F 5'rf EXGI?j4 3d c= JE E GI a 6t cl E{ ct 14 L.A {D tt ()?

98 Lampiran 8: Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Crrelatins Ttal Pearsn Crrelatin *.604 **.443 **.507 **.631 **.417 **.440 **.687 ** Sig. (2- tailed) N Interpretatin Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 2. Reliabilitas Reliability Statistics Crnbach's Alpha N f Items Interpretatin Reliable 83

99 LAMPIRAN 9: Lembar Penilaian Hasil Belajar Senam Lantai Guling Belakang LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SENAM LANTAI GULING BELAKANG Hari, Tanggal : Tempat : Kelas : Petunjuk Berilah tanda cek ( ) pada klm yang sesuai dengan penilaian pada tempat yang tersedia dengan keterangan skr sebagai berikut : Tahapan N Indikatr Respnden Skr Rubrik Penilaian Penilaian Gerakan awal 1. Psisi lutut dan kaki waktu jngkk 2. Psisi lengan dan telapak tangan waktu jngkk 1 Psisi lutut dan kaki waktu jngkk terlalu membuka 2 Psisi lutut dan kaki waktu jngkk membuka 3 Psisi lutut dan kaki waktu jngkk rapat 1 Psisi lengan ditekuk terlalu jauh ke belakang dan telapak tangan tidak berada di samping telinga 2 Psisi lengan ditekuk tidak membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga 3 Psisi lengan ditekuk membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga 84

100 Tahapan Gerakan pelaksanaan Indikatr N Penilaian 3. Psisi dagu dan kepala waktu jngkk 4. Gerakan pinggul saat akan berguling ke matras 5. Psisi kedua lutut saat badan berguling di matras 6. Psisi kepala Skr Rubrik Penilaian 1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan) 2 Kepala menunduk tapi psisi dagu tidak menempel di dada 3 Psisi dagu menempel di dada 1 Gerakan pinggul tidak mendrng ke atas belakang 2 Gerakan pinggul kurang kuat mendrng ke atas belakang sehingga psisi mengguling tidak bulat 3 Gerakan pinggul sangat kuat sehingga psisi mengguling menjadi bulat 1 Psisi kedua lutut jauh dari badan 2 Psisi kedua lutut agak jauh dari badan 3 Psisi kedua lutut deket dengan badan 1 Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan) Respnden

101 Tahapan Gerakan akhir N Indikatr Penilaian 7. Gerakan kedua telapak tangan 8. Psisi mendarat setelah mengguling Skr Rubrik Penilaian 2 Kepala menunduk tapi psisi dagu tidak menempel di dada 3 Psisi dagu menempel di dada 1 Kedua telapak tangan tidak menempel di matras 2 Kedua telapak tangan tidak menekan matras sehingga tangan kurang lurus dan kepala terangkat 3 Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat 1 Mendarat bukan dengan kaki cnth dengan lutut 2 Kembali mendarat dengan kedua kaki kurang stabil 3 Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil Respnden Ygyakarta, Februari 2013 Observer (.....) 86

102 Lampiran 10: Surat Permhnan ljin Penelitian dari Dekan FIK I-Il.iY Lamp : Hal : I bendel Prpsal penelitian Permhnan Ijin Penelitian Kepada Yth. Dekan FlK-Universitas Negeri Ygyakarta Jalan Klmb N. I Ygyakarta Dengan hrmat, disampaiakn bahwa untuk keperluan pengambilan data dalam rangka penulisan Tugas Akhir Skripsi, kami mhn Bapak Dekan berkenan membuat surat ijin penelitian bagr : Nama Mahasisrva Nmr Mahasiswa Prgram Studi Judul Skripsi Tny Prihatmk PJKR Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Ygtakarta Pelaksanaan pengambilan data Waktu Tempat/Objek : I Februari Vd 28 Febnta{i 2013 : SMP Muhammadiyah2 Ygyakarta Atas perhatian, bantuan dan terkabulnya permhnan ini, diucapkan terima kasih. Ygyakarta" 23 Januari 2013 Yang mengajukan?-/ Tny Prihatmk NIM:096012M004 Mengetahuai Dsen Pembimbing NIP I 001 NIP I 002

103 B8 Lampiran ll: Surat Permhnan ljin Penelitian dari Pengurus Daerah Muhammadyah KBME]$TERIAN PENBIFIK-{N NA8IONAL UHTVEBSITAS HESEBT Y0GV.+6ASTA FA EULT46 ILMII SPSTATIg-+GAAH -4ltniqr ; Jl. Kcirrla He,l Ye IaBcr,rqr Ta!ed0??{} tiss? F? 2es hismgr I-aBp, Hcl 4l ruh,34,16/bpla0l3 I Eks, FserTlebeeqs laitr Fei:sl ilian 28 Je'iuari i0i3 Yrh. FErgsrus Deerah L'iubanrnadiyah tpnm) Yagi'Akarfa Dengbn hrmet, disambaikan bahwa untuk keperluan penganrbilan dnta dalg$l rangka penulisan tugas akhir skripsi, karni mhn berkena.n BapaUlbrr/Saudara unilk rnemberikan iiin Fenelitian bagi mahasicwa Fakultas llmu Keslahragasn Universitas Negeri Ygyaka$a : $gna }JiM : T*qfy Prii:Aiilek : i)9f0i2.4e**4 Prgrarn Sludi : PJKR Penelitian akan diiaksspai(an pada r Waktu ".: I Febzuari s/d?8 Februari 2013 TempaV0byek. : 8MP Muhanrmadiyah 2 Ygyakarta Judul Skripsi : Perbedaan Frestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII Antarn Kelas Akselrasi Dan Kelas Reguler SMP Muharnmadiyah 2 Ypgyakarta. [-]emikian surat ijin penelitinn ini dibuat agnr yang berkepentingan m.aklurn- seila dapat dipergunakan sebagairnana rnestinya. Tembusatr: i. Kepala Seklah SMP futuhamrrrad iyah 2 Y gyakarta 7. Kajur. FOR 3. Fe$bircbing TAS 4. lvlahqsirwa ybs, ra 24 s Eudark, h!.$, I 001

104 89 Laffiprran tz: iiurat Keterangan lelah ivtetakukan tsenelltran MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOIA YOGYAKARTA IilP ftluhailll,ladlyah 2 YOEYAKARIA TERAKREDITASI : A N, BAPITU/X /2008 TANGGAL 22 NOVEMBER 2008 Alamat : Jl- Kapas II N. 7A Telp. (0274) , Kec. Umbulharj, Yryakarta Website : I infrmasi_mucil@yah.c. id SURAT KETERANGAN Nmr : E.6/ 100 /a.2/ll Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Ygyakarta menerangkan dengan sesungguhnya bahrva mahasiswa yang tersebut di barvah ini : Nama. : TONY PRIHATI\4OKO N.Mahasisrva : Prgram Studi : pjkr Benar - benar telah melakukan Penelitian dan pengumpulan ciata di SIvIP Muhamrladiyah 2 Ygyakarta guna penyuslrnan Skripsi yang berjudul "Perbeclaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Gr"rling Belakang Siswa Kelas VIII ;\ntara Kelas Akselerasi f)an Kelas Reguler SIv{P lv{uharnmacliyal.r 2 Yeyakarta yang tela}r dilaksanakan mulai pada tanggal 2 s.d 6 Februari Z0l3 _ Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sesunggutrnya semga iiapat dipergr:nakan sebagaimana mestinya. NIP

105 Lampiran 13: Data Mentah Hasil Penelitian Data Mentah Ifasil Penelitian Data Kelas respd I g r..*t-l I f Iumlal a.' J 3 J J J J ) a J J ) ạ ' 2 l J 2 J a J J J J ạ ' J ' :) *,'," 3,. J 3 2 J 2 z ":,lg.t:' 2r , 1 ) 2 2 ll:" 7,r. 1 I "} 2 '), 7 t7 ':"8,,. 25 tl J L 3 -' I t 3 2 1:ill:., 2 I,, ') J J a J J J 22 J J J J a J t l, ":lj:',:, 20 4t I J z z 2 1,.I.8:,r :,18 a J J 2 )., 1 I 2 1 r , 2 2 z 2 I 2,t7 -, ,,t;t'l': t7 5J J 2 2 ) a J J J a 2 2l J 3 ) J J t 2l 58 3 J J J 3 J a) t7 2A 66 2 J 5 J J J a J J 23 J J.J -t -t -t 2 J J J ) a 3 -t a a t J I 15 r J 3 J 2 2 t,21t 3 7: J 3,,,) 2 2 ''' 29 2A } 3 3 3? J 3 3 t 3,'24', J J t9 J I 2 2 a J 2 2 J l a 105 J J 3 a J J J J J 24 2 J a J J 3 J a a J J s 109 J J a 3 J J J J 3 24 J J 5 J a J ṭ a ' J J a : J z J 2 1 ',..20t,t l9 Data Kelas Akselerasi respd rl 2 3 *l 6 7 I Iumlal t 6 E Jumlat I 3 J I 2 I,x, J J 3 j 7 t.":l:t,' z 2 2 a -l 2 l l5 t6 3 J 3 J J J 2 3 I 2l 3 2 J 2 2 J 2 2 l ) I , J , :.19, J? l. 't9,., l9 6 2 I 2 I I I I l J J , 2,,20,, J a J ,,,2iS, 20 I 3 -t + J 2 2 ) 2 2 i',2s,. 3 2 a J 2 j 3 I 2,,r:'lg:' 20 9 I J J a 2 I t5 2 I ? 1 l4 14.s a J a) a,,, 2 I 2,,,:18,', t9 11 J J J J J J 3 J J J 2 j t2 3 2 a J J J J 2 2 2t J 2 J a J 3 J 2 2 2t 2t 13 J: J 2 2 j 2 2,,,.1*,: J? ,, ).'::18...: l8 l4 3 2 ' I,l?' 2 2 a, j \ 16.5 t5 I 2 2 I 2 I I I l1 I 2 2 I 2 I I I 1l 11 t6 3 j t ':11,', 3, 2 2 j t7 t t,,,.16,, :116:'t: t a n ', -,16f.' 2 3., t ': li[:., J t J 2 l t A 2 2 t J 2 2 J 2 2 l ,, t7 [T] PUTRI 90

106 .i "t & Fr r<i a OR X(J 6Z F.< t4. V?bFl ld rh HZ V)J 4q 6e p E2 E4 si {E zz frl H Oi? Fq r=i a f-] F1i c{ 5 -{5-6 T 6d b, b0 RI t-- Li Cd H 6 -{) g- -,,5 s 5 p c( -S 6. 5\ -6 6 E E ! u> EE c JJ' 6< & d - 8, '? ijcla b6 6 FM A.i ; Jl l-r q.) ' (\t s p (.).A lr J4 (f) cd b0 (g l-< {D +-l q) J4 d b{) () al " (.) v, kq) b c(d >\ I (6.l di HI (!)t Pl dl 'dl cdl.l idt -l csl dl idl.t -l HI bl c1 I 0)l :ft c li 3ll cn l; (1)lj vt I, l dt dl )[ trt ^l -vl cl (dt vt e.j *7,^I I \vl Jll OI 9l "rj I HI Pl al dt kt ()l c0 I, rt Arti J'. & 6 q) A fr,a &, a c cl \ \ a \ c- : \0 rn t ta l:t e c\ \ \ \ tr \ \ ia!f, \ ra N q.= Gtd.:(# EF z ac c F tjd = *.v a.l) =(Lr JH ($.:< t(g 9t< - {l) JrP 3:z '6.v, 'd 10 )g =H,y Cd F JI d(g JJ4 H* 13tr.-a h& 'd 9p =e { (E (J s/"8,& 'EE#P d'u B.g d J4 EE (l.) O6 +J JI CS & d J4, \ (g!d tr 4(g F- ti 'a.v '= b x J4 (Ba. 4(d ge._,& d' J.dA -V -r3 ;: -g bf EE[$ d-v* c ad cd-v= b --. (s ) ax'e 4{)c P'j3 ad u) - 6d i^i. ':{ 51 6I} e- s d,g fi c.t cn (\t q GI U\/ a-va7 H A. H v) gxcd-d.y ' A H _q ', S a-oo d H- #-.-.l t \ \/ O. s &'g.v x'd vf{* '.5()b I \/! Jt* EEgtb tr tr.l.9.14 l: '.ge: ' HE.9 Hr g F 1a 'aa a.s 'H fi bo irt E H Es * $ 4s!ui U dx b P -5g9bb Jd+i'H tr.gj sb.ri Q'l P F"E $ H's H 's 4 =6 :FE S S HEe s

107 r.l v / j ^J t AJ q).v -5/ (sdc - b P K a3 de SE vc. (c _v. cj 't? cc:ld r}. ii qd,,9gb tr.('.d 0d vtd tlu 't' = Q5 (tt a-- q) ep< Jltr E tr6 =cl eh g* : 'ct ct!.d cv E ' b{) (d J4 (d {6 #- 6!6 =(d QQ c.r 9P J< trtr do ld,: dy t<k c) q) OE Esr v d H * ::(v- H6 = * H. A * CuiC) -eh b()ar(/t ((t.- = b -v '6 E"p&r do(d= g 5 $5 dylr-.l4 E Hgg cs b =c +la s$ :tr u9 bo ED 'al= qp'6 E Li. - Atll.- -s s g.!'? lu +. q.) rhq)c 3{ d '13.q Cd E') cl rt l j1, J4 GI {) cd H G} 5 {r q. (l)((, J4E 'A. 6'f El C) -v vc #h ecti '2 cd =' tr dcd :. Ex E 6JdA EEF # HT 6d ''.8.2d 6A OE &.- OE Q..- de) O.-!A -vc 2c) EB EE 0)v EE.E.JJ cd Q(" EE',y, Cd ' d6 b cd (dhr J4k 8.s cd- EB. 'a )q) tr 0)() ME e()' djd gb dd S9==th t Se FE.P.EEbF \./. d - Et CS t. XbO -vs.g.rt/)ae=.3. *r E C" i: i.. 8 EiE tr (d.9g qa (J 0) Or J4 qe d i:a * -v, tr (v EEs

108 ca cq l-. cll F{ I f! '$i /.9 Pr/) d H- JZO >) b0 a J I cvl \ -v 'b- dd '5 b:j rv EH F, T -9n-eH * S P.6 FEEF ir{fp d[7cl c (dfp dj N [,Gl H d ct g cl(utrlk4 S'E M Eg.V cl b ErC (g 'a (gi trv)9 Gl rr a0h= ) t: kfrr* diie sg e s E' (l) L' AI. CJ *, al brb c! tr bdgl 3e.-H(d ggfg g GI J4 d(d b qd 'u4 ccd t4, 1b0 = -t) d *l0) (v.cl (q-l1 ts E.g aitr a d f!.54a cd!j lf (l)c! b0: d 9.d d= Fs 6.A ri 'd' Gt b0 8E 8 dehe F *-b ti i{ dt

109 (3 cl \ Q t- -\ts 'l., I 4,v L..q),.;. \ l,a s rq. \ r! )b' &' F rs a 9r, 6z O- tvu?fr h{ d fe1 lr1 ri Faz 7F F av r-'l p rtr 2Z ji zz ld fyl., 3 FA H a fri '-I q c s 5 g ct a -+) - 6dl (s b b0 crt F L (d 6 -P i; 6 JL $ s -< 6 t E 6 -g 5 t - te5\ '6 6tcr 5 r/) '< g H I 9-8,- '? ijcca l.i.:: (l) q,l +. O) F-M A.< p C) U) k J1 tt) d rd b0 s (d bi). cd '1, (.) v) lr 6.) >. q c). cd, d (d 0) q 50 1) T' d v) 0) ta b cd J1 (tt (E O. -7 j4 q) (). (g ' {-,.tr CO t< 0) cal tr () a aqt q) & cq crl \ \ 6 \ F \ \ \ n \ t C) F.{ L.Q: li. a rf) FI 5E!.= -gg ;a =q) z CE [-{ =g_s x"e *q &ts Gl ;-< '(g *E t 0,) JJP Ay I I J1 (g B 'iil ct -v# H* '(JtrC) +rh )\r H.; 'd i.& 'r -v : 'dg ^b P :* q-y,d-\ 'As*P -i d b.q d.v (d-i Lr (g (D LJd E J4 d.,9 (g # "(g a rcd c: r< 3v '6 -= '6.y,!P A.a *JZ da. r{(d ge.* J1 d 'TJ J ;i =dd g bf IHRtb E I.E s6 s s b 'i :9 tr.e h u2 'A -. cj - E OO i-!' E.EgE * & x'(l -g &.s Y-* '50)h \/ O. *HH.gJ se rj q= P FE g l0; E.b ()Xi=vj -R(h '4fl F-s ';x tr b i\t BEe \ *F x' *d= -*qj # b 4; E $ *d(t i'i t/ ry H 4 ll,ix tr tr #r-gf c!, ta. \ (fi d UV ^-v 7 /)dxd-dj4 'i b )f b _:l bs' AEl-:d-dq a-o()d Hd p.'i e.i F"g s E" c 9'ar cr,l<l!m.6p_hii 4. 'li trl b,0 ld S HEe.+

110 il rr q, t J I -t t d \t h t rn c) -v &tr (lt aj 'q 0 de cll 4. Esz (d csnd.= d JEB xd..d Cg..i 64 Y r/)lu '(J R5 0- cd C) t)" Jtr 9 tr6 ZE 9-v Ia cd!e :" V'U h cd J4 (tl.: q) -cj * U) ( cd b 61 ' PP.v.= br) p.g do sb dy t< H- 0)(} OE E sv J( cd.= { E E3 $ A u) c.) (dc L.; cd.- = $ j.h tr^^ 'ai'ah do<d= s b s.d (t} Y Li-v.g seg # cu b 2tr -:4 ei.i S^ Y0 39 b0 iri q0'a!nd.a H E-B dct S $ c6 l<. '= L '= t<' EE H J4 b = Cd.i-t e dtd Jl " GI '6 - a'- A J4.(59p 4F e(tt )Ei ct dd. "g E*C * 6d X^ E"EF s Hg.d Cd.HE '.3t 0= d 11) pr -vtr 1 (.) HS EE H-H a\j.=* Gl.ts 'T E' J4 d rc' d dv) h0 cj cqd rd'q p< '!f, (d* 6g dts tr Ja) (Dq) ME Fs cc <d '. { (l)(j vtj/'d)4 'A E* S : F.g 4-H Q:J=n H0) 61 & Sh j4b:jd.e H5 B'E. \J.(d-O tl. (c Bli 90.YH g 'i;'tr'lcd 6.-Pdl-,^f+ S ge.98. -l - - #E O(L)" 11 O. ll u, ci, (1 ir :t -& IY;;.g 8es

111 cft c.l tr (g tr.. It) tr{ t{ '$G) 1E fu) a J (J: Cd >r b \c Ct.\Z <!63 ' 'E h0- b IJ ts# tv H.H sn:e PH g * E P6 FHEE ad* 0()L<ci t) (t-!4 trl at rd-cd= = i5trb0x EHEg (ti b d ct "ct Fs3 AOF* A (tlile lr. Gt PELicl - 4; SD*. 5e-!Jcl - scfg v d JI cri bd E sersg H.gsa (l)li(tt0) #!l b# cltr-mgt E 3S.+. il.) fs 'E (E-d aitr ac) E PE a t i:tr cd cd.h 6JZ bi) Eg cl EJ1., cq ql Hd = g-9 (c tr b c(d'.' * Hg L,t EE 6.lt E!.d. cl Ejl -O ct d.a H4 g-e ira 9.d d'=!p k H.c d 9'6Ed.{i:A cg bo degs s *.c!t tl t

112 C' \ l.j c (.t g\ I 6 & tr F A Oa XO 6Z 0i dn fi t-{ hl FA Cn rh Irz 2d ae H? tll Li a3 El zz ri Fq F..? & FA!,. a FEI FI Id l(d I, bi) t, tc) l t-v lvt l-c i3 bi) t' c) IJ lc ld lh Itr I) IE lc l.r I td) la l& lc) l? lb lc td l3 td ct-,v Gf GI rd (d, t; I t-g l.- l.l tc) t: td I t.- I.' Rl lld l t l- IE I t9 lc I lct l. lc ld '!, C;' 'rj l lj 8. l6 l:rf= ts H ltt ^, : J5=* fi t;t tr ll -.r t'es E lds l's+,- t li; E E;s l. # l-9 ls" ls x H l-cd l! - H.-ts l( x = E'd = l.f r d - G ItsgF-H l(ll id q O I;EF}4Ata a G' au, ) & 6! g\ F $ F \e \ 6.) ra v') 6t rl t\ t t 6) A,! e tr A L,L u)!e \c (.l t(.1 v) t\ \ v) q\!t JJ.E 6l ct,r( = =q) t-{ Fl z trl 6! a E 6l ['r E-s x3 *q JlH tr5 Gl- ' -g Eg -e; 'a -v 'd g0! (n' B _v. SE EE 'cltr Eg E*.;J 'a 90 =J/ Gt + s.1 6-Y,E&, 'd pi s'd i" '.H J4 cvb J4 (g J g(tl e 'ljf h(l J5 r.{ g# 'a J4 '6 90 -lz. rd* da. ualj cl-:y cl cs H*d (l)d).u_e '5()b J c'13 'u 990 -Y ;i =dd g FES F E5 ()aie H'!P ES B $ -ljj U c).=#ud) c) -= 'fr6t= J '.9. E :' cll-. tr d;ise cd cljl= 6I)=l Gr c) s-g E'F ve9 wir.: F"g.$ d(t'-x(1)' de'e (l)r-d h idx El E-cs9'a (,) dlj E (n vh.! ur- d a). ;E E E '# tr bo irl '6 9ptr' 8.EEH A3*HE '; tr 0ilt E H Fe e.l tt c!, c.). d,!,v -_va.',heheg 'A S-q S# S' a-(l)(l}cl>a H< P.*r at, EHEs F-

113 g\ a (t r) g\ 6 ct \ t- E E& {) & \a \a at r11 l'i al Y) GI = ll \ l.t re l') ra al \ l ac cg. GI \!', * 5; IL E &: t ] a E.E 61 d,l( = z tr cl G. E c F. i) J{. J4C Gl d. Eb 'r5 C SE SF # sp ct:?c ^ cl=,(! ;1 0. M E Ss 8" *' rs E a?t *F-.d (d.he "(f..*.- +ra td Jtr EE E: ii EE H*!E SF v T,' c) EL E G) c,) u h G} rt.9. Rt 8E A. 'd br (d J4.d *E e((l 5ct Se.E Fl tr' 6O,c! Eh 6i OE E slp J Gl.= a* = E3 j./)c) $ *de ho ar v) 9s'a 'E Sex d O 6i= E b s5?! tr.-v,g HEg irt b x5 -tr $$ 3g b0 v, g.f E '5. a -B E $t $E g L Cg 'rt a G} d. 0).t4.9, e 8E cl5 6 )4 GI b0 cli U 6, 5 'ir E g G' cnp.b.f O{ t a. c.l: i.l e!. c.t!- C) dlz gb H-L!tl:3=h i4b=(c F $E P..h.F*vF \J O.6d- tr 6 Er tsx qp ]zh.h C) J 6") n1 aa t$..*ttaey! p{'=-5! Gt crt '. -s ']' cs J4.9 tsb 88 A!d:: ia \, Eg b-l *H #. Ei c) J' *5..u 9p 5'l' bc al G,.d a" Fx 'lj *-'' t+x^ E=F ts6 F ME'U -= (, 8S &Ji

114 c \ t dt \ A c) F en it) & 6 g\ F t ts- \a \ ra ra r.{ ra cn l (ll s i) g.s li c -V d >t b!.l l t i \ (r) t ft vl al q\ rl E G. \ i EI Fi E. E & d.he '(, Q.r.-'(] d- s8. g *E trid 5c cli Ja H (l.n R,- B$ Mii () a. E C) 6( ), s h0 (a- E.9 c 8E {E 'v 6d (g(a 0 srl ct ct ai i (d- 6R 6J, E ttr =) ll) VE J] -9 cgd '5 brd h -I: ps H.s 3.e H r HE * 86 E H 4 L Ri*+ d)c.v) dj4 tr (d :'tu(g= ".trx _trtf ves-v (d bi) ctr c)lq <, ' trutg CdCdtts 9pE 4 6Aa9 HRI_ ;; $s B* F E :' E Sfr EEEg l4 cd J d, u0 E cla *- cb "dp ra ll) fse G-e E9 6E a Rt- 905 # H9p Rt G' b 6J1 E! al?j lii ct ll)lx v-v L,ii a e.l cn e.l c.) C\] e,!e 5= f,ct.u.g :Q) cd -v Jlclcd= fl Fib, deee z t\ b c I-- LJ.E FE 8 'a $ de9e d b ()- v. Hs. kan (lt EH 0)v E!(g EJ1.(tl ge c{ aci g 6l [-r RI J4 trf 'i: L/ ct

115 CA a rr G\ 6 \ F. & F Ia Oa XO 6Z 0i 4{ )t F{ jn fd rh iry l-{ l-a?d F rrr av ZE { Ftzz lel frl A? d, FE Fa f-l J c{\ s t 6 _ll s :r? g \, s) 9 :r) u-6 5< 66 t-l *E EG-s (S5L.E ') -Ad Fa (U- ef&- ; ll L I (rl a0 RI.. d) v, t J4 (h E ct 0 GI k rt)!) 14 tr d h0 c c) (lt t c, bi) tr cl >. d. c) (lt r!. g cd c c). G' a0 ett) d ut tt) b0 GIx ll $ *.? F# F* tf\4cica E ct c, 6) &.c F \a \0 G v, ral vt CI ta 6l * t \ ('t? {t) ra (^l a v.) \!t g ri (l El F{,:l l-, 4 & L. axu)!e E-.g! E[ d, 'la = f.l =l-l E_s B5 c -sh RIE E-g ia *: '6 -v 'd g -d J4 Cq ts -v, ad sq jz* FE E9 E* '6 -v 'd, 9P {-l!! 'a-9a-v * '1 - -v ee 0: $.8 51 GI F -\d (tl -!d tde.a I+ gx Eg ';! '6: 9P -.v -=d cd 9i. cl O 'i J clj -? s g F 'dhpul d,:2- tr ki KlJa= SE E.)-'E q-.ct b0 :g = $8, 8.EE fr \/ O, r.gtfd ad '5(l)h0 EE9bl lt* tr c.:-v tt E.gE: tr6 E sr E s 06)*86 ;Ess ':; tr 0d E HEe 6l c.) 6li c.) tr cq 1Jv.-k-k4Y-XtdA i^d:!rtr=&.# a!f 0 ll {) a-()rl>o xtrj:edtr H-99t.n X ru 13 (d z e..l c d cc a c 6l F tr JRt d t-? $ -v+ ll cd a) bi) *;Es r) t9 H F '.'ej u -= c) ie $ Hc 9'F 6-Ix l: ta ';;tr0td AEss &HEE

116 (t \ \ v1 \ a?t 6\ 6 6' 6\ F t F \ \D tr E aa ) d 6 ra ra Y) 6l rt1 d!i i \a t ra rn tl \ ra GI cd (l) r & L. g & &a \ + ll): J4c '\l ag cd ' a0 cl bx * se^ dhre d.= G! ncl 14 E.d 6t -2T' (,Gl OE Q.q.-E.E +)p. art -vtr EH EE H*!E Q'= g&' 'ct O a. c) 0) (ll 'rf,.9. c rl OE Oi EJ 0 GI J4 ((l *E e(d a(l' Se.= u Atr' cp cdx LH (Lr(l) OE E EE J4 cg.= E'E E AtAC) de = ((r.- se.fi. 'E Per s $E cd bo 7cr $$ SE h0 rt H ef g $E F #'F ae li (. I cl (g d,,:4 ti.5 u) rl d el5 cl '!4(( b,0 63 H Gt 'HE g 5 (g '6. 6h A{E r\, tt. l eo cn c.t lt) J4, G) \t Gt cl!trl c} 'E cd -c) lltr.es 88 O. 'tri c) ld vcl ES Pad 5'd btr dd 'rt r:. -E -$ crt X^ F?H id Or )+ V E!E.iJ Gld.E,1, = = FS cl (d c). +( 'a-ee& tr E A F_H q3=6 eid ajl 3u E $s Sg.s.5l?bg (J O*d5 Er cl :1 '1C B: ep,&h.50 fr *fi. Or=-O.al: d 6Ou' ^=' O.ll z et) rf, tat \ 6c Cll i.. hs fd;,st C) CL -d' -v H.

117 c.l e.l L GI, () fr.r d cl * d>\ u0 N c..l *ct E '.5 bdh= tr.!'l, $E a.9g-lt EE HF egl-e rdei (!JdEtrs' 5 t) G!= il) g E $g c! h0 tre c, ag T,E Ev)g &s E H c'-.ef"c:e -H g*: ; stl g E E d F Ft s"e b/i Gl ge B q :05 gs ES ct cd!h6j4 E! Er -O Gl Et' -28 al -y,.y(lt(g!l SEtS b g.d.e* S '46E6 fie8e cl Jl (g.= -.:1 l-,/ d

118 Lampiran 14: Deskripsi Statistik Statistics Kelas Reguler Kelas Akselerasi N Valid Missing 0 0 Mean 20,35 17,55 Median 20,00 17,25 Mde Std. Deviatin 2, ,91051 Range 7 11 Minimum Maximum

119 Lampiran 15: Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Guling Belakang Kelas Reguler Interval Kelas Frekuensi Persen ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% Ttal % Prestasi Guling Belakang Kelas Akselerasi Interval Kelas Frekuensi Persen ,00% ,00% ,00% ,00% ,00% Ttal % 104

120 Lampiran 16: Uji Nrmalitas One-SampleKlmgrv-Smirnv Test Kelas Reguler Kelas Akselerasi N Nrmal Parameters a,b Mean 20, ,5500 Std. Deviatin 2, ,91051 Mst Extreme Differences Abslute,165,100 Psitive,165,075 Negative -,091 -,100 Klmgrv-Smirnv Z,736,447 Asymp. Sig. (2-tailed),651,988 a. Test distributinis Nrmal. b. Calculated frm data. 105

121 Lampiran 17: Uji Hmgenitas Test f Hmgeneity f Variances Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang Levene Statistic df1 df2 Sig. 1, ,220 ANOVA Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang Sum f Squares df Mean Square F Sig. Between Grups 313, ,600 11,965,001 Within Grups 996, ,211 Ttal 1309,

122 Lampiran 18: Uji Hiptesis (Uji-t) Grup Statistics Kelas N Mean Std. Deviatin Std. Errr Mean Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler 20 20,35 2,153,481 Kelas Akselerasi 20 17,55 2,911,651 Independent Samples Test Levene's Test fr Equality f Variances t-test fr Equality f Means 95% Cnfidence Interval f Mean Std. Errr the Difference F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lwer Upper Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang Equalvariances assumed 1,556,220 3,459 38,001 2,800,809 1,161 4,439 Equalvariances nt 3,459 35,000,001 2,800,809 1,157 4,443 assumed 107

123 Lampiran 19: Dkumentasi Penelitian Gambar 1. Persiapan Sebelum Pembelajaran dimulai Gambar 2. Siswa Melakukan Pemanasan Sebelum Melakukan Gerakan Senam Lantai Guling Belakang Gambar 3. Memberikan Cnth Gerakan Senam Lantai Guling Belakang yang Benar 108

124 Gambar 4. Siswa Melakukan Gerakan Guling Belakang Gambar 5. Observer Memberikan Penilaian Gerakan Siswa Saat Melakukan Guling Belakang 109

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.

I. TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu prses pendidikan yang diarahkan untuk mendrng, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rhaniah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sri Atyanti NIM

SKRIPSI. Oleh: Sri Atyanti NIM TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI SROWOLAN KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cecep Eggy Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cecep Eggy Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era glbalisasi sekarang ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya lahraga, mereka lebih sibuk dengan pekerjaan mereka. Sehingga mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Senam Ada beberapa pengertian tentang senam dengan mengutip pernyataan Agus Mahendra (2000: 7), senam dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO

PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO PENGGUNAAN BIDANG MIRING PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MATERI GULING BELAKANG SISWA KELAS IV DI SD NEGERI BRENGKOL PITURUH PURWOREJO Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar

SKRIPSI. Oleh: Muh Badawi Anwar HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS PESERTA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMK N 1 PURWOSARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP SEHAT TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 DEPOK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING

PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PENGARUH LATIHAN METODE KONTINYU DAN METODE INTERVAL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS BOLA VOLI PESERTA EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS VII SMP N 3 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta

BAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan semua aspek gerak. Proses pendidikan jasmani mampu menjadikan manusia untuk berkembang dalam hal gerak.

Lebih terperinci

PANDANGAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PJKR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SKRIPSI

PANDANGAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PJKR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SKRIPSI PANDANGAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PJKR DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Senam Ketangkasan Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo

SKRIPSI. Oleh Hanom Yogasworo HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, PANJANG LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP JARAK TOLAKAN TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 NGAGLIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V USIA 10-12 TAHUN SD NEGERI SIDOHARJO PURWODADI PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Perbedaan Ketepatan Shooting Menggunakan Punggung Kaki Antara Pemain Depan Dengan Pemain Tengah Pada Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepakbola di SMA Negeri Wilayah

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT

KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT KEEFEKTIFAN JUMP SHOOT POSISI 0 0 DARI SISI KANAN DAN SISI KIRI RING BASKET PADA JARAK 4,572 METER PADA SISWA PUTRA ANGGOTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET SMA NEGERI 2 WATES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA PROGRAM STUDI PJKR DALAM MEMILIH MATAKULIAH OLAHRAGA PILIHAN BOLATANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA

POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGCEGAK KUTASARI PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 12 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI

MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI MOTIVASI SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB.

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB. PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIK SIDE HOP TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN BOLA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP AL HIKMAH BENDA KAB. BREBES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV

HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV HUBUNGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENJAS SISWA KELAS IV dan V SD NEGERI PASARANOM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

Oleh : Wisnu Guntur Sutopo

Oleh : Wisnu Guntur Sutopo SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KALIURIP DI DATARAN RENDAH DAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PEKACANGAN DI PEGUNUNGAN DI KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU IMPLEMETASI PEMBELAJARA KOOPERATIF HT UTUK MEIGKATKA AKTIVITAS DA HASIL BELAJAR TOLAK PELURU Oleh I PUTU JULIATII IM 0916011068 JURUSA PEDIDIKA JASMAI, KESEHATA DA REKREASI FAKULTAS OLAHRAGA DA KESEHATA

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL.

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL. HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN POWER LENGAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANTUL Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kompetensi Inti : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kompetensi Inti : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alkasi : SMA : FISIKA : X / II : ELASTISITAS : 12 JP Kmpetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLADI SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A.

Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A. MOTO Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A. Edison) Kalau anda ingin menempuh jarak yang jauh dengan cepat, ringankanlah

Lebih terperinci

Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan Peserta Didik Baru Penerimaan Peserta Didik Baru 2017 2018 SMKN 1 Dlanggu adalah Seklah Menengah Kejuruan Negeri yang berbasis Teknlgi dan Pariwisata untuk mencetak lulusan yang siap menjadi prfessinal muda di bidang teknlgi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Status Kondisi Fisik dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Yogyakarta. ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI PERSEPSI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KALASAN TERHADAP PEMBELAJARAN BOLA VOLI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar, atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup digemari

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI

MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI MINAT SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 2 KEDUNGBENDA KEMANGKON PURBALINGGA TERHADAP EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori

SKRIPSI. Oleh : Anwar Ansori HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GEMBONG KECAMATAN BOJONGSARIKABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM

SKRIPSI. Oleh Sartilah NIM UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM ) SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BALONG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI

STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01 REJASARI KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI

PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI PERSEPSI ORANG TUA PESERTA DIDIK TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SDN GROGOL I KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN IDENTIFIKASI KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 MINGGIR KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas NegeriYogyakarta untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI DENGAN ALAT BANTU KARET PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI KEJI I, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

MINAT MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR) ANGKATAN TAHUN 2010 TERHADAP OLAHRAGA FUTSAL SKRIPSI

MINAT MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR) ANGKATAN TAHUN 2010 TERHADAP OLAHRAGA FUTSAL SKRIPSI MINAT MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR) ANGKATAN TAHUN 2010 TERHADAP OLAHRAGA FUTSAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PURING KABUPATEN KEBUMEN, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang didalam kehidupan, demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidkan

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI

PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI PROFIL KONDISI FISIK ATLET ANGGAR DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga terpilih yang bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI BHAYANGKARA GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untukmemenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMK NEGERI 1 JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Senam Lantai Alokasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Sapto Nugroho NIM

SKRIPSI. Oleh Sapto Nugroho NIM TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGSARI KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TUBUH DENGAN PRESTASI SENAM LANTAI ROLL DEPAN PADA SISWA PUTRI KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 NGLEGOK KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead

PERSETUJUAN. Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead i PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Persepsi Pengurus Ormawa UNY Terhadap SCOT-Lead (School of Trainer and Leader) yang disusun oleh Zamzam Adnan FE, NIM 08601241100 ini telah disetujui oleh pembimbing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Hasan Fajri NIM

SKRIPSI. Oleh : Hasan Fajri NIM PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 PANGENREJO KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan suatu cabang olahraga yang dipertandingkan baik ditingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia senampun sudah begitu populer dan sudah

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLAVOLI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DI SMP N 1 MINGGIR SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLAVOLI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DI SMP N 1 MINGGIR SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLAVOLI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DI SMP N 1 MINGGIR SLEMAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS

SKRIPSI. Oleh Anto FAKULTAS HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LARI SPRINT 60 METER SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KALIBENING BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI

TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI TINGKAT KETERAMPILAN RENANG GAYA CRAWL PESERTA EKSTRAKURIKULER RENANG DI SDIT YAA BUNAYYA SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI

IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI IDENTIFIKASI HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENANG DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN CILACAP BAGIAN BARAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI

HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI HUBUNGAN KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI I BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN KERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PROFESI GURU DI SMP NEGERI Se-KABUPATEN CILACAP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MENDUKUNG KELANCARAN PROGRAM PPL MAHASISWA PPKHB PENJAS ORKES FIK UNY DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

FAKTOR YANG MENDUKUNG KELANCARAN PROGRAM PPL MAHASISWA PPKHB PENJAS ORKES FIK UNY DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI FAKTOR YANG MENDUKUNG KELANCARAN PROGRAM PPL MAHASISWA PPKHB PENJAS ORKES FIK UNY DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Heru Saputra NIM :

SKRIPSI. Oleh: Heru Saputra NIM : MOTIVASI SISWA KELAS IV DAN V TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DALAM MENGIKUTI SENAM RIA INDONESIA BARU (SRIBU) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GELANGAN 7 KECAMATAN MAGELANG TENGAH KOTA MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ARUM PAWESTRI SETYANINGSIH

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ARUM PAWESTRI SETYANINGSIH KONTRIBUSI KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA, KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 BATURETNO TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Tyas April Lia NIM 080210204044 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT SISWA MEMILIH EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI MTs NEGERI MAJENANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A.

Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A. MOTO Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka menyerah (Thomas A. Edison) Kalau anda ingin menempuh jarak yang jauh dengan cepat, ringankanlah

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya, melalui pendidikan manusia memperoleh pengetahuan (wawasan) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Persyaratan. Oleh: NEGERI RTA OKTOBER 2012

SKRIPSI. Persyaratan. Oleh: NEGERI RTA OKTOBER 2012 SURVEI TINGKAT SPORTIVITAS SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BRIAN KARTIKASARI PUTRI A

BRIAN KARTIKASARI PUTRI A PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 MANYARAN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Scial Budaya Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua slidaritas, yaitu masyarakat dari berslidaritas mekanik

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Alfian Suhendro NIM

SKRIPSI. Oleh Alfian Suhendro NIM HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI, KECERDASAN INTELEKTUAL, DAN PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA ANGKATAN 2010 SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI

KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS IV DAN V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 JETISWETAN KEC. PEDAN KAB. KLATEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam Freeman yang dikutip (Bambang Abduljabar, 2009:6) menyatakan bahwa, Pendidikan jasmani dapat didefinisikan

Lebih terperinci

ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN

ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN SUMBANGAN PASSING BAWAH, PASSING ATAS DAN SERVIS ATAS TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN BOLAVOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLISMP NEGERI 1 KARANGKOBAR TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Oleh : Tri Wuryankintik NIM SKRIPSI

Oleh : Tri Wuryankintik NIM SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI MUNTILAN KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN BOLABASKET DI SMP NEGERI 2 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

MINAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN BOLABASKET DI SMP NEGERI 2 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Blabasket (Ari Prasety) 1 MIAT SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARA BOLABASKET DI SMP EGERI 2 LEDAH KABUPATE KULO PROGO GRADE VIII STUDETS ITEREST TOWARD BASKETBALL TEACHIG

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012 PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN GULING BELAKANG DENGAN METODE BERMAIN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI JATI III SAWANGAN MAGELANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Disajikan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh KUKUH WIJAYANTO

SKRIPSI. Oleh KUKUH WIJAYANTO HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SD NEGERI 1 CIPAKU KECAMATAN MREBET KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH MODEL BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANGEBATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Nurteja Abiwatta NIM

SKRIPSI. Oleh: Nurteja Abiwatta NIM SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SD NEGERI PITROSARI DI DATARAN TINGGI KECAMATAN WONOBOYO DAN SD NEGERI 2 GEDONGSARI DI DATARAN RENDAH KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci