adanya perbedaan temperatur.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "adanya perbedaan temperatur."

Transkripsi

1 Visi 2 : Penggunaan unsur air bisa menjadi penarik angin karena adanya perbedaan temperatur. GAMBAR 30 : SUMBU / AKSIS ALIRAN ANGIN DAN UNSUR AIR Kebisingan Area tapak yang paling tinggi tingkat kebisingannya menurut hasil survey lapangan adalah pada sisi yang berhadapan langsung dengan Jalan Raya Kebun Jeruk dan area-area bisnis di sekitarnya. Visi : Kebisingan berkaitan dengan zoning bangunan dan kegiatan, area yang bertingkat kebisingan tinggi cocok sebagai area publik, penerima, atau area komunal / fasilitas bersama. 88

2 GAMBAR 31 : AREA DENGAN TINGKAT KEBISINGAN PALING TINGGI View Pertimbangan view dikarenakan Sekolah Tinggi Arsitektur memerlukan ruang-ruang yang bersifat inspiratif yang salah satunya bisa diwujudkan dengan adanya view. Berdasarkan survey lapangan, tidak ada view yang sangat menonjol. Namun di area sebelah Timur tapak secara luas berorientasi ke arah Jalan S. Parman, Grogol, merupakan daerah pertengahan kota yang cukup menarik pemandangannya, jika dibandingkan dengan 3 sisi yang lain. Visi 1 : Keberadaan view akan dimanfaatkan untuk membentuk ruang-ruang studio dan belajar arsitektur yang memerlukan banyak inspirasi. 89

3 Visi 2 : View bisa dimaksimalkan dengan menaikkan ruang / bangunan 1-2 tingkat sehingga memperoleh view yang lebih lebar karena pengaruh ketinggian bukaan dan orientasi. GAMBAR 32 : ANALISIS VIEW BANGUNAN IV.2.4. Drainase dan Utilitas Lingkungan Permasalahan Drainase dan Utilitas menyangkut penyediaan air bersih, air minum, serta pembuangan air kotor / limbah. Tapak diasumsikan datar sehingga tidak ada orientasi dalam pengaliran air / drainase secara khusus. Menurut survey terdapat aliran drainase lingkungan / pembuangan pada Jalan Raya Kebun Jeruk dan di sebelah Selatan tapak. Visi 1 : Diasumsikan penyediaan air bersih dan air minum berasal dari PDAM dan dialirkan melalui Jalan Raya Kebun Jeruk. 90

4 GAMBAR 33 : ASUMSI PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM Visi 2 : Pembuangan limbah dibuang ke saluran drainase limbah terdekat yaitu ke Jalan Raya Kebun Jeruk dan saluran di sebelah Selatan Tapak GAMBAR 34 : SALURAN-SALURAN PEMBUANGAN LIMBAH 91

5 FOTO 16: SALURAN PEMBUANGAN DI SEBELAH SELATAN TAPAK IV.3. Aspek Manusia IV.3.1. Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan utama di Sekolah Tinggi Arsitektur adalah mahasiswa, dosen, dan penunjang / karyawan. Antara mahasiswa, dosen, dan penunjang pada dasarnya mempunyai aktivitas yang berbeda-beda di tempat yang sama, sehingga pada beberapa tempat aktivitas yang diselenggarakan akan menghubungkan antara ketiga elemen ini. Kegiatan-kegiatan dari pengguna bangunan dipaparkan menggunakan grafik hubungan kegiatan. Visi : penggunaan grafik hubungan sebagai pemaparan sekaligus penghubungan antar pelaku kegiatan akan mempermudah pembuatan program kegiatan, ruang, dan organisasinya. 92

6 SKEMA 2 : PELAKU KEGIATAN 93

7 Kompleksitas kegiatan dalam sekolah tinggi arsitektur merupakan permasalahan utama yang harus diselesaikan. Kompleksitas kegiatan dapat dipengaruhi oleh kurikulum Sekolah Tinggi Arsitektur yang digunakan, jadwal perkuliahan dan kegiatan setiap hari, minggu, semester, dan tahun yang diselenggarakan. Visi : menghasilkan program ruang dengan terlebih dahulu menganalisis kurikulum yang dipakai, dikonversikan menjadi jadwal dengan acuan jadwal yang telah ada, disesuaikan dengan konteks tempat dan peraturan. Jadwal yang telah jadi dianalisis menjadi program ruang. Kurikulum, dan jadwal kegiatan dalam bangunan Sekolah Tinggi Arsitektur dimasukkan ke dalam lampiran. IV.3.2. Sirkulasi Sirkulasi pelaku kegiatan / pengguna bangunan terdiri atas sirkulasi mahasiswa, dosen, dan penunjang / karyawan. Karena aktivitas yang berbeda, maka antara mahasiswa, dosen, dan karyawan mempunyai kepentingan dan sirkulasi yang berbeda dalam beberapa kegiatan sehingga perlu diuraikan secara terpisah sehingga lebih jelas dan tertata. Visi 2 : Pemisahan sirkulasi antar pengguna bangunan yang spesifik mempengaruhi organisasi ruang, sirkulasi, dan zoning / perletakan massa bangunan. 94

8 Visi 2 : Jenis Sirkulasi yang akan digunakan adalah sirkulasi linear berpotongan dengan pusat sirkulasi berupa hall ataupun plaza dengan pertimbangan kejelasan sirkulasi dan kemudahaan pencapaian bagian-bagian bangunan. SKEMA 3 : SIRKULASI MAHASISWA SKEMA 4 : SIRKULASI DOSEN SKEMA 5 : SIRKULASI KARYAWAN 95

9 IV.3.3. Perhitungan Kapasitas Jumlah Mahasiswa STRATA 1 (S1) Jumlah mahasiswa dalam 1 angkatan baru berkisar orang. (Studi kasus Harvard orang) Presentase kegagalan mahasiswa sampai ke tingkat akhir yaitu 20 % dari jumlah mahasiswa tahun pertama. Selain itu juga penambahan jumlah mahasiswa diakibatkan faktor dari program pertukaran pelajar dan mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dengan tepat waktu, hal ini mencapai 20 %. ( Jumlah kelulusan mahasiswa : 40 orang x 80% = 32 orang Jumlah penambahan mahasiswa : 32 orang x 20% = 7orang Untuk program S1 diperkirakan : Foundation Tahun pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga Tahun Keempat : 40 orang : 40 orang : 38 orang : 36 orang : 34 orang 96

10 Tahun Kelima : 32 orang Penambahan mahasiswa : 7 orang + Total Mahasiswa S1 : 227 orang STRATA 2 (S2) Jumlah mahasiswa dalam 1 angkatan baru berkisar orang. (Studi kasus AA School orang) Presentase kegagalan mahasiswa sampai ke tingkat akhir yaitu 20 % dari jumlah mahasiswa tahun pertama. Selain itu juga penambahan jumlah mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dengan tepat waktu, hal ini mencapai 20 %. (sumber : Untuk program S2 diperkirakan : 1. Building Conservation (1 tahun) : 30 orang 2. Histories & Theories (2 tahun) Tahun pertama : 30 orang Tahun kedua : 24 orang 3. Sustainable Enviromental Design (16 bulan) Tahun pertama : 30 orang Tahun kedua : 24 orang 4. Design Research Laboratory (16 bulan) Tahun pertama : 30 orang Tahun kedua : 24 orang 97

11 5. Housing & Urbanism (16 bulan) Tahun pertama : 30 orang Tahun kedua : 24 orang 6. Emergent Technologies & Design (1 tahun) : 30 orang 7. Landscape Urbanism (1 tahun) : 30 orang Penambahan mahasiswa : (24x5)+(30+30)x20% : 36 orang Total mahasiswa S2 : 338 orang STRATA 3 (S3) Jumlah mahasiswa dalam 1 angkatan baru berkisar orang. (Studi kasus AA School orang) Presentase kegagalan mahasiswa sampai ke tingkat akhir mendekati 5% dari jumlah mahasiswa tahun pertama. Penambahan jumlah mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya dengan tepat waktu, hal ini mencapai 20 %. (sumber : Jumlah kelulusan mahasiswa : 20 orang x 95% = 19 orang Jumlah penambahan mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studi tepat waktu = 19 orang x 20% = 4 orang Untuk program S3 masa studi minimal 3 tahun dan maksimal 4 tahun 98

12 diperkirakan : Tahun pertama Tahun Kedua Tahun Ketiga : 20 orang : 20 orang : 20 orang Tahun Keempat : 19 orang + Penambahan mahasiswa Total mahasiswa S3 : 4 orang : 83 orang Jumlah mahasiswa S1 + S2 + S3 = 227 orang orang + 83 orang = 648 orang Jumlah Dosen Perbandingan jumlah dosen dan mahasiswa diasumsikan 1 : 8 Jumlah Dosen : 648 : 8 = 81 orang ~ 80 orang Studio 1 : 20, 20 mahasiswa dibagi kelompok kecil dibimbing oleh (20 : 8) = 3 dosen (mendekati 1 : 8 ) Studio Unit 1 : 8, Studio 8 mahasiswa dibimbing oleh 1 dosen Kuliah teori 1 : 40, 40 mahasiswa dibimbing oleh 1 dosen Perbandingan dosen tetap : dosen tidak tetap = 50% : 50% = 40 : 40 Standar Kebutuhan ruang gerak : 2.5 m2/orang 99

13 Luas ruang dosen tetap = 40 orang x 2,5 m2/orang = 100 m2 Luas ruang dosen tidak tetap diasumsikan berdasarkan perhitungan luas permeja kerja yang dapat dipakai oleh 6 orang.luas permeja = 24m2 ( Ernst Neufert, Architects Data) Asumsi kehadiran dosen tidak tetap setiap hari 50% maka dosen tidak tetap yang hadir perharinya adalah 20 orang. Kebutuhan meja dosen tidak tetap = 20 orang : 6 = 5 meja Maka Luas ruang dosen tidak tetap = 5 meja x 24 m2 = 120 m2 Total luas ruang dosen yang dibutuhkan adalah 240 m2 IV.3.4. Program Ruang Program Ruang ditentukan dari perhitungan Kapasitas (Jumlah Dosen dan Mahasiswa sebagai pelaku utama dalam proyek Sekolah Tinggi Arsitektur), penyusunan kurikulum per semester (tahunan), serta penyusunan jadwal kuliah perhari dalam satu semester. Penyelenggaraan pendidikan per semester dibagi menjadi semester ganjil dan semester genap. Kurikulum disusun dengan pendekatan kurikulum AA School London yang ditetapkan setelah melakukan studi banding kurikulum. Kurikulum disusun sesuai dengan sistem dan waktu pendidikan di Indonesia yang menggunakan sistem SKS. Adapun kurikulum yang telah disusun 100

14 dilampirkan dalam tulisan ini, disertai dengan jadwal kuliah semester ganjil dan genap. Program Ruang yang berisi kegiatan, wadah, kapasitas, standard, dan luas dilampirkan dalam tulisan ini. IV.3.5. Hubungan Kegiatan dan Ruang Kegiatan-kegiatan dalam Sekolah Tinggi Arsitektur dibagi dalam beberapa bagian utama antara lain : Penerima Pendidikan Administrasi Fasilitas Penunjang Service Visi 1 : Jenis sirkulasi yang digunakan yaitu Sirkulasi Linear Berpotongan dengan pusat sirkulasi berupa hall dan plaza di beberapa tempat tertentu. Visi 2 : Sirkulasi juga dipengaruhi oleh penyusunan kegiatan ruang yang didasarkan atas pembagian hirarkikal bangunan tradisional Betawi, yang membagi hirarki ruang dalam 3 bagian. 101

15 SKEMA 6 : POLA HUBUNGAN KEGIATAN Dari beberapa kegiatan utama tersebut, selanjutnya dikonversikan dalam ruang-ruang dengan hubungan-hubungan antar ruang yang selanjutnya akan mempengaruhi zoning dalam tapak. 102

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dihadapi dalam proyek Sekolah Tinggi Arsitektur. Pembahasan dibagi dalam 4 aspek yaitu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dihadapi dalam proyek Sekolah Tinggi Arsitektur. Pembahasan dibagi dalam 4 aspek yaitu BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan perencanaan dan perancangan Sekolah Tinggi Arsitektur dimaksudkan untuk mencari solusi / pemecahan bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. berhubungan dengan perkembangan arsitektur adalah pendidikan arsitektur itu sendiri.

ABSTRAKSI. berhubungan dengan perkembangan arsitektur adalah pendidikan arsitektur itu sendiri. ABSTRAKSI Perkembangan arsitektur Indonesia masa kini tidak bisa dipungkiri telah semakin tertinggal oleh arsitektur luar negeri dan perlu pembenahan. Salah satu faktor yang paling berhubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim : RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008/2009 Disusun Oleh : Nama : Neti Nim : 0800747274 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara, Jakarta. TOPIK : ARSITEKTUR BERKELANJUTAN- HEMAT ENERGI

KATA PENGANTAR. Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara, Jakarta. TOPIK : ARSITEKTUR BERKELANJUTAN- HEMAT ENERGI KATA PENGANTAR Puji Syukur kepadatuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam menyelesaikan Penulisan Karya Tugas Akhir ini. Karya tulis ini dibuat berdasarkan

Lebih terperinci

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia termasuk dalam universitas yang bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Persaingan yang ketat di

Lebih terperinci

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Periode Februari 2008 Juli 2008 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan masalah... 4 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INKLUSIF DI YOGYAKARTA. Siwi Gita Kartika I

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INKLUSIF DI YOGYAKARTA. Siwi Gita Kartika I KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI INKLUSIF DI YOGYAKARTA Siwi Gita Kartika I0213080 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2

Lebih terperinci

Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi...

Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DESIGN PREMIS... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR di JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009

RUMAH SUSUN DAN PASAR di JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009 RUMAH SUSUN DAN PASAR di JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009 Disusun Oleh : Nama : Vebrina Harera NIM : 0900805110 JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu 79 BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ide Gagasan Ide gagasan perancangan balai riset kelautan dan perikanan di dasar kan atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk menjaga dan melestarikan potensi kesenian tradisional dan kuliner yang ada di Trenggalek.

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.

BAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan sosio-arsitektur yaitu hubungan antara perilaku sosial masyarakat dengan hunian nya, bukan hanya pada hunian kecil nya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk BAB 3 METODE PERANCANGAN Secara garis besar, metode perancangan ini menggunakan analisis secara kualitatif yang didasarkan pada logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan rasional. Analisis kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM :

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM : PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008/2009 Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM : 0900791742 JURUSAN ARSITEKTUR-

Lebih terperinci

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Gedung Student Housing/Asrama UMB Arsitektur Interaksi Wandi

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Gedung Student Housing/Asrama UMB Arsitektur Interaksi Wandi Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana 1 LEMBAR PERNYATAAN Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana 2 LEMBAR PENGESAHAN Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana 3 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura yang tidak memiliki tempat yang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Youth Islamic Center ini menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari kawasan setempat. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI SEPAK BOLA BARCELONA DENGAN PEMANFAATAN CAHAYA ALAMI DI ALAM SUTERA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Adri Hermawan NIM : 1200973905

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG TPI (Tempat Pelelangan Ikan) merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas nelayan melakukan lelang (transaksi jual beli) ikan hasil tangkapan dari laut kepada para

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan, perlu adanya suatu metode yang akan memudahkan perancang dalam mengembangkan ide pemikiran. Metode perancangan berisi tentang paparan atau proses perancangan

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

FASHION DESIGN & MODELING CENTER DI JAKARTA

FASHION DESIGN & MODELING CENTER DI JAKARTA TUGAS AKHIR FASHION DESIGN & MODELING CENTER DI JAKARTA E s k p r e s i B e n t u k DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : AKHMAD ARDHIANSYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses merancang membutuhkan suatu metode atau runtutan langkah-langkah kerja untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan idenya. Metode dalam merancang Balai Penelitian Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan sebuah metode perancangan yang memudahkan perancang untuk mengembangkan sebuah ide perancangannya secara deskriptif.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM ABSTRAKSI i ii iii v ix xi xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Islamic Boarding

Lebih terperinci

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar MAHASISWA : Nifka

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008-2009 Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Menempuh Ujian Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN BUDAYA BETAWI ARSITEKTUR BETAWI MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN BUDAYA BETAWI ARSITEKTUR BETAWI MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR TUGAS AKHIR PUSAT PENDIDIKAN BUDAYA BETAWI ARSITEKTUR BETAWI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun oleh : ALFITRAH SUBUH 41207010024 PERIODE

Lebih terperinci

GEREJA MAWAR SHARON SATELIT MIRACLE DI JOGJAKARTA

GEREJA MAWAR SHARON SATELIT MIRACLE DI JOGJAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEREJA MAWAR SHARON SATELIT MIRACLE DI JOGJAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR. Bookstore (TIMES ) Jl. Terogong Raya No: 3 Cilandak Barat- Jakarta Selatan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR. Bookstore (TIMES ) Jl. Terogong Raya No: 3 Cilandak Barat- Jakarta Selatan TUGAS AKHIR PERANCANGAN INTERIOR Bookstore (TIMES ) Jl. Terogong Raya No: 3 Cilandak Barat- Jakarta Selatan Disusun Oleh : Nama : Enggar Knangkanna NiM : 41707010002 FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DES

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

Lebih terperinci

LP Pemuda Yogyakarta dengan Tinjauan Mental Psikologis

LP Pemuda Yogyakarta dengan Tinjauan Mental Psikologis DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Abstrak ji j Daftarlsi iii - v Daftar Tabel vi Daftar Gambar vn' _.. viii Daftar Grafik Kata Pengantar ix x BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Batasan Pengertian \ -2 1.2. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN. Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono NIM :

RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN. Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono NIM : RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011 Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Rancangan Ide rancangan Terminal Penumpang Pelabuhan di Paciran Lamongan ini merupakan fasilitas penyedia jasa layanan publik yang mampu menampung kegiatan berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam proses perancangan dibutuhkan metode perancangan sebagai tolak ukur dalam pengembangan ide gagasan perancangan. Metode merupakan suatu paparan atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama, proses pencarían ide. Proses Pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan BAB III METODE PERANCANGAN Sebuah Perancangan Pusat Rehabiltasi Pengguna Narkoba membutuhkan sebuah metode agar ide sebuah perancangan dapat diaplikasikan dengan baik. Berbagai sumber yang didapatkan akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan diperoleh dari permasalahan terhadap usaha mebel di Kota Pasuruan yang kurang mendapatkan tempat atau

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel. BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali Pasar Tanjung di Jember sebagai pusat perbelanjaan menggunakan berbagai penelitian dan pengumpulan data dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan, dan tahapan tersebut memburtuhkan proses dalam jangka waktu yang tidak singkat. Menurut Booker perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat BAB III METODE PERANCANGAN Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat Kreativitas Budaya Kabupeten Ende, sehingga pada metode perancangan menggunakan beberapa aspek dalam perancangannya

Lebih terperinci

Sekolah Fotografi di Denpasar

Sekolah Fotografi di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Sekolah Fotografi di Denpasar MAHASISWA : Trihono Ari Prabowo

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang melatarbelakangi perancangan stasiun tv TPI didasarkan pada empat isu utama, yaitu : Pembagian sirkulasi yang sederhana, jelas, dan efisien

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI MEDAN

SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI MEDAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI MEDAN (ARSITEKTUR EKSPRESIONISME) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008 / 2009

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008 / 2009 PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008 / 2009 Disusun oleh : NAMA : Novprianto NIM : 0900833013 JURUSAN ARSITEKTUR -

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam proses perancangan Stasiun Kota Baru Malang, yang dilakukan selama proses perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang memerlukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR. PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Universitas Multimedia Nusantara merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus Patria menggunakan berbagai penelitian dan juga pengumpulan data dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas

Lebih terperinci

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012

APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT. TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 APARTEMEN SEWA DENGAN PEMANFAATAN AIR HUJAN DI KAWASAN GROGOL JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Lisa Chandra NIM : 1200981182

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci. BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode ini merupakan hasil dari uraian deskriptif tentang alur dalam proses perancangan. proses tersebut meliputi uraian dari latar belakang atau ide perancangan, identifikasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Proses Perancangan 3.1.1. Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang perancangan PAUD di Kota Malang ini mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

GEDUNG MULTI FUNGSI DI JAKARTA PUSAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Ganjil Tahun 2009/2010

GEDUNG MULTI FUNGSI DI JAKARTA PUSAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. TUGAS AKHIR Semester Ganjil Tahun 2009/2010 GEDUNG MULTI FUNGSI DI JAKARTA PUSAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR Semester Ganjil Tahun 2009/2010 Disusun Oleh: Nama: Luisa Oktameika Widiaputri NIM: 0900816120 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan

Lebih terperinci

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016 LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS AKHIR vi

DAFTAR ISI. UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS AKHIR vi DAFTAR ISI Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan.... iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi.. vi Daftar Gambar... x Daftar Tabel..... xiii Abstract... xiv Abstrak.... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana. KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas karunia-nya, Landasan Konsepsual Perancangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan

Lebih terperinci

Book Center di Pantai Banua Patra Balikpapan Pengolahan Ruang Luar Sebagai Gathering Space DAFTAR ISI

Book Center di Pantai Banua Patra Balikpapan Pengolahan Ruang Luar Sebagai Gathering Space DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i CATATAN DOSEN PEMBIMBING... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I : PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011 Disusun Oleh: Nama: Jessica Novita

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur oleh:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan

KATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan KATA PENGANTAR Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan program S1 jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, dengan telah selesainya penyusunan paper tugas akhir

Lebih terperinci

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UMA MODUL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR DIGUNAKAN UNTUK MK. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I-V SHERLLY MAULANA, ST, MT 1/1/2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci