SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar"

Transkripsi

1 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Nama : Karulina Widiastuti NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

2 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA UNTUK MATERI DAUR HIDUP HEWAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH DEMANGREJO, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Nama : Karulina Widiastuti NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i

3 ii ii

4 iii iii

5 iv MOTTO Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah kurang kerja keras (Bob Sadino) Apa pun yang Anda anggap sangat sulit dikerjakan, kerjakanlah dengan segenap hatimu (Dalai Lama) iv

6 v PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kupersembahkan Skripsi ini kepada: 1. Allah SWT atas jalan yang baik untukku. 2. Orangtuaku tercinta Bapak Saring dan Ibu Rumiyati yang selalu memberikan dukungan. 3. Adikku Ridwan Muhammad Nur dan Ade Prima Latifa. 4. Bapak Ibu Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mendidik kami. 5. Teman-teman seperjuanagnku. 6. PGSD USD tempatku belajar. v

7 vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 6 Maret 2012 Penulis Karulina Widiastuti vi

8 vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Karulina Widiastuti NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ 2012 Beserta perangkat yang diperlukan. Demikian saya memberitahukan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Maret 2012 Yang menyatakan Karulina Widiastuti vii

9 viii ABSTRAK Karulina, Widiastuti. Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ Skripsi. Yogyakarta. PGSD. FKIP. USD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo tahun pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa putra dan 9 siswa putri. Tindakan yang dilakukan yaitu berupa penggunaan pendekatan kontekstual selama pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah kegiatan aktivitas siswa dan hasil evaluasi tes tertulis siswa setiap siklus. Instrumen yang digunakan dalam pengamatan aktivitas siswa adalah lembar aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti dan aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam kelompok, kerjasama dalam kelompok, tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru, presentasi kelompok. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk evaluasi tes tertulis adalah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengkaji data keaktifan siswa adalah teknik perbandingan, yaitu peneliti membandingkan peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Teknik analisis data hasil evaluasi tes tertulis adalah membandingkan peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM dari siklus I dan siklus II serta membandingkan nilai rata-rata kelas dari siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran terjadi peningkatan aktivitas siswa apabila dibandingkan persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari persentase keaktifan siswa pada siklus I yaitu 70.59% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Hasil penelitian evaluasi tes tertulis menunjukkan bahwa pada siklus I siswa yang memenuhi KKM mencapai 52.94%, hal ini lebih besar daripada kondisi awal yang hanya mencapai 47.06%. Siswa yang memenuhi KKM pada siklus II yaitu 76.47%. Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas pada siklus I mencapai 64.82, ini meningkat dari kondisi awal yang hanya 58. Nilai rata-rata kela pada siklus II yaitu 73.18, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik jumlah siswa yang memenuhi KKM, nilai rata-rata kelas, maupun persentase siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik pada aktivitas siswa. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Daur Hidup Hewan, Pendekatan Kontekstual viii

10 ix ABSTRACT Karulina Widiastuti. Improving Science Learning Achievement in Animals Life Cycle Material Using Contextual Approach of the Fourth Grade Students of SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo academic Year 2011/2012. A Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University. This research aims to investigate the improvement of students achievement in learning Science about animals life cycle material using contextual approach. This research is a classroom action research and the subject is the fourth graders of SD Muhammadiyah Demangrejo, academic year 2011/2012 comprising 17 students, 8 are male students and 9 are female students. The actions conducted were observing students activities and applying contextual approach during the learning process. The data gathered are the students activities and the evaluation result of their written test for each cycle. The instruments used in observing students activities were students activity sheets which were filled in by the researcher; the criteria scored are students activeness in group, students cooperation in group, responsibilities, the frequency of answering teacher s questions, and group presentation. Meanwhile, the instrument used to evaluate the written test is 15 multiple choice questions and 5 questions of essay. The data analysis technique to study students activeness data is the comparison technique. The researcher compared the improvement of students activeness average score in cycle I and cycle II. The data analysis technique to evaluate the written test is by comparing the increase of the number of students who meet the KKM in cycle I and cycle II, and by comparing the class average score in cycle I and cycle II. The results showed that in learning students activities should occur increasing he percentage of students than meets the criteria for good and very good on student liveliness cycle I and cycle II. This increase can be shown from the percentage of students in the cycle of activity that is 70.59% increased to 100% in the cycle II. The research result of the written test evaluation shows that in cycle I, the students who meet the KKM reach 52.94%; this is higher than the initial condition which was only 47.06%. The students who meet the KKM in cycle II is 76.47%. Meanwhile, the class average score in cycle I attained 64.82%, increasing from the initial condition which was only 58. The class average score in cycle II is Therefore, it can be concluded that there is an improvement in the number of students who meet the KKM, the class average score, and the average score of students activities. Keywords: Learning Achievement, Animals Life Cycle, Contextual Approach ix

11 x KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan yang sangat bermanfaat, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD USD. 3. Dra. Maslichah Asy ari, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma. 5. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian. 6. Kepala Sekolah, Guru serta siswa SD Muhammadiyah Demangrejo. 7. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan x

12 xi saran dari semua pihak yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis xi

13 xii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... PERSEMBAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xv xvi DAFTAR GRAFIK... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Rumusan masalah... 4 xii

14 xiii E. Tujuan Penelitian... 4 F. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA... 6 A. Kajian Teori Prestasi Belajar... 6 a. Pengertian... 6 b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendekatan Kontekstual a. Pengertian b. Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual c. Aspek/ Komponen Pendekatan Kontekstual IPA a. Pengertian IPA b. Hakekat IPA c. Pembelajaran IPA di SD Daur Hidup Hewan B. Kerangka Berfikir C. Penelitian Yang Relevan D. Perumusan Hipotesis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Populasi dan Sampel Penelitian C. Jenis Penelitian xiii

15 xiv D. Peubah E. Pengumpulan Data dan Instrumen F. Penyusunan Instrumen G. Validasi H. Metode Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Siklus I b. Siklus II B. Pembahasan a. Siklus I b. Siklus II BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

16 xv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Tabel 2 Lembar pengamatan Aktivitas Siswa Tabel 3 Peningkatan Prestasi Belajar Yang Diharapkan Tabel 4 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus I Tabel 5 Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II Tabel 6 Kriteria Skor Pilihan Ganda Tabel 7 Kriteria Skor Uraian Tabel 8 Kisi-kisi Soal Siklus I Tabel 9 Kisi-kisi Soal Siklus II Tabel 10 Analisis Data Awal Tes Tertulis Tabel 11 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I Tabel 12 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I Tabel 13 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I Tabel 14 Nilai Hasil evaluasi Siklus II Tabel 15 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II Tabel 16 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II Tabel 17 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II xv

17 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Metamorfosis Kupu-kupu Gambar 2 Metamorfosis Katak Gambar 3 Metamorfosis Nyamuk Gambar4 Metamorfosis Lalat Gambar 5 Metamorfosis Kecoa Gambar 6 Metamorfosis Belalang xvi

18 xvii DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan Siklus I Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I dengan Siklus II xvii

19 xviii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari Sekolah Lampiran 3 Silabus Lampiran 4-7 RPP Lampiran 8-11 LKS Lampiran Soal Evaluasi Lampiran Kunci Jawaban Lampiran Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Lampiran 22 Hasil Pekerjaan Siswa Lampiran 23 Foto Kegiatan Penelitian xviii

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang diinginkan. Hasil prestasi belajar tersebut dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo prestasi belajar siswa masih rendah terutama untuk materi daur hidup hewan. Ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang tuntas atau mencapai standar KKM hanya sekitar 8 siswa dari 17 siswa dengan nilai rata-rata kelas 58. Untuk SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi daur hidup hewan adalah 65. Ini dapat kita simpulkan bahwa siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo kurang mampu menguasai materi yang disampaikan. 1

21 2 Jika diamati kondisi pembelajaran IPA di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa kurang tertarik dalam belajar. Siswa akan lebih menguasai materi yang diajarkan apabila siswa tersebut menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru tidak menggunakan pendekatan yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo terutama materi daur hidup hewan. Pendekatan yang baik adalah pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut teori J. Peaget dalam Parkay (2011:58) pada usia SD kelas IV merupakan tahap operasional konkret (concrete operational) yang artinya anak dalam pengerjaan-pengerjaan logis dapat dilakukan dengan benda-benda konkret dan nyata. Dengan bantuan benda nyata anak akan lebih mudah untuk memahami suatu hal. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo materi daur hidup hewan diperlukan pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa. Menurut Muslich (2007:40) pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan an-

22 3 tara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari para siswa sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat. Dengan pendekatan ini siswa akan lebih mudah memahami materi dan merasa lebih tertarik dengan benda-benda yang sering digunakan dalam kehidupan seharihari. Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (inkuiri), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment). Apabila tujuh komponen tersebut dilaksanakan siswa akan lebih mudah mengembangkan pikirannya dan mendorong rasa keingintahuan siswa dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi daur hidup hewan di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul Peningkatan Prestasi Belajar IPA untuk Materi Daur Hidup Hewan Melalui Pendekatan Kontekstual Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2011/ Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

23 4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo. 2. Belum digunakannya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi pada peningkatan prestasi belajar aspek kognitif dan aktivitas siswa melalui pendekatan kontekstual serta dibatasi pada KD 4.1 Medeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. D. Rumusan Masalah Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang diteliti, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA marteri daur hidup hewan melalui pendekatan kontekstual siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo tahun pelajaran 2011/ 2012.

24 5 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini menambah wawasan tentang salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a) Bagi penulis sendiri, menambah pengalaman berharga mengenai penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran. b) Bagi rekan-rekan guru, dapat menjadi salah satu contoh pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan pada materi lain, mata pelajaran lain, dan di kelas lain. c) Untuk perpustakaan kampus dan sekolah, laporan penelitian ini dapat menambahkan satu bacaan yang dimanfaatkan untuk temanteman mahasiswa dan guru sebagai contoh penelitian, terutama yang masih mengalami kesulitan melakukan penelitian dan belum berani untuk memulainya, sedangkan bagi yang sudah bias melakukannya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding.

25 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Winkel (1983:161) mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai seseorang, sedangkan belajar merupakan merupakan usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Prestasi belajar menurut Winkel (1983:162) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan prstasi belajar menurut Ngalim Purwanto (1986:28) adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapot. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dicapai oleh seseorang 6

26 7 setelah melaksanakan usaha-usaha belajar dimana prestasi belajar tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat. b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu: a) Kecerdasan/ intelegensi Kecerdasan menurut Winkel (1983:264) adalah kemampuan seseorang untuk belajar, kapasitas kognitif untuk berfikir. Ababila seorang siswa mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia akan mencapai prestasi belajar yang tinggi. Menurut Muhibbin (1999:135) semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses. Oleh karena itu intelegensi/ kecerdasan yang baik merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang siswa dalam usaha belajar.

27 8 b) Bakat Bakat sangat berperan terhadap prestasi belajar seseorang. Bakat merupakan kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat dalam diri seseorang (Hamzah dkk, 2009:7). Jadi, bakat merupakan potensi atau kemampuan yang dimiliki seseorangdan jika diberikan kesempatan untuk dikembangkan melaui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Oleh karena itu seseorang yang mempunyai bakat lebih berpeluang mempunyai prestasi yang baik apabila dikembangkan. c) Minat Menurut Simandjuntak (1986:47) minat adalah suatu sikap subjek terhadap objek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan terpenuhinya kebutuhan itu. Menurut Elizabet B. Hurlock (1989:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Berdasarkan pendapat di atas, minat adalah suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan muncul dari dalam diri. Bagi siswa, minat mempunyai peran yang penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan cara agar keinginan yang diinginkan dapat terca-

28 9 pai. Dalam hal ini guru perlu meningkatkan minat siswa agar prestasi belajar meningkat. d) Motivasi Motivasi dalam belajar itu sangat penting. Dalam pembelajaran diharapkan siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi menurut Nasution (1995:73) adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah: a) Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan dan bimbingan,

29 10 sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Orangtua harus memberikan perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.hatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun sehingga prestasi belajar dapat meningkat. b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya. c) Lingkungan masyarakat Lingkungan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan mempengaruhi perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan seharihari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan di mana anak itu berada. Dengan demikian lingkungan membentuk kepri-

30 11 badian anak. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan ikut belajar mengikuti temannya. 2. Pendekatan Kontekstual a. Pengertian Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sering dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan tersebut menurut Elaine B. Johnson (2006:67) merupakan sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social, dan keadaan budaya mereka. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Muslich, 2007;41). Pendekatan kontekstual akan membantu peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Siswa akan lebih mudah belajar dan siswa akan terdorong untuk mengerti makna belajar. Siswa diharapkan sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupan. Menurut penulis, pendekaan kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kondisi kehidupan sehari-hari

31 12 siswa sehingga siswa akan lebih mudah membangun pengetahuannya sendiri sehingga tidak mudah terlupakan. b. Prinsip Ilmiah Pendekatan Kontekstual Ada tiga prinsip ilmiah dalam pendekatan kontekstual menurut Elaine Johnson (2005:68-89) yaitu: 1) Prinsip kesaling-bergantungan Prinsip ini mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik yang lainnya, dengan siswa, dengan masyarakat, dan dengan bumi. Prinsip kesaling-bergantungan menghubungkan semua hal yang ada di alam semesta dengan hal lainnya. Ini dapat membantu siswa membuat hubungan untuk menemukan makna. 2) Prinsip Diferensiasi Prinsip deferensisasi mendorong untuk terus-menerus menghasilkan keragaman yang tak terbatas, perbedaan, berlimpahan, dan keunikan dari alam semesta. 3) Prinsip pengaturan diri Prinsip ini meminta para pendidik untuk mendorong setiap siswa mengeluarkan potensinya. Ini akan menolong para siswa mencapai keunggulan akademik, memperoleh keterampilan karier, dan mengembangkan karakter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta pengetahuan pribadinya.

32 13 c. Aspek atau Komponen Pendekatan Kontekstual Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, ini dikarenakan di dalam pendekatan tersebut mencakup tujuh aspek yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Menurut Sardiman A. M (2007: ) tujuh aspek dalam pembelajaran kontekstual yaitu: 1) Teori konstruktivisme Kontruktivisme merupakan landasan berfikir bagi pendekatan kontekstual. Pengetahuan yang riil bagi para siswa adalah sesuatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa itu sendiri. Siswa harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian member makna melelui pengalaman nyata. Dalam hal ini siswa harus dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergulat dengan ideide dan kemudian mampu mengkonstruksinya. Elemen umum konstruktifis (Elaine B. Johnson, 2006:123) adalah guru memancing pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, guru tidak hanya menyajikan materi kepada siswa tetapi merespon upaya siswa untuk mempelajari materi, siswa tidak hanya menyerap informasi tetapi juga secara aktif menggunakan informasi itu untuk menyusun makna, guru menciptakan

33 14 lingkungan social di kelas komunitas pembelajar dan memungkinkan siswa memikirkan satu sama lain dalam memecahkan masalah. Proses pembelajaran dikemas atau dikelola menjadi proses merekomstruksi, bukan hanya menerima informasi dari guru. Dalam hal ini siswa akan membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran. 2) Menemukan (Inkuiri) Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah menemukan (inkuiri) adalah: a) Merumuskan masalah. b) Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku, mengumpulkan informasi. c) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan, laporan, gambar, tabel dan sebagainya. d) Menyajikan, mengomunikasikan hasil karya di depan guru, teman sekelas atau audien yang lain. 3) Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki sesorang umumnya tidak terlepas dari aktivitas bertanya. Bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap materi yang dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawaban sebagai bentuk pengetahuan. Dalam pembelajaran, bertanya berguna untuk: a) Menggali informasi. b) Mengecek pemahaman siswa.

34 15 c) Membangkitkan respon siswa. d) Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa. e) Mengetahui hal-hal yang telah diketahui siswa. f) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru. g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa. h) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4) Masyarakat belajar (Learning Community) Guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran secara kelompok. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajar yang lemah, yang sudah tahu memberi tahu temannya yang belum tahu, yang cepat menagkap mendorong temannya yang lamabat. Hal-hal yang dapat diwujudkan untuk mengembangkan masyarakat belajar di kelas adalah: a) Pembentukan kelompok kecil. b) Pembentukan kelompok besar. c) Mendatangkan ahli di kelas. d) Bekerja dengan kelas sederajat. e) Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya. f) Bekerja dengan masyarakat.

35 16 5) Pemodelan (Modelling) Salah satu komponen pendekatan kontekstual adalah pemodelan. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu membutuhkan model yang ditiru. Dalam pendekatan kontekstual guru bukan satusatunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Kemungkinan siswa ada yang pernah melakukan ataupun sudah mengetahui cara bekerjanya. Mereka dapat belajar dari pengalaman yang sudah mereka dapat. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berfikir atau perenungan tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan pada masa lalu. Wujud refleksi antara lain berupa: a) Pernyataan langsung siswa tentang apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. b) Catatan atau jurnal di buku siswa. c) Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. d) Diskusi. e) Hasil karya. 7) Penilaian yang autentik Penilaian adalah proses pengumpulan data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran berlangsung, bukan hanya pada saat pengerjaan ulangan saja.

36 17 Ciri-ciri penilaian yang autentik: a) Dilaksanakan selama dan sesudah pembelajaran berlangsung. b) Dapat digunakan untuk formatif dan sumatif. c) Yang diukur keterampilan dan performan, bukan mengingat fakta. d) Berkesinambungan. e) Terintegrasi. f) Dapat digunakan sebagai feed back. Wujud kegiatan penilaian antara lain dapat berupa kegiatan dan laporan, PR, kuis, presentasi dan penampilan siswa, demonstrasi, karya siswa, karya tulis, jurnal, hasil tes tulis. Tujuh aspek atau komponen pendekatan kontekstual tersebut apabila diterapkan dalam pembelajaran, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi dan guru tidak hanya satu-satunya sumber belajar. Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan mereka akan merasa senang dengan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat setelah digunakannya pendekatan kontekstual. 3. IPA a. Pengertian IPA Dalam Srini M. Iskandar (1997: 2), kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris Natural science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara harafiah,

37 18 IPA merupakan ilmu tentang alam, ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. b. Hakekat IPA 1) IPA sebagai produk. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA. Hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hokum bersifat lebih kekal. Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. 2) IPA sebagai proses. IPA sebagai proses adalah memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1997: 15). a) Mengamati apa yang terjadi. b) Mencoba memahami apa yang diamati.

38 19 c) Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi. d) Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. c. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan baik proses maupun produk. Pembelajaran SD menggunakan kurikulum 2006 (KTSP) dengan tujuan mata pelajaran IPA terutama pada materi daur hidup hewan di kelas IV semester ganjil diantaranya untuk mengembangkan pengetahuan, dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling berkaitan antara IPA dengan lingkungan sekitar. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penerapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan pendekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan. Di SD, materi daur hidup hewan diajarkan di kelas IV semester ganjil. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tentang daur hidup hewan adalah sebagai berikut:

39 20 Standar Kompetensi: 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar: 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dapat diketahui dari adanya perubahan pada bentuk maupun ukuran. Ada makhluk hidup yang mengalami pertambahan ukuran saja. Ada juga makhluk hidup yang mengalami pertambahan ukuran juga mengalami perubahan bentuk (Rositawaty,dkk, 2008:45). Daur hidup artinya lingkaran hidup dari telur sampai dapat menghasilkan telur. Pertumbuhan dan perkembangan hewan dapat dikelompokkan menjadi dua (Heri Sulistyanto, 2008:52), yaitu: 1. Tanpa Metamorfosis Metamorfosis adalah perubahan-perubahan bentuk yang terjadi dalam daur hidup hewan. Oleh karena itu, hewan yang tanpa melalui metamorfosis tidak mengalami perubahan bentuk tetapi mengalami perubahan ukuran saja. 2. Dengan Metamorfosis a. Metamorfosis sempurna Metamorfosis sempurna yaitu bentuk sebelum dewasa dan sesudah dewasa berbeda. Contohnya pada kupu-kupu, katak, nyamuk, dan lalat. 1) Daur hidup kupu-kupu

40 21 Kupu-kupu dewasa bertelur di atas dedaunan. Beberapa hari kemudian telur akan menetas. Setelah menetas, muncul larva atau ulat. Umumnya makanan ulat adalah dedaunan. Setelah cukup dewasa, ulat akan membentuk kepompong, inilah ulat tumbuh dan berkembang menjadi kupu-kupu. Setelah tumbuh dengan sempurna kupu-kupu akan keluar dari kepompong. Pada umumnya makanan kupu-kupu adalah sari bunga. Gambar 1 Metamorfosis kupu-kupu 2) Daur hidup katak Daur hidup katak berawal dari telur. Telur menetas menjadi berudu atau kecebong. Berudu tumbuh menjadi berudu berkaki, katak muda berekor, katak muda tidak berekor, akhirnya menjadi katak dewasa. Katak termasuk golongan hewan amphibi yaitu hewan yang hidup di air dan di darat. Metamorfosis katak tidak mengalami tahapan kepompong seperti pada kupu-kupu. Tetapi tetap mengalami tahapan larva yang disebut kecebong. Selama mengalami perubahan bentuk, katak mengalami perubahan alat pernafasan. Ketika dalam bentuk berudu atau kecebong,

41 22 hidupnya di air dan bernafas menggunakan insang. Setelah berubah menjadi katak dewasa, hidupnya banyak di darat dan bernafas menggunakan paru-paru. Gambar 2 Metamorfosis katak 3) Daur hidup nyamuk Pada umumnya nyamuk bertelur di permukaan air. Setelah itu telur akan menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik nyamuk kemudian berkembang menjadi kepompong dan lahirlah nyamuk dewasa. Gambar 3 Metamorfosis nyamuk 4) Daur hidup lalat Daur hidup lalat bermula dari telur yang dikeluarkan oleh lalat betina. Jika telur lalat menetas, akan keluar belatung atau larva. Kemudian larva akan berubah menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi la-

42 23 lat dewasa. Lalat dapat menyebarkan kuman penyakit antara lain tifus, kolera, disentri, difteri, dan polio. Gambar 4 Metamorfosis lalat b. Metamorfosis tidak sempurna Metamorfosis tidak sempurna merupakan perkembangbiakan hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda bentukya dengan hewan dewasa hanya saja ukurannya lebih kecil. Pada metamorfosis tidak sempurna, telur berubah menjadi nimfa yang bentuknya seperti imago. Ukurannya lebih kecil dan strukturnya kurang lengkap. Nimfa artinya bentuk tubuh hewan muda dari kelompok hewan yang megalami metamorfosis tidak sempurna. Nimfa kemudian tumbuh menjadi imago (serangga dewasa). 1) Daur hidup kecoa Daur hidup kecoa tidak melalui tahap kepompong. Bentuk kecoa muda mirip dengan kecoa dewasa. Setelah telur menetas, lahirlah kecoa muda yang tidak bersayap. Selanjutnya kecoa muda tumbuh menjadi kecoa dewasa yang bersayap.

43 24 Gambar 5 Metamorfosis kecoa 2) Daur hidup belalang Belalang berkembang biak dengan bertelur. Setelah telur menetas muncul belalang muda. Pada waktu masih muda, belalang tidak bersayap. Setelah menjadi dewasaya akan tumbuh. Gambar 6 Metamorfosis belalang B. Kerangka Berfikir Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari proses belajar dengan melakukan pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun kalimat yang menjelaskan hasil pretasi yang dicapai. Prestasi belajar dikatakan baik apabila memenuhi tujuan

44 25 yang diinginkan. Sedangkan prestasi belajar dikatakan kurang apabila hasil belajar kurang dari KKM yang diinginkan. Pendekatan kontekstual menawarkan pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan sehari-harinya. Pendekatan kontekstual juga sesuai dengan perkembangan siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dalam pembelajaran dan mendorong anak untuk menguasai yang diberikan guru. Dengan pendekatan kontekstual dalam materi daur hidup hewan akan mempermudah siswa dalam membangun pengetahuannya karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, rendahnya prestasi belajar materi daur hidup hewan kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo akan ditingkatkan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. C. Penelitian yang Relevan Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Budi Nugroho (2011) mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Kemampuan Mengarang dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ Adapun kesimpulan yang diambil oleh Aris yaitu dengan pembelajaran kontekstual akan mendorong siswa untuk menemukan makna pembelajaran, selain itu juga mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan hal di atas memperkuat dan sebagai gambaran dalam peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas

45 26 IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. D. Perumusan Hipotesis Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo semester ganjil tahun pelajaran 2011/ 2012.

46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada 5 Oktober 2012 sampai dengan 13 Oktober 2012 di SD Muhammadiyah Demangrejo, Demangan, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo yang berjumlah 17 siswa. 3. Objek Penelitian Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan. B. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian tersebut dilakukan hanya dalam satu kelas, maka sampel untuk penelitian tersebut merupakan seluruh siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo. 27

47 28 C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (Meniff, 1992 dalam Suharsimi dkk., 2006: 102). Penelitian ini menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan kontekstual. D. Peubah 1. Jenis Peubah Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis peubah yaitu (1) proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan (2) prestasi belajar siswa. 2. Definisi Operasional Peubah a. Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupanpara siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. b. Prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

48 29 E. Pengumpulan Data dan Instrumen Peubah, data, pengumpulan data, instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 1. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian No Peubah Data Pengumpulan Data Instrumen Pembelajaran dengan menggunakan Hasil pengamatan aktivi- Pengamatan Lembar pengamatan 1. pendekatan tas siswa da- kontekstual. lam kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar Skor Tes tertulis Soal yang berhubungan 2. dengan daur hidup hewan. F. Penyusunan Instrumen Instrumen yang disusun ada 2 macam, yaitu instrumen pembelajaran dan pengumpulan data. Instrumen pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS dan instrumen pengumpulan data meliputi soal siklus 1, soal siklus 2. Instrumen pengumpulan data aktivitas siswa adalah lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran. 1. Instrumen aktivitas siswa Tabel 2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa No. Siswa Aspek Yang Dinilai A B C D E Keterangan:

49 30 Aspek yang dinilai: A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Kesesuaian jawaban Skor: 1: kurang 3 : baik 2: cukup 4: sangat baik Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan menberikan tanda centang ( ) pada kriteria yang sesuai. Jumlah Skor Kriteria Sangat Baik Baik 6-10 Cukup < 6 Kurang Baik

50 31 2. Instrumen pembelajaran a. Penyusunan Silabus Silabus Satuan Pendidikan :.. Kelas/ Semester :.. Alokasi Waktu :.. I. Standar Kompetensi II. Kompetensi Dasar III. Materi Pokok Pembelajaran IV. Indikator Hasil Belajar V. Kegiatan Pembelajaran VI. Pendekatan VII. Penilaian VIII. Sumber Belajar b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam pengembangan RPP terdapat empat bagian pokok yaitu (1) Identitas yang berisi nama sekolah, tanggal, pertemuan ke, kelas, semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, (3) Rencana pembelajaran terdiri atas tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dan (4) Sumber dan media pembelajaran.

51 32 Untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada bagian lampiran. Contoh format RPP RENCANA PELAKSANANAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :. Mata Pelajaran :.. Hari/ Tanggal :... Kelas/ Semester :.. Unit/ Tema :.. Alokasi Waktu :.. I. Standar Kompetensi II. Kompetensi Dasar III. Indikator Hasil Belajar IV. Materi Pokok Pembelajaran V. Rencana Pembelajaran A. Kegiatan Awal ( menit) B. Kegiatan Inti (..menit) C. Kegiatan Akhir ( menit) VI. Sumber dan Media Pembelajaran c. Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) terdapat tiga bagian pokok yaitu sebagai berikut: (1) Identitas yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, hari/ tanggal, pertemuan ke, kelas, semester, unit/ tema, alokasi waktu (2) Informasi tentang indikator hasil belajar, petunjuk (3) Kegiatan belajar.

52 33 Untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran. Contoh Format LKS: LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Satuan Pendidikan :.. Mata Pelajaran :.. Hari/ tanggal :.. Kelas/ Semester :.. Unit/ Tema :.. Alokasi Waktu :.. I. Indikator Hasil Belajar II. Petunjuk (untuk siswa) III. Kegiatan Belajar a. Kegiatan Belajar 1 b. Kegiatan Belajar 2 Refleksi (diisi pada akhir kegiatan) 3. Indikator Keberhasilan Kondisi awal dan kondisi akhir prestasi belajar siswa materi daur hidup hewan yang diharapkan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Peningkatan Prestasi Belajar yang Diharapkan No. Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir 1. Nilai rata-rata kelas Jumlah siswa yang telah mencapai KKM. 3. Aktivitas siswa 47.06% 65% 41.18% 75%

53 34 Peningkatan yang diharapkan dapat kita lihat pada peningkatan nilai dari kondisi awal sampai akhir siklus. 3. Soal tes tertulis Dalam siklus 1 dan siklus 2, bentuk soal adalah soal tertulis yang terdiri atas lima belas soal pilihan ganda dan lima soal uraian. a. Siklus 1 Tabel 4. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus 1 Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Indikator Hasil Belajar Siswa mampu menjelaskan pengertian daur hidup. Siswa mampu mendeskripsikan tentang metamorfosis. Siswa mampu menjelaskan macammacam metamorfosis hewan. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tanpa mengalami metamorfosis maupun yang mengalami metamorfosis. Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas. Siswa mampu menyebutkan kerugian dari fase ulat dan keuntungan setiap fase kupu-kupu. Soal Jumlah soal 20 nomor yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian

54 35 b. Siklus 2 Tabel 5. Penyusunan Soal Ulangan Pada Siklus II Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Indikator Hasil Belajar Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. Siswa mampu menggolongkan daur hidup katak dan daur hidup nyamuk dalam metamorfosis sempurna ataukah metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menjelaskan perubahan alat pernafasan pada daur hidup katak. Siswa mampu menjelaskan daur hidup belalang. Siswa mampu mencari contoh hewan yang ada di lingkungan sekitar yang termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna. Soal Jumlah soal 20 nomor yang terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian Kriteria skor: Tabel 6. Kriteria Skor Pilihan Ganda Kriteria Skor Benar 1 Salah 0 Tabel 7. Kriteria Skor Uraian Kriteria Skor Benar (100% benar) 3 Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1 Salah 0 Nilai setiap siswa diperoleh dari total skor yang diperoleh siswa dibagi 30 (skor total) dikalikan 100. Dikalikan 100 dimaksudkan untuk mempermudah pengubahan skor menjadi nilai dalam rentangan nilai

55 36 4. Kisi-kisi soal Tabel 8. Kisi-kisi Soal Siklus I Materi daur Hidup Hewan SK KD Indikator 4.Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Siswa mampu menjelaskan pengertian daur hidup hewan. Siswa mampu mendeskripsikan tentang metamorfosis. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis maupun yang mengalami metamorfosis. Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis sempurna. Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kupu-kupu. Siswa mampu menyebutkan kerugian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu. Siswa mampu menjelaskan daur hidup lalat Nomor Soal Pilihan Uraian Ganda 1, , 15 3, , 7, , 13 8, 9, 14 4

56 37 Tabel 9. Kisi-kisi Soal Siklus II Materi daur Hidup Hewan SK KD Indikator 4.Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. 4.1Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak. Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk. Siswa mampu menjelaskan metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup belalang. Nomor Soal Pilihan Uraian Ganda 3, 5, 7, 1, 3 8, 14 2, 4, 4 12, 13 9, , , 10 Rubrik Pengamatan Aktivitas Siswa Aspek yang dinilai: A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Kesesuaian jawaban Skor: 1: kurang 3 : baik 2: cukup 4: sangat baik Untuk mengetahui kriteria nilai yang diperoleh adalah dengan memberikan tanda centang ( ) pada kriteria yang sesuai.

57 38 Jumlah Skor Kriteria Sangat Baik Baik 6-10 Cukup < 6 Kurang Baik G. Validasi Dalam penelitian ini untuk validasi instrumen, yang peneliti lakukan dengan mengkonsultasikan instrumen yang digunakan kepada dosen pembimbing. H. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui jumlah siswa yang telah mencapai batas KKM. Untuk memperoleh nilai prestasi belajar siswa yang dicari, digunakan rumus sebagai berikut: Untuk menghitung nilai rata-rata kelas, digunakan rumus sebagai berikut: Untuk menghitung persentase pencapaian KKM, digunakan rumus sebagai berikut :

58 39 Untuk menghitung persentase keaktifan siswa, digunakan rumus :

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini dimulai tanggal 5 Oktober sampai 13 Oktober Penelitian ini dilaksanaankan dengan dua siklus dengan jumlah 8 jam pelajaran. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran, begitupula siklus II terdiri dari 2 pertemuan dengan jumlah 4 jam pelajaran. Kedua siklus menggunakan pendekatan kontenstual. Adapun hasil penelitian pada kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo dalam pembelajaran materi daur hidup hewan sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual sebagai berikut : 1. Kemampuan Awal Data awal ini didapat dari hasil penilaian guru kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo. Adapun nilai sebagai data awal sebagai berikut: Data Tabel 10. Analisis Data Awal Jumlah Jumlah siswa yang Siswa memenuhi KKM (65) Persentase Nilai Rata-rata Tes Tertulis % 58 40

60 41 2. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi. Pembelajaran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual, meliputi: pemodelan, bertanya, lingkungan sekolah, menemukan, masyarakat belajar dan refleksi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu 5 Oktober 2011 pukul sampai dan hari Kamis 6 Oktober 2011 pukul sampai Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru guna meningkatkan pemahaman tentang daur hidup hewan dengan pendekatan kontekstual. Rincian kegiatan siklus I sebagai berikut: 1) Pertemuan I a) Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran.

61 42 b) Kegiatan Inti Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan guru kemudian siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa, lalu siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna mengecek pemahaman siswa. c) Kegiatan Akhir Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan perasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran. Selanjutnya ditutup dengan salam penutup. 2) Pertemuan II a) Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa pembelajaran sebelumnya. b) Kegiatan Inti Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan oleh guru. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur

62 43 hidup hewan kemudian siswa bersama guru mencocokkan hasil kerja siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya jawab guna mengetahui pemahaman siswa. c) Kegiatan Akhir Kegiatan ini siswa dan guru mengungkapkan kesulitan atau pengalaman yang didapat setelah melakukan pembelajaran ini dan selanjutnya melaksanakan evaluasi. c. Pengamatan Pada siklus I siswa mendiskusikan LKS bersama kelompok yang telah dibagi sebelumnya. Pada saat kerja kelompok ada beberapa siswa yang kurang aktif dan hanya diam dalam kegiatan diskusi sehingga kerjasama kelompok kurang terlihat. Setelah selesai mengerjakan LKS, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pada saat kegiatan presentasi ada beberapa siswa yang malu-malu saat ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi serta malu saat diminta untuk menjawab pertanyaan.

63 44 d. Hasil Penelitian Siklus I 1) Hasil evaluasi pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus I No Nama Siswa Siklus I Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas 1 Siswa A 50 2 Siswa B 60 3 Siswa C 67 4 Siswa D 43 5 Siswa E 57 6 Siswa F 60 7 Siswa G 83 8 Siswa H 87 9 Siswa I Siswa J Siswa K Siswa L Siswa M Siswa N Siswa O Siswa P Siswa Q 57 Jumlah Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada siklusi, yaitu : = 52.94% Nilai rata-rata evaluasi siklus I yaitu:

64 45 = ) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I sebagai berikut: Tabel 12. Penilaian Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus I Aspek Yang Dinilai No Siswa A B C D E Total Skor 1Siswa A 10 2Siswa B 10 3 Siswa C 10 4Siswa D 10 5Siswa E 15 6Siswa F 14 7Siswa G 15 8 Siswa H 16 9Siswa I Siswa J Siswa K Siswa L Siswa M Siswa N Siswa O Siswa P Siswa Q 10 Aspek yang dinilai: A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Presentasi

65 46 Kriteria : 4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang Baik Tabel 13. Kriteria penilaian aktivitas siswa: Jumlah Skor Kriteria Sangat Baik Baik 6-10 Cukup < 6 Kurang Baik Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, prosentase siswa dengan kriteria baik adalah : = % e. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh : 1) Sebagian siswa masih pasif saat berdiskusi kelompok sehingga kerjasama kelompok kurang. Sebagian siswa masih merasa malu apabila ditunjuk untuk menjawab pertanyaan ataupun mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 2) Jumlah siswa yang ramai berkurang. Siswa lebih berkonsentrasi dengan kegiatan diskusi bersama kelompok.

66 47 3) Kesulitan yang dialami siswa yaitu membedakan fase-fase yang dilalui oleh hewan yang mengalami metamorfosis. 4) Prestasi belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil evaluasi siswa siklus I dibandingkan dengan nilai sebelum dilakukan tindakan. Nilai rata-rata mengalami peningkatan. Rata-rata sebelum dilakukan tindakan adalah 58 setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi Persentase pencapaian KKM pada siklus I awalnya 47.06% setelah dilakukan tindakan mencapai 52.94%. Sedangkan untuk keaktifan siswa, siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik meningkat dari kondisi awal menjadi 70.59%. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan instrumen yang terdiri dari sumber belajar, media belajar, rubrik penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan lembar refleksi. Pembelajaran akan dikemas menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan komponen pendekatan kontekstual. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu 12 Oktober 2011 pukul sampai dan hari Kamis 13 Oktober2011 pukul sampai Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru. Berikut rincian kegiatan siklus II :

67 48 1) Pertemuan III a) Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru dilanjutkan berdoa. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesiapan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan penyampaian tujuan pembelajaran. b) Kegiatan Inti Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 3-4 siswa. Siswa dalam kelompok diminta mengamati gambar daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan.siswa bersama guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. c) Kegiatan Akhir Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini. Siswa menyampaikan perasaannya dan kesulitan yang dialami selama pembelajaran. Selanjutnya ditutup dengan salam penutup. 2) Pertemuan IV a) Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka oleh guru. Kemudian guru melakukan presensi dan pengecekan kesia-

68 49 pan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa pembelajaran sebelumnya. b) Kegiatan Inti Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 siswa. Siswa diminta membaca ringkasan materi yang telah diberikan oleh guru kemudian siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan siswa. Setelah itu siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. c) Kegiatan Akhir c. Pengamatan Kegiatan ini siswa dan guru melakukan refleksi dan mengerjakan soal evaluasi siklus II dilanjutkan salam penutup. Pada siklus II diskusi kelompok berjalan dengan lancar dan setiap siswa mampu bekerjasama dalam kelompok dengan baik. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas kelompok. Selain itu siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas dengan percaya diri. d. Hasil Penelitian Siklus II Hasil evaluasi siklus II adalah sebagai berikut: 1) Hasil Evaluasi Siklus II Tabel 14. Hasil Evaluasi Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus II

69 50 No Nama Siswa Siklus II Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas 1 Siswa A 60 2 Siswa B 63 3 Siswa C 67 4 Siswa D 60 5 Siswa E 77 6 Siswa F 70 7 Siswa G 90 8 Siswa H 93 9 Siswa I Siswa J Siswa K Siswa L Siswa M Siswa N Siswa O Siswa P Siswa Q 63 Jumlah Berdasarkan data di atas siswa yang mencapai batas KKM pada siklus II, yaitu : = 76.47% Nilai rata-rata evaluasi siklus II yaitu: = Nilai Evaluasi Siklus 1 dan 2

70 51 Table 15. Nilai Evaluasi Siklus 1 dan 2 No Nama Siklus I Siklus II Siswa Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas Hasil Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas 1 Siswa A Siswa B Siswa C Siswa D Siswa E Siswa F Siswa G Siswa H Siswa I Siswa J Siswa K Siswa L Siswa M Siswa N Siswa O Siswa P Siswa Q Jumlah Berdasarkan hasil evaluasi siklus 1 dan 2, dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan siswa yang memenuhi KKM adalah sebagai berikut : n = N2 N 1 n = 76.47% % n = 23.53% 2) Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus II sebagai berikut: Tabel 16. Aktivitas Siswa Materi Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual SD Muhammadiyah Demangrejo Siklus II

71 52 Aspek Yang Dinilai No Siswa A B C D E Total Skor 1Siswa A 12 2Siswa B 12 3 Siswa C 12 4Siswa D 13 5Siswa E 14 6Siswa F 14 7Siswa G 17 8 Siswa H 19 9Siswa I Siswa J Siswa K Siswa L Siswa M Siswa N Siswa O Siswa P Siswa Q 17 Aspek yang dinilai: A: Keaktifan dalam kelompok B: Kerjasama dalam kelompok C: Tanggung jawab D: Frekuensi menjawab pertanyaan dari guru E: Presentasi Kriteria : 4 : Sangat Baik 3 : Baik 2 : Cukup 1 : Kurang Baik

72 53 Tabel 17. Kriteria penilaian aktivitas siswa: Jumlah Skor Kriteria Sangat Baik Baik 6-10 Cukup < 6 Kurang Baik Berdasarkan data keaktivan siswa di atas, persentase siswa dengan kriteria baik adalah : = 100% e. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, berikut hasil refleksi yang diperoleh : 1) Pada saat berdiskusi kelompok ada siswa yang mengandalkan teman dalam kelompok. 2) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada saat siklus 1. Siswa mampu bekerjasama dengan baik bersama teman kelompok, sehingga siswa mampu meguasai materi. Pada siklus II ini tanggung jawab, frekuensi menjawab pertanyaan dari guru meningkat, dan pada saat presentasi kelompok siswa sudah merasa percaya diri. 3) Siklus II ini rata-rata siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari materi daur hidup hewan.

73 54 4) Prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Demangrejo mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi siklus II siswa yang memenuhi KKM meningkat menjadi 76.47% dari 52.94% pada siklus I. Nilai rata-rata kelas siswa pada siklus II juga meningkat bila dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas siklus I. Nilai rata-rata kelas siswa pada siklus I adalah sedangkan pada siklus II adalah Selain itu, persentase keaktivan siswa yang memenuhi kriteria baik dan sangat baik meningkat dari 70.59% menjadi 100%. B. Pembahasan Berikut merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada setiap siklus: 1. Siklus 1 Pada siklus I diadakan evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yaitu pada pertemuan kedua. Hasil evaluasi menunjukkan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM adalah 52.94%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi awal yaitu 47.06%. Nilai rata-rata kelas pada siklus I juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum dilakukan tindakan. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 64.82, sedangkan pada kondisi awal 58. Perbandingan jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata pada siklus I dengan kondisi awal dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

74 Nilai Rata rata Persentase Data Awal Siklus I Grafik1 Perbandingan Nilai Rata-rata dan Persentase Pada Kondisi Awal dengan Siklus I Selama proses pembelajaran peneliti juga melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terjadi peningkatan aktivitas siswa dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Siswa lebih aktif misalnya saat bekerjasama dalam kelompok, menjawab pertanyaan dari guru, menanggapi presentasi. Suasana kelas lebih kondusif karena terjadi penurunan siswa yang ramai. Untuk persentase keaktivan siswa yang memenuhi kriteria baik dan baik sekali meningkat menjadi 70.59% dari kondisi awal yang hanya 41.18%. Ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demengrejo. 2. Siklus 2 Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir siklus II, siswa yang memenuhi KKM sebesar 76.47%. Nilai rata-rata kelas pada siklus II mengalami peningkatan yakni 73.18, sedangkan pada siklus I nilai ra-

75 56 ta-rata kelas siswa adalah Perbandingan jumlah siswa yang memenuhi KKM dan nilai rata-rata pada kondisi awal, siklus I dengan siklus II dalam digram adalah sebagai berikut: Nilai Rata rata Persentase Kondisi Awal Siklus I Siklus II Grafik 2 Perbandingan Nilai Rata-rata Tes Tertulis dan Persentase Pada Kondisi Awal, Siklus I dengan Siklus II Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siklus II kondisi kelas semakin kondusif karena siswa dituntut untuk lebih aktif dalam kelompok sehingga frekuensi untuk ramai berkurang, selain itu siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas lebih percaya diri. Pada siklus II ini, nilai siswa meningkat. Ini dikarenakan siswa sangat berperan aktif dalam diskusi kelompok sehingga mampu menguasai materi dengan baik. Persentase keaktivan siswa yang memenuhi kriteria baik dan baik sekali mengalami peningkatan dari 70.59% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan pres-

76 57 tasi belajar siswa materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demengrejo.

77 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai daur hidup hewan dapat ditarik kesimpulan: Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Demangrejo, Kulon Progo materi daur hidup hewan. Terbukti dari persentase jumlah siswa yang mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) pada siklus I yaitu sebesar 52.94% dan pada siklus II yaitu 76.47%, sehingga kenaikan prosentase pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II adalah 23.53%. Selain itu juga dapat terbukti dari nilai rata-rata evaluasi pada siklus I yaitu dan pada siklus II yaitu 73.18, sehingga kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II adalah Aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan keaktifan siswa tersebut dapat terlihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria baik dan baik sekali meningkat dari 70.59% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. 58

78 59 B. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Guru disarankan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran karena dengan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi aktif, efektif serta menyenangkan. Ini dikarenakan pendekatan kontekstual mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. 2 Pendekatan kontekstual dapat digunakan dalam mata pelajaran lain dan materi yang lain pula untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. 3 Dalam menggunakan pendekatan kontekstual, guru disarankan menggunakan seluruh komponen dalam pendekatan kontekstual yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang autentik. Dengan melaksanakan tujuh komponen itu hasil dicapai akan maksimal.

79 DAFTAR PUSTAKA Aris, Budi N Peningkatan Kemampuan Mengarangdengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas 5 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/ 2011.Yogyakarta Hamzah, dkk Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hurlock, E Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Iskandar, Srini Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Johnson, Elaine Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC Mardapi, Djemari Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Penerbit Mitra Cendikia Muhibbin Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyati Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Nasution, S Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ngalim, Purwanto Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur KTSP dan Kontekstual. Malang: Bumi Aksara Parkay, Forrest Menjadi Seorang Guru. Jakarta: PT. Indeks Rositawaty, dkk Senang Belajar IPA 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sardiman, A. M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Simandjuntak, dkk Dikdatik dan Metodik. Bandung: Gramedia Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sulistyanto, Heri Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Surakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Surya, M Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy Winkel Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia 60

80 61 LAMPIRAN 3 SILABUS Satuan Pendidikan Kelas/Semester Alokasi Waktu : SD M Demangrejo : IV/I : 8x35 menit (8 jam pelajaran) I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. III. Materi Pokok Pembelajaran Daur hidup hewan IV. Indikator Hasil Belajar Siswa mampu menjelaskan pengertian daur hidup hewan. Siswa mampu mendeskripsikan tentang metamorfosis. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis maupun yang mengalami metamorfosis. Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis sempurna. Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas.

81 62 Siswa mampu menyebutkan kerugian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu. Siswa mampu menjelaskan daur hidup lalat. Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak. Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk. Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup belalang. V. Kegiatan Pembelajaran A. Pertemuan 1 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. 2. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan guru. 3. Siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. 4. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna mengecek pemahaman siswa. B. Pertemuan 2 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. 2. Siswa membaca ringkasan materi yang dibagikan oleh guru.

82 63 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal LKS tentang daur hidup hewan. 4. Siswa bersama guru mencocokkan hasil kerja siswa. 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab guna mengetahui pemahaman siswa. 6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. C. Pertemuan 3 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 3-4 siswa. 2. Siswa dalam kelompok diminta mengamati gambar daur hidup katak dan daur hidup nyamuk. 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. 4. Siswa bersama guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa. 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. D. Pertemuan 4 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 siswa. 2. Siswa membaca ringkasan materi yang telah diberikan oleh guru. 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan. 4. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok. 5. Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan siswa. 6. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.

83 64 VI. Pendekatan Pendekatan kontekstual. VII. Penilaian Tertulis VIII. Sumber Belajar, Media, Alat dan Bahan Sumber belajar Sri, Winarsih Belajar praktis IPA untuk SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Semarang: Aneka Ilmu Maryati Sains 4. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia Internet Media Contoh gambar daur hidup hewan, potongan daur hidup kupu-kupu, gambar daur hidup katak dan nyamuk, gambar daur hidup belalang.

84 65 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 1 Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Rabu, 5 Oktober 2011/ 1 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran Unit/ Tema Alokasi Waktu : IPA : Daur Hidup Hewan : 2X35 menit (2 JP) I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. III. Materi Pokok Pembelajaran Daur hidup hewan. IV. Indikator Siswa mampu menjelaskan pengertian daur hidup. Siswa mampu mendeskripsikan tentang metamorfosis. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis maupun yang mengalami metamorfosis.

85 66 V. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Salam pembuka. 2. Presensi. 3. Apersepsi. Guru bertanya kepada siswa: siapa yang pernah melihat kepompong? Darimanakah kepompong berasal? 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (40 menit) 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. (Masyarakat Belajar) 2. Siswa dalam kelompok diminta membaca ringkasan materi yang dibagikan guru.(konstruktivisme, Menemukan) 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang dibaca.(bertanya) 4. Siswa bekerja dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup hewan dengan gambar yang disediakan.(pemodelan) 5. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.(penilaian Autentik) 6. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari guna mengecek pemahaman siswa.(bertanya, Refleksi)

86 67 C. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Refleksi. 2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan. 3. Salam penutup. VI. Metode Pendekatan Kontekstual, diskusi, tanya jawab, ceramah. VII. Penilaian Jenis penilaian: kinerja VIII. Sumber Belajar dan Media Sumber Belajar Sri, Winarsih Belajar praktis IPA untuk SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Semarang: Aneka Ilmu Maryati, dkk Sains 4. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia Media Ganbar kucing, gambar kupu-kupu, gambar daur hidup hewan (telur sampai menjadi telur lagi)

87 68 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 1 Pertemuan 2 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Kamis, 6 Oktober 2012/ 2 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran Unit/ Tema Alokasi Waktu : IPA : Daur Hidup Hewan : 2X35 menit (2 JP) I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberappa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. III. Materi Pokok Pembelajaran Daur hidup hewan IV. Indikator Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis sempurna. Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna.

88 69 Siswa mampu menjelaskan daur hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas. Siswa mampu menyebutkan kerugian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu. Siswa mampu menjelaskan daur hidup lalat. V. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (15 menit) 1. Salam pembuka. 2. Presensi. 3. Apersepsi. Guru bertanya kepada siswa tentang materi sebelumnya. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (35 menit) 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa. (Masyarakat belajar) 2. Siswa membaca ringkasan materi yang dibagikan oleh guru.(konstruktivisme, Menemukan) 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal LKS tentang daur hidup kupu-kupu dengan menempelkan gambar pada kertas yang telah tersedia dan mampu menyebutkan fase yang menguntungkan dan merugikan.(pemodelan) 4. Siswa bersama guru mencocokkan hasil kerja siswa dan guru melakukan penlaian.(penilaian Autentik)

89 70 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab guna mengetahui pemahaman siswa.(bertanya, Refleksi) 6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. C. Kegiatan Akhir (30 menit) 1. Refleksi 2. Evaluasi siklus 1 3. Salam penutup. VI. Metode Diskusi, tanya jawab, ceramah. VII. Penilaian Jenis penilaian: kinerja, tertulis (soal dan kunci jawaban terlampir). VIII. Sumber Belajar dan Media Sumber Belajar Sri, Winarsih Belajar praktis IPA untuk SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Semarang: Aneka Ilmu Maryati Sains 4. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia Media Gambar daur hidup lalat, gambar daur hidup kecoa, potongan daur hidup kupu-kupu.

90 71 LAMPIRAN 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 2 Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Rabu, 12 Oktober 2012/ 3 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran Unit/ Tema Alokasi Waktu : IPA : Daur Hidup Hewan : 2X35 menit (2 JP) I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. III. Materi Pokok Pembelajaran Daur hidup katak dan nyamuk. IV. Indikator Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak. Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk. V. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal (10 menit)

91 72 1. Salam pembuka. 2. Presensi. 3. Apersepsi. Guru bertanya tentang materi sebelumnya. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti (45 menit) 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok 3-4 siswa. (Masyarakat belajar) 2. Siswa dalam kelompok diminta mengamati gambar daur hidup katak dan daur hidup nyamuk.(konstruktivisme, Pemodelan) 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup katak dan daur hidup nyamuk.(menemukan) 4. Siswa bersama guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa dan guru melaksanakan penilaian.(penilaian Autentik) 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.(bertanya, Refleksi) 6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. C. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Refleksi. 2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan. 3. Salam penutup. VI. Metode Pendekatan kontekstual, diskusi,, tanya jawab, ceramah.

92 73 VII. Penilaian Jenis penilaian: aktivitas siswa. VIII. Sumber Belajar dan Media Sumber Belajar Sri, Winarsih Belajar praktis IPA untuk SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Semarang: Aneka Ilmu Maryati, dkk Sains 4. Bandung: Sinergi Pustaka Indonesia Media Gambar daur hidup katak dan nyamuk.

93 74 LAMPIRAN 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Siklus 2 Pertemuan 2 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Kamis, 13 Oktober 2012/ 4 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran Unit/ Tema Alokasi Waktu : IPA : Daur Hidup Hewan : 2X35 menit (2 JP) I. Standar Kompetensi 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. II. Kompetensi Dasar 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. III. Materi Pokok Pembelajaran Metamorfosis tidak sempurna. IV. Indikator Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna.

94 75 Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup belalang. V. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Salam pembuka. 2. Presensi. 3. Apersepsi. 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 siswa.(masyarakat belajar) 2. Siswa membaca ringkasan materi yang telah diberikan oleh guru.(konstruktivisme) 3. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS tentang daur hidup kecoa dan belalang setelah melihat gambar.(menemukan, Pemodelan) 4. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru mengevaluasi pekerjaan siswa.(penilaian Autentik) 5. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.(bertanya, Refleksi) C. Kegiatan Akhir 1. Refleksi 2. Evaluasi siklus 2 (soal dan kunci jawaban terlampir)

95 76 3. Salam penutup. VI. Metode Tanya jawab, diskusi, ceramah. VII. Penilaian Tertulis. VIII. Sumber Belajar dan Media Sumber Belajar Sri, Winarsih Belajar praktis IPA untuk SD/ MI Kelas IV, V, dan VI. Semarang: Aneka Ilmu Maryati, dkk Sains 4. Bandung: Sinergi Pustaka Utama Media Gambar daur hidup belalang dan kecoa.

96 77 LAMPIRAN 8 LEMBAR KERJA SISWA Siklus 1 Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Rabu, 5 Oktober 2012/ 1 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran : IPA Unit/ Tema : Daur Hidup Hewan Alokasi Waktu : 2X35 menit (2 JP) I. Indikator Hasil belajar Siswa mampu menjelaskan pengertian daur hidup. Siswa mampu mendeskripsikan tentang metamorfosis. Siswa mampu menjelaskan macam-macam metamorfosis hewan. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tanpa mengalami metamorfosis maupun yang mengalami metamorfosis. II. Petunjuk (untuk siswa) a. Dengarkan penjelasan dari guru! b. Bacalah ringkasan materi yang dibagikan oleh guru dengan cermat! c. Kerjakan latihan soal di bawah ini dengan baik dan benar! III. Kegiatan Belajar A. Kegiatan belajar 1 Amati gambar di bawah berikut!

97 78 Isilah kolom di bawah ini berdasarkan gambar di atas dengan membubuhkan tanda centang ( )! Bentuk dari kecil Hewan hingga dewasa Ukuran dari kecil hingga dewasa Berbeda Sama Berbeda Sama Kucing Lebah B. Kegiatan belajar 2 Berilah tanda centang ( )! Hewan Berdasarkan Perkembangan dan pertumbuhan Mengalami metamorfosis Tidak mengalami metamorfosis Kucing Lebah Hewan yang mengalami metamorfosis yaitu Hewan yang mengalami metamorfosis yaitu C. Kegiatan belajar 3 Carilah contoh hewan yang tanpa mengalami metamorfosis dan yang mengalami metamorfosis dari lingkungan sekitar! No. Tanpa mengalami metamorfosis Mengalami metamorfosis

98 79 Refleksi: 1. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi ini? 2. Apa yang kamu dapat setelah mempelajari materi ini? 3. Buatlah catatan singkat tentang materi yang sudah kamu pelajari!

99 80 LAMPIRAN 9 LEMBAR KERJA SISWA Siklus 1 Pertemuan 2 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari/ Tanggal/ Pertemuan Ke : Kamis, 6 Oktober 2012/ 2 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran : IPA Unit/ Tema : Daur Hidup Hewan Alokasi Waktu : 2X35 menit (2 JP) I. Indikator Hasil belajar Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis sempurna. Siswa mampu mencari contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kupu-kupu berdasarkan hasil mengurutkan potongan kertas di depan kelas. Siswa mampu menyebutkan kerugian dari fase ulat dan keuntungan pada fase kupu-kupu. Siswa mampu menjelaskan daur hidup lalat. II. Petunjuk Untuk siswa 1. Dengarkan penjelasan dari guru! 2. Bacalah ringkasan yang diberikan guru dengan teliti! 3. Kerjakan latihan di bawah ini dengan benar! III. Kegiatan Belajar A. Kegiatan belajar 1 Bacalah ringkasan materi yang dibagikan guru! Urutkan gambar di bawah ini agar membentuk daur hidup lalat dan berilah nama setiap fasenya!

100 B. Kegiatan Belajar 2 Urutkan serta berilah nama setiap fasenya! I II III IV Urutan :. Nama fase:.. C. Kegiatan Belajar 3 Jawablah pertanyaan berikut! 1. Daur hidup kupu-kupu dan lalat termasuk dalam metamorfosis... Karena

101 82 2. Dalam daur hidup kupu-kupu terjadi fase yang merugikan. Fase tersebut adalah Kerugian yang ditimbulkan yaitu: Dalam daur hidup kupu-kupu terjadi fase yang menguntungkan. Fase tersebut adalah. Keuntungannya yaitu... Refleksi: 1 Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi ini? 2 Apa yang kamu dapat setelah mempelajari materi ini? 3 Buatlah catatan singkat tentang materi yang sudah kamu pelajari!

102 83 LAMPIRAN 10 LEMBAR KERJA SISWA Siklus 2 Pertemuan 1 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Rabu, 12 Oktober 2012/ 3 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran Unit/ Tema Alokasi Waktu : IPA : Daur Hidup Hewan : 2X35 menit (2 JP) I. Indikator Hasil Belajar Siswa mampu menjelaskan daur hidup katak. Siswa mampu menjelaskan daur hidup nyamuk. II. Petunjuk Untuk siswa Dengarkan penjelasan dari guru! Kerjakan latihan soal di bawah ini dengan baik dan benar! III. Kegiatan Belajar A. Kegiatan Belajar 1 Urutkan agar membentuk daur hidup katak!

103 84 Lengkapilah daur hidup katak berikut! berudu Hidup di.. Bernafas dengan.. Katak dewasa Hidup di.. Bernafas dengan.. B. Kegiatan Belajar 2 Amatilah daur hidup nyamuk berikut! Lengkapilah titik-titik di bawah ini! kepompong

104 85 Refleksi: 1. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi ini? 2. Apa yang kamu dapat setelah mempelajari materi ini? 3. Buatlah catatan singkat tentang materi yang sudah kamu pelajari!

105 86 LAMPIRAN 11 LEMBAR KERJA SISWA Siklus 2 Pertemuan 2 Satuan Pendidikan : SD M Demangrejo Hari, Tanggal/ Pertemuan Ke : Kamis, 13 Oktober 2012/ 4 Kelas/ Semester : IV/ 1 Mata Pelajaran : IPA Unit/ Tema : Daur Hidup Hewan Alokasi Waktu : 2X35 menit (2 JP) I. Indikator Hasil belajar Siswa mampu menjelaskan pengertian metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang tergolong dalam metamorfosis tidak sempurna. Siswa mampu menjelaskan daur hidup kecoa dan daur hidup belalang. II. Petunjuk untuk siswa a. Dengarkan penjelasan dari guru! b. Bacalah ringkasan materi yang telah dibagikan guru! c. Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! III. Kegiatan Belajar A. Kegiatan belajar 1 Bacalah ringkasan materi yang telah dibagikan guru! Isilah kolom di bawah ini benar! Metamorfosis tidak sempurna mempunyai ciri-ciri yaitu: Dilihat dari Hewan yang baru menetas Ciri-ciri Hewan dewasa Bentuk Ukuran..

106 87 Bagian Tubuh.. B. Kegiatan Belajar 2 Berilah nama fase daur hidup hewan di bawah ini! a... Isilah kolom di bawah ini sesuai dengan daur hidup hewan di atas! Dilihat dari Hewan yang baru menetas Ciri-ciri Hewan dewasa Bentuk Ukuran.. Bagian tubuh (sayap).. b....

107 88 Isilah kolom di bawah ini sesuai dengan daur hidup hewan di atas! Dilihat dari Hewan yang baru menetas Ciri-ciri Hewan dewasa Bentuk Ukuran.. Bagian tubuh (sayap).. Refleksi: 1. Bagaimana perasaanmu setelah mempelajari materi ini? 2. Apa yang kamu dapat setelah mempelajari materi ini? 3. Buatlah catatan singkat tentang materi yang sudah kamu pelajari!

108 89 LAMPIRAN 12 SIKLUS 1 A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Pertumbuhan dapat diketahui dari adanya perubahan. a. Jumlah c. Struktur b. Bentuk d. Fungsi 2. Lingkaran hidup dari telur sampai dapat menghasilkan telur disebut. a. Metamorfosis c. Pertumbuhan b. Daur hidup d. Perkembangan 3. Perubahan bentuk dalam daur hidup hewan disebut.. a. Fase c. Pertumbuhan b. Daur hidup d. Metamorfosis 4. Di bawah ini hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah a. Kupu-kupu c. Kucing b. Belalang d. Lalat 5. Fase yang merugikan pada daur hidup kupu-kupu adalah.. a. Telur c. Ulat b. Kepompong d. Kupu-kupu 6. Urutan daur hidup kupu-kupu yang benar adalah..

109 a c b d Tahapan pada daur hidup kupu-kupu yaitu. a. Telur kepompong ulat kupu-kupu b. Kupu-kupu telur kepompong ulat c. Telur ulat kepompong kupu-kupu d. Ulat telur kepompong kupu-kupu 8. Pada daur hidup lalat, telur akan menetas menjadi. a. Belatung c. Ulat b. Kepompong d. Lalat muda 9. Kepompong lalat akan berubah menjadi.. a. b. c. d. 10. Matamorfosis sempurna yaitu a. Bentuk sebelum dan sesudah dewasa berbeda. b. Perkembangbiakan hewan tanpa tahap pupa. c. Bentuk sebelum dan sesudah dewasa sama. d. Bentuk hewan yang baru menetas mirip dengan hewan dewasa.

110 Yang tergolong dalam metamorfosis sempurna adalah. a. Kucing c. Ayam b. Lalat d. tikus 12. Pada daur hidup kupu-kupu, gambar di bawah ini disebut. a. Telur c. Kepompong b. Larva d. Ulat 13. Keuntungan dari fase yang berbentuk kupu-kupu adalah. a. Memberikan keindahan c. Menghisap sari bunga b. Membantu penyerbukan d. Merusak tanaman 14. Tahapan daur hidup lalat yang benar adalah. a. Telur kepompong larva lalat dewasa b. Telur kepompong belatung lalat dewasa c. Telur belatung kepompong lalat dewasa d. Lalat dewasa kepompong telur larva 15. Hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk dari lahir hingga dewasa adalah a. c. b. d. B. Jawablah soal di bawah ini dengan jelas!

111 92 1. Apakah yang dimaksud dengan hewan yang tanpa mengalami metamorfosis dan hewan yang mengalami metamorfosis? 2. Jelaskan daur hidup kupu-kupu! 3. Sebutkan 3 contoh hewan yang tanpa mengalami metamorfosis! 4. Urutkan daur hidup lalat di bawah ini, kemudian berilah nama fase yang sesuai! I II III IV 5. Apakah ayam mengalami metamorfosis? Jelaskan!

112 93 LAMPIRAN 13 SIKLUS 2 A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna yaitu a. Kecoa, belalang, jangkrik c. Nyamuk, semut, kecoa b. Kupu-kupu, burung, nyamuk d. Lalat, lipas, katak 2. Telur-telur nyamuk biasanya berada di a. Dasar air c. Sampah b. Permukaan air d. Balik daun 3. Urutan daur hidup katak yaitu. a. Telur katak dewasa berudu c. Berudu telur katak dewasa b. Telur berudu katak dewasa d. Katak dewasa berudu telur 4. Tahapan daur hidup nyamuk yang benar adalah I II III IV a. II I III IV c. IV III II I b. II III I IV d. IV II III II 5. Setelah fase berudu berkaki adalah. a. c. b. d.

113 94 6. Pada metamorfosis belalang, sayap akan tumbuh pada saat a. Belalang muda c. Belalang dewasa b. Kepompong d. Tempayak 7. Tahapan larva pada daur hidup katak disebut a. Katak muda c. Katak dewasa b. Kepompong d. Kecebong 8. Setelah berubah menjadi katak dewasa, alat pernafasannya adalah a. Insang c. Kulit b. Kulit d. Paru-paru 9. Metamorfosis tidak sempurna yaitu.. a. Hewan yang baru menetas mirip dengan hewan dewasa hanya ukurannya yang berbeda. b. Bentuk hewan yang baru menetas berbeda dengan hewan dewasa dan ukurannya sama. c. Perkembangbiakan hewan melalui tahap pupa. d. Perkembangbiakan hewan melalui tahapan kepompong. 10. Tahapan daur hidup kecoa yang benar adalah a. Telur kecoa muda bersayap kecoa muda tidak bersayap b. Telur kecoa dewasa bersayap kecoa muda tidak bersayap c. Telur kecoa muda tidak bersayap kecoa dewasa bersayap d. Telur kepompong kecoa dewasa bersayap 11. Yang dimaksud dengan nimfa adalah. a. Serangga dewasa c. Kepompong b. Serangga muda d. Tempayak 12. Pada daur hidup nyamuk, tempayak akan tumbuh menjadi..

114 95 a. Telur c. Jentik-jentik nyamuk b. Nyamuk dewasa d. Kepompong 13. Fase yang dilalui dalam daur hidup nyamuk di atas adalah. a. Jentik-jentik nyamuk c. Pupa b. Nyamuk muda d. Belatung 14. Kecebong bernafas menggunakan. a. Paru-paru c. Insang b. Kulit d. Perut 15. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna yaitu.. 1. Kecoa 3. Belalang 5. Lalat 2. Katak 4. Nyamuk a. 2 dan 3 c. 1, 2 dan 5 b. 3, 4 dan 5 d. 1 dan 3 B. Jawablah soal di bawah ini dengan jelas! 1. Lengkapilah daur hidup katak di bawah ini! Berudu Katak muda berekor

115 96 2. Sebutkan 3 contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna! 3. Jelaskan perubahan alat pernafasan pada daur hidup katak! 4. Jelaskan tahapan daur hidup nyamuk! 5. Gambar daur hidup hewan di bawah ini termasuk dalam metamorfosis sempurna atau metamorfosis tidak sempurna? Jelaskan!

116 97 A. Kegiatan Belajar 1 Hewan LAMPIRAN 14 Kunci Jawaban LKS Siklus 1 Pertemuan 1 Bentuk dari kecil hingga dewasa Ukuran dari kecil hingga dewasa Berbeda Sama Berbeda Sama Perkembangan dan pertumbuhan Mengalami metamorfosis Tidak mengalami metamorfosis Kucing Lebah B. Kegiatan Belajar 2 Hewan yang mengalami metamorfosis adalah bentuk hewan kecil/ baru menetas berbeda dengan hewan dewasa. Hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah bentuk hewan kecil/ baru menetas sama dengan hewan dewasa tetapi mempunyai ukuran yang berbeda. C. Kegiatan Belajar 3 No. Tanpa mengalami metamorfosis Mengalami metamorfosis 1. Anjing Kupu-kupu 2. Ayam Lebah 3. Kambing Lalat

117 98 A. Kegiatan Belajar 1 LAMPIRAN 15 Kunci Jawaban LKS Siklus 1 Pertemuan larva kepompong telur Lalat B. Kegiatan Belajar 2 Urutan : Nama fase: ulat telur Kupu-kupu Kepompong C. Kegiatan Belajar 3 1. Metamorfosis sempurna. Karena mengalami perubahan bentuk/ bentuk setelah menetas berbeda dengan hewan dewasa. 2. Ulat. Kerugiannya adalah memakan tanaman petani, bulu ulat dapat menyebabkan gatal-gatal. 3. Kupu-kupu. Keuntungannya adalah membantu penyerbukan.

118 99 A. Kegiatan Belajar 1 LAMPIRAN 16 Kunci Jawaban LKS Siklus 2 Pertemuan 1 Urutan = Telur berudu Berudu hidup di air Bernafas dengan insang Berudu berkaki Katak muda berekor Katak muda tidak berekor Katak dewasa Banyak hidup di darat Bernafas dengan paru-paru B. Kegiatan Belajar 2 telur Jentik-jentik kepompong nyamuk

119 100 LAMPIRAN 17 Kunci Jawaban LKS Siklus 2 Pertemuan 2 A. Kegiatan Belajar 1 Dilihat dari Bentuk Ciri-ciri Hewan yang baru menetas Mirip dengan hewan dewasa Hewan dewasa Mirip dengan hewan yang baru menetas Ukuran Kecil Besar Bagian tubuh Kurang lengkap Lengkap B. Kegiatan Belajar 2 a. Telur Kecoa muda tidak bersayap Kecoa dewasa bersayap Dilihat dari Bentuk Ciri-ciri Hewan yang baru menetas Hewan dewasa Mirip hewan dewasa Mirip hewan baru menetas Ukuran Kecil Besar Bagian tubuh (sayap) Tidak bersayap Bersayap

120 101 b. Telur Belalang muda Belalang dewasa Dilihat dari Bentuk Ciri-ciri Hewan yang baru menetas Hewan dewasa Mirip hewan dewasa Mirip hewan baru menetas Ukuran Kecil Besar Bagian tubuh (sayap) Tidak bersayap Bersayap

121 102 A. Pilihan Ganda LAMPIRAN 18 KUNCI JAWABAN SIKLUS 1 1. B 6. B 11. B 2. B 7. C 12. C 3. D 8. A 13. B 4. C 9. C 14. C 5. C 10. A 15. A B. Uraian Penilaian: 1. Hewan yang mengalami metamorfosis adalah hewan yang mengalami perubahan bentuk atau mempunyai bentuk yang berbeda dari lahir hingga dewasa. Hewan yang tanpa mengalami metamorfosis adalah hewan yang dalam daur hidupnya tidak mengalami perubahan bentuk. 2. Telur ulat kepompong kupu-kupu 3. Ayam, kucing, anjing. 4. II (telur) III (belatung/ larva) IV (kepompong) I (lalat) 5. Tidak. Karena bentuk antara anak ayam dengan ayam dewasa tidak mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Pilihan ganda Kriteria Skor Benar 1 Salah 0 Soal sulit (uraian) Kriteria Skor Benar (100% benar) 3 Setengah benar (50% benar) 2

122 103 Hampir benar (25% benar) 1 Salah 0 Skor Total = (jumlah soal PG skor maksimal) +(jumlah soal uraian skor maksimal) = 30

123 104 A. Pilihan Ganda LAMPIRAN 19 KUNCI JAWABAN SIKLUS 2 1. A 6. C 11. B 2. B 7. D 12. D 3. B 8. D 13. A 4. A 9. A 14. C 5. b 10. C 15. D B. Uraian 1. Telur Berudu Berudu berkaki Katak muda berekor Katak muda tidak Katak dewasa 2. Kecoa, belalang, lipan. (kebijakan guru) 3. Ketika dalam bentuk berudu/ kecebong bernafas menggunakan insang dan setelah berubah menjadi katak dewasa bernafas menggunakan paruparu. 4. Telur tempayak/ jentik-jentik kepompong nyamuk

124 Metamorfosis tidak sempurna. Karena hewan yang baru menetas mempunyai bentuk yang mirip dengan hewan dewasa, hanya ukuran hewan muda lebih kecil dan strukturnya kurang lengkap. Penilaian: Pilihan ganda Kriteria Skor Benar 1 Salah 0 Soal sulit (uraian) Kriteria Skor Benar (100% benar) 3 Setengah benar (50% benar) 2 Hampir benar (25% benar) 1 Salah 0 Skor Total = (jumlah soal PG skor maksimal) +(jumlah soal uraian skor maksimal) = 30

125 SIKLUS I Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru

126

127

128

129

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN 03 Pendem Mojogedang Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015)

Lebih terperinci

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan. 8 BAB II KAMAN PUSTAKA A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah Manusia. Meningkatkan kemampuan siswa merupakan upaya meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam memahami dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA DENGAN METODE INKUIRI SISWA KELAS V SDN SOOKA 1 KECAMATAN PUNUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : SINGGIH WINARSO K7108226

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 5 SDN KARANGASEM IV NO. 204 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: SETYARI HERLIA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI.

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI. PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SLB-A YKAB SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : M A R Y U N I NIM: X.5107549 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Ainun Rochmah NPM 09144620041 PROGRAM

Lebih terperinci

: ARNIKA ANDRIANI K

: ARNIKA ANDRIANI K PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJASTO 02 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : ARNIKA ANDRIANI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW LAMPIRAN 53 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW 54 55 56 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN 57 58 LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELOMPOK

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 TANON SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUPRAPTO X7111543 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X

SKRIPSI. Oleh: WAHYU DWIANA SAFITRI X PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL PADA SISWA LAMBAN BELAJAR KELAS IV SD PURBA ADHI SUTA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BUMI PADA SISWA SDN NGADIROYO 2012/2013 SKRIPSI Oleh: HARYANI K7109090 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

IMANUEL DALAPANG K

IMANUEL DALAPANG K HALAMAN JUDUL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENGELASAN LAS LISTRIK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS X TPM II SMK PANCASILA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Oleh : Vira Ismis Kairat

Oleh : Vira Ismis Kairat PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG LUAS TRAPESIUM DAN LAYANG-LAYANG DI KELAS V SD Oleh : Vira Ismis Kairat Viraismiskhairat28@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK BERMAIN PAUD AISYIYAH AL HASANAH MANDAN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : Yuni

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM IRAMA TANPA ALAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 03 Tunggulrejo Kecamatan Jumantono kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT 1 APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT Yeni Marleni, Munjiatun, Mahmud Alpusari Yeni_Marlinaagt@yahoo.com,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

ERI SETYANINGSIH K

ERI SETYANINGSIH K PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI PENGALAMAN MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: ERI SETYANINGSIH K1212024

Lebih terperinci

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed. PENDEKATAN KONTEKSTUAL Oleh : Toto Fathoni, Apakah CTL itu? Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA TUNADAKSA KELAS III SDLB YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WARJIYAH

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A SMP 10 NOVEMBER BINANGUN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A SMP 10 NOVEMBER BINANGUN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIII A SMP 10 NOVEMBER BINANGUN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TAHUN PELAJARAN 2010-2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Kuiz 1. Contextual 2. Konstruktivisme 3. Inquiry 4. Questioning 5. Learning Community 6. Modeling 7. Refleksi 8. Authentic Assessment 9. Skenario CTL PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Contextual

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MEMBILANG BENDA 1-10 MELALUI MEDIA GRAFIS PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS DASAR II SEMESTER I DI SLB BC BINADSIH KARANGANOM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE PENGGUNAAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI TRI

Lebih terperinci

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University 1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MERODA MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Oleh: HERI KURNIAWAN K4610043 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: WAHYU OKTIYANTO K7109198 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh: NURIDA YUSRIANI K8111057 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN MODUL PADA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X-2 SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

Lebih terperinci

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA YLPI P-MARPOYAN PEKANBARU (Applied

Lebih terperinci

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN Peningkatan Contextual Teaching... (Marfianingsih) 229 PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN APPLICATION OF CONTEXTUAL

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016 PENERAPAN METODE VISUAL, AUDITORY, KINESTETHIC (VAK) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 TEGALGEDE TAHUN 2015/2016 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK LEMBAGA SOSIAL KELAS XII IPS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENERAPAN QUANTUM LEARNING

PENERAPAN QUANTUM LEARNING PENERAPAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN WATES KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI Oleh: INDRI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MANGKUYUDAN NO.2 TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X

: TRI ESTU HAYUNINGTYAS X PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS V SLB C IMMANUEL TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : TRI ESTU HAYUNINGTYAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TEAM ASSISTED MOTTO Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. ( Ibu Kartini ) Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA Dedy Juliandri Panjaitan Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Jl. Garu II No. 93 Medan juliandri.dedy@yahoo.com

Lebih terperinci

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

AGUS WURYANTO NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SENSOMOTORIK MELALUI PEMBELAJARAN OLAHRAGA KESEHATAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS III SEMESTER I SLB/C YPCM BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Oleh:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE INVENTORI MEMBACA INFORMAL BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS II PADA SEMESTER 1 SLB N KENDAL TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUMINAH X5211211 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN. PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Suci Uliana 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BATUAN PADA SISWA SDN 01 TOHUDAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: UNI APRIYANI K7109195

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

Oleh LAILATUS SURUR NIM

Oleh LAILATUS SURUR NIM PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA BERBANTU FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MEDINI 2 DEMAK Oleh LAILATUS SURUR NIM 201033257 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013.

SKRIPSI. Oleh DALIMIN X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Nopember 2013. PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEMPOA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN KELAS IV TUNAGRAHITA SEDANG DI SDLB DAWE KUDUS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh DALIMIN

Lebih terperinci

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN

HIMAWAN SEMARANG PADA SEMESTER 2 TAHUN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MODEL BANGUN DATAR DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDLB C Hj. SOEMIYATI HIMAWAN SEMARANG

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PENDEK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEPAT 3, MASARAN, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SODRI X7111527 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SEMI X7111525 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas II SD Negeri Carangan NO. 22 Surakarta tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X

SKRIPSI. Oleh : JUMAKIR NIM : X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Oleh : JUMAKIR

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN. Kegiatan Awal

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN. Kegiatan Awal DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan Awal Guru melihat kesiapan siswa Guru memberikan apersepsi pada kegiatan awal KEGIATAN INTI Guru membentuk kelompok dan memberikan materi kepada siswa Guru memberikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: LUPITA SUNDARI K7112137 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: GARNIS AYU AMALIA K

: GARNIS AYU AMALIA K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON-EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG KELAS XI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2

Lebih terperinci

Oleh ERIKA SULISTYA NUGRAHA NIM

Oleh ERIKA SULISTYA NUGRAHA NIM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS V SEMESTER 2 SD 1 PAYAMAN KECAMATAN MEJOBO KUDUS TAHUN 2012/2013 Oleh ERIKA

Lebih terperinci

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Yohana Hiqmawati 1, Imam Suyanto 2, M. Chamdani

Lebih terperinci

RATIH RAHMAWATI K

RATIH RAHMAWATI K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: RATIH RAHMAWATI K8412067

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PJBL) DALAM PEMBELAJARAN IPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2016/2017 )

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATON (GI) PADA MATERI HIDROLISIS KELAS XI MIA 1 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR SISWA KELAS PERSIAPAN TUNARUNGU WICARA SLBN KENDAL TAHUN 2009 / 2010 SKRIPSI Oleh SUHARDIYANA NIM : X5108532 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SD NEGERI 37 ALANG LAWEH PADANG Oleh RANTI EFRIZAL NPM 1210013411035 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR SISWA KELAS I SD NEGERI 2 CABEANKUNTI CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR SISWA KELAS I SD NEGERI 2 CABEANKUNTI CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR SISWA KELAS I SD NEGERI 2 CABEANKUNTI CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 OLEH : SUHARINI NIM. X7110041 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU Trieska Rizky Putri, Hendri Marhadi, Zulkifli hendri.m29@yahoo.co.id, triskarizky@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Isna Rahmiyati

SKRIPSI. Oleh: Isna Rahmiyati UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Isna Rahmiyati 10144600106

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GERAK BENDA DAN ENERGI PADA SISWA KELAS III SDN GESIKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Laila

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K

Skripsi Oleh : Shinta Nurroh Novitasari K UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII H SEMESTER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MULYANI X7111517 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

TESIS SAKAT S.A. NIM

TESIS SAKAT S.A. NIM PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 3 SDN SALERO 1 KOTA TERNATE MALUKU UTARA TESIS SAKAT S.A. NIM. 10712251016

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA PENDEK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB-ABC PUTRA MANUNGGAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S-1) Oleh MAYA KHARISMA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S-1) Oleh MAYA KHARISMA 1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 SUMPIUH BANYUMAS TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DISERTAI DISKUSI DAN MEDIA HYPERCHEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X 1 SMA ISLAM 1 SURAKARTA

Lebih terperinci

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

DIDA RIZMAYA TAKARINA

DIDA RIZMAYA TAKARINA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN KEMBALI MENYIMAK WAWANCARA DENGAN MEDIA VIDEO ACARA KICK ANDY SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MASALAH SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Sidokarto Kecamatan Girimarto

Lebih terperinci

SKRIPSII. Oleh : K

SKRIPSII. Oleh : K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X TKR B SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/ /2015 SKRIPSII Oleh : AGUNG KARYANTO K4610008 FAKULTAS

Lebih terperinci