BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Strategi Defenisi Strategi Chandler dalam Rangkuti (2013: 3), mendefenisikan strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Defenisi ini menjelaskan bahwa strategi adalah tunjuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pemanfaatan dan pengalokasian seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut. Sedangkan menurut Andrews (1997:339), strategi adalah suatu proses pengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan peluang lingkungan Tipe-Tipe Strategi David (2006:224) membagi tipe strategi menjadi 12 tipe alternatif strategi yang dapat dikategorikan menjadi 4 jenis strategi, yaitu:

2 1. Strategi Integrasi Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadangkadang bersama-sama disebut sebagai strategi integrasi vertikal (vertical Integration). Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan/atau pesaing. Berikut ini adalah penjelasan tentang 3 jenis alternatif strategi integrasi: a) Integrasi ke Depan, yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. Integrasi ke depan melibatkan tindakan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Cara yang paling efektif untuk mengimplementasikan strategi ini adalah melalui waralaba (franchising). b) Integrasi ke belakang, yaitu strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok digunakan ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. c) Integrasi horizontal, yaitu strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan antarpesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber daya dan kompetensi.

3 2. Strategi Intensif Yang termasuk ke dalam strategi intensif adalah strategi enetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Ketiga strategi ini dikatakan sebagai strategi intensif karena mereka membutuhkan adanya usaha intensif jika posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 3 alternatif strategi pada strategi intensif, yaitu: a) Penetrasi pasar, yaitu strategi dimana perusahaan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup peningkatan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif, atau meningkatkan usaha publisitas. b) Pengembangan pasar, yaitu mengenalkan produk/jasa yang ada saat ini ke area geografi yang baru. Strategi ini dapat menjadi efektif untuk digunakan ketika tersedia jaringan distribusi yang baru, perusahaan sangat berhasil dalam apa yang dilakukannya, terdapat pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh, perusahaan memiliki modal dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengelola operasi yang berkembang, perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi, dan ruang lingkup industri dasar perusahaan mampu menjadi global dengan cepat. c) Pengembangan produk, yaitu strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa yang ada

4 saat ini. Pengembangan produk biasanya membutuhkan biaya penelitian dan pengembangan yang besar. 3. Strategi Diversifikasi Terdapat 3 tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu strategi konsentrik (terfokus), horizontal dan konglomerat. Secara keseluruhan, strategi diversifikasi ini telah berkurang kepopulerannya karena organisasi perusahaan menemukan bahwa lebih sulit untuk mengelola aktivitas bisnis yang berbeda-beda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 3 jenis alternatif strategi pada strategi diversifikasi: a) Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih berhubungan dengan produk atau jasa yang telah ada saat ini. b) Diversifikasi horizontal, yaitu menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan kepada pelanggan saat ini. Strategi ini tidak seberesiko seperti strategi diversifikasi konglomerat karena perusahaan sudah dikenal oleh pelanggan saat ini. c) Diversifikasi konglomerat, yaitu menambahkan produk atau jasa baru yang tidak berkaitan dengan produk/jasa yang telah ada saat ini. 4. Strategi Difensif Strategi difensif merupakan strategi tambahan atas strategi integratif, strategi intensif, dan strategi diversifikasi. Selain menjalankan ketiga strategi tersebut, perusahaan juga dapat menjalankan strategi difensif yang terdiri dari

5 retrenchment, divestasi dan likuidasi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 3 alternatif strategi pada strategi difensif: a) Retrenchment, yaitu mengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Artinya, suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini dapat melibatkan penjualan tanah dan gedung untuk meingkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup pabrik yang sudah tua, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan menetapkan sistem kontrol pengeluaran. b) Divestasi, yaitu menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. c) Likuidasi, yaitu menjual seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah atau sepotong-potong untuk nilai riilnya. Likuidasi merupakan bentuk pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional. Tetapi, mungkin lebih baik menghentikan operasi dibandingkan terus kehilangan sejumlah besar uang.

6 2.1.3 Strategi Pengembangan Usaha Strategi berperan dalam menetapkan parameter-parameter sebuah organisasi dalam pengertian menentukan tempat bisnis dan cara bisnis untuk bersaing. Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak ditempuh oleh suatu organisasi (perusahaan) untuk mencapai tujuannya. (Andrews, 1997:338) Strategi pengembangan memiliki peranan yang penting untuk mengembangkan suatu usaha. Strategi pengembangan adalah strategi yang membantu pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya yang masih berskala kecil menjadi usaha dengan skala yang lebih besar. Strategi pengembangan tersebut harus disusun dan dirancang dengan baik dan dengan mempertimbangkan segala aspek lingkungan internal maupun eksternal usaha agar dapat mencapai apa yang menjadi tujuan dirumuskannya strategi tersebut. Menurut Suryana (2013: 221), teknik pengembangan usaha terbagi dua, yaitu: 1) Perluasan skala ekonomi (Economic of Scale) Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomi (economic of scale). Sebaliknya, bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya biaya jangka panjang (diseconomics of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik paling

7 efisien, memperluas ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya. 2) Perluasan Cakupan Usaha (Economic of Scope). Economic of scope adalah diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama. Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk, dan jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi) serta dengan teknologi berbeda. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis (economics of scope) dapat didefenisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila wirausahawan memiliki permodalan yang cukup. Untuk pengembangan usaha agar mampu bersaing, usaha tersebut harus memiliki hal-hal seperti, kompetensi khusus, kemampuan internal, kompetensi inti, kreativitas dan keinovasian, fokus strategi, dan teori dinamis. (Suryana, 2013: 236)

8 2.2 UMKM Defenisi UMKM Terdapat banyak defenisi UMKM yang berbeda-beda. Setiap lembaga dan negara memiliki defenisi UMKM sesuai versinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa defenisi UMKM: 1) Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, defenisi UMKM adalah sebagai berikut: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan dengan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil enjualan tahunan paling banyak 300 juta. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yangmemiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai dengan paling banyak Rp. 2,5 miliar. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

9 merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp. 50 miliar. 2) Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), UMKM adalah entitas bisnis yang memiliki tenaga kerja kurang dari 100 orang dengan rincian kategori sebagai berikut: Usaha rumah tangga dan mikro terdiri dari 1-4 orang tenaga kerja. Usaha kecil terdiri dari 5-19 orang tenaga kerja. Usaha menengah terdiri dari orang tenaga kerja. Usaha besar terdiri dari 100 orang atau lebih tenaga kerja. Walaupun setiap lembaga mengartikan UMKM dengan defenisi yang berbeda-beda, masing-masing defenisi tersebut memiliki kesamaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa UMKM adalah usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp. 10 miliar serta memiliki tenaga kerja tidak lebih dari 100 orang.

10 2.2.2 Karakteristik UMKM Menurut Daryanto (2013: 2), usaha kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Manajemen tergantung pemilik. 2) Modal disediakan oleh pemilik sendiri. 3) Skala usaha dan modal relatif kecil. 4) Daerah operasi usaha bersifat lokal. 5) Sumber daya manusia yang terlibat terbatas. 6) Biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari. 7) Karyawan memiliki hubungan kekerabatan emosional. 8) Mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomi. 2.3 Usaha Kue Usaha Usaha merupakan suatu kegiatan yang di lakukan perorangan atau kelompok untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Suatu usaha dilakukan dengan cara memproduksi sendiri ataupun membeli produk barang maupun jasa yang akan dijual kepada konsumen. Terdapat dua arus yang terkait dengan usaha, yaitu: 1) Arus barang, yaitu distribusi barang atau jasa ke pasar. 2) Arus uang, yaitu pembayaran hal-hal seperti misalnya pembelian barang, bahan baku, biaya perbaikan, perawatan, dan sewa. (Daryanto, 2013: 122)

11 2.3.2 Kue Kue merupakan jenis makanan ringan atau kudapan yang terbuat dari adonan tepung, baik tepung terigu, tepung beras,tepung sagu, maupun tepung tapioka yang dicampur dengan bahan lainnya seperti gula, telur, mentega, dan bahan pelengkap lainnya. Umumnya kue memiliki cita rasa manis, gurih, asin, dan berbagai rasa lainnya Jenis Usaha Roti dan Kue. Menurut Ijudin, Adi, dan Yulia (2013:5), usaha roti dan kue terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Toko Roti dan Kue. Berdasarkan skalanya, ada berbagai jenis toko roti dan kue, mulai dari skala mikro berupa kios atau lapak sederhana hingga toko skala besar di mal-mal mewah. Adapun berdasarkan spesifikasi produk yang dijual, ada toko yang khusus menjual roti, donat, kue tradisional, dan sebagainya. Beberapa toko bahkan menjual roti sekaligus kue. Pejual tidak hanya menjual produknya sendiri, tetapi juga dapat menjual produk pembuat roti dan kue lain yang menitipkan dagangannya. 2. Titip Jual Roti dan Kue. Sebagai produsen, pemilik usaha roti atau kue menjual produknya dengan cara menitipkannya di toko-toko atau kios-kios. Toko atau kios yang mau

12 menerima titipan jualan, misalnya toko roti, toko kelontong, kios rokok dan minuman ringan, rumah makan, kantin, dan sebagainya. 3. Penjualan Keliling Roti dan Kue. Roti dan kue dapat juga dijual dengan cara berkeliling dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Penjual roti keliling biasanya menjajakan dagangannya dengan gerobak dorong, sepeda, atau sepeda motor. Bahkan banyak juga pemilik usaha roti dan kue yang memiliki armada mobil. 4. Pesanan Roti dan Kue. Wirausaha roti dan kue dapat juga berproduksi berdasarkan pesanan. Biasanya orang-orang akan memesan roti atau kue untuk acara-acara tertentu, seperti pesta ulang tahun, syukuran, bahkan peringatan hari besar nasional, dan sebagainya. Pesanan biasanya akan meningkat saat mendekati hri-hari raya keagamaan seperti Idul Fitri dan Lebaran. 5. Pabrikan atau Pemasok Roti dan Kue. Pemilik usaha pabrikan menjual roti dan kue dengan cara memasok atau menyuplaikannya ke toko-toko yang membutuhkan. Meskipun hampir sama, usaha pabrikan berbeda degan usaha pesanan. Pemilik usaha pesanan hanya memproduksi roti dan kue hanya berdasarkan pesanan yang datang sewaktuwaktu. Adapun usaha pemasok lebih rutin memproduksi roti dan kue, yaitu sesuai pesanan setiap hari.

13 2.4 Persaingan Bisnis Persaingan merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan guna membuat konsumen tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan, termasuk juga dengan pebedaan harga, promosi, kualitas, maupun pelayanan purna jual. (Ismanthono, 2006:45) Persaingan akan menuntut produsen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan terjangkau oleh pasar. Persaingan bisnis menuntut setiap pelaku usaha untuk terus mengembangkan usahanya menjadi usaha yang mampu untuk mencitakan keunggulan bersaing. Bagi usaha kecil, persaingan bisnis dapat menjadi salah satu alasan mengapa suatu usaha kecil memerlukan pengembangan usaha. 2.5 Formulasi Strategi Melalui Analisis SWOT Formulasi strategi merupakan suatu bentuk perencanaan jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan. Formulasi strategi penting untuk dilakukan agar perusahaan memiliki suatu strategi yang dapat digunakan sebagai alat bagi perusahaan dalam mencapai apa yang menjadi tujuannya. Salah satu alat formulasi strategi yang banyak digunakan dalam merumuskan strategi adalah analisis SWOT. SWOT merupakan singkatan dari Strenghts, Weakness, Opportunities, dan Threats. Strenghts merupakan keunggulan atau kelebihan yang berasal dari internal perusahaan yang dapat menguatkan posisi perusahaan. Weakness

14 merupakan kelemahan atau kekurangan yang berasal dari internal perusahaan yang dapat melemahkan posisi perusahaan. Opportunities merupakan peluangpeluang yang berasal dari eksternal perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk menguatkan posisi perusahaan. Threats merupakan ancaman-ancaman yang berasal dari ekternal perusahaan yang mampu mengancam posisi perusahaan. Menurut Rangkuti (2013: 19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunitiies) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan weakness). GAMBAR 2.1 DIAGRAM ANALISIS SWOT 3. Mendukung Strategi 1. Mendukung strategi turnaround KELEMAHAN INTERNAL BERBAGAI PELUANG agresif KEKUATAN INTERNAL 4. mendukung strategi 2. Mendukung strategi Defensif diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Sumber: Rangkuti (2013, 20)

15 Keterangan: Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhanyang agresif (growth oriented strategy). Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar) Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi ia juga menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrix. Fokus strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

16 2.5.1 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis peluang serta ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan. David (2006:104) membagi lingkungan eksternal ke dalam 5 kekuatan eksternal (external forces), yaitu: 1. Kekuatan Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap potensi menarik atau tidaknya suatu strategi. Supriyono (1993) menyatakan bahwa kekuatan ekonomi yang dianalisis adalah meliputi tahapan siklus bisnis, gejala deflasi dan inflasi dalam harga barang dan jasa, kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi, kebijakan fiskal dan neraca pembayaran. Setiap segi faktor dalam kekuatan ekonomi tersebut dapat menjadi ancaman maupun peluang. 2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Perubahan variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan dapat menjadi peluang ataupun ancaman bagi seluruh organisasi besar maupun kecil, berorientasi laba maupun nirlaba dalam semua industri. 3. Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum Perubahan di dalam politik, pemerintahan, dan hukum dapat mempengaruhi suatu perusahaan. Perubahan ini dapat menjadi peluang maupun ancaman

17 utama bagi suatu perusahaan, misalnya peraturan-peraturan atau kebijakan pemerintahan yang dapat merubah atau mempengaruhi kondisi ekonomi. 4. Kekuatan Teknologi Perubahan teknologi yang revolusioner dan penemuan memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu perusahaan. Menurut Supiyono (1993), perubahan teknologi dapat mempengaruhi bahan mentah, metode dan proses produksi, serta produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Perubahan teknologi dapat memberi peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan atau sebaliknya mengancam kedudukan perusahaan. 5. Kekuatan Kompetitif Menurut Porter dalam David (2006:130), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas 5 kekuatan yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk subtitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/ pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen. Kelima kekuatan ini disebut sebagai Model Lima Kekuatan Porter (Porter s Five-Forces Model).

18 GAMBAR 2.2 Model Lima Kekuatan Porter Potensi pengembangan produk subtitusi Kekuatan tawarmenawar penjual/pemasok Persaingan antar perusahaan sejenis Kekuatan tawarmenawar pembeli/konsumen Kemungkinan masuknya pesaing baru Sumber: David (2006:131) Adapun penjelasan dari lima kekuatan kompetitif Porter adalah sebagai berikut: 1. Persaingan di antara perusahaan sejenis Persaingan di antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam 5 kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.

19 2. Kemungkinan masuknya pesaing baru Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan meningkat. Tetapi, hambatan untuk masuk dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonmi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya kebutuhan akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah mapan, dan potensi kejenuhan pasar. 3. Potensi pengembangan produk subtitusi Dalam banyak industri, perusahaan bersaing dekat dengan produsen produk subtitusi dalam industri yang berbeda. Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk subtitusi. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk subtitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meingkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. 4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of supplier mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika

20 ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang subtitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. 5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawarmenawar pembeli/konsumen akan menjadi lebih tinggi ketika barang yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan analisis terhadap kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kekuatan dan kelemahan ini berasal dari internal perusahaan itu sendiri. Menurut David (2006:158), terdapat 6 area fungsional bisnis yang menjadi variabel dalam nalisis lingkungan internal perusahaan, yaitu: 1. Manajemen Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri terdiri dari beberapa proses yang disebut sebagai fungsi manajemen. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.

21 2. Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefenisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Dalam pemasaran terdapat seperangat alat pemasaran yang disebut dengan 4P bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler (1995), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. 4P bauran pemasaran ini terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi), dan Promotion (Promosi). 3. Keuangan/akuntansi Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan hal yang penting guna memformulasikan strategti secara efektif. 4. Produksi/operasional Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antarindustri dan pasar. Roger Schroeder dalam David (2006:191) menyatakan bahwa manajemen produksi/operasi terdiri atas lima area keputusan atau fungsi yaitu:

22 1) Proses Keputusan proses berhubungan dengan desain dari sistem produksi fisik. Keputusan spesifik mencakup pilihan teknologi, layout fasilitas, analisis arus proses, lokasi fasilitas, keseimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi. 2) Kapasitas Keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang optimal untuk organisasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Keputusan spesifik mencakup peramalan, perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan,perencanaan kapasitas, dan analisis antrian. 3) Persediaan Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. Keputusan spesifik mencakup apa yang harus dipesan, kapan harus memesan, berapa banyak harus dipesan, dan penanganan bahan baku. 4) Tenaga kerja Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan karyawan yang terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial. Keputusan spesifik mencakup desain perkerjaaan, pengukuran kerja, pengayaan pekerjaan, standar kerja, dan teknik motivasi.

23 5) Kualitas Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi berkualitas tinggi. Keputusan spesifik mencakup pengendalian kualitas, pengambilan contoh, pengujian, pemastian kualitas, dan pengendalian biaya. 5. Penelitian dan Pengembangan Area terpenting kelima dalam operasi internal yang harus dievaluasi kekuatan dan kelemahan spesifiknya adalah penelitian dan pengembangan (research and development-r&d). Pengeluaran pada Litbang ditujukan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya untuk memperbaiki kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi untuj menurunkan biaya. 6. Sistem Informasi Manajemen Informasi menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajemen. Kegunaan sistem informasi manajemen adalh untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas manajerial. Sistem informasi manajemen mengumpulkan data tentang pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetitif secara eksternal.

24 2.5.3 Matriks SWOT Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. (Rangkuti, 2013: 83) Gambar 2.3 Matriks SWOT EFAS IFAS STRENGHTS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal. WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal. OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal. THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman ekternal. Sumber: Rangkuti (2013:83) STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

25 Keterangan: a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Strategi ini adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Strategi Strategi didefinisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Selain dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak didefinisikan hanya semata-mata

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang

BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT. likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang BAB II STRATEGI DAN ANALISIS SWOT A. Teori Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. penjualan atau promosi. Padahal keduanya hanya merupakan bagian dari kegiatan

BAB II KERANGKA TEORI. penjualan atau promosi. Padahal keduanya hanya merupakan bagian dari kegiatan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Kenyataannya kebanyakan kalangan masih belum begitu memahami arti dari pemasaran. Sering kali pemasaran diartikan secara terpisah sebagai kegiatan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Seperti yang telah

BAB II KERANGKA TEORI. dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Seperti yang telah BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Suatu strategi mempunyai dasar untuk mencapai sasaran yang dituju.pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Seperti yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sihotang (2008) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Pengaruh Strategi Positioning Bunga Tabungan Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Bank Kesawan, Tbk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY Nama : Doddy Muhammad Tri Widodo Npm : 11011 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun

BAB II KERANGKA TEORI. dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas, ataupun BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Bisnis Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Istilah bisnis berasal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PROPOSAL LAPORAN AKHIR IDENTIFIKASI STRATEGI PEMASARAN CIRCLE SHOP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT PROPOSAL LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Administrasi Bisnis Program

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen Manajemen mengacu pada proses dalam menyelesaikan suatu aktivitas secara efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991).

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adalah penelitian yang dilakukan oleh Alamia (2006), yang meneliti Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. adalah penelitian yang dilakukan oleh Alamia (2006), yang meneliti Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi ide awal dari skripsi yang disusun adalah penelitian yang dilakukan oleh Alamia (2006), yang meneliti Analisis SWOT pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab teori merupakan pedoman berfikir bagi peneliti.oleh karena itu seorang peneliti harus terlebih dahulu menyusun suatu kerangka

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Farouk Pratama NPM : 12212790 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), "wirausaha adalah seseorang yang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), wirausaha adalah seseorang yang BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Dewanti, Retno (2008, p4), "wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang baru dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA TOKO MITRA BIKE NAMA : PRAMUDITHA RIZKY NPM : 15210358 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : SRI KURNIASIH AGUSTIN, SE.,MM LATAR BELAKANG MASALAH Pemasran merupakan aspek yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Strategi Bisnis Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. David (2006) mendefinisikan strategi adalah tindakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Tjiptono, Fandy. (2002, p3) dalam bukunya istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia ( stratos = militer, dan ag =memimpin), yang artinya

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bisnis 2.1.1.1 Pengertian Bisnis Umar (2002), menyatakan bahwa bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Matrik BCG (Boston Consulting Group) Berdasarkan tingkat pertumbuhan pangsa pasar dan pangsa pasar relatif sebagai perameter untuk mengukur dan mengetahui posisi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU Volume 5. No : 3, 2017 1 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS TOKO FAJAR BARU Pricillia Wanandi Program Studi Manajemen Bisnis, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121 131, Surabaya E-mail: shiel_pricillia@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Ernie dan Kurniawan (2005), manajemen adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Menurut Robbins dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1 Konsep Strategi Mengikuti modus opini istilah strategi dalam bahasa yunani disebut strategos. Kembali ke dalam bahasa Indonesia strategos

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Bersaing Perusahaan Perusahaan dalam suatu industri selalu mengalami persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

2 BAB II LANDASAN TEORI

2 BAB II LANDASAN TEORI 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Istilah strategi pemasaran dapat diartikan suatu proses menganalisa kesempatankesempatan, memilih tujuan-tujuan, mengembangkan siasat (strategi),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani,

BAB II KERANGKA TEORI. Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu strategos. Kata strategos ini berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Stephanie K. Marrus, diacu dalam Husein Umar (2001), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN Nama : Galih Damar Kusumo NPM : 12210915 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM LATAR BELAKANG Pada masa sekarang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis digunakan untuk mencari kebenaran deduktif dengan menarik kesimpulan khusus dari pernyataan-pernyaatan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu produk olahan kacang adalah roti kacang. Tekstur kuenya yang lembut merupakan khas roti kacang Tebing Tinggi. Roti kacang ini terbuat dari tepung

Lebih terperinci