IV. METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Studi dilaksanakan pada bulan Februari 004 sampai dengan Maret 004 di Kelurahan Meranti Pandak dan Kelurahan Sri Menanti, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Lokasi studi ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan daerah sentra produksi industri produk jadi rotan di Kota Pekanbaru. 4.. Metode Penarikan Sampel Populasi dalam studi ini adalah rumahtangga pengusaha dan pekerja industri produk jadi rotan di Kelurahan Meranti Pandak dan Kelurahan Sri Menanti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling menurut skala usaha. Pada umumnya industri produk jadi rotan di Kota Pekanbaru termasuk kriteria skala usaha industri mikro dan industri kecil, oleh karenanya stratifikasi dilakukan menurut skala usaha mikro dan kecil. Jumlah sampel yang diambil untuk rumahtangga pengusaha sebanyak 30 sampel dan rumahtangga pekerja sebanyak 40 sampel. Dari total sampel rumahtangga pengusaha industri produk jadi rotan yang dikumpulkan secara acak sebanyak 0 sampel rumahtangga pengusaha industri produk jadi rotan dengan skala usaha mikro dan 10 sampel dengan skala usaha kecil.

2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data cross section (kerat lintang) dan time series (deret waktu) yang saling melengkapi (pool data), tahun 00 dan 003. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden, yaitu rumahtangga pengusaha dan rumahtangga pekerja industri produk jadi rotan dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Disamping itu dikumpulkan pula sekunder dari beberapa instansi terkait, seperti: Dinas Koperasi Industri Kecil dan Menengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pusat Statistik dan sumber lainnya. Data sekunder digunakan untuk mendukung dan mempertajam analisis dalam studi ini Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dengan metode tabulasi difokuskan untuk menjelaskan pola alokasi waktu kerja, kontribusi pendapatan dan pola pengeluaran rumahtangga. Gambaran tentang pola alokasi waktu kerja rumahtangga pengusaha dan pekerja meliputi lama (persentase) waktu kerja yang dialokasi pada usaha di dalam usaha maupun di luar usaha industri produk jadi rotan. Lebih lanjut alokasi waktu kerja ini dapat didisagregasi menurut anggota rumahtangga (suami, istri dan anak). Sementara itu, analisis deskriptif tentang kontribusi pendapatan ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya kontribusi pendapatan dalam usaha maupun di luar usaha industri produk jadi rotan terhadap total pendapatan rumahtangga pengusaha dan pekerja. Selanjutnya analisis deskriptif tentang pola pengeluaran rumahtangga difokuskan untuk melihat besarnya alokasi pendapatan yang diinvestasikan

3 44 kembali pada usaha industri produk jadi rotan (khusus untuk rumahtangga pengusaha), pengeluaran konsumsi, tabungan, investasi dan leisure (rekreasi). Pola pengeluaran konsumsi rumahtangga lebih lanjut dirinci menurut kelompok komoditas, yaitu konsumsi pangan dan non pangan. Disamping itu, analisis deskriptif juga dilakukan berkaitan dengan gambaran umum tentang identitas sampel (umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman kerja) Model Keputusan Ekonomi Rumahtangga Dalam studi ini, analisis keputusan ekonomi rumahtangga antara rumahtangga pengusaha dan pekerja dilakukan secara terpisah. Pemisahan ini dilakukan karena ada perbedaan aktivitas ekonomi rumahtangga yang berbeda antara keduanya, terutama pada aktivitas produksi dan pengeluaran investasi. Dalam aktivitas produksi rumahtangga pengusaha bertindak sebagai pengelola usaha sedangkan rumahtangga pekerja bertindak sebagai pekerja atas perintah pengusaha sebagai majikannya. Selain itu, rumahtangga pengusaha memutuskan besarnya pengeluaran investasi pada usaha industri produk jadi rotan sedangkan rumahtangga pekerja tidak melakukannya. Dalam model ekonomi rumahtangga pengusaha, sejumlah persamaan dalam model dikelompokkan ke dalam empat blok, yaitu blok: produksi industri produk jadi rotan, curahan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pengusaha. Sementara itu, model ekonomi rumahtangga pekerja dikelompokkan ke dalam tiga blok, yaitu blok: curahan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga pekerja. Model Keputusan ekonomi rumahtangga yang dibangun dalam studi ini adalah model persamaan simultan.

4 45 Pada bagian sampai dengan disajikan model persamaan empiris (ekonometrika) serta tanda parameter yang diharapkan dari setiap peubah eksogen terhadap peubah endogen. Tanda parameter yang diharapan ini merupakan hipotesis. Misalnya pada persamaan (4.1), yaitu Q it = a 0 + a 1 TTKP it + a IUP it + a 3 BB it + a 4 SU it + U 1it, dimana tanda parameter yang diharapkan untuk total penggunaan tenaga kerja di dalam usaha industri produk jadi rotan (TTKP) bertanda positif, investasi usaha rumahtangga pengusaha bertanda positif, penggunaan bahan baku (BB) bertanda positif dan peubah dummy skala usaha (SU) bertanda positif. Jadi diduga produksi produk jadi rotan (Q) akan meningkat apabila semua peubah yang dimasukkan dalam persamaan produksi meningkat. Begitu juga dengan persamaan struktural lainnya, dimana tanda parameter yang diharapkan merupakan hipotesis Spesifikasi Model Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pengusaha Model merupakan suatu abstraksi dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari model aljabar, yakni suatu unsur yang bersifat stochastic yang mencakup satu atau lebih peubah pengganggu (Intriligator, 1978). Dengan demikian, model dapat dikatakan sebagai simplifikasi (penyederhanaan) atas fenomena aktual yang dinyatakan dengan simbol-simbol dan dirumuskan dalam bentuk persamaan. Dalam rangka penyederhanaan untuk melihat keterkaitan antara blok, persamaan dan peubah yang dibangun dalam model, Gambar menyajikan diagram simplifikasi model ekonomi rumahtangga pengusaha industri produk industri jadi rotan.

5 46

6 47 Simplikasi model dan uraian persamaan pada bagian bab berikutnya mengacu pada kerangka pemikiran yang telah dijabarkan pad bagian Bab 3. Setelah melakukan survai ditemukan beberapa peubah yang tidak dapat dimasukkan dalam model operasional penelitian ini, meliputi: Pertama, peubah pola usaha yang seharusnya merupakan peubah eksogen yang ada dalam persamaan produksi produk jadi rotan, curahan kerja keluarga pengusaha dalam usaha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga pengusaha. Peubah ini tidak dimasukkan ke dalam model karena dari hasil survai semua responden rumahtangga pengusaha produk jadi rotan berpola usaha lokal. Dengan kata lain pola usaha pada usaha industri produk jadi rotan di Kota Pekanbaru bersifat homogen (semuanya sama). Kedua, secara teoritis pendapatan yang dialokasikan untuk pengeluaran rumahtangga (konsumsi rumahtangga adalah pendapatan disposable) yaitu pendapatan setelah dikurangi pajak. Dari hasil survai, seluruh responden menyatakan bahwa mereka tidak membayar pajak pendapatan. Setelah dilakukan pemeriksaan silang ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, dan Dinas Perpajakan Provinsi Riau menyatakan bahwa pengrajin rotan tidak dikenakan pajak karena usaha tersebut tergolong industri kecil dan mikro (industri rumahtangga) yang tidak memiliki NPWP (Nomor Peserta Wajib Pajak), sehingga tidak dikenakan pajak. Oleh karenanya dalam penelitian ini, peubah pendapatan total rumahtangga yang digunakan sebagai peubah eksogen dalam persamaan pengeluaran rumahtangga pengusaha. Dengan kata lain, pendapatan yang siap dibelanjakan sama dengan pendapatan total rumahtangga pengusaha.

7 Produksi Produk Jadi Rotan Produksi produk jadi rotan yang dihasilkan rumahtangga pengusaha diduga dipengaruhi oleh total penggunaan tenaga kerja di dalam usaha, investasi usaha rumahtangga pengusaha, penggunaan bahan baku rotan dan skala usaha. Persamaan produksi produk jadi rotan dirumuskan sebagai berikut: Q it = a 0 +a 1 TTKP it +a IUP it +a 3 BB it +a 4 SU it + U 1it.. (4.1) Q = produksi produk jadi rotan (unit) TTKP = total penggunaan tenaga kerja di dalam usaha (jam/tahun) IUP = investasi usaha rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) BB = penggunaan bahan baku (kg) SU = peubah dummy skala usaha, 0= industri mikro dan 1= industri kecil i = 1,,3,, n t = tahun ke 1 dan Tanda parameter dugaan yang diharapkan: a 1, a, a 3, a 4, a 5 > Curahan Kerja Keluarga dan Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Pengusaha dalam Usaha Curahan tenaga kerja keluarga rumahtangga pengusaha terdiri dari curahan tenaga kerja keluarga dalam dan luar usaha industri produk jadi rotan. Dalam aktivitas produksinya, rumahtangga pengusaha juga akan menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga apabila tenaga kerja keluarga tidak dapat melakukan aktivitas tersebut secara penuh. Curahan kerja keluarga rumahtangga pengusaha dalam usaha diduga dipengaruhi oleh angkatan kerja rumahtangga pengusaha, umur pengusaha, pendidikan pengusaha, pengalaman kerja pengusaha, modal usaha dan skala usaha. Persamaan curahan kerja keluarga rumahtangga pengusaha dirumuskan sebagai berikut: CKPD it = b 0 + b 1 AKP it +b UP it + b 3 EP it + b 4 PKP it + b 5 MUit +b 6 SUit + U it.. (4.)

8 49 AKP = angkatan kerja rumahtangga pengusaha (orang) UP = umur pengusaha (tahun) EP = pendidikan pengusaha (tahun) PKP = pengalaman kerja pengusaha dalam usaha industri produk jadi rotan (tahun) MU = modal usaha rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: b 1, b 4, b 5,b 6 > 0, b 0 dan b 3 < 0 Penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usaha industri produk jadi rotan diduga dipengaruhi oleh pendapatan rumahtangga pengusaha di dalam usaha, curahan kerja keluarga penggunaan di dalam usaha, penggunaan bahan baku, modal usaha dalam bentuk mesin dan alat usaha dan skala usaha. Persamaan penggunaan tenaga kerja luar keluarga pengusaha industri produk jadi rotan dinyatakan sebagai berikut: TKLP it = c 0 + c 1 PPD it + c CKPD it + c 3 BB it + c 4 MU it + c 5 SU it + U 3it (4.3) PPD = pendapatan rumahtangga pengusaha di dalam usaha (rupiah/ tahun) CKPD = curahan kerja keluarga pengusaha di dalam usaha (jam/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: c 1, c 3, c 4, c 5 > 0 dan c < 0 Untuk memperoleh pendapatan rumahtangga yang mampu memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya, anggota rumahtangga pengusaha juga mengalokasikan waktunya untuk bekerja di luar usaha industri produk jadi rotan. Keputusan mengalokasikan waktu untuk bekerja di luar usaha rumahtangga diduga dipengaruhi oleh pendapatan rumahtangga pengusaha di luar usaha, curahan kerja keluarga pengusaha dalam usaha, angkatan kerja pengusaha dan pendidikan pengusaha. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut: CKPL it = d 0 + d 1 PPL it + d CKPD it + d 3 AKP it + d 4 EP it + U 4it (4.4)

9 50 CKPL = curahan kerja keluarga pengusaha di luar usaha (jam/tahun) PPL = pendapatan rumahtangga pengusaha di luar usaha (rupiah/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: d 1, d 3, d 4 > 0 dan d < 0 Dari persamaan curahan dan penggunaan tenaga kerja dalam usaha industri produk jadi rotan, dapat dirumuskan persamaan total penggunaan tenaga kerja dalam usaha industri produk jadi rotal dan total curahan tenaga kerja keluarga pengusaha. Total penggunaan tenaga kerja dalam usaha industri produk jadi rotan merupakan penjumlah curahan tenaga kerja keluarga pengusaha dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga pengusaha di dalam usaha. Sementara itu, total curahan tenaga kerja keluarga pengusaha merupakan penjumlahan curahan kerja keluarga pengusaha di dalam dan luar usaha industri produk jadi rotan. Kedua persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas sebagai berikut: TTKP it = CKPD it + TKLP it. (4.5) TCKP it = CKPD it + CKPL it. (4.6) TCKP = total curahan kerja keluarga pengusaha (jam/tahun) Pendapatan Rumahtangga Pengusaha Pendapatan rumahtangga tersebut terdiri dari pendapatan dalam usaha dan pendapatan di luar usaha industri produk jadi rotan serta pendapatan non kerja. Pendapatan dalam usaha industri produk jadi rotan adalah penerimaan bersih yang diperoleh, yaitu penerimaan kotor dari hasil usaha dikurangi biaya produksi. Pendapatan pengusaha dalam usaha dinyatakan dalam persamaan indentitas sebagai berikut:

10 51 PPD it = (Pq it *Q it ) TBU it (4.7) TBU = total biaya usaha industri produk jadi rotan (rupiah/tahun) Pq = harga produk jadi rotan (rupiah/unit) Total biaya usaha merupakan penjumlahan biaya bahan baku, biaya upah, biaya penolong, biaya bahan bakar dan biaya lain-lain. Hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan identitas sebagai berikut : TBU it = (BB it *HBB it ) + BUP it + BBP it + BBK it + BLL it + TU it (4.8) TBU = total biaya usaha (rupiah/tahun) HBB = harga bahan baku (rupiah/kg) BUP = biaya upah (rupiah/tahun) BBP = biaya bahan penolong (rupiah/tahun) BBK = biaya bahan bakar (rupiah/tahun) BLL = biaya lain-lain (rupiah/tahun) TU = retribusi (rupiah/tahun) Sementara itu, pendapatan rumahtangga pengusaha dari luar usaha industri produk jadi rotan diduga dipengaruhi oleh curahan tenaga kerja luar usaha, umur dan pendidikan pengusaha. Persamaan pendapatan pengusaha di luar usaha dinyatakan sebagai berikut: PPL it = e 0 + e 1 CKPL it + e UP it + U 5it (4.9) CKPL = curahan kerja keluarga pengusaha di luar usaha (jam/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: e 1 > 0 dan e 0 Pendapatan total rumahtangga pengusaha merupakan penjumlahan pendapatan yang diterima rumahtangga pengusaha dari dalam dan luar usaha serta pendapatan non kerja. Persamaan pendapatan total rumahtangga pengusaha dinyatakan dalam persamaan identitas sebagai berikut: PTP it = PPD it + PPL it + PNKP it (4.10)

11 5 PTP = pendapatan total rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) PNKP = pendapatan non kerja pengusaha (rupiah/tahun) Pengeluaran Rumahtangga Pengusaha Seperti telah diuraikan dalam kerangka toritis, pengeluaran rumahtangga pengusaha dikelompokkan menjadi: pengeluaran pangan, non pangan, investasi pendidikan, investasi usaha, rekreasi dan menabung. Pengeluaran pangan dan non pangan disebut dengan pengeluaran konsumsi, dengan menjumlahkan keduanya akan diperoleh pengeluaran konsumsi total. Perilaku pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan dinyatakan dalam persamaan struktural sebagai berikut: KPP it = f 0 + f 1 PTP it + f JANP it + f 3 EIP it + U 6it. (4.11) KNPP it = g 0 + g 1 PTP it + g KPP it + g 3 IEP it + U 7it.. (4.1) KPP = konsumsi pangan rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) KNPP = konsumsi non pangan rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) PTP = pendapatan total rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) JANP = jumlah anggota keluarga rumahtangga pengusaha (orang) EIP = pendidikan isteri pengusaha (tahun) IEP = investasi pendidikan rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: f 1, f, f 3, g 1 > 0 dan g, g 3, < 0 Sementara itu, pengeluaran konsumsi total dinyatakan dalam persamaan identitas sebagai berikut: KTP it = KPP it + KNPP it (4.13) KTP = konsumsi total rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) Selanjutnya perilaku pengusaha dalam memutuskan pengeluaran investasi pendidikan, investasi usaha, rekreasi dan menabung dinyatakan dalam persamaan struktural sebagai berikut:

12 53 IEP it = h 0 + h 1 PTP it + h JASP it + h 3 EIP it + U 8it.. (4.14) IUP it = i 0 + i 1 PTP it + i SBT it + U 9it (4.15) KRP it = j 0 + j 1 PTP it + j KTP it + j 3 JANP it + j 4 ADP it + U 10it.. (4.16) TABP it = k 0 + k 1 PTP it + k SBT it + k 3 IEP it +k 4 EIP it + U 11it.. (4.17) JASP = jumlah anak sekolah rumahtangga pengusaha (orang) KRP = pengeluaran rekreasi rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) TABP = jumlah tabungan rumahtangga pengusaha (rupiah/tahun) SBT = suku bunga tabungan (persen) ADP = peubah dummy asal daerah pengusaha, 0 = pekanbaru dan 1 = luar Pekanbaru Tanda parameter dugaan yang diharapkan: h 1, h, h 3, i 1, j 1, j 3, j 4, k 1, k, k 4 > 0 dan i, j, k 3, < Spesifikasi Model Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Seperti telah dijelaskan sebelumnya, model ekonomi rumahtangga dikelompokkan ke dalam tiga blok, yaitu blok: curahan tenaga kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga pekerja. Gambar 3 menyajikan diagram simplifikasi model ekonomi rumahtangga pekerja produk industri jadi rotan, sehingga keterkaitan antara blok, persamaan dan peubah dalam model dapat dengan jelas ditelusuri Curahan Kerja Keluarga Pekerja Seperti halnya rumahtangga pengusaha, rumahtangga pekerja juga harus mengambil keputusan seberapa besar jumlah tenaga kerja keluarga yang dicurahkan di dalam usaha industri produk jadi rotan dan jumlah tenaga kerja keluarga yang harus dicurahkan pada usaha di luar industri produk jadi rotan. Keputusan yang diambil berhubungan erat dengan upaya untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup rumahtangganya.

13 54

14 55 Curahan kerja keluarga pekerja di dalam usaha industri produk jadi rotan diduga dipengaruhi pendapatan dalam usaha (sebagai proksi upah kerja dalam usaha), angkatan kerja rumahtangga, pengalaman kerja dan asal daerah pekerja. Curahan kerja keluarga pekerja di luar usaha diduga dipengaruhi curahan kerja keluarga pekerja di dalam usaha, pendapatan luar usaha (sebagai proksi upah kerja di luar usaha) dan umur pekerja. Curahan kerja keluarga pekerja di dalam dan luar usaha dinyatakan sebagai persamaan struktural berikut: CKBD it = l 0 + l 1 PBD it + l AKB it + l 3 PKB it + l 4 ADB it + U 1it. (4.18) CKBL it = m 0 + m 1 CKBD it + m PBL it + m 3 UB it + U 13it.. (4.19) CKBD = curahan kerja keluarga pekerja di dalam usaha (jam/tahun) CKBL = curahan kerja keluarga pekerja di luar usaha (jam/tahun) PBD = pendapatan pekerja dalam usaha (rupiah/tahun) AKB = angkatan kerja rumahtangga pekerja (orang) PKB = pengalaman kerja pekerja dalam usaha (tahun) ADB = peubah dummy asal daerah pekerja, 0 = pekanbaru dan 1 = luar pekanbaru PBL = pendapatan pekerja dalam luar usaha (rupiah/tahun) UB = umur pekerja (tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan: l 1, l,, l 4, m, m 3 > 0; dan l 3, m 1 < 0 Total curahan kerja keluarga pekerja merupakan penjumlahan curahan kerja keluarga pekerja di dalam dan luar usaha. Hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan identitas sebagai berikut: TCKB it = CKBD it + CKBL it (4.0) TCKB = total curahan kerja keluarga pekerja (jam/tahun) Pendapatan Rumahtangga Pekerja Pendapatan rumahtangga pekerja diperoleh dari bekerja pada usaha industri produk jadi rotan dan bekerja di luar usaha tersebut. Pendapatan pekerja

15 56 dalam usaha industri produk jadi rotan diduga dipengaruhi oleh curahan kerja keluarga pekerja di dalam usaha industri produk jadi rotan, pengalaman kerja, pendidikan dan jenis upah. Sedangkan pendapatan rumahtangga pekerja di luar usaha diduga dipengaruhi curahan tenaga kerja luar usaha, angkatan kerja dan pendidikan pekerja. Kedua jenis pendapatan rumahtangga tersebut dinyatakan sebagai persamaan struktural berikut: PBD it = n 0 + n 1 CKBD it + n PKB it + n 3 EB it + n 4 JU it + U 14it (4.1) PBL it = o 0 + o 1 CKBL it + o AKB it + o 3 EB it + U 15it.. (4.) JU = peubah dummy jenis upah, 0 = upah harian dan 1 = upah borongan Tanda parameter dugaan yang diharapkan: n 1, n, n 3, n 4, o 1, o, o 3 > 0 Pendapatan total rumahtangga pekerja merupakan penjumlahan pendapatan yang diterima dalam dan luar usaha serta pendapatan non kerja. Pendapatan total rumahtangga pekerja ditulis dalam persamaan identitas sebagai berikut: PTB = PBD + PBL + PNKB.. (4.3) PTB = pendapatan total pekerja (rupiah/tahun) PNKB = pendapatan non kerja pekerja (rupiah/tahun) Pengeluaran Rumahtangga Pekerja Pengeluaran rumahtangga pekerja industri produk jadi rotan meliputi: konsumsi pangan, konsumsi non pangan, investasi pendidikan dan pengeluaran rekreasi. Konsumsi pangan rumahtangga pekerja diduga dipengaruhi pendapatan total rumahtangga, anggota keluarga rumahtangga dan pendidikan isteri pekerja. Sementara itu, Konsumsi non pangan rumahtangga pekerja diduga dipengaruhi

16 57 pendapatan total rumahtangga, konsumsi pangan dan investasi pendidikan rumahtangga pekerja. Perilaku rumahtangga pekerja dalam mengkonsumsi pangan dan non pangan dinyatakan dalam persamaan struktural: KPB it = p 0 + p 1 PTB it + p JANB it + p 3 EIB it + U 16it (4.4) KNPB it = q 0 + q 1 PTB it + q KPB it + q 3 IEB it + U 17it (4.5) KPB = konsumsi pangan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) KNPB = konsumsi non pangan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) JANB = anggota keluarga rumahtangga pekerja (orang) EIB = pendidikan isteri pekerja (tahun) IEB = investasi pendidikan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) Tanda parameter dugaan yang diharapkan : p 1, p, p 3, q 1 > 0 dan q, q 3 < 0 Sementara itu, pengeluaran konsumsi total dinyatakan dalam persamaan identitas sebagai berikut: KTB it = KPB it + KNPB it (4.6) KTB = konsumsi total rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) Selanjutnya pengeluaran rumahtangga pekerja untuk investasi pendidikan diduga dipengaruhi oleh pendapatan total rumahtangga, konsumsi pangan, jumlah anak sekolah rumahtangga pekerja dan pendidikan pekerja. Sementara itu, pengeluaran rekreasi rumahtangga pekerja diduga dipengaruhi oleh pendapatan total rumahtangga, konsumsi pangan, jumlah anggota rumahtangga dan asal daerah pekerja. Kedua jenis pengeluaran ini dinyatakan dalam persamaan struktural sebagai berikut: IEB it = r 0 + r 1 PTB it + r KPB it + r 3 JASB it + r 4 EB it +U 18it... (4.7) KRB it = s 0 + s 1 PTB it + s KPB it + s 3 JANB it + s 4 ADB it + U 19it. (4.8)

17 58 JASB = jumlah anak sekolah rumahtangga pekerja (orang) KRB = pengeluaran rekreasi rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) ADB = peubah dummy asal daerah pekerja, 0 = pekanbaru dan 1 = luar pekanbaru Tanda parameter dugaan yang diharapkan: r 1, r 3, r 4, s 1, s 3,s 4 > 0 dan r, s, < Prosedur Analisis Suatu studi yang menggunakan pendekatan ekonometrika, terutama persamaan simultan, untuk memperoleh hasil studi yang baik perlu mengikuti beberapa tahapan dalam prosedur analisis. Prosedur analisis dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu identifikasi model, pendugaan model, validasi model dan melakukan simulasi untuk melihat dampak perubahan karakteristik usaha terhadap Keputusan ekonomi rumahtangga produk jadi rotan Identifikasi Model Model ekonometrika ekonomi rumahtangga produk jadi rotan yang dikembangkan dalam studi ini merupakan model persamaan simultan. Dengan demikian perlu dilakukan identifikasi model terlebih dahulu sebelum memilih metode untuk menduga parameter pada setiap persamaan dalam model tersebut. Koutsoyiannis (1977), mengemukakan bahwa untuk dapat diduga parameternya, suatu model persamaan simultan harus teridentifikasi. Rumus identifikasi model berdasarkan order condition adalah sebagai berikut: (K M) (G 1) K M G = total peubah dalam model (peubah endogen dan peubah determinan) = jumlah peubah endogen dan eksogen yang dimasukkan ke dalam suatu persamaan tertentu dalam model = total persamaan (jumlah peubah endogen).

18 59 Kriteria identifikasi model dengan menggunakan order condition dinyatakan sebagai berikut: Jika (K-M)=(G-1), maka persamaan dalam model dinyatakan teridentifikasi secara tepat (exactly identified) Jika (K-M)<(G-1), maka persamaan dalam model dikatakan tidak teridentifikasi (unidentified) Jika (K-M)>(G-1), maka persamaan dalam model dikatakan teridentifikasi berlebih (overidentified). Dalam studi ini, pada model keputusan ekonomi rumahtangga pengusaha industri produk jadi rotan terdapat 17 persamaan (G), yang terdiri dari 11 persamaan struktural dan 6 persamaan identitas. Dalam model ini terdapat 17 peubah endogen dan peubah eksogen, sehingga total peubah dalam model (K) adalah 39 peubah. Jumlah peubah endogen dan eksogen terbanyak yang dimasukkan dalam suatu persamaan tertentu (M) adalah 6 peubah. Sementara itu, pada model ekonomi rumahtangga pekerja industri produk jadi rotan terdapat 11 persamaan (G), yang terdiri dari 8 persamaan struktural dan 3 persamaan identitas. Dalam model ekonomi rumahtangga pekerja ini terdapat 11 peubah endogen dan 10 peubah eksogen, sehingga total peubah dalam model (K) adalah 1 peubah. Jumlah peubah endogen dan eksogen terbanyak yang dimasukkan dalam suatu persamaan tertentu (M) adalah 4 peubah. Dengan demikian, berdasarkan kriteria order condition setiap persamaan struktural baik dalam model ekonomi rumahtangga pengusaha maupun rumahtangga pekerja adalah over identified.

19 Metode Pendugaan Model Untuk model persamaan simultan dengan kondisi setiap persamaannya yang teridentifikasi berlebih, maka pendugaan parameter dapat menggunakan beberapa metode yang ada seperti Two Stage Least Square (SLS) atau Three Stage Least Square (3SLS). Pendugaan nilai-nilai parameter dalam model dilakukan dengan memanfaatkan program komputer Statistical Analysis System- Econometric Time Series (SAS-ETS). Untuk menguji apakah peubah-peubah penjelas secara bersama-sama berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah endogen pada masing-masing persamaan digunakan uji statistik F. Kemudian untuk menguji apakah masingmasing peubah penjelas secara individual berpengaruh nyata atau tidak terhadap peubah endogen pada masing-masing persamaan digunakan uji statistik t Validasi Model Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu model cukup baik (valid) digunakan untuk analisis simulasi. Validasi model yang dilakukan dalam studi ini menggunakan kriteria statistik, yaitu RMSE (Root Mean Square Error), RMSPE (Root Mean Square Percent Error) dan U- Thaeil (Theil s Inequality Coefficient). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai berikut (Pindyck and Rubinfield, 1991): RMSE = ( 1/ n )* ( Pi Ai) 100* RMSPE = (1/ n)* {( Pi Ai ) / Ai ] (1 / n ) * ( Pi Ai ) U = (1 / n * ( Pi ) + (1 / n ) * ( Ai )

20 61 n = jumlah observasi P i = nilai pendugaan model (predicted) A i = nilai pengamatan contoh (actual) Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan nilai hasil estimasi peubah-peubah endogen dari nilai aktual masing-masing peubah endogen tersebut dalam ukuran relatif (persen), atau mengukur kedekatan nilai dugaan tersebut dengan nilai aktualnya. Sementara itu, statistik U digunakan untuk mengetahui kemampuan model untuk analisis simulasi peramalan. Nilai koefisien Theil (U) berkisar antara 1 dan 0. Jika U = 0 maka pendugaan model sempurna, jika U =1 maka pendugaan model naif. Untuk melihat keeratan arah (slope) antara aktual dengan hasil yang disimulasi dilihat dari nilai koefisien determinasinya (R²). Pada dasarnya makin kecil nilai RMSPE dan U-Theil s dan makin besar nilai R², maka pendugaan model semakin baik Uji Asumsi Ekonometrika Untuk memberikan hasil yang akurat dari hasil penelitian ini, perlu dilakukan pengujian beberapa asumsi ekonometrika yang meliputi pendekteksian normalitas dan heteroskedastisitas dari setiap persamaan dalam model keputusan ekonomi rumahtangga pengusaha dan pekerja Uji Normalitas Pendugaan persamaan dengan menggunakan metode OLS harus memenuhi sifat kenormalan, karena jika tidak normal dapat menyebabkan varians infinitif (ragam tidak hingga atau ragam yang sangat besar). Hasil pendugaan yang memiliki varians infinitif menyebabkan pendugaan dengan metode OLS

21 6 akan menghasilkan nilai dugaan yang not meaningful (tidak berarti). Hal ini mengindikasikan bahwa uji F dan t terhadap parameter pendugaan tidak mempunyai nilai. Hasil Penelitian yang memiliki ragam yang besar membuat hasil pendugaan tidak efektif, namun hasil uji F dan t terhadap parameter penduga masih memiliki nilai (Verbeek et. al, 000 dan Thomas, 1997). Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menguji Normalitas adalah Jarque-Bera test. Uji statistik ini dapat dihitung dengan rumus berikut: µ JB = n + 3 6µ ( µ / 3) 3 4 µ 4 n = jumlah sampel µ = varians µ 3 = skewness µ 4 = kurtosis Jarque-Bera test mempunyai distribusi chi square dengan derajat bebas dua. Jika hasil Jarque-Bera test lebih besar dari nilai chi square pada α=5 persen, maka tolak hipotesis nul yang berarti tidak berdistribusi normal. Jika hasil Jarque- Bera test lebih kecil dari nilai chi square pada α=5 persen, maka terima hipotesis nul yang berarti erro term berdistribusi normal Uji Heteroskedastisitas Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas antara lain uji Breusch-Pangan test dan White test. White test merupakan generalisasi dari Breusch-Pangan test yang juga memasukkan nilai residual yang dikuadratkan, tetapi mengeluarkan unsur-unsur yang memiliki order yang lebih tinggi. Konsekuensinya White test digunakan untuk mendeteksi bentuk-bentuk yang lebih umum dari heteroksedastisitas

22 63 dibandingkan dengan Breusch-Pagan test. Hal ini menyebabkan para peneliti lebih banyak menggunakan Breusch-Pangan test untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedatisitas. Breusch-Pagan test merupakan lagrange multiplier test untuk heteroskedastisitas. Metode ini merupakan perhitungan yang sederhana menggunakan R square (R ) dari beberapa persamaan yang diregresikan. Rumus Breusch-Pangan test dinyatakan sebagai berikut: σ i = σ h 1 ( z α) i h σ z = unsur yang tidak diketahui, yaitu fungsi yang diturunkan secara kontinu (tidak tergantung pada i) sehingga h(.) > 0 dan h(0) = 1. = varian = variabel yang mempengaruhi distrubance terms variance. Rumus paling simpel dari Breusch-Pangan test dapat dihitung sebagai hasil kali antara jumlah observasi (N) dan R. Secara matematika dirumuskan sebagai berikut: ε = N R Breusch-Pagan test mempunyai distribusi chi square dengan derajat bebas satu. Apabila chi square hitung lebih besar dari chi square tabel pada α=5 persen, maka tolak hipotesis nol yang berarti terjadi heteroskedastisitas. Apabila chi square hitung lebih kecil dari chi square tabel pada α=5 persen, maka terima hipotesis nol yang berarti tidak ada heteroskedastisitas Simulasi Model Beberapa skenario simulasi pada model keputusan ekonomi rumahtangga pengusaha antara lain adalah:

23 64 1. Peningkatan harga bahan baku sebesar 10 persen.. Peningkatan harga produk jadi rotan sebesar 10 persen. 3. Peningkatan upah sebesar 10 persen. 4. Penurunan suku bunga tabungan sebesar 5 persen. 5. Peningkatan lama pendidikan pengusaha sebesar 10 persen 6. Peningkatan retribusi sebesar 10 persen. 7. Kombinasi skenario 1, dan Kombinasi skenario 1, dan Kombinasi skenario 1,, 3 dan 4. Selanjutnya skenario simulasi pada model keputusan ekonomi rumahtangga pekerja antara lain adalah: 1. Peningkatan curahan kerja keluarga pekerja di dalam usaha sebesar 10 persen.. Peningkatan curahan kerja keluarga pekerja di luar usaha sebesar 10 persen. 3. Perubahan jenis upah dari upah harian menjadi upah borongan. 4. Kombinasi skenario 1 dan Konsep dan Definisi Operasional 1. Rumahtangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami seluruh atau sebagian bangunan fisik dan biasanya makan bersama dari satu dapur (pengurusan kebutuhan sehari-harinya dilakukan bersama-sama).. Industri produk jadi rotan adalah usaha yang melakukan kegiatan mengolah barang setengah jadi rotan menjadi produk jadi rotan. 3. Pengusaha adalah orang yang memiliki industri produk jadi rotan dan mempekerjakan tenaga kerja untuk menjalankan usahanya.

24 65 4. Pekerja adalah orang yang bekerja pada industri produk jadi rotan dan mendapat upah. 5. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam rumahtangga indusrti produk jadi rotan yang meliputi umur, pendidikan, pengalaman kerja, jumlah anggota keluarga, jumlah angkatan kerja keluarga, jumlah anak yang bersekolah dan asli daerah responden. 6. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar rumahtangga industri produk jadi rotan yang meliputi upah, harga bahan baku, harga produk jadi rotan dan suku bunga tabungan. 7. Skala usaha dalam hal ini berdasarkan pedoman dari BPS (1993), dimana usaha yang mempekerjakan kurang dari 4 orang dikelompokkan sebagai skala usaha rumahtangga, sedangkan usaha yang mempekerjakan 5 dan tidak lebih dari 19 orang dikelompokkan sebagai skala usaha industri kecil. 8. Curahan kerja adalah jumlah jam kerja riil yang dicurahkan untuk kegiatan mencari nafkah oleh anggota rumahtangga yang termasuk dalam angkatan kerja, baik yang bekerja dalam usaha maupun di luar usaha dalam satuan jam per tahun. 9. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga di dalam usaha adalah jumlah tenaga kerja luar keluarga pengusaha yang dicurahkan di dalam usaha industri produk jadi rotan yang dihitung menurut curahan kerja riil yang dialokasikan dalam satuan jam per tahun. 10. Angkatan kerja keluarga adalah jumlah anggota rumahtangga yang termasuk dalam usia kerja di atas 15 tahun dalam satuan orang.

25 Produksi adalah keseluruhan produksi produk jadi rotan yang dihasilkan oleh rumahtangga pengusaha selama setahun. Produk jadi rotan yang dihasilkan pengusaha beragam, sehingga untuk menyederhakan analisis digunakan dengan pendekatan perhitungan produksi rata-rata tertimbang, dengan rumus sebagai berikut: Produksi (Q) = P1 Q1 + PQ Pn Q P + P P 1 n n Q = jumlah produksi (unit per tahun) P = harga produk yang dihasilkan (rupiah per unit) 1,.. n = jenis produk 1,,, n 1. Harga produksi adalah harga produk jadi rotan dalam satu unit (set) yang diterima rumahtangga pengusaha pada waktu penjualan dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun yang dihitung menggunakan pendekatan harga ratarata tertimbang, dengan rumus sebagai berikut: Harga Produk (P) = PQ PQ Pn Q Q + Q Q 1 n n 13. Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh usaha industri produk jadi rotan untuk mengahasilkan produk, yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya upah, bahan penolong, biaya bahan bakar dan biaya lain-lain dalam satuan rupiah per tahun. 14. Bahan baku adalah banyaknya pemakaian bahan baku rotan setengah jadi untuk proses produksi. 13. Harga bahan baku rotan adalah harga per kilogram bahan baku rotan setengah jadi yang dibeli rumahtangga pengusaha.

26 Biaya bahan baku adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku bagi industri produk jadi rotan. 15. Biaya bahan penolong adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan penolong bagi industri produk jadi. 16. Biaya upah adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja dalam satuan rupiah per tahun. 17. Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan industri produk jadi rotan untuk membiayai bahan bakar seperti minyak tanah, gas elpiji dan listrik. 18. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan industri produk jadi rotan untuk membiayai penyusutan dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), sewa tanah, dan pajak kendaraan. 19. Pendapatan rumahtangga pengusaha di dalam usaha adalah pendapatan kotor dari usaha industri produk jadi rotan dikurangi dengan total biaya usaha dalam satuan rupiah per tahun. Sementara itu pendapatan rumahtangga pekerja di dalam usaha adalah balas jasa yang diterima rumahtangga pekerja dari pekerjaan yang telah dilakukannya pada industri produk jadi rotan dalam satuan rupiah per tahun. 0. Pendapatan rumahtangga pengusaha dan rumahtangga pekerja di luar usaha adalah balas jasa yang diterima oleh rumahtangga pengusaha dan rumahtangga pekerja di luar usaha industri produk jadi rotan dalam satuan rupiah per tahun. 1. Pendapatan non kerja adalah pendapatan yang diperoleh dari berbagai aset yang dimiliki rumahtangga, berupa pendapatan bunga dan pendapatan sewa.

27 68. Pendapatan total rumahtangga merupakan penjumlahan pendapatan rumahtangga di dalam usaha dan pendapatan di luar usaha industri produk jadi rotan serta pendapatan non kerja dalam satuan rupiah per tahun. 3. Konsumsi pangan adalah nilai bahan pangan yang dikonsumsi keluarga meliputi: beras, ikan, daging, sayuran, telur, susu, gula, teh, rokok, bumbu dapur, minyak goreng dan minyak tanah dalam satuan rupiah per tahun. 4. Konsumsi non pangan adalah nilai bahan yang dikonsumsi keluarga di luar kebutuhan pangan, investasi (pendidikan dan usaha) dan tabungan meliputi: sandang, pemeliharaan kesehatan, pemeliharaan tempat tinggal dan hubungan sosial dalam satuan rupiah per tahun. 5. Investasi pendidikan adalah pengeluaran rumahtangga untuk keperluan pendidikan rumahtangga meliputi biaya uang sekolah, jajan sekolah, pakaian sekolah, perlengkapan dan buku sekolah, pengeluaran untuk membeli koran dan majalah dalam satuan rupiah per tahun. 6. Investasi usaha adalah pengeluaran rumahtangga atas barang modal untuk keperluan usaha industri produk jadi rotan meliputi pengeluaran atas stok bahan baku, bahan penunjang dan peralatan dalam satuan rupiah per tahun. 7. Pengeluaran rekreasi adalah pengeluaran rumahtangga yang meliputi pengeluaran kunjungan ke sanak saudara, ke tempat hiburan, pulang kampung dan menghadiri resepsi. 8. Tabungan adalah besarnya dana yang disimpan oleh rumahtangga pada lembaga keuangan dalam satuan rupiah per tahun. 9. Suku bunga tabungan adalah tingkat bunga tabungan per tahun yang terdapat dalam buku tabungan masing-masing rumahtangga. 30. Pendidikan adalah waktu yang telah dimanfaatkan untuk sekolah, dalam satuan tahun.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN Studi-studi ekonomi rumahtangga yang dilakukan secara simultan pada umumnya menggunakan kerangka pemikiran model ekonomi rumahtangga yang dirumuskan oleh Becker (1965) yang selanjutnya

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 3, Nomor 1, Juli 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI KARET DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Volume 3, Nomor 2, Desember 2012 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2012 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 3, Nomor 2, Desember 2012 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI KAKAO DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pool data 13 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah selama periode 1995-2005. Data sekunder yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di wilayah Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Lebih terperinci

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2)

Dept.Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM-IPB, 2) ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT DI KELURAHAN BANDAR KIDUL KOTA KEDIRI DALAM RANGKA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Kasirotur Rohmah 1), Hastuti 2), dan

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA KOTO DAMAI KABUPATEN KAMPAR

FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA KOTO DAMAI KABUPATEN KAMPAR FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA KOTO DAMAI KABUPATEN KAMPAR Shorea Khaswarina Program Studi Agribisnis, Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data tahunan dari periode 2003 2012 yang diperoleh dari publikasi data dari Biro

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 6, Nomor 2, Desember 2015 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ISSN 2087-409X ANALISIS EKONOMI RUMAHTANGGA PENGUSAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi di Indonesia tahun 2005-2009 yang diperoleh dari Dirjen Perimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD

ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD ANALISIS EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN : STUDI KASUS ISTRI NELAYAN DI KABUPATEN ACEH BESAR, NAD Oleh : Miftakhuddin 1 dan Abdul Kohar Mudzakir 2 1).Lembaga hukom adat laot/panglima laot aceh, Jl. T.Nyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER

DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER P R O S I D I N G 186 DAMPAK PENINGKATAN HARGA PUPUK UREA TERHADAP KERAGAAN PASAR TEMBAKAU BESUKI NA OOGST DI KABUPATEN JEMBER Novi Haryati, Soetriono, Anik Suwandari Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Kecamatan Regol merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Bandung berada di tengah tengah kota bandung memiliki jumlah kelurahan sebanyak 7 kecamatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 55 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan studi pustaka, teori-teori ekonomi makro, dan kerangka logika yang digunakan, terdapat saling keterkaitan antara komponen perekonomian makro

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari PAD, transfer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah daya saing produk industri pengolahan berupa data time series periode 1988-2008 sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Selain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Dan yang menjadi objek penelitian adalah pengusaha

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

3. METODE. Kerangka Pemikiran

3. METODE. Kerangka Pemikiran 25 3. METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu serta mengacu kepada latar belakang penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat dibuat suatu bentuk kerangka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Departemen Kesehatan. Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODI PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Bali pada tahun

BAB III METODI PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Bali pada tahun BAB III METODI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia dengan maksud, memberikan kejelasan tentang keterkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi di 5 pulau

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan Sebagai negara yang menganut sisitem perekonomian terbuka maka sudah barang tentu pertumbuhan ekonominya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 90 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini memuat tentang tingkat pengangguran terbuka yang terjadi di Indonesia selama. Adapun yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi tentang satuan pengukuran,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data numerik atau angka-angka. Metode deskriptif yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usaha ternak ayam adalah usaha yang membudidayakan ayam ras pedaging probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Bogor (nasabah Bank Rakyat Indonesia dijadikan sebagai responden).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia sebagai negara berkembang yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Adapun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.2. Data dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian mengenai risiko harga dan perilaku penawaran apel dilakukan di PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya yang beralamat di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang 62 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Teluk Bintuni di dua desa yang berada di sekitar wilayah pembangunan proyek LNG Tangguh yaitu di Desa Tanah

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Upah Minimum dan Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data IV. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data adalah semua hasil observasi atau pengukuran yang telah dicatat untuk suatu keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai

Lebih terperinci

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI 84 VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PUAP DAN RASKIN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI 7.1. Hasil Validasi Model Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sebelum melakukan simulasi untuk menangkap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kurun waktu , mengenai Jumlah Wisatawan, Tingkat Hunian BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Sehubungan dengan obyek yang akan ditulis, maka populasi dalam penelitian difokuskan di Kabupaten Banjarnegara. Dimana data dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10 kelurahan Kota Karang dan Kecamatan Teluk Betung Timur. Pada Tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 6, Nomor 1, Juli 2015 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) DAMPAK HARGA BERAS TERHADAP KONSUMSI BERAS RUMAHTANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI DESA INDRA SAKTI KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. 2. Variable Penelitian a. Variabel X (variabel Independent/bebas)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA VI. ALOKASI WAKTU KERJA, PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA 6.1. Alokasi Waktu Kerja Anggota Rumahtangga Dalam penelitian ini, alokasi waktu kerja didefinisikan sebagai jumlah jam kerja riil yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang memiliki sifat runtut waktu (time series) atau data tahunan dan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 73 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan Indonesia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci