MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO"

Transkripsi

1 MAKALAH MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Basic Skill of Nursing Disusun Oleh: 1. Uji Triyadi ( A ) 2. Umi Latifah ( A ) 3. Utami Agus Nugrahenti ( A ) 4. Veber Ali Sabana ( A ) 5. Warih Puryanti ( A ) 6. Wiji Mulyani ( A ) 7. Windarti ( A ) 8. Wisnu Nugroho ( A ) 9. Yeni Indri Astuti ( A ) 10. Yudha Rahmawan ( A ) STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 DAFTAR ISI

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh Bu.Isma Yuniar, tentang Teori Keperawatan Ida Jean Orlando. Tak lupa juga shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Kami sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Gombong, 17 April 2013 Penyusun

4 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan suatu bentuk layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagaibagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, social, dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praltik keperawatan professional. Untuk tercapainya suatu keperawatan professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut Proses Keperawatan dan Dokumentasi Keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi ( komunikasi ), penerapan sesuai standart praktik, dan pelaksanaan proses leperawatan. Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang digunakan seperti yang akan dibahas pada makalah ini yaitu teori dari teori Ida Jean Orlando.

5 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Keperawatan Ida Jean Orlando 1. Riwayat Ida Jean Orlando Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John;s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelas M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di Sekoilah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun buku inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando., dan dicetak kedalam lima bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan [raktek keperawatan. Konsep mengenai proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain:

6 1. Memberikan konsep hubungan yang digambarkan secara sistematik mengenai fenomena bidang keperawatan. 2. Mengspesifikasi hubungan antar konsep keperawatan 3. Menjelaskan apa yang terjadi selama proses keperawatan dan mengapa hal itu terjadi. 4. Mengdeskipsikan bagaimana fenomena keperawatan dapat dikontrol. 5. Menjelaskan bagaimana mengontrol guna memprediksikan hasil dari proses keperawatan. 2. Konsep Utama dan Definisi Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan a. Tanggung jawab perawat Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus mengetahui kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar menjadi kewenangannya. b. Mengenal perilaku pasien Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien. c. Reaksi segera Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien.reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien, berfikir dan merasakan. d. Disiplin proses keperawatan Menurut George (1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan

7 pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat. e. Kemajuan / peningkatan Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif. Tanggungjawab dari seorang perawat meliputi bagaimana menolong seorang pasien dengan memenuhi kebutuhannya (misal; kenyamanan fisik dan mental yang harus diupayakan sedapat mungkin selama proses keperawatan berlangsung). Hal ini merupakan tanggungjawab seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan psien baik melalui usahanya sendiri maupun menggunakan bantuan tenaga lain. Kebutuhan Kebutuhan merupakan keadaan dimana seorang pasien membutuhkan, nutrisi, menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, dan menumbuhkan perasaan yang adekuat untuk sembuh. Tingkah Laku yang Timbul dari Pasien Tingkah laku yang timbul ini berupa tingkah laku verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat. Reaksi Langsung Reaksi spontan termasuk didalamnya persepsi dari keduanya yaitu perawat dan pasien, pemikiran dan perasaan dari keduanya. Disiplin Proses Keperawatan Disiplin Proses Keperawatan termasuk di dalamnya komunikasi antara perawat dan pasien. Disiplin Proses Keperawatan atau disebut juga Delebrasi Proses Keperawatan inilah yang digambarkan pada buku pertama Orlando. Improvisasi Improvisasi di sini berarti bagaimana berkembang lebih baik, untuk memberikan hasil, atau untuk menggunakan beberapa manfaat dari suatu hal. Manfaat dari Perawat Kegunaan dari seorang perawt adalah untuk memberikan bantuan apa saja dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien untuk sembuh. Tindakan Spontan Perawat Tindakan spontan dari seorang perawat adalah segala tindakan perawat yang dilakukan berdasarkan suatu alasan untuk memenuhi kebutuhan segera dari seorang pasien. Tindakan Deleberatif Perawat Tindakan dleberatif adalah segala sesuatu yang diputuskan setelah mengetahui kebutuhan yang diperlukan dan kemudian berupaya untuk memenuhinya. 3. Asumsi Pokok Teori Orlando Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan elebotasi mengenai pandangan Orlando mengenai:

8 a. Asusmsi mengenai Keperawatan 1. Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. 2. Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang berbeda (hasil). 3. Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional. b. Asumsi mengenai Pasien 1. Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik. 2. Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan 3. Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran. 4. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna. 5. Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal) c. Asumsi mengenai Perawat 1. Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik. 2. Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien 3. Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien. 4. Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab keperawatannya 5. Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri mereka masing-masing. d. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat 1. Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis 2. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat. 4. Pokok Utama Dari Teori Orlando Teori Orlando menggambarkan mengenai fungsi dari keperawatan secara professional sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pasien akan pertolongan. Fungsi ini akan terpenuhi ketika seorang perawat dapat mencari tahu dan menemukan apa saja kebutuhan yang diperlukan dari seorang pasien. Teori Orlando difokuskan pada bagaimana menciptakan kemajuan pada tindakan dari seorang pasien. Kemajuan dari seorang pasien dapat dilihat dari tingkah laku dan tindakan yang dapat diamati oleh seorang perawat. Persepsi seorang perawat

9 terhadap tingkah laku dari pasiennya dapat menghasilkan suatu pemikiran yang dapat mempengaruhi perawat untuk mengembangkan kjemampuannya. Orlando mengidentifikasi dan mendefiniskan beberapa elemen dari reaksi langsung seorang perawat sebagai berikut: a. Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya. b. Pemikiran spontan mengenai persepsi yang berasal dari pemikiran seorang individu c. Stimulasi perasaan dari hasil pemikiran dimana dapat mengerakkan seseorang dari hasil persepsi, pemikiran dan perasaanya. 5. Penerapan Dalam Dunia Keperawatan Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa negara. Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi Dunia Pendidikan Teori proses keperawatan Orlando merupakan kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung. Pelatihan dari penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses keperawatanya dan meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidang keperawatan dan diaplikasikan pada beberapa pengaturan prtoses penelitian. Beberapa peneliti yang mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori Orlando Disiplin Ilmu Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada murid dari sekolah keperawatan sehingga dapat diimplementasikan pada beberapa keadaan kondisi pada saat praktek keperawatan. Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride s (2002) yang mengembangkanya pada proses perawatan dalam aspek penyakit bipolar. 6. Proses keperawatan orlando Proses keperawatan Orlando didasarkan pada "proses di mana setiap tindakan individu". Tujuan dari proses ketika digunakan antara perawat dan pasien adalah memenuhi kebutuhan

10 pasien untuk membantu. Perbaikan dalam perilaku pasien yang idencates resulotion kebutuhan adalah hasil tujuannya adalah juga digunakan dengan orang lain yang bekerja dalam pengaturan ajob.. Ini Tujuannya di sini adalah untuk memahami bagaimana resposibilities profesional dan pekerjaan masing-masing mempengaruhi yang lain. ini memungkinkan perawat untuk secara efektif memenuhi setiap fuction profesionalnya untuk pasien dalam pengaturan origanizational. Perilaku Pasien proses keperawatan diatur dalam gerakan oleh perilaku pasien semua perilaku pasien, tidak peduli betapa tidak berartinya, harus dianggap sebagai ungkapan kebutuhan bantuan sampai maknanya kepada pasien tertentu dalam situasi yang mendesak dipahami.. Orlando menekankan hal ini pada prinsipnya pertama: "Perilaku menyajikan pasien, terlepas dari dari dalam yang muncul, mungkin merupakan suatu permohonan untuk membantu". Ketika pasien mengalami suatu kebutuhan bahwa ia tidak bisa menyelesaikan, rasa tidak berdaya terjadi. Perilaku pasien mencerminkan tekanan ini. Dalam Hubungan Perawat-Pasien Dinamis, Orlando menjelaskan beberapa kategori distres pasien. Ini adalah "keterbatasan fisik, merugikan reaksi terhadap pengaturan dan.pengalaman yang mencegah pasien dari berkomunikasi kebutuhannya. Perasaan tidak berdaya karena keterbatasan fisik dapat mengakibatkan dari pembangunan tidak lengkap, cacat sementara atau permanen, atau pembatasan lingkungan, nyata atau dibayangkan.. Reaksi yang merugikan pada pengaturan, di sisi lain, biasanya hasil dari pemahaman yang salah atau tidak memadai tentang pengalaman di sana. Pasien mungkin menjadi tertekan dari reaksi negatif untuk setiap aspek pengaturan meskipun niat membantu atau terapi Sering kebutuhan untuk membantu juga mungkin timbul dari berkomunikasi ketidakmampuan pasien secara efektif. Hal ini mungkin disebabkan faktor-faktor seperti ambivalensi ketergantungan tentang yang dibawa oleh penyakit, malu berhubungan dengan kebutuhan, kurangnya kepercayaan pada perawat, dan ketidakmampuan untuk menyatakan kebutuhan tepat. Perilaku pasien dapat verbal atau nonverbal inkonsistensi antara kedua jenis perilaku ini mungkin menjadi faktor yang memberitahu perawat bahwa kebutuhan pasien bantuan. Perilaku

11 verbal meliputi menggunakan semua pasien bahasa.. Mungkin mengambil dari dari "keluhan... permintaan. pertanyaan penolakan Komentar atau pernyataan. Perilaku nonverbal meliputi manifestasi fisiologis seperti denyut jantung, keringat, edema, dan buang air kecil: dan aktivitas motorik seperti tersenyum, berjalan, dan menghindari aye kontak. Perilaku pasien nonverbal juga mungkin vokal. Ini termasuk tindakan seperti menangis, tertawa, berteriak, dan mendesah Meskipun semua perilaku pasien mungkin menunjukkan kebutuhan untuk membantu, perilaku tidak mungkin efektif mengkomunikasikan kebutuhan itu. Ketika perilaku tidak berkomunikasi kebutuhan, masalah adalah hubungan perawat-pasien dapat timbul perilaku pasien yang tidak efektif "mencegah perawat dari melaksanakan. Nya kekhawatiran untuk perawatan pasien atau bentuk mempertahankan hubungan yang memuaskan kepada pasien. perilaku pasien yang tidak efektif juga dapat menunjukkan kesulitan dalam pembentukan awal dari hubungan perawat-pasien, identifikasi akurat dari reaksi pasien untuk tindakan keperawatan otomatis. Resolusi perilaku pasien yang tidak efektif yang tinggi prioritas sebagai perilaku biasanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu jika perlu bantuan itu mengungkapkan masih belum terselesaikan. PERBANDINGAN PROSES ORIANDO DAN PROSES KEPERAWATAN Proses keperawatan Orlando dapat dibandingkan dengan proses keperawatan yang dijelaskan dalam bab 2. Gambar l0-3 membantu untuk memandu perbandingan ini. keseluruhan karakteristik tertentu serupa pada kedua proses. Sebagai contoh, kedua. yang antarpribadi di alam dan membutuhkan interaksi antara pasien dan perawat. Pasien diminta untuk input seluruh proses.kedua proses juga melihat pasien sebagai orang total. Dia bukan hanya sekedar penyakit proses atau bagian tubuh. Orlando tidak menggunakan istilah holistik, efektif menggambarkan pendekatan holistik.kedua proses juga digunakan sebagai metode untuk memberikan asuhan keperawatan dan sebagai sarana untuk mengevaluasi perawatan.

12 Orlando membahas pengumpulan data dalam buku pertamanya, Hubungan Perawat Pasien Dinamis. Dia mendefinisikan observasi sebagai informasi apapun yang berkaitan pada pasien yang memperoleh perawat saat dia bertugas. Data langsung yang terdiri dari "setiap persepsi, pikiran, atau perasaan perawat memiliki dari pengalaman sendiri dari perilaku pasien pada setiap atau beberapa saat dalam waktu. Data tidak langsung berasal dari sumber-sumber lain dari pasien, seperti catatan, anggota tim kesehatan lainnya, atau orang lain yang signifikan pasien. kedua jenis data yang memerlukan eksplorasi dengan pasien untuk menentukan relevansi mereka dengan situasi tertentu. perilaku pasien baik secara verbal dan nonverbal yang penting. konsistensi atau inkonsistensi adalah sepotong data dalam dirinya sendiri. ini agak sesuai dengan data subyektif dan obyektif dalam proses keperawatan. Berbagi reaksi perawat dalam Proses Orlando memiliki komponen serupa dengan analisis pada proses keperawatan. Walaupun reaksi perawat adalah otomatis, kesadarannya itu dan bagaimana dia saham itu adalah kegiatan intelektual yang disengaja. Berbagi Orlando reaksi, bagaimanapun, adalah sebuah proses eksplorasi dengan pasien. Proses keperawatan, di sisi lain, membuat penggunaan dasar teoritis dan prinsip-prinsip keperawatan dari ilmu-ilmu fisik dan perilaku. Produk dari analisis dalam proses keperawatan adalah diagnosis keperawatan. Eksplorasi reaksi perawat dengan pasien dalam proses Orlando menyebabkan identifikasi kebutuhannya untuk bantuan. Pernyataan diagnosis keperawatan adalah suatu proses yang lebih formal daripada kebutuhan. Banyak diagnosis keperawatan mungkin dibuat. diberikan peringkat prioritas, dan diselesaikan dari waktu ke waktu. Sejak kesepakatan Orlando dengan segera perawat-pasien interaksi, hanya satu perlu ditangani dengan pada suatu waktu. Upaya saat ini untuk mengembangkan taksonomi dari diagnosis keperawatan tidak pantas dalam teori Orlando sejak setiap pertemuan pasien berbeda. Menggunakan teori Orlando, menyusui mungkin mengembangkan kategori bidang seperti menyebabkan kebutuhan pasien untuk membantu. Ini, tentu saja, harus diubah agar sesuai dengan situasi pasien tertentu. Fase perencanaan dari proses keperawatan melibatkan menulis tujuan dan sasaran dan memutuskan terhadap tindakan keperawatan yang sesuai. Hal ini sesuai dengan fase tindakan perawat proses Orlando.

13 Setiap jenis tujuan melampaui situasi mendesak tidak mungkin dalam Proses Orlando. Tujuannya selalu lega kebutuhan pasien untuk membantu; tujuan berkaitan dengan peningkatan perilaku pasien. Mandat proses keperawatan tindakan lebih formal menulis dan memberikan prioritas kepada tujuan dan sasaran. Kedua proses ini membutuhkan. pasien partisipasi dalam menentukan tindakan yang tepat. Dalam proses keperawatan ini kebanyakan terjadi pada penetapan tujuan. Proses Orlando melihat pasien sebagai peserta aktif dalam menentukan tindakan perawat yang sebenarnya. Proses keperawatan, di sisi lain, reties lebih berat pada prinsip-prinsip ilmiah dan teori-teori keperawatan dalam menentukan bagaimana perawat akan bertindak. Pelaksanaan melibatkan seleksi akhir dan pelaksanaan dari tindakan yang direncanakan. Ini juga panci dari fase tindakan perawat proses Orlando. Kedua proses mandat bahwa tindakan yang sesuai untuk pasien sebagai individu yang unik. Proses keperawatan mengharapkan perawat untuk mempertimbangkan semua kemungkinan efek dari tindakan terhadap pasien. Proses Orlando hanya berkaitan dengan efektivitas tindakan dalam memecahkan kebutuhan yang mendesak untuk bantuan. Evaluasi melekat pada fase tindakan Orlando proses nya. Untuk tindakan yang deliberatif, perawat harus mengevaluasi efektivitas ketika selesai. Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat menghasilkan serangkaian tindakan yang tidak efektif dengan kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan peningkatan biaya perawatan dan bahan. Evaluasi di kedua proses ini didasarkan pada kriteria objektif. Dalam proses keperawatan, evaluasi bertanya apakah tujuan perilaku dinyatakan terpenuhi. Dalam proses Orlando, perawat mengamati perilaku pasien untuk melihat apakah pasien telah dibantu. Dengan demikian, kedua proses mengevaluasi dalam hal hasil perawatan. Kedua proses keperawatan dan proses Orlando digambarkan sebagai serangkaian langkah berurutan. Langkah-langkah tidak benar-benar terjadi discretely dan dalam rangka dalam proses baik. Sebagai informasi baru telah tersedia, langkah-langkah awal dapat diulang. Dengan demikian, data penilaian baru dapat mengubah diagnosis keperawatan atau rencana. Proses Orlando hampir merupakan pertukaran yang terus menerus di mana perilaku pasien mengarah ke reaksi perawat, yang mengarah ke perilaku perawat, yang mengarah ke reaksi pasien (lihat Gbr. L0-2 dan l0-3). Jadi, kedua Proses yang dinamis dan responsif terhadap perubahan dalam situasi pasien.

14 Perawatan digunakan saat ini proses dan proses Orlando memiliki banyak kesamaan. Mereka melakukan. Namun, memiliki perbedaan penting. Proses keperawatan adalah jauh lebih dan memiliki fase lebih rinci dari Orlando. Hal ini membutuhkan perawat untuk membawa pengetahuan tentang prinsip-prinsip ilmiah dan teori keperawatan untuk memandu perilakunya. Orlando hanya menuntut bahwa perawat mengikuti prinsip-prinsip dia menetapkan untuk memandu perawatan. Perencanaan jangka panjang adalah bagian dari Proses keperawatan tetapi tidak relevan dengan proses Orlando. Meskipun kedua proses panggilan untuk keterlibatan pasien dalam proses perawatan, itu Orlando menuntut partisipasi ini lebih komprehensif. ORLANDO pekerjaan dan karakteristik dari teori Dapat bekerja Orlando disebut teori keperawatan seperti yang dijelaskan dalam Bab I. dalam arti sebuah "visi" dari apa keperawatan adalah, pekerjaannya tentu memenuhi syarat. apakah dia menggabungkan konsep-konsep untuk tujuan menurunkan hipotesis tentang praktek. eksplorasi untuk melihat apakah pekerjaan Orlando memenuhi semua karakteristik dasar teori membantu untuk menjawab pertanyaan ini.sebelum ini dilakukan, komentar pada penggunaan Orlando prinsip istilah yang sesuai. Sebelum ini dilakukan, komentar pada penggunaan Orlando prinsip istilah yang tepat. Prinsipprinsip, seperti juga hukum, benar-benar diprediksi. Mereka yang paling berguna dalam ilmu murni. Manusia terlalu individualistis dapat diramalkan, terutama dalam kaitannya dengan perilaku mereka. Orlando prinsip memberi tahu perawat bagaimana harus bertindak. Mereka memperkirakan hanya dalam pengertian umum bahwa jika perawat menggunakan prinsipprinsip, perilaku pasien akan membaik. Dengan demikian, panduan untuk praktek akan menjadi istilah yang lebih tepat untuk mereka daripada prinsip-prinsip. l. Teori dapat saling konsep sedemikian rupa untuk menciptakan cara berbeda dalam memandang suatu fenomena tertentu. Keperawatan adalah fokus pekerjaan Orlando. Teorinya views keperawatan sebagai berinteraksi dengan individu dalam situasi yang mendesak untuk meredakan rasa tidak berdaya. Dia berhubungan konsep ke dalam suatu keseluruhan yang baru dan bermakna. 2. Teori harus logis di alam. Pekerjaan Orlando tidak memberikan proses yang wajar dan berurutan untuk menyusui. Perilaku pasien memulai reaksi perawat. Eksplorasi ini reaksi dengan pasien mengarah ke identifikasi kebutuhan dan tindakan untuk mengatasi kebutuhan itu. Perawat harus bereaksi secara hati-hati ditentukan untuk memastikan dia bertemu tujuannya membantu

15 pasien. Dia harus mengevaluasi tindakannya untuk memastikan efektivitasnya. Jadi Orlando menyediakan logis daripada sebuah pendekatan intuitif untuk berlatih. 3. Teori harus relatif sederhana namun digeneralisasikan. Meskipun teori Orlando sederhana di alam itu tidak menggeneralisasi baik untuk semua praktik keperawatan. Teori ini tetap sederhana dengan berputar di sekitar interaksi perawat-pasien, unit dasar keperawatan. Hal ini juga membuat teori digeneralisasikan. Unit dasar ini berlaku terlepas dari setting perawatan atau jenis perawatan pasien menerima. 4. Teori dapat menjadi basis untuk hipotesis yang dapat diuji. Orlando tidak berasal dari teori hipotesa dan menguji mereka. Meskipun studi awal nya observasional, dia menguji ide-idenya dalam berbagai situasi keperawatan. Dalam studi kedua, dia mengembangkan kriteria untuk reaksi perawat yang cukup spesifik untuk pengembangan dan pengujian hipotesis statistik. 5. Teori berkontribusi dan membantu dalam meningkatkan tubuh secara umum pengetahuan dalam disiplin melalui penelitian dilaksanakan untuk memvalidasi mereka. Dalam pengujian teorinya Orlando ditambahkan ke tubuh secara umum pengetahuan keperawatan. Dia dapat menguji efektivitas disiplin Proses di kontak perawat dengan pasien, staf, dan pekerja ia mengawasi. Temuannya menunjukkan hubungan positif antara penggunaan disiplin proses dan hasil membantu kontak. Dia juga memberikan dukungan untuk gagasan bahwa proses dapat diajarkan dalam jangka waktu tertentu. Meskipun hipotesis-anaknya perlu tes ulang, mereka menyediakan dasar untuk perawat lain untuk mengembangkan teori-teori baru. Teori keperawatan lainnya, seperti Orem dan Rogers, menunjukkan konsistensi dengan, jika tidak pengaruh, aspek pekerjaan Orlando. 6. Teori dapat dimanfaatkan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka. Orlando telah cukup berhasil dalam mengembangkan sebuah teori berguna untuk praktek. Perawat dapat dengan mudah menggunakan prinsip-prinsip dan proses disiplin dalam interaksi mereka dengan pasien dan rekan sekerja. Menggunakan perawat teorinya yakin bahwa mereka tidak akan memberikan perawatan dengan cara yang tidak pantas bagi seorang individu pasien. Teori Orlando lebih mudah diterapkan pada praktek daripada beberapa teori keperawatan lain. Sebagai contoh, dua puluh satu masalah keperawatan Abdellah yang meminjamkan diri lebih mudah ke pendidikan daripada pengaturan praktek. Jika teori Orlando lebih sadar diterapkan oleh perawat pada semua tingkatan, kolegialitas dalam profesi ini akan berkembang pada kecepatan yang lebih cepat. Perbedaan profesional dan pendekatan alternatif dapat dibagi dan

16 diselesaikan secara konstruktif. Beberapa institusi yang berusaha untuk mengubah sistem keperawatan mereka pengiriman ke model yang lebih profesional, yaitu, sistem manajemen kasus. Ketika seperti sistem pengiriman yang digunakan, ada kurang perlu untuk memanggil otoritas hirarkhis untuk menyelesaikan perbedaan dan menegakkan kepatuhan terhadap kebijakan kelembagaan dan praktek. Saat ini, dalam perawatan kesehatan, banyak energi, waktu, dan sumber daya keuangan yang dihabiskan pada personil rumah sakit pendidikan, termasuk perawat, untuk berkomunikasi dengan pasien, pengunjung, dan satu sama lain. Tujuan dari banyak dari program ini adalah untuk mengajarkan orang untuk mendengarkan kebutuhan diungkapkan dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Programprogram ini mencakup esensi dari teori Orlando. Namun, teori Orlando tidak membimbing semua aspek praktik keperawatan. Daerah untuk studi lebih lanjut mencakup perencanaan jangka panjang, berurusan dengan keluarga dan komunitas, dan merawat pasien yang tidak menyadari bahwa kesehatan mereka terancam. 7. Teori harus konsisten dengan teori divalidasi lainnya, hukum, dan prinsip-prinsip tetapi akan meninggalkan pertanyaan tak terjawab terbuka yang perlu diselidiki. Teori Orlando tidak bertentangan dengan teori-teori divalidasi lain jika dipandang dalam arti agak terbatas dari interaksi perawat-pasien. itu adalah yang paling konsisten dengan teori interaksi, namun berhubungan dengan teori sistem dengan kesulitan. Orlando tidak membahas sistem praktek keperawatan. Ini mencakup baik interaksi perawat-pasien dan hubungan perawat di antara mereka sendiri dan dengan orang lain dalam lingkungan kerja yang terorganisir. Dia tidak melihat namun pasien dalam kaitannya dengan subsistem dan suprasistem. Untuk alasan ini, teori Orlando tidak berhubungan baik dengan teori keluarga. Keluarga hanya disebutkan sebagai sumber data langsung. Dengan demikian, pekerjaan Orlando mengandung banyak karakteristik dari sebuah teori. Meskipun niatnya, bagaimanapun, tidak provld9 sebuah teori komprehensif untuk memandu praktik keperawatan. Meskipun demikian, defisit ini tidak meniadakan kegunaannya dalam membimbing perawat-pasien interaksi. Juga tidak menyangkal nilai sebagai stimulus-untuk perawat lain untuk membawa pengembangan teori lebih lanjut.

17 KELEBIHAN DAN PEMBATASAN Teori Orlando telah banyak untuk menawarkan kepada keperawatan. Kekuatan utama dari karyanya adalah kegunaannya dalam praktik keperawatan. Ini panduan perawat melalui interaksi mereka dengan pasien. Penggunaan teorinya hampir menjamin bahwa pasien akan diperlakukan sebagai individu dan bahwa mereka akan memiliki masukan aktif dan konstan ke perawatan mereka sendiri. Fokus perawat harus tetap pada pasien bukan pada tuntutan lingkungan kerja. Perawat dapat menjaga Orlando dalam pikiran sambil menerapkan proses keperawatan saat ini. Penggunaan teorinya mencegah di-akurat diagnosis atau rencana tidak efektif. karena perawat harus terus mengeksplorasi reaksinya dengan pasien. Tidak perawat, berikut prinsip-prinsip Orlando, bisa gagal untuk mengevaluasi perawatan yang telah diberikan. Lain kekuatan Orlando adalah pernyataannya kemerdekaan keperawatan sebagai profesi dan keyakinannya bahwa kemerdekaan ini harus didasarkan pada kerangka teoritis suara Dia mendasarkan keyakinan ini pada definisi nya fungsi keperawatan. Dia percaya bahwa fungsi ini jelas akan membantu perawat dalam membangun kemandirian dan dalam penataan lingkungan kerja sehingga perawat efektif dapat memenuhi kebutuhan pasien mereka untuk membantu. Fungsi dari "mencari tahu dan memenuhi kebutuhan mendesak pasien untuk membantu" cukup luas untuk mencakup perawat yang berpraktik di semua pengaturan dan di semua daerah khusus Hal ini memungkinkan perawat untuk berevolusi dari waktu ke waktu dengan menghindari kaku daftar kegiatan keperawatan. Orlando panduan perawat untuk mengevaluasi perawatan nya dalam hal obyektif diamati hasil pasien. Ini bukan struktur pengaturan atau jumlah perawat yang bertugas yang menentukan perawatan yang efektif. Orlando telah menemukan hubungan positif antara penggunaan proses dan hasil yang menguntungkan dari perilaku pasien. Dalam merencanakan untuk menerapkan standar untuk praktik keperawatan, Asosiasi Perawat Amerika 'telah menggambarkan hasil pasien sebagai "indikator utama kualitas perawatan pasien. Sifat langsung dan interaktifnya proses, bagaimanapun, melakukan evaluasi proses memakan waktu. Seperti disinggung sebelumnya, input profesi keperawatan ke dalam standar akreditasi bagi organisasi perawatan kesehatan telah menempatkan penekanan besar pada evaluasi intervensi dalam hal hasil pasien. Penggunaan konsisten dari teori Orlando oleh perawat bisa membuat evaluasi fungsi kurang memakan waktu dan lebih disengaja, yang hasilnya akan didokumentasikan dalam grafik pasien. Dokumentasi seperti kebutuhan pasien, intervensi yang direncanakan, dan evaluasi

18 intervensi akan memberikan data untuk analisis yang akan berkontribusi pada tubuh secara umum pengetahuan dalam bidang keperawatan. Orlando pengujian teori di pengaturan praktik meminjamkan dukungan lebih lanjut untuk kegunaannya. Studi pertama, diterbitkan dalam Hubungan Perawat-Pasien Dinamis, memberikan dasar untuk pekerjaan di masa depan. Untuk studi kedua, dijelaskan dalam The Pengajaran Disiplin dan Proses Keperawatan, dia mengembangkan kriteria tertentu setuju untuk pengujian statistik. Perawatan dapat mengejar pekerjaan dengan pengujian ulang Orlando dan mengembangkan lebih lanjut pekerjaannya. Meskipun ide-ide Orlando mengandung banyak karakteristik dari sebuah teori, ada keterbatasan. Latar belakang kesehatan mentalnya mungkin bertanggung jawab atas sifat yang sangat interaktif teorinya. Meskipun ini sifat interaktif adalah salah satu kekuatan teori, itu juga menyediakan keterbatasan dalam gagasannya. Perawat kesepakatan luas dengan pemantauan dan mengendalikan proses fisiologis pasien untuk mencegah penyakit dan memulihkan kesehatan. Orlando jarang menyebutkan hal ini aspek peran perawat. Sifat yang sangat interaktif dari teori Orlando membuat sulit untuk mencakup perawatan yang sangat teknis dan fisik yang perawat berikan dalam pengaturan tertentu seperti unit perawatan intensif. Teorinya, bagaimanapun, mencegah perawat dari pasien melupakan itu usahanya untuk memenuhi aspek teknis dari pekerjaannya. Teori Orlando juga dibatasi oleh fokus pada interaksi dengan individu, sedangkan pasien harus dipandang sebagai anggota keluarga dan dalam masyarakat. Seringkali sangat penting untuk berurusan dengan keluarga secara keseluruhan untuk membantu pasien. Orlando tidak berurusan dengan daerah-daerah. Perawatan jangka panjang dan perencanaan tidak berlaku untuk fokus Orlando pada situasi mendesak. Dia hanya pandangan perencanaan jangka panjang yang terkait dengan staf yang memadai dalam sebuah institusi. Orlando sendiri mengakui masalah ini. Dalam Hubungan Perawat-Pasien Dinamis ia berspekulasi bahwa "pengalaman berulang telah membantu diragukan puncaknya selama periode waktu dalam derajat yang lebih besar perbaikan," Dia juga mengidentifikasi efek kumulatif dari keperawatan sebagai area untuk studi lebih lanjut. Dalam Pengajaran Disiplin dan Proses Keperawatan, Orlando mencoba untuk mendefinisikan sistem keperawatan keseluruhan. Dia menggambarkan ini sebagai "secara teratur, berinteraksi bagian dari pelayanan keperawatan." Upaya ini bagian dari teorinya untuk memasukkan hubungan perawat dengan perawat lain dan dengan anggota dari berbagai profesi dalam pengaturan pekerjaan. Teorinya perjuangan dengan otoritas yang berasal dari fungsi

19 profesi dan bahwa komitmen lembaga mempekerjakan kepada publik. Proses yang sama yang ditawarkan untuk berurusan dengan orang lain untuk bekerja dengan individu pasien. Ini bagian dari proses nya agak membingungkan. Hal ini tampaknya lebih dari sebuah deskripsi administrasi pelayanan keperawatan dari teori praktik keperawatan. Ketika seorang perawat-manajer berurusan dengan staf, teori Orlando menyediakan kerangka kerja untuk interaksi yang mengarah ke hasil positif. Sebagai eksekutif perawat mendengarkan kebutuhan staf, dia harus memutuskan apakah tindakan disengaja diperlukan; tindakan tersebut dapat mengambil dari kebijakan atau perubahan prosedur, variasi staf, atau perubahan kebijakan institusional. Eksekutif perawat mungkin perlu untuk mempengaruhi departemen lain, kelompok, atau tingkat dalam organisasi untuk efek intervensi positif dengan staf. Pada tingkat administrasi, teori Orlando digunakan, tetapi rentang waktu untuk menyelesaikan semua komponen bervariasi tergantung pada situasi. Sebuah organisasi yang secara konsisten dan metodis menggunakan teori Orlando positif dapat merespon semua masalah yang perlu dihadapi. Dalam lingkungan seperti itu, kebutuhan dapat dipenuhi dan penekanan ditempatkan pada saat ini bukan masa lalu atau cara itu selalu dilakukan. Dengan demikian, organisasi mampu mempertahankan keunggulan kompetitif. Orlando dapat dianggap sebagai teori keperawatan yang membuat kontribusi yang signifikan untuk kemajuan praktik keperawatan. Dia membantu perawat untuk fokus pada pasien bukan pada penyakit atau tuntutan institusional. Perawat tegas dipandang sebagai hamba pasien, bukan dokter. Perawat harus mendasarkan praktek mereka pada pemikiran logis bukan pada intuisi. Proses keperawatan Orlando terus menjadi berguna untuk perawat dalam interaksi mereka dengan pasien.

20 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Orlando berfokus pada : 1. Tanggung jawab perawat 2. Mengenal perilaku pasien 3. Reaksi segera 4. Disiplin proses keperawatan 5. Kemajuan / peningkatan B. Saran Untuk menjadi perawat yang profesional kita harus tahu tentang sejarah perkembangan keperawatan, karena dengan mengetahui model konsep teori keperawatan kita dapat mengetahui sampai dimana perkembangan keperawatan pada masa dahulu dan dimana letak kekurangan dan kelebihan keperawatan pada masa dahulu sehingga kita bisa memperbaiki kekurangan tersebut hingga menjadi lebih baik.

21 DAFTAR PUSTAKA

TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO. Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory

TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO. Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory Oleh : KELOMPOK 1 Tatang Tri Budi. S Leli Ekasari Yuyun. R Monalisa PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

Page 1 http://www.uri.edu/nursing/schmieding/orlando/schapters/files/chapter1.pdf Terjemahkan Bantuan Masuk Terjemahkan dari: Inggris Terjemahkan ke: Bahasa Indonesia Lihat: Terjemahan Asli http://translate.google.com/translate_n?hl=id&langpair=en%7cid&u=http://www.uri.edu/nursing/schmieding/orlando/schapters/files/chapt...

Lebih terperinci

makalah teori keperawatan

makalah teori keperawatan makalah teori keperawatan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa

Lebih terperinci

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

Ringkasan Teori-teori Keperawatan Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.

Lebih terperinci

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Menurut Sabarguna (2004), kepuasan pasien adalah merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, tapi walaupun subyektif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb, Segala Puji senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT beserta junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasulullah S.A.W yang telah melimpahkan rahmat, berkah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menguraikan Konsep Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan personal,

Lebih terperinci

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Defenisi perawat Perawat (Nurse) berasa dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era kompetisi, organisasi apapun, baik lembaga publik dan terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya. Kemampuan

Lebih terperinci

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik

Lebih terperinci

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan, kemampuan dan norma norma, menyediakan layanan spesifik,

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan, kemampuan dan norma norma, menyediakan layanan spesifik, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan sebagai suatu profesi membutuhkan pendidikan yang berkesinambungan bagi anggotanya, memiliki cabang pengetahuan termasuk keterampilan, kemampuan dan norma

Lebih terperinci

TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH

TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH OLEH: 1. Dian Gustie Aprimavista (04101003019) 2. Falentina Dwi Citra (04101003049) 3. Nopriansyah (04101003007) 4. Ronita Sitanggang (04101003030) 5. Herlinda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TELAAH PUSTAKA 1. MINAT a. Pengertian minat Menurut Purwanto (2001) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, penanganan kasus-kasus BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 1.1 Defenisi Puskesmas Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana

Lebih terperinci

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara

Lebih terperinci

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif. COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses

Lebih terperinci

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli

Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan teori dalam keperawatan. Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI PART 3

ETIKA PROFESI PART 3 ETIKA PROFESI PART 3 The Business Ethics Program Responsible Business Conduct As Strategy Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Oleh : Kelompok 2 Azhar Nur Rachmat 121511040

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

PROFESI KEPERAWATAN. Perawat memiliki peran seperti pemberi perawatan, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik

PROFESI KEPERAWATAN. Perawat memiliki peran seperti pemberi perawatan, pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik Definisi PROFESI KEPERAWATAN Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang pengetahuannya bersumber dari ilmu fisika, kemanusiaan, ilmu sosial, dan kompetensi klinik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat di Indonesia, jumlahnya paling banyak bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Sehingga perannya menjadi penentu dalam meningkatkan mutu pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan

Lebih terperinci

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Dr. MOHAMMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO 2015 DAFTAR ISI Daftar isi... i BAB I DEFINISI... 3 BAB II RUANG LINGKUP... 2 BAB III TATA LAKSANA... 5 BAB IV DOKUMENTASI...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,

Lebih terperinci

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi

Lebih terperinci

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan PENDAHULUAN Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena adanya dokumentasi yang baik, informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat 2.1.1 Definisi Perawat Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal keperawatan yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan peran dan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, artinya memberitahukan, menyampaikan. Communicatio, artinya hal memberitahukan; pemberitahuan;

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN CLINICAL PREVILEGE KEPERAWATAN RS. TMC TASIKMALAYA I. PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009, tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2017 KEMENSOS. Standar Rehabilitasi Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang unik karena berbaur antara padat teknologi, padat karya dan padat modal (Jayanti, 2009). Menurut Dahlan yang dikutib dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak

Lebih terperinci

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: Legal Framework Akuntan > Prinsip Etika Akuntan KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA Pemberlakuan dan Komposisi Pendahuluan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Family Centered Care Dalam paradigma keperawatan anak, anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

METODE BIMBINGAN KLINIK

METODE BIMBINGAN KLINIK METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat

Lebih terperinci

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

FASE I FASE II FASE III Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya LAMPIRAN 1. PEMETAAN HASIL BE LAJAR (LO) KE DALAM TEMA FASE/TAHUN Pemetaan Learning outcome ke dalam fase dilakukan dengan cara mendistribusikan kemampuan atau learning outcome sesuai dengan fase masing-masing.

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

FALSAFAH KEPERAWATAN

FALSAFAH KEPERAWATAN FALSAFAH KEPERAWATAN A. PENDAHULUAN Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat penyelenggaraan upaya kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Setiap aktivitas yang dilakukan tentu memerlukan komunikasi. Tidak terkecuali seorang

Lebih terperinci

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA MUKADIMAH Profesional SDM Indonesia yang berada dibawah naungan Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia Indonesia (PMSM) menjunjung tinggi nilai-nilai yang diemban

Lebih terperinci

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB V WAWANCARA Jenis-jenis Informasi

BAB V WAWANCARA Jenis-jenis Informasi BAB V WAWANCARA Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk

Lebih terperinci

Reality Therapy. William Glasser

Reality Therapy. William Glasser Reality Therapy William Glasser 1. Latar Belakang Sejarah William Glasser lahir tahun 1925, mendapatkan pendidikan di Cleveland dan menyelesaikan sekolah dokter di Case Western Reserve University pada

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sistem pemberi pelayanan kesehatan dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin. Kolaborasi multidisiplin yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992)

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan (Anonim, 1992) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan upaya kesehatan, diperlukan sumber daya kesehatan yang

Lebih terperinci