BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Farida Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menguraikan Konsep Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan personal, merancang proses dan hasilnya, memberikan umpan balik pada personal, dan memodifikasi rencana yang diperlukan (Swansburg, 1996). Perencanaan juga dapat didefinisikan sebagai fungsi manajerial dalam memilih prioritas, hasil, dan metode yang digunakan dalam mencapai hasil yang diinginkan (McNamara, 1999, Huber, 2006). Hal-hal penting yang perlu dicermati dalam perencanaan yaitu sistem yang terdiri input, proses, output, dan outcomes (Huber, 2006). Proses perencanaan dimulai dengan menyusun hasil (outcomes) atau output yang diharapkan, lalu identifikasi proses yang dibutuhkan untuk mencapai hasil tersebut, serta kemudian identifikasi input atau sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan proses tersebut (McNamara, 1996, Huber, 2006). Perumusan perencanaan yang baik harus meliputi penetapan visi, misi, pernyataan filosofi, sasaran, tujuan, kebijakan, dan prosedur atau peraturan. Hal ini didukung oleh hirarki perencanaan menurut Henry Fayol (Huber, 2006). Hirarki tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini: Gambar.1 Hirarki perencanaan Dalam piramida di atas, hal pertama yang harus dirumuskan adalah pernyataan visi dan misi. Pernyataan visi dibuat untuk menunjukkan gambaran atas masa depan organisasi (Huber, 2006). Keberadaan visi ini bermanfaat sebagai dasar pemikiran, panduan, dan
2 bentuk komitmen yang ada di dalam diri pelaksana manajemen tersebut. Visi pun dijadikan sebagai motivasi, tantangan, dan pengukur loyalty setiap pelaksananya. Oleh karena itu, pernyataan visi sebuah organisasi bersifat high-level dan jelas, sedangkan menurut penyusun misi merupakan langkah yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Setelah pernyataan visi dibuat, penetapan misi adalah berikutnya. Misi menunjukkan akan tujuan, fungsi, dan alasan keberadaan organisasi, seperti keberadaan ruang rawat penyakit dalam Rumah Sakit Mentari. Pembuatan didasarkan akan produk, layanan, pasar (markets), nilai, dan public image, dan juga akitvitas yang diberikan oleh organisasi tersebut (McNamara, 1996, Huber, 2006). Hal selanjutnya yang harus dilakukan dalam menetapkan hirarki perencanaan, yaitu menetapkan filosofi suatu organisasi. Pernyataan filosofi menunjukkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh organisasi tersebut (Swansburg, 2000). Filosofi tidak hanya didasarkan filosofi organisasi melainkan juga nilai atau filosofi setiap individu, baik personal ekspresi, nilai, pandangan, dan juga misi (Huber, 2000). Pernyataan ini juga mengemukakan keyakinan mereka tentang bagaimana misi organisasi dicapai dan memberikan arahan kepada tujuan akhirnya. Langkah hirarki perencanaan berikutnya adalah merumuskan sasaran. Sasaran merupakan pernyataan konkret dan spesifik dari tujuan. Sasaran adalah pernyataan konkret yang menjadi standar agar kinerja dapat diukur (Swansburg, 2000). Sasaran merupakan pencapaian dari visi, misi, dan filosofi yang harus fungsional dan bermanfaat. Sasaran membuat pekerjaan perawat jelas, memiliki kriteria hasil, batas waktu yang dapat diukur, dan tanggung gugat. Sasaran memberikan arahan dan komitmen untuk menggerakkan sumber daya keperawatan dalam merealisasikan tujuan. Kategori mayor untuk sasaran meliputi organisasi dan penggunaan semua sumber daya manusia, finansial, dan fisik; tanggung jawab sosial; pengaturan staf; pemenuhan kebutuhan alat dan bahan; program perencanaan pendidikan; inovasi; pemasaran; evaluasi perawatan pasien, serta evaluasi kinerja personel (Swansburg, 2000). Menurut Nickols, ada empat hal untuk menganalisis penetapan sasaran organisasi meliputi menjawab pertanyaan sebagai berikut (Huber, 2000): 1) Apa yang kamu inginkan yang kamu tidak miliki? (berusaha untuk mendapatkannya).
3 2) Apa yang kamu inginkan yang sudah kamu dapatkan? (berusaha untuk mempertahankannya). 3) Apa yang tidak kamu miliki yang kamu tidak inginkan? (berusaha untuk menghindarinya). 4) Apa yang kamu miliki sekarang yang kamu tidak inginkan? (berusaha untuk menghilangkannya). Selain itu, penetapan sasaran umumnya juga mengidentifikasi kondisi lingkungan atau analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat) terlebih dahulu. Selain penetapan sasaran, penetapan tujuan perencanaan juga perlu dibuat dalam perencanaan manajemen asuhan keperawatan. Penetapan tujuan perencanaan adalah pernyataan konkrit dan spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut (Swansburg, 1996). Pernyataan tujuan harus dinamis serta menunjukkan tindakan dan kekuatan untuk mengembangkan pernyataan filosofi, sasaran, dan rencana manajemen. Pernyataan tujuan dapat dibuat dinamik dengan menunjukkan hubungan antara unit keperawatan dan klien, tenaga keperawatan, komunitas, kesehatan, penyakit, dan perawatan mandiri (Swanburg, 2000). Berikutnya adalah penetapan kebijakan. Kebijakan memerlukan standar yang dapat dipakai oleh perawat dalam melaksanakan praktik dan harus memperhatikan hak klinis dan standar praktik etik profesi. Hak klinis ini dilindungi oleh Undang-Undang Praktik Keperawatan yang didasarkan pada pendidikan, kemampuan, pengalaman, dan keputusan. Hak klinis tersebut meliputi hal yang berhubungan dengan kewajiban penetapan diagnosa yang terapeutik; pengobatan; kerahasiaan informasi; peran staf keperawatan; pemeliharaan catatan yang diperlukan, laporan, dan informasi statistic; serta keamanan pasien, pegawai, dan pengunjung (Swansburg, 2000). Pendidikan berkelanjutan merupakan kewajiban dari setiap anggota organisasi keperawatan. Hal ini diperlukan untuk memajukan klinik. Kebijakan dapat bersifat formal atau tidak formal, tertutup atau tertulis. Kebijakan juga melindungi anggota organisasi yang meliputi keuangan, keanggotaan, dan pelaksanaan prosedur. Kemudian, merumuskan prosedur. Prosedur merupakan garis besar suatu standar teknik atau metode melakukan suatu tindakan. Prosedur adalah rencana terperinsi keterampilan keperawatan yang terdiri dari tahapan-tahapan dalam urutan yang tepat (Swanburg, 2000). Prosedur keperawatan manual terbaru dan tertulis harus tersedia untuk semua personel
4 keperawatan. Prosedur digunakan untuk komunikasi, pemahaman, standarisasi, dan koordinasi. Prosedur digunakan untuk mengajar, mengevaluasi karyawan baru, untuk mengorientasikan karyawan baru terhadap perbedaan karakteristik untuk prosedur institusi dan untuk memperbaharui karyawan dalam mengembangkan teknologi (Swanburg, 2000). Prosedur keperawatan memberitahukan, mengajarkan, dan mengurangi kesalahan. Prosedur harus memberitahu perubahan dan perlengkapan baru pada praktik keperawatan. Prosedur keperawatan diperbaharui oleh komite perawat profesional yang mewakili pengguna prosedur, mewakili orang yang berhubungan dengan prosedur, dan mewakili orang yang menyumbang wawasan teoritis. Hal terakhir dalam hirarki perencanaan, yaitu merumuskan perturan. Peraturan dimasukkan dalam manual kebijakan dan prosedur. Peraturan menggambarkan apa yang dapat atau yang tidak dapat dikerjakan. B. Konsep Perencanaan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Perencanaan adalah fungsi manajerial dalam memilih prioritas, hasil, dan metode untuk mencapai tujuan organisasi (McNamara, 1999 dalam Huber, 2006). Perencanaan didefinisikan sebagai penentuan jangka panjang dan jangka pendek dan menyocokkan tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan dibagi menjadi 2 tipe, yaitu strategic planning dan tactical planning. Strategic planning adalah perencanaan untuk jangka panjang, sedangkan tactical planning adalah perencanaan jangka pendek. Tipe perencanaan yang cocok untuk manajemen asuhan keperawatan adalah strategic planning. Strategic Planning adalah proses sistematik yang menekankan pada penilaian lingkungan (ekonomi, poilitik, sosial, dan teknologi) baik internal maupun eksternal (Jones, 2007). Strategic planning berfokus pada perkembangan pelaksanaan dan pemanfaatan strategi dalam menyelesaikan hasil atau tujuan yang diinginkan organisasi. Tipe perencanaan ini sebagai alat manajemen dapat membantu organisasi dalam mengatur tujuan jangka panjang. Selain itu, tipe ini menjamin individu bekerja bersama-sama dalam kelompok organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Strategic planning adalah proses tahap demi tahap yang menggambarkan aktivitas kelompok yang terus menerus. Proses tahapan dalam strategic planning adalah sebagai berikut: Strategic Planning Process Penilaian eksternal
5 - Peluang dan ancaman Penilaian internal - Kekuatan dan kelemahan Misi Visi Tujuan Strategis - Organisasi Operasional - Departemen - Unit Objektif Strategi Implementasi Hasil Evaluasi 1. Penilaian Lingkungan Tahap pertama dalam proses perencanaan adalah penilaian lingkungan. Penilaian bisa dari internal dan juga eksternal. Saat menyiapkan strategic plan, penilaian menjadi sedikit lebih luas. Manajer harus mengkaji lingkungan organisasi dari internal maupun eksternal secara menyeluruh. Penilaian eksternal termasuk kompetisi pelayanan dalam komunitas. Contohnya adalah rumah sakit mana yang dekat dengan rumah sakit kita dan pelayanan apa yang mereka tawarkan dan apa perbedaannya dengan punya kita. Kemudian, lihat pada keadaan pasaran dan identifikasi pelanggan kita. Perkembangan pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi perencanaan. Jika populasi lansia pada komunitas lebih tinggi, maka organisasi kita dapat memilih perencanaan yang memudahkan lansia memenuhi kebutuhannya, yaitu dengan merencanakan unit pelayanan keahlian (skill care unit) atau mengembangkan unit pelayanan jantung (cardiac care unit).
6 Pembuat perencanaan harus mengidentifikasi berbagai macam sistem dalam organisasi untuk menilai penilaian internal. Hal yang penting untuk dinilai adalah standar pelayanan klien, tidak hanya untuk dipatuhi oleh tenaga ahli di dalam organisasi, tetapi juga untuk meningkatkan penawaran pelayanan. Penilaian lainnya adalah sumber finansial, sistem informasi, kemampuan penelitian, perkembangan staf pekerja, dan sistem pendidikan. Di dalam organisasi pelayanan kesehatan, perawat adalah kelompok sumber daya manusia yang terbesar. Penilaian Lingkungan Penilaian Lingkungan Internal Penilaian Lingkungan Eksternal Kompetisi Pelayanan kesehatan Pasaran Sumber financial Perkembangan pelayanan Sumber daya manusia kesehatan Faktor ekonomi Sistem informasi PEST: Politik, Edukasi, Kemampuan penelitian Sosial, dan Teknologi Perkembangan staf pekerja Sistem pendidikan 2. Visi dan Misi Misi mengidentifikasikan mengapa suatu organisasi itu ada. Misi akan merangkum tujuan utama organisasi. Sedangkan, visi mengidentifikasikan masa depan organisasi. Visi akan memberikan level yang paling pokok dari tujuan organisasi. Saat membuat misi, penting sekali jika semua individu dalam organisasi mengerti dan memahami tujuan isi tersebut. Visi akan menyertai misi, tetapi lebih luas pandangan orientasinya. Pernyataan dalam visi menunjukkan dimana organisasi itu berada, posisi yang paling tinggi yang organisasi rencanakan untuk mencapai tujuan (Jones, 2007). 3. Tujuan
7 Tujuan, secara umum, adalah pernyataan global yang membantu individu atau organisasi merencanakan masa depan dalam jalur yang konstruktif. Tujuan dapat menggambarkan hasil yang diinginkan dengan jelas. Tujuan bisa berupa jangka pendek, yang dapat dicapai dalam minggu, bulan, atau tahun. Tetapi, bisa juga dalam jangka panjang, yang bisa dicapai dalam 5-10 tahun (Jones, 2007). 4. Objektif Objektif adalah deskripsi pelaksanaan atau aktivitas. Objektif adalah pernyataan yang membuat tujuan lebih spesifik dan terukur dan memberikan manajer kemampuan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan. Objektif ditulis dengan urutan yang logis, terutama dengan urutan nomor. Sebagai contoh, semua objektif yang berhubungan dengan sumber daya manusia perkembangan staf pekerja, atau latihan klinis harus dikelompokkan menjadi satu bagian. Kemudian, pastikan waktu objektif jelas dan realistis. Waktu akan menjamin pencapaian hasil dengan adanya target waktu (target date). Jika tidak ada tenggat waktu dalam objektif, objektif akan terus mengikat selama bertahun-tahun dalam perencanaan (Jones, 2007). Objektif yang harus dilakukan: Menambah jumlah perawat lulusan S1 (Ners) sebanyak 10 orang dalam 1 tahun ke depan Menambah persediaan 10 tabung O 2 dalam kurun waktu sampai bulan Desember Penambahan jumlah ruang rawat inap sebanyak 2 ruang kelas 3, 2 ruang kelas 2, dan 2 ruang isolasi dalam kurun waktu 3 tahun 5. Strategi Strategi adalah rangkaian tindakan atau perilaku yang membantu perencanaan mencapai objektif. Perencanaan strategi yang baik akan memberikan petunjuk spesifik dalam mencapai objektif. Strategi tidak statis, bisa berubah dan dimodifikasi selama implementasi perencanaan. Strategi dibentuk setelah hasil yang diinginkan ditulis atau dibuat. Manajer harus mampu menilai apakah strategi tersebut dapat menciptakan hasil yang diinginkan atau tidak (Jones, 2007).
8 6. Implementasi Semua strategi yang telah direncanakan dilakukan pada fase implementasi. Kesuksesan implementasi tergantung pada keterlibatan manajer yang harus memonitor semua aktivitas untuk memastikan pencapaian objektif (Jones, 2007). 7. Hasil Hasil adalah akhir yang direncanakan untuk dicapai. Hasil harus realistis dan terjangkau. Jika visi yang telah direncanakan bersifat luas, maka manajer perlu untuk menentukan bagaimana membuat tujuan dan objektif agar hasil yang diinginkan tercapai (Jones, 2007). 8. Evaluasi Evaluasi menentukan kemajuan organisasi terhadap hasil yang telah direncanakan. Evaluasi juga membandingkan hasil yang ada dengan objektif. Berdasarkan pembahasan di atas tentang perencanaan, rumah sakit dalam menjalankan fungsinya harus memiliki tujuan, objektif, visi, dan misi. Selain itu, setiap ruangan pun juga harus memiliki tujuan, objektif, visi, dan misi yang lebih spesifik, tergantung pada kebutuhan klien, contohnya ruangan penyakit dalam. Ruangan tersebut harus memiliki perencanaan yang strategis dan terstruktur kemudian tertulis sehingga manajer, kepala ruangan, perawat, dokter, dan ahli lainnya dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan tujuan. Selain itu, perencanaan juga harus meliputi waktu tenggat dalam mencapai tujuan ruangan tersebut sehingga personil yang ada di ruangan tersebut dapat mengerjakan pekerjaannya dengan efisien dan efektif. C. Kompenen Perencanaan di Ruang Rawat Komponen Manajemen Asuhan Keperawatan : Sistem pengorganisasian Asuhan Keperawatan Sistem klasifikasi pasien Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
9 kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan. Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas. Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari, kesehatan umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar pengobatan) dipakai untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat yang dibutuhkan pasien di dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan kategori yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit. Kategori keperawatan klien menurut Swanburg (1999) terdiri dari : 1. Self-care Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam. 2. Minimal care Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam. 3. Intermediate care Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam. 4. Mothfied intensive care Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam. 5. Intensive care Klien biasanya membutuhkan jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
10 Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan intermediate, dan perawatan maksimal atau total. 1. Perawatan minamal Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan diri, mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada klien dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan prosedur memerlukan pengobatan. 2. Perawatan intermediate Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi kebersihan diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau asupan haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur. 3. Perawatan maksimal atau total Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada klasifikasi ini adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi yang diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi. D. Perencanaan Pengelolaan dalam Asuhan Keperawatan Proses manajemen keperawatan, proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi.sedangkan Manajemen
11 Keperawatan adalah : proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visidan misi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibagi menjadi 2 tipe, yaitu strategic planning dan tactical planning. Strategic planning adalah perencanaan untuk jangka panjang, sedangkan tactical planning adalah perencanaan jangka pendek. Tipe perencanaan yang cocok untuk manajemen asuhan keperawatan adalah strategic planning. Strategic Planning adalah proses sistematik yang menekankan pada penilaian lingkungan (ekonomi, poilitik, sosial, dan teknologi) baik internal maupun eksternal. Strategic planning berfokus pada perkembangan pelaksanaan dan pemanfaatan strategi dalam menyelesaikan hasil atau tujuan yang diinginkan organisasi. Tipe perencanaan ini sebagai alat manajemen dapat membantu organisasi dalam mengatur tujuan jangka panjang. Selain itu, tipe ini menjamin individu bekerja bersama-sama dalam kelompok organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. 1. Proses Perencanaan Proses perencanaan terdiri dari beberapa tahapan. Penyusunan rencana dilakukan dengan alur mundur, dimulai dari hasil yang diharapkan, proses yang diperlukan, dan mengidentifikasi input atau sumber daya yang dibutuhkan. Proses perencanaan terdiri dari: a. Membuat misi. b. Melakukan pengkajian lingkungan. c. Menganalisa situasi (misalnya analisis SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). d. Menetapkan tujuan. e. Menentukan strategi untuk mencapai tujuan. f. Menetapkan tanggung jawab dan jadwal.
12 g. Menuliskan dokumen perencanaan. h. Merayakan keberhasilan dan menyelesaikan masalah. Penyususnan Prioritas masalah klien Pemilihan intervensi keperawat an spesifik untuk mencapai tujuan Manajemen dalam tahap perencanaan Keperawatan Pencatatan informasi pada formulir rencana asuhan keperawatan Perumusan tujuan untuk setiap masalah klien Manajemen pada tahap perencanaan keperawatan Tujuan penulisan rencana asuhan keperawatan: a. menunjukkan tujuan asuhan keperawatan b. sebagai pedoman asuhan yang berorientasi kepeda pasien c. sebagai alat komunikasi kepada seluruh staf yang terkait dengan pasien d. sebagai pedoman supervisi dalam melaksanakan asuhan keperawatan e. sebagai dasar untuk menangani asuhan keperawatan Bagian-bagian penting dalam rencana asuhan keperawatan: a. asuhan umum pasien: makan minum, jumlah aktivitas fisik, kebersihan diri, keamanan, dan kenyamanan b. asuhan medis yang didelegasikan: pemberian infus dalam rangka diagnosis dan tujuan terapi medis c. intervensi keperawatan: tanggungjawab perawat yang ditujukan untuk mengatasi respon pasien terhadap penyakitnya
13 E. Komponen Komponen dalam Manajemen Keperawatan Komponen manajemen keperawatan : 1. Input 2. Proses 3. Output 4. Kontrol 5. Mekanisme timbal balik Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi. Selain itu, mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-
Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi 2.1.1 Pengertian Supervisi Menurut Kron (1987) Supervisi adalah merencanakan, mangarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, memerintah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Keperawatan 2.1.1 Defenisi Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sudah pasti punya kepentingan untuk menjaga mutu pelayanan. Pelayanan keperawatan
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciKendali Mutu Sebagai Proses
ENI WIDIASTUTI Pengertian: Pengendalian mutu merupakan suatu program berkelanjutan yang disusun secara objektif dan sistematis memantau dan menilai mutu dan kewajaran asuhan kepada pasien, Sabarguna (2008).
Lebih terperinciPOKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS)
POKJA KUALIFIKASI dan PENDIDIKAN STAFF (KPS) Elemen Penilaian KPS 1 1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit, keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan dalam asuhan pasien
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan perawat dengan jenis pekerjaan dan beratnya pekerjaan yang ditetapkan dalam satuan waktu tertentu
Lebih terperinciMANAJEMEN KEPERAWATAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN Pengertian Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan
Lebih terperinciManual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Manual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2012 All Rights Reserved Manual Prosedur DIETETIC INTERNSHIP CLINIC PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan
Lebih terperinciManajemen Strategik dalam Pendidikan
Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah
Lebih terperinciMAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAKALAH TEORI, TIPE KEPEMIMPINAN, PERAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke
Lebih terperinciPANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK
PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK BAB I PENDAHULUAN Rumah SakiT Sentra Medika Cisalak adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciFungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti
Fungsi PENGORGANISASIAN Eni Widiastuti PENGERTIAN Pengorganisasian :langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang dan pendelegasian
Lebih terperinciMENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza
MENGELOLA ENTITAS BISNIS Muniya Alteza Manajer Kerja manajer mencakup usaha untuk mengembangkan strategi dan rencana taktis Manajer harus menganalisa lingkungan persaingan, merencanakan, mengelola, mengarahkan,
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI UNIT KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.
PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI UNIT KEPERAWATAN Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep. 1. Pendahuluan Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun mengalami perkembangan dalam
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciPERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep
PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
Lebih terperinciBAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini
BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap pada
Lebih terperinciKONSEP MANAJEMEN. Oleh: Setiadi, MKep
KONSEP MANAJEMEN Oleh: Setiadi, MKep POKOK BAHASAN Pengertian manajemen Prinsip umum manajemen proses manajemen keperawatan Pengertian manajemen keperawatan kerangka konsep dasar dalam manajemen keperawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai salah satu jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam
Lebih terperincitugas sehari-hari (Arwani, 2005).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Supervisi a. Pengertian Supervisi Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan
Lebih terperinciBAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah menerapkan
BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sektor untuk mencapai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, berperan dalam pelayanan kesehatan dan berkontribusi bagi pembangunan
Lebih terperinciFUNGSI PERENCANAAN. Eni Widiastuti
FUNGSI PERENCANAAN Eni Widiastuti PERENCANAAN: Pengertian: Upaya memutuskan apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana, kapan dan dimana hal tersebut dilakukan(marquis & Huston, 2010).
Lebih terperinciUsaha bisnis membutuhkan organisasi. Organisasi bisnis membutuhkan manajemen untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Usaha bisnis membutuhkan organisasi. Organisasi bisnis membutuhkan manajemen untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Organisasi usaha adalah struktur eksekutif dari bisnis. Organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari pertolongan medis sehingga harus dilakukan pengelolaan nyeri sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan (Tjay & Rahardja, 2007). Selain itu menurut Mutaqin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai
Lebih terperinciyang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus
yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus mensahkan laporan tersebut. j. Mengadakan ujian praktek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS. dan mencapai tujuan yang telah ditentukan (Herujito, 2001). mengandung arti control yang diterjemahkan ke dalam bahasa
11 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen melibatkan orang-orang sebagai upaya untuk bekerja dan mengelola suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%) serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN
PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan
Lebih terperinciPENGAWASAN/PENGENDALIAN
PENGAWASAN/PENGENDALIAN PENGAWASAN/PENGENDALIAN Pengertian Pengendalian menurut Fayol adalah memeriksa apakah segala sesuatu terjadi sesuai perencanaan, instruksi, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, sehingga jelas pelayanan keperawatan di Rumah sakit (RS) merupakan pelayanan yang terintegrasi
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN I. U M U M Pembangunan bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG
PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
Lebih terperinciSISTIM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
SISTIM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT ( SIMRS ) Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan dan Kinerja Rumah Sakit A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciDOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan PENDAHULUAN Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena adanya dokumentasi yang baik, informasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
2.1. Manajemen Keperawatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Manajemen Keperawatan Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia jasa maupun bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012) pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa diperkirakan pasien rawat inap per tahun
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi dalam bidang pelayanan kesehatan telah menghantarkan tantangan persaingan dan lingkungan yang kompetitif bagi industri rumah sakit di
Lebih terperinciPERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN Staf medis merupakan tenaga yang mandiri, karena setiap dokter dan dokter gigi memiliki kebebasan profesi dalam mengambil keputusan klinis
Lebih terperinciContoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI
Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI Halaman Judul Panduan. i Daftar isi. ii Keputusan Karumkital Marinir Cilandak... iii Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi aterhadap perkembangan
Lebih terperinciLangkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS
Langkah-langkah Implementasi Bab - KPS KARS Konsep-pokok KPS Rumah sakit membutuhkan berbagai ketrampilan dan kualifikasi staf untuk melaksanakan misi rumah sakit dan memenuhi kebutuhan pasien RS harus
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk menciptakan kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat mulai sadar tentang pentingnya kesehatan. Masyarakat juga mulai pandai memilih layanan kesehatan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito (2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah anggaran atau penganggaran (budgeting) sangat dipahami dalam setiap organisasi, termasuk organisasi pemerintahan. Sebagai organisasi, aparat pemerintahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar belakang
PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesionalisme keperawatan pada hakekatnya menekankan pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan, sebagai suatu kewajiban moral profesi, untuk melindungi masyarakat terhadap
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada penyakit, yaitu hanya
Lebih terperinciMATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS
MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciBAB II ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
BAB I PENDAHULUAN Rumah Sakit Islam `Aisyiyah Nganjuk adalah unit pelayanan kesehatan dan rujukan yang memberi pelayanan kesehatan paripurna. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan
22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini ada 3 tahap yang dilewati yaitu: (1) tahap awal, (2) tahap pengembangan, dan (3) tahap akhir. Pada tahap awal dilakukan pengumpulan data yang diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan
Lebih terperinciKOMPETENSI 6 Organisasi dan Managemen Pelayanan. Elise Garmelia
KOMPETENSI 6 Organisasi dan Managemen Pelayanan Elise Garmelia Kompetensi 6 Organisasi dan Manajemen a. sistem asuhan pelayanan kesehatan b. privasi, konfidensialitas, hukum dan isu etik c. Mengelola sumber
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciTATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh pasien, baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer manusia baik sebagai
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUPERVISOR TENTANG FUNGSI PENGARAHAN DENGAN KINERJA SUPERVISOR MENURUT PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas layanan gizi akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih pelayanan rumah sakit. Hal ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era moderen ini perkembangan profesi keperawatan di Indonesia menuju keperawatan profesional telah terjadi restrukturisasi yang mendasar tentang keyakinan dan pandangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat pada umumnya semakin sadar akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan. Kesehatan merupakan salah satu kunci utama bagi seseorang dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM, VISI, MISI, TUJUAN, MOTTO, NILAI DAN FALSAFAH RUMAH SAKIT
BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciTINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peran dan Fungsi Perawat Dalam dunia keperawatan modern respons manusia sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N
No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP)
BAB 3. TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN, DAN PENGARAHAN (TKP) GAMBARAN UMUM Memberikan pelayanan prima kepada pasien menuntut adanya kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan ini dalam sebuah rumah sakit dapat
Lebih terperinciIV. PEMBAHASAN. Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk. perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.
27 IV. PEMBAHASAN 4.1 gambaran Umum perusahaan 4.1.1 Sejarah singkat Perusahaan Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Supervisi 1. Pengertian Supervisi Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Perawat a. Pengertian Perawat Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan ini didasarkan
Lebih terperinciSUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI
SUPERVISI KEPERAWATAN ENI WIDIASTUTI Pendahuluan Mewujudkan praktik keperawatan profesional perlu didukung oleh fungsi-fungsi manajemen keperawatan yang baik Salah satu fungsi yang harus dilakukan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan kesehatan masyarakat dikembangkan
Lebih terperinci