TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH"

Transkripsi

1 TEORI MODEL KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH OLEH: 1. Dian Gustie Aprimavista ( ) 2. Falentina Dwi Citra ( ) 3. Nopriansyah ( ) 4. Ronita Sitanggang ( ) 5. Herlinda ( ) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010

2 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting. Terutama meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmuilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka muncullah beberapa teori model keperawatan, salah satunya yang dikemukakan oleh Faye Glenn Abdellah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi Faye Glenn Abdellah? 2. Apa teori yang dikembangkan oleh Faye Glenn Abdellah? 3. Apa konsep besar teori Faye Glenn Abdellah? 4. Apa kegunaan 21 teori Faye Glenn Abdellah dalam proses keperawatan? 5. Apa yang dimaksud dengan Perawatan Pasien Progressive? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Faye Glenn Abdellah? 2. Untuk mengetahui apa teori yang dikembangkan oleh Faye Glenn Abdellah? 3. Untuk mengetahui apa konsep besar teori Faye Glenn Abdellah? 4. Untuk mengetahui apa kegunaan 21 teori Faye Glenn Abdellah dalam proses keperawatan? 5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perawatan Pasien Progressive? BAB 2 PEMBAHASAN

3 2.1 Biografi Faye Glenn Abdellah Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Pada tahun 1942, Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dan magna cum laude dari Fitkin Memorial Hospital School of Nursing New Jersey (sekarang Ann Mei School of Nursing). Ia menerima gelar Sarjana Sains pada tahun 1945, sebuah gelar Master of Arts pada 1947 dan Doktor Pendidikan di Guru's College, Columbia University. Pada tahun 1947 ia juga mengambil Master of Arts Degree in Physiology. Dengan pendidikan lanjutan nya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi dokter. Namun, seperti ia menjelaskan dalam dirinya dalam wawancara Perawat, "Aku tidak pernah ingin menjadi MD karena aku bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan di keperawatan, yang merupakan profesi yang peduli." Abdellah kemudian menjadi instruktur perawat dan peneliti dan membantu mengubah fokus profesi dari penyakit terpusat untuk pasien berpusat. Dia memperluas peran perawat untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang tua. Pada tahun 1957 Abdellah memimpin tim riset di Manchester, Connecticut, yang membentuk dasar bagi apa yang dikenal sebagai perawatan pasien progresif. Dalam kerangka ini, pasien perawatan kritis dirawat di unit perawatan intensif, diikuti oleh transisi untuk perawatan segera, dan kemudian perawatan di rumah Abdellah dikreditkan dengan mengembangkan koroner nasional diuji unit perawatan pertama sebagai hasil dari pekerjaannya di Manchester. Abdellah mengajar pertama di Yale University School of Nursing. pada waktu itu ia diminta untuk mengajar kelas yang disebut "120 Prinsip Praktek Keperawatan," menggunakan buku teks standar keperawatan diterbitkan oleh Liga Nasional untuk Keperawatan yang mencakup pedoman yang tidak memiliki dasar ilmiah. Setelah setahun Abdellah menjadi begitu frustrasi bahwa ia mengumpulkan rekan-rekannya di

4 halaman Yale dan membakar buku pelajaran. Ketika dia mengatakan : "Dari 120 prinsip yang saya diminta untuk mengajar, aku benar-benar menghabiskan sisa kehancuran hidup saya yang mengajar, karena itu mulai saya di jalan panjang dalam mengejar dasar ilmiah dari praktek kita." Abdellah melayani selama 40 tahun di US Public Health Service (PHS) Ditugaskan Corps, sebuah cabang militer. Pada tahun 1981 ia bernama wakil marga ahli bedah, perawat membuatnya pertama dan wanita pertama yang memegang posisi dan menjabat dalam posisi tersebut selama delapan tahun. Sebagai ahli bedah umum deputi, itu adalah tanggung jawab Abdellah untuk mendidik orang Amerika tentang masalah kesehatan masyarakat, dan ia bekerja tekun di bidang AIDS, perawatan rumah sakit, merokok, alkohol dan kecanduan obat, cacat mental, dan kekerasan. Dia juga mantan Kepala Nurse Officer untuk AS Dinas Kesehatan, Departemen Kesehatan dan Human Services, Washington DC. Dia adalah salah satu yang melakukan penelitian di daerah itu, dan mempengaruhi kebijakan publik tentang panti jompo. Dia bertanggung jawab untuk membangun rumah standar keperawatan di Amerika Serikat. Abdellah telah sering menyatakan bahwa ia percaya perawat harus lebih terlibat dalam diskusi kebijakan public Dalam posisi pemerintahnya, Abdellah juga terus berusaha untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan lanjut usia di Amerika Dia ingin menjadi seorang perawat pada hari ia melihat Hindenburg meledak. Dalam waktu ini dia berusia 18 tahun di satu tamasya dengan keluarganya di New Jersey. Api dan luka-luka yang dihasilkan dari acara ini terinspirasi mengerikan dalam dirinya ingin pernah lagi berdaya ketika orang membutuhkan bantuan Dia menghabiskan 40 tahun di Dinas Kesehatan di mana ia pertama kali terlibat dalam penelitian, yang ditugaskan untuk melakukan penelitian untuk memperbaiki praktek-praktek keperawatan Dia dipengaruhi oleh keinginan untuk mempromosikan klien-berpusat asuhan keperawatan yang komprehensif. Abdellah menggambarkan keperawatan sebagai layanan pada individu, keluarga dan karena itu, kepada masyarakat. Mengakui pengaruh Henderson, diperluas 14 Henderson kebutuhan menjadi 21 masalah yang ia

5 percaya akan berfungsi sebagai dasar pengetahuan untuk menyusui. Sepanjang karirnya, dia sangat mendukung gagasan bahwa penelitian keperawatan akan menjadi faktor kunci dalam membantu keperawatan untuk muncul sebagai profesi yang benar. Telah dilakukan penelitian mengenai kebutuhan-kebutuhan umum dan masalah telah menjabat sebagai landasan untuk pengembangan dari apa yang sekarang dikenal sebagai diagnosis keperawatan. 2.2 Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Glenn Abdellah Abdellah menggambarkan orang memiliki emosional sosiologis dan kebutuhan fisik. Kebutuhan ini bisa terbuka, yang terdiri dari sebagian besar kebutuhan fisik, atau rahasia, seperti emosional, sosiologis dan interpersonal kebutuhan yang sering terlewatkan dan dianggap salah. Individu (dan keluarga) adalah penerima keperawatan, dan kesehatan, atau mencapai itu, tujuan dari pelayanan keperawatan. Konsep Abdellah, kesehatan mungkin didefinisikan sebagai pola dinamis yang berfungsi dimana ada interaksi dilanjutkan dengan kekuatan-kekuatan internal dan eksternal dengan hasil yang optimal dalam penggunaan sumber daya yang diperlukan yang berfungsi untuk mengurangi kerentanan (George, 1990). Pada pasien-centered Pendekatan untuk Keperawatan, Abdellah menggambarkan kesehatan sebagai keadaan saling terpisah dengan penyakit. Penekanan harus ditempatkan setelah pencegahan dan rehabilitasi dengan kesehatan sebagai tujuan seumur hidup. Pendekatan holistik harus diambil oleh perawat untuk membantu klien mencapai keadaan kesehatan (George, 1990). Namun untuk secara efektif melakukan layanan ini, perawat harus secara akurat mengidentifikasi kekurangan atau defisit tentang kesehatan yang dialami klien. Kekurangan atau defisit ini adalah kebutuhan kesehatan klien. Meskipun Abdellah tidak memberikan definisi kesehatan, ia berbicara kepada "kebutuhan kesehatan menyeluruh" dan "sebuah keadaan yang sehat pikiran dan tubuh" dalam deskripsinya keperawatan sebagai layanan yang komprehensif. Lingkungan secara implisit didefinisikan oleh Abdellah sebagai rumah atau komunitas dari mana pasien berasal. Masyarakat termasuk dalam perencanaan optimal pada kesehatan lokal, negara bagian, nasional dan internasional. Abdellah

6 menggambarkan lebih lanjut ide-idenya, fokus pelayanan keperawatan individu secara eksplisit. Menurut Abdellah, keperawatan adalah pelayanan untuk individu, untuk keluarga dan untuk masyarakat. Tujuan dari keperawatan menurut Abdellah adalah fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual berfungsi penuh dari klien yang berkaitan dengan perawatan holistik. Dia menyatakan keperawatan yang didasarkan pada seni dan ilmu yang membentuk sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis dari perawat individu menjadi keinginan dan kemampuan untuk membantu orang sakit atau sehat, mengatasi kebutuhan kesehatan mereka (George, 1990). Ini artinya pelayanan keperawatan yang komprehensif mencakup: 1. Menyadari masalah merawat pasien. 2. Menentukan tindakan yang tepat untuk mengambil dalam hal prinsipprinsip keperawatan yang relevan. 3. Memberikan perawatan kontinius seluruh kebutuhan kesehatan individu. 4. Memberikan perawatan lanjutan untuk menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan dan memberikan keamanan langsung bagi individu. 5. Mengatur seluruh rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan individu pasien. 6. Membantu individu untuk lebih dapat mengatur sendiri dalam mengarahkan, mencapai atau mempertahankan keadaan yang sehat pikiran dan tubuh. 7. Memerintahkan para perawat dan keluarga untuk membantu individu memenuhi kebutuhan klien yang tidak dapat dilakukannya karena keterbatasan. 8. Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah emosional. 9. Bekerja sama dengan tanaga kesehatan profesional dalam perencanaan untuk kesehatan yang optimal pada kebutuhan keadaan lokal,, nasional dan internasional. 10. Melakukan evaluasi dan penelitian untuk meningkatkan teknik keperawatan dan untuk mengembangkan teknik baru untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan rakyat

7 Asuhan keperawatan menurut Abdellah adalah melakukan sesuatu untuk orang atau memberikan informasi kepada orang tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan, meningkatkan atau memulihkan membantu kemampuan diri atau mengurangi keterbatasan. Teorinya juga menyatakan bahwa kebutuhan pengetahuan perawat tentang ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan perawatan khusus, serta keterampilan pengetahuan dalam psikologi komunikasi, pertumbuhan dan perkembangan sosiologi dan hubungan interpersonal. Berikut 11 keterampilan yang harus dimiliki perawat, mencakup : 1. kemampuan pengamatan status kesehatan 2. Keterampilan komunikasi 3. Aplikasi pengetahuan 4. Pengajaran pasien dan keluarga 5. Perencanaan dan organisasi kerja 6. Penggunaan bahan-bahan sumber daya 7. Penggunaan sumber daya personil 8. Pemecahan masalah 9. Arah pekerjaan ke orang lain 10. Terapi penempatan diri 11. Prosedur Perawatan Faye Abdellah mengusulkan klasifikasi kerangka kerja untuk mengidentifikasi masalah keperawatan, didasarkan pada gagasan bahwa pada dasarnya keperawatan berorientasi untuk memenuhi kebutuhan menyeluruh kesehatan individu. Upaya utama untuk membedakan keperawatan dari orientasi obat dan penyakit. Yang berpusat pada pendekatan pasien, dikembangkan induktif dari praktek dan dianggap sebagai teori kebutuhan manusia. Walaupun itu dimaksudkan untuk memandu perawatan mereka di rumah sakit, juga memiliki relevansi untuk asuhan keperawatan dalam pengaturan masyarakat. Abdellah tentu mempromosikan citra perawat yang bukan saja baik dan peduli, tapi juga cerdas, kompeten, dan secara teknis siap untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Tipologi Dari 21 Masalah Keperawatan :

8 1. Untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan fisik. 2. Untuk mempromosikan kegiatan yang optimal: olahraga, istirahat, dan tidur. 3. Untuk mempromosikan keselamatan melalui pencegahan kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan melalui pencegahan penyebaran infeksi. 4. Untuk menjaga mekanika tubuh yang baik dan benar dan mencegah deformitas. 5. Untuk memudahkan pengurusan suatu pasokan oksigen ke semua sel tubuh. 6. Untuk memudahkan pemeliharaan gizi dari semua sel tubuh. 7. Untuk memudahkan pemeliharaan eliminasi. 8. Untuk memudahkan pemeliharaan dan keseimbangan cairan elektrolit. 9. Untuk mengetahui respon fisiologis tubuh untuk kondisi penyakit patologis, fisiologis, dan kompensasi. 10. Untuk memudahkan pemeliharaan mekanisme peraturan dan fungsi. 11. Untuk memudahkan pemeliharaan fungsi sensor. 12. Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi positif dan negatif, perasaan, dan reaksi. 13. Untuk mengidentifikasi dan menerima keterkaitan emosi dan penyakit organik. 14. Untuk memudahkan pemeliharaan komunikasi verbal dan nonverbal efektif. 15. Untuk mempromosikan pengembangan hubungan interpersonal yang produktif. 16. Untuk memudahkan kemajuan menuju pencapaian tujuan rohani pribadi 17. Untuk membuat dan / atau memelihara lingkungan terapeutik. 18. Untuk memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu dengan berbagai, emosional, dan perkembangan kebutuhan fisik. 19. Untuk menerima tujuan optimal dalam kemungkinan keterbatasan, fisik, dan emosional. 20. Untuk menggunakan sumber daya masyarakat sebagai bantuan dalam menyelesaikan masalah yang timbul dari penyakit. 21. Untuk memahami peran masalah sosial sebagai faktor yang mempengaruhi dalam penyebab penyakit. Tipologi Abdellah dibagi menjadi tiga bidang:

9 1. Fisik, sosiologis, dan emosional kebutuhan pasien; 2. Jenis hubungan interpersonal antara perawat dan pasien; 3. Unsur umum perawatan pasien. 2.3 Teori Abdellah dan 4 Konsep Besar KEPERAWATAN Keperawatan adalah profesi yang membantu. Dalam model Abdellah itu, asuhan keperawatan adalah melakukan sesuatu untuk atau untuk orang tersebut atau memberikan informasi kepada orang dengan tujuan memenuhi kebutuhan, meningkatkan atau memulihkan kemampuan self-help, atau mengurangi gangguan. Perawatan secara luas dikelompokkan ke dalam 21 masalah daerah untuk memandu perawatan dan mempromosikan penggunaan penilaian keperawatan. Dia menganggap keperawatan menjadi layanan yang komprehensif yang didasarkan pada seni dan ilmu pengetahuan dan bertujuan untuk membantu orang, sakit atau sehat, mengatasi kebutuhan kesehatan mereka. ORANG Abdellah menggambarkan orang memiliki kebutuhan fisik, emosional, dan sosiologis. Kebutuhan ini dapat terbuka, sebagian besar terdiri dari kebutuhan fisik, atau rahasia, seperti kebutuhan emosional dan sosial. Pasien digambarkan sebagai pembenaran hanya untuk keberadaan keperawatan. Individu (dan keluarga) adalah penerima keperawatan Kesehatan, atau mencapai itu, adalah tujuan dari pelayanan keperawatan. KESEHATAN Pasien-Centered Dalam Pendekatan untuk Keperawatan, Abdellah menggambarkan kesehatan sebagai kondisi saling eksklusif penyakit. Meskipun Abdellah tidak memberikan definisi kesehatan, dia berbicara dengan "kebutuhan total kesehatan" dan

10 "keadaan sehat pikiran dan tubuh" dalam deskripsi nya keperawatan sebagai layanan yang komprehensif. MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN Masyarakat termasuk dalam "perencanaan untuk kesehatan optimal pada lokal, negara, nasional, dan tingkat internasional". Namun, karena dia digambarkan lebih lanjut ide-idenya, fokus pelayanan keperawatan adalah individu jelas. Lingkungan adalah rumah atau komunitas dari pasien yang datang. 2.4 Penggunaan 21 Teori Dalam Proses Keperawatan Masalah keperawatan memberikan pedoman untuk pengumpulan data. Sebuah prinsip yang mendasari pendekatan pemecahan masalah adalah bahwa untuk setiap masalah yang teridentifikasi, data yang bersangkutan dikumpulkan. Sifat terbuka atau terselubung dari masalah membutuhkan pendekatan langsung atau tidak langsung, masing-masing. DIAGNOSA KEPERAWATAN Hasil pengumpulan data akan menentukan masalah spesifik klien terbuka atau teselubrung. Masalah-masalah spesifik akan dikelompokkan di bawah satu atau lebih masalah keperawatan yang lebih luas. Langkah ini konsisten dengan yang terlibat dalam diagnosis keperawatan FASE PERENCANAAN Pernyataan masalah keperawatan paling mirip dengan pernyataan tujuan. Setelah masalah telah didiagnosis, tujuan keperawatan telah dibentuk. IMPLEMENTASI

11 Menggunakan tujuan-tujuan sebagai kerangka, rencana dikembangkan dan intervensi keperawatan yang sesuai ditentukan. EVALUASI Evaluasi yang paling tepat akan kemajuan perawat atau kurangnya kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan 2.5 Perawatan Pasien Konsep Progressive PPC didefinisikan sebagai perawatan pasien yang lebih baik melalui organisasi rumah sakit, layanan dan staf di seluruh kebutuhan medis dan keperawatan perubahan pasien. PPC adalah menyesuaikan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan pasien. PPC adalah merawat pasien yang tepat di tempat tidur yang tepat dengan layanan yang tepat pada waktu yang tepat. PPC adalah klasifikasi sistematis pasien berdasarkan kebutuhan medis mereka ELEMEN DARI PPC PERAWATAN INTENSIF Pasien sakit kritis dan serius yang membutuhkan perawatan yang sangat terampil, dekat dan sering jika tidak konstan, observasi keperawatan ditugaskan ke ICU. Satu pasien di ICU memerlukan setidaknya tiga perawat untuk mengamati dia dalam 24 jam Pasien perawatan intermediate ditugaskan untuk unit ini adalah baik cukup sakit dan mereka yang pengobatan hanya dapat paliatif. Perawatan diri pasien Rawat Jalan yang convalescencing atau memerlukan diagnosis atau terapi mungkin dirawat di unit ini. Jangka panjang unit perawatan Unit ini akan memberikan layanan kepada pasien tertentu sekarang dirawat di rumah sakit umum, di rumah jompo, atau di rumah mereka sendiri dan yang akan manfaat dengan perawatan di lingkungan rumah sakit untuk mencapai potensi maksimal. Perawatan di rumah Program ini memungkinkan untuk memperluas layanan yang dibutuhkan untuk pasien setelah dia meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumahnya di masyarakat.

12 MANFAAT PPC PASIEN perhatian yang lebih baik penyesuaian yang lebih baik diminimalkan masalah nyawa perawatan konstan medis dan asuhan keperawatan DOKTER Menjamin perawatan terbaik obatan dan peralatan di tangan pesanan dilakukan secara efektif klinis yang lebih baik layanan tim RUMAH SAKIT efektif dan efisien penggunaan staf meningkatkan citra public KEPERAWATAN PERSONIL keterampilan individu dapat digunakan lebih banyak waktu dengan pasien membantu pasien dan keluarga untuk memecahkan masalah kepuasan kerja dalam pelayanan pendidikan MASYARAKAT Kontinuitas dengan layanan rumah sakit Meminimalkan kebutuhan rawat inap Beberapa pernyataan berulang kali dinyatakan oleh Abdellah. Penegasan ini adalah:

13 1. Masalah keperawatan dan pengobatan tipologi keperawatan adalah prinsip-prinsip dari praktek keperawatan dan merupakan tubuh yang unik pengetahuan yang menyusui. 2. Benar identifikasi masalah keperawatan pengaruh perawat penghakiman dalam memilih langkah-langkah dalam memecahkan masalah pasien. 3. Inti dari keperawatan pasien masalah-masalah klien / yang berfokus pada pasien dan masalahnya. Praktek Keperawatan Pertama dan terpenting, tujuan utama Abdellah adalah perbaikan pendidikan keperawatan. Dia percaya bahwa sebagai perawat meningkatkan pendidikan, meningkatkan praktek keperawatan juga. Yang penting dampak yang paling organisasiteori Abdellah untuk praktek keperawatan adalah bahwa ia membantu mengubah fokus profesi dari menjadi "penyakit-berpusat" untuk bermanfaat untuk keperawatan praktek seperti " Pasien berpusat " yang berpusat pada pasien pendekatan dibangun itu harus membantu membawa struktur dan organisasi untuk apa yang sering menjadi koleksi teratur keperawatan pengalaman perawatan. Dia dikategorikan keperawatan masalah berdasarkan kebutuhan individu dan mengembangkan tipologi pengobatan keperawatan dan tujuan keperawatan yang berfungsi sebagai dasar untuk menentukan dan mengatur perawatan. 21 Masalah keperawatan yang dibuat perawat melihat 'masalah pasien dan datang dengan keperawatan rencana perawatan dan terorganisir dalam cara yang menyeluruh. Abdellah identifikasi kebutuhan kesehatan sebagai terbuka dan rahasia membantu perawat dalam mengeksplorasi kondisi membuka tabir tentang klien dan rencana intervensi yang tepat untuk mengatasinya. Klien berpusat perawatan menekankan prinsip bahwa setiap tujuan keperawatan harus diarahkan merawat pasien dan bukan hanya penyakit belaka. Telah dilihat bahwa jika semua 21 masalah diselidiki, pasien akan cenderung dinilai secara menyeluruh dan dengan demikian akan membantu perawat menyusun strategi keperawatan yang tepat. Saat ini, 21 Masalah keperawatan telah diperbarui untuk berfokus pada diagnosis dan perawatan pasien. Hal ini akhirnya membantu perawat mengembangkan pemikiran kritis individu-keterampilan mereka menyebabkan peningkatan kepuasan kerja dan lebih sabar produktif-perawat dan perawat-keluarga interaksi.

14 Penerapan teori Abdellah dalam praktek keperawatan sangat dikaitkan dengan pengaruh yang kuat ke-berpusat perawat-pendekatan yang berfokus pada pemecahan masalah pasien. yang pemecahan masalah proses Abdellah identifikasi masalah, memilih data yang relevan, merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data, dan merevisi hipotesis berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari data paralel langkah-langkah dari proses keperawatan penilaian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Abdellah dan Levine, 1986; George, 1995). Karena orientasi yang kuat di 21 Masalah keperawatan, gunakan mereka dalam proses keperawatan terutama untuk mengarahkan perawat, secara tidak langsung, manfaat klien (George, 1995) Jika perawat membantu klien dalam pertemuan negara-negara tujuan dalam masalah keperawatan, maka klien akan dipindahkan ke arah yang baik, kesehatan optimal. Pada akhirnya, itu teori Abdellah membantu perawat berlatih mengatur administrasi perawatan, strategi keperawatan dan menyediakan basis ilmiah untuk membuat keputusan. Sebagai teori yang aktif terlibat pada keperawatan dan perawatan kesehatan internasional, Abdellah memberikan kepercayaan untuk penggunaan model dan merupakan penganjur menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan praktek. Pendidikan Keperawatan Abdellah's teori dan konsep dikembangkan di tahun 1950 untuk menyajikan rekor klinis yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan demikian menyediakan struktur kurikulum keperawatan. Pasien berpusat pendekatan yang didasarkan dari konsep yang mendukung dan memfasilitasi gerak dari model medis yang digunakan pada saat itu untuk model keperawatan. Fokus utama dari bukunya, Pasien-Centered Pendekatan (Abdellah, et al 1960), Adalah tentang pelaksanaan model di Baccalaureat, tingkat asosiasi dan keperawatan program diploma. Luar biasa Abdellah penelitian, publikasi dan karya-karya lain dan reputasinya di seluruh dunia telah berperan dalam mensosialisasikan berpusat pada pasien pendekatan untuk program pendidikan di seluruh dunia. Tipologi Abdellah dari 21 Masalah keperawatan adalah panggilan kebangkitan untuk revisi dan perubahan dari sistem pendidikan keperawatan di era-nya. Profesor dan pendidik menyadari pentingnya perawatan klien berpusat daripada berfokus pada intervensi medis. pendidikan Perawatan lalu perlahan-lahan konsentrasi menyimpang dari konsep medis kompleks,, ke latihan perhatian yang lebih baik untuk klien sebagai perhatian utama.

15 Salah satu Abdellah's teori utama keterbatasan itu sangat kuat berpusat orientasi adalah di sisi lain, itu kontribusi besar terhadap pendidikan keperawatan. Dengan orientasi ini, teori dapat digunakan untuk mengatur isi mengajar untuk mahasiswa keperawatan, untuk mengevaluasi kinerja siswa di daerah klinis, atau keduanya (George, 1995). Penelitian Keperawatan Penelitian memainkan peran besar dalam pemilihan 21 klasifikasi masalah. penelitian sebenarnya kekuatan utama dari karyanya. Bahkan, kerangka kerja dia terus merangsang penelitian tentang peran dan tanggung jawab perawat. Sifat yang luas dari konsepkonsep dalam rangka dia menawarkan kesempatan untuk mengidentifikasi hubungan yang terarah pada intervensi keperawatan. teori nya terus memandu peneliti untuk berfokus pada tubuh pengetahuan keperawatan itu sendiri, identifikasi masalah pasien, organisasi intervensi keperawatan, peningkatan pendidikan keperawatan, dan struktur kurikulum. Abdellah sangat percaya gagasan bahwa penelitian keperawatan akan menjadi faktor kunci dalam membantu perawatan muncul sebagai profesi yang benar. Penelitian ekstensif dilakukan tentang kebutuhan pasien dan masalah telah menjabat sebagai landasan untuk pengembangan dari apa yang sekarang dikenal sebagai diagnosis keperawatan. Tipologi nya melahirkan penelitian keperawatan lebih dan studi. Konsep yang tepat dan lurus ke depan sangat, sehingga sederhana dan yang berlaku, dengan demikian, merangsang disiplin serupa dan penelitian. tipologinya juga digunakan oleh beberapa institusi klinis dalam membangun garis kepegawaian mereka, yaitu perawatan intensif, perawatan intermediate, perawatan jangka panjang, perawatan diri dan perawatan unit rumah. Ini diidentifikasi menurut bagaimana Abdellah ideates kebutuhan pasien dalam konsep nya perawatan. Sekarang pasien di lembaga medis bervariasi dikategorikan dengan kebutuhan klien yang sama, selain dengan diagnosa medis dan penyakit. Juga membantu perawat memberikan perawatan pasien yang lebih baik dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di era globalisasi, pengetahuan tentang keperawatan sangat penting. Terutama meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tentang ilmuilmu dasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Faye Glenn Abdellah adalah pelopor peneliti keperawatan, membantu mengubah teori keperawatan, asuhan keperawatan dan pendidikan keperawatan. Dia adalah seorang pemimpin dalam penelitian keperawatan dan memiliki lebih dari seratus publikasi yang berkaitan dengan perawatan, pendidikan untuk kemajuan praktek dalam keperawatan dan penelitian keperawatan.

17 Daftar Pustaka Mendownload pada hari sabtu tanggal 21 Oktober show_interstitial=1&u=%2fjournal%2fitem q=faye+abdellah&hl=id&noj=1&prmd=imvnsb&tbm=isch&tbo=u&source=univ&s a=x&ei=6ifitp24kctrrqf49ongaq&ved=0cewqsaq&biw=1138&bih=563

Page 1 http://www.uri.edu/nursing/schmieding/orlando/schapters/files/chapter1.pdf Terjemahkan Bantuan Masuk Terjemahkan dari: Inggris Terjemahkan ke: Bahasa Indonesia Lihat: Terjemahan Asli http://translate.google.com/translate_n?hl=id&langpair=en%7cid&u=http://www.uri.edu/nursing/schmieding/orlando/schapters/files/chapt...

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s

Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Lilik s Komunikasi dengan tenaga kesehatan lain Lilik s Perbedaan peran antar profesi Peluang melakukan kolaborasi berbagi, mengisi dan memberi masukan dalam tim menciptakan iklim kerja yang saling memuaskan dan

Lebih terperinci

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak

Lebih terperinci

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER

SEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan

Lebih terperinci

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN HOME HEALTH CARE Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN Target Pembelajaran Menggambarkan perawatan pasien berkelanjutan Eksplorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural. Ini menjadi prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan

Lebih terperinci

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

Ringkasan Teori-teori Keperawatan Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari hari merupakan sarana yang penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Seperti yang telah dituangkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DOSEN PEMBIMBING: Dr. DARMAWANSYAH, SE, MS. HEALTH CARE PROFESSIONALS (TENAGA PROFESI PELAYANAN KESEHATAN) KENNETH R. PUTIH, PH.D., FACHE, DAN DOLORES G. CLEMENT, DR.PH Presented

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima. merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, pelayanan prima merupakan elemen utama yang harus diperhatikan oleh unit pelayanan kesehatan, salah satunya adalah rumah sakit. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (Permenkes RI, 2011). Institusi yang kompleks memiliki arti bahwa rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya (Permenkes RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan yang memegang peran penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009).

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan. KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan

Lebih terperinci

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit SEPTO PAWELAS ARSO, SKM, MARS Materi Kuliah Organisasi Manajemen Rumah Sakit Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat UNIVERSITAS DIPONEGORO Persyaratan RS Minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua

BAB I PENDAHULUAN. lain dan kelak dapat hidup secara mandiri merupakan keinginan setiap orangtua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang tumbuh dan berkembang sehat sebagaimana anak pada umumnya memiliki kecerdasan, perilaku yang baik, serta dapat bersosialisasi dengan orang lain dan kelak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik menyangkut kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan, dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan dari pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses

Lebih terperinci

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY

KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses

Lebih terperinci

1. Bab II Landasan Teori

1. Bab II Landasan Teori 1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN KETERAMPILAN TEKNIK DENGAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN Identitas

Lebih terperinci

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES Isi RK pada Acute care berbeda dengan asuhan jangka panjang ( Long term care dan Rehabilitation care). Pemeliharrannya tidak berbeda Asuhan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Indonesia sehat merupakan pandangan dalam mencapai derajat kesehatan bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intensive Care Unit (ICU) menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah direktur

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara Indonesia. Berdasarkan data tahun 2001

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN PEKARYA KESEHATAN JENJANG II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya

Lebih terperinci

Teori peplau. Kelompok 2 Afif D Alba. Suntara Resi Novia

Teori peplau. Kelompok 2 Afif D Alba. Suntara Resi Novia Teori peplau Kelompok 2 Afif D Alba Ditte Suntara Resi Novia Ayu Biografi hildegard. E. Peplau Lahir di Reading, Pennsilvania (1909) Lulus dari Hospital School of Nursing di Pottstown, Pennsilvania pada

Lebih terperinci

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni 11 BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Iin Inayah dan Wahyuni Stikes Jenderal A.Yani Cimahi RSK. Bhakti Wara Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN

TELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning : BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan factor perilaku merupakan determinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks, terdapat ratusan macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan pasien telah menjadi topik yang hangat dibicarakan secara global, karena sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang menjadi semakin tingginya

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010)

BAB I PENDAHULUAN. Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010) dikatakan bahwa Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih sulit bersaing dengan lulusan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik mental, fisik, maupun spiritual. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik mental, fisik, maupun spiritual. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan aset yang berharga untuk keberhasilan kehidupan manusia, karena kesehatan berhubungan dengan semua segi kehidupan manusia baik mental, fisik, maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

METODE BIMBINGAN KLINIK

METODE BIMBINGAN KLINIK METODE BIMBINGAN KLINIK I. PENDAHULUAN. Pengalaman belajar bimbingan klinik pada pendidikan tinggi keperawatan maupun kebidanan adalah merupakan proses transformasi dari mahasiswa menjadi seorang perawat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)

BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009 SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009 Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam

Lebih terperinci

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan nasional secara menyeluruh yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan primer manusia baik sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON

APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health Nursing dari University

Lebih terperinci

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana 126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA

KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI Sblm th 1860 perawatan klien jiwa dgn costudial care (tertutup & isolatif) Th 1873 Linda Richards mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi 2.1.1 Pengertian Supervisi Menurut Kron (1987) Supervisi adalah merencanakan, mangarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, memerintah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan pasien. Proses perawatan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi kesehatan serta dapat melibatkan

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN TEORISTIS BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan

Lebih terperinci

SISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN. Sumijatun Oktober 2008

SISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN. Sumijatun Oktober 2008 SISTEM LEGISLASI TENAGA KEPERAWATAN Sumijatun Oktober 2008 Keperawatan Profesional? Keperawatan merupakan suatu seni yang berorientasikan kepada manusia, perasaan untuk menghargai sesama individu dan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Pasien 2.1.1. Definisi Kepuasan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa senang; perihal (hal yang bersiap puas, kesenangan, kelegaan dan

Lebih terperinci

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif. COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert A. Model Dokumentasi Keperawatan Ada 6 model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu sebagai berikut : 1) SOR (Source Oriented Record), 2) POR (Problem Oriented

Lebih terperinci

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT KATEGORI KETERAMPILAN DAN ANGKA KREDITNYA NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT KATEGORI KETERAMPILAN DAN ANGKA KREDITNYA NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN ADAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PERAWAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan dan asuhan keperawatan terhadap pasien merupakan bentuk pelayanan profesional yang bertujuan untuk membantu pasien memulihkan dan meningkatkan kemampuan dirinya.

Lebih terperinci

`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE

`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE `MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE A. PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah lain dari gangguan jiwa adalah psikosis. Salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan fisiologis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan

Lebih terperinci