SKRIPSI. Oleh Thomas Adi Tri Nugroho NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Oleh Thomas Adi Tri Nugroho NIM"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Thomas Adi Tri Nugroho NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2015 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Keberhasilan akan diraih dengan belajar (Anonim) Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan sebagai ungkapan penuh kasih kepada: 1. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan demi kebahagiaan dan kesuksesanku. 2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa Indonesia. vi

7 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh Thomas Adi Tri Nugroho NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA, 2) pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA, 3) hubungan antara keterampilan proses dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental Design dengan desain penelitian Nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SD Negeri Rejowinangun 1, dengan sampel kelas VC sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Teknik analisis data dengan uji-t dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa, hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen yaitu 62,14, kelas kontrol yaitu 53,86 dan nilai t hitung 4,155 > t tabel. Post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen yaitu 80,00, kelas kontrol yaitu 70,86 dan nilai t hitung 3,915 > t tabel. Artinya ada perbedaan yang signifikasn antara hasil post-test kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran dengan kelas kontrol yang menggunakan media gambar. Hasil analisis korelasi diperoleh 0,945 kelas eksperimen dan 0,944 kelas kontrol. Artinya ada hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses dan hasil belajar IPA. Sehingga disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA, dan terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Kata Kunci: Media video pembelajaran, keterampilan proses IPA, hasil belajar IPA. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor UNY yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menempuh akademik di Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Dekan FIP UNY yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan PPSD FIP UNY yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi. 4. Ibu Dr. Pratiwi Puji Astuti, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik. 5. Bapak Drs. A.M. Yusuf, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik. viii

9 6. Kepala Sekolah, segenap guru, dan siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta yang telah banyak membantu peneliti selama proses penyusunan skripsi. 7. Kepala Sekolah, segenap guru, dan siswa kelas VI SD Negeri Tersan Gede I Salam, Magelang yang telah banyak membantu peneliti selama proses uji coba instrumen penelitian. 8. Seluruh dosen PGSD FIP UNY yang telah memberikan banyak bekal ilmu dan inspirasinya. 9. UPT perpustakaan UNY, UPP I, dan UPP II yang telah memberikan pelayanan yang baik sehingga penulis menjadi lebih mudah bersahabat dengan buku. 10. Orang tua tercinta, Ibunda Sariningsih, S. Pd. dan Ayahanda Sudiyono, S. Pd. (Alm) yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan membelajarkan banyak pengalaman berharga bagi peneliti. 11. Kakak-kakakku tercinta Dianita Suswandari dan Dwianita Riyadini yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa kepada peneliti. 12. Tiok, Melia, Fajar, Mulafi, dan Yoga yang telah bersedia membantu menjadi observer selama penelitian. 13. Dina yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti. 14. Keluargaku di Perkasa Multimedia yang telah banyak membantu dan memberikan semangat kepada peneliti. 15. Mbak Azza, Utha, Rufi, Iik, Ratna, Mas Dedi yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti. ix

10 x

11 DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 7 C. Pembatasan Masalah... 8 D. Rumusan Masalah... 8 E. Tujuan Penelitian... 9 F. Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran xi

12 1. Pengertian Media Pembelajaran Jenis Media Pembelajaran Manfaat Media Pembelajaran Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran B. Media Video Pembelajaran Kelebihan Media Video Pembelajaran Kelemahan Media Video Pembelajaran C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD D. Keterampilan Proses IPA E. Pembelajaran IPA Menggunakan Media Video F. Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar Pengertian Pembelajaran G. Hasil Belajar IPA SD H. Hasil Penelitian yang Relevan I. Kerangka Berpikir J. Hipotesis K. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data xii

13 E. Instrumen Pengumpulan Data F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen G. Teknik Analisis Data H. Kriteria Penilaian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data Pre-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Data Pre-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Data Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Data Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Data Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Data Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Data Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Data Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Presentase Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Data Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Data Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol C. Uji Prasyarat Analisis Uji Normalitas Uji Homogenitas xiii

14 D. Uji Hipotesis Uji-t Pre-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen- Kontrol Uji-t Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Uji-t Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen- Kontrol Uji-t Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Analisis Korelasi Post-Test Keterampilan Proses IPA dan Post-Test Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Eksperimen-Kontrol E. Pembahasan Hasil Penelitian F. Keterbatasan Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv

15 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Gambar 2. Diagram Batang Nilai Pre-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Gambar 3. Diagram Batang Nilai Pre-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Gambar 4. Diagram Batang Nilai Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Gambar 5. Diagram Batang Nilai Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Gambar 6. Diagram Batang Nilai Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Gambar 7. Diagram Batang Nilai Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Gambar 8. Diagram Batang Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Gambar 9. Diagram Batang Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Gambar 10. Diagram Batang Presentase Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Gambar 11. Diagram Batang Nilai Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen xv

16 Gambar 12. Diagram Batang Nilai Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Gambar 13. Rangkuman Mean Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Proses IPA Gambar 14. Rangkuman Mean Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar IPA xvi

17 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Bentuk Desain Penelitian Tabel 2. Rangkuman Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Tabel 3. Kisi-Kisi Lebar Observasi Keterampilan Proses Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tabel 6. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA 56 Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test keterampilan proses IPA Kelas Eksperimen Tabel 8. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test keterampilan proses IPA Kelas Kontrol Tabel 9. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Tabel 10. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Tabel 11. Data Distribusi Frekuensi Post-Test keterampilan proses IPA Kelas Eksperimen Tabel 12. Data Distribusi Frekuensi Post-Test keterampilan proses IPA Kelas Kontrol Tabel 13. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen xvii

18 Tabel 14. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Tabel 15. Rata-Rata Persentase (%) Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Tabel 19. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji-t Pre-Test Keterampilan Proses IPA Tabel 21. Rangkuman Hasil Uji-t Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji-t Post-Test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Tabel 23. Rangkuman Mean Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar IPA Tabel 24. Rangkuman Hasil Uji-t Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Tabel 25. Rangkuman Mean Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar IPA Tabel 26. Rangkuman korelasi antara keterampilan proses IPA dan Post-Test hasil belajar IPA kelas esperimen xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Nilai Hasil UTS Kelas VB dan VC hal Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Lampiran 3. Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA Lampiran 4. Soal Uji Coba Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Lampiran 5. Rubrik Penilaian Soal Uji Coba Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Lampiran 7. Uji Reliabilitas Instrumen Lampiran 8. Soal Pre-Test dan Post-Test Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Lampiran 9. Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Lampiran 10. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Lampiran 11. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Lampiran 12. Data distribusi frekuensi Pre-Test keterampilan proses IPA kelas eksperimen Lampiran 13. Data distribusi frekuensi Pre-Test keterampilan proses IPA kelas kontrol Lampiran 14. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen xix

20 Lampiran 15. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Lampiran 16. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Lampiran 17. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Lampiran 18. Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Lampiran 19. Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen Lampiran 20. Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Lampiran 21. Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Lampiran 22. Rata-rata persentase (%) Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Lampiran 23. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Lampiran 24. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Lampiran 25. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Lampiran 26. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Lampiran 27. Data distribusi frekuensi Post-Test keterampilan proses IPA kelas eksperimen xx

21 Lampiran 28. Data distribusi frekuensi Post-Test keterampilan proses IPA kelas kontrol Lampiran 29. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Lampiran 30. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Lampiran 31. Data Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Lampiran 32. Data Distribusi Frekuensi Post-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Lampiran 33. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 34. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 35. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-test Keterampilan Proses IPA dengan SPSS 16 for windows Lampiran 36. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-Test Keterampilan Proses IPA dengan SPSS 16 for windows Lampiran 37. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-Test Hasil Belajar IPA dengan SPSS 16 for Windows Lampiran 38. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post test Hasil Belajar IPA dengan SPSS 16 for windows Lampiran 39. Hasil Analisis Korelasi Keterampilan Proses IPA dengan Hasil Belajar IPA menggunakan SPSS 16 for windows Lampiran 40. RPP Kelas Eksperimen Lampiran 41. RPP Kelas Kontrol Lampiran 42. Materi Ajar xxi

22 Lampiran 43. Gambar Media Video Pembelajaran Lampiran 43. Gambar Penelitian Lampiran 45. Contoh Hasil Tes Siswa dan Lembar Observasi Lampiran 45. Surat Penelitian xxii

23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Arif Rohman, 2008: 10) Berdasarkan UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 diatas, salah satu tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi dan keterampilan siswa sehingga potensi dan keterampilan siswa juga semakin berkembang. Dengan berkembangnya potensi dan keterampilan siswa, maka berbagai bidang dalam kehidupan juga ikut berkembang. Dunia informasi adalah salah satu bidang yang berkembang pesat dan paling berpengaruh di berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk aspek pendidikan. Saat ini banyak teknologi modern yang sering digunakan oleh masyarakat. Baik itu televisi, radio, tape recorder, VCD, bahkan LCD dan komputer. Pada awalnya teknologi seperti VCD, LCD, komputer adalah barang mewah yang jarang dimiliki masyarakat, tetapi saat ini telah menjadi barang yang umum digunakan. Tidak hanya digunakan untuk konsumsi pribadi, hiburan atau digunakan kantor perusahaan, kini produk teknologi modern juga telah merambah di dunia pendidikan. 1

24 Dari pengertian pendidikan jelas bahwa pelaksanaan pendidikan itu pada umumnya adalah mengembangkan mutu dan potensi sumber daya manusia untuk membangun bangsa yang lebih maju. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga akan berpengaruh terhadap kualitas sistem pembelajaran di sekolah. Artinya, dengan kehadiran teknologi yang modern sekolah dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat pembelajaran menjadi menarik dan efektif, baik dalam proses pembelajaran maupun media pembelajaran sehingga siswa akan menjadi senang dan tidak bosan selama proses pembelajaran berlangsung dan memperoleh hasil belajar maksimal. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada dasarnya IPA memiliki tiga komponen utama seperti yang diungkapkan Patta Bundu (2006: 9), yaitu komponen proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Dengan demikian IPA bukanlah mata pelajaran yang berisikan kumpulan materi saja. Oleh karena itu, pembelajaran IPA perlu didesain sebaik mungkin tidak hanya bertujuan menyampaikan materi, namun juga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan dapat mengembangkan keterampilan proses siswa. Pada proses pembelajaran saat ini terutama pada materi tentang IPA, pembelajaran juga menekankan pada keterampilan proses pada siswa. Menurut Usman Samatowa (2010: 3&93) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu mengenai alam. Sedangkan keterampilan proses IPA merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki para ilmuan dan digunakan oleh para ilmuan dalam meneliti fenomena alam. Dilihat dari pengertian diatas 2

25 keterampilan proses IPA dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal dan memahami materi menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran pada umumnya menuntut setiap guru untuk bisa membuat suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan efektif. Cecep Kustandi (2013: 8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan guru, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Adanya pelatihan yang lebih intensif bagi guru mengenai pemanfaatan media pembelajaran dan fungsi media pada proses pembelajaran, diharapkan guru lebih sering menggunakan media pembelajaran karena penggunaan media pembelajaran akan sangat bermanfaat bagi siswa dalam memahami materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan Sudjana & Rivai (dalam bukunya Azhar Arsyad, 2011: 24) bahwa banyak sekali manfaat dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar siswa, diantaranya yaitu: pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan 3

26 belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan dan lain-lain. Dengan adanya perkembangan teknologi, media pembelajaran sekarang bervariasi, ada beberapa kelompok media pembelajaran. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. (Azhar Arsyad, 2011: 29) Setelah memperhatikan manfaat media pembelajaran dan macam-macam media pembelajaran, maka peneliti akan menggunakan media pembelajaran audio-visual yang berupa video pembelajaran dalam penelitian ini. Sukiman (2012: ) menyatakan media video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Media video yang digunakan dalam proses belajar mengajar memiliki banyak manfaat dan keuntungan, diantaranya adalah video merupakan pengganti alam sekitar dan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat siswa seperti materi proses pencernaan makanan dan pernafasan, video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat dilihat secara berulang-ulang, video juga mendorong dan meningkatkan motivasi siswa untuk tetap melihatnya. (Azhar Arsyad, 2011: 49) Pada waktu peneliti melakukan observasi dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta, peneliti mengamati siswa kelas V, baik kelas VA, VB dan VC. Ada beberapa permasalahan yang 4

27 ditemukan peneliti, diantaranya pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan buku siswa dan buku guru saja. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, peneliti juga belum menemui guru yang menggunakan media video pembelajaran. Sehingga siswa terlihat tidak antusias dalam belajar dan tidak memperhatikan guru. Siswa juga merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan. Ketika dilakukan wawancara dengan guru kelas 5 di SD Negeri Rejowinangun 1, guru kelas 5 belum pernah mendapatkan pelatihan mengenai pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran berbasis elektronik. Hal itu menyebabkan guru lebih memilih menggunakan media seadanya di sekolah seperti media gambar atau cukup menggunakan buku saja. Akibatnya, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang antusias dan kurang aktif. Tidak banyak siswa yang mau bertanya kepada guru, dan pada saat mengerjakan tugas kelompok LKS banyak siswa yang bermain sendiri, ketika melakukan presentasi LKS hanya beberapa siswa saja mampu melaporkan hasil LKS dengan jelas dan baik serta bisa menyimpulkan dengan benar. Dilihat dari situasi tersebut menunjukan bahwa keterampilan proses IPA pada siswa juga masih rendah. Kebanyakan siswa tidak mengerti dan tidak tahu apa itu keterampilan proses. Sehingga siswa tidak begitu memahami dan tidak begitu menguasai keterampilan proses IPA. Permasalahan lainnya adalah banyak siswa yang masih menganggap materi IPA itu sulit dipahami. Anggapan seperti itu yang membuat beberapa siswa kelas 5 SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyaarta merasa sulit dalam mengerjakan tes dan 5

28 sulit memahami materi-materi yang berkaitan dengan IPA sehingga hasil belajar IPA siswa kurang memuaskan. Terbukti dengan data hasil UTS siswa kelas 5 tentang tema Peristiwa dalam Kehidupan, subtema Manusia dan Peristiwa Alam yang diikuti oleh 56 siswa nilai rata-ratanya masih rendah yaitu 58,04. Data nilai selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 100. Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih oleh setiap guru, agar selalu berusaha menciptakan suasana kelas yang kondusif, menarik dan tidak membosankan untuk siswa sehingga siswa menjadi lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran. Salah satu caranya yaitu menggunakan media video pembelajaran. Dengan banyaknya manfaat dari media video pembelajaran, maka guru dapat memanfaatkan media video dalam proses belajar mengajar untuk menarik perhatian siswa dan memudahkan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Salah satu materi yang diajarkan pada materi IPA kelas V adalah mengenai sistem pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan. Pada materi pencernaan dan pernafasan guru kesulitan menghadirkan media benda asli. Materi ini sulit apabila disampaikan menggunakan benda aslinya. Salah satu alternatif agar pembelajaran dapat berlangsung secara efisien adalah menggunakan media video pembelajaran. Peneliti memilih media video pembelajaran karena video pembelajaran dapat menampilkan informasi yang tidak bisa dilihat secara langsung oleh indra penglihatan siswa. Siswa dapat melihat organ dalam pada tubuh manusia dan hewan tanpa harus membedah objek aslinya, dengan video siswa juga akan melihat langsung proses pencernaan dan pernafasan pada manusia 6

29 dan hewan melalui sebuah animasi. Media video pembelajaran dapat mewujudkan visualisasi materi sistem pencernaan dan pernafasan tersebut. Dari uraian permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa media video dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar pada materi IPA, untuk itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta masih menggunakan media pembelajaran yang sederhana seperti menggunakan gambar, buku pegangan atau modul. 2. Kurangnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran. 3. Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi IPA 4. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi IPA 5. Rendahnya keterampilan proses siswa (Mengamati, Menanya, Menalar, Menyimpulkan, Mengkomunikasikan). 6. Rendahnya pemahaman guru mengenai media pembelajaran yang menarik dan efisien seperti video pembelajaran. 7. Minimnya penggunaan media video dalam proses pembelajaran IPA. 7

30 C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah yang diteliti oleh peneliti adalah Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Keterampilan Proses IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015? 3. Apakah terdapat Hubungan antara Keterampilan Proses IPA dengan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015? 8

31 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ Pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ Hubungan antara keterampilan proses IPA dengan hasil blajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Setelah dilaksanakan penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan antara lain : 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca terkait dengan masalah dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Menambah wawasan dan pengetahuan guru mengenai media pembelajaran yang menarik dan efektif bagi siswa yaitu media video pembelajaran. b. Bagi Siswa 1) Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA. 9

32 2) Siswa menjadi lebih tertarik untuk memahami materi pembelajaran IPA. 3) Meningkatkan keterampilan proses IPA. 4) Meningkatkan hasil belajar IPA. c. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan wawasan dalam penggunaan media pembelajaran yang menarik dan efektif. 2) Untuk mengembangkan penggunaan media pembelajaran. 3) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama kuliah. 10

33 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Azhar Arsyad (2011: 5) mengungkapkan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Gerlach (dalam Wina Sanjaya, 2006: 163) secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rusman (2012: 162), mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran. Dari beberapa pengertian media diatas dapat disimpulkan bahwa media itu sendiri adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk membantu seseorang dalam menyampaikan isi pesan. Media biasanya juga digunakan dalam proses pembelajaran termasuk dalam pembelajaran IPA, untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Cecep Kustandi (2013: 8) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan guru, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran 11

34 merupakan sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Sukiman (2012: 29) mengungkapkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan siswa sehingga proses belajar terjadi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Sedangkan Oemar Hamalik (1982: 23), menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Rossi dan Breidle (dalam Wina sanjaya, 2006: 163) mengungkapkan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk mencapai tujua pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan Gagne dan Briggs 1975 (dalam Azhar Arsyad, 2011: 4) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk membantu menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Arief S. Sadiman (2009: 7) mengungkapkan bahwa media dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Ahmad Rohani (1997: 4) menyatakan media instruksional edukatif atau media pembelajaran adalahh sarana komunikasi dalam proses belajar 12

35 mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah. Wuri Wuryandani&Fathurrohman (2012: 76) menyatakan media pembelajaran merupakan alat bantu untuk mempermudah sampainya materi pelajaran kepada siswa. Dari berbagai pendapat tentang media pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dan dapat membantu mencapai tujuan pendidikan. Media pembelajaran dalam penelitian ini digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi IPA kepada siswa, agar materi IPA lebih mudah disampaikan dan mudah dipahami siswa. 2. Jenis Media Pembelajaran Menurut Rudy Bretz (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 20) jenis media pembelajaran diklasifikasikan dalam 8 kriteria, yaitu 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak. Gagne (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 23) membuat 7 macam pengelompokkan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara dan mesin belajar. Menurut Ibrahim (dalam Daryanto, 2010: 18), media pembelajaran dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi, 13

36 media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media proyeksi, televisi, video, dan komputer. Sedangkan Wina Sanjaya (2006: ) mengklasifikasikan media pembelajaran ke dalam beberapa klasifikasi. Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dibagi ke dalam : a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti : radio dan rekaman suara. b. Media visual : media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Misalnya foto, lukisan, gambar, dan media grafis. c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Misalnya: rekaman video, film, slide suara. Kemampuan media ini dianggap lebih menarik sebab mengandung unsur suara dan unsur gambar. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media pembelajaran dibagi menjadi media dengan daya liput luas serentak dan media dengan daya liput terbatas. Media yang memiliki daya liput yang luas, dan serentak yaitu seperti radio, televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang akktual scara serentak tanpa harus menggunakan ruang khusus. Sedangkan media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video. Dari cara teknik pemakaiannya, dibagi menjadi media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector, slide projector, OHP. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio. 14

37 Ahmad Rohani (1997: 18) membagi media pembelajaran ke dalam beberapa klasifikasi. Menurut jenisnya yaitu: Berdasarkan indra yang digunakan media dikelompokkan menjadi media audio, media visual dan mdia audio visual. Berdasarkan jenis pesan media dikelompokkan menjadi media cetak, media non cetak, media grafis dan media non-grafis. Berdasarkan sasarannya media dikelompokkan menjadi media jangkauan terbatas (tape) dan media jangkauan yang luas (radio, pers). Berdasarkan penggunaan tenaga listrik / elektronika media dikelompokkan menjadi media elektronika dan non elektronika. Sedangkan media asli atau tiruan yaitu meliputi makhluk hidup dan benda tak hidup. Sedangkan Anderson (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 89) membagi media dalam sepuluh kelompok, yaitu: media audio, media cetak, media cetak bersuara, media proyeksi (visual) diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media audio visual gerak, objek, sumber manusia dan lingkungan, media computer. Dari beberapa uraian pengelompokkan media pembelajaran diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara umum dibagi atas media cetak, media audio, media visual, dan media audio-visual. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori audiovisual yaitu berupa video pembelajaran. 3. Manfaat Media Pembelajaran Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 77-76), mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Dengan adanya beberapa manfaat media pembelajaran yang telah disebutkan diatas, maka media 15

38 pembelajaran dalam penelitian ini memang cocok digunakan dalam pembelajaran karena selain merangsang siswa untuk lebih tertarik belajar IPA, media pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan hasil belajar IPA siswa. Nana Sudjana & Rivai (2011: 2) mengungkapkan bahwa media pengajaran itu dapat mempertinggi proses belajar siswa dan dapat mempertinggi hasil belajar siswa. Selain itu, media pengajaran juga memiliki banyak manfaat yaitu: 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami siswa 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan tidak hanya menggunakan komunikasi verbal. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan. Cecep Kustandi (2013: 23) mengungkapkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran diantaranya yaitu: media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, media pembelajaran akan memberikan interaksi yang lebih langsung 16

39 anatara siswa dan guru, siswa dan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disumpulkan bahwa media pembelajarn itu memiliki banyak manfaatnya dalam proses pembelajaran termasuk dalam pembelajaran IPA. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan menjadi lebih termotivasi untuk belajar, lebih memperhatikan, dan lebih mudah dalam memahami materi, sehingga akan mempertinggi proses dan hasil belajar siswa. 4. Kriteria Pemilihan Media Arief S. Sadiman (2009: 85) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi, dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khas (karakteristik) media yang bersangkutan. Profesor Ely (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 85) mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain: karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, dan prosedur penilaian. Cecep Kustandi (2013: 80-81) menyatakan beberapa kriteria dalam pemilihan media pembelajaran yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran, bersifat praktis luwes dan tahan lama, guru terampil menggunakannya, pengelompokkan sasaran, dan mutu teknis. Nana Sudjana & Rivai ( 2013: 4-5) mengungkapkan beberapa kriteria dalam pemilihan 17

40 media pembelajaran,yaitu: ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, dukungan terhadap isi bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakan media, tersedia waktu untuk menggunakannya, sesuai dengan taraf berpikir siswa. Sedangkan Dina Indriana (2011: 28) mengungkapkan beberapa faktor yang menentukan untuk memilih media yaitu kesesuaian tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang diajarkan, kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kesesuaian dengan karakteristik siswa,kesesuaian dengan gaya belajar siswa, dan kesesuaian dengan teori yang digunakan. Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 76) mengungkapkan dalam memilih media pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu: kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, mendukung materi pelajaran yang disampaikan, mudah tidaknya mendapatkan media, keterampilan guru menggunakan media tersebut, ada waktu menggunakannya, dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa. Dari beberapa kriteria pemilihan media di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih media perlu mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu kesesuaian dengan materi yang diajarkan, sesuai dengan karakteristik siswa, kemudahan memperoleh media, keterampilan guru menggunakan media, bersifat praktis, luwes dan tahan lama. Penelitian ini memilih menggunakan media video pembelajaran karena media tersebut sesuai untuk menyampaikan materi IPA mengenai pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan, video juga mudah didapatkan dan sebagian guru saat ini sudah bisa mengoperasikan laptop sehingga 18

41 media video mudah dalam penggunaaanya, video juga praktis dan tahan lama dalam penggunaannya. B. Media Video Pembelajaran Cecep Kustandi (2013: 64) mengungkapkan bahwa video adalah alat yang dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Sedangkan Arief S. Sadiman (2009: 74) menyatakan video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional Sukiman (2012: ) menyatakan media video pembelajaran adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Daryanto (2010: 88), mengungkapkan media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensal. Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Media video paling baik dalam menyajikan materi yang memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu. Contohnya 19

42 perubahan kepompong menjadi kupu-kupu akan terlihat detail dan dramatis kalau divisualisasikan lewat teknologi modern. Dari beberapa uraian pengertian media video pembelajaran diatas, dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran adalah suatu media audio visual yang menyajikan materi pelajaran, menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep, mengajarkan keterampilan kepada siswa dalam bentuk gambar dan suara. Bila dibandingkan dengan media gambar, media video ini dinilai lebih efektif digunakan dalam materi proses pencernaan dan pernafasan. Bila menggunakan gambar, siswa hanya akan melihat gambar yang diam saja. Karena menurut Cecep Kustandi (2011: 41) media gambar adalah media yang berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan saja. Dengan media gambar ini siswa hanya akan melihat gambar diam saja, tidak bisa melihat bagaimana berlangsungnya proses pencernaan dan pernafasan dengan jelas. Namun, apabila menggunakan media video pembelajaran siswa akan lebih memahami proses pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan, karena media video pembelajaran dapat menyajikan materi yang memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan gerakan motorik tertentu, dan video pembelajaran mampu menampilkan objek yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh indera manusia, pada penelitian ini adalah proses pencernaan dan pernafasan. 1. Kelebihan Media Video Pembelajaran Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo (2011: 135) mengungkapkan manfaat dalam peggunaan media video pembelajaran, yaitu video dapat memanipulasi 20

43 waktu dan ruang sehingga siswa dapat diajak melanglang buana ke mana saja walaupun dibatasi dengan ruang kelas. Video juga dapat menampilkan objekobjek yang terlalu kecil, terlalu besar, berbahaya, atau bahkan tidak dapat dikunjungi oleh siswa. Kemampuan media video juga dapat diandalkan pada bidang studi yang mempelajari keterampilan motorik dan melatih kemampuan kegiatan. Rusman (2012: 220) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki media video, yaitu: video dapat memberikan pesan yang dapat diterima lebih merata oleh siswa, video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, lebih realistis dan dapat diulang atau dihentikan sesuai kebutuhan, serta memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Cecep Kustandi (2013: 64), mengungkapkan beberapa keuntungan apabila menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu: 1. Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika siswa berdiskusi, membaca, dan praktik. 2. Video dapat menunjukan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti kerja jantung ketika berdenyut. 3. Mendorong dan meningkatkan motivasi siswa serta menanamkan sikap dan segi afektif lainnya. 4. Video mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. 5. Video dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar atau kelompok kecil dan kelompok yang heterogen atau perorangan. 21

44 Daryanto (2010: 90-91) mengungkapkan beberapa keuntungan bila menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video bahan ajar non cetak yg kaya informasi dan lugas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Ada tiga alasan mengapa perlu menggunakan media video dalam pembelajaran, yaitu: 1. Pesan yang disampaikan lebih menarik perhatian, perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi belajar 2. Pesan yang disampaikan lebih efisien. Gambaran visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu dapat mempercepat pemahaman pesan secara lebih komprehensif 3. Pesan visual lebih efektif dalam arti penyajian visual dapat membuat siswa lebih berkonsentrasi. Arief S. Sadiman (2009: 74-75) mengungkapkan beberapa kelebihan media video dalam pembelajaran yaitu: 1. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya. 2. Penonton atau siswa dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis. 3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian siswa pada penyajiannya. 4. Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang. 22

45 5. Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya. 6. Keras lemahnya suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar. 7. Guru bisa mengatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang akan diperjelas informasinya. 8. Ruangan tidak peru digelapkan waktu menyajikannya. Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2011: 24) mengungkapkan beberapa manfaat dalam penggunaan media video pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan demonstrasi, memamerkan, dan lain-lain. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media video pembelajaran memiliki beberapa kelebihan bila digunakan untuk mata pelajaran 23

46 IPA terutama pada materi pencernaan dan pernafasan. Bila dibandingkan Video dapat digunakan untuk melihat objek yang tidak dapat dikunjungi siswa atau tidak dapat dilihat secara langsung oleh indra manusia seperti proses pencernaan dan pernafasan, video dapat merangsang motivasi belajar siswa, video pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar siswa. dengan video siswa juga dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan dan lain-lain. Dalam penelitian ini video pembelajaran digunakan untuk menerangkan suatu proes pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan. 2. Kelemahan Media Video Pembelajaran Cecep Kustandi (2013: 64-65), mengungkapkan beberapa keterbatasan dalam menggunakan media video pembelajaran yaitu: pengadaan video umumnya memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang banyak, pada saat diputarkan video gambar dan suara akan berjalan terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut, video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Daryanto (2010: 90) mengungkapkan beberapa kelemahan media video pembelajaran, yaitu: 1. Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya. 2. Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya. 24

47 3. Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video umumnya berbentuk dua dimensi. 4. Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat. 5. Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk menampilkannya. 6. Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari beberapa pendapat diatas selain memiliki banyak kelebihan, media video juga memiliki kelemahan atau keterbatasan. Dalam penelitian video tidak dapat menampilkan ukuran objek yang sebenarnya, material pendukung video juga membutuhkan alat proyeksi seperti LCD proyektor, komputer/laptop, speaker, roll kabel, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit bila membuat media ini atau mengadakan media video pembelajaran ini. C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, yang artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Karena berhubungan dengan alam dan science artinya adalah ilmu pengetahuan, jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Usman Samatowa, 2010: 3). Dari segi istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti ilmu tentang Pengetahuan Alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. 25

48 Pengetahuan yang benar itu adalah pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu yaitu rasional dan objektif. Rasional itu sendiri berarti sesuatu yang logis atau masuk akal dan diterima oleh akal sehat, sedangkan objektif itu adalah sesuai dengan kenyataannya atau sesuai dengan pengamatan melalui panca indera. Sedangkan Pengetahuan Alam itu sendiri berarti pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992: 3). Dengan adanya pengertian tersebut jelas bahwa maksud dari IPA itu adalah untuk mengetahui segala sesuatu tentang alam semesta beserta isinya. Nash (dalam Hendro Darmodjo, 1992: 3) menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamati. Sedangkan Muslichach Asy ari (2006: 7) menyatakan sains atau IPA adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol, selain sebagai produk yaitu pengetahuan manusia sains atau IPA juga sebagai proses yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut. Ahmad Susanto (2013: 167) mengungkapkan sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Patta Bundu (2006: 9) sains atau IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh 26

49 pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu 1) proses ilmiah, misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, 2) produk ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum, teori, dan 3) sikap ilmiah, misalnya ingin tahu, objektif, hati-hati dan jujur. Dari beberapa uraian pengertian IPA di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya melalui proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah. Apabila siswa mempelajari tentang IPA, itu berarti siswa mempelajari proses ilmiah juga. Menurut Paolo dan Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1996: 15) Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan menjadi : 1. mengamati apa yang terjadi, 2. mencoba memahami apa yang diamati, 3. mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, 4. menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Selanjutnya Paolo dan Merten menegaskan bahwa dalam IPA tercakup juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. Dalam IPA siswa dan guru harus selalu siap memodifikasi model-model yang ada tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang kita dapatkan. Selain materi IPA harus dimodifikasi, keterampilan-keterampilan proses IPA yang dilatihkan juga harus disesuaikan dengan perkembangan anak-anak. Usman Samatowa (2010: 3-4) mengungkapkan ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar. Alasan itu di golongkan ke dalam empat golongan yaitu : a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu 27

50 bangsa, kesejahteraan suatu bangsa tergantung pada kemampuan bangsa di bidang IPA karena IPA merupakan dasar teknologi; b) Bila diajarkan dengan cara yang tepat, IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis: c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; d) IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Srini M. Iskandar (1996: 16) juga mengungkapkan beberapa alasan mengapa IPA perlu diajarkan di sekolah, yaitu : a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, b) Bila diajarkan menurut cara yang tepat IPA memberikan kesempatan latihan berpikir kritis, c) Banyak contoh memecahkan masalah yang memerlukan daya berpikir kritis seperti menarik kesimpulan dari serangkaian percobaan, d) IPA juga merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA memang penting untuk diajarkan di sekolah dasar, karena IPA memiliki beberapa manfaat bila diajarkan di sekolah dasar, yaitu : IPA dapat melatih anak untuk selalu berpikir kritis, IPA mengajarkan anak untuk memecahkan segala masalah dengan cara berpikir kritis, IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk kepribadian anak secara menyeluruh, IPA juga merupakan materi pembelajaran yang tidak hafalan belaka namun juga dengan percobaan-percobaan yang dapat melatih keterampilan proses IPA siswa. 28

51 D. Keterampilan Proses IPA Keterampilan proses merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki para ilmuan dan digunakan oleh para ilmuan dalam meneliti fenomena alam (Usman Samatowa, 2010: 93). Sedangkan Hendro Darmodjo (1992: 52) mengungkapkan keterampilan proses adalah keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber dan tidak semata-mata dari guru. Srini M. Iskandar (1996: 49-51) menyatakan bahwa keterampilan proses IPA merupakan pendekatan yang ditempuh para ilmuan dalam mereka memecahkan fenomena-fenomena di alam semesta. Dalam pembelajaran keterampilan proses IPA memungkinkan siswa merasakan hakekat IPA serta membuat mereka terampil melakukan kegiatan sains. Dengan demikian siswa juga mempelajari fakta-fakta dan konsep atau proses dan produk IPA. Sdangkan Ahmad Susanto (2013: 169) mengungkapkan bahwa keterampilan proses IPA itu adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Dari beberapa pengertian mengenai keterampilan proses, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuan dan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dengan keterampilan proses siswa dapat mencari dan mengolah berbagai infomasi yang tidak hanya dari guru saja. Keterampilan proses IPA juga dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Seperti yang diungkapkan Daryanto (2014: 59-80), keterampilan proses yang seharusnya dikuasai siswa meliputi: keterampilan mengamati, menanya, menalar, 29

52 menyimpulkan, mengkomunikasikan. Dengan kegiatan mengamati siswa akan menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang diamati dengan pembelajaran. Kegiatan menanya bertujuan untuk merangsang siswa agar mampu merumuskan pertanyaan dari apa yang diamati siswa kemudian mencari jawaban dari masalah tersebut. Kegiatan menalar berupa memproses informasi yang sudah dikumpulkan dari kegiatan mengamati atau eksperimen. Menyimpulkan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuat kesimpulan dari apa yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Sedangkan mengkomunikasikan merupakan kegiatan yang dilakukan siswa untuk mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari. Patta Bundu (2006: 23-24) mengungkapkan keterampilan proses itu dibagi dalam dua kelompok. Pertama keterampilan dasar yang meliputi; a) observasi, b) klasifikasi, c) komunikasi, d) pengukuran, e) prediksi, dan f) penarikan kesimpulan. Kedua, keterampilan proses terintegrasi yang meliputi; a) mengidentifikasi variabel, b) menyusun tabel data, c) menyusun grafik, d) menggambarkan hubungan antar variabel, e) memperoleh dan memproses data, f) menganalisis investigasi, g) menyusun hipotesis, h) merumuskan variabel secara operasional, i) merancang investigasi, dan j) melakukan eksperimen. Harlen (dalam Patta Budnu, 2006: 48) mengungkapkan keterampilan proses dalam kurikulum hakekatnya bertumpu pada empat komponen utama, yaitu : Observasi (mengamati, mengumpulkan data, mengukur), Planning (bertanya, prediksi), Interpretasi (menafsirkan berdasar data, evaluasi), Komunikasi (penyajian laporan, mengkomunikasikan). Sedangkan Srini M. Iskandar (1996: 49) membagi keterampilan proses dalam IPA SD menjadi 8 aspek, yaitu : 30

53 mengamati, pengklasifikasian, pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesa, perancangan eksperimen, penyimpulan hasil eksperimen, pengkomunikasian hasil eksperimen. Sedangkan Paolo dan Marten (dalam Srini M. Iskandar, 1996: 15) mengungkapkan bahwa selain materi IPA harus dimodifikasi, keterampilan-keterampilan proses IPA yang dilatihkan juga harus disesuaikan dengan perkembangan siswa, keterampilan proses saat ini juga mengalami perubahan sesuai perkembangan dan kebutuhan siswa. Dari berbagai pengelompokkan keterampilan proses IPA diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses IPA itu secara garis besar meliputi keterampilan mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar atau interpretasi, dan mengkomunikasikan. Dalam penelitian ini fokus keterampilan proses IPA yang akan diteliti yaitu mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Peneliti memilih fokus keterampilan proses IPA tersebut karena disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Pada kurikulum 2013 terdapat beberapa aspek yang ditekankan dalam pembelajaran yaitu aspek mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. E. Pembelajaran IPA Menggunakan Media Video IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya, yang pada umumnya membutuhkan media konkret dalam penyampaian materinya. Namun, tidak semua materi dalam IPA dapat disampaikan menggunakan media konkret, contohnya adalah proses pencernaan dan pernafasan. Guru perlu berupaya untuk menyampaikan materi tersebut dengan 31

54 menarik dan efektif, salah satu alternatifnya adalah menggunakan media video pembelajaran. Media video adalah salah satu media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk gambar dan suara, serta dapat menampilkan suatu objek yang tidak dapat diamati langsung oleh indera manusia. Oleh karena itu, peneliti memilih media video dalam penelitian ini. Video pembelajaran ini terdiri dari 4 video, yaitu video proses pencernaan manusia, video proses pencernaan hewan, video proses pernafasan manusia, dan video proses pernafasan hewan. Video pencernaan manusia dan pencernaan hewan berisi visualisasi organ saluran pencernaan pada manusai dan hewan beserta nama-namanya, selain itu juga menampilkan bagaimana proses pencernaan berlangsung yaitu mulai dari makanan masuk ke mulut, perjalanan dan pengolahan makanan di dalam tubuh, sampai siswa makanan keluar tubuh melalui anus. Tidak hanya gambar animasi saja yang ditampilkan, video ini juga dilengkapi dengan suara pendukung dan penjelas materi. Video pernafasan manusia dan hewan juga berisi visualisasi organ saluran pernafasan pada manusia dan hewan beserta nama-namanya. Video pernafasan ini juga menampilkan bagaimana proses pernafasan berlangsung mulai dari udara masuk lubang hidung, proses perjalanan udara di dalam tubuh, sampai udara keluar lagi melalui hidung. Video ini juga dilengkapi dengan suara pendukung dan penjelas materi. Langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan media video yaitu sebagai berikut. 32

55 1. Persiapan Sebelum menggunakan media video pembelajaran, guru hendaknya mempersiapkan beberapa hal berikut. a. Mengatur jadwal penggunaan media video dan materinya. b. Menyiapkan video yang akan digunakan. c. Memahami materi yang akan disampaikan dengan video pembelajaran. d. Menyiapkan peralatan pendukung pemutar video, seperti laptop, LCD, soundsystem, roll kabel. e. Mengatur tempat duduk siswa agar bisa mengamati video dengan nyaman dan jelas. f. Meminta siswa untuk menyiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. 2. Pelaksanaan Selama memanfaatkan media video pembelajaran ini guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut. a. Sebelum memutarkan atau memulai program video, ajak siswa agar memperhatikan materi yang akan disampaikan. b. Memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan. c. Memberikan sedikit penjelasan terhadap materi yang akan disampaikan. d. Memutarkan video pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan e. Mengamati dan memantau siswa selama kegiatan pembelajaran f. Setelah video selesai diputarkan, siswa dibagi dalam beberapa kelompok. g. Kelompok siswa diberikan LKS dan siswa mengerjakan LKS bersama kelompoknya. 33

56 h. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja LKS di depan kelas. i. Guru memberikan penguatan materi. 3. Tindak Lanjut a. Guru dan siswa secara bersama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dilaksanakan. b. Guru memberikan tugas individu kepada siswa berupa soal post-test hasil belajar. c. Guru menutup pelajaran dengan doa. F. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Eveline Siregar & Hartini (2014: 5) mengungkapkan belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsng dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan. James O. Whittaker (dalam Aunurrahman 2010: 35) mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latian atau pengalaman. Sedangkan Aunurrahman (2010: 35) menyatakan belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Slameto (2003: 2) mengemukakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Sugihartono (2012: 74) mengungkapkan bahwa 34

57 belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari berbagai pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh berbagai kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengertian belajar dalam penelitian ini adalah belajar untuk memperoleh keterampilan proses IPA dan pengetahuan mengenai materi IPA. 2. Pengertian Pembelajaran Menurut Permendikbud nomor 103 tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi antarsiswa dan antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan Arief S. Sadiman, (2009: 11-12) menyatakan pembelajaran/proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Wina Sanjaya (2006: 162) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi. Yang melibatkan 3 komponen utama yaitu pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri biasanya berupa mata pelajaran. Sugihartono (2012: 81) menyatakan pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal. Muslichach Asy ari (2006: 37) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila berorientasi pada 35

58 pengembangan diri atau prbadi siswa secara utuh, yaitu pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dari pernyataan diatas guru seharusnya lebih kompeten dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan ketiga aspek tersebut. Eveline Siregar & Hartini (2014: 14) menyatakan pembelajaran itu lebih luas daripada pengajaran, pembelajaran harus menghasilkan belajar pada siswa dan harus dilakukan suatu perencanaan yang sistematis. Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi penyampaian pesan dari pendidik kepada siswa melalui media dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses penyampaian materi IPA kepada siswa melalui media video pembelajaran. G. Hasil Belajar IPA SD Menurut Nana Sudjana (2005: 22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Purwanto (2010: 44) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibandingkan sebelumnya. Hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, tergantung dari tujuan pengajarannya. Menurut Winkle (dalam Purwanto, 2010: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. 36

59 Sugihartono (2012: 130) menyatakan pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar mengajar. Patta Bundu (2006: 17) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sedangkan S. Eko Putro Widoyoko (2009: 25-29) mengungkapkan bahwa penilaian hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Suatu proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa yang akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik itu dalam aspek kognitif, afektif, atau psikomotor yang didapatkan siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar ini biasanya digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaiakan oleh gurunya. Hasil belajar ranah kognitif menurut Ari Widodo (2005: 2) yaitu ranah kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi Bloom dibagi menjadi 6 dimensi, yakni menghafal (remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create). Hasil belajar IPA tentu saja juga harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan IPA. Patta Bundu (2006: 18) mengelompokkan hasil belajar IPA berdasarkan dari segi produk, proses, dan sikap keilmuan. Dari segi produk siswa diharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari Dari segi proses diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan untuk 37

60 mengembangkan pengetahuan, gagasan dan menerapkan konsep yang diperolehnya untuk menjelaskan dan memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi sikap diharapkan siswa mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya, bersikap ingin tahu, kritis, bertanggung jawab dapat bekerjasama dan mandiri. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa dalam bidang sains/ipa sebagai hasil mengikuti proses pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA pada penelitian ini dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai mengikuti program pembelajaran.. Dalam penelitian ini fokus hasil belajar IPA adalah ranah kognitif pada aspek C1-C4, yaitu mencakup aspek menghafal (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). H. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Evi Nur Eka Purnamasari yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh media video pembelajaran terhadap pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas. Hal tersebut ditunjukan dengan hasil rata-rata post test yang berbeda 38

61 dari 2 KD yaitu 65 dan 60,27 untuk kelompok kontrol, dan 80,34 dan 67,27 untuk kelompok eksperimen. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Nym. Widiantari, H. Syahruddin, I W. Widiana dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Buleleng, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran scramble berbantuan media video dan model pembelajaran Konvensional (thitung =7,90; ttabel = 2,00) di mana rata-rata skor hasil belajar IPA kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran scramble berbantuan media video adalah 22,26 yang berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Konvensional adalah 13,56 yang berada pada kategori cukup. Penelitian yang dilakukan oleh widha Rahayu dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Bandut Tahun 2011/2012, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar IPS siswa dengan hasil post test kelas eksperimen sebesar 73,26 dan kontrol sebesar 63,04, sehingga dapat diketahui bahwa pembelajaran yang menggunakan media video memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar. 39

62 I. Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA pada dasarnya adalah suatu materi pelajaran yang memiliki cakupan luas yang berhubungan dengan fenomena-fenomena di alam semesta. Proses pembelajaran IPA perlu didesain semenarik mungkin dan efektif agar siswa dapat memahami materi dengan baik, salah satunya dengan menggunakan media yang konkret atau mendekati konkret. Pembelajaran IPA yang masih menggunakan media sederhana seperti media gambar, akan membuat siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya. Siswa juga akan kesulitan dalam memahami materi terutama pada materi yang menampilkan proses seperti proses pencernaan dan pernafasan pada manusia dan hewan. Media gambar tidak dapat menampilkan bagaimana proses pernafasan dan pencernaan itu berlangsung, karena media gambar hanya menampilkan gambar dan tulisan yang tidak bergerak atau diam saja. Pembelajaran seperti ini akan menjadi tidak efektif, kurang menarik dan terlihat membosankan. Dari uraian tersebut menunjukan bahawa masih perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran IPA terutama dalam pemilihan media pembelajarannya, sehingga harapan setelah adanya pembaharuan dan perbaikan tersebut dapat memaksimalkan keterampilan proses dan hasil belajar IPA pada siswa. Upaya yang dapat ditempuh agar pembelajaran IPA menjadi lebih menarik, efektif dan menyenangkan sehingga keterampilan proses dan hasil belajar IPA optimal adalah dengan menggunakan media video pembelajaran. Video pembelajaran adalah media audio visual yang dapat dilihat dan dapat didengar karena merupakan gabungan dari dua atau lebih media (gambar, suara, teks, dan 40

63 video) yang dalam pengoperasiannya memerlukan alat bantu seperti komputer, laptop, LCD proyektor atau alat pendukung yang mampu memutarkan video pembelajaran. Video pembelajaran dapat menyajikan informasi edukatif, faktafakta, konsep dan menyajikan materi yang memerlukan visualisasi yang mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu. Media video pembelajaran sangat cocok digunakan sebagai media dalam berbagai pelajaran, termasuk pada materi IPA. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semseta dan gejala-gejalanya. Karena berhubungan dengan alam sekitar, dalam mempelajari materi IPA diperlukan media pembelajaran yang konkret atau mendekati konkret agar siswa lebih mudah dalam memahami materi tersebut. Namun, tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan media konkret, misalnya seperti perubahan kepompong menjadi kupu-kupu, kenampakan isi bumi dan bagian-bagiannya, serta proses pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan. Organ dalam tubuh manusia dan hewan tidak dapat diamati langsung menggunakan media konkret karena selain memerlukan banyak waktu, biaya, juga ada yang tidak bisa diamati tanpa menggunakan perantara atau media lain. Video pembelajaran adalah solusi untuk mengajarkan materi IPA yang tidak bisa diamati langsung menggunakan media konkret. Penggunaan media video pembelajaran dalam materi mengenai proses pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan dapat membantu siswa mengamati proses berlangsungnya pencernaan dan pernafasan dengan jelas dan dapat diulang-ulang. Siswa dapat mengetahui bagaimana proses pencernaan dan 41

64 pernafasan yang ada di dalam tubuh manusia ataupun hewan. Video pencernaan dan pernafasan ini menampilkan bagian-bagian saluran pencernaan dan pernafasan pada manusia dan hewan. Nama-nama dan bentuk dari saluran pencernaan dan pernafasan ditampilkan dalam bentuk animasi bergerak dengan tambahan suara untuk memperjelasnya. Tidak hanya nama dan bentuk dari saluran pencernaan dan proses pencernaan yang ditampilkan, tetapi video ini juga menampilkan bagaimana jalannya proses pencernaan dan pernafasan pada manusia dan hewan dengan jelas. Proses pencernaan makanan ditampilkan mulai dari makanan masuk kedalam mulut, perjalanan makanan di dalam tubuh dan sampai makanan keluar melalui anus. Proses pernafasan ditampilkan mulai dari udara masuk melalui hidung perjalanan udara didalam tubuh sampai keluar lagi melalui hidung. Media video pembelajaran ini dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata dan akan lebih menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar. Siswa dapat mengamati bagian-bagian yang penting dalam video dengan menghentikan gerakan gambar yang akan diperjelas informasinya. Materi juga dapat diputar secara berulang-ulang untuk memperjelas dalam memahami isi materinya. Dengan menggunakan media video pembelajaran siswa juga dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memamerkan, sehingga keterampilan proses pada siswa juga akan lebih baik. Ketika dihadapkan pada suatu masalah atau soal siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikannya karena siswa benar-benar memahami 42

65 materi yang disampaikan dan mengetahui cara mengatasinya. Dengan penguasaan keterampilan proses dan pemahaman siswa terhadap materi IPA yang disampaikan maka keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa akan lebih baik. Sebelum dilakukan penelitian, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pre-test terlebih dahuu untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pada kelas eksperimen selanjutnya diberikan pembelajaran menggunakan media video, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan media gambar. Setelah dilakukan pembelajaran selama penelitian, siswa kelas eksperimen dan kontrol diberikan post-test untuk mengukur keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada siswa. Berikut adalah bagan kerangka berpikir penelitian ini yang ditunjukkan pada gambar 1. Kelas Kontrol Pre-test Pembelajaran Menggunakan media gambar Posttest Hasil pre-test tidak ada perbedaan yang signifikan Terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap Keterampilan Proses IPA dan hasil belajar IPA siswa. Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Pre-test Pembelajaran Menggunakan Media Video Posttest Gambar 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir Penelitian. 43

66 J. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ Terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/ Terdapat hubungan antara keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. K. Definisi Operasional Variabel 1. Media Video Pembelajaran Variabel bebas penelitian ini adalah media video pembelajaran. Media video pembelajaran adalah media audio visual yang menyajikan materi pelajaran, menyajikan informasi, memaparkan proses, mengajarkan keterampilan kepada siswa dalam bentuk gambar dan suara. Tahap-tahap yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media video adalah sebagai berikut. a. Persiapan b. Pelaksanaan c. Tindak lanjut 44

67 2. Keterampilan Proses IPA Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketermpilan proses dan hasil belajar IPA. Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan tema materi Organ Tubuh Manusia dan Hewan. Keterampilan proses IPA terfokus pada keterampilan mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Nilai Keterampilan proses IPA diperoleh melalui tes dan obsevasi. Tes Keterampilan proses IPA menggunakan tes berbentuk uraian, sedangkan observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui keterampilan siswa pada saat proses pembelajarannya. 3. Hasil Belajar IPA Hasil Belajar merupakan variabel terikat dalam penelitian ini. Hasil belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tema materi Organ Tubuh Manusia dan Hewan Yang terfokus pada ranah kognitif. Nilai dperoleh siswa melalui tes uraian dengan mencakup aspek menghafal (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). 45

68 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dari penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design (penelitian eksperimen semu). Quasi Eksperimental Design bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel atau lebih kelompok yang menjadi subjek penelitian. (Sugiyono, 2012: 114). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA serta apakah terdapat hubungan antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Oleh karena itu sampel penelitian akan dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen akan diberi perlakuan menggunakan media video pembelajaran dengan materi pokok Organ Tubuh Manusia dan Hewan. Kelompok kelas kontrol tidak diberi perlakuan menggunakan media video pembelajaran, tetapi pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yaitu menggunakan buku siswa dan gambar sederhana dengan materi pokok Organ Tubuh Manusia dan Hewan. Dengan adanya kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti menentukan dua kelas yang ada di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini sampel dipilih secara random dengan menggunakan cara undian, dan didapatkan hasil undian 46

69 kelas V B sebagai kelompok kelas kontrol dan kelas V C sebagai kelompok kelas eksperimen. Bentuk desain penelitian quasi experiment yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group design. Menurut Sugiyono (2010: 116) desain ini hampir sama dengan pretest-postest control group design. Bentuk desain penelitian tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut. Tabel 1. Bentuk desain penelitian Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 3 - O 4 (Sumber: Sugiyono, 2010: 116) Keterangan: O 1 & O 3 : Kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O 2 : Post-test pada kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media video pembelajaran. O 4 : Post-test pada kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yaitu menggunakan buku siswa dan gambar sederhana. X : Perlakuan. Kelompok kelas ekperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan media video pembelajaran. - : Kelompok kelas kontrol diberikan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yaitu menggunakan media gambar sederhana. 47

70 B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan januari 2015 di kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 yang terletak di Rejowinangun, Kota Gede, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Rejowinangun 1 sebagai tempat penelitian karena sekolah ini memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian yaitu terdapat kelas paralel yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas V di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2014/ Sampel Menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel penelitian ini dengan teknik random menggunakan cara undian dengan langkah-langkah yaitu: menggunting kertas kecil-kecil, masing-masing guntingan kertas ditulis kelas V A, V B, dan V C. Guntingan kertas yang telah ditulisi kemudian digulung dan dimasukan ke dalam botol untuk dikocok. Gulungan kertas yang keluar pertama akan dijadikan sebagai sampel kelas eksperimen dan gulungan kertas kedua sebagai sampel kelas kontrol. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini 48

71 adalah kelas VC sebagai kelas eksperimen dan VB sebagai kelas kontrol di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. D. Teknik Pengumpulan Data Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah data keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa, untuk itu dalam penelitian ini akan menggunakan teknik tes dan observasi. Teknik tes dalam penelitian ini adalah tes keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA yang digunakan selama dua kali yaitu sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (post-test). Tes yang diberikan berupa soal uraian, soal pada pre-test dan post-test merupakan soal yang sama untuk menghindari adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen dari perubahan pengetahuan dan pemahaman siswa setelah adanya perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa setelah adanya perlakuan pada kelompok kelas. Teknik Observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana keterampilan proses IPA siswa pada proses pembelajaran saat penelitian. E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil belajar IPA Tes keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA digunakan untuk mengukur keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada siswa kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian aspek C1-C4 dengan kompetensi dasar organ 49

72 tubuh manusia dan hewan. Soal tes keterampilan proses IPA disusun berdasarkan indikator keterampilan proses yaitu: mengamati, menalar, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Adapun kisi-kisi soal tes keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA terlampir dalam lampiran halaman 101. Rangkuman kisi-kisinya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.Rangkuman Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Pencernaan pada Manusia Sistem Pencernaan pada hewan (ikan dan Burung) Sistem Pernafasan pada Manusia Sistem Pernafasan pada hewan Indikator Menjelaskan organ pencernaan pada manusia dan fungsinya Mengidentifikasi proses pencernaan makanan pada manusia Menemukan cara memelihara kesehatan pencernaan dan macam-macam penyakit pada pencernaan manusia Mengidentifikasi organ pencernaan pada ikan dan fungsinya Menyusun tabel saluran pencernaan pada burung dan menyimpulkan fungsi pencernaan. Menjelaskan saluran pernafasan manusia dan fungsinya Mengidentifikasikan saluran pernafasan pada hewan dan menyimpulkan fungsi pernafasan. C1 C2 C3 C4 Jmlh Soal , , , 9 Jumlah Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data keterampilan proses IPA pada siswa kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Aktivitas keterampilan proses IPA yang diamati dalam pembelajaran yaitu aspek mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan, mengkomunikasikan. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran halaman 103. Rangkuman lembar observasi keterampilan proses IPA disajikan dalam tabel berikut. 50

73 Tabel 3. Rangkuman Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA No. Keterampilan Proses Rubik Sko r 1. Mengamati Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, cermat, dan lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, cermat, dan kurang lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, kurang cermat, dan kurang lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang kurang sesuai, kurang cermat, dan kurang lengkap Tidak mengamati 2. Menanya Merumuskan pertanyaan untuk mencari tahu jawaban dengan antusias tanpa perintah guru, dan sesuai dengan materi Merumuskan pertanyaan untuk mencari tahu jawaban dengan antusias tanpa perintah guru, dan tidak sesuai dengan materi Merumuskan pertanyaan untuk mencari tahu jawaban namun dengan perintah guru, dan sesuai dengan materi Merumuskan pertanyaan untuk mencari tahu jawaban namun dengan perintah guru, dan tidak sesuai dengan materi Tidak bertanya 3. Menalar Menuliskan data dengan urut dan lengkap Menuliskan data dengan urut tapi tidak lengkap Menuliskan data dengan tidak urut tapi lengkap Menuliskan data dengan tidak urut & tidak lengkap Tidak mengerjakan / jawaban salah 4. Menyimpulkan Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan lengkap dan tepat 4 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan kurang lengkap tapi tepat 3 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan lengkap tapi kurang tepat 2 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan tidak 1 lengkap dan kurang tepat Tidak menyimpulkan/ jawaban salah 0 5. Mengkomunikasikan Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan tepat dan jelas 4 Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan tepat tapi kurang jelas 3 Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan kurang tepat tapi jelas Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan kurang tepat dan kurang jelas Salah / tidak mampu menyampailak Laporan Hasil LKS Jumlah Skor 20 Nilai

74 F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2010: 211). Dalam menentukan validitas instrumen tes keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA bentuk uraian digunakan rumus Product Moment dengan bantuan software SPSS 16 for windows yaitu: r xy = n xy x y n x 2 ( x) 2 n y 2 ( y) 2 Selanjutnya hasil r xy dibandingkan dengan r tabel product moment dengan α= 5%, jika r xy > r tabel maka alat ukur dinyatakan valid. Nilai r tabel pada uji validitas ini yaitu dengan menggunakan derajat bebas (db) = N-nr yaitu 34-2 = 32. Dengan memeriksa nilai r tabel pada db 32 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,3388. Perhitungan dengan software SPSS 16 for windows selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 114. Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik Jumlah soal 18 Jumlah siswa 34 Nomor soal valid 1, 4, 5,6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 18 Jumlah soal valid 13 Nomor soal yang digunakan 1,4,6,7,8,9,10,11,13,14,18 Jumlah soal yang digunakan 11 52

75 2. Uji Relaibilitas Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (instrumen). Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2010: 221). Kriteria besarnya koefisien reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2006: 276), adalah: 0,80 < r 11 1,00 reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r 11 0,80 reliabilitas tinggi 0,40 < r 11 0,60 reliabilitas cukup 0,20 < r 11 0,40 reliabilitas rendah 0,00 < r 11 0,20 reliabilitas sangat rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 16 for windows. Perhitungan dengan software SPSS 16 for windows selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 117. Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik r hitung 0,665 Kesimpulan Reliabilitas Tinggi Dari tabel 5, diperoleh nilai r hitung 0,665, yang berarti instrumen penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dan analisis korelasi. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat agar bisa dilakukan penelitian. Uji prasyarat, uji-t, dan analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows. 53

76 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan One-sample Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS 16 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika pada output Kolmogorov- Smirnov harga koefisien Asymptotic Sig > dari nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika harga koefisien Asymptotic Sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan Uji Levene pada software SPSS 16 for windows. Data dikatakan homogen jika pada output Uji Levene > nilai tabel, atau harga koefisien Sig > dari nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Sebaliknya jika Uji Levene < nilai tabel, atau harga koefisien Sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test), dengan ketentuan sebagai berikut: g. Taraf Signifikansi ( α ) = 0,05 atau 5% h. Kriteria yang digunakan dalam Uji-t adalah : Ho diterima apabila Sig > 0,05, atau t hitung < t tabel Ho ditolak apabila Sig < 0,05 atau t hitung > t tabel 54

77 4. Analisis Korelasi Analisis korelasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran hubungan antar dua variabel. Analisis korelasi penelitian ini menggunakan korelasi pearson dengan software SPSS 16 for Windows. Untuk menentukan apakah besarnya hubungan itu signifikan atau tidak dengan menyimpulkan nilai signifikansi value sebagai berikut: Ho ditermia apabila nilai sig. > 0,05 Ha ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Kriteria yang digunakan dalam analisis korelasi ini mengacu pada Sofyan Yamin & Heri Kurniawan (2009: 70) yang menyatakan bahwa nilai korelasi berkisar antara -1 hingga 1, dimana nilai -1 berarti hubungan antara dua variabel tersebut adalah hubungan negatif sempurna, nilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel, dan nilai 1 berarti ada hubungan positif sempurna antara dua variabel. Interpretasi dari besarnya nilai korelasi antara variabel diklasifikasikan sebagai berikut. 0,00 0,09 : Hubungan korelasi diabaikan 0, : Hubungan korelasi rendah 0,30 0,49 : Hubungan korelasi moderat 0,50 0,70 : Hubungan korelasi sedang > 0,70 : Hubungan korelasi sangat kuat 55

78 H. Kriteria Penilaian Tujuan dari pemberian kriteria penilaian adalah untuk membandingkan hasil pengukuran (skor) keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang bersifat kuantitas (Ign. Masidjo, 1995: 149). Kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 6. Kriteria Penilaian Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Huruf Angka ( ) Predikat A Sangat Baik B Baik C Cukup D Kurang E 0-39 Sangat Kurang (Sumber: Oemar Hamalik,1989: 122) 56

79 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta, yang terletak di kecamatan Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena memenuhi kriteria untuk dilakukan penelitian yaitu terdapat kelas paralel yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan pada kelas V, yaitu kelas V C yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas V B yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol. Kelas V C sebagai kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan media video pembelajaran, sedangkan kelas V B sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yaitu menggunakan media gambar sederhana. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 17 Januari Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas eksperimen. Data rincian data distribusi frekuensi pre-test keterampilan proses IPA dapat dilihat dalam tabel berikut. 57

80 Frekuensi Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi Pre-test keterampilan proses IPA Kelas Eksperimen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 0 0 Cukup (55-69) 1 3,6 Kurang (40-54) 11 39,3 Sangat Kurang ( 0-39) 16 57,1 Total ,0 Rata-Rata 35,57 Nilai Tertinggi 56 Nilai Terendah 16 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 7, diketahui bahwa pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 35,57 dengan kriteria sangat kurang. Nilai tertinggi 56 dan nilai terendah 16. Siswa yang memperoleh kriteria nilai cukup sebesar 3,6%, kriteria kurang sebesar 39,3%, kriteria sangat kurang sebesar 57,1%. Data nilai pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 2. Diagram Batang Nilai Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen 58

81 2. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Pre-test keterampilan proses IPA kelas kontrol dilakukan pada tanggal 17 Januari Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas kontrol. Rrincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 8. Data Distribusi Frekuensi Pre-test keterampilan proses IPA Kelas Kontrol Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 0 0 Cukup (55-69) 0 0 Kurang (40-54) 10 35,7 Sangat Kurang ( 0-39) 18 64,3 Total ,0 Rata-Rata 32,71 Nilai Tertinggi 52 Nilai Terendah 12 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 8, diketahui bahwa pre-test keterampilan proses IPA kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 32,71 dengan kriteria sangat kurang. Nilai tertinggi 52 dan nilai terendah 12. Siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria kurang sebesar 35,7%, kriteria sangat kurang sebesar 64,3%. Nilai pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol nilainya tidak jauh berbeda, hal itu juga menunjukan tidak ada perbedaan kemampuan awal pada masing-masing kelompok kelas. Data nilai pre-test keterampilan proses IPA kelas kontrol selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 59

82 Frekuensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 3. Diagram Batang Nilai Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol 3. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 17 Januari Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 9. Data Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 1 3,6 Cukup (55-69) 11 39,3 Kurang (40-54) 10 35,7 Sangat Kurang ( 0-39) 6 21,4 Total ,0 Rata-Rata 48,86 Nilai Tertinggi 76 Nilai Terendah 24 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) 60

83 Frekuensi Berdasarkan data pada tabel 9, diketahui bahwa pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 48,86 dengan kriteria kurang. Nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 24. Siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sebesar 3,6%, kriteria cukup sebesar 39,3%, kriteria kurang sebesar 35,7% dan kriteria sangat kurang sebesar 21,4%. Data nilai pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 4. Diagram Batang Nilai Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen 4. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Pre-test hasil belajar IPA kelas kontrol dilakukan pada tanggal 17 Januari Setelah diadakan pre-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelas kontrol. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. 61

84 Frekuensi Tabel 10. Data Distribusi Frekuensi Pre-Test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 0 0 Cukup (55-69) 10 35,7 Kurang (40-54) 11 39,3 Sangat Kurang ( 0-39) 7 25,0 Total ,0 Rata-Rata 46,71 Nilai Tertinggi 68 Nilai Terendah 20 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 10, diketahui bahwa pre-test hasil belajar IPA kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 46,71 dengan kriteria kurang. Nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 20. Siswa yang memperoleh kriteria nilai cukup sebesar 35,7%, kriteria kurang sebesar 39,3% dan kriteria sangat kurang sebesar 25%. Data nilai pre-test hasil belajar IPA kelas kontrol selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 5. Diagram Batang Nilai Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol 62

85 5. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 23 Januari Setelah diadakan post-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 11. Data Distribusi Frekuensi Post-test keterampilan proses IPA Kelas Eksperimen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 2 7,1 Cukup (55-69) 23 82,1 Kurang (40-54) 3 10,7 Sangat Kurang ( 0-39) 0 0 Total ,0 Rata-Rata 62,14 Nilai Tertinggi 72 Nilai Terendah 48 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 11, diketahui bahwa post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 62,14 dengan kriteria cukup. Nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 48. Siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sebesar 7,1%, kriteria cukup sebesar 82,1%, dan kriteria kurang sebesar 10,7%. Selama proses pembelajaran menggunakan media video, siswa terlihat antusias dalam memperhatikan materi yang disampaikan. Siswa juga terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan sebagian besar siswa 63

86 Frekuensi memahami apa yang disampaikan dalam video, sehingga pada kelas eksperimen diperoleh hasil post-test keterampilan proses IPA sesuai dengan tabel 11. Data nilai post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 6. Diagram Batang Nilai Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen 6. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Post-test keterampilan proses IPA kelas kontrol dilakukan pada tanggal 23 Januari Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi posttest keterampilan proses IPA pada kelas kontrol. Siswa pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan media gambar terlihat kurang begitu memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat tidak begitu tertarik dengan materi yang disampaikan guru, siswa malah bermain sendiri dan terlihat tidak antusias dalam pembelajaran. Sehingga, diperoleh hasil post-test keterampilan proses IPA sebagai berikut. 64

87 Tabel 12. Data Distribusi Frekuensi Post-test keterampilan proses IPA Kelas Kontrol Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 3 10,7 Cukup (55-69) 8 28,6 Kurang (40-54) 16 57,1 Sangat Kurang ( 0-39) 1 3,6 Total ,0 Rata-Rata 53,86 Nilai Tertinggi 72 Nilai Terendah 36 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 12, diketahui bahwa post-test keterampilan proses IPA kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 53,86 dengan kriteria kurang. Nilai tertinggi 72 dan nilai terendah 36. Siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sebesar 10,7%, kriteria cukup sebesar 28,6%, kriteria kurang sebesar 57,1% dan kriteria sangat kurang sebesar 3,6%. Dilihat dari data tabel 12, nilai post-test keterampilan proses IPA siswa kelas kontrol yang menggunakan media gambar hasilnya lebih rendah bilaa dibandingkan dengan nilai post-test pada kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran, sehingga pembelajaran menggunakan media video pembelajaran terihat lebih efektif digunakan. Data nilai post-test keterampilan proses IPA kelas kontrol selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 65

88 Frekuensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 7. Diagram Batang Nilai Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol 7. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Hasil observasi keterampilan proses kelas eksperimen dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi hasil observasi keterampilan proses pada kelas eksperimen. Data hasil observasi diperoleh dengan mengamati siswa selama proses pembelajaran. Setelah siswa memahami materi dari media video, guru membagi siswa kedalam 8 kelompok dengan anggota 4 siswa untuk mengerjakan tugas LKS, siswa dengan antusias mengerjakan LKS. Hasil LKS kemudian di presentasikan di depan kelas dan dibahas bersama. Selama proses pembelajaran berlangsung observer mengamati dan mencatat bagaimana keterampilan proses siswa. Data nilai rata- 66

89 rata hasil observasi keterampilan proses IPA dan rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 13. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA kelas eksperimen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 2 7,1 Baik ( 70-84) 18 64,3 Cukup (55-69) 8 28,6 Kurang (40-54) 0 0 Sangat Kurang ( 0-39) 0 0 Total ,0 Rata-Rata 73,21 Nilai Tertinggi 85,00 Nilai Terendah 56,25 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 13, diketahui bahwa hasil observasi keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 73,21 dengan kriteria baik. Nilai rata-rata tertinggi 85,00 dan nilai rata-rata terendah 56,25. Siswa yang memperoleh kriteria nilai sangat baik sebesar 7,1%, kriteria baik sebesar 64,3% dan kriteria cukup sebesar 28,6%. Siswa mempeoleh nilai rata-rata observasi keterampilan proses dengan kriteria baik karena pada waktu proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat antusias dalam memperhatikan materi dan dalam pelaksanaan pembelajaran. Siswa juga aktif dalam tanya jawab, siswa mampu bekerjasama dengan baik dan mampu mempresentasikan hasil LKS dengan jelas. Data nilai hasil observasi keterampilan proses selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 67

90 Frekuensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 8.Diagram Batang Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen 8. Data Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Hasil observasi keterampilan proses IPA kelas kontrol dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 4. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi hasil observasi keterampilan proses IPA pada kelas kontrol. Data hasil observasi keterampilan proses pada kelas kontrol diperoleh dengan mengamati setiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer mengamati siswa dari kegiatan pembuka sampai penutup.rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. 68

91 Tabel 14. Data Distribusi Frekuensi Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 0 0 Baik ( 70-84) 11 39,3 Cukup (55-69) 17 60,7 Kurang (40-54) 0 0 Sangat Kurang ( 0-39) 0 0 Total ,0 Rata-Rata 66,29 Nilai Tertinggi 75,00 Nilai Terendah 55,00 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 14, diperoleh nilai rata-rata observasi keterampilan proses secara keseluruhan sebesar 66,29 dengan kriteria cukup. Nilai rata-rata tertinggi 75,00 dan nilai rata-rata terendah 55,00. Siswa yang memperoleh kriteria nilai baik sebesar 39.3% dan kriteria cukup sebesar 60,7%. Selama kegiatan pembelajaran di kelas kontrol menggunakan media gambar, siswa terlihat kurang antusias dan tidak begitu memperhatikan materi gambar yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan tanya jawab juga hanya sedikit siswa yang aktif, tidak banyak juga siswa yang mampu menyimpulkan dan mempresentasikan hasil LKS dengan baik, sehingga diperoleh nilai rata-rata dengan kriteria cukup pada siswa kelompok kelas kontrol yang menggunakan media gambar. Data nilai hasil observasi keterampilan proses selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 69

92 Frekuensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 9. Diagram Batang Observasi Keterampilan Proses Kelas Kontrol 9. Persentase Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen- Kontrol Hasil perhitungan persentase hasil observasi keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Rata-Rata Persentase (%) Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Aspek Eksperimen 70 Kriteria Nilai Kontrol Kriteria Nilai Mengamati 87,28 Sangat Baik 82,59 Baik Menanya 46,65 Kurang 36,61 Sangat Kurang Menalar 85,94 Sangat Baik 81,48 Baik Menyimpulkan 77,01 Baik 74,56 Baik Mengkomunikasikan 69,20 Baik 56,25 Cukup Rata-Rata Baik Cukup (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 148) Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa rata-rata keseluruhan persentase keterampilan proses IPA kelas eksperimen yaitu sebesar 73,21% degan kriteria

93 Presentase baik dan kelas kontrol 66,29% dengan kriteria cukup. Rata-rata ketermpilan proses IPA tertinggi pada aspek mengamati yaitu 87,28 % pada kelas eksperimen. Untuk rata-rata terendah yaitu pada aspek menanya yaitu sebesar 6,61% pada kelas kontrol. Dilihat dari tabel diatas terlihat nilai keterampilan proses siswa pada kelas eksperimen yang diberi pembelajaran menggunakan media video pembelajaran lebih baik bila dibandingkan dengan nilai keterampilan proses IPA pada kelas kontrol yang menggunakan media gambar selama pembelajaran. Data rata-rata persentase observasi keterampilan proses IPA bila disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: Eksperimen Kontrol Aspek Gambar 10. Diagram Batang Persentase Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen-Kontrol 71

94 10. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 23 Januari Setelah diadakan post-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelas eksperimen. Setelah siswa mempelajari materi mengenai pencernaan dan pernafasan hewan dan tumbuhan, di akhir pembelajaran keempat siswa diberikan post-test untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 16. Data Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 6 21,4 Baik ( 70-84) 19 67,9 Cukup (55-69) 3 10,7 Kurang (40-54) 0 0 Sangat Kurang ( 0-39) 0 0 Total ,0 Rata-Rata 80 Nilai Tertinggi 92 Nilai Terendah 64 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 16, diketahui bahwa post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 80 dengan kriteria baik. Nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 64. Siswa yang memperoleh kriteria nilai sangat baik sebesar 21,4%, kriteria baik sebesar 67,9% dan kriteria cukup sebesar 10,7%. Selama proses pembelajaran menggunakan media video di kelas eksperimen, siswa terlihat lebih memperhatikan materi yang disampaikan, siswa lebih antusias 72

95 Frekuensi dan lebih senang selama pembelajaran. Sehingga, siswa dapat memperoleh nilai post-test hasil belajar IPA seperti pada tabel 16. Data nilai post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 11. Diagram Batang Nilai Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen 11. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Post-test hasil belajar IPA kelas kontrol dilakukan pada tanggal 23 Januari Setelah diadakan post-test data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows, untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelas kontrol. Pada kelas kontrol diberikan pembelajaran menggunakan media gambar. Setelah siswa mempelajari materi yang disampaikan dengan media gambar, siswa diberikan post-test di akhir pembelajaran keempat untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahai 73

96 materi. Rincian data distribusi frekuensi hasil post-test dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 17. Data Distribusi Frekuensi post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Baik ( ) 2 7,1 Baik ( 70-84) 13 46,4 Cukup (55-69) 11 39,3 Kurang (40-54) 2 7,1 Sangat Kurang ( 0-39) 0 0 Total ,0 Rata-Rata 70,86 Nilai Tertinggi 92 Nilai Terendah 52 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan data pada tabel 17, diketahui bahwa post-test hasil belajar IPA kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata secara sebesar 70,86 dengan kriteria baik. Nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 52. Siswa yang memperoleh kriteria nilai sangat baik sebesar 7,1%, kriteria baik sebesar 46,4%, kriteria cukup sebesar 39,3%, dan kriteria kurang sebesar 7,1%. Dalam pembelajaran di kelas kontrol, siswa terlihat kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru, banyak siswa yang ramai sendiri. Sehingga, nilai post-test kelas kontrol lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran. Data nilai post-test hasil belajar IPA kelas kontrol selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 74

97 Frekuensi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kriteria Nilai Gambar 12. Diagram Batang Nilai Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol C. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pengolahan uji normalitas menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila harga koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov- Smirnov tes lebih besar daripada nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Rangkuman data hasil uji normalitas pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. 75

98 Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Data Kolmogorov- Smirnov Asymp Sig (2-tailed) Hasil Kesimpulan Pre-test Keterampilan 0,987 0,284 Berdistribusi Normal Proses IPA Post-test Keterampilan 1,153 0,140 Berdistribusi Normal Eksperimen Proses IPA Pre-test Hasil Belajar IPA 0,813 0,523 Berdistribusi Normal Post-test Hasil Belajar IPA 0,789 0,562 Berdistribusi Normal Pre-test Keterampilan 0,522 0,984 Berdistribusi Normal Proses IPA Post-test Keterampilan 1,015 0,254 Berdistribusi Normal Kontrol Proses IPA Pre-test Hasil Belajar IPA 0,581 0,889 Berdistribusi Normal Post-test Hasil Belajar IPA 0,545 0,928 Berdistribusi Normal (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman ) Berdasarkan pada tabel 18, pada kelas eksperimen diperoleh nilai Asymp Sig Kolmogorov-Smirnov pre-test keterampilan proses IPA sebesar 0,284 > 0,05 dan post-test keterampilan proses IPA 0,140 > 0,05, sedangkan pre-test hasil belajar IPA sebesar 0,523 > 0,05 dan post-test hasil belajar IPA 0,562 > 0,05, Pada kelas kontrol diperoleh nilai Asymp Sig Kolmogorov-Smirnov pada pre-test keterampilan proses IPA sebesar 0,984 > 0,05 dan post-test keterampilan proses IPA 0,254 > 0,05, sedangkan pre-test hasil belajar IPA sebesar 0,889 > 0.05 dan post-test hasil belajar IPA sebesar 0,928 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan data pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. 76

99 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Pengolahan uji homogenitas menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene. Data dikatakan homogen apabila harga koefisien Sig. pada output Levene Statistic lebih besar daripada nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05). Rangkuman data hasil uji homogenitas pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 19. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Pre-test dan Post-test Data Kelas Eksperimen & Kontrol Pre-test Keterampilan Proses IPA Post-test Keterampilan Proses IPA Pre-test Hasil Belajar IPA Post-test Hasil Belajar IPA Levene Statistic Sig. Keterangan Hasil Kesimpulan 0,397 0,531 Sig. > 0,05 Homogen 2,416 0,126 Sig. > 0,05 Homogen 0,464 0,499 Sig. > 0,05 Homogen 2,654 0,109 Sig. > 0,05 Homogen (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 167) Berdasarkan pada tabel 19. diperoleh nilai Sig. pada Levene Statistic pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen-kontrol 0,531 > 0,05 dan post-test keterampilan proses IPA sebesar 0,126 > 0,05. Sedangkan nilai Sig. pada Levene Statistic pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen-kontrol 0,499 > 0,05 dan post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen-kontrol 0,109 > 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing data bersifat homogen (sama). 77

100 D. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah data keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA terkumpul. Sebelumnya dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu untuk memastikan data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen (sama). Setelah data dipastikan berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis karena syarat untuk melakukan uji hipotesis sudah terpenuhi. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t (ttest), kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan hipotesis dengan tingkat signifikansi alpha 5% (0,05) yaitu Ho ditolak apabila signifikansi probabilitas (sig) < 0,05. Apabila nilai signifikansi probabilitas (sig) < 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) ditolak, sebaliknya apabila nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka hipotesis nihil (Ho) diterima. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA, dan terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA, dan terdapat hubungan anatar keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Masingmasing variabel akan diuji apakah media video pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan proses IPA, apakah media video pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar IPA dan apakah terdapat hubungan antara keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Rejowinangun1 Yogyakarta. 78

101 1. Uji-t Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Uji-t ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara pre-test keterampilan proses IPA siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji-t ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu apabila nilai t hitung < t tabel atau sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya, apabila nilai t hitung > t tabel atau sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman hasil uji-t keterampilan proses siswa pada tabel berikut. Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji-t Pre-test Keterampilan Proses IPA Data t df Sig. (2-tailed) Kesimpulan Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol 0, ,330 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 168) 79 Tidak ada perbedaan yang signifikan Berdasarkan tabel 20, diperoleh nilai t tabel pada df 54 yaitu sebesar 2,004. Sedangkan data uji-t pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas

102 kontrol diperoleh nilai t hitung 0,983 < t tabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed) 0,330 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Uji-t Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Uji-t ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji-t ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ha : ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu apabila nilai t hitung < t tabel atau sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya, apabila nilai t hitung > t tabel atau sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman hasil uji-t pre test dapat dilihat pada tabel berikut. 80

103 Tabel 21. Rangkuman Hasil Uji-t Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Data t df Sig. (2-tailed) Kesimpulan Pre-test Eksperimen- Kontrol 0, ,534 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 170) 81 Tidak ada perbedaan yang signifikan Berdasarkan tabel 21, diperoleh data uji-t pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t sebesar 0, 626 < t tabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed) 0,534 > dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Uji-t Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Uji-t ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji-t ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol Ha : ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu apabila nilai t hitung < t tabel atau sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol.

104 Sebaliknya, apabila nilai t hitung > t tabel atau sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman hasil uji-t post-test keterampilan proses IPA dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji-t Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Data t df Sig. (2-tailed) Kesimpulan Post-test Eksperimen- Kontrol 4, ,000 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 169) Ada perbedaan yang signifikan Berdasarkan tabel 22, diperoleh data uji-t post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t sebesar 4,155 > t tabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed) 0,000 < dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut juga ditunjukkan berdsarkan nilai rata-rata hasil post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen sebesar 62,14 dan nilai rata-rata post-test keterampilan proses IPA kelas kontrol sebesar 53,86. Dari data tersebut kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata keterampilan proses IPA lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu selisih 8,28. Berdasarkan pada uji-t dan perbedaan nilai rata-rata post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa. Meskipun dalam pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan media gambar sederhana juga mengalami peningkatan nilai rata-rata keterampilan proses 82

105 Interval Nilai IPA, namun peningkatan tersebut tidak signifikan bila dibandingkan dengan nilai rata-rata keterampilan proses IPA di kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran. Rangkuman nilai rata-rata pre-test dan post-test keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut: Tabel 23. Rangkuman Mean Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses IPA Kelompok Mean Pre-test Mean Post-test Peningkatan Eksperimen 35,57 62,14 26,57 Kontrol 32,71 53,86 21,15 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman dan ) Berdasarkan tabel 23, diperoleh nilai rata-rata pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen 35,57 dan post-test 62,14 dengan peningkatan sebsesar 26,57. Sedangkan nilai rata-rata pre-test keterampilan proses IPA kelas kontrol 32,71 dan post-test 53,86 dengan peningkatan 21,15. Apabila nilai rata-rata hasil belajar IPA digambarkan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: Eksperimen Kontrol Pre Test Post Test Gambar 13. Rangkuman Mean Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses IPA 83

106 4. Uji-t Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Uji-t ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji-t ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ha : ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hipotesis dengan taraf signifikansi 5% (0.05) yaitu apabila nilai t hitung < t tabel atau sig > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebaliknya, apabila nilai t hitung > t tabel atau sig < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rangkuman hasil uji-t post-test hasil belajar IPA dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 24. Rangkuman Hasil Uji-t Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kontrol Data t df Sig. (2-tailed) Kesimpulan Post-test Eksperimen- Kontrol 3, ,000 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 171) Ada perbedaan yang signifikan 84

107 Berdasarkan tabel 24, diperoleh data uji-t post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai t sebesar 3,915 > t tabel 2,004 dan nilai sig. (2- tailed) 0,000 < dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut juga ditunjukkan berdasarkan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen sebesar 80,00 dan nilai rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 70,86. Dari data tersebut kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPA lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu selisih 9,14. Berdasarkan pada uji-t dan perbedaan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa. Meskipun dalam pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan media gambar sederhana juga mengalami peningkatan nilai rata-rata hasil belajar, namun peningkatan tersebut tidak signifikan bila dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA di kelas eksperimen yang menggunakan media video pembelajaran. Rangkuman nilai rata-rata pre-test dan post-test hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel berikut. Tabel 25. Rangkuman Mean Pre-test dan Post-test Hasil Belajar IPA Kelompok Mean Pre-test Mean Post-test Peningkatan Eksperimen 48,86 80,00 31,14 Kontrol 46,71 70,86 24,15 (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman dan ) 85

108 Interval Nilai Berdasarkan tabel 25, diperoleh nilai rata-rata pre-test kelas eksperimen 48,86 dan post-test 80,00 dengan peningkatan sebsesar 31,14. Sedangkan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol 46,71 dan post-test 70,86 dengan peningkatan 24,15. Apabila nilai rata-rata hasil belajar IPA digambarkan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: Eksperimen Kontrol Pre Test Post Test Gambar 14. Rangkuman Mean Pre-test dan Post-test Hasil Belajar IPA 5. Analisis Korelasi Post-test Keterampilan Proses IPA dan Post-test Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Eksperimen-Kontrol Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA. Uji korelasi ini menggunakan bantuan software SPSS 16 for Windows. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ho : tidak ada hubungan antara post-test keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. 86

109 Ha : ada hubungan antara post-test keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara post-test keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. Sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. Rangkuman hasil analisis korelasi antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 26. Rangkuman korelasi antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA Keterampilan Proses Post-test Hasil Belajar IPA Eksperimen IPA Eksperimen Keterampilan Proses IPA Eksperimen Posttest Hasil Belajar IPA Eksperimen Keterampilan Proses IPA Kontrol Posttest Hasil Belajar IPA Kontrol Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 Pearson Correlation.945 ** 1 Sig. (2-tailed).000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Keterampilan Proses IPA Kontrol 87 Post-test Hasil Belajar IPA Kontrol Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed).000 Pearson Correlation.944 ** 1 Sig. (2-tailed).000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). (Sumber: Data primer yang diolah lihat lampiran halaman 172) Berdasarkan tabel 26, diperoleh besarnya nilai Sig. (2-tailed) antara post-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan post-test hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,000 < 0,05 dan Sig. (2-tailed) antara keterampilan proses IPA kelas kontrol dan post-test hasil belajar kelas kontrol sebesar 0,000 < 0,05

110 sehingga disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berati ada hubungan antara keterampilan proses IPA dan post-test hasil belajar IPA pada siswa. Sedangkan nilai korelasi antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada kelas eksperimen sebesar 0,945 dan kelas kontrol sebesar 0,944 yang berarti ada hubungan positifi sangat kuat. Dari hasil analisis korelasi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa. E. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian, maka diperoleh data hasil penelitian. Pre-test keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 17 Januari Hasil pre-test keterampilan proses IPA menunjukan nilai rata-rata pre-test keterampilan proses IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama yaitu kelas eksperimen sebesar 35,57 dan kelas kontrol 32,71. Nilai rata-rata pre-test hasil belajar IPA kelas eksperimen yaitu sebesar 48,86 dan kelas kontrol 46,71. Dan setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas, kedua sampel tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan memiliki kemampuan awal yang sama atau homogen sehingga dapat dilakukan penelitian pada kedua sampel. Penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan untuk masing-masing kelas. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan media video dengan materi proses pencernaan dan pernafasan pada manusia dan hewan. Video proses pencernaan manusia dan hewan berisi animasi gambar dan 88

111 suara yang dimulai dari makanan masuk ke dalam mulut sampai sisa makanan keluar melalui anus. Proses pernafasan juga berisi animasi gambar dan suara yang menjelaskan proses pernafasan manusia dan hewan mulai dari udara masuk ke lubang hidung sampai udara keluar lagi melalui hidung. Sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan media gambar untuk menjelaskan proses pencernaan dan pernafasan pada manusia dan hewan. Setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan media gambar sederhana kelas kontrol diperoleh hasil post-test keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen 62,14 lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 53,86 dengan selisih 8,28. Ini memperkuat bukti bahwa penggunaan media video pembelajaran lebih efektif digunakan pada materi pencernaan dan pernafasan manusia dan hewan, dibandingkan dengan menggunakan media gambar. Data hasil penelitian keterampilan proses IPA juga dikuatkan dengan hasil observasi keterampilan proses IPA siswa, rata-rata keterampilan proses IPA pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata keterampilan proses tertinggi adalah aspek mengamati pada kelas eksperimen dan kontrol. Aspek mengamati lebih tinggi dibandingkan dengan aspek yang lain karena siswa belum pernah melihat objek atau materi yang disajikan sebelumnya sehingga siswa merasa lebih ingin tahu dengan objek yang diamati dan rasa ingin tahu siswa meningkat. Dalam proses mengamati guru juga telah memberikan fasilitas dan kesempatan secara luas kepada siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan membaca, sehingga keterampilan 89

112 proses IPA pada aspek mengamati bisa lebih tinggi bila dibandingkan dengan aspek yang lain. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Daryanto (2014: 61) bahwa metode mengamati itu sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Guru juga perlu memberikan fasilitas dan melatih siswa untuk lebih memperhatikan hal yang penting dari suatu benda atau objek. Pada aspek mengamati kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 87,28% dengan kriteria sangat baik, lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol yaitu 82,59% dengan kriteri baik. Persentase keterampilan proses IPA pada aspek mengamati di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol karena siswa kelas eksperimen lebih antusias dan lebih termotivasi untuk memperhatikan informasi yang disampaikan dalam bentuk video. Siswa terlihat lebih tenang dan memperhatikan setiap informasi yang disajikan, sehingga persentase rata-rata nilai keterampilan pada aspek mengamati kelas eksperimen lebih tinggi daripada aspek lainnya. Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan Daryanto (2010: 91) yaitu manfaat penggunaan media video pembelajaran akan membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih menarik perhatian, perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi belajar dan dapat membuat anak didik lebih berkonsentrasi. Persentase terendah rata-rata keterampilan proses IPA diperoleh pada aspek menanya. Persentase rata-rata aspek menanya pada kelas kontrol yaitu sebesar 36,61% dengan kriteria sangat kurang, lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen yaitu 46,65% dengan kriteria kurang. Persentase aspek menanya lebih 90

113 rendah bila dibandingkan dengan aspek lainnya karena siswa di kelas eksperimen dan kontrol terlihat kurang antusias dalam mengajukan sebuah pertanyaan dan siswa juga kurang mendapat bimbingan untuk dapat mengajukan pertanyaan dengan baik. Sehingga, siswa terlihat main-main sendiri dan kurang termotivasi untuk bertanya. Seharusnya siswa lebih diberikan kesempatan secara luas untuk bertanya dan dibimbing guru agar siswa dapat mengajukan pertanyaan dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Daryanto (2014: 64), bahwa dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, dibaca, atau disimak dan guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan. Berdasarkan data hasil penelitian keterampilan proses IPA menunjukkan nilai hasil rata-rata post-test dan hasil observasi keterampilan proses IPA kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana & Rivai (2011: 24), bahwa dengan media video pembelajaran siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan memamerkan. Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo (2011: 135) mengungkapkan manfaat dalam peggunaan media video pembelajaran, yaitu kemampuan media video juga dapat diandalkan pada bidang studi yang mempelajari keterampilan motorik dan melatih kemampuan kegiatan. 91

114 Post-test hasil belajar IPA diperoleh nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen 80,00 dan kelas kontrol 70,86. Berdasarkan data tersebut menunjukkan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan pengamatan dan observasi selama proses pembelajaran berlangsung, siswa pada kelas eksperimen yang diajaran menggunakan media video pembelajaran terlihat lebih senang dan tertarik dalam memperhatikan materi yang disampaikan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan tugas kelompok LKS menggunakan video, siswa tidak banyak menemui kesulitan dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik. Dengan demikian, penggunaan media video pembelajaran dapat dikatakan lebih efektif dan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih memahami materi yang disampaikan dan memoeroleh hasil belajar yang lebih optimal. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wuri Wuryandani & Fathurrohman (2012: 77-76), yang mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran juga dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Sudjana & Rivai (2011: 24) juga menyatakan bahwa dengan media video pembelajaran bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Pendapat tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Daryanto (2010: 87) yang menyatakan bahwa tingkat daya serap dan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika proses pemerolehan 92

115 informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran dan penglihatan, dalam hal ini adalah video pembelajaran. Dengan media video pesan yang disampaikan lebih menarik perhatian, perhatian inilah yang penting dalam proses belajar, karena adanya perhatian akan timbul rangsangan/motivasi belajar. Gambaran visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata, oleh karena itu dapat mempercepat pemahaman pesan secara lebih komprehensif. Pesan visual lebih efektif dan efisien dalam arti penyajian visual dapat membuat anak didik lebih berkonsentrasi. Berdasarkan data hasil penelitian, dapat dilihat bahwa nilai keterampilan proses IPA pada siswa meningkat lebih baik dan nilai hasil belajar IPA pada siswa juga menjadi lebih baik. Hal itu memperkuat bukti bahwa ada hubungan antara keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa. Setelah dilakukan pengujian, hasil analisis korelasi antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA juga terbukti ada hubungan dengan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,945 untuk kelas eksperimen dan 0,944 kelas kontrol yang berarti ada hubungan positif sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Hendro Darmodjo (1992: 52), bahwa betapa pentingnya keterampilan proses yang dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan ilmu itu diajarkan kepada siswa. Sehingga, di masa yang akan datang bangsa tidak hanya pandai menggunakan IPA tetapi juga memproduksi IPA. 93

116 Dari beberapa pendapat diatas yang berkaitan dengan keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa relevan dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nilai keterampilan proses IPA dan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai rata-rata pada kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. F. Keterbatasan Penelitian Simpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Keterbatasan observer dalam melaksanakan penelitian, yaitu hanya 4-5 observer dalam mengamati 28 siswa kelas eksperimen dan 28 siswa kelas kontrol. 2. Tidak memungkinkan adanya pembelajaran remedial bagi siswa yang belum tuntas atau belum kompeten menguasai materi, karena keterbatasan waktu. 94

117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap keterampilan proses IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan nilai rata-rata post-test keterampilan proses IPA siswa pada kelas eksperimen yaitu 62,14 lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 53, Terdapat pengaruh penggunaan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan nilai rata-rata post-test hasil belajar IPA siswa pada kelas eksperimen 80,00 lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 70, Terdapat hubungan positif sangat kuat antara keterampilan proses IPA dengan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan pada koefisien korelasi Sig. (2- tailed) antara keterampilan proses IPA kelas eksperimen dan post-test hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi Sig. (2- tailed) antara keterampilan proses IPA kelas kontrol dan post-test hasil belajar kelas kontrol sebesar 0,000 < 0,05. Sedangkan nilai korelasi kelas eksperimen sebesar 0,945 dan kelas kontrol sebesar 0,

118 B. Saran 1. Bagi Guru Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa media video pembelajaran dapat mempengaruhi keterampilan proses dan hasil belajar siswa, untuk itu disarankan bagi guru untuk menggunakan media video dalam pembelajaran IPA pada materi yang sesuai. Guru juga perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA siswa agar menjadi lebih baik lagi. 2. Bagi Siswa Siswa lebih aktif dan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas agar dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 3. Bagi Sekolah Sekolah lebih memberikan fasilitas dan dukungan dalam mengembangkan keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA, bisa dengan pengadaan LCD Proyektor atau alat pendukung untuk memutar video pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai penggunaan media video terhadap keterampilan proses IPA dan hasil belajar IPA, disarankan agar lebih memperhatikan siswa pada saat observasi sehingga lebih maksimal dalam mengamati siswa. 96

119 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. AN. Azmi. (2014). Pengaruh Penggunaan Video Animasi terhadap Hasil Belajar Perubahan Kenampakan Bumi Siswa Kelas IV SDN Tamanan 2 Bondowoso. Diakses dari ri%20azmi%20-% _1.pdf?sequence=1, pada tanggal 8 Januari 2015, jam WIB. Arief S. Sadiman. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yogyakarta. Ari Widodo. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran Diakses dari http: //file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/ ARI_WIDODO/2005-Revisi_Taksonomi_Bloom-Didaktis.pdf, pada tanggal 11 Maret 2015, jam WIB. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujaun Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Yogyakarta: Gava Media. Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press. Eveline Siregar & Hartini Nara. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Evi Nur E. P. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Video Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas IV SD 97

120 Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude, Karanglewas, Banyumas. Diambil dari http: //eprsints.uny.ac.id/9730/6/cover%20- % pdf, pada tanggal 8 Januari 2015, jam WIB. Hamzah B. Uno&Nina Lamatenggo. (2011). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hendro Darmodjo & Jenny R. E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius. Muslichach Asy ari. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Nana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. NN.Widiantari. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Video terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Di Gugus V Kecamatan Buleleng. Diambil dari 92, pada tanggal 8 Januari 2015, jam WIB. Oemar Hamalik. (1982). Media Pendidikan. Bandung: Alumni (1989). Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rita Eka Izzaty. et al. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. 98

121 Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta. Rusman, Deni Kurniawan, & Cepi Riyana. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers. S. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sofyan Yamin & Heri Kurniawan. (2009). SPSS Complete Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek. Srini M. Iskandar. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Sugihartono. et al.(2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta: Pedagogia. Usman Samatowa. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Widha Rahayu. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri Bandut Tahun 2011/2012. Yogyakarta: Skripsi. FIP-UNY. Wuri Wuryandani. (2012). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Wina Sanjaya.(2006). Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 99

122 Lampiran 1. Nilai Hasil UTS Kelas VB dan VC Nilai Hasil UTS Kelas 5 Tema Peristiwa dalam Kehidupan, Subtema Manusia dan Peristiwa Alam No. 5B 5C Siswa Tema 2.3 Tema Rata-Rata 58,04 100

123 Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Materi Indikator Aspek Sistem Pencernaan pada Manusia Sistem Pencernaan pada hewan Menjelaskan organ pencernaan pada manusia dan fungsinya Mengidentifikasi proses pencernaan makanan pada manusia Menemukan cara memelihara kesehatan pencernaan dan macam-macam penyakit pada pencernaan manusia Mengidentifikasi organ pencernaan pada ikan dan C1 C2 C3 C4 Mengamati Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan , Jmlh soal

124 ( ikan dan Burung) fungsinya Menyusun tabel saluran pencernaan pada burung dan menyimpulkan fungsi pencernaan. 8, Sistem Pernafasan pada Manusia Sistem Pernafasan pada hewan Menjelaskan saluran pernafasan manusia dan fungsinya Mengidentifikasikan saluran pernafasan pada hewan dan menyimpulkan fungsi pernafasan , 9, Jumlah Jumlah Soal

125 Lampiran 3. Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA Hari/tanggal : Kelas : Pertemuan ke : Materi : Observer : Petunjuk Pengisian: Isilah nomor presensi siswa pada kolom No. Presensi. Berilah tanda centang ( ) pada kolom dibawah nomor presensi sesuai dengan skor aspek keterampilan proses. Tulislah jumlah skor dan nilai pada kolom jumlah skor dan nilai. 103

126 Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA No Keterampilan Proses Rubik Skor 1. Mengamati Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, cermat, dan lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, cermat, dan kurang lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang sesuai, kurang cermat, dan kurang lengkap Mengamati objek menggunakan indra yang kurang sesuai, kurang cermat, dan kurang lengkap Tidak mengamati 2. Menanya Mengajukan pertanyaan dengan antusias tanpa perintah guru, dan sesuai dengan materi Mengajukan pertanyaan dengan antusias tanpa perintah guru, dan tidak sesuai dengan materi Mengajukan pertanyaan namun dengan perintah guru, dan sesuai dengan materi Mengajukan pertanyaan namun dengan perintah guru, dan tidak sesuai dengan materi Tidak bertanya 3. Menalar Mengisi tabel / menuliskan data dengan urut dan lengkap Mengisi tabel / menuliskan data dengan urut tapi tidak lengkap Mengisi tabel / menuliskan data dengan tidak urut tapi lengkap Mengisi tabel / menuliskan data dengan tidak urut dan tidak lengkap Tidak mengerjakan / jawaban salah No Presensi

127 4. Menyimpulkan Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan lengkap dan tepat 4 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan kurang lengkap tapi tepat 3 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan lengkap tapi kurang tepat 2 Menyimpulkan hasil kerja LKS dengan tidak lengkap dan 1 kurang tepat Tidak menyimpulkan/ jawaban salah 0 5. Mengkomunikasikan Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan tepat dan jelas 4 Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan tepat tapi kurang jelas 3 Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan kurang tepat tapi jelas 2 Menyampaikan Laporan Hasil LKS dengan kurang tepat dan kurang jelas 1 Salah / tidak mampu menyampailakan Laporan Hasil LKS 0 Jumlah Skor 20 Nilai 100 *Nilai = ( Jumlah skor total ) x 5 Yogyakarta,. Observer 105

128 Lampiran 4. Soal Uji Coba Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Soal Test Sistem Pencernaan dan Pernafasan pada Manusia dan Hewan 1. Makanan yang telah masuk ke mulut dan dikunyah oleh gigi akan masuk ke dalam lambung. Saluran untuk masuknya makanan dari mulut menuju lambung adalah Saluran pencernaan yang diserang oleh bakteri sehingga mengakibatkan sakit tifus adalah.. 3. Tempat keluarnya sisa-sisa makanan pada manusia adalah Tanda-tanda sakit diare adalah Buang air besar yang terlalu sering dan tidak dapat mengendalikan untuk buang air besar. Mulas pada perut, dan setelah buang air besar tetap merasa mulas. Lemas setelah buang air besar. Nafsu makan yang berkurang Merasa pegal pada bagian punggung Intensitas buang air besar lebih dari 3 kali sehari. Beberapa hari ini Santi sering merasa mulas pada perutnya, nafsu makannya berkurang dan sehari buang air besar bisa 5 kali. Dari gejala-gejala yang ditunjukkan, Santi terkena penyakit. 5. Salah satu kegunaan oksigen adalah untuk Pernafasan adalah pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Dalam proses pernafasan manusia terjadi pembakaran oksigen. Hasil dari pembakaran ketika bernapas yaitu... dan. 106

129 7. Ikan bernafas menggunakan. 8. Karena sering terlambat makan sekarang Hery sakit maag. Apa saja yang seharusnya dilakukan Hery agar terhindar dari penyakit maag? 9. Amati gambar bagian ikan dibawah ini! Dari gambar diatas, urutkan Saluran pencernaan pada ikan Hasil pengamatan 1 : Ikan cupang diletakkan pada botol tertutup rapat. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan cupang mati. Hasil pengamatan 2 : Ikan Koi diletakkan pada akuarium terbuka. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan koki masih hidup. Hasil pengamatan 3 : ikan nila diletakkan pada toples tertutup rapat. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan nila mati. Dari data hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa ikan dapat bertahan hidup jika Susunlah saluran pencernaan pada burung dalam bagan/skema sederhana, mulai dari mulut sampai anus! 107

130 12. Perhatikan data berikut mulut, lidah, gigi, tenggorokan, anus, usus halus, usus besar, lambung, kerongkongan Berdasarkan data diatas, manakah anggota tubuh yang termasuk dalam saluran pencernaan makanan? 13. Tabel Organ Pencernaan Katak No Nama organ 1 Paru-paru 2 Kantong udara 3 Rongga hidung 4 Rongga mulut 5 insang Dari tabel diatas manakah yang termasuk dalam organ pernafasan pada katak? 14. Amati gambar di bawah ini! 1. Mulut 2.Kerongkongan 3.Lambung 4.Empedu 5.Usus Halus 6. Usus Besar 7. Hati 8. Anus Tuliskan urutan saluran proses pencernaan apel dari gambar tersebut? 108

131 15. Perhatikan gambar di bawah ini. Apa yang dapat kamu ceritakan dari gambar diatas? 16. Gambarkan saluran pernafasan manusia pada bagan atau skema sederhana! 17. Agar tidak sakit pada saluran pernafasan Andi tidak merokok. Selain tidak merokok bagaimana cara kamu menjaga kesehatan saluran pernafasanmu? 18. Fakta 1: Burung Parkit yang tidak dirawat dan dibiarkan dikandang selama 2 minggu mati. Fakta 2 : Burung Jalak yang selalu di bersihkan kandangnya, dimandikan, dijemur tetapi tidak diberi makan dan minum selama 2 minggu juga mati. Fakta 3 : Burung beo yang selalu dirawat, dibersihkan kandangnya, dimandikan, di beri makan dan minum setiap hari ternyata selama 2 minggu burung masih hidup. Dari ketiga fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa burung dapat bertahan hidup jika. 109

132 Lampiran 5. Rubrik Penilaian Soal Uji Coba Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Rubrik Penilaian Soal Uji Coba Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA No Soal Kunci Jawaban Keterangan Skor 1 Kerongkongan Jawaban Benar Jawaban Salah Usus Jawaban Benar Jawaban Salah Anus Jawaban Benar Jawaban Salah Diare Jawaban Benar Jawaban Salah Bernafas Jawaban Benar Jawaban Salah Karbondioksida Jawaban Benar Jawaban Salah Insang Jawaban Benar Jawaban Salah a. Olahraga secara teratur b. Makan Secara Teratur, c. Makan makanan yang bergizi dan berserat ( buahbuahan dan sayur) d. Hindar makanan yang terlalu pedas Mampu menjawab minimal 3 dengan benar Mampu menjawab 2 dengan benar Hanya menjawab 1 dengan benar Tidak menjawab

133 9 a. Mulut b. Kerongkongan c. Lambung d. Usus e. Anus 10 Ikan tidak diletakan pada tempat yang tertutup rapat karena ikan membutuhkan oksigen untuk tetap hidup. Jawaban urut dan lengkap Jawaban urut dan tidak lengkap Menjawab tidak urut Tidak menjawab/jawaban salah Jawaban benar dan tepat Jawaban kurang tepat Mampu menjawab tapi salah Tidak menjawab sama sekali Menjawab 5 dengan urut dan Mulut Keongkongan Lambung lengkap Menjawab 3-4 dengan urut Menjawab 1-2 dengan urut Tidak menjawab /salah Anus Usus mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus Menjawab 6 dengan urut dan lengkap Menjawab 3-4 dengan urut Menjawab 1-2 dengan urut Tidak menjawab /salah Rongga hidung, rongga mulut, paru-paru Menjawab 3 dengan benar Menjawab 2 dengan benar Menjawab 1 dengan benar Salah / tidak menjawab

134 14 a. Mulut b. Kerongkongan c. Lambung d. Usus Halus e. Usus Besar f. Anus Menjwab 6 dan urut Menjawab 3-5 dan urut Menjawab 1-2 dan urut Salah atau tidak menjawab Burung memiliki saluran pernafasan berupa Lubang hidung, trakea, paru-paru dan kantong udara. Saat burung tidak terbang okisgen masuk melalui lubang hidung, melalui trakea sebagian kecil oksigen masuk ke paru-paru dan seagian besar masuk ke kantong udara sebagai cadangan udara. Saat burung terbang dan mengepakan sayap kantong udara terjepit dan oksigen keluar masuk ke paru-paru. Mampu menceritakan 4 organ pernafasan yang ada pada gambar dengan benar beserta proses pernafasannya Hanya menceritakan organ pernafasan tanpa alur proses pernafasan Menjawab salah Tidak menjawab Jawaban 6 dengan urut dan Lubang Hidung Faring Tekannggorokan lengkap Menjawab 3-4 dengan urut Menjawab 1-2 dengan urut Tidak menjawab /salah Alveolus Bronkiolus Bronkus

135 17 Olahraga secara teratur Tidur 7-8 jam sehari Menjaga lingkungan agar terhindar dari polusi udara Berpergian menggunakan masker Menghindari minuman beralkhohol Menjawab lebih dari 3 dengan benar Menjawab 2 dengan benar Menjawab 1 dengan benar Tidak menjawab Jika burung diberi makan dan minum, dan dirawat ( dimandikan, dibersihkan kandangnya dan dijemur ) Jawaban benar dan tepat Jawaban kurang tepat Mampu menjawab tapi salah Tidak menjawab sama sekali Total Skor Maksimal 40 *Nilai = (Total Skor : 40) x

136 Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA p1 p2 p3 p4 p5 Correlations p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 Total Pearson Correlation ** * ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** * * * ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** ** ** ** * *.508 ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation **.386 * Sig. (2-tailed) N

137 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 Pearson Correlation * *.397 * * * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation *.469 ** * *.508 ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * * ** ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation.563 ** *.486 ** * * ** * ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * * * ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** * Sig. (2-tailed) **.468 ** 115

138 p14 p15 p16 p17 p18 Total N Pearson Correlation.426 * *.507 ** ** ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** * * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation *.453 ** * * Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation.590 ** **.386 *.431 *.508 **.571 **.568 **.493 **.440 ** **.576 ** * * 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) * 116

139 Lampiran 7. Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Case Processing Summary N % Cases Valid Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

140 Lampiran 8. Soal Pre-test dan Post Test Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Soal Tes Sistem Pencernaan dan Pernafasan pada Manusia dan Hewan Jawablah pertanyaan berikut pada lembar jawab yang telah disediakan dengan jawaban yang tepat! Kerjakan dengan jujur! 1. Makanan yang telah masuk ke mulut dan dikunyah oleh gigi akan masuk ke dalam lambung. Saluran untuk masuknya makanan dari mulut menuju lambung adalah Tanda-tanda sakit diare adalah: Buang air besar yang terlalu sering dan tidak dapat mengendalikan untuk buang air besar. Mulas pada perut, dan setelah buang air besar tetap merasa mulas. Lemas setelah buang air besar. Nafsu makan yang berkurang Merasa pegal pada bagian punggung Intensitas buang air besar lebih dari 3 kali sehari. Beberapa hari ini Santi sering merasa mulas pada perutnya, nafsu makannya berkurang dan sehari buang air besar bisa 5 kali. Dari gejala-gejala yang ditunjukkan, Santi terkena penyakit. 3. Pernafasan adalah pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Dalam proses pernafasan manusia terjadi pembakaran oksigen. Hasil dari pembakaran ketika bernapas yaitu... dan. 118

141 4. Ikan bernafas menggunakan. 5. Karena sering terlambat makan sekarang Hery sakit maag. Apa saja yang seharusnya dilakukan Hery agar terhindar dari penyakit maag? 6. Amati gambar bagian ikan dibawah ini! Dari gambar diatas, urutkan Saluran pencernaan pada ikan Hasil pengamatan 1 : Ikan cupang diletakkan pada botol tertutup rapat. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan cupang mati. Hasil pengamatan 2 : Ikan Koi diletakkan pada akuarium terbuka. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan koi masih hidup. Hasil pengamatan 3 : ikan nila diletakkan pada toples tertutup rapat. Setelah dibiarkan selama 2 hari ternyata ikan nila mati. Dari data hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa ikan dapat bertahan hidup jika. 8. Gambarlah skema/bagan sederhana saluran pencernaan pada burung! 119

142 9. Tabel Organ Pencernaan Katak No Nama organ 1 Paru-paru 2 Kantong udara 3 Rongga hidung 4 Rongga mulut 5 insang Dari tabel diatas manakah yang termasuk dalam organ pernafasan pada katak? 10. Amati gambar di bawah ini! 1. Mulut 2.Kerongkongan 3.Lambung 4.Empedu 5.Usus Halus 6. Usus Besar 7. Hati 8. Anus Tuliskan urutan saluran proses pencernaan apel dari gambar tersebut? 120

143 11. Fakta 1: Burung Parkit yang tidak dirawat dan dibiarkan dikandang selama 1 minggu mati. Fakta 2 : Burung Jalak yang selalu dibersihkan kandangnya, dimandikan, dijemur tetapi tidak diberi makan dan minum selama 1 minggu juga mati. Fakta 3 : Burung beo yang selalu dirawat, dibersihkan kandangnya, dimandikan, di beri makan dan minum setiap hari ternyata selama 1 minggu burung masih hidup. Dari ketiga fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa burung akan bertahan hidup jika. 121

144 Nama : No : Kelas : Lembar Jawaban Tes Sistem Pencernaan dan Pernafasan pada Manusia dan Hewan dan Urutan saluran pencernaan pada ikan:

145

146 Lampiran 9. Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA Rubrik Penilaian Tes Keterampilan Proses IPA dan Hasil Belajar IPA No Soal Kerongkongan Diare Kunci Jawaban Keterangan Skor Karbondioksida dan uap air Insang a. Olahraga secara teratur b. Makan Secara Teratur, c. Makan makanan yang bergizi dan berserat ( buah-buahan dan sayur) d. Hindar makanan yang terlalu pedas a. Mulut b. Kerongkongan c. Lambung d. Usus e. Anus Ikan tidak diletakan pada tempat yang tertutup rapat karena ikan membutuhkan oksigen untuk tetap hidup. Anus Mulut Usus Kerongkongan Lambung Jawaban Benar Jawaban Salah Jawaban Benar Jawaban Salah Jawaban Benar Jawaban Salah Jawaban Benar Jawaban Salah Mampu menjawab minimal 3 dengan benar Mampu menjawab 2 dengan benar Hanya menjawab 1 dengan benar Tidak menjawab Jawaban urut dan lengkap Jawaban urut dan tidak lengkap Menjawab tidak urut Tidak menjawab/jawaban salah Jawaban benar dan tepat Jawaban kurang tepat Mampu menjawab tapi salah Tidak menjawab sama sekali Menjawab 5 dengan urut dan lengkap Menjawab 3-4 dengan urut Menjawab 1-2 dengan urut Tidak menjawab /salah

147 9 Rongga hidung, rongga mulut, paruparu Menjawab 3 dengan benar Menjawab 2 dengan benar Menjawab 1 dengan benar Salah / tidak menjawab a. Mulut b. Kerongkongan c. Lambung d. Usus Halus e. Usus Besar f. Anus Menjwab 6 dan urut Menjawab 3-5 dan urut Menjawab 1-2 dan urut Salah atau tidak menjawab Jika burung diberi makan dan minum setiap hari, dan dirawat (dimandikan, dibersihkan kandangnya) Jawaban benar dan tepat Jawaban kurang tepat Mampu menjawab tapi salah Tidak menjawab sama sekali Total Skor Maksimal *Nilai = (Total Skor) x 4 125

148 Lampiran 10. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen (VC) No. Nomor Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

149 Lampiran 11. Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Data Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol (VB) No. Nomor Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

150 Lampiran 12. Data distribusi frekuensi pre-test keterampilan proses IPA kelas eksperimen Statistics Keterampilan Proses Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 32 Std. Deviation Variance Range 40 Minimum 16 Maximum 56 Sum 996 Pre-test Keterampilan Proses_Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

151 Pre-test Keterampilan Proses_Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup Kurang Sangat Kurang Total

152 Lampiran 13. Data distribusi frekuensi pre-test keterampilan proses IPA kelas kontrol Statistics Keterampilan Proses Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 48 Std. Deviation Variance Range 40 Minimum 12 Maximum 52 Sum 916 Pre-test Keterampilan Proses_Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

153 Pre-test Keterampilan Proses_Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kurang Sangat Kurang Total

154 Lampiran 14. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Data Pre-test Hasil Belajar IPAKelas Eksperimen (VC) No. Nomor Butir Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

155 Lampiran 15. Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Data Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (VB) No. Nomor Butir Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

156 Lampiran 16. Data Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Statistics Pretest_Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 60 Std. Deviation Variance Range 52 Minimum 24 Maximum 76 Sum 1368 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

157 Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Total

158 Lampiran 17. Data Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Pretest_Kontrol N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 40 a Std. Deviation Variance Range 48 Minimum 20 Maximum 68 Sum 1308 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

159 Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup Kurang Sangat Kurang Total

160 Lampiran 18. Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Pertemuan 1 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai (%) Jumlah Mean (%)

161 Pertemuan 2 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

162 Pertemuan 3 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

163 Pertemuan 4 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

164 Lampiran 19. Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen No. Siswa Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3 Observasi 4 Rata-rata Skor Jumlah Mean

165 Lampiran 20. Data Hasil Observasi Tes Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Pertemuan 1 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai Persentas e (%) Jumlah Mean (%)

166 Pertemuan 2 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

167 Pertemuan 3 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

168 Pertemuan 4 No. Siswa Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Jmlh Nilai ( % ) Jumlah Mean ( % )

169 Lampiran 21. Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Kelas Kontrol No. Siswa Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3 Observasi 4 Rata-rata Skor Jumlah Mean

170 Lampiran 22. Rata-rata persentase (%) Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Rata-Rata Persentase (%) Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Aspek Pertemuan Rata- Rata Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Rata-Rata Rata-Rata Persentase (%) Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Aspek Pertemuan Rata- Rata Mengamati Menanya Menalar Menyimpulkan Mengkomunikasikan Rata-Rata

171 Lampiran 23. Data Distribusi Frekuensi Rata-rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Statistics Keterampilan Proses Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation 7.60 Variance Range Minimum Maximum Sum

172 Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Observasi Keterampilan Proses Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik Baik Cukup Total

173 Lampiran 24. Data Distribusi Frekuensi Rata-Rata Observasi Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Statistics Keterampilan Proses Kontrol N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode Std. Deviation 6.56 Variance Range Minimum Maximum Sum

174 Observasi Keterampilan Proses Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Observasi Keterampilan Proses Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik Cukup Total

175 Lampiran 25. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen (VC) No. Nomor Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

176 Lampiran 26. Data Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol (VB) No. Nomor Soal Siswa Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

177 Lampiran 27. Data Distribusi Frekuensi Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen Statistics Keterampilan Proses Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 60 Std. Deviation Variance Range 24 Minimum 48 Maximum 72 Sum 1740 Post-test Keterampilan Proses_Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

178 Post-test Keterampilan Proses_Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik Cukup Kurang Total

179 Lampiran 28. Data Distribusi Frekuensi Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Kontrol Statistics Keterampilan Proses Eksperimen N Valid 28 Missing 0 Mean Median Mode 52 Std. Deviation Variance Range 36 Minimum 36 Maximum 72 Sum 1508 Post-test Keterampilan Proses_Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

180 Post-test Keterampilan Proses_Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Total

181 Lampiran 29. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen (VC) No. Nomor Butir Soal Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

182 Lampiran 30. Data Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (VB) No. Nomor Butir Soal Total Nilai Jumlah Rata-Rata Nilai

183 Lampiran 31. Data Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Statistics Posttest Posttest_1 N Valid Missing 0 0 Mean Median Mode 80 2 Std. Deviation Variance Range 28 2 Minimum 64 1 Maximum 92 3 Sum Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total

184 Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik Baik Cukup Total

185 Lampiran 32. Data Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Statistics Posttest Posttest_Kontr ol N Valid Missing 0 0 Mean Median Mode 64 a 2 Std. Deviation Variance Range 40 3 Minimum 52 1 Maximum 92 4 Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown 163

186 Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat Baik Baik Cukup Kurang Total

187 Lampiran 33. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 16 for Windows Uji Normalitas Pre-test Keterampilan Proses IPA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Uji Normalitas Post-test Keterampilan Proses IPA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. 165

188 Uji Normalitas Pre-test Hasil Belajar IPA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Uji Normalitas Post-test Hasil Belajar IPA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. 166

189 Lampiran 34. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 16 for Windows Pre-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig Post-test Keterampilan Proses IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig Pre-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig Post-test Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen-Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig

190 Lampiran 35. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-test Keterampilan Proses IPA dengan SPSS 16 for windows Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Levene's Test Independent Samples Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances 95% Confidence F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed Equal variances not assumed

191 Lampiran 36. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-test Keterampilan Proses IPA dengan SPSS 16 for windows Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Levene's Test Independent Samples Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances 95% Confidence F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed Equal variances not assumed

192 Lampiran 37. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Pre-test Hasil Belajar IPA dengan SPSS 16 for Windows Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed Equal variances not assumed

193 Lampiran 38. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Post-test Hasil Belajar IPA dengan SPSS 16 for windows Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Interval of the Difference Lower Upper Equal variances assumed Equal variances not assumed

194 Lampiran 39. Hasil Analisis Korelasi Keterampilan Proses IPA dengan Hasil Belajar IPA menggunakan SPSS 16 for windows Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Keterampilan Proses IPA Eksperimen Posttest Hasil Belajar IPA Eksperimen Keterampilan Proses IPA Kontrol Posttest Hasil Belajar IPA Kontrol Keterampilan Proses IPA Eksperimen Correlations Post test Hasil Belajar IPA Eksperimen Keterampilan Proses IPA Kontrol Post test Hasil Belajar IPA Kontrol Keterampilan Proses IPA Eksperimen Post test Hasil Belajar IPA Eksperimen Keterampilan Proses IPA Kontrol Post test Hasil Belajar IPA Kontrol Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation.945 ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation ** 1 Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 172

195 Lampiran 40. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Hari/tanggal : Selasa, 20 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 173

196 B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta bendabenda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 174

197 C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Menngidentifikasi organ pencernaan pada manusia dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia dengan benar Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menguraikan isi video pembelajaran sistem pencernaan manusia kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Mengidentifikasi jenis-jenis penyakit pada pencernaan manusia dan pencegahannya dengan benar Menulis laporan LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang Menu Sarapan siswa ditanya apa menu sarapan tadi pagi? Apa yang kalian lakukan dengan menu sarapan yang disiapkan ibu? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan Alokasi Waktu 5 menit 175

198 Inti dilakukan oleh siswa. 1. Siswa diajak bercerita mengenai makanan favorit.salah satu siswa menjelaskan makanan yang paling disukainya. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia melalui Video Pembelajaran.(Mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan darimana makanan itu masuk ke tubuh kita? Apa fungsi organ tersebut? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses makanan masuk kedalam tubuh manusia hingga keluar lagi. (Menanya) 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pencernaan Makanan 7. Siswa mendiskusikan tayangan video pembelajaran dibantu dengan menggunakan buku siswa dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 55 menit 176

199 Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masingmasing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian a. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 177

200 178

201 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Amati video pencernaan makanan pada manusia dengan cermat! Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Tuliskan 5 Organ penting pencernaan manusia: a b c d e Tuliskan fungsi organ berikut dalam pencernaan manusia. a. Mulut : b. Lambung : c. Rennin : d. Usus : e. Kerongkongan : Siti sakit maag. Maag termasuk penyakit pencernaan. Kata dokter itu disebabkan Siti sering terlambat makan. Tuliskan jenis penyakit pencernaan lainnya! a b c d e Tuliskan apa yang dapat kamu simpulkan dari video yang telah dilihat tadi! 179

202 Pertemuan 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Hari/tanggal : Rabu, 21 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 180

203 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta bendabenda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Menngidentifikasi organ pencernaan pada hewan dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan dengan benar Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok 181

204 Menguraikan isi video pembelajaran system pencernaan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menulis laporan LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pencernaan Pada Hewan E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masingmasing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang Hewan Peliharaan siswa ditanya bagaimana cara merawat hewan peliharaan kalian? Apa yang kalian lakukan agar hewan peliharaan kalian tetap hidup? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Alokasi Waktu 5 menit Inti 1. Siswa diajak bercerita mengenai cara memelihara hewan. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan melalui Video Pembelajaran. (Mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan bagaimana cara 55 menit 182

205 hewan makan? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses makanan masuk kedalam tubuh hewan hingga keluar lagi. (Menanya) 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan 7. Siswa mendiskusikan tayangan video pembelajaran dibantu dengan menggunakan buku siswa dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 183

206 Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses G. Media/Alat/Bahan dan Sumber a. LCD Projektor, Speaker, Video Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia b. Buku guru tematik terpadu kurikulum 2013 kelasi V SD/MI Semester 2, tema Organ Tubuh Manusai dan Hewan, subtema Organ Tubuh Manusai dan Hewan. 184

207 185

208 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Amati video pencernaan makanan pada manusia dengan cermat! Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Tuliskan nama organ pencernaan ikan dibawah ini sesuai dengan yang ditunjukan garis. 2. Tuliskan nama organ pencernaan burung dibawah ini sesuai dengan yang ditunjukan garis. 3. Tuliskan apa yang dapat kamu simpulkan dari video yang telah dilihat tadi! 186

209 Pertemuan 3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Hari/tanggal : Kamis, 22 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 187

210 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.7 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernapasan. 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menyebutkan organ pernafasan manusia dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pernafasan pada manusia dengan benar 188

211 Mengidentifikasi macam-macam penyakit pada alat pernafasan dan cara mencegahnya dengan benar Menguraikan isi video pembelajaran sistem pernafasan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menuliskan laporan Hasil LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Materi Sistem Pernafasan Pada Manusia. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang udara diseitar siswa ditanya apa manfaat udara bagi kita? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Alokasi Waktu 5 menit 189

212 Inti 1. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pernafasan Manusia melalui Video Pembelajaran. (Mengamati) 2. Siswa diberi pertanyaan mengenai bernafas. Bagaimana cara manusia bernafas? (Menanya) 3. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses perrnafasan pada manusia dan hewan. (Menanya) 4. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 5. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pernafasan Manusia 6. Siswa mendiskusikan tayangan video pembelajaran dibantu dengan menggunakan buku siswa dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 8. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 55 menit Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari menit

213 apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 191

214 192

215 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Amati video pencernaan makanan pada manusia dengan cermat! Kerjakan Dengan Teman Kelompokmu 1. Gambarkan sistem pernafasan pada manusia beserta keterangannya. 2. Tuliskan bagaimana proses pernafasan pada manusia? 3. Bagaimana cara menjaga kesehatan organ pernapasan manusia? 4. Tuliskan apa yang dapat kamu simpulkan dari video yang telah dilihat tadi! 193

216 Pertemuan 4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Hari/tanggal : Jumat, 23 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia 194

217 B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.7 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernapasan. 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 195

218 C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menyebutkan organ pernafasan hewan dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pernafasan pada hewan dengan benar Mengidentifikasi macam-macam alat pernafasan pada hewan dengan benar Menguraikan isi video pembelajaran sistem pernafasan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menuliskan laporan Hasil LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pernafasan Pada Hewan. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang udara diseitar siswa ditanya apa manfaat udara bagi makhluk hidup? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Alokasi Waktu 5 menit 196

219 Inti 1. Siswa diajak berdiskusi mengenai pernafasan pada hewan. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pernafasan Hewan melalui Video Pembelajaran.(Mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan mengenai bernafas? bagaimana cara hewan bernafas? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses perrnafasan pada hewan. (Menanya) 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pernafasan Hewan 7. Siswa mendiskusikan tayangan video pembelajaran dibantu dengan menggunakan buku siswa dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 55 menit 197

220 Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 198

221 199

222 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Amati video pencernaan makanan pada manusia dengan cermat! Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Gambarlah salah satu sistem pernafasan pada hewan yang kamu ketahui 2. Amatilah binatang di sekitarmu. Apa alat pernafasan binatang-binatang di sekitarmu itu? Buatlah dalam tabel mengenai binatang-binatang di sekitarmu. 3. Tuliskan apa yang dapat kamu simpulkan dari video yang telah dilihat tadi! 200

223 Lampiran 41. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Hari/tanggal : Selasa, 20 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, 201

224 cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta bendabenda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Menngidentifikasi organ pencernaan pada hewan dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pencernaan makanan pada manusia dengan benar Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menguraikan isi video pembelajaran sistem pencernaan manusia kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku 202

225 Mengidentifikasi jenis-jenis penyakit pada pencernaan manusia dan pencegahannya dengan benar Menulis laporan LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pencernaan Pada Manusia. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masingmasing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang Menu Sarapan siswa ditanya apa menu sarapan tadi pagi? Apa yang kalian lakukan dengan menu sarapan yang disiapkan ibu? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Inti 1. Siswa diajak bercerita mengenai makanan favorit. Salah satu siswa menjelaskan makanan yang paling disukainya. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia melalui gambar.(mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan Darimana makanan itu masuk ke tubuh kita? Apa fungsi organ tersebut? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses Alokasi Waktu 5 menit 55 menit 203

226 makanan masuk kedalam tubuh manusia hingga keluar lagi. (Menanya) 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pencernaan Makanan 7. Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil 10 menit belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 204

227 205

228 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Tuliskan 5 Organ penting saluran pencernaan manusia: f f g h i Tuliskan fungsi organ berikut dalam pencernaan manusia. a. Mulut : b. Lambung : c. Rennin : d. Usus : e. Kerongkongan : Siti sakit maag. Maag termasuk penyakit pencernaan. Kata dokter itu disebabkan Siti sering terlambat makan. Tuliskan jenis penyakit pencernaan lainnya. a b c d e Apa yang dapat kalian simpulkan dari tugas LKS ini? 206

229 Pertemuan 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Hari/tanggal : Rabu, 21 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) 207

230 dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta mendeskripsikan fungsinya 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta bendabenda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Menngidentifikasi organ pencernaan pada hewan dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan dengan benar Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menguraikan isi video pembelajaran system pencernaan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menulis laporan LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri 208

231 D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pencernaan Pada Hewan E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masingmasing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang Hewan Peliharaan siswa ditanya bagaimana cara merawat hewan peliharaan kalian? Apa yang kalian lakukan agar hewan peliharaan kalian tetap hidup? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Inti 1. Siswa diajak bercerita mengenai cara memelihara hewan. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan melalui gambar. (Mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan bagaimana cara hewan makan? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses makanan masuk kedalam tubuh hewan hingga keluar lagi. (Menanya) 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Alokasi Waktu 5 menit 55 menit 209

232 Penutup 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan 7. Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 210

233 211

234 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Tuliskan nama organ pencernaan ikan dibawah ini sesuai dengan yang ditunjukan garis. 2. Tuliskan nama organ pencernaan burung dibawah ini sesuai dengan yang ditunjukan garis. 3. Apa yang dapat kalian simpulkan dari Tugas LKS ini? 212

235 Pertemuan 3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Hari/tanggal : Kamis, 22 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 213

236 2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.7 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernapasan. 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.3 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menyebutkan organ pernafasan manusia dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pernafasan pada manusia dengan benar 214

237 Mengidentifikasi macam-macam penyakit pada alat pernafasan dan cara mencegahnya dengan benar Menguraikan isi video pembelajaran sistem pernafasan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menuliskan laporan Hasil LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Materi Sistem Pernafasan Pada Manusia. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masingmasing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang udara diseitar siswa ditanya apa manfaat udara bagi kita? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Inti 1. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pernafasan Manusia melalui gambar. (Mengamati) 2. Siswa diberi pertanyaan mengenai bernafas. Bagaimana cara manusia bernafas? (Menanya) 3. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses perrnafasan pada manusia dan hewan. (Menanya) 4. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 5. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Alokasi Waktu 5 menit 55 menit 215

238 Penutup Pernafasan Manusia 6. Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 8. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 216

239 217

240 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Gambarkan sistem pernafasan pada manusia beserta keterangannya. 2. Tuliskan bagaimana proses pernafasan pada manusia? 4. Apa yang dapat kalian simpulkan dari Tugas LKS ini? 218

241 Pertemuan 4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDN Rejowinangun I Kelas / semester : V/ II Tema / topik : Organ Tubuh Manusia dan Hewan Sub Tema : Cara Hidup Manusia Hewan dan Tumbuhan Hari/tanggal : Jumat, 23 Januari 2015 Alokasi waktu : 2 x 35 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR IPA 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang di anutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingi tahu, obyektif, jujur, teliti, 219

242 cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi. 3.7 Mengenal sistem pernapasan hewan dan manusia serta penyakit yang berkaitan dengan pernapasan. 4.7 Menyajikan laporan tentang jenis penyakit yang berhubungan dengan gangguan pada organ tubuh manusia. Bahasa Indonesia 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia dan bahasa yang beragam serta benda-benda di alam sekitar. 2.1 Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan), dan fungsiya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.2 Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. C. Indikator Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas semua kebesarannya Menunjukan rasa ingin tahu dan bertanggung jawab atas sumber daya yang ada Mampu bekerja bersama kelompok dengan baik Menunjukan perilaku jujur dan disiplin dalam kerja kelompok Menyebutkan organ pernafasan hewan dan fungsinya dengan benar Menjelaskan proses pernafasan pada hewan dengan benar Mengidentifikasi macam-macam alat pernafasan pada hewan dengan benar 220

243 Menguraikan isi video pembelajaran sistem pernafasan hewan kedalam teks dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baku Menuliskan laporan Hasil LKS dengan benar Menyampaikan hasil laporan LKS dengan cerita dan kata-kata sendiri D. Materi Ajar Tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Subtema Organ Tubuh Manusia dan Hewan, Materi Sistem Pernafasan Pada Hewan. E. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pendahuluan 1. Pembuka: Guru menyapa dan mengajak siswa untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masingmasing dan dilanjutkan dengan presensi. 2. Apersepsi: Guru bercerita tentang udara disekitar siswa ditanya apa manfaat udara bagi makhluk hidup? 3. Dari cerita tersebut guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Inti 1. Siswa diajak berdiskusi mengenai pernafasan pada hewan. 2. Siswa memperhatikan informasi yang diberikan oleh guru mengenai Sistem Pernafasan Hewan melalui gambar. Pembelajaran.(Mengamati) 3. Siswa diberi pertanyaan mengenai bernafas? bagaimana cara hewan bernafas? (Menanya) 4. Siswa tanya jawab mengenai bagaimana Proses perrnafasan pada hewan. (Menanya) Alokasi Waktu 5 menit 55 menit 221

244 5. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. 6. Setiap kelompok dibagi LKS mengenai Sistem Pernafasan Hewan 7. Siswa mendiskusikan dan mengerjakan tugas LKS bersama kelompoknya. (Mengumpulkan informasi, Menalar) 8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan bercerita dan menggunakan kata-katanya sendiri. (Mengkomunikasikan) 9. Siswa yang lain memperhatikan dan menanggapi. Penutup 1. Siswa membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar selama sehari dengan bimbingan guru. 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi dari apa yang sudah dipelajari 4. Guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. 5. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. 6. Guru mengucapkan salam sebagai penutup. 10 menit F. PENILAIAN 1. Prosedur Penilaian a. Penilaian Pengetahuan : Post-test b. Penilaian Ketrampilan : observasi keterampilan proses 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Pengetahuan Tes Uraian b. Penilaian keterampilan Lembar Observasi Keterampilan Proses 222

245 223

246 Tugas LKS Kelompok : Kelas : Nama Anggota Kelompok : Kerjakan Dengan teman Kelompokmu 1. Gambarlah salah satu sistem pernafasan pada hewan yang kamu ketahui 2. Amatilah binatang di sekitarmu. Apa alat pernafasan binatang-binatang di sekitarmu itu? Buatlah dalam tabel mengenai binatang-binatang di sekitarmu. 3. Apa yang dapat kalian simpulkan dari Tugas LKS ini? 224

247 Lampiran 42. Materi Ajar Sistem Pencernaan Manusia Pencernaan adalah proses melumatkan makanan yang semula kasar menjadi halus. Makanan yang sudah dicerna, telah diubah menjadi sari makanan dalam bentuk yang lebih halus sehingga mudah diserap oleh pembuluh darah. Kemudia oleh darah, Sari makanan tersebut diedarkan keseluruh bagian tubuh. Ada dua jenis proses pencernaan makanan dalam tubuh 1. Pencernaan Makanan Secara Mekanis Pencernaan makanan secara mekanis terjadi di dalam mulut. Makanan dilumatkan oleh gigi. Makanan yang sudah hancur mudah untuk di telan. 2. Pencernaan Makanan Secara Kimiawi Pencernaan makanan secara kimia dilakukan oleh enzim, yang berlangsung didalam mulut, lambung dan usus. Tujuan pencernaan dengan bantuan enzim adalah mengubah zat zat makanan sehingga mudah diserap tubuh. Susunan Alat Pencernaan a. Mulut Mulut merupakan tempat berawalnya sistem pencernaan manusia. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik (dibantu oleh gigi) dan secara kimiawi (dibantu air liur atau ludah atau saliva). Air liur ini membasahi makanan sehingga lebih lembut dan mudah ditelan. Di dalam air liur terdapat enzim yang disebut ptialin. Enzim ptialin berfungsi mengubah karbohidrat atau zat tepung menjadi zat gula. b. Kerongkongan Di dalam kerongkongan terdapat otot-otot yang akan menekan makanan terdorong ke lambung. Gerakan otot kerongkongan meremas, memijit, dan mendorong makanan ke dalam lambung dinamakan gerak peristaltik. Setelah melewati kerongkongan, makanan akan masuk ke dalam lambung. 225

248 c. Lambung Lambung menghasilkan asam klorida, renin, dan pepsin yang berfungsi menguraikan protein. Di dalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi (dibantu oleh enzim). Asam klorida berfungsi menghancurkan kuman yang berbahaya serta membantu otot lambung dalam melarutkan makanan menjadi setengah cair, mirip dengan bubur makanan (chime). Enzim pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton, serta enzim renin berfungsi mengubah susu menjadi kasein Setelah melalui lambung, makanan akan masuk menuju usus 12 jari. d. Usus Halus Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus halus, makanan dicerna dengan bantuan enzim dari hati, kantong empedu, dan pankreas. Hati berfungsi mematikan racun yang masuk bersama makanan. Empedu berfungsi mencerna lemak dalam usus, sedangkan pankreas menghasilkan enzim amilase, lipase, dan tripsin yang dapat berfungsi mempercepat hancurnya makanan. Usus halus sendiri berfungsi menyerap sari-sari makanan yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Sisa penyerapan yakni limbah, disalurkan menuju usus besar. e. Usus Besar Usus besar berfungsi mengatur kadar air dalam feses atau sisa makanan, melepas garam-garam yang berlebihan di dalam darah, dan menyimpan sementara sisa makanan sebelum dikeluarkan melalui dubur atau anus. f. Anus Adalah tempat untuk keluarnya sisa-sisa makanan 226

249 Gangguan Pencernaan Manusia Gangguan pencernaan dapat disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat, misalnya makan tidak teratur atau makan sembarangan. Gangguan pencernaan juga dapat disebabkan karena tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Di bawah ini beberapa gangguan/penyakit yang menyerang alat pencernaan manusia. a. Diare atau mencret b. Mag c. Radang Usus Buntu/Apendisitis d. Sembelit 2. Memelihara Alat Pencernaan Proses pencernaan akan berjalan dengan baik jika kondisi seluruh alat pencernaan dalam keadaan sehat. Menjaga kesehatan alat pencernaan bergantung pada kebersihan makanan dan kebiasaan (pola) makan yang sehat. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mempertahankan kesehatan pencernaan. a. Mencuci tangan tangan sebelum makan, b. Biasakan makan secara teratur. Perhatikanlah waktu makan setiap hari. c. Biasakan makan dengan komposisi makanan yang bergizi dan seimbang. d. Makanan yang sehat dimasak dan disajikan dengan cara yang benar dan menggunakan alat-alat yang bersih. e. Jagalah juga kebersihan tubuh dan lingkunganmu. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. f. Periksa segera jika tubuhmu terasa sakit. Minumlah obat sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 227

250 Sistem Pencernaan Hewan Sistem Pencernaan Pada Ikan Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Sistem Pencernaan Pada Amfibi Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi: 1. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, 2. esofagus; berupa saluran pendek, 3. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus 4. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. 5. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. 228

251 Sistem Pencernaan Pada Burung Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buahbuahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas: 1. paruh: merupakan modifikasi dari gigi, 2. rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk, 3. faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat, 4. lambung terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai hen s teeth. 5. intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu. 229

252 Sistem Pernafasan Manusia Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas. Jalannya Udara Pernapasan 1. Udara masuk melalui lubang hidung 2. melewati nasofaring 3. melewati oralfarink 4. melewati glotis 5. masuk ke trakea 5. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus 6. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus 7. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus Nasal (Hidung) Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapas. Faring Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan. Laring (pangkal tenggorokkan) merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas 230

253 tulang rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru Trakea (tenggorokan) Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. Bronchus (cabang tenggorokkan) Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah. Pulmo (alveolus) Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. 231

254 Sistem Pernafasan Hewan Alat pernafasan Ikan Ikan bernafas menggunakan Insang. Insang terletak pada bagian kepala ikan. Insang terdiri dari lembar-lembar insang dan lengkeung. Lembaran insang berwarna merah karena mengandung pembuluh darah. Pada lembaran insang terjadi pertukaran udara. Lengkung insang berwarna putih berfungsi sebagai tempat melekatnya lembaran insang. Proses pernafasan pada ikan Ikan bernafas dengan cara membuka dan menutup insang. Air yang masuk melalui mulut akan dikeluarkan melalui insang. Pada saat air melewati lembaran insang, terjadi pertukaran gas. Air yang banyak mengandung oksigen, akan masuk melewati insang. Pada saat yang sama, karbondioksida akan keluar melalui pembuluh darah lembaran insang. Pembuluh darah pun akan mengikat oksigen yang berasal dari air. Alat pernafasan pada Katak Alat pernafasan katak adalah paru-paru dan kulit. Tapi itu untuk katak dewasa. Waktu masih menjadi kecebong dan hidup didalam air, katak bernafas menggunakan insang. Alat pernafasan pada Burung Burung bernafas menggunakan paru-paru. Selain itu burung juga memiliki kantong-kantong udara berdinding tipis, dan kantong-kantong udara tersebut terhubung dengan paru-parunya. Ketika kantong udara tersebut digembungkan maka tubuh burung akan sangat ringan. Kantong udara tersebut juga digunakan oleh burung untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. 232

255 Lampiran 43. Gambar Media Video Pembelajaran 233

256 Lampiran 44. Gambar Penelitian Gambar Penelitian Kelas Eksperimen Gambar 1. Penyampaian Materi Menggunakan Media Video Pembelajaran Gambar 2. Siswa Berdiskusi Kelompok Mengerjakan LKS 234

257 Gambar 3. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu Gambar Penelitian Kelas Kontrol Gambar 4. Penyampaian Materi Menggunakan Gambar 235

258 Gambar 5. Siswa Berdiskusi Kelompok Mengerjakan LKS Gambar 6. Siswa Mengerjakan Soal Tes Individu 236

259 Lampiran 45. Contoh Hasil Tes Siswa dan Lembar Observasi Pre-test Kelas Eksperimen 237

260 238

261 239

262 240

263 Pre-test Kelas Kontrol 241

264 242

265 243

266 244

267 Post-test Kelas Eksperimen 245

268 246

269 247

270 248

271 Post-test Kelas Kontrol 249

272 250

273 251

274 252

275 Contoh Lembar Observasi Keterampilan Proses IPA 253

276 254

277 255

278 256

279 257

280 258

281 Lampiran 46. Surat Penelitian 259

282 260

283 261

284 262

285 263

PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PENGARUH MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD NEGERI REJOWINANGUN 1 YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pendidikan Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari guru sebagai sumber pesan kepada siswa yang menerima pesan.

Lebih terperinci

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGOTO BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGOTO BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGOTO BANTUL YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Evi Nur Eka Purnamasari NIM

SKRIPSI. Oleh Evi Nur Eka Purnamasari NIM PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMANSARI DAN SD NEGERI 2 KARANGGUDE, KARANGLEWAS, BANYUMAS SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu 93 BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu adanya analisis hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang dihasilkan tersebut dapat dilakukan interprestasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGEBUNG BERAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM

SKRIPSI. Oleh Fitri Utami NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI PANEMBAHAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA IPA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA SISWA KELAS V SD N 4 WATES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS III DI SDN 02 SETAIL GENTENG BANYUWANGI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS III DI SDN 02 SETAIL GENTENG BANYUWANGI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA KEPERLUAN SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS III DI SDN 02 SETAIL GENTENG BANYUWANGI SKRIPSI Oleh : RIZKI RAHMAWATI NIM 100210204062 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENERAPAN MODEL KOLABORATIF DENGAN METODE POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DI KELAS V SD N 2 SOKARAJA TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA

PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAKAM REMBANG PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD PALIYAN II GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Ferlianus Telaumbanua Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI LOCONDONG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Elvira Rohmawati NIM

SKRIPSI. Oleh Elvira Rohmawati NIM PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KECEME 1 KECAMATAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian pada SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan

Lebih terperinci

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung

Verbal Simbol visual Visual Radio Film Tv Wisata Demonstrasi partisipasi Observasi Pengalaman langsung A. Pengertian Media Hand Out TEP-PLB MEDIA PENDIDIKAN (Ishartiwi-UNY) 1. Kata media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. 2. AECT (1977): Membatasi media sebagai segala

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF TIPE PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 BANTERAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

VIDEO SEBAGAI SUPLEMEN MEDIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

VIDEO SEBAGAI SUPLEMEN MEDIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 40 VIDEO SEBAGAI SUPLEMEN MEDIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Firdaus Dyah Utami (Pascasarjana Universitas Negeri Malang) Email: firdaus_dyah@yahoo.com Nuriman (Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP SIKAP RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI 3 TIPARKIDUL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

02. Konsep Dasar Media

02. Konsep Dasar Media 02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SDN AMBULU 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: Tyas April Lia NIM 080210204044 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN

PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN PENGARUH PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN KALKULATOR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 PURBALINGGA WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH DISIPLIN MENYELESAIKAN TUGAS DAN RASA INGIN TAHU SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI 2 SOKANEGARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD)

PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) PENGARUH PEMBERIAN HADIAH (REWARD) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA MENJAWAB PERTANYAAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 NGRANDAH KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN BANJARANYAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakulltas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tamansari dan SD Negeri 2 Karanggude di Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas.

Lebih terperinci

: GADING MEGA MAWARTI NIM: A

: GADING MEGA MAWARTI NIM: A PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terbukti dengan adanya pembangunan pada sektor pendidikan seperti munculnya sekolah-sekolah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Siwi Utaminingtyas NIM

SKRIPSI. Oleh Siwi Utaminingtyas NIM PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI PANJATAN, PANJATAN, KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL (CD INTERAKTIF) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N CABAK KECAMATAN JIKEN KABUPATEN BLORA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP

KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP KEEFEKTIFAN METODE FIELD TRIP DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD N PENGASIH I DAN SD N SENDANGSARI PENGASIH KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha** UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM

SKRIPSI. Oleh Abdul Rohman MS NIM HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI GUGUS V KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Widia Astutiningsih NIM

SKRIPSI. Oleh Widia Astutiningsih NIM PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 NGULAKAN KARANGSARI PENGASIH KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD DENGAN MENGGUNAKAN TES PILIHAN GANDA DAN TES JAWABAN SINGKAT DI SD NEGERI SAMIRONO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD NEGERI AJIBARANG WETAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap Minat Belajar Hasil analisis data yang dilakukan dengan uji t menyatakan bahwa Ha diterima Ho ditolak,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (2008: 414)

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ADOBE FLASH TEMA KERAJINAN TANGAN TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 3 SD NEGERI 3 PAGERAJI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING-PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DI SD GUGUS HASANUDIN SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP KEJUJURAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR BUMI DI KELAS V SD N 1 BANTERAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI KLEGUNG 1 TEMPEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI PENGARUH POSITIVE REINFORCEMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE SUBTEMA KETAMPAKAN RUPA BUMI TERHADAP PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS III DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Endriyani Esti Fatimah NIM:

SKRIPSI. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Endriyani Esti Fatimah NIM: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SALAMAN 1 KABUPATEN MAGELANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PENDEM 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PENDEM 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA MACROMEDIA FLASH PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN PENDEM 01 KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU SKRIPSI Oleh : MUCH. ARISNA PUTRA 09390049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING GUNA PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA

PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA PENGARUH HASIL PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD N SE- GUGUS KEMANGKON KECAMATAN KEMANGKON PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) 2.1.1.1 Pengertian IPA Sains berasal dari kata "science" yang berarti ilmu. sains adalah ilmu yang mempelajari lingkungan alam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI SDN WLAHAR WETAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 KLATEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN SMALL-GROUP WORK DAN MEDIA FLANNELGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD AL-FIRDAUS SURAKARTA TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI SERANG KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PECAHAN DI KELAS IV SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN STRATEGI TANDUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI 300 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI Trio Wahyudin 1, Dedi Supriawan 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Makalah ini disampaikan dihadapan peserta pelatihan Media Pembelajaran kerjasama antara Dinkes DIY dengan FIP UNY O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk. Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir 101 BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Metode Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akidah Akhlak Siswa MAN Kunir Wonodadi Blitar Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

Lebih terperinci