BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik delphi, dimana metode ini akan mengumpulkan opini dari berbagai (sebagai nara sumber) untuk memprediksi sebuah isu spesifik atau pristiwa yang akan terjadi di masa depan, menururt Harold A. Linstone, (1975), sebagai metode peramalan interaktif yang bergantung pada sejumlah expert. Dengan metode ini penulis berharap bisa mendapatkan informasi data dan hasil analisis yang mendalam tentang gambaran masa depan desentralisasi pemerintahan daerah di Timor Leste. Teknik Delphi telah digambarkan sebagai sebuah metode untuk penataan proses komunikasi kelompok agar dalam proses ini efektif yang memungkinkan sekelompok individu, secara keseluruhan, untuk menangani masalah yang kompleks. Teknik Delphi adalah salah satu dari beberapa metode peramalan/perkiraan. Dalam proses pengumpulan data mengunakan teknik delphi tahap pertama yang akan dilakukan oleh peneliti adalah mengembangkan pertanyaan Delphi, sebelumnya pertanyaan tersebut akan diuji untuk mengukur pemahaman informan terhadap pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya peneliti memilih informan dan menghubungi informan yang memiliki pengaruh atau berkepentingan dalam implementasi desentralisasi di Timor Leste, dalam penelitian ini yang terlibat dikategorikan dalam kelompok Akademisi, Birokrat, Lembaga Non Pemerintah LSM, dan pebisnis (mewakili sektor swasta). Jumlah nara sumber diidentifikasi berdasarkan situasi di lapangan, meski demikian jumlah informan (sebagai narasumber) yang ideal untuk metodologi delphi secara keseluruhan berkisar

2 Penentuan isu Identifikasi pakar atau Menyusun Kuesioner Membagikan Kuesioner atau membagikan Kuesioner kepada kelompok ahli Iterasi I, II, III dst dengan Kuesioner dan wawancara Hasil yang diinginkan Menentukan isu apa yang harus dikomentari para pakar Menyeleksi akar/ melalui mapping. Pelaku yang mempunyai kepakaran terhadap isu: well known, aducated, dan berada dalam jangkauan studi secara geografis serta emiliki peran atauberhubungan dengan isu tersangkut. Merumuskanqu estionnaire, pertama diawalidengan menentukan variabelvariabel terketahui. Memberikan pemahaman konteksstudi kepada sehingga pertanyaan harus mudah dimengerti oleh sebaiknya diadakan pre test terlebih dahulu Questionaire disebarkan dan diberikan waktu untuk menjawab pada tempat dan waktu yang berbeda. Analisis hasil putaran pertama dengan mengumpulkan dan memverifikasi hasil pendapat menguji pengejaan (mengenai ambiguitas kejanggalan dsb) menginterogasi kecendrungan pendapat pakar. Berdasarkan questionaire I, di eleminasi pertanyaan yang tdk diperlukan lagi utk putaran ke dua Iterasi selanjutnya menyusun pertanyaanpertanyaan untuk questioner II dst. Dalam pelaksanaan iterasi, peneliti mengkomunikasika n analisis putaran sebelumnya kepada /pakar. Iterasi dapat dilakukan jika tidak mencapai konsensus. Melakukan Olah hasil Gambar 3.1. Teknik Delphi.Welding (2013) Master of Project Management (MPM) 32

3 Proses pengambilan data dalam metode penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : Kuesioner pertama, dalam metode Delphi para nara sumber diijinkan untuk menulis jawaban tentang; pandangan atau harapan para pakar kedepannya tentang desentralisasi, apa yang menjadi tantangan dan bagaimana mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi. selanjutnya masingmasing nara sumber diberi waktu untuk melengkapi kuesioner dan selanjutnya dikoleksi oleh peneliti setelah mendapat respon dari masing-masing nara sumber. Tahap ke dua; Kuesioner ke dua di susun berdasarkan hasil kuesioner pertama yang telah dilengkapi oleh para pakar, dimana hasil tersebut telah di analisa dan dirumuskan berdasarkan variabel yang muncul dan selanjutnya dikirim kembali ke masing-masing nara sumber untuk ditinjau ulang, mengkritik, mendukung atau menentang. Tahap ke tiga; Kuesioner ke tiga di susun berdasarkan hasil kuesioner ke dua (diaulang) yang telah dilengkapi oleh para pakar, dimana hasil tersebut telah di analisa dan dirumuskan berdasarkan variabel yang muncul dan selanjutnya dikirim kembali ke masing-masing nara sumber untuk ditinjau ulang, mengkritik, mendukung atau menentang. Proses ini kembali diulang sampai para narasumber mencapai kesepakatan untuk menentukan satu kesepakatan bersama atas apa yang menjadi bayangan para nara sumber kedepannya, masalah atau tantangan yang akan dihadapi dan alternatif solusi atau antisipasi yang perlu dilakukan atas masalah yang telah diidentifikasi. Tujuan sebenarnya dari studi Delphi adalah untuk menghasilkan konsensus atas issu-issu penting (Kuesioner 1). Kuesioner 2 berisikan klarifikasi dari pernyataan-pernyataan yang teridentifikasi pada kuesioner 1 dan mengetahui urutan (bobot) dari masing-masing pernyataan. Mengapa Timor Leste? Alasan pemilihan lokasi penelitian di Timor Leste, didorong oleh beberapa pertimbangan peneliti. Pertama, peneliti tertarik mengkaji tentang persepsi para aktor pada masa pra-kondisi penyelenggaraan di Timor Leste karena latarbelakang peneliti sebagai warga 33

4 negara Timor Leste yang ingin memberikan kontribusi terhadap pembangunan Timor Leste melalui kajian ilmiah. Sejauh ini, peneliti telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang berkaitan dengan masalah pembangunan di Timor Leste, salah satu bentuk kegiatan tersebut ialah keterlibatan peneliti sebagai pendiri oganisasi kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial sebagai dampak dari pembangunan. Motivasi selanjutnya ialah ketertarikan penulis terhadap isu pembangunan di Timor Leste, dimana pemerintah Timor Leste sedang gencarnya melakukan persiapan desentralisasi pada masa pra kondisi yang mana dalam proses tersebut banyak mendapat kritikan dari berbagai kelompok masyarakat karena dianggap berpotensi gagal dalam implementasinya karena banyak isu yang dipercaya sangat kompleks dan dinamis. Oleh karenanya untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan-permasalahan seputar isu desentralisasi dalam implementasinya di masa mendatang dan upaya mengantisipasi permasalahaan yang timbul dari penyelenggaraan desentralisasi. Persiapan Menuju Lokasi Penelitian Sebelum melakukan penelitian lapangan, Peneliti melakukan beberapa tahapan persiapan sebagai bagian dari proses pelaksanaan Penelitian, persiapan tersebut meliputi; mempersiapkan kuesioner penelitian, peralatan penelitian, identifikasi jumlah potensial informan yang berkepentingan dengan isu di Timor Leste yang akan ditemui oleh peneliti berdasarkan kelompoknya masing-masing termasuk alamat yang bisa dihubungi, Jadwal penelitian dan mempersiapkan surat penelitian untuk instansi pemerintah dan lembaga non pemerintah. Pengalaman Mengakses dan Mengambil Data Tepatnya Pada bulan Juli 2015 akhirnya proses penelitian dimulai di Dili ibukota negara Timor Leste, mengingat sulitnya 34

5 menemui sejumlah dan sulitnya komunikasi untuk mencapai konsensus bersama maka penelitian ini secara keseluruhan baru selesai pada bulan Desember 2015, secara keseluruhan penelitian ini memakan waktu hampir 6 (enam) bulan, waktu yang cukup lama dan melelahkan. Penelitian diawali dengan dari kelompok Lembaga Swadaya masyarakat (LSM), sebanyak 8 (delapan) LSM yang terlibat satu diantaranya adalah LSM international. Pada mulanya peneliti membuat apointment melalui telepon dan selanjutnya berdasarkan hasil apointmentpeneliti langsung mendatangi masingmasing LSM yaitu The Asia Foundation (AF), Rede feto (RF), Forum ONG Timor Leste (Fongtil), Luta Hamutuk (LUH), Lao Hamutuk (LAH), Mata Dalan ba Institutu (MDI) dan Haburas (HB), tujuan dari kunjungan pertama adalah untuk memberi informasi detail terkait seluruh proses penelitian sambil membagikan kuesioner untuk diisi termasuk panduan untuk Focus Group Discussion (FGD) kedepannya, kebetulan peneliti juga memiliki latar belakang LSM sehingga cukup dikenal oleh sebagian orang di jejaring LSM Timor Leste maka tidak sulit bagi peneliti untuk ketemu dengan kelempok tersebut. Agar para tidak lupa dengan tanggal pelaksanaan FGD, menjelang satu minggu kemudian peneliti kembali menghubungi melalui telepon dan untuk meyakinkan dapat hadir dalam diskusi, dari hasil crosscheck tersebut memperoleh hasil bahwa sebagian besar bersedia hadir dalam diskusi tersebut. selanjutnya menjelang satu minggu sebelum FGD, peneliti kembali menghubungi untuk melsmleksi kembali hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada untuk dirangkum dan di jadikan bahan diskusi pada pertemuan FGD. Sebagian besar kuesioner berhasil di kumpulkan oleh peneliti dangan cara melalui dan langsung mengambilnya di tempat masingmasing. Harus diakui bahwa mengumpulkan hasil kuesioner cukup memakan waktu karena sebagian lupa mengisi dan sebagian lagi susah dihubungi karena tugas di luar kota, namun pada 35

6 akhirnya semua kuesioner dikumpulkan sebelum tanggal pelaksanaan FGD. Selanjutnya pada tanggal 15 Juli 2015 sesuai rencana dan kesepakatan peneliti dan sebelumnya, akhirnya FGD berhasil dilaksanakan di Hotel Vilaverde, yang hadir pada saat itu sebanyak 7 (tujuh) orang yaitu 70% dari total 10 (sepuluh) orang yang seharusnya datang, selanjutnya bagi LSM yang tidak hadir hanya mengisi Kuesioner. FGD berlangsung pukul sore sekitar 5 jam, isu yang diangkat adalah isu yang telah dirangkumkan dari hasil pengisian kuesioner. diskusi berjalan cukup bagus sangat demokratis dan semua berpatisipasi aktif dan mencapai konsensus bersama. Hasil diskusi kemudian dirangkumkan dan dibagi kembali kepada masing-masing LSM untuk memberi tanggapan dan koreksi termasuk kepada yang tidak hadir, dari hasil diskusi yang dibagikan sebagian besar LSM setuju dan tidak ada tanggapan apapun dari seluruh termasuk mereka yang tidak hadir dalam diskusi tersebut. Setelah mengumpulkan data dari LSM, peneliti kembali mempersiapkan FGD untuk kelompok akademi, birokrat dan swasta. Melalui proses pendekatan dan konsultasi yang cukup panjang di lapangan dengan kelompok tersebut ternyata peneliti tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan kelompok satupun dalam menentukan waktu untuk melakukan FGD karena terkendala dengan kesibukan masing-masing, oleh karenanya peneliti kembali ke kampus UKSW untuk melakukan diskusi guna memperoleh pencerahan lebih lanjut tentang metode atau pendekatan lainnya. Sehingga, pada bulan Agustus 2015 peneliti kembali menemui dosen Bapak Marten L. Ndoen, SE., MA., Ph.D. dari hasil diskusi dosen menyarankan untuk mengunakan pendekatan wawancara(interview), selanjutnya hasil interview masing-masing kelompok dirangkum kemudian pada tahap ke dua hasil rangkuman dibagikan kepada masing-masing kelompok untuk dikomentari dan proses ini diulang hingga mencapai kosensus bersama. 36

7 Maka Pada bulan September Peneliti kembali ke lapangan (Dili, Timor Leste) untuk melanjutkan penelitian dengan pendekatan interview, kali ini peneliti melakukan penelitian secara serentak tampa mendahulukan salahsatu kelompok. Mula-mula Peneliti membuat apointment melalui telepon dan , dari hasil komunikasi sebagain besar yang terhubung memberi jawaban yang positif sebagian tidak terhubung hanya dikirim . Sebagian peneliti yang susah dihubungi, peneliti langsung mengunjungi lokasi kerja mereka tanpa membuat apointmen terlebih dahulu. Proses ini berlangsung 2 (dua) minggu dan pada akhirnya semua dapat dibagikan kuesioneryang telah dirancang. Pada tahap selanjutnya peneliti kembali menemui untuk mengumpulkankuesioner yang telah dibagikan dari masingmasing kelompok. Namun masih terdapat beberapa kendala diataranya informan lupa mengisi setelah menjelang satu minggu terutama dari kelompok birokrat, sementara untuk kelompok swasta dan akademik proses pengumpulan data tidak menghadapi kendala yang berarti. Tahap selanjutnya dari hasil kuesioner yang telah dikumpulkan dianalisa oleh peneliti dan mengelompokannya kemudian merangkum dalam bentuk matrik berdasarkan masalah yang diangkat beserta solusinya, selanjutnya dibagikan lagi kepada untuk memberi penilaian dan tanggapan berdasarkan prioritas yang mereka rasa penting. Pada tahap ini cukup memberi nilai atau memberi tanggapan apabila isu yang mereka angkat luput dari hasil rangkuman dalam kuesioner tersebut dan menyampaikan keberatan dengan beberapa argumen yang dirasa penting untuk dimasukan dalam kuesioner tahap tersebut. Bagian yang tersulit dalam tahap ini adalah peneliti harus kembali menemui untuk menjelaskan proses melengkapi kuesioner. dari hasil tahap ke dua, sebagian paham dan melengkapi kuesioner dengan baik meskipun yang lainnya kurang paham sehingga harus mengisi kuesioner ulang. Selain itu, kendala lainnya adalah butuh waktu untuk mengumpulkankuesioner. 37

8 Validasi data Tahap ke terakhir dari proses pegambilan data ialah proses validasi data. Teknik validasi dilakukan dengan cara mengirimkan kembali hasil rangkuman penelitian kepada masing-masing kelompok informan untuk mendapat masukan atau tanggapan atas hasil rangkuman tersebut, apabila masih ada masukan berupa opini tambahan maka peneliti akan menambahkan opini tersebut. Proses ini terus berlanjut hingga setiap kelompok menyetujui dan menyepakati isu-isu yang diajukan. Apabila tidak terdapat komentar atau opini dari informan, dan semua informan telah setuju dengan isu-isu yang diajukan peneliti, maka dapat dilanjutkan dengan proses pemberian nilai berdasarkan prioritas menuru persepsi informan. Upaya menjamin kredibilitas data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi dengan mencocokan fakta lapangan melalui observasi dan wawancara, mengamati aktivitas sesuai dengan latarbelakang informan yang terlibat langsung sebagai aktor yang berperan penting dalam proses penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste, serta opini atau gagasan aktor yang mempengaruhi kebijakan desentralisasi. Hasil konsensus Penelitian ini dilakukan berdasarkan Masingmasing Kelompok mengingat para aktor dari masing-masing kelompok (terkecialia LSM) sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk FGD maka konsensus diambil berdasarkan rangkuman hasil kuesioner yang dibagikan melalui beberapa tahap iterasi 1 hinga mencapai konsensus bersama. Kunci Penelitian ini melibatkan para aktor dari birokrat, akademisi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan. Pemilihan informan kunci dalam penelitian ini didasarkan pada kepentingan lembaga terhadap isu-isu penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Berikut ini 1 iterasi adalah Tahapan-tahapan yang dilaksanakan dengan teknik secara berulangulang sampai didapatkan hasil yang diinginkan. 38

9 adalah identitas informan berdasarkan setiap sektor yang telah disebutkan sebelumnya. No Kategori dan nama I. Pemerintah 1 Prof. Dr. Faustino Cardoso Gomes, B.A, Msi Tabel 3.2 Kunci Lembaga atau Institusi Jabatan Kementrian Administrasi Negara Presiden komisi Pegawai Negeri Sipil 2 Sr. Nuno Reis Kementrian Negara Staff Hukum 3 Sr. Francisco Da Sekretaris Negara Sekertaris negara CostaSoares untuk Penguatan Kelembagaan 4 Sr. Abilio Jose Caitano, MM Kementrian Administrasi Negara CEO administrasi 5 Jacinto Paijo L.A.P, M, Ec.Dev 6 Aderito Manuel Alves Guteres Kementrian perdagangangan Industri Kementrian Administrasi Negara II. Akademisi 7 Sr. Joao Cancio Freitas Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) 8 Camilo Ximenes Almeida, M.CP Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) 9 Lukus Medis Sarmento Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) 10 DomiLSMs Henrique, MA Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) 11 Eurico Celestinho Dos Reis Dekan UNTL Direct Executive pusat Logistics National dan hubungan desentralisasi Deputi Perencanaan Nasional Pembangunan Desa Desen dan Ex mentri Pendidikan dan Kebudayaan Timor Leste Dosen Fisipol (focal dalam isu Dosen Fisipol (focal dalam isu Dosen Fisipol (focal dalam isu Fakultas Ilmu Sisial 39

10 No Kategori dan nama 12 Jaime Maia, Lic.CSH,M. AP 40 Lembaga atau Institusi Universitas Da Paz (UNPAZ) 13 Benezato Ribeiro Universitas Da Paz (UNPAZ) 14 Amélia C. de Araújo Andrade, L.CG., M.AP Universitas Da Paz (UNPAZ) Jabatan Dosen Unpaz dan Inspectur auditoria Kementrian kehakiman (focal dalam isu Dosen Fisipol (focal dalam isu Dosen Fisipol (focal dalam isu III. Pengusaha dan Econom 15 Dr.Adolnando Amaral,Lic.Eco,MM UNPAZ Dosen, Econom dan sector Swasta 16 Prof. Lucas Analis Econom dan Rektor UNPAZ dan Rector di UNPAZ swasta 17 Estevao Da Costa Belo, SE. MM - Econom 18 Oscar Lima Kamar Dagang Timor Presiden Kamar Leste Dagang TL 19 Dr.Rui Gomes Kantor presiden Econom Expert Repoblic RDTL (chefe Caza Sivil) 20 Fernando Baptista Anuno. M.SC UNTL Econom dan Dekan Fakultas Ekonomi IV. Organisasi Kemasyrakatan/LSM 21 Hugo Fernandes The Asia Foundation Director For Public Policy and institucional estrangtening 22 Saturnino Amaral The Asia Foundation Coordinator for Local Goverment program 23 Dinora Rede Feto/Woman Executive Director Network 24 Arsenio Non Goverment Executive Director organization Forum/Fongtil 25 Jenilton Neves Asociasaun Mane Executive Director

11 No Kategori dan nama Lembaga atau Institusi Kontra Violensia Jabatan 26 Adilson Da Costa Junior Lao Hamutuk (LAH) Researcher /peneneliti 27 Estefanus Koli Mata dalan ba Cordenator Executivu Institutu 28 Ato Costa Haburas Program Manager Peran yang terlibat dalam penelitian ini memiliki peran dan kepentingannya masing-masing terkait penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste yaitu; keterlibatan langsung informan dalam merancang dan melaksanakan program-program desentralisasi, keterlibatan informan dalam merumuskan kebijakanterkait pelaksanaan desentralisasi, peran informan dalam mengadvokasikan masalah desentralisasi, partisipasi dalam berbagai forum diskusi sebagai nara sumber dan pengamat isu desentralisasi, kepentingan ekonomi, keterlibatan informan dalam isu social dan budaya isu pemerintahan yang bersih (good Governance), demokrasi dan kepentingan politik di Timor Leste. 41

BAB V PERSEPSI PARA AKTOR TENTANG ANTISIPASI DAMPAK PENYELENGGARAANDESENTRALISASI ADMINISTRATIF DAN PEMERINTAHAN DAERAH DI TIMOR LESTE

BAB V PERSEPSI PARA AKTOR TENTANG ANTISIPASI DAMPAK PENYELENGGARAANDESENTRALISASI ADMINISTRATIF DAN PEMERINTAHAN DAERAH DI TIMOR LESTE BAB V PERSEPSI PARA AKTOR TENTANG ANTISIPASI DAMPAK PENYELENGGARAANDESENTRALISASI ADMINISTRATIF DAN PEMERINTAHAN DAERAH DI TIMOR LESTE Pengantar Gagasan dalam pemikiran para aktor yang berkepentingan dalam

Lebih terperinci

(Studi Kasus Pra Kondisi Desentralisasi di Timor Leste)

(Studi Kasus Pra Kondisi Desentralisasi di Timor Leste) MENGANTISIPASI DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH (Studi Kasus Pra Kondisi Desentralisasi di Timor Leste) Oleh : Aguia Belo Ximenes NPM: 092014901 Satya Wacana University Press 2016 i MENGANTISIPASI DESENTRALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Desentralisasi telah menjadi sebuah kebijakan yang dianggap ideal dan strategis yang dipercaya dapat membuat perubahan dalam pembangunan menuju kesuksesan di beberapa negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kualitas perpustakaan SDN Turitempel merupakan penelitian deskriptif dengan meggunakan pendekatan kualitatif, yang

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia.

LEMBAR INFORMASI. Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. LEMBAR INFORMASI JUDUL PENELITIAN Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan yang dilakukan OMS HIV di Indonesia. UNDANGAN KETERLIBATAN Anda diajak untuk terlibat dalam penelitian Pemanfaatan Media

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE. Kiki Tjahjo Kusprabowo 1

KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE. Kiki Tjahjo Kusprabowo 1 KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE Kiki Tjahjo Kusprabowo 1 Saya dan Rakyat Timor Leste mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan kepada Presiden Republik Indonesia Susilo

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN FORMULASI, IMPLEMENTASI, EVALUASI KINERJA DAN REVISI KEBIJAKAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 9 Tahun 2017 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh BAN-PT AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH BUKU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN FORMULASI, IMPLEMENTASI, EVALUASI KINERJA DAN REVISI KEBIJAKAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

KONSTITUSI. Yayasan Mahein. Pembukaan

KONSTITUSI. Yayasan Mahein. Pembukaan KONSTITUSI Yayasan Mahein Pembukaan PENGANTAR UMUM Yayasan Mahein (YM)untuk mengisi celah dari golongan para masyarakat Timor-Leste dengan menyediakan waktu yang cukup untuk memantau dan menyiarkan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pada persoalan dan tujuan penelitian, Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan kualititatif yang didasarkan pada persoalan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya.

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH, KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN RAYA DI SUB-DISTRIK LAGA

PERAN PEMERINTAH, KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN RAYA DI SUB-DISTRIK LAGA PERAN PEMERINTAH, KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN JALAN RAYA DI SUB-DISTRIK LAGA ( Studi Deskriptif tentang Infrastruktur Jalan Raya di Sub Distrik Laga) TESIS Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

Pengantar. Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt

Pengantar. Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt Pengantar Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt Pendekatan yang Digunakan The Most Significant Change (MSC) merupakan salah satu cara melakukan monitoring dan evaluasi secara partisipatif dalam melihat

Lebih terperinci

KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DALAM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG BERDASARKAN KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE

KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DALAM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG BERDASARKAN KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DALAM PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG BERDASARKAN KONSTITUSI REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE USULAN PENELITIAN DISERTASI OLEH LOURENCO DE DEUS MAU LULO PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK CÂMARA DO COMÉRCIO E INDÚSTRIA DE TIMOR LESTE (CCI-TL)

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK CÂMARA DO COMÉRCIO E INDÚSTRIA DE TIMOR LESTE (CCI-TL) LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK CÂMARA DO COMÉRCIO E INDÚSTRIA DE TIMOR LESTE (CCI-TL) Mengetahui/Menyetujui Mengetahui Director Executivu CCI-TL João de Jesus Costa Baptista i LEMBAR PERSETUJUAN

Lebih terperinci

SOCIAL FORECASTING. Agus Dharma

SOCIAL FORECASTING. Agus Dharma SOCIAL FORECASTING Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/ staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh

Lebih terperinci

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan politik demokratik berjalan semenjak reformasi tahun 1998. Perkembangan tersebut dapat dilihat melalui sejumlah agenda; penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berkisar pada formulasi kebijakan Border Pass di perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia yang akan dianalisis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kegiatan CSR yang baik dan sukses dilapangan dimulai dari manajemen CSR yang baik dapat tercermin melalui manajemen relasi yang memadai dan efektif pada setiap

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Patrick Walsh Austral Policy Forum 09-17B 27 Augustus 2009 Ringkasan: Patrick Walsh, Penasehat Senior untuk Sekretariat Teknik Paska-CAVR,

Lebih terperinci

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan C1 Penentuan Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan Dwi Putri Heritasari dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan Wilayah dan Kota,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan, dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian pengetahuan/persepsi masyarakat, berisi mengenai pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu institusi perguruan tinggi (swasta) di Timot-Leste, institusi ini didirikan di Dili pada tanggal 10 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pengantar Peneliti memilih topik mengenai partisipasi publik dalam proses penyusunan peraturan perundang-undangan tidak terlepas dari latar belakang keterlibatan peneliti.

Lebih terperinci

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri

Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Study On Community-Organized Social Activities In PNPM Mandiri Tim Peneliti Sunyoto Usman (Sosiologi) Purwanto (Sosiologi) Derajad S. Widhyharto (Sosiologi) Hempri Suyatna (Sosiatri) Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan salah satu kebijakan pengembangan wilayah yang mencoba merubah sistem sentralistik menjadi desentralistik. Melalui kebijakan ini, diharapkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Di era otonomi daerah, salah satu prasyarat penting yang harus dimiliki dan disiapkan setiap daerah adalah perencanaan pembangunan. Per definisi, perencanaan sesungguhnya adalah

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian mengenai kompetensi guru SD Negeri Gugus Kendalisada Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA JAKARTA, 16 MARET 2016

KONSULTASI PUBLIK NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA JAKARTA, 16 MARET 2016 KONSULTASI PUBLIK NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA JAKARTA, 16 MARET 2016 OUTLINE Konsultasi publik dalam peraturan perundang-undangan Pengertian,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh : PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI AKUNTAN PEMERINTAH PADA PROGRAM S-1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI

Lebih terperinci

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN

BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN BUKU 1 PETUNJUK PELAKSANAAN PERSIAPAN K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAFTAR

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN APARATUR NEGARA Jakarta, 4 Agustus 2008

KISI-KISI MATERI SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN APARATUR NEGARA Jakarta, 4 Agustus 2008 DRAFT AWAL KISI-KISI MATERI SEMINAR NASIONAL PEMBANGUNAN APARATUR NEGARA Jakarta, 4 Agustus 2008 Keynote Speech : Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara : Menuju Inisiatif Nasional Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk

Lebih terperinci

PROSES PELINGKUPAN (SCOPPING) DALAM AMDAL

PROSES PELINGKUPAN (SCOPPING) DALAM AMDAL PROSES PELINGKUPAN (SCOPPING) DALAM AMDAL Kuliah Ke-4 - September 2016 Herda Sabriyah Dara Kospa, M.IL.,M.Sc. S1 Sosek FP Unsri, Inderalaya (2007) S2 Ilmu Lingkungan Unpad, Bandung (2012) S2 MEEM University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geografis yang strategis merupakan salah satu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geografis yang strategis merupakan salah satu keuntungan bagi Kota Cirebon, terutama dari segi perhubungan dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana pembangunan merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari mekanisme penyelenggaraan pemerintahan, termasuk di dalamnya pemerintahan daerah. Rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas perhatian dan kerjasama dari berbagai pihak kami sampaikan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Atas perhatian dan kerjasama dari berbagai pihak kami sampaikan terima kasih. 0 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memeberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Petunjuk Teknis dan Pedoman Pendaftaran kegiatan Seniman Mengajar tahun

Lebih terperinci

1. Kabinet 1975 (Timor Leste)

1. Kabinet 1975 (Timor Leste) 1. Kabinet 1975 (Timor Leste) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Kabinet 1975 adalah Kabinet Pemerintahan Timor-Leste yang dibentuk pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 03 Maret 2016, bertempat di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Lebih terperinci

Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011

Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Komisi Informasi (KI) Provinsi Informasi Jawa Barat ditetapkan tanggal 19 April 2011 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 821.2/Kep.566

Lebih terperinci

Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup Daftar Riwayat Hidup Nama : Dra. Evi Novida Ginting Manik, M.SP Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 11 November 1966 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Status Perkawinan : a. Menikah b. Nama Suami:

Lebih terperinci

Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING

Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING Effective Writing Skills DR. RIZALDI PUTRA TRAINING & CONSULTING Tujuan: Meningkatkan kualitas penulisan policy brief, policy paper, telaah staff & diskusi interaktif. Materi: 1. Policy Brief (2-4 lembar/maksimum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut

Lebih terperinci

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial Rangkuman Makalah Diskusi Mengenai Keberlanjutan Sosial Maret 2016 Kota Sydney Rangkuman Sebuah kota untuk semua: semua orang berkembang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

KATA PENGANTAR. melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi KATA PENGANTAR Puji syukur terlebih dahulu peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Evaluasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat Australia Awards Paket Informasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 2 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan untuk memahami dan memperdalam makna individu atau kelompok dalam masalah sosial maupun masalah manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi penelitian, metode / desain penelitian, partisipan penelitian, instrumen pengumpulan data, prosedur penelitian, analisis data untuk lembar

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH BADAN INVESTASI DAN PROMOSI ACEH 2015 1 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 3 1.1. LATAR BELAKANG... 3 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN...

Lebih terperinci

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh Firyal Yasmin Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa NEPCon Policies 1 December 2014 2011 Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa 2 Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memaparkan dan mengatur cara NEPCon

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SE Sekda Nomor 7/SE/ i. Daftar Isi... ii. Musrenbang Kelurahan Tahun I. Pendahuluan... 17

DAFTAR ISI. SE Sekda Nomor 7/SE/ i. Daftar Isi... ii. Musrenbang Kelurahan Tahun I. Pendahuluan... 17 ii i DAFTAR ISI SE Sekda Nomor 7/SE/2016... i Daftar Isi... ii Musrenbang Kelurahan Tahun 2016... 1 I. Pendahuluan... 1 II. Mekanisme Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan... 3 Lampiran Musrenbang Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar di Distrito Dili, Timor- Leste.

Lebih terperinci

PELATIHAN Monitoring & Evaluasi Program Secara Partisipatif November 2017

PELATIHAN Monitoring & Evaluasi Program Secara Partisipatif November 2017 PELATIHAN Monitoring & Evaluasi Program Secara Partisipatif 15 17 November 2017 The most serious mistakes are not being made as a result of wrong answers. The truly dangerous thing is asking the wrong

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TENTANG KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEPALA BADAN

Lebih terperinci

UJI COBA MODEL (VALIDASI)

UJI COBA MODEL (VALIDASI) UJI COBA MODEL (VALIDASI) Yaya Jakaria PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2009 Uji Coba Model atau Produk Uji coba

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian: Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Definisi Metode pengumpulan data adalah

Lebih terperinci

Grafik 1. Area Bencana

Grafik 1. Area Bencana Untuk mendapatkan gambaran awal sejauh mana masyarakat Indonesia sadar akan isuisu lingkungan dan dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dalam jangka panjang, pada penghujung tahun 2013, WWF-Indonesia

Lebih terperinci

Centru Informasaun Independenti Ba Tasi Timor (CIITT)

Centru Informasaun Independenti Ba Tasi Timor (CIITT) Centru Informasaun Independenti Ba Tasi Timor (CIITT) Kepada: Paul McMahon, Committee Secretary Joint Standing Committee on Treaties Department of the House of Representatives, Parliament House Canberra

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENYUSUNAN KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG IRIGASI NOVEMBER, 2014 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya Executive Summary kegiatan Penyusunan Kajian

Lebih terperinci

PANDUAN RISET TEMATIK KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

PANDUAN RISET TEMATIK KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PANDUAN RISET TEMATIK KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA PEKALONGAN Jl. Sriwijaya No. 44 Pekalongan 51111 Telp./Fax.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pada dasarnya penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA ANALISIS KAJIAN

3.1 KERANGKA ANALISIS KAJIAN Metodologi kajian yang akan dilakukan sangatlah erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai dan ketersedian data dan informasi yang didapat serta beberapa pertimbangan lainnya, seprti pemenuhan tujuan

Lebih terperinci

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET A. Kegunaan Teoritis Selama melakukan pendampingan di lapangan, banyak sekali pengalaman dan tantangan yang di dapat selama pendampingan agrowisata. Selama kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

Keputusan Dewan Kehutanan Nasional. tentang Protokol Konsultasi Publik. Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012

Keputusan Dewan Kehutanan Nasional. tentang Protokol Konsultasi Publik. Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012 Keputusan Dewan Kehutanan Nasional tentang Protokol Konsultasi Publik Nomor : SKN.02/DKN-KP/2012 Mengingat a. Konsultasi Publik, selanjutnya disingkat KP, merupakan suatu langkah penting bagi pelibatan

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM

BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM - 28 - BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM A. KOORDINASI 1. Dalam melakukan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan RANHAM dibutuhkan upaya koordinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif analitis dengan didukung metode penelitian kualitatif. Alasan mengapa dipilihnya metode

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KKM

BAB IV PELAKSANAAN KKM digilib.uns.ac.id BAB IV PELAKSANAAN KKM Diawali dari menyeleksi dan mencari tahu latar belakang perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, penulis akhirnya memilih Dini Media Pro sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT Disampaikan pada: Pertemuan Akbar Pengelolaan Pengaduan Nasional Menjangkau Partisipasi Publik, Menghadirkan Negara, Membumikan Nawacita Jakarta 29 September 2015 Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Gugus Dwijawiyata di wilayah Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang. Penelitian ini dilakukan bulan September

Lebih terperinci

Penyelenggara Pemilu Harus Independen

Penyelenggara Pemilu Harus Independen Penyelenggara Pemilu Harus Independen SALAH satu hasil studi banding Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPR ke Meksiko dan Jerman ialah keinginan sejumlah anggota untuk menempatkan anggota partai sebagai

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung PETA PERSAMPAHAN BANDUNG Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung permasalahan 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Walaupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan Penelitian Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Oleh : Nurhafni Harahap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/5/M.PAN//00 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Lebih terperinci

Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan

Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

Lebih terperinci