BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR"

Transkripsi

1 BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri manufaktur adalah industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil buanagn banyak diantaranya terdiri dari bahn-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan korosif, bahan organis, bahanbahan gas, dan lain-lain bahan yang berbahaya, baik untuk para pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek industri tersebut. Kampung Tangsi merupakan kampung yang berada dekat dengan pabrik yang mengolah besi dan baja, yaitu PT G. Hal ini yang menjadikan Kampung Tangsi banyak tercemar bahan-bahan berbahaya. Dahulu Kampung Tangsi merupakan daerah pedesaan yang berupa persawahan sehingga jauh dari pencemaran baik air, udara maupun suara. Tetapi semenjak masuknya industri di Desa Sukadanau, Kampung Tangsi menjadi salah satu area yang digunakan untuk mengembangkan industri yaitu industri besi dan baja. Semula lahan di Kampung Tangsi adalah sawah sekarang berubah menjadi pabrik yang mengelola besi dan baja. Pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil buangan industri sehingga mempengaruhi sosial masyarakat dan lingkungan seperti persepsi masyarakat mengenai kondisi air, kondisi udara, tingkat kebisingan mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan, tingkat kebisingan akibat aktivitas kendaraan kontainer dan truk yang membawa hasil produksi, tingkat kecelakan yang terjadi di Kampung Tangsi, tingkat kesehatan masyarakat serta frekuensi pengobatan yang dilakukan masyarakat. 6.2 Persepsi Kualitas Air Air merupakan senyawa penting yang dibutuhkan oleh manusia, misalnya digunakan untuk minum, mandi, cuci, dan kakus. Kehadiran industri baja di Kampung Tangsi memberikan dampak buruk bagi kualitas air. Penduduk RT 04 RW 06 Kampung Tangsi sebagian besar menggunakan air sumur untuk memenuhi

2 63 kebutuhan hidup sehari-hari. Tetapi hadirnya industri baja membuat air disekitar Kampung Tangsi tercemar logam berat. Kondisi air menurut responden Kampung Tangsi sebelum adanya industri dalam persentase dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Air Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 17 lebih dari 50 persen responden baik dari kategori lapisan sosial bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas mengatakan tidak tahu. Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung Tangsi sebagian besar berasal dari luar daerah atau berstatus sebagai pendatang yang tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum hadirnya industri baja tersebut. Selanjutnya, menurut penduduk asli Kampung Tangsi mengatakan kondisi air di kampung mereka adalah jernih dan tidak bau. Seperti yang dikatakan oleh masyarakat lapisan bawah bahwa air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka adalah jernih dan tidak bau sebesar 25 persen, masyarakat lapisan menengah sebesar 31 persen, dan lapisan atas sebesar 29 persen. Dari seluruh responden sebanyak 35 orang baik masyarakat asli maupun pendatang tidak ada yang mengatakan bahwa air di kampung mereka berwarna dan bau. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi air yang ada di Kampung Tangsi sebelum adanya industri dalam keadaan baik-baik saja dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada Gambar 18 disajikan persentase persepsi masyarakat

3 64 Kampung Tangsi mengenai kondisi air setelah adanya industri berdasarkan lapisan sosial. Gambar 18. Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Air Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Keseluruhan responden yang menduduki lapisan sosial atas mengatakan bahwa air yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti mandi, cuci, kakus atau MCK kondisinya berwarna dan bau. Sedangkan masyarakat lapisan menengah sebesar 75 persen mengatakan kondisi airnya berwarna dan bau, serta sebesar 25 persen mengatakan air jernih dan tidak bau. Selanjutnya masyarakat lapisan bawah sebesar 33 persen mengatakan kondisi air di kampung mereka berwarna dan bau, serta sebesar 67 persen mengatakan kondisi airnya jernih dan tidak bau. Masyarakat yang mengatakan bahwa kondisi air di Kampung Tangsi setelah adanya industri jernih dan tidak bau disebabkan oleh tingkat pendidikan mereka yang rendah. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat mengenai kondisi air yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup, khususnya untuk minum. Meskipun begitu masyarakat tetap menggunakan air tersebut baik masyarakat lapisan bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas.

4 65 Industri baja yang ada di Kampung Tangsi, sebenarnya memberikan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat. Seperti air yang ada di kampung tersebut berbau logam berat dan berwarna keruh. Kondisi air tersebut penggunaan air seharusnya dikurangi apalagi untuk dikonsumsi karena akan menggangu kesehatan tubuh manusia, tetapi masyarakat RT 04 RW 06 Kampung Tangsi sudah terbiasa menggunakan air tersebut untuk kebutuhan hidup. air disini memang buruk, itu karrna pengaruh dari pabrik. Sebenarnya bahaya sekali kalau kita minum, tapi mau bagaimana lagi. kita tidak mungkin selalu beli air untuk mandi, mencuci sama yang lainnya. memang ada yang jual, tapi sayangkan kalau harus selalu beli, kita pakai air setiap hari. Nanti yang ada uang kita habis untuk beli air. Kalau untuk minum terkadang orang-orang pakai aqua galon, ada juga yang masak sendiri. Kalau saya pakai duaduanya. (Bapak WDD, 52 tahun) Faktor lain penggunaan air di Kampung Tangsi terus berlangsung karena kendala biaya yang tidak sedikit untuk membeli air setiap hari. Masyarakat dirugikan atas aktivitas industri yang mencemari lingkungan tempat tinggal mereka karena terjadi penurunan kualitas air. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat mengeluh pada pemerintah akan tetapi tidak ada pertimbangan dari pihak perusahaan. Masyarakat Kampung Tangsi tidak dapat menggunakan air selain daripada air sumur yang ada di rumah mereka karena tempat tinggal yang jauh dari sumber air seperti pegunungan. Sebenarnya terdapat sungai yang melintasi Desa Sukadanau, akan tetapi sungai tersebut jauh dari Kampung Tangsi serta kotor dan mengandung bakteri yang membahayakan tubuh manusia sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 6.3 Persepsi Kondisi Udara Menurut Kristanto (2004), udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Unsur tepenting dari udara untuk kehidupan makhluk hidup adalah oksigen. Apabila udara tersebut tercemar akan membahayakan tubuh manusia. Persepsi kondisi udara sebelum adanya industri pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tidak tahu apabila responden tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum adanya industri. kondisi udara buruk apabila udara panas, berdebu dan gersang. Kondisi udara baik apabila

5 66 udara sejuk dan tidak berdebu. Pada Gambar 19 disajikan persepsi responden mengenai kondisi udara sebelum adanya industri berdasarkan lapisan sosial. Gambar 19 Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Udara Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 19 pendapat responden mengenai kondisi udara sebelum adanya industri sama halnya dengan persepsi responden mengenai kondisi air sebelum adanya industri. Sebagian besar responden khususnya para pendatang mengatakan tidak mengetahui keadaan lingkungan sebelum adanya industri. Masyarakat pendatang tinggal di Kampung Tangsi berdasarkan panggilan kerja di perusahaan baja tersebut. Selanjutnya, responden yang mengatakan bahwa udara di tempat tinggal mereka sejuk dan tidak berdebu adalah masyarakat lokal. Sebesar 25 persen untuk kategori lapisan bawah, sebesar 31 persen untuk kategori lapisan menengah, dan 29 persen untuk kategori lapisan atas yang mengatakan hal tersebut. Kualitas udara sebelum adanya industri sangatlah terjamin. Hal ini dibenarkan oleh ketua RT 04 RW 06 Kampung Tangsi yang berstatus sebagai penduduk asli. iya, dahulu sebelum pabrik ini ada waktu saya kecil dingin sekali. Karena dahulu disini banyak sawah, seperti di desa-desa. Sekarang

6 67 saja semenjak adanya pabrik ini udaranya panas. Berbeda sekali. (Bapak NMN, 48 tahun). Perubahan yang terjadi di Kampung Tangsi sangatlah besar. Terlihat dari pernyataan Bapak NMN bahwa dahulu sebelum adanya industri baja tersebut lahan di wilayah Kampung Tangsi berupa persawahan sehingga menjamin kualitas udara yang sejuk dan tidak berdebu. Berbeda halnya dengan persepsi masyarakat mengenai kondisi udara setelah adanya industri berdasarkan lapisan sosial dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Persentase Pendapat Responden Mengenai Kondisi Udara Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 20 memperlihatkan bahwa dari seluruh responden sebanyak 35 orang mengatakan kondisi udara setelah adanya industri adalah panas, berdebu dan gersang. Ini ditimbulkan oleh aktivitas industri dalam memproduksi baja yang dilakukan setiap harinya. Hasil dari pembakaran baja dikeluarkan melalui cerobong besar berupa asap dan bau sehingga meningkatkan kadar polusi udara. Masyarakat yang setiap hari menghirup udara tersebut mengeluh kepada pemerintah tetapi tidak ada pertimbangan dari pihak perusahaan.

7 Tingkat Kebisingan Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatka oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun polusi air. Suara bising yang terus-menerus dengan tingkat kebisingan yang relatif tinggi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis. Gangguan secara fisik antara lain adalah kehilangan pendengaran yang merupakan perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan, serta akibat-akibat fisiologis yang berupa perasaan tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, dan bunyi dering. Gangguan psikologis akibat polusi suara dibagi menjadi tiga macam, yaitu gangguan emosional, gaya hidup, dan pendengaran. Ganggguan emosional ditandai dengan kejengkelan dan kebingungan. Gangguan gaya hidup berupa gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja. Gangguan pendengaran mengurangi kemampuan mendengarkann TV, radio, percakapan, telpon, dan sebagainya Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Aktivitas yang dilakukan oleh PT G dalam memproduksi baja setiap harinya menimbulkan kebisingan sehingga mengganggu kenyaman hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kebisingan tersebut ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi yang dimiliki oleh perusahaan baja tersebut. Pada Gambar 21 disajikan persentase persepsi masyarakat mengenai tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin produksi berdasarkan lapisan sosial.

8 69 Gambar 21. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 20 menurut responden lapisan bawah, sebesar 76 persen penggunaan mesin oleh PT G menimbulkan tingkat kebisingan yang tinggi dan sebesar 24 persen mengatakan hal tersebut sedang. Selanjutnya, responden lapisan menengah mengatakan tinggi tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin produksi sebesar 83 persen dan 17 persen yang mengatakan sedang. Responden lapisan sosial atas, sebesar 91 persen mengatakan tinggi dan 9 persen mengatakan sedang mengenai tingkat kebisingan mesin produksi PT G. Kegiatan memproduksi besi dan baja yang dilakukan oleh PT G dengan mesin yang berteknologi tinggi mempengaruhi kebisingan di Kampung Tangsi. Mesin tersebut berproduksi setiap hari dan mengeluarkan suara besar setiap jamnya sehingga membuat kebisingan. waktu saya baru pindah kesini, seminggu saya tidak bisa tidur. Berisik sekali. Saya pikir hanya saya saja, ternyata orang asli kampung disini juga sama. Lagipula tempat tinggal kita dekat sekali, wajar saja. Apalagi mesin produksi itu kerja setiap hari. Ya selalu berisik. (Bapak AUS, 40 tahun) Bagi masyarakat pendatang yang tinggal diwilayah Kampung Tangsi, seminggu adalah waktu yang digunakan untuk beradaptasi dengan kebisingan yang di kampung tersebut. Aktivitas mesin yang digunakan secara terus menerus

9 70 menyebabkan polusi suara yang mengganggu kenyamanan hidup masyarakat seperti istirahat dan berkomunikasi Tingkat Kebisingan Kontainer dan Truk Aktivitas kendaraan kontainer dan truk di Desa Sukadanau dilakukan setiap hari pada pukul WIB hingga pukul WIB dirasakan masyarakat Kampung Tangsi sangatlah mengganggu. Kendaraan besar tersebut digunakan oleh PT G untuk mengangkut besi dan baja yang telah diproduksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Kendaraan Kontainer dan Truk Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 22 masyarakat dengan kategori lapisan sosial atas seluruhnya atau sebesar 100 persen mengatakan bahwa kendaraan kontainer dan truk yang melaju di jalan Desa Sukadanau sangatlah mengganggu. Masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 91 persen mengatakan bahwa kendaraan kontainer dan truk yang melaju di jalan Desa Sukadanau sangat mengganggu, dan sembilan persen mengatakan biasa saja. Selanjutnya masyarakat dengan kategori lapisan sosial bawah sebanyak 78 persen mengatakan sangatlah mengganggu dengan adanya kendaraan kontainer dan truk yang melintas. Sebanyak 22 persen mengatakan biasa saja. Kendaraan besar seperti kontainer dan truk tidak seharusnya melewati jalan utama Kampung Tangsi dikarenakan kecil. Jalan

10 71 tersebut menjadi jalan utama karena masyarakat dalam melakukan aktivitasnya selalu menggunakan jalan tersebut. Selain itu, jalan utama Kampung Tangsi terdapat sekolah dasar apabila kontainer dan truk melewatinya akan membahayakan jiwa anak-anak yang bersekolah. kontainer lewat setiap hari sudah biasa. Ini adalah jalanan umum, wajar kalau mereka lewat. Kalau dibilang bahaya, ya bahaya. Tapi tergantung kitanya saja bagaimana menanggapnya. Kalau banyak yang bilang kecelakan sering terjadi, hal itu karna orang-orangnya menggunakan jalan sembarangan. Mereka sudah tahu jalannya kecil kontainer jangan dilewati. Kalau tiba-tiba berhenti yang dibelakang bisa menabrak. (Bapak MHI, 35 tahun). Penggunaan jalan yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak hingga orang dewasa mengaharuskan kewaspadaan akibat adanya laju kendaraan kontainer dan truk dalam mengangkut besi dan baja. Besarnya kendaraan dengan luasnya jalan tidaklah sesuai sehingga membahayakan pengguna jalan lain. 6.5 Tingkat Kecelakaan Kecelakaan merujuk kepada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Secara teknis, kecelakaan tidak termasuk dalam kejadian yang disebabkan oleh kesalahan seseorang. Kendaraan besar yang melaju di wilayah Kampung Tangsi mengharuskan waspada bagi pengguna jalan. Hal ini dikarenakan tidak sesuai antara luas jalan dengan kendaraan yang melewatinya. Pada penelitian ini persepsi responden mengenai tingkat kecelakaan yang terjadi di Kampung Tangsi dikategorikan menjadi tiga, yaitu tidak pernah, jarang, dan sering. Berikut adalah Gambar 22 yang menunjukkan persentase persepsi responden mengenai tingkat kecelakaan berdasarkan lapisan sosial.

11 72 Gambar 23. Persentase Pendapat Responden Mengenai Tingkat Kecelakaan Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 23 jalan utama yang sering dilalui oleh kendaraan besar di Desa Sukadanau sangat membahayakan. Seperti kategori responden lapisan bawah mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 83 persen, lapisan menengah yang mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 87 persen, dan lapisan atas yang mengatakan sering terjadi kecelakaan sebesar 91 persen. Sedangkan yang mengatakan jarang terjadi kecelakaan masing-masing responden dengan kategori lapisan bawah, lapisan menengah, dan lapisan atas adalah sebesar 17 persen, 13 persen, dan sembilan persen. Kecelakaan yang sering terjadi di jalan utama Kampung Tangsi biasanya pengguna sepeda motor dengan kontainer yang seharusnya tidak melewati jalan tersebut dikarenakan jalan yang kecil. di jalan ini sering sekali terjadi kecelakaan. Lihat saja mobil besar-besar itu lewat dijalan yang kecil. Kontainer-kontainer ini ingin lewat tol, sebenarnya ada jalan lain disamping kalimalang itu tapi tidak ada yang lewat karna jalanannya rusak. Seharusnyakan itu kewajiban perusahaan. Kalau lewat jalan ini karna jalannya beton jadi tidak masalah. Tapi kan bahaya untuk orang-orang yang sering lewat jalan ini. Selain itu juga banyak anak sekolah. (Bapak MSH, 42 tahun). Kecelakaan yang sering terjadi di Kampung Tangsi disebabkan oleh ketidaksesuaian luas jalan dengan besarnya kendaraan yang tidak seharusnya

12 73 melewati jalan tersebut. Hal ini dikarenakan banyak anak-anak yang melewati jalan tersebut untuk bersekolah yang ada di sekitar wilayah industri. sebenarnya ada jalan lain yang dapat dilalui kendaraan besar yang tidak sering pula dilalui oleh masyarakat, yaitu jalan di samping aliran sungai kalimalang yang terus sampai ke gerbang pintu tol Cibitung. Hal ini tidak dilakukan karena jalan tersebut teksturnya yang buruk dan sering banjir dari luapan air sungai kalimalang. Sedangkan jalan yang biasa dilalui merupakan jalan desa yang diperuntukkan oleh siapa saja dan jalan terkuat di Desa Sukadanau. 6.6 Tingkat Kesehatan Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan Jumlah Masyarakat Pengidap Penyakit Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Terjadinya berbagai perubahan khususnya dalam aspek ekologi memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini dirasakan oleh sebagian masyarakat di Kampung Tangsi. Pada Gambar 24 disajikan persentase responden yang mengidap penyakit akibat adanya kegiatan industri berdasarkan lapisan sosial.

13 74 Gambar 24. Persentase Tingkat Kesehatan Masyarakat Kampung Tangsi Berdasarkan lapisan Sosial, 2011 Pada Gambar 24 menunjukkan bahwa sebesar 83 persen responden lapisan bawah, 75 persen responden lapisan menengah, dan 86 responden lapisan atas mengidap penyakit seperti sesak nafas dan gatal-gatal. Sedangkan sebesar 17 persen untuk lapisan bawah, 25 persen untuk lapisan menengah, dan 14 persen lapisan atas tidak mengalami gangguan kesehatan. Penyakit tersebut yang terjadi pada masyarakat diakibatkan oleh pencemaran limbah yang dikeluarkan oleh PT G dalam memproduksi besi dan baja, baik pencemaran melalui air maupun melalui udara. kalau kita sakit-sakit seperti gatal-gatal atau sesak napas, ada pengobatan gratis dari perusahaan. Biasanya yang sakit-sakit itu anak-anak, kan rentan sekali tubuhnya. (Bapak KRA, 38 tahun). Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pihak PT G kepada masyarakat khususnya bagi para pekerja diberikan tunjangan kesehatan untuk mereka yang sering mengalami gangguan kesehatan seperti gatal-gatal dan sesak napas. Tunjangan kesehatan tersebut berupa pengobatan gratis yang disediakan oleh pihak perusahaan.

14 Frekuensi Pengobatan Penyakit Jenis penyakit ada dalam penelitian ini adalah jenis penyakit yang berhubungan dengan aktivitas industri. Jenis penyakit yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan sesak napas yang diakibatkan pencemaran air dan udara yang dihasilkan dari proses produksi besi dan baja. Pencemaran pada air yaitu terdapat kandungan logam berat yang menyebabkan gatal-gatal pada kulit apabila digunakan untuk mandi. Sedangkan pencemaran pada udara yaitu terdapat asap dan bau yang dikeluarkan melalui cerobong besar yang apabila dihirup oleh masyarakat akan menyebabkan sesak napas. Apabila dalam jangka panjang terus terjadi akan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh manusia. Oleh karena itu, masyarakat perlu pengobatan untuk mencegah timbulnya penyakit yang berbahaya. Frekuensi pengobatan yang dilakukan masyarakat dikategorikan kedalam tiga, yaitu tidak pernah, jarang, dan sering. Pada Gambar 25 disajikan frekuensi pengobatan masyarakat Kampung Tangsi dalam persentase berdasarkan lapisan sosial. Gambar 25. Persentase Frekuensi Pengobatan Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011 Berdasarkan Gambar 25 responden dengan kategori lapisan atas yang sering melakukan pengobatan sebesar 62 persen sesuai dengan jumlah responden yang mengidap penyakit. Responden dengan kategori lapisan menengah yang

15 76 sering melakukan pengobatan sebesar 44 persen dan reponden lapisan bawah yang sering melakukan pengobatan adalah sebesaar 58 persen. Sedangkan responden yang jarang melakukan pengobatan masing-masing berdasarkan lapisan sosial bawah, menengah, dan atas adalah sebesar 25 persen, 31 persen, dan 24 persen. Selanjutnya masyarakat yang tidak pernah melakukan pengobatan untuk masyarakat lapisan sosial bawah sebesar 17 persen, masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 25 persen, dan masyarakat lapisan sosial atas sebesar 14 persen. Masyarakat lapisan atas dan lapisan menengah lebih besar persentase responden yang sering melakukan pengobatan apabila sakit dikarenakan adanya biaya yang dimiliki sehingga memungkinkan untuk berobat kemana saja. Lain halnya dengan masyarakat lapisan bawah. Mereka menganggap hal tersebut biasa sehingga tidak perlu melakukan pengobatan apabila terjadi gatal-gatal dan sesak napas. Selain itu kendala biaya juga menjadi faktor yang menghambat masyarakat untuk melakukan pengobatan. Bagi para pekerja yang bekerja di perusahaan terdapat tunjangan kesehatan yang berupa pengobatan gratis. 6.7 Ikhtisar Penelitian yang dilakukan di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menunjukkan adanya perubahan dalam aspek sosial ekologi akibat hadirnya industri baja. Perubahan tersebut ditimbulkan oleh kegiatan industri yang berdiri sejak 25 tahun yang lalu. Kegiatan yang dilakukan setiap hari menimbulkan banyak perubahan. Seperti perubahan kualitas air, perubahan kondisi udara, terjadinya polusi suara akibat mesin produksi dan kendaraan yang mengangkut hasil produksi, meningkatnya kecelakaan, tingkat kesehatan menurun serta frekuensi pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat. Sebagaimana hal tersebut terangkum dalam Tabel 8. dibawah ini.

16 77 Tabel 8. Dampak Sosial Ekologi Akibat Aktivitas Industri Manufaktur Terhadap Masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau 2011 Aspek Industri Manufaktur Penelitian Sebelum Sesudah Kualitas Air Air Jernih dan Tidak Bau Air Berwarna dan Bau Kondisi Udara Udara Sejuk dan Tidak Berdebu Udara Panas, Berdebu, dan Gersang Tingkat Kebisingan Tinggi Mesin Produksi Tingkat Kebisingan Tinggi Kendaraan Kontainer dan Truk Tingkat Kecelakaan Tinggi Tingkat Kesehatan Buruk Frekuensi Pengobatan Sering Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010 Pada Tabel 8 dijelaskan bahwa di Kampung Tangsi terdapat perubahan kualitas air sebelum dan sesudah adanya industri. sebelum adanya industri, kualitas air di Kampung Tangsi jernih dan tidak bau sedngkan setelah hadirnya industri kualitas air yang biasa digunakan oleh masyarakat berwarna dan bau. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan logam yang dicemarkan oleh perusahaan baja. Selanjutnya dilihat dari kondisi udara, sebelum adanya industri lahan di Kampung Tangsi berupa persawahan yang menjamin kualitas udara yaitu sejuk dan tidak berdebu, tetapi setelah adanya industri, hasil buangan yang dihasilkan oleh perusahaan baja mencemari udara di sekitar Desa Sukadanau sehingga udara menjadi panas, berdebu dan gersang. Tingkat kebisingan di Kampung Tangsi sangat tinggi. Hal ini diakibatkan suara yang dihasilkan dari mesin produksi. Selanjutnya tingkat kebisingan dari kendaraan kontainer dan truk juga sangat tinggi. Aktivitas yang dilakukan kendaraan tersebut setiap hari, sehingga mengganggu kenyamanan hidup masyarakat Kampung Tangsi. Kendaraan yang terus melaju di jalan Kampung Tangsi, mengakibatkan tingkat kecelakaan yang tinggi. Hal ini juga disebabkan oleh para pengguna jalan yang tidak mengikuti aturan berlalu lintas. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas industri manufaktur sehingga membahayakan hidup manusia dianggap oleh sebagian masyarakat

17 78 Kampung Tangsi adalah hal biasa yang terjadi. Menurut sebagian masyarakat dampak tersebut tidak mempengaruhi hubungan sosialnya terhadap pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian dari masyarakat tersebut menggantungkan hidupnya pada perusahaan. Apabila perusahaan tidak ada, masyarakat belum tentu memiliki pekerjaan dengan upah sedemikian. Selain itu, pihak perusahaan selalu memberikan satu ekor sapi setiap tahunnya sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan baik-baik saja. Pencemaran yang terjadi di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menurun. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa penggunaan air dan udara yang tercemar akibat limbah pabrik oleh masyarakat. Masyarakat yang mengalami penurunan kesehatan mengharuskan masyarakat untuk melakukan pengobatan agar tidak membahayakan tubuh manusia dalam jangka panjang. 6.8 Analisis Pembangunan Berkelanjutan Industri Menurut Sumarwoto dalam Sugandhy dan Hakim (2007), pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial di mana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan, dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar, dan terencana dalam proses pembangunan, berbasis lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Menurut Prof. Dr. Emil Salim dalam Utomo (tanpa tahun), pembangunan berkelanjutan (sustainable development) diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber

18 79 daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Menurut Salim, konsep pembangunan berkelanjutan didasari oleh lima ide pokok besar yaitu pertama, proses pembangunan harus berlangsung secara berlanjut, terus-menerus, dan kontinyu, yang ditopang oleh sumber daya alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang secara berlanjut pula. Kedua, sumber daya alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki ambang batas, di mana penggunaannya akan menurunkan kuantitas, dan kualitasnya. Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup. Keempat, bahwa pola penggunaan sumber daya alam saat ini seharusnya tidak menutup kemungkinan memilih pilihan lain di masa depan. Kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas transgenerasi, sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraannya pula. Berdasarkan definisi tersebut di atas, industri yang berada di Kampung Tangsi terlihat dari aspek ekonomi tidak memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar kawasan. Hal ini disebabkan oleh kesempatan bekerja bagi masyarakat asli tidak berhubungan dengan hadirnya industri, sedangkan untuk masyarakat pendatang kesempatan bekerja di perusahaan sangat luas meskipun pendapatan yang dihasilkan dari bekerja tidak mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Pada aspek sosial, hadirnya industri tidak mempengaruhi hubungan sosial masyarakat baik sesama masyarakat lokal maupun antar masyarakat lokal dengan pendatang. Hal ini terlihat dari beberapa pendapat masyarakat yang mengatakan hubungan antar sesama masyarakat lokal atau antar masyarakat lokal dengan pendatang masih terjalin kontak dan komunikasi serta peduli dan masih suka membantu. Meskipun terdapat kegiatan sosial seperti arisan, pengajian, dan gotong royong membersihkan lingkungan, hal tersebut sudah terjalin sebelum datangnya industri. Pada aspek ekologi, industri yang berada di Kampung Tangsi menghasilkan polutan yang mencemari lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan dari hasil olahan besi dan baja dikeluarkan industri sehingga mencemari air tanah

19 80 di sekitar wilayah Kampung Tangsi, sehingga masyarakat tidak seharusnya menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti minum, mencuci, dan mandi. Selain itu, hasil dari olahan besi dan baja juga menghasilkan asap dari pembakaran yang dilakukan dan dikeluarkan melalui cerobong asap sehingga mengganggu udara di wilayah Kampung Tangsi. Pengolahan besi dan baja tersebut juga menghasilkan suara yang mengganggu pendengaran masyarakat Kampung Tangsi baik dalam melakukan aktivitas ataupun dalam beristirahat. Polutan yang mencemari air, udara, maupun suara tersebut sangat mengganggu kesehatan masyarakat Kampung Tangsi yang berada di wilayah tersebut. Penyakit yang biasa terjadi pada masyarakat adalah gatalgatal dan sesak napas. Pencemaran tersebut apabila terus terjadi dalam hidup manusia akan membahayakan kesehatan masyarakat untuk waktu yang akan datang. Pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagian hanya dilakukan oleh masyarakat yang pendapatannya tinggi dan masyarakat yang bekerja di perusahaan yang mendapat tunjangan kesehatan seperti pengobatan gratis.

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU 63 BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU 6.1 Pendahuluan Dampak Sosio-Ekologi Kampung Cikaret memiliki dua buah sungai yang mengaliri kawasan RW 01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden 6.1.1 Penilaian Responden terhadap Kebersihan Desa Galuga Lingkungan

Lebih terperinci

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer VI. ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer Ada dua dampak yang diberikan akibat keberadaan industri diantara pemukiman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia, pada dasarnya menimbulkan suatu dampak yang positif maupun negatif. Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dapat

Lebih terperinci

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB. Kesehatan Lingkungan BAB 4 Kesehatan Lingkungan Pada Minggu pagi yang cerah, Siti beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia

Lebih terperinci

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma Ana Wahyuningtyas Untuk SD Kelas iii semester 1 Universitas Sanata Dharma Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya bisa menyelesaikan buku IPA ini. Buku IPA ini diharapkan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya. Pergesekan tersebut mengakibatkan geteran yang akan menganggu keseimbangan molekul-molekul udara

Lebih terperinci

Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Lingkungan Pencemaran Lingkungan Arsitektur Ekologi dan Berkelanjutan Minggu ke 4 By : Dian P.E. Laksmiyanti, St, MT Email : dianpramita@itats.ac.id http://dosen.itats.ac.id/pramitazone Ini yang sering nampak Pencemaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI LAU GERBONG DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT DI DESA PERBESI KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TAHUN 2010 No. Responden : IDENTITAS RESPONDEN

Lebih terperinci

RANGKUMAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN dan BUDAYA JAKARTA (PLBJ) KALI BERSIH. 1.2 Mengenal manfaat kali bersih. 1.3 Membiasakan menjaga kebersihan kali

RANGKUMAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN dan BUDAYA JAKARTA (PLBJ) KALI BERSIH. 1.2 Mengenal manfaat kali bersih. 1.3 Membiasakan menjaga kebersihan kali RANGKUMAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN dan BUDAYA JAKARTA (PLBJ) KALI BERSIH Standar Kompetensi : 1. Memahami pentingnya kali bersih : 1.1 Mengidentifikasi kali bersih 1.2 Mengenal manfaat kali bersih 1.3 Membiasakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6.1 Peningkatan Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah gerakan per

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan pembangunan dan sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan kualitas penduduk berarti peningkatan

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. NAMA : KELAS : NO : SOAL PENCEMARAN AIR Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia. 1. Perhatika pernyataan di bawah ini : i. Perubahan

Lebih terperinci

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENCEMARAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. penambangan. Bahan galian penambangan sebagian besar dilakukan di daerahdaerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Masyarakat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN Nama kelompok : 1. Arif Rahmahabimantara 2. Anindya Hidayaturrohma 3. Qonita 4. Arum Wibisono 5. Fitrah Nurani E.P 6. Sinta Diani Rohma PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu industri adalah merupakan pedang bermata dua. Disatu sisi kegiatan tersebut membuka kesempatan kerja, menambah

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup memerlukan udara, udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Udara yang ada disekitar kita tidak sepenuhnya bersih. Pada saat ini,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semburan lumpur panas yang terletak di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur adalah salah satu dari akibat ekplorasi di bidang perminyakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling banyak kita jumpai di jalan raya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa alat transportasi sangat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesibukan aktifitas seseorang adalah salah satu faktor yang menuntut orang memiliki mobilitas tinggi, membuat orang bergerak terus maju dan berpacu dengan waktu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemar kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari udara yang

Lebih terperinci

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi : 1.7. Memahami saling ketergantungan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN 2011 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nomor Responden

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan. VI. IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN C 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan Pertambangann Banyaknya industri tambang di berbagai skala menjadikan

Lebih terperinci

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN 1. Pencemaran Udara Pencemaran lingkungan kadang-kadang tampak jelas oleh kita ketika kita melihat timbunan sampah di pasar-pasar, pendangkalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012). 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Air adalah salah satu kekayaan alam yang ada di bumi. Air merupakan salah satu material pembentuk kehidupan di bumi. Tidak ada satu pun planet di jagad raya ini yang

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang menggunakan teknologi maju dan modern. Penggunaan teknologi yang modern memberikan banyak kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Perkembangan transportasi yang semakin pesat dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan di bidang industri dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri dan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa pada diri manusia dianggap penting demi terciptanya kepuasan kerja dalam sebuah keanggotaan. Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

Lebih terperinci

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air LEMBAR KERJA SISWA 1 Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air Apakah air yang kamu gunakan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kehidupan yang berlangsung memiliki suatu hubungan yang erat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan di sektor ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana didalamnya

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia

Lebih terperinci

1. Menurut bapak/ ibu apakah kegunaan air bagi tubuh kita? a. Melarutkan dan membawa sari-sari makanan, oksigen dan hormon ke. tubuh yang membutuhkan.

1. Menurut bapak/ ibu apakah kegunaan air bagi tubuh kita? a. Melarutkan dan membawa sari-sari makanan, oksigen dan hormon ke. tubuh yang membutuhkan. Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI, PERILAKU DAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI BABURA KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2012 Identitas Responden : 1. Nomor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Sukadanau Desa Sukadanau merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi : No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Seluruh metabolisme dalam tubuh berlangsung dalam media air. Air didalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 organik dan anorganik

Gambar 2.1 organik dan anorganik BAB II SAMPAH DAN TEMPAT SAMPAH 2.1 Pembahasan 2.1.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,dalam

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan pada gilirannya akan mempengaruhi manusia. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga

Lebih terperinci

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 63 BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI 7.1 Dampak Ekologi Konversi lahan pertanian ke pemukiman sangat berdampak negatif terhadap ekologi. Secara ekologis, perubahan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan alam, semakin menambah kepekatan udara (Yuantari, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi terparah di dunia. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan bermotor yang tidak peduli

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta dan menerima cukup banyak pengaruh dari aktivitas ibukota. Aktivitas pembangunan ibukota tidak lain memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang masih dilakukan di negara ini. Salah satunya adalah pembangunan

Lebih terperinci