BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Sukadanau Desa Sukadanau merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 628,3 Ha. Jumlah penduduk Desa Sukadanau sebanyak jiwa yang tersebar dibeberapa daerah bagian yang terdiri dari tiga dusun, 13 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT). Mayoritas penduduk di Desa Sukadanau beragama islam yaitu sebesar jiwa Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau Desa Sukadanau merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan luas wilayah 628,3 hektar area. Bentuk wilayah desa ini seluruhnya adalah dataran. Penggunaan lahan di Desa Sukadanau sebanyak 32 hektar sebagai perumahan, 26,3 hektar sebagai industri dan 48 hektar sebagai penggunaan lain-lain seperti hotel, toko atau warung dan sebagainya. Batas-batas wilayah Desa Sukadanau sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Murni, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Harja Mekar atau Kali Cikarang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Danau Indah, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gandasari. Jarak pusat pemerintahan Desa Sukadanau dengan Kecamatan Cikarang Barat sejauh 1,5 kilometer dan jarak dengan ibukota Kabupaten Bekasi sejauh 2 kilometer. Desa Sukadanau terbagi menjadi tiga dusun, 13 Rukun Warga (RW), dan 28 Rukun Tetangga (RT). Prasarana umum yang terdapat di Desa Sukadanau meliputi: prasarana pemerintahan, sarana perekonomian, jembatan, dan jalan aspal seluas 16 kilometer, serta jalan beton seluas delapan kilometer. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat sekitar antara lain kendaraan bermotor roda empat sebanyak 115 buah, roda dua sebanyak 813 buah, bus atau minibus sebanyak 15 buah, truk sebanyak 21 buah, sepeda 1254, serta becak sebanyak lima buah. Desa Sukadanau jga memiliki alat-alat komunikasi seperti telepon sebanyak 254 buah,

2 35 televisi sebanyak 1841, penyedia jasa telekomunikasi atau wartel sebanyak sepuluh buah, dan penyedia jasa internet sebanyak delapan buah. Sarana Desa Sukadanau meliputi satu buah kantor desa, dan 27 buah pos hansip atau kamling. Sarana pendidikan terdapat empat buah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), enam buah Sekolah Dasar Negeri (SDN), satu buah Madrasah Tsanawiyah (MTs), dua buah lembaga pendidikan bahasa, dan dua buah lembaga pendidikan komputer. Sarana fasilitas kesehatan desa terdapat satu buah Rumah Sakit (RS), dua buah Rumah Bersalin, lima buah Poliklinik atau Balai Pengobatan, empat buah praktek dokter, sepuluh buah praktek bidan, 17 buah Posyandu, empat buah apotik, serta 2 buah toko khusus obat atau jamu. Sementara itu, untuk sarana peribadatan di Desa Sukadananu terdapat 11 buah masjid dan 27 buah mushola. Desa Sukadanau juga terdapat fasilitas perlindungan sosial yaitu satu buah panti asuhan. Sarana lain yang terdapat di Desa Sukadanau meliputi tempat rekreasi yaitu pemancingan sebanyak dua buah, pub atau diskotik atau tempat karaoke sebanyak lima buah. Sarana perekonomian di desa terdapat delapan buah supermarket atau pasar swalayan atau mini market, 26 buah restoran/ rumah makan, 35 buah kedai makanan dan minuman, 164 buah warung kelontong, delapan buah toko material, 15 buah bengkel atau reparasi kendaraan roda dua dan empat, enam buah bengkel atau reparasi alat-alat elektronik, 12 buah toko foto kopi, tiga buah biro atau agen perjalanan wisata, 15 buah pangkas rambut, lima buah salon kecantikan, tujuh buah bengkel las, dua buah persewaan alat-alat pesta, dua buah hotel, dua buah bank umum, dan dua buah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Kependudukan Desa Sukadanau Jumlah warga Desa Sukadanau sebanyak jiwa dimana rincian berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Jumlah kepala keluarga yaitu sebanyak 8123 KK. Berdasarkan kepercayaan, sebagian besar penduduk beragama islam dengan jumlah jiwa, agama kristen sebanyak 2.33 jiwa, agama katolik sebanyak 718 jiwa, agama hindu sebanyak 43 jiwa, dan agama budha sebanyak 46 jiwa.

3 36 Pada Tabel 1 diperlihatkan data kependudukan Desa Sukadanau sampai Desember 21 berdasarkan golongan umur. Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Desa Sukadanau, 21 No. Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , ,79 Jumlah Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau, 21 Data pada Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk Desa Sukadanau berdasarkan kategori umur. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk usia belum produktif yaitu penduduk usia kurang dari 15 tahun di Desa Sukadanau berjumlah jiwa atau sebesar 3,28% sedangkan penduduk usia produktif yang berkisar antara usia 15 tahun hingga 64 tahun berjumlah jiwa atau sebesar 61,83% dan penduduk usia tidak produktif yaitu penduduk dengan usia lebih dari 65 tahun berjumlah 2.38 jiwa atau sebesar 7,89%. Hal ini terlihat bahwa penduduk usia produktif memiliki jumlah yang lebih besar dari pada jumlah penduduk lainnya. Besarnya jumlah penduduk usia produktif di Desa

4 37 Sukadanau menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan kependudukan Desa Sukadanau berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Sukadanau, 21 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1. Buta aksara dan angka 266 1,3 2. Tidak tamat SD ,15 3. Tamat SD/Sederajat ,32 4. Tamat SLTP/Sederajat ,89 5. Tamat SMU/Sederajat ,97 6. Tamat D1/ D3 11,39 7. Tamat S1/ S2 64,25 Total Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau, 21 Pada Tabel 2 terlihat bahwa penduduk di Desa Sukadanau sebagian besar berada pada tingkat pendidikan tamat SMU/Sederajat yaitu sebesar 7,97 persen atau sebanyak jiwa, selanjutnya tamat SD/Sederajat sebesar 13,32 persen atau sebanyak 3.439, tamat SLTP/Sederajat sebesar 7,89 persen atau sebanyak 2.37 jiwa, tidak tamat SD 6,15 persen atau jiwa, buta aksara dan angka 1,3 persen atau 266 jiwa, tamat D1/D3 sebesar,39 persen atau 11 jiwa, dan tamat perguruan tinggi sebesar,25 persen atau sebanyak 64 jiwa. Data ini menunjukkan sebagian besar penduduk di Desa Sukadanau sudah memenuhi program wajib belajar 9 tahun. Masyarakat Desa Sukadanau memiliki beragam jenis mata pencaharian. Masyarakat yang bermatapencaharian pertanian/perkebunan sebanyak 95 jiwa (,37 persen), peternakan/perikanan sebanyak 3 jiwa (,1 persen), industri sebanyak jiwa (75,43 persen), kontruksi sebanyak 54 jiwa (,21 persen), perdagangan sebanyak jiwa (21,55 persen), transportasi sebanyak 7 jiwa (,27 persen), PNS sebanyak 418 jiwa (1,62 persen), TNI/POLRI sebanyak 26 jiwa (,1 persen), dan jasa sebanyak 114 jiwa (,44 persen). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.

5 38 Gambar 5. Mata Pencaharian Desa Sukadanau, 21 Gambar 5 menunjukkan dari jumlah penduduk jiwa di Desa Sukadanau, sebesar 75,43 persen atau sebanyak jiwa bekerja di sektor industri. Selain itu, sebanyak jiwa (21,55 persen) bekerja di sektor perdagangan, 418 jiwa (1,62 persen) bekerja sebagai PNS, 114 jiwa (,44 persen) bekerja di sektor jasa, 95 jiwa (,37 persen) bekerja disektor pertanian/perkebunan, 7 jiwa (,27 persen) bekerja disektor transportasi, 54 jiwa (,21 persen) bekerja di sektor kontruksi, 26 jiwa (,1 persen) bekerja sebagai TNI/POLRI, dan 3 jiwa (,1 persen) bekerja di sektor peternakan/perikanan Tata Guna Tanah di Desa Sukadanau Luas Desa Sukadanau sebesar 628,3 hektar area. Tata guna tanah Desa Sukadanau sebagian besar digunakan sebagai lahan pemukiman seluas 32 hektar atau sebesar 5,93 persen. Selain itu lahan diperuntukkan sebagai lahan industri sebesar 41,43 persen atau seluas 26,3 hektar, dan sebesar 7,64 persen atau seluas 48 hektar digunakan sebagai jalan, sungai, kolam dan tempat hiburan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

6 39 Tabel 3. Luas Lahan dan Persentasenya Menurut Penggunaan Lahan di Desa Sukadanau, 21 No. Penggunaan Lahan Luas Lahan Persentase (%) (Hektar) 1 Pemukiman 32 5,93 2 Industri 26,3 41,43 3 Lain-lain 48 7,64 Sumber: Data Kependudukan Kantor Desa Sukadanau,21 Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan di Desa Sukadanau digunakan untuk lahan pemukiman. Hal ini dikarenakan sebesar 41,43 persen atau seluas 26,3 hektar digunakan untuk lahan industri sehingga mengharuskan pekerjanya tinggal di area sekitar industri tersebut. 4.2 Gambaran Umum Kampung Tangsi Kampung Tangsi merupakan salah satu kampung yang terdapat di Desa Sukadanau. Kampung ini adalah satu-satunya kampung yang terdapat industri manufaktur terbesar diantara industri lain yang ada di Desa Sukadanau yang bergerak dibidang pengolahan besi dan baja, yaitu PT G. disebut Kampung Tangsi karna waktu itu di kampung ini banyak tank untuk perang. Dulu ada benteng perangnya, yang sekarang jadi PT G. (Ibu SRI, 3 tahun) Kampung tersebut memiliki keunikan dan sejarah. Hal ini terlihat dari pemberian nama Kampung Tangsi. Tangsi berasal dari nama tank yang dahulu kampung tersebut terdapat banyak tank untuk perang. Tempat ini juga dijadikan benteng peperangan yang sekarang menjadi lahan industri PT G. Kampung Tangsi terdiri dari satu Rukun Warga dan dua Rukun Tetangga. 4.3 Karakteristik Responden Responden penelitian ini, rata-rata berumur 35 tahun keatas. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pendidikan responden di Kampung Tangsi adalah tamat SMA/sederajat yaitu sebesar 51 persen atau sebanyak 18 responden. Sementara itu, di Kampung Tangsi tidak ada rumah tangga yang tidak sekolah/tidak tamat SD. Sebanyak tujuh rumah tangga atau sebesar 2 persen di

7 4 Kampung Tangsi berpendidikan tamat SD/sederajat dan tamat SMP/sederajat. Sebanyak tiga rumah tangga atau sebesar sembilan persen berpendidikan tamat perguruan tinggi. Sebagaimana hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Persentase Tingkat Pendidikan Responden di Desa Sukadanau, 211 Sebagian besar pendidikan responden berada pada tingkatan tamat SMA. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk berasal dari masyarakat menengah ke bawah yang datang dari luar daerah untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Orang-orang disini sebagian besar datang dari luar. sekolahnya juga hanya tamatan SD, SMP, dan SMA kalau yang tamatan perguruan sedikit sekali. Itu juga yang bekerja di pabrik jadi buruh, tukang sapu, dan karyawan bawahan. Kalau yang perguruan tinggi sebagian besar jadi wiraswasta. Lagipula tidak ada yang mau tinggal di tempat begini, panas, debu. (Bapak PAT, 42 tahun). Rumahtangga Desa Sukadanau berdasarkan asal kependudukan pada penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli dalam hal ini didefinisikan sebagai setiap orang telah lahir dan bertempat tinggal di daerah atau lokasi penelitian, sedangkan penduduk pendatang merupakan setiap orang yang lahir di luar lokasi penelitian. Sebanyak 1 responden atau sebesar 29 persen adalah masyarakat asli Desa Sukadanau.

8 41 Sisanya 71 persen atau sebear 25 responden adalah masyarakat pendatang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Persentase Kelompok Responden Berdasarkan Asal Kependudukan di Desa Sukadanau, 211 Jumlah penduduk pendatang di Desa Sukadanau lebih banyak dibandingkan penduduk asli. Hal ini dikarenakan banyak dan besarnya pabrik industri sehingga kesempatan kerja lebih luas, dan menyebabkan para pendatang semakin terdorong untuk bekerja di sektor industri yang terdapat di Desa Sukadanau. Berdasarkan sektor pekerjaan, sebanyak sembilan responden atau sebesar 26 persen bermatapencaharian sebagai pedagang, sebanyak delapan responden atau 23 persen bermatapencaharian sebagai pengemudi, sebanyak tujuh responden atau 2 persen bermatapencaharian buruh pabrik, sebanyak lima responden atau 14 persen bermatapencaharian karyawan dan pengusaha, dan sebanyak satu responden atau sebesar tiga persen bermatapencaharian pegawai negeri sipil. Hal tersebut sebagaimana terlihat pada Gambar 8.

9 42 Gambar 8. Persentase Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan di Desa Sukadanau, 211 Berdasarkan data pada Gambar 8, dapat ditarik kesimpulan bahwa responden di Desa Sukadanau bekerja pada sektor non pertanian. Hal ini dikarenakan sudah sejak 3 tahun yang lalu lahan untuk pertanian berubah menjadi lahan kosong yang digunakan untuk industri. Responden yang bekerja sebagai pedagang sebagian besar barang usahanya dijual di sekitar pabrik yang juga tidak jauh dari tempat tinggal responden. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah karyawan atau buruh pabrik yang memungkinkan untuk membeli hasil usaha responden. Hasil usaha yang responden jual sebagian besar berupa makanan dan barang-barang kebutuhan. 4.4 Kegiatan Sosial Masyarakat Kampung Tangsi merupakan kampung terdekat dari industri manufaktur terbesar di Desa Sukadanau. Sebagian besar penduduk yang ada di kampung ini merupakan transmigran dari daerah lain. Oleh karena penduduk kampung asli ini berkurang karena lahan tempat tinggal mereka yang dikuasai oleh PT G, masyarakat asli Kampung Tangsi banyak melakukan komunikasi dan kontak fisik terhadap masyarakat pendatang. Hal ini dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Tangsi. Kegiatan-kegiatan tersebut antara

10 43 lain pengajian anak-anak dan ibu-ibu, gotong royong membersihkan lingkungan, serta arisan ibu-ibu. Kegiatan tersebut atas dasar inisiatif dari masing-masing warga. Kesibukan yang dilakukan ketua RT setempat tidak mengubah kegiatan yang ada di Kampung Tangsi. kegiatan disini banyak, ada arisan ibu-ibu, pengajian anak-anak kemudian karena anak-anaknya ditemani oleh ibu-ibunya jadi ibunya ikutan mengaji setelah anak-anaknya selesai. Terkadang juga ada gotong royong, membersihkan halaman rumah bersamasama. Ketua RTnya tidak pernah mengadakan acara apa-apa. Dia saja sibuk pergi keluar kota. Tidak pernah ada dirumah. Kalaupun ada musyawarah desa yang mengundang RT, tidak pernah datang, yang datang biasanya sekertarisnya. (Bapak YUI, 29 tahun). Kegiatan pengajian yang dilakukan ibu-ibu biasanya setelah pengajian anak-anak. Hal ini dikarenakan terjadi pertemuan diantara mereka sehingga ikut mengadakan pengajian. Pengajian ini dilakukan setiap hari senin sampai jumat pukul 16. WIB. Biasanya pada waktu tersebut ibu-ibu sedang tidak ada pekerjaan atau sedang santai dirumah. Sedangkan kegiatan arisan yang juga diadakan oleh ibu-ibu Kampung Tangsi, dilakukan setiap bulan dengan biaya 25. rupiah yang akan dikocok setiap bulannya. Kegiatan gotong royong untuk membersihkan halaman biasanya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang ada dirumah. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan yang menimbulkan penyakit, seperti penyakit demam berdarah yang biasanya dikarenakan adanya genangan air dan tumpukan barang bekas. Oleh sebab itu perlu diadakannya kegiatan kerja bakti. Selain itu, dengan adanya kegiatan gotong royong ini hubungan antar masyarakat dapat terjalin dengan baik. 4.5 Ikhtisar Jumlah responden pada penelitian ini yang dilakukan di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau adalah 35 responden. Karakteristik dari responden ini dilihat dari aspek tingkat pendidikan yang ditempuh, suku, sektor pekerjaan, asal kependudukan serta kegiatan-kegfiatan sosial yang dilakukan. Pada Tabel 4 disajikan mengenai karakteristik responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau.

11 44 Tabel 4. Ikhtisar Karakteristik Responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau 211 Aspek Penelitian Tingkat Pendidikan Asal Kependudukan Sektor Pekerjaan Kegiatan Sosial Sumber: hasil olahan data primer, 211 Kampung Tangsi Sedang Pendatang Beragam Pengajian, Arisan, Kerja Bakti Berdasarkan Tabel 4 tingkat pendidikan di Kampung Tangsi berada pada tingkat SMA atau sederajat. Berdasarkan asal kependudukan, masyoritas Kampung Tangsi penduduknya adalah pendatang. Mayoritas penduduk Kampung Tangsi etnis budayanya adalah Jawa. Mata pencaharian yang didominasi oleh penduduk Kampung Tangsi yaitu pedagang. Meskipun masyarakat bekerja di luar kampung mereka, Desa Sukadanau merupakan daerah yang strategis karena banyaknya industri yang ada. Sehingga tingkat pedapatan masyarakat tergolong menengah ke bawah. Kehadiran industri di Kampung Tangsi yang memberikan dampak baik positif maupun negatif bagi masyarakat menjadi bagian dari sistem industri yang tidak dapat menghindar. Hal itu dikarenakan hidup masyarakat bergantung pada industri khususnya dalam hal lapangan pekerjaan. Beragamnya tingkat pendidikan, asal kependudukan, jenis pekerjaan, serta kegiatan sosial membuat masyarakat dihadapkan pada hubungan yang beragam pula. Hubungan tersebut sebagian membuat masyarakat semakin erat hubungannya, meskipun sebagian ada juga yang merasa tidak nyaman dengan dampak yang diberikan dengan hadirnya industri. Tetapi masyarakat menyadari bahwa mereka menjadi bagian dari sistem industri yang saling ketergantungan.

12 BAB V DAMPAK SOSIO-EKONOMIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 5.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekonomi Kampung Tangsi merupakan kampung yang berada dekat dengan pusat pemerintahan Desa Sukadanau. Hal ini menjadikan Kampung Tangsi sebagai tempat untuk mengembangkan industri. Perkembangan industri yang terjadi, memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Pada penelitian ini melihat dampak bagi kehidupan sosial masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau yaitu struktur pendapatan, kondisi tempat tinggal yang meliputi kondisi fisik dan status kepemilikan tempat tinggal, kepemilikan lahan yang meliputi rumah tangga yang memiliki lahan serta luas lahan yang dimiliki dan perubahan laus lahan yang terjadi sebelum dan sesudah adanya industri, persepsi kesempatan kerja, konflik yang terjadi di Kampung Tangsi, dan hubungan antar masyarakat yang sebagian besar dilingkupi oleh pendatang. 5.2 Struktur Pendapatan Pengukuran struktur nafkah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kehadiran industri terhadap pendapatan masyarakat. Perhitungan pendapatan berdasarkan kategori diperoleh dengan rumus: Pendapatan Kategori Rendah = -½ standar deviasi Pendapatan Kategori Sedang = -½ standar deviasi x +½ standar deviasi Pendapatan Kategori Tinggi = +½ standar deviasi Perhitungan ini berasal dari pendapatan dalam setiap rumah tangga selama satu tahun. Total pendapatan selama satu tahun kemudian dihitung pendapatan rata-rata dengan rumus pendapatan rata-rata = average (total pendapatan). Standar deviasi diperoleh dari perhitungan pendapatan rata-rata penduduk dengan menggunakan rumus STDEV (pendapatan penduduk selama satu tahun). Total pendapatan Kampung Tangsi yaitu sebesar Rp , kemudian diperoleh

13 46 pendapatan rata-rata sebesar Rp , dan standar deviasi sebesar ,279. Standar deviasi dilakukan,5 maka menjadi ,1395. Dari perhitungan tersebut, struktur pendapatan masyarakat dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga, yaitu kategori rendah apabila pendapatan masyarakat kurang dari Rp , kategori sedang apabila pendapatan masyarakat antara Rp hingga lebih kecil dari Rp , sedangkan kategori tingkat pendapatan masyarakat tinggi apabila pendapatan masyarakat lebih besar dari sama dengan Rp pengambilan data pendapatan setiap responden dilakukan dengan merinci pendapatan per hari atau per bulan atau dalam satu tahun terakhir. Selanjutnya di kurangi dengan pengeluaran responden sesuai dengan rincian pendapatan yang didapat. Pendapatan tersebut didapat dari pekerjaan seperti karyawan pabrik, pedagang, pengusaha, buruh, dan pegawai negeri sipil. Pada Gambar 9 ditunjukkan pendapatan rata-rata rumah tangga selama satu tahun terakhir. Gambar 9. Persentase Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Responden Kampung Tangsi Selama Satu Tahun Terakhir (Rupiah), 211 Rata-rata pendapatan rumah tangga di Kampung Tangsi selama setahun terakhir kurang dari Rp Seperti pada Gambar 9, menunjukkan sebanyak 16 responden atau sebanyak 46 persen rata-rata pendapatannya diantara Rp hingga lebih kecil dari Rp sedangkan 12 responden atau

14 47 sebesar 34 persen rata-rata pendapatannya kurang dari Rp Rata-rata pendapatan responden yang lebih dari sama dengan Rp sebanyak tujuh responden atau sebesar 12 persen. Rumah tangga yang pendapatannya kurang dari rata-rata lebih banyak bekerja sebagai pengemudi atau buruh pabrik. Selain dari pekerjaan itu pendapatan yang didapat responden lebih banyak bekerja sebagai pengusaha, pedagang, karyawan, dan PNS. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan dan asal kependudukan responden. Berdasarkan data yang diperoleh yaitu pendapatan responden Kampung Tangsi, didapatkan rata-rata pendapatan masyarakat Kampung Tangsi sebesar Rp /tahun dibagi dengan 12 bulan yaitu sebesar Rp /bulan. Apabila diketahui rata-rata anggota keluarga dalam setiap rumah tangga berjumlah tiga orang, maka Rp /bulan dibagi dengan tiga anggota keluarga yaitu sebesar Rp /anggota keluarga/bulan. Kemudian dibagi dengan 3 hari untuk mengetahui pendapatan perkapita per hari, Rp dibagi dengan 3 yaitu sebesar Rp 9.95/kapita/hari. Apabila dibandingkan dengan standar garis kemiskinan menurut World Bank yaitu USD 2/kapita/hari atau kira-kira Rp 18.,/kapita/hari, maka masyarakat Kampung Tangsi berada jauh dibawah garis kemiskinan. Hal ini dikarenakan oleh pendapatan yang dihasilkan dari bekerja tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Kampung Tangsi berada dekat dengan kota Bekasi, oleh karena itu kebutuhan hidup di Kampung Tangsi dalam kategori tinggi. Selain itu sebagian pendapatan masyarakat dihasilkan dari pekerjaan pedagang yang diketahui pendapatannya tidak menentu. Berdasarkan data dari struktur pendapatan di Kampung Tangsi kemudian dikategorisasikan lagi menurut lapisan sosial ekonomi, yaitu lapisan sosial bawah (pendapatan rendah) yaitu pendapatan kurang dari Rp , lapisan sosial menengah (pendapatan rata-rata) yaitu pendapatannya diantara Rp hingga lebih kecil dari Rp , dan lapisan sosial atas (pendapatan tinggi) yaitu pendapatan yang lebih dari sama dengan Rp Berikut ini adalah Gambar 1 yang menunjukkan lapisan sosial ekonomi rumah tangga Kampung Tangsi.

15 48 Gambar 1. Persentase Lapisan Sosial Kampung Tangsi Berdasarkan Struktur Pendapatan, 211 Data pada Gambar 1 menunjukkan bahwa mayoritas lapisan sosial di Kampung Tangsi ditempati oleh lapisan menengah dengan persentase sebesar 46 persen atau sebanyak 16 responden. Kemudian sebesar 34 persen atau sebanyak 12 responden berada pada lapisan sosial bawah, dan sebesar 2 persen atau sebanyak tujuh responden berada pada lapisan sosial atas. Hal ini terjadi karena masyarakat yang berada di Kampung Tangsi sebagian besar bekerja sebagai pedagang di sekitar perusahaan maupun diluar lingkungan perusahaan. Selain itu perusahaan yang berada di sekitar tempat tinggal responden juga seringkali memberikan bantuan dalam pembiayaan kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pendapatan yang didapat semakin bertambah dan menduduki lapisan sosial menengah. 5.3 Kondisi Tempat Tinggal Kehadiran industri di Kampung Tangsi memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat seperti pada kondisi tempat tinggal. Penelitian ini akan melihat kondisi tempat tinggal dari segi status kepemilikan dan kondisi fisik tempat tinggal, apakah dengan hadirnya industri yang banyak memberikan dampak negatif berpengaruh pada kelayakan dan status tempat tinggal.

16 Status Kepemilikan Tempat Tinggal Status kepemilikan tempat tinggal merupakan status kepemilikan rumah yang dihuni oleh suatuy keluarga. Penduduk yang tinggal di Kampung Tangsi, semakin hari semakin berkurang hal ini dikarenakan hampir sebagian besar lahan yang ada di kampung tersebut dibeli oleh PT G. Oleh sebab itu, jumlah tempat tinggal yang ada di Kampung Tangsi juga semakin berkurang. Dilihat dari status kepemilikan tempat tinggal, sebagian besar penduduk asli yang status kepemilikan tempat tinggalnya adalah milik pribadi selain itu status kepemilikannya adalah menyewa. Gambar 11. Persentase Status Kepemilikan Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 211 Berdasarkan Gambar 11 semua penduduk lapisan sosial bawah atau sebanyak 12 rumah tangga status kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa, sedangkan lapisan sosial menengah sebanyak 13 rumah tangga atau sebesar 81 persen status kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa dan 3 rumah tangga atau sebesar 19 persen status kepemilikan tempat tinggal adalah milik pribadi. Sementara itu, pada masyarakat lapisan sosial atas status kepemilikan tempat tinggalnya adalah milik pribadi. Masyarakat dengan status kepemilikan tempat tinggal milik pribadi didominasi oleh masyarakat dengan asal kependudukan asli warga Kampung

17 5 Tangsi. Sementara itu, masyarakat yang status kepemilikan tempat tinggalnya baik menumpang ataupun menyewa adalah masyarakat pendatang. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi status kepemilikan tempat tinggal. Masyarakat yang tingkat pendapatannya di atas rata-rata pendapatan masyarakat Kampung Tangsi memiliki rumah secara pribadi Kondisi Fisik Tempat Tinggal Kondisi fisik tempat tinggal merupakan keadaan fisik tempat tinggal yang dihuni oleh suatu keluarga. Rumah tangga Kampung Tangsi secara umum status kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Kampung Tangsi berasal dari luar daerah. Berdasarkan status kepemilikan tempat tinggal kemudian ditelusuri kondisi fisik tempat tinggal rumah tangga yang dikategorikan menjadi lima, yaitu sangat tidak layak, tidak layak, sedang, layak, dan sangat layak. Hal ini dapat dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kampung Tangsi. Pada Gambar 12 berikut dipaparkan mengenai kondisi fisik rumah tangga 3 responden. Gambar 12. Persentase Kondisi Fisik Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 211 Mayoritas masyarakat lapisan sosial bawah di Kampung Tangsi memiliki kondisi fisik tempat tinggal dengan kategori sedang yaitu sebesar 67 persen, dan

18 51 33 persen untuk kategori tidak layak. Masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 56 persen kondisi fisik tempat tinggal dengan kategori layak, sebesar 25 persen dengan kategori sedang, dan sebesar 19 persen dengan kategori sangat layak. Selanjutnya pada lapisan sosial atas,masing-masing sebesar 43 persen untuk kondisi fisik tempat tinggal layak dan tidak layak, dan 14 persen dengan kondisi fisik tempat tinggal sedang. Tempat tinggal masyarakat Kampung Tangsi sebagian besar kondisi fisiknya biasa saja. Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung Tangsi berstatus pendatang yang tidak memiliki tempat tinggal. Masyarakat menyewa tempat tinggal sesuai dengan kebutuhan dan keuangan. Masyarakat dengan kategori lapisan sosial atas atau yang pendapatannya diatas rata-rata pendapatan masyarakat Kampung Tangsi terlihat kondisi fisik tempat tinggalnya layak untuk tinggali meskipun lingkungan sekitarnya berbahaya bagi kesehatan. 5.4 Kepemilikan Lahan Kepemilikan lahan merupakan jumlah lahan yang dimiliki seseorang disekitar kawasan industri. Meskipun sebagian besar masyarakat Kampung Tangsi menurut World Bank berada jauh di bawah garis kemiskinan, akan tetapi beberapa rumah tangga di Kampung Tangsi masih memiliki lahan. Sebenarnya di wilayah Kampung Tangsi sekarang ini sebagian besar berupa lahan kosong. Lahan besar tersebut dimiliki oleh PT G yang akan segera dibangun untuk memperbesar produksi Rumah Tangga yang Memiliki Lahan Kepemilikan lahan pada rumah tangga masyarakat di Kampung Tangsi sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh perluasan area yang dilakukan pihak perusahaan sehingga tidak memungkinkannya masyarakat memiliki tanah. Selain itu, penduduk Kampung Tangsi juga semakin berkurang karena lahan tempat tinggal mereka telah diambil alih oleh perusahaan dengan ganti rugi berupa sejumlah uang. Hal ini sebagaimana terlihat pada Gambar 13.

19 52 Gambar 13. Persentase Kepemilikan Lahan Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 211 Pada masyarakat lapisan sosial masyarakat bawah, menengah, dan atas masing-masing sebesar 1 persen, 69 persen, dan 71 persen tidak memiliki lahan. Hal ini dikarenakan pendapatan mereka yang rendah sehingga tidak memungkinkan untuk membeli lahan. Pendapatan yang didapat hanya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan berstatus sebagai pendatang. Kadang untuk makan saja susah, apalagi harus beli tanah. Lagipula, kalaupun ada uang lebih baik disimpan untuk sekolah anak. Sekarang kalau tidak sekolah susah untuk mencari pekerjaan. Lagipula kalau sudah bisa cari kerja, bisa punya rumah sendiri kemudian beli tanah. (Bapak SMA, 44 tahun). Masyarakat lapisan sosial menengah dan atas, masing-masing persentase yang memiliki lahan sebesar 31 persen dan 29 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat yang memiliki lahan merupakan asli daerah Kampung Tangsi yang sebelum adanya industri telah memiliki lahan di kampung tersebut. Selain itu, pekerjaan yang memberikan pendapatan besar seperti bekerja pada sektor perdagangan atau pengusaha juga menjadi faktor masyarakat untuk memiliki lahan sebagai investasi, baik lahan di Kampung Tangsi maupun lahan di luar Kampung Tangsi.

20 Luas Lahan Luas lahan merupakan jumlah lahan yang ditempati suatu keluarga per satuan meter persegi (m 2 ). Sebagian besar lahan yang ada di wilayah Kampung Tangsi sebelum adanya industri yaitu berupa lahan kosong. Setelah masuknya industri dan berkembang dengan pesat, PT G memperluas lahannya. Besarnya industri yang ada di Kampung Tangsi mempengaruhi besarnya jumlah lahan yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Tangsi. Perubahan luas lahan yang dimiliki cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perubahan Luas Lahan yang dimiliki Masyarakat Kampung Tangsi, 211 Perubahan Luas Lahan yang dimiliki Total Luas Lahan I II III IV V Rumah Tangga Lapisan 12 Sebelum Bawah (1%) Adanya Industri Lapisan Menengah 11 (69%) 5 (31%) 35 Lapisan Atas 5 (71%) 2 (29%) Setelah Lapisan Bawah 12 (1%) Adanya Industri Lapisan Menengah 16 (1%) 35 Lapisan Atas 5 (71%) 2 (29%) Sumber: Diolah dari data primer Keterangan: I II III IV V = Lahan <,1 hektar =,1 hektar Lahan <,1 hektar =,1 hektar Lahan <,1 hektar =,1 hektar Lahan <,5 hektar = lahan,5 hektar Berdasarkan Tabel 5, sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat lapisan sosial atas yang memiliki lahan yang lebih dari,5 hektar sebanyak dua rumah tangga. Hal ini disebabkan oleh lahan di Kampung Tangsi masih berupa lahan kosong yang dimiliki oleh masyarakat asli secara turun temurun. Hal ini

21 54 berbeda setelah adanya industri. rumah tangga yang memiliki lahan lebih dari,5 hektar berkurang menjadi lahan antara,1 hektar sampai,5 hektar. Sementara itu, untuk masyarakat lapisan sosial menengah, sebanyak lima rumah tangga yang memiliki lahan lebih dari,1 hektar dan kurang dari,5 hektar berubah hingga tidak memiliki lahan. PT G yang menjadi perusahan terbesar di wilayah Desa Sukadanau, mencoba menguasai lahan yang ada di wilayah Kampung Tangsi, sehingga masyarakat yang berada di wilayah sekitar diharuskan untuk menjual lahannya kepada PT G. PT G ini terbesar disini, hampir semua tanah dibeli sama PT G. hanya warga asli saja yang mempertahankan tanahnya. Liat saja, wilayah RT saya hanya tiga blok. Sebelumnya luas sekali. Rumah-rumah blok samping ini, sudah tidak ada. Sudah pada digusur dibeli sama PT G, mereka pergi ada yang keluar desa, ada juga yang pulang kampung. Rencana PT G 1 tahun ke depan, semua lahan di kampung ini sudah jadi milik mereka. Tidak tahu bagaimana, apa saya masih jadi ketua RT apa tidak. (Bapak Naiman, Tokoh Masyarakat, 48 tahun). Berdasarkan pernyataan tokoh masyarakat yang ada di Kampung Tangsi, hampir seluruh masyarakat Kampung Tangsi pergi meninggalkan daerah setempat dikarenakan pengusuran yang dilakukan oleh PT G untuk memperluas bangunannya dalam memproduksi barang. Penggusuran yang dilakukan oleh PT G tidak terjadi konflik besar dikarenakan setiap kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya diambil alih oleh PT G mendapatkan uang sebagai pengganti tanah yang diambil. Masyarakat hanya mengeluh dengan keadaan seperti itu, tetapi karena pihak perusahaan lebih berkuasa maka masyarakat tidak dapat melawan. 5.5 Persepsi Kesempatan Kerja PT G merupakan perusahaan besar yang bergerak dibidang pengolahan besi dan baja. Sejalan dengan perubahan waktu, perusahan ini berkembang hingga mengekspor barang produksinya ke luar negeri. Dengan perkembangan tersebut, industri manufaktur terbesar di Bekasi ini tentunya akan mempengaruhi perubahan pada berbagai aspek seperti kesempatan kerja. Banyaknya jumlah pendatang yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk asli mengakibatkan

22 55 peluang bekerja diberbagai sektor industri maupun non industri semakin berkurang. Pada Gambar 14 disajikan persepsi mayarakat mengenai kesempatan kerja yang ada di wilayah Kampung Tangsi berdasarkan Lapisan Sosial. Gambar 14. Persentase Pendapat Responden tentang Kesempatan Kerja di Kampung Tangsi Berdasarkan Lapisan Sosial, 211 Berdasarkan Gambar 14 lebih dari 5 persen masyarakat baik pada lapisan bawah, lapisan menengah maupun lapisan atas mengatakan bahwa tidak ada kesempatan kerja di wilayah Kampung Tangsi. Menurut responden yang berstatus sebagai pendatang, kesempatan kerja untuk mencari pekerjaan lain sangat sulit karena kesibukan pada pekerjaan di perusahaan. Selain itu, mereka datang ke wilayah Kampung Tangsi hanya untuk bekerja di perusahaan tersebut sesuai dengan pendidikan akhir yang ditempuh. Menurut responden yang berstatus sebagai penduduk asli, kesempatan kerja di wilayah kampung tangsi dirasa sangat sulit karena persaingan kerja dengan masyarakat pendatang. Selain itu, masyarakat asli sudah dahulu bekerja sebagai pengusaha ataupun pedagang sehingga tidak ingin mencari pekerjaan lain. 5.6 Konflik Akibat Aktivitas Industri Menurut Gibson, et al (1977), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau

23 56 tujuan sendiri sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain. Dampak perkembangan industri yang ada di wilayah Kampung Tangsi pada aspek sosial terlihat dengan adanya konflik akibat perubahan lingkungan seperti perubahan udara, polusi suara, dan gangguan air. Masyarakat yang berada di sekitar industri merasa tidak nyaman dengan kondisi udara yang panas, gersang, dan berdebu akibat dari aktivitas industri. Pada Gambar 15 disajikan persentase tingkat kedalaman konflik akibat aktivitas industri. Gambar 15. Persentase Persepsi tentang Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Aktivitas Industri Berdasarkan Lapisan Sosial, 211 Berdasarkan Gambar 15, pada lapisan sosial bawah sebanyak 83 persen mengatakan biasa saja serta 17 persen mengatakan mengeluh pada aktivitas industri baja yang dilakukan setiap hari selama 24 jam. Sedangkan pada lapisan menengah, sebanyak 44 persen mengatakan biasa saja dan 56 persen mengatakan mengeluh. Pada lapisan sosial atas, responden yang mengatakan biasa saja sebanyak 71 persen, dan 29 persen untuk responden yang mengatakan mengeluh. Responden yang mengatakan mengeluh pada lapisan sosial menengah dan atas lebih banyak dibandingkan dengan lapisan sosial bawah. Hal ini dikarenakan pada lapisan sosial menengah dan atas, sebagian masyarakat bekerja pada sektor diluar industri dan berstatus sebagai penduduk asli setempat yang terganggu dengan aktivitas industri. Tetapi, masyarakat tidak dapat melakukan perlawanan terhadap

24 57 pihak perusahaan karena pihak perusahan sering melakukan negosiasi dengan memberikan sumbangan berupa seekor sapi untuk setiap rukun tetangga (RT). Tidak hanya itu, apabila masyarakat melakukan perlawanan terhadap perusahaan, jumlah masyarakat yang tidak menerima adanya aktivitas industri tidak sebanding dengan jumlah karyawan perusahaan tersebut sehingga jika terjadi bentrok masyarakat akan mengalami kekalahan. Konflik yang ada tidak hanya terjadi antara masyarakat dan PT G saja akibat aktivitas industri. Seperti yang dikatakan Ibu SSI, karyawan PT G beberapa tahun yang lalu pernah melakukan unjuk rasa pada pihak PT G dalam hal pembagian gaji yang tidak sesuai. dahulu, beberapa tahun yang lalu, karyawan pabrik pernah melakukan unjuk rasa. Hal itu dikarenakan gajinya tidak naik sudah lama sekali sedangkan kebutuhan terus bertambah. Tembok yang ini, pernah dirobohkan. Ban-ban truk dibakar, orang-orang atasannya dihadang sampai pada menginap di pabrik. sudah begitu banyak karyawan yang luka-luka, kalau tidak salah ada yang meninggal. Kashian. Akhirnya orang-orang atas merasa takut juga, melihat karyawannya unjuk rasa begitu banyak, terus naik gajinya walau tidak seberapa. Tapi bagi sebagian orang kecil seperti kita berarti sekali. Lagipula tidak sesuai saja, kerja berat di pabrik tapi gajinya tidak naik-naik. Sudah begitu belum lagi kita menerima bau, debu, panasnya dari mesin-mesin pabrik sama truk yang lewat. (Ibu SSI, 43 tahun). Unjuk rasa yang dilakukan oleh karyawan PT G diakhiri oleh kenaikkan gaji yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Menurut Ibu SSI yang suaminya bekerja di pabrik PT G, pekerjaan di perusahaan tersebut begitu berat dan melelahkan. Selain itu, dampak yang terjadi akibat aktivitas industri membuat masyarakat tidak nyaman dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. 5.7 Hubungan Antar Masyarakat PT G merupakan perusahaan terbesar di Desa Sukadanau yang bergerak di bidang industri manufaktur. Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah karyawan sehingga mendatangkan calon-calon karyawan dari luar daerah. Orang-orang dari luar daerah yang masuk ke wilayah Kampung Tangsi bertujuan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Banyaknya pendatang yang masuk akan berpengaruh pada

25 58 hubungan sosial masyarakat, khususnya bagi masyarakat lokal dengan pendatang. Pada Gambar 16 disajikan persentase hubungan sosial antar masyarakat lokal dengan pendatang berdasarkan lapisan sosial. Gambar 16. Persentase Pendapat Responden tentang Hubungan Sosial antar Masyarakat Lokal dengan Pendatang Berdasarkan lapisan Sosial, 211 Berdasarkan Gambar 16 masyarakat dengan kategori lapisan bawah sebesar 58 persen hubungan masyarakat asli dengan pendatang terbilang baik-baik saja walau hanya terjalin kontak dan komunikasi. Hal ini disebabkan oleh kesibukan masyarakat dalam bekerja, khususnya masyarakat yang bekerja di pabrik PT G. Selain itu, kurangnya kegiatan masyarakat yang seharusnya diadakan oleh ketua RT menjadi penyebab hubungan masyarakat kurang erat meskipun tidak terjadi pertengkaran. ketua RT disini, tidak pernah mengadakan acara apa-apa. Dianya saja tidak pernah ada dirumah, bagaimana mau bikin acara?! Istri ke duanya di Banten, jadi pulangnya ke sana. kalau acara disini pengajian ibu-ibu, itu juga yang mengadakan guru agama yang biasa mengajari anak-anak mengaji. Kalau ada acara musyawarah desa, yang datang sekertarisnya. Kalau gotong royong membersihkan kampung ide dari warga aaja. Lagipula belum tentu ikut semua, disini banyak supir jadi mereka jarang pulang. Selain itu buruh pabriknya tidak pernah libur. (Bapak MMN, 46 tahun).

26 59 Kegiatan yang ada di Kampung Tangsi dilakukan oleh masyarakat atas ide dari masing-masing warga bukan dari ketua RT. Kegiatan tersebut hanya arisan, pengajian dan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. Arisan dilakukan oleh para ibu RT 4 setiap bulannya dengan biaya Rp Pengajian yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Tangsi hanya dihadiri oleh ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan tersebut dilakukan setelah pengajian anak-anak mereka, pada hari senin sampai jumat, pukul 16. yang diadakan di mushola terdekat. Selain dari kegiatan pengajian, gotong royong juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masih terjalinnya kontak dan komunikasi antar masyarakat lokal dengan pendatang. Tetapi, kegiatan ini hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun yaitu membersihkan saluran air yang tersumbat dan membakar barangbarang yang sudah tidak terpakai. Tabel 6. Persentase Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Arisan Kampung Tangsi, 211 Lapisan Persentase Intensitas Pengajian Jumlah Sosial Tidak Jarang Sering Selalu Responden Pernah Lapisan Bawah 1(8,3%) 3(25%) 5(41,7) 3(25%) 12 Lapisan Menengah 4(25%) 6(37,5%) 4(25%) 2(12,5%) 16 Lapisan Atas 1(14,3%) 3(42,9%) 2(28,6%) 1(14,3%) 7 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan Tabel 6 pada lapisan sosial masyarakat bawah responden yang tidak pernah mengikuti kegiatan arisan sebesar 8,3 persen, responden yang sering mengikuti kegiatan arisan sebesar 41,5 persen, dan sebesar 25 persen responden masing-masing yang jarang dan selalu mengikuti kegiatan arisan. Pada lapisan sosial menengah, sebesar 25 persen responden masing-masing yang tidak pernah dan sering mengikuti kegiatan arisan, serta sebesar 37,5 persen dan 12,5 persen untuk masing-masing reponden yan jarang dan selalu mengikuti kegiatan arisan. Sementara itu, pada lapisan sosial atas, sebesar 14,3 persen untuk reponden yang tidak pernah dan selalu mengikuti kegiatan arisan, serta 42,9 persen dan 28,6 persen responden yang jarang dan sering mengikuti kegiatan arisan. Kegiatan arisan yang diadakan oleh warga Kampung Tangsi untuk menambah erat hubungan masyarakat antar masyarakat asli dengan pendatang.

27 6 Kegiatan selanjutnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kampung Tangsi yaitu pengajian anak-anak yang dilanjutkan pengajian ibu-ibu masyarakat Kampung Tangsi. Kegiatan ini dilakukan setiap hari senin sampai dengan jumat jam 16. di mushola RT 4. Waktu yang digunakan tersebut adalah waktu masyarakat Kampung Tangsi khususnya ibu-ibu rumah tangga yang sedang santai atau istirahat di rumah masing-masing warga. Hal inilah yang dilakukan masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial untuk mempererat hubungan diantara masyarakat. Tabel 7. Persentase Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Gotong Royong kampung Tangsi, 211 Lapisan Sosial Persentase Intensitas Gotong Royong Jumlah Tidak Jarang Sering Selalu Responden Pernah Lapisan Bawah 5(41,7%) 3(25%) 3(25%) 1(8,3%) 12 Lapisan Menengah 7(43,8%) 3(18,8%) 4(25%) 2(12,5%) 16 Lapisan Atas 3(42,9%) 4(57,1%) 7 Sumber: Diolah dari data primer Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh warga Kampung Tangsi, berdasarkan Tabel 7 pada lapisan sosial bawah dan menengah, sebagian besar responden tidak pernah melakukan kegiatan tersebut, yaitu 43,8 persen responden untuk lapisan menengah dan 41,7 persen responden untuk lapisan bawah yang berfungsi untuk membersihkan lingkungan kampung. Sedangkan pada lapisan atas, sebagian besar responden atau sebesar 57,1 persen sering mengikuti kegiatan gotong royong. 5.8 Ikhtisar Kegiatan industri manufaktur yang ada di wilayah Kampung Tangsi, memberikan dampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang tinggal disekitar industri. kegiatan tersebut dilakukan setiap hari sehingga memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, misalnya struktur pendapatan yang akan membagi masyarakat kedalam kategori lapisan sosial seperti lapisan sosial bawah, lapisan sosial menengah, dan lapisan sosial atas. Selain itu, kondisi tempat tinggal, kepemilikan lahan, persepsi kesempatan kerja, konflik dan

28 61 hubungan masyarakat juga berpengaruh pada kegiatan industri yang terbesar di Bekasi tersebut. Struktur pendapatan masyarakat di Kampung Tangsi tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar bekerja pada sektor perdagangan sehingga banyak memberikan keuntungan. Dari struktur pendapatan tersebut akan diperoleh tiga kategori lapisan pendapatan, yaitu lapisan sosial bawah, lapisan sosial menengah, dan lapisan sosial atas. Penelitian ini melihat lapisan sosial menengah dengan pendapatan diatas rata-rata mendominasi masyarakat Kampung Tangsi. Selanjutnya pendapatan akan mempengaruhi kondisi tempat tinggal dan status kepemilikan tempat tinggal. Sebagian besar masyarakat kondisi tempat tinggalnya dalam keadaan layak, sedangkan status kepemilikannya sebagian besar menyewa karena masyarakat Kampung Tangsi didominasi oleh pendatang. Kepemilikan lahan oleh masyarakat Kampung Tangsi hanya dimilki oleh penduduk asli. Kepemilikan lahannya juga berubah setelah perluasan area perusahaan.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Desa Lebuh Dalem Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala Timur yang merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK 25 BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK A. Kondisi Geografis Desa Klampok Secara geografis letak wilayah Desa Klampok khususnya sangatlah strategis dan menguntungkan karena berada pada perbatasan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Desa Bantarjo merupakan salah satu pedukuhan yang berada di Desa Banguncipto Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo Yogykarata, luas wilayah 96.5 ha,

Lebih terperinci

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di 40 IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km beribukota di Kampung Gedung Aji yang berjarak 36 km dari Ibu Kota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatori. Penelitian eksplanatori merupakan penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan antarvariabel

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang IV. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Sejarah Desa Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, bagian dari Kabupaten Tulang Bawang Barat, merupakan Desa Transmigrasi yang dibentuk pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI 4.1 Profil Desa Tanjungsari 4.1.1 Letak Geografis Desa Tanjungsari Desa Tanjungsari merupakan salah satu dari delapan Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sukaresik,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah kelurahan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Sumur Batu Kelurahan Sumur Batu merupakan salah satu dari delapan Kelurahan yang ada di Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI WILAYAH Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini juga diperoleh dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten 47 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak pada 140 0 42 0-105 0 8 0 BT dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG A. Kondisi Geografis Desa Rendeng Secara Administrasi Desa Rendeng terletak sekitar 1 Km dari Kecamatan Malo, kurang lebih 18 Km dari Kabupaten Bojonegoro,

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK 4.1 Lama Tinggal Pada umumnya, penduduk bertempat tinggal di suatu daerah mulai dari lahir sampai dewasa. Akan tetapi ada juga penduduk yang tinggal dari lahir sampai setelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Asal-Usul Desa Hajimena Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena yang berarti duluan (dalam Bahasa Lampung).

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab. Bogor 16760 PROFIL/RIWAYAT DESA CILEUNGSI Desa Cileungsi merupkan salah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k 13 PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR Profil Desa Cihideung Ilir memuat informasi mengenai desa yang dijadikan tempat penelitian. Adapun informasi yang tersaji dalam bab ini adalah mengenai kondisi geografis Desa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH DESA : CIMANDE HILIR KECAMATAN : CARINGIN KABUPATEN : BOGOR PERIODE : II / 2008 Kondisi Fisik Geografi KONDISI UMUM WILAYAH Desa Cimande Hilir merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didirikan pada akhir abad ke-18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didirikan pada akhir abad ke-18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bandar Dalam adalah salah satu desa tua di Kecamatan Sidomulyo yang didirikan pada akhir abad ke-18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat itu,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini akan mengemukakan hasil temuan data pada lokasi yang berfungsi sebagai pendukung analisa permasalahan yang ada. 4.. Gambaran Umum Desa Pulorejo 4... Letak geografis

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti,

IV. GAMBARAN UMUM. Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, 42 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Pekon Banyu Urip 1. Sejarah Singkat Sejarah Pekon Banyu Urip selama ini belum pernah dibukukan secara pasti, akan tetapi penulis coba mendapatkannya melalui pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM DESA BANJARSARI

BAB IV KEADAAN UMUM DESA BANJARSARI BAB IV KEADAAN UMUM DESA BANJARSARI 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Secara administratif, Desa Banjarsari termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Brosot, secara administratif terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Brosot merupakan akses masuk

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Kedaton Kodya, daerah tingkat II Bandar

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Kedaton Kodya, daerah tingkat II Bandar 42 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Rajabasa Kelurahan Rajabasa adalah salah satu desa yang sejak tahun 1992 menjadi Kelurahan Rajabasa, Kecamatan Kedaton Kodya, daerah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH 4.1. Kondisi Geografis Kelurahan Pakembaran Di Kecamatan Slawi terdapat 5 Kelurahan dan 5 Desa.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Kemang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI Desa Babakan Pari berada di ketinggian 600 m dpl, luas wilayah desa 212.535 ha adalah bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823 IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA A. Sejarah Singkat Kelurahan Langkapura Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823 kelompok-kelompok suku yang berasal dari suku Lampung

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian

Lebih terperinci

Statistik Daerah. Kecamatan Panca Jaya

Statistik Daerah. Kecamatan Panca Jaya Statistik Daerah Kecamatan Panca Jaya Peta Kecamatan Panca Jaya ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN PANCA JAYA TAHUN 206 ISBN : 978-602-338-020-6 No. Publikasi : 85.6.005 Katalog BPS : 00002.8030 Ukuran Buku

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG

BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 27 BAB IV KEADAAN UMUM DESA KEMANG 4.1 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Desa Kemang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci