ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU MELALUI PENDEKATAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (Studi Kasus : CV MASSITOH CATERING SERVICES)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU MELALUI PENDEKATAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (Studi Kasus : CV MASSITOH CATERING SERVICES)"

Transkripsi

1 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU MELALUI PENDEKATAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (Studi Kasus : CV MASSITOH CATERING SERVICES) Oleh LESTARI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU MELALUI PENDEKATAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (Studi Kasus : CV MASSITOH CATERING SERVICES) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh LESTARI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 Judul Skripsi : Analisis Perencanaan dan Pengendalian Mutu Melalui Pendekatan Hazard Analysis and Critical Control Point (Studi Kasus : CV. Massitoh Catering Services) Nana : Lestari NIM : H Menyetujui Dosen pembimbing I Dosen pembimbing II (Ir. Abdul Basith, MS) NIP (Nur Hadi Wijaya, STP, MM) Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc) NIP Tanggal Lulus :

4 RINGKASAN LESTARI. H Analisis Perencanaan dan Pengendalian Mutu Melalui Pendekatan Hazard Analysis and Critical Control Point (Studi Kasus : CV. Massitoh Catering Services) Di Bawah Bimbingan ABDUL BASITH dan NUR HADI WIJAYA Berbagai organisasi dan perusahaan makanan berupaya untuk mendapatkan sertifikat HACCP sebagai upaya untuk membuktikan bahwa organisasi mereka dapat diakui mutu nya secara internasional. HACCP merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencegah terjadinya masalah kualitas produk makanan baik yang disebabkan oleh faktor biologi, kima maupun fisika (food safety problem). Perusahaan catering CV Massitoh Catering Services saat ini belum menerapkan standar kemanan pangan yang sesuai dengan HACCP, namun sedang merencanakan dan berusaha memenuhi standard yang ada dengan point-point kritis sesuai dengan standarisi HACCP. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi sistem pengendalian mutu pangan pada CV Massitoh Catering Services, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan standarisasi HACCP pada CV Massitoh Catering Services, (3) merekomendasikan strategi yang sebaiknya dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dalam upaya perolehan sertifikat HACCP. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan pihak manajemen dan karyawan, diskusi dengan tim manajemen CV Massitoh Catering Services, serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh CV Massitoh Catering Services yang berhubungan dengan perolehan sertifikat HACCP serta informasi tentang kinerja perusahaan. Selain itu data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (buku-buku, jurnal, internet dan literatur yang relevan). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskirptif, kertas periksa (checksheet), diagram sebab akibat (fishbone) dan Brainstrorming. CV Massitoh Catering Services didirikan pada tanggal 12 November 1999 dengan akta notaris nomer 08/CN/PR/P/1999/PN.BGR. Visi CV Massitoh Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa boga yang terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta mengedepankan proses produksi yang halah, bersih, sehat dan inovatif. Misi CV Massitoh Catering Services adalah mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang tinggi dan mengembangkan ketrampilan kinerja sumberdaya manusia untuk mendukung kebutuhan dan kemauan pelanggan secara keseluruhan. Sistem pengendalian mutu pangan yang dijalankan CV Massitoh Catering Services adalah (1) menggunakan bahan baku yang berkualitas (2) melakukan proses produksi yang tepat (3) menerapkan sistem kerja yang ketat pada karyawan (4) memberikan service yang baik bagi pelanggannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan standarisasi HACCP pada CV Massitoh Catering Services (1) lokasi bangunan yang berada ditengah pemukiman warga. (2) kondisi bangunan yang terpisah-pisah. Kondisi dapur dan ruang packing yang berjauhan dapat mengakibatkan kontaminasi silang, sehingga sebaiknya ruangan ini berada pada satu bangunan dan berdekatan (3) tingkat kesadaran karyawan yang masih rendah mengenai sanitasi dan hygiene. Rekomendasikan strategi yang sebaiknya dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dalam upaya perolehan sertifikat HACCP adalah (1) menjaga kualitas bahan baku sebaiknya bahan baku yang diterima segera ditangani dengan baik. Bahan baku sebaiknya dicuci dengan disinfectan dan dibilas dengan air mengalir. (2) kondisi sanitasi dan hygiene yang baik sangat berperan dalam perolehan sertifikat HACCP, sehingga perusahaan perlu menjaga dan menerapkan sanitasi dan hygiene yang baik mulai dari lingkungan, bahan baku, pengolahan hingga pengiriman produk ke konsumen.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan putri pertama dari pasangan Harto Mulyono dan Daliyem. Penulis dilahirkan di Sukoharjo, Solo pada tanggal 27 Maret 1985 Penulis mengawali pendidikan formal pada SD Negri Kedung Jambal 02 pada tahun 1992 hingga penulis memulai pendidikan menengah pertama pada SLTP Negri 2 Tawangsari pada tahun 1998 hingga Pada tahun 2001 hingga 2004, penulis menempuh pendidikan menengah atas pada SMU Veteran 1, Sukoharjo. Tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun Tahun 2009 Penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pengalaman bekerja yang pernah dijalani penulis adalah menjadi Staff Administrasi pada PT Komindo Trading Utama pada tahun 2007 hingga Tahun 2011 penulis bekerja sebagai Insurance Advisor pada CIMB Sun Life. Pengalaman organisasi yang pernah dijalani oleh penulis semasa kuliah adalah menjadi Staff pada Departemen Pengembangan Minat dan Bakat, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor periode 2006 hingga Tahun 2006 hingga 2007 penulis menjadi anggota teater Lingkar Seni Jaring, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanan Bogor. Menjadi staff Departemen Pengembangan Sumberdaya Manusia di EXOM Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor periode 2010 hingga ii

6 KATA PENGANTAR Untaian kalimat puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan nikmatnya. Sholawat dan salam penulis panjatkan untuk Nabi Muhammad SAW, tak lupa teriring doa untuk para keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman. Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kesempatan dan kemudahan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi yang berjudul Analisis Perencanaan dan Pengendalian Mutu Melalui Pendekatan Hazard Analysis and Critical Control Point (Studi Kasus : CV. Massitoh Catering Services). Laporan Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dari semua pembaca. Pada akhirnya penulis berharap semoga Laporan Skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Maret 2012 Penulis iii

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulisan Laporan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik bantuan secara langsung mau pun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ucapkan banyak terimakasih kepada : 1) Ibunda tercinta Daliyem dan Ayahanda Harto Mulyono atas segala doa, kasih sayang, dan pengorbanan yang tak terbatas baik moril maupun materiil. 2) Ir. Abdul Basith, Ms dan Nur Hadi Wijaya, STP, MM, sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Laporan Skripsi ini. 3) Segenap pimpinan dan karyawan CV Massitoh Catering Services yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan Penelitian, terimakasih atas kebaikan dan perhatianya. 4) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah turut serta membantu demi selesainya Laporan Skripsi ini Bogor, Maret 2012 Penulis iv

8 DAFTAR ISI RINGKASAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i viii ix x I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Mutu Definisi Mutu Dimensi Mutu Katering, Restoran dan Rumah Makan Sistem Jamianan Keamanan Pangan Peranan Standarisasi ISO 9000 Sebagai Standar Sistem Manajemen Mutu Standar Nasional Indonesia (SNI ) HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Alat Analisis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Lokasi Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Ketenagakerjaan Sarana dan Prasarana Perusahaan Sumber Energi Mesin dan Peralatan Alat Transaportasi Produksi... 24

9 Halaman Lahan dan Gedung Proses Produksi Identifikasi Sistem Pengendalian Mutu Tata Letak Penanganan Bahan Baku Proses Pengolahan Bahan Baku Proses Pengemasan Sterilisasi Peralatan Prinsip HACCP Analisis Sumber Bahaya Identifikasi Titik Control yang Penting Menetapkan Batas Kritis Membuat Prosedur untuk Memantau CCP Menentukan Tindakan Koreksi jika Terjadi Masalah Menentukan Prosedur untuk Mengecek Kinerja Sistem HACCP Menetapkan Catatan yang Efektif tentang Sistem HACCP Persiapan HACCP Penyusunan Tim HACCP Deskripsi Produk Identifikasi Tujuan Penggunaan Penyusunan diagram Alir Produksi Validasi Diagram Alir Produksi Identifikasi Bahaya pada Setiap Tahapan Proses Produksi dan Tindakan Pencegahannya Penetapan Critical Control Point (CPP) Penetapan Batas Kritis Pemantauan pada Setiap CPP Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan Pencatatan dan Dokumentasi Penetapan Prosedur Verifikasi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 56

10 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Data Volume Pertumbuhan Penjualan Makanan dan Minuman di Indonesia ( )) Checklist Perawatan dan Kebersihan CV Massitoh Catering Services Tim HACCP CV Massitoh Catering Services Deskripsi Produk dan Identifikasi Kemanan Produk Nasi Rantangan... 46

11 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka Sistem Manajemen Mutu Tahap-tahap penerapan HACCP pada industri pangan Kerangka Pemikiran Konseptual Diagram Sebab Akibat Freezer yang digunakan pada CV Massitoh Catering Services Kendaraan yang digunakan sebagai alat transportasi Gudang Sembako / gudang kering Gudang buah Diagram Sebab Akibat CV Massitoh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Nasi CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Ayam Goreng Kremes CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Sayur Sop CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Bakwan Sayur CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Hati Ampela Balado CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Sambel terasi CV Massioh Catering Services Diagram Alir Pembuatan Kerupuk CV Massioh Catering Services... 73

12 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik1) CV Massitoh Catering Services Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik2) CV Massitoh Catering Services Hasil wawancara yang dilakukan dengan tim manajemen CV Massittoh Catering Services Rekomendasi Form Penerimaan Barang Rekomendasi Surat Jalan Diagram Alir Menu di CV Massitoh Catering Services Rekomendasi Form Checklist Perawatan dan Kebersihan CV Massitoh Catering Services Check List Janitor... 74

13 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini industri makanan di Indonesia telah sangat berkembang dengan pesat. Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Saat ini konsumen tidak hanya berorientasi pada produk saja melainkan sudah mulai memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Industri makanan merupakan salah satu industri yang memiliki peluang usaha yang masih prospektif untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Data Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) menunjukkan tren pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu ditunjukkan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Data Volume Pertumbuhan Penjualan Industri Makanan dan Minuman Di Indonesia ( ) Tahun Volume Penjualan (Trilyun) Sumber : Data GAPMMI Diolah Data tahun 2010 adalah angka sementara. Pada Tabel 1. dapat dilihat tingkat kebutuhan bahan pangan yang semakin tinggi. Tingginya kebutuhan bahan pangan harus disejajarkan dengan kualitas bahan yang baik agar dapat dihasilkan makanan yang berkualitas baik pula. Hal ini membuat para pengusaha harus meningkatkan mutu dan pelayananya sebaik mungkin. Oleh karena itu, kualitas dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan yang dilakukan oleh banyak perusahaan agar dapat mendorong peningkatan pasar dan memenangkan persaingan. Perusahaan yang tidak mengelola perubahan tersebut akan ketinggalan. Dalam peningkatan pasar dan memenangkan persaingan, perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam menjamin mutu suatu produk maupun jasa sehingga dapat mempertahankan kualitasnya. Perusahaan dalam

14 menjamin mutu perlu menetapkan suatu system manajemen mutu yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Dengan manajemen yang terpadu diharapkan manajemen perusahaan mampu menyelenggarakan perusahaannya begerak kearah pertumbuhan yang lebih tepat. Sistem keamanan pangan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) adalah sistem yang awalnya dikembangkan oleh NASA (1960), badan antariksa USA ini menerapkan HACCP untuk meyakinkan makanan astronot mereka terkontrol. Sistem ini berkembang dan awalnya digunakan untuk makanan kaleng yang memang sangat rentan dengan masalah. Pada awal tahun 1990-an dikenal umum untuk industri makanan diseluruh dunia sistem HACCP makin dikenal ketika standard ISO 9000:2008 mengadopsi HACCP, yang terdiri dari melakukan analisa bahaya, menentukan titik kendali kritis, menetapkan batas-batas titik kendali kritis, prosedur monitoring, tindakan koreksi dan dokumentasi ( ). Semakin meningkatnya gaya hidup dan kesibukan membuat orangorang lebih memilih makanan yang siap saji ataupun menggunakan jasa katering agar lebih praktis dan efisien. Jasa katering ini tidak hanya melayani perorangan juga melayani kebutuhan makanan bagi karyawan perusahaan. Salah satu perusahaan katering adalah CV Massitoh Catering Services. Perusahaan catering CV Massitoh Catering Services saat ini belum menerapkan standar kemanan pangan yang sesuai dengan HACCP, namun sedang merencanakan dan berusaha memenuhi standard yang ada dengan point-point kritis sesuai dengan standarisi HACCP. Untuk menerapkan HACCP dibutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen dan karyawan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin membantu CV. Massitoh Catering Services Dalam merencanakan sistem pengendalian mutu melalui pendekatan HACCP.

15 1.2 Perumusan Masalah CV Massitoh Catering Services adalah salah satu perusahaan catering yang ingin menjaga kualitas keamanan produknya dan sesuai dengan standard HACCP. Dengan standarisasi HACCP diharapkan CV Massitoh Catering Services dapat meningkatkan keamanan pangan pada produknya, meningkatkan kepuasan konsumen dan pendekatan pengujian akhir yang bersifat restropektif mutu dan kerusakan produk. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana sistem pengendalian mutu pangan pada CV Massitoh Catering Services agar sesuai dengan tututan konsumen? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan standarisasi HACCP pada CV Massitoh Catering Services? 3. Bagaimana strategi CV Massitoh Catering Services dalam penerapan standarisasi HACCP? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi sistem pengendalian mutu pangan pada CV Massitoh Catering Services. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan standarisasi HACCP pada CV Massitoh Catering Services. 3. Merekomendasikan strategi yang sebaiknya dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dalam upaya perolehan sertifikat HACCP 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi CV Massitoh Catering Services diharapkan dapat memberikan masukan, referensi dan solusi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan terutama setelah mendapatkan sertifikat HACCP. 2. Bagi Penulis adalah untuk memperoleh ilmu dan mengaplikasikan teoriteori yang pernah dipelajari dalam mengkaji berbagai fakta yang terjadi di perusahaan khususnya di CV Massitoh Catering Services mengenai penerapan HACCP.

16 3. Bagi Pembaca, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan tentang penerapan HACCP dan. dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi lebih lanjut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada penerapan HACCP pada perusahaan jasa khususnya di CV Massitoh Catering Services di Perumahan Taman Pagelaran Jl. Anggrek Raya Blok F-2 No 9 sebagai upaya peningkatan mutu pada pelayanan penyediaan jasa boga secara berkesinambuangan dan konsisiten sesuai dengan standar internasional sehingga dapat memenuhi permintaan pihak stakeholder dan mampu bersaing dipasar berskala nasional maupun global.

17 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Mutu Dalam mutu dikenal beberapa pengertian antara lain definisi mutu dan dimensi yang dikenal sebagai konsep mutu Definisi Mutu Pengertian mutu secara umum adalah kesesuaian antara capaian dengan stándar yang telah ditetapkan, kesesuaian dengan kebutuhan pengguna, atau pemenuhan janji sesuai dengan visi dan misi. Pencapaian tujuan ini menyangkut aspek masukan, proses dan keluaran serta nilai dan derajat kebaikan, keutamaan, kebenaran dan kesempurnaan (degree of exellence). Menurut ISO-9000 dalam Muhandri T dan Kadarisman D (2006) mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan Dimensi Mutu Ada delapan dimensi kualitas menurut Vincent Gaspersz (2005) yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah: a. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standarstandar yang telah ditetapkan sebelumnya. e. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

18 g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. 2.2 Katering, Restoran dan Rumah Makan Istilah katering berasal dari bahasa Inggris yaitu catering. Catering adalah bisnis penyediaan jasa makanan di berbagai tempat yang di antaranya di sebuah situs remote atau situs seperti hotel, rumah publik (pub) dan berbagai lokasi lainnya. Jasa katering biasanya banyak diperuntukkan dalam berbagai acara besar, antara lain perkawinan, pesta, atau sekedar arisan keluarga. Katering (jasa boga) adalah kegiatan usaha yang mencakup penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat dan sejenisnya. Biasanya makanan yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu tersebut. Dalam hal ini, kelompok jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat pengeboran minyak dan lokasi penggergajian kayu termasuk didalamnya. Berdasarkan definisi tersebut dijelaskan bahwa katering hadir dengan tujuan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan kepraktisan. Mereka yang tidak mau direpotkan dalam urusan masakan, penataan hidangan, hingga setting lokasi acara akan langsung meminta bantuan dari paket kateringnya. Katering pun hadir dalam berbagai format yaitu katering yang khusus menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk pesta pernikahan, acara kantor, arisan, bahkan sekedar permintaan individu. Bisnis katering tidak selamanya identik dengan penyediaan makanan untuk acara pesta saja. Kini tidak sedikit katering yang merambah format lain, misalnya hanya khusus menyediakan hidangan untuk pesanan sekolah, kantor, atau bahkan kesehatan. Umumnya, jenis katering terbagi dalam kategori berikut ini (Fitria, 2009).

19 1. Katering rantangan Katering jenis ini layaknya seperti warung makan yang melayani permintaan secara individual. Konsumen bisa dengan bebas memilih menu yang disajikan. Seperti paket katering rantangan, biasanya terdiri atas tiga sampai empat jenis. 2. Vegetarian Katering kesehatan yang menyediakan progam diet dengan rancangan khusus bagi mereka yang tidak mengkonsumsi makanan hewani. Namun pada vegetarian ada juga yang masih bisa mengkonsumsi ikan, telur, susu dan hasil olahan susu seperti keju. 3. Okinawa Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan diet yang direncanakan khusus sebagai progam diet anti oksidan. Progam ini mempunyai tujuan untuk mengurangi radikal bebas dan berbagai macam polusi, racun, zat karsinogenetik dan sebagainya. 4. Makrobiotik Katering kesehatan yang menyelenggaraan kebutuhan diet khusus untuk pencegahan penyakit kanker dan sebagai penunjang terapi kanker. Secara garis besar, tujuan diet ini adalah untuk mendapatkan berat badan yang lebih ideal, memicu pembakaran tumpukan lemak, tubuh yang lebih sehat, ketahanan fungsi tubuh yang lebih baik dan menghindari diri dari resiko penyakit kanker serta penyakit jantung. 5. Katering Kesehatan Lainnya Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan akan pola pangan sehat lainnya, misalnya program bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan program lainnya yang menginginkan kebutuhan makanan sehat baik untuk keperluan individu maupun kelompok. Restoran adalah suatu usaha komersil yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum dan dikelola secara profesional. Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan itu serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan

20 pelayanannya. Walaupun umumnya rumah makan menyajikan makanan di tempat, tetapi ada juga rumah makan yang menyediakan layanan take-out dining dan delivery service untuk melayani konsumennya. 2.3 Sistem Jaminan Keamanan Pangan Pada awalnya, sistem jaminan keamanan pangan mengandalkan pada dua tipe langkah yaitu : a. Tindakan yang dilakukan selama proses pemilihan bahan mentah, pengolahan, transprtasi dan distribusi termasuk desain, layout dan pembersihan tempat untuk menghasilkan produk pangan yang aman. Tindakan-tindakan tersebut biasanya sudah ditetapkan dalam sebuah pedoman cara produksi makanan yang baik (Codes of Good Hygienic or Good Manufacturing Practice (GHP GHP)) b. Tindakan yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa makanan betulbetul aman. Untuk keperluan ini, industi melakukan pengetesan produkakhir terhadap kontaminasi, dan instansi pengawasan makanan melakukan inspeksi terhadap lokasi dan mengadakan tes yang independen. 2.4 Peranan Standarisasi Menurut International Organization of Standarization (ISO), standarisasi adalah suatu proses merumuskan dan menyiapkan aturan dengan pendekatan yang teratur pada suatu kegiatan untuk memperoleh keuntungan dengan cara bekerja sama dari semua pihak yang terkait, khususnya dimaksudkan untuk memperoleh keuntugan ekonomi yang opmtimal dengan tetap memperhatikan persyarayan fungsi, kondisi dan keselamatan. Standarisasi adalah sebuah cara yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk mendesain produk dengan cara yang tepat sehingga menghasilkan barang yang memenuhi kualitas tertentu ( : 14 Januari 2011).

21 2.5 ISO 9000 Sebagai Standar Sistem Manajemen Mutu ISO (The International Organization for Standarization) adalah suatu standar internasional yang menjelaskan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dalam sutu organisasi/perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi permintaan pelanggan. ISO 9001 merupakan standar sertifikasi yang menyatakan bahwa perusahaan telah mencapai standar manajemen mutu untuk kegiatan operasi Perusahaan dan proses. Sertifikasi ini diakui di seluruh dunia dan menawarkan beberapa manfaat bagi perusahaan yang mengambil masalah harus melalui proses mendapatkan sertifikasi. Gambar 1. Kerangka Sistem Manajemen Mutu (Gaspersz, 2005) ISO 9000 merupakan sistem manajemen mutu bukan standar mutu. Penerapan ISO 9000 bukan berarti merubah desain atau persyaratan lain yang ada pada produk itu sendiri. ISO 9000 merupakan standar yang berfungsi mengedalikan sistem manajemen perusahaan untuk menghasilkan produk yang konsisten sesuai dengan persyaratan pelanggan.

22 2.6 Standar Nasional Indonesia (SNI ) Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mutu pangan dan pertanian telah banyak dikeluarkan, meskipun belum semuanya diterapkan dalam duinia perdagangan. Beberapa indikator mutu yang digunakan dalam kebanyakan SNI menyentuh tiga kategori, yakni sifat barang, tolok ukur dan faktor mutu. Sejumlah persyaratan konsumen yang menyangkut keamanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan umumnya ditempatkan dalam standar terpisah (Thaheer, 2005). Standar SNI dikembangkan untuk menjadi panduan penerapan bagi bidang usaha di Indonesia sehingga memungkinkan untuk memasuki fase proses sertifikasi. Bagi organisasi yang ingin menerapkan sistem HACCP, selain mengacu pada SNI juga dapat merujuk pada pedoman Badan Standarisasi Nasional (Thaheer, 2005). 2.7 HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) Pertama kali diperkenalkan pada Pengawas Keamanan Makanan di AS pada 1971 dan kemudian dikeluarkan tahun 1998 oleh National Advisory Committee on Microbiological Criteria for Foods (NACMCF) USA, Sistem Manajemen khusus bagi industri produk makanan yaitu bertujuan untuk melindungi produk makanan dari bahaya mikrobiologi, kimia, serta secara fisik. Menurut Winarno dan Sunarno (2002), ada tiga pendekatan penting dalam pengawasan mutu produk pangan : 1. Food Safety/ Keamanan Pangan Aspek aspek dalam proses produksi yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau bahkan kematian. Masalah ini umumnya dihubungkan dengan masalah bidang kimia dan fisika. 2. Wholesomeness/ Kebersihan Merupakan karakteristik karakteristik produk atau proses dalam kaitannya dengan kontaminasi produk atau sanitasi dan hygiene.

23 3. Economic Froud/ Pemalsuan Adalah tindakan tindakan yang ilegal atau penyelewengan yang dapat merugikan pembeli. Tindakan ini mencakup diantaranya pemalsuan spesies (bahan baku), penggunaan bahan tambahann yang berlebuhan, berat tidak sesuai dengan label, overglazing dan jumlah komponen kurang seperti yang tertera dalam kemasan. Tahap 1. Tahap 2. Tahap 3. Tahap 4. Menyusun Tim HACCP Deskripsikan Produk Identifikasi Tujuan Penggunaan Buat Diagram Alir Tahap 5. Verifikasi Diagram Alir di Unit Produksi 7 Prinsip HACCP Tahap 6. Daftar Semua Potensi Bahaya, Lakukan Analisa Prinsip 1. Bahaya dan Tentukan Tindakan Pencegahan Tahap 7. Tentukan CCP Prinsip 2. Tahap 8. Tetapkan Batas Kritis untuk Setiap CPP Prinsip 3. Tahap 9. Terapkan Sistem Monitoring untuk Setiap CPP Prinsip 4. Tahap 10. Terapkan Tindakan Koreksi untuk Penyimpangan Prinsip 5. yang Mungkin Terjadi Tahap 11. Terapkan Prosedur Verifikasi Prinsip 6. Tahap 12. Tetapkan Penyimpanan Catatan dan Dokumentasi Prinsip 7. Gambar2. Tahap-tahap penerapan HACCP pada industri pangan

24 HACCP sama dengan sistem ISO dapat di akreditasi dan memiliki sertifikat. HACCP merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencegah terjadinya masalah kualitas produk makanan baik yang disebabkan oleh faktor biologi, kima maupun fisis (food safety problem). Identifikasi sumber masalah dilakukan sejak datangnya bahan baku, proses produksi dilakukan sampai dengan produk jadi yang siap didistribusikan. HACCP akan dapat mengidentifikasi critical control points (CCPs) dalam sistem produksi yang potensial dapat menurunkan mutu produk. Titik-titik kritis ini harus dikontrol secara ketat untuk menjamin mutu produk dan menjaga kadar kontaminan tidak melebihi critical limit. 2.8 Penelitian Terdahulu Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian Analisis Perencanaan dan Pengendalian Mutu Melalui Pendekatan Hazard Analysis and Critical Control Point Pada CV Massitoh Catering Services Bogor. Adapun hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian adalah : 1. Analisis Manajemen Mutu Terpadu pada Perusahaan Katering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service, Tangerang oleh Rahmawati, Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengkaji penerapan sistem manajemen mutu terpadu TP. ACS serta merumuskan dan merekomendasikan alternatif perbaikan atas dasar permasalahan manajemen mutu yang dihadapi oleh perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut mernunjukkan bahwa sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan cukup baik, sedangkan unsur manajemen mutu yang masih kurang penerapannya adalah unsur pendidikan dan pelatihan.

25 2. Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen pada Usaha Jasa Boga Studi Di Kantin Asrama Putra dan Putri IPB oleh Asra, Penelitian bertujuan untuk menganalisis sikap dan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kantin asrama putra dan putri TPB IPB. Analisis yang dilakukan bersifat deskriptif dalam bentuk diagram kartesius dan analisis melalui uji Chi-Square dan uji Pearson. 3. Proses Penyusunan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Plan Produk Mie Instan Dalam Rangka Rencana Sertifikasi di PT. Jakarana Tama Bogor oleh Bertha Astrina, Penelitian bertujuan untukk membantu proses penyususnan dalam rangka rencana sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) produk mie instan di PT. Jakarana Tama.

26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Memasuki persaingan pasar global saat ini sangat dibutuhkan standarisasi pada sistem dan manajemen. Perusahaan hendaknya mempunyai suatu standar mutu tertentu agar dapat bersaing di pasar internasional. Berbagai organisasi dan perusahaan makanan berupaya untuk mendapatkan sertifikat HACCP sebagai upaya untuk membuktikan bahwa organisasi mereka dapat diakui mutu nya secara internasional. Organisasi dan perusahaan makanan yang telah memiliki sertifikat HACCP tidak secara otomatis memiliki produk yang bermutu baik, tetapi ada kemungkinan prosedur yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki mutu yang konstan dengan standar prosedur. Bagi perusahaan jasa memberikan mutu dan pelayanan yang tinggi mutlak dilakukan untuk membedakan dengan perusahaan jasa lainnya. Mutu dan pelayanan yang baik dapat memberikan keuggulan bersaing dan membawa dampak positif untuk perusahaan tersebut. CV Massitoh Catering Services adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang makanan. Hingga saat ini CV Massitoh Catering Services terus berupaya menetapkan sistem manajemen kualitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan peningkatan kuliatas secara terus menerus. Salah satu usaha CV Massitoh Catering Services dalam meningkatkan kualitas adalah berupaya secara bertahap perolehan sertifikat HACCP, sehingga diharapkan kualitas pelayanan yang diberikan akan sesuai dengan standar HACCP dan dapat berdampak positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. CV Massitoh Catering Services merupakan salah satu perusahaan jasa yang akan menerapkan program HACCP, yang memberikan jaminan bahwa perusahaan yang telah memperoleh sertifikat tersebut dapat memberikan produk ataupun jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui perbaikan kualitas kinerja secara berkesinambungan.

27 Penelitian ini diawali dengan mengetahui bagaimana perolehan HACCP di CV Massitoh Catering Services melalui wawancara langsung, pengamatan dan beberapa dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada bidang-bidang yang berkaitan dengan HACCP. Berdasarkan hal tersebut maka kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi sistem pengendalian mutu yang ada pada CV Massitoh Catering Services yaitu baerdasarkan tata letak, penanganan bahan baku, proses pengolahan makanan, proses pengemasan dan sterilisasi peralatan. CV Massitoh Catering Services Identifikasi Sistem Pengendalian Mutu Tata Letak Penanganan Bahan Baku Proses Pengolahan Bahan Makanan Proses Pengemasan Sterilisasi Peralatan 7 Prinsip HACCP 1. Analisis Sumber Bahaya 2. Identifikasi Titik Kontrol yang Penting 3. Menetapkan Batasan Kritis 4. Membuat Prosedur umtuk Memonitor CPP 5. Menentukan Tindakan Koreksi jika Terjadi Masalah 6. Menentukan Prosedur untuk Mengecek Kinerja Sistem HACCP 7. Tetapkan catatan yang efektif tentang sistem HACCP Quality Control Persiapan Sertifikasi HACCP 1. Deskriptif 2. Checksheet 3. Brainstormin g Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual

28 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah CV Massitoh Catering Services yang berlokasi di Perumahan Taman Pagelaran Jl. Anggrek Raya Blok F-2 No 9 atas dasar pertimbangan CV Massitoh Catering Services sedang dalam proses perolehan sertifikat HACCP. Guna memperoleh data-data yang diperlukan mengenai perolehan sertifikasi HACCP maka penelitian dilakukan pada bulan Mei hingga Juni Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer dan data sekunder, baik data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperolah dari hasil pegamatan terhadap perusahaan dan hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan bidang penelitian. Berikut adalah penjelasan metode pengumpulan data primer yang dilakukan : a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha yang dilakukan dan hal-hal yang mendukung penelitian. b. Wawancara, yaitu melakukan proses tanya jawab dengan beberapa objek penelitian. c. Diskusi, yaitu melakukan wawancara mendalam dan bertukar pikiran mengenai permasalahan dan kondisi yang ada dengan pihak CV Massitoh Catering Service. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh CV Massitoh Catering Services yang berhubungan dengan rencana perolehan sertifikat HACCP serta informasi tentang kinerja perusahaan. Selain itu data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan (buku-buku, jurnal, internet dan literatur yang relevan).

29 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini adalah studi kasus tentang perolehan sertifikasi HACCP terhadap CV Massitoh Catering Services. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Riset Lapangan (Field Reaserch) Cara pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan : a. Wawancara (Interview) Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perolehan sertifikat HACCP serta proses kerja perusahaan, staff karyawan dan manajemen. Data yang akan diperoleh melalui wawancara adalah data mengenai gambaran umum dan profil perusahaan, informasi seputar proses penerapan HACCP di CV Massitoh Catering Service, dan kelengkapan dokumen perusahaan yang berguna untuk meraih serifikat yang diharapkan. Wawancara dilakukan terhadap 3 staf manajemen dan 2 karyawan produksi secara terpisah. b. Pengamatan (Observation) Pengamatan ini dilaksanakan dengan meninjau langsung ke CV Massitoh Catering Services guna memperoleh data atau keterangan yang diperlukan seperti kelengkapan dokumen perusahaan 2. Riset Kepustakaan (Library Reasearch) Riset kepustakaan mengarah pada pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur, dokumen perusahaan, buku dan jurnal yang bersifat ilmiah yang berkaitan dengan obyek penelitian. 3.5 Alat analisis 1. Deskriptif Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh. Analisis deskriptif sering diabaikan penggunaannya

30 dalam penelitian-penelitian sosial, karena memang dalam beberapa fungsi analisis lainnya otomatis tercantum analisis deskriptif. 2. Kertas Periksa (Checksheet) Checksheet merupakan alat yang digunakan untuk menghitung frekuensi dari sesuatu yang terjadi dan digunakan untuk pengumpulan dan pencatatan data. Data yang terkumpul dapat dimasukkan kedalam diagram lainnya untuk dianalisis, misalnya diagram pareto dan histogram (Ariani, 1999). 3. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) Diagram ini disebut juga sebagai diagram tulang ikan (Fishbone Diagram) atau diagram Ishikawa. Penemu diagram ini adalah Prof. Kaoru Ishikawa dari Jepang. Diagram ini memiliki aplikasi yang tidak terbatas dalam penelitian, manufacturing, marketing, operasi kantor pelayanan dan banyak lagi. Model diagram sebab akibat menyerupai tulang ikan. Penggunaan diagram sebab akibat merupakan model pendekatan tersruktur yang memungkinkan dilakukannya suatu analisi lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian dan kesenjangan yang terjadi. Penggunaan diagram sebab akibat dapat mengikuti langkah-langkah berikut : a. Gambarkan diagram sebab akibat b. Tetepkan penyebab-penyebab pada cabang yag sesuai c. Bertanya mengapa? pada setiap penyebab-penyebab yang mungkin. d. Interpretasi diagram sebab akibat itu e. Terapkan hasil-hasil dengan mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif yang efektif serta memonitor hasil-hasil setelah dilakukan tindakan korektif guna menjamin bahwa masalah yang dihadapi telah dapat diselesaikan.

31 Mesin Material???????????? Problem?????????????????? Lingkungan Manusia Metode Gambar 4. Diagram Sebab Akibat 4. Brain Storming (Curah Pendapat) Brainstorming adalah cara (teknik) yang digunakan untuk menstimuli atau merangsang munculnya gagasan-gagasan dari skolompok orang. Teknik ini banyak digunakan GKM dalam melakukan kegitankegiatanya, Muhandri TT dan Kadarisman D (2006). Teknik brainstorming dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya Applied Imagination. Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama. Brainstorming juga dapat digunakan secara individual.

32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan CV Massitoh Catering Services didirikan pada tanggal 12 November 1999 oleh Hj Massitoh di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek Raya Blok F-2 No. 9 dengan akta notaris nomer 08/CN/PR/P/1999/PN.BGR. CV Massitoh Catering Services memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil berdasarkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Bogor Nomer S47/10-20/PK/V/2006. CV Massitoh Catering Services melayani pesanan untuk acara perorangan, even-even maupun permintaan perusahaan yang membutuhkan skala produksi lebih besar. CV Massitoh Catering Services berkomitmen untuk dapat menghasilkan produk yang bersih, sehat, halal dan berkualitas. Pada awalnya CV Massitoh Catering Services melayani makanan rantangan untuk sekolah-sekolah, kemudian seiring berjalannya waktu mulai menangani pesanan untuk karyawan pabrik dan even-even seperti acara perniklahan di gedung. CV Massitoh Catering Services memasok produknya kebeberapa perusahaan antara lain PT. Good Year Indonesia, PT. Branta mulia Tbk, PT. Holcim Indonesia, Telkomsel, PT. Mercedes Benz Indonesia, PT. Boehringer Ingelheim, PT. Astra Aoutoparts dan masih banyak lagi Lokasi Perusahaan CV Massitoh Catering Services, terletak di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek Raya Blok F-2 No. 9.Lahan yang digunakan adalah lahan milik pribadi pemilik perusahaan. CV Massitoh Catering Services mempunyai 2 bangunan gedung, gedung 1 digunakan untuk kantor, gudang dan tempat packing sedangkan gedung 2 digunakan untuk proses masak-memasak dan gudang sayuran.

33 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Visi CV Massitoh Catering Services adalah menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan jasa boga yang terkemuka yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan serta mengedepankan proses produksi yang halah, bersih, sehat dan inovatif. Misi CV Massitoh Catering Services adalah mengolah dan menyediakan mutu jasa boga yang tinggi dan mengembangkan ketrampilan kinerja sumberdaya manusia untuk mendukung kebutuhan dan kemauan pelanggan secara keseluruhan Struktur Organisasi Perusahaan Oganisasai perusahaan adalah sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk tujuan tertentu dalam suatu perusahaan yang mempersatukan sumberdaya dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang yang terdiri atas dua orang atau lebih sehingga dapat menjalankan aktifitas untuk mencapai tujuan. CV Massitoh Catering Services merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang jasa boga yang melayani pesanan perusahaan maupun indidual baik acara yang sedang maupun acara besar hingga pesanan perusahaan yang berskala besar. CV Massitoh Catering Services adalah perusahaan perseroan komanditer yang dipimpin oleh seorang Komisaris. Adapun gambar struktur organisasi CV Massitoh Catering Services dapat dilihat pada Lampiran Ketenagakerjaan Karyawan merupakan asset penting dalam perusahaan, karena dalam pencapaian tujuan perusahaan tidak terlepas dari kerja karyawan. Perkembangan bisnis perusahaan sangat tergantung pada produktivitas tenaga kerja. Bila pengelolaan dilakukan secara professional diharapkan karyawan dapat bekerja secara produktif. Karyawan pada CV Massitoh Catering Services merupakan tenaga kerja tetap. Total tenaga kerja sebanyak 63 orang. CV Massitoh

34 Catering Services menetapkan sistem kerja secara shift yang dibagi dalam 3 shift dengan selang waktu 1 jam istirahat. Waktu jam kerja bagi karyawan produksi adalah sebagai berikut: a) Shift 1, bekerja dari pukul WIB b) Shift 2, bekerja dari pukul WIB c) Shift 3, bekerja dari pukul WIB Sedangkan jam kerja bagi staff kantor dimulai pukul WIB dengan diselingi waktu istirahat 1 jam yaitu pada pukul WIB, kecuali hari sabtu dimulai pukul WIB dengan tidak ada waktu jam istirahat. Sistem penggajian di CV Massitoh Catering Services disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Besarnya gaji berbeda-beda tergantung golongan kepegawaian dan lamanya bekerja. Perusahaan juga aka memberikan upah lembur kepada karyawan yang melakukan lembur. Perusahaan juga memberikan fasilitas berupa mess bagi karyawan yang tempat tinggalnya jauh. Karyawan produksi akan diberikan libur sesuai dengan rolling shift pekerjaan. 4.2 Sarana dan prasaran Perusahaan Sarana dan prasarana perusahaan digunakan untuk menunjang berlangsungnya seluruh kegiatan yang ada di perusahaan Sumber Energi a. Sumber Tenaga Listrik Sumber tenaga listrik yang digukan untuk proses produksi dan penerangan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Listrik dari PLN ini digunakan untuk mengoperasikan mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses produksi dan fasilitas-fasilitas lainya.listrik yang digunakan oleh CV Massitoh Catering Services berdaya kva. b. Sumber Tenaga Air CV Massitoh Catering Services mendapatkan suplay airnya dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang dialirkan kesetiap fasilitas yang bersangkutan. Air yang digunakan untuk memasak

35 harus memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. sehingga dilakukan pengujian air di laboratorium IPB, pemeriksaan ini meliputi komponen fisik (warna, bau, dan padatan terlarut), komponen kimia (anorganik, organik, volatile organik, semi volatile organik dan pestisida), mikrobiologi dan radioaktif. c. Sumber Tenaga Gas Elpiji Gas elpiji digunakan pada proses masak memasak. Gas elpiji yang digunakan adalah tabung berukuran 3kg Mesin dan Peralatan Mesin dan peralatan yang digunakan pada CV Massitoh Catering Services terdiri dari mesin-mesin canggih dan peralatan tradisional. Mesin-mesin canggih yang digunakan di CV Massitoh Catering Services antara lain Freezer, Lemari Es, mesin penggiling bumbu dan lain-lain. Sedangkan peralatan tradisional yang digunakan seperti peralatan masak antara lain wajan, dandang, panci dan lain-lain. Gambar 5. Freezer yang digunakan pada CV Massitoh Catering Services

36 4.2.3 Alat Transportasi Produksi Alat dan transportasi produksi merupakan alat bantu dalam pengiriman hasil produksi dan kelancaran proses produksi. Alat transportasi yang digunakan CV Massitoh Catering Services terdiri dari 3 buah mobil box dan 1 buah mobil kijang. Gambar 6. Kendaraan yang digunakan sebagai alat transportasi Lahan dan Gedung CV Massitoh Catering Services menggunakan 3 buah rumah yang tepisah. Rumah yang digunakan untuk lokasi kantor, pengepakan dan gudang berada pada lokasi yang sama dan terdiri dari 2 rumah yang disatukan. Dapur yang digunakan untuk proses produksi menggunakan bangunan 1 rumah yang letaknya terpisah dan berjarak sekitar 50 m dari lokasi pertama.

37 4.3 Proses Produksi Rangkaian kegiatan yang dilakukan CV Massitoh Catering Services untuk mendukung berlangsungnya proses produksi adalah : a. Perencanaan menu dan uji makanan Perencanaan menu yang akan dibuat CV Massitoh Catering Services bersama calon konsumen setelah pembuatan kontrak kerja sama. Awalnya CV Massitoh Catering Services akan memberikan sample makanan kepada calon konsumen dengan analisis biaya yang akan disepakati kedua belah pihak. Sample yang diajukan terdiri dari beberapa menu untuk dapat dipilih oleh calon konsumen. Harga jual yang akan digunakan disepakati melalui negosiasi hingga memperoleh kata sepakat. Jumlah makanan yang akan dihidangkan tergantung permintaan konsumen dan biasanya akan memberikan informasi jumlah pesanan satu hari sebelumnya kepada CV Massitoh Catering Services. b Pembelian Pembelian bahan makanan dilakukan setiap hari dan ditentukan dengan jenis dan jumlah pesanan pada saat itu. Proses pembelian dilakukan dengan memesan bahan yang dibutuhkan dan mengambilnya ditempat penjual. Proses pembelian ini dilakukan pada pagi hari agar memperoleh kualitas produk yang baik. Ayam dan daging akan diantar dengan mobil yang menggunakan masin pendingin agar kondisi fisik daging tetap terjaga kesegarannya. Untuk para pemasok yang akan memasok produknya ke CV Massitoh Catering Services akan menyerahkan sample produknya terlebih dahulu, setelah produk disetujui akan dilakukan proses administrasi dan kontrak kerjasama. 4.4 Identifikasi Sistem Pengendalian Mutu Tata Letak Kondisi tata letak yang dimiliki CV Massitoh Catering Services mengharuskan untuk memiliki sistem pengendalian mutu yang baik hal ini dikarenakan kondisi bangunan yang terpisah-pisah seperti dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. Terpisahnya lokasi gudang dan tempat penanganan bahan mengharuskan proses pengendalian mutu dilakukan

38 secara ketat, seperti perpindahan bahan baku dari gudang ke tempat produksi/dapur, perpindahan makanan yang sudah matang ke ruang packing juga perpindahan peralatan dari tempat pencucian hingga digunakan untuk proses produksi maupun pengemasan makanan. Perpindahan bahan baku dari gudang ke dapur dilakukan dengan tenaga manusia yaitu dipindahkan dengan menggunakan troli atau dengan bantuan tangan pegawai. Untuk bahan baku berupa beras, daging dan ikan dipindahkan dengan kondisi tertutup wadah baik karung maupun plastik pengemas. CV Massitoh Catering Services mengharuskan makanan yang telah diolah selalu dikemas dan ditutup dengan baik agar tidak terjadi kontaminan dengan wadah yang bersih dan steril dan ditutup dengan plastik wrap agar tidak terkontaminasi dengan udara luar dan benda-benda asing yang dapat mencemari masakan. Bahan baku yang datang akan di cek dan dilakukan penimbangan pada ruang penerimaan. Ruang penerimaan berada di gedung 1 yang berada di depan gudang basah, gudang kering dan gudang buah. Barangbarang yang sudah dicek dan ditimbang akan dimasukkan ke dalam gudang sesuai dengan jenisnya dengan bantuan tangan karyawan, sedangkan untuk bahan sayuran akan diangkut ke gedung 2 dengan menggunakan bantuan troli. Proses produksi akan dilakukan di gedung 2, bahan baku yang dibutuhkan akan di kirim ke gedung 2 dengan bantuan troli. Setelah proses produksi selesai akan dilakukan proses pengemasan yang dilakukan di gedung 1 seletah makanan yang sudah matang dimasukkan kedalam kontainer makanan dan diangkut dengan menggunakan troli. Ruang pengemasan bersebelahan dengan gudang kering dan gudang basah. Setelah pengemasan dalam rantang produk akan di masukkan dalam mobil box dan siap dikirim kepada konsumen.

39 4.4.2 Penanganan Bahan Baku Bahan baku yang akan digunakan harus dijaga sebaik mungkin kualitasnya agar dapat diperoleh mutu olahan yang baik. Pengewasan mutu pada bahan baku ini bertujuan menjaga kualitas masakan yang akan dikirim ke konsumen. Bahan makanan yang diterima harus langsung di cek jenis dan kualitasnya bila ada yang kurang layak sebaiknya segera dipisahkan dan dikembalikan kepada pemasok. Barang-barang yang tidak sesuai akan dikembalikan berserta berita acara. Bagi bahan makanan yang perishable akan ditangani terlebih dahulu umtuk mempertahankan mutu. Bahan makanan ini akan ditangani dengan hati-hati dan sesegera mungkin setelah kedatangan barang. Bahan-bahan makanan ini akan dipesan terlebih dahulu ke pemasok kemudian diambil sesuai waktu yang telah disepakati. Sayuran disimpan diruang terpisah di gedung 2 untuk mempermudah proses pengerjaan karena kegiatan belanja dilakukan setiap hari jadi terhindar dari penumpukan barang dan resiko kebusukan. Bahan produksi yang digunakan secara mentah sebaiknya dicuci bersih untuk menjaga kebersihan dan bebas dari kotoran untuk menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi pada CV Massitoh Catering Services tediri dari sayur-sayuran segar, daging dan ikan segar, buah-buahan, bumbu dapur dan bahan pelengkap lainnya. Beras yang digunakan pada proses produksi di CV Massitoh Catering Services. Buah-buahan yang digunakan pada CV Massitoh Catering Services ada 4 jenis yakni semangka, melon, jeruk dan pisang. Penggunaan buah ini didasarkan harga yang disepakati CV Massitoh Catering Services dan konsumen. CV Massitoh Catering Services menggunakan beberapa jenis sayuran antara lain wortel, kentang, buncis, kol, sawi, labu siam, oyong, tomat, daun bawang, sawi putih, toge, nangka muda, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih,

40 serai, salam dan daun pandan. Semua jenis-jenis sayuran ini disimpan digudang sayur yang terletak di gedung 2. Pada proses penerimaan bahan baku hal yang pertama dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services adalah menerima bahan baku yang telah dipesan di tempat penerimaan. Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap jumlah dan fisik bahan baku yang telah dipesan berdasarkan purcase Order (PO), bahan baku yang telah diperiksa atau dicek. Selanjutnya disimpan ke masing-masing gudang penyimpanan sesuai dengan jenis bahan baku tersebut. Bahan makanan yang akan disimpan dicek terlebih dahulu apakah sesuai dengan purcase Order (PO) dan ditangani oleh bagian gudang. Bahan makanan yang akan disimpan dipisahkan berdasarkan jenisnya apakah harus masuk gudang basah, gudang sembako, gudang sayur atau gudang buah. 1. Gudang sayuran Gudang sayuran berukuran 2,9m x 2,9m yang terletak digedung 2. gudang ini digunakan untuk menyimpan semua sayur-sayuran yang akan diolah pada hari itu. Sayuran disimpan dalam kondisi kering dan ditempatkan dalam box sesuai jenis sayuran tersebut. 2. Gudang beku Gudang beku digunakan untuk menyimpan ayam dan daging yang akan diolah agar tetap tejaga kesegarannya. Gudang ini berukuan 3,4m x 5m dan dilengkapi 4 buah freezer. Masing-masing freezer digunakan untuk menyimpan bahan yang berbeda agar tidak terjadi kontaminasi silang. 3. Gudang sembako / gudang kering Gudang sembako digunakan untuk menyimpang bahan sembako seperti beras, minyak goreng, tepung, bumbu-bumbu, gula dan lainlain.

41 Gambar 7. Gudang Sembako / gudang kering 4. Gudang Buah Gudang buah digunakan untuk menyimpan buah-buahan yang akan dipagai sebagai pelengkap salah satu menu. Gambar 8. Gudang Buah

42 e. Persiapan bahan Bahan mentah yang akan dipergunakan dipersiapkan sesuai janisnya sehingga akan mempermudah pengolahannya. 1. Persiapan buah dan sayuran CV Massitoh Catering Services dalam mempersiapkan buah dan sayuran dilakukan di gudang buah dan gudang sayur. Persiapan buah dan sayur meliputi proses pencucian, pengupasan dan pemotongan. Pencucian dilakukan diruang cuci dengan air mengalir, kemudian tiriskan. Dalam proses persiapan buah dan sayur pada CV Massitoh Catering Services belum menggunakan disinfectan saat pencucian buah dan sayur. 2. Persiapan ayam, daging dan ikan Ayam dan daging yang akan digunakan disimpan dalam freezer yang tersedia digudang dingin yang penempatanya terpisah berdasarkan jenisnya. Pada saat akan digunakan daging yang diambil dari freezer harus dithawing terlebih dahulu. Thawing adalah penyegaran daging beku sehingga mudah ditangani pada proses selanjutnya. Ayam dan daging yang telah di thawing akan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan dan kemudian dicuci bersih. Ikan yang akan digunakan masih dalam kondisi segar karena akan didatangkan beberapa saat sebelum dimasak. Proses produkai yang dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services terbagi dalam 4 proses. Adapun proses yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Tahap Persiapan Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap persiapan ini meliputi persiapan buah, sayur-sayuran, daging dan ikan. Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan kondisi fisik barang. Bahan yang akan diolah kemudian dipersiapkan sesuai dengan jenisnya. Untuk buah tahap persiapan yang dilakukan adalah dengan mencuci dengan air mengalir kemudian mengupas kulitnya dan akan dipotong-potong sesuai ukuran kemudian cuci lagi hingga

43 bersih. Sebaiknya CV Massitoh Catering Services mencuci buah dan sayuran dengan disinfectan agar pestisida yang menempel dapat hilang. Tahap persiapan daging dan ayam dimulai dari proses thawing. Proses thawing harus dilakukan dengan sempurna agak tidak ada bunga es yang tersisa yang akan menyebabkan pemasakan yang tidak merata. Setelah proses thawing selesai makan akan dilakukan pemotongan kemudian pencucian hingga bersih. Untuk barang-barang kering seperti bahan sembako disimpan dalam rak kayu dan tidak diletakkan dilantai. Hal ini dimaksudkan agar bahan-bahan makanan tersebut tidak menjadi lembab dan mudah dibersihkan Proses Pengolahan Bahan Makanan Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap pengolahan ini adalah kondisi tampilan makanan seperti tekstur, warna, bentuk, ukuran, aroma dan rasa. Makanan yang telah selesai dimasak akan dipindahkan ke gedung 1, pemindahan ini dilakukan dengan menempatkan makananmakanan tersebuut kedalam box kontainer. Box-box yang akan digunakan untuk mengangkut makanan ini harus dalam kondisi yang benar-benar bersih. Selama pemindahan kontainer ini ditutup dengan plastik, seharusnya box kontainer ini ditutup dengan tutupnya dengan rapat agar tidak terkontaminasi dengan kondisi yang ada diluar. Alat transportasi yang digunakan juga harus streril, CV Massitoh Catering Services menggunakan alat angkut berupa mobil box dan troli. Pada saat pengangkutan dengan trolikondisi box kontainer harus dipastikan benar-benar rapat agar tidak ada kontaminasi silang. Karena perlakuan bahan baku dan cara memasak pada setiap menu makanan berbeda-beda, maka proses yang dilakukan pada bagian ini sesuai dengan jenis menu yang akan dibuat, salah satu menu andalan yang dibuat di CV Massitoh Catering Services yaitu adalah menu yang terdiri dari: nasi putih, ayam goreng tepung, sayur sop makaroni, bakwan sayur,

44 hati ampela balado, sambal terasi dan kerupuk udang dan buah. Proses pembuatan menu tersebut adalah: 1. Nasi putih Nasi putih yang digunakan pada menu ini digunakan kualitas beras yang berbeda tergantung kesepakatan harga awal yang telah disepakati antara CV Massitoh Catering Services dengan konsumennya. CV Massitoh Catering Services menggunakan tiga kualitas beras yang berbeda untuk tiap konsumennya. Nasi ini akan dimasak dengan tingkat kematangan yang tepat, sehingga rasanya pulen dan tidak mudah basi. 2. Ayam goreng Kremes Ayam yang digunakan oleh CV Massitoh Catering Services adalah ayang potong beku yang diperoleh dari pemasok. Pemotongan ukuran ayam ini akan berbeda atara konsumen satu dengan lainnya, ukuran ini didasarkan pada kesepakatan harga yang telah disepakati bersama. Penggorengan ayam harus dilakukan pada kondisi minyak panas dan seluruh daging dapat tercelup minyak agak tingkat kematangan daging ayam dapat sempurna. 3. Sayur sop Bahan yang digunakan untuk membuat sayur sop adalah sayuran segar yang telah dicuci bersih. Pada saat pengemasan bahan sayuran dan kuah akan di kemas terpisah agar tidak tumpah selama perjalanan. Kuah akan disajikan pada saat makanan telah diterima konsumen dipabrik. 4 Bakwan sayur Bakwan sayur merupakan menu pendaping yang diberikan di CV Massitoh Catering Services, pemberian jenis menu pendamping ini akan disesuaikan dengan menu secara keseluruhan. 5. Hati ampela balado Selain ayam goreng tepung sebagai lauk utama pada menu ini, CV Massitoh Catering Services juga memberikan pilihan menu hati ampela balado sebagai alternatif pilihan bagi konsumen yang tidak

45 ingin menikmati ayam goreng tepung. Hati ampela yang digunakan adalah hati ampela ayam yang masih segar. 6. Sambal terasi Sambal selalu diberikan pada setiap menu yang disediakan CV Massitoh Catering Services, namun jenis sambal yang digunakan berbeda-bedasesuai dengan menu utamanya. 7. Kerupuk udang Selain sambal, kerupuk juga akan selalu ada pada setiap menu yang disediakan oleh CV Massitoh Catering Services Proses Pengemasan CV Massitoh Catering Services tidak mempunyai takaran saji pada setiap menunya. Penentuan takaran ini berdasarkan ukuran rantang plastik yang ada, sehingga tidak ada penimbangan dan sebagainya. Penentuan takaran saji dilakukan oleh bagian packing kedalam rantang plastik. CV Massitoh Catering Services membedakan takaran untuk pengiriman pada masing-masing konsumennya sesuai harga yang telah disepakati. Makanan yang telah matang dimasak ditiriskan dan dipindahkan dari dapur masak ke bagian pengemasan. Penataan makan ini disesuaikan dengan daftar menu yang diinginkan oleh masing-masing konsumen. Makanan yang akan dikirim dikemas dalam rantang plastik. Semua makanan yang telah matang dikemas dalam wadah rantang sesuai dengan ukuran porsi yang telah ditentukan. Proses pengepakan dilakukan di gedung 1. Pertama-tama semua masakan yang telah selesai dimasak dikemas dalam wadah box kontainer yang selanjutnya diangkut ke gedung 1. Semua makanan tersebut dikemas dalam rantang makanan yang telah dipersiapkan dengan takaran yang sesuai mulai dari nasi, sayur, lauk, buah dan kerupuk. Selanjutnya akan didistribusikan ke customer yang dituju. Adapun prosen pengemasan adalah sebagai berikut : 1. Memindahkan makanan dari gedung 2 ke gedung 1. Pada proses ini makanan diangkut dengan wadah kontainer yang diangkut dengan

46 troli. Pengangkutan makanan harus dilakukan dengan kondisi tertutup rapat agar tidak terkontaminasi dengan udara dan lingkungan luar yang tidak steril. Kontainer yang digunakan untuk mengangkut makanan harus dalam kondisi steril. Kontainer harus dicuci bersih dengan sabun dan dibilas dengan air panas. Hingga saat ini CV Massitoh Catering Services hanya mencuci kontainer yang akan digunakan untuk menganggkut makanan dengan air mengalir dan sabun saja dan belum menggunakan air panas untuk membilas. Konsisi ini dapat saja berdampak kontainer yang dicuci masih belum steril dan tidak hygiene. 2. Mengemas nasi kedalam rantang makanan. Nasi yang akan dikemas sebaikknya dalam kondisi dingin sehingga tidak ada lagi uap makanan dan menjaga kondisi nasi tetap baik hingga diterima konsumen. Ukuran nasi yang dikirim masing-masing 120 gr/porsi atau 1 termos nasi besar dapat digunakan untuk 70 porsi Pengemasan sayuran. Sayur yang telah matang ditiriskan dan dikemas dalam rantang plastik sesuai takaran yang ada. Kuah yang akan digunakan akan dituangkan pada saat makanan akan dimakan di pabrik. 4. Pengemasan lauk(ikan/ayam/daging) Lauk yang akan dimasak dicuci bersih kemudian direndam dalam larutan bumbu sebelum dimasak. Setelah lauk dimasak, lauk akan dimasukkan kedalam rantang plastik satu persatu sesuai takaran yang telah ditetapkan. 5. Pengemasan buah-buahan Buah-buahan yang akan dikirim dibersihkan terlebih dahulu. Buahbuahan yang harus dikemas dalam kondisi potongan akan dimasukkan kedalam plastik terlebih dahulu. 6. Pengemasan sambal Sambal yang telah dimasak dimasukkan kedalam rantang plastik sesuai takaran yang ada.

47 7. Pengemasan kerupuk Kerupuk yang telah selesai digoreng dikemas dalam plastik sesuai takaran yang ada dan dibungkus rapat. Makanan yang telah dikemas dalam rantang plastik disusun sejumlah pesanan dengan melebihkan jumlahnya sebanyak 10 persen dari totol pesanan untuk antisipasi dan ditambah satu buah sample Sterilisasi Peralatan Pada bagian kebersihan, prosesnya terbagi menjadi tiga tahapan pembersihan atau pencucian yaitu: 1. Pencucian bahan baku Dalam proses ini yang dilakukan adalah mengambil bahan baku yang dibutuhkan dari masing-masing gudang dan mencucinya di tempat pencucian bahan makanan dengan menggunakan air mengalir, kemudian tiriskan dan siap diolah. 2. Pencucian peralatan makan Dalam proses ini yang dilakukan adalah mencuci peralatan makan yang telah digunakan pada saat penyajian sebelumnya, pencucian dilakukan di tempat pencucian peralatan makan dengan air mengalir dan sabun cuci, setelah semua peralatan bersih kemudian keringkan dengan cara diangin-anginkan dan dilap menggunakan lap kering, lalu siap untuk disimpan ke gudang penyimpanan peralatan makan. 3. Pencucian peralatan masak Tidak jauh berbeda dengan pencucian peralatan makan, pencucian peralatan masak juga dilakukan dengan air mengalir dan sabun cuci, namun proses pencucian dilakukan di tempat pencucian peralatan masak yang lokasinya terpisah, dan setelah seluruh peralatan masak dicuci hingga bersih kemudian keringkan dengan cara dianginanginkan dan dilap menggunakan lap kering, lalu siap untuk disimpan ke gudang penyimpanan peralatan masak.

48 Tabel 2. Checklist Perawatan dan Kebersihan CV Massitoh Catering Services Hari ke- No LOKASI Keterangan AREA KEDATANGAN 1 Lantai Keramik A A A A A A A A A A Kondisi belum bersih 2 Dinding A A Dinding belm keramik AREA CUCI RANTANG 1 Lantai Keramik A A A A A A A A A A Kebersihan belum terjaga 2 Dinding A A A A A A A A A A Kotor 3 Keran 4 Ember Cuci 5 Tempat Sampah X X A A A A A A A A Kurang terawat AREA CUCI ALAT MASAK 1 Lantai Keramik A A A A A A A A A A Kotor 2 Dinding A A A A A A A A A A Kotor 3 Keran A 4 Ember Cuci 5 Tempat Sampah 0 A A A A A A A A A Terlalu overload Keterangan : Tanda : Kondisi bersih Tanda X : Rusak Tanda 0 : Hilang Tanda Ä : Perlu perbaikan Checklist diatas menunjukkan kondisi area kedatangan dan area tempat cuci baik rantang maupun alat masak. Kondisi yang ada pada checklist diatas terjadi pada saat pengamatan yang dilakukan pada bulan juli 2011 dan pengambilan waktunya dilakukan secara acak. Checklist diatas menggambarkan kondisi kebersihan area kedatangan dan tempat cuci yang masih belum bersih dan terkontrol dengan baik. Hal ini dapat dikarenakan sistem sanitasi dan hygiene yang ada di CV Massitoh Catering Services belum terlaksana dengan baik. 4.5 Prinsip HACCP Analisis Sumber Bahaya Hal yang pertama harus dilakukan dalam merencanakan HACCP adalah menganalisis sumber bahaya. Adapun jenis-jenis bahaya yang ada dalam bahaya keamanan pangan adalah bahaya kimia, bahaya bioligis dan bahaya fisik. Identifikasi bahaya yang dilakukan CV Massitoh Catering Services antara dengan identifikasi bahaya secara fifik, melakukan analisis bahaya, dan melakukan tindakan pencegahan yang dapat dilihat pada Lampiran 9.

49 Pada CV Massitoh Catering Services bahaya yang dapat diidentifikasi antara lain : a. Bahaya biologis, ini dikarenakan ada bahaya mikrobiologi seperti virus dan bakteri pada makanan. b. Bahaya kimia yang dapat terjadi pada CV Massitoh Catering Services dapat dikarenakan adanya bahan kimia dan pestisida yang ada pada bahan makanan hal ini bisa saja karena pencucian yang kurang bersih dan tidak menggunakan disinfectan. c. Bahaya fisik yang dihadapi CV Massitoh Catering Services berasal dari benda asing seperti isi strapler, kotoran serangga, pasir, serpihan kaca, karet dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat terjadi bila ada kelalaian yang dilakukan oleh petugas misalkan saja pada saat mengemas kerupuk isis strapler dapat saja terlepas dan masuk ke kemasan kerupuk atau pasir yang ada di nasi akibat kurang bersih pada saat pencucian. CV Massitoh Catering Services tidak mempunyai QC dan ruangan laboratorium sehingga bahaya ini masih susah untuk diminimalisir. Dalam analisis bahaya hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh bahan baku, bahan tambahan, pedoman pengolahan pangan, rencana proses pengendalian bahaya, kemungkinan penggunaan produk akhir dan resiko pada konsumen dalam kaitan keamanan pangan. Dalam dunia manufaktur ada lima aspek yang berpotensi menjadi sumber bahaya yakni materials (bahan), methods (proses), machines (peralatan), man (manusia), dan environment (lingkungan). Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan lapang ditemukan beberapa sebab yang mempengaruhi aspek-aspek yang menjadi sumber bahaya dan dapat dilihat pada Gambar 9.

50 Lingkungan Gedung yang terpisah-pisah Lokasi perusahaan Peanganan bahan baku Material Peanganan peralatan Method Pengolahan belum steril Sanitasi dan hygiene Permasalahn Penerapan HACCP Peralatan tradisional Perawatan Tanggung jawab rendah Kurang kerjasama Machin e Pemeliharaan Kualitas SDM Man Kepedulian terhadap sanitasi rendah Gambar 9. Diagram Sebab Akibat Penerapan HACCP pada CV Massitoh Catering Services

51 Dari gambar diagram sebab akibat pada Gambar 9. diketahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi CV Massitoh Catering Services. Permasalahan penarapan HACCP yang dihadapi oleh CV Massitoh Catering Services adalah sanitasi dan hygiene. Permasalahan ini timbul karena kurangnya pemahaman oleh karyawan mengenai pentingnya sanitasi dan hygiene bagi industri makanan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat, selanjutnya akan dilakukan diskusi dengan teknik brainstorming untuk mengidentifikasi penyebeb-penyebab yang mungkin terjadi dari setiap faktor utama. Man (manusia): Kendala yang dialami oleh CV Massitoh Catering Services adalah kurangnya pengetahuan para karyawan mengenai HACCP. Kepedulian dan kualitas karyawan yang rendah mengenai sanitasi yangmerupakan masalah yang penting dalam pencapaian perolehan sertifikat HACCP. Hal ini berimbas pada pemahaman dan cara pandang karyawan terhadap pentingnya sanitasi dan hygiene. Kurangnya kerjasama antar karyawan juga menjadi kendala, karyawan cenderung lebih berfikir bagaimana menyelesaikan tugasnya masing-masing. Tanggung jawab rendah pada para karyawan dalam tugasnya akan mempengaruhi kondisi kinerja yang ada dalam perusahaan. Tidak digunakannya peralatan/perlengkapan pakaian seperti topi, masker dan celemekjuga dapat menjadi sumber kontaminasi. Matherial (bahan) Penanganan bahan baku yang dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services masih sebatas pengecekan kualitas tanpa dilakukan pencucian dengan disinfectan bagi buah dan sayuran. Penanganan peratalan masih kurang baik, karyawan cenderung masa bodoh dan mengandalkan orang lain untuk merawat peralatan maah maupun lainnya, sehingga peralatan kurang bersih dan

52 kurang terawat. Peralatan yang digunakan oleh CV Massitoh Catering Services baik peralatan produksi maupun rantang yang digunakan dalam pengemasan makan masih belum ditangani dengan baik. Pencucian alat-alat produksi dan rantang sebaiknnya dilakukan dengan menggunakan air hangat, namun saat ini CV Massitoh Catering Services tidak melakukan hal tersebut dan hanya mencuci buah dan sayur dengan air mengalir saja. Methods (proses) Kegiatan administrasi yang dijalankan CV Massitoh Catering Services masih belum lancar, hal ini dapat dilihat masih belum adanya dokuntasi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan mulai dapi penerimaan bahan baku hingga pengiriman barang ke konsumen. Sebaiknnya dokumen-dukumen penerimaan maupun dokumen lainnya disimpan dalam file terpisah sesuai dengan jenis kegiatannya sehingga akan mempermudah penelusuran bila terjadi masalah pada kegiatan operasionalnya. Selaim itu kondisi SDM yang kurang memadai dapat menghambat pertumbuhan perusahaan. Saat ini CV Massitoh Catering Services sedang membenahi kondidi karyawannya dengan merektrut karyawan yang kompeten dibidagnya guna meningkatkan kulitas SDM dan kinerja perusahaan sehingga metode dan proses pengolahan dapat dipatenkan dan meminimalisir sumber bahaya mulai dari suhu, waktu, pergerakan maupun tata cahaya yang ada. Machines (peralatan) Teknologi yang digunakan CV Massitoh Catering Services memang masih bersifat tradisional dan kurang canggih dengan pemeliharaan dan perawatan yang masih jauh dari memadai. Hal ini dapat diketahui dari peralatan dan proses masak-memasak yang dilakukan CV Massitoh Catering Service yang masih menggunakan cara-cara tradisional bukan menggunakan mesin melainkan dengan peralatan biasa.

53 Environment (Lingkungan) Kondisi gedung yang terpisah mengakibatkan kegiatan proses produksi kurang efektif, selain memakan waktu yang lama juga rentan adanya kontaminasi. Letak dapur yang terpisah kurang praktis dan efisien dari segi waktu dan tenaga kerja. Oleh sebab itu CV Massitoh Catering Services akan mrenovasi banguanannya dengan maksud menggabungkan ruang produksi dan gudang bahan baku yang tadinya terpisah. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan produksi berjalan lancar dan efisien Identifikasi Titik Kontrol yang Penting Batas kritis dapat didekati dengan pengalaman dan beberapa kajian spesifik. Pemantauan dapat dilakukan dengan mengamati secara visual maupun dengan melakukan pengukuran baik fisik maupun kimia. Pemantauan harus dilakukan secara berkesinambuangan selama proses berlangsung. CV Massitoh Catering Services tidak melakukan monitoring secara tertulis pada setiap kegiatan produksi yang dilakukan. Pemantauan yang dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dilakukan oleh tiap-tiap bagian dengan memeriksa barang-barang mulai dari kedatangan sampai produk diterima konsumen. a. Receiving (penerimaan) Pada saat penerimaan monitoring yang pertamakali dilakukan adalah memeriksa kondisi barang apakah sesuai dengan kualitas yang diharapkan atau tidak, dan segera membuat berita acara kedatangan barang. Bagian gudang akan memisahkan barang yang bagus dan kurang bagus, setelah yakin barang yang diterima sesuai standar maka barang akan disimpan digudang. b. Cold Sorage (gudang dingin) Jenis bahan baku yang disimpan di Cold Storage adalah ayam dan daging beku yang diperoleh dari pemasok. Daging dan ayam ini akan langsung dimasukkan ke dalam freezer setelah kedatangan agar kondisi daging tetap beku. CV Massitoh Catering Services tidak

54 pernah melakukan pengecekan pada suhu freezer yang digunakan melainkan hanya menyalakan saja tanpa melakukan pengecekan suhu secara berkala. c. Dry Storage (gudang kering) Gudang kering atau gudang sembako pada CV Massitoh Catering Services digunakan untuk menyimpan bahan baku pelengkap, bumbu dan bahan-bahan lainnya. Penempatan produk-produk ini disusun dalam rak-rak kayu agar tidak langsung bersentuhan dengan lantai dan agar produk tidak berada ditempat yang terlalu lembab. Penempatan bahan-bahan makanan harus dipisahkan dengan bahan kimia dan produk yang berbau tajam. CV Massitoh Catering Services masih menempatkan bahan kimia dan sabun di gudang kering tanpa mengemasnya terlebih dahulu ditempat yang rapat sehingga dapat mengakibatkan kontaminasi didalamnya. d. Fruits Storage (gudang buah) Gudang buah terletak pada gedung 1, yang digunakan untuk menyimpan buah-buahan antara lain semangka, melon, jeruk dan pisang. Dalm gudang ini diletakkan daun jerami untuk menjaga agar buah-buahan tetap baik dan tidak menyimpan stok terlalu banyak agar dapat terjaga kesegarannya. e. Vegetables Sorage (gudang sayur) Gudang sayuran terletak pada gedung 2, dalam gudang ini ditempatkan beberapa box untuk memisah-misahkan sayuran. Boxbox ini diletakkan di rak agar tidak langsung bersinggungan dengan tanah agar tetap terjaga kesegarannya. f. Thawing Proses ini dilakukan untuk mencairkan es yang ada pada ayam atau daging yang dibekukan. Sehingga perlu penanganan yang baik agar dapat mencair dengan sempurna sebelum bahan makanan dimasak, sehingga dapat menghasilkan daging yang matang sempurna. g. Wash/ Sanitase vegetable and Fruits

55 Pencucian buah san sayur dilakukan seseaat sebelum penggunaan. Pencucian yang dilakukan CV Massitoh Catering Services hanya dengan menggunakan air mengalir tanpa menggunakan disinfectan. Sebaiknya dalam pencucian buah dan sayur digunakan disinfectan khusus buah dan sayur agar pestisida yang menempel dapat hilang. h. Cooking (memasak) Pada saat proses memasak karyawan CV Massitoh Catering Services belum melakukan sanitasi yang baik seperti mencuci tangan dengan disinfectan, memakai sarung tangan, penutup kepala sehingga proses masak memasak dapat lebih hygiene Menetapkan Batasan Kritis CV Massitoh Catering Services lebih menerapkan bahaya fisik dan kimia dalam penerapan HACCP-nya, hal ini dikarenakan penerapan bahaya dan kontrol fisik dan kimia dapat diminimalisir dengan mematuhi SOP yang ada. CV Massitoh Catering Services tidak memiliki quality control sehingga melakukan kontril fisik dengan kasat mata saja yang dilakukan oleh kepala dapur dan pemilik perusahaan sendiri. Contoh penetapan batas kritis fisik adalah tidah adanya potongan benda asing dalam makanan misalkan saja isi strapler atau sobekan plastik, ukuran, maupun waktu pengolahan. Penetapan batas kritis yang dibuat oleh CV Massitoh Catering Services berupa pengendalian kebersihan peralatan dan bahan baku, namun CV Massitoh Catering Services belum menggunakan disinfectan dalam pencucian bahan baku dan tidak menggunakan air panas dalam membilas peralatan yang akan digunakan. Tidak dimilikinya laboratorium dan quality qontrol juga merupakan kelemahan yang dimiliki CV Massitoh Catering Services, karena ini sangat diperlukan untuk mengawasi bahaya mikroboiologi yang sangat mungkin dialami. Penetapan batas kritis kimia dan mikrobiologi belum diterapkan oleh CV Massitoh Catering Services hal ini dikarenakan belum dimilikinya laboratorium mini dan QC Membuat Prosedur untuk Memonitor CCP Prosedur yang telah ditetapkan harus tetap dimonitor keadaannya agar dapat dipastikan prosedur pengolahan tetap terkendali. Monitoring dapat

56 dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran. Monitoring ini akan dilakukan oleh orang yang paling mempunyai akses yang penetapan CCP, terlatih dan berpengalaman. CV Massitoh Catering Services melakukan monitoring dengan pengamatan secara fisik baik warna maupun rasa masakan. Proses monitoring ini dilakukan langsung oleh ibu Massitoh ataupun ibu ida selaku menajer operasional agar dapat mempertahankan selera rasa yang dimiliki CV Massitoh Catering Services Menentukan Tindakan Koreksi jika Terjadi Masalah Tindakan koreksi akan dilaksanakan CV Massitoh Catering Services bila ditemukan adanya penyimpangan. Tindakan ini akan disesuaikan dengan hasil monitoring. Kegiatan koreksi tidak hanya berlangsung pada proses melainkan pada perlakuan pada proses yang menyimpang. Tindakan koreksi harus dicatat dan disimpan. Permasasalahan yang dihadapi oleh CV Massitoh Catering Services adalah tidak ada proses pencatatan secara resmi penyimpangan sehingga tindakan koreksi dilakukan scara spontan tanpa adanya dokumentasi Menentukan Prosedur untuk Mengecek Kinerja Sistem HACCP Dalam proses perolehan HACCP diperlukan prosedur yang dapat mengecek kinerja sistem HACCP. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengecekan sistem HACCP antara lain pemilihankriteria sanitasi dan hygiene, penyedian fasilitas dan layanan penunjang dan kegiatan monitoring Tetapkan Catatan yang efektif tentang Sistem HACCP CV Massitoh Catering Services belum mempunyai pencatatan dan pendokumentasian yang baik. Hal ini dikarenakan belum adanya pencatatan kegiatan secara rapi dan terstruktur, pencatatn yang baik sebainya dilakukan per kegiatan dan dilakukan secara rutin kemudian disusun secara rapi dalam folder tertentu. Hal-hal yang perlu didokumentasi untuk menjalankan sistem HACCP antara lain semua

57 kegiatan pemantauan CCP, penyimpanan dan tindakan perbaikan yang terkait, peubahan padaa sistem HACCP, misalkan saja lembar kerja. 4.6 Persiapan HACCP Penyusunan Tim HACCP Dalam perencanaan HACCP hal pertama yang harus dilakukan adalah pembentukan tim HACCP. Pembentukan tim HACCP yang baik dapat pula digunakan untuk memotifasi dan menginformasikan kepada karyawan mengenai HACCP. Tim yang dibentuk sebaiknya terdiri dari orang-orang yang ahli dalam merancang HACCP dan manajer juga staff yang ahli dalam bidang tehnik dan mikrobiologi. Tim HACCP yang dimiliki oleh CV Massitoh Catering Services adalah sebagai berikut : Tabel 3. Tim HACCP CV Massitoh Catering Services. Nama Jabatan Massitoh Erus Everus Sri Widahastuti Rudi Muhiyadi Owner General Manager Manajer Operasional Manajer Keuangan Deskripsi Produk Produk yang dihasilkan CV Massitoh Catering Services berupa makanan jadi yang pembuatannya berdasarkan pesanan. Untuk pendeskripsiannya tidak dilakukan secara detail berdasar masing-masing menu dikarenakan jumlah menu yang disediakan sangat beragam. Selain itu menu-menu ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai permintaan konsumen pada saat penandatanganan kontrak. Setelah memiliki tim HACCP langkah selanjutnya adalah membuat dekripsi dari produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan CV Massitoh Catering Services berupa makanan jadi yang pembuatannya berdasarkan pesanan. Untuk pendeskripsiannya tidak dilakukan secara detail berdasar masing-masing menu dikarenakan jumlah menu yang disediakan sangat beragam. Selain itu menu-menu ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai permintaan konsumen pada saat

58 penandatanganan kontrak. Deskripsi produk yang dihasilkan oleh CV Massitoh Catering Services dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Produk dan Identifikasi Kemanan Produk Nasi Rantangan. 1 Nama Produk Paket nasi rantangan 2 Merek Dagang Massitoh Catering Services 3 Bahan Baku Utama Beras, Ayam, Sayur-sayuran, Hati, Ampela, Cabai, Kerupuk, Buah-buahan 4 Asal Bahan Baku Suplier 5 Penerimaan Bahan Baku Bahan baku diterima oleh bagian gudang. Sebelum dimasukkan kedalam gudang dilakukan pemeriksaan oleh bagian gudang, setelah dinyatakan slesai maka selanjutnya disimpan didalam gudang sesuai jenis barangnya. 6 Produk Akhir Paket nasi rantangan 1. Nasi Putih 2. Lauk utama 3. Sayur-sayuran 4. Lauk pendamping 5. Sambal 6. Kerupuk 7 Bahan Tambahan Bumbu-bumbu 8 Jenis Kemasan Paket rantang plastik 9 Penyimpanan - 10 Daya Awet 6-9 jam 11 Label/Spesifikasi - 12 Penggunaan Produk Paket ratangan ini dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen. 13 Konsumen Produk Akhir 14 Persyaratan yang Berlaku Karyawan pabrik dan tamu undangan pada even-even tertentu Standar Massitoh Catering Services Menu yang paling digemari oleh konsumen CV Massitoh Catering Services adalah nasi putih, ayam goreng kremes, sayur sop, bakwan sayur, hati ampela balado, sambal terasi dan disetiap kemasan akan disertakan kerupuk dan buah. CV Massitoh Catering Services pada saat ini belum memiliki diagram alir baik untuk proses produksi secara keseluruhan maupun proses produksi per kenis makanan yang akan disajikan bagi konsumen. Belum dimilikinya diagram alir oleh CV Massitoh Catering Services sehingga dibuatlah diagram alir yang dibuat pada saat penelitian. Pembuatan diagram ini disesuaikan dengan proses produksi yang ada dilapangan dan telah didiskusikan dengan pihak CV Massitoh Catering Services untuk setiap prosesnya agar tidak ada

59 kegiatan yang tertinggal. Adapun diagram alir dari pembuatan menu tersebut dapat dilihat pada Lampiran Identifikasi Tujuan Penggunaan Produk yang dihasilkan CV Massitoh Catering Services digunakan oleh masyarakat luas karena dikonsusmsi oleh karyawan pabrik dan acara-acara pernikahan atau event-event tertentu. Produk yang dihasilkan CV Massitoh Catering Services berupa makanan jadi yang harus segera dikonsumsi agar tidak mengalami resiko kebusukan. Makanan ini berupa paket rantangan yang dikemas per porsi dengan kebutuhan menu lengkap beserta buahnya Penyusunan Diagram Alir Produksi Diagram alir biasanya akan disusun oleh tim HACCP. Diagram alir ini akan menggambarkan keseluruhan proses produksi mulai dai bahan baku, jenis pergerakan proses, penyimpanan, penundaan hingga produk selesai diproses dan dikemas. CV Massitoh Catering Services pada saat ini belum mempunyai diagram alir proses produksi, sehingga diagram alir yang ada pada Gambar merupakan diagram alir yang dibuat pada saat penelitian Validasi Diagram Alir Produksi Tim HACCP harus mengkonfirmasikan operasi pengolahan berdasarkan GAP (Good Agricultural Practices), GHP (Good Handling Practices), GMP (Good Manufacturing Practices), GDP (Good Distribution Practices) dan atau GCP (Good Catering Practices) serta prinsip-prinsip sanitasi dengan diagram alir semua tahapan dan jam oprasi, serta mengubah diagram alir dimana yang tepat. Diagram alir harus diverifikasi kembali melalui pengamatan aliran proses, kegiatan pengambilan contoh, wawancara dan pengamatan operasi rutin/nonrutin (Winarno dan Sunarno, 2002). Pembuatan diagram ini disesuaikan dengan proses produksi yang ada dilapangan dan telah didiskusikan dengan pihak CV Massitoh

60 Catering Services untuk setiap prosesnya agar tidak ada kegiatan yang tertinggal Identifikasi Bahaya pada Setiap Tahapan Proses Produksi dan Tindakan Pencegahannya Identifikasi bahaya yang dilakukan CV Massitoh Catering Services antara dengan identifikasi bahaya secara fifik, melakukan analisis bahaya, dan melakukan tindakan pencegahan. a. Identifikasi bahaya Pada CV Massitoh Catering Services bahaya yang dapat diidentifikasi antara lain bahaya biologis, ini dikarenakan ada virus dan bakteri pada makanan. Bahaya kimia yang dapat terjadi pada CV Massitoh Catering Services dapat dikarenakan adanya bahan kimia dan pestisida yang ada pada bahan makanan hal ini bisa saja karena pencucian yang kurang bersih dan tidak menggunakan disinfectan. Bahaya fisik yang dihadapi CV Massitoh Catering Services berasal dari isi strapler, kotoran serangga, pasir dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat terjadi bila ada kelalaian yang dilakukan oleh petugas misalkan saja pada saat mengemas kerupuk isis strapler dapat saja terlepas dan masuk ke kemasan kerupuk atau pasir yang ada di nasi akibat kurang bersih pada saat pencucian. CV Massitoh Catering Services tidak mempunyai QC dan ruangan laboratorium sehingga bahaya ini masih susah untuk diminimalisir. b. Analisis bahaya Dalam analisis bahaya hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh bahan baku, bahan tambahan, pedoman pengolahan pangan, rencana proses pengendalian bahaya, kemungkinan penggunaan produk akhir dan resiko pada konsumen dalam kaitan keamanan pangan. Bahan baku yang digunakan oleh CV Massitoh Catering Services merupakan bahan baku yang masih segar karena habis digunakan pada

61 hari itu juga. Untuk bahan baku tambahan tidak diperkenankan menstok terlalu banyak, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas yang dihasilkan. Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan baku dikarenakan CV Massitoh Catering Services tidak melakukan pencucian dengan disinfectan sehingga kemungkinan masih ada pestisida pada buah dan sayur yang digunakan. Analisis bahaya pada bahan tambahan dapat berasal dari bumbu maupun bahan tambahan pangan yang lain. c. Pengembangan tindakan pencegahan Setelah menganaisis resiko tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi tindakan pencegahan yang dapat mengendalikan bahaya. Tindakan ini dimaksudkan untuk untuk menghilangkan atau meminimalisir bahaya yang ada. Tindakan pencegahan yang sebaiknya dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services menangani bahan baku dengan baik mulai dari pencucian dengan disinfectan dan proses penyimpanan yang tepat. Mensterilkan lingkungan produksi juga diperlukan dalam meningkatkan keamanan pangan dengan penggunaan seragam oleh setiap karyawan, mencuci tangan dan kaki sebelum memasuki kawasan produksi, selalu menggunakan sarung tangan dalam setiap proses produksi dan menjaga kebersihan lingkungan Penetapan Critical Control Point (CCP) CCP dapat diidentifikasi dengan menggunakan pengetahuan tentang proses produksi dan semua potensi bahaya dan signifikasi bahaya dari analisa bahaya serta pencegahan yang ditetapkan. Jenisjenis bahaya meliputi bahaya kimia, fisika, biologis dalam makanan yang berpotensi menyebabkan dampak kerugian kesehatan. Bahaya fisik dapat dilihat secara visual contohnya saja potongan kaca, logam, karet plastik dan lain-lain. Kontaminasi bahaya kimia dapat terjadi pada setiap tahap produksi. Pengeruh kontaminasi terhadap konsumen dapat berjangka panjang. Bahaya kimia ini dapat saja berasal dari pencucian dengan sabun yang kurang bersih, sayur dan buah-buahan

62 yang terkena pestisida dan lainnya. Bahaya biologis biasanya disebabkan oleh adanya mikroorganisme diluar batas wajar yang dapat menyebabkan bahaya bila dikonsumsi. Bahaya-bahaya ini dapat dicegah dengan pengendalian bahaya yang ada dan melakukan perkerjaan sesuai prosedur (SOP) yang ada. Penetapan CCP yang dilakukan CV Massitoh Catering Services sebatas mengharuskan karyawannya untuk mencuci tangan sebelum bekerja ataupun menyetuh bahan makanan Penetapan Batas Kritis CV Massitoh Catering Services lebih menerapkan bahaya fisik dan kimia dalam penerapan HACCP-nya, hal ini dikarenakan penerapan bahaya dan kontrol fisik dan kimia dapat diminimalisir dengan mematuhi SOP yang ada. CV Massitoh Catering Services tidak memiliki quality control sehingga melakukan kontril fisik dengan kasat mata saja yang dilakukan oleh kepala dapur dan pemilik perusahaan sendiri. Contoh penetapan batas kritis fisik adalah tidah adanya potongan benda asing dalam makanan misalkan saja isi strapler atau sobekan plastik, ukuran, maupun waktu pengolahan. Penetapan batas kritis yang dibuat oleh CV Massitoh Catering Services berupa pengendalian kebersihan peralatan dan bahan baku, namun CV Massitoh Catering Services belum menggunakan disinfectan dalam pencucian bahan baku dan tidak menggunakan air panas dalam membilas peralatan yang akan digunakan. Tidak dimilikinya laboratorium dan quality qontrol juga merupakan kelemahan yang dimiliki CV Massitoh Catering Services, karena ini sangat diperlukan untuk mengawasi bahaya mikroboiologi yang sangat mungkin dialami. Penetapan batas kritis kimia dan mikrobiologi belum diterapkan oleh CV Massitoh Catering Services hal ini dikarenakan belum dimilikinya laboratorium mini dan QC Pemantauan pada Setiap CCP Pemantauan dapat dilakukan dengan mengamati secara visual maupun dengan melakukan pengukuran baik fisik maupun kimia.

63 Pemantauan harus dilakukan secara berkesinambuangan selama proses berlangsung. CV Massitoh Catering Services tidak melakukan moniroring secara tertulis pada setiap kegiatan produksi yang dilakukan. Pemantauan yang dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dikalukan oleh tiap-tiap bagian dengan memeriksaa barang-barang mulai dari kedatangan sampai produk diterima konsumen Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan Tindakan koreksi akan dilaksanakan bila ditemukan adanya penyimpangan. Tindakan ini akan disesuaikan dengan hasil monitoring. Kegiatan koreksi tidak hanya berlangsung pada proses melainkan pada perlakuan pada proses yang menyimpang. Tindakan koreksi harus dicatat dan disimpan. Permasasalahan yang dihadapi oleh CV Massitoh Catering Services adalah tidak ada proses pencatatan secara resmi penyimpangan sehingga tindakan koreksi dilakukan scara spontan tanpa adanya dokumentasi Pencatatan dan Dokumentasi CV Massitoh Catering Services belum mempunyai pencatatan dan pendokumentasian yang baik. Hal ini dikarenakan belum adanya pencatatan kegiatan secara rapi dan terstruktur, pencatatn yang baik sebainya dilakukan per kegiatan dan dilakukan secara rutin kemudian disusun secara rapi dalam folder tertentu Penetapan Prosedur Verifikasi Menurut Muhandri dan Kadarisman, Validasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menilai apakah segala sesuatunya telah berada dijalur yang benar. Frekuensi verifikasi harus cukup untuk mengkonfirmasikan bahwa sistem HACCP telah bekerja secara efektif. Kegiatan verifikasi mencakup empat hal yaitu : a. Validasi HACCP Konfirmasi bahwa sistem HACCP sudah benar sebelum diimplementasikan

64 Konfirmasi bahwa (1) semua bahaya sudah diidentifikasi, (2) tindakan pencegahan sudah diidentifikasi untuk setiap bahaya, (3) batas kritis telah cukup, dan (4) pprosedur pemantauan dan peralatan sudah memadai dan dikalibrasi. Pengujian independen Pengujian kendali yang sudah ditetapkan b. Review hasil pemantauan c. Pengujian produk d. Auditing Semua prosedur verifikasi ini harus dijalankan dengan baik agar kegiatan perolehan HACCP dapat diikuti dengan mudah dan lancar

65 KESIMPULAN DAN SARAN 1 Kesimpulan Sistem pengendalian mutu pangan yang dijalankan CV Massitoh Catering Services antara lain selalu mengecek kondisi bahan baku saat kedatangan dan menyimpan di tempat yang telah disediakan, bahan baku yang kondisinya tidak layak akan dipisahkan dan tidak digunakan pada saat proses produksi. Selalu mencuci buah dan sayuran dengan air mengalir, namun CV Massitoh Catering Services belum menggunakan disinfektan dalam pencucian bahan baku ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan standarisasi HACCP pada CV Massitoh Catering Services antara lain Tingkat kesadaran karyawan yang masih rendah mengenai sanitasi dan hygiene. Hal ini terlihat dari bagaimana karyawan menangani peralatan dan bahan baku, kesadaran karyawan akan menjaga kebersihan bahan baku dan peralatan masih sangat rendah. Kondisi bangunan yang terpisah-pisah. Kondisi dapur dan ruang packing yang berjauhan dapat mengakibatkan kontaminasi silang, sehingga sebaiknya ruangan ini berada pada satu bangunan dan berdekatan. Kondisi bangunan yang terpisah ini dapat menyebabkan bahaya fisik dan biologis kanrena adanya kontaminansi pada saat pemindahan dari dapur ke ruang packing. Strategi yang sebaiknya dilakukan oleh CV Massitoh Catering Services dalam upaya perolehan sertifikat HACCP adalah membuat bangunan baru yang yang lebih terencana dari segi tata letak sehingga lebih menggurangi kemungkinan dampak kontaminasi karena perpindahan bakan makanan maupun makanan yang sudah matang. Membuat area cuci khusus baik untuk peralatan maupun bahan baku, karena sampai saat ini pencucian peralatan

66 masih dilakukan di teras yang kondisinya digunakan lalu lalang karyawan yang keluar masuk area dapur. 2 Saran 1. Karyawan sebaiknya diwajibkan mencuci tangannya sebelum bekerja dengan sabun cuci tangan dan menyemprot tangannya dengan alkohol 70%, karyawan juga tidak diperkenankan memakai perhiasan, jam tangan serta tidak boleh berkuku panjang. Karyawan tidak diperkenankan makan, merokok, meludah, mengobrol, bercanda serta melakukan aktivitas lain yang dapat mencemari bahan baku atau proses. Meningkatkan disiplin karyawan terhadap standar hygiene karyawan dengan penggunaan seragam, sarung tangan plastik, kebersihan sebelum memasuki ruang produksi dan lain-lain, dan memberikan sanksi bagi karyawan yang melanggar peraturan tersebut. 2. Perusahaan perlu segera melakukan penyediaan fasilitas untuk GMP dan SSOP yaitu mendaftar semua kebutuhan peningkatan fasilitas, menyusun daftar kebutuhan dalam skala prioritas tersebut secara bertahap agar dapat menunjang sistem HACCP. 3. Manejemen perlu segera mensosialisaikan prosedur-prosedur (SOP) yang telah disusun karena baru sebagian prosedur yang telah disosialisasikan sampai tingkat karyawan. 4. Perusahaan perlu menjadwalkan pelatihan rutin mengenai GMP dan SSOP kepada karyawan, pelatihan dapat berupa in house training maupun ex house training. Pelatihan rutin penting untuk menyadarkan dan mengingatkan karyawan bahwa hygiene personil dapat menentukan keamanan produk. Meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai teknologi, efisiensi kerja, perawatan alat, proses produksi serta hygiene dan sanitasi dengan memberikan trining dan pelatihan 5. CV Massitoh Catering Services sebaiknya mempunyai QC dan laboratorium mini guna menunjang sistem pengawasan mutu produk yang

67 dihasilkan Perlu adanya pemeriksaan mikrobiologi yang dapat memberikan hasil yang cepat untuk keamanan pangan para konsumennya.

68 DAFTAR PUSTAKA Ariani, D.W Manajemen Kualitas. Atmajaya. Yogyakarta. Asra EF Analisis sikap dan kepuasan konsumen pada usaha jasa boga (studi di kantin asrama putra dan putri IPB) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bertha, A, Proses Penyusunan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Plan Produk Mie Instan Dalam Rangka Rencana Sertifikasi di PT. Jakarana Tama Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Fitria H, Rani AK Buku Pintar Berbisnis Katering, Jakarta : Transmedia. Gaspersz, V ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. :14 Januari : 13 Januari Muhandri dan Kadarisman Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan, IPB Press. Bogor. Rahmawati Analisis Manajemen Mutu Terpadu pada Perusahaan Catering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service, Tangerang [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Siagian SP Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta. Bumi Aksara. Thaheer, H Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Bumi Aksara, Jakarta. Winarno, F. G dan Sunarno HACCP dan Penerapannya Dalam Industri Pangan, M-Brio Press. Bogor.

69

70 Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services

71 Lampiran 2. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik1) CV Massitoh Catering Services

72 Lampiran 3. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik2) CV Massitoh Catering Services

73 Lampiran 4. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tim manajemen CV Massittoh Catering Services 1. Nama Catering? CV assitoh Catering Services 2. Nama Pemilik / Pengelola : Hj. Massitoh Umur : 47 tahun 3. Berapa lama perusahaan anda beroprasi? 12 tahun. CV assitoh Catering Services didirikan tahun Berapa kapasitas produksi? Minimal 500 porsi Maksimal 6000 porsi 5. Siapakah yang menjadi sasaran catering anda? Masyarakat ( Weeding/hajatan/ulang tahun ) Perusahaan, Beberapa perusahaan yang pernah menggunakan jasa CV assitoh Catering Services antara lain PT. Good Year Indonesia, PT. Branta Mulia TBK, PT. Holcim Indonesia, Telkomsel, PT. Mercedes Benz Indonesia, PT Boehringer Ingelhiem, PT. Astra Autoparts dan lain-lain. 6. Apakah anda telah mendaftarkan catering anda ke Dinas Kesehatan? Ya, Kami telah mendaftar ke dinas kesehatan sejak perusahaan mulai didirikan. 7. Apakah ada struktur organisasi manajamene di catering anda? Ya 8 Berapa jumlah karyawan yang anda miliki? Koki / tukang masak / chef 30 Orang. Bagian pembelian 3 orang. Bagian penyimpanan / gudang 2 orang. Driver 3 Orang Waiter 15 Orang Helper 2 Orang Marketing 1 orang 9. Bagaimana sistem pambagian shift yang dilakukan pada CV assitoh Catering Services? Jam kerja bagi karyawan produksi dibagi menjadi tiga shift Shift 1, bekerja dari pukul WIB WIB Shift 1, bekerja dari pukul WIB WIB Shift 1, bekerja dari pukul WIB WIB Jam kerja bagi staff kantor dari pukul WIB WIB 10. Apakah pendidikan terakhir karyawan di perusahaan anda? SLTP hingga Perguruan tinggi 11.Apakah ada tata tertib yang di khususkan untuk karyawan yang berhubungan dengan kebersihan dan mutu pangan? Karyawan harus mencuci tanganya sebelum bekerja, tidak boleh berkuku panjang, dilarang menggunakan perhiasan

74 Lanjutan Lampiran 4 12.Apakah karyawan diberi pengarahan sebelum bekerja yang berhubungan dengan kebersihan dan mutu pangan? Setiap pagi selalu dilakukan brefing antara karyawan dan tim manajemen untuk memberikan pengarahan mengenai kebersihan dan mutu pangan juga sekaligus membahas permasalahan-permasalahan yang timbul dilapangan dan dapat segera dicarikan solusinya. 13.Apakah karyawan yang sakit masuk kerja? Tidak Biasanya karyawan yang menderita sakit apa yang tidak masuk kerja? Flu, batuk, pilek 14.Apakah karryawan anda memiliki pakaian khusus kerja? Ya, namun pada saat ini penggunaannya masih belum tertib. 15.Sarana dan prasarana apa saja yang dimili oleh CV assitoh Catering Services? a. Sumber energi Listrik, berasal dari PLN Air, berasal dari PDAM Gas Elpiji, Digunakan untuk proses produksi dengan menggunakan tabung yang berukuran 3kg b. Mesin dan peralatan yang digunakan antara lain kompor gas, mesin menggiling bumbu, wajan, dandang, panci, kontaoiner box, rantang saji, freezer, lemari es, blander dan lain-lain. c. Bahan baku produksi yang digunakan Ikan, ayam dan daging segar. Sayur-sayuran segar, jenis sayur yang sering digunakan antara lain wortel, kol, kentang, buncic, sawi, labu siam, oyong, tomat, daun bawang, sawi, toge dan lain sebagainya. Buah-buahan, buah-buahan yang biasa digunakan adalah pisang, semangka, melon dan jeruk. Beras, jenis beras yang digunakan sesuai dengan kesepakatan saat penentuan harga. Bumbu dapur, baik yang segar seperti cabai, bawang dan tomat juga digunakan bumbu dalam bentuk kemasan seperti kecap, penyedap rasa, garam dan lain sebagainya. Bahan pelengkap lainya, misalnya bahan yang akan digunakan untuk dijadikan bahan masakan pendamping seperti telur, tahu, tempe dan lain sebagainya. Kerupuk d. Alat transportasi, alat transportasi yang dimiliki CV assitoh Catering Services berupa 3 buah mobil box dan satu buah mobil kijang untuk menungjang proses produksi dan pendistribusian produk. e. Lahan dan gedung, lahan yang digunakan berada di perumahan tama pagelaran dengan menggunakan 3 buah gedung (rumah) yang terpisah.

75 Lanjutan Lampiran 4 16.Bagaimana alur / jalannya proses pengolahan dimulai dari si pemesan / klien hingga menjadi makanan jadi? Pemesanan Pembuatan menu Pembelian bahan baku Penyimpanan dalam gudang Persiapan bahan baku Pengolahan Delivery Customer 17. Kapan pembelian bahan makanan / bahan baku dilakukan? 1-2 hari sebelum bahan dimasak. 18. Siapa yang membeli bahan baku dan biasanya dimana? Bagian pembelian akan memesan via telpon bahan-bahan yang dibutuhkan, selanjutnya bahan akan dikirim oleh pemasok seperti buah-buahan, ikan, ayam dan daging. Sedangkan untuk bahan-bahan lainya seperti beras dan sayursayuran akan diambil ke tempat supllier. 19. Apakah catering anda memiliki standar untuk bahan baku yang akan di beli dari supplier? Ya, bahan baku yang dikirim harus dengan kondisi baik dan segar. 20. Apakah CV Massitoh Catering Services memiliki gudang untuk penyimpanan dan apa saja yang ada didalamnya? Gudang sayuran, digunakan untuk menyimpan sayur-sayuran segar dalam box terpisah. Gudang beku, digunakan untuk menyimpan ayam dan daging beku yang penyimpanannya dalam freezer. Gudang sembako/gudang kering, digunakan untuk menyimpan beras, tepung, bumbu-bumbu kering, minyak goreng, gula dan lain sebagianya. Gudang buah, digunakan untuk menyimpan buah-buahan sebelum dikirim ke konsumen. 21. Siapa yang merencanakan menu catering? Ibu Massitoh dan ibu Sri Widahastuti 22. Siapa yang menentukan formulasi masakan / bumbu? Ibu Massitoh 23. Apakah anda memeriksa setelah masakan selesai dibuat, apa saja yang diperiksa? Ya, rasa, aroma dan tampilan. 24. Apa saja yang digunakan karyawan anda khususnya penjamah makanan pada saat bekerja? Sarung tangan, Hair net, Celemek, Masker 25. Apakah yang anda gunakan untuk mencuci alat masak dan makan? Sabun cuci dan air mengalir. 26. Apakah yang anda gunakan untuk mencuci buah dan sayuran? Air mengalir 27. Apakah anda menggunakan disinfectan untuk pencucian sayur-sayuran dan buah-buahan, kenapa? Tidak,sampai saat ini proses pencucian hanya dilakukan dengan air mangalir dan belum menggunakan disinfectan.

76 28. Apakah karyawan produksi menggunakan sarung tangan dan penutup kepala selama proses produksi? Tidak, karyawan belum menggunakan sarung tangan dan penutup kepala. Lanjutan Lampiran Apa saja yang dilakukan dalam pengawasan mutu bahan baku? Melakukan pengecekan pada saat kedatangan bahan, memisahkan bahan yang berkualitas baik dan kurang baik, memisahkan bahan baku sesuai jenisnya dan menyimpannya kedalam gudang yang telah disiapkan, tidah menstok bahan baku yang tidak tahan lama dalam jumlah yang banyak untuk mengindari kebusukan. 30. Apakah bahan baku yang diterima dicuci dengan disinfectan? Tidak, kami hanya melakukan pencucian dengan air mengalir pada saat akan mengolah/memakai bahan baku. 31. Apa saja yang dilakukan dalam pengawasan mutu selama produksi? Mengecek kondisi bahan baku Pencucian dengan air bersih dan mengalir 32. Apakah CV Massitoh Catering Services telah memiliki tim HACCP? Belum 33. Bagaimana deskripsi produk yang dihasilkan oleh CV Massitoh Catering Services? Manakanan jadi yang dibuat berdasarkan pesanan dan dikemas dalam wadah rantang. Selain makanan rantangan juga menyediakan makanan prasmanan untuk even-even dan acara pernikahan dan ulang tahun. Menu makanan dipilih langsung oleh pihak konsumen. Komposisi produk yang dihasilkan biasanya terdisi dari nasi, lauk utama, lauk pendamping, sayur, buah, sambal dan kerupuk. Produk merupakan makanan siap saji dan biasanya dikemas dalam rantang plastik. Nasi rantang yang kami hasilkan biasanya bertahan 6-9jam dan akan didistribykan kepadsa konsumen yang telah melakukan pemesanan sebelumnya dengan cara dikirim ke lokasi yang telah disepakati. 34. Bagaimanakah indentifikasi tujuan penggunaan dari produk yang anda hasilkan? 35. Apakah perusahaan anda telah memiliki diagram alir? Tidak 36. Kemungkinan bahaya apa sajakah yang dihadapi oleh perusahaan anda dan berhubungan dengan sanitasi dan hygiene Bahaya fisik dapat berupa kotoran, isi trapler, serangga dan lainnya. Bila sampai makanan tercemari oleh bahan-bahan ini bisa saja dinilai kurang bersih oleh konsumen. Bahaya kimia, misalkan saja bahan kimia pestisida yang berasal dari bahan baku, deterjen, komponen plastik dan bahan pengemas dan lain sebagainya. Bahaya biologis yang biasa dihadapi adalah kadar air, kemebapan pada gudang bahan baku dan pengaturan suhu. 37 Apakah perusahaan anda menetapkan batas kritis, seperti apa? Belum, kami hanya menaepatkan batas kritis dalam tingkat kondisi fisik saja seperti bentuk, tekstur, rasa dan tampilan produk.

77 38 Apakah perusahaan anda melakukan pemantauan terhadap bahaya yang mungkin dialami perusahaan? tentu, kami memantau kondisi sejak kedatangan bahan baku sampai pengiriman produk ke konsumen. Dimulai dari kedatangan bahan baku, petuhgas akan memeriksa apakah kondisi barang sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Bila kondisi barang tidak sesuai makan akan dipisahkan dan lilakukan komplain ke suplier. Melakukan penanganan bahan dengan baik. Melukan pengecekan kebersihan pada seluruh lingkungan perusahaan. Melakukan pengen dalian hama, mensosialisasikan personal hygiene kepada setiap karyawannya baik ssaat manerima bahan baku, menangani bahan baku, pengolahan sampai pengiriman. 39. Tindakan koreksi seperti apa yang dilakukan perusahaan bila terjadi penyimpangan? Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi lapang 40. Apakah perusahaan anda selalu melakukan pencatatan dan melakukan pendokumentasian pada setiap kegiatan? sampai saat ini kamu belum melaukan pendokumentasian pada setiap kegiatan, kami memang melakukan pengecekan tp tidak didokumentasikan. Hasil Brainstorming dengan tim manajemen CV Massitoh Catering Services mengenai Pengelompokan aspek sumber bahaya yang dihadapi perusahaan. a. Materials (Bahan) Penanganan peralatan yang kurang baik Penanganan bahan baku belum sesuai standar hygiene b. Methods (Proses) Sanitasi dan hygiene belum sesuai Proses pengolahan yang belum steril c. Mechines (Peralatan) Masih menggunakan peralatan tradisional d. Manpower (Manusia) Kepedulian karyawan yang rendah mengenai sanitasi Kurangnya kerjasama Tanggung jawab rendah e. Infrastructure and environtment Kondisi gedung yang terpisah-pisah Lokasi banguanan yang berada ditengah pemukiman

78 Lampiran 5. Rekomendasi Form Penerimaan Barang Nomer : Tanggal : Suplier : FORM PENERIMAAN BARANG No Nama Barang Keterangan (Kondisi Barang) * Lampirkan DO Barang Petugas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Mutu

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Mutu Dalam mutu dikenal beberapa pengertian antara lain definisi mutu dan dimensi yang dikenal sebagai konsep mutu. 2.1.1 Definisi Mutu Pengertian mutu secara umum adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Memasuki persaingan pasar global saat ini sangat dibutuhkan standarisasi pada sistem dan manajemen. Perusahaan hendaknya mempunyai suatu standar mutu tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia cukup potensial, hal ini bisa dilihat dari pemanfaatan makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services

Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services Lampiran 1. Struktur Organisasi CV Massitoh Caterig Services Lampiran 2. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik1) CV Massitoh Catering Services Lampiran 3. Tata Letak Pabrik Lama (Pabrik2) CV Massitoh Catering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan dasar (pokok) yang sangat penting bagi kehidupan manusia dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau energi panas pada tubuh, membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini perkembangan zaman yang diingiringi dengan inovasi-inovasi dalam bidang pangan khususnya. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk makanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb, Segala Puji senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT beserta junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasulullah S.A.W yang telah melimpahkan rahmat, berkah, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan CV Massitoh Catering Services didirikan pada tanggal 12 November 1999 oleh Hj Massitoh di Perumahan Taman Pagelaran Jalan Anggrek

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh : PENGUKURAN PERFORMANSI MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN UNTUK MENENTUKAN CORRECTIVE & PREVENTIVE ACTION BERDASARKAN IMPLEMENTASI ISO 22000 : 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA (Studi Kasus di PT. Mayora Indah

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii xiv xx BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 13 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kuliner saat ini di Indonesia khususnya di Semarang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Jenis-jenis industri kuliner yang ada di Semarang sangat beraneka ragam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak : secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol., No., November 2009 PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian menjamur. Berbagai variasi bumbu dan metode penyajian pun dapat dijumpai. Seiring dengan perkembangan jaman,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen masa kini lebih cerdas dan lebih menuntut, mereka mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan-perusahaan sekarang ini telah berkembang dengan pesat dimana satu sama lain saling bersaing memperoleh pangsa pasar yang besar untuk memajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan modal pokok dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negara. Pemerintah telah telah merencanakan gerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya generasi menuntut inovasi tidak hanya terhadap produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu sistem keamanan pangan dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A

ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X. Oleh : ENY PUJIHASTUTI A ANALISIS KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT X Oleh : ENY PUJIHASTUTI A14105541 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Mutu 2.1.1. Definisi Sebuah perusahaan akan berfokus pada bagaimana memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, dimana hal tersebut hanya didapatkan apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk Oleh ARIS HARYANA H24076018 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia maka semakin besar pula persaingan di dunia bisnis antar pengusaha. Sebuah usaha terjadinya persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pariwisata Indonesia dewasa ini semakin berkembang seiring dengan laju perekonomian di dunia. Bidang pariwisata merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN ISO 22000 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS Budaya Kerja 5S/5R Budaya Kerja K3 Sistem Manajemen Halal ISO 9001 Konsumen/Masyarakat IMPLEMENTASI ISO 9001:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT SKRIPSI PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUK CROISSANT DI PT. CIPTAYASA PANGAN MANDIRI PULOGADUNG JAKARTA Oleh ABDUROHMAN F02400012 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

MAKALAH STANDARISASI MUTU PANGAN

MAKALAH STANDARISASI MUTU PANGAN MAKALAH STANDARISASI MUTU PANGAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Konsumen Oleh : 1. Avida Ayu Pramesti (5402411052) 2. Rana Bella (5402411053) 3. Inayatul Munawaroh (5402411054) 4.

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG

KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG SKRIPSI ELLYTA WIDIA PUTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H

KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H KAJIAN PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT (Studi Kasus pada PT Adi Putra Perkasa, Cicurug - Sukabumi) Oleh ASEP SOLEHUDIN H24103066 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Dasar Pemikiran Sejak satu dasawarsa terakhir masyarakat semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tidak lepas dari dua kebutuhan utama, yaitu kebutuhan primer atau pokok dan kebutuhan sekunder atau penunjang. Makanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi optimal seperti vitamin, mineral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar dalam mengulas berita tentang keamanan pangan. Ulasan berita tersebut menjadi tajuk utama, khususnya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA

TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA TELAAH MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI DI RESTORAN SIAP SAJI ES TELLER 77 CABANG MAL CIPUTRA, JAKARTA Oleh: YUDHAN NUR AKHMADI (0808026031) Program Studi Magister Manajemen Progam Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 3 TAHUN 2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI

Nama : Irfan Ramadhan NIM : Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Nama : Irfan Ramadhan NIM : 10.11.3637 Kelas : S1T1 2B ABSTRAKSI Peluang bisnis adalah suatu kesempatan dimana seseorang dapat memulai kegiatannya berperan dalam dunia bisnis, yaitu dengan memproduksi,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP 90 4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP Checklist Standard Sanitation Operational Procedur (SSOP) (Lampiran 4) menunjukkan nilai akhir 83. Sesuai dengan Permenkes RI No. 1096/MENKES/PER/VI/2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di

I. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas jasa yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tentunya tidak lepas dari quality assurance atau penjaminan kualitas terhadap terhadap lulusan yang dihasilkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan memasak timbul karena adanya kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas akan makanan. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow menjelaskan bahwa makhluk hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DISC BRAKE ROTOR DI PT. BRAJA MUKTI CAKRA Sebagai Syarat Untuk Mengambil Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Industri Disusun

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 4). Pada pengelolaan usahanya, catering menangani penyediaan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Catering merupakan salah satu bentuk wirausaha yang bergerak dibidang jasa boga di mana produk utamanya adalah penyediaan makanan dan minuman dengan pelayanan jasa

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA 1 TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MEMAHAMI LATAR BELAKANG KONSEP MUTU MAHASISWA MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI DI MASYARAKAT MAHASISWA MEMAHAMI PENGERTIAN MUTU

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya kegiatan pemasaran akan menimbulkan penawaran produk

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STANDAR USAHA JASA BOGA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman

STANDAR USAHA JASA BOGA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA BOGA STANDAR USAHA JASA BOGA I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman II. PELAYANAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYUSUNAN DRAF MANUAL PRE-REQUISITE HACCP DAN DRAF MANUAL HALAL UNTUK PKIS SEKAR TANJUNG. Oleh : RIZKI RAMADHANI F

SKRIPSI PENYUSUNAN DRAF MANUAL PRE-REQUISITE HACCP DAN DRAF MANUAL HALAL UNTUK PKIS SEKAR TANJUNG. Oleh : RIZKI RAMADHANI F SKRIPSI PENYUSUNAN DRAF MANUAL PRE-REQUISITE HACCP DAN DRAF MANUAL HALAL UNTUK PKIS SEKAR TANJUNG Oleh : RIZKI RAMADHANI F24102048 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2 PENYUSUNAN

Lebih terperinci

WAHYU WIJIATI RAHAYU RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA

WAHYU WIJIATI RAHAYU RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA WAHYU WIJIATI RAHAYU RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA LANDASAN Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 712/Menkes/Per/X/1986 tentang Persyaratan Kesehatan Jasaboga Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan.. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI INTI KELAPA SAWIT MENJADI PALM KERNEL OIL MENGGUNAKAN METODE GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DI PT SINAR JAYA INTI MULYA Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1. Objek Penelitian Laporan arus kas PT. JNC Cookies merupakan objek yang dipilih dalam penyusunan laporan tugas akhir. PT. JNC Cookies ini berlokasi di jalan Bojong

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK)

PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK) PELUANG BISNIS KATERING (NASI KOTAK) NAMA :Sri mulyati NIM : 11.01.2862 JURUSAN : D3TI-01 ABSTRAK Pada jaman sekarang ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara sederhana dan efisien.

Lebih terperinci