BAB IV PERANCANGAN KERANGKA SISTEM PENGEMBANGAN PPBT LUARAN PERGURUAN TINGGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERANCANGAN KERANGKA SISTEM PENGEMBANGAN PPBT LUARAN PERGURUAN TINGGI"

Transkripsi

1 BAB IV PERANCANGAN KERANGKA SISTEM PENGEMBANGAN PPBT LUARAN PERGURUAN TINGGI Bab ini akan menjelaskan proses perancangan kerangka sistem pengembangan PPBT luaran perguruan tinggi. Proses tersebut meliputi identifikasi awal kerangka sistem, benchmarking proses dan penyusunan kerangka sistem. 4.1 Identifikasi Awal Kerangka Sistem Pengembangan PPBT Luaran Perguruan Tinggi di UNS Pada bab metode penelitian telah diidentifikasi kerangka awal sistem beserta alur pengembangan PPBT luara perguruan tinggi. Kerangka awal tersebut akan dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan kerangka sistem pengembangan PPBT dengan menggunakan metode benchmarking. Gambar 4.1 menunjukkan kerangka awal sistem pengembangan PPBT luaran perguruan tinggi. Gambar 4.1 Kerangka Alur Sistem Pengembangan PPBT di Perguruan Tinggi 4.2 Proses Inkubasi Teknologi Sub bab ini akan menjelaskan proses benchmarking mengenai proses inkubasi teknologi antara beberapa inkubator teknologi untuk membentuk kerangka sistem pengembangan PPBT luaran perguruan tinggi. Proses benchmarking yang dilakukan meliputi tahap perencanaan (planning), tahap IV - 1

2 analisis dan tahap integrasi. Tahap tindakan tidak dilaksanakan secara penuh, Implementasi yang dilaksanakan hanyalah implementasi awal yaitu dengan mensosialisasikan kerangka sistem yang telah disusun dalam manual book kepada para pejabat Pusat Inovasi Teknologi (PIT) UNS Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan akan diidentifikasi subjek benchmarking, target benchmarking, metode pengumpulan data, dan dilanjutkan pengumpulan data. 1. Identifikasi Subjek Subjek benchmarking merupakan entitas yang akan dikaji dalam proses benchmarking. Penentuan subjek benchmarking dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi dan memilih organisasi/perusahaan yang akan dijadikan subjek benchmarking, kemudian mencari informasi mengenai perusahaan yang dijadikan sebagai subjek benchmarking. a. Memilih organisasi/perusahaan yang akan dijadikan subjek benchmarking Model benchmarking yang digunakan pada penelitian ini adalah model competitive benchmarking. Competitive benchmarking dilakukan dengan membandingkan organisasi/perusahaan dengan organisasi/perusahaan sejenis. Objek kajian pada penelitian ini adalah inkubator teknologi yang memiliki luaran akhir berupa perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT). Sehingga subjek benchmarking yang akan dipilih juga merupakan inkubator teknologi yang memiliki luaran utama berupa PPBT. Inkubator teknologi yang dipilih sebagai subjek benchmarking adalah inkubator teknologi yang sudah memiliki sejumlah PPBT sebagai luaran inkubator. Sesuai dengan masukan oleh pejabat Pusat Inovasi Teknologi (PIT) UNS, salah satu subjek benchmarking yang dipilih adalah Balai Inkubasi Teknologi (BIT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Selain itu, inkubator teknologi yang dipilih adalah Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung (ITB). Kedua IV - 2

3 inkubator tersebut dipilih karena telah dianggap sukses dalam menjalankan kegiatan inkubasi teknologi dengan indikator terbentuknya sejumlah PPBT. BIT BPPT dipilih sebagai sudut pandang pemerintah sedangkan LPIK ITB dipilih sebagai sudut pandang universitas dalam menjalankan kegiatan inkubasi. Selain itu penelitian ini juga menjadikan salah satu institusi internasional yaitu Innovation and Commercialization Centre (ICC) Universiti Teknologi Malaysia (UTM) sebagai salah satu subjek benchmarking. ICC UTM dipilih untuk melihat proses inkubasi di dunia internasional. b. Mencari informasi mengenai organisasi/perusahaan yang dijadikan subjek benchmarking Informasi mengenai organisasi/perusahaan yang akan dijadikan sebagai subjek benchmarking yaitu BIT BPPT dan LPIK ITB dapat diperoleh dari berbagai sumber sekunder. Sumber informasi sekunder diperoleh dari media elektronik seperti web resmi organisasi maupun dari media cetak seperti brosur, pamflet maupun tulisan lain yang dapat dipercaya. Beberapa informasi yang diperoleh dari data sekunder antara lain gambaran umum organisasi, jumlah tenant dan jumlah start up yang sudah berhasil didirikan. Rincian informasi yang diperoleh dari sumber sekunder adalah sebagai berikut: 1.) Balai Inkubator Teknologi BPPT Institusi : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Waktu berdiri : 3 April 2001 Bidang inkubasi : manufaktur, ICT, EES (Energy, Environment and Service), agroindustri Lokasi kantor : Serpong Jumlah tenant : 51 tenant (2013) 2.) Lembaga Pengembangan Inovasi Kewirausahaan ITB Institusi : Institut Teknologi Bandung Waktu berdiri : 2 Januari 2003 dengan nama Pusat Inkubator Bisnis ITB IV - 3

4 Lokasi kantor : Bandung Jumlah tenant : 54 tenant 3.) Innovation and Commercialization Centre UTM Institusi : Universiti Teknologi Malaysia Waktu berdiri : Juni 2010 Lokasi kantor : Johor, Malaysia Setelah didapatkan informasi mengenai organisasi yang akan dijadikan sebagai subjek benchmarking, kemudian dilanjutkan dengan menghubungi pihak organisasi untuk mengajukan izin melakukan penelitian. Pengajuan izin penelitian dilakukan dengan melakukan kontak langsung dengan pihak inkubator dan mengajukan surat pengantar melalui Identifikasi Sebelum melaksanakan studi benchmarking terlebih dahulu ditentukan target yang akan didapatkan dari studi benchmarking. Penentuan target benchmarking bertujuan agar pelaksanaan benchmarking sesuai dengan tujuan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. -target benchmarking pada penelitian ini didapatkan dari hasil studi literatur mengenai proses inkubasi melalui inkubator. Selain itu target benchmarking juga diperoleh dari hasil konsultasi dengan pejabat PIT. -target benchmarking pada penelitian kali ini ada pada tabel Metode Pengumpulan Data Terdapat beberapa metode pengumpulan data dalam melaksanakan studi benchmarking pada penelitian kali ini. Metode tersebut dapat berupa observasi langsung maupun studi literatur. Observasi langsung dapat dilakukan dengan interview dengan pejabat inkubator. Studi literatur dapat dilakukan dengan mempelajari artikel, website, brosur, maupun penelitian terdahulu mengenai proses inkubasi di inkubator pada subjek benchmarking. IV - 4

5 Tabel 4.1 Inkubator Teknologi No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon tenant Proposal pengajuan (Proposal Kelayakan Bisnis/PKB) Calon tenant Alur pengajuan 1b Proses seleksi calon tenant calon tenant yang terdaftar Tim Seleksi Kriteria Seleksi Alur Proses Seleksi 2. Mentoring Bisnis dan Pelatihan Technopreneur Ship Tenant Inkubasi Tim Pelatih Dasar pelaksanaan Proses Pelatihan 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindungan HKI Sertifkat Lisensi dan HKI Lembaga Penyedia Pelayanan Proses Pengajuan 4. Pendanaan Sumber Pengelolaan 5. Kemitraan Jenis Pengelolaan 6. Evaluasi Program Inkubasi Tenant Tim Evaluasi Metode Evaluasi 7. Exit Strategy Tenant Jenis Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi 4. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data karakteristik dari setiap inkubator teknologi sesuai dengan target benchmarking yang telah IV - 5

6 disusun. Karakteristik dari ketiga inkubator subjek benchmarking sesuai dengan target benchmarking ditunjukkan pada Tabel 4.2 Tabel 4.4. No Aktivitas Tabel 4.2 Karakteristik BIT BPPT Karakteristik BIT BPPT 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon PKB mengenai produk teknologi yang akan tenant Proposal pengajuan diinkubasi PKB dapat diajukan secara online maupun offline (Proposal Acuan pembuatan PKB diperoleh dari Ka. Sub. Kelayakan Bag. TU BIT BPPT Bisnis/PKB) PKB diajukan setelah temu bisnis (maksimum 10 hari setelah temu bisnis) Calon tenant dapat berasal dari kalangan Calon tenant akademisi maupun umum Calon tenant mendapatkan undangan temu bisnis atau technocamp Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan technocamp Jalur reguler: undangan temu bisnis temu bisnis pengajuan PKB dan syarat administrasi lainnya Jalur technocamp: undangan mengikuti Alur pengajuan technocamp pelatihan awal grouping group mentoring group presentation (seleksi grup) pengajuan PKB ke BIT Periode pengajuan jalur regular selama maksimal 10 hari kerja setelah temu bisnis Diadakan oleh Kepala Seksi Kerjasama dan Pemasyarakatan 1b Proses seleksi calon tenant Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap calon tenant yang terdaftar berikutnya Calon tenant mendapatkan surat undangan proses seleksi calon tenant dengan memaparkan PKB IV - 6

7 Lanjutan Tabel 4.2 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant calon tenant yang terdaftar Tim Seleksi Kriteria Seleksi Alur Proses Seleksi Karakteristik BIT BPPT Daftar calon tenant yang akan memaparkan PKB dibuat oleh Kepala Seksi Kerjasama dan Pemasyarakatan Tim seleksi diajukan oleh Ka. Si. Kerjasama dan Pemasyarakatan dan disetujui oleh Ka. BIT Tim seleksi terdiri atas pelaku usaha, investor, ahli teknologi, dan praktisi. Tim seleksi dibentuk berdasarkan PKB yang lolos secara administrative Kriteria calon tenant: -Mempunyai teamwork dan jaringan yang potensial. -Memahami produk, peluang pasar, dan pesaing. -Memiliki kemampuan keuangan untuk start up. -Memiliki komitmen untuk menjalankan usaha. Kriteria teknologi yang akan diinkubasi: -Produk teknologi memiliki level kesiapan - teknologi 7. -Ide bisnis memiliki potensi komersial. -Intensitas litbang besar dan produknya berbasis teknologi/inovasi. -Produk memiliki kelayakan secara bisnis. Kriteria yang lebih khusus disesuaikan dengan PKB yang akan diseleksi oleh tim seleksi Proses seleksi terdiri atas 2 tahap: seleksi PKB dan validasi pasar Seleksi PKB: review PKB oleh tim seleksi undangan presentasi PKB presentasi PKB penentuan keputusan seleksi PKB Validasi pasar: undangan pelatihan Lean Start- Up validasi pasar oleh calon tenant penentuan keputusan masuk inkubasi pembuatan PKS antara BIT dan tenant update database tenant IV - 7

8 Lanjutan Tabel 4.2 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant Alur Proses Seleksi 2. Mentoring Bisnis dan Tenant Pelatihan Inkubasi Technopreneur Ship Tim Pelatih Proses Pelatihan 3. Sertifikasi, Sertifkat Lisensi & Lisensi dan Perlindungan HKI HKI Karakteristik BIT BPPT Seleksi PKB dapat dilakukan di BIT maupun lokasi mitra BIT Validasi pasar dilakukan di BIT Seleksi tenant diselenggarakan oleh Ka. Si. Kerjasama dan Pemasyarakatan dan Ka. Si. Fasilitasi dan Advokasi Total waktu seleksi calon tenant maksimal 65 hari kerja Tenant dapat mengikuti pelatihan technopreneurship setelah lolos seleksi dan validasi pasar Tenant yang akan mengikuti pelatihan perlu mengajukan diri Tim pelatih technopreneurship diajukan oleh tenant dan LO tenant dan diperiksa kembali oleh Ka. Si. Fasilitasi dan Advokasi Pelatihan technopreneurship diadakan di setiap tahapan inkubasi Pelatihan diselenggarakan dan dikoordinasi oleh Ka. Si. Fasilitasi dan Advokasi Alur pelatihan technopreneurship pengajuan kebutuhan pelatihan validasi dan persetujuan kebutuhan pelatihan oleh BIT koordinasi narasumber dan jadwal kegiatan oleh BIT undangan pelatihan pelaksanaan pelatihan laporan pelatihan oleh tenant Total proses pelatihan technopreneurship maksimal 40 hari kerja Sertifikat, lisensi dan HKI yang diperoleh sesuai dengan produk teknologi. HKI akan dimiliki oleh tenant atau inventor Sertifikasi dan lisensi diajukan apabila produk teknologi sudah siap IV - 8

9 Lanjutan Tabel 4.2 No Aktivitas 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindungan HKI 4. Pendanaan 5. Kemitraan Lembaga Penyedia Pelayanan Proses Pengajuan Sumber Pengelolaan Jenis Pengelolaan Karakteristik BIT BPPT Institusi-institusi pemerintah (Dirjen HKI, universitas, lembaga riset pemerintah) Tenant berhak menentukan institusi yang dipilih untuk mengajukan sertifikasi maupun lisensi Dilakukan secara mandiri oleh tenant Proses di BIT: identifikasi kebutuhan sertifikasi dan HKI oleh tenant konsultasi dengan BIT pengajuan sertifikasi dan HKI oleh tenant ke lembaga proses perolehan sertifikat dan HKI 6 bulan 2 tahun Dana pemerintah Investor Crowdfunding Dijalankan dalam tahun anggaran Alur pendanaan tenant: tenant dan LO tenant mengajukan proposal dan RAB kepada BIT BIT merapatkan pengajuan dana yang diberikan pendanaan diturunkan penggunaan dana monev anggaran di akhir kegiatan Dana yang diberikan untuk tenant berupa bahan habis pakai (BHP) Dana tidak diserahkan dalam wujud alat Pengelolaan dana crowdfunding diserahkan kepada tenant Mitra dengan lembaga pemerintah lainnya, contoh: Kemeko Perekonomian, Pemda Mitra dengan akademisi, contoh: UNS, IPB Mitra dengan bisnis, contoh: PT. Mitra Balai Industri Mitra dengan organisasi swasta: Kitabisa.com Setiap kegiatan kemitraan didasari oleh PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang sah dan disepakati bersama IV - 9

10 Lanjutan Tabel 4.2 No Aktivitas 5. Kemitraan 6. Evaluasi Program Inkubasi 7. Exit Strategy Pengelolaan Tenant Tim Evaluasi Metode Evaluasi Tenant Jenis Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi Karakteristik BIT BPPT Alur pembentukan kemitraan: BIT mengundang calon mitra dalam temu bisnis temu bisnis BIT dengan mitra penyusunan PKS pelaksanaan kerjasama Semua tenant mengikuti monev setiap semester Tenant mengikuti monev untuk menentukan langkah selanjutnya Tim evaluasi tenant terdiri atas anggota BIT dan LO tenant Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan dan menentukan kelulusan apabila telah mencapai masa akhir inkubasi Dilaksanakan setiap semester atau sewaktuwaktu bila diperlukan Alur evaluasi: BIT mengundang tenant dalam acara monev tenant menyiapkan laporan kegiatan inkubasi tenant mempresentasikan laporan dalam acara monev evaluasi dari pihak BIT rekomendasi hasil evaluasi Hasil monev: rekomendasi lanjutan, identifikasi kebutuhan, lulus/tidaknya tenant Masa inkubasi tenant maksimal 3 tahun Tenant dinyatakan lulus (graduate) apabila perusahaan yang diinkubasi sudah berbadan hukum Tenant yang tidak lulus akan dinyatakan dropout (DO) Sesuai dengan PKS yang disetujui sebelum masuk ke masa inkubasi Alur keluar dari proses inkubasi: Tenant dinyatakan graduate Pembuatan PKS antara tenant dan BIT Exit Strategy Return share antara BIT dan tenant untuk proses inkubasi generasi berikutnya IV - 10

11 No Aktivitas Tabel 4.3 Karakteristik LPIK ITB Karakteristik LPIK ITB 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon BP mengenai produk teknologi yang akan tenant diinkubasi BP diajukan secara offline Proposal BP terbagi ke dalam 4 topik besar: pengajuan - Industri cluster (Business - Transportasi & infrastruktur Proposal/BP) - Life science, pangan dan kesehatan - ICT & creative economy BP disusun oleh 3 5 orang Calon tenant dapat berasal dari kalangan akademisi: dosen, mahasiswa maupun alumni Calon tenant Calon tenant bisa mendapatkan undangan atau langsung mengajukan diri Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan undangan Jalur reguler: LPIK mengadakan sosialisasi calon tenant mengisi formulir aplikasi calon tenant melengkapi persyaratan termasuk BP calon tenant mengajukan diri calon tenant menunggu proses seleksi Jalur undangan: akademisi melakukan riset LPIK melakukan screening riset inovatif Alur pengajuan LPIK memberikan undangan call for proposal atau call for tenant calon tenant mengisi formulir aplikasi calon tenant melengkapi persyaratan termasuk BP calon tenant mengajukan diri calon tenant menunggu proses seleksi Waktu pengajuan hingga 1 bulan sebelum pelaksanaan seleksi (Maret dan September) Diadakan oleh Divisi Inkubator Industri dan Bisnis IV - 11

12 Lanjutan Tabel 4.3 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant calon tenant yang terdaftar Tim Seleksi Kriteria Seleksi Alur Proses Seleksi Karakteristik LPIK ITB Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap berikutnya Calon tenant mendapatkan surat undangan proses seleksi calon tenant dengan memaparkan BP Tim seleksi terdiri atas ahli teknologi, praktisi dan staff LPIK Tim seleksi dibentuk berdasarkan BP yang lolos secara administrative Kriteria calon tenant: - Memiliki potensi untuk bersinergi dengan civitas akademika ITB - Mampu menunjukan kemampuan finansial yang kuat dalam tahap awal ) - Memiliki tim manajemen entrepreneurial yang kuat. - Proposal rencana usaha yang baik dan meyakinkan Kriteria teknologi yang akan diinkubasi: -Inovatif -Memiliki manfaat tinggi bagi masyarakat - Konsep usaha yang diajukan berbasis kompetensi ITB bidang ilmu pengetahuan, seni dan teknologi Proses seleksi terdiri atas 1 tahap Alur proses seleksi: cek kelengkapan seleksi tenant calon tenant presentasi BP interview LPIK memutuskan nama tenant pengumuman tenant pembuatan kontrak Seleksi tenant dilakukan di ITB Seleksi tenant diselenggarakan Divisi Inkubator Industri dan Bisnis IV - 12

13 Lanjutan Tabel 4.3 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant Alur Proses Seleksi 2. Mentoring Bisnis dan Pelatihan Technopreneur Tenant Ship Inkubasi Tim Pelatih Proses Pelatihan Karakteristik LPIK ITB Total waktu seleksi calon tenant selama kurang lebih 30 hari Tenant terbagi menjadi dua kelompok yaitu tenant yang memiliki produk yang hampir siap masuk pasar dan tenant yang produknya masih perlu diinkubasi Tenant yang produknya hampir siap akan mengikuti Technopreneurship Orientation acceleration Program P) Tenant yang tidak mengikuti P akan mengikuti program Planned Technopreneurship Coaching (PTC) Tim pelatih program P berasal dari pihak eskternal dan internal, untuk program PTC dari pihak Divisi Kewirausahaa LPIK Tenant memiliki klub pelatihan yang diisi oleh para tenant dengan konsep experience sharing Pelatihan technopreneurship diadakan selama masa inkubasi Pelatihan diselenggarakan dan dikoordinasi oleh Divisi Kewirausahaan - Alur pelatihan P (maksimal 4 bulan): LPIK memilih tenant yang sesuai kriteria LPIK memilih pihak eskternal sebagai tim pelatih pelaksanaan P - Alur pelatihan program PTC (maks 2 tahun) LPIK mengimbau tenant mengenai program PTC tenant menyusun agenda dan target selama masa inkubasi tenant menyerahkan agenda ke LPIK pelaksanaan program - Alur technopreneurship club (setiap bulan) LPIK mengimbau para tenant tenant menyusun konsep kegiatan pelaksanaan kegiatan klub memberikan laporan IV - 13

14 Lanjutan Tabel 4.3 No Aktivitas 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindungan HKI 4. Pendanaan Sertifkat Lisensi dan HKI Lembaga Penyedia Pelayanan Proses Pengajuan Sumber Pengelolaan Karakteristik LPIK ITB Sertifikat, lisensi dan HKI yang diperoleh sesuai dengan produk teknologi. HKI akan dimiliki oleh tenant atau inventor Sertifikasi dan lisensi diajukan apabila produk teknologi sudah siap Institusi-institusi pemerintah (Dirjen HKI, universitas, lembaga riset pemerintah) Melalui Divisi HKI dan Hukum LPIK ITB (pilot project Dirjen. HKI) Dilakukan secara mandiri oleh tenant Alur proses melalui Divisi HKI dan Hukum: LPIK membantu identifikasi patent searching tenant menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan tenant mengajukan secara online tenant menunggu grant Lebih cepat dibandingkan jalur reguler lewat Dirjen HKI untuk perolehan HKI Anggaran ITB Sponsor/sumbangan Kerjasama dengan stakeholder Dana tenant pribadi Dijalankan dalam tahun anggaran Alur pendanaan tenant: tenant dan LO tenant mengajukan proposal dan RAB kepada LPIK LPIK merapatkan pengajuan dana yang diberikan pendanaan diturunkan penggunaan dana monev anggaran Dana yang diberikan untuk tenant berupa biaya operasional Dana dari tenant pribadi tidak masuk kas LPIK IV - 14

15 Lanjutan Tabel 4.3 No Aktivitas 5. Kemitraan 6. Evaluasi Program Inkubasi Jenis Pengelolaan Tenant Tim Evaluasi Metode Evaluasi Karakteristik LPIK ITB Mitra dengan lembaga pemerintah, contoh: Dirjen. HKI Mitra dengan bisnis, contoh: PT. Ganesha Reverse Engineering and Toolmaking Mitra dengan perusahaan internasional: Blackberry Ltd. Setiap kegiatan kemitraan didasari oleh PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang sah dan disepakati bersama Alur pembentukan kemitraan: LPIK mengundang calon mitra dalam temu bisnis temu bisnis LPIK dengan mitra penyusunan PKS pelaksanaan kerjasama Semua tenant mengikuti monev Tenant mengikuti monev untuk menentukan langkah selanjutnya Tim evaluasi tenant terdiri atas staff LPIK dan mentor Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan dan menentukan kelulusan apabila telah mencapai masa akhir inkubasi Dilaksanakan rutin (reguler) atau sewaktu-waktu bila diperlukan (on call) Alur evaluasi: LPIK mengundang tenant dalam acara monev tenant menyiapkan laporan kegiatan inkubasi tenant mempresentasikan laporan dalam acara monev evaluasi dari pihak LPIK rekomendasi hasil evaluasi Hasil monev: rekomendasi lanjutan, identifikasi kebutuhan, lulus/tidaknya tenant IV - 15

16 Lanjutan Tabel 4.3 No Aktivitas 7. Exit Strategy Tenant Jenis Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi Karakteristik LPIK ITB Masa inkubasi tenant maksimal 3 tahun Tenant dinyatakan lulus (graduate) apabila perusahaan yang diinkubasi sudah berbadan hukum dan memenuhi kriteria lainnya Tenant yang tidak lulus akan dinyatakan dropout (DO) Spin Off Company Alur keluar dari proses inkubasi: Tenant dinyatakan graduate Pembuatan kontrak pemodalan dan kontrak kerjasama antara tenant dan LPIK Exit Strategy Opsi fee inkubasi: saham 10% atau bagi hasil 20% Opsi pemodalan: fasilitasi penyaluran, penyaluran pinjaman, penyaluran pesertaan IV - 16

17 No Aktivitas Tabel 4.4 Karakteristik ICC UTM Karakteristik ICC UTM 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon Formulir keterangan produk, formulir umum dan tenant formulir HKI bila sudah ada Proposal Formulir diajukan secara online maupun offline pengajuan Formulir didapatkan secara online melalui web Formulir dapat diajukan setiap saat Calon tenant berasal dari kalangan akademik Calon tenant UTM (dosen, mahasiswa, dan lain-lain) Calon tenant dapat mengajukan diri atau melalui undangan Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan idea bank Jalur reguler: ICC melakukan sosialisasi calon tenant mengisi dan melengkapi formulir dan persyaratan calon tenant mengumpulkan Alur pengajuan formulir aplikasi ke ICC Jalur idea bank: ICC melakukan sosialisasi calon calon tenant mengunggah kegiatan riset ke website bank ide ICC ICC melakukan proses screening ICC memberikan undangan Pengajuan formulir dapat dilakukan setiap saat Diadakan oleh divisi Innovation Point 1b Proses seleksi calon tenant Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap berikutnya Calon tenant mendapatkan surat undangan calon tenant proses seleksi calon tenant dengan memaparkan yang terdaftar produk teknologi Daftar calon tenant yang akan memaparkan produk teknologi disusun oleh tim Innocomm (seleksi calon tenant) Tim seleksi diajukan oleh divisi Innovation Tim Seleksi Tim seleksi terdiri atas staff ICC berkolaborasi dengan pihak swasta maupun pemerintah IV - 17

18 Lanjutan Tabel 4.4 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant Tim Seleksi Kriteria Seleksi Alur Proses Seleksi Karakteristik ICC UTM Tim seleksi dibentuk berdasarkan produk yang akan dipaparkan Kriteria calon tenant: -Berani mengambil resiko untuk menjadi wirausahawan. -Mau berfokus pada kegiatan komersialisasi. -Mau memberikan pengorbanan untuk kegiatan komersialisasi. - Memiliki pengalaman dalam manajemen bisnis terutama yang berbasis teknologi baru - Memiliki jaringan bisnis yang luas Kriteria teknologi yang akan diinkubasi: - Potensi HKI tinggi. - Tingkat kesiapan teknologi tinggi. - Memiliki nilai pasar yang tinggi - Profit kotor per produk tinggi. - Merupakan produk baru di pasaran - Pelayanan dan produk memiliki nilai lebih dibandingkan produk lain minimal pada satu criteria - Akses pasar mudah Kriteria seleksi bisa dipelajari oleh calon tenant melalui sosialisasi Proses seleksi terdiri atas 1 tahap dalam kegiatan Innovation Awareness Program Alur seleksi: ICC memberikan formulir penilaian mandiri kepala grup riset/dekan/pejabat lain memeriksa formulir penilaian ICC melakukan proses screening semua formulir penilaian ICC mengundang calon tenant yang lolos untuk pemaparan produk calon tenant memaparkan produk ICC menentukan calon tenant yang lolos pembuatan kontrak IV - 18

19 Lanjutan Tabel 4.4 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1b Proses seleksi calon tenant Alur Proses Seleksi 2. Mentoring Bisnis dan Tenant Pelatihan Inkubasi Technopreneur Ship Tim Pelatih Proses Pelatihan Karakteristik ICC UTM Seleksi calon tenant dilaksanakan di lingkungan UTM Dikoordinasikan oleh divisi Innovation Point Tenant dapat mengikuti pelatihan technopreneurship setelah lolos seleksi dengan sebutan champion Tenant yang akan mengikuti pelatihan tidak perlu mengajukan diri Tim pelatih berasal dari pihak-pihak eksternal (Malaysia Technology Development Corporation/MTDC dan Stanford Research Institute/SRI) MTDC dan SRI masing-masing mengadakan pelatihan yang berbeda Pelatihan technopreneurship diadakan dalam dua program masing-masing dari MTDC dan SRI Pelatihan diselenggarakan dan dikoordinasi oleh Innovation Idea Incubation Alur pelatihan oleh SRI (8 minggu): ICC dan SRI membuat rencana jadwal kegiatan pelatihan ICC mengundang tenant untuk mengikuti kegiatan pelatihan pelaksanaan pelatihan tenant menjalankan proyek setelah pelatihan tenant membuat laporan ICC me-review hasil pelatihan Alur pelatihan oleh MTDC (3 bulan + maksimal 24 bulan): ICC dan MTDC membuat rencana jadwal kegiatan pelatihan ICC mengundang 30 tenant untuk mengikuti kegiatan pelatihan pelaksanaan pelatihan tahap 1 hingga tahap 3 ICC dan MTDC memilih 10 tenant yang lolos mengikui pelatihan tahap 4 dan 5 pelaksanaan pelatihan tahap 4 dan tahap 5 tenant graduate IV - 19

20 Lanjutan Tabel 4.4 No Aktivitas 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindungan HKI 4. Pendanaan Sertifkat Lisensi dan HKI Lembaga Penyedia Pelayanan Proses Pengajuan Sumber Pengelolaan Karakteristik ICC UTM Sertifikat, lisensi dan HKI yang diperoleh sesuai dengan produk teknologi. HKI akan dimiliki oleh tenant atau inventor Sertifikasi dan lisensi diajukan apabila produk teknologi sudah siap Institusi pemerintah dan UTM khusus untuk lisensi dan sertifikasi Institusi dipilih oleh pihak ICC UTM Tenant menyiapkan dokumen hingga diserahkan ke ICC untu diproses selanjutnya oleh ICC Alur proses: tenant menyiapkan dokumen pengajuan HKI dan sertifikasi ICC memeriksa dokumen ICC memilih lembaga sertifikasi ICC mengajukan surat permohonan HKI dan sertifikasi ICC mengajukan dokumen kelengkapan lembaga sertifikasi mengeluarkan hasil ICC menginfokan tenant mengenai hasil pengajuan 1 tahun Dana pemerintah Anggaran UTM Sponsor/sumbangan Kerjasama dengan berbagai pihak Dijalankan dalam tahun anggaran Alur pendanaan tenant: tenant mengajukan proposal dan RAB kepada ICC ICC merapatkan pengajuan dana yang diberikan pendanaan diturunkan penggunaan dana monev anggaran Dana yang diberikan untuk tenant dapat berupa peminjaman mesin dan peralatan, bahan habis pakai dan biaya operasional selama masa inkubasi IV - 20

21 Lanjutan Tabel 4.4 No Aktivitas 5. Kemitraan 6. Evaluasi Program Inkubasi Jenis Pengelolaan Tenant Tim Evaluasi Metode Evaluasi Karakteristik ICC UTM Mitra dengan lembaga pemerintah, contoh: Ministry of Science, Technology and Innovation (MOSTI) Mitra dengan lembaga riset, contoh: Nanotechnology Research Alliances Mitra dengan bisnis, contoh: Malaysian Technology Development Corporation (MTDC) Mitra dengan pihak internaional: Stanford Research Institute (SRI) Setiap kegiatan kemitraan didasari oleh PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang sah dan disepakati bersama Alur pembentukan kemitraan: ICC mengundang calon mitra dalam temu bisnis temu bisnis ICC dengan mitra penyusunan PKS pelaksanaan kerjasama Semua tenant mengikuti monev Tenant mengikuti monev untuk menentukan langkah selanjutnya Tim evaluasi tenant terdiri atas anggota UTM Holding Sdn. Bhd. Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan Dilaksanakan setiap 3 bulan Alur evaluasi: ICC mengundang tenant dalam acara monev tenant menyiapkan laporan kegiatan inkubasi tenant mempresentasikan laporan dalam acara monev evaluasi dari pihak UTM rekomendasi hasil evaluasi Hasil monev: rekomendasi lanjutan, identifikasi kebutuhan IV - 21

22 Lanjutan Tabel 4.4 No Aktivitas 7. Exit Strategy Tenant Jenis Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi Karakteristik ICC UTM Masa inkubasi tenant maksimal 2 tahun dengan maksimal perpanjangan 1 tahun Tenant dinyatakan lulus (graduate) apabila telah berhasil mendirikan spin off company Tenant yang belum berhasil mendirikan spin off company dapat memilih strategi keluar yang lain - spin off company - lisensi - joint venture - proyek komersialisasi Alur keluar dari proses inkubasi: Tenant dinyatakan graduate Pembuatan PKS antara tenant dan ICC sebagai mitra Exit Strategy ICC mendapatkan royalti dengan besar bergantung pada pendapatan perusahaan yang telah dibentuk Tahap Analisis Tahap analisis merupakan tahap membandingkan karakteristik dari setiap subjek benchmarking. Perbandingan dilakukan untuk setiap karakteristik sesuai dengan target benchmarking yang telah direncanakan untuk ketiga inkubator teknologi yang dijadikan subjek benchmarking. Perbandingan karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5. IV - 22

23 No Aktivitas 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon tenant Proposal pengajuan Calon tenant Tabel 4.5 Perbandingan Karakteristik Inkubator BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Formulir keterangan produk, PKB mengenai produk teknologi BP mengenai produk teknologi yang formulir umum dan formulir HKI yang akan diinkubasi akan diinkubasi bila sudah ada PKB dapat diajukan secara online Formulir diajukan secara online BP diajukan secara offline maupun offline maupun offline BP terbagi ke dalam 4 topik besar: - Industri cluster Acuan pembuatan PKB diperoleh Formulir didapatkan secara online - Transportasi & infrastruktur dari Ka. Sub. Bag. TU BIT BPPT melalui web - Life science, pangan dan kesehatan - ICT & creative economy PKB diajukan setelah temu bisnis (maksimum 10 hari setelah temu bisnis) BP disusun oleh 3 5 orang Formulir dapat diajukan setiap saat Calon tenant dapat berasal dari kalangan Calon tenant berasal dari kalangan Calon tenant dapat berasal dari akademisi: dosen, mahasiswa maupun akademik UTM (dosen, kalangan akademisi maupun umum alumni mahasiswa, dan lain-lain) Calon tenant mendapatkan undangan Calon tenant bisa mendapatkan Calon tenant dapat mengajukan temu bisnis atau technocamp undangan atau langsung mengajukan diri diri atau melalui undangan IV - 23

24 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 1a Pengajuan calon tenant Alur pengajuan BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan technocamp Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan undangan Dilakukan dalam 2 cara: jalur reguler dan idea bank Jalur reguler: LPIK mengadakan sosialisasi calon tenant mengisi formulir aplikasi Jalur reguler: ICC melakukan sosialisasi calon tenant calon tenant melengkapi persyaratan mengisi dan melengkapi Jalur reguler: undangan temu bisnis termasuk BP calon tenant mengajukan formulir dan persyaratan temu bisnis pengajuan PKB dan syarat diri calon tenant menunggu proses seleksi calon tenant mengumpulkan administrasi lainnya Jalur undangan: akademisi melakukan riset formulir aplikasi ke ICC Jalur technocamp: undangan mengikuti LPIK melakukan screening riset inovatif Jalur idea bank: ICC technocamp pelatihan awal LPIK memberikan undangan call for melakukan sosialisasi calon grouping group mentoring group proposal atau call for tenant calon calon tenant mengunggah presentation (seleksi grup) pengajuan tenant mengisi formulir aplikasi calon kegiatan riset ke website bank PKB ke BIT tenant melengkapi persyaratan termasuk BP ide ICC ICC melakukan calon tenant mengajukan diri calon tenant menunggu proses seleksi proses screening ICC memberikan undangan Periode pengajuan jalur regular selama maksimal 10 hari kerja setelah temu bisnis Waktu pengajuan hingga 1 bulan sebelum pelaksanaan seleksi (Maret dan September) Pengajuan formulir dapat dilakukan setiap saat oleh KaSie Kerjasama dan Pemasyarakatan oleh Divisi Inkubator Industri dan Bisnis oleh divisi Innovation Point IV - 24

25 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 1b Proses seleksi calon tenant Lanjutan tabel calon tenant yang terdaftar Tim Seleksi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap berikutnya Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap berikutnya Calon tenant yang lolos secara administratif boleh mengikuti seleksi calon tenant tahap berikutnya Calon tenant mendapatkan surat undangan proses seleksi calon tenant dengan memaparkan PKB Calon tenant mendapatkan surat undangan proses seleksi calon tenant dengan memaparkan BP Calon tenant mendapatkan surat undangan proses seleksi calon tenant dengan memaparkan produk teknologi Daftar calon tenant yang akan Daftar calon tenant yang akan memaparkan PKB dibuat oleh memaparkan produk teknologi disusun - Kepala Seksi Kerjasama dan oleh tim Innocomm (seleksi calon Pemasyarakatan tenant) Tim seleksi diajukan oleh Ka. Si. Tim seleksi diajukan oleh divisi Kerjasama dan Pemasyarakatan dan Innovation disetujui oleh Ka. BIT Tim seleksi terdiri atas staff ICC Tim seleksi terdiri atas pelaku usaha, Tim seleksi terdiri atas ahli teknologi, berkolaborasi dengan pihak swasta investor, ahli teknologi, dan praktisi. praktisi dan staff LPIK maupun pemerintah Tim seleksi dibentuk berdasarkan Tim seleksi dibentuk berdasarkan BP Tim seleksi dibentuk berdasarkan PKB yang lolos secara administratif yang lolos secara administratif produk yang akan dipaparkan IV - 25

26 No Aktivitas BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM 1b Proses Kriteria calon tenant: seleksi calon tenant Kriteria Seleksi Kriteria calon tenant: -Mempunyai teamwork dan jaringan yang potensial. -Memahami produk, peluang pasar, dan pesaing. - Memiliki potensi untuk bersinergi dengan civitas akademika ITB - Mampu menunjukan kemampuan finansial yang Kriteria calon tenant: -Berani mengambil resiko untuk menjadi wirausahawan. -Mau berfokus pada kegiatan komersialisasi. -Mau memberikan pengorbanan untuk kegiatan -Memiliki kemampuan keuangan untuk kuat dalam tahap awal komersialisasi. start up. - Memiliki tim manajemen - Memiliki pengalaman dalam manajemen -Memiliki komitmen untuk menjalankan entrepreneurial yang kuat. bisnis terutama yang berbasis teknologi baru usaha. - Proposal rencana usaha yang - Memiliki jaringan bisnis yang luas baik dan meyakinkan Kriteria teknologi yang akan diinkubasi: Kriteria teknologi yang akan Kriteria teknologi yang akan diinkubasi: -Produk teknologi memiliki level diinkubasi: - Potensi HKI tinggi. kesiapan -teknologi 7. -Inovatif - Tingkat kesiapan teknologi tinggi. -Ide bisnis memiliki potensi komersial. -Memiliki manfaat tinggi bagi - Memiliki nilai pasar yang tinggi -Intensitas litbang besar dan produknya masyarakat - Profit kotor per produk tinggi. berbasis teknologi/inovasi. - Konsep usaha yang diajukan - Merupakan produk baru di pasaran -Produk memiliki kelayakan secara berbasis kompetensi ITB - Pelayanan dan produk memiliki nilai lebih bisnis. bidang iptek dan seni - Akses pasar mudah IV - 26

27 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 1b Proses seleksi calon tenant Kriteria Seleksi Alur Proses Seleksi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Kriteria yang lebih khusus disesuaikan Kriteria seleksi bisa dipelajari oleh calon tenant dengan PKB yang akan diseleksi oleh melalui sosialisasi tim seleksi Proses seleksi terdiri atas 2 tahap: seleksi Proses seleksi terdiri atas 1 Proses seleksi terdiri atas 1 tahap dalam PKB dan validasi pasar tahap kegiatan Innovation Awareness Program Seleksi PKB: review PKB oleh tim Alur seleksi: seleksi undangan presentasi PKB Alur proses seleksi: ICC memberikan formulir penilaian mandiri presentasi PKB penentuan keputusan cek kelengkapan seleksi kepala grup riset/dekan/pejabat lain memeriksa seleksi PKB tenant calon tenant formulir penilaian ICC melakukan proses Validasi pasar: undangan pelatihan Lean presentasi BP interview screening semua formulir penilaian ICC Start-Up validasi pasar oleh calon LPIK memutuskan nama mengundang calon tenant yang lolos untuk tenant penentuan keputusan masuk tenant pengumuman tenant pemaparan produk calon tenant inkubasi pembuatan PKS antara BIT pembuatan kontrak memaparkan produk ICC menentukan calon dan tenant update database tenant tenant yang lolos pembuatan kontrak Seleksi tenant diselenggarakan oleh Ka. Seleksi tenant diselenggarakan Si. Kerjasama dan Pemasyarakatan dan Divisi Inkubator Industri dan Dikoordinasikan oleh divisi Innovation Point Ka. Si. Fasilitasi dan Advokasi Bisnis Total waktu seleksi calon tenant Total waktu seleksi calon maksimal 65 hari kerja tenant selama 30 hari IV - 27

28 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 2. Mentoring Bisnis dan Pelatihan Technopre neur Ship Tenant Inkubasi Tim Pelatih BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Tenant dapat mengikuti Tenant terbagi menjadi dua kelompok yaitu Tenant dapat mengikuti pelatihan pelatihan technopreneurship tenant yang memiliki produk yang hampir technopreneurship setelah lolos seleksi setelah lolos seleksi dan siap masuk pasar dan tenant yang produknya dengan sebutan champion validasi pasar masih perlu diinkubasi Tenant yang akan mengikuti Tenant yang produknya hampir siap akan Tenant yang akan mengikuti pelatihan pelatihan perlu mengajukan mengikuti Technopreneurship Orientation tidak perlu mengajukan diri diri acceleration Program P) Tenant yang tidak mengikuti P akan mengikuti program Planned Technopreneurship Coaching (PTC) Tim pelatih technopreneurship Tim pelatih berasal dari pihak-pihak diajukan oleh tenant dan LO Tim pelatih program P berasal dari eksternal (Malaysia Technology tenant dan diperiksa kembali pihak eskternal dan internal, untuk program Development Corporation/MTDC dan oleh Ka. Si. Fasilitasi dan PTC dari pihak Divisi Kewirausahaan LPIK Stanford Research Institute/SRI) Advokasi Tenant memiliki klub pelatihan yang diisi MTDC dan SRI masing-masing oleh para tenant dengan konsep experience mengadakan pelatihan yang berbeda sharing IV - 28

29 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 2. Mentoring Bisnis dan Pelatihan Technopre neur Ship Proses Pelatihan BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Pelatihan technopreneurship Pelatihan technopreneurship diadakan Pelatihan technopreneurship diadakan diadakan di setiap tahapan dalam dua program masing-masing dari selama masa inkubasi inkubasi MTDC dan SRI Pelatihan diselenggarakan Pelatihan diselenggarakan dan Pelatihan diselenggarakan dan dikoordinasi dan dikoordinasi oleh Ka. Si. dikoordinasi oleh Divisi Kewirausahaan oleh Innovation Idea Incubation Fasilitasi dan Advokasi - Pelatihan P selama maksimal 4 Total proses pelatihan oleh SRI selama 8 bulan Total proses pelatihan minggu - Pelatihan program PTC selama maksimal technopreneurship maksimal Total proses pelatihan oleh MTDC selama 3 2 tahun 40 hari kerja bulan untuk tahap 1 hingga 3 dan maksimal - Technopreneurship club diadakan setiap 24 bulan untuk tahap 4 dan 5 bulan IV - 29

30 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 2. Mentoring Bisnis dan Pelatihan Technopre neur Ship Proses Pelatihan BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Alur pelatihan oleh SRI: Alur pelatihan technopreneurship pengajuan kebutuhan pelatihan validasi dan persetujuan kebutuhan pelatihan oleh BIT koordinasi narasumber dan jadwal kegiatan oleh BIT undangan pelatihan pelaksanaan pelatihan laporan pelatihan oleh tenant - Alur pelatihan P: LPIK memilih tenant yang sesuai kriteria LPIK memilih pihak eskternal sebagai tim pelatih pelaksanaan P - Alur pelatihan program PTC LPIK mengimbau tenant mengenai program PTC tenant menyusun agenda dan target selama masa inkubasi tenant menyerahkan agenda ke LPIK pelaksanaan program - Alur technopreneurship club LPIK mengimbau para tenant tenant menyusun konsep kegiatan pelaksanaan kegiatan klub memberikan laporan perkembangan ke LPIK ICC dan SRI membuat rencana jadwal kegiatan pelatihan ICC mengundang tenant untuk mengikuti kegiatan pelatihan pelaksanaan pelatihan tenant menjalankan proyek setelah pelatihan tenant membuat laporan ICC me-review hasil pelatihan Alur pelatihan oleh MTDC: ICC dan MTDC membuat rencana jadwal kegiatan pelatihan ICC mengundang 30 tenant untuk mengikuti kegiatan pelatihan pelaksanaan pelatihan tahap 1 hingga tahap 3 ICC dan MTDC memilih 10 tenant yang lolos mengikui pelatihan tahap 4 dan 5 pelaksanaan pelatihan tahap 4 dan tahap 5 tenant graduate IV - 30

31 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindung an HKI Sertifkat Lisensi dan HKI Lembaga Penyedia Pelayanan Proses Pengajuan BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Sertifikat, lisensi dan HKI Sertifikat, lisensi dan HKI yang diperoleh Sertifikat, lisensi dan HKI yang diperoleh yang diperoleh sesuai sesuai dengan produk teknologi. sesuai dengan produk teknologi. dengan produk teknologi. HKI akan dimiliki oleh HKI akan dimiliki oleh tenant atau HKI akan dimiliki oleh tenant atau inventor tenant atau inventor inventor Sertifikasi dan lisensi Sertifikasi dan lisensi diajukan apabila Sertifikasi dan lisensi diajukan apabila diajukan apabila produk produk teknologi sudah siap produk teknologi sudah siap teknologi sudah siap Institusi-institusi pemerintah Institusi-institusi pemerintah (Dirjen HKI, Institusi pemerintah dan UTM khusus untuk (Dirjen HKI, universitas, universitas, lembaga riset pemerintah) lisensi dan sertifikasi lembaga riset pemerintah) Tenant berhak menentukan institusi yang dipilih untuk Melalui Divisi HKI dan Hukum LPIK ITB Institusi dipilih oleh pihak ICC UTM mengajukan sertifikasi (pilot project Dirjen. HKI) maupun lisensi Tenant menyiapkan dokumen hingga Dilakukan secara mandiri Dilakukan secara mandiri oleh tenant diserahkan ke ICC untu diproses oleh tenant selanjutnya oleh ICC IV - 31

32 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 3. Sertifikasi, Lisensi & Perlindung an HKI 4. Pendanaan Proses Pengajuan Sumber Pengelolaan BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Alur proses: Proses di BIT: tenant menyiapkan dokumen pengajuan Alur proses melalui Divisi HKI dan identifikasi kebutuhan HKI dan sertifikasi ICC memeriksa Hukum: sertifikasi dan HKI oleh dokumen ICC memilih lembaga LPIK membantu identifikasi patent tenant konsultasi dengan sertifikasi ICC mengajukan surat searching tenant menyiapkan berkasberkas yang diperlukan tenant BIT pengajuan sertifikasi permohonan HKI dan sertifikasi ICC dan HKI oleh tenant ke mengajukan dokumen kelengkapan mengajukan secara online tenant lembaga proses perolehan lembaga sertifikasi mengeluarkan hasil menunggu grant sertifikat dan HKI ICC menginfokan tenant mengenai hasil pengajuan Lebih cepat dibandingkan jalur reguler 6 bulan 2 tahun 1 tahun lewat Dirjen HKI untuk perolehan HKI Anggaran ITB Dana pemerintah Dana pemerintah Sponsor/sumbangan Anggaran UTM Investor Kerjasama dengan stakeholder Sponsor/sumbangan Crowdfunding Dana tenant pribadi Kerjasama dengan berbagai pihak Dijalankan dalam tahun Dijalankan dalam tahun anggaran Dijalankan dalam tahun anggaran anggaran IV - 32

33 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 4. Pendanaan 5. Kemitraan Pengelolaan Jenis BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Alur pendanaan tenant: Alur pendanaan tenant: tenant dan LO tenant mengajukan tenant dan LO tenant Alur pendanaan tenant: proposal beserta RAB kepada BIT mengajukan proposal beserta tenant mengajukan proposal beserta RAB kepada BIT merapatkan pengajuan RAB kepada LPIK LPIK ICC ICC merapatkan pengajuan dana yang dana yang diberikan merapatkan pengajuan dana diberikan pendanaan diturunkan penggunaan pendanaan diturunkan yang diberikan pendanaan dana monev anggaran penggunaan dana monev diturunkan penggunaan anggaran di akhir kegiatan dana monev anggaran Dana yang diberikan untuk Dana yang diberikan untuk tenant dapat berupa Dana yang diberikan untuk tenant tenant berupa biaya peminjaman mesin dan peralatan, bahan habis berupa bahan habis pakai (BHP) operasional pakai dan biaya operasional selama masa inkubasi Dana tidak diserahkan dalam wujud alat Dana dari tenant pribadi tidak masuk kas LPIK Mitra dengan lembaga pemerintah Mitra dengan lembaga Mitra dengan lembaga pemerintah, contoh: lainnya, contoh: Kemeko pemerintah, contoh: Dirjen. Ministry of Science, Technology and Innovation Perekonomian, Pemda HKI (MOSTI) Mitra dengan bisnis, contoh: Mitra dengan akademisi, contoh: Mitra dengan lembaga riset, contoh: PT. Ganesha Reverse UNS, IPB Nanotechnology Research Alliances Engineering and Toolmaking IV - 33

34 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 5. Kemitraan 6. Evaluasi Program Inkubasi Jenis Pengelolaan Tenant Tim Evaluasi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Mitra dengan bisnis, contoh: Malaysian Mitra dengan bisnis, contoh: PT. Mitra dengan perusahaan Technology Development Corporation Mitra Balai Industri internasional: Blackberry Ltd. (MTDC) Mitra dengan organisasi swasta: Kitabisa.com Mitra dengan pihak internaional: Stanford Research Institute (SRI) Setiap kegiatan kemitraan didasari Setiap kegiatan kemitraan didasari Setiap kegiatan kemitraan didasari oleh oleh PKS (Perjanjian Kerja Sama) oleh PKS (Perjanjian Kerja Sama) PKS (Perjanjian Kerja Sama) yang sah dan yang sah dan disepakati bersama yang sah dan disepakati bersama disepakati bersama Alur pembentukan kemitraan: Alur pembentukan kemitraan: Alur pembentukan kemitraan: BIT mengundang calon mitra LPIK mengundang calon mitra dalam ICC mengundang calon mitra dalam temu dalam temu bisnis temu bisnis temu bisnis temu bisnis LPIK bisnis temu bisnis ICC dengan mitra BIT dengan mitra penyusunan dengan mitra penyusunan PKS penyusunan PKS pelaksanaan kerjasama PKS pelaksanaan kerjasama pelaksanaan kerjasama Semua tenant mengikuti monev setiap semester Semua tenant mengikuti monev Semua tenant mengikuti monev Tenant mengikuti monev untuk Tenant mengikuti monev untuk Tenant mengikuti monev untuk menentukan menentukan langkah selanjutnya menentukan langkah selanjutnya langkah selanjutnya Tim evaluasi tenant terdiri atas Tim evaluasi tenant terdiri atas staff Tim evaluasi tenant terdiri atas anggota anggota BIT dan LO tenant LPIK dan mentor UTM Holding Sdn. Bhd. IV - 34

35 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 6. Evaluasi Program Inkubasi Tim Evaluasi Metode Evaluasi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan dan menentukan kelulusan apabila telah mencapai masa akhir inkubasi Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan dan menentukan kelulusan apabila telah mencapai masa akhir inkubasi Berfungsi untuk memberikan rekomendasi lanjutan Dilaksanakan rutin (reguler) atau Dilaksanakan setiap semester atau sewaktu-waktu bila diperlukan (on sewaktu-waktu bila diperlukan call) Dilaksanakan setiap 3 bulan Alur evaluasi: Alur evaluasi: Alur evaluasi: BIT mengundang tenant dalam LPIK mengundang tenant dalam acara ICC mengundang tenant dalam acara acara monev tenant menyiapkan monev tenant menyiapkan laporan monev tenant menyiapkan laporan laporan kegiatan inkubasi tenant kegiatan inkubasi tenant kegiatan inkubasi tenant mempresentasikan laporan dalam mempresentasikan laporan dalam acara mempresentasikan laporan dalam acara acara monev evaluasi dari pihak monev evaluasi dari pihak LPIK monev evaluasi dari pihak UTM BIT rekomendasi hasil evaluasi rekomendasi hasil evaluasi rekomendasi hasil evaluasi Hasil monev: rekomendasi lanjutan, Hasil monev: rekomendasi lanjutan, Hasil monev: rekomendasi lanjutan, identifikasi kebutuhan, identifikasi kebutuhan, lulus/tidaknya identifikasi kebutuhan lulus/tidaknya tenant tenant IV - 35

36 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 7. Exit Strategy Tenant Jenis Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Masa inkubasi tenant maksimal 3 Masa inkubasi tenant maksimal 2 tahun Masa inkubasi tenant maksimal 3 tahun tahun dengan maksimal perpanjangan 1 tahun Tenant dinyatakan lulus (graduate) Tenant dinyatakan lulus (graduate) Tenant dinyatakan lulus (graduate) apabila perusahaan yang diinkubasi apabila perusahaan yang diinkubasi apabila telah berhasil mendirikan spin sudah berbadan hukum dan memenuhi sudah berbadan hukum off company kriteria lainnya Tenant yang belum berhasil mendirikan Tenant yang tidak lulus akan Tenant yang tidak lulus akan spin off company dapat memilih strategi dinyatakan dropout (DO) dinyatakan dropout (DO) keluar yang lain - spin off company Sesuai dengan PKS yang disetujui - lisensi Spin Off Company sebelum masuk ke masa inkubasi - joint venture - proyek komersialisasi Alur keluar dari proses inkubasi: Alur keluar dari proses inkubasi: Alur keluar dari proses inkubasi: Tenant dinyatakan graduate Tenant dinyatakan graduate Tenant dinyatakan graduate Pembuatan kontrak pemodalan dan Pembuatan PKS antara tenant dan Pembuatan PKS antara tenant dan ICC kontrak kerjasama antara tenant dan BIT sebagai mitra Exit Strategy sebagai mitra Exit Strategy LPIK Exit Strategy IV - 36

37 Lanjutan tabel 4.5 No Aktivitas 7. Exit Strategy Proses Exit dari Inkubasi BIT BPPT LPIK ITB ICC UTM Return share antara BIT dan tenant ICC mendapatkan royalti dengan besar Opsi fee inkubasi: saham 10% atau untuk proses inkubasi generasi bergantung pada pendapatan perusahaan bagi hasil 20% berikutnya yang telah dibentuk Opsi pemodalan: fasilitasi penyaluran, penyaluran pinjaman, penyaluran pesertaan Tahap Integrasi Tahap integrasi menunjukkan hasil dari tahap analisis. Perbandingan karakteristik target benchmarking pada tahap analisis digunakan untuk menentukan best practice untuk PIT UNS. Best practice merupakan karakteristik terbaik yang bisa diimplementasikan untuk PIT UNS dari karakteristik salah satu inkubator maupun kombinasi karakteristik beberapa inkubator. Best practice untuk PIT UNS disajikan pada tabel 4.6. IV - 37

38 No Aktivitas Tabel 4.6 Best Practice Karakteristik Inkubator untuk PIT UNS Best Practice untuk PIT UNS Justifikasi Best Practice untuk PIT UNS 1 Seleksi Calon Tenant 1a Pengajuan calon Konsep PIT UNS adalah mengembangkan bisnis tenant berbasis teknologi inovatif. Proposal bisnis produk teknologi dan formulir Syarat agar teknologi dapat diinkubasi adalah bernilai kepemilikan HKI bila sudah ada TRL 7 yang pada umumnya sudah memiliki/mengajukan HKI. Proposal Proposal diajukan secara online maupun offline, formulir diajukan secara offline PIT UNS sudah memiliki kantor resmi untuk pengajuan offline, dan web resmi untuk pengajuan online pengajuan Acuan pembuatan proposal dan formulir tersedia di web PIT Salah satu kegiatan promosi web PIT UNS Proposal dan formulir dikumpulkan selama masa pengumpulan Ide bisnis yang masuk ke PIT UNS selama 2014 masih Tidak ada pembagian kelompok topik proposal 35 ide dan baru 3 yang diinkubasi, jumlah yang masih cukup kecil tidak memerlukan pembagian topic. Calon tenant Berdasarkan SK Rektor, PIT UNS merupakan dukungan Calon tenant berasal dari lingkungan akademik UNS untuk mengembangkan bisnis inovatif berbasis UNS (mahasiswa, dosen dan staff) teknologi di lingkungan Perguruan Tinggi IV - 38

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang dilakukan. Penggambaran diagram alir penelitian dijabarkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan ilmiah tidak selalu memiliki nilai komersial. Produk akhir temuan ilmiah dapat berupa jurnal, buku atau invensi. Penemuan ilmiah yang disebut invensi biasanya

Lebih terperinci

1 2 3 1 2 3 4 5 . No. Uraian Jumlah (Rp) (MAX 100%) 1. Gaji, Upah, dan Honor (20%) 2. Bahan Habis Pakai (10%) 3. Perjalanan Dinas (10%) 4. Promosi ( 5%) 5. Pengembangan Produk (Supporting) (50%)

Lebih terperinci

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SLIDE 1 LATAR BELAKANG Inovasi teknologi menjadi faktor

Lebih terperinci

PROPOSAL INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI TAHUN 2017 JUDUL

PROPOSAL INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI TAHUN 2017 JUDUL Kode Proposal: PROPOSAL INKUBASI BISNIS TEKNOLOGI TAHUN 2017 JUDUL Bidang Teknologi : Pangan Kesehatan dan Obat Bahan Baku dan Material Maju Teknologi Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Energi

Lebih terperinci

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PERSOALAN SKALA NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY BERBASIS SAINSTEK UNTUK MENUMBUHKAN TECHNOPRENEUR DI PERGURUAN TINGGI MEWUJUDKAN TEKNOPRENER KAMPUS Kuncoro Diharjo Kepala Divisi Inovasi Teknologi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 278 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan temuan lapangan yang sudah dijelaskan di Bab IV, disimpulkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan seluruh

Lebih terperinci

SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI Jakarta, 7 Desember 2017

SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI Jakarta, 7 Desember 2017 SOSIALISASI PROGRAM CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI (CPPBT) DARI PERGURUAN TINGGI 2018 Jakarta, 7 Desember 2017 1 Latar Belakang SUCCESS STRATEGY IDEA Kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis

Lebih terperinci

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS 1 INKUBATOR BISNIS??? Suatu organisasi yang menawarkn berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha dengan aturan yang fleksibel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung Gambar 1.1 Logo Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK)

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2017 Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa DIVISI PMW BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi

Lampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi Lampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi No. Karakteristik Keterangan 1. Mulai berdiri Didirikan April 2001 dengan nama Balai Inkubasi Teknologi (BIT), berada di bawah koordinasi

Lebih terperinci

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1 TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1 Bandung Techno Park - Institut Teknologi Telkom Abstrak Technopreneur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Invensi perguruan tinggi hendaknya dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Semakin banyak digunakan masyarakat umum tentunya semakin baik. Hal ini sebagai

Lebih terperinci

FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT

FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT Penelitian Joint Research Pendahuluan 1 Metode Penelitian 2 Hasil dan Pembahasan 3 Rekomendasi 5 Tim Peneliti Puslitbang Aptika dan IKP Balitbang SDM,

Lebih terperinci

SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING

SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING Sulawesi Economic Development Strategy (SEDS) Project atau Proyek Strategi Pengembangan Ekonomi Sulawesi adalah sebuah proyek 5 tahun yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar. Peranan UMKM tidak lagi

Lebih terperinci

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor (Kantor HKI-IPB) Gedung Rektorat IPB Lantai 5 Kampus IPB Darmaga,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

Term of Reference. Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum

Term of Reference. Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum Term of Reference Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK I. Gambaran umum Program Research and Innovation in Science and Technology Project atau RISET- Pro merupakan kerja

Lebih terperinci

Term of Reference. Asisten Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum

Term of Reference. Asisten Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK. I. Gambaran umum Term of Reference Asisten Pengkaji Sistem Perencanaan dan Penganggaran Terpadu Program Riset IPTEK I. Gambaran umum Program Research and Innovation in Science and Technology Project atau RISET-Pro merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematikan penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematikan penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematikan penulisan. 1.1 Latar Belakang Menurut Ates dan Bititci (2008), wirausahawan

Lebih terperinci

FORMULIR PENGUNGKAPAN HKI FRM/DRI/HKI/002 02; 4 Oktober 2013

FORMULIR PENGUNGKAPAN HKI FRM/DRI/HKI/002 02; 4 Oktober 2013 INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT RISET DAN INOVASI Gedung Andi Hakim Nasoetion Lantai 5 Kampus IPB Darmaga 16680, Bogor Telepon dan Fax : (0251) 8624512/8425573 Email : ditrks_ipb@yahoo.com, ditrksipb@gmail.com

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SOSIALISASI RAPERMENRISTEKDIKTI TENTANG MANAJEMEN INOVASI PERGURUAN TINGGI URGENSI PENYELENGGARAAN MANAJEMEN INOVASI DI PERGURUAN TINGGI

Lebih terperinci

Surakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas...

Surakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas... PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Surakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Lampiran : 2 Lembar Kepala LPPM Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas... Perguruan Tinggi di Surakarta Dengan hormat, Menindaklanjuti

Lebih terperinci

SOP Penerimaan Mahasiswa Baru Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

SOP Penerimaan Mahasiswa Baru Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada SOP Penerimaan Mahasiswa Baru Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada PENGERTIAN TUJUAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Penerimaan mahasiswa adalah penjaringan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah (1) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah adalah seperangkat aturan mengenai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Laporan Akhir dari kegiatan "Kajian Faktor- Pendukung Pertumbuhan Inkubator Dalam Penciptaan Wirausaha Baru" pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian

Lebih terperinci

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Site Visit dalam Proses Seleksi Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi proses seleksi 2009 (untuk pengusul) Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir.

Lebih terperinci

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PERKEMBANGAN DAN PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Pada

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Ilmu dan Teknik Material Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode

Lebih terperinci

PROGRAM PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI

PROGRAM PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI BUKU PEDOMAN PROGRAM PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI PERGURUAN TINGGI 2017 Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014) Sekretariat: Jl. Raya Pajajaran No. 1 Kampus IPB Baranangsiang, Pintu 3, Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tel/Fax: +62 251 8317386

Lebih terperinci

Pendampingan School Development Plant

Pendampingan School Development Plant Pendampingan School Development Plant A. Latar Belakang Perkembangan SMK yang sangat pesat dapat terlihat dari semakin besarnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMK. Sebagai perbandingan

Lebih terperinci

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM Blog: Rokhani Hasbullah pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI 93.75 FM

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013) Sekretariat: Jl. Raya Pajajaran No. 1 Kampus IPB Baranangsiang, Pintu 3, Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tel/Fax: +62 251 8317386

Lebih terperinci

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 15/35/DPAU Jakarta, 29 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro,

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 INNOVATION IS THE ONLY WAY TO WIN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

TOPIC SELECTION REGISTRASI [PANDUAN KOMPETISI]

TOPIC SELECTION REGISTRASI [PANDUAN KOMPETISI] T [PANDUAN KOMPETISI] [PICK THE DATE] PESERTA YANG MENGIKUTI BUSINESS PLAN COMPETITION HARUS MEMILIKI PRODUK BERBASIS INNOVATION DAN MEMILIKI BUSINESS VALUE, PRODUK TERSEBUT BISA BERUPA MOBILE APPS, APLIKASI,

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR SUSUNAN ACARA STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM INTENSIF TRAINING BOGOR, 28 JULI 15 AGUSTUS Pra - Acara 1. Penjemputan peserta Sabtu, 29 Juli 2. Breafing dan pengenalan kampus Minggu, 30 Juli Panitia melakukan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI STANDAR LAYANAN INKUBASI TENANT INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI

PROSEDUR OPERASI STANDAR LAYANAN INKUBASI TENANT INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI PROSEDUR OPERASI STANDAR LAYANAN INKUBASI TENANT INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI BALAI INKUBATOR TEKNOLOGI DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN KEBIJAKAN TEKNOLOGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TAHUN 2014 PROSEDUR

Lebih terperinci

MATERI RAPAT 24 DESEMBER

MATERI RAPAT 24 DESEMBER MATERI RAPAT 24 DESEMBER 2014 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- A. PEMBAHASAN JADWAL KEGIATAN 2015 B. PERSIAPAN PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi Jakarta, Februari 2008

Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi  Jakarta, Februari 2008 Program Insentif Kementerian Negara Riset dan Teknologi www.ristek.go.id Jakarta, Februari 2008 Tujuan Memperkuat iptek terkait dengan enam bidang fokus prioritas Menstimulasi riset utk menghasilkan inovasi

Lebih terperinci

1. Melakukan analisis elemen klaster industri kelapa sawit Koridor Ekonomi Sumatera (Agar diisi sesuai dengan proposal)

1. Melakukan analisis elemen klaster industri kelapa sawit Koridor Ekonomi Sumatera (Agar diisi sesuai dengan proposal) KERTAS KERJA MONITORING PROGRAM INSENTIF PKPP KRT TAHAP I TAHUN 2012 Judul Kegiatan Nama Peneliti Utama : : Pengembangan Klaster Industri Kelapa Sawit Di Koridor Ekonomi Sumatera Drs. Susetyanto, Msi NO

Lebih terperinci

WEBSITE TENANT (BRANCH BATAM) ADIET A - ( KETUA - MARKETING ) INNOVATION AWARD PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk

WEBSITE TENANT (BRANCH BATAM) ADIET A - ( KETUA - MARKETING ) INNOVATION AWARD PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk WEBSITE TENANT () (BRANCH BATAM) ADIET A - (15115600 - KETUA - MARKETING - 085695182264) INNOVATION AWARD PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk SUGGESTION SYSTEM INNOVATION REPOSITORY A. JUDUL Website Tenant

Lebih terperinci

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS Syamsul Arifin Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (National Center for Employment Creation and Expansion) Lembang - Jawa Barat

Lebih terperinci

PANDUAN ATURAN PELAKSANAAN TUGAS SARJANA

PANDUAN ATURAN PELAKSANAAN TUGAS SARJANA PANDUAN ATURAN PELAKSANAAN TUGAS SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2006 1 DAFTAR ISI Hal 1. Pendahuluan 1 2. Persyaratan Pengambilan dan Pendaftaran

Lebih terperinci

VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Visi Program Studi Teknik informatika Menjadi Program Studi Teknik Informatika yang mampu menghasilkan lulusan yang profesional, memiliki keunggulan di bidang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA A. DASAR a. Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; b. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PENGUSULAN HIBAH PENELITIAN INOVATIF POTENSIAL PATEN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2005 Sekretariat: Kantor Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAN PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN BAGI MAHASISWA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA MELALUI PROGRAM IbK

PENINGKATAN DAN PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN BAGI MAHASISWA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA MELALUI PROGRAM IbK Jurnal DIANMAS, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2016 PENINGKATAN DAN PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN BAGI MAHASISWA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA MELALUI PROGRAM IbK Agnes Sri Harti, Joko Kismanto, S. Dwi Sulisetyawati

Lebih terperinci

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1325, 2015 KEMENPORA. Fasilitasi. Kewirausahaan Pemuda. Pemberian. Pencabutan PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0944 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN BEASISWA

PEDOMAN PELAYANAN BEASISWA PEDOMAN PELAYANAN BEASISWA DIREKTORAT KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA PERIODE 2017-2022 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia-nya Direktorat

Lebih terperinci

ACADEMIC LEADER TAHUN 2018

ACADEMIC LEADER TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN PEMILIHAN ACADEMIC LEADER TAHUN 2018 PRESTASI DOSEN DALAM MELAKUKAN INOVASI BAGI PENCIPTAAN NILAI

Lebih terperinci

Unggul, Inovatif dan Berdayasaing

Unggul, Inovatif dan Berdayasaing Unggul, Inovatif dan Berdayasaing Call Centre 0811 156 2656 Email : pui@ristekdikti.go.id - pui.ristekdikti@gmail.com Website : http://pui.ristekdikti.go.id 1 Instrumen SUPERVISI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN

Lebih terperinci

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pengolahan dan Analisis Model Pendanaan Berkelanjutan Untuk Komersialisasi Hasil Hasil Riset. Judul :

Laporan Hasil Pengolahan dan Analisis Model Pendanaan Berkelanjutan Untuk Komersialisasi Hasil Hasil Riset. Judul : Judul Laporan Hasil Pengolahan dan Analisis Model Pendanaan Berkelanjutan Untuk Komersialisasi Hasil Hasil Riset Unit Kerja Balai Inkubator Teknologi Deputi Pengkajian Kebijakan TeknologiBadan Pengkajian

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 2. Rasional Visi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun 2035 Misi

Lebih terperinci

Sosialisasi rogram Kewirausahaan Mahasiswa (PMW) ITB Tahun ITB Career Center Lembaga Kemahasiswaan ITB

Sosialisasi rogram Kewirausahaan Mahasiswa (PMW) ITB Tahun ITB Career Center Lembaga Kemahasiswaan ITB Sosialisasi rogram Kewirausahaan Mahasiswa (PMW) ITB Tahun 2018 ITB Career Center Lembaga Kemahasiswaan ITB Landasan Program Tahun 2018 merupakan tahun yang kesepuluh PMW ada di ITB. Tahun 2018 PMW dibagi

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR. Disetujui oleh. MANUAL PROSEDUR Pengajuan Penelitian oleh Dosen FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO. Dekan

MANUAL PROSEDUR. Disetujui oleh. MANUAL PROSEDUR Pengajuan Penelitian oleh Dosen FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO. Dekan MANUAL PROSEDUR PENGAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH DOSEN UNIT PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Kode Dokumen : SPMI-UNDIP/MP/04.03/0

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGABDIAN. No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui

PROSEDUR PENGABDIAN. No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui Hlm 1 No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui 01 02 03 1. Penambahan jenis kegiatan pengabdian, dengan memasukkan pengabdian penugasan dan pengabdian lembaga / institusi 1. Perubahan kalimat pada sub bagian

Lebih terperinci

THE AMBASSADOR OF BUSINESS EDUPRENEUR UPI 2017

THE AMBASSADOR OF BUSINESS EDUPRENEUR UPI 2017 THE AMBASSADOR OF BUSINESS EDUPRENEUR UPI 2017 DESKRIPSI ACARA The Ambassador of Business Edupreneur UPI adalah acara tahunan yang dibuat oleh Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis FPEB untuk meberikan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 110 INOVASI INDONESIA 2018

PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 110 INOVASI INDONESIA 2018 PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 110 INOVASI INDONESIA 2018 A. SEKILAS INFO DAN MANFAAT PROGRAM 100 PLUS INOVASI INDONESIA 1. Sekilas Tentang Program 100 Plus Inovasi Indonesia

Lebih terperinci

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG Ita Rifiani Permatasari Ita_djatmika@yahoo.com Suselo Utoyo, ST, MMT sslutoyo@gmail.com

Lebih terperinci

Incubation / Hatching Strategy

Incubation / Hatching Strategy / Hatching Strategy Technopreneurship Technopreneurship, adalah suatu kemampuan untuk : memanfaatkan keahlian/disiplin ilmunya untuk bisnis menangkap peluang untuk penciptaan bisnis. mengubah inovasi menjadi

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Teknik Mesin Fakultas : Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen Total

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK TERKAIT PATEN

ASPEK-ASPEK TERKAIT PATEN ASPEK-ASPEK TERKAIT PATEN Disampaikan pada FUNDAMENTAL PATENT DRAFTING WORKSHOP UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 14-15 Oktober 2016 Prosedur Pendaftaran Subjek & Hak Pengalihan Haki Komersialisasi Alih Teknologi

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMPETISI TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA

PEDOMAN KOMPETISI TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA Kementerian Riset dan Teknologi Deputi Pendayagunaan Iptek Asisten Deputi Iptek Industri Kecil Menengah Gedung BPPT II Lt. 6 Jl. MH. Thamrin Kav. 8, Jakarta 10340 - Indonesia Tel. (021)3169167 Fax. (021)3101952

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIOAL BAKU MEMBANGUN KEGIATAN KERJASAMA PSP3 A. JALUR I : KLIEN LANGSUNG KE PUSAT STUDI

PROSEDUR OPERASIOAL BAKU MEMBANGUN KEGIATAN KERJASAMA PSP3 A. JALUR I : KLIEN LANGSUNG KE PUSAT STUDI PROSEDUR OPERASIOAL BAKU MEMBANGUN KEGIATAN KERJASAMA PSP3 POB 02 -PSP3 Permintaan proposal kegiatan (sumber pendanaan) di PSP3 dapat diajukan oleh berbagai lembaga, yaitu : (1) Pemerintah baik dari tingkat

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN REGULER

PROSEDUR PENELITIAN REGULER Halaman 1 No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui 01 02 03 04 1. Prosedur kegiatan penelitian disesuaikan dengan hibah dalam Peraturan Yayasan Nomor 4 Tahun 2013 dan Peraturan Rektor Nomor III/PRT/2013-01/013

Lebih terperinci

1.1 Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB)

1.1 Sejarah Perusahaan ITB School of Business and Management (SBM-ITB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan 1.1.1 ITB School of Business and Management (SBM-ITB) ITB mulai merencanakan membuka program bisnis dan manajemen sejak tahun 1970. Pada akhir tahun 1980, Departemen

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 INNOVATION IS THE ONLY WAY TO WIN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN LABDHA KRETYA

PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN LABDHA KRETYA PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN LABDHA KRETYA PRESTASI MASYARAKAT UMUM DALAM MELAKUKAN INOVASI BAGI

Lebih terperinci

PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2017

PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2017 PANDUAN PENGUSULAN INSENTIF PENGUATAN SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL (SENTRA-KI) TAHUN 2017 Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset,

Lebih terperinci

HIBAH PENYELENGGARAAN KONFERENSI INTERNASIONAL

HIBAH PENYELENGGARAAN KONFERENSI INTERNASIONAL PANDUAN USULAN HIBAH PENYELENGGARAAN KONFERENSI INTERNASIONAL BOPTN 2015 Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UNIVERSITAS INDONESIA April 2015 LATAR BELAKANG Universitas Indonesia bercita-cita

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA PANDUAN USULAN RENCANA USAHA PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisa akar masalah pada bab sebelumnya, dapat di duga bahwa salah satu permasalahan terpenting yang dihadapi Danamon di dalam upaya nya menjadi perusahaan pilihan

Lebih terperinci

: Kasi. Pendataan, Pengaduan dan Evaluasi pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, dan Tenaga Kerja Kab. Batang : Pemerintah Kabupaten Batang

: Kasi. Pendataan, Pengaduan dan Evaluasi pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, dan Tenaga Kerja Kab. Batang : Pemerintah Kabupaten Batang 1/6 INTEGRASI DATA PERIZINAN MELALUI APLIKASI "SI CANTIK" (Aplikasi Cerdas Layanan Perizinan Untuk Publik) DI DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BATANG Nama

Lebih terperinci

Panduan Pengajuan Proposal Program Riset SBM ITB 2015

Panduan Pengajuan Proposal Program Riset SBM ITB 2015 Panduan Pengajuan Proposal Program Riset SBM ITB 2015 Institut Teknologi Bandung Desember 2014 0 Daftar Isi Daftar Isi... 1 I. Latar Belakang... 2 II. Tujuan... 2 III. Deskripsi Program Riset SBM-ITB...

Lebih terperinci

Sosialisasi CALL FOR PROPOSAL TAHUN ANGGARAN 2018

Sosialisasi CALL FOR PROPOSAL TAHUN ANGGARAN 2018 Sosialisasi CALL FOR PROPOSAL TAHUN ANGGARAN 2018 P U S A T P E N E L I T I A N D A N P E N E R B I T A N L P 2 M - U I N S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H J A K A R T A PUSLITPEN LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lebih terperinci

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja CALL FOR PRESENTATION Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP PPP) bekerja sama dengan Sekolah Bisnis Manajemen ITB (SBM ITB) mengundang para akademisi dan praktisi untuk

Lebih terperinci

Program Riset Desentralisasi DIKTI

Program Riset Desentralisasi DIKTI Panduan Pengajuan Proposal Program Riset Desentralisasi DIKTI 2012 Institut Teknologi Bandung September 2011 Daftar Isi Daftar Isi... 1 I. Latar Belakang... 2 II. Deskripsi Program Riset Desentralisasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM 4.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan, IPB memiliki visi dan misi

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018

PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 Kantor Sumber Daya Pembelajaran, Universitas Indonesia PANDUAN HIBAH PENGEMBANGAN PROGRAM PJJ TAHUN 2018 2018 KSDP UI i DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH... iii

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI Jalan M.H.Thamrin No.8 Jakarta 10340 Gedung 2 BPPT Lantai 21-22 Telepon : (021) 316-9809, Faksimili (021) 310-29152

Lebih terperinci

Kadarsah Suryadi Rektor ITB

Kadarsah Suryadi Rektor ITB Entreneurial University Untuk Daya Saing Bangsa Kadarsah Suryadi Rektor ITB 1 Februari 2016 Characteristics of the Generation of Universities CHARACTERISTICS OF THE GENERATIONS OF UNIVERSITIES Indicators

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS. Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK PENGEMBANGAN WIRAUSAHA MAHASISWA MELALUI PROGRAM IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN DI UNS Oleh : Yuniawan Hidayat, S.Si., M.Si ABSTRAK Program Iptek bagi Kewirausahaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

B. IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (I b K) 1. LATAR BELAKANG

B. IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (I b K) 1. LATAR BELAKANG B. IPTEKS BAGI KEWIRAUSAHAAN (I b K) 1. LATAR BELAKANG Misi program I b K adalah memandu UNS m enyelenggarakan unit layanan kewirausahaan yang profesional, mandiri dan berkelanjutan, berwawasan knowledge

Lebih terperinci

IPTEK BAGI PRODUK UNGGULAN DAERAH

IPTEK BAGI PRODUK UNGGULAN DAERAH IPTEK BAGI PRODUK UNGGULAN DAERAH Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pendidikan Tinggi Kemendikristek RI Pendahuluan Pendahuluan Program Iptek bagi Produk Unggulan Daerah (IbPUD) adalah salah

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGABDIAN. No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui

PROSEDUR PENGABDIAN. No Revisi Bagian Yang Diubah Disetujui Hlm 1 No Revisi Bagian ng Diubah Disetujui 01 02 03 1. TUJUAN 1. Penambahan jenis kegiatan pengabdian, dengan memasukkan pengabdian penugasan dan pengabdian lembaga / institusi 1. Perubahan kalimat pada

Lebih terperinci

PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009

Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009 2009 Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009 Institut Bisnis dan Inovasi Sejahtera Indonesia Inovation Center Yayasan Kristen Kesejahteraan Mahasiswa Bandung Email Website : info@innocontest.co.id : http://www.innocontest.co.id

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom.

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom. PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom. Latar Belakang Visi UMN: Menjadi Universitas Unggulan di bidang information and communication technology (ICT),

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Hal. 1 dari 3

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Hal. 1 dari 3 I. TUJUAN Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Tugas Akhir (TA) di D3 Teknik Informatika. II. DASAR PENETAPAN Aturan pengajuan proposal TA mahasiswa pada Program D3 Teknik Informatika dibuat berdasarkan:

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 107 INOVASI INDONESIA 2015

PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 107 INOVASI INDONESIA 2015 PANDUAN PRAKTIS PENGAJUAN PROPOSAL SECARA ONLINE PROGRAM 107 INOVASI INDONESIA 2015 A. SEKILAS INFO DAN MANFAAT PROGRAM 100 PLUS INOVASI INDONESIA 1. Sekilas Tentang Program 100 Plus Inovasi Indonesia

Lebih terperinci