BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HANIWA DALAM KOFUN PADA ZAMAN YAMATO. Zaman Yamato dibagi menjadi dua yaitu zaman Kofun (250 M 550 M) dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HANIWA DALAM KOFUN PADA ZAMAN YAMATO. Zaman Yamato dibagi menjadi dua yaitu zaman Kofun (250 M 550 M) dan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HANIWA DALAM KOFUN PADA ZAMAN YAMATO 2.1 Zaman Yamato Zaman Yamato dibagi menjadi dua yaitu zaman Kofun (250 M 550 M) dan zaman Asuka (550 M 710 M). Pemberian nama Yamato didasarkan atas daerah kekuasaan negeri Yamato. Daerah kekuasaannya meliputi Honshū bagian selatan dan Kyūshū bagian utara. Saat itu Jepang terdiri dari daerah-daerah yang diperintah oleh gabungan-gabungan keluarga yang disebut Uji (klan). Kepalanya disebut Uji no kami atau Ujigami. Nantinya akan disebut Tennō. Masyarakat dalam organisasi klan itu adalah golongan bangsawan. Tiap klan mempunyai golongan pekerja dan budak. Bertani padi menjadi dasar perekonomian saat itu. Setelah mengalami perpecahan zaman dan kekacauan politik selama tiga setengah abad, Cina kembali menjadi negara kesatuan. Keadaan politik di Cina tersebut membuat Jepang meniru sistem politik di Cina mengenai pemusatan kekuasaan. Tahun 593 M terjadi peristiwa penting dalam sejarah politik Jepang. Susunan masyarakat Jepang yang berinti pada Uji harus diubah karena pertambahan penduduk yang tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi dan harus mengalami perubahan. Perubahan susunan masyarakat itu merubah pula susunan politik. Tahun

2 593 M, Shotoku Taishi diangkat menjadi Sesshō (penasehat bagi Tennō yang belum dewasa) bagi Tennō puteri Suiko. Dengan demikian Taishi memegang pimpinan negara. Ia mengubah susunan jabatan-jabatan tinggi di istana yang saat itu dijabat oleh kepala-kepala klan turun-temurun, diganti dengan susunan baru. Siapa saja dapat memangku suatu jabatan sesuai dengan kecakapan dan jasanya. Tahun 604 M disusun 17 aturan. Dalam peraturan itu antara lain disebutkan supaya agama Buddha dihormati, keluhan rakyat harus diperhatikan dan mendapat penyelesaian yang adil, petani-petani harus diperlakukan dengan baik, dan sebagainya. Tetapi apa yang diusahakan Taishi tersebut baru berupa cita-cita yang tidak dapat dengan segera dilaksanakan, yaitu cita-cita membentuk Jepang menjadi negara nasional. Baru pada tahun 645 M konsepsi tersebut terwujud. Pada tahun itu, keluarga dari klan Soga yang punya pengaruh besar dalam pemerintahan Tennō sejak tahun 587 M, dijatuhkan oleh pangeran Naka no Oe dengan bantuan Fujiwara. Setelah itu diadakan pembaharuan-pembaharuan dalam lapangan politik dan sosial yang berlangsung hingga 702 M. Gerakan pembaharuan itu dikenal dengan sebutan Reformasi Taika. Yang jadi tangan kanan Naka no Oe dalam perebutan kekuasaan dengan keluarga Soga ialah Fujiwara (no) Kamatari Dalam tahun 661 M, Naka no Oe naik tahta sebagai Tennō bergelar Tennō Tenji. Asas-asas pembaharuan itu dijalankan dengan berangsur-angsur selama beberapa puluh tahun dan seringkali peraturan-peraturan pembaharuan tinggal di atas kertas. Seluruh negeri dan rakyat ditaruh langsung di bawah kekuasaan Tennō. Tanah pertanian dibagi antara rakyat atas dasar peraturan yang sama (sistem Kōchikōmin).

3 Semua penduduk didaftarkan untuk tujuan pembagian tanah dan pemungutan pajak. Daerah negara dibagi dalam kuni (propinsi) dan kori atau gun (distrik). Pemerintahan disusun dengan mencontoh kepada Cina, pemerintah pusat mengangkat pegawaipegawai untuk menyelenggarakan administrasi pemerintahan. Dalam rangka pembaharuan-pembaharuan itu, disusun undang-undang bernama Ritsu-ryō (Ritsu adalah kitab undang-undang hukum pidana dan Ryō terdiri dari undang-undang hukum tatanegara dan hukum sipil). Disusun menurut contoh undang-undang dinasti Tang di Cina. Penyusunan kitab-kitab, undang-undang itu baru selesai pada tahun 701 M dan terkenal dengan sebutan Taihō Ritsu-ryō (pada tahun 718 M sebagian diubah dan diberi nama baru Yōrō Ritsu-ryō). Undang-undang itu dengan perubahannya menjadi dasar hukum Jepang hingga sekarang. Pembaharuan-pembaharuan menghasilkan suatu susunan yang tampak dari luar sebagai pembentukan pemerintahan pusat, tetapi sebenarnya memupuk susunan aristokrasi baru. Pembaharuan itu tidak mendapat perlawanan karena tidak menghapuskan sama sekali hak-hak istimewa yang tertumpuk pada golongan lapisan atas dari masyarakat. Orang-orang lapisan atas itu masih tetap dalam kedudukan yang menguntungkan, hanya dalam bentuk yang berubah, sedangkan kedudukan rakyat jelata pada umumnya tidak bertambah baik. Dalam pembaharuan susunan pemerintahan itu, keluarga dari klan Fujiwara mencapai kedudukan, yang menggenggam kekuasaan yang sebenarnya di dalam negara. Dasar dari kedudukan itu diletakkan oleh Fujiwara Kamatari, tangan kanan Naka no Oe ketika meruntuhkan kekuasaan kelurga dari klan Soga. Walaupun pembaharuan-pembaharuan dilakukan

4 dengan mencontoh Cina, tidak semuanya yang dari Cina ditiru. Anggapan mengenai Tennō sebagai keturunan Dewi Matahari tidak berubah. Pada zaman Asuka nama negara diganti dari Yamato atau Wa menjadi Nihon atau Nippon. Zaman Asuka (550 M 710 M) berlangsung ketika pusat pemerintahan berada di Asuka (sekarang Nara). 2.2 Masyarakat Pada Zaman Yamato Selama empat abad Yamato dapat menaklukkan sebagian besar tanah Jepang bagian utara Honshu dan Kyushu selatan masih belum ditaklukkan. Peperanganpeperangan yang sering dilakuakan itu memberikan watak kemiliteran kepada masyarakat Yamato. Tiap daerah yang ditaklukkan pada umumnya tidak dirampas, kecuali daerah-daerah yang didiami bangsa Ainu. Kepala-kepala daerah itu mengakui Tenno sabagai Suzerein. Sampai tahun 645M belum terbentuk kerajaan Jepang dengan pemerintahan yang dipusatkan. Jepang terdiri dari daerah-daerah yang diperintah oleh gabungan-gabungan keluarga, gabungan keluarga itu disebut klan dan bersifat patriachal. Angggota-anggota tiap klan mengakui mempunyai leluhur yang sama, yang biasanya disebut Ujigami (klan dewa). Kepala klan berfungsi sebagai pendeta tertinggi terhadap dewa klan dan fungsi sakral itu memberikan kekuasaan politik padanya. Kepala klan dan keluarganya yang langsung (menurut garis keturunan yang lurus) biasanya mempunyai gelar-gelar yang turun temurun, yang diatur menurut hierarki.

5 Masyarakat yang tersusun dalam organisasi klan itu adalah golongan bangsawan.tiap klan mempunyai tanah sendiri dan rakyat yang diperintah terdiri dari golongan krya (pekerja), dan sejumlah budak- budak. Golongan krya diatur didalam organisasi organisasi yang disebut be atau tomo. Pekerjaan yang dilakuakan tiap anggota tiap kelompok tetap dan turun temurun. Mereka itu merupakan dasar bagi perekonomian tiap-tiap klan. Klan yang terkemuka ialah klan yang di kepalai oleh Tenno. Walaupun gelar tenno disamakan dengan sebutan kaisar, hal itu tidak boleh diartikan bahwa Tenno-Tenno yang terdahulu sudah memerintah sebagai kaisar atau raja. Ia itu harus dianggap sebagai seorang yang terkemuka diantara sesamanya (yaitu kepala-kepala klan), fungsinya yang terutama bersifat sakral. Baru pada kira-kira tahun 400M kedudukan Tenno benar-benar teguh, yaitu pada masa pemerintahan Tenno Nintoku (menurut sejarah jepang: M) Tenno yang ke 16. Walaupun kekuasaan Yamato diperintahkan oleh kaisar, namun yang menjalankan roda pemerintahan adalah kepala para klan (Goozoku), yang merupakan pembantu kaisar. Sistem ini berlangsung sampai abad ke-7 (I Ketut Surajaya, 1993:6). Struktur Masyarakat pada zaman ini mencerminkan adanya struktur kelaskelas dalam masyarakat. Keturunan Tenno merupakan kelas yang tertinggi, sedangkan Goozoku dan masyarakat biasa berada dibawah Tenno, tanah dimiliki oleh Tenno dan Goozoku secara langsung. Para penghuni tanah memiliki kewajiban mengolah tanah dan membuat bermacam-macam perlengkapan yang dibutuhkan oleh pihak istana.

6 Kehidupan sosial masyarakat Jepang Matsurigoto yang berarti pemerintahan atau upacara keagamaan. Awal periode zaman Yamato, kepercaan masyarakat sebagian besar bersifat animistik dan pemujaan terhadap alam. Kepercayaan rakyat Jepang pada zaman ini terbentuk dari kepercayaan religius, sebagai unsur-unsur agama Shinto. Agama shinto adalah agama asli Jepang. Agama shinto terpusat pada pemujaan animistik, gejala-gejala alam, gunung, air, dan seluruh proses penguburan dijadikan objek pemujaan. Simbol, ritus, dan perayaan keagamaan didalam kehidupan kuil-kuil sarat dengan mistik. Shinto merupakan jalan kami (dewa) yang menyatu dan menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang Jepang. Kata Shinto tersusun dari dua ideograph yaitu (shin) yang disamakan artinya dengan kami diartikan dewa atau kedewaan. Dan ( do atau to) yang disamakan dengan mishi yang berarti jalan. Secara harfiah dapat diartikan sebagai jalan kami. Kami adalah objek sembahyang dalam agama Shinto, dalam agama shinto segala sesuatu dipandang sebagai kami atau paling tidak mempunyai potensi untuk menjadi kami (sutrisno, 1993:119) Stuktur Masyarakat Periode sejarah Jepang dimulai sekitar abad ke-4 sampai abad ke-6 masehi. Zaman ini ditandai dukungan terhadap tahta Yamato yang semakin kuat dengan pembangunan Kofun (250 M- 710 M), pemberian nama Yamato didasarkan pada daerah kekuasaan negeri Yamato. Daerah kekuasaannya meliputi Honshu bagian

7 selatan dan Kyushu bagian utara. Saat itu Jepang terdiri dari daerah-daerah yang diperintahkan oleh gabungan-gabungan keluarga yang disebut UJi (klan), kepala Uji disebut Uji no Kami atau Ujigami, dan akhirnya disebut Tenno. Masyarakat dalam organisasi klan itu adalah golongan bangsawan seperti klan otomo, klan Mononobe, dan klan Soga. Setiap klan yang berkuasa mempunyai golongan pekerja dan budak. Kekuasaan tertinggi pada zaman Yamato di perintahkan oleh seorang Kaisar, namun walau kaisar adalah pemimpin tertinggi di Negara Jepang yang menjalankan pemerintahan bukan lah kaisar melainkan kepala para klan (Goozoku), yang merupakan pembantu kaisar. Sistem pemerintahan ini berlangsung sampai pertengahan abad ke-7 (i ketut Surajaya, 1993 :6). Struktur masyarakat pada zaman Yamato terdiri dari susunan kelas-kelas dalam masyarakat. Keturunan Tenno adalah kelas tertinggi dalam suku Yamato, kemudian Goozoku yang berada dibawah Tenno dan sekaligus sebagai pembantu Tenno yang menjalankan pemerintahan, tanah yang berada dalam kekuasaan Yamato dimiliki oleh Tenno dan Goozoku secara langsung. Para penghuni tanah yaitu masyarakat kalangan bawah di Yamato berkewajiban mengolah tanah dan hasil dari pengolahan tanah dan pertanian diserahkan kepada pihak istana. Selain mengolah tanah masyarakat kelas bawah juga di tuntut untuk membuat bermacam-macam kebutuhan istana dan kebutuhan para bangsawan yang berkuasa. Mata pencaharian masyarakat pada zaman Yamato hampir sama dengan masyarakat zaman Yayoi, diantaranya pembuat barang tembikar, tukang kayu, tukang besi, pembuat atau memintal benang menjadi kain, dan yang paling utama adalah

8 pertanian, karena dengan bertani mereka mulai bergerak menuju hidup yang lebih layak dan lebih maju. Dengan kuatnya pengaruh pemerintahan pada zaman itu desadesa yang penduduknya bertani mulai berubah menjadi Negara-negara kecil, senjata yang dulu hanya digunakan untuk mempermudah pekerjaan, kemudian mulai dikembangkan menjadi alat-alat untuk berperang,dan kemudian mulai dibangunm nya banteng-benteng pertahanan disetiap daerah nya. Dengan perkembangan peradaban di Yamato maka kehidupan masyarakatpun mulai meningkat, yaitu ditandai dengan dibangun nya rumah-rumah pemukiman, bentuk rumah pada zaman Yamato yaitu bentuk rumah berlantai tinggi yang didirikan pada tiang-tiang yang tinggi, gaya rumah berlantai tinggi ini pada mulanya hanya diperuntukkan bagi kalangan atas dan bangsawan saja, namun kemudian rakyat biasa mulai membangun rumah dengan bentuk yang sama Kepercayaan Masyarakat Kepercayaan masyarakat pada zaman Yamato adalah terdiri dari unsur-unsur agama Shinto. Agama Shinto percaya kepada banyak dewa, Bagi masyarakat Jepang kuno, tuhan mereka adalah banyak, yang diantaranya memiliki cirri-ciri manusia, seperti halnya dewa-dewa orang yunani kuno. Dewa orang Jepang kuno menghuni setiap tempat alam yang kuat, seperti sungai, angin, api, gunung, dan khususnya matahari sebagai tempat seluruh kehidupan bergantung. Kepercayaan terhadap matahari ini disebut Shinto, yang berarti jalan dewa. Shinto dalam

9 perkembangannya mengajarkan tidak hanya menyembah kekuatan alam saja, tetapi juga mengajarkan untuk menyembah leluhur mereka. Lebih dari itu, karena Shinto mengajarkan bahwa pada dasarnya setiap manusua itu baik, Shinto juga mengajar manusia untuk mempercayai setiap dorongan yang berasal dari hati mereka. Lamakelamaan Shinto menggabungkan pemujaan terhadap dewa Matahari dengan tradisi pemujaan bahwa para Kaisar Jepang adalah keturunan dewa Matahari dan menyatakan bahwa kaisar adalah Dewa. Kata Shinto tersusun dari dua kata yaitu (shin) yang disamakan artinya dengan kami diartikan dewa atau kedewaan. Dan (do atau to) yang disamakan artinya dengan mishi yang bearti jalan.jadi dapat diartikan bahwa Shinto merupakan jalan kami. Awal periode zaman Yamato, kepercayaan masyaraakat sebagian besar bersifat animistik dan pemujaan terhadap alam. Agama Shinto terpusat pada pemujaan animistik, gejala-gejala alam, gunung-gunung, air, dan seluruh proses penguburan dijadikan objek pemujaan. Para leluhur yang tetomistik ( aliran yang percaya bahwa suatu binatang atau benda yang mempunyai hubungan darah dengan suatu keluarga atau kelompok social tertentu dank arena itu memakai lambing), dimasukkan ke dalam Kami atau dewa (Edwin O. Reischaver 1982:286). Dewa-dewa dipuja dengan mengadakan korban, doa, dan pesta yang diadakan di tempat suci. Tempat-tempat suci ini dipersembahkan kepada leluhur kekaisaran. Dalam ajaran Shinto memusatkan diri kepada penghormatan terhadap kaisar. Kaisar tidak hanya sebagai pemimpin Negara tetapi juga sebagai pendeta utama bagi seluruh rakyatnya.

10 Pada saat Jepang disatukan oleh kaisar Yamato, hubungan Jepang dengan Negara tetangga nya seperti Korea dan Cina semakin erat. Negara Korea merupakan daerah penting karena merupakan daerah perlintasan kebudayaan agama yang mendapat pengaruh dari cina. Menurut sejarah Jepang dalam Nihon Shiki, Budhisme masuk ke Jepang sekitar abad ke-6 yaitu sekitar 552 M, minat para bangsawan Jepang terhadap agama Budha pertama masuk nya budha ke Jepang ada yang menolak dan ada juga yang menerima. Kaisar menerima agama budha tersebut dan klan Shoga berpendapat bahwa Jepang seharusnya mengikuti contoh Negara lain, yaitu menerima agama Budha dengan tangan terbuka. Namun berbeda dengan klan Monotabe dan klan Nakatomi yang berpendapat bahwa itu adalah penghinaan terhadap Tuhan mereka jika menerima agama Budha. Dengan masuk dan berkembangnya agama Budha di Jepang membuat agama Shinto menjadi kurang kuat, tetapi agama Shinto tidak punah walaupun pengaruh agama Budha semakin meningkat. Tidak satu agama pun dari keduanya memerintahkan seseorang agar keluar dari agamanya sehingga kedua penganut agama itu dapat hidup berdampingan dan bahkan hingga kini Kebudayaan Pada Zaman Yamato Kebudayaan pada zaman Yamato merupakan perkembangan kebudayaan pada zaman sebelumnya dan kebudayaan yang masuk dari Cina dan Korea. Setiap periode kebudayaan memiliki ciri-ciri yang membedakannya, seperti kebudayaan periode Jomon diketahui dari cirri pada bejana tembikar dengan hiasan tali tambang, dan

11 kehidupan masyarakat yang masih mengembara, berburu hewan, serta memancing, corak hias tembikar dan hiasan pinggir berbentuk lidah api menunjukkan cita rasa yang halus dan semangat hidup dari masyarakatnya. Daya cipta dan kesederhanaan masyarakat Jomon terungkap jelas pada bejana-bejana tembikar yang dikenal sebagai gerabah Joomon. Kesannya kadang-kadang sederhana, kadang-kadang mencolok juga memperlihatkan vitalitas seakan terlukis debaran jantung orang-orang yang hidup dalam perjuangan tak henti-hentinya melawan alam yang tidak kenal belas kasihan. Sedangkan periode Yayoi diketahui dari kebudayaan yang erat kaitannya dengan pertanian dan cara menanam padi disawa, dengan berkembangnya budaya bertani di Jepang maka kehidupan masyarakatnya sudah mulai menetap dan produksi pertanian semakin bertambah, kemudian periode Kofun diketahui dari cirri-ciri dengan adanya kuburan besar, kuburan besar itu merupakan makam dari bangsawan Jepang yang mempunyai kekuasaan didaerahnya. Pada zaman Yamato arsitektur yang paling populer di zaman ini adalah kuburan kuno (kofun). Kofun adalah kuburan kuno untuk mengubur mayat dalam peti mati. Kofun adalah makam kaisar atau bangsawan dengan tanah yang dibuat membukit yang menempati lokasi yang berbentuk perpaduan lingkaran dan persegi empat seperti lubang kunci. Dari kata kofun ini menjadi dasar penamaan pada zaman ini (zaman kofun). Untuk keluarga Tenno dan keluarga bangsawan dibuat bukit-bukit kuburan. Kuburan untuk Tenno disebut Misasagi. Kuburan untuk Nintoku Tenno (meninggal sekitar 400M). Mempunyai ukuran yang sangat besar. Kuburan itu termasuk kuburan terbesar didunia. Panjangnya kira-kira 1700kaki, tingginya lebih

12 dari 100 kaki dikelilingi parit dan luasnyya (terhitung paritnya) kira-kira 80 acres (1 acre=4047m2). Di dalamnya terdapat cermin, perunggu,pedang, zirah, helm dan ikat pinggang dari perunggu atau besi, manik-manik kecil berbentuk bulan sabit itu sebesar kuku dan disebut Magatama. Disekitar kofun biasanya terdapat Haniwa yaitu barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan dengan teratur disekeliling makam. Biasanya Haniwa ini berupa orang, binatang piaraan, perabot rumah tangga, perkakas, dan dapat memberikan gambaran tentang kehidupan pada masa ini. Hasil karya masyarakat pada zaman Yamato yaitu dalam pembuatan kofun menimbulkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan yang dipercaya melindungi masyarakat dari lingkungan alamnya. Periode budaya kofun yang dimulai pada abad ke-3m, merupakan kelanjutan dari akhir zaman Yayoi, kelanjutan ini dipandang dari sudut arkeologi dan benda- benda peninggalan seperti alat pertanian, cermin, dan pedang yang ditemukan di dalam kofun. Pola-pola dasar kebudayaan kofun sudah diletakkan pada zaman Yayoi, yakni sekitar abad ke-3 SM sampai abad ke-3m. Pembuatan kofun oleh dinasti Yamato merupakan sebuah simbol kekuasaannya. Simbol adalah suatu tanda dimana relasi diantara tanda dengan denotatumnya ditentukan oleh suatu pengaturan yang berlaku umum dan juga ditentukan oleh suatu konveksi atau kesepakatan umum, (Ady Rosa dalam Ikip Padang Press,1996:107).

13 Menurut Jurahman (2002:02) pada periode kofun, Jepang telah dipersatukan dibawaah dinasti Yamato, dan kebudayaan ini berhubungan erat dengan masuknya kebudayaan Korea yang merupakan jalur masuknya unsur kebudayaan yang berasal dari Cina. 2.3 Defenisi kofun Kofun adalah gundukan tanah yang dibuat dengan membentuk sebuah kuburan. Kuburan ini merupakan produk zaman Yamato yang muncul pada abad ke-3 M. periode kofun ini merupakan kelanjutan dari periode akhir Yayoi. Kofun yang ada pada zaman Yamato merupakan makam-makam dari raja dan bangsawan yang berada disekeliling keluarga istana, kofun yang dibuat oleh kaisar Yamato menunjukkan bahwa pada saat itu kaisar telah memulai membentuk suatu sistem sosial politik untuk mengendalikan rakyat dan bangsa lain. ( Kofun di jepang Kofun (gundukan kuno) mengacu pada gundukan pemakaman besar pembangun di Yamato setelah pertengahan abad ketiga dan dibedakan dari funkyu-bo (gundukan bukit) dari periode yayoi. Banyak jenis gundukan dibangun tetapi ciri khas dari kofun periode adalah lubang kunci makam yang di kenal dengan sebutan zenpo kofun. Gundukan makam awal periode Kofun dibangun di daerah Kinai ( Kyoto-

14 Nara-Osaka ). Dari sana bangunan makam menyebar ke Kyushu bagian Utara melalui wilayah Laut pedalaman pada awal abad keempat. Makam awal memiliki gundukan baik berbentuk bulat maupun yang berbentuk lubang kunci. Makam lubang kunci pada bagian depan berbentuk persegi panjang sedangkan bagian belakang berbentuk gundukan bulat ( 前方後円墳 ). Gundukan depan mungkin awalnya berfungsi sebagai tempat untuk upacara penguburan, pemakaman biasanya berada di gundukan belakang. Dari pertengahan zaman yayoi hingga ke awal periode yamato, gundukan agak besar ( funkyubo ) biasanya berbentuk bukit atau membentang dari china ke shikoku di bagian barat dataran kanto di timur laut. Biasanya berbentuk persegi dan dikelilingi parit dan selokan, mirip dengan yang ditemukan di China dan Asia utara. Sebelum gundukan berbentuk lubang kunci menjadi standar pemakaman bangsawan era yamato, maka sebelumnya berbagai bentuk gundukan makam ditemukan diseluruh Jepang. Pada akhir zaman yayoi, beberapa gundukan menjadi lebih besar ( antara panjang meter ) dan beberapa dari akhir gundukan pada abad kedua diketahui telah berevolusi bentuk lubang kunci ( misalnya hashihaka dan hokenoyama dan kurozuka ) mirip dengan gundukan khusus zaman yamato. Ditemukan sejumlah gundukan batu makam di prefektur Chiba dan prefektur Nara. Gundukan awal yang dibangun pada puncak bukit yang terdapat di prefektur Chiba dan Nara, biasanya ditempati oleh jasad pemimpin para komunitas pertanian dibawah kendali mereka, tapi belum termasuk makam para kaisar dan keluarga kekaisaran Yamato.

15 Gundukan bulat hadir dari periode awal Yamato, ditempati oleh bangsawan biasa, oleh keluarga abad ke 6 awal pemimpin dimakamkan di gundukan dan lubang liangnya berkerumun disekeliling bukit. Gundukan berbentuk standar, Gundukan besar lubang kunci terkenal tidak muncul sampai akhir zaman Yayoi atau awal periode Yamato, awal diantara mereka muncul di sudut barat daya dari perbatasan yamato dekat Gunung Katsuragi dan ditimur laut dari kaki gunung Miwa, akhirnya mereka menyebar disepanjang sungai yamat, dan kemudian jauh ke ujung Jepang seperti Echizen, Izumo. Gundukan Lubang Kunci di Kyushu yang terbesar adalah Mesahozuka dan Osahozuka terletak dalam kawasan Saitobaru ) menurut para Ahli berasal dari abad pertengahan ke 3. Gundukan makam berbentuk lubang kunci dibangun secara berurutan, sering berbaris atau berdasarkan tingkat status, dan menjadi gundukan standar untuk penguasa peringkat tertinggi dan raja serta selir. Biasanya Gundukan makam tersebut dibangun oleh para prajurit dan Abdi kaisar, serta dibantu oleh masyarakat setempat, karena masyarakat menghormati pemimpin mereka. Selama hampir 400 Tahun antara abad 2 sebelum masehi samapai abad ke 3 masehi, tokoh-tokoh berpengaruh di seluruh kepulauan Jepang memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan kuburan mereka, yang dikenal sebagai kofun. Bentuknya bervariasi dalam hal ukuran dan bentuk. Ada empat jenis utama dari kofun :

16 Zenpō koen fun ( makam depan bulat, belakang persegi berbentuk lubang kunci) 前方 子円墳 Zenpō kohō fun ( makam depan persegi belakang persegi berbentuk lubang kunci ) 前 方子方墳 Enpun ( makam lingkaran ) 円墳 Hōfun ( makam persegi ) 方墳 Membandingkan contoh ukuran terbesar setiap jenis, Zenpo-koen-adalah yang terbesar, diikuti oleh zenpō, kohō, enpun dan hōfun.

17 Gambar : Kofun Hirarki ( Ilustrasi asli oleh Prof.Tsude Hiroshi ), mengambil pemberitahuan dari perbedaan ukuran antara 4 buah makam dan berpendapat bahwa bentuk gundukan pemakaman mewakili garis keturunan dan status dari orang yang dimakamkan, dengan ukuran yang menunjukkan kekuasaan. Dia berhipotesis bahwa tokoh-tokoh berpengaruh didaerah diseluruh kepulauan Jepang memiliki prinsipprinsip tertentu dalam membangun makam mereka, dan teori ini disebut Zenpokoho-fun. Penggalian oleh laboraturium sejarah Jepang yang dilakukan oleh Universitas Osaka dan Dewan Pendidikan Kota Fujidera menegaskan bahwa Kofun Nonaka adalah hofun terkecil dengan ukuran 37 meter persegi Isi Kofun Pada tiap kofun banyak ditemukan bermacam-macam benda seperti cermin, pedang zirah, hiasan kepangkatan, dan perhiasan pribadi seperti anting-anting, gelang, mahkota, sepatu dan juga tengkorak kepala manusia. Ada kalanya ditemukan bukti, kuda dikuburkan hidup-hidup bersama tuannya yang sudah meninggal. Yang paling khas dari artifak-artifak yang ditemukan didalam kofun adalah Haniwa. 2.4 Haniwa Haniwa adalah arca arca kecil yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan udara beroksigen yang rendah menghasilkan warna kuning mengkilap. Haniwa berbentuk besar, memiliki rongga, memiliki slinder gerabah yang kebanayakan diposisikan untuk garis tepi gundukan makam, bagian atas mereka

18 menonjol di atas tanah untuk menandai makam tersebut. Mereka ada yang berbentuk seperti bangunan, hewan, atau figur manusia yang menjabat sebagai pelindung dan tanda status individu yang terkubur di didalamnya. ( Sejarah haniwa Haniwa (hani berarti tanah liat dan wa berarti lingkaran ) muncul pertama kali di kofun di daratan kansai. Khususnya ada sebuah Haniwa berbentuk rumah di atas bekas tempat itu, sementara yang lainya berpencar dengan pola terpusat di tengah makam. Pola penempatan haniwa pada makam biasa dilihat di Gunma. Haniwa rumah terbesar ada di tengah makam, kemudian yang lainnya melingkar dimakam tersebut. Pola penempatan Haniwa ini seragam dengan pola penempatan Haniwa pada kofun-kofun lainya, dimana haniwa terbesar diletakan di tengah, kemudian haniwa lainnya tersebar di sekeliling kofun. Diperkirakan bahwa Haniwa dikembangkan dari kendi berbenuk yang digunakan dalam pemakaman dizaman Yayoi, yang mungkin digunakan untuk menunjang sesajian. Haniwa kuno ini adalah keramik dengan model dari papan atau belitan tanah liat dan dibakar pada temperatur rendah oleh pengrajin yang sama dengan pembuatan peralatan sehari-hari. Kemudian Haniwa berkembang dalam bentuk slinder sederhana dan digunakan untuk peralatan arsitektur dan militer, meliputi perisai dengan dekorasi pola irisan, helm, alat upacara dan ada juga berbentuk patung manusia.

19 Fungsi Haniwa masih merupakan sesuatu yang menjadi bahan berdebatan. Penjelasan tentang kegunaanya di abad ke 8 dapat dilakukan dengan menilai wacana di Nihon shoki (sejarah Jepang). Pada sejarah Jepang diceritakan bahwa seorang kaisar, meminta agar seseorang yang diambil dari para warga pengrajin tanah liat menghasilkan tiruan orang dan kuda untuk digunakan ketimbang yang hidup. Tidak ada bukti untuk mendukung ide tentang kirban tersebut. Namun selama dinasti Shang kuno di Ching ( SM ) terdapat sejumlah orang yang terbunuh dikubur bersama dengan para penguasa. Ketika Nihon Shoki ditulis dalam tahun 720, orang Jepang mencoba mendirikan kebudayaan mereka dengan mengikuti kebudayaan Cina yang mungkin ada hubungannya dengan ide untuk Mengganti orang hidup dengan tiruannya. Selain itu, juga dikatakan bahwa Haniwa dimaksudkan untuk menjaga bumi agar mencegah erosi. Dibandingkan dengan teori-teori yang lain, maka teori yang paling masuk akal adalah Haniwa mempunyai fungsi yaitu untuk memisahkan dunia kematian dengan dunia kehidupan, dan untuk memelihara jenazah dan memberikan roh mereka tempat yang nyaman yang mereka kenal. Haniwa kuno yang dihasilkan di Kansai sangat terbatas jenisnya. Seolah pengrajin tanah liat harus mengikuti standar yang sempit agar memungkinkan ruang kecil untuk kreatifitas. Namun mereka menghasilkan Karya-karya yang bagus dan dibuat dengan bentuk hebat, dan sebagiannya memiliki penampilan yang mencolok

20 Haniwa pada zaman Yamato atau disebut juga dengan era Kofun hanya digunakan para raja-raja dan bagi anggota keluarga kaisar pada waktu itu. Hasil karya masyarakat pada zaman Yamato yaitu dalam pembuatan Haniwa menimbulkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya.maksud dari teknologi itu adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh masyarakat, yaitu keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungan pengumpulan bahan mentah, memproses bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat-alat kerja yang selanjutnya hal ini dipandang sebagai peninggalan arkelogi dan dapat dinilai dari benda-benda peninggalannya.unsur-unsur kebudayaan tersebut pada umumnya berasal dari abad ke-4 hingga abad ke-6. Unsur-unsur kebudayaan universal meliputi sistim religi upacara keagamaan, organisasi kemasyarakatan, sistim pencarian hidup dan sistim teknologi dan peralatan (Suharman, 1993:12 ). Pada intinya, Haniwa muncul pada zaman Yamato. Haniwa-haniwa tersebut pada awalnya dijadikan sebagai pengganti orang yang dijadikan sebagai tumbal oleh kaisar yang berkuasa. Di seluruh makam para raja atau bangsawan diletakkan haniwa yang dimaksudkan agar yang telah meninggal tersebut dapat tenang dialamnya karena masyarakat pada zaman Yamato percaya bahwa haniwa memiliki kekuatan yang dapat melindungi para arwah dari gangguan roh-roh jahat.

21 2.4.2 Jenis-jenis haniwa Haniwa memiliki beragam jenis dan bentuk, haniwa-haniwa ini ada yang bercorak manusia, hewan, mebel, alat-alat yang dipakai dalam kegiatan seharihari, yang paling banyak ditemui pada setiap kofun adalah Haniwa figur berbentuk manusia, Bangunan Rumah, Kapal dan haniwa hewan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan kekuasaan Yamato di Jepang berkaitan dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan kekuasaan Yamato di Jepang berkaitan dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan kekuasaan Yamato di Jepang berkaitan dengan adanya perpindahan dari suku-suku bangsa penunggang kuda di Asia Timur pada abad ke-3 dan ke-4 M. Menurut

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

Politik dan Pemerintahan Jepang. Bagian I : Sejarah Jepang

Politik dan Pemerintahan Jepang. Bagian I : Sejarah Jepang Politik dan Pemerintahan Jepang Bagian I : Sejarah Jepang Jepang mitos Budaya menulis dipengaruhi cendekiawan Korea Pengaruh ide-ide China Dua kronik-kronik tentang Jepang adalah Kojiki (712) dan Nihongi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO. Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di

BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO. Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO 2.1 Kota Kyoto Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di Pulau Honshu Jepang. Kota ini merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdekatan (Kedutaan Besar Jepang, 1985: 5). Jepang adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. berdekatan (Kedutaan Besar Jepang, 1985: 5). Jepang adalah salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang terletak di lepas pantai timur benua Asia, terdiri dari empat pulau utama Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyusu serta ribuan pulau kecil yang berdekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

PERADABAN MESOPOTAMIA

PERADABAN MESOPOTAMIA PERADABAN MESOPOTAMIA 1. Keadaan Gegrafis Mesopotamia adalah daerah Irak yang terletak di antara Sungai Tigris dan Eufrat Daerah ini sangat ideal untuk pemukiman penduduk karena kebutuhan air selalu terpenuhi.

Lebih terperinci

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi PLPBK DI KAWASAN HERITAGE MENTIROTIKU Kabupaten Toraja Utara memiliki budaya yang menarik bagi wisatawan dan memilki banyak obyek

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang

Lebih terperinci

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG PEMBAGIAN ZAMAN : SEJARAH JEPANG SECARA GARIS BESAR DIBAGI MENJADI 1.Genshi jidai( 原始時代 ) - Jomon jidai( 叙門時代 ) - Yayoi jidai( 弥生時代 )( 8 SM 3 M) 2. Kodai ( 古代 ) Abad 3 abad

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5 1. Kebudayaan Bascon Hoa bin adalah kebudayaan yang berasal dari wilayah Vietnam utara kemudian masuk ke Indonesia. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa kebudayaan diantaranya dimulai pada masa prasejarah yang

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa pengaruh islam dan masa pengaruh eropa. Bagian yang menandai masa prasejarah, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat.

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah sebagai upacara peniadaan jenazah secara terhormat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian adalah akhir dari kehidupan. Dalam kematian manusia ada ritual kematian yang disebut dengan pemakaman. Pemakaman dianggap sebagai akhir dari ritual kematian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari pulaupulau berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan bagian timur benua

Lebih terperinci

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan yang dinyatakan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah Bab 5 Ringkasan Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang timur laut hingga

Lebih terperinci

Tamadun Indus. Ciri-ciri bandar terancang

Tamadun Indus. Ciri-ciri bandar terancang BAB 1: KEMUNCULAN TAMADUN AWAL MANUSIA Tamadun Indus Ciri-ciri bandar terancang Bandarnya terbahagi kepada dua bahagian dikelilingi oleh tembok Bahagian utama merupakan pusat pentadbiran dan keagamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu,

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upacara kematian etnis Tionghoa ini, terdapat beragam pantangan dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu, buyut

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE 1. Karnak (mesir) terdiri dari konglomerasi besar candi hancur, kapel, tiang dan bangunan lain, terutama Candi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pustaka yang berkaitan dengan topik yang

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1

Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3. Page 1 Peradaban Kuno Amerika By: M. Yusuf A X.3 Page 1 Peradaban Amerika Keadaan Alam Penduduk Inka Kerajaan Aztek Maya Page 2 Keadaan Alam : Benua amerika terdiri atas bagian utara, bagian tengah, dan bagian

Lebih terperinci

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi

Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi Kitab Perjanjian Baru tidak memberikan informasi tanggal kelahiran Yesus sehingga pemunculan tanggal 25 Desember menimbulkan berbagai kontroversi diantara kalangan Kristen sendiri. Darimana asal usul perayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MUNCULNYA AGAMA HINDU

MUNCULNYA AGAMA HINDU MUNCULNYA AGAMA HINDU di INDIA Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)

Lebih terperinci

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat disebabkan karena ada

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur

PERADABAN PALMYRA. Sejarah Perkembangan Arsitektur Barat dan Timur PERADABAN PALMYRA Kelompok: 1. Muanisya Sanjaya (37368) 2. Rifan Ridwana (36867) 3. Fauzi Abdul Aziz (37062) 4. Candra Bayu P. (36448) 5. M. Cakra buana (36147) 6. Andhi Ardianto (36625) 7. Wisnu Rizky

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan Bahagian A (40 markah) Jawab semua 1. Kerajaan yang muncul dalam tamadun awal Asia Tenggara boleh dibahagikan kepada kerajaan agraria dan kerajaan maritim. a) Apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan agraria?

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU

ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU Bangunan untuk Dewanya yaitu kuil Bangunan makam untuk Firaun /Raja yang sudah meninggal Bangunan rumah tinggal untuk orang hidup berdasarkan strata

Lebih terperinci

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm

lambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK 2.1 Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dari asal katanya, geografi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggalan budaya masa lalu sebagai hasil kreativitas merupakan buah pikiran yang dapat berbentuk fisik (tangible) dan non-fisik (intangible). Tinggalan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.

BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut. BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah

I.PENDAHULUAN. provinsi di Indonesia. Sebagai bagian dari Indonesia, Lampung tak kalah 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki ragam budaya dan nilai tradisi yang tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari berbagai macam peninggalan yang ditemukan dari berbagai provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR KEBUDAYAAN SUKU BANJAR 1. Batasan Membahas tentang kebudayaan suatu kelompok masyarakat merupakan bagian yang paling luas lingkupnya. Dalam tulisan ini kebudayaan dipahami sebagai sesuatu yang menunjuk

Lebih terperinci

KONDISI GEOGRAFIS CHINA

KONDISI GEOGRAFIS CHINA CHINA WILAYAH CINA KONDISI GEOGRAFIS CHINA Dataran tinggi di bagian barat daya China dengan rangkaian pegunungan tinggi yakni Himalaya. Pegunungan ini berbaris melengkung dan membentang dari Hindukush

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu)

Lebih terperinci

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni rupa sebagai ciptaan manusia senantiasa dikembangkan di setiap zaman dan tempat yang berbeda, hal itu akibat semakin meningkatnya kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Stabat adalah ibu kota Kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Stabat memiiliki luas daerah 90.46 km², merupakan kota kecamatan terbesar sekaligus penduduk terpadat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DAN PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN JENAZAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DAN PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN JENAZAH SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN DAN PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN JENAZAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci