BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Belajar Keefe menghadirkan sebuah definisi komprehensif tentang gaya belajar yang diadopsi oleh teoretikus pada sebuah lembaga tugas nasional yang disponsori oleh The National Association of Secondary School Principal. Grup ini mengemukakan Gaya Belajar sebagai: A composite of characteristic cognitive, affective, and physiological factors that serve as relatively stable indicators of how a learner perceives, interacts with, and responds to the learning environment. It is demonstrated in that pattern of behavior and performance by which an individual approaches educational experience. Its basis lies in the structure of neural organization and personality that both molds and is molded by human development and the learning experiences of home, school, and society. ( Gaya Belajar adalah sebuah rangkaian karakteristik faktor-faktor kognisi, afeksi, dan psikologi yang menyajikan indikator-indikator yang relatif stabil mengenai bagaimana seorang pembelajar itu memahami, berinteraksi, dan merespon terhadap lingkungan pembelajaran. Hal itu ditunjukkan melalui pola tingkah laku dan performa dimana dengan pola tersebut individu memaknai pengalaman pembelajaran. Dasar hal tersebut terletak pada struktur organisasi saraf dan kepribadian yang keduanya membentuk dan dibentuk oleh perkembangan individu dan pengalaman pembelajaran di rumah, sekolah dan masyarakat. 8

2 Wikipedia ensiklopedia mendefenisikan gaya belajar sebagai: A learning style is the method of learning particular to an individual that is presumed to allow that individual to learn best. ( Gaya belajar adalah sebuah metode pembelajaran khusus bagi individu yang dikira dapat membantu individu tersebut dalam belajar paling baik. Dunn dalam artikel Learning Styles mengemukakan, bahwa: learning style is the way person processes, internalizes, and studies new and challenging material ( Gaya belajar adalah cara seseorang memproses, mendalami, dan mempelajari materi yang baru dan sulit. Sementara itu Gunawan (2004) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih kita suka dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Lebih lanjut, dalam bukunya Genius Learning Strategy Gunawan mengemukakan bahwa secara garis besar, ada tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda, dan dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasi masing-masing. Ketujuh cara belajar itu adalah: 1. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi: menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memroses informasi yang baru. 2. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian: menentukan tipe karakter yang berbeda. 3. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori: menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertentu. 9

3 4. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan: menentukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. 5. Pendekatan berdasarkan interaksi sosial: menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. 6. Pendekatan berdasarkan kecerdasan: menentukan bakat yang berbeda. 7. Pendekatan berdasarkan pada wilayah otak: menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan. Rita dan Dunn telah menciptakan suatu kerangka gaya belajar yang menggabungkan beberapa pendekatan diatas. Mereka mengemukakan ada lima kategori dan dua puluh satu elemen yang menjelaskan gaya belajar (The 21 Elements, Gaya belajar setiap orang merupakan kombinasi dari kelima kategori ini: Lingkungan : suara, cahaya, temperatur, desain. Emosi : motivasi, keuletan, tanggungjawab, stuktur. Sosiologi : sendiri, berpasangan, kelompok, tim, dewasa, bervariasi. Fisik : cara pandang, pemasukan, waktu, mobilitas. Psikologis : global/ analitis, otak kiri-otak kanan, impulsif/ reflektif. Dari berbagai pendekatan di atas, yang paling populer dan sering digunakan saat ini ada tiga, yaitu: 1. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori: visual, auditori dan kinestetik. 2. Profil Kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner. Menurut Gardner, manusia mempunyai delapan kecerdasan, yaitu: linguistik, logika/ 10

4 matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, naturalis, spasial, dan kinestetik. 3. Preferensi kognitif, dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregorc. Gregorc membagi kemampuan mental menjadi empat kategori yaitu Konkret- Sekuensial, Abstrak-Sekuensial, Konkret-Acak, dan Abstrak-Acak Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ahmadi (2004) mengemukakan faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: a) Faktor-faktor stimulus belajar Yang dimaksudkan dengan stimulus belajar yaitu segala hal diluar individu tersebut untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mengcakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh pelajar. Berikut ini adalah beberapa hal yang berhubungan dengan faktor faktor stimulus belajar: 1. Panjangnya Bahan Pelajaran Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh individu untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Kesulitan individu itu tidak semata-mata karena panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor 11

5 kelelahan serta kejemuan si pelajar dalam menghadapi atau mengerjakan bahan yang banyak itu. 2. Kesulitan Bahan Pelajaran Tingkat kesulitan bahan pelajaran akan mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit sebuah bahan pelajaran, maka makin lambatlah individu dalam mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran, makin cepatlah individu tersebut mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intesitas belajar seseorang. 3. Berartinya Bahan Pelajaran Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari belajar waktu sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan bahasa, pengetahuan, dan prinsip-prinsip. Modal pengalaman ini menentukan keberartian dari bahan yang dipelajari di waktu sekarang. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan yang berarti memungkinkan individu dapat mengenalnya. Sebaliknya, bahan yang tanpa arti sukar dikenal, akibatnya tak ada pengertian individu terhadap bahan itu. 4. Berat Ringannya Tugas Mengenai berat atau ringannya suatu tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang sama, kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu. Hal ini disebabkan karena kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak sama. 12

6 Tugas tugas yang terlalu ringan atau mudah adalah mengurangi tantangan belajar, sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sukar dapat membuat individu jera untuk belajar. 5. Suasana Lingkungan Eksternal Suasana lingkungan yang dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya antara lain: cuaca, waktu, kondisi tempat, penerangan, dan sebagainya. b) Faktor-faktor Metode Belajar Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut ini: 1. Kegiatan Berlatih atau Praktek Kegiatan berlatih ini dapat diberikan secara maraton (non-stop) atau secara terdistribusi (dengan selingan waktu-waktu istirahat). Kegiatan berlatih secara maraton baru mungkin apabila tugas mudah dikenal, tugas mudah dilakukan, materi pernah dipelajari sebelumnya. 2. Overlearning dan Drill Untuk kegiatan yang bersifat abstrak seperti menghafal atau mengingat,maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan-keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekan. Apabila overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi seperti menghitung. Baik drill maupun overlearning berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar. 13

7 3. Resitasi selama belajar Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk menghafal bahan pelajaran. Kelebihan dari metode ini, anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah dalam Metode Mengajar Berdasarkan Tipelogi Belajar Siswa, Dalam prakteknya, setelah diadakan kegiatan membaca atau penyajian materi, kemudian si pelajar berusaha untuk menghafalnya tanpa melihat bacaannya. Resitasi ini cocok diterapkan pada belajar membaca atau pelajaran hafalan. 4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar Pengenalan sesorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya sangatlah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian Metode bagian, yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. Sedangan metode global/keseluruhan, yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut (Metode Mengajar Berdasarkan Tipelogi Belajar Siswa, Belajar mulai dari keseluruhan ke 14

8 bagian-bagian adalah lebih menguntungkan daripada belajar mulai dari bagian-bagian, karena dengan mulai dari keseluruhan individu menemukan set yang tepat untuk belajar. 6. Penggunaan modalitas indra Modalitas indra yang dipakai masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu ada tiga impresi yang penting dalam belajar, yaitu: auditori, visual, dan kinestetik. 7. Bimbingan dalam belajar Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung membuat si pelajar menjadi tergantung. Hal yang penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain. 8. Kondisi-kondisi insentif Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu: insentif intrisik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan (misalnya: pengenalan tentang hasil belajar); dan insentif ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas (misalnya: hukuman, ancaman). 15

9 c) Faktor-faktor individual Faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual tersebut menyangkut hal-hal berikut: 1. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan yang baru (Slamento, 1987). Kematangan atas perkembangan fungsi otak dan sistem syaraf, dapat menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental seseorang mempunyai hal belajar seseorang itu. 2. Faktor usia kronologis Semakin tua usia individu, semakin meningkat pula kematangan fungsi fisiologisnya. Anak yang lebih tua lebih mampu melaksanakan tugas yang berat, mengarahkan perhatian dalam waktu yang lama, lebih memiliki koordinasi gerak kebiasaan kerja dan ingatan yang lebih baik daripada anak yang lebih muda. 3. Faktor perbedaan jenis kelamin Dalam hal ini berupa perbedaaan pria dan wanita dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap suatu pekerjaan. 4. Pengalaman sebelumnya Pengalaman yang diperolah oleh individu ikut mempengaruhi hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya. 16

10 5. Kapasitas mental Kapasitas mental seseorang dapat diukur dengan tes-tes intelegensi dan tes-tes bakat. Intelegensi seseorang ikut menentukan prestasi belajar seseorang itu. 6. Kondisi kesehatan jasmani Orang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Orang yang kelelahan tidak akan belajar dengan efektif. 7. Kondisi kesehatan rohani Frustasi, putus asa, dan kondisi kesehatan rohani yang tidak baik juga dapat mempengaruhi belajar orang yang bersangkutan tersebut. 8. Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar Gaya Belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) Seperti yang telah diuraikan dalam sub bab di atas, faktor metode belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Dan salah satu metode belajar itu yaitu penggunaan modalitas indra (visual, auditori, kinestetik). Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas, orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (Markova dalam Deporter 2000). 17

11 Menurut Bandler dan Grinder (dalam Gunawan, 2004), setiap orang menggunakan tiga preferensi (visual, aditori dan kinestetik) dalam menciptakan dan memberi arti pada informasi. Berdasarkan ketiga preferensi tersebut gaya belajar individu dibagi menjadi tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adalah: 1. Gaya Belajar Visual. Gaya belajar ini menggunakan modalitas visual dan mengakses citra visual, baik yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol pada individu yang menggunakan mobilitas visual ini (Deporter, 2000). Pada sebagian orang, ketajaman visual lebih menonjol dibandingkan dengan preferensi lain, hal ini disebabkan di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain (Meier, 2002). Menurut Deporter dalam bukunya Quantum Learning (2004), individu yang memiliki kemampuan belajar visual ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: - rapi dan teratur - berbicara dengan cepat - perencana dan pengatur jangka panjang yang baik - teliti terhadap detail - mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi - pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dala pikiran mereka - mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 18

12 - mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual - biasanya tidak terganggu oleh keributan - sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia meminta instruksi secara tertulis) - merupakan pembaca yang cepat dan tekun - lebih suka membaca daripada dibacakan - membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atao proyek - jika sedang berbicara di telepon atau rapat, ia suka membuat coretcoretan tanpa arti selama berbicara - seringkali lupa untuk menyampaikan pesan verbal kepada orang lain - sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak - lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/ berceramah - lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik - seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata - kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan - tertarik untuk menerjuni karir yang banyak menggunakan kemampuan visual (Gunawan, 2005) 19

13 Untuk membantu mengoptimalkan pelajar visual dalam belajar, dapat digunakan cara-cara sebagai berikut: - Gunakan grafik untuk memperkuat pembelajaran, film, slide, ilustrasi, diagram dan sketsa ( - Kodekan dengan warna (Highlighting)untuk mengorganisasikan catatan dan hal-hal - Mencatat - Visualisasikan pengejaan dari sebuah kata atau hal dalam mengingat - Gunakan buku, mind mapping (peta pikiran), poster, kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas, model/peralatan dalam belajar (Gunawan, 2004) - Gunakan bahasa tubuh (Body language) yang dramatis, pengamatan lapangan dalam pembelajaran (Meier,2002) 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini menggunakan modalitas auditorial dan mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol pada individu yang bermodalitas auditori ini (Deporter, 2000). Menurut Deporter dalam bukunya Quantum Learning (2004), individu yang memiliki kemampuan belajar auditori ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: - senang berbicara sendiri ketika sedang bekerja - mudah terganggu oleh keributan 20

14 - menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca - senang membaca dengan keras dan mendengarkan - dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara - merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita - berbicara dalam irama yang terpola - biasanya pembicara yang fasih - lebih suka musik daripada seni - belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat - senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar - mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi - lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya - lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik Untuk membantu mengoptimalkan pelajar auditorial dalam belajar, dapat digunakan cara-cara sebagai berikut: - Gunakan tape dalam membaca dan dalam kelas dan catatan - Belajar dengan bertanya atau dengan berpartisipasi dalam sebuah diskusi 21

15 - Berlatih dengan pertanyaan-pertanyaan test atau dengan membaca keraskeras, atau merekamnya dalam tape ( - Gunakan tamu pembicara, sesi tanya jawab, atau kerja kelompok dalam belajar (Gunawan, 2004) - Gunakan suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga - Belajar dengan mendengar atau menyampaikan informasi - Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari buku panduan - Ajaklah pembelajar membaca satu paragraf, lalu mintalah mereka mengurai dengan kata-kata sendiri setiap paragraf yang telah dibaca (Meier,2002) 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar ini menggunakan modalitas kinestetik dan mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol pada individu yang bermodalitas auditori ini (Deporter, 2000). Menurut Deporter dalam bukunya Quantum Learning (2004), individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut: - berbicara dengan perlahan - menanggapi perhatian fisik - menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka - berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain - banyak gerak fisik 22

16 - belajar melalui praktek langsung - menghapalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung - menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca - banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal) - tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama - sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat itu tersebut - menggunakan kata-kata yang mengandung aksi - mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca - menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik) - ingin melakukan segala sesuatu Untuk membantu mengoptimalkan pelajar kinestetik dalam belajar, dapat digunakan cara-cara sebagai berikut: - Kerjakan dalam sebuah eksperimen (membuat model, melakukan tugas lab, dan beraktifitas) - Dalam periode belajar ambillah istirahat secara sering - Gambarkan huruf dan kata untuk belajar mengeja dan mengingat hal - Gunakan komputer untuk menguatkan pembelajaran melalui rasa dalam menyentuh - Mengingat atau berlatih ketika sedang berjalan atau melakukan latihan ( 23

17 - Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu (Gunawan, 2004) - Memperagakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep (Meier,2002) - Melakukan tinjauan lapangan. Lalu tulis, gambar, dan bicarakan tentang apa yang dipelajari - Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan lain-lain) 2.4. Karakteristik Mata kuliah Membaca, Mendengar Berita, dan Percakapan (1) Membaca Pelajaran membaca adalah sebuah mata pelajaran pelatihan keterampilan peningkatan kemampuan membaca siswanya. Tugas utamanya adalah mengajak siswa melalui visualisasi mengetahui huruf Mandarin, kata, kalimat, paragraf, dan berbagai bentuk artikel tulisan pada buku materi, menguasai dengan terampil keahlian membaca, membina kebiasaan membaca yang baik, dan memperoleh kemampuan membaca tulisan berbahasa mandarin ( 贾益民, 2004). Tujuan pembelajaran ini adalah meningkatkan keahlian dan kemampuan membaca siswanya melalui belajar dan pelatihan. ( 周小兵, 1999). Mata kuliah ini memenekankan kemampuan membaca dan menganalisa mahasiswa terhadap suatu kata dalam bacaaan bacaan. Dalam penerapannya di dalam kelas, mahasiswa berlatih menentukan inti 24

18 kalimat, berlatih menentukan inti kata dan tanda nada, berlatih menganalisa arti kata yang terkandung, menemukan pasangan kata yang terkandung, mempraktekkan cara meringkas kalimat. (2) Mendengar Berita Pelajaran mendengar adalah sebuah mata pelajaran pelatihan keterampilan peningkatan kemampuan mendengar siswa. Tugas utamanya adalah melatih siswa ke tahap memahami dalam mendengar di tengah-tengah komunikasi berbahasa melalui sistem pelatihan mendengar ( 贾益民, 2004). Melalui belajar mata kuliah mendengar berita, mahasiwa dapat mengenal dan menguasai lebih dari 800 struktur siaran berita radio yang sering ditemui dan sering dipakai dan lebih dari 200 contoh kalimat yang sering ditemui, mengerti stuktur karakter dari artikel siaran berita, memperdalam pengetahuan tentang keadaan masyarakat China, guna meningkatkan kemampuan pemahaman mendengar berita ( 刘士勤, 2001). Mata kuliah ini memuat pengetahuan tentang kosa kata, contoh berita/teks dan latihan dalam bahasa Mandarin. Dalam penerapannya di dalam kelas mahasiswa diajar agar dapat merangkum isi berita yang didengar dalam Bahasa Indonesia yang baik & benar, dapat memahami suatu berita, dapat mendemonstrasikan kembali isi berita yang didengar, dapat menguraikan isi berita yang didengar dari kaset, dapat menjelaskan arti maksud dari teks yang didengar, dapat menyimpulkan inti dari suatu berita. 25

19 (3) Percakapan Pelajaran percakapan adalah sebuah mata pelajaran pelatihan keterampilan yang melatih siswanya melakukan komunikasi lisan dengan menggunakan kemampuan berbahasa Mandarin. Pelajaran Percakapan sebagai mata pelajaran yang selatif berdiri sendiri, tugas utamanya adalah melatih kemampuan siswa menggunakan bahasa Mandarin dalam komunikasi dalam bentuk lisan, secara konkretnya, yaitu melatih siswa dengan tepat dalam penggunaan lafal, nada, kosakata, tata bahasa, dan tiap bentuk kegunaannya, dalam berbagai keadaan di dalam kehidupan nyata, pada berbagai tujuan menyampaikan pemikiran dirinya sendiri ( 贾益民, 2004). Mata kuliah ini menekankan pada kemampuan berbicara, kemampuan mengungkapkan pikiran, melengkapi kalimat dan penguasaan kata dalam bahasa. Tujuannya adalah membina siswanya menggunakan bahasa Mandarin dalam mengungkapkan pemikirannya ( 戴桂芙,1998). Dalam penerapannya dalam kelas mahasiswa diajar untuk dapat melengkapi percakapan yang telah disiapkan, dapat membandingkan perubahan nada dan unsur yang mempengaruhinya, dapat memilih akhiran yang digunakan dalam suatu kalimat, dapat mendemonstrasikan percakapan dengan tema yang telah ditentukan, dapat mendemonstrasikan suatu cerita dengan kalimat sendiri, dapat menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. 26

20 2.5. Kerangka Pikir Penelitian Kurikulum sebagai rangkaian materi kuliah merupakan salah satu bagian yang ada dalam sebuah proses belajar akademik. Mata kuliah Membaca, Mendengar Berita dan Percakapan merupakan beberapa mata kuliah penting yang ada pada tingkat dua Jurusan Sastra China. Pada saat penyampaian materi pada mata kuliah-mata kuliah tersebut, mahasiswa mempunyai peranan dalam mendukung kerberhasilan proses pembelajaran. Apabila mahasiswa dapat mengerti dan memahami materi materi yang disampaikan maka hasil dari proses pembelajaran itu akan semakin baik, sebaliknya jika mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengerti dan memahami materi yang disampaikan, hal tersebut dapat menghambat keberhasilan proses belajar tersebut. Salah satu cara dalam membantu penguasaan materi pada siswa yaitu dengan mengenali gaya belajar yang ada pada tiap individu mahasiswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar dominan yang ada dalam kelas dan pengaruhnya terhadap mata kuliah Membaca, Mendengar Berita, dan Percakapan. Hasil analisis yang dilakukan untuk mengetahui gaya belajar dominan yang ada pada mahasiswa dan gaya belajar yang berpotensi mendapatkan nilai terbaik pada mata kuliah Membaca, Mendengar Berita, dan Percakapan. Oleh karena itu, hasil analisis tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi para dosen untuk mengetahui gaya belajar yang ada pada mahasiswanya, memaksimalkan proses pembelajaran, demi tercapainya keberhasilan proses belajar. 27

21 dibawah ini: Uraian kerangka pikir diatas dapat digambarkan dalam bentuk bagan Sastra China Bina Nusantara Mata Kuliah Mahasiswa Materi dan Penyampaian Mata kuliah 1. Membaca 2. Mendengar berita 3. Percakapan Gaya Belajar Mahasiswa 1. Visual 2. Auditori 3. Kinestetik Nilai Mahasiswa Gaya Belajar Dominan Hasil Analisis Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian 28

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan : 1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar

Lebih terperinci

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

Available online at  Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita 8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kajian tentang Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Belajar dan Tipe Belajar 1.1 Defenisi Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam

Lebih terperinci

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Prestasi belajar listrik otomotif a. Pengertian prestasi belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar 1.1. Definisi Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR 19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi

Lebih terperinci

Belajar yang Efektif dan Kreatif

Belajar yang Efektif dan Kreatif Belajar yang Efektif dan Kreatif http://staff.uny.ac.id/dosen/agus-triyanto-mpd Pertanyaan-Pertanyaan Apa yang Anda harapkan sebelum memasuki SMKN 6 Yogyakarta? Apakah harapan Anda sudah sebagian atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Siswono (dalam Ilmiyah dan Masriyah: 2013) mengemukakan bahwa masalah

Lebih terperinci

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.

Lebih terperinci

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Lebih terperinci

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN Disampaikan pada Pelatihan Pembelajaran dan Pengembangan Media Bagi Guru Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI), 2013 DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN Aini Mahabbati PLB FIP UNY Email : aini@uny.ac.id

Lebih terperinci

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Sailatul Ilmiyah 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email : sailatul@gmail.com

Lebih terperinci

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran 1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA Dina Amelia 702011094 Mario da Costa 702011901 A. ANALISIS PEMBELAJARAN Analisis pembelajaran adalah: langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya

Lebih terperinci

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pengertian, sintaks, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran VAK (Visual

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Abstraksi Menurut Grey & Tall (2007) abstraction mempunyai dua arti, pertama sebagai proses melukiskan suatu situasi, dan kedua merupakan konsep

Lebih terperinci

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko No. Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB Diah Ayu Wulan Dosen Sastra Cina FIB UB diahayuwulan96@yahoo.co.id Abstrak Bahasa Mandarin merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan

Lebih terperinci

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 DAFTAR ABSEN XI IPS-4 No Kode Nama 1 A01 2 A02 3 A03 4 A04 5 A05 6 A06 7 A07 8 A08 9 A09 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori Untuk memudahkan pemahaman, perlu dijelaskan beberapa teori terkait penelitian ini yang berjudul: Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (Wawancara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH 51 BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH DENASRI KULON KAB. BATANG A. Analisis Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengalaman Belajar Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah direspon oleh siswa dengan memperoleh suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan

Lebih terperinci

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

This study entitled Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang" Guslaini) Elni Yakub 2) Prof. Dr. H. Zulfan Saam, Ms)Email:gusliani@gmail.com 1)Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Hidayatulloh Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PERBEDAAN KEMAMPUAN MENGINGAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : TRI WULANDARI F 100 030 247 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah nafas kehidupan dari sebuah lembaga pendidikan. Dapatkan saudara membayangkan sebuah universitas tanpa adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pendekatan pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Menurut Hermowo (Firti, 2012:17) SAVI adalah singkatan dari Somatis (bersifat raga), Auditori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut undang undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 Anak Belajar dari Kehidupannya Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte) Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Prestasi... (Pertiwi) 1 THE COMPARATIVE OF LEARNING ACHIEVEMENT REVIEW FROM LEARNING STYLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pendidikan global, pendidikan di Indonesia mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik strategi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

Oleh Indah Fajrina

Oleh Indah Fajrina Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Indah Fajrina 2102111011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan pendidikan lanjutan, hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru mengalami kegagalan dalam belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seseorang secara optimal,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Analisis terhadap gaya belajar siswa berprestasi di SMP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina manusia dalam kehidupan nyata.

Lebih terperinci

Pembelajaran memiliki tujuan utama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi dewasa.

Pembelajaran memiliki tujuan utama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang agar menjadi dewasa. Mengembangkan Pembelajaran Tata Cara Wudhu Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Sd Mega Dewi Anjarsari (172071000035), Hanifatul Mukarromah (172071000039) Mahasiswa Fakultas Agama Islam, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama, karena anak lahir dalam keluarga dan anak dibesarkan oleh keluarga. Apa yang dilihat, didengar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN PERTAMA DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNP

GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN PERTAMA DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNP GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN PERTAMA DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNP Relsas Yogica 14, Fatma Rahmadhani 15 Abstrak. Pada saat awal perkuliahan salah satu hal yang harus dipahami oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI PREFERENSI SENSORI DAN LINGKUNGAN. Oleh: Ali Muhtadi *) ABSTRACT

KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI PREFERENSI SENSORI DAN LINGKUNGAN. Oleh: Ali Muhtadi *) ABSTRACT KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI PREFERENSI SENSORI DAN LINGKUNGAN Oleh: Ali Muhtadi *) ABSTRACT This research study aimed to describe characteristics and tendencies of learning styles

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29).

Lebih terperinci

MOTIVASI BELAJAR. Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu :

MOTIVASI BELAJAR. Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu : MOTIVASI BELAJAR Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE APE SESUAI DENGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN OLEH : Ana, M.Pd. PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SKM (SEDERHANA, KREATIF DAN MANDIRI) BAGI TUTOR PAUD DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Suatu Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembangunan suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumber daya manusia haruslah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai KUESIONER PENELITIAN Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist ( ) Inisial : NIM : Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa:

Ghufron dan Risnawita (2010: 38-39) menjelaskan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap individu itu memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Apabila kekurangan itu dapat diterima sebagaimana adanya, sementara kelebihannya diperhatikan

Lebih terperinci

Desain dan Pengembangan Pelatihan

Desain dan Pengembangan Pelatihan Modul ke: Desain dan Pengembangan Pelatihan Teori Pembelajaran Efektif Fakultas PSIKOLOGI EY Eka Kurniawan, M. Psi eyeka13@gmail.com Program Studi Psikologi Renungan Tell me and I forget. Teach me and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci