BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
|
|
- Hengki Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat diketahui dan dapat ditindaklanjuti cara terbaik untuk memaksimalkan hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2009) analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur/ bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Lebih lanjut Sudjana juga mengemukakan bahwa dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehesif dan dapat memilih integritas menjadi bagian bagian yang tetap terpadu. Menurut Bungin (2008) Analisis kesalahan merupakan suatu analisis yang berbentuk analisis kualitatif. Hal ini dikarenakan analisis kesalahan tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi namun dapat digunakan sebagai alat menganalisis dan memahami proses dan fakta yang ada. Menurut Bogdan & Biklen sebagaimana dikutip oleh Moleong (2005) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 8
2 9 Di dalam menyelesaikan permasalahan matematika tentu banyak kesalahan-kesalahan yang dialami. Sukirman (Wardoyo,2013) mengemukakan bahwa kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten, maupun insidental pada daerah tertentu. Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu memahami kesalalahan-kesalahan yang dialami siswanya beserta penyebab-penyebab dari kesa lahan tersebut. Dengan memahami dan mengetahuinya maka guru dapat mengupayakan penyelesaian masalah tersebut. Menurut Wulandari (2015) masalah dalam matematika biasanya berhubungan dengan soal-soal matematika. Menyelesaikan soal atau suatu masalah matematika merupakan bagian yang sangat penting dalam pembelajaran, siswa dapat menggunakan pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman yang dimiliki untuk diterapkan dalam penyelesaian suatu soal atau sebuah masalah (Umam, 2014). Dari beberapa uraian para ahli di atas tentang kesalahan-kesalahan siswa maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan kegiatan memilah-milah kesalahan yang sering terjadi pada siswa ketika menyelesaikan persoalan di dalam matematika. Diantaranya pada saat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita dalam pembelajaran matematika sangatlah penting, sebab diperlukan dalam pengembangan proses berpikir siswa. Kemampuan siswa yang dibutukan untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya kemampuan skil ataupun
3 10 algoritma tertentu, tetapi dibutuhkan kemampuan yang latin. Menurut Hartini (2008) soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang menyajikan permasalahan terkait dengan kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita. Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat dan pertanyaan ataupun yang mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matematika, soal cerita banyak terdapat dalam aspek pemecahan masalah, dimana dalam menyelesaikannya siswa harus mampu memahami maksud dari permasalahan yang akan diselesaikan, dapat menyusun model matematikanya serta mampu mengaitkan permasalahan tersebut dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat menyelesaikannya dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Menurut Soedjadi (2000) untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna pada tiap kalimat b. memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan dalam soal c. Membuat model matematika dari soal d. Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut e. Mengembalikan jawaban ke dalam konteks soal yang ditanyakan.
4 11 b. Newman Error Analysis (NEA) Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Newman Error Analysis (NEA) adalah suatu metode analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita yang telah dikembangkan oleh Anne Newman. Menurut Newman (White : 2005) mengklasifikasikan ada 5 jenis kesalahan berdasarkan prosedur Newman yaitu : 1. Kesalahan Membaca (Reading Error) Kesalahan membaca yaitu ketika siswa tidak dapat membaca sebuah kata kunci atau simbol yang tertulis dalam masalah, sehingga tidak mampu memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat 2. Kesalahan Pemahaman (Comprehension Error) Kesalahan pemahaman yaitu ketika siswa mampu membaca semua kata dalam pertanyaan, tetapi tidak memahami arti keseluruhan dari kata-kata dan oleh karena itu tidak mampu memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat 3. Kesalahan Transformasi (Transformation Error) Kesalahan Transformasi yaitu ketika siswa telah mengerti pertanyaan yang telah ia baca tetapi tidak mampu mengidentifikasi operasi hitung yang diperlukan untuk memecahkan masalah
5 12 4. Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Error) Kesalahan ketrampilan proses yaitu siswa mampu mengidentifikasi operasi yang sesuai tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan operasi ini secara akurat. 5. Kesalahan Penyimpulan (Encoding Error) Kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa secara benar dalam memecahkan solusi sebuah masalah, tetapi tidak bisa mengungkapkan sebuah solusi dalam bentuk tertulis yang tepat. Menurut Newman (Singh,2010) mendefinisikan bahwa ada 5 hierarki yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan soal matematika uraian, kelima hirarki tersebut adalah reading, comprehension, transformation, procces skill, dan encoding. Menurut Newman (White,2005) ketika peserta didik ingin mencoba mendapatkan solusi yang tepat dari suatu masalah matematika dalam bentuk soal uraian, maka peserta didik diminta untuk melakukan lima kegiatan berikut : 1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut 2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan 3. Katakan metode apa yang kamu gunakan untuk menemukan jawaban 4. Tunjukkan apa saja langkah-langkah yang kamu lakukan dan ceritakan bagaimana kamu berpikir untuk menemukan jawaban 5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut
6 13 Dalam proses penyelesaian masalah, ada banyak faktor yang mendukung peserta didik untuk mendapatkan jawaban yang benar. Prakitipong dan Nakamura (2006) menyatakan bahwa dalam menyelesaikan masalah menggunakan metode Newman terdapat dua jenis rintangan yang menghalangi peserta didik untuk mencapai jawaban yang benar, yaitu : 1. permasalahan dalam membaca dan memahami konsep yang dinyatakan dalam tahap memaca dan memahami masalah, dan 2. permasalahan dalam proses perhitungan yang terdiri atas transformasi, ketrampilan proses, dan penulisan jawaban Berdasarkan uraian di atas kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika dapat diketahui berdasarkan langkahlangkah penyelesaian soal cerita. Kesalahan (Reading error) dan (Comprehension error) merupakan kesalahan dalam memahami soal, dalam aspek ini siswa harus mampu membaca keseluruhan kalimat dan mencari informasi penting saat membaca dan memahami soal cerita. Kesalahan transformasi (Transformation error) merupakan kesalahan dalam mengubah kalimat soal kedalam model matematika, dalam aspek ini siswa harus mampu mengubah kalimat soal ke dalam model matematika. Kesalahan ketrampilan proses (Process skill error) merupakan kesalahan proses dalam menyelesaiakn soal cerita matematika, dalam aspek ini siswa dapat melakukan kesalahan komputasi yaitu siswa melakukan kesalahan dalam
7 14 operasi aritmatik atau kesalahan prosedural. Kesalahan penulisan jawaban akhir (Encoding error) merupakan kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan konteks soal yang ditanyakan. Berdasarkan uraian di atas, indikator kesalahan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Indikator kesalahan membaca soal sebagai berikut a. siswa salah dalam membaca kata kunci dalam soal cerita b. siswa salah dalam membaca simbol dalam soal cerita 2). Indikator kesalahan memahami soal sebagai berikut a. siswa tidak mengetahui apa yang diketahui dari soal cerita b. siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan dari soal cerita 3). Indikator kesalahan transformasi sebagai berikut a. siswa tidak dapat mengubah kalimat soal cerita ke dalam kalimat matematika b. siswa tidak dapat menentukan operasi hitung yang diperlukan 4). Indikator kesalahan ketrampilan proses yaitu a. siswa tidak menguasai prosedur b. siswa kurang menguasai teknik menghitung 5). Indikator kesalahan penyimpulan a. siswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir b. siswa tidak menuliskan satuan yang sesuai dengan soal cerita
8 15 Tabel 1.1 Batasan batasan indikator Kesalahan Indikator 1. Kesalahan membaca soal a. Siswa salah dalam membaca kata kunci dalam soal cerita b. Siswa salah dalam membaca simbol dalam soal cerita 2. Kesalahan memahami soal a. Siswa tidak mengetahui apa yang diketahui dari soal cerita b. Siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan dari soal cerita 3. Kesalahan transformasi a. siswa tidak dapat mengubah kalimat soal cerita ke dalam kalimat matematika b. siswa tidak dapat menentukan operasi hitung yang diperlukan 4. Kesalahan ketrampilan proses a. siswa tidak menguasai prosedur b. siswa kurang menguasai teknik menghitung 5. Kesalahan penyimpulan a. siswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir b. siswa tidak menuliskan satuan yang sesuai dengan soal cerita Batasan - Siswa tidak mampu membaca apa yang dimaksud dari soal - Siswa salah membaca simbol dalam soal tersebut - Siswa tidak mampu menyebutkan apa yang diketahui dari soal tersebut - Siswa tidak mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dari soal tersebut - Siswa salah dalam mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika - Siswa salah dalam menentukan operasi hitung yang sesuai dengan soal - Siswa salah menggunakan prosedur yang sesuai dengan soal tersebut - Siswa salah dalam melakukan perhitungan, misalnya dalam menjumlah, mengurang, mengali dan membagi - Siswa salah dalam menuliskan hasil akhir - Siswa salah dalam menuliskan satuan yang sesuai dengan soal c. Gaya Belajar Menurut Soenarjadi (2014) mengemukakan gaya belajar merupakan kecenderungan cara atau teknik seseorang untuk mempermudah dirinya
9 16 memproses informasi dalam rangka melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Nunan (1999) mengemukakan bahwa Leaning Style are Simply Different Approachers or ways of learning. Gaya belajar sebagai suatu bentuk pendekatan, atau cara terbaik dan yang disukai oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan selama proses belajar. Menurut Gunawan (2012) menjelaskan bahwa gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam kegiatan berpikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Menurut Nasution (2008) gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam mengangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah. Menurut DePorter dan Hernacki (2010) gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur dan mengolah informasi. Menurut Parshning (2007) gaya belajar adalah cara manusia mulai berkosentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit. Gaya belajar merupakan cara yang dianggap paling mudah dan sesuai dengan karakter masing-masing individu dalam proses belajarnya sehingga dalam kegiatan belajar mampu mengkombinasikan antara kosentrasi, menyerap, dan menampung informasi dengan baik. Seorang siswa tidak akan terlepas dari penggunaan gaya belajar dalam kegiatan belajarnya. Gaya belajar merupakan cerminan karakteristik seseorang, setiap orang akan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing. Gaya belajar siswa yang diutarakan oleh
10 17 Hamzah, B.U (2007) adalah cara yang paling disukai oleh siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga siswa tersebut dapat menangkap dan memahami materi yang sedang dipelajari. Menurut Samples (2002) gaya belajar siswa adalah cara yang lebih disukai oleh siswa untuk memproses pengalaman dan informasi. Menurut DePorter (2000) gaya belajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Gaya belajar Visual Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara visual, yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambaran. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Gaya belajar setiap individu merupakan keunikan yang dimiliki oleh seseorang untuk memudahkan dirinya belajar. Secara umum dalam proses belajar, manusia menggunakan tiga media, yaitu berdasarkan penglihatan
11 18 (visual), pendengaran (auditori), dan sentuhan atau gambaran (kinestetik). Ciri-ciri dari setiap gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Orang orang visual Menurut De Porter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar visual, yaitu : a. Rapi dan teratur b. Berbicara dengan cepat c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d. Teliti terhadap detail e. Mementingkan penampilan, baik dalam hal f. pakaian maupun presentasi g. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka h. Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar i. Mengingat dengan asosiasi visual j. Biasanya tidak terganggu oleh keributan k. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya l. Pembaca cepat dan tekun m. Lebih suka membaca daripada dibacakan n. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
12 19 o. Mencoret coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dalam rapat p. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain q. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak r. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato s. Lebih suka seni daripada musik 2. Orang orang auditori Menurut DePorter (2003), ciri-ciri dindividu dengan gaya belajar auditorial yaitu: a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b. Mudah terganggu oleh keributan c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna suara f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita g. Berbicara dalam irama yang terpola h. Biasanya pembicara yang fasih i. Lebih suka musik daripada seni j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat k. Suka bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
13 20 l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik 3. Orang orang kinestetik Menurut DePorter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik yaitu : a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar g. Belajar melalui memanipulasi dan praktik h. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat i. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca j. Banyak menggunakan isyarat tubuh k. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara yang paling disenangi oleh siswa untuk mempermudah menangkap atau memahami materi yang sedang dipelajari atau materi yang sudah didapatkan. Gaya belajar dibagi menjadi tiga yaitu
14 21 gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara visual, yang diciptakan maupun diingat, sedangkan gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat, dan Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. d. Materi Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya Kompetensi Inti : 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakkannya dalam pemecahan masalah Indikator : Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun segiempat Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun persegi dan persegi panjang Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dari bangun persegi panjang Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dan luas dari bangun persegi panjang 2. Penelitian Relevan Menurut Dewi. dkk. (2013) bahwa siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci cenderung dengan gaya belajar visual, hal ini tergambar dari 10 orang siswa
15 22 atau 43,48% dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP N 2 kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh gaya beljar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci. Menurut Manibuy, dkk. (2014) menjelaskan berdasarkan hasil penelitiannya yang dilakukan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP Unpatti memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Dari 39 mahasiswa diperoleh bahwa 6 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar visual, 20 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 1 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan 12 siswa memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa. Menurut Yuda, dkk. (2013) bahwa siswa memiliki kecenderungan tertinggi dalam menyelesaikan masalah matematik dengan gaya belajar visual. Dalam setiap kecenderungan gaya belajar yang sama, siswa juga memiliki aktivitas atau perilaku yang belum tentu sama. Untuk menyelesaikan masalah matematika, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Menurut Nurul (2015) mengatakan bahwa siswa masih salah dalam mengubah informasi yang diberikan ke dalam ungkapan matematika karena siswa tidak memperhatikan soalnya, siswa masih salah menggunakan rumus karena siswa cenderung menghafal rumus yang diberikan oleh guru sehingga siswa cepat lupa dengan rumus yang sudah diberikan, siswa masih salah dalam
16 23 aspek konsep karena terjadi miskonsepsi pada diri siswa, siswa masih salah dalam menafsirkan solusi karena tidak memperhatikan apa yang ditanyakan dalam soal, hampir semua siswa masih salah dalam menuliskan kesimpulan bahkan tidak menuliskan kesimpulan tersebut cenderung ingin menyingkat jawabannya, dan siswa masih salah dalam perhitungan karena terburu-buru dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan. Menurut Asih (2015) bahwa analisis kesalahan siswa dalam memecahkan masalah open ended berdasarkan metode Newman pada pokok bahasan persegi dan persegi panjang di SMP N 11 Jember terdapat kesalahan membaca dan memahami soal diantaranya siswa salah dalam membaca ukuran panjang, lebar, sisi, luas, keliling, satuan dan siswa tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Siswa juga mengalami kesalahan transformasi yaitu tidak menggunakan rumus yang tepat. Kesalahan ketrampilan proses seperti salah dalam perhitungan atau komputasi dan tidak melanjutkan perhitungan. Terdapat kesalahan penyimpulan yaitu salah dalam menuliskan kesimpulan dan tidak menuliskan kesimpulan. 3. Kerangka Pikir Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Salah satu materi yang dipelajaran matematika yang di anggap sulit adalah materi segiempat. Hal ini dapat dilihat dari presentasi daya serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan soal cerita dalam materi segiempat. Kurangnya daya serap materi selanjutnya berakibat dengan hasil belajar yang rendah dengan
17 24 indikasi banyak kesalahan yang dilakukan dalam proses pekerjaan siswa. Dalam menindaklanjuti kesalahan-kesalahan siswa, guru terlebih dahulu melakukan suatu proses analisis kesalahan yang dilakukan siswa. Analisis kesalahan Newman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa. Sesuai dengan penjabaran sebelumnya bahwa dalam menyelesaikan soal cerita sesuai dengan kesalahan Newman ada lima yaitu : reading, comprehension, transformation, process skill, dan encoding. Siswa bisa saja melakukan kesalahan di salah satu langkah atau semuanya. Hal ini dapat memudahkan guru untuk mengetahui kesalahan mana yang menjadi penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita tersebut. Salah satu guru dalam memberikan solusi untuk meminimalisir kesalahan siswa adalah perbedaan kecenderungan gaya belajar siswa. Perbedaan gaya belajar siswa dapat menjadikan solusi yang diberikan oleh guru haruslah berbeda pula. Menurut DePorter & Mike Hernacki (2003) menjelaskan ada tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar diharapkan dapat membantu mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi segiempat.
BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum
Lebih terperinciBelajar yang Efektif dan Kreatif
Belajar yang Efektif dan Kreatif http://staff.uny.ac.id/dosen/agus-triyanto-mpd Pertanyaan-Pertanyaan Apa yang Anda harapkan sebelum memasuki SMKN 6 Yogyakarta? Apakah harapan Anda sudah sebagian atau
Lebih terperinciUniversitas Negeri Malang
LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17
82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Abstraksi Menurut Grey & Tall (2007) abstraction mempunyai dua arti, pertama sebagai proses melukiskan suatu situasi, dan kedua merupakan konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan,
Lebih terperinciABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3
ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 DAFTAR ABSEN XI IPS-4 No Kode Nama 1 A01 2 A02 3 A03 4 A04 5 A05 6 A06 7 A07 8 A08 9 A09 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Belajar dan Tipe Belajar 1.1 Defenisi Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peranan penting dalam pendidikan. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA Dina Amelia 702011094 Mario da Costa 702011901 A. ANALISIS PEMBELAJARAN Analisis pembelajaran adalah: langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran.
Lebih terperinciThis study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"
This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang" Guslaini) Elni Yakub 2) Prof. Dr. H. Zulfan Saam, Ms)Email:gusliani@gmail.com 1)Mahasiswa Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Masalah pada umumnya merupakan sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Siswono (dalam Ilmiyah dan Masriyah: 2013) mengemukakan bahwa masalah
Lebih terperinciBAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh
Lebih terperinciSTUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016
STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan
Lebih terperinciBY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi
Lebih terperinciCara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit
PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar
Lebih terperinciKelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko
LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko No. Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21
Lebih terperinciMODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :
1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, sebab matematika
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Hakikat Matematika Menurut Hariwijaya (2009) matematika adalah bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan
Lebih terperinciPEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Hidayatulloh Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar 1.1. Definisi Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai
KUESIONER PENELITIAN Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist ( ) Inisial : NIM : Semester
Lebih terperinciPROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR
PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR Sailatul Ilmiyah 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email : sailatul@gmail.com
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Prestasi... (Pertiwi) 1 THE COMPARATIVE OF LEARNING ACHIEVEMENT REVIEW FROM LEARNING STYLE
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI Nurhasanah 1 Universitas Papua 1 Hasanahnur705@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Angket Penelitian
LAMPIRAN A Angket Penelitian PENILAIAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK Identitas Responden Nama : Kelas : Petunjuk 1. Perhatikan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan rumpun mata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori Untuk memudahkan pemahaman, perlu dijelaskan beberapa teori terkait penelitian ini yang berjudul: Gaya Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan (Wawancara
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 4 KOTA PROBOLINGGO
Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 1 (2016) 90-100 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi PENGARUH GAYA BELAJAR VISUAL DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP
Lebih terperinciDESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP Ary Herlina Kurniati HM
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana. Menurut
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Komunikasi Matematis Liliweri(1997 : 3) mengungkapkan Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata communis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Masalah Masalah sebenarnya sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Masalah tidak dapat dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Lebih terperinciBasic Quantum Teaching & Accelerated Learning
Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
Lebih terperinciDASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN
Disampaikan pada Pelatihan Pembelajaran dan Pengembangan Media Bagi Guru Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI), 2013 DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN Aini Mahabbati PLB FIP UNY Email : aini@uny.ac.id
Lebih terperinciindividu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Prestasi belajar listrik otomotif a. Pengertian prestasi belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, yang berarti bahwa manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Suryabrata (1984:12) mengemukakan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan FKIP, Universitas Pattimura Kampus B - PGSD Unpatti Jl. Dr. Tamaela Ambon anneth_op@yahoo.com Abstract The objective of this
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian dilakukan POPS (014 : 1). Suatu penelitian memerlukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Hasil akhir bukan hal yang penting, akan tetapi proses dalam
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN
ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN Dinawati Trapsilasiwi 16, Susi Setiawani 17, Irma Khoirul Ummah 18 Abstrak. This study aimed to analyze the mathematical
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Menurut Slameto (2013:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,
Lebih terperinciFORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN
Analisis Kesalahan Menyelesaikan... (Puspita Rahayuningsih&Abdul Qohar) 109 ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29).
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciJUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia
JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia Kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah nafas kehidupan dari sebuah lembaga pendidikan. Dapatkan saudara membayangkan sebuah universitas tanpa adanya kegiatan
Lebih terperinciKata kunci : Gaya Belajar, Siswa Kinestetik, Hasil Belajar
ANALISIS GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KINESTETIK KELAS VIII.3 SMP PERTIWI 2 PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Irawati*, Zulfaneti**, Ratulani Juwita*** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: VB SD Bonggalan sebagai berikut:
BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peserta didik berprestasi belajar dalam memproses
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG
ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Kartina 1, Rita Desfitri 1, Puspa Amelia 1 1 Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN Ayu Dinar Karunia Suci Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:
139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang dilakukan subyek kelas IX dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier dua
Lebih terperinciLEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA
LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA Anik Nurhandayani, S.T, M.T 1, Dwipriyatmoko 2, Novi Dyah Puspitasari 3, Ni mah Faadlilah 4 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciKecenderungan Kesalahan Siswa Auditorial Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Segiempat
Kecenderungan Kesalahan Siswa Auditorial Dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Segiempat M-117 Yusuf Adhitya 1 Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yusufadhitya@upi.edu
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: PM-30 ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR
PM-30 ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR Hana Puspita Eka Firdaus Universitas Muhammadiyah Jember hana08320012@gmail.com Abstrak Salah satu kemampuan
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA
ANALISIS KESALAHAN BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MAHASISWA Sofri Rizka Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Peradaban Bumiayu sofri.rizkia@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
Lebih terperinciJurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciPendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...
1 Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Ended Berdasarkan Metode Newman Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegipanjang Di SMPN 11 Jember (The Analysis of Student's Error in Solving Open
Lebih terperinciDari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pengertian, sintaks, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran VAK (Visual
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti
BAB V PEMBAHASAN Dari hasil angket gaya belajar, tes dan wawancara, peneliti mengetahui hasil atau jawaban dari fokus penelitian yang yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu tentang kemampuan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI OLEH : Indri Sulistianti RRA1C412045 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian, berdasarkan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasarkan pada teori di bab dua. Pada keempat ini penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan kehadirannya sangat terkait erat dengan dunia pendidikan adalah Matematika.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia, baik itu dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah pengalaman dan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 2 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2015/2016
ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 3, September - Desember 2016 STKIP PGRI Banjarmasin PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL
IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 Harlinda Syofyan 1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparatif dan bersifat ex post facto, karena variabel gaya belajar telah ada di dalam diri siswa, penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan dasar dari mata pelajaran lain yang saling berkesinambungan. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Kesalahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah kekeliruan, perbuatan yang salah (melangar hukum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan. Matematika sangat erat kaitannya dengan pola pikir manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran matematika merupakan
Lebih terperinciStrategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran
1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH
51 BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH DENASRI KULON KAB. BATANG A. Analisis Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sutama (2014 :56) menyatakan matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yang kebenaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakekat Soal Cerita yang Diajarkan di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Soal Cerita Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami
Lebih terperinciKesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear M-89 Rhomiy Handican 1, Ratih Eka Safitri 2 Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses melahirkan ide untuk menyelesaikan suatu persoalaan dengan cara berpikir disebut dengan proses berpikir. Proses berpikir melibatkan kerja otak yang dimulai
Lebih terperinci