BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN. A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS GAYA BELAJAR SISWA BERPRESTASI DI SMP NEGERI 14 PEKALONGAN A. Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Analisis terhadap gaya belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan setelah melakukan observasi dan wawancara dapat diketahui gaya belajar siswa berprestasi di antara lain: 1. Belajar dalam kondisi yang tenang Tempat belajar sebaiknya tenang tidak banyak gangguan suara bising dan gaduh. Suara bising dan gaduh dapat mengganggu konsentrasi belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak, terutama untuk konsentrasi. Reaksi seseorang berbeda-beda terhadap pengaruh lingkungan, ada yang terganggu dengan suara-suara bising di sekitarnya, ada yang tidak seperti pengaruh kondisi lingkungan tempat belajar terhadap seseorang dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda-beda. Ada anak-anak lebih suka belajar sambil mendengarkan musik dari radio atau tape corder di sampingnya, dengan volume yang besar. Adapun kondisi yang nyaman bagi siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan dalam belajar adalah dengan kondisi yang tenang terkadang diiringi dengan musik yang tidak begitu keras. Hal ini sangat 78

2 79 dipengaruhi oleh kecenderungan modalitas indera yang digunakan, dalam hal ini modalitas indera yang memiliki ciri-ciri mudah terganggu oleh keributan adalah siswa dengan gaya belajar kinestetik, sebagaimana yang dijelaskan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan terjemahan Alwiyah Abdurrahman bahwa seseorang yang kinestetik mempunyai ciriciri mudah terganggu oleh keributan Karantina sebelum lomba Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan setiap harinya belajar di kamar atau bisa di mana saja yang penting dalam keadaan tenang, sedangkan ketika akan menghadapi lomba biasanya siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan ditempatkan pada ruangan khusus disertai guru yang membimbing dan jauh dari keributan. Hal ini dimaksudkan agar siswa dalam belajar lebih fokus dan tidak terganggu oleh lingkungan luar, sehingga belajarnya menjadi lebih maksimal. 3. Intensif dalam belajar Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan belajar setiap hari, biasanya setelah pulang sekolah akan belajar untuk mengulang yang telah dipelajarinya di sekolah, jika di siang harinya tidak belajar akan menggantinya di malam hari, namun ketika dianggap belajarnya belum cukup matang akan mengulangnya lagi pada tengah malam sekitar jam 2-1 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, terjemahan Alwiyah Abdurrahman (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 118.

3 80 3, dengan meminta dibangunkan orang tuanya. Hal ini bukan atas paksaan orang tuanya, akan tetapi atas kemauan anak itu sendiri. Begitu juga ketika akan menghadapi lomba siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan belajar didampingi oleh guru yang membimbing dari pagi hingga sore, dan ketika di rumah juga akan mengulang yang dipelajarinya di sekolah. 4. Belajar dengan metode praktek atau membuat catatan di buku Cara belajar yang disukai siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan yaitu dengan praktek, dengan praktek siswa akan mudah mengingatnya karena siswa telah mengalaminya sendiri. Adapun siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika guru menerangkan pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih dahulu mendengarkan dengan baik penjelasan yang diberikan oleh guru kemudian mengubah input auditori tersebut ke dalam bentuk fisik dengan membuat catatan di buku tentang keterangan yang diberikan guru. Agar tidak mudah lupa siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan akan membacanya lagi ketika di rumah sebagai penguatan agar tidak mudah lupa dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Adapun dalam membaca tidak asal membaca begitu saja, sebagaimana ketika siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ini membaca suatu materi dalam buku yaitu dengan cara dibaca dengan seksama dan berulang-ulang sehingga otak akan merekam subyek-subyek yang paling kompleks di mulai dari dasardasar yang sederhana dan menambahkan secara bertahap dalam setiap

4 81 paragraf dari apa yang dibacanya, sehingga dengan membaca dengan seksama dan berulang-ulang otak akan memateri informasi yang terdapat di dalamnya. Selain itu otak akan bisa mengidentifikasi di mana materi yang pernah dibacanya dan dengan dihafalkan sedikit-sedikit dalam membaca serta dipahami. Hal ini sebagaimana dijelaskan Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl dalam bukunya Accelerated Learning for The 21 St Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI terjemahan Dedy Ahimsa bahwa strategi gaya belajar kinestetik dengan membuat tulisan dan sebentuk pencatatan mengubah input auditori (suatu kuliah atau ceramah) ke dalam bentuk fisik, belajar bersama dengan orang lain dalam kelompok, buatlah tanda-tanda dari stabilo pada akhir setiap paragraf untuk menunjukkan bahwa telah memahaminya, selanjutnya dapat mengidentifikasi di mana mulai kehilangan kaitan dengan materi sebelumnya, membaca ulang wacana-wacana yang sulit, bila perlu membaca dengan lantang Belajar berkelompok Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan menyukai belajar secara kelompok dengan teman-temannya, terkadang sepulang sekolah karena menurut siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika belajar dengan cara berkelompok lebih menyenangkan dan dapat pula menenangkan ketegangan-ketegangan seperti ketika bertanya kepada guru tentunya akan ada kerisihan, berbeda jika dengan teman akan lebih leluasa tanpa ada rasa takut atau tidak enak. Belajar kelompok merupakan 2 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for The 21 St Century: Cara Belajar Cepat Abad XXI, penerjemah Dedy Ahimsa (Bandung: Nuansa, 2012), hlm

5 82 alternatif belajar yang efisien, ketika bersama teman selain belajar juga bisa saling berbagi pengetahuan dengan tanya jawab atau mungkin bisa diselingi sedikit bercanda agar tidak jenuh. 6. Keaktifan bertanya Ketika siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan menemukan materi yang sulit dipahami terlebih dahulu akan berusaha membacanya berulang-ulang jika tidak juga dapat memahaminya, maka akan bertanya kepada temannya yang menurutnya lebih tahu. Begitu juga ketika mendapat tugas yang sulit untuk diselesaikan, maka akan mencoba bertanya kepada orang tua terlebih dahulu, jika orang tuanya tidak bisa ia akan bertanya kepada temannya misalnya lewat SMS, namun apabila temannya tidak ada yang tahu terkadang akan bertanya kepada gurunya lewat SMS atau bahkan akan menanyakan langsung kepada gurunya daripada bertanya kepada teman, jika bertanya kepada teman justru akan semakin tidak paham karena penjelasan yang berputarputar. 7. Pemanfaatan teknologi dengan cara browsing Teknologi di jaman sekarang sangatlah cepat berkembang, handphone dan laptop jaman dahulu mungkin adalah barang yang mewah berbeda dengan jaman sekarang yang telah merambah sampai kalangan menengah ke bawah. Handphone dan laptop menjadi alat yang menunjang dalam belajar seperti untuk mencari mengenai informasi-informasi tertentu di internet sebagaimana siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan

6 83 ketika mendapat tugas yang sulit terkadang bisa dengan mencari di internet, namun ada dampak negatif dari internet jika dalam menggunakannya tidak sesuai, hal ini tergantung dari pengguna internet itu sendiri apakah bijak atau tidak dalam menggunakannya. 8. Pemantapan spiritual Untuk mencapai kesuksesan setiap individu harus memiliki upaya selain bekerja dengan sungguh-sungguh. Di samping itu, mereka juga harus berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala usahanya. Manusia berusaha, sedangkan yang menentukan adalah kehendak-nya. Hal ini perlu selalu diingat manusia, apabila mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya tidak akan sombong, serta bila gagal tidak akan frustasi. Oleh karena semua itu sangat tergantung kepada kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Selain berusaha dengan belajar sebagai usaha mencapai hasil yang maksimal tentunya disertai juga dengan usaha spiritual yang dilakukan siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah dengan berdoa, melakukan sholat wajib lima waktu tentunya dan ditambah sholat-sholat sunah seperti tahajud dan dhuha yang dilakukan ketika ada waktu senggang di sekolah, selain itu meminta restu orang tua. 9. Tutor sebaya Siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ketika mengikuti lomba tentunya ada pelajaran yang tidak bisa diikutinya sehingga untuk mengejar materi yang tertinggal tersebut siswa berprestasi di SMP Negeri

7 84 14 Pekalongan akan bertanya kepada temannya mengenai pelajaran yang kemarin diberikan oleh guru ketika mengikuti lomba dan meminjam catatannya, kemudian meminta diterangkan mengenai pelajaran tersebut. Maka temannya yang memberi penjelasan ini bisa disebut sebagai tutor. Umur sebaya antara tutor dengan yang lain maka penerimaan pembelajaran akan lebih dimengerti. Karena tutor sebaya akan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan mudah dipahami antar siswa. Sehingga, siswa yang lain dapat menerima penjelasannya. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, dan teman yang belum tahu lebih berani untuk bertanya maupun memberi tanggapan karena mereka adalah teman sebaya. B. Analisis Faktor yang Mendukung dan Menghambat Belajar Siswa Berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Dari faktor-faktor tersebut ada yang dapat mendukung dan menghambat dalam kegiatan belajar bagi setiap individu. Dalam bagian ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut penjelasannya:

8 85 1. Faktor yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Faktor yang mendukung belajar terbagi menjadi faktor intern dan ekstern. Mengenai faktor intern yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah: a. Motivasi belajar Dorongan dari dalam diri yang kuat yang dimiliki oleh siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan untuk membanggakan kedua orang tuanya, selain itu kemauan yang keras untuk menjadi yang terbaik agar sukses di masa depan yang membuat semangat dalam belajar. b. Minat Keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita dan agar bisa masuk SMA yang disukainya dengan mudah merupakan modal yang besar bagi siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan untuk giat dalam belajar guna mencapai tujuan. c. Kesehatan Kesehatan merupakan faktor yang penting dalam belajar, kerja otak dalam berpikir sangat dipengaruhi oleh kesehatan. Selain itu, kesehatan juga mempengaruhi semangat dalam belajar, karena kondisi fisik erat kaitannya dengan gairah untuk melakukan sesuatu. Sehingga siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan menjaga kesehatannya dengan cara yang makan teratur dan istirahat yang cukup.

9 86 Adapun faktor ekstern yang mendukung belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah: a. Dukungan dari orang sekitar seperti orang tua ataupun teman Dukungan yang diberikan oleh orang tua baik moril maupun materiil merupakan faktor yang penting dari luar diri siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan. Adanya dukungan moril dari orang tua siswa seperti dengan memberikan motivasi agar giat belajar demi meraih cita-cita dapat menumbuhkan semangat belajar bagi siswa karena merasa diperhatikan. Dukungan materiil yaitu berupa fasilitas juga menjadi faktor yang dapat mendukung dalam belajar seperti buku, jaringan internet (Wifi), laptop dan lain-lain. Tanpa adanya fasilitas yang cukup dalam belajar maka akan terkendala dalam belajar siswa, misalnya ketika siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan ini akan menulis cerpen maka butuh kertas folio dan bolpoin. Selain itu dukungan dari temannya seperti ketika sedang belajar dengan temannya, bisa juga diajak tanya jawab mengenai suatu pelajaran. b. Kondisi yang tenang Kondisi yang tenang dalam belajar sangat membantu siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan dalam berkonsentrasi, hal ini dipengaruhi oleh modalitas indera yang dipakainya, biasanya modalitas ini adalah kinestetik karena cirinya yang mudah terganggu oleh keributan. Sebagaimana siswa berprestasi SMP Negeri 14 Pekalongan ini yang tidak bisa belajar jika dalam kondisi yang ribut.

10 87 c. Jumlah siswa yang proporsional dalam kelas Jumlah siswa yang proporsional yaitu sekitar siswa dapat membantu guru dalam memberikan perhatian kepada setiap siswanya, berbeda dengan jumlah siswa yang terlalu gemuk mengakibatkan perhatian guru menjadi kurang karena banyaknya siswa yang perlu diperhatikan, begitu juga bagi siswa dalam menyerap informasi yang diberikan guru juga menjadi lebih mudah. 2. Faktor yang menghambat belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan Di antara faktor yang mendukung juga ada faktor yang menghambat belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan dalam belajar. Dalam hal ini faktor yang menghambat belajar juga terbagi menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Mengenai faktor intern yang menghambat dalam belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan hanya satu yaitu kondisi badan syang kurang fit, tentunya hal ini berkaitan dengan daya konsentrasi yang menurun karena untuk berkonsentrasi membutuhkan tenaga yang cukup sementara kondisi yang kurang fit ini menjadikan tenaga dalam tubuh menjadi tidak maksimal, sehingga badan terasa lemas dan mengakibatkan tidak bergairah dalam belajar. Adapun faktor ekstern yang menghambat dalam belajar siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan adalah:

11 88 a. Kondisi yang ramai Faktor lingkungan belajar yang ramai dapat mengganggu siswa dengan modalitas kinestetik. Sebagaimana diterangkan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan terjemahan Alwiyah Abdurrahman bahwa seseorang yang kinestetik mempunyai ciri-ciri mudah terganggu oleh keributan. 3 Misalnya ketika keponakan siswa berprestasi ini datang, maka kondisi rumah menjadi ramai ataupun ketika kelas ditinggal guru juga menjadi ramai sehingga dapat mengganggu siswa berprestasi ini dalam belajar, hal ini karena konsentrasi yang terpecah bahkan sampai tidak bisa belajar. b. Acara TV yang digemari Apabila ada acara TV yang bagus ketika sedang belajar juga dapat mengganggu konsentrasi belajar karena pasti fokus dalam belajar teralihkan oleh acara TV tersebut sehingga informasi yang diserap dalam kegiatan belajar menjadi tidak maksimal atau bahkan adanya acara TV tersebut justru memilih menonton daripada belajar. c. Paksaan orang tua Pola asuh orang tua yang otoriter justru membuat anak menjadi terkekang, misalnya ketika orang tua yang selalu menyuruh anaknya untuk belajar yang sifatnya memaksa justru membuat anak menjadi malas untuk belajar bahkan tidak mau belajar. Seharusnya orang tua 3 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, loc. cit.

12 89 memberikan motivasi untuk anaknya agar dapat menumbuhkan kesadaran pada anak akan pentingnya belajar, sehingga anak akan belajar dengan sendirinya dengan sungguh-sungguh. Berbeda dengan belajar karena paksaan, anak hanya akan belajar seadanya atau hanya berpura-pura belajar karena takut dimarahi. d. Bermain media sosial Refreshing merupakan hal yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan, begitu juga ketika belajar. Hal ini dimaksudkan untuk mengendurkan otot-otot yang tegang ketika belajar, karena belajar merupakan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi yang tinggi maka kerja otak dan saraf pun lebih keras bekerja. Bermain media sosial merupakan cara siswa berprestasi di SMP Negeri 14 Pekalongan dalam menyegarkan kembali otak yang lelah, namun ketika bermain media sosial yang tadinya hanya untuk refreshing justru menjadi keterusan sehingga belajar menjadi terganggu.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian, berdasarkan hasil penelitian pada bab tiga yang akan didasarkan pada teori di bab dua. Pada keempat ini penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Profil Singkat Mahasiswa Tadris Kimia Angkatan 2011, 2012, 2013 a. Mahasiswa Angkatan 2011 Sebagaian sampel yang diambil oleh peneliti untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus 84 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dari ke empat kasus siswa yang memiliki kesulitan belajar siswa SD pada mata pelajaran IPA, maka dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu keharusan bagi setiap insan manusia, baik itu dikemas secara formal maupun non-formal. Inti dari sebuah belajar adalah pengalaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang memiliki tujuan yaitu 1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang produktif, mampu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) Hafiz Faturahman MAN 19 Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa dibawah bimbingan guru. Siswa sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25

U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25 U P A Y A M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N 25 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEREKONSTRUKSI PERISTIWA-PERISTIWA SEJARAH PADA SISWA KELAS VII DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SUNDARI * Abstrak Dalam upaya

Lebih terperinci

LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA

LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA 53 55 Lampiran 1: Lembar Angket Disiplin Belajar Siswa NAMA : KELAS : No. Absen : LEMBAR ANGKET DISIPLIN BELAJAR SISWA Petunjuk pengisian : 1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan ini dengan cermat. 2. Berilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu

BAB I PENDAHULUAN. pada subyek didik setelah mengalami proses pendidikan. Perubahan-perubahan itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh Ricky Firmansyah 1021.0875

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Allah SWT menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya, karena setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu juga memiliki kelebihan

Lebih terperinci

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

Available online at  Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID

LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID L1 LEMBAR KUESIONER AWAL UNTUK MURID Hari/ Tanggal : Nama : 1. Apakah kamu memiliki komputer atau laptop? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang sering kamu lakukan saat menggunakan komputer? a. Bermain game c. Menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki peranan stategis dalam menyiapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. Proses globalisasi lahir dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kemudian berkembang menjadi

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SMA NEGERI 10 PONTIANAK Stevanie Wulandari, Ade Mirza, Silvia Sayu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email:stevanie_wulandari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2 Tahun 2016 Hal 73 79 Periode Wisuda November 2016 DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH Nurhayati, Nurhasanah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Allah SWT menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya, karena setiap individu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri, selain itu setiap individu juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan secara rinci mengenai latar belakang, rumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Mahasiswa, pada tingkat perguruan tinggi adalah orangorang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi

I. PENDAHULUAN. Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, Quantum Learning itu sendiri adalah proses belajar yang nyaman dan menyenangkan, Quantum Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai negara berkembang, bangsa Indonesia dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan sejak anak masih kecil sampai anak menjadi dewasa.

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY

Lebih terperinci

STRATEGI BELAJAR. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*)

STRATEGI BELAJAR. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*) STRATEGI BELAJAR Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd*) Strategi belajar bersifat individual, artinya strategi belajar yang efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk memperoleh strategi

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN

PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN Yul Ifda Tanjung Prodi Pendidikan Fisika Unimed yulifda84@gmail.com Abstrak Salah satu faktor

Lebih terperinci

11. Media Audio Visual D. Media Cetak

11. Media Audio Visual D. Media Cetak ANGKET PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA DALAM BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS I SMP MUHAMMADIYAH I INDRAPASTA SEMARANG I. Petunjuk 1. Bacalah pertanyaan berikut dengan

Lebih terperinci

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR 19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII F DI SMP NEGERI I BULU SUKOHARJO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa

Lebih terperinci

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran

Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran 1 Strategi Dan Ciri Pengajaran Dalam Menghadapi Perbedaan Modalitas Belajar Dan Peran Utama Guru Dalam Inovasi Pembelajaran Nama : Dinatus Solichah NIM : 152071200011 Prodi/SMT : PGMI A1/V Email : dinadelisha16@gmail.com

Lebih terperinci

Profil Gaya Belajar Dalam Memahami Limit Fungsi Bagi Mahasiswa Yang Memiliki Kecerdasan Spasial

Profil Gaya Belajar Dalam Memahami Limit Fungsi Bagi Mahasiswa Yang Memiliki Kecerdasan Spasial SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-14 Profil Gaya Belajar Dalam Memahami Limit Fungsi Bagi Mahasiswa Yang Memiliki Kecerdasan Spasial ABDUL HALIM FATHANI 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba

SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA. Sebelum Uji Coba LAMPIRAN 113 SKALA MOTIVASI BELAJAR SMA AL-MUAYYAD SURAKARTA Sebelum Uji Coba PENGANTAR Skala motivasi belajar ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa di SMA Al-Muayyad. Skala motivasi

Lebih terperinci

Analisis Turunnya Prestasi Akademik

Analisis Turunnya Prestasi Akademik Analisis Turunnya Prestasi Akademik Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Seorang ibu mengeluhkan tentang prestasi anaknya di sekolah kepada Guru Kelasnya. Bu, anak saya dari hasil tes kecerdasan tidak

Lebih terperinci

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA 107 ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA Asalamualaikum wr. Wb. Pada kesempatan ini saya ingin melakukan penelitian tentang kepercayaan diri siswa. Untuk itu saya mohon bantuan dan partisipasinya untuk mengisi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas Hasil try out Penyesuaian diri No Uji Validitas Keterangan 1 0.382 Diterima 2 0.362 Diterima 3 0.232 Ditolak 4 0.411 Diterima 5 0.317 Diterima 6 0.324 Diterima

Lebih terperinci

- Lokasi belajar yang kondusif. - Lokasi belajar yang kondusif via sinmarine.mindmix.ru

- Lokasi belajar yang kondusif. - Lokasi belajar yang kondusif via sinmarine.mindmix.ru Kegiatan bernama belajar tentu sudah kamu akrabi sedari kecil. Duduk di depan meja belajar, berusaha menyelesaikan tugas, menghapal materi yang akan diujikan besok, latihan dengan beragam tipe soal, sering

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 Oleh: MAULANA, M.Pd. 2 PEMBUKA Di antara kita, para pembaca yang budiman, mungkin sudah sangat paham, fasih, dan sering menengadahkan tangan seraya

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA A. IDENTITAS Kelas : B. PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah menetapkan sebuah aturan dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

LAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN 111 127 LAMPIRAN C KUESIONER PENELITIAN 128 112 Selamat Pagi/Siang/Sore Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, yang saat ini sedang melakukan pembuatan alat ukur (kuesioner) bermaksud

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.

Lebih terperinci

Lampiran B.2 Kuesioner. Nama : Kelas : Alamat :

Lampiran B.2 Kuesioner. Nama : Kelas : Alamat : Lampiran B.2 Kuesioner Nama : Kelas : Alamat : ANGKET PENELITIAN A. UMUM 1. Angket ini disusun dalam rangka untuk menyusun Karya Ilmiah yang berjudul FAKTOR INTERNAL DAN EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI

BAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI BAB IV HASIL PENELITIAN A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SISWA TIDAK DAPAT MEMBACA DI SD NEGERI 1 TELUK KIJING KECAMATAN LAIS KABUPATEN MUSI BANYUASIN. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Slameto (2003) berpendapat bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan perasaan senang. Apabila individu membuat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Adapun penulisan Bab V ini dimulai dengan kesimpulan, dilanjutkan dengan implikasi dan diakhiri dengan saran-saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan dalam pembelajaran matematika itu penting. Karena merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya lebih baik, lebih hebat dan lebih berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami aspek-aspek yang akan diperbaharui agar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. memahami aspek-aspek yang akan diperbaharui agar dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi ini mengakibatkan berkembangnya ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING Arga Rineksa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: argarineksa@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah sistem untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta dapat menjadi aset bangsa demi mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu. Berbagai tantangan bebas bermunculan dari beberapa sudut dunia menuntut untuk

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, yakni manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang diwujudkan dalam bentuk perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JATIROTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Marlina 1, M. Chamdani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa, terutama bagi bangsa dan negara yang sedang membangun. Dalam masalah pembangunan, pendidikan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dan segala peradaban serta kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut

Lebih terperinci

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK

KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK KIAT CERDAS MENDIDIK ANAK Oleh : Sativa Disampaikan dalam Pembekalan Orangtua Siswa Lembaga Bimbingan Belajar Adzkiya First Colledge 12 Pebruari 2009 Memberi motivasi agar anak berprestasi Setiap orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Hidayah Ansori, Rezqy Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl.

Lebih terperinci

Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif

Kecenderungan Gaya Belajar Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif Kecenderungan dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Bijektif Umy Zahroh 1 dan Beni Asyhar 2 1,2 Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung e-mail: umyzahroh@gmail.com 1 ; asyhar_beni@yahoo.com 2 Abstract:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR MEMBACA (DISLEKSIA) DI PONSOS KALIJUDAN SURABAYA Berdasarkan hasil penyajian data yang didapat peneliti

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) atau Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) atau Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu lembaga formal yang ada di Indonesia dibentuk sebagai alat untuk menyelenggarakan pendidikan adalah sekolah. Sekolah pada tingkat atau jenjang akhir dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika keaktifan dan kreatifitas siswa sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini tidak akan mudah dipenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dilakukan dengan identifikasi masalah, merumuskan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dilakukan dengan identifikasi masalah, merumuskan BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dilakukan dengan identifikasi masalah, merumuskan tujuan, dan analisis kebutuhan belajar. Identifikasi

Lebih terperinci