BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses belajar berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya, lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tmbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan sebagai bahan ajar. Dalyono (2001:49) juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak, dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, cara dan sebainya. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Thursan Hakim (2000: 1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9

2 keterampilan, dan daya pikir. Sutikno (2007: 5) mengemukakan, belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri, seperti apa yang diungkapkan oleh Umar Hamalik (dalam Rahmat, 2011:4) yang menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Lebih lanjut menurut Makmum (dalam Rahmat, 2011:4) belajar ialah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, sedangkan menurut sudjana (dalam Rahmat, 2011:4) mengemukakan bahwa belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu. Usman (dalam Rahmat, 2011:4) menambahkan bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungannya. Djamarah dan Zain (dalam Rahmat, 2011:4) menjelaskan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, 10

3 bahan meliputi segenap aspek organism atau pribadi, jadi hakikat belajar adalah perubahan. Menurut Gagne (dalam Rahmat, 2011:4) belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Suryabrata dan Masrun (dalam Gufron dan Rini,. 2012:4).mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang jelek menjadi yang baik. Upaya perubahan aspek lahiriah dan batiniah dalam proses belajar tersebut menurut bahasa Bloom (dalam Gufron dan Rini. 2012:5). Menurut Kolb (dalam Gufron dan Rini,. 2012:6). Belajar menjadi suatu proses yang memungkinkan individu untuk lebih adaptif. Menurut Orntein dan Lasley (dalam Gufron dan Rini, 2012:6) menjelaskan bahwa bagian utama dari belajar bukan suatu tindakan yang pasif dari seorang pembelajar, bukan juga hanya reaksi dari stimulus, dan bukan pula menunggu suatu reward. Omrod (2004:14) menjelaskan bahwa devinisi belajar berbeda sesuai dengan perspektif atau pendekatan psikologi yang digunakan, namun demikian dapat disaring menjadi dua devinisi yaitu :pertama; belajar adalah perubahan yang cenderung menetap dalam perilaku sebagai hasil pengalaman. Kedua; 11

4 belajar adalah perubahan yang cenderung menetap dalam representase atau asosiasi mental sebagai hasil pengalaman. Menurut Hilhard Bower (dalam Rahmat, 2011:5) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan kematangan. Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2006:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya lebih baik. sebaliknya, bila ia tidak balajar maka responnya menurun. Selain itu Muhibbin (2007:28) mendefinisikan belajar sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang ada dalam siswa. Pengertian lain mengenai belajar dikemukakan pula oleh Gagne (Sagala, 2009:13) Belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalamannya, disamping itu Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2006:10) menambahkan belajar juga merupakan kegiatan yang kompleks. sedangkan Laster (Sagala, 2009:13) Megemukakan belajar adalah untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap. Dari beberapa pengertian tentang belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan Proses perubahan yang cenderung menetap dan 12

5 merupakan hasil dari pengalaman, serta tidak termasuk perubahan fisiologis, namun perubahan psikologis yang berupa perilaku dari representasi atau asosiasi mental Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya belajar secara muda digambarkan sebagaimana orang-oranag memahami dan mengingat informasi. Brown (dalam Gufron dan Rini, 2012:42). memberi beberapa definisi yang digunakan oleh beberapa peneliti tentang gaya belajar yakni; James and Gardner berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan menggali kembali apa yang telah mereka pelajari. Mariam dan Caffarella mendefinisikan gaya belajar yang popular didalam pendidikan orang dewasa, yaitu karakteristik individu mengenai cara dalam memproses informasi, merasa dan bertindak didalam situasi-situasi belajar. Reichman mengacu pada gaya belajar sebagai himpunan dari perilaku-perilaku dan sikap-sikap terntentu yang berhubungan dengan situasi belajar. Menurut Gunawan (2003: 139) gaya belajar adalah cara yang lebih disukai seseorang dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan memahami suatu informasi. Gaya belajar menurut Keef (dalam Gufron dan Rini, 2012:10-11). 13

6 adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak relative stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Gaya belajar juga merupakan cara yang sifatnya individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungannya, termasuk lingkungan belajar. Definisi lain dikemukakan oleh Kolb (dalam Gufron dan Rini, 2012:11). yang mengatakan bahwa gaya belajar adalah merupakan metode yang dimiliki oleh individu untuk mendapatkan informasi, yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif. Bobbi Deporter (dalam Ahmad, 2010:50) Gaya Belajar adalah orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam kenyataanya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu (audio, visual dan kinestetik), hanya saja biasanya satu gaya yang mendominasi. Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah pertama adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Menurut Gunawan (dalam Gufron dan Rini, 2012:11) gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses, dan mengerti suatu informasi. Menurut Kolb (dalam Gufron dan Rini, 2012:44). Bahwa perbedaan gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi individu 14

7 dalam menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Devinisi gaya belajar telah mengindikasikan banyaknya perbedaan gaya belajar yang ada. Claxton Dan Murrel (dalam Gufron dan Rini, 2012:44). Membagi gaya belajar menjadi empat kelompok besar yaitu : 1. Model Kepribadian 2. Model Pemprosesan Informasi 3. Model Interaksi Sosial 4. Model Pilihan Pengajaran Adapun menurut Rayner & Riding (dalam Gufron dan Rini, 2012:45). Membagi pendekatan dalam konseptualisasi gaya individu dengan : yaitu : 1. Pendekatan Kognition Centred yang fokus pada perbedaan individu. 2. Pendekatan Personality Centred fokus pada karakteristik kepribadian individu. 3. Pendekatan learning fokus pada gaya dalam hubungannya dengan bermacam-macam aktivitas. Menurut Hamzah (2006: ) ada tujuh gaya belajar secara efektif 1. Bermain dengan kata Gaya ini dimulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca, serta menulis. 2. Bermain dengan pertanyaan Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat apabila dimulai dengan pertanyaan. Misalnya, memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan hingga didapat hasil jawaban yang paling ahir. 15

8 3. Bermain dengan gambar Sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, bisa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu. 4. Bermain dengan musik Untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan denga musik. Misalnya mendengarkan musik jazz, lalu berfikir bagaimana lagu itu dibuat. 5. Bermain dengan bergerak Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. 6. Belajar dengan bersosialisasi Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara mendapat informasi dan belajar secara cepat dan mudah memahaminya. 7. Bermain dengan kemadirian Ada sebagian orang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasiya. Universitas Guelph (dalam Gufron dan Rini. 2012:46). Menguraikan satu tinjauan kembali yang baik paling tidak mengklasifikasikan berbagai model gaya belajar yang telah ada untuk menjadi lebih sederhana, yaitu : 1. Dimensi Kepribadian : fokus pada karakteristik kepribadian individu, bahwa kepribadian berpengaruh terhadap pendekatan yang paling disukai dalam mendapatkan dan mengolah informasi salah satu contohnya adalah model Myres-Briggs (dalam Gufron dan Rini, 2012:53-55). yang dibagi terdidiri dari beberapa tipe yaitu : a. Tipe kepribadian extrovert : merupakan dimensi yang menyangkut hubungannya dengan perilaku suatu individu khususnya dalam hal 16

9 kemampuan mereka dalam menjalin hubungan dengan dunia luarnya. Dimana tipe extrovert pelajar memerlukan umpan balik dari guru, karena mereka ingin mengetahui bagaimana mereka sedang melakukan. Pada tipe ini pelajar lebih menyukai kegitan-kegiatan berkelompok, menyukai kegiatan-kegiatan yang bervariasi, cenderung berorientasi pada aksi, cenderung terlibat dalam suatu kegiatan, lebih bersemangat dengan pelajar yang lain, dan spontan. b. Tipe Introvert selalu : dipengaruhi dunia subjektif yaitu dunia dalam dirinya sendiri. Orientasi utamanya lebih tertuju kedalam, yakni pada pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya. Dimana tipe ini cenderung menyimpan banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. selain itu tipe ini juga dikenal sebagai sosok pendiam dan sukar diduga, serta sering menarik diri dari suasana yang ramai. pada tipe ini pelajar lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang dikerjakannya sendiri, lebih bersemangat melalui ide, lebih berkonsentrasi pada sedikit tugas dalam satu waktu, berfikir sebelum berdiskusi atau memutuskan segala sesuatu, cenderung pada Orientasi dan refleksi, serta cenderung mempersiapkan dan memahami suatu kegiatan dahulu sebelum melakukan kegiatan tersebut. 2. Pengolahan informasi seperti model gaya belajar Kolb (dalam Gufron dan Rini. 2012:93-96) yang dicontohkannya meliputi empat empat kuadran yaitu 17

10 a. Kuadran perasaan/pengalaman konkret : dimana individu belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan yang lain. Dalam proses belajar, individu cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadapa perubahan yang dihadapinya. Individu pada kuadaran ini suka dengan hal-hal atau pengalaman-pengalaman baru dan ingin segera mengalaminya, tidak takut untuk mencoba, suka berkumpul dengan orang lain, dan berusaha keras memecahkan permasalah yang dihadapinya dengan bertukar pikiran dengan teman-teman atau kumpulannya, tapi akan merasa bosan jika permasalahan tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. b. Kuadran Pengamatan/refleksi pengamatan : individu ini belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. c. Kuadran Pemikiran/konseptualisasi abstrak : inidividu ini belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dan ide-ide, merencanakan secara sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi dari perkara yang dihadapinya. d. Kuadran tindakan : individu ini belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. 18

11 3. Interaksi sosial : melihat bagaimana pelajar melibatkan teman sebaya mereka dalam kelas, salah satu contohnya adalah model gaya belajar Reichman dan Grasha (dalam Gufron dan Rini, 2011:112) yang mengidentifikasikan adanya tiga bentuk tipe pendekatan individual terhadap situasi belajar, yaitu : a. Avoidant : tipe ini tidak berminat atau tertarik pada pelajaran dalam ruang kelas tradisional, tidak ikut berpartisipasi dalam diskusi kelas dan menyukai evaluasi diri. b. Competitif : tipe ini mempelajari materi agar menjadi lebih baik dari yang lain. c. Independent : tipe ini suka berfikir untuk diri sendiri, memilih untuk bekerja sama, dan mendengarkan ide orang lain. 4. Pendekatan multidimensi dan pemilihan pengajaran yang melibatkan lingkungan. Contohnya adalah gaya belajar model Duun (dalam Gufron dan Rini, 2012: ) Ini mencakup faktor- faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang- orang 19

12 yang memerlukan lingkungan kerja yang teliti, teratur dan rapi, tetapi yang lain lebih suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat. Dari beberapa devinisi tentang Gaya Belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Gaya belajar adalah merupakan suatu cara yang dimiliki oleh masingmasing individu (siswa) untuk menyerap dan memahami informasi yang ada disekitarnya. Dengan demikian peneliti memilih sepuluh indikator untuk menggambarkan modalitas gaya belajar yang dimiliki oleh siswa, untuk gaya belajar visual indikatornya meliputi (1) ketelitian, (2) cara mencatat, (3) cara membaca, dan (4) kerapian, gaya belajar auditorial dengan indikator meliputi (1) Kejelasan dalam Berbicara (2) Cara berkonsentrasi, dan (3) cara mengingat informasi, dan san gaya belajar kinestetik indikatornya meliputi (1) Cara belajar, (2) Posisi duduk dalam kelas, dan (3) keatktifan Macam-Macam Gaya Belajar tiga tipe yaitu: Menurut Hamzah (2006: ) gaya belajar dapat dibedakan menjadi 1. Gaya Belajar Visual Gaya belajar ini lebih banyak mengandalkan penglihatan untuk bisa memahami informasi. Ada beberapa karakteristik yang khas pada tipe gaya belajar visual yakni : a. Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) b. Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna. c. Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. d. Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung. e. Terlalu reaktif terhdap suara. 20

13 f. Sulit mengikuti anjutan lisan. g. Sering kali salah dalam menginterpretasikan kata atau ucapan. 2. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan mengingat suatu informasi. Karakteristik pada tipe ini pertama adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua adalah memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, dan ketiga adalah memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. kategori: 3. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar tipe ini lebih banyak menyentuh sesuatu yang dapat memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ada beberapa karakteristik pada gaya belajar ini yaitu: a. Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar seterusnya bisa diingat. b. Hanya dengan memegang bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. c. Tidak bisa duduk diam terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan guru. d. Belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan yang berorientasi pada fisik. Menurut Bermawy (2011:21) Gaya belajar dapat dibedakan menjadi tiga 1. Gaya Belajar Visual : yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat untuk menyerap informasi. 2. Gaya Belajar Auditorial : gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk menyerap informasi yang masuk. 21

14 3. Gaya Belajar Kinestetik : yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktek langsung atas apa yang sedang dipelajari. Sebagai ilustrasi, digambarkan seperti dibawah ini : a. Orang-orang Visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri. b. Orang-orang auditorial lebih senang kalau informasi datangnya dari orang lain c. Sementara orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktek langsung. DePorter dan Hernacki (dalam Ahmad.2010:42-44)mengemukakan tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi. ketiga gaya belajar itu adalah: 1. Gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat) Disini individu memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang dengan melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar atau visualisasi akan membantu mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide informasi yang disajikan dalam bentuk penjelasan. Apabila seseorang menjelaskan sesuatu kepada orang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, mereka akan menciptakan gambaran mental tentang apa yang dijelaskan oleh orang tersebut. Adapun ciri-cirinya meliputi: a. Rapi dan teratur. b. Berbicara dan membaca dengan cepat. c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik. 22

15 d. Mementingkan penampilan baik dalam berpakaian maupun presentase. e. Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar. f. Biasanya tidak terganggu oleh keributan. g. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkatnya atau tidak. h. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato. i. Lebih suka seni daripada musik. j. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata. Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:34-35) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa,di antaranya untuk siswa Visual a. Gunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep pada siswa b. Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan symbol/warna. c. Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa, selanjutnya siswa mendefinisikan dengan bahsanya sendiri. d. Gunakan gambar berwarna, grafik, tabel sebagai media pembelajaran 2. Auditorial (belajar dengan cara mendengar) Disini individu memiliki kecenderungan gaya belajar audiorial kemungkinan akan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benr menempatkan pendengaran sebagi alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. artinya, anak harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang diterima. Ciri-Cirinya adalah : a. Mudah terganggu oleh keributan. b. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca. c. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 23

16 d. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. e. Merasa kesulitan dalam mencatat tapi pandai dalam bercerita. f. Berbicara dengan fasih dan irama yang terpola. g. Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. h. Lebih suka musik daripada seni. i. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. j. Lebih suka mengeja dengan keras daripada menuliskanya. Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:36) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk siswa auditorial : a. Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya. b. Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan c. Tutor sebaya d. Ubahlah konsep ke dalam bentuk irama/lagu e. Selingi dengan musik 3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh) Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. mereka akan belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru. Ciri-cirinya adalah : a. Berbicara dengan perlahan dan mendekati yang diajak bicara. b. Menanggapi perhatian fisik. c. Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka. d. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca. e. Banyak menggunakan isyarat tubuh. f. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. g. Kemungkinan tulisanya jelek. h. Ingin melakukan segala sesuatu yang menyibukkan. i. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat. j. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika memang sudah berada di tempat tersebut. 24

17 Farhan Shota (dalam Qomariyah 2010:37) Secara sederhana dapat menyesuaikan cara mengajar guru dengan gaya belajar siswa, diantaranya untuk siswa kinestetik : a. Gunakan selalu alat Bantu saat mengajar agar timbul rasa ingin tahu siswa. b. Saat membimbing secara perorangan biasakan berdiri/duduk disamping siswa. c. Buat aturan main agar siswa boleh melakukan bayak gerak di dalam kelas. d. Peragakan konsep, sambil siswa memahaminya secara bertahap. e. Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam kelas. f. Gunakan drama/simulasi konsep. Dari beberapa devinisi diatas tentang macam-macam gaya belajar, maka dapat disimpulkan bahawa macam-macam gaya belajar ada tiga yaitu gaya belajar visual yang lebih banyak menggunakan indra mata ketika belajar, gaya belajar auditorial lebih dominan menggunakan indra pendengaran pada saat belajar, dan gaya belajar kinestetik dimana lebih banyak bergerak, bekerja dan menyentuh. 25

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Belajar dan Tipe Belajar 1.1 Defenisi Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam

Lebih terperinci

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

This study entitled Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang" Guslaini) Elni Yakub 2) Prof. Dr. H. Zulfan Saam, Ms)Email:gusliani@gmail.com 1)Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan : 1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri

Lebih terperinci

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

Available online at  Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi

Lebih terperinci

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Belajar 1.1. Definisi Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita 8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu dilakukan, agar kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR 19 BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah sikap, tingkah laku, ragam dan cara melakukan. 1 Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

Belajar yang Efektif dan Kreatif

Belajar yang Efektif dan Kreatif Belajar yang Efektif dan Kreatif http://staff.uny.ac.id/dosen/agus-triyanto-mpd Pertanyaan-Pertanyaan Apa yang Anda harapkan sebelum memasuki SMKN 6 Yogyakarta? Apakah harapan Anda sudah sebagian atau

Lebih terperinci

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi teori 1. Prestasi belajar listrik otomotif a. Pengertian prestasi belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan

Lebih terperinci

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kedisiplinan 2.1.1 Pengertian Disiplin Belajar Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA Dina Amelia 702011094 Mario da Costa 702011901 A. ANALISIS PEMBELAJARAN Analisis pembelajaran adalah: langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016 1 Linda Sekar Utami 1 Dosen Progran Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara

Lebih terperinci

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid

TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaankepercayaan, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar 1. Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar

Lebih terperinci

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 DAFTAR ABSEN XI IPS-4 No Kode Nama 1 A01 2 A02 3 A03 4 A04 5 A05 6 A06 7 A07 8 A08 9 A09 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan sejak anak masih kecil sampai anak menjadi dewasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013

KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 KONSEP dan MAKNA BELAJAR Belajar dan Pembelajaran Tahun 2013 Anak Belajar dari Kehidupannya Children Learn What They Live (by Dorothy Law Nolte) Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Perbedaan Tingkat Prestasi... (Pertiwi) 1 THE COMPARATIVE OF LEARNING ACHIEVEMENT REVIEW FROM LEARNING STYLE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan 7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Proses berpikir kreatif berhubungan erat dengan kreativitas. Munandar (2009), kreativitas merupakan kemampuan umum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Lebih terperinci

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL

MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Variasi Pembelajaran 1. Pengertian Variasi Pembelajaran Membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mengajar. Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan. Suryabrata (1984:12) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Abstraksi Menurut Grey & Tall (2007) abstraction mempunyai dua arti, pertama sebagai proses melukiskan suatu situasi, dan kedua merupakan konsep

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membangun bangsa dan negara. Dengan demikian dalam program pembangunan masalah pendidikan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanyaan Siswa Banyak kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang sering dilakukan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sebagai contohnya adalah bayi yang sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko No. Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kajian tentang Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keberhasilan dan kegagalan proses belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besar dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Scaffolding Pengertian istilah scaffolding berasal dari istilah ilmu teknik sipil yaitu berupa bangunan kerangka sementara atau penyangga (biasanya terbuat

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep belajar Menurut Daryanto (2010: 2), belajar adalah suatu proses perubahan yaitu yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir kritis merupakan proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam BAB II ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas ini. Teori yang dikemukakan antara lain teori tentang belajar, hasil belajar, sikap, teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya

Lebih terperinci

Desain dan Pengembangan Pelatihan

Desain dan Pengembangan Pelatihan Modul ke: Desain dan Pengembangan Pelatihan Teori Pembelajaran Efektif Fakultas PSIKOLOGI EY Eka Kurniawan, M. Psi eyeka13@gmail.com Program Studi Psikologi Renungan Tell me and I forget. Teach me and

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Secara bahasa minat berarti kecendrungan hati terhadap sesuatu. Menurut Slameto minat adalah rasa ketertarikan pada

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI Nurhasanah 1 Universitas Papua 1 Hasanahnur705@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pembelajaran adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pembelajaran adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pembelajaran adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapai oleh setiap orang (Slameto, 2010). Sudah menjadi wacana besar bahwa pembelajaran sekarang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan pencapaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci