Pesawat C-130 Hercules Versi Militer BAB II PESAWAT C-130 HERCULES VERSI MILITER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pesawat C-130 Hercules Versi Militer BAB II PESAWAT C-130 HERCULES VERSI MILITER"

Transkripsi

1 BAB II PESAWAT C-130 HECULES VESI MILITE II.1 Deskripsi Umum Pesawat C-130 Hercules Pesawat C-130 Hercules merupakan pesawat angkut taktis militer yang, memiliki kemampuan operasi jarak jauh (long-range), serta mampu beroperasi di segala cuaca (all-wheather operation capabilities). Pesawat dapat dioperasikan dalam konfigurasi cargo atau personil (pasukan/peterjun) serta dapat dikonversi untuk evakuasi medis udara, (aerial delivery missions) lihat lampiran A. Pesawat C- 130 Hercules juga memiliki kemampuan mendarat dan terbang (landing and take off) pada landasan yang pendek (short landing-take off), serta dapat digunakan untuk pendaratan pasukan dalam operasi pangkalan (base operation). Formasi Pesawat C-130 Hercules TNI AU saat ini sebanyak 23 pesawat dengan berbagai tipe (B, H dan L ). Berdasarkan contract delivery Pesawat C- 130B menjadi bagian kekuatan TNI AU secara berkala sejak tahun 1960, 1961, 1979, dan Pesawat C-130H pada tahun Sedangkan Pesawat L Hercules adalah pesawat Hercules versi sipil yang sudah dimodifikasi menjadi versi militer, hibah dari Pelita Air Service dan Merpati Airlines pada tahun 1995 dan Dari segi usia operasional Pesawat C-130 Hercules sudah beroperasi selama 46 tahun (Tipe B) dan 36 tahun (Tipe H), sehingga masuk kategori sebagai aging aircraft. Pesawat C-130B Hercules telah melaksanakan Service Life Extension Program (SLEP ), dan saat ini diprogramkan untuk pemeliharaan pasca SLEP yang disebut dengan istilah etrofit. Pesawat C-130 Hercules versi militer merupakan pesawat jenis high wing monoplane yang semua konstruksinya terbuat dari logam (metal). ancangan struktur pesawat terbagi atas tiga bagian utama yaitu badan pesawat (fuselage), sayap (wing), dan ekor (empenage). Konstruksi fuselage seluruhnya adalah metal semimonoque dan dibagi menjadi dua compartment utama yaitu : flight station dan cargo compartment. Flight station diperuntukkan sebagai ruang/akomodasi Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -9-

2 crew dan kendali terbang pesawat. kantilever penuh, box beam dan stiffener terintegrasi. Desain sayap dan ekor pesawat adalah Crew station merupakan tempat yang diperuntukkan bagi pilot, kopilot, flight engineer dan navigator. Tempat duduk bersebelahan pilot (kiri) dan kopilot (kanan), dipisahkan oleh kendali terbang di bagian depan flight station. Tempat duduk navigator di belakang kopilot, sedangkan flight engineer tempat duduknya di tengah. uang cargo (cargo compartment) mempunyai dimensi panjang 41 ft, lebar 10 ft 3 inch, dan tinggi 9 ft. Akses pintu pesawat terdiri dari : di sebelah kiri fuselage terdapat pintu untuk crew yang dapat dioperasikan secara manual, 2 pintu untuk peterjun yang ditempatkan di setiap sisi bagian belakang fuselage dekat roda pendarat. Selain itu terdapat 6 pintu darurat, 3 di bagian atas fuselage, 1 di sisi kanan fuselage bagian depan dekat roda serta 2 jendela di flight station yang juga dapat digunakan sebagai pintu darurat. Daya pesawat disuplai oleh 4 engine Allison turboprop dengan putaran konstan. Setiap engine memutar 4 Blade standar hidromatik, constant speed full feathearing, dan reversible-pitch propeller. Bab 2 ini menguraikan sejarah singkat, definisi misi penerbangan dan tingkat kesiapan, status usia, serta prinsip kerja utama yang direpresentasikan dalam bentuk diagram blok fungsional (Functional Block Diagram/FBD) dari masingmasing sistem dan subsistem Pesawat C-130 Hercules. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -10-

3 II.2 Definisi Misi Penerbangan, Tingkat Kesiapan (Mission eadiness) dan Status Pesawat C-130 Hercules Versi TNI Angkatan Udara II.2.1 Definisi Misi Penerbangan Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU Kategori misi penerbangan militer yang akan dijalankan oleh Pesawat C-130 Hercules terdiri dari sembilan (9) misi penerbangan, di mana dari misi penerbangan ini akan diturunkan komponen penunjang kelaikan penerbangan (NO GO ITEM) Pesawat. Adapun misi penerbangan militer, antara lain : a. Very Very Important Person/Very Important Person (VVIP/VIP) b. Combat Operation (Operasi Tempur) c. Local Training d. Cross Country e. Overseas / Ferry Flight f. Night Flight g. Instrument Flight h. Search and escue (SA) i. Formation Flight (Terbang Formasi) II.2.2 Definisi Tingkat Kesiapan (Mission eadiness) Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU TNI Angkatan Udara mendefinisikan tingkat kesiapan pesawat dalam suatu satuan operasional (Skadron Udara) dengan prosentase perbandingan antara jumlah pesawat tersedia atau siap pakai (available) setiap hari dengan jumlah sasaran kesiapan pesawat dalam satu bulan. Jumlah Hari Pesawat Siap Pakai Kesiapan ata-ata = x 100 % Jumlah Sasaran Kesiapan x Jumlah Hari dalam Bulan Kesiapan pesawat tergantung kepada kebijakan yang diambil oleh Mabes TNI AU dengan mengalokasikan 3500 FH atau dalam usia kalendar selama 1 tahun, yang didistribusikan untuk 8 sampai 9 pesawat. Sehingga setiap pesawat dengan kebijakan Staggering mendapatkan 380 sampai 450 FH per tahun. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -11-

4 Tabel II.1 Contoh Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules TNI AU Tahun 2006 Tail Number Prosentase Kesiapan Pesawat Tahun 2006 No. Pesawat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des pertn 1 A A A A A A A A A A A ata-rata Kesiapan T in g k a t K e s ia p a n a t a - a t a P e s a w a t C H e r c u le s T a h u n Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des Prosentase Kesiapan /Bulan K e s ia p a n K a ta - a ta B u l a n T in g k a t K e s ia p a n P e r T a il N u m b e r P e s a w a t C H e r c u le s T a h u n Prosentase K esiapan/bulan K e s ia p a n / T N K / T N A A A A A A A A A A A T a i l N u m b e r C H e r c u l e s Gambar II.1 Contoh epresentasi Tingkat Kesiapan Pesawat C-130 Hercules Tahun 2006 Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -12-

5 Sedangkan pendefinisian tingkat kesiapan pesawat (available) dijabarkan secara sederhana dengan : A 0 = Total Time - NMCT (Not Mission Capable Time Total) Kategori NMCT : - Pemeliharaan (Harian, ingan, Sedang, Berat, khusus atau diluar TNI AU) - Perbaikan - Modifikasi - Tunggu Sukucadang - Ganti Motor - Hambatan Kemampuan personel - IAN/SIP/SDLM - Tunggu alat, dan - Hambatan lain lain II.2.3 Status Usia Pesawat C-130 Hercules Versi TNI AU Status usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU bisa dilihat dalam 2 kategori, yaitu ; usia berdasarkan Flight Hour (FH) dan usia berdasarkan kalender. Gambaran status usia Pesawat C-130 Hercules dapat dilihat pada Tabel II.2 dan Gambar II.2. Tabel II.2 Status Pesawat C-130 Hercules TNI AU ( per 30 April 2006) Pesawat C-130 Hercules TNI AU No. Tail Number TSN eceived No. Tail Number TSN eceived 1 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -13-

6 Usia Pe sawat C-13 0 Herc ule s Pe r Tail Num be r Aircraft Age (Years) A-1302 A-1303 A-1304 A-1305 A-1308 A-1309 A-1310 A-1312 A-1313 A-1315 A-1316 A-1317 A-1318 A-1319 A-1320 A-1321 A-1323 A-1325 A-1326 A-1327 A-1328 A-1314 A-1341 Tail Number Aircraft Age' 'First 25 Years Age' 'Sec ond 25 Years Age' Gambar II.2 epresentasi Grafis Usia Pesawat C-130 Hercules TNI AU (2006) II.3 Sistem Daya (PowerPlant) Empat (4) engine Allison T56-A-15 Turboprop membangkitkan tenaga sekitar 2,6 HP/Lb berat saat maximum power. Engine terdiri dari 3 komponen utama : axial-flow gas turbine power unit merupakan pembangkit tenaga (power section) yang mentransmisikan daya ke propeller dalam bentuk torque. Unit daya (power unit) terdiri dari air inlet housing, 14-stage compressor, diffuser assembly, combustion section, 4-stage turbine dan accessory case. Fuel Tank Air Accessory Drive Housning Assembly FCU Starter Gen APU/GT C Bleed Air (Udara) Compressor Assembly Combustion Assembly Engine Section Turbine Assembly educti on Gear Assembl y Prop eller Output Daya Gambar II.3 Power Plant (Allison Turbo-Prop Engine) C-130 Hercules Komponen kedua adalah reduction gear assembly, mentransmisikan daya dari turbine power unit melalui single propeller shaft. Dan yang terakhir torquemeter Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -14-

7 assembly, mentransmisikan daya shaft ke propeller saat start engine, sehingga akan memutar starter generator. Putaran starter generator akan memutar kompresor melalui kompresor 14 stage dan menghasilkan perbandingan kompresi mencapai 9,5 : 1. II.4 Propeller Sistem propulsi menggunakan turbojet engine dan propeller yang didesain beroperasi sebagai unit terkoordinasi. Engine menyediakan sumber daya dan propeller mengubah daya ini menjadi gaya dorong (thrust). Komponen utama propeller adalah barrel assembly, blade assembly, dome assembly, spinner assembly, de-icer control ring holder assembly dan propeller control assembly. Blade terbuat dari solid aluminium alloy yang di tempa. Daya listrik dari sistem listrik pesawat ditransmisikan dari brush assembly. Barrel assembly berfungsi untuk mentransmisikan torque engine ke propeller blade serta mereduksi putaran poros propeller. Dome assembly berfungsi sebagai mekanisme untuk mengubah sudut blade propeller. Propeller Systems Propeller Blade Assy Propeller Control Unit (PCU) Barrel Assy Spinner Assy Dome Assy Pitch Lock Assy Pump Housing Valve Housing GB De-Icer Contact Constant Speed Take Off P/H V/H Pitch Lock Barrel Dome Governor B L A D E Saat Ground Controller Gambar II.4 Propeller Systems C-130 Hercules Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -15-

8 Putaran eduction Gear Box (GB) yang terhubung dengan Pump Housing dan Valve Housing ditransmisikan ke Barrel assembly melalui kontrol pitch lock. Torgue yang dihasilkan diteruskan ke dome untuk memutar propeller dengan dua kondisi, yaitu saat ground controller akan mengatur sudut propeller ( ), sedangkan jika putaran propeller berada pada putaran konstan atau saat pesawat take off, peran ini akan diambil alih oleh governor yang akan memberikan sudut propeller ( ). II.5 Sistem Kelistrikan (Electrical System) Daya listrik pesawat berasal dari 5 AC generator dan dari baterai. Tiap 1 engine dan APU menyuplai 40 KVA AC generator, yang digunakan untuk primary AC 3 phasa serta phasa tunggal secondary dan primary AC. Listrik AC dari 4 engine ditransmisikan melalui 4 bus AC, yaitu AC bus kiri, AC bus essensial, bus AC utama dan bus AC kanan dengan sistem operasi dari kombinasi 2 atau lebih engine driven AC generator. Jika hanya 1 generator yang beroperasi maka daya listrik akan digunakan hanya untuk essensial AC bus dan AC bus utama. Sedangkan APU hanya dihubungkan dengan essensial AC bus. Daya listrik AC dan DC yang berasal dari luar (batterai) dihubungkan melalui sisi kiri fuselage di depan kompartemen batterai. Daya untuk sistem AC primer disuplai dari 5 AC generator, yang juga digunakan untuk mengoperasikan sistem AC sekunder dan sistem DC. Sumber daya listrik DC terdiri dari 4 transformer rectifier (T) 28 volt 200 ampere. Yang terdiri dari 2 EA untuk essential DC bus dan 2 EA untuk main DC bus. T ini dihasilkan dari merubah arus AC menjadi arus DC. Selain itu sumber power DC dihasilkan dari batterai yang berfungsi untuk menyuplai daya darurat serta digunakan untuk starter generator APU/GTC. Batterai yang digunakan adalah tipe Lid Acid 24 volt (36 amp hr) (31 Amp hr). Selain daya listrik yang dihasilkan oleh tipa engine dan APU-nya ada sumber lain untuk menghasilkan daya listrik yang berasal dari eksternal power. Eksternal power dibutuhkan untuk menghasilkan sumber arus AC dari generator pada tiaptiap engine yang memiliki kemampuan 8 pole main generator, 30 pole magnet generator, 40 KVA, 115/volt AC, 400 hz. Generator diputar oleh bagian depan Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -16-

9 gear box pada tiap-tiap engine atau power section. Generator berfungsi normal setelah putaran mesin mencapai 100 %. Sumber arus AC yang lain dihasilkan dari inverter 115 volts AC 250 volt amp dan 2500 volts amp. Inverter menaikkan dan mengubah tegangan volt DC menjadi volt AC dengan tenaga dari essential DC bus. Pada control panel inverter switch diberi tanda garis kuning horizontal dengan 3 posisi, apabila posisi horizontal power didapat dari arus AC ke arus AC. Apabila switch pada posisi off berarti putus hubungan power tersebut. Sedangkan kalau kita memposisikan ke switch horisontal maka inverter akan bekerja dan akan menghasilkan 115 volt s AC 400 hz. Electrical System Primary AC Engine Driven Gen APU Generator Generator Outlight Meter Secondary AC Inverter Power elay Power Outlight Voltage egulator DC Power System Battery TU External DC Loadmeter Volt meter Frequency Meter Gambar II.5 Electrical System C-130 Hercules II.6 Sistem Bahan Bakar (Fuel System) Sistem bahan bakar Pesawat C-130 Hercules dirancang agar pesawat memiliki kemampuan untuk melakukan misi jarak jauh. Kapasitas total bahan bakar Pesawat C-130 Hercules adalah lbs dan dapat digunakan sampai pada level lbs. Pesawat juga dapat di-refuel dan defuel dari adapter Single Point efueling (SP), yang ditempatkan di sisi kanan penutup roda bagian depan. Tiap engine memungkinkan untuk disuplai bahan bakar baik secara langsung (gravity) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -17-

10 dari tangki bahan bakar utama ataupun melalui crossfeed manifold system, dari setiap tangki. Sedangkan bahan bakar APU disuplai langsung dari tangki bahan bakar nomor 2. Empat tangki bahan bakar utama ditempatkan di sayap yang dihubungkan secara terintegrasi serta menggunakan seal struktur sayap untuk dinding tangki. Booster pump di pompa kepada engine yang akan diputar, untuk mencegah terjadinya aliran fuel yang tidak diinginkan maka dipasanglah valve. Dua kontrol panel dibutuhkan untuk mengontrol operasi dan manjemen seluruh sistem atau yang biasa disebut dengan Fuel Management Systems (FMS). Fuel System Main Tank Auxiliary Tank External Tank Maifolds Vents Pumps Valves Indicator Water emoval System Fuel Management System (FMS) Gambar II.6 Fuel Systems C-130 Hercules II.7 Sistem Hidraulik (Hydraulic System) Sistem hidraulik Pesawat C-130 Hercules terbagi atas tiga sistem utama dan satu sistem pendukung, yaitu ; Auxiliary Hydraulics System (AHS), Utility Hydraulics System (UHS), dan Booster Hydraulics Systems (BHS) sebagai sistem utama serta Forward Cargo Door yang dioperasikan secara terpisah. Hydraulic power souce berasal dari Engine Driven Pump (EDP) pada tiap-tiap engine. Apabila engine memutar EDP, maka EDP akan menghasilkan pressure hydraulic (3000±200) Psi. Engine 1 dan 2 menyuplai pressure untuk utility sedangkan engine 3 dan 4 menyuplai pressure ke booster. Sistem AHS dihasilkan dari auxiliary pump yang menghasilkan pressure (3000 ± 200) psi. Penggunaan AHS hanya digunakan untuk ramp door system dan aft door serta brake system. Namun AHS bisa juga digunakan saat pesawat tidak terbang (on ground). AHS juga bisa menyuplai utility system dengan jalan menurunkan posisi switch (ground check out valve) ke Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -18-

11 bawah. Sumber daya sistem hidraulik untuk utility maupun booster disuplai oleh engine driven pump (EDP) yang terpasang pada gear box, sehingga jika engine berputar maka tekanan akan menunjukkan 3000 ± 200 psi. UHS ini digunakan untuk mengoperasikan flight control, flap system, landing gear system serta anti skid system. BHS hanya bisa digunakan untuk mengoperasikan flight control system saja seperti untuk menggerakkan aileron, rudder dan elevator. Adapun pressure dari BHS sama dengan UHS. Hydraulics Systems Auxiliary Hyd Syst Forward Cargo Door Utility Hyd Syst Booster Hyd Syst Engine Driven Pump 3 & 4 Engine Driven Pump 3 & 4 amp Act Cyld Aileron Aft Cargo Door Forward Cargo Door Act Cyilnder Nose Landing Gear Actuating Cyilnder Gambar II.7 Hydraulics Systems C-130 Hercules udder Elevator BHS E S E V O I EDP Engine 3 & 4 Suction Boost Pump Press Trans & Snubber Press Trans & Snubber Gambar II.8 Booster Hydraulics System (BHS) A C C U M U L A T O Shutoff V. Shutoff V. Diverter V Shutoff V Aileron udder Press Trans Elevator AHS NLG Emergency Extention Valve E S E V O I Hand Pump FCD Control Valve FCD Actuating Cylinder Gambar II.9 Forward Cargo Door and Nose Landing Gear Extention Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -19-

12 AHS E S E V O I Cooler Assmbly Electrical Driven A C C U M U L A T O amp Control amp Actuating Cylinder Aft Cargo Door Actuating & Lock Cylinder Hand Pump Press Trans & Snubber Gambar II.10 Auxiliary Hydraulics System (AHS) II.8 Sistem Kendali Terbang (Flight Control System) Flight control terdiri kontrol permukaan utama (aileron, rudder dan elevator), sistem kontrol trim tab, dan sistem kontrol flap. Main control surface dikontrol secara mekanik oleh booster hydraulic. Trim tab dikontrol oleh sistem kontrol elektrik. Keduanya juga dapat dikontrol secara autopilot, jika autopilot dioperasikan. Sedangkan flap kontrol dioperasikan dengan tekanan hidrolik. Aileron Boost Cylinder udder Pedal LH udder Pedal H Contro l Wheel BHS Pressure udder Boost Cylinder UHS Pressure Flaps Lever Elevator Boost Cylinder Gambar II.11 Flight Control System (FCS) Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -20-

13 II.9 Sistem Pneumatik (Pneumatic System) Sistem pneumatik Pesawat C-130 Hercules disuplai oleh Bleed Air System (BAS) yang digunakan untuk starter engine, sistem floor heat, sistem anti icing (engine inlet air duct, sayap dan ekor, radome, urinal drain), sistem AC untuk flight station dan cargo compartment, serta sistem tekanan kabin. Setelah engine pesawat di starter, bleed air akan didapatkan dari compresor section dari tiap-tiap engine, dengan output 158 PPM aliran udara pada F dan 125 PSIG. APU Pressuri zation Cargo compartment syst Bleed Air Bleed Air Valves: Pressure regulator & shutoff V. Divider V. Wing Isolations V. Anti Icing V. Floor Heat shutoff V. Flow control & shutoff V. adome A nti-icing control V. Sistem AC Under Floor Heating Flight Station syst AUX Vent adome Engine Oxygen Syst Anti Icing Syst Gambar II.12 Pneumatic System (AHS) Wing & Empenage NESA Winshield AUX Vent II.10 Sistem oda Pendarat dan Pengereman (Landing Gear and Brake System) Landing gear system terdiri dari roda, steering nose gear (NSG) dan main landing gear (MLG). Dalam operasi normal sistem ini menggunakan UHS. Nose gear retrack kedepan searah dengan bagian nose fuselage, MLG retrack secara vertikal kesisi kiri dan kanan roda di fuselage. Dalam posisi retrack, semua landing gear ditutup oleh pintu secara mekanik. Sistem penunjukan posisi landing gear memberikan indikasi visual dari posisi tiap gear, dan penunjukan visual pada kondisi landing gear jika tidak terkunci. Dalam operasi normal, waktu retrack ataupun ekstensi baik NLG maupun MLG adalah 19 detik atau kurang. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -21-

14 UHS Pressure LG Control Panel LG Selector Valve Steering Wheel Steering Control Valve Brake Lock Motor Brake Lock Motor Uplock Cylinder Down lock Cylinder Gear Box Gear Box Steering Cylinder LH MLG MLG System H MLG LH/H NLG NLG System Gambar II.13 MLG dan NLG System Brake system dioperasikan secara hidrolik, brake jenis multiple disk terpasang pada empat roda MLG, sedangkan NLG tidak memiliki brake. Brake secara normal dioperasikan dari tekanan UHS, dengan alternatif supplai tersedia melalui AHS. Jika daya listrik off, sistem akan menyuplai tekanan untuk mengoperasikan brake. Fluida untuk sistem operasi normal mengalir melalui selector valve menuju katub kontrol brake kiri dan kanan. Dari katub kontrol fluida mengalir melalui katub dual anti skid, brake fuse, dan shuttle valve menuju brake. Tiap brake dikontol oleh katub kontrol brake, katub anti skid, dan shuttle valve brake. AHS menyuplai pressure melalui katub selector emergency brake, dan menggerakkan emergency brake system. UHS dan AHS posisinya dipilih secara manual dengan brake select switch. Jika AHS pressure tidak dapat dioperasikan secara elektrik, maka dapat menggunakan handpump AHS. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -22-

15 AHS Pressure UHS Pressure Accumulator Accumulator Transmitter Selector Transmitter Whell brake Transduser Emergency Brake Valve udder Pedal Emerg/Normal Parking Brake Handle Normal Brake Valve udder Pedal Whell brake Transduser Shuttle V. Brake Control Valve Brake Control Valve Shuttle V. Anti Skid Valve De-energized ON/OFF 28 VDC Anti Skid Valve De-energied Parking Brake Shuttle Valve Parking Brake Shuttle Valve Shuttle V. Shuttle V. Whell brake Transduser Anti Skid Control Box ON FWD LH LH H H OFF AFT FWD AFT FWD AFT Whell brake Transduser Gambar II.14 MLG Brake System II.11 Sistem Pendingin dan Tekanan Kabin (Air Conditioning and Pressurization System) Sistem AC Pesawat C-130 terbagi menjadi 2 bagian yaitu, AC flight station dan AC cargo compartment, yang beroperasi secara independen ataupun simultan. Keduanya dioperasikan oleh bleed air yang disupplai dari engine compressors, atau jika dioperasikan di bawah menggunakan APU. Kedua sistem menjaga udara sesuai temperatur yang disyaratkan dan membuang ekses kelembaban sebelum udara masuk ke pesawat melalui duct system. Udara yang masuk ke sistem AC dikontrol oleh sistem regulator dengan dua kondisi operasi, yaitu selama terbang dan selama kondisi shutoff baik AC ataupun pressurization yang disyaratkan. Setiap regulator akan mengkompensasi udara sesuai ketinggian pesawat sekitar 70 PPM, dan saat ketinggian ft menjadi 34 PPM. Sedangkan pada under Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -23-

16 floor heating system mencapai 34 PPM saat ft. Pressure dari engine masuk ke heat exchanger, kemudian melewati turbine cooling sehingga menghasilkan udara bertekanan untuk AC dan pressurize system. Daya listrik untuk komponen kontrol sistem AC disuplai melalui sirkuit breaker pada panel kopilot. II.12 Sistem Anti es dan De-ice (Anti-Icing and De-Icing System) Anti icing system digunakan untuk mencegah formasi es pada daerah kritis di pesawat, sedangkan De ice system membuang es setelah terbentuk. Panas untuk sistem didapatkan baik dari penggunaan elemen pemanas elektrik atau udara yang berasal dari bleed air system (BAS). Udara panas dari BAS ini digunakan anti icing system untuk wing and empenage leading edge, nose radome, dan engine inlet air and cooler scoops. Anti icing system menggunakan panas dari sumber listrik yang di pasang pada winshields, pitot tubes, dan bagian depan dari propeller spinner. De-icing blade propeller dan bagian belakang propeller spinner juga dibuat secara elektrik. Ice detection system digunakan untuk mencapai operasi otomatis dari anti icing dan de-icing system. Anti Icing De-Icing System Ice Detection System Bleed Air System Wing & Empenage Leading Edge Nose adome Engine Inlet Air & Oil Cooler Scoops Wing & Empenage Leading Edge Electrical Heating element Winshields Pitot Tube Forward section & afterbody Prop spinner Prop Blade & rear section Prop spinner Prop spinner middle, rear section De-Icing Automatic Operation Nose adome Anti Icing Engine Inlet Air Duct Anti Icing Compressor Inlet Guide Vane Anti Icing Propeller Spinner Anti Icing Propeller Blade De-Icing Gambar II.15 Anti Icing and De-Icing System Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -24-

17 II.13 Sistem Oksigen (Oxygen System) Pesawat C-130 Hercules dilengkapi dengan sistem oksigen cair dengan tekanan 300 Psi. Sistem menggunakan diluter-demand automatic pressure breathing regulator dan beroperasi pada tekanan 270 sampai 455 Psi dalam sistem statis di bawah kondisi tanpa aliran. Pada saat digunakan tekanan menunjukkan 270 sampai 340 Psi. Pemilihan secara manual memungkinkan sistem menyediakan oksigen sesuai dengan kebutuhan tergantung pada perubahan cabin altitude, atau saat darurat menggunakan oksigen 100 %. Sistem oksigen pesawat ada dua macam, pertama yang terpasang di pesawat (diisi setiap habis pemakaian) terdiri dari 11 Oksigen masker, dan yang kedua adalah sistem portabel (4 unit). Oksigen disuplai dari 15 liter oksigen cair oleh converter melalui 2 unit heat exchanger ke 6 supplai regulator (di flight deck) dan 4 (di cargo compartment). II.14 Sistem Kendali Terbang 105 (Flight Control System / FCS 105) FCS 105 adalah kombinasi autopilot, guidance, display dan sensor, dan dibuat dari 2 flight director system (FDS) dan autopilot. FDS 1 dan 2 menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan daya 115 VAC dari essential AC bus. Autopilot menggunakan daya 28 VDC dari essential DC bus dan 115 VAC dari essential AC bus. FCS dilengkapi dengan indikator dan kontrol, seperti : ADI, GYO ATT, INS ATT, dan lain-lain. II.15 Sistem Avionic (Avionic System) Definisi avionic system Pesawat C-130 Hercules, berdasarkan Flight Manual (FM382C-94D) adalah seluruh peralatan avionik kecuali FCS 105. Sistem navigasi pesawat merupakan gabungan komposisi dari peralatan avionik dan radio, yang berfungsi untuk mendapatkan informasi tentang posisi pesawat dan arah terbangnya seperti pada pemakaian kompas dan internal navigation system (INS). Sumber daya dari semua alat navigasi dan komunikasi pada pesawat ini disuplai oleh 26 volts AC, 115 volts AC dan 28 volts DC dari sistem listrik pesawat. Instrumen navigasi Pesawat Hercules terdiri dari radio magnetic indicator, turn and bang indicator, rate of climb indicator, airspeed indicator, Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -25-

18 altimeter indicator, bearing distance horizontal indicator, magnetic compass (C12 compass system) dan outside air temperature, serta dilengkapi dengan peralatan avionik untuk komunikasi intercom. II.16 Instrument Instrumen Pesawat C-130 Hercules terbagi dalam dua kelompok utama yaitu, pitot static instrument dan miscellaneous instrument. Pitot static system menyuplai tekanan udara dari atmosfer untuk mengoperasikan vertical velocity, airspeed, dan altimeter indicator. Pitot Static system juga menyuplai tekanan ke flight control system (FCS) air data control, airspeed sensor, dan true air speed (TAS). Dua pitot tube ditempatkan pada sisi yang berlawanan di nose pesawat. Sedangkan miscellaneous instrument terdiri dari 4 instrumen yaitu, indikator temperatur udara, magnetic compass, accelometer, dan jam pesawat. II.17 Miscellaneous System and Equipment Miscellanous system and equipment merupakan sistem dan alat-alat kelengkapan pendukung lainnya dari Pesawat C-130 Hercules. Miscellanous system antara lain, missile, cargo loading equipment, cargo door and ramp system, aerial delivery system, troop carrying equipment, casualty carrying equipment, paratroop equipment air deflectors, crew entrance door, door warning system, dan crew seats. Sedangkan miscellanous equipment terdiri dari winshield wipers, fasilitas toilet, galley equipment, ladders, tutup pelindung, blackout curtains, sistem alarm, pelampung, alat pemadam kebakaran yang dioperasikan dengan tangan, peralatan pertama pada kecelakaan (P3K), lampu darurat, tali darurat, kapak tangan, dan baju anti api. Semua perlengkapan di atas, ada yang merupakan opsi (pilihan) dan ada yang merupakan peralatan yang harus dipunyai dan dibawa oleh pesawat sesuai dengan ketentuan aturan dan misi penerbangan yang dijalankan. Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules -26-

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer FUEL SYSTEM adalah sistem pengisian, penyimpanan dan pendistribusian fuel ke ssistem engine dan APU Pada normalnya

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai engine atau mesin yang digunakan pada pesawat terbang, yaitu CFM56 5A. Kita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A 3.1 Teori Dasar APU Auxiliary Power Unit (APU) merupakan mesin turbin gas yang berfungsi sebagai supporting engine pada pesawat. APU tergolong dalam jenis turboshaft,

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Engine Fuel System pada engine CFM56-5A yang diaplikasikan pada pesawat

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas

Lebih terperinci

AIRPLANE PRESSURIZATION

AIRPLANE PRESSURIZATION BAB III SISTEM PENGATURAN TEKANAN PADA KABIN PESAWAT TERBANG BOEING 747-400 3.1. Airplane Pressurization AIRPLANE PRESSURIZATION CABIN PRESSURIZATION CONTROL SYSTEM PRESSURE RELIEF SYSTEM AUTOMATIC MANUAL

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE

BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE BAB III REKONTRUKSI TERBANG DENGAN PROGRAM X-PLANE 3.1 Pendahuluan Dalam tugas akhir ini, mengetahui optimalnya suatu penerbangan pesawat Boeing 747-4 yang dikendalikan oleh seorang pilot dengan menganalisis

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV

BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV 3.1 Mesin Hybrid untuk UAV Definisi Umum Hybrid system adalah tipe powertrain yang menggunakan kombinasi dua tipe gaya penggerak, yakni internal combustion

Lebih terperinci

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK BAB III MEMBUAT STANDAR OPERA SIONA L PR OSEDUR PADA UNIT WA TER TRUC K MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK 1.1 Bagian-Bagian Utama water truck. Pada bagian ini dijelaskan nama-nama

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv v vi vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN. PERNYATAAN. MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMBANG

Lebih terperinci

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 1 MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS 2 DEFINISI PLTG Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP)

BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP) BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP) Sejak diwujudkannya Flingt Inspection Unit atau satuan udara kalibrasi tumbuh

Lebih terperinci

Pengantar Listrik Kapal

Pengantar Listrik Kapal Pengantar Listrik Kapal Scope Yang termasuk dalam shipboard electrical system adalah Electric power plant Penerangan Interior communications dan control Eksterior communications Navigation system dan sistem

Lebih terperinci

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A320-200 PK-AXU Adhit Gyta Prasditya 1, Ir. Herry Hartopo., MT 2 Program Studi Rangka Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT

ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING PK-CJT ANALISIS TIDAK BERFUNGSINYA FLAP PADA WAKTU DIGERAKKAN DARI 0 SAMPAI 25 UNIT PADA PESAWAT BOEING 737-300 PK-CJT Achmad Kamil Fadilla 1, FX. Djamari 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN RETRACTABLE LANDING LIGHT PADA PESAWAT BOEING

ANALISA KERUSAKAN RETRACTABLE LANDING LIGHT PADA PESAWAT BOEING ANALISA KERUSAKAN RETRACTABLE LANDING LIGHT PADA PESAWAT BOEING 737-200 Heni Puspita, MT Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Nurtanio Bandung Email : puspitaheni75@yahoo.co.id ABSTRAKSI Retractable

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

Struktur dari Center Brake

Struktur dari Center Brake BAB I PENDAHULUAN Brake system dan ABS dipasang gunanya adalah untuk mencegah terjadinya cedera akibat kecelakaan karena kendaraan tidak bisa dihentikan pada saat melaju. Saat kendaraan bergerak, meskipun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 LOKOMOTIF Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem hidrolik merupakan salah satu sistem yang sangat berguna untuk kehidupan sehari hari maupun dalam dunia industri, karena fungsi dari sistem hidrolik

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR

AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR AIRBLEED INDICATOR FAULTILLUMINATE AKIBAT GANGGUAN PADA PRESSURE REGULATOR PADA SISTEM DE-ICING PESAWAT ATR 42-500 Reza 1, Bona P. Fitrikananda 2 Program Studi Motor Pesawat Terbang Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Kondisi Black Out adalah kondisi dimana sumber tenaga penggerak utama, permesinan bantu, dan peralatan lainnya pada kapal

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA

ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA ANALISA TERJADINYA STUCK OPEN PADA ENGINE AIR INTAKE ICE PROTECTION VALVE PESAWAT AIRBUS A330-200 PK GPK GIA DAN CARA PENANGGULANGANNYA Arya Dian D 1, FX. Djamari 2 Program Studi Rangka Motor Terbang Fakultas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM)

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) a. Fungsi Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau UAS (Unmanned Aircraft System) merupakan salah satu teknologi kedirgantaraan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli

Periksa apakah laju aliran oksigen di setiap outlet sudah tepat. Nyalakan mesin dan periksa apakah terdapat kebocoran oli Periksa apakah ada pertukaran udara yang cukup 4 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet 0V 5 Periksa fungsionalitas dari setiap outlet V 6 Periksa sambungan ground pada semua sirkuit Periksa dan amankan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF BAB IV SISTEM PENGEREMAN LOKOMOTIF 4.1 Penjelasan Tentang Sistem Pengereman Tipe pengereman lokomotif digunakan pada lokomotif diesel hidrolik dan kereta.serta gerbong. Pada system ini mempunyai beberapa

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Pengertian APU Auxliliary Power Unit (APU) secara harfiah didefinisikan sebagai unit tenaga tambahan pada pesawat terbang yang dipakai untuk menghasilkan tenaga listrik dan tenaga

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI

TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI TURBIN UAP & GAS ANALISA PENGARUH WATER WASH TERHADAP PERFORMANSI TURBIN GAS PADA PLTG UNIT 7 PAYA PASIR PT.PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN SKRIPSI Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT Standar Guru (SKG) Guru Mata 1 2 3 4 5 6 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Session 4 Diesel Power Plant 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD Siklus Otto Four-stroke Spark Ignition Engine. Siklus Otto 4 langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Blower Pengertian Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB IV METODE ANALISIS

BAB IV METODE ANALISIS BAB IV METODE ANALISIS IV.1 Pendahuluan Implementasi analisis RAM saat ini menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam suatu industri modern, mulai dari proses desain, produksi maupun operasionalnya.

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES DAN PELAKSANAAN Mulai Studi Pustaka Tinjauan Lapangan Pengumpulan Data dan Bimbingan Penjelasan tentang pengoperasi an system Kesimpulan dan Saran Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION

TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING NEXT GENERATION TUGAS AKHIR ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR ENGINE AUXILIARY POWER UNIT (APU) HONEYWELL 131-9B PADA PESAWAT BOEING 737-800 NEXT GENERATION Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

Keandalan dan kualitas listrik

Keandalan dan kualitas listrik Keandalan dan kualitas listrik Disadur dari tulisan: Hanif Guntoro dan Parlindungan Doloksaribu Pentingnya Keandalan dan Kualitas Listrik Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama

Lebih terperinci

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR 9.1. PEMILIHAN ENGINE ENGINE Fungsi utama engine adalah memberikan gaya dorong. Aircraft engine dibagi menjadi dua tipe, yaitu piston engine dan jet engine. Keduanya mempunyai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22

DAFTAR ISI. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Teori... 7 B. Uraian Sistem Power Window C. Cara Kerja Sistem Power Window... 22 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR NOTASI... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8

BAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8 BAB III Penerapan Prosedur Penilaian Keselamatan pada Pesawat WiSE 8 3.1. Pendahuluan Pada tahap pelaksanaan tugas akhir ini, dilakukan penerapan penilaian keselamatan pada suatu proses pengembangan pesawat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI PESAWAT UDARA

PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI PESAWAT UDARA Kompetensi Keahlian: 1. Kelistrikan Pesawat Udara 2. Elektronika Pesawat Udara 3. Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara 4. Pemeliharaan dan Perbaikan Motor Rangka Pesawat Udara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM

SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM Brake System (REM) SUSUNAN KOMPONEN SISTEM REM SISTEM REM ( BRAKE SYSTEM) Fungsi Utama: 1. Mengurangi kecepatan dan menghentikan kendaraan 2. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun 3. Sebagai alat

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI PESAWAT UDARA

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNOLOGI PESAWAT UDARA Keahlian: -Air Frame dan Power Plant -Pemesinan -Konstuksi Badan -Konstruksi rangka Kompetensi -Elektronika -Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT Fungsi Air Conditioner adalah untuk : 1. Mengatur suhu udara 2. Mengatur sirkulasi udara 3. Mengatur kelembaban udara 4. Mengatur Kebersihan udara

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP

ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP Gunawan Wijiatmoko 1) 1) TRIE, BBTA3, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Kawasan PUSPIPTEK Gedung 240, Tangerang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori tentang mesin refrigerasi dan beberapa parameter yang berkaitan dengan beban kerja mesin refrigerasi. Selain teori mengenai mesin

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS AVAILABILITY PESAWAT C-130 HERCULES

BAB V HASIL ANALISIS AVAILABILITY PESAWAT C-130 HERCULES BAB V HASIL ANALISIS AVAILABILITY PESAWAT C-130 HERCULES V.1 Pendahuluan Bab ini merepresentasikan hasil analisis terhadap reliability, availability dan maintainability dari tingkat komponen utama dan

Lebih terperinci

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak Jenis Kendaraan Kode Kendaraan Bandara Tahun Form Checklist Tahunan untuk Foam Tender a No Pekerjaan Lakukan inspeksi pada fuel filter eksterior untuk mengetahui ada/tidaknya kebocoran yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,

Lebih terperinci

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ

Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Lampiran Lampiran 1 Prosedur Pengoperasian Generator PT XYZ Semua operator yang menjalankan pengoperasian generator harus mengikuti SOP (Standard Operation Procedure) yang telah dibuat dan ditentukan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci