BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID UNTUK UAV 3.1 Mesin Hybrid untuk UAV Definisi Umum Hybrid system adalah tipe powertrain yang menggunakan kombinasi dua tipe gaya penggerak, yakni internal combustion engine (mesin piston) dan motor listrik (ref. [4]). Sistem ini memiliki karakter dan keunggulan dua tipe gaya penggerak itu pada suatu kondisi pengendaraan tertentu. Prinsip dasar dari sistem ini adalah memaksimalkan kekuatan masing-masing gaya penggerak sekaligus melengkapi kekurangannya. Dengan demikian, dapat mencapai tingkat responsi yang tinggi, kinerja dinamis, dan pengurangan secara dramatis dalam konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang. Prinsip Kerja Hybrid System (ref. [6]) (1) Suplai dari daya listrik dari baterai HV (Hybrid Vehicle) ke MG-B (Motor Generator-B) menyediakan gaya gerak untuk shaft untuk memutar propeller. BATTER Y inverter MG-A PISTON ENGINE PLANETARY GEAR MG-B Connecting rod assembly Gambar 5. Diagram alir transmisi (1) 27

2 (2) Ketika propeller telah digerakkan oleh mesin via planetary gear, MG-A (Motor Generator-A) diputar oleh mesin via planetary gear guna menyuplai ke pembangkit lisrik untuk MG-B. BATTERY inverter MG-A PISTON ENGINE PLANETARY GEAR MG-B Connecting rod assembly Gambar 6. Diagram alir transmisi (2) (3) MG-A diputar oleh mesin via planetary gear, untuk mengisi baterai HV. BATTERY inverter MG-A PISTON ENGINE PLANETARY GEAR MG-B Connecting rod assembly Gambar 7. Diagram alir transmisi (3) 28

3 (4) Pada saat terbang, energi kinetik dari propeller ditangkap kembali dan dikonversikan menjadi energi listrik dan digunakan untuk mengisi baterai HV melalui MG-B. BATTERY inverter MG-A PISTON ENGINE MG-B PLANETAR Y GEAR Connecting rod assembly Gambar 8. Diagram alir transmisi (4) Suatu unit electronic control HV digunakan di antara mode-mode diatas sesuai dengan kondisi terbang. Ketika SOC (State of Charge = keadaan pengisian) baterai HV rendah, baterai HV diisi oleh mesin dengan memutar MG-B. 3.2 Komponen Mesin Hybrid Transaxle Hybrid Umum Ketika sistem ini memadukan dan mengoperasikan dengan efisien dua tipe gaya gerak, mesin dan MG-B, secara berurutan pada suatu kondisi terbang tertentu, gaya gerak dasar diberikan oleh mesin. Gaya gerak mesin dibagi ke dalam dua area; gaya gerak digunakan pada shaft dengan unit planetary gear pada transaxle hybrid, dan gaya gerak untuk mengoperasikan MG-A sebagai generator. Transaxle hybrid terdiri dari MG-A,MG-B, dan unit planetary gear. Mesin, MG-A, MG-B dihubungkan via unit planetary gear secara mekanik.. 29

4 MG-B dan gear untuk shaft propeller digabungkan via connecting rod dan gear. Power Storage System Fungsi power storage system adalah mengoperasikan MG-B seperti generator ketika pesawat sedang dalam keadaan terbang melayang (gliding flight) atau kondisi mesin idle dan menyimpan tenaga listrik dalam baterai HV. FUNGSI KOMPONEN UTAMA Transaxle Baterai HV Item MG-A MG-B Inverter Assembly Planetary Unit Gear Boost Converter DC-DC Converter A/C Inverter Electronic Control Unit ECU Mesin (optional) ECU Baterai (optional) ECU Skid Control (optional) Sensor Posisi Throttle Akselerator Garis Besar MG-A yang diputar oleh mesin, menghasilkan listrik voltase tinggi untuk mengoperasikan MG-B atau mengisi baterai HV. Bisa juga berfungsi sebagai starter. Digerakkan oleh daya listrik dari MG-A atau baterai HV, dan membangkitkan gaya gerak untuk shaft propeller Selama gliding flight, atau saat mesin dalam kondisi idle, MG-B membangkitkan listrik untuk mengisi kembali baterai HV. Mendistribusikan gaya gerak mesin yang sesuai untuk memutar shaft propeller secara langsung. Menyediakan gaya listrik untuk MG-B saat awal pengoperasian, akselerasi dan terbang menanjak (climb). Menggerakkan pengisian kembali selama gliding (terbang layang) maupun cruise dengan tenaga dari mesin/putaran propeller. Alat yang mengubah voltase tinggi DC (baterai HV) menjadi AC (MG- A dan MG-B) dan sebaliknya (mengubah AC menjadi DC). Menguatkan voltase maksimum baterai HV. Menurunkan voltase maksimum DC dan juga untuk menyuplai baterai tambahan (bila dibutuhkan). Merubah voltase minimal DC baterai HV menjadi AC dan memberikan power untuk mengoperasikan kompresor inverter listrik sistem A/C. Informasi dari masing-masing sensor sama seperti ECU diterima, dan berdasarkan pada momen dan daya keluaran yang diperlukan akan dihitung. ECU HV mengirimkan hasil perhitungan itu ke ECU mesin, inverter assembly, ECU baterai, dan ECU skid control. Mengaktifkan ETCS-i/Electronic Throttle Control System-intelligent dalam sesuai dengan target putaran mesin dan gaya gerak mesin yang diperlukan untuk diterima dari ECU HV. Mengamati kondisi pengisisan baterai HV. Mengamati rem regeneratif yang dipengaruhi oleh MG-B Mengubah sudut akselerator menjadi sinyal elektrik dan mengeluarkannya ke ECU HV. Tabel 4. List Komponen Utama 30

5 Daftar komponen-komponen pada tabel di atas mengacu pada daftar komponen yang terdapat pada referensi [6]. Beberapa komponen unik yang tersaji pada tabel di atas hanya tersedia di pasaran sebagai komponen terlisensi khusus untuk perakitan produk Toyota, namun masih mungkin ditemukan komponen-komponen dengan fungsi serupa untuk sistem propulsi hybrid yang akan coba dirancang pada Tugas Akhir ini. 3.3 Cara Kerja Sistem Umum Menggunakan dua tipe gaya gerak yang disediakan oleh mesin dan MG-B, dan menggunakan MG-A sebagai generator. Sistem secara optimal mengkombinasikan gaya tersebut sesuai dengan variasi kondisi terbang. Electronic control unit tetap memonitor kondisi SOC, temperatur baterai, temperatur air dan kondisi beban listrik. Jika terdapat salah satu dari itemitem yang dipantau mengalami kegagalan muntuk memenuhi persyaratan electronic control unit akan menghidupkan mesin untuk menjalankan MG- A, dan kemudian mengisi baterai HV. Sistem menggerakkan propeller sebagai penghasil gaya dorong dengan mengoptimalkan kombinasi dari kerja mesin, MG-A dan MG-B sesuai dengan kondisi terbang di bawah ini : Gambar 9. Typical Flight Profile (A) (B) (C) (D) : Engine start : Warm up and take off : Climb : Cruise (E) (F) (G) : Cruise dengan throttle penuh : Glide : Landing 31

6 Engine Start / (A) Pada saat starting engine pesawat, mesin tidak akan hidup jika tidak ditemukan temperatur air, kondisi SOC, temperatur baterai dan kondisi beban listrik yang tepat. Pada status ini, mesin, MG-A, dan MG-B semuanya akan berhenti. Menghidupkan Mesin Ketika pesawat mulai berjalan dan akan melakukan take-off, pengoperasian hanya ditenagai oleh mesin. Pada saat ini, MG-B tidak menyala, dan MG-A berputar pada arah berlawanan tanpa menghasilkan listrik. Warm-up and Take-off / (B) Ketika pesawat mulai berjalan dan akan melakukan take-off, pengoperasian hanya ditenagai oleh mesin piston. Gaya gerak mesin dibagi oleh planetary gear. Bagian dari gaya gerak ini di-output secara langsung, dan gaya gerak yang tersisa digunakan untuk membangkitkan listrik melalui MG-A. Dengan menggunakan saluran listrik dari inverter, gaya listrik ini dikirimkan ke MG-B untuk di-output sebagai gaya gerak MG-B. Pada saat ini, MG-B tidak menyala, dan MG-A berputar pada arah berlawanan tanpa menghasilkan listrik. Climb / (C) Ketika pesawat berada dalam akselerasi perlahan dengan mesin, gaya gerak mesin dibagi oleh planetary gear. Bagian dari gaya gerak ini dioutput secara langsung, dan gaya gerak yang tersisa digunakan untuk membangkitkan listrik melalui MG-A (supply energi untuk motor listrik). Cruise / (D) Ketika pesawat dalam kondisi cruise stationer, dengan kecepatan cruise normal, gaya gerak mesin dibagi oleh planetary gear. Mesin piston bisa dalam keadaan hidup ataupun dalam keadaa mati, karena gaya gerak yang 32

7 digunakan untuk memutar shaft propeller sepenuhnya diambil dari motor listrik. Cruise dengan Throttle Penuh / (E) Ketika kecepatan pesawat berpindah dari kecepatan cruise normal ke kecepatan throttle penuh, maka planetary gear akan mengambil supply tenaga untuk memutar shaft propeller dari mesin piston, dan sistem akan menambahkan gaya listrik dari baterai HV untuk gaya gerak MG-B. Glide / (F) Terbang layang dengan modus 1 Ketika pesawat dioperasikan dengan modus 1, maka mesin piston akan dalam kondisi off selama terbang layang ini, dan gaya gerak menjadi nol. Pada saat ini, putaran propeller akan menggerakkan MG-B, yang menyebabkan MG-B bekerja sebagai generator dan mengisi baterai HV. Jika pesawat mengurangi kecepatan dari kecepatan yang lebih tinggi, maka mesin akan menjaga kecepatan yang telah ditetapkan tanpa berhenti, untuk melindungi unit planetary gear. Terbang layang dengan modus 2 Ketika pesawat beroperasi dengan modus 2, maka shaft propeller akan menggerakkan MG-B, sehingga menyebabkan MG-B bekerja sebagai generator, mengisi baterai HV dan menyuplai daya listrik untuk MG-A. Maka MG-A akan menjaga kecepatan mesin. Pada saat ini, supply bahan bakar untuk mesin dihentikan. Landing / (G) Pengendaraan dengan MG-B Ketika pesawat memasuki kondisi terbang landing, operasi gaya dorong pesawat hanya ditenagai oleh MG-B. Pada saat ini, MG-B berputar pada arah berlawanan, mesin piston tetap berhenti dan MG-A berputar pada arah berlawanan tanpa menghasilkan listrik. 33

8 Selama Pengereman (braking) Saat pesawat mengurangi kecepatan, ECU menghitung gaya untuk deselerasi yang diperlukan dan mengirimkan sinyal ke ECU HV. Setelah menerima sinyal ini, ECU HV meningkatkan gaya dalam range yang sesuai dengan kebutuhan (sepanjang ground run distance). Hasilnya adalah MG-B akan dikontrol untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar. 3.4 Konstruksi Komponen Utama 1. MG-A dan MG-B Baik MG-A (Motor Generator-A) dan MG-B (Motor Generator-B) adalah tipe magnet synchronous permanen arus arus bolak-balik yang kompak, ringan dan sangat efisien. Bertindak sebagai sumber gaya gerak tambahan yang menyediakan bantuan power untuk mesin selama diperlukan, motor listrik membantu pesawat mencapai kinerja dinamis. Ketika gliding flight, MG-B mengubah energi kinetik putaran propeller menjadi energi listrik, yang kemudian disimpan dalam baterai HV. MG-A mengisi baterai HV dan memberikan daya listrik untuk menjalankan MG-B. Kemudian dengan mengatur jumlah daya listrik yang dihasilkan (yang meragamkan rpm generator), secara efektif MG-A mengontrol kelanjutan variabel fungsi transmisi transaxle. MG-A juga bertindak sebagai starter untuk menghidupkan mesin. Spesifikasi MG-A Item Model Tipe Motor Magnet Permanen Fungsi Pembangkit, Starter Mesin Voltase Maksimum [V] AC 500 Sistem Pendingin Air cooling Tabel 5. Motor Generator A Specification Tabel di atas berisi perkiraan spesifikasi Motor Generator-A yang dibutuhkan untuk mendukung mekanisme pembangkitan gaya pada sistem propulsi hybrid yang akan dirancang, mengacu pada ref. [6]. 34

9 Spesifikasi MG-B Item Model Tipe Motor Magnet Permanen Fungsi Pembangkit, Roda Penggerak Voltase Maksimum [V] AC 500 Output Maksimum kw (hp)/rpm 15 (20) / ~ Momen Maksimum N.m (kgf.m)/rpm 300 (30.59) / 0 ~ 5000 Sistem Pendingin Air cooling Tabel 6. Motor Generator B Specification Tabel di atas berisi perkiraan spesifikasi Motor Generator-B yang dibutuhkan untuk mendukung mekanisme pembangkitan gaya pada sistem propulsi hybrid yang akan dirancang, mengacu pada ref. [6]. Motor Magnet Permanen Motor-motor permanen magnet AC terdiri dari komponen magnet pada bagian rotornya dan bagian statornya terdiri dari kumparan-kumparan seperti yang terdapat pada motor induksi. Motor magnet permanen bisa merupakan tipe surface-mounted atau berupa sisipan magnet-magnet di dalam rotor yang terletak pada bagian dalam (interior) motor magnet permanen. Motor magnet permanen digerakkan oleh sebuah six-switch inverter dengan mekanisme seperti pada motor induksi namun dengan pengontrolan yang lebih sederhana daripada motor induksi. Penggunaan magnet dengan massa jenis yang rendah pada bagian belakang motor ini menghasilkan kekuatan jenis (power density) yang tinggi, namun faktor harga yang mahal dari jenis magnet ini menjadi kelemahan dari tipe motor ini. Ketika arus bolak-balik 3-fase melewati rangkaian stator-coil 3-phase, medan magnet rotasional dihasilkan dalam motor elektrik. Dengan mengontrol medan magnet rotasional ini sesuai dengan posisi dan kecepatan putaran rotor, magnet permanen yang terdapat dalam rotor menjadi tertarik oleh putaran medan magnet, kemudian membangkitkan momen. 35

10 Momen yang dibangkitkan adalah untuk semua tujuan praktis yang sebanding dengan jumlah arus dan kecepatan rotasi yang dikontrol oleh frekuensi arus bolak-balik. Selanjutnya, momen dengan tingkat tinggi, untuk kecepatan tinggi, dapat dihasilkan secara efisien dengan pengontrolan medan lingkaran magnet dan sudut magnet rotor yang tepat. 2. Inverter Assembly Umum Inverter mengubah arus searah voltase tinggi baterai HV menjadi arus bolak-balik 3 fase untuk menjalankan MG-A dan MG-B. Aktivasi power transistor dikontrol oleh electronic control unit. Selanjutnya inverter memindahkan informasi yang diperlukan untuk mengontrol arus, seperti output ampere atau voltase ke ECU HV. Bersamaan dengan MG-A dan MG-B, inverter didinginkan oleh sistem pendingin udara (air cooling). Pada saat terjadi kerusakan/impact pada pesawat, sensor circuit breaker yang dipasang pada inverter, akan mendeteksi sinyal tersebut untuk menghentikan sistem. 3. Baterai HV Umum Memakai baterai sealed nickel-metal hydride (Ni-MH) untuk baterai HV. Baterai HV ini memiliki kerapatan power tinggi, ringan dan tahan lama. Baterai HV terdiri dari 54 sel ({1.2V 6 sel} 9 modul) dengan nominal voltase 64.8V Konfigurasi baterai yang padat dan ringan akan dicapai melalui perbaikan internal. Untuk memastikan kinerja baterai HV mengingat bahwa panas yang dihasilkan pada baterai HV selama pengisian dan pengosongan, maka ECU baterai akan mengontrol kerja cooling air system. 36

11 Gambar 10. NiMH battery NiMH Battery Specification NiMH Battery Module Unit 9 NiMH Battery Module Voltage [V] 7.2 NiMH Battery Module Dimension [mm]/[inch] / NiMH Battery Module Weight [g]/[lbs] 1040 / 2.3 NiMH Battery Spesific Power [Watt/kg] NiMH Battery Spesific Energy [Watt.hour/kg] Tabel 7. NiMH Battery Specification Spesifikasi dari baterai yang tertera di dalam tabel diatas didapat dari hasil perbandingan dengan spesifikasi baterai NiMH yang telah digunakan pada Toyota-Prius (ref. [6]). 4. Kabel Power Kabel power merupakan kabel voltase tinggi, dan memiliki ampere tinggi yang menghubungkan baterai HV dengan inverter, inverter dengan MG-A dan MG-B, dan inverter dengan kompresor A/C. Dimulai dari konektor pada bagian kiri depan baterai HV dan menghubungkan inverter dalam kompartemen mesin. 37

12 3.5 Komponen Khusus Transaxle Penjelasan Transaxle terdiri dari MG-B (Motor Generator-B) untuk menggerakkan shaft propeller dan MG-A (Motor Generator-A) untuk membangkitkan tenaga listrik, transaxle hybrid ini menggunakan mekanisme continously variable transmission dengan unit planetary gear yang dapat mencapai kinerja optimum. Unit Transaxle 1. Umum Unit transaxle terdiri dari transaxle damper, MG-A, MG-B, unit planetary gear dan unit reduksi (terdiri dari silent chain, counter drive gear, counter driven gear, final drive pinion gear, dan final drive ring gear). Unit planetary gear, MG-A, MG-B, transaxle damper, dan chain driven sprocket ditempatkan secara koaksial dan gaya gerak dikirimkan dari chain drive sprocket ke unit reduksi melalui silent chain. 2. Unit Planetary Gear Output power mesin, yang dikirimkan melalui unit planetary gear, dibagi menjadi gaya gerak yang diarahkan pada shaft propeller dan gaya gerak untuk MG-A untuk membangkitkan listrik. Unit planetary gear ini terletak pada bagian tengah dari unit power split device. Komponen ini memungkinkan sitem propulsi hybrid untuk menggerakkan shaft propeller menggunakan gaya gerak dari konversi energi yang dihasilkan oleh mesin piston (konversi gaya tekan dan thermal ke gaya mekanik) atau gaya gerak dari konversi energi yang dihasilkan oleh motor listrik (konversi gaya listrik dan magnet ke gaya mekanik/ torsi) maupun kombinasi antara keduanya. Output power mesin, yang dikirimkan melalui unit planetary gear, dibagi menjadi gaya gerak yang diarahkan pada shaft propeller dan gaya gerak untuk MG-A untuk membangkitkan listrik. 38

13 Sebagai bagian dari unit planetary gear, sun gear dihubungkan pada MG- A, ring gear dihubungkan pada MG-B, dan carrier dihubungkan ke shaft mesin. Gaya gerak dikirimkan melalui rantai ke counter drive gear. Item Hubungan Sun Gear MG-A Ring Gear MG-B Carrier Output Shaft Mesin Tabel 8. Unit Planetary Gear Tabel diatas berisi perkiraan spesifikasi komponen dan mekanisme hubungan yang terdapat pada unit planetary gear yang dibutuhkan untuk mendukung mekanisme pembangkitan gaya pada sistem propulsi hybrid yang akan dirancang, mengacu pada referensi [6]. 3. MG-A dan MG-B MG-A dan MG-B ditempatkan secara koaksial pada setiap ujung dari unit planetary gear. MG-A berhubungan dengan unit planetary gear, dan MG-B dihubungkan ke ring gear. 4. Unit Reduksi Unit reduksi terdiri dari silent chain, counter gear, dan final gear. Sistem Shift Control 1. Umum Perangkat switch elektronik yang terdapat pada sistem shift control ini adalah suatu perangkat yang berfungsi mengubah konfigurasi sirkuit elektrik sesuai dengan kondisi pengoperasian yang terjadi atau yang diinginkan secara on-off atu sebaliknya secara kontinyu. Sensor posisi shift yang terdapat dalam transmission shift assembly mendeteksi posisi shift throttle dan mengirimkan sinyal yang sesuai ke ECU HV. ECU HV mengontrol putaran mesin, MG-A, dan MG-B guna menghasilkan rasio gear yang optimal. 39

14 3.6 Konfigurasi Sistem Complete System Configuration Gambar 11. System Configuration Pada sketsa konfigurasi sistem di atas terlihat strukturisasi komponen-komponen penyusun utama yang dikelompokkan dalam beberapa sub-sistem komponen (diwakili dengan kotak berwarna abu-abu). Tanda dan arah panah menunjukkan hubungan dari komponen-komponen tersebut serta mekanisme pembangkitan gaya yang berujung dengan dihasilkannya power output untuk menggerakkan propeller. 40

15 3.6.2 Hybrid Vehicle Control System Flow Gambar 12. Hybrid Vehicle Control System Flow 1. Sinyal kendali untuk membangkitkan kerja dari mesin piston. 2. Sinyal kendali untuk membangkitkan kerja dari mesin piston. 3. Mengatur sinyal untuk sistem baterai sebagai sumber energi dari sistem motor listrik. 4. Sinyal dari status baterai (kebocoran, kapasitas, arus, temperatur, dsb.). 5. Sinyal pendeteksi kondisi throttle (pengendalian). 6. Sinyal pengendali inverter. 7. Sinyal dari nilai-nilai output luar (transmisi, dsb.). 8. Kapasitas baterai yang tersisa. 9. Sinyal power yang telah digunakan. 10. Sinyal pengendali motor listrik. (ref. [8]) Gambar serta keterangan diatas menunjukkan mekanisme aliran kendali yang terjadi di dalam sistem kendali pada kendaraan hybrid. 41

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan transportasi di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan tiap tahunnya (Dirjen, 2014). Transportasi ini sebagian besar terdiri dari kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN SRM (switched reluctance motor) atau sering disebut variable reluctance motor adalah mesin listrik sinkron yang mengubah torsi reluktansi menjadi daya mekanik. SRM

Lebih terperinci

Bab VI. Motor Stepper

Bab VI. Motor Stepper Bab VI Motor Stepper 64 6.1. Pendahuluan Motor stepper adalah motor DC yang khusus berputar dalam suatu derajat yang tetap yang disebut step (langkah). Satu step antara 0,9 sampai 90. Motor stepper terdiri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC PERCOBAAN 2 SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC 2.1. PRASYARAT Memahami komponen yang digunakan dalam praktikum sistem pengaturan kecepatan motor dc Memahami

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut; BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA ISBN No. 979-545-0270-1 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Standby Power System (GENSET- Generating Set) DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage

Lebih terperinci

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK

SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK SISTEM PENGEREMAN ELEKTRIS BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL INVERTER UNTUK APLIKASI KENDARAAN LISTRIK AHMAD AFIF FAHMI 2209100130 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D Heri

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID

BAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID BAB II PERANCANGAN TEST BED SISTEM KONTROL KENDARAAN HYBRID II.1 Alur Perancangan Test bed sistem kontrol kendaraan hybrid dirancang melalui alur perancangan yang sistematis. Langkah-langkah perancangan

Lebih terperinci

Cara Kerja Mobil Hybrid

Cara Kerja Mobil Hybrid Cara Kerja Mobil Hybrid Mahalnya harga bahan bakar minyak, membuat produsen mobil berlomba-lomba membuat mobil yang irit bahan bakar minyak. Tentunya mobil yang irit bahan bakar kemudian mengurangi performa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, namun energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Aplikasi Hukum Kekekalan Energi ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alternator Alternator atau yang lebih kita kenal sebagai "Dinamo Amper" merupakan suatu unit yang berfungsi sebagai power supply dan charging syste. Fungsi alternator adalah

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai

Lebih terperinci

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat mengkonversikan energi angin menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Seperti kita ketahui bahwa dalam instalasi suatu motor listrik harus mempunyai pengetahuan dasar yang baik mengenai cara instalasi itu sendiri. Hal Ini akan sangat

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING RANCANG BANGUN PENGEREMAN REGENERATIVE (KERS) PADA MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER Tahun ke 2 dari rencana 2 tahun TIM PENGUSUL Dr. Triwahju Hardianto,

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI Kontrol Putaran Motor DC Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi Oleh: Andrik Kurniawan 130534608425 PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T)

AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) AUTOMATIC TRANSMISSION (A/T) TRANSMISI OTOMATIS KENDARAAN TIPE FR BAGIAN UTAMA A/T 1. Torque Converter ( bagian depan) 2. Planetary Gear Unit (bagian tengah) 3. Hydraulic Control Unit (bagian bawah) Torque

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Motor Stepper Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY Sangriyadi Setio 1 dan Antonius Irwan 2 Program Studi Teknik Mesin, FTMD, ITB Jalan Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Fithri Muliawati 1, Taufiq Ramadhan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

P3 TESIS ME HYBRID (BATERAI DIESEL ELEKTRIK) MERAK-BAKAUHENI

P3 TESIS ME HYBRID (BATERAI DIESEL ELEKTRIK) MERAK-BAKAUHENI P3 TESIS ME 092350 PENGEMBANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID (BATERAI DIESEL ELEKTRIK) UNTUK LINER FERRY MERAK-BAKAUHENI DOSEN PEMBIMBING SUTOPO PURWONO FITRI, ST, M.Eng, PhD. Dr. Ir. A.A. MASROERI, M.Eng. AGUS

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik Ahsin Hariri, Mochamad Ashari, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

1. Power Supply. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version 1. Power Supply Obyektif : Teknologi Switcher Standarisasi Power Supply Advance Power Management Konservasi Energy Problem Apabila ada sebuah komponen yang sangat vital terhadap beroperasinya komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL) BAB III METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3.1 Metode Starting Motor Induksi Pada motor induksi terdapat beberapa jenis metoda starting motor induksi diantaranya adalah Metode DOL (Direct Online starter), Start

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL BAB V PENGUJIAN DAN ANALISA TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL V.1 Peralatan Pengujian Simulasi pengujian dilakukan terhadap test bed yang telah dibuat. Peralatan yang terdapat dalam test bed ini meliputi;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN PENGUJIAN... 1 3. MACAM MACAM PERALATAN UJI... 2 4. INSTALASI PERALATAN UJI...

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor 3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Rangkaian mekanik berfungsi untuk menunjang mekanisme gerak vertikal. Pada platform yang akan dibuat pembuatan rangkaian ini menggunakan komponen mekanik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS Samson M. Tambunsaribu, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Dian Retno Sawitri Mesin AC Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin AC terdiri dari Motor AC dan Generator AC Ada 2 tipe mesin AC yaitu Mesin Sinkron arus medan magnet disuplai oleh sumber daya DC yang terpisah Mesin Induksi

Lebih terperinci

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino 1 Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino Ardhito Primatama, Soeprapto, dan Wijono Abstrak Motor induksi merupakan alat yang paling

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri Mesin AC Motor Induksi Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin induksi digunakan sebagai motor dan generator. Namun paling banyak digunakan sebagai motor. MI merupakan perangkat penting di industri Kebanyakan

Lebih terperinci

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) 44 BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM) a. Uraian Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan BAB III DASAR TEORI 3.1 Separator lid Separator lid merupakan salah satu bagian proses yang dilakukan sebelum menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan penutupan kaleng.

Lebih terperinci

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin

Motor Sinkron. Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya. Kelompok : 8 Cakra Wirabuana Febi Hadi Permana Ihin Solihin Motor Sinkron Dosen Pembimbing : Bpk. Chairul Hudaya Kelompok : 8 Cakra Wirabuana 0806365570 Febi Hadi Permana 0806365753 Handy Hermawan 0806365873 Ihin Solihin 0806365923 Departemen Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik

Lebih terperinci

SIMULASI RANCANGAN SISTEM MEKANIK PEMANFAATAN BOBOT KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI PEMBUKA PALANG PINTU (PORTAL)

SIMULASI RANCANGAN SISTEM MEKANIK PEMANFAATAN BOBOT KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI PEMBUKA PALANG PINTU (PORTAL) SIMULASI RANCANGAN SISTEM MEKANIK PEMANFAATAN BOBOT KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI PEMBUKA PALANG PINTU (PORTAL) Joni Dewanto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra, Surabaya Jalan Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bakar salah satu jenis mesin pembakaran dalam, yaitu mesin tenaga dengan ruang bakar yang terdapat di dalam mesin itu sendiri (internal combustion engine), sedangkan

Lebih terperinci