Pemodelan dan Pemetaan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Geographically Weighted Regression

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan dan Pemetaan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Geographically Weighted Regression"

Transkripsi

1 Pemodelan dan Pemetaan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Geographically Weighted Regression Danniar Ardhanacitri dan Dr Vita Ratnasari, SSi, MSi Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl Arief Rahman Hakim, Surabaya 60 Indonesia Abstrak Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di pulau Jawa yang memiliki luas area yg luas dan jumlah kabupaten dan kota terbanyak dengan memiliki jumlah penduduk sebesar jiwa dengan luas wilayah 479 km Besarnya wilayah di Jawa Timur menyebabkan ketidak meratanya pendidikan di provinsi ini hal ini terlihat dari adanya kabupaten yang dalam pelaksanaan program pendidikan dasar 9 tahun belum tuntas dan terlihat dari angka partisipasi jenjang SMA dan perguruan tinggi yang rendah sehingga terindikasi banyaknya penduduk usia sekolah SMA memilih ke lapangan kerja sehingga mengakibatkan kenaikan pengangguran dan tidak dapat dibendungnya migrasi, urbanisasi dan tenaga kerja tanpa ada keahlian Oleh karena itu sebagai salah satu upaya untuk menangi fenomena yang terjadi ini maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Geographically Weigted Regression untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan di Jawa Timur dimana faktor tersebut menjadi faktor yang berpengaruh secara global ataupun secara lokal di setiap kabupaten dan kota di Jawa Timur Berdasarkan hasil pengujian dengan regresi linier dan uji asumsi residual didapatkan 3 variabel prediktor yang dapat digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan GWR didapatkan empat kelompok pemetaan pendidikan yang berpengaruh atau sejalan linier dengan variabel respon Kata Kunci : GWR, Pendidikan, Regresi Linier, Pemetaan, dan Jawa Timur I PENDAHULUAN endidikan di Indonesia diperkenalkan oleh bangsa PBelanda dimana Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia-Belanda (Indonesia) Sistem pendidikan di Indonesia saat ini secara kasar sama dengan sistem pendidikan di zaman Hindia-Belanda dimana pendidikan formal dibagi menjadi empat, Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), Algemeene Middelbare School (AMS) [] Perkembangan pendidikan di Indonesia ketika zaman penjajahan belanda sudah mulai dimulai sejak banyaknya kaum bangsawan yang mengenyam pendidikan melihat kondisi rakyat yang tidak mendapatkan pendidikanseperti yang dilakukan oleh Dewi Sartika yang mendirikan Sekola Istri pada tahun 904 dimana sekolah ini didirikan untuk perempuan di Jawa Barat dimana Sekola Istri ini merupakan sekolah pertama di Hinda-Belanda yang diperuntukan para wanita dari berbagai kalangan untuk mendapatkan pendidikan Pada tahun 9 KH Dewantara mendirikan Taman Siswa dimana ini merupakan sekolah pertama yang didedikasikan untuk rakyat dengan harapan rakyat mendapatkan pendidikan yang sama rata [] KHDewantara merupakan bapak pendidikan di Indonesia dimana merupakan salah satu penggagas pendidikan di Indonesia dengan menerapkan tiga semboyan yang kemudian menjadi semboyann pendidikan di Indonesia Semboyan tersebut adalah Tut Wuri Handayani yang yang berarti didepan memberi teladan, di tengah membangun inisiatif dan dari belakang mendukung [] Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi di pulau Jawa yang memiliki luas area yg luas dan jumlah kabupaten dan kota terbanyak dengan memiliki jumlah penduduk sebesar jiwa dengan luas wilayah 479 km Kondisi ini menjadikan Jawa Timur menjadi provinsi yang memiliki jumlah kota dan kabupaten terbanyak tidak hanya di pulau Jawa tetapi juga di Indonesia[] Besarnya wilayah di Jawa Timur menyebabkan ketidak meratanya pendidikan di provinsi ini hal ini terlihat dari adanya kabupaten yang program pendidikan dasar 9 tahun belum tuntas dan terlihat dari angka partisipasi jenjang SMA dan perguruan tinggi yang rendah terindikasi banyaknya penduduk usia sekolah SMA memilih ke lapangan kerja mengakibatkan kenaikan pengangguran dan tidak dapat dibendungnya tenaga kerja migrasi dan urbanisasi tanpa ada keahlian [3] Program wajib belajar 9 tahun berlandaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembangunan manusia dimana pemerintah mewajibkan penduduknya untuk mengenyam minimal selama 9 tahun pendidikan formal Berdasarkan UNDP (United Nations Development Programme) pembangunan manusia suatu negara atau wilayah dapat terlihat tinggi bila indeks pembangunan manusia memiliki indeks yang tinggi [4] Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat pendidikan penduduk di Provinsi Jawa Timur dan pemodelannya juga faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat pendidikan penduduk di Provinsi Jawa Timur Penelitian ini dilakukan bukan hanya faktor sekolah dan lingkungan masyarakat menjadi faktor yang mempengaruhi pendidikan namun terdapat pula variabel yang mempengaruhi tingkat pendidikan antara lain angka partisipasi sekolah, angka kelulusan, angka putus sekolah dll [5] Selain beberapa faktor sebelumnya faktor ekonomi juga mempengaruhi tingkat pendidikan seperti tinggi pendapatan per kapita Faktor sosial dan bantuan pemerintah juga dapat mempengaruhi pendidikan seperti rasio tenaga pendidik [6] Dengan menggunakan metode Geographically Weight Regression sehingga dilihat

2 pengaruh dan hubungan variabel mana yang paling mempengaruhi A Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini sebagai berikut Bagaimana karakteristik penduduk yang memiliki pendidikan di Provinsi Jawa Timur? Bagaimana pemodelan dan pemetaan pendidikan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan variabel yang berpengaruh? B Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan masalah adalah sebagai berikut Mengetahui karakteristik penduduk yang memiliki pendidikan di Provinsi Jawa Timur Mengetahui bentuk pemodelan dan pemetaan pendidikan di Provinsi Jawa Timur berdasarkan variabel yang berpengaruh C Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan masukan bagi pemerintah, pembaca dan masyarakat Pemilihan permasalahan ini dikarenakan masih adanya masayarakat memandang rendah pendidikan terutama di wilayah Provinsi Jawa Timur D Batasan Masalah Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pokok pendidikan di wilayah Jawa Timur pada tahun 0 berasal dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur II TINJAUAN PUSTAKA A Definisi Pengertian a Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbinganm pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang [7] b Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manuasia adalah indeks mengukur kesejahteraan suatu wilayah Baik itu negara, provinsi ataupun suatu kabupaten atau kotamadya [] c Angka Partisipasi Sekolah Kasar Angka partisipasi kasar merupakan rasio jumlah siswa berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu [] d Angka Partisipasi Murni Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah pendudukan di usia yang sama [] e Angka Transisi Angka transisi merupakan jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya terhadap lulusan jenjang pendidikan pada tahun sebelumnya [5] f Murid per Guru Perbandingan antar jumlah murid dengan guru pada jenjang pendidikan tertentu Digunakan untuk mengetahui rata-rata guru dapat melayani murid di suatu sekolah [5] B Regresi Linear Regresi Linear adalah suatu metode yang digunakan untuk menyatakan pola hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor Bila variabel prediktor berjumlah lebih dari satu sehingga digunakan analisis regresi linear berganda Pengamatan sebanyak n dengan variabel prediktor (x) sebanyak p [8] Kasus multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor (VIF) Ketika melakukan analisis regresi harus memenuhi beberapa asumsi tertentu terhadap residual seperti identik, independen dan berdistribusi normal a Asumsi residual identik b Asumsi residual independen c Asumsi residual distribusi normal C Geographically Weighted Regression Model GWR memiliki variabel respon y dalam model GWR diprediksi dengan variabel prediktor yang setiap koefisien regresinya bergantung terhadap lokasi data pada objek tersebut p diamati[8] y = β ( u, v ) + x β ( u, v ) + ε ; i =,, n ( i 0 i i ik k i i i, k = 0) a Estimasi Parameter Model GWR Estimasi parameter model GWR dapat dilakukan menggunakan metode Weighted Least Square (WLS) yaitu memberikan pembobot yang berbeda pada setiap lokasi Estimasi parameter pada lokasi (u i,v i ) n n j= w ( u, v ) ε j w j ( u i, v i )[ y j 0 ( u, v ) ( u, v ) x ( u, v ) x ] j i i = = β β β i i i i j p i i jp () b Penentuan Bandwith Optimum Pembobotan pada model GWR dilakukan karena nilai pembobot ini akan mewakili letak data antara observasi Estimasi paramater antara suatu titik (u i, v i ) akan dipengaruhi oleh titik yang dekat keberadaanya dengan titik (u i, v i ) Pembobotan pada GWR dapat menggunakan fungsi kernel Pembobotan fungsi kernel yang dapat digunakan antara lain a Fungsi Gaussian (8): w ij = exp[ / ( d b Fungsi Bisquare (8): ij / b) (3) (4) dimana d ij = ( ui u j ) + ( vi v j ) merupakan jarak euclidean dan b merupakan parameter penghalis atau bandwith Bandwith adalah radius suatu lingkaran disuatu titik yang berada di dalam sebuah radius lingkaran yang masih dianggap memiliki pengaruh dalam membentuk parameter model lokasi i

3 3 c Pengujian Hipotesis Model GWR Pengujian parameter model GWR dilakukan untuk melihat paramater yang signifikan mempengaruhi variabel respon secara parsial Hipotesis yang digunakan sebagai berikut H 0 : β k (u i, v i ) = 0 ; k =,,,p (tidak ada perbedaan signifikasn antara model global dan GWR) H : β k (u i, v i ) 0 (ada perbedaan signifikan antara model regresi global dan GWR) Statistik Uji: δ RSS ( H ) δ F = RSS ( H0 ) ( n p ) Dibawah H 0 F akan mengikuti distribusi F dengan derajat bebas δ df = dan df = ( n p ) δ Taraf signifikansi α maka tolak H 0 jika F < F α, df, df dengan: T i δi tr ( ) ( ) (6) = I L I L, i =, D Penelitian Terdahulu Penelitian tentang faktor-faktor pendidikan pernah dilakukan oleh (9) dimana pada penelitian tersebut hanya menggunakan 6 variabel sebagai variabel independen antara lain penduduk yang tinggal di perkotaan, penduduk umur 5 tahun keatas yang tidak/belum pernah sekolah, rata-rata pendapatan perkapita, angka partisipasi sekolah penduduk usia 7- tahun, penduduk yang berpendidikan diatas SLTP dan penduduk miskin Sedangkan faktorfaktor pendidikan berdasarkan data pokok pendidikan tahun 0 antara lain angka partisipasi murni, angka partisipasi kasar, angka putus sekolah, angka lulus, angka murid mengulang, angka transisi, rasio murid per guru, rasio murid per kelas, rasio murid per sekolah, dan rasio kelas per ruang belajar [5] Penelitian terdahulu yang menggunakan GWR digunakan untuk penelitian kesehatan lain yang untuk melihat faktor-faktor gizi buruk di kabupaten Bojonegoro namun menggunakan MGWR atau Mix Geographically Regression dimana didapatkan bahwa hasil analisis dengan menggunakan metode regresi global, GWR, dan MGWR bahwa metode MGWR tidak lebih baik dalam menggambarkan persentase kejadian gizi buruk di Kabupaten Bojonegoro Hal ini terlihat dari perbandingan nilai R dan AIC antara MGWR dan GWR didapatkan untuk MGWR nilai R sebesar 84,37% dan nilai AIC sebesar 4,8 sedangkan untuk GWR nilai R sebesar 9,04% dan nilai AIC sebesar -6,04 sehingga dapat dikatakan bahwa pemodelan MGWR belum tentu baik dibandingkan dengan pemodelan dengan metode GWR [0] III METODOLOGI PENELITIAN A Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Data Diknas Pendidikan tahun 0 B Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam menentukan model dimana terdapat variabel Y (variabel dependen) dan variabel X (independen) yang ada dipenelitian ini antara lain Tabel Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini Variabel Keterangan Skala Pengukuran Y IPM X Pendapatan Daerah Regional Bruto X Angka Partisipasi Murni SMPAngka partisipasi murni merupakan partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang SMP dari jumlah pendudukan di usia yang sama untuk sebuah jenjang SMP(BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 0 Provinsi Jawa Timur, 0) X 3 Angka Partisipasi Murni SMAAngka partisipasi murni merupakan partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang SMA dari jumlah pendudukan di usia yang sama untuk sebuah jenjang SMA(BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 0 Provinsi Jawa Timur, 0) X 4 Angka Partisipasi Kasar SMP, Angka partisipasi kasar merupakan rasio jumlah siswa berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan SMP terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang SMP (BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 0 Provinsi Jawa Timur, 0) X 5 Angka Partisipasi Kasar SMA, Angka partisipasi kasar merupakan rasio jumlah siswa berapapun usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan SMA terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang SMA (BPS, Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 0 Provinsi Jawa Timur, 0) X 0 Angka Murid Mengulang SMP, perbandingan antara jumlah murid mengulang pada jenjang SMP dengan murid pada jenjang SMP (Pendidikan, 0) X Angka Murid Mengulang SMA, perbandingan antara jumlah murid mengulang pada jenjang SMA dengan murid pada jenjang SMA (Pendidikan, 0) X 3 Angka Lulusan SMA, Angka lulusan SMA merupakan jumlah tingkat kelulusan suatu wilayah (Pendidikan, 0) X 7 Ratio Kelas/RBelajar SMA, Perbandingan antara jumlah ruang kelas dengan ruang belajar yang dipakai dalam proses belajar di jenjang SMA (Pendidikan, 0) X 8 Ratio Murid/Guru SMP, Perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah guru di jenjang SMP (Pendidikan, 0) X Pendidikan Tertinggi Penduduk yang Ditamatkan SD, jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan sertifikat/ijazah (Pendidikan, 0) X 3 Kepadatan Penduduk Jawa Timur per km C Metode Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini antara lain Melakukan studi literatul yang berkaitan dengan penelitian ini untuk melihat dan menganalisis permasalahan yang telah diangkat terlebih dahulu dan mencari literatur lain yang mendukung untuk analisis peneletian ini Mengumpulkan data secara sekunder dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur 3 Melakukan uji multikolinieritas terhadap data 4 Melakukan analisis pemodelan regresi terhadap data untuk melihat pemenuhan asumsi IIDN data terhadap model 5 Melakukan pemetaan wilayah untuk melihat wilayah-wilayah mana yang memiliki ciri khas yang menarik 6 Melakukan pembobotan terhadap hasil pemetaan 7 Melakukan pemodelan regresi GWR 8 Melakukan analisa dan kesimpulan terhadap hasil IV ANALISISI DAN PEMBAHASAN A Deskripsi Pendidikan dan Variabel yang Mempengaruhinya berdasarkan Sudut Pandang Kewilayahan Karakteristik yang terlihat pada pemetaan variabelvariabel di provinsi Jawa Timur mengindikasikan adanya

4 4 perbedaan variabel yang berpengaruh untuk setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan penyebaran pendidikan yang tidak merata untuk setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur Seperti yang terlihat di Tabel dimana angka partisipasi murni dan kasar untuk tingkat SMP dan SMA terjadi perbedaan untuk tingkat SMP rata-rata angka partisipasi murni sebesar 89,46% dapat dikatakan bahwa penduduk Jawa Timur yang berusia 3-5 tahun melakukan partisipasi murni hanya sebanyak 89,46% Sedangkan ketika memasuki jenjang SMA angka partisipasi murni menurun menhadi 58,54% Sedangkan rata-rata penduduk Jawa Timur yang mengulang sekolah untuk tingkat SMP sebesar 0,5% namun penduduk Jawa Timur yang mengulang sekolah jenjang SMA sebesar 0,88% Untuk angka kelulusan tingkat SMA penduduk Jawa Timur sebesar 97,5% dapat dikatakan bahwa angka kelulusan SMA hampir mencapai angka 00% Tabel Rata-Rata, Variansi, Total Pendidikan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variabel Rata-Rata Varian Total X X 89,46 0, ,6 X3 58,54 03,73 4,47 X4 06,7 34, ,7 X5 77,86 304,9 958,49 X0 0,5 0,0038 5,7 X 0,88 0,007 7,5 X3 97,55, ,96 X7,687 0,93 44,4 X8 3,94,836 50,36 X X A Idetifikasi Pola Hubungan Antara IPM dan Variabel Prediktor Pendidikan yang Mempengaruhi Pada penelitian ini terdapat 3 variabel prediktor yang didapatkan dengan menggunakan analisis faktor Variabel yang digunakan merupakan variabel dominan dengan memiliki nilai loading tertinggi dan dapat dijadikan variabel prediktor dalam penelitian ini Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas didapatkan korelasi antara variabel respon yaitu IPM dengan variabel prediktor dengan melihat nilai VIF yang terlihat antar variabel prediktor sehingga didapatkan 3 variabel yang signifikan atau nilai VIF kurang dari 0 Asumsi residual identik dilakukan menggunakan uji gletjer dimana meregresikan hasil absolut residual terhadap ketiga belas variabel prediktor yang signifikan maka dapat dikatakan dengan adanya variabel yang berpengaruh maka H 0 ditolak sehingga dapat dikatakan residual bersifat heterogenitas atau tidak identik Sehingga dapat dikatakan asumsi residual tidak terpenuhi Pengujian asumsi residual independen dilakukan dengan menggunakan uji durbin watson Berdasarkan hasil perhitungan statistik uji durbin watson didapatkan hasil sebesar,0607 Nilai d L dengan α = 0% didapatkan hasil sebesar 0,7389 sehingga dapat dikatakan nilai statistik uji durbin watson lebih besar dari pada d L Asumsi kenormalan dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (KS) Jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0% maka dapat dikatakan bahwa gagal tolak H 0 yang berarti residual telah memenuhi kenormalan Berdasarkan hasil pengujian seperti yang telihat di Gambar didapatkan bahwa nilai KS sebesar 005 dan nilai signifikansi lebih besar dari 050 atau >5%, sehingga dapat dikatakan bahwa tolak H 0 Dapat disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi kenormalan Percent ,0 -,5 Probability Plot of RESI Normal 0,0 RESI,5 5,0 Mean -,593E-4 StDev,77 N 38 KS 0,088 P-Value >0,50 Gambar Plot Persebaran Probabilitas Residual Sehingga dapat diduga bahwa pendidikan di provinsi Jawa Timur menyebar secara spasial titik sehingga dengan Geographically Weighted Regression (GWR) dapat dilihat faktor yang berpengaruh secara lokal maupun global dapat dilakukan B Pendidikan di Provinsi dengan Geographically Weighted Regression (GWR) Fungsi pembobot didapatkan dari fungsi kernel yang memiliki kriteria terbaik seperti R dan AIC seperti yang terlihat di Tabel 4 Tabel 4 Perbandingan Estimasi Pembobot Model GWR Fix Adaptive Gaussian Bisquare Gaussian Bisquare AIC 60,93 66, ,993 53,69 R 86,9 85,86 87,38 90,3 Berdasarkan kriteria model terbaik pembobot yang digunakan untuk melakukan pembobotan GWR adalah pembobot kernel adaptif bisquare karena memiliki nilai AIC dan nilai R yang paling optimum dibandingkan lainnya Nilai setiap kabupaten dan kota dengan fungsi kernel adaptive bisqure terlihat pada Tabel 4 Tabel 5 Nilai Bandwith per Kabupaten dan Kota Kabupaten dan Kota Bandwith PACITAN 3,4886 PONOROGO,707 TRENGGALEK, SUMENEP, Nilai bandwith optimum pada setiap kabupaten dengan fungsi kernel adaptive bisquare berkisar antara,0 hingga mendekati 3,0 hal tersebut terlihat pada Tabel 5 dimana Kabupaten Tuban memiliki nilai bandwith paling rendah sedangkan Kabupaten Pacitan yang memiliki nilai bandwith paling tinggi

5 5 Tabel 6 Nilai Estimasi Parameter Model GWR Parameter Min Max Intersep 3, , X 0, , X -0, , X3-0, , X4 0, , X5-0, , X0-6, , X 0, , X3 0, , X7 -, , X8-0, , X -0, , X4 0, , X3 0, , Berdasarkan dari Tabel 45 didapatkan hasil bahwa nilai minimum estimasi parameter X atau variabel prediktor PDRB sebesar nilai positif sebesar 0, dengan nilai maksimum 0, namun hal ini tidak berarti untuk semua variabel prediktor memiliki nilai estimasi parameter positif dan nilai estimasi maksimun positif Variabel X atau variabel angka partisipasi murni yang memiliki nilai minimum sebesar - 0,055 dan nilai maksimum sebesar 0,0074 hal ini menunjukkan bahwa untuk terdapat beberapa kabupaten atau kota memiliki nilai estimasi parameter negatif dan beberapa kabupaten atau kota memiliki nilai estimasi parameter positif C Pengujian Kesesuaian Model GWR Goodness of fit dari model GWR atau pengujian untuk model GWR dilakukan untuk mengetahui faktor lokasi yang berpengaruh terhadap pendidikan di provinsi Jawa Timur Tabel 7 Uji Kesesuaian Model GWR SSE Derajat Bebas (df) F-Hitung Model GWR 77,693 7,5368,088 Model Regresi 08,85 4,000 Tolak H 0 bila nilai F-hitung lebih kecil daripada yang tertera di Tabel 47 sedangkan berdasarkan Tabel 46 terlihat bahwa faktor lokasi sejalan linier terhadap pendidikan Hal ini dibuktikan dengan penggunaan taraf signifikansi sebesar 0% maka nilai F-hitung menghasilkan sebesar,088 dimana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai F 09;3,08;4 = 0,5044 Sehingga dapat dikatakan bahwa model GWR tidak memiliki pembeda dengan regresi linier biasa D Pengujian Parameter Model GWR Pengujian parameter model GWR dilakukan secara parsial untuk melihat parameter mana saja yang berpengaruh di Provinsi Jawa Timur Suatu parameter akan tolak H 0 jika t hit > dimana dapat dikatakan bahwa parameter tersebut signifikan di kabupaten atau kota yang diuji Tabel 8 Parameter Signifikan dalam Model GWR per Kabupaten dan Kota KABUPATEN/KOTA VARIABEL PACITAN - PONOROGO X, X3 TRENGGALEK X3 TULUNGAGUNG X3 LUMAJANG X, X3 BONDOWOSO X3 SIDOARJO X, X3 SITUBONDO X4, X3 SUMENEP X3 Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur memiliki faktor-faktor prediktor pendidikan yang berbeda disetiap wilayahnya Seperti yang terlihat di Tabel 7 bahwa di Kabupaten Pacitan tidak ada faktor yang sejalan linier dengan faktor respon Hal ini berbeda dengan Kabupaten Ponorogo, Situbondo dan Jombang yang memiliki faktorfaktor prediktor pendidikan di wilayahnya Tabel 8 Pemetaan klasifikasi pendidikan di Jawa Timur Kelompok Kabupaten dan Kota Variabel Trenggalek, Tulungagung, Bondowoso, Pasuruan, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Kepadatan Penduduk Lamongan, Bangkalan, (X Pamekasan, Blitar, Kediri, 3) Mojokerto, Banyuwangi, Jember, Malang, Probolinggo, Sumenep Ponorogo, Lumajang, Kota Kediri, Malang, Probolinggo, Pasuruan, Gresik, dan Sidoarjo 3 Jombang dan Nganjuk 4 Kota Mojokerto, Madiun, Surabaya, Batu, Sampang dan Situbondo Angka Murid Mengulang SMA (X ) dan Kepadatan Penduduk (X 3) Kelas/ Ruang Baca SMA (X 7) dan Kepadatan Penduduk (X 3) Angka Partisipasi Kasar SMP (X 4) dan Kepadatan Penduduk (X 3) Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa variabel prediktor kepadatan penduduk sejalan linier dengan variabel respon IPM merupakan variabel prediktor yang paling sering muncul di kabupaten dan kota Jawa Timur Terdapat 37 kabupaten dan kota Jawa Timur terdapat variabel respon kepadatan penduduk sehingga dapat dikatakan bahwa kepadatan penduduk sejalan linier dengan variabel respon IPM Terlihat pula dari Tabel 7 terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki variabel prediktor yang sama seperti Kota Mojokerto, Madiun, Surabaya, Batu, Kabupaten Sampang dan Situbondo yang memiliki variabel prediktor yang sama yaitu angka partisipasi kasar tingkat SMP (X 4 ) dan kepadatan penduduk (X 3 ) yang sejalan linier dengan variabel respon IPM Selain kabupaten dan kota tersebut terdapat pula Kabupaten Ponorogo, Lumajang, Gresik, Sidoarjo, Kota Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo dan

6 6 Pasuruan memiliki variabel prediktor yang sama yaitu angka murid mengulang SMA (X ) dan kepadatan penduduk (X 3 ) sejalan linier dengan variabel respon IPM Sedangkan Kabupaten Jombang dan Nganjuk memiliki variabel prediktor yang sama yaitu kelas per ruang belajar (X 7 ) dan kepadatan penduduk (X 3 ) sejalan linier dengan variabel respon IPM E Intepretasi Model GWR Seperti yang sudah dibahas di sub bab D dimana setiap wilayah di Provinsi Jawa Timur variabel prediktor yang sejalan linier dengan variabel respon berbeda Sebagai contoh adalah Kabupaten Sidoarjo yang memiliki variabel prediktor yang sejalan dengan variabel respon penduduk (X 3 ) sejalan linier dengan variabel respon IPM Kelompok 4 terdiri dari Kota Mojokerto, Madiun, Surabaya, Batu, Kabupaten Sampang dan Situbondo memiliki variabel prediktor yang sama yaitu Angka Partisipasi Kasar SMP (X4) dan Kepadatan Penduduk (X3) dimana variabel prediktor tersebut sejalan dengan variabel respon IPM B Saran Saran dari penelitian ini adalah untuk menambahkan satu metode lagi untuk melihat dan membandingkan hasil hasil pemodelan terbaik antara dua atau tiga metode yang digunakan Saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk menambah beberapa variabel yang dianggap berpengaruh terhadap pendidikan Dimana terlihat bahwa tingkatan IPM di Kabupaten Sidoarjo sejalan linier dengan menurunnya angka murid mengulang sebesar,8% dan meningkatknya kepadatan penduduk sebesar 0,000734% V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil yang didapatkan kesimpulan dan saran sebagai berikut A Kesimpulan Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah Berdasarkann hasil deskriptif terlihat dimana angka partisipasi murni dan kasar untuk tingkat SMP dan SMA terjadi perbedaan untuk tingkat SMP rata-rata angka partisipasi murni sebesar 89,46% dapat dikatakan bahwa penduduk Jawa Timur yang berusia 3-5 tahun melakukan partisipasi murni hanya sebanyak 89,46% dengan varian yang cukup tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa penyebaran untuk angka partisipasi murni dan kasar di setiap wilayah Provinsi Jawa Timur berbeda Hal ini juga terlihat dari hasil variabel pendidikan dimana terjadi perbedaan variabel pendidikan yang berpengaruh atau sejalan linier dengan variabel respon antar kabupaten dan kota di Jawa Timur Pemetaan pendidikam berdasarkan variabel yang sejalan linier dengan variabel respon terlihat bahwa terdapat beberapa kabupaten dan kota yang memiliki variabel prediktor yang sama dan terbagi dalam beberapa kelompok seperti yang terlihat dibawah ini Kelompok yang terdiri dari Trenggalek, Tulungagung, Bondowoso, Pasuruan, Madiun, Magetan, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Bangkalan, Pamekasan, Blitar, Kediri, Mojokerto, Banyuwangi, Jember, Malang, Probolinggo, Sumenep yang memiliki variabel prediktor yang sama yaitu kepadatan penduduk (X 3 ) yang sejalan linier dengan variabel respon Kelompok yang terdiri dari Kabupaten Ponorogo, Lumajang, Gresik, Sidoarjo, Kota Kediri, Blitar, Malang, Probolinggo dan Pasuruan memiliki variabel prediktor yang sama yaitu angka murid mengulang SMA (X ) dan kepadatan penduduk (X 3 ) sejalan linier dengan variabel respon IPM Kelompok 3 terdiri dari Kabupaten Jombang dan Nganjuk memiliki variabel prediktor yang sama yaitu kelas per ruang belajar (X 7 ) dan kepadatan DAFTAR PUSTAKA [] Yasin, Sanjaya Perkembangan Kurikulum di Indonesia Sarjanakucom [Online] January 0 [Dikutip: 06 June 03] [] BPS Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 0 Provinsi Jawa Timur Surabaya : Badan Pusat Statistik, 0 [3] Tantangan Pendidikan Di Jawa Timur Maliki, ProfDrZainuddin Surabaya : BDK Surabaya Kajuan Pustaka Bagi Mata Diklat Standar Kompetensi dan Pengembangan Profesi Guru hal - [4 ]Development Progamme, United Nations Human Develompment Repots United Nation Developmen Progamme [Online] 006 [Dikutip: 04 January 03] %7Cid&u= m/&ei=vbwpuzmyg4n4rqfmigaag [5] Pendidikan, Dinas Data Pokok Pendidikan Surabaya : sn, 0 [6] Firmasyah, Bertoto Eka Pemodelan dan Pemetaan Angka Buta Huruf Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spasial Surabaya : Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 0 [7 ]Haryanto Pengertian Pendidikan Belajar Psikologi [Online] 5 February 0 [Dikutip: 3 January 03] [8] Fotheringham, A S, Brunsdon, C dan Charlton, M E Geographically Weighted Regression : The Analysis of Spatially Varryinng Relationship England : John Wiley and Sons Ltd, 00 [9] Anindita, Dyah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Berdasarkan Kesejahteraan Masyarata di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Multivariat Surabaya : Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 00 [0] Hermanto, Elvira Mustikawati Putri Pemodelan dan Pemetaan Prevelensi Balita Gizi Buruk serta Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya di Kabupaten Bojonegoro dengan Pendekatan Mixed Geographically Weighted Regression Surabaya : Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopembe, 03

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang pola penyebaran angka buta huruf (ABH) dan faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically Weighted Regression (GWR),

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi 29 kabupaten dan 9 kota. Peta wilayah disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER Andiyono Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat, Indonesia, 11480,

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR)

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) Sisvia Cahya Kurniawati, Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 40/06/35/Th. XIV, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 IPM Jawa Timur Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menguji hubungan signifikan dengan cara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION 3.1 Mixed Geographically Weighted Regression Model Mixed Geographically Weighted Regression merupakan model kombinasi atau gabungan antara regresi global

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Eks Karesidenan Madiun Karesidenan merupakan pembagian administratif menjadi kedalam sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Efferin, Darmadji dan Tan (2008:47) pendekatan kuantitatif disebut juga pendekatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Presented by Rizky Amalia Yulianti 1309 100 076 Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si Agenda 1. 2. 3. 4. 5. Pendahuluan Tinjauan Metodelogi Hasil dan Kesimpulan 1.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : regresi Poisson, GWPR, Angka Kematian Bayi (AKB)

ABSTRAK. Kata kunci : regresi Poisson, GWPR, Angka Kematian Bayi (AKB) PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR) DI PROVINSI JAWA TIMUR Septika Tri Ardiyanti 1, Purhadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika ITS. 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) 3.1 Data Spasial Data spasial memuat informasi tentang atribut dan informasi lokasi. Sedangkan data bukan spasial (aspatial data) hanya memuat informasi

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Seminar Hasil Tugas Akhir 1 PEMODELAN DAN PEMETAAN RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA WANITA DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH Nungki Fauzi T A N, Isnandar Slamet, Muslich Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGANN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN KERNEL BISQUARE PADA ANGKA HARAPAN HIDUP (Studi Kasus : Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur) LUKMAN MAULANA

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder hasil survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BPS

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Oleh : A. Anggita Tauwakal Retno (303008) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs.

Lebih terperinci

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-65 Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel Almira Qattrunnada Qurratu ain dan Vita Ratnasari Jurusan

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

Universitas Negeri Malang   Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia. 1 PERBANDINGAN JUMLAH KELOMPOK OPTIMAL PADA METODE SINGLE LINKAGE DAN COMPLETE LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE: Studi Kasus pada Data Pembangunan Manusia Jawa Timur Yuli Novita Indriani 1, Abadyo

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-58 Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur Putu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kersejahteraan rakyat khususnya

Lebih terperinci

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS)

Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS) Seminar Tugas Akhir Pemodelan Jumlah Kematian Bayi di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Poisson Regression Semi Parametric (GWPRS) Oleh : Dessy Puspa Rani 1306. 100. 034 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) 337-35 (31-98X Print) D-33 Peramalan Jumlah epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel Hilda Rosdiana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisa pemodelan fungsi hubungan pada variabel repon dengan variabel prediktor akan dijelaskan pada bab ini. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi

Lebih terperinci

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-65 Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Retno Dyah Handini, Agus Suharsono

Lebih terperinci

STATISTIK UJI PARSIAL PADA MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (STUDI KASUS JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 2012)

STATISTIK UJI PARSIAL PADA MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (STUDI KASUS JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 2012) SAISIK UJI PARSIAL PADA MODEL MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHED REGRESSION (SUDI KASUS JUMLAH KEMAIAN BAYI DI JAWA IMUR AHUN 2012 Mahmuda 1, Sri Harini 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan eknologi,

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan Lampiran. Data Dana Perimbangan DANA PERIMBANGAN (Dalam Ribuan) No Daerah 2009 200 20 202 203 Kab. Bangkalan 628,028 64,037 738,324 870,077,004,255 2 Kab. Banyuwangi 897,07 908,07 954,894,70,038,299,958

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Nama : Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Dimas Okky S. (1307030006) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, MSi PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Partisipasi

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06 7-0 (0-98X Print D-6 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Anita Trias Anggraeni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN PROFIL KEMISKINAN DI LAMONGAN MARET 2016 No. 02/06/3524/Th. II, 14 Juni 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 17 3 September 17, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-531--3 PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (017) ISSN: 337-350 (301-98X Print) D-8 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression Ardianto Tanadjaja, Ismaini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Secara umum, wilayah Jawa Timur dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK

ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR. Gangga Anuraga ABSTRAK ANALISIS BIPLOT UNTUK PEMETAAN KARAKTERISTIK KEMISKINAN PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Gangga Anuraga Dosen Program Studi Statistika MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail : ganuraga@gmail.com

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur I. PEMOHON Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)

PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION) PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, MSi Liska Septiana

Lebih terperinci

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan 22 BAB III MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) 3.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data derajat kesehatan tahun 2013 pada 27 kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 41 2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.1.2.1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS Muhammad Aqik Ardiansyah Fatah Nurdin 1310 Hamsyah 030 076 1310 030 033 08 Januari 2014 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Bertoto Eka Firmansyah dan Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh Veni Freista H. (1308100054) Dosen Pembimbing Dr.rer.pol. Heri Kuswanto JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Pendahuluan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dihadapkan pada berbagai masalah yang berkaitan dengan dua atau lebih variabel dalam suatu bentuk hubungan tertentu

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 28 BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS) 3.1 Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) Geographically Weighted Logistic Regression adalah metode untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 535-544 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang berdasarkan asas otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kebijakannya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN SEMENTARA BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI PASAL 25/29 DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab analisis dan pembahasan ini akan jelaskan tentang pola persebaran jumlah penderita kusta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian dilanjutkan dengan pemodelan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang

Lebih terperinci

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur. (R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi Buruk di Jawa Timur Ida Mariati Hutabarat 1, Asep Saefuddin 2 1Jurusan Matematika Uncen. 2 Departemen Statistika IPB 1Jl.Kamp Wolker

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) SKRIPSI Disusun Oleh : SINDY SAPUTRI 24010210141007 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL

Lebih terperinci