BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN. tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN. tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan"

Transkripsi

1 BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program 9

2 10 asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undangundang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan

3 11 Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ok. VISI Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

4 12 MISI Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi: 1. Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga 2. Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas 3. Negara : Berperan serta dalam pembangunan MOTTO Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja

5 13 B. Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Sumbagut Kantor Wilayah Sekretaris Kantor Wilayah Pemasaran Pelayanan Umum dan SDM Keuangan, Teknologi Informasi Manajemen Mutu dan Resiko Senior Analisis Penata Senior Pemasaran Peserta Penerima Upah Penata Senior Manajemen Account Manajer Kasus Kecelakaan Kerja dan PAK Penata Senior Manajemen Progrm JKK- JK Penata Madya Umum Penata Madya SDM Penata Madya Umum Penata Madya Umum Penata Utama Pengawasan dan Pemeriksa Kepesertaan Penata Utama Penindakan Kepatuhan Kepesertaan Penata Utama Pemasaran Peserta Penerima Upah Penata Utama Pemasaran Peserta Bukan Penerima Upah Penata Utama Manajemen Pelayanan Penata Utama Manajemen Program JHT- JP Penata Madya Manajemen Pelayanan Penata Utama Manajemen Mutu dan Risiko Penata Madya Manajemen Mutu dan Risiko Penata Madya Pengelolaan Kesejahteraan Peserta Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2016 Gambar. 2.1 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan

6 14 Kantor Wilayah mempunyai fungsi dan bertanggungjawab terhadap perencanaan, pengarahan, pengoordinasian dan pengendalian kegiatan operasional Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang berada di bawahnya sesuai dengan arah dan kebijakan kantor pusat. Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut yang ada di dalam Kantor Wilayah mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Merencanakan, menetapkan kebijakan operasional Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang dibawahnya. 2. Mengarahkan, mengoordinasikan dan mengendalikan pencapaian target kepesertaan dan iuran serta peningkatan pelayanan kepada peserta Kantor Cabang yang di bawahnya. 3. Mengarahkan dan mendukung terselenggaranya sistem teknologi informasi untuk Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang di bawahnya. 4. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi keuangan dan akuntansi Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang di bawahnya 5. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan sistem pengelolaan umum dan SDM Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang di bawahnya 6. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi manajemen mutu dan manajemen risiko Kantor Wilayah dan Kantr Cabang yang di bawahnya

7 15 7. Mengarahkan, mengoordinasikan dan mengendalikan aktivitas pengawasan dan pemeriksaaan kepada perusahaan, institusi, tenaga kerja dan orang pada tingkat kantor wilayah dan jika diperlukan memberikan bantuan kepada kantor cabang terkait dengan kepatuhan terhadap jaminan sosial ketenagakerjaan 8. Mengoordinasikan dan mengendalikan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi terkait pada tingkat Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang di bawahnya 9. Mengimplementasikan kebijakan kearsipan dan ketatausahaan Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang di bawahnya 10. Menerapkan dan memonitor system pengendalian internal untuk memastikan pelaksanaan kegiatan operasional berjalan dengan baik pada tingkat Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yng di bawahnya. C. Susunan Organisasi Susunan Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah SUMBAGUT terdiri dari : 1. Kepala Kantor Wilayah 2. Sekretaris 3. Pemasaran Wilayah 4. Pelayanan Wilayah 5. Umum dan SDM Wilayah 6. Keuangan dan Teknologi Informasi Wilayah

8 16 7. Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah 8. Senior Analis Wilayah D. Job Description Rincian bidang-bidang kerja (fungsi dan tanggung jawab) / Job Description Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Sumbagut adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kantor Wilayah Kepala Kantor Wilayah mempunyai fungsi mengkoordinasikan, mengarahkan, mengevaluasi dan mengendalikan kegiatan operasional di Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang berada di wilayahnya, selaras dengan kebijakan dan strategi yang ditetapkan di Kantor Pusat, guna memastikan pencapaian targt wilayah secara optimal, sesuai dengan standard an ketentuan yang berlaku di perusahaan. Tanggung Jawab Utama : a) Mengelola kinerja wilayah, sehingga tujuan jangka pendek dan panjang wilayah tercapai, dengan cara mengalokasikan dan mengarahkan kegiatan kerja dan mengkoordinasikan pengambilan keputusan. b) Meningkatkan pengetahun dan kemampuan SDM di wilayahnya, sehingga SDM berkualitas untuk mendukung efektivitas kerja, dengan cara menyusun dan melaksanakan

9 17 rencana pengembangan, dan memantau perkembangan kualitas SDM. c) Mengarahkan proses penilaian kinerja untuk untuk seluruh jajarannya sesuai prosedur guna memastikan tersedianya hasil penilaian kinerja yang valid dan akurat. d) Menyusun usulan rencana kerja jangka panjang wilayah, guna memperoleh acuan kerja, dengan cara menelaah rencana strategis perusahaaan, menyusun rencana kerja, melakukan diskusi untuk memfinalisasi rencana kerja. e) Mengkoordinasikan penyusunan dan pengantauan implementasi rencana kerja dan anggaran tahunan wilayah, guna menjaga efektivitas kerja dan efisien biaya, dengan cara penyusunan rencana. f) Mengarahkan manajemen kepesertaan yang mencakup pengembangan kepesertaan, pengelolaan kepesertaan dan kemitraan, guna memastikan tercapainya target jumlah kepesertaan dan iuran. g) Menetapkan kebijakan pengelolaan operasional secara menyeluruh untuk kantor wilayah dan kantor cabang di lingkup tugasnya, guna memastikan kebijakan, strategi prosedur dan tata kerja yang sudah ditetapkan kantor pusat yang telah diimplementasikan secara efektif dengan cara mengarahkan penyusunan kebijakan, mengevaluasi usulan kebijakan dan

10 18 memberikan masukan kepada kantor pusat untuk penyempurnaan. h) Mengarahkan dan memantau pelayanan terhadap peserta, agar pelayanan dapat memenuhi standar mutu yang di tetapkan. i) Mengelola pengembangan dan penerapan program-progam inovasi di wilayah, guna mendukung upaya peningkatan kinerja perusahaan secara berkesinambungan. 2. Sekretaris Sekretaris Wilayah mempunyai fungsi melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat intern/ekstern, administrasi personil, serta sarana dan prasarana kerja pada Kantor Wilayah, guna mendukung kelancaran kerja Kepala Kantor Wilayah. Tanggung Jawab Utama : a) Melaksanakan proses penilaian kinerja sesuai prosedur yang berlaku, untuk memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat. b) Melaksanakan peraturan perusahaan maupun peraturan perundangan, guna mendukung penerapan prinsip Good Corporate Governance. c) Mengatur jadwal acara dan kegiatan Kepala Kantor Wilayah (misalnya rapat, kunjungan ke instalasi lain)

11 19 d) Menyiapkan bahan dan membuat konsep dokumen(misalnya surat jawaban) untuk memudahkan kepala kantor wilayah dalam memberikan respon. e) Melaksanakan tata persuratan bagi Kepala Kantor Wilayah, sehingga dokumen tertata sistimatis, dengan cara menerima, memilah dan mencatat urat masuk untuk di sampaikan kepada kepala kantor wilayah. f) Mengelola rapat kepala Kantor Wilayah, agar dapat berjalan dengan lancer, dengan cara menyiapkan dan mendistribusikan bahan rapat. g) Mengelola dokumen yang terkait dengan kegiatan kepala kantor wilayah, agar terdokumentasi dan mudah diakses, dengan cara melakukan penyimpanan dokumen aktif yang berhubungan dengan ruang lingkup tugas kepala kantor wilayah. h) Melakukan koordinasi dalam rangka penyediaan perlengkapan kantor kepala kantor wilayah, agar kegiatan dapat berjalan lancer dan efektif, dengan cara mencatat permintaan kebutuhan dan melakukan koordinasi dalam rangkapenyediaan kebutuhan. i) Mengelola komunikasi kepala Kantor Wilayah baik yang berupa langsung maupun tidak langsung, untuk membantu efektivitas komunikasi kepala kantor wilayah, dengan cara menyeleksi tamu kepala kantor wilayah.

12 20 3. Pemasaran Wilayah Pemasaran Wilayah mempunyai fungsi perencanaan, pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi kegiatan pemasaran, pembinaan kepesertaan, dan manajemen akun untuk program penerimaan upah dan bukan penerimaan upah serta pengelolaan manfaat layanan tambahan berdasarkan strategi, target, sistem, dan prosedur yang telah di tetapkan di seluruh Kantor Cabang di wilayahnya dengan mengacu kepada arah dan kebijakan Kantor Pusat. Tanggung Jawab Utama : a) Mengelola kinerja bagian, sehingga target tercapai dengan cara mengalokasikan pekerjaan, dan mengarahkan kegiatan. b) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM di bagian, sehingga SDM berkualitas untuk mendukung efektivitas kerja, dengan caramenyusun dan mengajukan usulan program pengembangan. c) Menyusun usulan rencana jangka panjang, guna mendukung penyusunan rencana kerja jangka panjang kantor wilayah. d) Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan, guna menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya. e) Menyusun usulan kebijakan, strategi, sistem dan prosedur sebagai upaya penyesuaian atas kebijakan, strategi, sistem dan prosedur yang telah ditetapkan di kanto pusat.

13 21 f) Mengelola kegiatan pasar formal dan informal di wilayah, guna mengoptimalkan pertumbuhan jumlah kepesertaan. g) Mengelola akun kepesertaan berdasarkan konsep customer relationship Management, guna memperoleh peningkatan pendapatan dari peserta aktif. h) Mengelola kegiatan pemasaran formal dan informal di wilayah/cabang guna mengoptimalkan pertumbuhan jumlah kepesertaan. i) Mengelola database dan mengolah data yang terkait dengan pemasaran (seperti kepesertaan) untuk seluruh kantor cbang di lingkup tugasnya dan untuk memperoleh database yang lengkap, akurat dan terkini. 4. Pelayanan Wilayah Pelayanan Wilayah mempunyai fungsi perencanaan, pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan berdaasarkan strategi dan target yang telah ditetapkan di seluruh Kantor Cabang di wilayahnya dengan mengacu kepada arah dan kebijakan Kantor Pusat. Tanggung Jawab Utama : a) Mengelola kinerja bagian, sehingga target tercapai, dengan cara mengalokasi pekerjaan, mengarahkan kegiatan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja, dengan cara mengalokasikan dan mengarahkan kegiatan kerja.

14 22 b) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM di bagian, sehingga SDM berualitas untuk mendukung efektivitas kerja, dengan cara menyusun, mengajukan usulan, serta memantau implementasi program pengembangan. c) Menyusun usulan rencana jangka panjang, guna mendukung penyusunan rencana kerja jangka panjang kantor wilayah. d) Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan, guna menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya e) Mengkoordinaasikan kegiatan penilaian kinerja kantor cabang dalam hal standar mutu pelayanan untuk memastikan kegiatan pelayanan sesuai dengan standar, dengan cara melakukan koordinasi untuk sosialisasi kebijakan dan standar pelayanan. f) Mengarahkan dan memantau penanganan keluhan (klaim bermasalah,utang jaminan), guna memastikan semua keluhan telah ditindak lanjuti sesuai ketentuan, dengan cara menyelesaikan keluhan yang tidak dapat diselesaikan oleh cabang. g) Mengkoordinasikan pembinaan bagi petugas pelayanan di kantor cabang, untuk meningkatkan kapabilitas pelayanan. h) Mengelola database dilingkup tugasnya, sehingga data tersedia lengkap, akurat, dan terkini dengan menyusun acuan pengelolaan database.

15 23 5. Umum dan SDM Wilayah Umum dan SDM Wilayah mempuyai fungsiperencanaan, pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi kegiatan SDM dan Umum Kantor Wilayah dan Kantor Cabang binaannya sesuai dengan arah dan kebijakan kantor pusat. Tanggung Jawab Umum : a) Menyusun usulan kerja jangka panjang bagian, guna mndukung penyusunan rencana kerja jangka panjang kantor wilayah, dengan cara menerima arahan dari atasan, menyusun usulan rencana kerja jangka panjang untuk bagiannya dan mengajukan usulan untuk direview dan di kompilasi atasan. b) Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan bagian,guna menjaga efektivitas kerja dan efisiensi biaya. c) Mengelola pemenuhan hak pegawai di kantor wilayah dengan mengacu pada peraturan yang baerlaku (antara lain, gaji, fasilitas kesehatan, asuransi, dll), sehingga hak dapat diberikan tepat jumlah dan tepat waktu. d) Mengelola database di lingkup tugasnya, sehingga data tersedia lengkap, akurat dan terkini dengan memantau proses pemutakhiran(updating) e) Mengelola kegiatan pengaadaan barang dan jasa untuk kantor wilayah sesuai prosedur yang berlku

16 24 f) Mengelola sarana dan prasarana kerja sesuai prosedur yang berlaku, untuk keamanan dan optimalisasiaset. g) Mengelola layanan umum bagi pegawai di kantor wilayah, untuk mendukung kelancaran kerja, dengan cara mengarahkan pengelolaan kerumahtanggaan(konsumsi, kegiatan rapat, pembayaran listrik, kebersihan lingkungan) dan mengatur penggunaan kendaraan operasional. h) Mengelola kegiatan komunikasi dengan internal dan eksternal perusahaan, untuk meningkatkan citra perusahaan. i) Menyusun laporan kegiatan, untuk mendukung penyusunan laporan kegiatan wilayah. 6. Keuangan dan Teknologi Informasi Wilayah Keuangan dan Teknologi Informasi Wilayah mempunyai fungsi perencanaan, pengoordinasian pengendalian dan evaluasi kegiatan dan teknologi informasi dengan mengacu arah dan kebijakan Kantor Pusat. Tanggung Jawab Utama : a) Menyusun usulan kerja jangka panjang bagian, guna mndukung penyusunan rencana kerja jangka panjang kantor wilayah, dengan cara menerima arahan dari atasan, menyusun usulan rencana kerja jangka panjang untuk bagiannya dan mengajukan usulan untuk direview dan di kompilasi atasan.

17 25 b) Menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan, guna menjaga efektivitas kerja dan efesien biaya dengan cara menyusun usulan rencana kerja dan anggaran tahunan. c) Mengendalikan transaksi keuangan kantor wilayah dan memantau pengelolaan keuangan kantor cabang, guna terwujudnya pengelolaan keuangan yang sehat, dengan cara menyusun perencanaan kas yang meliputi penerimaan dan penggunaan dana operasional kantor wilayah. d) Mengelola kegiatan pencatatan transaksi keuangan (kantor wilayah beserta cabang), untuk penyajian laporan keuangan yang lengkap dan akurat dengan cara mengarahkan pencatatan transaksi keuangan. e) Mengkoordinasikan kegiatan peenuhan kewajiban perpajakan kantor wilayah beserta cabang, untuk memastikan kewajiban perpajakan telah dipenuhi sesuai ketentuan. f) Mengkoordinasikan pengelolaan dan pemeliharaan sarana teknologi informasi guna kelancaran kegiatan operasional. g) Mengkoordinasikan pengendalian kinerja operasional dan keamanan sistem jaringan computer dan database sesuai dengan kewenangan setiap pengguna komputer di kantor wilayah. h) Menyusun laporan kegiatan untuk mendukung penyusunan laporan kegiatan wilayah dengan meminta laporan kegiatan

18 26 dari bawahan dan mengajukan laporan untuk direview dan dompilasi atasan. i) Mengelola manajemen resiko di bagiannya, sehingga terlaksana sesuai ketentuan wilayah. 7. Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah Manajemen Mutu dan Risiko Wilayah mempunyai fungsi perencanaan, pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi fungsi manajemen mutu, manajemen risiko, pengawasan dan pemeriksaan di kantor wilayah dan kantor cabang binaannya sesuai dengan kebijakan kantor pusat. Tanggung Jawab Umum : a) Mengelola kinerja, sehingga target tercaapai, dengan cara mengalokasikan pekerjaan, mengarahkan kegiatan, dan mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja. b) Menyusun usulan kerja jangka panjang bagian, guna mndukung penyusunan rencana kerja jangka panjang kantor wilayah, dengan cara menerima arahan dari atasan, menyusun usulan rencana kerja jangka panjang untuk bagiannya dan mengajukan usulan untuk di review dan di kompilasi atasan. c) Menyusun usulan kebijakan, strategi, sistem dan prosedur untuk sebagai upaya penyesuaian(dalam batas kewenangan

19 27 yang dimiliki) atas kebijakan, strategi, sistem, dan prosedur yang telah ditetapkan di kantor pusat, guna memperoleh acuan kerja yang jelas, dengan cara menyusun dan mengajukan usulan kepada atasan, dan memantau implementasinya. d) Mengarahkan dan mengkoordinasikan pengelolaan aspek hokum di Kantor Wilayah dan kantor cabang pembantu, guna memastikan adanya ketaatan paada hokum yang berlaku, dengan cara mengkoordinasikan penyusunan dokumen hokum sesuai kebutuhan, mengkoordinasikan proses review atas dokumen hukum yang akan diterbitkan dan mengkoordinasikan pemberian opini hukum. e) Mengarahkan dan memantau implementasi sistem manajemen mutu, untuk mendukung peningkatan kapabilitas dan kinerja individu ataupun unit kerja. f) Mengarahkan dan memantau pengelolaan risiko di Kanwil atau Cabang untuk meminimalisir terjadinya massalah yang dapat merugikan perusahaan. g) Memantau semua kegiatan operasional di kantor wilayah, untuk memastikan ketaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dengan mengarahkan pemahaman atas sistem pemantauan yang menjadi acuan kerja.

20 28 h) Menyusun laporan kegiatan bagian, untuk mendukung penyusunan laporan kegiatan wilayah dengan meminta laporan kegiatan dari bawahan. i) Mengelola manajemen risiko sehingga terlaksana sesuai ketentuan, dengan cara memastikan adanya pemahaman atas standar/ ketentuan dan menyusun mitigasi risiko sesuai standar/ketentuan. 8. Senior Analis Wilayah Senior Analis Wilayah mempunyai fungsi membuat kajian, analisa dan menciptakan inovasi/perbaikan berkesinambungan untuk mendukung pelaksanaan fungsi wilayah dalam mencapai tujuan Badan sesuai dengan arah dan kebijakan kantor pusat. Tanggung Jawab Umum : a) Melaksanakan penilaian kinerja sesuai prosedur guna memperoleh hasil penilaian yang valid dan akurat. b) Melaksanakan peraturan perusahaan sebagai bagian dari pelaksanaan perinsip Good Corporate Governance c) Melakukan analisa strategi, sebagai bahan pengembalian keputusan, dengan cara mengajukan hasil analisa kepada atasan untuk di review sebelum disampaikan kepada masing-masing urusan.

21 29 d) Melakukan kajian dan merumuskan usulan perencanaan pengembangan strategis yang terkait dengan bidang tugasnya, dengan cara mencari informasi yang diperlukan. e) Menyusun kajian sistem pengembangan organisasi di bidang pemasaran, pelayanan, keuangan & teknologi informasi, manajemen mutu & risiko. f) Menyusun pengelolaan knowledge management guna mendukung pengembangan proses bisnis, dengan cara mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dan meningkatkan knowledge management. g) Mengelola manajemen risiko di urusannya, sehingga terlaksana sesuai ketentuan dengan memastikan adanya pemahaman atas ketentuan. h) Menyusun laporan hasil kerja sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan kerja.

22 30 E. Organisasi yang berada di bawah kantor Tabel 2.2 Organisasi Kantor Cabang Dan KCP Di Bawah Jajaran Kanwil Sumbagut No Kd Kantor Cabang 1 A00 Kacab Lhokseumawe 2 A06 KCP Aceh Tengah Takengon 3 A08 KCP Bireuen Kota Juang 4 A01 Kacab Banda Aceh 5 A05 KCP Pidie Sigli 6 A02 Kacab Langsa 7 A09 KCP Aceh Tenggara Kutacane 8 A03 Kacab Meulaboh 9 A07 KCP Aceh Selatan Tapak Tuan 10 B00 Kacab Medan Kota 11 B12 KCP Karo Kabanjahe 12 B01 Kacab Pematangsiantar 13 B16 KCP Tapanuli Utara Tarutung 14 B20 KCP Humbang Hasundutan Dolong Sanggul 15 B22 KCP Toba Samosir Balige 16 B02 Kacab Kisaran 17 B07 KCP Labuhanbatu Rantau Prapat 18 B15 KCP Labuhanbatu Utara Aek Kanopan 19 B19 KCP Batu Bara Indrapura 20 B21 KCP Labuhanbatu Selatan Pinang 21 B03 Kacab Padang Sidempuan 22 B13 KCP Mandailing Natal Panyabungan 23 B17 KCP Padang Lawas Sibuhuan 24 B18 KCP Sibolga Kota 25 B23 KCP Nias Gunung Sitoli 26 B04 Kacab Tanjung Morawa 27 B11 KCP Serdang Bedagai Sei Rampah 28 B14 KCP Tebing Tinggi Juanda 29 B05 Kacab Medan Belawan 30 B06 Kacab Binjai 31 B10 KCP Langkat Stabat Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2016

23 31 F. Kinerja Perusahaan Strategi peningkatan iuran 2016, yaitu : 1. Kolaborasi dengan lembaga Pemerintah dan mitra strategis kepesertaan dan layanan baik untuk pelayanan, validitas dan integritas data maupun dalam rangka penerapan ketentuan yang berlaku. 2. Sosialisasi masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. 3. Menindaklanjuti Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dengan membangun kemitraan dengan Pemerintah Daerah dalam rangka perluasan kepesertaan melalui mekanisme PTSP dann PATEN diseluruh Kabupaten/Kota paling lambat triwulan I tahun Memaksimalkan seluruh MOU dan Perjanjian Kerjasama yang telah dikerjasamakan baik oleh Kantor Pusat maupun Kantor Wilayah dalam rangka mendorong perluasan kepesertaan dan kepatuhan Perusahaan. 5. Kepala Kantor Cabang melakukan evaluasi dan monitoring data Bidang Pemasaran Kantor Cabang dalam hal data kepatuhan perusahaan (PWBD, PDS TK/Upah dan Piutang Iuran). 6. Melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja terkait penyesuaian upah minimun terbaru tahun 2016 kepada seluruh peserta. 7. Meningkatkan validasi data kepesertaan (nomor telepon, , NPWP serta contac person).

24 32 8. Melakukan sosialisasi e Service kepada seluruh peserta dalam rangka optimalisasi layanan elektronik (e-payment, e-saldo, BPJSTK Mobile, SIPP) 9. Kantor Cabang/ KCP untuk menyelaraskan Program Kerja Tahun 2016 mengacu kepada strategi pencapaian target tahun 2016 Delivering Operational Excellence dengan model 345 yaitu untuk mencapai 3 hasil (kepesertaan-iuran, kepuasan peserta, dana hasil investasi) diperlukan 4 model dasar dan 5 proses dengan melaksanakan 4DX sebagai tool-nya. 10. Meningkatkan kemanpuan intelegensi dalam mendeteksi proyekproyek pembangunan fisik di lingkungan operasional Kantor Cabang, sehingga seluruh proyek Jakon baik yang dibiayai oleh Pemerintah maupun swasta dapat diakuisisi. 11. Mengedukasi dan menjaring peserta usia produktif yang memiliki kegiatan ekonomi setelah mengambil dana JHT di masing-masing Kantor Cabang untuk menjadpeserta BPU. 12. Meningkatkan peran dan fungsi semua karyawan di Kantor Cabang dalam program Employee Get Member (EGM).

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2 2.1 Sejarah Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. JAMSOSTEK (Persero) Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pasal 27 ayat yang ke 2 Undang-undang Dasar 1945 memberikan jaminan kepada setiap warga Negara Indonesia dalam hal memperoleh pekerjaan yang layak, kemudian

Lebih terperinci

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara

dan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Sebelum Dinas berdiri sendiri sebagai instansi tersendiri, Pengelolaan Pajak dan Pendapatan Daerah adalah merupakan salah satu bagian yang berada di bawah Biro Keuangan yang bernaung pada Sekretariat Kantor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan

BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) A. Sejarah Singkat Perusahaan Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara

BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara BAB II DESKRIPSI LOKASI PRAKTIK LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai

Lebih terperinci

Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan

Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan Program Kerja Strategis Direksi BPJS Ketenagakerjaan Rapat Koordinasi BPJS Ketenagakerjaan dan DJSN Agus Susanto CEO BPJS Ketenagakerjaan PROGRAM KERJA STRATEGIS Peningkatan Produk & Layanan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI 27 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/INSTANSI A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang sebelumnya bernama PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat UPT Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE 2013-2014 Ali Zainal Abidin (1401106402) Binus University, Jakarta, Indonesia, alhabsyiali@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA. A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Umum 1.1.1 Sejarah Singkat PT. Jamsostek Di Indonesia embrio Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam bentuk programprogram spesifik mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya sedikit penurunan, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya pengangguran dan meningkatnya kelompok

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat UPT Medan Selatan/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Objek Penelitian Dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan asuransi tenaga kerja yaitu PT. Jamsostek (Persero) cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan 1.1.1 Profil Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara,

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget)

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget) PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget) Oleh: Regina Supeno Desie M.D. Warouw Herry Mulyono e-mail: gina.supeno@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama dengan kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Penganggaran juga merupakan komitmen resmi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil BPJS Ketenagakerjaan Cabang Blitar 1. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara

Lebih terperinci

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 13 12.5 12 11.5 11 10.5 10 9.5 9 8.5 8 12.55 11.51 11.31 11.33 10.41 10.39 9.85 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam mengelola keuangan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah

Lebih terperinci

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) LAMPIRAN Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut / Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) / 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Nias 3.887.995 4.111.318 13.292.683.44 14. 046.053.44

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata ruang kantor ialah salah satu faktor penting dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau tidak langsung

Lebih terperinci

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas. Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas. Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Medan Utara/Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan KEMENTERIAN DALAM NEGERI Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan Medan, 3 April 2013 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 150 ayat (1) dan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Untuk Menempuh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Perluasan dan Pengelolaan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan

Perluasan dan Pengelolaan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Perluasan dan Pengelolaan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 Struktur Oragnisasi Direktorat Perluasan Kepesertaan dan HAL Struktur Organisasi Direktur Perluasan Kepesertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian.. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah menetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial baik BPJS Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai pelaku dalam kehidupan bermasyarakat menuntut ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang untuk mempelajari lebih jauh tentang manusia yang bukan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pemerintah itu ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara program

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pemerintah itu ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara program 5 BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. JAMSOSTEK PT. JAMSOSTEK baru dikenal 22 September 1995, saat perusahaan pemerintah itu ditetapkan sebagai satu-satunya penyelenggara program JAMSOSTEK di Indonesia,

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) B12 PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN

RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) B12 PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN RAPAT KOORDINASI PELAPORAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (PPK) PEMERINTAH KOTATANJUNGBALAI TAHUN 2016-2017 Tanjungbalai, Selasa, 6 Desember 2017 Aula Bappeda Kota Tanjungbalai 1. Perpres

Lebih terperinci

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana untuk mendirikan provinsi-provinsi baru di Indonesia. Pembentukan provinsi baru ini didasari

Lebih terperinci

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Sejarah keberadaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923,

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 50/08/12/Th. XVIII, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 147.810 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 33.896 TON,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum UPT Medan Selatan / Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Selatan. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan perlu mendapat perhatian yang baik bagi pemerintah daerah untuk keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara 7 BAB II DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu instansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlindungan sosial merupakan komponen penting dari kebijakan sosial yang didasari atas hak sosial dan hak ekonomi yang dinikmati oleh warga negara di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu kebutuhan manusia semakin meningkat, baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk

Lebih terperinci

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah kepulauan yang besar yang terdiri dari ribuan pulau, memiliki alam yang kaya, tanah yang subur dan ratusan juta penduduk. Di samping

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA A. Pengertian Jaminan Hari Tua Jaminan (dhaman) adalah pemindahan harta pihak penjamin kepada pihak yang dijamin dalam menunaikan suatu hak. Dalam pemindahan seseorang

Lebih terperinci

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK Agenda Penerapan KPD2LK Jamsostek Rumah Sakit 2 Laporan Keuangan JAMSOSTEK SEJARAH JAMSOSTEK Pada tahun 1947 UU 33/1947 jo 2/1951 tentang Kecelakan

Lebih terperinci

Transformasi BPJS 2. September 2011

Transformasi BPJS 2. September 2011 Transformasi BPJS 2 September 2011 1 Transformasi BPJS 2 (1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Nov 2011 Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP Proses konsultasi publik terkait harmonisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.851, 2012 KEMENTERIAN AGAMA. Instansi Vertikal. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum UPT Medan Utara/ Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi. Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI SUMATERA UTARA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK: SERTA TANTANGAN TAHUN 2019 Drs. Jumsadi Damanik, SH, M. Hum

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) CABANG RANTAU PRAPAT A. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Jika listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 atau sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BPJS Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Gambaran Umum PT. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mojokerto 1. Sejarah PT. BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 12 Tahun 2018 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KOTA BOGOR Diundangkan dalam

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN 2014 Surat Keputusan Pasal 2,... I Surat Keputusan II DAFTAR ISI Daftar Isi Surat Keputusan... I Daftar Isi... III I. Pendahuluan... 1 II. Terminologi Manajemen Risiko... 5 III. Komponen Penerapan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari kinerja pemerintah dan dukungan masyarakat daerah tersebut dalam mengembangkan daerahnya.

Lebih terperinci

Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015

Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015 Perlindungan Seluruh Pekerja Menuju operasionalisasi penuh 01 Juli 2015 DIDDI SISWADI Kepala Kantor Wilayah Sumbarriau Date : June 15 Sosial AMANAH UNDANG-UNDANG Sosial sebagai Amanah Undang-Undang Everyone,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Sekretaris Kementerian

Lebih terperinci

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN Menimbang BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016

Produk BPJS Ketenagakerjaan. Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 Produk BPJS Ketenagakerjaan Orientasi Persiapan Kerja Tahun 2016 The The 9 PP NOMOR 60/2015 Perubahan atas PP 46/2016 tentang Jaminan Hari Tua 10 PERMENAKER 26/2015 Tata Cara Penyelenggaraan Program JKK,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Perusahaan 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965 Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangguran merupakan suatu topik yang tidak pernah hilang dalam sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah istilah bagi orang yang

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 31/05/12/Thn. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud SALINAN GUBERNUR SUMATERA UTARA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI BADAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Landasan yuridis penyelenggaraan SJSN adalah UUD Negara

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun Lampiran 1 Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 Kabupaten/Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata Produksi (kw/ha) Nias 9449 30645 32.43 Mandailing Natal 37590

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan. Kualitas audit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pengawasan. Kualitas audit yang bermutu tinggi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi manajemen keuangan negara di Indonesia diawali lahirnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi manajemen keuangan negara di Indonesia diawali lahirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi manajemen keuangan negara di Indonesia diawali lahirnya paket peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara. Lahirnya regulasi ini sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan

BAB III DESKRIPSI INSTANSI. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947

Lebih terperinci

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012 Prospek Pengawasan Implementasi UU SJSN/BPJS Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 7 Nopember 2012 1 Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 39/07/12/Thn.XIX, 01 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA SUMATERA UTARA 2015 MENCAPAI 69,51. Pembangunan manusia di Sumatera

Lebih terperinci

Uraian Pekerjaan dan Jabatan

Uraian Pekerjaan dan Jabatan KEPALA DIVISI LITIGASI 1. IDENTIFIKASI PEKERJAAN Nama Posisi : Kepala Divisi Litigasi Tanggal Berlaku : 2012 Direktorat/Divisi : Pangkat : Hukum dan Peraturan / Litigasi Vice President Senior Vice President

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA GUNUNGSITOLI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM KOTA GUNUNGSITOLI TAHUN 2016 SEBESAR 66,85 No. 01/12785/06/2017, 11 Juli 2017 Pembangunan manusia di Kota Gunungsitoli

Lebih terperinci