BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 dan UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada 43

2 44 tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

3 45 Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi

4 46 peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia Logo BPJS Ketenagakerjaan Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan Visi: Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional dan pelayanan. Misi: Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungaan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi: TenagaKerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga

5 47 Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas Negara: Berperan serta dalam pembangunan Filosofi BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan manfaat optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah Motto Perusahaan Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja

6 Struktur BPJS Ketenagakerjaan Gambar 4.2 Struktur BPJS Ketenagakerjaan Sumber: Job Description BPJS Ketenagakerjaan Dewan Pengawas Direktorat Utama Komite Investasi dan Risiko Direktur Pembina Satuan Pengawas Divisi Kepatuhan dan Hukum Direktorat Investasi Divisi Analisa Portofolio Divisi Investasi Langsung v Divisi Pasar Uang dan Pasar Modal Direktorat Kepesertaan dan Hubungan Antar Lembaga DivisiPerluasa nkepesertaan Divisi Pengelolaan Kepesertaan Divisi Hubungan Antar Lembaga dan Kemitraan Direktorat Pelayanan dan Pengaduan Divisi Pengembangan Jaminan Divisi Pelayanan dan Pengaduan Direktorat Umum & SDM Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Kompetensi Divisi Pengelolaan Aset dan Layanan Umum Direktorat Keuangan Divisi Keuangan Divisi Akuntansi Direktorat Renstra & TI Divisi Perencanaan Strategis Divisi Pengembang an Teknologi Informasi Divisi Operasional Teknologi Informasi Divisi Sekretaris Badan Divisi Komunikasi Change Management Office Staf Senior Manajemen Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Manajemen Risiko Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Sumber Daya Manusia

7 Visi dan Misi Divisi Komunikasi Visi: Menjadi divisi terbaik dalam menunjang visi BPJS Ketenagakerjaan untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja. Misi: Menjadi wadah utama komunikasi BPJS Ketenagakerjaan dengan Stakeholders dalam mendukung misi BPJS Ketenagakerjaan melalui: 1. Pelaksanaan program komunikasi dan pencitraan 2. Peningkatan brand equity 3. Penunjang peningkatan kepesertaan dan pelayanan Fungsi Divisi Komunikasi 1. Merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan, komunikasi badan/institusi dengan pihak internal dan eksternal; 2. Mengimplementasikan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL); 3. Menjalin dan membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal; 4. Menciptakan tata kelola informasi yang handal dan sistimatis sebagai bagian dari penciptaan citra positif badan/institusi bagi para pemangku kepentingannya/stakeholder.

8 Peran Divisi Komunikasi 1. Memberikan support untuk mengkomunikasikan kegiatan Institusi kepada stakeholders dalam rangka sosialisasi dan edukasi program BPJS ketenagakerjaan. 2. Mengkomunikasikan brand BPJS Ketenagakerjaan kepada internal dan eksternal. 3. Memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi internal dan eksternal Struktur Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Gambar 4.3 Stuktur Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat Sumber: Job Description BPJS Ketenagakerjaan Divisi Komunikasi Sekretaris Divisi Komunikasi Urusan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Urusan Komunikasi Internal Urusan Komunikasi Eksternal Penata Utama Komunikasi Internal Penata Madya Komunikasi Internal Penata Utama Komunikasi Badan Penata Madya Komunikasi Badan Penata Utama Komunikasi Pemasaran Penata Madya Komunikasi Pemasaran Penata Muda Dokumentasi

9 Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif, diperoleh data-data yang didapatkan melalui wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan di lapangan tempat objek penelitian yaitu BPJS Ketenagakerjaan yang bertempat di Jl. Gatot Subroto No. 79, Jakarta Selatan, Narasumber pada penelitian ini terdiri dari 1 key informan dan 2 informan, key informannya adalah Ibu Maria Emmy Maharjati selaku Penata Madya Komunikasi Internal yang diwawancarai pada tanggal 12 Februari 2015, dan dua informan yaitu Bapak Ariyanto selaku Penata Muda Komunikasi Internal yang diwawancarai pada tanggal 12 Februari 2015 dan Bapak Harri Kuswanda selaku Kepala Urusan Komunikasi Internal yang diwawancarai pada tanggal 23 Februari Ketiga narasumber tersebut adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap sosialisasi rebranding PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Selain melalui data primer, hasil penelitian ini juga diperoleh dari data sekunder yaitu proposal kegiatan brand engagement workshop dan hasil laporan evaluasi brand engagement workshop. Berdasarkan fokus penelitian, Humas Internal Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan dalam sosialisasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan menggunakan Manajemen Public Relations yang meliputi tahaptahap mendefinisikan problem, perencanaan dan pemograman, melakukan tindakan dan berkomunikasi dan mengevaluasi program sebagai berikut:

10 Mendefinisikan Masalah Langkah pertama dalam manajemen public relations ini adalah mendefinisikan masalah, artinya humas mencari tahu apa masalah-masalah yang timbul dalam keadaan saat ini terhadap perusahaan atau organisasi. Humas berusaha mencari tahu masalah dan dirumuskan menjadi suatu latar belakang sehingga dapat diketahui seberapa pentingnya suatu kegiatan dan dapat menuntun seorang humas dalam membuat suatu perencanaan atau pemograman kedepannya. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat ini terhadap perusahaan/organisasi, dilakukan sebuah riset atau penelitian. Humas BPJS Ketenagakerjaan tidak melakukan riset secara langsung tetapi dibantu oleh pihak konsultan sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy: Humas tidak terjun langsung ke lapangan karena permasalahan waktu dan biaya. Kita bekerja sama dengan pihak konsultan DM-ID Holland yang membantu melakukan wawancara ke lapangan atau langsung wawancara dengan masyarakat dan mengkaji, dan menganalisa pengetahuan karyawan juga dan dari data-data yang ada di kantor wilayah dan kantor cabang. 1 Pihak konsultan DM-ID Holland melakukan riset ke lapangan untuk melakukan wawancara pada masyarakat, bukan hanya itu tetapi Humas internal juga melakukan riset dengan cara mapping berita melalui surat kabar dan akun social media sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Ariyanto: 1 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

11 53 Riset dilakukan dengan cara melihat berita tentang BPJS Ketenagakerjaan di surat kabar seperti Koran dan berita online, lalu melihat di akun media sosial Twitter dan Facebook BPJS Ketenagakerjaan lalu disusun dalam bentuk kliping. Riset tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai transformasi BPJS Ketenagakerjaan. 2 Gambar 4.4 Mapping media (Berita media online) Sumber: 2 Hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

12 54 Gambar 4.5 Mapping media (Media sosial twitter) Sumber: Transformasi yang terjadi pada PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan menimbulkan upaya perubahan merek yang dinamakan rebranding, pengertian dari rebranding itu sendiri dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy sebagai berikut: Rebranding adalah suatu upaya melakukan perubahan yang bukan hanya merubah identitas saja tetapi juga merubah persepsi di masyarakat luas. 3 Dari hasil riset ditemukan fakta-fakta yang menjelaskan apa saja masalah-masalah yang terjadi pada BPJS Ketenagakerjaan yaitu masalah internal yang terjadi yaitu kurangnya pemberian informasi dan juga dari hasil analisa pengetahuan para karyawan ditemukan masih banyak pihak internal yang kurang akan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi 3 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

13 55 pada perusahaan dan juga kurangnya rasa semangat perubahan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Ibu Maria Emmy: Transformasi pada BPJS Ketenagakerjaan bukan hanya logo saja yang berubah, bukan hanya warna yang berubah tapi apa yang ada di dalamnya. Jadi seperti tagline Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja itu juga diinformasikan. Jadi bagaiman kita mau meningkatkan diri kita sebagai jembatan para pekerja bila kita tidak menginformasikan kepada para karyawan BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri. 4 Sosialisasi perihal rebranding dan esensinya diharapkan mampu dipahami oleh seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan dari kantor pusat sampai dengan kantor cabang, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Maria Emmy: Pada saat transformasi tanggal 1 Januari 2014, PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan itu sesuai dengan Undangundang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) yang mengharuskan transformasi ini terjadi. Perubahan ini menimbulkan perbedaan persepsi di kalangan masyarakat dan pihak internal harus mengetahui hal tersebut dan bisa dipahami oleh mereka. Hal itu tidak berlaku di kantor pusat saja tetapi juga di kantor wilayah dan kantor cabang. Apa isi dari perubahan itu harus di getok tularkan kepada seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan baik kantor pusat maupun kantor daerahnya. Jadi karena itulah kita harus melakukan sosialisasi. 5 Perubahan transformasi dari PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang menimbulkan perbedaan persepsi di masyarakat luas harus diketahui oleh seluruh insan BPJS Ketenagakerjaan baik untuk di kantor pusat maupun kantor daerah. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Ariyanto: 4 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat 5 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

14 56 Sosialisasi dilakukan karena adanya Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 yang mengharuskan PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan tersebut harus diketahui oleh pihak internal maupun pihak eksternal demi terjalinnya hubungan yang baik. 6 Selain karena dilatarbelakangi oleh adanya transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang menimbulkan perbedaan persepsi pada masyarakat, Bapak Harri Kuswanda juga mengatakan bahwa: Program sosialisasi ini memang awalnya didasarkan pada Undang-undang yang mengharuskan namanya berubah dari Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, jadi dibuat brand baru. Selain itu, karena adanya perubahan jaman, dimana kami dituntut untuk bisa mengubah diri menjadi lebih responsif terhadap perubahan itu sendiri. Bagaimana kita mau mengubah karyawannya bila tidak dilakukan sosialisasi. 7 Dari ketiga pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sosialisasi rebranding ini memang dilakukan karena transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang menyebabkan adanya perubahan yang terjadi dan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada masyarakat dan hal tersebut harus diinformasikan dan diketahui oleh pihak internal BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu dengan tujuan agar bisa mengubah diri menjadi lebih baik yaitu menjadi lebih respon terhadap perubahan yang terjadi itu sendiri, dengan begitu pihak internal BPJS Ketenagakerjaan dapat memperbaiki diri dan melakukan sosialisasi lebih baik lagi. Jadi dalam mendefinisikan problem, Humas BPJS Ketenagakerjaan kantor pusat melakukan riset yang dibantu oleh pihak konsultan untuk 6 Hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat 7 Hasil wawancara dengan Bapak Harri Kuswanda pada tanggal 23 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

15 57 mencari tahu apa saja yang terjadi pada saat ini terkait tentang transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang terjadi dari awal tahun Dilakukan wawancara dan melakukan mapping media untuk mengetahui persepsi masyarakat, apakah masih banyak perbedaan persepsi mengenai BPJS Ketenagakerjaan atau tidak. Dari riset-riset yang telah dilakukan dan dirumuskannya suatu latar belakang permasalahan maka bisa dibuat suatu perencanaan atau pemograman suatu kegiatan untuk mendukung dan memecahkan permasalahan yang terjadi pada perusahaan atau organisasi Perencanaan dan Pemograman Setelah mendefinisikan masalah, ditemukan masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh institusi dan dibuat latar belakang suatu perencanaan kegiatan. Humas melakukan suatu upaya dalam membentuk program yang akan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sosialisasi untuk pihak internal BPJS Ketenagakerjaan seperti yang dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy: Dalam rebranding kita mensosialisasikan dengan membuat Brand Engagement Wokrshop. Alasan dibuat kegiatan tersebut karena kita ingin menggetoktularkan informasi tentang perubahan transformasi kepada pihak internal BPJS Ketenagakerjaan. Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa kegiatan Brand Engagement Workshop adalah salah satu bentuk kegiatan yang direncanakan oleh humas internal BPJS Ketenagakerjaan untuk mensosialisasikan rebranding sebagai upaya humas dalam memberikan

16 58 pengetahuan serta informasi-informasi mengenai transformasi BPJS Ketenagakerjaan lebih menyeluruh dan mendalam kepada pihak internal BPJS Ketenagakerjaan. Pernyataan dari Ibu Emmy tentang implementasi sosialisasi rebranding lebih dijelaskan lagi oleh Bapak Ariyanto: Brand Engagement Workshop adalah kegiatan yang paling efektif untuk menginformasikan kepada pihak internal BPJS Ketenagakerjaan. Brand Engagement adalah pengentalan brand pada internal. Brand engagement dilakukan agar internal memahami filosofi identitas merek BPJS Ketenagakerjaan dan membentuk nilai budaya perusahaan yang baru dengan hadirnya merek baru serta membangun kerjasama di internal BPJS Ketenagakerjaan. 8 Brand Engagement Workshop ini dibuat dengan tujuan agar pihak internal BPJS Ketenagakerjaan dapat memahami filosofi dan membentuk nilai budaya BPJS Ketenagakerjaan yang baru serta dapat membangun kerja sama yang baik antar sesama pihak internal BPJS Ketenagakerjaan. Dari tujuan dan cara pengimplementasian program rebranding, humas memerlukan perencanaan dan pemograman yang jelas sehingga memudahkan humas untuk melakukan tahap selanjutnya. Berikut adalah penjelasan dari Ibu Emmy tentang kegiatan Brand Engagement Workshop: Brand Engagement Workshop dilakukan dengan beberapa tahap, tahap pertama ini dilakukan diselenggarakan di 4 kota yaitu Surabaya, Bandung, Medan dan Semarang. Para pesertanya adalah PIC dari kantor wilayah dan kantor cabang dan dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni 9 Pada tahap pertama, kegiatan workshop akan dilaksanakan di 4 kota dan para pesertanya adalah hanya beberapa orang dan menjadi 8 Hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto, pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat 9 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

17 59 perwakilan dari beberapa kantor wilayah dan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan. Humas sebelumnya juga sudah menetapkan tujuan yang jelas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegitatannya. Tujuan kegiatan tersebut diungkapkan oleh Ibu Maria Emmy: Kegiatan Brand Engagement Workshop itu yang pertama ingin menghidupkan semangat perubahan di kantor pusat, kantor wilayah dan kantor cabang. Menghidupkan kembali semangat perubahan, karena hasil riset yang telah ditemukan adalah suatu keinginan dari pihak eksternal dan pihak internal yang mengharuskan Jamsostek ini berubah, bukan hanya logonya saja yang berubah tapi juga isi di dalamnya harus berubah. Lalu mempermudah sosialisasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, memastikan keterlibatan kantor wilayah dan kantor cabang dengan menumbuhkan rasa memiliki karena kita akan mencintai kantor kita kalau karyawannya juga mempunyai rasa memiliki. 10 Tujuan diadakannya kegiatan sosialisasi rebranding melalui kegiatan Brand Engagement Workshop adalah mempererat dari hubungan para karyawan dengan menumbuhkan rasa saling memiliki, membangkitkan rasa perubahan yang terjadi pada perusahaan, dan perusahaan ingin para pihak internal atau para karyawan dapat lebih baik dalam mensosialisasikan perubahan yang terjadi kepada masyarakat luas atau kepada pihak eksternal. Anggaran biaya sangat penting dalam melaksanakan kegiatan, untuk kegiatan sosialisasi biaya yang diperlukan tidaklah sedikit dan butuh perencanaan yang baik sehingga tidak salah perhitungan. Jumlah anggaran 10 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

18 60 dan sumber anggaran biaya yang ditetapkan oleh humas internal BPJS Ketenagakerjaan dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy: Untuk kegiatan Brand Engagement Workshop, rencana anggaran biayanya sekitar 1 Miliar rupiah dan berasal dari rencana anggaran tahunan Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat. 11 Besarnya anggaran biaya yang ditentukan oleh humas internal BPJS Ketenagakerjaan kantor pusat adalah sekitar Rp ,- (1 Miliar Rupiah) dan sumber dananya berasal dari internal yaitu anggaran tahunan Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat dan tidak ada sumber dana dari luar atau lainnya Melakukan Tindakan dan Berkomunikasi Dalam strategi melakukan tindakan dan komunikasi, Humas Internal BPS Ketenagakerjaan menggunakan strategi yang sudah disusun dalam perencanaan sebelumnya dan menerapkannya dalam kegiatan Brand Engagement Workshop. Untuk mencapai tujuan kegiatan diperlukan pesan yang mudah dimengerti dan dipahami oleh para peserta. Pesan yang ingin disampaikan oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam Brand Engagement Workshop diungkapkan oleh Bapak Ariyanto sebagai berikut: Pihak Internal BPJS Ketenagakerjaan diajak untuk aktif tidak hanya pada pemahaman mengenai pelayanan saja tetapi juga untuk membangun prinsip dan kunci dasar sebagai jalan menuju kesuksesan masa depan karyawan bersama BPJS Ketenagakerjaan Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat 12 Hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

19 61 Pesan yang ingin disampaikan oleh pihak penyelenggara adalah ingin meningkatkan rasa memiliki dan kinerja dari para karyawan serta meningkatkan lagi semangat meskipun perusahaan telah mengalami suatu perubahan. Pesan-pesan yang ingin disampaikan BPJS Ketenagakerjaan tersebut disampaikan melalui berbagai media, media digunakan untuk mendukung dari suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi dan pesanpesan yang ingin disampaikan dari pihak penyelenggara. Media yang digunakan humas internal BPJS Ketenagakerjaan kantor pusat dalam mendukung kegiatan sosialisasi yaitu dari para peserta Brand Engagement Workshop itu sendiri dan dengan buku pedoman visual seperti yang diungkapan Bapak Harri Kuswanda: Media yang digunakan untuk sosialisasi adalah dari peserta yang ikut dalam workshop, mereka akan memberikan informasi, paling tidak pada perilaku mereka yang akan mencerminkan brand BPJS Ketenagakerjaan. Peserta workshop juga membuat janji-janji untuk tindak lanjut yang akan mereka informasikan kepada karyawan lainnya dengan menunjukkan contoh-contoh perilaku misalkan bagaimana mereka datang tepat waktu, kemudian bagaimana mereka bangga menggunakan seragam BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri dan menggunakan arahan dengan adanya penyebaran informasi melalui buku pedoman visual yang disebarkan ke seluruh kantor BPJS Ketenagakerjaan. 13 Pentingnya kerjasama dan inisiatif dari para peserta yang mengikuti kegiatan Brand Engagement Workshop itu sendiri dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki untuk disebarluaskan kepada karyawan BPJS Ketenagakerjaan lainnya. 13 Hasil wawancara dengan Bapak Harri Kuswanda pada tanggal 23 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

20 62 Selain itu, media pendukung yang digunakan juga berupa media fisical seperti Office Branding dan juga melalui website, budaya kerja, korporat, intranet dan PIC Kehumasan yang mengikuti kegiatan Brand Engagement Workshop seperti pernyataan dari Ibu Emmy: Kita mencoba melalui fisical yaitu pembaharuan kantor melalui Office Branding. Lalu melalui website melalui budaya kerja TOPAS, melalui korporat yaitu dengan mengirimkan pesan broadcast khusus, melalui intranet dan PIC Kehumasan yang mengikuti kegiatan Brand Engagement Workshop. 14 Gambar 4.6 Office Branding: Ruang Pelayanan 14 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

21 63 Gambar 4.7 Office Branding: Back Office Gambar 4.8 Website BPJS Ketenagakerjaan (

22 64 Penjelasan tentang media yang digunakan dalam mendukung kegiatan sosialisasi juga dijelaskan oleh pernyataan dari Bapak Ariyanto: Jadi semua itu kita buatkan brand guideline nya dan garis besarnya BPJS Ketenagakerjaan seperti apa, alasannya adalah buku pedoman atau buku guideline tersebut sudah lengkap dan mencakup seluruh perubahan-perubahan yang harus dirubah dan harus diterapkan pada seluruh personil BPJS Ketenagakerjaan dan dengan adanya buku tersebut diharapkan seluruh karyawan dapat mengikuti, menerapkan dan membuat pelayanan dan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan menjadi lebih baik lagi. 15 Buku pedoman visual yang telah dibagikan ke seluruh kantor BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat membantu memberikan informasi serta pengetahuan yang lengkap atau detil tentang BPJS Ketenagakerjaan dan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pihak internal sebagaimana mestinya. Gambar 4.9 Buku Manual Panduan Identitas Vissual 15 Hasil wawancara dengan Bapak Ariyanto pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

23 65 Materi atau isi dari suatu kegiatan haruslah jelas dan tersusun agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan diadakannya kegiatan tersebut. Brand Engagement Workshop memiliki agenda kegiatan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Emmy yang mengatakan bahwa: Kegiatan Brand Engagement Workshop diadakan di 4 kota dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni memiliki agenda atau materi yang berbeda. Agenda di hari pertama adalah membahas tentang Our Dream Excellence, New Brand Sneak Peak dan Special Delivery. Sedangkan agenda di hari kedua yaitu The Art of Communication, Winning Together, Motivation, Thet Net dan Group Pledge & Individual Commitment. Semua isi materi disusun dengan rapi dan dikemas dengan komunikasi yang mudah dicerna bagi peserta workshop. 16 Gambar 4.10 Suasana saat Brand Engagement Workshop 16 Hasil wawancara dengan Ibu Maria Emmy M. pada tanggal 12 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

24 66 Gambar 4.11 Suasana saat Brand Engagement Workshop Menurut data proposal Workshop Brand Engagement BPJS Ketenagakerjaan 2014, kegiatan Brand Engagement Workshop diadakan di 4 kota yaitu kota Bandung pada tanggal 20 Mei 2014, kota Surabaya pada tanggal 24 Mei 2014, kota Semarang tanggal 10 Juni 2014 dan yang terakhir di Kota Medan tanggal 14 Juni Dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat pihak-pihak yang mempunyai tanggung jawab dan terlibat di dalamanya. Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan Brand Engagement Workshop adalah Humas Internal atau Urusan Komunikasi Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat. Hal tersebut dijelaskan oleh Bapak Ariyanto: Kegiatan ini adalah tanggung jawab dari seluruh personil Divisi Komunikasi tetapi Urusan Komunikasi Internal atau Humas Internal yang mempunyai job title yang lebih mengarah dan lebih spresifik dalam pelaksanaannya.

25 67 Berdasarkan hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat sangat memegang peran penting dalam kegiatan sosialisasi rebranding karena mereka adalah pihak yang bertanggung jawab dan karena berdasarkan job title atau tugas yang telah ditetapkan perusahaan. Strategi dibutuhkan untuk mencapai tujuan kegiatan, strategi yang tepat akan mempermudah pelaksanaan kegiatan. Strategi yang digunakan dalam kegiatan Brand Engagement Workshop dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy sebagai berikut: Untuk sosialisasi ke BOD dan eselon 1 kita menggunakan cara yang berbeda, karena BOD dan eselon 1 berpikir secara strategic tapi pada saat kita mengajarkan rebranding ke kepala cabang atau staff itu beda. Kalau BOD dan eselon 1 lebih diajarkan konsepnya tapi untuk kepala cabang atau staff lebih ke bagaimana teknisnya, misalnya bagaimana cara menghadapi consumer yang melakukan complain. Dalam kegiatan sosialisasi, humas internal menggunakan strategi yang berbeda dalam memberikan pengetahuan-pengetahuan kepada setiap peserta kegiatan. Bahwa pengarahan untuk pihak internal untuk tingkat Direksi berbeda dengan pengarahan untuk pihak internal tingkat staff atau karyawan Mengevaluasi Program Langkah yang dilakukan setelah melakukan tindakan dan komunikasi adalah melakukan mengevaluasi program. Langkah ini adalah untuk mengkaji organisasi dan ketepatan program serta strategi dan taktik pesan. Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat melakukan

26 68 evaluasi dengan membuat daftar pertanyaan yang diberikan kepada peserta workshop dan mengumpulkan laporan tersebut menjadi 1. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Ibu Emmy: Ada laporan penyelenggaraan peserta Brand Engagement Workshop BPJS Ketenagakerjaan. Jadi waktu pada saat pelaksanaan workshop, mereka diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan di dalam kolom-kolom pertanyaan yang sudah disediakan berisi tentang rencana kerja selama 30 hari ke depan, kemudian kendala apa saja yang dihadapi dan hasil apa yang diharapkan para peserta. Setelah 30 hari kami kumpulkan menjadi 1 laporan. 17 Berikut adalah bentuk tabel lembar rencana kerja yang diberikan pada para peserta workshop yang dibagikan dan harus diisi para peserta setelah usai mengikuti kegiatan workshop: No. Rencana Kerja 30 Hari Keberhasilan Kendala Tabel 4.1 Bentuk Lembar Rencana Kerja Peserta Brand Engagement Workshop Hasil dari kegiatan yang dilaksanakan oleh praktisi humas adalah hal yang penting untuk dijadikan bahan evaluasi, apakah kegiatan dapat dikatakan berhasil atau tidak dan tercapai atau tidaknya tujuan dari 17 Ibid

27 69 kegiatan tersebut. Hasil yang di dapatkan dari kegiatan sosialisasi rebranding melalui kegiatan Brand Engagement Workshop yang sudah dilaksanakan oleh Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan kantor pusat diutarakan oleh Ibu Emmy sebagai berikut: Secara keseluruhan hasilnya menunjukkan bahwa para peserta antusias dengan kegiatan workshop tersebut, jadi mereka mengerti dan tahu apa kendala dan mereka menginginkan hasil yang baik. Mereka juga aware terhadap transformasi berdasarkan visi dan misi BPJS Ketenagakerjaan. 18 Berbeda dengan hasil yang dipaparkan oleh Ibu Maria Emmy yang menjelaskan bahwa kegiatan Brand Engagement Workshop telah berhasil, Bapak Harri Kuswanda menjelaskan hasil dari kegiatan Brand Engagement Workshop BPJS Ketenagakerjaan sebagai berikut: Kalau untuk keberhasilan dari kegiatan workshop saya kira perlu dievaluasi lagi karena menurut hasil evaluasi yang kemarin dirasa belum berhasil, perlu dibuat lagi kegiatan-kegiatan yang lain dengan tujuan untuk mendukung kegiatan brand engagement. 19 Selain itu evaluasi juga dilakukan dengan cara humas internal BPJS Ketenagakerjaan kantor pusat melakukan inspeksi langsung dengan mendatangi para karyawan baik di kantor pusat maupun di kantor wilayah dan kantor cabang. Inspeksi dilakukan bila ada kegiatan berkunjung ke kantor pusat atau kantor wilayah/kantor cabang dan dilakukan pada waktu tertentu. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh ibu Maria Emmy: Bisa terjadi miss communication, hal tersebut diketahui saat saya sendiri mengunjungi kantor cabang dalam rangka Best Service Awards, ditemukan bahwa terdapat kantor yang tidak memiliki buku pedoman 18 Ibid 19 Hasil wawancara dengan Bapak Harri Kuswanda pada tanggal 23 Februari 2015, bertempat di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat

28 70 visual, dan ketidaktahuan karyawan bahwa informasi yang ada di dalam buku tersebut harus disebarluaskan karena surat edarannya tidak dibaca. Tabel 4.2 Hasil report peserta Brand Engagement Workshop Rencana 30 Hari Keberhasilan Kendala - Meningkatkan kompetensi - Mempelajari tentang BPJS Ketenagakerjaan secara komperhensif - Melakukan perubahan perilaku agar lebih baik dalam berkomunikasi - Lebih aktif mensosialisasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan - Mengajak rekanrekan kerja agar lebih disiplin waktu - Dapat melakukan sosialisasi dengan baik - Bangga dan cinta terhadap BPJS Ketenagakerjaan - Peserta menjadi lebih paham tentang BPJS Ketenagakerjaan dan program BPJS Ketenagakerjaan - Masih sulit meninggalkan persepsi paradigma lama bahwa BPJS Ketenagakerjaan sama dengan Jamsostek dan juga ada yang menganggap BPJS Ketenagakerjaan sama dengan BPJS Kesehatan - Masih banyak perusahaan yang harus disosialisasikan program-program BPJS Ketenagakerjaan Dari data laporan feedback para peserta Brand Engagement Workshop, para peserta mempunyai rencana kerja untuk 30 hari ke depan dengan tujuan menjadikan BPJS Ketenagakerjaan menjadi lebih baik lagi, dengan pencapaian keberhasilannya yaitu sudah lebih paham dengan BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri dan tahu program-programnya, melakukan sosialisasi dengan baik dan bangga serta cinta kepada BPJS Ketenagakerjaan. Meskipun terdapat kendala-kendala seperti masih banyaknya perbedaan persepsi yang menganggap bahwa BPJS

29 71 Ketenagakerjaan itu sama dengan BPJS Kesehatan dan juga masih sering menyebutkan BPJS Ketenagakerjaan dengan Jamsostek. Dalam pelaksanaan kegiatan Brand Engagement Workshop terdapat hambatan-hambatan yang menjadi kendala dalam pencapaian tujuan kegiatan, beberapa hambatan tersebut dijelaskan oleh Ibu Maria Emmy: Yang pertama pasti kendala waktu, dengan jumlah personil yang tidak banyak tetapi kita harus mencapai ke seluruh kantor wilayah dan kantor cabang. Lalu kendala biaya, dan juga buku pedoman visual yang sudah dibagikan ke seluruh kantor bisa saja tidak diterima di kantor wilayah ataupun kantor cabang karena adanya miss communication. Selain karena hambatan karena kendala waktu, biaya dan adanya miss communication pada karyawan, keinginan atau kemauan dari pihak karyawan untuk mempelajari brand BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri dan kurangnya kerja sama pada peserta workshop dengan tidak menyampaikan pesan dan informasi dari kegiatan tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Harri Kuswanda: Pertama hambatannya adalah keinginan dari pihak karyawan dan karyawati BPJS Ketenagakerjaan untuk lebih tahu tentang brand itu sendiri. Yang kedua adalah apakah nanti mereka akan meneruskan informasi mengenai esensi dan lain sebagainya dalam workshop kepada seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan lainnya atau tidak. Kendala yang dihadapi adalah seberapa besar keinginan dari pihak internal BPJS Ketenagakerjaan untuk mencari tahu serta memahami tentang BPJS Ketenagakerjaan itu sendiri dan terdapat keraguan bahwa bisa saja informasi dan pemahaman yang dimiliki oleh peserta workshop tidak diberitahukan atau tidak diajarkan kepada karyawan BPJS

30 72 Ketenagakerjaan lainnya karena humas internal berharap bahwa para peserta yang ikut dalam kegiatan workshop dapat menyebarluaskan informasi serta pemahamannya ke seluruh karyawan BPJS Ketenagakerjaan Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada, sosialisasi rebranding BPJS Ketenagakerjaan harus dilakukan secara kontinyu atau terus-menerus dan secara konsisten hingga pihak internal benar-benar memahami serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dikatakan oleh Bapak Harri: Sosialisasi rebranding ini tidak dapat dilakukan hanya satu kali saja, artinya harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan sehingga pihak karyawan pada akhirnya bisa memperesentasikan itu, bahkan secara konsisten nanti bisa menerapkan dalam kehidupan seharihari. Humas internal BPJS Ketenagakerjaan juga mempunyai cara-cara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiatan sosialisasi rebranding agar kegiatan dapat berjalan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan dari data proposal kegiatan Brand Engagement Workshop setelah kegiatan dilaksanakan, terdapat anggaran biaya untuk kegiatan workshop di 4 kota seperti di tabel di berikut ini: Biaya Kegiatan No. Uraian Jumlah Biaya 1. Kota Bandung Rp ,-

31 73 2. Kota Surabaya Rp ,- 3. Kota Semarang Rp ,- 4. Kota Medan Rp ,- Total Biaya Rp ,- Tabel 4.3 Biaya Kegiatan Brand Engagement Workshop Dari tabel anggaran biaya kegiatan Brand Engagement Workshop pada bulan Mei-Juni di 4 kota dapat diketahui bahwa total biaya penyelenggaraan sejumlah Rp ,- yang berarti lebih rendah dibandingkan dengan total biaya yang dicantumkan dan ditetapkan dalam perencanaan kegiatan. 4.3 Pembahasan Hasil pembahasan sesuai dengan yang peneliti dapatkan bahwa dijelaskan mengenai tujuan dari penelitian ini. Tujuan tersebut untuk mengetahui dan menggambarkan tahapan Manajemen Public Relations dalam sosialisasi rebranding PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan oleh Humas Internal Kantor Pusat. Tahapan Manajemen Public Relations yang dilakukan oleh Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat meliputi mendefinisikan problem, perencanaan dan pemograman, tindakan dan komunikasi dan mengevaluasi program, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Tugas pertama adalah menyusun semua fakta melalui riset sehingga langkah itu dapat dijelaskan dan dijustifikasi. Langkah selanjutnya adalah

32 74 merencanakan pengumuman. Timming adalah penting. Berita harus cepat disampaikan, sebelum rumor muncul. Berita itu harus diberikan secara stimultan ke semua pihak yang terkena dampaknya, dan mengkomunikasikannya sedemikian rupa untuk menjelaskan secara memuaskan tentang keharusan dan manfaat dari perubahan itu. Proses mencari atau mendefinisikan masalah Public Relations yang terjadi merupakan proses yang dilaksanakan sebelum membuat perencanaan, dimana di dalamnya humas membuat identifikasi masalah. Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat tidak dapat membuat rencana yang baik untuk pelaksanaan sosialisasi rebranding apabila tidak mengetahui apa masalah yang terjadi. Oleh karena itu, Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat melakukan riset atau penelitian untuk dapat mengidentifikasi masalah. Permasalahan yang didapat berdasarkan fakta dan data tentang masalah yang terjadi, kemudian mengkaji dan mengidentifikasi sikap yang terlibat baik publik internal maupun pihak eksternal. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh oleh peneliti, Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat dalam mendefinisikan masalah yaitu ditemukan masalah banyaknya perbedaan persepsi pada masyarakat mengenai BPJS Ketenagakerjaan karena transformasi yang terjadi pada intitusi tersebut yang mulai resmi berubah pada tanggal 1 Januari 2014 dari Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini esensinya harus dipahami terlebih dahulu oleh pihak internal BPJS Ketenagakerjaan baik di kantor pusat maupun kantor wilayah dan kantor cabang. Hal tersebut adalah antisipasi agar informasi yang

33 75 sampai kepada msayarakat nantinya adalah informasi yang tepat dan akurat serta adanya tuntutan para karyawan BPJS Ketenagakerjaan untuk bisa lebih responsif terhadap perubahan transformasi itu sendiri. Permasalahan-permasalaham tersebut ditemukan dengan melakukan riset ke lapangan atau melakukan wawancara kepada masyarakat dengan pihak konsultan DM-ID Holland, dan Humas internal melakukan riset di dalam melalui mapping media dengan melihat akun media sosial Facebook, Twitter, dan media berita online dan melalui analisa pengetahuan para karyawan dan dari data-data yang didapatkan dari kantor wilayah dan kantor cabang. Perencanaan strategis dalam PR melibatkan pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program, mengidentifikasi publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan strategi, dan menentukan strategi. Harus ada kaitan erat antara tujuan program keseluruhan sasaran yang ditentukan untuk masing-masing publik, dan strategi yang dipilih. Poin utamanya adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai hasil tertentu. Setelah melakukan analisis terhadap pihak internal dan pihak eksternal, dapat diketahui apa permasalahan yang terjadi dan dengan begitu maka humas dapat membuat perencanaan dan pemograman strategis yang dapat dilakukan. Dalam perencanaan dan pemograman tersebut dirumuskan langkah-langkah atau strategi apa yang akan digunakan agar dapat dijalankan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan diadakannya program dapat tercapai. Dalam tahap perencanaan dan pemograman ini harus memberikan gambaran lebih jauh sebelum melaksanakan program tersebut. Humas internal

34 76 BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat mempertimbangkan sasaran, strategi yang akan digunakan, anggaran biaya serta evaluasi. Kegiatan yang dibuat oleh Humas internal adalah merencanakan kegiatan sosialisasi bernama Brand Engagement Workshop, kegiatan tersebut digunakan untuk mempererat dan mengedukasi para karyawan tentang BPJS Ketenagakerjaan lebih dalam lagi dan tujuannya adalah agar internal dapat memahami filosofi dari identitas BPJS Ketenagakerjaan dan dapat membentuk nilai budaya perusahaan serta dapat membangun kerjasama di internal BPJS Ketenagakerjaan. Pelaksanaan Brand Engagement Workshop ini adalah kegiatan tahap pertama yang diselenggarakan di 4 kota yaitu Surabaya, Bandung, Medan dan Semarang dengan para pesertanya yaitu perwakilan atau PIC dari tiap-tiap kantor wilayah dan kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan, dengan konfigurasi peserta mulai dari kepala wilayah, kepala bidang, kepala cabang serta perwakilan pegawai cabang dan mereka yang akan menjadi role model BPJS Ketenagakerjaan Brand Ambassador di tempat kerja masing-masing. Setelah program disusun dalam sebuah perencanaan, maka kini Humas Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat dapat mengkomunikasikan program tersebut dengan sebaik mungkin dalam rangka mengimplementasikan kegiatan yang telah direncanakan. Praktisi PR harus membingkai pesan mereka agar menjadi pesan yang bernilai berita (newsworthy), berdasarkan standar apa pun (dan karenanya praktisi harus mengenal media dan awak medianya). Pesan juga harus dapat dipahami tidak rumit, bebas dari jargon, dan mudah ditangkap. Pesan harus mengandung

35 77 topik dan bersifat lokal agar audien tertarik dengan informasi yang dekat dengan mereka. Tetapi, yang terpenting adalah pesan harus dapat ditindaklanjuti segera. Pesan harus saling menguntungkan sebagaimana halnya strategi aksi. Isi pesan harus disusun sedemikian rupa sehingga informasinya menjawab pertanyaan audien, merespons kepentingan dan perhatian audien, dan memberdayakan audien untuk bertindak berdasarkan kepentingan dan perhatian mereka. Pesan yang ingin disampaikan pada para peserta Workshop adalah perusahaan ingin meningkatkan rasa memiliki dan meingkatkan kinerja dan semangat dari para karyawan BPJS Ketenagakerjaan. Media yang digunakan untuk mendukung kegiatan sosialisasi adalah para peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop itu sendiri dengan memberikan informasi dan menjadi contoh kepada yang lainnya berdasarkan pengetahuan yang mereka punya untuk diajarkan kepada para karyawan lainnya. Selain itu, media yang digunakan adalah dengan menggunakan Offfice Branding, yaitu membranding perusahaan dengan bentuk tampilan dari kantor BPJS Ketenagakerjaan, mulai dari logo yang berada di depan gedung maupun dengan bentuk ruangan pelayanan kantor, lalu menggunakan media website perusahaan, korporat, intranet dan melalui budaya kerja. Kegiatan workshop diadakan di 4 kota yaitu di kota Bandung pada tanggal 20 Mei 2014, selanjutnya di kota Surabaya pada tanggal 24 Mei 2014, di Kota Semarang pada tanggal 10 Juni 2014 dan yang terakhir di Kota Surabaya pada tanggal 14 Juni 2014 dengan tanggung jawab Humas internal BPJS

36 78 Ketenagakerjaan Kantor Pusat dalam pelaksanaannya dari awal hingga akhir kegiatan diselenggarakan. Setelah perencanaan dan pelaksanaan telah dilakukan, maka perlu dilakukannya evaluasi atas program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan humas internal agar dapat mengetahui efektivitas kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Humas internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat melakukan evaluasi dengan cara memberikan lembar kerja kepada seluruh para peserta Brand Engagement Workshop untuk diisi dan dikembalikan setelah 30 hari kerja. Format dari lembar kerja yang diberikan yaitu apa rencana kerja untuk 30 hari ke depan, apa keberhasilan yang telah dicapai dan apa saja kendala dalam pekerjaan yang telah direncanakan. Seluruh lembar kerja para peserta dikumpulkan dan dijadikan satu untuk ditinjau dan dievaluasi. Menurut Ibu Maria Emmy selaku Penata Madya Komunikasi Internal BPJS Ketenagakerjaan Kantor Pusat yang menjadi penyelenggara acara, menyimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi rebranding melalui Brand Engagement Workshop yang telah dilaksanakan sudah berhasil karena antusiasme dari para peserta yang cukup tinggi. Tetapi hal tersebut berbeda dengan apa diungkapkan oleh Bapak Harri Kuswanda selaku Kepala Urusan Komunikasi Internal yang mengatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang telah diterima menunjukkan bahwa kegiatan workshop yang telah dilaksanakan belum berhasil dan masih perlu dievaluasi lagi. Sedangkan menurut data sekunder yaitu report lembar rencana kerja para peserta Brand Engagement Workshop

37 79 menunjukkan bahwa para peserta mempunyai rencana kerja yang pasti untuk 30 hari ke depan serta dapat mencapai keberhasilan dari rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun terdapat kendala-kendala yang menyatakan bahwa masih sulit meninggalkan persepsi paradigma lama bahwa BPJS Ketenagakerjaan sama dengan Jamsostek dan banyak juga yang mengatakan bahwa BPJS Ketenagakerjaan sama dengan BPJS Kesehatan. Hambatan yang dihadapi oleh Humas Internal adalah kendala waktu dan biaya dan adanya miss communication antar para karyawan yaitu para karyawan yang menjadi peserta kegiatan Brand Engagement Workshop tidak menyampaikan pesan atau informasi yang didapatkannya mengenai sosialisasi rebranding kepada karyawan lainnya. Cara humas internal mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah dengan merencanakan sosialisasi rebranding yang akan dilakukan atau dilaksanakan secara kontinyu atau terus-menerus hingga pihak internal dan pihak eksternal dapat mempunyai persepsi yang sama terhadap BPJS Ketenagakerjaan. Dan dari hasil evaluasi anggaran biaya dengan anggaran biaya yang ada dalam perencanaan menunjukkan bahwa jumlah biaya yang digunakan jauh lebih rendah daripada yang telah direncanakan. Hai ini dapat dikatakan baik karena dapat menghemat biaya dan dapat digunakan untuk kegiatan humas lainnya.

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum BPJS Ketenagakerjaan Pekanbaru Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN 27 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan Bab I Pendahuluan 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. membantu yang berpenghasilan rendah. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan BPJS ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2 2.1 Sejarah Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. JAMSOSTEK (Persero) Sejarah terbentuknya PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No. 2/1951 tentang kecelakaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada pasal 27 ayat yang ke 2 Undang-undang Dasar 1945 memberikan jaminan kepada setiap warga Negara Indonesia dalam hal memperoleh pekerjaan yang layak, kemudian

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Oemi Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Oemi Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Agung, Laksamana. 2010. Internal Public Relations. Jakarta: Republika. Anhold, Simon. 2007. Competitive

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget)

PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget) PERAN KOMUNIKASI BPJS KEPADA PELAKU USAHA TENTANG JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN (Studi Pada Pelaku Usaha Di Wilayah Kelurahan Mapanget) Oleh: Regina Supeno Desie M.D. Warouw Herry Mulyono e-mail: gina.supeno@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN. A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MEDAN A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu kebutuhan manusia semakin meningkat, baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara

Lebih terperinci

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan

fleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Profil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan 1.1.1 Profil Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2014 menunjukan adanya sedikit penurunan, hal ini dapat dilihat dari bertambahnya pengangguran dan meningkatnya kelompok

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE

PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE PERBANDINGAN MEKANISME PERHITUNGAN SALDO AKHIR PROGRAM JAMINAN HARI TUA BPJS KETENAGAKERJAAN PERIODE 2013-2014 Ali Zainal Abidin (1401106402) Binus University, Jakarta, Indonesia, alhabsyiali@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia pemasaran berkembang begitu pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba mempertahankan maupun membangun eksistensinya di tengah persaingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang transformasi PT Jamsostek (Persero) di Harian Pelita tentang transformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian.. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan

BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan BAB II PROFIL PT. JAMSOSTEK (PERSERO) A. Sejarah Singkat Perusahaan Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita Negara didirikan adalah mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial. Indonesia merupakan Negara kesejahteraan sebagaimana tercantum dalam pembukaan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Untuk Menempuh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan identitas pada suatu perusahaan atau organisasi seringkali memberikan dampak yang berbeda-beda, karena berpengaruh terhadap tingkat kepedulian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai pelaku dalam kehidupan bermasyarakat menuntut ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang untuk mempelajari lebih jauh tentang manusia yang bukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil BPJS Ketenagakerjaan Cabang Blitar 1. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN

PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN PENGENDALIAN INFORMASI BPJS KETENAGAKERJAAN Informasi BPJS Ketenagakerjaan Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Kemajuan arus informasi dan teknologi telah mendorong semakin maju dan berkembangnya dunia bisnis jasa pada akhir-akhir ini, khususnya asuransi. Hal ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Humas dalam sebuah instansi atau organisasi terus berkembang pesat, meskipun belum ada standarisasi yang jelas dan baku bagi mereka yang akan menggeluti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin majunya zaman maka semakin banyak pula produk-produk yang berkembang, hal itu dikarenakan kebutuhan manusia yang tiada habisnya. Keinginan untuk memiliki dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data primer dan sekunder yang telah peneliti lakukan dalam pelaksanaan program kampanye Tanya Saya oleh Humas BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations atau yang biasa disebut dalam perusahaan adalah Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations atau yang biasa disebut dalam perusahaan adalah Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan dunia industri, ekonomi dan teknologi saat ini telah banyak melahirkan dan diterimanya eksistensi sebuah profesi yang dinamakan Public Relations

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata ruang kantor ialah salah satu faktor penting dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Produktivitas suatu organisasi secara langsung atau tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BPJS Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. demokratis. Kebijaksanaan sosial dapat dianggap sebagai kerangka kerja utama untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlindungan sosial merupakan komponen penting dari kebijakan sosial yang didasari atas hak sosial dan hak ekonomi yang dinikmati oleh warga negara di negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini ditandai dengan jumlah bank yang semakin banyak dan produk perbankan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja telah menjadi salah satu modal utama dan menduduki peranan yang sangat penting untuk memajukan pembangunan nasional Indonesia. Tanpa didukung tenaga kerja

Lebih terperinci

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan), yang dalam Pedoman ini disebut BADAN, adalah badan hukum publik yang dibentuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah menetapkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial baik BPJS Kesehatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat saat ini. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN UMUM DAN TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Umum 1.1.1 Sejarah Singkat PT. Jamsostek Di Indonesia embrio Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam bentuk programprogram spesifik mulai diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN. tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN. tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN A. Sejarah BPJS Ketenagakerjaan Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran komunikasi pemasaran dalam pengelolaan sebuah perusahaan sangatlah penting, terlebih lagi dengan semakin maraknya persaingan bisnis di segala sektor usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan meningkatkan usaha dapat tercapai. menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan meningkatkan usaha dapat tercapai. menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya yang terdapat dalam perusahaan atau organisasi salah satunya adalah sumber daya manusia atau yang disebut juga karyawan. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

Transformasi BPJS 2. September 2011

Transformasi BPJS 2. September 2011 Transformasi BPJS 2 September 2011 1 Transformasi BPJS 2 (1) RUU BPJS disahkan menjadi UU Nov 2011 Ijin prakarsa pembuatan dan revisi PP terkait JHT dan JP Proses konsultasi publik terkait harmonisasi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo BPJS Kesehatan Sumber: Humas BPJS Kesehatan (2010)

Gambar 1.1 Logo BPJS Kesehatan Sumber: Humas BPJS Kesehatan (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Kesehatan adalah instansi atau badan yang bergerak di bidang jasa asuransi kesehatan untuk seluruh masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan masalah pokok yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Manajemen Media Relations Humas PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK Agenda Penerapan KPD2LK Jamsostek Rumah Sakit 2 Laporan Keuangan JAMSOSTEK SEJARAH JAMSOSTEK Pada tahun 1947 UU 33/1947 jo 2/1951 tentang Kecelakan

Lebih terperinci

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB 3 INTI PENELITIAN BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Struktur Organisasi InterMatrix Gambar 6 Struktur Organisasi PT InterMatrix Indonesia 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT InterMatrix Bina Indonesia didirikan pada tahun 1986 sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi, misi dan filosifi BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Visi, misi dan filosifi BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sekilas tentang BPJS Ketenagakerjaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, selanjutnya disebut BPJS Ketenagakerjaan, adalah Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Hal ini juga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis perbankan merupakan salah satu bidang bisnis yang menyediakan pelayanan jasa kepada customer. Tidak hanya sebatas pelayanan jasa perbankan saja, saat ini bisnis

Lebih terperinci

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini Public Relations menjadi salah satu bagian yang penting dalam perusahaan. Peran public relations diperlukan guna menunjang operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Landasan yuridis penyelenggaraan SJSN adalah UUD Negara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian IV.1.1. Sejarah Kementerian Sekretariat Negara Kementerian Sekretariat Negara (nama Sekretariat Negara berubah menjadi Kementerian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO BAB III SISTEM PENGELOLAAN DANA JAMINAN DAN PEMBAYARAN KLAIM PT. BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Gambaran Umum PT. BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Mojokerto 1. Sejarah PT. BPJS Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan komunikasi yang membuat pasar bebas berkembang kian pesat, mendorong setiap perusahaan untuk bekerja lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Pada Bab ini, peneliti akan menyajikan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan berpedoman kepada format wawancara yang telah disusun sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Jakarta perkembangan hotel sangat padat dan berkembang, ini dikarenakan sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi

Perkara Penting yang Sedang Dihadapi Ikhtisar Data Keuangan Penting Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus Profil Dana Pensiun BTN Analisa & Pembahasan Manajemen Penilaian Efektivitas Pengendalian Intern Evaluasi efektivitas sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan wawancara mendalam dengan Kasubbag Humas dan Kepala Seksi Sosialisasi dan menganalisis data yang diperoleh tentang upaya humas dan subbagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang dan masyarakatnya sedang giat membangun. Salah satu aspek penting dari pembangunan adalah bidang ekonomi dan sosial, di mana dunia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengelolaan informasi kegiatan internal oleh humas Universitas Mercu Buana Jakarta untuk kebutuhan informasi bagi stakeholder

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Objek Penelitian Dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan asuransi tenaga kerja yaitu PT. Jamsostek (Persero) cabang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan atau organisasi dibentuk berdasarkan tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Kegiatan yang berlangsung didalam perusahaan melibatkan banyak unsur,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum menjadi BPJS Ketenagakerjaan, PT Jamsostek (Persero)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum menjadi BPJS Ketenagakerjaan, PT Jamsostek (Persero) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Tentang BPJS Ketenagakerjaan Sebelum menjadi BPJS Ketenagakerjaan, PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi kesehatan sedunia, dan secara nasional dalam amandemen UUD 1945 pada Pasal 28-

Lebih terperinci