MODUL. Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL. Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan"

Transkripsi

1 MODUL Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan Panduan bagi Fasilitator dan Pelaku Advokasi Mitra USAID-KINERJA

2

3 KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan public oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknis peningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kotamitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, JawaTimur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Program ini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan (supply side) dan pihak pengguna layanan (demand side) di sekto rpendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Di bidang kesehatan Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Kesehatan Ibu & Anak dengan focus pada Persalinan Aman, Menyusu Dini dan ASI eksklusif (atau disingkat PA-IMD-ASI atau Save delivery, immediate breastfeeding, exclusive breastfeeding). Di bidang pendidikan dasar Program KINERJA mendorong daerah memperbaiki dan meningkatkan pelayanan Pendidikan Dasar dengan fokus pada pelayanan Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), Distribusi Guru Proporsional (DGP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) atau Operational Costs of Education Unit, Proportional Teacher Distribution (PTD), School Based Management (SBM). Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannya untuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasional atau internasional. KINERJA juga mendorong penguatan dari sisi pengguna layanan (demand side), baik dalam partisipasi masyarakat maupun advokasi dan pengawasan oleh elemen masyarakat dan media dalam peningkatan pelayanan publik. Untuk lebih memudahkan para pemangku kepentingan dalam menerapkannya di lapangan maka disusun sebuah modul Metode dan teknik advokas & pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelatihan, pendampingan, dan pelaksanaannya. Diharapkan modul ini dapat membantu para pemangku kepentingan di daerah yang ingin menerapkan tata kelola yang baik dalam advokasi dan pengawasan pelayanan publik berbasis standar. Jakarta, Januari 2014 ELKE RAPP Chief of Party, USAID - KINERJA 1

4 TUJUAN PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN METODE BAHAN PRESENTASI ALAT DAN BAHAN WAKTU PROSES FASILITASI BAHAN BACAAN 2

5 Daftar Isi Kata Pengantar 1 Daftar Isi 3 BAB I URAIAN SINGKAT TENTANG MODUL METODE DAN TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN OLEH MASYARAKAT DAN MEDIA - Pokok bahasan 10 - Sasaran dan Pengguna Modul 11 - Tujuan 12 - Materi 12 - Sistematika 17 - Panduan Pelaksanaan 21 BAB II STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA YANG BAIK - Pengantar 26 - Tujuan Pembelajaran Umum 26 - Tujuan Pembelajaran Khusus 27 - Pokok Bahasan 27 - Metode, Alat dan Bahan 27 - Waktu 27 - Proses Fasilitasi 28 - Uraian Substansi Standar Pelayanan dan Implementasinya di Indonesia Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Pendidikan Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Kesehatan Penerapan Standar Pelayanan Dalam Sektor Iklim Usaha yang Baik 57 - Bahan Pendukung 58 - Bahan Presentasi 59 BAB III PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN - Pengantar 76 - Tujuan Pembelajaran Umum 76 - Tujuan Pembelajaran Khusus

6 - Pokok Bahasan 77 - Metode, Alat dan Bahan 77 - Waktu 77 - Proses Fasilitasi 78 - Uraian Substansi Pendahuluan Paket Sektor Pendidikan Dasar Paket Sektor Kesehatan Ibu dan Anak 84 - Bahan Bacaan 99 - Materi 99 - Bahan Presentasi 100 BAB IV PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA - Pengantar Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Metode, Alat dan Bahan Waktu Proses Fasilitasi Uraian Substansi Peta Kebijakan dan Regulasi Standar Pelayanan dalam Sektor Pelayanan Publik Kebijakan dan Regulasi Sektor Pendidikan Dasar Kebijakan dan Regulasi Sektor Kesehatan Ibu dan Anak Kebijakan dan Regulasi Sektor Perijinan Usaha Bahan Bacaan Materi Pendukung Bahan Presentasi 140 BAB V PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN PERIJINAN USAHA - Pengantar

7 - Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Metode, Alat dan Bahan Waktu Proses Fasilitasi Uraian Substansi Arti Penting Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang Baik yang Aplikatif Bagi Penyampaian Layanan Kepada Publik 3. Penerapan Prinsip Tata Kelola dalam Sektor Pelayanan Publik Penerapan Prinsip Tata Kelola di dalam Implementasi Program Kinerja Alat Bantu Tata Kelola Pemerintahan Untuk Mencapai Standar Pelayanan Dalam Sektor Pelayanan Publik 6. Hubungan Standar Pelayanan Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Perijinan 164 Usaha dengan MSF, Media, dan Pengarus-Utamaan Gender - Bahan Presentasi BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A. Pengantar 180 B. Tujuan Pembelajaran Umum 180 C. Tujuan Pembelajaran khusus 180 D. Pokok Bahasan 181 E. Metode, Alat dan Bahan 181 F. Waktu 181 G. Proses Fasilitasi 182 H. Uraian Substansi Apa dan Mengapa Advokasi Diperlukan Apa dan Mengapa Pengawasan Diperlukan Keragaman Advokasi oleh Masyarakat Membangun Kekuatan Secara Kolektif Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Dukungan Media untuk Advokasi dan Pengawasan Peran Media Mendorong Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media 213 I. Alat Bantu 215 J. Bahan Presentasi

8 BAB VII TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK - Pengantar Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Metode, Alat dan Bahan Waktu Proses Fasilitasi Uraian Substansi Advokasi dan Pengawasan oleh Media Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal Elaborasi Isu Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan 238 Publik 5. Teknik Produksi Konten dan Strategi Penggunaan Media Mendukung Advokasi 244 dan Pengawasan 6. Faktor Penghambat dan Pendukung Dukungan Media Bagi Pelaksanaan 255 Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik - Alat Bantu Bahan Bacaan Tujuan Praktek Baik Bahan Presentasi 261 BAB VIII TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK OLEH MASYARAKAT A. Pengantar 274 B. Tujuan Pembelajaran Umum 274 C. Tujuan Pembelajaran Khusus 275 D. Pokok Bahasan 275 E. Metode, Alat dan Bahan 275 F. Waktu 275 G. Proses Fasilitasi 276 H. Uraian Substansi Metode Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Elaborasi Isu Standar Pelayanan dalam Advokasi Peningkatan Mutu Pelayanan 310 Publik 6

9 4. Sasaran dan Fokus Advokasi Serta Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 5. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan 318 I. Bahan Bacaan 322 J. Alat Bantu/Bahan Pendukung 322 K. Bahan Presentasi

10 Daftar Tabel Tabel 1.1 Topik Utama dan Detil Topik 26 Tabel 2.1 Perbandingan Inti Jenis Standar 44 Tabel 2.2 Perbandingan Peranan Stakeholder Dalam Penerapan Jenis Standar 61 Tabel 5.1 Penerapan Prinsip Tata Kelola pada Program KINERJA USAID 63 Tabel 6.1 Aktor dan Cakupan Advokasi 66 Tabel 7.1 Peran Serta Media dalam Advokasi dan Pengawasan 67 Tabel 7.2 Sasaran dan Fokus Advokasi 72 Tabel 7.3 Sasaran dan Fokus Pengawasan 95 Tabel 7.4 Keunggulan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media untuk Kepentingan Advokasi 102 Tabel 7.5 Hal-hal yang Perlu Dilakukan dan Dihindari untuk Optimalisasi Peran Media 104 dalam Advokasi Tabel 8.1 Substansi dan Target Komunikasi dalam Advokasi dan Pengawasan 134 Tabel 8.2 Tahap Persiapan 137 Tabel 8.3 Tahap Pelaksanaan 138 Tabel 8.4 Tahapan Paska Kegiatan 141 Tabel 8.5 Sasaran dan Fokus Advokasi 148 Tabel 8.6 Sasaran dan Fokus Pengawasan 149 Tabel 8.7 Tips Pelaksanaan Advokasi dan Pengawasan

11 Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media 1 9

12 BAB 1 Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media Modul ini melulu membahas teknik dan metode yang harus diperankan oleh sisi demand didalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik. POKOK BAHASAN Kinerja USAID merupakan program dukungan bagi peningkatan mutu pelayanan publik. Secara khusus program mendukung sektor pendidikan (khususnya pendidikan dasar), kesehatan (khususnya kesehatan ibu dan anak) dan sektor iklim usaha yang baik (khususnya perijinan usaha). Dalam pendekatan kegiatan yang dikembangkan oleh Kinerja USAID menekankan pendampingan dan penguatan pada dua sisi yakni sisi supply (penyedia layanan atau penyelenggara layanan) dan sisi demand (penerima layanan). Modul ini melulu membahas teknik dan metode yang harus diperankan oleh sisi demand didalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik. Meskipun demikian, untuk dapat lebih memahami isu yang dibahas, kedua kelompok perlu dibekali materi mengenai isu terkait mutu pelayanan publik. Untuk mengukur mutu pelayanan publik, Pemerintah sendiri telah merumuskan dasar-dasar indikator capaian melalui standar pelayanan. Dengan demikian pemahaman mengenai standar pelayanan terlebih dahulu perlu disampaikan kepada kedua kelompok sasaran dari modul ini. Pelaku dari sisi demand direpresentasikan oleh dua grup yakni kelompok masyarakat sipil yang ada di dalam forum multipihak (stakeholder forum) dan kelompok media (di dalamnya termasuk jurnalis profesional dan jurnalis warga). Kedua kelompok inilah yang difasilitasi oleh Kinerja diperkuat agar dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan publik melalui advokasi dan pengawasan terhadap mutu tersebut. 10

13 Modul ini selain berisi konsep, langkah-langkah pelaksanaan, juga berisi aspek-aspek teknis tentang panduan bagaimana fasilitator menggunakannya dalam pelatihan. Tujuan modul ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuanpara Fasilitator/Konsultan/spesialis yang akan memfasilitasi kegiatan advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan dalam program Kinerja USAID. Meskipun demikian modul ini juga dapat digunakan oleh organisasi masyarakat sipil, organisasi media, lembaga donor, dan lembaga lainnya untuk tujuan yang sama serta dalam upaya penerapan hasilhasil yang dianggap berhasil (good practices) pada daerah lain. Modul ini terdiri 7 pokok bahasan sebagai berikut: 1. Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik 2. Paket program Kinerja dan relevansinya dengan indikator pencapaian standar pelayanan 3. Regulasi dan peraturan terkait standar pelayanan dan hak warga untuk mendapatkannya 4. Penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik bagi sektor pelayanan publik 5. Peran masyarakat dan media dalam advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik 6. Dukungan media bagi advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 7. Metode dan teknik advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik oleh masyarakat KINERJA tidak membuat materi-materi atau pedoman-pedoman baru dalam pelaksanaan kegiatan. KINERJA menggunakan pedoman/ modul/materi yang sudah terbukti berhasil yang dilakukan oleh lembaga lainnya dan atau yang diterbitkan oleh Kementerian Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta kementerian terkait lainnya.secara keseluruhan pelatihan ini membutuhkan waktu 3 hari. SASARAN DAN PENGGUNA MODUL Pengguna modul ini adalah pelaksana kegiatan di dalam program Kinerja dan pihak-pihak lain yang berminat. Pelaksana dimaksud antara lain yakni: 1. Pelaku advokasi dan pengawasan yang terdiri dari kelompok/organisasi masyarakat sipil dan organisasi media. 2. Mitra Pelaksana program Kinerja yakni merekamereka yang terlibat dalam pelaksanaan program Kinerja di Kabupaten/kota maupun Provinsi. 3. Para spesialis program Kinerja USAID, baik yang berada di kantor Jakarta, maupun yang berada di daerah, 4. Pihak-pihak lain yang tertarik untuk meningkatkan peran masyarakat (sipil) dan pelaku media untuk melaksanakan advokasi serta mengawasi proses pencapaian dan perbaikan kualitas pelayanan publik. Modul ini dilaksanakan melalui Lokakarya Pelatihan atau sering disebut lokalatih. Di dalam pelatihan, modul ini dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 11

14 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media 1. Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon fasilitator dari atau yang hendak memfasilitasi kelompok masyarakat sipil, maka pelaksanaan pelatihan hanya menggunakan modul 2, 3, 4, 5, 6 dan Jika pelatihannya hanya diikuti oleh calon fasilitator dari kelompok pelaku media saja (termasuk jurnalis warga) atau yang hendak memfasilitasi mereka, maka pelatihan hanya menggunakan modul 2,3,4,5,6,dan 7 3. Jika pelatihan diikuti oleh calon fasilitator yang berasal atau hendak memfasilitasi kedua kelompok di atas bersama-sama, maka pelatihan menggunakan semua modul yakni 2,3,4,5,6,7, dan 8 TUJUAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Meningkatkan wawasan, kapasitas dan ketrampilan teknis Fasilitator (peserta) terkait standar pelayanan pada sektor pendidikan dasar, kesehatan ibu dan anak serta perijinan usaha; kaitannya dengan sektor dalam program Kinerja; kebijakan standar pelayanan dan hak warga; prinsip tata kelola pemerintahan yang digunakannya, peran masyarakat dan media di dalam advokasi dan pengawasan serta metode dan teknis advokasi dan pengawasan oleh masyarakat dan media. Selain itu melalui sharing pengetahuan dalam pelatihan peserta diharapkan dapat menyerap pengetahuan dan praktek baik dari forum pelatihan tersebut. Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, para peserta memiliki kemampuan mendampingi dan memberi bantuan teknis kepada forum, kelompok masyarakat sipil, media dan jurnalis warga di daerah mitra KINERJA USAID. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan: 1. Mampu menjelaskan tentang standar pelayanan, kebijakan dan regulasinya serta prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang digunakannya. 2. Memahami metode dan teknik advokasi dan pengawasan serta 3. Memahami teknik produksi konten dan penggunaan variasi media untuk mendukung advokasi dan pengawasan 4. Mampu mendampingi forum multi pihak didalam melaksanakan advokasi bagi peningkatan mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan 5. Mampu mendampingi dan memberikan bantuan teknis bagi kelompok media dan jurnalis warga didalam mendukung advokasi dan pengawasan bagi peningkatan mutu pelayanan publik. MATERI Secara keseluruhan isi modul ini dibagi 7 (tujuh) pokok bahasan yang dibagi menjadi 3 (tiga) hari, adapun pembagian hari tersebut adalah: Hari 1 Pengantar 1 X 45 menit 12

15 Materi 1: Standar Pelayanan 3 X 45 Menit Materi 2: Relevansi dengan paket Kinerja 3 X 45 menit Materi 3: Kebijakan dan regulasi standar Hari 2 Pelayanan 3 X 45 menit Materi 4: Penerapan prinsip tata kelola 4 X 45 menit Materi 5: Peran masyarakat dan dukungan media dalam advokasi dan pengawasan 4 X 45 menit Hari 3 Materi 6: Teknik dan Strategi Penggunaan Media bagi advokasi dan pengawasan 6 X 45 menit Materi 7: Metode dan teknis advokasi dan pengawasan oleh masyarakat 6 X 45 menit Selain penjelasan di atas, guna memperjelas setiap BAB dan topik utama serta detail topik dari substansi modul yang disusun, maka dapat lihat penjelasan pada tabel di bawah ini: BAB Topik Utama Detil Topik Waktu Referensi /Pustaka Bahan/ Material I Pengantar Tujuan Penyusunan, Sistematika dan Cara penggunaaan Modul Pokok bahasan Sasaran dan Pengguna Modul Tujuan Materi Sistematika Panduan Pelaksanaan 1 X 45 menit Ppt II Standar Pelayanan Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Iklim Usaha yang Baik Standar pelayanan dan implementasinya di Indonesia Penerapan standar pelayanan dalam sektor pendidikan Penerapan standar pelayanan dalam sektor kesehatan Penerapan standar pelayanan dalam sektor iklim usaha yang baik 3 X 45 menit Dokumen regulasi tentang SPM di masing-masing sektor Ppt 13

16 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media BAB Topik Utama Detil Topik Waktu Referensi /Pustaka Bahan/ Material III Paket Program KINERJA dan Relevansinya dengan Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Paket sektor pendidikan dasar dan standar pelayanan yang digunakan Paket sektor kesehatan ibu dan anak dan standar pelayanan yang digunakan Paket sektor perijinan usaha dan standar pelayanan yang digunakan 3 X 45 menit Contoh SOP dan SPP yang telah disusun oleh Kinerja USAID Ppt IV Perundangan dan Peraturan Pelayanan Publik berbasis Standar Pelayanan dan Hak Warga untuk Mendapatkannya Peta kebijakan dan regulasi standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik Kebijakan dan regulasi sektor pendidikan dasar Kebijakan dan regulasi sektor kesehatan ibu dan anak Kebijakan dan regulasi sektor perijinan usaha Hak warga dalam pelayanan publik berbasis standar pelayanan 3 X 45 menit Dokumen regulasi terkait ppt V Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang baik bagi Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Dasar, Kesehatan Ibu Anak dan Perijinan Usaha Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, beserta indikator dan perangkat pendukungnya Penerapan prinsip tata kelola dalam sektor pelayanan publik Alat bantu tata kelola pemerintahan untuk men capai standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik Hubungan standar pelayanan dengan forum multipihak, media dan pengarusutamaan gender 3 X 45 menit Ppt; Handout 14

17 BAB Topik Utama Detil Topik Waktu Referensi /Pustaka Bahan/ Material VI Peran serta masyarakat dan dukungan media dalam advokasi dan pengawasan perbaikan mutu pelayanan publik Apa dan mengapa advokasi diperlukan Apa dan mengapa pengawasan diperlukan Keragaman advokasi oleh masyarakat Membangun kekuatan kolektif 4 X 45 menit Contoh kegiatan advokasi dan hasilnya Ppt; Handout/ BB/ Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan Cara untuk mendapatkan Dukungan Media VII Dukungan media bagi advokasi dan pengawasan mutu pelayanan publik Advokasi dan Pengawasan oleh Media Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan 6 X 45 menit Modul Pelatihan Jurnalisme Warga Menyusun siaran pers Tricks and tips teknik Pengelolaan media sosial ppt Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media mendukung advokasi dan pengawasan Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi advokasi dan pengawasan 15

18 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media BAB Topik Utama Detil Topik Waktu Referensi /Pustaka Bahan/ Material VIII Teknik Advokasi dan Pengawasan Mutu Pelayanan Publik oleh Masyarakat Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi 6 X 45 menit Panduan pelaksanaan Survei Keluhan berdasarkan Kepmenpan 13 tahun 2009 Modul Survei Keluhan yang PPt peningkatan mutu pelayanan dikembangkan publik Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan Kinerja USAID Panduan pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan IKM publik Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan berdasarkan Permenpan no 25 Tahun 2004 Panduan Pelaksanaan CRC 16

19 SISTEMATIKA Modul pendampingan SPM bidang kesehatan untuk kab/kota ini terdiri dari beberapa pokok bahasan yang disusun secara bertahap dengan mengacu pada pendekatan comprehensive planning, seperti dijelaskan dalam gambar berikut: BAB I Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik berbasis standar PELAYANAN oleh masyarakat dan media A. Pokok bahasan B. Sasaran dan Pengguna Modul C. Tujuan D. Materi E. Sistematika F. Panduan Pelaksanaan BAB II STANDAR PELAYANAN SEKTOR PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN IKLIM USAHA YANG BAIK A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses Fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Standar pelayanan dan implementasinya di Indonesia 2. Penerapan standar pelayanan dalam sektor pendidikan 3. Penerapan standar pelayanan dalam sektor kesehatan 4. Penerapan standar pelayanan dalam sektor iklim usaha sayang baik I. Lampiran 17

20 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media BAB III PAKET PROGRAM KINERJA DAN RELEVANSINYA DENGAN INDIKATOR PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran umum C. Tujuan pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan bahan F. Waktu G. Proses fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Paket sektor pendidikan dasar dan standar pelayanan yang digunakan 2. Paket sektor kesehatan ibu dan anak dan standar pelayanan yang digunakan 3. Paket sektor perijinan usaha dan standar pelayanan yang digunakan I. Lampiran BAB IV PERUNDANGAN DAN PERATURAN PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR PELAYANAN DAN HAK WARGA UNTUK MENDAPATKANNYA A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Pokok Bahasan E. Metode, Alat dan bahan F. Waktu G. Proses Fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Peta kebijakan dan regulasi standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik 2. Kebijakan dan regulasi sektor pendidikan dasar 3. Kebijakan dan regulasi sektor kesehatan ibu dan anak 4. Kebijakan dan regulasi sektor perijinan usaha 5. Hak warga dalam pelayanan publik berbasis standar pelayanan I. Lampiran 18

21 BAB V PENERAPAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK BAGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PENDIDIKAN DASAR, KESEHATAN IBU ANAK DAN PERIJINAN USAHA A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran umum C. Tujuan pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Arti penting tata kelola pemerintahan yang baik 2. Prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, beserta indikator dan perangkat pendukungnya 3. Penerapan prinsip tata kelola dalam sektor pelayanan publik 4. Alat bantu tata kelola pemerintahan untuk mencapai standar pelayanan dalam sektor pelayanan publik 5. Hubungan standar pelayanan dengan forum multipihak, media dan pengarusutamaan gender I. Lampiran BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT DAN DUKUNGAN MEDIA DALAM ADVOKASI DAN PENGAWASAN PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran umum C. Tujuan pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses fasilitasi H. Uraian Substansi 1. Apa dan mengapa advokasi diperlukan 2. Apa dan mengapa pengawasan diperlukan 3. Keragaman advokasi oleh masyarakat 4. Membangun kekuatan kolektif 5. Ruang Peran Serta Masyarakat dalam Peningkatan Mutu Pelayanan Publik 6. Dukungan media untuk advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 7. Cara untuk Mendapatkan Dukungan Media I. Lampiran 19

22 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media BAB VII TEKNIK DAN STRATEGI PENGGUNAAN MEDIA BAGI ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran umum C. Tujuan pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses fasilitasi H. Uraian substansi 1. Advokasi dan Pengawasan oleh Media 2. Jurnalis Warga dan Media Mainstream Lokal 3. Elaborasi isu mutu pelayanan publik berbasis standar pelayanan 4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan 5. Teknik produksi konten dan strategi penggunaan media mendukung advokasi dan pengawasan 6. Faktor penghambat dan pendukung dukungan media bagi advokasi dan pengawasan I. Lampiran BAB VIII TEKNIK ADVOKASI DAN PENGAWASAN MUTU PELAYANAN PUBLIK OLEH MASYARAKAT A. Pengantar B. Tujuan pembelajaran umum C. Tujuan pembelajaran khusus D. Pokok bahasan E. Metode, Alat dan Bahan F. Waktu G. Proses fasilitasi H. Uraian substansi 1. Metode advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 2. Teknik advokasi dan pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 3. Elaborasi isu standar pelayanan dalam advokasi peningkatan mutu pelayanan publik 4. Sasaran dan fokus advokasi serta pengawasan peningkatan mutu pelayanan publik 5. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan advokasi dan pengawasan I. Lampiran 20

23 PANDUAN PELAKSANAAN 1. Tahapan Persiapan: A. Peserta. Semua peserta yang terlibat merupakan peserta yang berasal dari fasilitator, grup masyarakat sipil, LSM, pelaku media baik profesional maupun jurnalis warga atau kelompok lain, namun bersedia memfasilitasi advokasi dan pengawasan yang hendak dilakukan oleh program (tertentu). Peserta dapat pula berasal dari internal program Kinerja USAID, maupun program-program serupa yang mendukung dilaksanakannya advokasi terhadap pelayanan publik. B. Pelaksanaan. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari dengan ketentuan beberapa hal seperti diuraikan di bawah ini: Tempat dan desain ruang pelatihan. Tempat menyesuaikan untuk kapasitas sekitar 30 orang dengan desain kursi melingkar atau U-shape. Flipchart diletakkan di bagian depan samping, papan tulis (whiteboard) dibagian depan samping berlawanan dengan flipchart. Materi dan pemateri. Materi secara umum terdiri dua hal yakni substansial terkait standar pelayanan dan teknik serta metode advokasi dan pengawasan. Pemateri untuk modul 1,2 dan 3 diharapkan nara sumber yang fasih dengan isu dimaksud. Pemateri modul 4,5,6, dan 8 dapat dilakukan oleh fasilitator, jika memang tidak menyediakan pemateri khusus. Untuk pemateri modul 7 adalah nara sumber yang memiliki kualifikasi sebagai jurnalis atau editor/redaktur. Alat bantu pelatihan. Pelatihan ini menggunakan alat bantu berupa LCD proyektor dan laptop untuk penyampaian materi pelatihan, diluar itu flipchart dan kertas plano serta spidol juga disiapkan untuk sesi diskusi curah pendapat dan diskusi kelompok. Fasilitator. Seluruh sesi di dalam pelatihan akan dipandu oleh fasilitator. Ada baiknya jumlah fasilitator untuk pelaksanaan selama 3 hari minimal dua orang yakni, fasilitator dan co-fasilitator. Fasilitasi dapat dilakukan secara bergantian antar sesi. Untuk sesi-sesi yang sudah lebih bersifat teknis dapat ditangani secara bersamaan. Ice breaking. Hendaknya fasilitator menyiapkan sesi ice breaking dengan menyiapkan game sederhana atau sekedar gerakan sederhana untuk pelepas penat. C. Dokumen modul dan bahan-bahan pendukung sebaiknya disampaikan terlebih dahulu kepada peserta. 2. Tahap Pelatihan: A. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari lebih kurang. Jika peserta berasal dari dua kelompok yakni masyarakat sipil dan media, maka pelatihan akan berlangsung 21

24 BAB I - Uraian Singkat Tentang Modul Metode dan Teknik Advokasi dan Pengawasan Peningkatan Mutu Pelayanan Publik Berbasis Standar Pelayanan oleh Masyarakat dan Media selama 3 hari penuh. Namun jika hanya satu kelompok saja, maka pelaksanaan akan memakan waktu 2,5 hari saja. B. Secara umum setiap alur dalam pembahasan modul memiliki pola yang sama, yakni penyampaian materi, diskusi dan curah pendapat dan diakhiri oleh diskusi kelompok, presentasi dan pembahasan hasil. Untuk modul dalam Bab VII dan VIII tambahan metode yakni bermain peran dilaksanakan. C. Metode Penyampaian Pelatihan ini merupakan pelatihan bagi orang dewasa sehingga pendekatan yang digunakan adalah menempatkan peserta sebagai orang yang memiliki pengetahuan, meskipun diyakini kualitas pengetahuan berbeda-beda. Metode penyampaian ini dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yakni membuka seluas mungkin partisipasi dan peran aktif peserta untuk terlibat dalam diskusi, curah pendapat maupun penyampaian materi. Untuk mempersempit jurang pemahaman antar peserta ada baiknya materi pendukung (bahan bacaan) telah terlebih dahulu disampaikan kepada peserta, sehingga mereka dapat membaca terlebih dahulu. Metode umum yang digunakan dalam pelatihan ini secara berturut-turut adalah sebagai berikut: Pembukaan. Setiap pembukaan sesi, fasilitator menerangkan apa tema sesi pelatihan ini, apa tujuan pencapaiannya serta apa yang diharapkan dari peserta... untuk menghindari dominasi peserta tertentu yang kerap berbicara, tanpa memperhatikan peserta yang lain meta plan dapat digunakan untuk menjaring opini atau pendapat masing-masing peserta. pada masing-masing sesi. Fasilitator juga menyampaikan hal-hal teknis seperti waktu yang digunakan, metode penyampaian, serta kontrak sosial yang bisa disepakati (kontrak social dilakukan satu kali pada saat awal pelatihan, umumnya meliputi kesepakatan waktu, penggunaan telepon selular/suara, merokok, waktu istirahat, penggunaan kata-kata sulit). Pada awal pelatihan fasilitator hendaknya juga menggunakan waktu untuk melaksanakan sesi perkenalan. Sesi ini ini ditujukan untuk mencairkan suasana sekaligus memperakrab hubungan antar peserta, terutama pada saat diskusi dan curah pendapat serta diskusi kelompok. Tutorial. Tutorial yang disampaikan dalam bentuk penyampaian materi dilakukan oleh nara sumber ataupun 22

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STANDAR

Lebih terperinci

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Disampaikan dalam Acara: Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah Pekanbaru, 27 Maret 30 Maret 2012 oleh: Asisten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang. kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang. kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan pemerintah daerah yang sebelumnya cenderung

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara

Lebih terperinci

Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA

Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA Seri Pembelajaran dari USAID-KINERJA 2014 KATA PENGANTAR Peningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandat yang diamanatkan dalam berbagai peraturan

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SINGKIL DAN TIM KOORDINASI PEMBANGUNAN PENDIDIKAN ACEH TENTANG DUKUNGAN PROGRAM SEDIA UNTUK PENGUATAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SINGKIL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

Fiel Trip Coaching PRAKTEK KERJA PENDAMPINGAN Service Standard Sektor Prioritas Pendidikan

Fiel Trip Coaching PRAKTEK KERJA PENDAMPINGAN Service Standard Sektor Prioritas Pendidikan LAPORAN Fiel Trip Coaching PRAKTEK KERJA PENDAMPINGAN Service Standard Sektor Prioritas Pendidikan Kabupaten Bulukukumba ke Kabupaten Sukabumi Jawa Barat Program KINERJA USAID Kerjasama Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK Dr. M. Zawawi, M.Pd Universitas Indo Global Mandiri Palembang Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Manajemen Pelayanan Publik Kode Mata Kuliah : Semester/ TA : Ganjil Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa

PB 7. BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa PB 7 BUMDes dan Pengembangan Ekonomi Desa SPB 7.1. Potensi dan Aset Ekonomi Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan keterkaitan partisipasi warga pada perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

PB 1. Visi Undang-undang Desa

PB 1. Visi Undang-undang Desa PB 1 Visi Undang-undang Desa SPB 1.1. Visi Perubahan Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan visi UU Desa tentang perubahan desa yang maju, kuat, mandiri, berkeadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta BUKU RENCANA BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG 8.1 PERAN SERTA MASYARAKAT Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER

MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER MODUL PENGEMBANGAN FORUM MULTI STAKEHOLDER (FMS) DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS STANDAR DAN RESPONSIF GENDER Seri Hikmah Pembelajaran dari USAID-KINERJA 2014 KATA PENGANTAR Peningkatan

Lebih terperinci

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013

PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013 PJM UNIVERSITAS BRAWIJAYA Refreshing Auditor AIM Siklus 12 Tanggal 5 Juni 2013 LATAR BELAKANG Aparatur merupakan kunci keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan Citra pengelolaan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar 2005-2025 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Di era otonomi daerah, salah satu prasyarat penting yang harus dimiliki dan disiapkan setiap daerah adalah perencanaan pembangunan. Per definisi, perencanaan sesungguhnya adalah

Lebih terperinci

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Periode 2014-2019 merupakan pembangunan jangka menengah tahap ketiga yang berpijak pada visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA Kualitas SNP (Isi, Kompetensi Lulusan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Penilaian, Proses, Biaya) SPM

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Aspek Kajian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Biro Organisasi terdapat beberapa

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 263/Dik-1/2010 T e n t a n g

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI e-locker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah)

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI e-locker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah) LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI elocker Pelayanan Publik (Bagian Organisasi Sekretariat Daerah) 1 Lab. Inovasi : KOTA PONTIANAK 2 Nama Instansi/SKPD : Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat dari kurun waktu ke waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian bahwa, mampu mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 92.

RechtsVinding Online. Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Pasal 92. PELUANG DAN TANTANGAN PELAKSANAAN KONSULTASI PUBLIK DALAM PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG USUL INISIATIF DPR Oleh: Khopiatuziadah, S.Ag., M.A., LL.M. * Konsultasi publik sebagai

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL

PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL MODUL BIMBINGAN TEKNIS Penyelenggaraan Pendidikan Keluarga pada Satuan Pendidikan (Sasaran Tahun 2016: 60 Kab/Kota) PENDIDIKAN KELUARGA DI ERA DIGITAL Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat

Lebih terperinci

MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN

MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN MODUL PELATIHAN MANAJEMEN DAN TEKNIS PENDAMPING KAWASAN PERDESAAN i ii Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi iii MODUL PELATIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi

Lebih terperinci

8. Unit Organisasi Layanan Campuran adalah unit organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan secara internal dan eksternal.

8. Unit Organisasi Layanan Campuran adalah unit organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan secara internal dan eksternal. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, menimbang

Lebih terperinci

PARTISIPASI WARGA UNTUK REFORMASI BIROKRASI SEKTOR PENDIDIKAN

PARTISIPASI WARGA UNTUK REFORMASI BIROKRASI SEKTOR PENDIDIKAN PARTISIPASI WARGA UNTUK REFORMASI BIROKRASI SEKTOR PENDIDIKAN Sebuah catatan kegiatan jaringan kelompok masyarakat sipil dalam melakukan pengawasan terhadap Pelayanan Sekolah di Kota Bandung Diterbitkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION SERI REKAMAN DOKUMEN UNIT KERJA TA. 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION PUSAT PENGKAJIAN SISTEM DAN TEKNOLOGI PENGAWASAN Jl. Gajah Mada No.

Lebih terperinci

Pencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri

Pencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri Kurikulum Pelatihan Pencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri I. Dasar Pemikiran Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik

PB 6. Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik PB 6 Demokratisasi Tata Kelola Desa dan Ruang Publik SPB 6.1. Demokratisasi dan Tata Kelola Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang hakekat tata kelola kelembagaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam Pendahuluan Sejalan dengan semakin meningkatnya dana yang ditransfer ke Daerah, maka kebijakan terkait dengan anggaran dan penggunaannya akan lebih

Lebih terperinci

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa

PB 10. Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa PB 10 Peran dan Komitmen Tenaga Ahli Pendampingan Implementasi UU Desa 1 SPB 10.1. Kecakapan Komunikasi Sosial Tenaga Ahli Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu: 1. Memahami kecakapan

Lebih terperinci

Desentralisasi dan Otonomi Daerah:

Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Desentralisasi dan Otonomi Daerah: Teori, Permasalahan, dan Rekomendasi Kebijakan Drs. Dadang Solihin, MA www.dadangsolihin.com 1 Pendahuluan Diundangkannya UU 22/1999 dan UU 25/1999 merupakan momentum

Lebih terperinci

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat

PB 5. Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat PB 5 Pembangunan Desa Dan Partisipasi Masyarakat SPB 5.1 Peran Masyarakat Dalam Musyawarah Desa Tujuan Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Mampu menjelaskan Musyawarah Desa sebagai bentuk

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN DAN PENETAPAN CAPAIAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan PANDUAN Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Disusun oleh Tim Pengembang Lembaga (TPL) LPMP/ BDK Klaster II BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH A. Pendahuluan. KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH Dra. Sumartini. Setiap undang-undang dapat dikategorikan sebagai salah satu elemen yang menentukan atau penyebab terjadinya suatu perubahan. Hal ini

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan pelayanan sarana kesehatan dasar khususnya Puskesmas kepada

Lebih terperinci

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF 18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN R.I DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.147/Dik-2/2012

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI) TENTANG FOINI Freedom of Information Network Indonesia (FOINI) merupakan jaringan organisasi masyarakat sipil dan individu yang intensif

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 21 Maret 2011 Kepada, Nomor : 050 / 883 / SJ Yth. 1. Gubernur. Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota. Lamp : Satu berkas di - Hal : Pedoman Penyusun Program

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 78/Permentan/OT.140/12/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 78/Permentan/OT.140/12/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 78/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah meletakkan titik berat otonomi pada daerah kabupaten dan daerah kota dengan tujuan untuk lebih mendekatkan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

Pedoman Teknis Fasilitasi Maklumat Pelayanan untuk Fasilitas Pelayanan Emergensi Ibu dan Bayi Baru Lahir

Pedoman Teknis Fasilitasi Maklumat Pelayanan untuk Fasilitas Pelayanan Emergensi Ibu dan Bayi Baru Lahir Pedoman Teknis Fasilitasi Maklumat Pelayanan untuk Fasilitas Pelayanan Emergensi Ibu dan Bayi Baru Lahir Edisi 1, September 2014 Pokja FMM Perjanjian Kerjasama Maklumat Pelayanan Monitoring Pelayanan 1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR WALIKOTA SAMARINDA PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DAN ETIKA PELAYANAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.18 - Desember 2013 Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak Masalah dan Peluang Provinsi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I

Lebih terperinci